blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan...

121
ANALISIS PELAYANAN ADMINISTRASI RW 6 KELURAHAN PENANGGUNGAN PASCA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN “ONE WAYDisusun dalam rangka mengikuti kegiatan penelitian kualitatif Research Study Club Oleh : Kelompok 13 Anggota : 1. Cik Ida Kumalasari Amirudin (135030100111043) 2. Rizki Setyo Budi Utomo (145030100111033) 3. Andre Rhonaldo (145030200111004) FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI i

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan...

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

ANALISIS PELAYANAN ADMINISTRASI RW 6

KELURAHAN PENANGGUNGAN PASCA IMPLEMENTASI

KEBIJAKAN “ONE WAY”

Disusun dalam rangka mengikuti kegiatan

penelitian kualitatif

Research Study Club

Oleh :

Kelompok 13

Anggota :

1. Cik Ida Kumalasari Amirudin (135030100111043)

2. Rizki Setyo Budi Utomo (145030100111033)

3. Andre Rhonaldo (145030200111004)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

i

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN KUALITATIF

1. Judul Penelitian : Analisis Pelayanan Administrasi RW 6 Kelurahan

Penanggungan Pasca Kebijakan “One Way”

2. Nama Kelompok : Kipas (Kelompok 13)

3. Ketua Kelompok :

a. Nama Lengkap : Cik Ida Kumalasari Amirudin

b. NIM : 135030100111043

c. Jurusan : Ilmu Administrasi Publik

d. Alamat : Jalan MT. Haryono 9/333

e. No HP : 081654964111

4. Anggota Kelompok :

1) Rizky Setyo Budi Utomo

2) Andre Rhonaldo

Malang, 15 Desember 2014

Ketua RSC Ketua Kelompok

Guardian Muhammad Cik Ida Kumalasari ANIM. 115030200111078 NIM. 135030100111043

ii

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

RINGKASAN

Analisis Pelayanan Administrasi RW 6 Kelurahan Penanggungan Pasca

Implementasi Kebijakan “One Way”

Oleh : Cik Ida Kumalasari Amirudin, Rizky Setyo Budi Utomo, dan Andre

Rhonaldo

Mundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar

tindakan serempak penolakan jalan satu arah dengan menyerahkan stempel ke

Balai kota sebagai simbol bahwa 46 ketua RT dan 8 ketua RW di Kelurahan

Penanggungan telah mengundurkan diri dari jabatannya. Hal ini mengakibatkan

terganggunya pelayanan administrasi di Kelurahan Penanggungan karena tidak

adanya stempel dan surat pengantar dari RT-RW.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi Pelayanan

Administrasi di RW 6 Kelurahan Penanggungan Pasca Implementasi Kebijakan

‘One Way’.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer

dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Instrument penelitian yang digunakan yaitu interview guides, filed

notes, dan human instrument. Metode analisa dengan cara reduksi data, penyajian

data, serta menarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa pelayanan administrasi

yang terganggu diantaranya KTP dan KK, sedangkan untuk yang lain misalnya

surat keterangan usaha, surat kelahiran, surat kematian, surat keterangan tidak

mampu, dan sebagainya sudah bisa diatasi oleh Pihak Kelurahan dengan

menggunakan surat pernyataan atau surat keterangan bermaterei 6.000 yang

menyatakan bahwa benar-benar warga Penanggungan yang ingin mengurus

administrasi sebagai pengganti surat pengantar dari RT-RW.

Kata Kunci : Pelayanan, Administrasi, Kelurahan Penanggungan

iii

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga penelitian yang berjudul “Analisis Pelayanan Administrasi RW 6 Kelurahan Penanggungan Pasca Implementasi Kebijakan “One Way” ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan tepat pada waktunya tanpa ada halangan apapun.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas Diklat RSC (Research Study Club) 2014. Selain itu, dalam penelitian ini diuraikan tentang kondisi dan proses Pelayanan Administrasi di Kelurahan Penanggungan Pasca Implementasi Kebijakan “One Way”.

Dengan penuh kesadaran peneliti mengakui bahwa dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas terselesaikannya penelitian ini tidak lupa peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Allah SWT karena telah memberikan penulis kemudahan dalam penelitian

ini sehingga dapat terselesaikan tanpa ada halangan apapun

2. Mentor Research Study Club (RSC) yang telah membimbing dan

memberikan pengarahan dalam penelitian ini sehingga terselesaikan sesuai

dengan rencana

Dalam penelitian ini telah diusahakan semaksimal mungkin akan tetapi peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan sedikitnya pengalaman peneliti, maka dari itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang berguna dari semua pihak yang telah membaca penelitian ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membaca dan masyarakat pada umumnya.

Malang, 15 Desember 2014

Peneliti

iv

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL............................................................................................iHALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iiRINGKASAN.......................................................................................................iiiKATA PENGANTAR.........................................................................................ivDAFTAR ISI........................................................................................................v DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viDAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................63

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................11.1 Latar Belakang...........................................................................................11.2 Rumusan Masalah.....................................................................................21.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................21.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................32.1 Teori Pelayanan Publik..............................................................................32.2 Teori Administrasi.....................................................................................72.3 Implementasi Kebijakan............................................................................92.4 Perwal Nomor 35 Tahun 2013..................................................................16

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................293.1 Jenis penelitian..........................................................................................293.2 Fokus Penelitian........................................................................................293.3 Pemilihan Lokasi dan Situs Penelitian......................................................303.4 Sumber Data..............................................................................................303.5 Pengumpulan Data.....................................................................................313.6 Instrumen Penelitian..................................................................................313.7 Analisis Data.............................................................................................32

BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................334.1 Gambaran Umum......................................................................................33

4.1.1 Kebijakan “One Way”………………………………………….. 334.1.2 Wilayah Kelurahan Penanggungan…………………………….. 404.1.3 Wilayah RW 6 Kelurahan Penanggungan……………………… 42

4.2 Penyajian Data...........................................................................................424.3 Kondisi pelayanan administrasi RW 6 kelurahan penanggungan pasca

implementasi kebijakan “one way”...........................................................504.4 Proses pelayanan administrasi RW 6 kelurahan penanggungan pasca

implementasi kebijakan “one way”...........................................................544.5 Keterbatasan Penelitian.............................................................................57

BAB V PENUTUP...............................................................................................58a. Kesimpulan................................................................................................58b. Saran..........................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................61LAMPIRAN.........................................................................................................63

v

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Balai Kota Malang...............................................................................33

Gambar 2. Peta Lalu Lintas Kota Malang.............................................................34

Gambar 3. Kemacetan di Lingkar Universitas Brawijaya Malang........................34

Gambar 4. Kebijakan One Way dan Kemacetan di Kota Malang.........................35

Gambar 5. Kemacetan di Jembatan Soekarno - Hatta Kota Malang.....................36

Gambar 6. Demo Masyarakat di Jalan Lingkar Universitas Brawijaya................37

Gambar 7. Bentuk Penolakan Masyarakat terhadap Kebijakan One Way............38

Gambar 8. Unjuk Rasa Masyarakat di Balai Kota................................................39

Gambar 9. Kantor Kecamatan Klojen...................................................................40

Gambar 10. Kelurahan Penanggungan..................................................................41

Gambar 11. Ruang Pelayanan Kelurahan Penanggungan.....................................42

vi

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Malang adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki

banyak penduduk sekitar 820.243 (http://dispendukcapil.malangkota.go.id/).

Jumlah penduduk yang besar mengakibatkan meningkatnya jumlah kendaraan

yang juga menyebabkan kemacetan. Kemacetan merupakan salah satu masalah

yang ada di Kota Malang. Maka dari itu, Pemerintah Kota Malang mengeluarkan

sebuah kebijakan “One Way” (Jalan satu arah) guna mengurangi kemacetan.

Salah satu jalan yang diterapkan peraturan jalan satu arah ini adalah Jalan

Mayjend Panjaitan yang masuk dalam Kelurahan Penanggungan. Banyak pro dan

kontra atas dampak yang ditimbulkan dari peraturan jalan satu arah ini. Beberapa

dampak positif tersebut diantaranya adalah kemacetan berkurang, jalan lancar, dan

volume kendaraan dapat terurai. Tetapi juga terdampat dampak negatif dari

peraturan jalan satu arah ini antara lain banyak pengendara yang memacu

kendaraan dengan kecepatan tinggi sehingga banyak terjadi kecelakaan yang

menimbulkan korban dan pendapatan warga menurun.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, sebagian besar Warga

Kelurahan Penanggungan tidak setuju dengan kebijakan satu arah yang sehingga

warga melakukan demo, memblokir jalan, dan 46 Ketua RT dan 8 Ketua RW

mengundurkan diri dengan alasan solidaritas menolak kebijakan ini agar

dikembalikan lagi menjadi dua arah. Akibat dari pengunduran diri tersebut

pelayanan administrasi terhadap warga terhambat. Pelayanan administrasi

merupakan pelayanan yang utama dan vital dari sebuah pemerintahan.

Administrasi adalah seluruh proses dari berbagai kelompok dalam

menyelesaikan kepentingan masing-masing, baik skala kecil maupun skala besar

(Lernard D. White). Administrasi sangat berhubungan erat dengan masyarakat.

Dalam masyarakat, administrasi sangat diperlukan agar segala kegiatan

masyarakat dapat dikerjakan dengan lancar dan stabil. Administrasi yang

digunakan masyarakat adalah ketatausahaan, surat-menyurat, dan sebagainya. Hal

inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

2

Analisis Pelayanan Administrasi RW 6 Kelurahan Penanggungan Pasca

Kebijakan “One Way”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah : Bagaimana Pelayanan Administrasi RW 6 Kelurahan Penanggungan

Pasca Implementasi Kebijakan “One Way”?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis Pelayanan Administrasi di RW 6

Kelurahan Penanggungan Pasca Implementasi Kebijakan “One Way”

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai kondisi Pelayanan Administrasi di RW 6

Kelurahan Penanggungan Pasca Implementasi Kebijakan ‘One Way’.

b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara

tertulis maupun sebagai referensi mengenai kondisi Pelayanan

Administrasi di RW 6 Kelurahan Penanggungan Pasca Implementasi

Kebijakan ‘One Way’

2. Manfaat Teoritis

Beberapa manfaat secara teoretis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

a. Bagi Fakultas Ilmu Administrasi, hasil penelitian ini dapat

memberikan sumbangan pemikiran bagi studi/kajian

b. Salah satu manfaat penelitian ini yaitu memberikan sumbangsih

maupun rujukan referensi bagi para peneliti sejenis.

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pelayanan Publik

Pelayanan itu adalah proses dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia

sesuai dengan haknya. Kata “umum” dalam “pelayanan” menunjukkan

masyarakat, orang banyak, yang punya kepentingan, terjemahan dalam Bahasa

Inggris “public” kalau dihubungkan dengan kata pelayanan maka menjadi

pelayanan umum (public service) atau pelayanan publik. Moenir (1992) (dalam

Kurniawan 2005:7) mengemukakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material

melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentigan

orang lain sesuai haknya.

Adapun pengertian pelayanan umum sebagaimana dikemukakan oleh

Saefullah (dalam Tony Carri 2009) Pelayanan umum (public service) adalah

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat umum yang menjadi warga negara

atau secara sah menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Arti pelayanan

publik atau pelayanan masyarakat tidak bisa terlepas dari masalah kepentingan

publik yang menjadi asal-usul kepentingan publik, dengan kata lain ada korelasi

antara kepentingan publik dengan pelayanan publik (masyarakat) pelayanan ini

berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan masyarakat dalam segala bidang.

Kegiatan melayani masyarakat merupakan salah satu tugas dan fungsi

administrasi Negara menurut Sianipar (2000:5) pelayanan diartikan “sebagai cara

melayani, membantu, menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan,

kebutuhan seseorang atau sekelompok orang”.

