Blok 5-Dislokasi Pada Sendi Rahang

download Blok 5-Dislokasi Pada Sendi Rahang

of 8

description

Makalah PBL

Transcript of Blok 5-Dislokasi Pada Sendi Rahang

Dislokasi pada Sendi Rahang

Fina Agustiani Liaw

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana-102013081

[email protected]

AbstrakDislokasi pada rahang bawah melibatkan sendi temporomandibula joint, otot massater, fossa glenoidalis, prossesus kondiloideus, rongga synovial,diskus artikularis dan berbagai ligamen. Dislokasi ini disebabkan karena tertawa sambil membuka mulutnya terlalu lebar sehingga mulutnya tidak bisa menutup karena terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya. Otot masseter ini yang mengerakkan os.mandibula untuk membuka dan menutup dan juga dibantu dengan sendi temporomandibula joint. Didalam dislokasi ini juga terdapat peran mekanisme kontraksi otot.Kata kunci: Dislokasi, Temporomandibula JointAbstractDislocation of the mandible involving the temporomandibular joints, muscles massater, glenoid fossa, prossesus kondiloideus, synovial cavity, articular disc and a variety of ligaments. This dislocation caused by laughing as he opened his mouth too wide so his mouth can not close because of the release of a joint from its proper place. The masseter muscle is using os.mandibula to open and close and also assisted with the joint temporomandibular joint. In this dislocation there is also the role of the mechanism of muscle contraction.Keywords: Dislocation, temporomandibula jointPendahuluanDalam skenario ke-5 yang membahas mengenai seorang laki laki usia 25 tahun yang diantar temannya ke dokter dengan keluhan tidak bisa menutup mulutnya sejak 20 menit yang lalu. Dari anamnesis didapatkan bahwa sebelumnya pasien bercanda dengan teman temannya dan tertawa sambil membuka mulutnya dengan lebar. Pada pemeriksaan didapatkan dislokasi pada sendi rahang.Dislokasi ialah terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya. Seorang yang tidak bisa mengatupkan mulut kembali sehabis membuka mulutnya, adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya.Dislokasi sering terjadi pada olahragawan adalah sendi bahu dan sendi pinggul (paha), karena terpeleset pada tempatnya, maka sendi itu menjadi macet. Selain macet juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang telah mengalami dislokasi, ligamen ligamennya biasanya menjadi kendur.akibatnya, sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali. Apabila dislokasi tersebut disertai dengan patah tulang pembetulannya menjadai sulit dan harus dikerjakan di rumah sakit. Dislokasi juga bisa terjadi pada sendi rahang karena menguap atau tertawa terlalu lebar, terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, dll.Temporomandibula JointPada sebagian besar kasus, dislokasi terjadi secara spontan saat membuka mulut terlalu lebar, misalnya menguap, berteriak, makan, bernyanyi atau pada saat perawatan gigi. Penderita dengan fosa mandibula yang dangkal dan kepala kondilus tidak berkembang dengan baik, merupakan farktor predisposisi terjadinya dislokasi. 1Dislokasi pada sendi rahang berhubungan dengan sendi temporomandibula joint. Sendi temporomandibuler joint (TMJ) adalah persendian dari kondilus mandibula dengan fosa gleinodalis dari tulang temporal. Sendi temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks, sendi ini dapat membuka dan menutup seperti sebuah engsel, juga bergeser ke depan dan ke belakang, serta bergeser dari sisi yang satu ke sisi yang lainnya. Kelainan sendi temporomandibula disebut dengan disfungsi temporomandibular. Salah satu gejala kelainan ini munculnya bunyi saat rahang membuka dan menutup. Bunyi ini disebut dengan cliking yang sering kali, tidak disertai nyeri sehingga pasien tidak menyadari