blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/04/bismillahGABUNGAN-PPI.docx · Web viewBerkomitmen...

99
TUGAS PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI (RENCANA BISNIS SIRUP NIRA KELAPA) Disusun Oleh: Lu’lu ul Maknunah ( 0911030101 ) Oktaviani Nurwidanti ( 0911030046 ) Sheila Gresnantya ( 0911030119 ) Teny Sylvia ( 0911030123 ) JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/04/bismillahGABUNGAN-PPI.docx · Web viewBerkomitmen...

TUGAS

PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI

(RENCANA BISNIS SIRUP NIRA KELAPA)

Disusun Oleh:

Lu’lu ul Maknunah ( 0911030101 )

Oktaviani Nurwidanti ( 0911030046 )

Sheila Gresnantya ( 0911030119 )

Teny Sylvia ( 0911030123 )

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, hadirnya pemanis tambahan tidak

hanya dikehendaki dalam bentuk gula kristal ataupun gula kelapa batok, tetapi

kini gula dalam bentuk sirup juga diperlukan, termasuk juga sirup nira kelapa.

Produk sirup nira kelapa merupakan cairan kental dan mengandung sejumlah

larutan gula. Sirup nira kelapa memiliki kadar gula yang sangat tinggi (70%) dan

pH dibawah 4,0.

Kebutuhan gula sebagai bahan pemanis di Indonesia semakin lama

semakin meningkat, impor gula pada tahun 2003 sebesar 1,55 juta ton dan pada

tahun 2007 meningkat tajam 108 persen menjadi 2,6 juta ton. Melihat kenyataan

tersebut, upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah dalam jangka dekat adalah

produksi gula non-tebu dan mendorong tumbuhnya industri kecil gula disentral

tebu lahan kering. Oleh sebab itu alternatif yang paling memungkinkan untuk

memproduksi gula adalah industri gula palma.

Blitar merupakan daerah yang memiliki lahan perkebunan kelapa yang

cukup luas sehingga daerah ini mempunyai peluang investasi yang besar dalam

lingkup penghasil nira kelapa. Namun, selama ini masyarakat Blitar hanya

mengambil buah kelapa sebagai hasil dari perkebunan kelapa. Sementara nira

sebagai salah satu hasil pohon kelapa telah termanfaatkan sebagai bahan baku

gula merah. Seiring kemajuan teknologi di bidang pangan, maka dibuatlah jenis

produk dari bahan sejenis yaitu sirup nira kelapa.

Sirup nira kelapa mempunyai kelebihan dalam pemakaiannya, yaitu lebih

mudah larut dalam air sehingga praktis untuk dikonsumsi. Proses produksi sirup

nira pun lebih efisien dan tidak menghabiskan energi dan waktu yang terlalu

banyak. Sehingga pembuatan sirup nira akan menjadi peluang usaha yang

prospektif bagi perusahaan yang akan didirikan di Desa Sukoreno

Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun Kabupaten Blitar.

1.2. Ruang Lingkup

Produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan adalah sirup nira

kelapa dengan merek “Sirup Coco Nira” yang dikemas dalam botol dengan

ukuran 500 ml. Perusahaan akan memproduksi dan fokus pada satu

produk yaitu sirup coco nira dengan variasi rasa yaitu rasa original, jeruk,

strawberry, leci dan melon. Dalam perencanaan bisnis sirup coco nira ini akan

dikaji beberapa aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran; aspek teknis dan

teknologi; aspek manajemen dan organisasi; aspek lingkungan; dan aspek

ekonomi finansial.

1.3. Tujuan

Mengembangkan menjadi industri sirup yaitu sirup coco nira

terkemuka yang berwawasan lingkungan, bernilai ekonomis dan sosial. Tujuan

tersebut dicapai dengan cara :

Menghasilkan produk-produk perusahaan menjadi produk

unggulan.

Menyediakan produk-produk pilihan dengan cita rasa tinggi, inovatif,

harga terjangkau dan memastikan ketersediannya bagi pelanggan.

Berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan,

proses produksi yang efisien, dan teknologi yang berkembang.

Meningkatkan nilai-nilai perusahaan secara berkesinambungan.

Berupaya terus menerus mengembangkan jaringan pemasaran dengan

mengedepankan pelayanan prima dan kepuasan pelanggan.

BAB II

KONSEP PRODUK

2.1. Karakteritik Produk

Sifat Kimia dan Produksi Nira Kelapa

Tabel 1. Tabel Sifat Kimia dan Produksi Nira Kelapa

Umur Simpan dan Mutu Organoleptik “Sirup Coco Nira”

Umur simpan atau masa kadaluarsa suatu produk sangat bergantung pada

kondisi suhu dimana produk tersebut disimpan. Produk “Sirup Coco Nira” yang

diuji daya simpannya melalui uji organoleptik, dikemas dalam botol yang

disimpan pada dua kondisi suhu berbeda yaitu suhu kamar dan suhu refrigerator

(10 oC). Hasil uji organoleptik terhadap “Sirup Coco Nira” yang dikemas dalam

botol serta disimpan pada suhu kamar menunjukkan hasil bahwa selama

penyimpanan sampai dengan 134 hari produk yang diuji masih dapat diterima.

Aroma

Produk sirup coco nira dengan berbagai macam rasa seperti original,

jeruk, strawberry, leci dan melon, baik yang belum diencerkan maupun yang telah

diencerkan dengan perbandingan antara air dan sirup adalah 4 : 1.memiliki aroma

yang khas sesuai dengan rasanya masing-masing.

Warna

Hasil uji organoleptik terhadap sirup coco nira yang dibuat dengan

konsentrasi gula 75% dan dikemas dengan menggunakan botol serta disimpan

pada kondisi suhu kamar untuk kriteria penampilan dalam hal warna,

menunjukkan hasil bahwa pada awal penyimpanan dan akhir penyimpanan

produk memiliki warna (original-cokelat, jeruk-orange, strawberry-merah, leci-

putih dan melon-hijau) yang agak menarik untuk sirup yang telah diencerkan dan

warna merah yang menarik untuk sirup yang belum diencerkan. Dalam hal ini,

warna yang menarik terlihat lebih cerah daripada warna yang agak menarik.

Rasa

Hasil analisis subjektif melalui uji organoleptik terhadap “Sirup Coco

Nira” menunjukkan hasil bahwa rasa “Sirup Coco Nira” yang dibuat dengan rasa

original, jeruk, strawberry, leci dan melon dengan konsentrasi gula 75% yang

dikemas dalam botol memiliki rasa sirup yang enak, manis, dan sesuai dengan

variasi rasanya.

Kekentalan

Kekentalan sirup merupakan salah satu faktor mutu secara fisik yang

mempengaruhi kesukaan konsumen terhadap produk sirup. Hasil uji organoleptik

terhadap kekentalan “Sirup Coco Nira” yang dibuat dengan konsentrasi gula 75%

dan dikemas dalam botol serta disimpan pada kondisi penyimpanan suhu kamar

memiliki kekentalan yang baik dan tidak berbusa. Sedangkan pada akhir

penyimpanan, kekentalan “Sirup Coco Nira” menunjukkan bahwa dari segi

kekentalan tidak mengalami perubahan selama penyimpanan dan juga tidak

berbusa.

2.2. Kemasan

Pengemasan dari produk sirup coco nira ini dilakukan secara canggih.

Perusahaan membuat produk “Sirup Coco Nira” ini dengan

mengemasnya dalam botol yang unik dengan ukuran 500 mL. Botol tersebut

diproduksi sendiri oleh dengan teknologi yang sudah maju dan didesain

sesuai seperti yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya, desain dari botol “Sirup

Coco Nira” dan desain logo botol “Sirup Coco Nira” dapat dilihat pada gambar 1

dan gambar 2 di bawah ini.

500 ml

Gambar 1. Desain botol “Sirup Coco Nira”

Gambar 2. Desain logo botol “Sirup Coco Nira”

2.3. Keunggulan dan Kelemahan

Keunggulan dari produk “Sirup Coco Nira” yang diproduksi oleh

antara lain :

Mempunyai kelebihan dalam pemakaiannya, yaitu lebih mudah larut

dalam air sehingga praktis untuk dikonsumsi.

Proses produksi “Sirup Coco Nira” pun lebih efisien dan tidak

menghabiskan energi dan waktu yang terlalu banyak.

Kemasan produk yang kami desain lebih menarik.

Selain memiliki keunggulan, sirup coco nira memiliki beberapa

kelemahan. Adapun kelemahan dari produk “Sirup Coco Nira” yang diproduksi

oleh antara lain :

Belum banyak dikenal oleh masyarakat luas.

Rasa yang ditawarkan oleh “Sirup Coco Nira” masih belum terlalu

banyak dibandingkan dengan produk pesaing.

BAB III

PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Segmen dan Target Paar

Segmen pasar dari produk ini adalah seluruh kepala keluarga dan target

pasarnya adalah kepala keluarga yang ada di wilayah Malang dan Blitar.

Berdasarkan data statistik yang didapatkan diketahui bahwa jumlah kepala

keluarga yang ada di daerah tersebut adalah sebanyak 1.450.393 kepala keluarga.

Asumsi yang digunakan adalah dari 1.450.393 kepala keluarga yang

menggunakan produk kami sebanyak 70% nya saja. Sehingga total segmen pasar

menjadi sebanyak

70% X 1.450.393 ≈ 1.015.275 kepala keluarga

Produk sirup “Coco Nira” ini merupakan positioning sebagai market

leader, maka pasar potensial dari produk ini adalah :

40% X 1.015.275= 406.110 kepala keluarga

3.2 Potensi Pasar

Perkembangan pola hidup masyarakat yang saat ini semakin kompleks

menuntut untuk tersedianya produk yang siap saji dan mudah untuk dikonsumsi.

Salah satunya adalah dengan pengembangan produk makanan ataupun minuman

yang praktis untuk dikonsumsi. Dewasa ini, minuman berupa sirup mulai

digemari di kalangan tertentu. Selain warnanya yang menggiurkan dan

menggugah selera,, juga dikarenakan rasanya menyegarkan, dan dapat

menghilangkan dahaga. Masyarakat dapat memenuhi kebutuhan konsumsi buah

dengan cara yang lebih praktis namun tetap mengandung nilai gizi dengan adanya

produk olahan buah seperti, jus dan sirup. Peluang lain yang dapat dimanfaatkan

oleh adalah memproduksi sirup dari nira kelapa.