Menurut Bowen dan Schineider dalam Soesilo Zauhar (1994:3) untuk

mengetahui pengertian pelayanan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari

administrasi dan manajemen, perlu terlebih dahulu mengetahui karakteristik dari

pelayanan itu sendiri bahwa pelayanan publik adalah suatu bentuk usaha

pelayanan sektor publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah dalam bentuk

barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk memberikan

bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

4

Dengan semakin dinamisnya laju pembangunan sekarang ini, maka timbul

tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik, lebih cepat

dan tidak berbelit-belit. Namun instansi atau badan pemerintah serta aparaturnya

sebagai pihak yang bertanggungjawab akan seringkali kurang mampu

memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan, dimana menurut Moenir

(1995:41-44) bahwa pada dasarnya perwujudan pelayanan yang didambakan

masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan

yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadangkala dibuat-buat

2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa adanya gerutu, sindiran, atau

untaian kata lain semacam itu yang nadanya mengarah pada permintaan

sesuatu, baik dengan alasan untuk dinas atau alasan untuk kesejahteraan

3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan

yang sama, tertib dan tidak pandang bulu

4. Pelayanan yang jujur dan terus terang, artinya apabila ada hambatan

karena adanya suatu masalah yang tidak bisa dielakkan hendak

diberitahukan, sehingga orang tidak menunggu sesuatu yang tidak

menentu

Mengutip dari pendapat Susilo Bambang Yudoyono, Mantan Presiden

Republik Indonesia di Istana Negara mengingatkan bahwa : “jajaran pemerintahan

terutama yang bertugas di garis terdepan bidang pelayanan masyarakat agar tidak

mempersulit proses pelayanan terhadap rakyat, karena pemerintahan yang baik

(good governance) hanya akan terwujud bila pelayanan itu murah, mudah dan

cepat”.

Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas pelayanan publik yang

diberikan oleh aparatur pemerintah, perlu adanya kriteria yang menunjukkan

apakah suatu pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau buruk.

Zeithml (1990) (dalam Kurniawan 2005:52-53) mengemukakan bahwa dalam

mendukung hal tersebut, ada sepuluh dimensi yang harus diperhatikan dalam

melihat tolak ukur kualitas pelayanan publik, yaitu :

a. Tangiable, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil, dan komunikasi

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

5

b. Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam, menciptakan

pelayanan yang dijanjikan dengan tepat

c. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggungjawab

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan

d. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan

yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanannya.

e. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap

keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi.

f. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan

masyarakat

g. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya

dan resiko

h. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan

i. Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendngarkan suara,

keinginan, atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu

menyampaikan informasi baru kepada masyarakat

j. Understanding the costumer, melakukan segala usaha untuk mengetahui

kebutuhan pelanggan

Meningkatkan kualitas jasa atau pelayanan adalah bagian penting dari

pelayanan itu sendiri karena pengguna jasa atau konsumen bisa menilai baik

tidaknya pelayanan dari kualitas tersebut. Masyarakat kemudian akan

menyematkan citra pelayanan apakah memuaskan atau tidak terhadap pelayanan

yang telah diberikan oleh para penyedia layanan. Banyak faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam usaha peningkatan kualitas pelayanan publik antara lain

yaitu :

a. Peningkatan kualitas pegawai

Dengan terdapatnya pegawai yang berkualitas , akan mendukung pula

pelaksanaan tugas pelayanan di instansi atau perusahaan mereka. Siagian

(1997) (dalam Kurniawan 2005:77) memberikan tujuh kriteria manfaat

yang dapat dipetik dari adanya pengembangan sumber daya manusia,

sebagai upaya peningkatan kualitas pegawai antara lain :

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

6

1) Peningkatan produktivitas kerja dalam organisasi

2) Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan

3) Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat

4) Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi

5) Mendorong sikap keterbukaan manajemen

6) Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif

7) Penyelesaian konflik secara fungsional

b. Standar Kualitas Pelayanan Publik

Pentingnya kedudukan kualitas pelayanan publik ini dituangkan dalam

Instruksi Presiden No.1 Tahun 1995 tentang Peningkatan Kualitas

Pelayanan Aparatur Pemerintah. Dengan perbaikan dan peningkatan

kualitas pelayanan inilah maka masyarakat yang merasa kebutuhannya

terpenuhi dengan memuaskan akan memebrikan kepercayaan dan

partisipasinya untuk organisasi atau instansi publik yang bersangkutan.

Dalam konteks ini pelayanan publik lebih dititik beratkan bagaimana

elemen-elemen administrasi publik seperti policy making, desain

organisasi, dan proses manajemen dimanfaatkan untuk mensukseskan

pemberian pelayanan publik, dimana pemerintah merupakan pihak

provider yang diberi tanggungjawab. Dan pada akhirnya loyalitas yang

terbangun akan memunculkan semangat publik yang merupakan

pendukung potensial bagi keberhasilan pencapaian tujuan dan cita-cita

nasional.

c. Strategi Kualitas Jasa atau Layanan

Menurut Bryson (1995) (dalam Kurniawan 2005:30) strategi adalah cara

untuk membantu organisasi mengatasi lingkungan yang selalu berubah

serta membantu organisasi untuk memecahkan masalah terpenting yang

mereka hadapi. Dengan strategi, organisasi dapat membangun kekuatan

dan mengambil peluang, sembari mengatasi dan meminimalkan

kelemahan dan ancaman dari luar.

d. Penilaian Kinerja

Penilaian terhadap kinerja sebuah organisasi publik mampu mengevaluasi

seberapa besarkah kemajuan yang terjadi dalam upaya-upaya

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

7

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Pembicaraan mengenai

kinerja tidak lepas dari penilaian atas kualitas pengelolaan dan kualitas

pelaksanaan tugas atau operasi organisasi. Bila dikaji dari tujuan dan misi

utama dari sebuah organisasi publik maka keberhasilan dapat diukur

dengan tercapainya tujuan dan misi dari organisasi tersebut.

2.2 Teori Administrasi

Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu

kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu dapat dicakup dengan suatu istilah,

yaitu administrasi yang dalam bahasa inggris disebut “Administration”, perkataan

“Administration” berasal dari bahasa latin ad + ministrate, suatu kata kerja yang

berarti melayani, membantu, menunjang, atau memenuhi. Dari perkataan itu

terjadi kata benda “Administratio” dan kata sifat “Administrativus”

Rangkaian kegiatan yang digolongkan sebagai administrasi mencakup :

a. Dilakukan sekelompok orang (2 orang atau lebih)

b. Berlangsung dalam suatu kerjasama

c. Dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Tiga faktor inilah yang merupakan tanda pengenal atau ciri khas dari

administrasi, jika faktor-faktor tersebut disingkat maka hal tersebut berupa

sekelompok orang, kerjasama, dan tujuan tertentu. Tetapi hakikat administrasi ini

belum memberikan gambaran selengkap mengenai isi rangkaian kegiatan tersebut.

Administrasi merupakan rangkaian kegiatan yang bersifat kebijaksanaan,

merencanakan, memutuskan, menyusun, mengatur, memimpin, mengurus,

mengarahkan, membimbing, menyelaraskan, mengendalikan, mengawasi,

menyempurnakan, dan kegiatan-kegiatan lain semacam itu. Untuk lebih

ringkasnya kegiatan tersebut dapat dicakup dalam satu istilah, yaitu menata. Kata

menata berasal dari bahasa jawa kuno “tata atau nata” dan bahasa sansekerta

“tatha” yang dapat mengandung arti mengatur, mengurus, menyusun, dan

sebagainya. Raja-raja Indonesia pada jaman dahulu yang merupakan pejabat yang

membuat kebijaksanaan, merencanakan, mengurus, memimpin, mengarahkan,

membimbing, menyelaraskan, mengendalikan, mengawasi, menyempurnakan, dan

kegiatan-kegiatan lain terhadap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan negara

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

8

sebagai suatu bentuk usaha bersama manusia mempunyai gelar Sang Nata.

Sehingga, dapat ditegaskan bahwa, baik dari segi bahasa maupun dari segi

kenyataan tidak salah apabila dinyatakan bahwa kegiatan-kegiatan yang termasuk

dalam pengertian administrasi adalah rangkaian kegiatan penataan.

Tujuan yang hendak dicapai dan sifat sesuatu kerjasama dapat berbeda-

beda, demikian juga jumlah dan susunan orang-orang yang berkerjasama tersebut

dapat berbeda-beda juga. Selanjutnya usaha yang dilakukan dapat berlangsung

pada waktu dan tempat yang berlainan. Tetapi pada kerjasama yang dilakukan

oleh sekelompok orang pasti terdapat rangkaian kegiatan penataan yang menuju

kearah tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Rangkaian kegiatan penataan

sebagai suatu kebulatan kini biasanya dibebankan kepada seseorang atau beberapa

pelaku tertentu yang dinamakan pejabat tertentu sehingga kemudian menjadi

fungsi. Fungsi adalah sekelompok kegiatan yang tergolong dalam jenis yang sama

berdasarkan sifatnya, pelaksanaanya, ataupun suatu pertimbangan lainnya

Dari penjelasan di atas dapat di definisikan bahwa administrasi merupakan

rangkaian kegiatan penataan saja, bukan merupakan rangkaian kegiatan pekerjaan

substantif yang langsung berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai.

Administrasi merupakan rangkaian kegiatan penataan yang menunjang rangkaian

kegiatan pekerjaan substantif yang merupakan pekerjaan pokok. Kelompok

pekerjaan yang dilakukan dengan rangkaian kegiatan pekerjaan substantif

dinamakan pekerjaan pokok atau pekerjaan induk. Di dalam praktek tidak akan

ada administrasi apabila tidak ada pekerjaan pokok atau pekerjaan induk. Dengan

demikian proses administrasi selalu berkaitan dengan pekerjaan pokok. Misalnya

pemerintah akan membangun jalan baru, maka sebelum kegiatan pokok dilakukan

yang antara lain berupa penelitian, pengukuran, pengembangan hutan, perataan

tanah, pemasangan baru, dan pengaspalan, lebih dahulu dilakukan pembentukan

organisasi, menyusun rencana, anggaran kontrak, menyiapkan peralatan,

memberitakan di surat kabar dan setelah jalan jadi masih dilakukan pengontrolan

dan laporan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat disusun

batasan administrasi sebagai berikut: Administrasi adalah segenap rangkaian

kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

9

orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu. Apabila administasi sebagai

suatu konsep diteliti, maka selain bermacam-macam pekerjaan pokok yang

dilakukan masing-masing orang bagi tercapainya tujuan, terlihat pula adanya

unsur umum, yaitu unsur yang terdapat dalam kerjasama apapun tujuan dan corak

kerjasama itu. Unsur umum yang terdapat di dalam rangkaian kegiatan penataan

yang dinamakan administrasi menurut pendapat kami ada 8 macam yang

merupakan sub konsep administrasi yaitu :

1) Organisasi

2) Manajemen

3) Komunikasi

4) Informasi

5) Personalia

6) Finansia

7) Material

8) Relasi Publik

Masing-masing subkonsep tersebut bersifat statis, sedangkan dalam

kenyataan di tempat kerja yang di dalamnya sedang berlangsung rangkaian

kegiatan penataan akan terlihat adanya unsur umum sebagai suatu proses yang

bersifat dinamis sebanyak 8 macam. Dan terdapat 8 macam unsur umum

sebagai suatu proses yang bersifat dinamis tersebut adalah :

1) Tata keragaan

2) Tata pimpinan

3) Tata hubungan

4) Tata keterangan

5) Tata kepegawaian

6) Tata keuangan

7) Tata perbekalan

8) Tata humas

2.3 Implementasi Kebijakan

Istilah kebijakan (policy) seringkali penggunaannya saling dipertukarkan

dengan istilah istilah lain seperti tujuan (goals) program, keputusan undang

undang, ketentuan ketentuan, usulan usulan dan rancangan rancangan besar.

Kebijakan (policy) diberi arti yang bermacam macam, Harold D. Lasswell dan

Abraham Kaplan (dalam Islamy:1984) memberi arti kebijakan sebagai: “a

projected of goals value and practices” (suatu program pencapaian tujuan, nilai

nilai dan praktek prektek yang terarah).

Amara Raksasataya mengemukakan kebijakan sebagai suatu taktik dan

strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu kebijakan memuat

tiga elemen yaitu :

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

10

1. Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai

2. Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang

diinginkan

3. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata

dari taktik atau strategi

Kebijakan publik adalah kebijakan yang menyangkut masyarakat umum.

Kebijakan publik ini adalah bagian dari keputusan politik. Keputusan politik itu

sendiri adalah keputusan yang mengikat pilihan terbaik dari berbagai bentuk

alternatif mengenai urusan-urusan yang menjadi kewenangan pemerintah

(Surbakti,1984).