adanya kelainan sendi temporomandibular.1,2Ketika kita membuka mulut, ujung yang bulat dari rahang bawah (kondilus), bergerak meluncur sepanjang fossa sendi pada tulang temporal. Kondilus akan kembali ke posisi semula ketika kita mengatupkan mulut. Agar gerakan tetap halus, terdapat diskus yang lunak di antara kondilus dan tulang temporal. Diskus ini meredam kejutan (shockbreaker) sendi rahang akibat mengunyah dan pergerakan lain.3Susunan anatomi normal dari temporomandiubular joint ini dibentuk oleh bagian bagian :1. Fossa glenoidalis2. Prossesus kondiloideus3. Kapsula4. Ligamen5. Rongga synovial6. Diskus artikularisFossa glenoidalis atau fossa mandibularis dari tulang temporal. Bagian anterior berhubungan dengan eminensia artikularis, merupakan artikulasi dari fossa glenoidalis. Bagian posterior dari fossa glenoidalis merupakan dataran tympani dari tulang temporal.Prossesus kondiloideus dari tulang mandibula. Merupakan tulang berbentuk ellips yang mempunyai kepala dan leher. Kapsula merupakan ligamen tipis yang memanjang dari bagian temporal fosa glenoidalis di bagian atas, bergabung dengan tepi meniskus, dan mencapai bawah leher prosesus kondilaris untuk mengelilingi seluruh sendi.TMJ dikelilingi oleh ligamentum kapsul sendi. Fungsinya adalah mengelilingi sendi sehingga dapat mempertahankan cairan synovial. Ligamentum ini juga berperan dalam menahan beban dari arah medial, lateral atau inferior yang dapat memisahkan atau menyebabkan dislokasi dari permukaan artikularis.Ligamen, fungsi ligamen yang membentuk temporomandibula joint ini adalah sebagai alat untuk menghubungkan tulang temporal dengan prossesus kondiloideus dari tulang mandibula serta membatasi gerak mandibula membuka, menutup mulut, pergerakan ke samping, dan gerakan lain. Ligamen yang menyusun temporomandibula joint, antara lain; Ligamen temporo mandibular Ligamen spheno mandibular Ligamen stylo mandibularRongga synovial, terdiri dari dua bagian yaitu bagian superior dan bagian inferior. Fungsi dari rongga synovial ini adalah menghasilkan cairan pelumas yang berguna untuk pergerakan sendi.1Diskus artikularis, merupakan tulang fibro kartilago didalam persendian temporomandibula yang terletak diantara prossesus kondiloideus dan fossa glenoidalis. Diskus artikularis ini merupakan bantalan tulang rawan yang tidak dapat menahan sinar-x sehingga gambarannya radiolusen.Mekanika Pergerakan MandibulaPergerakan mandibula merupakan hal yang kompleks. Hal ini merupakan gabungan dari rotasi dan translasi yang terjadi secara tiga dimensi. Untuk dapat mengerti dengan baik kompleksitas pergerakan ini, perlu kiranya mempelajari pergerakan yang terjadi pada sendi temporomandibular secara tersendiri.Tipe PergerakanTerjadi dua jenis pergerakan dalam sendi temporomandibular (TMJ). Dua jenis pergerakan ini adalah rotasi dan translasi.a. Pergerakan rotasiDalam sistem mastikasi rotasi terjadi ketika mulut membuka dan menutup pada titik atau sumbu yang tetap dalam kondilus. Dengan kata lain gigi terpisah dan dapat teroklusi kembali tanpa adanya perubahan posisi dari kondilus.Pada sendi temporomandibular, rotasi terjadi sebagai pergerakan dalam kavitas inferior sendi. Dengan demikian rotasi adalah pergerakan anatara permukaan superior kondilus dengan permukaan inferior dari diskus artikularis. Pergerakan rotasi dari mandibula dapat terjadi pada tiga bidang yaitu horizontal, frontal, dan sagital. Pada setiap bidang hal ini terjadi pada sebuah sumbu yang akan dijelaskan pada masing-masing pembahasan.Aksis horizontal dari rotasiPergerakan mandibula di sekitar aksis horizontal adalah pergerakan membuka dan menutup mulut. Pergerakan ini disebut sebagai hinge movement dan merupakan satu-satunya yang masih dianggap sebagai pergerakan rotasi murni.