Pasar adalah titik pertemuan antara permintaan dan penawaran barang dan

jasa, sehingga tercapai kesepakatan dalam transaksi. Pengkajian aspek pasar

penting untuk dilakukan karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya

permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Menurut

Husnan dan Suwarsono, aspek pasar mempelajari tentang:

a) Permintaan

Permintaan adalah kegiatan yang didukung oleh adanya daya beli atau akses

untuk membeli. Artinya, permintaan akan terjadi apabila didukung oleh daya

kemampuan yang dimiliki konsumen ataupun pelanggan untuk membeli serta

adanya akses untuk memperoleh barang atau jasa yang ditawarkan. Hal ini pula

yang sangat menentukan permintaan itu sendiri. Secara umum, faktor-faktor

yang mempengaruhi permintaan suatu barang dan jasa antara lain, harga barang

itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan substitusi atau

komplementer, pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan akses untuk

memperoleh barang atau jasa yang ditawarkan.

b) Penawaran

Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada

berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi

penawaran suatu barang atau jasa antara lain, harga barang itu sendiri, harga

barang lain yang memiliki hubungan substitusi atau komplementer, teknologi,

harga input, tujuan perusahaan, atau akses.

c) Program Pemasaran

Program pemasaran meliputi empat aspek bauran pemasaran (marketing mix)

yaitu, produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi

(promotion).

d) Pangsa Pasar (Market Share) Perusahaan

Pangsa pasar (market share) merupakan proporsi dari keseluruhan pasar

potensial yang diharapkan dapat diraih oleh proyek yang bersangkutan. Pasar

potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk yang

mungkin dapat dijual dalam pasar tertentu pada suatu periode tertentu. Dalam

hal ini, meliputi variabel yang dapat dikontrol oleh calon investor yaitu,

marketing mix, dan kemampuan manajemen lainnya, serta variabel yang tidak

dapat dikontrol oleh calon investor.

Setelah mempelajari aspek pasar tersebut, kami melihat adanya

suatu potensi pasar terhadap produk yang kami tawar kan (sirup coco

nira) tersebut.

3.2.1 Kesenjangan Produksi dan Konsumsi

Kesenjangan produksi dan konsumsi adalah suatu masalah yang sangat

penting untuk dicari solusi pemecahannya oleh suatu perusahaan. Kami

mempunyai solusi tersendiri untuk mengatasi agar kesenjangan produksi dan

konsumsi tidak terjadi. Hal tersebut adalah dengan melakukan tahap identifikasi

target pasar terlebih dahulu. Pertama, kami akan melakukan riset pasar

baik itu riset identifikasi masalah maupun riset peemecahan masalah terhadap

produk sirup coco nira yang kami produksi. Adapun riset identifikasi masalah

(riset dasar)yang kami lakukan adalah riset potensi pasar dan riset citra

brand, sedangkan riset pemecahan masalah (riset terapan) yang kami lakukan

adalah riset segementasi, dan riset produk. Kami melakukan riset ini

untuk mengumpulkan informasi yang dapat dijadikan dasar perencanaan pasar

sehingga dapat mengurangi resiko dalam pengabilan keputusan. Dengan adanya

riset pasar, maka perusahaan kami dapat mengetahui siapa yang menjadi

pelanggan produk sirup coco nira kami, apa yang branda cari dan inginkan,

dimana branda tinggal, seberapa sering branda melakukan pembelian terhadap

produk sirup, model dan warna apa yang menarik bagi branda, dan lain

sebagainya. Langkah selanjutnya pada tahap identifikasi target pasar adalah

menetukan segmentasi pasar dan positioning.

Berdasarkan data dan informasi dari hasil dari identifikasi target pasar,

maka kami akan dapat melakukan peramalan permintaan terhadap

kuantitas produk sirup coco nira yang akan di produksi. Diharapkan hasil

peramalan yang dilakukan dapat mendekati hasil yang sebenarnya sehingga

produk yang diproduksi tidak berlebih terlalu banyak karena kurangnya

permintaan akibat konsumsi yang sedikit terhadap produk atau pun kekurangan

stock produk karena permintaan yang berlebih akibat tingkat konsumsi yang

tinggi. Peramalan permintaan yang mendekati sempurna juga akan dapat

mengurangi kesenjangan antara produksi dan konsumsi.

3.2.2 Trend atau Kecenderungan Pola Konsumsi

Faktor trend atau kecenderungan pola konsumsi juga memberikan

pengaruh terhadap pemasaran dari produk sirup coco nira produksi .

Dimana faktor ini akan digunakan sebagai data dalam melakukan peramalan

pemintaan. Dimana kami akan melakukan peramalan dengan

menggunakan analisis time series (analisa deret waktu) dengan menggunakan data

masa lalu yang kemudian di proyeksikan ke masa akan datang. Dengan

penggunaan analisa deret waktu, maka dapat diketahui pada saat periode apa trend

produk mengalami peningkatan atau pun penurunan. Sehingga pada saat trend

mengalami peningkatan, maka kami akan menaikkan tingkat produksi.

Begitu pun sebaliknya, apabila trend menunjukkan penurunan, maka kami

akan menurunkan tingkat produksi. Sehingga perusahaan tidak

mengalami resiko kerugian akibat kecenderungan pola konsumsi yang dapat terus

mengalami perubahan.

3.3 Strategi Pemasaran

Perusahaan kami memiliki strategi pemasaran tersendiri untuk

menghadapi persaingan global di dalam agroindustri yang bertujuan untuk

memaksimalkan profit perusahaan. Strategi pemasaran kami akan terbagi

ke dalam 4 (empat) P yaitu product, price, place, and promotion.

3.3.1 Product

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan atau keinginan pasar yang diinginkan. Produk dari perusahaan kami

adalah Sirup Coco Nira yang berbahan baku nira kelapa. Sirup coco nira

ini merupakan minuman praktis karena pengolahannya yang mudah, yaitu hanya

dengan menambahkan air dan sirup akan dengan mudah larut dalam air. Untuk

menunjang pemasaran dan memperluas pasar, kami menggunakan

beberapa atribut yang melekat pada produk sirup coco nira. Atribut-atribut

tersebut meliputi brand, kemasan dan label.

a. Brand

Brand merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain,

warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang

diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk

pesaing. Selain memberi identitas brand juga dapat digunakan sebagai

media promosi pasif.

Brand yang kami gunakan sebagai identitas produk dari

perusahaan kami adalah “Sirup Coco Nira”. Alasan dari

pemilihan brand ini adalah karena produk kami berbahan baku nira

kelapa. Selain itu, brand “Sirup Coco Nira” yang kami pilih

termasuk simple dalam penyebutannya dan mudah untuk diingat.

b. Packaging

Pengemasan merupakan proses yang berkaitan dengan

perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus

(wrapper) untuk suatu produk. Kemasan dapat memberikan manfaat

yaitu sebagai media pengungkapan informasi produk terhadap konsumen

meliputi cara menggunakan produk, komposisi produk, dan informasi

khusus lainnya (efek sampingan, frekuensi pemakaian yang optimal dan

sebagainya). Manfaat selanjutnya yaitu manfaat fungsional seperti

memberikan kemudahan, perlindungan dan penyimpanan. Kemasan juga

bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam benak

konsumen. Produk sirup coco nira ini dikemas dengan kemasan botol

yang berukuran 500 ml.

c. Label

Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan

informasi mengenai produk dan penjual. Pada produk kami,dicantumkan

nama produk, nama perusahaan, komposisi, tangal kedaluarsa, netto, ijin

resmi dari badan kesehatan pemerintah (BPOM) dan ijin halal pada

kemasan.

3.3.2 Price

Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap

produsen harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya

unsur bauran pemasaran yang dapat memberikan pemasukan atau pendapatan bagi

produsen.

Harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar

konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan.

Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena merupakan

salah satu faktor yang menentukan laku atau tidaknya produk yang ditawarkan

Harga juga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap perolehan

laba. Hal ini terlihat jelas pada persamaan berikut :

Harga = ( laba yang diinginkan + biaya total) / jumlah produk

Laba = (harga per unit x kuantitas yang terjual) - biaya total

Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual

berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi

produksi. Oleh karena penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya

total, maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting

dalam setiap perusahaan.

Dalam memasarkan produk sirup coco nira, harga jual ditentukan oleh

perusahaan kami menggunakan metode penetapan harga berbasis

distributor namun disini perusahaan kami juga memberikan batasan harga

maksimal yang bisa ditetapkan oleh distributor. Hal ini dilakukan agar distributor

sirup coco nira juga mendapatkan laba dari harga yang telah kami tetapkan untuk

konsumen. Sehingga harga konsumen tetap sesuai dengan keinginan kami

yang juga memperhitungkan biaya produksi, pemasaran dan lain

sebagainya.

3.3.3 Place

Tempat merupakan faktor penting untuk memberikan kemudahan dalam

membeli atau mendapatkan barang bagi konsumen. Pusat dari kegiatan produksi

sirup coco nira kami akan dilakukan di di Desa Sukoreno Kelurahan Gandusari

Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Tempat ini dipilih atas pertimbangan dekat

dengan bahan baku dan kemudahan dalam melakukan pemasaran produk itu

sendiri. Kami akan bekerjasama dengan beberapa swalayan dan beberapa

toko untuk menyalurkan produk sirup coco nira ke tangan pelanggan atau pun

konsumen. Tempat pemasaran produk ini dilakukan di wilayah blitar dan malang.

3.3.4 Promotion

Promosi merupakan sarana untuk memperkenalkan dan memberi image

bagi produk sirup coco nira. Selain itu, dengan adanya promosi diharapkan dapat

memberikan rasa percaya pelanggan terhadap produk sirup coco nira yang

produksi. Kami akan melakukan promosi dengan memanfaatkan jasa

advertising yang terdapat pada koran lokal, dan radio. Kami juga membuat leaflet

untuk memperkenalkan produk “sirup coco nira” ini kepada masyarakat luas.

BAB IV

ASPEK LOKASI

Perusahaan ini didirikan di Desa Sukoreno Kelurahan Gandusari

Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Alasan dipilihnya lokasi di desa tersebut

adalah karena ketersediaan bahan baku nira yang cukup besar. Keberlanjutan

ketersediaan bahan baku kelapa di kota Blitar ini juga bagus karena ditinjau dari

segi geografisnya kota Blitar ini terletak di kaki Gunung Kelud. Daerah Blitar

selalu terkena lahar Gunung Kelud yang sudah meletus puluhan kali terhitung

sejak tahun 1331 sehingga tanahnya sangat subur. Lapisan-lapisan

tanah vulkanik yang banyak ditemukan di Blitar pada hakikatnya merupakan hasil

pembekuan lahar Gunung Kelud yang telah meletus secara berkala sejak

bertahun-tahun yang lalu. Keadaan tanah di daerah Blitar yang kebanyakan berupa

tanah vulkanik, mengandung abu letusan gunung berapi, pasir dan napal (batu

kapur yang tercampur tanah liat). Tanah tersebut pada umumnya berwarna abu-

abu kekuningan, bersifat masam, gembur dan peka terhadap erosi. Tanah

semacam itu disebut regosol yang baik untuk ditanami berbagai macam tanaman

termasuk tanaman kelapa. Berdasarkan data wilayah luas areal perkebunan di

Blitar, luasnya adalah 100 ha atau 1.000.000 m2. Lahan seluas itu dapat

menghasilkan nira lebih dari 100.000 liter. Nira sejumlah itu dapat memenuhi

kebutuhan bahan baku untuk kegiatan produksi perusahaan kami dan pasokannya

dapat berjalan continuous.

