Bobo Generation Wave Bernyanyi Melawan Tirani 4 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Sosok | 11 Bobo...

1
Sosok | 11 SENIN, 4 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Bobo Generation Wave Bernyanyi Melawan Tirani J ARI jemarinya tidak tenang. Setiap saat, pe- muda yang memperke- nalkan diri bernama Bobo itu memilin-milin kertas aluminium yang diambil dari bungkus rokoknya. Pada awal perbincangan, wajahnya ter- lihat tegang. “Memang harus hati-hati. Saya percaya kalau di Indonesia memang tidak akan ditangkap oleh mereka (intilijen Burma). Tetapi nanti mereka akan mempersulit hidup ke- luarga saya di Burma,” ungkap Bobo, ketika berbincang de- ngan Media Indonesia di Jakarta, akhir pekan lalu. Bobo terasa seperti nama yang lucu. “Bukan nama sebe- narnya,” katanya. Ya, pemuda berusia 23 tahun yang ter- gabung dalam gerakan aktivis antimiliter Burma, Generation Wave, itu memang menyembu- nyikan jati dirinya. Ia yang da- tang bersama Linau, rekannya di Generation Wave, bahkan enggan untuk dipotret. “Karena nanti bisa terlacak intelijen militer Burma,” ung- kap Bobo yang fasih berbahasa Inggris itu. Meski akhirnya, de- ngan alasan keperluan keleng- kapan penulisan, mereka mau juga dipotret. Namun, Bobo mensyaratkan agar wajah me- reka tak terpampang jelas-jelas. Plus pengambilan gambar tidak dilakukan di ruang publik. Syarat itu tak pernah berubah, pun dalam sejumlah wawancara dengan media internasional semisal BBC. Se- mua anggota Generation Wave menjaga ketat identitas mere- ka, termasuk nama. Kegiatan mereka melawan penindasan di Burma hanya tersiar dalam rentetan kalimat. Paling-paling Generation Wave adalah kelompok anak muda Burma yang suka musik hip hop. Lewat jalan damai, mereka berdedikasi menggulingkan pemerintah militer. AP/EVAN AGOSTINI Eri Anugerah HATI perancang busana Ghea Panggabean tengah bungah. Kolaborasi peragaan busana karyanya bersama seniman tari Martinus Miroto memukau sekitar 500 penonton yang ha- dir pada acara The Splendour of Indonesia di Hotel Sheraton, Roma, Kamis (30/9) malam. Ajang itu berhasil menarik perhatian di sela-sela ingar bingar Milan Fashion Week di Kota Milan, Italia. Selain dihadiri pengamat mode dan pengusaha busana, pergelaran Ghea juga meng- hasilkan pembelian lang- sung dari kaum fashionista Italia. “Sangat indah,” ujar Nathalie Gavotti Di Cas- tellaro, salah satu warga Roma yang merasa kagum dengan keindahan busana rancangan Ghea Pang- gabean yang di- padu- kan de- ngan pe- nampilan seniman tari Mo- nique Basalamah dan Miroto yang membawakan tarian Spirit of Java. Pertunjukan kesenian Indo- nesia itu digelar dalam rangka memperingati HUT ke-65 RI yang diadakan KBRI Roma. Hal yang sama juga disampaikan Arturo Cerulli dari Comune di Monte Argentario, pejabat kepala daerah di kota pinggir pantai Italia yang berharap bisa mengadakan acara serupa di daerahnya. “Saya berharap bisa juga mempromosikan Indonesia di Monte Artentario, salah satu daerah tujuan wisata di Italia,” kata pria yang beristrikan wa- nita asal Indonesia itu. (Sic/Ant/M-1) DEMI KEAMANAN: Dua aktivis Generation Wave asal Burma di Jakarta, Kamis (30/9). Dalam sesi pemotretan, mereka meminta agar wajah mereka tidak diperlihatkan demi keamanan. Ghea Panggabean Memukau di Roma MI/SUSANTO ditangkap.” Generasi Wave memiliki 50 anggota yang terdiri dari berbagai kelompok etnik di Burma. Syarat menjadi anggota memang ketat. Batas usia mi- nimal 17 tahun dan maksimal 35 tahun tidak bisa ditawar. Plus, harus siap dengan se- gala risiko, termasuk dipenjara. “Sebagian besar teman-teman sudah ditangkap militer,” ung- kap Bobo. Dia sendiri hampir ditangkap tahun lalu. “Saya masuk dalam daftar orang yang diburu oleh rezim militer. Polisi sering da- tang ke rumah orang tua dan menanyakan informasi kepada tetangga saya. Memang polisi tidak melakukan apa-apa ke- pada keluarga saya. Tetapi, me- reka (polisi) mengawasi rumah saya terus-menerus.” Bobo menuturkan