Aksis vertikal dari rotasiPergerakan mandibula di sekitar aksis frontal terjadi ketika satu kondilus bergerak ke anterior

Aksis sagital dari rotasiPergerakan mandibula dalam aksis sagital terjadi ketika satu kondilus bergerak kea rah inferior.

b. Pergerakan TranslasiTranslasi dapat didefinisikan sebagai pergerakan dimana setiap titik dari objek yang bergerak secara simultan mempunyai kecepatan dan arah yang sama. Pada sistem mastikasi, translasi terjadi ketika mandibula bergerak maju seperti pada protrusi. Baik gigi, kondiulus dan ramus semuanya bergerak pada arah yang sama ke derajat yang sama.Translasi terjadi pada kavitas superior dari sendi, di antara permukaan superior diskus artikularis dan permukaan inferior dari fosa artikularis. (antara kompleks diskus kondilus dan fosa artikularis)Selama pergerakan normal dari mandibula, baik rotasi dan translasi terjadi secara simultan. Dengan kata lain, ketika mandibula berotasi pada satu atau lebih aksis, setiap aksis bertranslasi (berubah orientasinya)

Pergerakan Tiga DimensiKetika otot mulai berkontraksi dan menggerakkan mandibula ke arah kanan, kondilus kiri terdorong ke luar dari posisi relasi sentralnya. Ketika kondilus kiri mengelilingi di anterior dari aksis frontal kondilus kanan, ia berhadapan dengan lengkung posterior dari eminensia artikularis yang menyebabkan pergerakan inferior dari kondilus di sekeliling aksis sagital dengan resultan kemiringan pada aksis frontal. Sebagai tambahan kontak dengan gigi anterior menimbulkan pergerakan inferior yang sedikit lebih besar di bagian anterior dari mandibula dari bagian posterior, yang akan menghasilkan pergerakan membuka pada aksis horizontal. Karena kondilus kiri bergerak ke anterior dan inferior, aksis horizontal juga berpindah anterior dan inferior.Contoh ini menggambarkan selama pergerakan lateral yang sederhana, gerak terjadi pada setiap aksis, (sagital, horizontal, vertical) dan secara simultan setiat aksis mengubah kemiringan untuk mengakomodasi pergerakan aksis lainnya. Semua ini terjadi dalam envelope of motion dan dikontrol oleh sistem neuromuskulatur untuk mencegah perlukaan pada struktur oral.2Otot Otot MandibulaOtot-otot yang ada di mandibula:1. Musculus temporalis berfungsi untuk mengangkat mandibula,mengatupkan kedua rahang.2. Musculus masseter berfungsi untuk mengatupkan kedua rahang.3. Musculus pterygoideus lateralis berfungsi untuk kontraksi bilateral,menggerakkan mandibula dari sini ke sini.4. Musculus pterygoideus medialis berfungsi untuk membantu elevasi mandibula dalam mengatupkan kedua rahang,gerak menggiling.Didalam tubuh manusia terdapat banyak otot otot. Otot-otot tubuh utama, antara lain otot wajah dan kepala, otot mastikasi, otot leher, otot lengan, dll. Di skenario 5 ini membahas mengenai otot mastikasi yang merupakan otot yang membuka dan menutup mulut dan menggerakkan rahang bawah dari sisi ke sisi/ massater memanjang dan melekat pada arcus zygomaticus disebelah atas dan pada angulus mandibula di sebelah bawah. Temporalis merupakan otot berbentuk kipas yang keluar dari bagian samping tengkorak dan berinsersio oleh tendon pada processus coroniodeus mandibula.4 Jenis dislokasi dibedakan berdasarkan letak condylus relatif terhadap fossa articularis tulang temporal:1.Dislokasi anteriorPada dislokasi tipe ini terjadi perubahan posisi condylus menjadi anterior terhadap fossa articularis tulang temporal. Dislokasi anterior biasanya terjadi akibat interupsi pada sekuens normal kontraksi otot saat mulut tertutup setelah membuka dengan ekstrim. Muskulus masseter dan temporalis mengangkat mandibula sebelum muskulus pterygoid lateral berelaksasi, mengakibatkan condylus mandibularis tertarik ke anterior ke tonjolan tulang dan keluar dari fossa temporalis. Spasme muskulus masseter, temporalis, dan pterygoid menyebabkan trismus dan menahan condylus tidak dapat kembali ke fossa temporalis. Dislokasi jenis ini dapat unilateral atau bilateral. Dislokasi tersebut dibedakan menjadi akut, kronik rekuren, atau kronik. -Dislokasi akut terjadi akibat trauma atau reaksi distonik, namun biasanya disebabkan oleh pembukaan mulut yang berlebihan seperti menguap, anestesi umum, ekstraksi gigi, muntah, atau kejang. Dislokasi anterior juga dapat terjadi setelah prosedur endoskopik.-Dislokasi kronik akut disebabkan oleh mekanisme yang sama pada pasien dengan faktor risiko seperti fossa mandibularis yang dangkal (kongenital), kehilangan kapsul sendi akibat riwayat disloasi sebelumnya, atau sindrom hipermobilitas.-Dislokasi kronik terjadi akibat dislokasi TMJ yang tidak ditangani sehingga condylus tetap berada dalam posisinya yang salah dalam waktu lama. Biasanya dibutuhkan reduksi terbuka.