Suatu keputusan kebijakan belum menimbulkan akibat tertentu dalam

masyarakat sebelum keputusan itu dilaksanakan. Sementara suatu keputusan dapat

secara otomatis terlaksana. Pembuatan keputusan kebijakan dan implementasi

kebijakan tidaklah terjadi secara berurutan. Artinya proses kedua belum tentu

dimulai ketika proses pertama selesai. Selesai proses implementasi berlangsung,

proses pembuatan kebijakan terjadi. Ada 4 hal yang perlu dibicarakan lebih rinci

dalam proses implementasi ini yaitu penyalahgunaan sumber, pelibatan

orang/kelompok dalam implementasi, interpretasi, manajemen program, dan

penyediaan layanan dan manfaat pada publik.

Pelaksana kebijakan melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh

pembuat kebijakan. Keputusan yang dibuat, misalnya dalam bentuk Undang-

undang atau Peraturan Pemerintah, seringkali masih umum sifatnya, sehingga

ketika aparat pelaksana dihadapkan pada persoalan-persoalan khusus di lapangan,

ia/mereka harus melakukan interpretasi terhadap UU/PP yang berlaku. Aparat

pelaksana dalam hal ini mempunyai keleluasaan untuk melakukan interpretasi

secara otonom.

Kebijakan dilaksanakan secara kelembagaan oleh lembaga birokrasi

dengan stuktur dan distribusi fungsi yang jelas. Kebijakan paling tidak

dilaksanakan oleh satu lembaga pelaksana, dan dalam banyak kasus dilaksanakan

oleh lebih dari satu ulama. Karena itu manajemen program merupakan persoalan

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

11

penting dalam implementasi program. Lembaga mana yang paling bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan suatu program, lembaga mana yang perlu dilibatkan,

strategi kepemimpinan apa yang perlu dipakai, bagaimana melakukan

perencanaan, perorganisasian, koordinasi, dan kontrol, bentuk insentif dan disentif

apa yang perlu diberikan kepada aparat pelaksana dan sasaran kebijakan, sehingga

program berlangsung secara efektif dan efisien. Secara umum tujuan dari

kebijakan dilakukan untuk mengatasi masalah publik atau meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Kebanyakan dari kita seringkali beranggapan bahwa jika suatu ketika

pemerintah membuat kebijaksanaan Negara tertentu mkaa kebijaksanaan tersebut

dengan sendirinya akan dapat dilaksanakan dan hasil-hasilnya akan mendekati

seperti yang diharapkan oleh pembuat kebijaksanaan tersebut. Namun

kepustakaan metakhir dan penelitian dalam bidang implementasi/pelaksanaan

kebijaksanaan dan pelaksanaan program-program pembangunan telah berhasil

dengan gemilang membeberkan berbagai hambatan terutama dalam pelaksanaan

beberapa jenis kebijaksanaan Negara tertentu.

Perlu kiranya kita sadari bahwa mempelajari masalah implementasi

kebijaksanaan berarti berusaha untuk memahami “apa yang senyatanya terjadi,

sesudah suatu program diberlakukan atau dirumuskan, yakni peristiwa dan

kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan kebijaksanaan Negara, baik itu

menyangkut usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun usaha-usaha

untuk memberikan dampak tertentu pada masyarakat ataupun peristiwa-peristiwa”

(Muzmanian dan Sabatier, 1986, hal. 4). Oleh karena itu guna memperoleh

pemahaman yang baik mengenai implementasi kebijaksanaan Negara kita jangan

hanya menyoroti perilaku dari lembaga-lembaga administrasi atau badan-badan

yang bertanggungjawab atas suatu program berikut pelaksanaannya terhadap

kelompok-kelompok sasaran (target groups), tetapi juga perlu memperhatikan

secara cermat berbagai jaringan kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang

langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dari berbagai pihak

yang terlibat dalam program, dan yang pada akhirnya membawa dampak (yang

diharapkan maupun tidak) terhadap program tersebut.

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

12

Secara garis besar kita dapat mengatakan bahwa fungsi implementasi itu

ialah membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun

sasaran kebijaksanaan Negara diwujudkan sebagai “outcome” (hasil akhir)

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Sebab itu fungsi implementasi

mencakup pula penciptaan apa yang dalam ilmu kebijaksanaan Negara yang

biasanya terdiri dari cara-cara atau sarana-sarana tertentu yang dirancang/ didesain

secara khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran-

sasaran yang dikehendaki.

Proses implementasi kebijaksanaan hanya dapat dimulai apabila tujuan-

tujuan dan sasaran-sasaran yang semual bersifat umum telah diperinci, program-

program aksi telah dirancang dan sejumlah dana/biaya telah dialokasikan untuk

meweujudkan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran tersebut. Inilah syarat-syarat

pokok bagi implementasi kebijaksanaan Negara apapun (Grindle, 1980, hal. 7).

2.4 Perwal Nomor 35 Tahun 2013

SALINAN

NOMOR 35, 201 3

PERATURAN WALIKOTA MALANG

NOMOR 35 TAHUN 201 3

TENTANG

REKAYASA LALU LINTAS DI KAWASAN

JALAN SUMBERSARI - JALAN GAJAYANA - JALAN MT. HARYONO -

JALAN DI. PANJAITAN JALAN – BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MALANG,

Page 19: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

13

Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kota Malang telah melakukan kajian terhadap

kelayakan jembatan Soekarno Hatta sisi sebelah timur sehingga

perlu melakukan rekayasa lalu lintas di jembatan tersebut

supaya tidak menimbulkan percepatan masa usia jembatan

tersebut dan menyelesaikan kemacetan di kawasan Universitas

Brawijaya;

b. bahwa dalam rangka memberikan pengayoman, perlindungan

dan pelayanan kepada masyarakat pengguna jalan melalui

optimalisasi fungsi jalan guna meningkatkan kelancaran dan

memperpanjang usia jembatan, perlu melakukan rekayasa lalu

lintas di kawasan Universitas Brawijaya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota

tentang Rekayasa Lalu Lintas di Kawasan Jalan Sumbersari -

Jalan Gajayana - Jalan MT. Haryono - Jalan DI. Panjaitan -

Jalan Bogor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah - daerah Kota Besar dalam lingkungan Provinsi Jawa

Timur, 195 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954

Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 551);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara

Page 20: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

14

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5025);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1987 tentang Perubahan

Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang dan

Kabupaten Daerah Tingkat II Malang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 29, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3354);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3529);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

Page 21: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

15

11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Manajemen Rekayasa, Analisa Dampak serta Manajemen

Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5229);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5221);

13. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-

undangan;

14. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 1993

tentang Marka Jalan;

15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993

tentang Rambu-rambu Lalu Lintas di Jalan sebagaimana telah

diubah kedua kalinya dengan Keputusan Menteri Perhubungan

Nomor 60 Tahun 2006;

16. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2010

tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian

Jalan;

17. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2008 Nomor 1

Ser i E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 57).

Page 22: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

16

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG REKAYASA LALU

LINTAS DI KAWASAN JALAN SUMBERSARI - JALAN

GAJAYANA - JALAN MT. HARYONO - JALAN DI.

PANJAITAN - JALAN BOGOR.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota malang

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Malang

3. Walikota Malang Walikota Malang

4. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kota Malang

5. Kepala Dinas Perhubungan adalah Kepala Dinas Perhubungan Kota

Malang

6. Kepolisian Resort Malang Kota yang selanjutnya disebut Polres Malang

Kota adalah Kepolisian negara republik Indonesia Daerah Jawa Timur

Resort Malang Kota

7. Satuan Lalu Lintas yang selanjutnya disebut SatLantas adalah Satuan Lalu

Lintas Resort Malang Kota

8. Kepala Satuan Lalu Lintas yang selanjutnya disebut KasatLantas adalah

Kepala Satuan Lalu Lintas Resort Malang Kota

9. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang selanjutnya disebut FLLAJ

adalah Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang

10. Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapan nya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada

yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah

permukaan tanah dan/atau air serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel

dan jalan kabel

11. Pengguna Jalan adalah orang yang menggunakan jalan untuk berlalu lintas

Page 23: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

17

12. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan

bermotor dan kendaraan tidak bermotor

13. Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh

peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel

14. Lalu Lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang Lalu lintas jalan.

15. Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak

pindah kendaraan, orang dan/atau barang yang berupa jalan dan fasilitas

pendukungnya

16. Perlengkapan Jalan adalah alat dalam bentuk tertentu yang memuat

lambang, huruf, angka, kalimat dan perpaduan diantaranya yang

digunakan untuk member ikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk

bagi pemakai jalan yang dapat berupa rambu-rambu, marka jalan, alat

pemberi isyarat lalu lintas

17. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang

disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran

18. Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa

lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai

peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi Pengguna Jalan

19. Marka Jalan adalah suatu benda yang berada dipermukaan jalan yang

meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis

melintang, garis serong serta lambang yang berfungsi untuk mengarahkan

arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan Lalu Lintas

20. Alat Pemberi Isyarat Lampu Lalu Lintas yang selanjutnya disebut APILL

adalah perangkat elektronik yang gunakan isyarat lampu yang dilengkapi

dengan isyarat bunyi untuk mengatur Lalu Lintas orang dan/atau

kendaraan dipersimpangan atau pada ruas jalan

21. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah serangkaian usaha dan

kegiatan yang meliputi perencanaan, pengedaan, pemasangan, pengaturan

dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan,

mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan

kelancaran Lalu Lintas.

Page 24: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

18

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud dilakukannya rekayasa lalu lintas sebagai tindakan offensive operasional

dibidang lalu lintas dalam rangka memberikan pengayoman, perlindungan dan

pelayanan kepada masyarakat pengguna jalan melalui optimalisasi fungsi jalan

guna meningkatkan kelancaran lalu lintas, mengurai dan mengatasi kemacetan di

kawasan tersebut.

Pasal 3

Rekayasa Lalu Lintas diselenggarakan dengan tujuan :

1. Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat,

tertib, lancar dan terpadu

2. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat

3. Mengurangi atau menekan seminimal mungkin kemacetan/kesemrawutan

pada kawasan universitas Brawijaya

4. Mengoptimalkan fungsi jalan

5. Dapat memberikan nuansa positif sehingga manfaat rekayasa lalu lintas

dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.

BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 4

Ruang Lingkup Peraturan Walikota ini yaitu pembinaan dan penyelenggaraan lalu

lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib dan lancar melalui :

1. Kegiatan gerak pindah kendaraan, orang dan/atau barang di jalan

2. Kegiatan yang menggunakan sarana, pra sarana dan fasilitas pedukung lalu

lintas dan angkutan jalan.

Page 25: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

19

BAB IV

PELAKSANAAN

Pasal 5

Kawasan Universitas Brawijaya yang dilakukan rekayasa lalu lintas, sebagai

berikut :

- Dari arah barat Jalan MT. Haryono persimpangan Dinoyo daging satu arah

sampai dengan persimpangan bunderan jalan Bandung

- Dari arah barat Jalan MT. Haryono persimpangan Dinoyo daging satu arah

sampai dengan pertigaan Jalan Bogor bisa belok kanan

- Dari arah barat jalan MT. Haryono diperbolehkan belok kearah kiri

menuju Jalan Soekarno Hatta

- Dari Jalan Bogor satu arah dari sebelah Utara sampai dengan simpang

Jalan Bogor Veteran

- Dari Jalan Bogor bisa belok kiri kearah jalan Bandung atau lurus ke Jalan

Simpang Bogor atau belok kanan kearah jalan Veteran mengikuti APILL

- Persimpangan IT Jalan Sumbersari dan Gajayana menjadi satu arah dari

arah selatan menuju utara sampai persimpangan Dinoyo daging

- Untuk angkutan kota dari Jalan Bogor belok kiri kearah Jalan DI.

Panjaitan sampai dengan Jalan MT. Haryono Persimpangan Dinoyo

- daging diperbolehkan belok kiri ke Jalan Gajayana dengan disediakan

lanjur khusus dalam marka kuning

- Untuk angkotan kota dari Jalan MT. Haryono boleh belok ke kanan ke

arah Jalan Gajayana dan Jalan Sumbersari mengikuti APILL.

