blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi...

55
IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE Studi Kasus Pengembangan E-Government di Provinsi Bali MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Sistem Informasi Publik Disusun Oleh: Agus Indra Irawan 115030101111053 Singgih Wiliyanto 115030107111067 Dony Teguh Prakoso 115030100111058 Devryano Fidian Pahlevi 115030105111004 Noven Aulia Ur Rochman 115030107111030 Putut Hari S 115030107111019 Effendi 115030107111033 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi...

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

Studi Kasus Pengembangan E-Government di Provinsi Bali

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Sistem Informasi Publik

Disusun Oleh:

Agus Indra Irawan 115030101111053

Singgih Wiliyanto 115030107111067

Dony Teguh Prakoso 115030100111058

Devryano Fidian Pahlevi 115030105111004

Noven Aulia Ur Rochman 115030107111030

Putut Hari S 115030107111019

Effendi 115030107111033

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS ILMU ADMINISTRASIJURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG2013

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan

efektif di berbagai negara di dunia saat ini. Kemajuan teknologi, komunikasi dan transportasi

telah menjadikan mobilitas orang, benda dan informasi dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan

akurat serta mampu menjangkau wilayah secara luas dan tanpa batas. Bahkan telah terjadi

Konvergensi teknologi antara teknologi komputer, elektronika, telekomunikasi dan penyiaran

dimana seakan-akan tidak mengenal batas-batas geografis nasional (Dimyati, 1997:28).

Kemajuan informatika, komunikasi dan teknologi menuntut perubahan pada pola dan

cara dilaksanakannya kegiatan di segala sektor, industri, perdagangan, terutama pemerintahan

dalam hal menjalankan pemerintahannya dan mengoptimalkan pemberian pelayanan yang prima.

Keterlibatan secara aktif dalam revolusi informasi, komunikasi dan teknologi akan menentukan

masa depan kesejahteraan bangsa.

Dewasa ini penggunaan informasi, komunikasi dan teknologi (Information

Communication Technology/ ICT) telah berkembang luas, dimana tidak terbatas pada bidang-

bidang industri dan perdagangan saja, namun juga bidang-bidang lainnya pertahanan, keamanan,

pendidikan, sosial, tenaga kerja dan sebagainya. Penggunaan ICT sangat menguntungkan apabila

dibandingkan dengan sistem manual dan cara tradisional. Sehingga banyak negara dan hampir

seluruh negara di dunia telah menggunakan informasi, komunikasi dan teknologi dalam

melaksanakan berbagai sistem di negaranya, terutama yang terkait dengan sistem pemerintahan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menggunakan internet dalam

menyampaikan informasi serta pelayanan dari pemerintah kepada masyarakat agar terciptanya

tujuan administrasi yang efektif dan efisien. Sehingga pola yang dahulu masih irasional dan

tradisional sudah tidak dipakai lagi, dimana yang dahulunya semua sistem yang digunakan masih

manual dan memerlukan waktu yang lama, serta proses yang panjang sudah diminimalisasi di

Indonesia ini, sekarang zaman serba cepat, perputaran waktu yang sangat singkat dan arus yang

sangat canggih, pola pikir manusia telah semakin canggih. Hal ini terbukti dengan adanya

pelayanan pemerintah yang berbasis internet mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

Kecanggihan teknologi telah diaplikasikan ke berbagai bidang kehidupan, perekonomian,

perindustrian, kesehatan dan juga mencakup bidang pemerintah lainnya, yang mendukung

diterapkannya efektifitas dan efisiensi pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Upaya

pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) tidak lepas dari

penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi oleh pemerintah dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Dari segi konstitusi dan politik, pelayanan publik merupakan salah satu

tujuan dibentuknya negara, yakni bagaimana mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Dari sekian banyak tuntutan yang ada, satu di antaranya adalah meningkatkan pelayanan

publik melalui penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Agenda tersebut

merupakan upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, antara lain melalui

keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum, dan

membuka partisipasi masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian dan keterpaduan

tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Salah satu upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik adalah mempercepat

proses kerja serta modernisasi administrasi melalui otomatisasi di bidang administrasi

perkantoran, modernisasi penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat melalui e-government

sebagai salah satu aplikasi dari teknologi informasi. Masalah utama yang dihadapi dalam

implementasi otonomi daerah adalah terbatasnya sarana dan prasarana komunikasi informasi

untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah kepada

masyarakat, agar proses penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan

pemberdayaan masyarakat dapat menjadi lebih efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

Untuk lebih meningkatkan penggunaan teknologi informasi di Indonesia, pemerintah

telah mengeluarkan Keppres No. 50/2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia yang

selanjutnya dikuatkan dengan Inpres No. 6/2001 tentang Acuan dan Landasan Pengembangan

Telematika di Indonesia. Meskipun perangkat aturan ini tidak secara spesifik mengatur tentang

e-Government, diharapkan ini bisa menjadi landasan yang kuat bagi pengembangan teknologi

informasi ke depan. Berkenaan dengan uraian tersebut, maka artikel ini bermaksud untuk

menganalisis dan menguraikan bagaimana peran e-Government dalam mewujudkan Good

Governance (tata kepemerintahan yang baik) pada Era Otonomi Daerah.

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

B. Rumusan Masalah

Merujuk dari latar belakang di halaman sebelumnya maka penulis merumuskan masalah dari

makalah ini sebagai berikut:

a. Apa pengertian E-government?

b. Bagaimana fungsi dan perkembangan E-government?

c. Bagaimanakah peran E-government dalam mewujudkan Good Governance?

d. Bagaimanakah hubungan E-government dengan masyarakat informasi?

e. Bagaimana peranan E-government dalam sistem administratif di Indonesia?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas maka dapat dihasilkan tujuan penulisan makalah ini yaitu

sebagai berikut:

a. Mengetahui pengertian E-government.

b. Mengidentifikasi fungsi dan perkembangan E-government.

c. Mengidentifikasi peran E-government dalam mewujudkan Good Governance.

d. Mengidentifikasi hubungan E-government dengan masyarakat informasi.

e. Mengidentifikasi peranan E-government dalam sistem administratif di Indonesia.

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Good Governance

Pengertian Good Governance (Tata Kepemerintahan yang Baik), dapat dilihat dari

pemahaman yang dimiliki baik oleh IMF maupun World Bank yang melihat Good Governance

sebagai sebuah cara untuk memperkuat “kerangka kerja institusional dari pemerintah”. Hal ini

menurut mereka adalah bagaimana memperkuat aturan hukum dan prediktibilitas serta

imparsialitas dari penegakannya. Ini juga berarti mencabut akar dari korupsi dan aktivitas-

aktivitas rent seeking, yang dapat dilakukan melalui transparansi dan aliran informasi serta

menjamin bahwa informasi mengenai kebijakan dan kinerja dari institusi pemerintah

dikumpulkan dan diberikan kepada masyarakat secara memadai sehingga masyarakat dapat

memonitor dan mengawasi manajemen dari dana yang berasal dari masyarakat (Kurniawan,

2006).

United Nations Development Programme (UNDP) merumuskan istilah governance

sebagai suatu exercise dari kewenangan politik, ekonomi, dan administrasi untuk menata

mengatur dan mengelola masalah-masalah sosialnya (UNDP, 1997 dalam Thoha. 2000). Istilah

“governance” menunjukkan suatu proses dimana rakyat bisa mengatur ekonominya. Institusi dan

sumber-sumber sosial dan politiknya tidak hanya dipergunakan untuk pembangunan tetapi juga

untuk menciptakan kohesi, integrasi, dan untuk kesejahteraan rakyatnya. Dengan demikian jelas

sekali bahwa kemampuan suatu negara mencapai tujuan-tujuan pembangunan itu sangat

tergantung pada kualitas tata kepemeritahannya dimana pemerintah melakukan interaksi dengan

organisasi-organisasi komersial dan civil society.

Good governance memiliki sejumlah ciri sebagai berikut: (1) Akuntabel, artinya

pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus disertai pertanggungjawabannya; (2) Transparan,

artinya harus tersedia informasi yang memadai kepada masyarakat terhadap proses pembuatan

dan pelaksanaan kebijakan; (3) Responsif, artinya dalam proses pembuatan dan pelaksanaan

kebijakan harus mampu melayani semua stakeholder; (4) Setara dan inklusif, artinya seluruh

anggota masyarakat tanpa terkecuali harus memperoleh kesempatan dalam proses pembuatan

dan pelaksanaan sebuah kebijakan; (5) Efektif dan efisien, artinya kebijakan dibuat dan

dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang tersedia dengan cara yang

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

terbaik; (6) Mengikuti aturan hukum, artinya dalam proses pembuatan dan pelaksanaan

kebijakan membutuhkan kerangka hukum yang adil dan ditegakan; (7) Partisipatif, artinya

pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus membuka ruang bagi keterlibatan banyak aktor; (8)

Berorientasi pada konsensus (kesepakatan), artinya pembuatan dan pelaksanaan kebijakan harus

merupakan hasil kesepakatan bersama diantara para aktor yang terlibat (Kurniawan, 2006).

B. Keuntungan Penggunaan E-Government

Masyarakat di kota besar yang sibuk dan kadang-kadang lokasi tempat tinggalnya cukup

jauh dengan kantor pelayanan. Maka dengan diimplementasikannya e-Government, masyarakat

tetap dapat mengakses informasi dan layanan publik. Dengan adanya fasilitas tersebut,

masyarakat diharapkan akan menjadi lebih produktif karena masyarakat tidak perlu antri dalam

waktu lama hanya untuk menyelesaikan sebuah perizinan seperti saat ini. Suatu hal yang perlu

diingat adalah bahwa menerapkan e-Government sama sekali tidak sama dengan menjadikan

kantor-kantor pemerintahan sebagai lingkungan high-tech (teknologi tinggi). Melainkan e-

Government bertujuan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk membuat

layanan pemerintah lebih dekat pada orang-orang yang menggunakan layanan-layanan tersebut,

yaitu masyarakat.