ia harus berhati-hati di mana pun di- rinya tinggal dan selalu meme- riksa apa ada orang membuntu- tinya. Ia dan beberapa anggota Generation Wave kini tinggal di sebuah tempat yang mere- ka anggap aman, di sebuah wilayah perbatasan. Barang- kali, kecemasan itu terbawa ke mana pun dia pergi, termasuk saat ke Indonesia. Sebenarnya apa yang dike- hendaki dengan gerakan Ge- neration Wave? “Kami ingin membuat beberapa perubah- an di Burma. Sebab, politik, ekonomi, dan pendidikan ne- geri kami tertinggal jauh ketim- bang negara-negara lainnya. Kami akan lakukan apa pun yang kami harus lakukan, un- tuk mengubah negeri. Tanpa kekerasan, dengan melakukan berbagai kegiatan sosial dan kampanye musik,” tandas Bobo. (*/M-4) [email protected] simbol grati Generation Wave menghiasi artikel-artikel terse- but. Penuh risiko Generation Wave berawal dari kenyataan yang pahit di Burma. Mereka tumbuh dari gerakan revolusi jingga pada 2007, ketika unjuk rasa yang dipimpin para biksu berjubah jingga, dilawan dengan keke- rasan oleh militer Burma. Or- ganisasi ini pun didedikasikan untuk mengusir junta melalui mobilisasi pemuda nonkeke- rasan. Bobo, pekan lalu, berada di Jakarta sebagai bagian dari upaya untuk mendapatkan du- kungan dari pemerintah Asia agar membantu menurunkan tekanan rezim berkuasa di Burma. Sehingga, akan lahir demokrasi di negara tersebut. “Kami ingin semua pemerintah di Asia untuk mengambil tin- dakan konkret untuk menekan Myanmar,” katanya. Junta Birma sendiri baru saja mengundangkan RUU Pemilu yang melarang ra- tusan ribu orang berpartisi- pasi dalam pemilu, termasuk setidaknya 2.200 tahanan poli- tik dan terkemuka pemimpin prodemokrasi Aung San Suu Ky. Termasuk anak-anak muda yang tergabung dalam Gene- ration Wave. Mereka memang sudah lama dikenal sebagai pembangkang oleh pemerintah berkuasa. “Kami aktivis. Kami mengi- rim pesan kepada masyarakat dengan berbagai cara yang berbeda. Hip hop adalah salah satu alat kami untuk mengi- rim berbagai pesan itu. Kami juga menggunakan media lain, seperti pamflet, poster, atau grafiti,” ungkap Bobo mem- buka perbincangan. Semua itu dilakukan demi menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk lahirnya demokrasi di negeri Aung Sang Kyi itu. Proanak muda Cara yang mereka lakukan memang akrab dengan kehi- dupan anak muda. “Banyak anak muda yang tertarik de- ngan lagu-lagu Generation Wave. Ini pertanda bagus karena generasi muda tidak mengerti tentang politik nege- rinya sendiri seperti penyalah- gunaan hak dan ketaksetaraan masyarakat,” kata Bobo yang bersama rekan-rekannya per- nah merilis album musik itu. Ia mengungkapkan, album itu memang bicara tentang upa- ya membangkitkan kesadaran berdemokrasi. “Album itu sen- diri dirilis dengan bergerilya. Karena, siapa pun yang men- dengarkan atau memiliki, jika ketahuan pihak militer, bakal TEKAD supermodel Heidi Klum untuk berhenti men- jadi salah satu bintang iklan Victoria`s Secret telah bulat. Perusahaan pakaian dalam asal Amerika Serikat itu juga sudah memberikan konrmasi atas keputus- an Klum. Jadi pada pameran fesyen tahunan No- vember men- datang, istri penyanyi Seal itu tak akan terlihat lagi. Heidi yang kini berusia 37 tahun itu telah bekerja untuk Victoria’s Secret selama 13 tahun. “Semua yang baik harus berakhir. Aku akan selalu men- cintai Victoria`s Secret. Itu telah menjadi saat yang sungguh luar biasa,” kata ibu empat anak itu kepada New York Post di Paris, selama Paris Fashion Week berlangsung. Ed Razek, Presiden dan Kepala Pemasaran Limited Brands, dalam satu pernyataan- nya berkomentar,” Heidi akan selalu jadi bidadari.” Tak ada alasan yang dibe- rikan mengenai keputusan untuk keluar dari Victoria`s Secret tersebut. Namun, Heidi diperkirakan bakal mengalih- kan perhatiannya pada proyek lain termasuk perannya seba- gai pembawa acara tayangan realitas rancangan mode TV Project Runway. (Sic/Ant/People/M-1) Heidi Klum Pensiun dari Victoria’s Secret MI/ADAM DWI PUTRA