Daerah pemasaran produk sirup nira kelapa ini mencakup daerah Blitar

dan Malang. Akses jalan untuk pendistribusian produk tersebut telah diperbaiki

sehingga transportasi proses pendistribusian produk tidak terhambat dan jadwal

pengiriman bisa tepat waktu. Kemudian untuk ketersediaan energi listrik, desa

Sukoreno telah diberi pasokan listrik oleh pemerintah daerah sehingga energi

listrik untuk produksi dan kegiatan operasional perusahaan menggunakan jasa

PLN. Karena dengan menggunakan jasa PLN, perusahaan lebih menghemat biaya

dibandingkan harus membuat gardu listik sendiri karena pada dasarnya teknologi

yang digunakan untuk menmproduksi sirup nira kelapa bukanlah menggunakan

teknologi yang sangat canggih dan total mesinisasi sehingga apabila harus

membuat sumber listrik sendiri biaya yang dikeluarkan lebih banyak.

Ketersediaan air dan layanan telekomunikasi di desa tersebut sangat baik. Sumber

air untuk kegiatan produksi dan operasional didapatkan dari perusahaan itu sendiri

dengan membangun instalasi air karena apabila menggantungkan pasokan air dari

PDAM, kegiatan produksi tidak akan dapat berjalan dengan lancar karena pasokan

air dari PDAM tidak menentu. Layanan komunikasi seperti TELKOM dan

layanan telekomunikasi swasta lainnya juga baik sehingga kegiatan komunikasi

perusahaan kepada klien dapat berjalan dengan lancar. Hal tersebut

terlihat dari banyaknya tower atau menara yang mencuat disekitar perusahaan.

Berkenaan dengan ketenagakerjaan, tenaga kerja langsung yang bekerja di

perusahaan tersebut adalah masyarakat sekitar desa Sukoreno sehingga

biaya yang dikeluarkan untuk memberi upah mereka relatif murah. Karena

memang biaya hidup di kota Blitar relatif tidak tinggi, apabila dibandingkan

dengan biaya hidup di kota Malang. Sebagian besar penduduk desa Sukoreno

adalah buruh tani dan petani. Sementara sebagian penduduk lainnya berprofesi

sebagai pegawai negeri sipil dan para pemuda desa ini lebih memilih merantau ke

luar daerah di bandingkan bekerja di desa. Sehingga dengan adanya perusahaan

ini perekonomian desa Sukoreno bisa menjadi lebih baik. Kegiatan ini

merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh perusahaan karena

mendirikan pabrik di lokasi tersebut yang mana pendirian tersebut pastinya sedikit

atau banyak akan memberi dampak buruk pada lingkungan disekitar perusahaan.

BAB V

ASPEK TEKNIS TEKNOLOGIS

5.1. Perencanaan Kapasitas Produksi

Produk Utama : Sirup Coco Nira

Kebutuhan Bahan Baku : 2352 L

Kapasitas produksi /hari :1411 botol (705,5L)

Dimana rendemen dari hasil proses produksi adalah sebesar 30%

5.1.1. Target dan segmen pasar

Berikut ini adalah data yang kami gunakan sebagai acuan dalam

menentukan target dan segmen pasar yang berdasarkan data dan informasi dari

data kependudukan Jawa Timur yang dapat dilihat pada lampiran 1. Target pasar

kami meliputi wilayah blitar dan malang, dimana kami memperkecil lagi target

kami menjadi segmen pasar yaitu jumlah kepala keluarga pada daerah kota blitar

dan kabupaten malang.

5.1.2. Kecukupan SDA, SDM , Finansial

Ditinjau dari sumber daya alam, bahan baku nira kelapa mudah ditemukan

di daerah blitar dan bisa dikembangkan karena merupakan sumber daya alam yang

dapat diperbaharui. Ditinjau dari sumber daya manusia memiliki tenaga kerja

yang berkompeten di bidangnya masing-masing seperti bidang produksi.

Berkenaan dengan ketenagakerjaan, tenaga kerja langsung yang bekerja di

perusahaan tersebut adalah masyarakat sekitar desa Sukoreno sedangkan

tenaga kerja tidak langsung yang bekerja di perusahaan tersebut adalah

tenaga kerja berkompeten dari luar. Ditinjau dari sumber daya finansial,

mendapatkan modal untuk memulai proyek dari modal bersama dan pinjaman dari

bank.

5.2. Bahan baku

5.2.1. Analisis kebutuhan dan supply bahan baku

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Sirup Coco Nira diuraikan

sebagai berikut:

a. Nira Kelapa

Nira merupakan cairan dengan kadar gula tingi yang disadap dari Bunga

Kelapa (Mayang).

b.  Asam Sitrat

Asam sitrat termasuk dalam golongan flavor enhancer atau bahan pemicu

rasa. Bahan pemicu rasa merupakan bahan tambahan yang diberikan pada

suatu produk pangan untuk memberikan nilai lebih pada rasa, sesuai dengan

karateristik produk pangan yang dihasilkan. Biasanya, bahan pemicu rasa

hanya ditambahkan dalam jumlah kecil. Asam sitrat sebagai bahan pemicu

rasa, banyak digunakan dalam industri, terutama industri makanan karena

memiliki tingkat kelarutan yang tinggi, memberikan rasa asam yang enak dan

tidak bersifat racun. Di dalam pembuatan sirup , asam sitrat digunakan untuk

mengatur pH, terutama yang menggunakan buah-buahan dengan tingkat

keasaman yang rendah sehingga tidak cukup untuk menghasilkan pH seperti

yang diinginkan. Penggunaan asam sitrat juga berfungsi untuk memberikan

rasa dan aroma yang khas pada sirup, meningkat flavor ( mengimbangi rasa

manis), serta memperpanjang umur simpan ( mengawetkan ) sirup tersebut.

c.  Pewarna

Pewarna ditambahkan ke dalam minuman karena beberapa alasan, diantranya

adalah untuk memperbaiki warna aslinya, untuk memperoleh warna standar,

dan untuk menarik konsumen. Pada umumnya, pewarna yang ditambahkan ke

dalam sirup adalah berupa pewarna sintetik. Adapun pewarna yang digunakan

antara lain adalah sunset yellow FCF, tartrazine dan karamel .

d.  Bahan Pengawet

Fungsi utama dari penggunaan bahan pengawet adalah untuk mencegah

pertumbuhan mokroorganisme dalam bahan pangan sehingga masa simpan

makanan atau minuman dapat diperpanjang. Penggunaan bahan pengawet

kimia mempunyai beberap keuntungan, antara lain yaitu makanan atau

minuman dapat tetap awet meskipun disimpan pada suhu kamar. Namun

apabila sirup yang dibuat hanya sedikit dan lansung dikonsumsi, tidak perlu

ditambah dengan bahan pengawet. Bahan pengawet yang paling umum

digunakan untuk sirup adalah natrium benzoat. Natrium benzoat memiliki

bentuk kristal putih, rasa manis dan kadang-kadang sepet. Garam natium

benzoat ini lebih mudah larut dalam air dari pada asam benzoat. Dalam

pembuatan sirup, natrium benzoat dingunakan dengan dosis antara 0,05 % –

0,1 %. Penggunaan natrium benzoat pada kadar tersebut relatif tidak

mempengaruhi rasa dan aroma sirup.

5.2.2. Rencana dan strategi pengadaan bahan baku

Blitar merupakan daerah yang memiliki lahan perkebunan kelapa yang

cukup luas yaitu seluas 100 ha. Sehingga daerah ini mempunyai peluang investasi

yang besar dalam lingkup penghasil nira kelapa. Pembuatan sirup nira akan

menjadi peluang usaha yang prospektif bagi perusahaan yang akan

didirikan di Desa Sukoreno Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun Kabupaten

Blitar.

5.3. Proses produksi

5.3.1. Pengolahan Sirup Coco Nira

Sirup Coco Nira merupakan salah satu jenis minuman segar yang belum

terlalu populer di Indonesia yang diperoleh dari penyadapan bunga kelapa. Untuk

cita rasa yang enak dan harum, biasanya ditambah asam sitrat. Cara pengolahan

Sirup Coco Nira adalah pertama, pengambilan nira. Kedua, pengukuran volume

nira. Nira hasil sadapan, jangan terlalu lama ditempat terbuka. Ketiga,

Selanjutnya, nira disaring. Keempat , Nira yang sudah bersih direbus kembali

sambil diaduk-aduk yang kuat.  Kelima, pemasakan, Setelah direbus nira

ecepatnya dimasak pada suhu 60° C. Kemudian nira yang sudah dimasak diangkat

dan dibiarkan selama 10-25 menit agar kotoran mengendap.  Apabila nira sudah

agak kental, api dikecilkan sampai akhirnya betul-betul masak. Keenam, nira

disaring untuk memisahkan kotoran (Busa yang terbentuk selama pengendapan

dibuang) dengan saringan bambu atau kawat yang halus. Ketujuh, sterilisasi agar

produk lebih tahan lama dan terhindar dari bakteri patogen. Kedelapan,

pengemasan sirup nira ke dalam botol berbagai. Kesembilan, pasteurisasi

dilakukan untuk meniktafikan bakteri.

Nira Kelapa

Pengukuran volume nira

Penyaringan dengan kain saring

Pemanasan

Sirup nira Kelapa

Penyaringan dengan kain saring

Ampas

Pengemasan dalam Botol Kaca

Ampas

Sterilisasi Botol

Pasteurisasi

Pemasakan

5.3.2. Diagram Alir

5.3.3. Pengemasan

Bahan sebagai pengemas harus tidak menyebabkan kontaminasi dengan Sirup

Coco Nira. Bahan yang biasa dipakai sebagai pengemas Sirup Coco Nira

adalah botol. Sebelum digunakan, botol harus di sterilisasi dahulu, kemudian

Sirup Coco Nira dimasukkan ke dalam botol satu persatu. Terakhir, botol

ditutup rapat kemudian siap dilakukan pasteurisasi

5.3.4. Pasturisasi

Pasturisasi dilakukan dengan cara dipanaskan pada suhu 60 – 70 ºC selama 30

menit. Tujuan dari pasturisasi ini adalah untuk mematikan mikrobia-mikrobia

bersifat patogen.