Dengan adanya online system ini, masyarakat dapat memanfaatkan banyak waktunya

untuk melakukan aktivitas yang lain sehingga diharapkan produktifitas pun dapat meningkat,

baik tingkat daerah maupun tingkat nasional. Dapat dikatakan bahwa secara garis besar e-

Government mempunyai banyak keuntungan, antara lain: (1) Peningkatan kualitas pelayanan.

Pelayanan publik dapat dilakukan selama 24 jam, berkat adanya teknologi internet. (2) Dengan

menggunakan teknologi online, banyak proses yang dapat dilakukan dalam format digital, hal ini

akan banyak mengurangi penggunaan kertas (paper work) proses akan menjadi lebih efisien dan

hemat. (3) Database dan proses terintegrasi (akurasi data lebih tinggi. mengurangi kesalahan

identitas dan Iain-lain). (4) Semua proses dilakukan secara trans-paran, karena semua proses

berjalan secara online.

Selain keuntungan di atas. keuntungan lain-nya adalah, masyarakat dapat mengakses

pemerintah dengan cepat, dan linkage antardaerah bisa mudah terkontrol. Bahkan ada

kesempatan untuk saling promote, bagaimana bisa mengontrol daerahnya dengan lebih cepat.

Hanya saja, e-Government untuk negara sebesar Indonesia, dengan lebih dari 14 ribu pulau, sulit

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

menciptakan satu platform yang baku. Satu platform tidak bisa digeneralisasi untuk semua.

Misalnya. yang diterapkan untuk Jakarta mungkin tidak akan pas untuk Papua ataupun Sulawesi.

Jadi, setiap daerah punya satu pandangan yang bisa mendaiam terhadap daerahnya.

Untuk masyarakat, selain kemudahan akses, keuntungan lain yang didapat masih banyak. Contoh

di Malaysia. Ada KTP yang bentuknya seperti kartu kredit. Ini disebut “kartu pintar”. Di sini ada

chip yang berisi semua data mengenai pemegang kartu, dari nama, golongan darah, nama ibu dan

saudara kandung, sampai data-data lainnya. Keuntungannya bagi masyarakat, dia cukup

memiliki satu kartu untuk mengakses semuanya. Misalnya waktu mengisi bensin tapi tidak

membawa uang. kartu ini bisa digunakan sebagai kartu kredit atau kartu debit. Jadil, tak perlu

bawa KTP, SIM, kartu kredit, atau kartu ATM yang ber-beda-beda. Satu kartu untuk semuanya.

Keuntungan lain, umpamanya untuk membuat surat kelakuan baik, tak perlu repot-repot harus

membuat surat mulai RT, RW, kelurahan, dan baru kemudian ke kepolisian. Cukup satu kartu ini

saja.

Keberhasilan penerapan e-Government dipengaruhi beberapa hal, antara lain peran

pemerintah pusat, hasil uji coba e-Government dengan meniru praktek terbaik dari pemerintahan

daerah lain, dan adanya organisasi pelatihan independen yang bertugas mempelajari

implementasinya. Demikian hasil studi yang dilakukan oleh perusahaan aplikasi SAP dengan dua

organisasi nirlaba asal Inggris, yaitu Improvement and Development Agency (IDeA) dan Society

of IT Management (Socitm).

Indonesia sebagai negara kesatuan memiliki sumberdaya alam yang berlimpah dan

tersebar, dan dihuni oleh lebih dari 210 juta penduduk dari berbagai suku, agama dan budaya.

Indonesia juga mempunyai posisi geopolitik yang sangat strategis karena berada di antara dua

benua dan dua samudera. Berbagai potensi tersebut harus dikelola secara baik bagi sebesar-

besarnya kesejahteraan rakyat. Untuk itu pemerintah perlu meningkatkan kewenangan

pemerintah daerah melalui pemberian otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

Penanganan sangat sentralistik selama lebih dari 30 tahun ternyata hanya mencipiakan

ketidakadilan. Sumberdaya nasional hanya dimanfaatkan oleh kelompok tertentu. Akibatnya

tumbuh kecemburuan sosial antar daerah yang mengancam kesatuan dan persatuan nasional.

Salah satu tujuan pemberian otonomi adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat.

Untuk itu pemerintah daerah dituntut memahami secara lebih baik kebutuhan masyarakat yang

terdiri dari berbagai lapisan. Pemerintah daerah harus melibatkan seluruh unsur masyarakat

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

dalam proses pembangunan. Tata-pemerintahan di daerah harus diselenggarakan secara

partisipatif. Penyelenggaraan pemerintahan yang eksklusif hanya melibatkan unsur pemerintah

dan/atau legislative akan membuat masyarakat tidak peduli pada pembangunan. Hal ini lebih

lanjut akan menyebabkan keberlanjutan pembangunan menjadi sangat rapuh dan rentan.

Partisipasi masyarakat dapat terwujud seiring dengan tumbuhnya rasa percaya masyarakat

kepada para penyelenggara pemerintahan di daerah. Rasa percaya ini akan tumbuh apabila

masyarakat memperoleh pelayanan dan kesempatan yang setara (equal). Tidak boleh ada

perlakuan yang didasari atas dasar perbedaan pria-wanita, kaya-miskin, kesukuan dan agama.

Pembedaan perlakuan atas dasar apapun dapat menumbuhkan kecemburuan dan mendorong

terjadinya konflik sosial di masyarakat.

Otonomi daerah juga bertujuan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan kreatifitas

local, agar daerah dapat lebih mandiri dan mampu berkompetisi secara sehat. Prakarsa

masyarakat termasuk prakarsa dunia usaha dapat berkembang jika ada situasi kondusif, situasi

yang memberikan rasa aman dan kepastian hukum. Untuk itu penyelenggara pemerintahan

dituntut taat hukum secara konsisten dan sungguh-sungguh. Ketidakpastian hukum mendorong

masyarakat bersikap apatis. Bagi dunia usaha tiadanya kepastian hukum dan rasa aman dapat

mengurangi minat berinvestasi, sesuatu yang sangal diperlukan bagi pembangunan daerah.

Kewenangan otonomi daerah harus dilaksanakan secara bertanggung jawab. Artinya sebagai

konsekuensi dari pemberian hak dan kewenangan, penyelenggara pemerintahan dituntut

melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional agar tujuan otonomi daerah dapat

terwujud penuh. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya penyelenggara pemerintahan harus

sadar untuk tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga pada kebenaran dan kewajaran dalam

proses pencapaiannya. Setiap upaya yang menggunakan sumberdaya masyarakat, perlu

diselenggarakan secara transparan. Penyelenggaran pemerintahan daerah yang bertanggung

jawab dan transparan akan menumbuhkan rasa percaya masyarakat pada pemerintah daerah.

C. Urgensi Good Governance

Upaya memperbaiki penyelengaraan pemerintahan di Indonesia bukanlah hal baru,

beberapa kegiatan telah pernah dilakukan antara lain Program Pelayanan Prima yang diprakarsai

oleh Kementerian PAN. Istilah Good Governance sendiri muncul bersamaan dengan program-

program yang didukung lembaga luar, namun tidak berarti kegiatan yang dilaksanakan bukan

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

kegiatan yang merupakan aspirasi masyarakat, Keinginan masyarakat untuk memperoleh

pemerintahan yang baik (Good Governance) sudah ada sejak dahulu, bahkan sebagian

masyarakat memimpikan dipimpin oleh “Ratu Adil’ yang dipercaya akan memimpin dengan

mementingkan kepentingan masyarakat dan mencapai kemakmuran. Jadi adanya Tata

Pemerintahan yang baik bukan merupakan kondisi yang diharapkan dari luar namun menjadi

impian masyarakat banyak. Pada hakekatnya tujuan tata kepemerintahan yang baik (good

governance) adalah tercapainya kondisi pemerintahan yang dapat menjamin kepentingan/

pelayanan publik secara seimbang dengan melibatkan kerja sama antar semua komponen pelaku

(negara, masyarakat madani, lembaga-lembaga masyarakat, dan pihak swasta). Paradigma tata

kepemerintahan yang baik menekankan arti penting kesejajaran hubungan antara institusi negara,

pasar, dan masyarakat. Semua pelaku harus saling mengetahui apa yang dilakukan oleh pelaku

lainnya serta membuka ruang dialog agar para pelaku saling memahami perbedaan-perbedaan di

antara mereka. Melalui proses tersebut diharapkan akan tumbuh konsensus dan sinergi dalam

penerapan program-program tata kepemerintahan yang baik di masyarakat.

Ada empat belas karakteristik yang dapat terhimpun dari telusuran wacana good gover-

nance (http://good-governance.bappenas.go.id), yaitu: (1) Wawasan ke depan (visionary); (2)

Keterbukaan dan Transparansi (openness and transparency); (3) Partisipasi Masyarakat

(participation); (4) Akuntabilitas/Tanggunggugat (accountability); (5) Supremasi Hukum (rule of

law): (6) Demokrasi (democracy); (7) Profesionalisme dan Kompetensi (profesionalism and

competency); (8) DayaTanggap (responsiveness); (9) Keefisienan dan Keefektifan (efficiency

and effectiveness); (10) Desentralisasi (decentralization); (11) Kemitraan dengan Swasta dan

Masyarakat (private and civil society partnership); (12) Komitmen pada Pengurangan

Kesenjangan (commitment to discrepancy reduction); (13) Komitmen pada Pasar yang fair

(commitment to fair market); dan (14) Komitmen pada Lingkungan Hidup (commitment to

environmental protection).