Bagian Kedua

Petugas Pelaksana Rekayasa Lalu Lintas

Pasal 6

(1) Kawasan Universitas Brawijaya yang dilakukan rekayasa lalu lintas,

instansi yang dilibatkan yaitu :

a. Dinas Perhubungan

b. Satpol PP

c. Polres Malang Kota

Page 26: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

20

d. Polisi Militer

e. Pomal

f. Kodim.

(2) Tanggung jawab pelaksanaan sehari-hari oleh Kepala Dinas Perhubungan

dan Kasat Lantas

(3) Instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertugas sesuai dengan

Tugas Pokok dan Fungsi masing masing instansi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

Pasal 7

Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilakukan dengan cara :

1. melengkapi kelengkapan jalan (rambu-rambu, marka dan isyarat lalu

lintas) dan bagian jalan (trotoar, bahu jalan, lokasi parkir, tempat

penyeberangan, pemberhentian angkutan umum) sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangan-undangan

2. menginventarisasi kebutuhan kelengkapan jalan dan bagian jalan yang

belum ada di Kawasan Universitas Brawijaya

3. melakukan koordinasi dengan instansi terkait melalui FLLAJ dalam

rangka merumuskan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Kawasan

Universitas Brawijaya.

Bagian Keempat

Pengaturan Pengendalian Lalu Lintas

Pasal 8

(1) Pengaturan pengendalian lalu lintas dilakukan dengan cara

mengintensifkan kegiatan patroli terutama penjagaan dititik-titik rawan

kemacetan lalu lintas baik dengan kendaraan maupun berjalan kaki sesuai

dengan situasi dan kondisi

(2) Kegiatan patroli sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kegiatan :

a. Penertiban pengguna jalan

Page 27: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

21

b. Pengawasan terhadap berfungsinya sarana/pra sarana atau kelengkapan

jalan beserta bagian jalan

c. Deteksi dini dan pencatatan terhadap masalah-masalah yang terjadi

d. Pelayanan masyarakat

e. Penindakan pelanggaran secara proaktif.

Bagian Kelima

Penegakan Hukum

Pasal 9

(1) Kegiatan penegakan hukum di Kawasan Universitas Brawijaya dilakukan

dengan cara :

a. Teguran tertulis

b. Penindakan.

(2) Kegiatan penegakan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

merupakan tindakan petugas yang bersifat mengatur, menegur, memberi

peringatan dan petunjuk dengan pola penindakan simpatik.

(3) Kegiatan penegakan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

merupakan tindakan petugas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan melalui proses peradilan dengan sarana penegakan hukum tilang

dengan ketentuan tidak menggunakan table uang titipan, sanksi hukum

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 10

(1) Pengawasan dan pengendalian terhadap ketentuan dalam Peraturan

Walikota ini secara teknis dan operasional dilaksanakan Kepala Dinas

Perhubungan dan Kasat Lantas

(2) Petugas wajib menyampaikan laporan mingguan dan laporan bulanan

hasil pelaksanaan tugas kepada Pimpinan masing-masing instansi

(3) Materi laporan mingguan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

merupakan kegiatan yang dulaksanakan oleh Petugas secara harian

Page 28: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

22

(4) Materi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan

rekapitulasi hasil kegiatan mingguan yang disertai analisa bulanan.

BAB VI

ANALISA DAN EVALUASI

Pasal 11

(1) Kegiatan analisa dan evaluasi pelaksanaan perubahan jalur di Kawasan

Universitas Brawijaya dilaksanakan oleh FLLAJ dalam acara rapat

koordinasi bulanan traffic board

(2) Materi analisa dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi hasil palaksanaan uji coba jalur satu arah dalam bentuk laporan

pelanggaran, kecelakaan lalu lintas dan ketertiban/kelancaran lalu lintas.

BAB VII

KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Bagian Kesatu

Kewajiban

Pasal 12

Setiap orang yang melintas di Kawasan Universitas Brawijaya wajib :

1. mematuhi aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan Rambu-

rambu Lalu Lintas, APILL, Marka Jalan, Gerakan Lalu Lintas

2. bagi pengemudi yang mengemudikan kendaraan bermotor menggunakan

lajur paling kiri, kecuali saat akan mendahului atau mengubah arah

3. bagi pengemudi kendaraan bermotor membawa perlengkapan Surat Izin

Mengemudi, Surat Tanda Nomor Kendaraan atau Surat Tanda Coba

Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik

Indonesia dan dipasangi Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang

ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia

4. mengemudikan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang

memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion,

klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul

cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot dan kendalaman alur ban

Page 29: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

23

5. mengemudikan kendaraan bermotor beroda empat atau lebih dijalan yang

memenuhi persyaratan teknis yang meliputi kaca spion, klakson, lampu

utama, lampu mundur, lampu tanda batas dimensi badan kendaraan, lampu

gandengan, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat

pengukur kecepatan, kedalaman alur ban, kaca depan, spakbor, bumper,

penggandengan, penempelan, atau penghapus kaca

6. bagi pengemudi yang mengemudikan mobil penumpang umum, mobil bus,

mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan dengan dilengkapi

surat keterangan uji berkala dan tanda lulus uji berkala

7. bagi pengemudi yang mengemudikan Kendaraan Bermotor Umum

berhenti pada tempat yang telah ditentukan

8. bagi pejalan kaki berjalan dan menyeberang menggunakan jalur pejalan

kaki contoh trotoar atau nontrotoar, jembatan penyeberang orang dan

zebra cross

9. mematuhi ketentuan lain sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua

Larangan

Pasal 13

Setiap orang yang melintas di Kawasan Universitas Brawijaya dilarang :

a. mengemudikan kendaraan bermotor dengan cara berbalapan

b. mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan

melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang

mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan

c. mengemudikan kendaraan bermotor melanggar aturan batas kecepatan

paling tinggi atau paling rendah

d. bagi pengemudi kendaraan bermotor umum menurunkan penumpang

selain ditempat pemberhentian, mengetem atau melewati jaringan jalan

selain yang ditentukan dalam izin trayek

e. mengemudikan kendaraan bermotor dengan cara atau keadaan yang dapat

membahayakan bagi nyawa atau barang.

Page 30: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

24

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap

orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota

ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Malang.

Ditetapkan di Malang

pada tanggal 1 November 2013

WALIKOTA MALANG,

ttd.

H. MOCH. ANTON

Diundangkan di Malang

pada tanggal 1 November 2013 Salinan sesuai aslinya

SEKRETARIS DAERAH, PJ KEPALA BAGIAN HUKUM,

ttd.

Dr. Drs. H. SHOFWAN, SH, M.Si TABRANI, SH, M.Hum.

Pembina Utama Madya Penata Tk.I

NIP. 19580415 198403 1 012 NIP. 19650302 199003 1 019

BERITA DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2013 NOMOR 35

Page 31: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dilihat dari tujuan yang dikaitkan dengan topik yang diteliti, maka jenis

penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif

adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menyajikan gambaran

lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan

klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan

mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang

diteliti antara fenomena yang diuji (Sukmadinata, 2006). Pendekatan dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu Data yang muncul

berwujud kata-kata dan bukan rang kaian angka. Data itu mungkin telah

dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokurnen,

pita rekaman), dan yang biasanya “diproses” kira-kira sebelum siap digunakan

(melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis

kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang

diperluas (Miles dan Hubberman).

3.2 Fokus Penelitian

Pusat perhatian dimaksudkan untuk memberikan batasan masalah yang

akan diteliti, sehingga memudahkan pelaksanaan penelitian, dan juga bertujuan

untuk membatasi masalah yang diteliti agar tidak melebar dan pengumpulan data

akan dapat dilakukan secara tepat. Penelitian ini difokuskan kepada :

1. Analisis Pelayanan Administrasi RW 6 Kelurahan Penanggungan Pasca

Implementasi Kebijakan ‘One Way’

a. Kondisi Pelayanan Administrasi RW 6 Kelurahan Penanggungan

pasca Implementasi Kebijakan “one way”

b. Proses Pelayanan Administrasi RW 6 Kelurahan Penanggungan pasca

Implementasi Kebijakan “one way”

Page 32: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

26

3.3 Pemilihan Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penulis mengambil sumber informasi.

Lokasi penelitian yang diambil adalah Kelurahan Penanggungan, dimana lebih

spesifik lokasi penelitiannya berada di RW 6 dengan alasan mempermudah

peneliti karena banyak jaringan penliti di RW 6 sehingga memudahkan untuk

melakukan penelitian.

3.4 Sumber Data

Sumber data adalah alat yang menjadi sumber informasi baik perorangan

maupun kelompok yang dapat dijadikan sumber, karena dianggap lebih tahu dan

lebih menguasai bidang permasalahan yang berhubungan erat dengan pelaksaan

suatu kegiatan. Cara pengumpulan data dalam suatu penelitian ada dua jenis

sumber data, yaitu :

1. Data Primer

Data Primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber

asli (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini subyek atau

orang secara individual maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu

benda atau fisik, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer

tersebut dapat diperoleh melalui sumber informan yang berhubungan

dengan fokus penelitian yang meliputi Kelurahan, dan Pelayanan

Administrasi RW 6 Kelurahan Penanggungan Pasca Implementasi

Kebijakan ‘One Way’

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang terlebih dahulu ditelusuri dan dilaporkan

oleh orang lain di luar peneliti (melalui perantara). Data ini tidak secara

langsung berhubungan dengan informan yang diteliti serta merupakan data

pendukung bagi penelitian yang dilakukan. Data sekunder meliputi

dokumen-dokumen, arsip-arsip, catatan-catatan dan laporan resmi yang

berkaitan dengan penelitian ini seperti data-data pendukung.

Page 33: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

27

3.5 Pengumpulan Data

Tata cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data menggunakan dua

teknik, yaitu :

1. Interview atau Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dalam metode survei yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau subyek

penelitian.

2. Observasi

Metode observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang),

obyek (benda), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan

atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman Wawancara semi terstuktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, peneliti setengah mengetahui jawaban dari informan

apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara

penulis telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan tertulis

yang didalamnya berisi ide pokok pertanyaan. Wawancara terstuktur ini

dimaksudkan agar setiap responden mendapat pertanyaan yang sama dan

ada juga yang berbeda.

2. Pedoman Observasi

Yaitu instrument yang digunakan untuk mengetahui kondisi sarana dan

prasarana, suasana aktivitas serta lingkungan yang mengarah pada nilai-

nilai tertentu.

3. Dokumentasi

Yaitu terdiri dari garis besar data yang diperlukan seperti kamera.

4. Buku Catatan

Digunakan oleh peneliti untuk mencatat apa yang didengar, diamati, dan

yang dialami pada saat observasi di lapangan.

Page 34: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

28

3.7 Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian akan diolah dan dianalisa dengan memakai

pendekatan Miles and Huberman dengan tujuan untuk meringkas atau

menyederhanakan data agar lebih berarti dan dapat diinterpretasikan, sehingga

permasalahan dapat dipecahkan, analisa yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisa deskriptif.

Alur kegiatan dalam kualitatif meliputi :

1. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada banyaknya

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari

catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian Data

Adalah transformasi data dikumpulkan dan dianalisis, maka dapat ditarik

kesimpulan, namun kesimpulan akhir itu tidak muncul sampai

pengumpulan data berakhir, oleh karena itu kesimpulan tersebut

diverivikasi.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus-menerus selama

berada di lapangan. Kesimpulan-kesimpulan tersebut lalu diverifikasi

selama penelitian berlangsung, dengan cara memikir ulang selama

penelitian, tinjauan ulang catatan lapangan, dan upaya-upaya yang luas

untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang

lain.

Page 35: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

29

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Kebijakan “One Way”

Kota Malang adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Kota ini terletak 90 km di sebelah selatan Kota Surabaya. Malang

merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan

dikenal dengan julukan kota pelajar. Setiap tahunnya kota ini selalu

kedatangan puluhan ribu pendatang baru, baik itu dari kalangan

mahasiswa baru maupun masyarakat biasa yang merantau. Kota dengan

luas wilayah 110,06 km² yang notabennya tidak terlalu luas ini menjadi

semakin padat. Pada tahun 2010, kepadatan penduduk di kota ini mencapai

angka 6.171.