Transcript of Bobo Generation Wave Bernyanyi Melawan Tirani 4 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Sosok | 11 Bobo...

Page 1: Bobo Generation Wave Bernyanyi Melawan Tirani 4 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Sosok | 11 Bobo Generation Wave Bernyanyi Melawan Tirani J ARI jemarinya tidak tenang. Setiap saat, pe-muda

Sosok | 11 SENIN, 4 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Bobo Generation Wave

Bernyanyi Melawan Tirani

JARI jemarinya tidak tenang. Setiap saat, pe-muda yang memperke-nalkan diri bernama

Bobo itu memilin-milin kertas aluminium yang diambil dari bungkus rokoknya. Pada awal perbincangan, wajahnya ter-lihat tegang. “Memang harus hati-hati. Saya percaya kalau di Indonesia memang tidak akan ditangkap oleh mereka (intilijen Burma). Tetapi nanti mereka akan mempersulit hidup ke-luarga saya di Burma,” ungkap Bobo, ketika berbincang de-ngan Media Indonesia di Jakarta, akhir pekan lalu.

Bobo terasa seperti nama yang lucu. “Bukan nama sebe-narnya,” katanya. Ya, pemuda berusia 23 tahun yang ter-gabung dalam gerakan aktivis antimiliter Burma, Generation Wave, itu memang menyembu-nyikan jati dirinya. Ia yang da-tang bersama Linau, rekannya di Generation Wave, bahkan enggan untuk dipotret.

“Karena nanti bisa terlacak intelijen militer Burma,” ung-kap Bobo yang fasih berbahasa Inggris itu. Meski akhirnya, de-ngan alasan keperluan keleng-kapan penulisan, mereka mau juga dipotret. Namun, Bobo mensyaratkan agar wajah me-reka tak terpampang jelas-jelas. Plus pengambilan gambar tidak dilakukan di ruang publik.

S y a r a t i t u t a k p e r n a h berubah, pun dalam sejumlah wawancara dengan media internasional semisal BBC. Se-mua anggota Generation Wave menjaga ketat identitas mere-ka, termasuk nama. Kegiatan mereka melawan penindasan di Burma hanya tersiar dalam rentetan kalimat. Paling-paling

Generation Wave adalah kelompok anak muda Burma yang suka musik hip hop. Lewat jalan damai, mereka berdedikasi menggulingkan pemerintah militer.