2.Dislokasi posterior biasanya terjadi akibat trauma fisik langsung pada dagu. Condylus mandibularis tertekan ke posterior ke arah mastoid. Jejas pada meatus acusticus externum akibat condylus dapat terjadi pada dislokasi tipe ini.3.Dislokasi superior terjadi akibat trauma fisik langsung pada mulut yang sedang berada dalam posisi terbuka. Sudut mandibula pada posisi ini menjadi predisposisi pergeseran condylus ke arah superior dan dapat mengakibatkan kelumpuhan nervus fasialis, kontusio serebri, atau gangguan pendengaran.4.Dislokasi lateral biasanya terkait dengan fraktur mandibula. Condylus bergeser ke arah lateral dan superior serta sering dapat dipalpasi pada permukaan temporal kepala.5Mekanisme Kontraksi OtotOtot mulai berkontraksi apabila terkena rangsangan. Kontraksi otot dikenal dengan nama model pergeseran filament. Kontraksi otot diawali dengan datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinapsis atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil-kolin. Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsiun (Ca2+) ke serabut otot. Ion kalsium akan bersenyawa dengan molekul, troponin, dan tropomiosin yang menyebabkan adanya sisi aktif pada filament tipis (aktin). Kepala miosin, segera terhubung dengan filament tipis tepat pada sisi aktif. Gabungan sisi aktif dengan kepala miosin disebut jembatan penyebrangan.6Mekanisme Relaksasi OtotKetika berkontraksi, otot menghasilka suatu daya angkat atau pergerakkan yang kita inginkan. Selama masih ada potensial aksi saraf dan ion kalsium untuk dilepaskan maka kontraksi akan tetap berlangsung. Setelah potensial aksi saraf dan tidak ada lagi ion kalsium yang dilepaskan, maka otot akan kembali beristirahat atau kembali kebentuk semula, yang disebut dengan relaksasi.Ion kalsium akan dipompa kembali ke dalam sarkomer, sehingga kerja troponin dan tropomiosin kembali aktif. Kembalinya kedua protein ini akan akan menghambat reaksi aktin myosin yang sudah terjadi, sehingga aktin dan myosin kembali dalam keadaan pasif. Otot akan kembali mengendur dan akan berkontraksi kembali jika ada rangsangan. Dengan kata lain, proses relaksasi otot adalah kebalikan dari reaksi kontraksi otot.7PenutupDislokasi pada rahang bawah melibatkan sendi temporomandibula joint, otot massater, dan berbagai ligamen. Dislokasi ini disebabkan karena tertawa sambil membuka mulutnya terlalu lebar sehingga mulutnya tidak bisa menutup karena terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya. Otot masseter ini yang mengerakkan os.mandibula untuk membuka dan menutup dadn juga dibantu dengan sendi temporomandibula joint. Didalam dislokasi ini juga terdapat peran mekanisme kontraksi otot.Daftar Pustaka1. Temporomandibular joint. edisi 2011. Diunduh dari www.glamourradiologi.com, 20 maret 20142. Media informasi obat-penyakit. edisi 2010. Diunduh dari m.medicastore.com, 20 maret 20143. National Institute of Dental and Craniofacial Research. TMJ disorders. June 2006.4. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Jakarta: Buku kedokteran EGC;2003.h.79-805. UgbokoVI, OginniFO, AjikeSO, OlasojiHO, AdebayoET. Asurvey of temporomandibular joint dislocation : aetiology, demographics, risk factors and management in 96 nigerian cases . International journal of oral and maxillofacial surgery, 2005;34(5):499-502. 6.Firmasyah R, Mawardi AH, Riyandi MU. Muda dan aktif belajar biologi. Jakarta: PT.setia purna;2010.h.52-57. Sistem gerak manusia.edisi 2013. Diunduh dari www.bimbie.com, 23 maret 2014

3 | Page