Keempat belas karakteristik nilai good governance tersebut dapat dijelaskan secara

ilustrasi deskriptif sebagai berikut: Pertama, tata pemerintahan yang berwawasan ke depan (visi

strategis). Semua kegiatan pemerintah di berbagai bidang seharusnya didasarkan pada visi dan

misi yang jelas disertai strategi implementasi yang te-pat sasaran. Kedua, tata pemerintahan yang

ber-sifat terbuka (transparan). Wujud nyata prinsip tersebut antara lain dapat dilihat apabila

masyarakat mempunyai kemudahan untuk mengetahui serta memperoleh data dan informasi

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

tentang kebijakan, program, dan kegiatan aparatur pemerintah, baik yang dilaksanakan di tingkat

pusat maupun daerah. Ketiga, tata pemerintahan yang cepat tanggap (responsif). Masyarakat

yang berkepentingan ikut serta dalam proses perumusan dan/atau pengambilan keputusan atas

kebijakan publik yang dipcruntukkan bagi masyarakat.

Keempat, tata pemerintahan yang bertanggung jawab/ bertanggung gugat (akuntabel).

Instansi pemerintah dan para aparaturnya harus dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan

kewenangan yang diberikan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Demikian halnya dengan

kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukannya. Kelima, tata pemerintahan yang

berdasarkan profesionalitas dan kompetensi. Wujud nyata prinsip ini mencakup upaya

penuntasan kasus KKN dan pelanggaran HAM, peningkatan kesadaran HAM, peningkatan

kesadaran hukum, serta pengembangan budaya hukum. Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan

menggunakan aturan dan prosedur yang terbuka dan jelas, serta tidak tunduk pada manipulasi

politik. Keenam, tata pemerintahan yang menggunakan struktur dan sumber daya secara efisien

dan efektif. Perumusan kebijakan pembangunan baik di pusat maupun daerah dilakukan melalui

mekanisme demokrasi, dan tidak ditentukan sendiri oleh eksekutif. Keputusan-keputusan yang

diambil antara lembaga eksekutif dan legislatif harus didasarkan pada konsensus agar setiap

kebijakan publik yang diambil benar-benar merupakan keputusan bersama.

Ketujuh, tata pemerintahan yang terdesentralisasi. Wujud nyata dari prinsip

profesionalisme dan kompetensi dapat dilihat dari upaya penilaian kebutuhan dan evaluasi yang

dilakukan terhadap tingkat kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia yang ada, dan

dari upaya perbaikan atau peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kedelapan, tata

pemerintahan yang demokratis dan berorientasi pada konsensus. Aparat pemerintahan harus

cepat tanggap terhadap perubahan situasi/kondisi mengakomodasi aspirasi masyarakat, serta

mengambil prakarsa untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Kesembilan,

tata pemerintahan yang mendorong partisipasi masyarakat. Pemerintah baik pusat maupun dae-

rah dari waktu ke waktu harus selalu menilai dukungan struktur yang ada, melakukan perbaikan

struktural sesuai dengan tuntutan perubahan seperti menyusun kembali struktur kelembagaan

secara keseluruhan. menyusun jabatan dan fungsi yang lebih tepat, serta selalu berupaya

mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan dana dan sumber daya lainnya yang tersedia

secara efisien dan efektif.

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

Kesepuluh, tata pemerintahan yang mendorong kemitraan dengan swasta dan masyarakat.

Pendelegasian tugas dan kewenangan pusat kepada semua tingkatan aparat sehingga dapat

mempercepat proses pengambilan keputusan, serla memberikan keleluasaan yang cukup untuk

mengelola pelayanan publik dan menyukseskan pembangunan di pusat maupun di daerah.

Kesebelas, tata pemerintahan yang menjunjung supremasi hukum. Pembangunan masyarakat

madani melalui peningkatan peran serta masyarakat dan sektor swasta harus diberdayakan

melalui pem-bentukan kerjasama atau kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Hambatan birokrasi yang menjadi rintangan terbentuknya kemitraan yang setara harus segera

diatasi dengan perbaikan sistem pelayanan kepada masyarakat dan sektor swasta serta

penyelenggaraan pelayanan terpadu.

Keduabelas, tata pemerintahan yang memiliki komitmen pada pengurangan kesenjangan.

Pengurangan kesenjangan dalam berbagai bidang baik antara pusat dan daerah maupun

antardaerah secara adil dan proporsional merupakan wujud nyata prinsip pengurangan

kesenjangan. Hal ini juga mencakup upaya menciptakan kesetaraan dalam hukum (equity of the

law) serta mereduksi berbagai perlakuan diskriminatif yang menciptakan kesenjangan antara

laki-laki dan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat. Ketigabelas, tata pemerintahan yang

memiliki komitmen pada pasar. Daya dukung lingkungan semakin menurun akibat pemanfaatan

yang tidak terkendali. Kewajiban penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan secara

konsekuen. penegakan hukum lingkungan secara konsisten, pengaktifan lembaga-lembaga

pengendali dampak lingkungan, serta pengelolaan sumber daya alam secara lestari merupakan

contoh perwujudan komitmen pada lingkungan hidup. Keempatbelas, tata pemerintahan yang

memiliki komitmen pada lingkungan hidup. Pengalaman telah membuktikan bahwa campur

tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi seringkali berlebihan sehingga akhirnya membebani

anggaran belanja dan bahkan merusak pasar. Upaya pengaitan kegiatan ekonomi masyarakat

dengan pasar baik di dalam daerah maupun antar daerah merupakan contoh wujud nyata

komitmen pada pasar.

Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu

semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good corporate governance, perdagangan

bebas menjadi hal-hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap pemerintahan. Dalam format

ini, pemerintah harus mengadakan reposisi terhadap perannya dari yang bersifat internal menjadi

lebih berorientasi eksternal dan fokus kepada bagaimana memposisikan masyarakat dan

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

pemerintahnya di dalam sebuah pergaulan global. Kemajuan teknologi informasi (komputer dan

telekomunikasi) terjadi sedemikian pesatnya sehingga data, informasi dan pengetahuan dapat

diciptakan dengan sangat cepat dan dapat segera disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di

berbagai belahan dunia dalam hitungan detik. Hal ini berarti bahwa setiap individu di berbagai

belahan dunia dapat saling berkomunikasi kepada siapapun yang dikehendakinya. Buah dari

kemajuan pesat teknologi informasi ini dapat mempengaruhi bagaimana pemerintahan di masa

modem ini harus bersikap secara benar dan efektif mereposisikan perananannya dalam melayani

masyarakatnya.

Secara umum pengimplementasian e-Government diyakini akan memperbaiki kinerja

pengelolaan pemerintahan di Indonesia. Maraknya korupsi di Indonesia dan rendahnya

kepercayaan investor asing terhadap pemerintah Indonesia menunjukkan rendahnya kualitas

manajemen pemerintahan Indonesia. Karena itu, diperlukan suatu manajemen pemerintah yang

sangat menonjolkan unsur transparansi, sebagai salah faktor penting untuk menghilangkan KKN

(kolusi, kompsi, nepotisme) di pemerintahan. Rendahnya transparansi ini menyebabkan sukarnya

mekanisme pengawasan berjalan dengan lancar.

Salah satu solusi dan alternatif yang menjanjikan untuk menciptakan transparansi adalah

sistem pengelolaan pemerintahan secara elektronik atau electronic government (e-Government).

Pengelolaan lembaga/instansi secara elektronik baik untuk swasta maupun pemerintahan selain

mcningkatkan transparansi, juga bisa mening-katkan efisiensi (menurunkan biaya dan

meningkatkan efektivitas/meningkatkan daya hasil). Saat ini cukup banyak negara yang sudah

menerapkan e-Government. Di antaranya adalah Singapura, Australia, AS, Jerman, Inggris,

Malaysia, Taiwan, dan Selandia Baru.

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian E-Government

Terminologi “E-Government” dapat diartikan sebagai kumpulan konsep untuk semua

tindakan dalam sektor publik (baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah)

yang melibatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka mengoptimalisasi proses

pelayanan publik yang efisien, transparan dan efektif (Kurniawan, 2006). Istilah e-Government

berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

untuk meningkatkan hubungan antara pemerintah dan masyarakat, antara pemerintah dan pelaku

bisnis, dan di antara instansi pemerintah. Teknologi tersebut termasuk e-mail. WAN (Wide Area

Network), Internet, peralatan mobile computing (HP, laptop, PDA), dan berbagai teknologi lain

yang berfungsi untuk menyebarluaskan informasi dan memberi pelayanan elektronik dalam

berbagai bentuk. Secara umurn pengertian e-Government adalah Sistem manajemen informasi

dan layanan masyarakat berbasis internet. Layanan ini diberikan oleh pemerintah kepada

masyarakat.

Dengan memanfaatkan internet, maka akan muncul sangat banyak pengembangan modus

layanan dari pemerintah kepada masyarakat yang memungkinkan peran aktif masyarakat dimana

diharapkan masyarakat dapat secara mandiri melakukan registrasi perizinan, memantau proses

penyelesaian, melakukan secara langsung untuk setiap perizinan dan layanan publik lainnya.

Semua hal tersebut dengan bantuan teknologi internet akan dapat dilakukan dari mana saja dan

kapan saja (Abidin dalam Hardiyansyah, 2003). A.S. Hikam, mantan Menristek, mengatakan

bahwa e-Government adalah merupakan elektronikalisasi layanan pemerintah terhadap

masyarakat atau warga negara. Selain itu e-Government juga merupakan sebuah proses bagi

demokratisasi, dengan adanya e-Government, berarti juga memotong jalur birokrasi yang ada.

Selanjutnya beliau mengemukakan bahwa tujuan e-Government adalah untuk meningkatkan

akses warga negara terhadap jasa-jasa layanan publik pemerintah, meningkatkan akses

masyarakat ke sumber-sumber informasi yang dimiliki pemerintah, menangani keluhan

masyarakat. dan juga persamaan kualitas layanan yang bias dinikmati oleh seluruh warga negara.