AP/EVAN AGOSTINI

Eri Anugerah

HATI perancang busana Ghea Panggabean tengah bungah. Kolaborasi peragaan busana karyanya bersama seniman tari Martinus Miroto memukau sekitar 500 penonton yang ha-dir pada acara The Splendour of Indonesia di Hotel Sheraton, Roma, Kamis (30/9) malam.

Ajang itu berhasil menarik perhatian di sela-sela ingar bingar Milan Fashion Week di Kota Milan, Italia.

Selain dihadiri pengamat mode dan pengusaha busana, pergelaran Ghea juga meng-hasilkan pembelian lang-sung dari kaum fashionista Italia. “Sangat indah,” ujar Nathalie Gavotti Di Cas-tellaro, salah satu warga Roma yang merasa kagum

dengan keindahan busana rancangan Ghea Pang-gabean yang di-

padu-k a n d e -ngan p e -

nampilan seniman tari Mo-nique Basalamah dan Miroto yang membawakan tarian Spirit of Java.

Pertunjukan kesenian Indo-nesia itu digelar dalam rangka memperingati HUT ke-65 RI yang diadakan KBRI Roma. Hal yang sama juga disampaikan Arturo Cerulli dari Comune di Monte Argentario, pejabat kepala daerah di kota pinggir pantai Italia yang berharap bisa mengadakan acara serupa di daerahnya.

“Saya berharap bisa juga mempromosikan Indonesia di Monte Artentario, salah satu daerah tujuan wisata di Italia,”

kata pria yang beristrikan wa-nita asal Indonesia itu.(Sic/Ant/M-1)

DEMI KEAMANAN: Dua aktivis Generation Wave asal Burma di Jakarta, Kamis (30/9). Dalam sesi pemotretan, mereka meminta agar wajah mereka tidak diperlihatkan demi keamanan.

Ghea Panggabean

Memukau di Roma

MI/SUSANTO

ditangkap.”Generasi Wave memiliki

50 anggota yang terdiri dari berbagai kelompok etnik di Burma. Syarat menjadi anggota memang ketat. Batas usia mi-nimal 17 tahun dan maksimal 35 tahun tidak bisa ditawar. Plus, harus siap dengan se-gala risiko, termasuk dipenjara. “Sebagian besar teman-teman sudah ditangkap militer,” ung-kap Bobo.

Dia sendiri hampir ditangkap tahun lalu. “Saya masuk dalam daftar orang yang diburu oleh rezim militer. Polisi sering da-tang ke rumah orang tua dan menanyakan informasi kepada tetangga saya. Memang polisi tidak melakukan apa-apa ke-pada keluarga saya. Tetapi, me-reka (polisi) mengawasi rumah saya terus-menerus.”

Bobo menuturkan ia harus berhati-hati di mana pun di-rinya tinggal dan selalu meme-riksa apa ada orang membuntu-tinya. Ia dan beberapa anggota Generation Wave kini tinggal di sebuah tempat yang mere-ka anggap aman, di sebuah wilayah perbatasan. Barang-kali, kecemasan itu terbawa ke mana pun dia pergi, termasuk saat ke Indonesia.

Sebenarnya apa yang dike-hendaki dengan gerakan Ge-neration Wave? “Kami ingin membuat beberapa perubah-an di Burma. Sebab, politik, ekonomi, dan pendidikan ne-geri kami tertinggal jauh ketim-bang negara-negara lainnya. Kami akan lakukan apa pun yang kami harus lakukan, un-tuk mengubah negeri. Tanpa kekerasan, dengan melakukan berbagai kegiatan sosial dan kampanye musik,” tandas Bobo. (*/M-4)

[email protected]

simbol grafi ti Generation Wave menghiasi artikel-artikel terse-but.