Gambar 1. Balai Kota Malang

Di bidang transportasi, aktivitas mobilitas penduduk mengakibatkan

kemacetan. Kemacetan tersebut kini dianggap sebagai pemandangan

sangat biasa yang terjadi di kota ini. Pemerintah berupaya menangani

masalah kemacetan ini dengan menerapkan kebijakan jalur satu arah atau

kebijakan “one way”. Penerapan dilakukan pada blok Universitas

Brawijaya, Jalan M.T Haryono (kawasan Dinoyo) yang mengarah ke timur

bersambungan dengan Jalan Mayjen Panjaitan. Dari Jalan Mayjen

Panjaitan belok kanan ke Jalan Bogor yang berujung di perempatan Jalan

Bandung yang baru dibangun, untuk memisah ke kiri menuju kota & ke

kanan menuju Jalan Veteran. Dari Jalan Veteran terus ke barat, bertemu di

Page 36: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

30

perempatan ITN (Institut Teknologi Nasional), lalu belok kanan menyatu

dengan Jalan Gajayana (wilayah Sumbersari).

Gambar 2. Peta Lalu Lintas Kota Malang

Gambar 3. Kemacetan di Lingkar Universitas Brawijaya Kota Malang

Kasus lalu lintas di Kota Malang, memang sangat pelik. Menjadi

kota pendidikan menuntut banyak fasilitas yang harus disediakan,

terutama jalan. Tidak hanya sekedar orang Malang saja yang

menggunakan fasilitas tersebut, tapi dari berbagai macam daerah,

kabupaten, dan provinsi. Jika setiap mahasiswa yang kuliah di Kota

Malang membawa sepeda motor/mobil, maka pertumbuhan sepeda motor

Page 37: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

31

dan mobil pun akan sangat banyak sekali setiap tahunnya. Melihat

kemacetan yng sering terjadi kawasan tersebut membuat pertimbangan

walikota malang untuk menerapkan sistem one way (satu arah) di

kawasan-kawasan tersebut yaitu di jalan Mayjend Panjaitan – Bogor –

Veteran - Gajayana, selatan, timur, dan barat. Antrean paling panjang tentu

dari arah utara yang memang banyak lembaga pendidikan di sana.

Gambar 4. Kebijakan One Way dan Kemacetan di Kota Malang

Jalur satu arah di seputaran lingkar Universitas Brawijaya ini mulai

diberlakukan Rabu, 6 November 2013 yang tercantum dalam Perwal No.

35 Tahun 2013. Penerapan jalur satu arah ini diputuskan Wali Kota

Malang, Moch. Anton untuk mengurai kemacetan dan mengurangi beban

di jembatan Soekarno-Hatta. Peraturan one way ini tidak berlaku bagi

angkutan umum, atau masih bebas di jalur seperti biasanya. Mikrolet ini

diperbolehkan menentang arus dan bisa melintas dari dua arah. Dampak

positifnya adalah warga menjadi lebih sering menggunakan angkutan

umum daripada mobil atau sepeda motor pribadi. Jalan satu arah atau “one

way” hanya diberlakukan pada saat jam-jam sibuk kerja, yaitu pagi hari

dan sore hari. Jalan satu arah atau “one way” diberlakukan dari pagi

sampai menjelang petang. Mulai pukul 18.00, jalan satu arah kembali dua

arah sampai pagi.

Page 38: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

32

Gambar 5. Kemacetan di Jembatan Soekarno – Hatta Kota Malang

Kebijakan satu arah ini sendiri diklaim pemerintah kota sebagai

solusi paling tepat dalam mengatasi kemacetan di kawasan sekitar

Universitas Brawijaya. Karena, jika satu arah ini dihentikan oleh warga

maka pemerintah akan melakukan pelebaran jalan kurang lebih 16 meter

yang akan membutuhkan pembebasan lahan dan rumah warga sehingga

dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tetapi terkait pelaksanaannya banyak

terjadi pro dan kontra dalam kebijakan jalur satu arah ini. Kebijakan ini

banyak mendapat tanggapan kontra utamanya dari kalangan rakyat cilik.

Diberlakukannya jalur satu arah ini mengakibatkan jarak tempuh yang

dulunya dekat sekarang menjadi jauh, waktu yang terbuang lebih banyak

dari sebelumnya, serta bahan bakar yang lebih cepat habis dari

sebelumnya. Kebijakan jalur satu arah dinilai tidak mengurai kemacetan

tetapi membagi rata volume kendaraan yang melintas di seluruh jalanan

sehingga terjadi kemacetan dimana-mana dan dianggap sebagai bukan

solusi yang tepat karena dianggap merugikan masyarakat.

Page 39: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

33

Gambar 6. Demo Masyarakat di jalan lingkar Universitas Brawijaya

Di berbagai jalan yang dulunya dua arah namun kini menjadi satu

arah, banyak terdapat poster, spanduk, bahkan baliho bertuliskan

“MENOLAK ONE WAY”. Seperti “iki embong pak. Guduk arena sirkuit”,

yang disebabkan karena pengendara sepeda motor maupun mobil yang

melewati jalur satu arah memacu kendaraan mereka dengan sangat

kencang, bahasa kasarannya yaitu kebut-kebutan. Jalan yang menjadi

searah, menjadikan pengendara sepeda motor maupun mobil saling

mendahului, berebut ingin menjadi yang terdepan seperti layaknya sedang

berada di arena sirkuit. Sejumlah kendaraanpun melanggar pembatas jalur

yang khusus untuk angkot, sehingga lalu lintas angkot menjadi tersendat-

sendat; "Ayas (saya) Wong Cilik Menolak Jalur Satu Arah, Mateni

Sandang Pangan", karena pedagang di sepanjang jalur satu arah

mengklaim bahwa dengan diterapkannya kebijakan satu arah

menyebabkan usaha mereka tidak laku karena sepi tidak ada yang mampir;

"Ayas (saya) Getun Milih Ente (Wali Kota Malang, M Anton)", karena

jalur satu arah membuat wilayah mereka menjadi rawan terjadi

kecelakaan. Dibuktikan dengan sudah beberapa kali terjadi warga tertabrak

kendaraan saat menyeberang jalan. Jalur satu arah juga menyebabkan arus

lalu lintas di wilayah mereka semakin semrawut sehingga masyarakat

merasa menyesal telah memilih walikota yang kini sedang menjabat di

Page 40: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

34

Kota Malang; “Balikin... Ooh... Balikin... Jalan gue kayak dulu lagi... Loe

harus tanggung jawab kalo jalan ini jadi macet...”, hal ini menunjukkan

bahwa warga menginginkan jalur di kawasan tersebut dikembalikan (dua

arah) seperti semula; dan “Jalur Satu Arah Mendukung CURANMOR”,

yang menunjukkan bahwa dengan adanya jalur satu arah menyebabkan

tindak kriminal curanmor semakin menjadi-jadi karena faktor kelancaran

dalam berkendara (dapat kebut-kebutan).

Gambar 7. Bentuk Penolakan Masyarakat terhadap Kebijakan “One Way”

Kaum minoritas yang menanggapi kebijakan ini dengan pro

berusaha menghibur diri bahwa penerapan one way cocok dilakukan utk

mengurai kemacetan terutama di lingkar Universitas Brawijaya sebagai

salah satu titik kemacetan. Jika memang one way ini bukan solusi

mengatasi kemacetan, pemerintah setempat pasti akan mengkaji ulang

aturan yang mereka buat. Karena, disetiap kebijakan yang dibuat, mungkin

akan ada kebaikan yang dihasilkan. Pemberlakuan jalur satu arah

merupakan salah satu rekayasa lalu lintas yang dibuat untuk mengatasi

kemacetan kota Malang. Keluhan-keluhan dari kaum kontra tentunya juga

sudah ditampung oleh pemerintah kota untuk disampaikan kepada

walikota Malang. Pemerintah masih terus mengkaji dan memikirkan

efeknya jika memang peraturan tersebut benar-benar sudah dilaksanakan

sepenuhnya.

Page 41: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

35

Gambar 8. Unjuk Rasa Masyarakat di Balai Kota

Dampak positif dan negatif tersebut merupakan bagian dari resiko

pengambilan keputusan jalur satu arah di kawasan lingkar Universitas

Brawijaya yang selalu mengalami peningkatan kepadatan kendaraan.

Menurut beberapa masyarakat di RW.6 Kelurahan Penanggungan,

Pemerintah Kota Malang tidak mempunyai kajian sebagai dasar

pemberlakuan satu arah sehingga kebanyakan masyarakat warga

Kelurahan Penanggungan khususnya, menolak jalan satu arah dengan

alasan tersebut dan berbagai dampak sosial dan ekonomi.

Banyak aksi yang dilakukan oleh warga Penanggungan, termasuk

melakukan demo, memblokir jalan, sampai secara serempak 46 ketua RT

dan 8 ketua RW di Kelurahan Penanggungan mengundurkan diri sebagai

bentuk penolakan terhadap jalan satu arah demi membela dan

memperjuangkan keinginan dan suara warganya. Ketua RT dan ketua RW

tersebut menyerahkan stempel ke Balaikota sebagai simbol bahwa mereka

telah mengundurkan diri dari jabatannya. Akibatnya banyak masalah baru

yang ditimbulkan akibat mundurnya RT dan RW ini, salah satunya adalah

Page 42: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

36

terganggunya pelayanan administrasi di Kelurahan Penanggungan. Karena

tidak adanya stempel dan surat pengantar dari RT-RW, maka warga yang

akan mengurus administrasi berupa surat-surat tidak bisa dilayani karena

alasan tersebut.

Beberapa pihak termasuk dari pihak warga dan pihak kelurahan

menginginkan agar pelayanan administrasi ini tetap berjalan dengan lancar

meski seluruh RT dan RW telah mengundurkan diri dengan menyerahkan

stempel. Masyarakat juga menginginkan apabila dalam keadaan darurat,

Lurah Penanggungan dapat tetap memberikan layanan pada masyarakat

karena sebagai pelayan masyarakat, Lurah Penanggungan diharapkan tetap

memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat yang membutuhkan

layanan administrasi. Sehingga meski tanpa stempel dari RT dan RW

sepertinya layanan akan tetap berlangsung, mengingat kondisi tidak

memungkinkan untuk meminta stempel RT dan RW.

4.1.2 Wilayah Kelurahan Penanggungan

Gambar 9. Kantor Kecamatan Klojen

Kecamatan Klojen adalah salah satu kecamatan yang ada di

Kota Malang yang terdiri dari beberapa kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Klojen

2. Kelurahan Rampel Celaket

3. Kelurahan Samaan

Page 43: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

37

4. Kelurahan Kidul Dalam

5. Kelurahan Sukoharjo

6. Kelurahan Kasin

7. Kelurahan Oro-Oro Dowo

8. Kelurahan Bareng

9. Kelurahan Gading Kasri

10. Kelurahan Penanggungan

11. Kelurahan Kauman

Penanggungan adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan

Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Batas dari kelurahan

Penanggungan adalah Sebelah Barat adalah Ketawanggede. Sebelah

selatan adalah Sumbersari. Kelurahan Penanggungan memiliki Kode Pos

yaitu 65113. Kelurahan Penanggungan terdiri dari 46 RT dan 8 RW.

Kelurahan Penanggungan bertempat di Jalan Ter. Cikampek Malang.

Nomor Telepon dari Kelurahan Penanggungan adalah 583520.

Gambar 10. Kelurahan Penanggungan

Page 44: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

38

Gambar 11. Ruang Pelayanan Kelurahan Penanggungan

4.1.3 Wilayah RW 6 Kelurahan Penanggungan

Kelurahan Penanggungan terdiri dari 46 RT dan 8 RW. Salah

satunya adalah RW 6.

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Kondisi pelayanan administrasi RW 6 kelurahan

penanggungan pasca implementasi kebijakan “one way”

Banyak aksi yang dilakukan oleh warga Penanggungan Pasca

Implementasi Kebijakan “One Way” termasuk melakukan demo,

memblokir jalan, sampai secara serempak 46 ketua RT dan 8 ketua

RW di Kelurahan Penanggungan mengundurkan diri sebagai bentuk

penolakan terhadap jalan satu arah demi membela dan

memperjuangkan keinginan dan suara warganya. Ketua RT dan

ketua RW tersebut menyerahkan stempel ke Balaikota sebagai

simbol bahwa mereka telah mengundurkan diri dari jabatannya.