Purbo menyatakan bahwa e-Government bukan cuma sekedar memasang komputer di

kantor masing-masing, karena e-Government mempunyai banyak konsekuensi sosial budaya

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

bagi pemerintah (terutama pemerintah daerah), karena e-Government sebetulnya akan memaksa

mereka bekerja secara profesional, bekerja bersih, tidak melakukan korupsi, tidak pungli dan

lain-lain, karena komputer tidak bisa dibohongi dan tidak bisa mentolerir penipuan-penipuan,

untuk itu aparat pemda harus diubah paradigmanya sebelum e-Governemtn ini bisa dijalankan

dengan baik. E-Government sendiri dapat diartikan sebagai pemanfaatan teknologi informasi

(seperti internet, telepon, satelit) oleh institusi pemerintahan untuk meningkatkan kinerja

pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat, komunitas bisnis, dan kelompok terkait

lainnya (World Bank, 2001).

Menurut Rogers WO Okut-Uma and Larry Caffrey (Eds), dalam buku Trusted Services

and Public Key Infrastructure, Commonwelth Secretariat, London (2000), “E-government refers

to the processes and structures pertinent to the electronic delivery of government services to the

public.” Sementara itu, Kementerian Kominfo berpendapat bahwa e-Government adalah aplikasi

teknologi informasi yang berbasis internet dan perangkat digital lainnya yang dikelola oleh

pemerintah untuk keperluan penyampaian informasi dari pemerintah ke masyarakat, mitra bisnis,

pegawai, badan usaha, dan lembaga-lembaga lainnya secara online (dalam Hardiyansyah, 2003).

Dari pengertian-pengertian di atas, e-Government intinya adalah proses pemanfaatan teknologi

informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien.

Karena itu, dalam melihat e-Government, kita jangan terperangah oleh unsur “e” semata, tetapi

yang lebih penting lagi adalah proses pemerintahannya itu sendiri.

Berkenaan dengan uraian tersebut, ada dua hal utama yang dapat diambil dalam

pengertian e-Government, yang pertama adalah penggunaan teknologi informasi (salah satunya

adalah internet) sebagai alat bantu, dan yang kedua, tujuan pemanfaatannya sehingga

pemerintahan dapat berjalan lebih efisien. Dengan teknologi informasi/internet, seluruh proses

atau prosedur yang ada di pemerintahan dapat dilalui dengan lebih cepat asal digunakan dengan

tepat.

B. Penting, Manfaat dan Perkembangan E-government

1. Pentingnya Pemanfaatan E-Government

 Reformasi birokrasi yang dilatarbelakangi tuntutan terhadap terbentuknya sistem

kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara lebih

efektif, melahirkan inspirasi penyediaan data informasi dan media komunikasi yang transparan

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

melalui E-Government. E-Goverment adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah

untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang

berkenaan dengan pemerintahan. E-government (e-gov) intinya adalah proses pemanfaatan

teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih

efisien. Karena itu, ada dua hal utama dalam pengertian E-Government di atas, yang pertama

adalah penggunaan teknologi informasi (salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu, dan

yang kedua adalah tujuan pemanfaatannya, sehingga pemerintahan dapat  berjalan  lebih efisien.

Ketersediaan  informasi yang transparan dan setiap saat dapat diakses oleh masyarakat, telah

mendapat tanggapan positif dari pemerintah, terbukti dengan telah dikeluarkannya Instruksi

Presiden No.3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-Government

Indonesia. Penyelenggaraan E-Government melahirkan 4 model hubungan, yaitu :

a.  G2C (Government to Citizen/Government to Customer)

b. G2B (Government to Business)

c. G2G (Government to Government)

d. G2E (Government to Employees)

Setiap model hubungan diatas seluruhnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan,

serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada

setiap elemen masyarakat.

2. Manfaat  E-Goverment

Penerapan E-Government dalam sistem pemerintahan Indonesia sangat relevan dengan

era Reformasi Birokrasi yang saat ini sedang diprogramkan oleh Pemerintah. Manfaat E-

Government yaitu sebagai berikut:

a. Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam, 7 hari

dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari

kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.

b. Peningkatan hubungan antara pemeritah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya

keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi

lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.

c. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya

informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya.

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

Sebagai contoh, data-data tentang sekolah; jumlah kelas, daya tampung murid, passing

grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua

untuk memilih sekolah yang pas untuk anaknya. Atau ada pula informasi tentang luas

sebuah pulau di Indonesia, jumlah penduduk suatu daerah, dapat diketahui tanpa harus

datang ke daerah bersangkutan. Cukup memanfaatkan teknologi internet.

d. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan

dapat dilakukan melaluji e-mail atau bahkan vidio conference. 

Keseriusan pemerintah dalam mewujudkan E-Government juga jelas tercantum dalam

lampiran Inpres Nomor 3 Tahun 2003, dimana pemerintah telah menyiapkan strategi nasional

pengembangan E-Government. Harus diakui bahwa belum semua masyarakat kita mampu

menerapkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, tetapi dengan adanya tantangan

global, pemerintah harus menganggarkan dana yang cukup untuk menerapkan tahapan-tahapan

E-Government ini. Apabila kita tidak segera menyesuaikan dengan tuntutan global, maka

pemerintah kita akan tertinggal dan terisolasi dalam dunia pembedaan digital. Masing-masing

daerah di Indonesia memiliki visi dan misi yang belum tentu sama, sehingga perlu formula dan

strategi jelas penerapan E-Government terutama atau dengan kata lain, penerapan E-Government

harus memiliki tujuan dan agenda.

Apakah saat ini penerapan E-Government sudah memperlihatkan bukti keberhasilannya?

Sepertinya terlalu dini kita memvonis bahwa E-Government sudah berhasil atau belum. Memang

harus diakui bahwa masa transisi ke era digital ini memerlukan waktu yang cukup lama, mulai

dari penganggaran, penyediaan sarana prasarana, SDM, lalu sosialisasi kesiapan masyarakat

dalam memanfaatkan dan memahami E-Government untuk memperoleh fasilitas pelayanan dari

pemerintah. Tahapan-tahapan ini harus kita lalui dan dengan tetap mengedepankan tujuan mulia,

yaitu meningkatkan pelayanan dan menciptakan pemerintahan yang transparan, efektif dan

efisien. Setiap warga negara mendapatkan hak-haknya dalam memperoleh akses layanan

kapanpun dibutuhkan. Kunci dari keberhasilan ini adalah KOMITMEN.

Dengan keberhasilan E-Government, pengembangan ke arah E-Governance akan menjadi

program lanjutan. Mau tidak mau, era digital global sudah di depan kita. Penyiapan sarana dan

prasarana harus paralel dengan penyiapan SDM yang akan mengoperasikan E-Government serta

jangan pula terlupakan, harus ada sosialisasi kesiapan masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas

E-Government. Masyarakat sebagai pengguna, juga penting untuk disiapkan, dalam artian bahwa

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

masyarakat harus dikondisikan untuk mampu mengakses dan mampu memanfaatkan fasilitas E-

Government ini. Jangan-jangan, “bahasa-bahasa yang tidak percaya keberhasilan E-Government”

ini muncul akibat ketidaksiapan masyarakat untuk masuk ke dunia digital. Sesiap apapun E-

Government tetapi masyarakat tidak siap memanfaatkannya, apakah berarti vonis “gagal” bagi E-

Government? Mari kita renungkan.

3. Perkembangan E-Government

Saat ini perkembangan teknologi Internet sudah mencapai perkembangan yang sangat

pesat. Aplikasi Internet sudah digunakan untuk e-commerce dan berkembang kepada pemakaian

aplikasi Internet pada lingkungan pemerintahan yang dikenal dengan e-Government. Pemerintah

pusat dan pemerintah daerah berlomba-lomba membuat aplikasi e-Government. Pengembangan

aplikasi e-Government memerlukan pendanaan yang cukup besar sehingga diperlukan kesiapan

dari sisi sumber daya manusia aparat pemerintahan dan kesiapan dari masyarakat. Survei di

beberapa negara menunjukkan bahwa ada kecenderungan aparat pemerintah untuk tidak

melaksanakan kegiatan secara online, karena mereka lebih menyukai metode pelayanan

tradisional yang berupa tatap langsung, surat-menyurat atau telepon.

Menurut definisi, e-Government hanya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi,

seperti Internet, untuk meningkatkan proses pemerintahan. Dengan demikian, e-Government

adalah tidak ada prinsip baru. Pemerintah berada di antara pengguna pertama dari komputer.

Tapi proliferasi global Internet, yang secara efektif mengintegrasikan teknologi informasi dan

komunikasi atas dasar standar terbuka, dikombinasikan dengan gerakan untuk mereformasi

administrasi publik yang dikenal sebagai New Public Management, memiliki untuk alasan yang

baik menghasilkan gelombang baru kepentingan dalam topik. E-pemerintah berjanji untuk

membuat pemerintah lebih efisien, responsif, transparan dan sah dan juga menciptakan pasar

yang berkembang pesat barang dan jasa, dengan berbagai peluang bisnis baru.

Untuk beberapa, e-pemerintah mungkin tampaknya menjadi sedikit lebih dari upaya

untuk memperluas pasar e-commerce dari bisnis kepada pemerintah. Tentunya ada beberapa

kebenaran dalam hal ini. E-commerce adalah pemasaran dan penjualan melalui Internet. Karena

lembaga-lembaga pemerintah mengambil bagian dalam kegiatan pemasaran dan penjualan, baik

sebagai pembeli dan penjual, tidak konsisten untuk berbicara tentang e-government aplikasi e-

commerce. Pemerintah lakukan setelah semua perilaku bisnis.