Penuh risikoGeneration Wave berawal

dari kenyataan yang pahit di Burma. Mereka tumbuh dari gerakan revolusi jingga pada 2007, ketika unjuk rasa yang dipimpin para biksu berjubah jingga, dilawan dengan keke-rasan oleh militer Burma. Or-ganisasi ini pun didedikasikan untuk mengusir junta melalui mobilisasi pemuda nonkeke-

rasan.Bobo, pekan lalu, berada di

Jakarta sebagai bagian dari upaya untuk mendapatkan du-kungan dari pemerintah Asia agar membantu menurunkan tekanan rezim berkuasa di Burma. Sehingga, akan lahir demokrasi di negara tersebut. “Kami ingin semua pemerintah di Asia untuk mengambil tin-dakan konkret untuk menekan Myanmar,” katanya.

Junta Birma sendiri baru saja mengundangkan RUU Pemilu yang melarang ra-

tusan ribu orang berpartisi-pasi dalam pemilu, termasuk setidaknya 2.200 tahanan poli-tik dan terkemuka pemimpin prodemokrasi Aung San Suu Ky. Termasuk anak-anak muda yang tergabung dalam Gene-ration Wave. Mereka memang sudah lama dikenal sebagai pembangkang oleh pemerintah berkuasa.

“Kami aktivis. Kami mengi-rim pesan kepada masyarakat dengan berbagai cara yang berbeda. Hip hop adalah salah satu alat kami untuk mengi-

rim berbagai pesan itu. Kami juga menggunakan media lain, seperti pamflet, poster, atau grafiti,” ungkap Bobo mem-buka perbincangan. Semua itu dilakukan demi menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk lahirnya demokrasi di negeri Aung Sang Kyi itu.

Proanak mudaCara yang mereka lakukan

memang akrab dengan kehi-dupan anak muda. “Banyak anak muda yang tertarik de-ngan lagu-lagu Generation

Wave. Ini pertanda bagus karena generasi muda tidak mengerti tentang politik nege-rinya sendiri seperti penyalah-gunaan hak dan ketaksetaraan masyarakat,” kata Bobo yang bersama rekan-rekannya per-nah merilis album musik itu.

Ia mengungkapkan, album itu memang bicara tentang upa-ya membangkitkan kesadaran berdemokrasi. “Album itu sen-diri dirilis dengan bergerilya. Karena, siapa pun yang men-dengarkan atau memiliki, jika ketahuan pihak militer, bakal

TEKAD supermodel Heidi Klum untuk berhenti men-jadi salah satu bintang iklan Victoria`s Secret telah bulat. Perusahaan pakaian dalam asal Amerika Serikat itu juga sudah memberikan konfi rmasi atas keputus-an Klum.

Jadi pada pameran fesyen tahunan No-

vember men-datang, istri

penyanyi

Seal itu tak akan terlihat lagi. Heidi yang kini berusia 37 tahun itu telah bekerja untuk Victoria’s Secret selama 13 tahun.

“Semua yang baik harus berakhir. Aku akan selalu men-cintai Victoria`s Secret. Itu telah menjadi saat yang sungguh luar biasa,” kata ibu empat anak itu kepada New York Post di Paris, selama Paris Fashion Week berlangsung.

Ed Razek, Presiden dan Kepala Pemasaran Limited Brands, dalam satu pernyataan-nya berkomentar,” Heidi akan selalu jadi bidadari.”

Tak ada alasan yang dibe-rikan mengenai keputusan untuk keluar dari Victoria`s Secret tersebut. Namun, Heidi diperkirakan bakal mengalih-kan perhatiannya pada proyek lain termasuk perannya seba-gai pembawa acara tayangan realitas rancangan mode TV Project Runway.(Sic/Ant/People/M-1)

Heidi Klum

Pensiun dari Victoria’s Secret

MI/ADAM DWI PUTRA