5.3.5. Pelabelan

Setelah dingin, sirup diberi label. Label yang baik seharusnya

menginformasikan tentang nama dagang, volume, bahan yang digunakan,

bahan tambahan, tanggal kedaluwarsa, ijin depkes, label halal dll.

5.4. Kebutuhan Mesin dan Peralatan

Beberapa mesin dan peralatan yang digunakan dalam memproduksi

“Syrup Coco Nira” yaitu :

a. Tangki Nira

Tangki nira dengan volume 270 liter berfungsi untuk menampung

sementara nira yang baru disadap sambil menunggu diproses lebih lanjut. Nira

dalam tangki disirkulasikan dan dipanaskan dalam economizer yang berada di

dalam cerobong asap. Dengan demikian, nira dalam tangki akan menjadi panas

selama proses penguapan nira pada evaporator.

b. Evaporator

Pada pan evaporator, aliran nira mengalir di atas pan panas yang disekat-

sekat dengan plat tipis, sehingga aliran nira tipis-tipis saja dengan jarak aliran

yang panjang. Skema ini memberikan pengaruh pada lebih luasnya permukaan

penguapan, sehingga air dari nira lebih banyak dan cepat menguap, bahan bakar

lebih hemat, mutu gula lebih terkontrol, tenaga kerja lebih ringan. Untuk

membuat “Liquid Sugar Pown” dibutuhkan 1 evaporator yang berkapasitas besar.

Bahan : Stainles steel 312 dan 308

Kapasitas : 120 liter / proses (tersedian kapasitas 20 liter, 50 liter)

Putaran : 60 rpm (menyesuaikan)

Suhu < 40-55 % bisa diatur (tanpa pemanasan langsung, double jacket)

c. Autoklaf

Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan

untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan

tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada

autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan

meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan

membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk

membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini

tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik.

d. Genset

Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang

berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan

pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu

engine dan generator atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar

sedangkan generator atau alternator sebagai perangkat pembangkit listrik.  Engine

dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau mesin berbahan

bakar bensin, sedangkan generator atau alternator merupakan kumparan atau

gulungan tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis ) dan rotor (kumparan

berputar). 

e. Belt confeyor

Belt conveyor atau ban berjalan ini adalah alat transportasi yang paling

efisien dalam pengoperasiannya jika dibanding dengan alat berat / truck untuk

jarak jauh, karena dapat mentransport material lebih dari 2 kilometer, tergantung

disain belt itu sendiri. Material yang ditransport dengan kapasitas lebih dari 2000

ton/jam, hal ini berkembang seiring dengan kemajuan disain belt itu sendiri. Saat

ini sudah dikembangkan belt conveyor jenis long curve, yaitu belt dengan lintasan

kurva horizontal maupun vertikal dengan radius minimum 400 m, sehingga sangat

cocok untuk medan berliku dan jarak jauh. Keuntungan lainnya penggunaan belt

adalah kemudahan dalam pengoperasian dan pemeliharaan, tetapi belt tidak tahan

temperatur di atas 200 0C. Dengan belt conveyor, material dapat diumpan

disepanjang lintasan, begitu juga pengeluarannya.

f. Filling and sealing machine

Fungsi mesin ini adalah sebagai alat pengisi sirup nira ke dalam botol dan

penutupan botol. Dengan adanya mesin ini sirup nira terjaga kesterilannya.

g. Saringan

Saringan digunakan untuk menyaring nira yang telah masak dari ampas-

ampas yang tersisa. Kebutuhan saringan dalam proses pembuatan sirup nira yaitu

sebanyak 3 unit.

5.5. Tata letak

Tipe tata letak fasilitas yang digunakan perusahaan sirup gula kelapa yaitu

product lay out. Dengan ciri sebagai berikut :

Hanya ada satu macam produk yang dibuat yaitu sirup gula kelapa.

Produk dibuat dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif lama.

Satu mesin hanya digunakan untuk melaksanakan satu macam operasi

kerja seperti halnya mesin pemasak hanya dapat digunakan untuk proses

pemasakan sirup gula kelapa.

Peralatan produksi disusun berdasarkan urutan proses produksi.

Keuntungan penerapan product layout pada perusahaan “sirup coco nira”

adalah sebagai berikut :

Dalam mengoperasikan mesin produksi tidak memerlukan skill tenaga

kerja yang tinggi.

Kebutuhan material dalam pembuatan sirup dapat diperkirakan dan

dijadwalkan dengan mudah.

Pengawsan proses produksi lebih mudah karena menggunakan mesin

proses yang khusus.

Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara tepat.

Penentuan routing dan scheduling mudah.

Bahan baku cepat diproses.

Tidak memerlukan banyak karyawan karena fasilitas otomatis.

Tidak memerlukan material handling.

Kerugian penerapan product layout pada perusahaan sirup coco nira

adalah sebagai berikut :

Fasilitas satu tergantung pada fasilitas yang lain sehingga apabila salah

satu mesin proses mengalami kerusakan, maka seluruh proses

produksiakan terhenti dan tenaga kerja menganggur.

Bila fasilitas yang satu ditambah maka diperlukan serangkaian fasilitas

yang lain sehingga membutuhkan investasi yang mahal.

Pekerjaan yang dilakukan monoton dan terkadang membosankan.

Memerlukan perencanaan proses yang matang dan pengawasan yang teliti.

5.6. Penentuan lokasi industry

5.6.1. Jarak bahan baku

Perusahaan ini didirikan di Desa Sukoreno Kelurahan Gandusari

Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Alasan dipilihnya lokasi di desa tersebut

adalah karena ketersediaan bahan baku nira yang cukup besar.

5.6.2. Jarak dengan pasar

Daerah pemasaran produk sirup nira kelapa ini mencakup wilayah Blitar

dan Malang . Alasan kami membidik dua lokasi tersebut adalah karena dua kota

tersebut berdekatan dengan tempat produksi. Akses jalan untuk pendistribusian

produk tersebut pun telah diperbaiki sehingga transportasi untuk pendistribusian

produk tidak terhambat dan jadwal pengiriman bisa tepat waktu.

5.6.3. Ketersediaan infrastruktur

Persoalan yang cukup rawan bagi keberlangsungan pengembangan

kawasan industri dalam kaitannya dengan ketersediaan prasarana ini adalah

masalah kualitas layanan prasarana yang dibutuhkan, misalnya: dukungan listrik

pada suatu daerah umumnya tidak dipersiapkan untuk pelayanan bagi kegiatan

industri dimana ada tuntutan kualitas layanan diatas layanan domestik. Demikian

juga dengan prasarana dan sarana pendukung lainnya. Untuk itu, bilamana suatu

daerah direncanakan untuk mengembangkan kawasan industri, pihak pemerintah

daerah perlu mengkaji secara seksama tentang dukungan prasarana yang

dibutuhkan apakah mampu disediakan di daerahnya. Adapun indikator

pertimbangannya adalah sebagai berikut:

Tersedianya sumber daya listrik dengan kapasitas yang memadai untuk

kegiatan industri baik daya maupun tegangan listriknya.

Tersedianya sumber air sebagai air baku industri baik bersumber dari air

permukaan, air tanah dalam ataupun PDAM.

Tersedianya jaringan telekomunikasi yang mampu memenuhi permintaan

hubungan dengan wilayah lainnya baik dalam hubungan keluar (outgoing)

maupun menerima dari luar (incoming).

Tersedianya fasilitas penunjang seperti fasilitas perbankan yang mempunyai

layanan transaksi.

Tersedianya fasilitas transportasi darat yang mendukung contohnya fasilitas

jalan antar propinsi yang baik

Lampiran 1.

NO KAB./KOTA JML KEC. JML KK

  Kabupaten1 Pacitan 12 173,452

2 Ponorogo 21 299,021

3 Trenggalek 14 248,2344 Tulungagung 19 360,7685 Blitar 22 384,0446 Kediri 26 445,2327 Malang 33 783,3128 Lumajang 21 322,8909 Jember 31 677,88610 Banyuwangi 24 670,71811 Bondowoso 23 318,72612 Situbondo 17 258,03513 Probolinggo 24 355,82014 Pasuruan 24 538,09415 Sidoarjo 18 547,55516 Mojokerto 18 321,96117 Jombang 21 425,70418 Nganjuk 20 327,29419 Madiun 15 228,12620 Magetan 18 215,50821 Ngawi 19 321,18122 Bojonegoro 27 394,63623 Tuban 20 382,50424 Lamongan 27 365,58625 Gresik 18 325,97726 Bangkalan 18 278,07227 Sampang 14 247,82428 Pamekasan 13 236,47629 Sumenep 27 360,381  Kota

30 Kediri 3 92,13331 Blitar 3 41,42432 Malang 5 241,61333 Probolinggo 5 65,13534 Pasuruan 3 54,85335 Mojokerto 2 38,94536 Madiun 3 66,47237 Surabaya 31 831,39938 Batu 3 57,258

JUMLAH 662 12,304,229Sumber : Bidang Kependudukan, 2010

BAB VI

ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

6.1. Struktur Organisasi

6.2.1. Sesuai kebutuhan usaha

Pada perusahaan sirup coco Nira, kami mengunakan tipe struktur

Organisasi fungsional. Pada functional organization, semakin besar organisasi,

semakin dalam pula hirarkinya dan semakin terspesialisasi pekerjaannya.

Semua orang melapor kepada hirarki diatasnya, seterusnya hingga mencapai

puncak hirarki (CEO). Keuntungan dari Functional Organization adalah

kesederhanaan dalam komunikasi dan efisiensi proses yang berulang.

Kerugiannya bila menghadapi sebuah proyek antar divisi, pergerakan dari tiap

anggota tim akan terbatasi oleh sekat-sekat divisi dan manajer proyek dapat

merangkap menjadi manajer salah satu divisi yang mengakibatkan

keputusannya terpengaruh kedudukannya pada divisi. Kerugian lain dari

sistem ini adalah komunikasi menjadi sangat terbatas (umumnya top down)

dan kreativitas terbatasi oleh rangkaian persetujuan birokratis.

6.2.2. Tipe struktur organisasi

direktur

wakil direktur

Manajer personalia

Staff

Manager Logistik

staff

Manager produksi

staff

Manager pemasaran

staff

Manager keuangan

staff

Sekretaris

6.2. Diskripsi Tugas dan Tanggung Jawab

1. Direktur

Menetapkan garis-garis besar kebijaksanaan, menetapkan tujuan dan

program kerja tahunan untuk seluruh kegiatan sesuai dengan tujuan jangka

panjang yang telah ditetapkan dan tujuan fungsional.