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

Tapi e-commerce tidak di jantung e-Government. Tugas utama pemerintah adalah

pemerintahan, tugas masyarakat mengatur, bukan pemasaran dan penjualan. Dalam demokrasi

modern, tanggung jawab dan tenaga untuk regulasi yang dibagi dan dibagi antara legislatif,

eksekutif dan yudikatif. Menyederhanakan agak, legislatif bertanggung jawab untuk membuat

kebijakan dalam bentuk undang-undang, eksekutif untuk melaksanakan kebijakan dan penegakan

hukum, dan peradilan untuk menyelesaikan konflik hukum. E-government adalah tentang

meningkatkan kerja dari semua cabang pemerintahan, bukan hanya administrasi publik dalam

arti sempit.

New Public Management adalah semacam teori manajemen tentang bagaimana reformasi

pemerintah dengan mengganti struktur organisasi yang hirarkis yang kaku dengan jaringan lebih

dinamis unit organisasi kecil, menggantikan otoriter, keputusan top-down dan pembuatan

kebijakan praktek dengan pendekatan yang lebih konsensus bottom-up yang memfasilitasi

partisipasi sebagai stakeholder sebanyak mungkin, terutama warga biasa, mengadopsi sikap yang

lebih ‘customer’ berorientasi kepada pelayanan publik, dan menerapkan prinsip-prinsip pasar

untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Menggunakan portal World Wide Web untuk menciptakan one-stop toko adalah salah

satu saat ini populer e-Government pendekatan untuk meningkatkan pelayanan publik kepada

warga negara. Ide dasar dari portal ini adalah untuk menyediakan tempat, tunggal nyaman untuk

mengurus semua langkah-langkah dari proses administrasi yang rumit yang melibatkan beberapa

kantor pemerintahan, membawa layanan dari kantor untuk warga negara bukan membutuhkan

warga untuk lari dari kantor untuk kantor.

Portal web dapat memberikan layanan pemerintah dengan berbagai tingkat interaksi. Tiga

tingkat biasanya diidentifikasi: informasi, komunikasi, dan transaksi. Layanan informasi

memberikan informasi pemerintah melalui halaman web statis dan halaman yang dihasilkan dari

database untuk warga, turis, bisnis, asosiasi, administrasi publik, dan pemerintahan lainnya.

Layanan komunikasi menggunakan teknologi groupware seperti e-mail forum diskusi, dan

chatting untuk memfasilitasi dialog, partisipasi dan umpan balik dalam perencanaan dan

pembuatan kebijakan prosedur. Layanan transaksi menggunakan formulir online, alur kerja dan

sistem pembayaran untuk memungkinkan warga negara dan mitra bisnis untuk mengurus bisnis

mereka dengan online pemerintah. Aplikasi yang umum dari layanan transaksi bagi warga

termasuk melamar manfaat sosial, mendaftar mobil, mengajukan perubahan alamat atau

Page 19: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

mengajukan izin bangunan. Untuk bisnis, mungkin aplikasi bunga saat terbesar adalah

pengadaan online kontrak pemerintah.

Seringkali kita membaca bahwa ketiga tingkat interaksi yang diperintahkan oleh

kompleksitas, dengan transaksi yang paling kompleks. Mungkin ini adalah karena keamanan

jelas dan menantang dan isu-isu bisnis rekayasa ulang proses proses transaksi online.

Menyediakan layanan yang berkualitas tinggi informasi dan komunikasi, bagaimanapun, adalah

tidak kurang menantang. Layanan informasi perlu berkembang menjadi jasa manajemen

pengetahuan dan menjadi adaptif, personalisasi, proaktif dan dapat diakses dari berbagai

perangkat yang lebih luas. Layanan komunikasi perlu berkembang menjadi layanan kolaborasi

memberikan dukungan yang lebih baik untuk bentuk argumentasi, negosiasi, musyawarah dan

lainnya yang diarahkan pada tujuan dari wacana terstruktur.

Di antara isu-isu sociotechnological paling menarik dan menantang dari e-Government

berada di area e-Democracy, yang bertujuan untuk menerapkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk meningkatkan proses pembentukan opini publik pusat fungsi utama regulasi

pemerintah. Berikut adalah ambisi untuk memperluas partisipasi publik yang sebenarnya, bukan

hanya kemungkinan teknis, dan sikap apatis politik kontra tanpa disenfranchising orang miskin

atau berpendidikan rendah.

C. Peran E-Government dalam Mewujudkan Good Governance

Bcrbagai masalah yang dihadapi Indonesia dalam menerapkan e-Government, di

antaranya adalah masih kurangnya infrastruktur yang ada, masalah sumber daya manusia dan

lain-lain. Namun demikian. karcna penerapan e-Government sudah menjadi tuntutan masyarakat

untuk mcndapatkan layanan yang lebih baik dan juga karena tuntutan penerapan otonomi daerah,

maka pemerintah (pusat atau daerah) harus segera menerapkannya dengan segala keterbatasan

yang ada. Menurut Rasyid (2000), dalam rangka penerapan good governance dan e-Government,

terdapat empat prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu: kepastian hukum, keterbukaan,

akuntabilitas, dan profesionalitas untuk peningkatan layanan dan pemberdayaan masyarakat.

Sedangkan menurut Hardijanto (2000) bahwa peningkatan pelayanan kepada masyarakat harus

terus menerus diusahakan perubahan peran dengan cara optimalisasi standar pelayanan dengan

prinsip cepat, tepat, memuaskan, transparan dan non-diskriminatif serta menerapkan prinsip-

prinsip akuntabilitas, dan pertimbangan efisiensi (http://www.bogor.net/idkf/idkf-2/wawancara).

Page 20: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

Implementasi e-Government yang diyakini mampu mengurangi peluang penyalahgunaan

wewenang dan mengurangi biaya operasional pemerintah sudah semakin mendesak untuk segera

diterapkan. Namun demikian, sebagaimana diuraikan di atas, berbagai persoalan baik teknis

maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM) masih menghambat. Karena e-Government

lebih mendasar dari sekedar komputerisasi dan otomatisasi layanan. Penerapannya amat

ditentukan seberapa serius pemerintah mengurangi birokrasi yang selama ini identik dengan

uang (Bisnis Indonesia, 25/01/2001).

Setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan pentingnya “E-Government” dalam

pembangunan masyarakat jaringan (network society): (1) Elektronisasi komunikasi antara sektor

publik dan masyarakat menawarkan bentuk baru partisipasi dan interaksi keduanya. Waktu yang

dibutuhkan menjadi lebih singkat, disamping tingkat kenyamanan pelayanan juga semakin

tinggi. Disamping itu bentuk transaksi baru ini akan menyebabkan tingginya tingkat pemahaman

dan penerimaan masyarakat terhadap tindakan yang dilakukan oleh pemerintah; (2) Cyberspace

dalam pelayanan publik memungkinkan penghapusan struktur birokrasi dan proses klasik

pelayanan yang berbelit-belit. Tujuan realistis yang hendak dicapai melalui cyberspace adalah

efisiensi pelayanan dan penghematan finansial. Disamping itu, informasi online dalam pelayanan

publik dapat meningkatkan derajat pengetahuan masyarakat mengenai proses dan persyaratan

sebuah pelayanan publik; (3) E-government menyajikan juga informasi-informasi lokal setempat.

Penggunaan internet dalam sektor publik akan memungkinkan kemampuan kompetisi

masyarakat lokal dengan perkembangan internasional dan global.

Dalam rangka implementasi e-Government, tentu saja ada beberapa prioritas utama yang

akan dilaksanakan, karena tidak semua jenis layanan dapat difasilitasi dengan internet atau

dilayani melalui internet, baik karena keterbatasan infrastrukturnya maupun SDM-nya, terutama

publik yang akan melakukan berbagai transaksi layanan atau yang membutuhkan layanan.

Menurut Abidin (2000), ada beberapa prioritas utama dalam melakukan implementasi e-

Government, antara Iain: (1) Pemulihan ekonomi (dapat mendorong kegiatan investasi,

pengembangan sistem informasi untuk arus investasi, dan ke-lanjutan EDI. EDI: Electronic Data

Interchange, adalah suatu bentuk pertukaran informasi perdagangan melalui jaringan privat

(tidak memanfaatkan internet) dan biasanya digunakan di pelabuhan dan bea cukai. Dengan

memanfaatkan E-Government, diharapkan implementasi EDI dapat lebih ditingkatkan dengan

memanfaatkan teknologi internet untuk memperlancar kegiatan ekspor/impor melalui pelabuhan

Page 21: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

laut/udara). (2) Layanan masyarakat umum, misalnya SIMTAP (Sistem Informasi Manajemen

Satu Atap). (3) Aplikasi fungsional tiap departemen (pengembangan data hasil pengelolaan data

potensi di tiap daerah yang dapat diolah dalam bentuk-bentuk yang informatif, misalnya grafik

yang harus tersedia untuk perencanaan di daerah, pendaftaran paten dan hak cipta produk-produk

pengembangan dari daerah, dan lain-lain).

D. Hubungan E-government dengan Masyarakat Informasi

Salah satu ciri era demokratisasi yang sudah maju adalah keterbukaan informasi.

Keterbukaan tersebut telah menjadi tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat seiring dengan

proses demokratisasi itu sendiri, transparansi, dan hak asasi manusia. Keterbukaan informasi

ini pulalah yang menjadi penciri dari penyelenggara good governance yang diimplikasikan

masyarakat Indonesia.