Akibatnya banyak masalah baru yang ditimbulkan akibat mundurnya

RT dan RW ini, salah satunya adalah terganggunya pelayanan

administrasi di Kelurahan Penanggungan. Karena tidak adanya

Page 45: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

39

stempel dan surat pengantar dari RT-RW, maka warga yang akan

mengurus administrasi berupa surat-surat tidak bisa dilayani karena

alasan tersebut.

Beberapa pihak termasuk dari pihak warga dan pihak

kelurahan menginginkan agar pelayanan administrasi ini tetap

berjalan dengan lancar meski seluruh RT dan RW telah

mengundurkan diri dengan menyerahkan stempel. Masyarakat juga

menginginkan apabila dalam keadaan darurat, Lurah

Penanggungan dapat tetap memberikan layanan pada masyarakat

karena sebagai pelayan masyarakat, Lurah Penanggungan

diharapkan tetap memberikan pelayanan yang baik pada

masyarakat yang membutuhkan layanan administrasi. Sehingga

meski tanpa stempel dari RT dan RW sepertinya layanan akan tetap

berlangsung, mengingat kondisi tidak memungkinkan untuk

meminta stempel RT dan RW. Selain itu warga dan pihak

kelurahan juga menginginkan RT dan RW tersebut kembali pada

jabatannya agar pelayanan administrasinya juga berjalan secara

maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya data yang telah

didapat dari pewawancara dengan Bapak Jayus, S.Pd selaku bagian

pelayanan di Kelurahan Penanggungan :

“Saya juga tidak tahu seharusnya para RT dan RW juga ini

memikirkan proses pelayanan administrasi di warga nya

masing-masing. Tapi saya kira ini sifatnya masih

sementara. Biarkan mereka mengundurkan diri karena itu

juga hak mereka. Harapan kelurahan ya menginginkan

stempelnya agar segera kembali. Yang jelas dari kelurahan

sendiri juga ingin terus menjalankan pelayanan untuk

warga Penanggungan, terutama pelayanan administrasi

yang sangat dimungkinkan akan banyak warga yang

mengurus berbagai macam surat-surat termasuk surat

keterangan usaha, surat kelahiran, surat kematian, dan

sebagainya….. Pada saat penyerahan stempel para RT dan

Page 46: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

40

RW pun ini tidak melibatkan kelurahan, jadi sekarang ini

pihak kelurahan sendiri ya berkomitmen dan ramah dalam

melayani warga Penanggungan”

Hal ini ditunjukkan dengan adanya data yang telah didapat

dari pewawancara dengan Ibu Utik selaku warga RW 6 Kelurahan

Penanggungan :

“RT dan RW mengundurkan diri dengan alasan menolak

dua arah dan mereka merundingkan ini bersama dengan

RT dan RW di Kelurahan Penanggungan yang

menganggap keputusan ini adalah solusi yang diberikan

oleh RT dan RW di Kelurahan Penanggungan. Ada

beberapa warga yang tahu dan ada juga yang tidak.

Mereka satu suara dengan tindakan ini. Saya pribadi juga

bingung dan tidak tahu bagaimana berkomentar tentang

tindakan RT dan RW tersebut. Yang jelas saya sendiri juga

ingin dua arah ini juga dikembalikan dengan berbagai

alasan sosial dan ekonomi. Saya berharap RT dan RW juga

kembali seperti semula supaya pelayanan dan membuat

surat-surat juga lancar, karena sebelumnya juga lancar-

lancar saja. Saya juga berharap kendala ini nantinya tetap

membuat pelayanan administrasinya tetap berjalan.

Apalagi misalnya dalam keadaan darurat seperti butuh

surat keterangan tidak mampu untuk daftar sekolah ya

semoga pihak kelurahan bisa menanganinya.”

Akibat tidak adanya stempel dan surat pengantar dari RT-

RW, pelayanan administrasi di Kelurahan Penanggungan, RW 6

khususnya dikhwatirkan lumpuh ataupun tidak berjalan. Dugaan

tersebut membuat warga dan pihak Kelurahan turun sendiri untuk

mengatasi berbagai pelayanan administrasi di masyarakat RW 6,

Kelurahan Penanggungan pasca mundurnya RT dan RW karena

tidak menginginkan kondisi pelayanan administrasi tersebut lumpuh

ataupun tidak berjalan.

Page 47: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

41

Implementasinya kondisi pelayanan administrasi di

Kelurahan Penanggungan, RW 6 khususnya tetap berjalan dengan

lancar dan aman. Pelayanan administrasi sudah dijalankan oleh

warga dan Kelurahan terutama bagian pelayanan di Kelurahan

Penanggungan. Bagian pelayanan Kelurahan Penanggungan sudah

melayani warganya dengan baik walaupun dengan berbagai

kendala stempel dan surat pengantar dari RT dan RW. Pelayanan

secara umum dan bukan merupakan produk dari Kelurahan seperti

surat keterangan kematian, surat kelahiran, surat keterangan usaha,

dan sebagainya masih tetap jalan. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya data yang telah didapat dari pewawancara dengan Bapak

Jayus, S.Pd selaku bagian pelayanan di Kelurahan Penanggungan :

“Ini sifatnya sementara. Dan sampai sekarang ini

pelayanan secara umum masih kami tangani dengan baik

walaupun tanpa pengantar dari RT dan RW. Kondisi

pelayanan administrasi masih dikatakan aman saja, semua

pelayanan administrasi masih berjalan walaupun tanpa

stempel dari RT dan RW. Pelayanan secara umum, bukan

produk kelurahan saja, secara umum artinya surat

keterangan kematian, surat kelahiran, surat keterangan

usaha, dan sebagainya tetap jalan. Jadi bisa disimpulkan

pelayanan administrasi masih tetap jalan dan aman…….

Pada saat penyerahan stempel para RT dan RW pun ini

tidak melibatkan kelurahan, jadi sekarang ini pihak

kelurahan sendiri ya berkomitmen dan ramah dalam

melayani warga Penanggungan.”

Hal ini ditunjukkan dengan adanya data yang telah didapat

dari pewawancara dengan Ibu Utik selaku warga RW 6 Kelurahan

Penanggungan :

“Pelayanan nya menurut saya lumayan lancar walaupun

sampai sekarang stempelnya tidak ada, karena jalan dua

arah yang sudah dikembalikan ini juga sifatnya sementara

Page 48: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

42

dan stempelnya juga belum diambil oleh RT dan RW di

balai kota tersebut. Namun tetap berjalan pelayanannya

karena warga dan kelurahan juga turun menanganinya

walaupun ada beberapa administrasi yang diminta warga

tidak bisa dipenuhi.”

Pelayanan administrasi di Kelurahan Penanggungan

berjalan dengan lancar karena beberapa solusi yang sudah

dilaksanakan oleh Kelurahan Penanggungan, diantaranya ialah

mengurus administrasi ataupun surat-surat menggunakan surat

keterangan maupun surat pernyataan bermateri 6.000 sebagai

pengganti stempel dan surat pengantar dari RT dan RW. Pelayanan

secara umum sudah bisa dilayani dengan baik oleh Pihak

Kelurahan, hanya saja sebelumnya warga yang ingin mengurus

administrasi ataupun surat-surat di kelurahan tanpa biaya atau

gratis, namun sekarang karena keterbatasan anggaran di kelurahan

Penanggungan, warga yang akan mengurus administrasi ataupun

surat-surat harus membayar 6.000 untuk materi yang digunakan

untuk surat keterangan dan surat pernyataan yang menerangkan

bahwa benar-benar warga Kelurahan Penanggungan yang ingin

mengurus administrasi ataupun surat-surat. Pelayanan yang bukan

merupakan produk dari Kelurahan misalnya KTP (Kartu Tanda

Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga), tidak bisa dilayani oleh

kelurahan karena KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu

Keluarga) membutuhkan form baku yaitu form yang harus

diketahui RT dan RW serta pihak yang bersangkutan, kemudian

membutuhkan stempel, tanda tangan dan surat pengantar dari RT

dan RW, sehingga pihak kelurahan tidak bisa melayani. Pihak

kelurahan sudah mengkonfirmasi kepada Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil bahwa tanpa ada surat pengantar dari RT dan RW

yang baku tidak bisa dilayani. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

data yang telah didapat dari pewawancara dengan Bapak Jayus,

S.Pd selaku bagian pelayanan di Kelurahan Penanggungan :

Page 49: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

43

“Ini sifatnya sementara. Dan sampai sekarang ini

pelayanan secara umum masih kami tangani dengan baik

walaupun tanpa pengantar dari RT dan RW. Kondisi

pelayanan administrasi masih dikatakan aman saja, semua

pelayanan administrasi masih berjalan walaupun tanpa

stempel dari RT dan RW. Pelayanan secara umum, bukan

produk kelurahan saja, secara umum artinya surat

keterangan kematian, surat kelahiran, surat keterangan

usaha, dan sebagainya tetap jalan. Pelayanan administrasi

yang tidak bisa dilayani hanya KTP dan KK, karena KTP

dan KK sifatnya adalah pengantar dengan memakai form

baku yaitu form yang harus diketahui oleh RT dan RW serta

harus distempel dan tanda tangan dari RT dan RW

sehingga pihak kelurahan tidak bisa melayani. Kalau

pelayanan administrasi yang lain bisa, namun yang

biasanya mengurus adminitrasi di kelurahan ini tanpa

biaya, sekarang harus keluar biaya Rp. 6.000,- oleh warga.

Dengan tidak adanya stempel dan tanda tangan dari RT

dan RW diwajibkan untuk membuat surat pernyatan bahwa

benar-benar warga Penanggungan yang akan mengurus

administrasi dengan matrei 6.000 tersebut. Jadi bisa

disimpulkan pelayanan administrasi masih tetap jalan,

hanya saja KTP dan KK yang tidak bisa pihak kelurahan

layani karena bukan produk kelurahan. Pihak kelurahan

Penanguungan juga sudah mengkonfirmasi kepada Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil bahwa tanpa ada surat

pengantar dari RT dan RW yang baku tidak bisa dilayani

jadi ya mohon maaf. Yang merupakan produk kelurahan

tetap dilakukan oleh pihak kelurahan. Namun ya seperti itu

tadi, yang biasanya warga Penanggungan tanpa biaya

akan dilayani, sekarang ini yang mengurus surat-surat

harus dengan biaya (matrei 6.000) agar meyakinkan

Page 50: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

44

bahwasanya yang mengurus surat-surat adalah benar-

benar warga Penanggungan karena tidak adanya surat

pengatar dari RT dan RW maupun stempelnya jadi

memakai alternatif dengan surat pernyataan tersebut sebab

dari kelurahan sendiri juga tidak ada anggarannya untuk

matrei ataupun biaya dari surat pernyatan tersebut. Jadi ya

mohon maaf untuk KTP dan KK ya tidak bisa dilayani oleh

pihak kelurahan, tapi untuk yang lain bisa. Ada beberapa

pelayanan administrasi yang bisa diatasi oleh kelurahan

dengan surat keterangan namun yang tidak berhubungan

dengan keuangan, dan sebagainya. Sebenarnya pihak

kelurahan merasa berat membebankan biaya untuk

mengurus surat kepada warga walaupun hanya materei,

namun bagaimana lagi? Dari kelurahan sendiri tidak ada

anggarannya.”

4.2.2 Proses pelayanan administrasi RW 6 kelurahan penanggungan

pasca implementasi kebijakan “one way”

Pelayanan administrasi RW 6 Kelurahan Penanggungan

berjalan dengan lancar walaupun ada beberapa kendala seperti

tidak ada stempel, tamda tangan, dan surat pengantar dari RT dan

RW. Dengan solusi yang sudah dilaksanakan oleh Kelurahan

Penanggungan dengan menggunakan surat pernyataan dan surat

keterangan bermateri 6.000 yang menerangkan benar-benar warga

Penanggungan yang ingin mengurus administrasi ataupun surat-

surat sehingga warga Penanggungan masih bisa mengurus

administrasi dan surat-surat sesuai kebutuhan dan keinginan warga

kecuali KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga)

karena KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga)

membutuhkan form baku yaitu form yang diketahui RT dan RW

dan mendapatkan stempel, tanda tangan, dan surat pengantar dari

RT dan RW. Pihak kelurahan juga sudah mengkonfirmasi kepada

Page 51: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

45

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bahwa tanpa ada surat

pengantar dari RT dan RW yang baku tidak bisa dilayani, karena

bukan merupakan produk kelurahan. Pelayanan secara umum yang

merupakan produk dari Kelurahan misalnya surat keterangan

kematian, surat kelahiran, surat keterangan usaha, dan sebagainya

masih bisa dilayani oleh pihak kelurahan.