Memimpin aktivitas perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah

ditentukan.

Menentukan policy perusahaan yang bersifat intern dan ekstern demi

kepentingan perusahaan.

Bertanggung jawab atas perkembangan dan kelangsungan hidup

perusahaan.

Mengawasi dan memimpin masing-masing bagian yang ada di lingkungan

perusahaan.

2. Sekretaris

Membantu pekerjaan Direktur.

Mengatur jadwal kerja dan perjanjian dengan instansi lain.

Mengatur jalannya surat-surat yang masuk dan keluar.

Menyiapkan surat-surat untuk direktur.

Bertanggung jawab langsung terhadap direktur

3. Wakil Direktur

Membantu tugas Direktur dalam mengawasi dan memimpin bagian-bagian

departemen dalam perusahaan.

Memimpin perusahaan secara sementara apabila Direktur tidak dapat hadir

dalam suatu rapat.

Membatu Direktur dalam pengambilan keputusan perusahaan.

4. Bagian Personalia

Bertanggung jawab atas administrasi kantor yang harus dibayar

Bertanggung jawab terhadap administrasi yang menyangkut personalia

5. Bagian Logistik

Mengurus program pembelian dan mengkoordinasikan proses pelaksanaan

pembelian dan pengangkutan hasil penjualan

Mengusahkan teknik-teknik lai dalam pembelian untuk mendapat bahan

baku yang berkualitas tinggi dan menguntungkan

Membuat laporan dan mempertanggung jawabkan aktifitas kepada kepala

bagian produksi

Bertanggungjawab langsung kepada manajer operasional

6. Bagian Produksi

Menyusun rencana produksi, pengaturan mesin, tenaga kerja agar dapat

mencapai tingkat efisiensi yang optimal

Memproduksi barang sesuai dengan rencana, baik kuantitas kualitas

maupun ketepatan waktu

Mengawasi jalannya proses produksi dan atas hasil produksi

Menyusun dan merumuskan serta mengembangkan prosedur dan rencana-

rencana baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek di bidang

produksi

Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan-kegiatan departemen yang

terpadu agar sesuai dengan program kerja serta kebijaksanaan dan

prosedur yang ditetapkan

Mengikuti jalannya proses produksi dan menjaga mutu produk yaqng

dihasilkan

Membuat anggran produksi

Bertanggungjawab atas kelancaran produksi

7. Bagian pemasaran

Mengawasi dan mengatur dari pola pemasaran yang ditentukan

Menentukan saluran distribusi yang digunakan

Bagian pemasaran mencakup bagian :

a. Penjualan

menentukan perencanaan dan perkiraan penjualan

menganalisa pasar dan penelitian konsumen

menerima dan cek retur dari penjualan konsinyasi biasanya mengenai

kualitas dan kondisi barang

b. Bagian promosi

Menentukan cara yang efektif bagi pemasaran produk baru

Menentukan biro iklan atau menentukan sendiri iklan yang digunakan

c. Bagian Distribusi

Menentukan kebijakan saluran distribusi yang digunakan

Melakukan pengawasan terhadap perkembangan saluran distribusi

Menerima sales order

Mengetahui rencana pengiriman barang ke gudang

d. Bagian survey

Melakukan penelitian terhadap perkembangan pasar konsumen

Melakukan penelitian terhadap inovasi produk baru di pasaran

8. Bagian keuangan.

Bertanggung jawab mengatur semua aliran keuangan yang ada dalam

suatu perusahaan.

Bekerjasama dengan bagian administrasi perusahaan dalam pemberian gaji

dan insentifnya.

Bertanggung jawab kepada Direktur tentang kondisi keuangan perusahaan.

Bertanggung jawab terhadap pembagian honor/ gaji karyawan.

Mendaftar karyawan yang berprestasi dalam kerjanya sehingga dapat

dinaikkan insentifnya jika mungkin.

6.3. Kebutuhan dan Kualifikasi Tenaga kerja

6.3.1. Jumlah

Pada perusahaan kami mempunyai tenaga kerja sejumlah 45

orang dengan rincian 8 pemegang inti jabatan terpenting dengan tugas yang

berkaitan antar satu sama lain. Dengan rincian tenaga kerja yang akan ada pada

financial nanti.

6.3.2. Pengalaman

Pengalaman yang dimiliki puntidak terlalu rumit atau harus memenuhi

standar pelatihan atau tidakkah.

6.2. Pendidikan

Untuk para pejabat tingkat organisasi structural, haruslah mempunyai

pendidikan yang sesuai dengan spesifikasi kesarjanaannya. Seperti manajer

produksi yang harus minimal s1 dari keteknikan atau teknologi pangan,

sedangkan dari Personalia dan lainnya fleksibel asalkan mempunyai

kemampuan dibidang tersebut.

BAB VII

ASPEK LEGAL YURIDIS

7.1. Badan Usaha

Badan Usaha yang kita miliki merupakan bentuk CV. CV adalah

suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau

lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-

beda di antara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif

yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja

tanpa harus melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus

perusahaan cv disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal disebut

sekutu pasif.

Ciri dan Sifat cv :

sulit untuk menarik modal yang telah disetor

modal besar karena didirikan banyak pihak

mudah mendapatkan kridit pinjaman

ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang

pasif tinggal menunggu keuntungan

relatif mudah untuk didirikan

kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu

7.2. Perijinan dan pajak

Perijinan yang dimiliki telah melalui badan dinas sosial kabupaten kota

blitar dengan melampirkan semua persyaratan yang dilampirkan pada dokumen-

dokumen yang akan diserahkan. Pajak dari kota blitar sendiri sama seperti halnya

pajak industri pada perusahaan-perusaahaan nasional yaitu 5 % dari keuntungan-

keuntungan yang didapat dari perolehan penjualan.

BAB VIIIASPEK LINGKUNGAN

8.1 Konsep dan Rencana Pengelolaan Lingkungan

8.1.1 Tujuan Pengelolaan Lingkungan

Kemajuan teknologi telah mendorong manusia untuk mengubah alam dan

membuat hal-hal baru. Melalui teknologi, sesuatu yang dulu tidak mungkin

dilakukan sekarang menjadi mungkin untuk dilakukan dan sesuatu yang susah

dikerjakan kini menjadi mudah dikerjakan. Telah banyak dampak lingkungan

yang muncul akibat teknologi. Teknologi telah dianggap sebagai alat bagi

manusia untuk mengekploitasi lingkungan. Namun, teknologi juga dikembangkan

manusia untuk mengelola lingkungan guna pelestariannya.

Lingkungan merupakan sumber daya yang menjamin kehidupan  manusia

beserta makhluk hidup lainnya. Dari lingkunganlah, manusia dapat memperoleh

apa yang dibutuhkan. Mulai dari kebutuhan  dasar seperti makan dan minum

hingga kebutuhan yang lebih kompleks. Kebutuhan tersebut terus meningkat dari

waktu ke waktu, seiring dengan meningkatnya jumlah manusia.

Antara meningkatnya kebutuhan manusia dengan kemampuan lingkungan

untuk memproduksi sering tidak seimbang. Akibatnya terjadi kelangkaan sumber-

sumber pemenuhan kebutuhan. Persaingan antara manusia pun terjadi semakin

ketat. Berbagai cara terus dilakukan manusia untuk bisa memanfaatkan  alam

lingkungan ini.

Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar lingkungan

tetap lestari, harus diperhatikan tatanan atau tata cara lingkungan itu sendiri.

Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena manusia

memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain. Manusia

mampu merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan lingkungan seperti yang

dikehendakinya.

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,

penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan

pengembangan lingkungan hidup. Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai

berikut:

1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai

tujuan membangun manusia seutuhnya.

2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.

3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.

4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan

generasi sekarang dan yang akan datang.

Bagi perusahaan , pengelolaan lingkungan sangatlah penting.

Kebijakan pelaksanaan pengelolaan lingkungan harus didasarkan pada sifat

pengelolaannya. Kelompok lingkungan dapat dikategorikan ke dalam dua

kelompok, yaitu:

1. Kelompok lingkungan yang dipertahankan, dijaga, dan dilestarikan

keberadaannya, seperti:

- Sumber daya air

- Sumber daya lahan

- Sumber daya listrik

- Kesehatan dan kenyamanan lingkungan bersama

- Kualitas udara

- Warisan alam dan warisan budaya

2. Kelompok lingkungan hidup yang akan berubah oleh rencana kegiatan,

seperti

- Taraf hidup masyarakat

- Lapangan kerja bagi masyarakat

- Pemanfaatan sumber daya alam

- Hasil-hasil kegiatan dalam bentuk produk utama, produk sampingan

atau limbah.

- Kualitas manusia

- Kelembagaan dan citra masa depan kehidupan manusia dan

lingkungan.

Adapun tujuan dari pengelolaan lingkungan bagi perusahaan antara lain :

1. Mempertahankan, menjaga, dan melestarikan lingkungan.

2. Mewujudkan kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan

lingkungan.

3. Mengupayakan terwujudnya lingkungan yang berkualitas melalui peran

serta masyarakat dan perusahaan serta mewujudkan regulasi tentang

pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, ditetapkan

sasaran sebagai berikut:

- Tercapainya penghargaan kota sehat atau Adipura;

- Terwujudnya lingkungan yang berkualitas melalui peningkatan peran

serta masyarakat dan perusahaan;

- Terlaksananya pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan

hidup

- Terlaksananya kegiatan pengkajian dampak lingkungan;

- Tersedianya Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

- Terwujudnya dokumen pengelolaan lingkungan bagi perusahaan dan

usaha lainnya;

- Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan

hidup.

4. Mengupayakan terwujudnya lingkungan udara, air dan tanah yang bebas

dari polusi melalui pengendalian dan pengujian

5. Mewujudkan kepedulian perusahaan penghasil sirup coco nira

dan masyarakat pengonsumsi produk terhadap aspek pengelolaan

lingkungan hidup, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

- Terwujudnya pembinaan pelaku industri sirup coco nira dan

masyarakat pengguna produk tentang aspek pengelolaan lingkungan

- Terwujudnya sarana penunjang untuk pengelolaan lingkungan

6. Mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiksi

dari hal-hal tersebut di atas, dimana pemerintah telah menetapkan

kebijakan melalui Undang-undang Lingkungan Hidup.

Undang-undang lingkungan hidup adalah undang-undang tentang

ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan oleh Presiden

Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 Bab

terdiri dari 24 pasal. Undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah

kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan menindak

pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan.