Perkembangan keterbukaan informasi publik di Indonesia diawali sejak tahun 2000

dalam bentuk RUU KMIP (Kebebasan Memperoleh Informasi Publik). Perumusan dan

penyusunan rancangannya melibatkan empat puluh organisasi masyarakat sipil. Hingga

sembilan tahun pembahasan yang cukup panjang dan sempat mengalami stagnasi, akhirnya 30

April 2008 rancangan tersebut disahkan oleh Presiden menjadi Undang-undang Nomor 14

Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dalam rentang waktu yang sekian lama

tersebut, di beberapa daerah telah men-sahkan perda transparansi serta membentuk komisi

transparansi sebagai upaya untuk mensupport kehadirannya. Dan setidaknya terdapat sebelas

kabupaten/ kota yang telah memiliki perda transparansi. Diantaranya adalah Kabupaten Lebak,

2006; Sragen, 2002; Kebumen; Solok-Sumatera Barat, 2004; Suarabaya, 2003.

Kehadiran dan disahkannya UU No. 14/2008 banyak menimbulkan “kekhawatiran dan

kepanikan” sejumlah birokrasi di badan public. Kekhawatiran itu cukup beralasan karena

beberapa hal. Pertama, informasi yang apabila diberikan kepada public dapat membahayakan

Negara, menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat, berkaitan dengan privasi seseorang,

rahasia jabatan, serta belum dikuasainya atau didokumentasikannya informasi yang dibutuhkan

masyarakat. Kedua, membludaknya masyarakat yang akan meminta informasi kepada instansi

sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Informasi apa saja. Mulai dari informasi yang remeh-

temeh seperti persyaratan pengurusan KTP hingga yang paling berat seperti penghilangan

Page 22: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

nyawa oleh aparat atau bahkan masalah korupsi. Karena itu perlu adanya pengembangan

sistem layanan informasi public yang baik, akurat, cepat dan tepat.

Untuk mewujudkan layanan informasi public tersebut, perlu adanya sinergi di antara

badan public yang memiliki kewenangan serta standarisasi pelayanan. Tentu saja, prinsip

penyelenggaraanya yang berkualitas harus tetap menjadi frame of referen dan frame work.

Kualitas tersebut tidak hanya berkaitan dengan masalah-masalah teknis tetapi juga berkaitang

dengan kualitas informasi itu sendiri. Hal ini menjadi penting karena akan meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap kualitas kinerja layanan informasi yang diberikan setiap

badan sebagai penyedia jasa informasi.

E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk

administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang

transparan dan memuaskan kepada masyarakat. Semua organisasi pemerintahan akan

terpengaruh oleh perkembangan e-Government ini. E-government dapatlah digolongkan dalam

empat tingkatan. Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui

website. Tingkat kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan melaui e-

mail. Tingkat ketiga adalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor

pemerintahan secara timbal balik. Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor

pemerintahan, di mana masyarakat dapat melakukan transaksi dengan seluruh kantor

pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian data base bersama.

Melalui konvergensi teknologi komunikasi, fasilitasi pelancaran arus informasi

antarlembaga publik dapat membentuk sebuah jaringan dan koordinasi dalam penyediaan dan

pelayanan informasi publik. Serta terciptanya program-program komunikasi yang konvergen dan

sirkuler antara lembaga publik dengan masyarakat. Tuntutan ideal semacam ini tentu dapat

menciptakan pola komunikasi yang sirkuler dan konvergen yang tetap dan harus diperjuangkan

serta dipenuhi oleh lembaga publik dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan serta sebagai upaya menciptkan atmosfir pelayanan publik yang berkualitas.

Implikasinya, lembaga-lembaga publik harus lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam

menyediakan, merumuskan, memformat, serta mendiseminasikan informasi publik kepada

masyarakat. Tidak hanya itu, lembaga publik harus mampu mengelola respon publik secara lebih

elegan, transparan, dialogis, serta akomodatif.

Page 23: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

Yang terpenting dalam layanan informasi publik adalah tidak hanya sekedar di-

displaykan melalui media elektronik, e-Government, ataupun lainnya tetapi juga harus bisa

direspon jika ada konstituen (pengakses resmi) yang meminta jasa layanan informasi tersebut.

Dalam konteks ini, ada semacam proses interaksi antara pihak pemberi dan penerima yang dapat

dinikmati masyarakat pengguna jasa. Semua harus berjalan secara kontinum dan memiliki nilai

plus yakni aman, mudah, dan murah.

Mekanisme untuk mendapatkan informasi harus jelas jangka waktunya, cepat, sederhana,

dan murah. Informasi yang disampaikan harus proaktif serta tidak tersekat-sekat oleh batasan

organisasi dan kewenangan birokrasi. Dan tugas setiap badan publik dalam konteks pelayanan

prima harus mampu memberikan kepuasan kepada costumer (publik) dalam informasi publik.

Untuk memenuhi tuntutan transparansi serta pelayanan publik yang cepat, mudah, murah

dan tidak berbelit-belit menuju good governance (pemerintahan yang bersih); pemerintah

mengeluarkan INPRES Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan e-Government. INPRES tersebut antara lain menginstruksikan kepada gubernur

dan bupati/walikota di seluruh Indonesia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan

sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing guna terlaksananya program

pengembangan e-Government secara nasional (Kasiyanto, 2004:62).

Hadirnya konvergensi teknologi informasi dalam paradigma e-Government dapat

memberikan kemudahan-kemudahan serta memampukan masyarakat untuk memperoleh

informasi ataupun berkomunikasi secara interaktif. Dalam hal ini kualitas dan produktivitas

menjadi sangat penting bagi masyarakat. Kemudahan aksesibilitas informasi yang tanpa batasan

ruang dan waktu tersebut   dapat mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam

meningkatkan pelayanan publik yang berkualitas serta mengatasi permasalahan pembangunan

secara inovatif. Karenanya, segala aktivitas birokrasi harus dapat diketahui publik secara luas

termasuk informasi yang tidak boleh dikuasai dan disembunyikan oleh badan publik. Badan

publik harus mampu memberikan akses dan menyediakan informasi bagi masyarakat baik

diminta ataupun tidak.

Pemerintah sangat menyadari hal ini. Karena itu pemerintah menempuh berbagai upaya.

Antara lain dengan menerapkan sistem elektronik government (e-government) atau pemerintahan

berbasis elektronik. Dengan pola ini, pemerintahan tradisional (traditional government) yang

Page 24: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

identik dengan paper-based administration maupun pengerjaan secara manual mulai di

tinggalkan.

Berdasarkan definisi dari World Bank, e-Government adalah penggunaan teknologi

informasi (seperti Wide Area Network, Internet dan mobile computing) oleh pemeirntah untuk

mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia bisnis dan pihak yang berkepentingan.

Dalam prakteknya, e-Government adalah penggunaan internet untuk melaksanakan urusan

pemerintah dan penyediaan pelayanan publik yang lebih baik dan cara yang berorientasi pada

pelayanan masyarakat.

Setidaknya implementasi e-Government dapat menciptakan pelayanan publik secara on

line atau berbasis komputerisasi. Memberikan pelayanan tanpa adanya intervensi pegawai

institusi public, dan memangkas sistem antrian yang panjang hanya untuk mendapatkan suatu

pelayanan yang sederhana.Selain itu, e-Government juga dimaksudkan untuk mendukung

pemerintahan yang baik (good governance). Penggunaan teknologi yang mempermudah

masyarakat untuk mengakses informasi dapat mengurangi korupsi dengan cara meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas lembaga publik.

Layanan informasi publik berbasisE-government juga dapat memperluas partisipasi

publik dimana masyarakat dimungkinkan untuk terlibat aktif dalam pengambilan keputusan

maupun kebijakan oleh pemerintah, memperbaiki produktifitas dan efisiensi birokrasi serta

meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Di Indonesia, inisiatif e-Government telah diperkenalkan melalui Instruksi Presiden

Nomor 6 Tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika). Dalam

instruksi itu dinyatakan bahwa aparat pemer intah harus menggunakan teknologi telematika

untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi.

E-government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor

pemerintahan.Administrasi publik adalah salah satu area dimana internet dapat di gunakan untuk

menyediakan akses bagi semua masyarakat berupa pelayanan yang mendasar dan

mensimplifikasi hubungan antar masyarakat dan pemerintah. E-government dengan

menyediakan pelayanan melalui internet dapat dibagi dalam beberapa tingkatan yaitu penyediaan

informasi, interaksi satu arah, interaksi dua arah dan transaksi yang berarti pelayanan elektronik.

Interaksi satu arah bisa berupa fasilitas men-download formulir yang dibuthkan.

Pemprosesan atau pengumpulan formulir secara online merupakan contoh interaksi dua arah.

Page 25: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

Sedangkan pelayanan elektronik penuh berupa pengambilan keputusan dan delivery

(pembayaran).

Setidak-tidaknya secara revolusi ada empat tahapan di dalam proses transformasi

sehubungan dengan jenis aplikasi e-Government yang dipergunakan. Pada massa tradisional,

yang dipakai adalah sebuah komunikasi pasif satu arah antara pemerintah dengan masyarakat

dan mereka yang berkepentingan dengan menggunakan teknologi internet semacam website.

Masyarakat yang ingin mendapatkan informasi mengenai pemerintahan dapat melakukannya

sendiri melalui teknik browsing di internet. Pada tahap interaksi, terjadi komunikasi langsung

dua arah antara pemerintah dengan mereka yang berkepentingan dengan menggunakan teknologi

semacam intranet dan fasilitas multimedia (seperti melalui e-mail, tele-conference, chatting dan

lain sebagainya). Pada lingkungan ini, setiap individu dapat berhubungan dengan siapa saja

wakil di pemerintahan secara one-on-one namun tetap efektif dan efisien.

Jenis transformasi ketiga adalah ketika aplikasi teknologi informasi menawarkan sebuah

kemungkinan terjadinya sebuah transaksi melalui internet. Pada tahap transaksi ini terdapat

proses pertukaran antara barang, atau jasa melalui dunia maya, yang melibatkan sumber daya

finansial, manusia, informasi dan lain sebagainya. Proses terakhir yaitu adalah proses integritas,

dimana pemerintah sebagai sebuah entiti telah menyediakan dirinya untuk dihubungkan atau

diintegrasikan dengan entiti-entiti lain semacam perusahaan (bisnis), perguruan tinggi, lembaga-

lembaga non-pemerintah, organisasi politik, pemerintah negara lain, institusi internasional dan

lain sebagainya. Integritas disini dimaksudkan oleh tidak hanya terbatas pada dibukanya jalur-

jalur komunikasi digital antara pemerintah dengan lembaga-lembaga tersebut, namun lebih jauh

lagi yaitu integrasi pada level proses, data dan teknologi.