Proses administrasi yang harus dilakukan warga

Penanggungan untuk mengurus administrasi maupun surat-surat

adalah datang ke Kelurahan Penanggungan dengan membawa KTP

(Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga) asli yang

dasarnya adalah benar-benar warga Kelurahan Penanggungan,

kemudian mengisi surat pernyatan maupun surat keterangan yang

menyatakan bahwa benar-benar warga Penanggungan yang ingin

mengurus administrasi maupun surat-surat bermateri 6.000 sebagai

pengganti stempel, tanda tangan, dan surat pengantar dari RT dan

RW. Materei 6.000 digunakan agar lebih meyakinkan bahwa yang

mengurus administrasi ataupun surat-surat adalah benar-benar

warga Penanggungan. Warga Penanggungan juga diharapkan untuk

membawa materei sendiri karena kelurahan Penanggungan tidak

menyediakan materi. Biaya materi yang digunakan pun biaya dari

warga itu sendiri yang ingin mengurus adminitrasi ataupun surat-

menyurat karena keterbatasan anggaran kelurahan untuk

menyediakan materi. Kemudian warga yang ingin mengurus

administrasi ataupun surat-surat menyatakan surat apa yang ingin

dibuat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya data yang telah didapat

dari pewawancara dengan Bapak Jayus, S.Pd selaku bagian

pelayanan di Kelurahan Penanggungan :

“….Dasarnya warga datang ke kelurahan dengan

membawa KTP dan KK asli yang dasarnya warga itu

adalah benar-benar penduduk kelurahan Penanggungan.

Pelayanan administrasi secara umum bisa dilayani, namun

yang biasanya mengurus adminitrasi di kelurahan ini tanpa

Page 52: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

46

biaya, sekarang harus keluar biaya Rp. 6.000,- oleh warga.

Dengan tidak adanya stempel dan tanda tangan dari RT

dan RW diwajibkan untuk membuat surat pernyatan bahwa

benar-benar warga Penanggungan yang akan mengurus

administrasi. Ya seperti itu tadi, yang biasanya warga

Penanggungan tanpa biaya akan dilayani, sekarang ini

yang mengurus surat-surat harus dengan biaya (matrei

6.000) agar meyakinkan bahwasanya yang mengurus surat-

surat adalah benar-benar warga Penanggungan karena

tidak adanya surat pengatar dari RT dan RW maupun

stempelnya jadi memakai alternatif dengan surat

pernyataan tersebut sebab dari kelurahan sendiri juga

tidak ada anggarannya untuk matrei ataupun biaya dari

surat pernyatan tersebut. Ada beberapa pelayanan

administrasi yang bisa diatasi oleh kelurahan dengan surat

keterangan namun yang tidak berhubungan dengan

keuangan, dan sebagainya. Kesimpulannya adalah warga

yang ingin mengurus administrasi ataupun surat-surat

tinggal mengisi surat pernyataan ataupun surat keterangan

yang sudah disediakan oleh kelurahan dan mau mengurus

surat apa, kemudian matrei disediakan oleh warga itu

sendiri. Sebenarnya pihak kelurahan merasa berat

membebankan biaya untuk mengurus surat kepada warga

walaupun hanya materei, namun bagaimana lagi?”

4.3 Analisis kondisi Pelayanan administrasi RW 6 kelurahan

penanggungan pasca implementasi kebijakan “one way”

Menurut Zeithml (1990) (dalam Kurniawan 2005:52-53)

mengemukakan dalam mendukung hal tersebut, ada sepuluh dimensi yang

harus diperhatikan dalam melihat tolak ukur kualitas pelayanan publik,

yaitu :

Page 53: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

47

1. Tangiable, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil, dan

komunikasi

2. Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam,

menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat

3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen

bertanggungjawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan

4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan

keterampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan

pelayanannya.

5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap

keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan

pribadi.

6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik

kepercayaan masyarakat

7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai

bahaya dan resiko

8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan

pendekatan

9. Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendngarkan

suara, keinginan, atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk

selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat

10. Understanding the costumer, melakukan segala usaha untuk

mengetahui kebutuhan pelanggan

Tangiable, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil, dan

komunikasi. Fasilitas fisik dan peralatan di Kelurahan Penanggungan

seperti komputer, meja, kursi, papan tulis, berkas-berkas yang tertata rapi,

dan alat tulis dalam kondisi baik dan masih bisa digunakan dengan baik

sama halnya juga dengan fasilitas fisik yang ada di RW 6. Begitupun juga

dengan fasilitas komunikasi berupa telepon yang digunakan di Kelurahan

Penanggungan secara tidak langsung tampak terlihat dalam kondisi baik.

Page 54: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

48

Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam,

menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat. Pelayanan

administrasi di RW 6 Kelurahan Penanggungan sudah berjalan dengan

lancar walaupun beberapa pelayanan yang dijanjikan tidak tepat karena

adanya beberapa kendala berupa stempel, tanda tangan, dan surat

pengantar dari RT dan RW yang tidak ada.

Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen

bertanggungjawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Pihak

kelurahan sangat komitmen dan bertanggungjawab dalam melayani warga

Penanggungan yang dibuktikan dari pernyataan Bagian Pelayanan

Kelurahan Penanggungan walaupun kualitas pelayanan nya belum terlihat

maksimal.

Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan

keterampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanannya.

Pihak kelurahan sangat tanggap terhadap tuntutan dari warga

Penanggungan. Contohnya pada saat salah satu pegawai kelurahan

mengelilingi daerah Penanggungan dan makan di sebuah warung makan,

banyak warga yang bertanya dan menunut mengenai stempel yang belum

kembali juga sehingga menghambat pelayanan administrasi. Pihak

kelurahan sangat tanggap dalam menanggapinya meskipun merupakan

pembicaraan nonformal.

Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap

keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi.

Rata-rata pegawai di Kelurahan Penanggungan bersikap ramah dan

bersahabat kepada warganya, bahkan orang asing seperti pada saat peneliti

datang ke Kelurahan untuk melakukan wawancara disambut dengan baik

dan ramah. Seringkali warga yang berada di Kelurahan Penanggungan

dengan berbagai keperluan menikmati hidangan yang ada di Kelurahan.

Misalnya ada susu ataupun makanan ringan di Kelurahan, pegawai

Kelurahan mempersilahkan warganya untuk ikut menikmati bersama.

Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik

kepercayaan masyarakat. Banyak warga Penanggungan yang berkomentar

Page 55: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

49

terhadap Kelurahan karena mundurnya ketua RT dan ketua RW, serta

stempel yang tidak kembali juga walaupun jalan sudah kembali menjadi

dua arah. Beberapa jawaban yang dapat menyinggung warga

Penanggungan tetap disampaikan dengan jujur dan apa adanya oleh pihak

kelurahan kepada warga Penanggungan sehingga walaupun tidak semua

warga Penanggunga percaya kepada Kelurahan, beberapa warga sudah

percaya dengan kinerja dari Kelurahan Penanggungan.

Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai

bahaya dan resiko. Jasa pelayanan yang diberikan oleh kelurahan

Penanggungan terdapat resiko berupa biaya yang dikeluarkan oleh warga

Penanggungan. Warga yang ingin mengurus administrasi ataupun surat-

surat harus mengisi surat pernyataan maupun surat keterangan bermateri

6.000 yang menyatakan bahwa benar-benar warga Penanggungan yang

ingin mengurus administrasi sebagai pengganti stempel, tanda tangan, dan

surat pengantar dari RT dan RW. Materi tersebut disediakan oleh warga

Penanggungan karena terbatasnya anggaran kelurahan untuk menyediakan

materi. Walaupun sebelum mundurnya ketua RT dan ketua RW, pelayanna

administrasi di kelurahan tanpa biaya atau gratis, namun pasca mundurnya

ketua RT dan ketua RW menggukanakan materei 6.000 agar benar-benar

meyakinkan bahwa yang ingin mengurus administrasi ataupun surat-surat

adalah benar-benar warga Penanggungan.

Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan

pendekatan. Kemudahan yang diberikan oleh kelurahan adalah dengan

menyediakan surat pernyataan ataupun surat keterangan bagi warga yang

ingin mengurus administrasi.

Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan

suara, keinginan, atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu

menyampaikan informasi baru kepada masyarakat. Pihak kelurahan sudah

cukup mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi warganya dengan

memberikan solusi dengan tanggap namun kurang nya sosialisasi sehingga

beberapa warga Penanggungan masih belum tahu mengenai solusi yang

dilaksanakan Kelurahan untuk mengatasi masalah pelayanan administrasi.

Page 56: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

50

Understanding the costumer, melakukan segala usaha untuk

mengetahui kebutuhan pelanggan. Solusi yang sudah ditawarkan adalah

bentuk usaha dari kelurahan untuk mengatasi masalah pelayanan

administrasi di warga Penanggungan. Termasuk menyediakan surat

pengantar ataupun surat keterangan bagi warga yang ingin mengurus

administrasi.

4.4 Analisis Proses pelayanan administrasi RW 6 kelurahan

penanggungan pasca implementasi kebijakan “one way”

Menurut Zeithml (1990) (dalam Kurniawan 2005:52-53)

mengemukakan dalam mendukung hal tersebut, ada sepuluh dimensi yang

harus diperhatikan dalam melihat tolak ukur kualitas pelayanan publik,

yaitu :

1. Tangiable, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil, dan

komunikasi

2. Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam, menciptakan

pelayanan yang dijanjikan dengan tepat

3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen

bertanggungjawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan

4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan

yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanannya

5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap

keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan

pribadi

6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan

masyarakat

7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai

bahaya dan resiko

8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan

9. Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendngarkan

suara, keinginan, atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk

selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat

Page 57: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

51

10. Understanding the costumer, melakukan segala usaha untuk

mengetahui kebutuhan pelanggan

Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam,

menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat. Pelayanan

administrasi di RW 6 Kelurahan Penanggungan sudah berjalan dengan

lancar walaupun beberapa pelayanan yang dijanjikan tidak tepat karena

adanya beberapa kendala berupa stempel, tanda tangan, dan surat

pengantar dari RT dan RW yang tidak ada sehingga membutuhkan proses

yang lebih rumit dan berbeda seperti sebelum mundurnya ketua RT dan

ketua RW. Prosesnya adalah dengan datang ke Kelurahan Penanggungan

dengan membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu

Keluarga) asli yang dasarnya adalah benar-benar warga Kelurahan

Penanggungan, kemudian mengisi surat pernyatan maupun surat

keterangan yang menyatakan bahwa benar-benar warga Penanggungan

yang ingin mengurus administrasi maupun surat-surat bermateri 6.000

sebagai pengganti stempel, tanda tangan, dan surat pengantar dari RT dan

RW. Materei 6.000 digunakan agar lebih meyakinkan bahwa yang

mengurus administrasi ataupun surat-surat adalah benar-benar warga

Penanggungan. Warga Penanggungan juga diharapkan untuk membawa

materei sendiri karena kelurahan Penanggungan tidak menyediakan

materi. Biaya materi yang digunakan pun biaya dari warga itu sendiri yang

ingin mengurus adminitrasi ataupun surat-menyurat karena keterbatasan

anggaran kelurahan untuk menyediakan materi. Kemudian warga yang

ingin mengurus administrasi ataupun surat-surat menyatakan surat apa

yang ingin dibuat.

Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen

bertanggungjawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Pihak

kelurahan sangat komitmen dan bertanggungjawab dalam melayani warga

Penanggungan yang dibuktikan dari pernyataan Bagian Pelayanan

Kelurahan Penanggungan dan sudah bertanggungjawab dengan tetap

menjalankan proses pelayanan administrasi dengan berbagai solusi yaitu

Page 58: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

52

menggunakan surat pernyataan ataupun surat keterangan bermateri 6.000

yang menyediakan surat pernyataan ataupun surat keterangannya untuk

warga yang ingin mengurus administrasi ataupun surat-surat.

Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan

keterampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanannya.