Undang–undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban,

wewenang, dan ketentuan pidana yang meliputi berikut ini :

1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang balk dan 

sehat.

2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah 

serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan

3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka 

pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur dengan 

perundang-undangan.

4. Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya 

melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup 

atau tercemamya lingkungan hidup diancam pidana penjara atau 

denda. 

Upaya pengelolaan yang telah digalakkan dan undang-undang yang telah

dikeluarkan belumlah berarti tanpa didukung adanya kesadaran manusia akan arti

penting lingkungan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta

kesadaran bahwa lingkungan yang ada saat ini merupakan titipan dari generasi

yang akan datang. Oleh karena itu, perusahaan akan melakukan

pengelolaan lingkungan dengan baik dan benar sebagai cerminan dari industri

ramah lingkungan.

8.1.2 Parameter Lingkungan

Parameter lingkungan digunakan untuk mengukur baik tidaknya kualitas

lingkungan. Tingkat pencemaran lingkungan yang telah tercemar dapat diukur

dengan menggunakan parameter pencemaran. Parameter pencemaran digunakan

sebagai indikator (petunjuk) terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang

telah terjadi. Parameter pencemaran meliputi parameter fisik, parameter kimia,

dan parameter biologi. Untuk mengetahui kondisi atau pun kualitas lingkungan,

maka perusahaan melakukan pengukuran kualitas lingkungan yang

kemudian dibandingkan dengan parameter yang telah ditentukan sehingga dapat

diketahui apakah lingkungan telah rusak dengan terjadinya pencemaran baik itu

tanah, air, maupun udara.

8.1.3 Sumber Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan menurut pasal 1 butir 7 UU No. 4 Tahun 1982

yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen

lainnya ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga

kualitas lingkungan mengalami penurunan sampai pada tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai

dengan peruntukannya. Dengan demikian kerusakan dan pencemaran lingkungan

adalah pengaruh sampingan dari tindakan manusia untuk mencapai suatu tujuan

yang mempunyai konsekuensi terhadap lingkungan. Hal ini berarti bahwa

ancaman terhadap alam atau lingkungan tidak dapat dipertanggungjawabkan

kepada pihak lain melainkan kepada manusia itu sendiri sebagai pribadi secara

mandiri maupun sebagai anggota masyarakat. Selayaknya untuk mencegah atau

mengatasi pencemaran lingkungan akabat tindakan manusia tersebut perlu

dilakukan upaya pengendalian pencemaran lingkungan yang dapat dan sesuai

dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat.

Dalam melakukan pengendalian terhadap kemungkinan pencemaran

lingkungan maka dibutuhkan keterangan mengenai apa saja yang dapat

menimbulkan pencemaran tersebut (sumber pencemaran). Pencemaran

lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan sehingga merusak

ekosistem. Pencemaran lingkungan terbagi kedalam tiga jenis, yaitu pencemaran

air, tanah, dan udara. Dari ketiga jenis pencemaran tersebut, tentunya terdapat

suatu sumber yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan.

Perusahaan dalam memproduksi nira kelapa (sirup coco nira)

menghasilkan limbah cair berupa air sabun atau deterjen untuk mencuci mesin

sehingga hal ini dapat menjadi sumber pencemaran yang mengakibatkan

penurunan kualitas lingkungan (mencemari tanah apabila langsung di buang di

tanah).

8.2. Pengolahan Lingkungan

8.2.1 Penanganan Produk Samping

Produk samping yang dihasilkan dari pembuatan sirup nira kelapa (sirup

coco nira) adalah kotoran seperti pasir yang dihasilkan dari hasil penyaringan

dengan menggunakan kain saring setelah proses pengukuran volume nira dan

penyaringan setelah proses pemasakan nira. Produk samping ini akan diberikan

kepada petani yang merupakan masyarakat sekitar. Hal ini adalah salah satu

bentuk CSR (Coorporate System Resposibility) kepada masyarkat sekitar.

Selain produk samping berupa kotoran hasil penyaringan, produk samping

lainnya adalah berupa air bekas sterilisasi botol dan pasteurisasi sirup coco nira

dari dalam botol yang kurang lebih volumenya sebanyak 250 L air bersih. Setelah

produksi dalam 1 hari berakhir, air tersebut tidak dipergunakan lagi untuk

kegiatan produksi dihari berikutnya. Hal itu dilakukan untuk menjaga kebersihan

dan kesterilan air agar dapat dengan baik menjaga kesterilan botol. Air bekas

sterilisasi dan pasteurisasi tersebut masih bersih dengan pH yang masih sama

dengan air bersih. Untuk itu air tersebut setelah digunakan untuk mensterilisasi

dan mempasteurisasi botol dialirkan ke sawah kawasan perusahaan atau sebagai

irigasi. Karena perusahaan ini berdiri ditengah hamparan sawah warga Desa

Sukoreno Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Namun

sebelum air tersebut dialirkan disawah, terlebih dahulu air dialirkan ke bak

penampungan air agar suhunya turun, karena apabila air masih dalam keadaan

panas dialirkan ke sawah maka akan merusak tanaman.

Gambar Penanganan Air

8.2.2 Penanganan Limbah

Limbah merupakan proses akhir dari suatu produksi yang harus

dimusnahkan atau dinetralkan. Pada pembuatan sirup nira kelapa ini terdapat

limbah yang dihasilkan pada proses produksi. Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh

diagram alir proses permbuatan sirup nira kelapa dibawah ini:

Nira Kelapa

Pengukuran volume nira

Penyaringan dengan kain saring

Pemanasan dengan (tangki reaktor)

Sirup nira Kelapa

Pemasakan

Penyaringan dengan kain saring

Ampas

Pengemasan dalam Botol Kaca

Ampas

Sterilisasi Botol

Pasteurisasi

Limbah cair yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut yaitu air bekas

mencuci mesin. Air tersebut mengandung sabun atau deterjen yang apabila

langsung dibuang secara sembarangan akan mengakibatkan kerusakan pada tanah

sehingga tanah tersebut nantinya akan sulit untuk mengabsorbsi air. Untuk itu

dilakukan penetralan terhadap limbah tersebut yaitu dengan cara menguraikan air

yang mengandung zat pencemar tersebut dengan menggunakan jasat renik

( berbasis bio).

BAB IX

ASPEK FINANSIAL

9.1 Penentuan Pasar Potensial dan Kapasitas Produksi Dalam 1 Tahun

9.1.1. Segmen Pasar

Segmen pasar dari produk ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di

Malang dan Blitar. Berdasarkan data statistik yang didapatkan diketahui bahwa

jumlah kepala keluarga yang ada di daerah tersebut adalah sebanyak 1.450.393

kepala keluarga.

9.1.2. Target Pasar

Asumsi yang digunakan adalahdari 1.450.393 kepala keluarga yang

menggunakanproduk kami sebanyak 70% nya saja. Sehingga total segmen pasar

menjadi sebanyak

70% X 1.450.393 ≈ 1.015.275 kepala keluarga

Produk sirup “Coco Nira” ini merupakan positioning sebagai market

leader, maka pasar potensial dari produk ini adalah :

40% X 1.015.275= 406.110 kepala keluarga

Konsumen dari produk ini rata-rata mengkonsumsinya sebanyak satu kali

dalam satu tahun. Perusahaan memproduksi syrup “Coco Nira” dengan

kapasitas 500 ml/botol dan melakukan produksi setiap hari Senin – Sabtu

sehingga,

Kapasitas produksi = 406.110 kepala keluarga X 1

= 406.110 botol/tahun

Kapasitas produksi (per 1 kali produksi) = 406.110/ 288

≈ 1.411 botol/hari

Jam kerja/hari = 8 jam

Hari kerja/minggu = 6 hari

Kebutuhan Bahan Baku = 2352 L

Kapasitas produksi/hari =1.411 botol (705,5 L) (@ 500 mL)

Biaya Tidak Tetap

a. Biaya Pembelian Bahan Baku dan Pendukung

No. nama bahan Satuan Total Biaya(Rp)

1 Nira L 2,352 56448 Rp 2,000.00 Rp 112,896,000.00

2 Asam Sitrat Kg 0.56 13.44 Rp 16,000.00 Rp 215,040.00 3 Natrium Benzoat Kg 0.71 17.04 Rp 12,000.00 Rp 204,480.00 4 Botol Botol 1411 33864 Rp 1,000.00 Rp 33,864,000.00 5 Label Botol Buah 1411 33864 Rp 75.00 Rp 2,539,800.00 6 Essence cc 14,112 338688 Rp 200.00 Rp 67,737,600.00 8 Pewarna gram 2,822.40 67737.6 Rp 35.00 Rp 2,370,816.00

Total 1 bulan Rp 219,827,736.00 Total 1 tahun Rp 2,637,932,832.00

jumlah kebutuhan

per hariJumlah kebutuhan

per bulan

Harga per satuan (Rp)

b. Biaya Distribusi

Biaya distribusi = Rp 36.000.000,-/tahun

Total Biaya Tidak Tetap = Rp 2.673.932.832,-

Biaya Tetap

a. Rekruitmen, Bangunan & Mesin

No

Kebutuhan Jumlah

Hargasatuan NilaiSisa Total Biaya

1 Tanah 460 m2 1 Rp 300.000,-/ m2

Rp 13.800.000,-

Rp 12.420.000,-

2 Bangunan 200 m2

1 - Rp 36.000.000,-

Rp 32.400.000,-

3 InstalasiLimbah

1 - Rp 200.000,-

Rp 180.000,-

4 Biaya rekrutmen dan training tenagakerja

- -

- Rp 10.000.000,-

5 TangkiReaktor

(800 L)

1 Rp 2.000.000,- Rp

200.000,-Rp

200.000,-

6 Evaporator (500L)

2 Rp 18.000.000,-

Rp 5.000.000,-

Rp 1.500.000,-

7 Autoklaf ( 8 Rp2.500.000,- Rp 250.000,-

Rp 245.000,-

8 Pasteurizer 2 Rp10.000.000,-

Rp 350.000,-

Rp 1.025.000,-

9 Genset 1 Rp 5.000.000,-

Rp 250.000,-

Rp 515.000,-

10

Filling and sealing mechine

1 Rp 8.000.000,- Rp1.000.000,- Rp

800.000,-

11

Belt Conveyor

1 Rp 7.000.000,-

Rp 1.000.000,-

Rp 800.000,-

12

KainSaring 12 Rp 6.000,- - Rp

72.000,-

Total Rp60.157.000,-

b. Biaya Tenaga Kerja, Energi, PerawatandanPajak

No. Nama Satuan Jumlah Kebutuhan Biaya Satuan Biaya Per bulanTenaga Kerja

1 Direktur Orang 1 Rp 2,500,000.00 Rp 2,500,000.00 2 Wakil Direktur Orang 1 Rp 2,000,000.00 Rp 2,000,000.00 3 Sekretaris Orang 1 Rp 1,300,000.00 Rp 1,300,000.00 4 Manager Divisi Orang 5 Rp 1,200,000.00 Rp 6,000,000.00 5 Staff Divisi Orang 15 Rp 1,000,000.00 Rp 15,000,000.00 6 Tenaga Produksi Orang 18 Rp 800,000.00 Rp 14,400,000.00 7 Satpam Orang 2 Rp 500,000.00 Rp 1,000,000.00 8 Customer Service Orang 1 Rp 500,000.00 Rp 500,000.00 9 Pasukan Kuning Orang 2 Rp 400,000.00 Rp 800,000.00