Transformation Points

From To

Service to citizens Service by citizens

Citizens in line Citizens on line

Digital divide Digital democracy

Paper-based Government on line

Physical knowledge Digital knowledge

Sumber: Oracle Service Industries

Page 26: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

Pertama, adalah bagaimana e-Government dapat merubah prinsip “Service to citizens”.

Jika pada awal evolusi e-Government, pemerintah memanfaatkan teknologi informasi untuk

memperbaiki kinerja dan kualitas pelayanannya kepada masyarakat, maka pada akhir

transformasi masyarakat diharapkan melalui sistem e-Government yang ada dapat melayani

dirinya sendiri (madani); pada transformasi ini sistem pemerintah berubah dari pengatur menjadi

fasilitator.

Kedua, adalah mencoba untuk mengubah fenomena “Citizens in line” menjadi “Citizens

on line”, dalam arti kata yaitu bagaimana jika dahulu masyarakat harus mengantri dan menunggu

lama dalam mendapatkan pelayanan maka setelah e-Government diimplementasikan maka yang

bersangkutan tidak harus menuggu lama dan membayar mahal untuk mendapatkan pelayanan

karena semuanya dapat dilakukan secara on line melalui internet.

Ketiga, adalah mencoba untuk mengatasi permasalahan “Digital Divide” (kesenjangan

digital) dan menjamin terciptanya sebuah “Digital Democracy”. Dimana adanya kesenjangan

atau gap antara orang-orang yang menguasai teknologi atau melek teknologi dengan orang-orang

yang tidak menguasai teknologi atau gagap teknologi. Keadaan ini berpengaruh untuk

meningkatkan kinerja pemerintah dan kualitas kehidupan masyarakat dan kemajuan negara.

Keempat, adalah dalam rangka meningkatkan efisiensi danefektivitas pemerintah dengan

menggantikan proses-proses Paper Based (manual, berbasis dokumen/kertas) dengan

mengimplementasikannya secara utuh konsep “Government On line”. Pada transformasi ini,

selain bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi juga bertujuan untuk meningkatkan

kualitas kehidupan bernegara. Dengan tersedianya hubungan on line selama 24 jam sehari dan 7

hari seminggu, maka pemerintah secara tidak langsung telah membuka diri sebagai mitra kerja

dari siapa saja yang membutuhkannya, dari berbagai lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Kelima, adalah mencoba untuk menggunakan “Digital Knowledge” sebagai pengganti

dari “Pyhsical Knowledge” yang selama ini dipergunakan untuk sumber daya meningkatkan

kualitas kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Yang dimaksud dengan Digital Knowledge

disini adalah bagaimana hasil pengolahan data dan informasi yang mengalir di dalam

infrastruktur e-Government dapat dimanfaatkan dan dijadikan sumber pengetahuan beharga bagi

siapa saja yang membutuhkan.

Page 27: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

E. E-government dan Sistem Administratif di Indonesia

Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Batas wilayahnya

meliputi sebelah Utara dengan Laut Bali, sebelah Timur dengan Selat Lombok (Provinsi Nusa

Tenggara Barat), sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia, dan sebelah Barat dengan Selat

Bali (Propinsi Jawa Timur). Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan

kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem,

Klungkung, Bangli, Buleleng dan Kota Denpasar yang juga merupakan ibu kota provinsi. Selain

Pulau Bali Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil lainnya, yaitu Pulau Nusa Penida,

Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan di wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di

wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng. Luas total wilayah

Provinsi Bali adalah 5.634,40 ha dengan panjang pantai mencapai 529 km.

Berdasarkan kondisi, potensi, dan permasalahan yang dihadapi Provinsi Bali, serta

mengantisipasi perubahan yang sangat cepat di masa depan, maka untuk mewujudkan manusia

dan masyarakat Bali yang sejahtera lahir bathin, maka telah dirumuskan visi pembangunan

Daerah Bali adalah : TERWUJUDNYA BALI DWIPA JAYA BERLANDASKAN TRI HITA

KARANA.

Dengan visi tersebut konsep Bali Dwipa Jaya secara harfiah berarti Pulau Bali yang jaya

dan tersirat mengandung arti bahwa Pulau Bali mampu mengatasi segala tantangan atau

rintangan serta memanfaatkan peluang yang timbul dalam pembangunan daerah Bali, baik yang

bersumber dari aspek ekonomi, lingkungan hidup maupun sosial budaya. Bali Dwipa Jaya dalam

konteks pembangunan, merupakan suatu proses pembangunan yang dinamis dilandasi oleh nilai,

norma, tradisi dan kearifan lokal yang bersumber pada budaya Bali yang dijiwai oleh Agama

Hindu sehingga terwujud kesejahteraan sosial (jagadhita), ekonomi, kelestarian budaya dan

lingkungan hidup yang harmonis dan berkesinambungan.

Tri Hita Karana dalam pola kehidupan masyarakat Bali yang beragama Hindu secara

simbolis dimaknai sebagai tiga penyebab kesejahteraan manusia yaitu: Parhyangan, Pawongan,

dan Palemahan. Aspek Parhyangan mempunyai makna keterikatan manusia dengan Ida Sang

Hyang Widhi/Tuhan, yang ditandai oleh nilai-nilai kehidupan masyarakat Hindu religius. Aspek

Pawongan dimaknai sebagai hubungan manusia dengan sesama didalam kehidupan terorganisir,

terindikasi, kedalam kehidupan keluarga, warga, institusi/ kelembagaan maupun masyarakat,

baik dalam satu wilayah pedesaan, kecamatan, kabupaten dan provinsi sebagai wadah

Page 28: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

interaksinya. Aspek Palemahan dimaknai sebagai hubungan manusia dengan lingkungannya

dalam suatu wilayah permukiman atau lingkungan tempat tinggalnya. Ketiga aspek tersebut

adanya keserasian dan keseimbangan saling keterkaitan antara aspek yang satu dengan yang

lainnya. Untuk merealisasikan visi tersebut di atas, maka dijabarkan dalam bentuk misi sebagai

berikut:

1. Mewujudkan manusia dan masyarakat Bali yang berkualitas srada bhakti dan yasa kerthi.

2. Mewujudkan Bali sebagai satu kesatuan yang utuh dan seimbang.

3.Mewujudkan fungsi lingkungan hidup yang lestari dalam upaya pelaksanaan pembangunan

berkelanjutan.

4. Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang handal, dengan mengembangkan kemitraan.

5. Mewujudkan kesadaraan dan penegakan hukum dan HAM serta menciptakan ketentraman

dan ketertiban yang dinamis dan kondusif.

6. Memberdayakan dan melestarikan lembaga-lembaga tradisional Bali.

7. Mewujudkan otonomi daerah yang mantap.

8. Mewujudkan pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip good-governance.

Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip Good

Government, Provinsi Bali telah melakukan langkah langkah, salah satunya melalui penerapan

E-Government. Berikut ini adalah uraian tentang kapasitas teknologi informasi di lingkungan

Pemerintah Provinsi Bali ditinjau dari 5 aspek, yaitu : Kepemimpinan, SDM, Regulasi, Aplikasi,

Data dan Infrastruktur.

1. Aspek Kepemimpinan

Visi pengembangan teknologi informasi di Pemerintah Provinsi Bali adalah

terwujudnya sistem informasi dan komunikasi secara terpadu dengan memanfaatkan

teknologi informasi untuk mendukung penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan

pelayanan masyarakat, dalam rangka mewujudkan masyarakat informasi yang berbasis

etika dan moral kebangsaan. Sedangkan Misinya adalah:

Membangun dan mengembangkan Sistem Infomasi secara terpadu dengan

memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

Melakukan koordinasi dan sinkronisasi informasi baik internal maupun eksternal.

Membangun pusat pelayanan informasi.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di bidang TI.

Page 29: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

Melaksanakan sosialisasi kebijakan program pemerintah.

2. Aspek Regulasi

Secara kelembagaan unit organisasi yang memiliki kewenangan dalam pengembangan

teknologi informasi dan komunikasi di Instansi Pemerintah Provinsi Bali adalah Badan

Informasi Dan Telematika Daerah (BITD).

3. Aspek Sumber Daya Manusia

Masalah SDM menjadi masalah utama dalam pengembangan EGovernment. Walaupun

demikian, telah diusahakan peningkatannya melalui bimbingan teknis yang bersifat

terbatas.

4. Aspek Aplikasi

Pemprov Bali memiliki website yang dapat diakses melalui www.baliprov.go.id.

Konten yang tersaji meliputi gambaran umum sekilas Bali, kelembagaan, visi, misi,

renstra provinsi Bali, potensi investasi, profil daerah, statistik pariwisata, pengadaan

barang/jasa, informasi hukum, info BMG, Album foto dan video, Berita daerah dan

nasional, Informasi penting, pengumuman-pengumuman, menampilkan majalah terbitan

BITD, serta link dengan Web site Kabupaten / Kota se-Bali, Depdagri, Depkominfo,

Bappenas.

Provinsi Bali juga telah menyediakan fasilitas e-mail, untuk administrator

([email protected].) dan seluruh SKPD. Selain itu, di lingkungan Provinsi Bali juga

telah dilakukan pengembangan perangkat lunak aplikasi yang dikembangkan dan dikelola

SKPD masing-masing dan belum terintegrasi, antara lain: Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK), Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG), Sistem Informasi

Keuangan (SIMKEU), Sistem Informasi Profil Daerah, Sistem Informasi Profil Desa

Kelurahan, Sistem Informasi Batas Wilayah, dan Sistem Informasi Penduduk dan

Kesehatan.

5. Aspek Data/Informasi

Sejak tahun 2005 Departemen Dalam Negeri dengan Kapusdatinkomtel telah

membangun jaringan komunikasi pusat daerah dengan tujuan mandukung kelancaran dan

kecepatan penyaluran data informasi pusat daerah dengan fasilitas: Komunikasi data,

Suara, dan Gambar. Selain itu, kerjasama Kominfo dengan PT. POS Wilayah VIII,

menghasilkan layanan informasi melalui warung masyarakat informasi (WARMASIF)

Page 30: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

dengan konten: Informasi kesehatan On-Line, Informasi Perpustakaan On-Line, dan

Informasi UKM.

6. Aspek infrastruktur jaringan

Kondisi Jaringan Internet di Pemprov Bali adalah sebagai berikut :

Perangkat jaringan induk ada di BITD, yang terdiri dari 2 PC untuk firewall / proxy,

yaitu: 1 untuk Sekretariat dan 1 untuk Wireless.

Keseluruhan unit di sekretariat (9 biro) telah terhubung dengan jaringan induk di

BITD, hanya untuk satu komputer. Dari 40 SKPD, baru terintegrasi dengan jaringan

LAN yaitu; 9 Biro, 4 SKPD (DPRD Provinsi, Dinas Pariwisata, BKPMD, Bapedalda

dan BITD).

Untuk terhubung ke internet, menggunakan sambungan leased line (Koneksi Internet

yang disewakan) dengan kapasitas bandwide sebesar 128 kbps (128 kilo byte per

second). Hosting (Layanan Internet untuk pemanfaatan informasiinformasi baik untuk

halaman-halaman web, penyimpanan Email, data base dan lain-lain) di ISP dengan

kapasitas 200 MB (200 Mega Byte).

Jaringan LAN yang pengoperasiannya dikelola oleh instansi sendiri, dan belum dapat

terintegrasi, dalam artian masih bersifat parsial-parsial seperti: Dinas Pendapatan

Daerah, Dinas Sosial, Dinas Perikanan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan,

Dinas Kependudukan, Dinas Kepegawaian Daerah, Dinas Pariwisata dan Dinas

Kesehatan.

Page 31: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdapat dua hal utama yang dapat diambil dalam pengertian e-Government, yang

pertama adalah penggunaan teknologi informasi (salah satunya adalah internet) sebagai alat

bantu, dan yang kedua, tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintahan dapat berjalan lebih

efisien. Dengan teknologi informasi/internet, seluruh proses atau prosedur yang ada di

pemerintahan dapat dilalui dengan lebih cepat asal digunakan dengan tepat.

Pemerintah Provinsi Bali penyediaan infrastruktur masih terbatas pada keperluan internal

instansi. Permasalahan yang ditemukan terkait dengan kapasitas infrastruktur adalah keterbatasan

dana yang disediakan sehingga membatasi dalam menyediakan infrastruktur, belum optimalnya

dukungan dari pimpinan sehingga koordinasi antar unit dalam pengembangan infrastruktur

kurang terpadu, jumlah operator/ administrator yang belum memadai sehingga pemeliharaan

perangkat jaringan terbengkalai. Secara tingkat sistem, untuk memastikan kapasitas infrastruktur

yang memadai dalam mendukung e-Government, telah disediakan Panduan Pembangunan

Infrastruktur Portal Pemerintah.

Berdasarkan studi kasus provinsi Bali dalam hal pengembangan kapasitas sistem TIK/e-

Government masih ditemukan beberapa permasalahan yang membatasi dalam pemanfaatan

teknologi informasi di instansi pemerintah pusat dan daerah untuk percepatan reformasi

birokrasi. Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi :

1. Belum tersedianya rencana pengembangan teknologi informasi di beberapa Instansi.

Sebagian instansi yang telah memiliki rencana, juga belum dapat merealisasikannya

dalam program/kegiatan yang konkrit.

2. Dukungan sumber daya manusia yang menguasai dan berlatar belakang pendidikan

teknologi informasi relatif masih sedikit dan pemanfaatannya belum diberdayakan

dengan baik sesuai bidangnya.

3. Pada umumnya instansi pemerintah belum memiliki kebijakan, pedoman, panduan dan

standarisasi yang memayungi kegiatan pengembangan e-government tingkat instansi.

Walaupun ada, sifatnya masih parsial untuk aplikasi-aplikasi tertentu.

Page 32: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

4. Beberapa instansi belum memiliki satuan kerja pengelola teknologi informasi secara

khusus. Sekalipun ada, tingkatannya belum memadai sebagai koordinator dalam

pengembangan e-government tingkat instansi.

5. Aplikasi-aplikasi yang dikembangkan belum saling terintegrasi.

6. Database yang telah dibangun belum terangkum dalam satu struktur data yang terintegrasi,

dan data yang tersedia kurang akurat dan mutahir.

7. Sebagian besar instansi pemerintah telah memiliki infrastruktur untuk e-government.

Namun dalam rangka pemeliharaan, terkendala oleh ketersediaan sumber daya manusia

yang memiliki keahlian di bidang komputer dan jaringan.

Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dikurangi dan dihilangkan melalui

pengembangan kapasitas pada tingkat sistem teknologi informasi yaitu:

Penyusunan kebijakan, pedoman, panduan, standarisasi serta cetak biru pengembangan e-

government.

Pengkajian kembali struktur organisasi satuan kerja pengelola TIK di Instansi Pemerintah

Pengembangan SIN (Single Identity Number), yakni sebuah nomor identitas tunggal yang

dimiliki oleh setiap individu di sebuah negara, untuk memudahkan dalam proses

integrasi.

B. Rekomendasi

Dalam rangka pengembangan kapasitas sistem teknologi informasi, sebuah upaya dapat

dilakukan melalui pemanfaatan teknologi informasi. Salah satunya melalui sebuah portal

pengembangan kapasitas. Dimana portal tersebut merupakan sebuah media pembelajaran, dan

komunikasi antar pengguna, pengelola, pemimpin e-government.

Sedangkan terkait tugas pokok dan fungsi Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang

merupakan instansi yang bertanggung jawab dalam pembinaan/penyelenggaraan diklat aparatur

diharapkan banyak berperan dalam mengupayakan pengembangan kapasitas teknologi informasi

ini, khususnya pada kelompok pemimpin. Upaya yang dapat dilakukan oleh LAN adalah :

1. Penyesuaian kurikulum pendidikan dan pelatihan pimpinan yang dikembangkan oleh

LAN, dengan memperhatikan standar-standar kompetensi pimpinan di bidang TIK ini.

Page 33: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

2. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi pimpinan, baik yang berada di unit TIK

maupun non TIK, agar masing-masing pimpinan memiliki kompetensi yang standar

dalam memanfaatkan TIK untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi/pembangunan.

3. Advokasi kepada instansi-instansi pemerintah pusat dan daerah terkait dengan

pengembangan SDM untuk mendukung pengembangan e-government di instansi

pemerintah pusat dan daerah.

Ada beberapa hal yang menjadi hambatan atau tantangan dalam pengimplementasian e-

Government, diantaranya:

Peraturan seputar e-Government yang cenderung masih lemah.

Belum adanya pemahaman yang tepat mengenai esensi e-Govemment

Ketersediaan infrastruktur.

Kultur berbagi (sharing) informasi belum merasuk di Indonesia.

Kultur mendokumentasi belum lazim.

Page 34: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Wahyu. 2011. “Urgenitas Layanan Informasi Publik”. Melalui

http://totokwahyuabadi.blogspot.com/2011/04/urgenitas-layanan-informasi-publik.html

(11/12/2013)

Bastian. 2003. “Perkembangan E-government di Indonesia”. Melalui

http://www.bappenas.go.id/files/8913/6508/2376/perkembangan-e-government-di-indonesia---

oleh-bastian__20081223152111__1660__0.pdf (11/12/2013)

Biro Pemerintahan. 2012. “E-Governement dalam Transparansi SiSTEM Pemerintahan

Modern”. Melaui http://www.biropem.baliprov.go.id/berita/2012/12/e-government-dalam-

transparansi-sistem-pemerintahan-modern-1 (10/12/2013)

Departemen Komunikasi dan Informasi, Blue Print Aplikasi EGovernment, 2004.

Departemen Komunikasi dan Informasi, Data Web Pemda, 2004.

Departemen Komunikasi dan Informasi, Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran E-

Government, 2004.

Departemen Komunikasi dan Informasi, Panduan Standar Mutu, Jangkauan Layanan dan

Pengembangan Aplikasi, 2004.

Departemen Komunikasi dan Informasi, Rancangan Blue Print EGovernment, 2004.

Effendi, Taufiq, 2011. “Agenda Strategis Reformasi Birokrasi Menuju Good

Governance”. Melalui http://www.setneg.go.id/index2.php?

option=com_content&do_pdf=1&id=87. (16/6/2013).

Indrajit, Richardus Eko, 2002. “Electronic Government Strategi Pembangunan dan

Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital”. ANDI Yogyakarta.

Yogyakarta.

Page 35: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/agusindrairawan/files/2014/01/makalah-e … · Web viewGlobalisasi merupakan sebuah fenomena yang mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

Valkriye. 2012. “Perkembangan E-government di Indonesia”. Melalui

http://valkriye.wordpress.com/2012/11/05/perkemebangan-e-goverment-di-indonesia

(11/12/2013)

Yudha Saputra, Bima. 2013. “Pengertian dan Manfaat E-Government”. Melalui

http://bimayudhasaputra.blog.fisip-untirta.ac.id/2013/03/14/pengertian-dan-manfaat-e-

government/. (11/12/2013)