Energi1 Listrik Bulan 1 Rp 750,000.00 Rp 750,000.00 2 Air Bulan 1 Rp 450,000.00 Rp 450,000.00 3 Telepon Bulan 1 Rp 200,000.00 Rp 200,000.00 4 Solar Bulan 1 Rp 100,000.00 Rp 100,000.00

Perawatan1 Gedung Bulan 1 Rp 200,000.00 Rp 200,000.00 2 Mesin & Fasilitas Bulan 1 Rp 150,000.00 Rp 150,000.00 1 Pajak & PBB Tahun 1 Rp 150,000.00 Rp 12,500.00

Promosi1 Promosi Tahun 1 Rp 2,000,000.00 Rp 166,666.67 Biaya Lain-lain

1 Biaya Tak Terduga Tahun 1 Rp 10,000,000.00 Rp 833,333.33

Total Biaya 1 Bulan Rp 46,362,500.00

Biaya Tetap

Total Biaya tidak tetap

=(BiayaRekruitmen,Bangunan,Mesin)+(BiayaTenaga

Kerja, Energi Perawatan dan Pajak)

= (Rp60.157.000,- ) + (Rp 556.350.000,-)

= Rp 616.507.000,-

Total Biaya = biaya tidak tetap + biaya tetap

=(Rp 2.673.932.832,-)+ (Rp 616.507.000,-)

= Rp 3.290.439.832,- /tahun

HPP

Harga Pokok Produksi per 12 bulan =

≈Rp 8.200,-

Harga jual = (0,2*8.200) + 8.200= Rp 9.840,- ≈ Rp 9.850,-

BEP

≈188.781 unit

Hargajual = (mark up*HPP) + HPP

HPP= Total biaya selama 1 tahunJumlah produksi selama 1 tahun

HPP=Rp 3 .290 .439 .832,- 406 . 110

Mark up =0,2

BEP (unit )= Biaya Tetap

[H arg a Jual − ( Biaya Tidak TetapJumlah Kemasan ) ]

BEP (unit )=Rp 616 .507 . 000,-

[9 .850 − (Rp 2. 673 .932 . 832 406 .110 ) ]

BEP (unit )

BEP ( Rp)= Biaya Tetap

[1 − ( Biaya Tidak Tetap / jumlah kemasanharga jual ) ]

Pendapatan = harga produk x jumlah produk

= Rp 9.850,- x 406.110

= Rp 4.000.183.500,-

Keuntungan = Pendapatan – total biaya

= Rp 4.000.183.500,00 – Rp 3.290.439.832,00

= Rp 709.743.668,00

R/C ratio = Pendapatan : Total Biaya

= Rp 4.000.183.500,00 : Rp 3.290.439.832,00

= 1,22

B/C ratio = Keuntungan : Total Biaya

= Rp 709.743.668,00: Rp 3.290.439.832,00

= 0,22

BEP ( Rp)=Rp 616. 507 .000,-

[1 − (Rp 2. 673 .932 . 832,- / 406 . 1109 .850 ) ]

BEP ( Rp)= Rp 1. 859 .483 .421 / tahun

BEP ( Rp)=91. 945 . 996

[1 − (565. 260 . 000/1. 169.5201. 000 ) ]

Payback Period = h arga jual x BEP unitTotal biaya produksi

= Rp 9 . 850 ,− x 188 .781Rp 2. 673 .932 . 832,-

= 0,7

Perhitungan Depresiasi Mesin

1. Tanah

Biaya Beli: 7.000.000

Biaya Kirim + uji coba: 500.000

Masa pakai: 10 Tahun

Nilai sisa: 1.000.000

Nilai Awal

= Biaya Beli + Biaya Kirim + uji coba

= 7.000.000 + 500.000

= 7.500.000

Depresiasi

= Nilai Awal – Nilai sisa

Masa Pakai

= 7.500.000 – 1.000.000

10

= 650.000/th

No. tahun Depresiasi Nilai Buku

0 0 7.500.000

1 650.000 6.850.000

2 650.000 6.200.000

3 650.000 5.550.000

4 650.000 4.900.000

5 650.000 4.250.000

6 650.000 3.600.000

7 650.000 2.950.000

8 650.000 2.300.000

9 650.000 1.650.000

10 650.000 1.000.000

2. Bangunan

Biaya Beli: 396.000.000

Masa pakai: 10 Tahun

Nilai sisa: 1.000.000

Nilai Awal

= Biaya Beli

= 396.000.000

Depresiasi

= NilaiAwal – Nilaisisa

MasaPakai

= 396.000.000 – 36.000.000

10

= 36.000.000/th

No. tahun Depresiasi Nilai Buku

0 0 396.000.000

1 36.000.000 360.000.000

2 36.000.000 324.000.000

3 36.000.000 288.000.000

4 36.000.000 252.000.000

5 36.000.000 21.6000.000

6 36.000.000 180.000.000

7 36.000.000 144.000.000

8 36.000.000 108.000.000

9 36.000.000 360.000.000

10 36.000.000 35.000.000

3. Instalasi limbah

Biaya Beli: 2.200.000

Biaya Kirim + uji coba: 200.000

Masa pakai: 10 Tahun

Nilai sisa: 200.000

Nilai Awal

= Biaya Beli + Biaya Kirim + uji coba

= 2.000.000 + 200.000

= 2.400.000

Depresiasi

= NilaiAwal – Nilaisisa

MasaPakai

= 2.400.000 – 200.000

10

= 220.000/th

No. tahun Depresiasi Nilai Buku

0 0 2.400.000

1 220.000 2.180.000

2 220.000 1.960.000

3 220.000 1.740.000

4 220.000 1.520.000

5 220.000 1.300.000

6 220.000 1.080.000

7 220.000 860.000

8 220.000 640.000

9 220.000 420.000

10 220.000 200.000

4. Tangki Reaktor

Biaya Beli: 2.000.000

Biaya Kirim + uji coba: 200.000

Masa pakai: 10 Tahun

Nilai sisa: 200.000

Nilai Awal

= Biaya Beli + Biaya Kirim + uji coba

= 2.000.000 + 200.000

= 2.200.000

Depresiasi

= Nilai Awal – Nilai sisa

Masa Pakai

= 2.200.000 – 200.000

10

= 200.000/th

No. tahun Depresiasi Nilai Buku

0 0 2.200.000

1 200.000 2.000.000

2 200.000 1.800.000

3 200.000 1.600.000

4 200.000 1.400.000

5 200.000 1.200.000

6 200.000 1.000.000

7 200.000 800.000

8 200.000 600.000

9 200.000 400.000

10 200.000 200.000

5. Evaporator

Biaya Beli: 18.000.000

Biaya Kirim + uji coba: 2.000.000

Masa pakai: 10 Tahun

Nilai sisa: 5.000.000

Nilai Awal

= Biaya Beli + Biaya Kirim + uji coba

= 18.000.000 + 2.000.000

= 20.000.000

Depresiasi

= Nilai Awal – Nilai sisa

Masa Pakai

= 20.000.000 – 5.000.000

10

= 1.500.000/th

No. tahun Depresiasi Nilai Buku

0 0 20.000.000

1 1.500.000 18.500.000

2 1.500.000 17.000.000

3 1.500.000 15.500.000

4 1.500.000 14.000.000

5 1.500.000 12.500.000

6 1.500.000 11.000.000

7 1.500.000 9.500.000

8 1.500.000 8.000.000

9 1.500.000 6.500.000

10 1.500.000 5.000.000

6. Autoklaf

Biaya Beli: 2.500.000

Biaya Kirim + uji coba: 200.000

Masa pakai: 10 Tahun

Nilai sisa: 250.000

Nilai Awal

= Biaya Beli + Biaya Kirim + uji coba

= 2.500.000 + 200.000

= 2.700.000

Depresiasi

= Nilai Awal – Nilai sisa

Masa Pakai

= 2.700.000 – 250.000

10

= 245.000/th

No. tahun Depresiasi Nilai Buku

0 0 2.7 00.000

1 245.000 2.455.000

2 245.000 2.210.000

3 245.000 1.965.000

4 245.000 1.720.000

5 245.000 1.475.000

6 245.000 1.230.000

7 245.000 985.000

8 245.000 740.000

9 245.000 495.000

10 245.000 250.000

7. Pasteurizer

Biaya Beli: 10.000.000

Biaya Kirim + uji coba: 600.000

Masa pakai: 10 Tahun

Nilai sisa: 350.000

Nilai Awal

= Biaya Beli + Biaya Kirim + uji coba

= 10.000.000 + 600.000

= 10.600.000

Depresiasi

= Nilai Awal – Nilai sisa

Masa Pakai

= 10.600.000 – 350.000

10

= 1.025.000/th

No. tahun Depresiasi Nilai Buku

0 0 10.600.000

1 1.025.000 9.575.000

2 1.025.000 8.550.000

3 1.025.000 7.525.000

4 1.025.000 6.500.000

5 1.025.000 5.475.000

6 1.025.000 4.450.000

7 1.025.000 3.425.000

8 1.025.000 2.400.000

9 1.025.000 1.375.000

10 1.025.000 350.000

8. Genset

Biaya Beli: 2.500.000

Biaya Kirim + uji coba: 200.000

Masa pakai: 10 Tahun

Nilai sisa: 250.000

Nilai Awal

= Biaya Beli + Biaya Kirim + uji coba

= 5.000.000 + 400.000

= 5.400.000

Depresiasi

= Nilai Awal – Nilai sisa

Masa Pakai

= 5.400.000 – 250.000

10

= 515.000/th

No. tahun Depresiasi Nilai Buku

0 0 5.400.000

1 515.000 4.885.000

2 515.000 4.370.000

3 515.000 3.855.000

4 515.000 3.340.000

5 515.000 2.825.000

6 515.000 2.310.000

7 515.000 1.795.000

8 515.000 1.280.000

9 515.000 765.000

10 515.000 250.000

9. Filling and sealing machine

BiayaBeli: 8.000.000

BiayaKirim + ujicoba: 400.000

Masapakai: 10 Tahun

Nilaisisa: 1.000.000

NilaiAwal

= BiayaBeli + BiayaKirim + ujicoba

= 8.000.000 + 400.000

= 8.400.000

Depresiasi

= NilaiAwal – Nilaisisa

MasaPakai

= 8.400.000 – 1.000.000

10

= 740.000/th

No. tahun Depresiasi Nilai Buku

0 0 8.400.000

1 740.000 7.660.000

2 740.000 6.920.000

3 740.000 6.180.000

4 740.000 5.440.000

5 740.000 4.700.000

6 740.000 3.960.000

7 740.000 3.220.000

8 740.000 2.480.000

9 740.000 1.740.000

10 740.000 1.000.000

10. Belt conveyor

BiayaBeli: 7.000.000

BiayaKirim + ujicoba: 500.000

Masapakai: 10Tahun

Nilaisisa: 1.000.000

NilaiAwal

= BiayaBeli + BiayaKirim + ujicoba

= 7.000.000 + 500.000

= 7.500.000

Depresiasi

= NilaiAwal – Nilaisisa

MasaPakai

= 7.500.000 – 1.000.000

10

= 650.000/th

No. tahun Depresiasi Nilai Buku

0 0 7.500.000

1 650.000 6.850.000

2 650.000 6.200.000

3 650.000 5.550.000

4 650.000 4.900.000

5 650.000 4.250.000

6 650.000 3.600.000

7 650.000 2.950.000

8 650.000 2.300.000

9 650.000 1.650.000

10 650.000 1.000.000

Perhitungan NPV(Net Present Value)

Tahun ke-

Arus kas(a)

Tingkat bunga 6% (b)

Nilai sekarang (PV) (axb)

167633866

8 0.9434 638057899.4

263459366

8 0.89 564788364.5

359284866

8 0.8396 497755741.7

455710366

8 0.7921 441281815.4

550935866

8 0.7473 380643732.6

646761366

8 0.705 329667635.9

742586866

8 0.6651 283245251.1

838412366

8 0.6274 240999189.3

934237866

8 0.5919 202653933.6

1030063366

8 0.5584 167873840.2

TOTAL NILAI SEKARANG 3746967404

Investasi awal = Rp3290439832

Nilai sekarang bersih (NVP) = Rp3746967404 - Rp3290439832 =

Rp456527571.7

Nilai NPV positif sebesar Rp456527571.7 maka usulan proyek investasi ini layak

diterima.

Perhitungan IRR

Tahun

ke-

Arus

kas(a)

Tingkat

bunga 6%

(b)

Nilai sekarang

(PV) (axb)

Tingkat

bunga 10%

( c)

Nilai

sekarang

(PV) (axc)

1

67633866

8 0.9434 638057899.4 0.9091 614859483.1

2

63459366

8 0.89 564788364.5 0.8264 524428207.2

3

59284866

8 0.8396 497755741.7 0.7513 445407204.3

4

55710366

8 0.7921 441281815.4 0.683 380501805.2

5

50935866

8 0.7473 380643732.6 0.6209 316260797

6

46761366

8 0.705 329667635.9 0.5645 263967915.6

7

42586866

8 0.6651 283245251.1 0.5132 218555800.4

8 38412366 0.6274 240999189.3 0.4665 179193691.1

8

9

34237866

8 0.5919 202653933.6 0.4241 145202793.1

10

30063366

8 0.5584 167873840.2 0.3855 115894279

TOTAL NILAI SEKARANG 3746967404   3204271976

Investasi Awal (OI) = Rp3290439832

Nilai sekarang Bersih = 456527571.7 = -86167855.97

Keterangan perhitungan NPV ( total nilai sekarang- investasi awal)

Tingkat bunga (6%)= 3746967404 – 3290439832 = 456527571.7

Tingkat bunga (10%)= 3204271976 – 3290439832 = -86167855.97

Berdasarkan 6%

Selisih Bunga Selisih PVSelisih PV dengan OI

6% 3746967404 3746967404

10% 3204271976 3290439832

4% 542695428 456527571.7

Berdasarkan 10%

Selisih Bunga Selisih PVSelisih PV dengan OI

6% 3746967404 3290439832

10% 3204271976 3290439832

4% 542695428 -86167855.97

Perhitungan (disyaratkan tingkat pengembalian sebesar 10%)

IRR = 6% + (456527571.7: 542695428) x 10 %

= 6% + 8.4% = 14.4%

IRR= 10% + ( -86167855.97: 542695428 ) x 6%

= 10% - 0.9 %

= 10.9%

Nilai IRR lebih besar dari 10 %, maka usulan proyek investasi ini

diterima (LAYAK).

BAB XIPENJADWALAN PROYEK

1. TAHAPAN PERENCANAAN (TAHUN PERTAMA) GANTT CHART)

No Kegiatan Bulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2

1. Memperkirakan Jumlah Permintaan2. Menentukan Target Produksi3. Menentukan Bahan Baku dan Pendukung4. Merencanakan Teknologi Proses dan

Pengolahan Limbah5. Merancang Struktur Organisasi dan Job

Description6. Menentukan Kebutuhan Tenaga Kerja

dan Kompensasi7. Memilih lokasi8. Menentukan kapasitas produksi

ekonomis9. Menghitung kebutuhan peralatan

produksi10. Memperkirakan luas lantai produksi11. Memperhitungkan luas lantai fasilitas

pabrik12. Menentukan fasilitas pendukung pabrik13. Menentukan Kelayakan Keuangan

PROJECT NETWORK

No Kegiatan Simbol Immed. Pred Waktu (Bulan)

1. Memperkirakan Jumlah Permintaan A None 22. Menentukan Target Produksi B A 13. Menentukan Bahan Baku dan

Pendukung C B 1

4. Merencanakan Teknologi Proses dan Pengolahan Limbah D C 3

5. Merancang Struktur Organisasidan Job Description E B 1

6. Menentukan Kebutuhan Tenaga Kerja dan Kompensasi F E 2

7. Memilih lokasi G C, F 38. Menentukan kapasitas produksi

ekonomis H D 3

9. Menghitung kebutuhan peralatan produksi I H 2

10. Memperkirakan luas lantai produksi J I 211. Menentukan fasilitas pendukung

pabrik K E 2

12. Memperhitungkan luas lantai fasilitas pabrik L K, J, G 2

13. Menentukan Kelayakan Keuangan M L 5

1110

76

9851 432

12

M (5)

X(0)

D(3)

E(1)

C(1)B(1) H(3)

A (2)

I(2)

F(2)

K(2)

G(3)

J(2)

L (2)

2. TahapanKonstruksi (TAHUN KEDUA)GANTT CHART

No. Kegiatan Bulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1. Membeli Lahan Pabrik

2. Membangun Pabrik dan Infrastruktur

3. Membeli Peralatan dan Fasilitas Produksi

4. Menyebarkan Informasi Recruitment Tenaga Kerja

5. Melakukan Seleksi Administrasi

6. Melakukan Tes Wawancara

7. Pengumuman Tenaga Kerja yang Diterima

8. Training Tenaga Kerja Baru

9. Penempatan Tenaga Kerja Baru

PROJECT NETWORK

No. Kegiatan Simbol Immed. Pred Waktu (Bulan)

1. Membeli Lahan Pabrik A None 22. Membangun Pabrik dan

Infrastruktur B A 12

3. Membeli Peralatan dan Fasilitas Produksi C B 2

4. Menyebarkan Informasi Recruitment Tenaga Kerja D C 1

5. Melakukan Seleksi Administrasi E D 16. Melakukan Tes Wawancara F E 17. Pengumuman Tenaga Kerja yang

Diterima G F 1

8. Training Tenaga Kerja Baru H G 19. Penempatan Tenaga Kerja Baru I H 1

I(1)H(1)G(1)C(2)B(12) D (1) E(1) F(1)

8 97651 432

10

3. Tahap Start Up (TAHUN KETIGA)

GANTT CHART

No. Kegiatan Bulan1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Melakukan MOU dengan pihak penyuplai

2. Melakukan Proses Produksi3. Melakukan Kegiatan Promosi4. Melakukan Kegiatan

Pemasaran5. Rapat Evaluasi Tahunan6. Melakukan Inovasi Produk

No. Kegiatan Simbol Immed. Pred Waktu (Bulan)

1. Melakukan MOU denganpihakpenyuplai A None 1

2. Melakukan Proses Produksi B A 63. MelakukanKegiatanPromosi C B 64. MelakukanKegiatanPemasara

n D B 6

5. RapatEvaluasiTahunan E C, D 16. MelakukanInovasiProduk F E 2

F(2)

D (6)

E(1)

X(0)

X(0)

C(6)

B(6)A(1)

631

5

4

2 7 8

PROJECT NETWORK

BAB XI

PENUTUP

11.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari perencanaan proyek industri ini antara

lain adalah produk ini memiliki merk “Syrup Coco Nira” yang diproduksi oleh

perusahaan kami bernama . Produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan

adalah sirup nira kelapa dengan merek “Sirup Coco Nira” yang dikemas

dalam botol dengan berbagai macam ukuran. Perusahaan akan

memproduksi dan fokus pada satu produk yaitu “Sirup Coco Nira” dengan variasi

rasa yaitu rasa original, jeruk, strawberry, leci dan melon. Dalam pendirian bisnis

ini membutuhkan modal awal sebesar Rp 3.290.439.832,- dan dari analisis

finansial diperoleh nilai HPP sebesar Rp 8.200,- dan harga jual Rp 9.850,- BEP

yang didapat adalah sebesar 188.781 unit atau Rp 1.859.483.421,-/tahun. Hasil

perhitutungan payback period (PP) diketahui bahwa investasi yang digunakan

kembali setelah jangka waktu kurang dari 1 tahun. Jangka waktu yang didapatkan

ini masih berada dibawah umur proyek sehingga proyek tersebut masih dianggap

layak secara finansial.

11.2 Saran

Disarankan dalam membangun sebuah usaha haruslah benar-benar dibuat

seteliti mungkin mengenai semua aspek pendukung sebuah proyek industri.

Terutama dalam menghitung setiap kebutuhan dan pengeluaran di dalam analisis

finansial harus dialakukan secermat mungkin. Sedikit saja kesalahan perhitungan

maka akan berakibat fatal bagi jalannya usaha ke depan. Selain itu juga harus

diperhatikan setiap rencana strategis yang akan dilakukan karena rencana strategis

inilah yang nantinya akan menjadi salah satu faktor penting dalam pencapaian

keberhasilan suatu usaha.