Pihak kelurahan sangat tanggap terhadap tuntutan dari warga

Penanggungan dengan pengetahuan dan terampil memberikan solusi untuk

mengatasi masalah pelayanan administrasi. Solusi tersebut adalah

menggunakan surat pernyataan ataupun surat keterangan bermateri 6.000

yang menyatakan benar-benar warga Penanggungan sebagai pengganti

stempel, tanda tangan, dan surat pengantar dari RT dan RW.

Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap

keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi.

Pada saat beberapa warga mengurus administrasi, surat-surat ataupun

dengan alasan lain di Kelurahan, pihak kelurahan selalu melayani dengan

sikap ramah dan bersahabat walaupun beberapa proses terhambat dan

permintaan warga yang terkadang rumit, namun pihak kelurahan selalu

melayani dengan baik.

Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai

bahaya dan resiko. Jasa pelayanan yang diberikan oleh kelurahan

Penanggungan terdapat resiko berupa biaya yang dikeluarkan oleh warga

Penanggungan. Warga yang ingin mengurus administrasi ataupun surat-

surat harus mengisi surat pernyataan maupun surat keterangan bermateri

6.000 yang menyatakan bahwa benar-benar warga Penanggungan yang

ingin mengurus administrasi sebagai pengganti stempel, tanda tangan, dan

surat pengantar dari RT dan RW. Materi tersebut disediakan oleh warga

Penanggungan karena terbatasnya anggaran kelurahan untuk menyediakan

materi. Walaupun sebelum mundurnya ketua RT dan ketua RW, pelayanna

administrasi di kelurahan tanpa biaya atau gratis, namun pasca mundurnya

ketua RT dan ketua RW menggukanakan materei 6.000 agar benar-benar

meyakinkan bahwa yang ingin mengurus administrasi ataupun surat-surat

adalah benar-benar warga Penanggungan.

Page 59: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

53

Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan

pendekatan. Kemudahan yang diberikan oleh kelurahan adalah dengan

menyediakan surat pernyataan ataupun surat keterangan bagi warga yang

ingin mengurus administrasi.

Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan

suara, keinginan, atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu

menyampaikan informasi baru kepada masyarakat. Pihak kelurahan sudah

cukup mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi warganya dengan

memberikan solusi dengan tanggap namun kurang nya sosialisasi sehingga

beberapa warga Penanggungan masih belum tahu mengenai solusi yang

dilaksanakan Kelurahan untuk mengatasi masalah pelayanan administrasi.

Understanding the costumer, melakukan segala usaha untuk

mengetahui kebutuhan pelanggan. Solusi yang sudah ditawarkan adalah

bentuk usaha dari kelurahan untuk mengatasi masalah pelayanan

administrasi di warga Penanggungan. Termasuk menyediakan surat

pengantar ataupun surat keterangan bagi warga yang ingin mengurus

administrasi.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini pertama adalah

kesulitan mencari narasumber guna mencari keterangan mengenai

pelayanan dan proses administrasi pasca kebijakan one way di RW 6

Kelurahan Penanggungan. Kedua adalah masih tertutupnya narasumber

untuk dimintai keterangan tentang pelayanan dan proses administrasi

pasca kebijakan one way di RW 6 Kelurahan Penanggungan. Perlu waktu

bagi narasumber untuk terbuka dalam menyampaikan keterangan teentang

pelayanan dan proses administrasi pasca kebijakan one way di RW 6

Kelurahan Penanggungan.

Page 60: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

54

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Warga Kelurahan Penanggungan tidak setuju dengan diberlakukannya

kebijakan jalur satu arah, sehingga warga melakukan demo, memblokir jalan,

dan berakibat terhadap 46 Ketua RT dan 8 Ketua RW yang mengundurkan

diri dengan alasan solidaritas menolak kebijakan satu arah dengan tujuan agar

dikembalikan lagi menjadi dua arah. Akibat dari pengunduran diri ketua RW

tersebut pelayanan administrasi warga terhambat padahal pelayanan

administrasi merupakan pelayanan yang utama dan vital dari sebuah

pemerintahan.

Pelayanan administrasi terancam tidak berjalan dan lumpuh, dengan

tidak adanya stempel, tanda tangan, dan surat pengantar dari RT dan RW,

warga terancam tidak bisa mengatasi masalah administrasi dan surat-surat.

Kelurahan Penanggungan memberikan solusi untuk mengatasi masalah

tersebut yaitu dengan menggunakan surat keterangan ataupun surat

pernyataan bermateri 6.000 yang menerangkan bahwa benar-benar warga

Penanggungan yang ingin mengurus administrasi sebagai pengganti stempel,

tanda tangan, dan surat pengantar dari RT dan RW, sehingga warga

Penanggungan masih bisa mengurus administrasi.

Ada beberapa pelayanan administrasi yang tidak dapat dilayani oleh

warga yaitu KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga) karena

KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga) membutuhkan form

baku yaitu form yang diketahui dari RT dan RW dan mendapatkan stempel,

tanda tangan serta surat pengantar dari RT dan RW. Kelurahan Penanggungan

sudah mengkonfirmasi kepada Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan bahwa

KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga) membutuhkan form

baku sehingga tidak bisa dilayani oleh Kelurahan Penannggungan.

Kondisi pelayanan administrasi di Kelurahan Penanggungan,

khususnya RW 6 berjalan dengan lancar dengan solusi baru yang sudah

dilaksanakan Kelurahan Penanggungan, walaupun prosesnya sedikit sulit dan

Page 61: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

55

masih banyak masyarakat RW 6 Kelurahan Penanggungan tidak tahu

mengenai solusi ini.

Menurut Zeithml (1990) (dalam Kurniawan 2005:52-53)

mengemukakan dalam mendukung hal tersebut, ada sepuluh dimensi yang

harus diperhatikan dalam melihat tolak ukur kualitas pelayanan publik, yaitu :

Tangiable, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil, dan komunikasi di

Kelurahan Penanggungan seperti komputer, meja, kursi, papan tulis, berkas-

berkas yang tertata rapi, dan alat tulis dalam kondisi baik, dan alat

komunikasi seperti telepin terlihat dalam kondisi baik. Realiable, terdiri dari

kemampuan unit pelayanan dalam, menciptakan pelayanan yang dijanjikan

dengan tepat. Pelayanan administrasi di RW 6 Kelurahan Penanggungan

sudah berjalan dengan lancar dan tepat. Responsiveness, kemauan untuk

membantu konsumen bertanggungjawab terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan. Pihak kelurahan sangat komitmen dan bertanggungjawab dalam

melayani warga Penanggungan yang dibuktikan dari pernyataan Bagian

Pelayanan Kelurahan Penanggungan walaupun kualitas pelayanan nya belum

terlihat maksimal. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan

keterampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanannya.

Pihak kelurahan sangat tanggap terhadap tuntutan dari warga Penanggungan.

Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan

konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi. Credibility,

sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat Rata-

rata pegawai di Kelurahan Penanggungan bersikap ramah dan bersahabat

serta jujur kepada warganya. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus

bebas dari berbagai bahaya dan resiko. Jasa pelayanan yang diberikan oleh

kelurahan Penanggungan terdapat resiko berupa biaya yang dikeluarkan oleh

warga Penanggungan. Warga yang ingin mengurus administrasi ataupun

surat-surat harus mengisi surat pernyataan maupun surat keterangan bermateri

6.000 yang menyatakan bahwa benar-benar warga Penanggungan yang ingin

mengurus administrasi sebagai pengganti stempel, tanda tangan, dan surat

pengantar dari RT dan RW. Materei tersebut disediakan oleh warga

Penanggungan karena terbatasnya anggaran kelurahan untuk menyediakan

Page 62: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

56

materi. Walaupun sebelum mundurnya ketua RT dan ketua RW, pelayanna

administrasi di kelurahan tanpa biaya atau gratis, namun pasca mundurnya

ketua RT dan ketua RW menggukanakan materei 6.000 agar benar-benar

meyakinkan bahwa yang ingin mengurus administrasi ataupun surat-surat

adalah benar-benar warga Penanggungan. Access, terdapat kemudahan untuk

mengadakan kontak dan pendekatan. Kemudahan yang diberikan oleh

kelurahan adalah dengan menyediakan surat pernyataan ataupun surat

keterangan bagi warga yang ingin mengurus administrasi. Communication,

kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara, keinginan, atau

aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan

informasi baru kepada masyarakat. Understanding the costumer, melakukan

segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Solusi yang sudah

ditawarkan adalah bentuk usaha dari kelurahan untuk mengatasi masalah

pelayanan administrasi di warga Penanggungan. Termasuk menyediakan

surat pengantar ataupun surat keterangan bagi warga yang ingin mengurus

administrasi. Walaupun masih ada bentuk komunikasi yang kurang baik

sehingga beberapa warga Penanggungan masih belum tahu mengenai solusi

dari Kelurahan tersebut.

5.2 Saran

Sebaiknya pemerintah agar lebih cepat mengatasi masalah mengenai

pelayanan dan proses administrasi agar masyarakat tidak kesulitan dalam

mengurus administrasi. Sebaiknya RW segera kembali agar masyarakat tidak

jadi korban dalam masalah ini. Sebaiknya warga tidak terus menerus

mengeluh atas pelayanan administrasi karena pihak dari kelurahan sedang

berusaha mengatasi.

Page 63: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

57

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad Drs. MSi. 2006. Kebijakan Publik. Yogyakarta, Genta Press

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta :

Pembaruan

Margono. 2007. Metode  Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Moenir, H. A. S. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta :

Bumi Aksara

Parsons, Wayne. 2005. Public Policy : Pengantar Teori dan Praktek Analisis

(Pelopor Pelayanan Publik di Indonesia). Majalah Semeru Edisi 379, April 2008

Sianipar,JPG.2000. Manajemen Pelayanan Masyarakat. Jakarta : Bumi Aksara

Suryabrata, Sumadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persaja

The Liang Gie. 1962. Pengertian Kedudukan dan Perincian Ilmu Administrasi.

Yogyakarta : Liberty Yogyakarta

Wahan, Solichin, Abdul Drs. MA. 1990. Pengantar Analisis Kebijakan Publik.

Jakarta : Rineka Cipta

Zauhar, Soesilo. 1994. Kualitas Pelayanan Publik Suatu Paparan Teoritik.

Majalah Administrasi. Edisi 2x 1994

http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/malang

www.KoranTempo.com 23/12/2006

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/35/name/jawa-

timur/detail/3573/kota-malang

http://www.malangkota.go.id/

Page 65: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

59

LAMPIRAN

A. Data Rekap Transkip Wawancara

Wawancara dengan Kelurahan - Bagian Pelayanan di Kelurahan

Penanggungan

Narasumber : Jayus, S.Pd

NIP. 196012121982031020

Pewawancara : Cik Ida Kumalasari A

Cik Ida : Apa pendapat Kelurahan mengenai fenomena

mundurnya RT dan RW?

Pak Jayus : Saya juga tidak tahu seharusnya para RT dan RW

juga ini memikirkan proses pelayanan administrasi

di warga nya masing-masing. Tapi saya kira ini

sifatnya masih sementara. Biarkan mereka

mengundurkan diri karena itu juga hak mereka.

Harapan kelurahan ya menginginkan stempelnya

agar segera kembali. Yang jelas dari kelurahan

sendiri juga ingin terus menjalankan pelayanan

untuk warga Penanggungan, terutama pelayanan

administrasi yang sangat dimungkinkan akan

banyak warga yang mengurus berbagai macam

surat-surat termasuk surat keterangan usaha, surat

kelahiran, surat kematian, dan sebagainya.

Cik Ida : Bagaimana kondisi dan proses pelayanan

administrasi di Kelurahan Penanggungan pasca

kebijakan one way?

Pak Jayus : Ini sifatnya sementara. Dan sampai sekarang ini

pelayanan secara umum masih kami tangani dengan

baik walaupun tanpa pengantar dari RT dan RW.

Kondisi pelayanan administrasi masih dikatakan

aman saja, semua pelayanan administrasi masih

Page 66: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

60

berjalan walaupun tanpa stempel dari RT dan RW.

Pelayanan secara umum, bukan produk kelurahan

saja, secara umum artinya surat keterangan

kematian, surat kelahiran, surat keterangan usaha,

dan sebagainya tetap jalan. Dasarnya warga datang

ke kelurahan dengan membawa KTP dan KK asli

yang dasarnya warga itu adalah benar-benar

penduduk kelurahan Penanggungan. Pelayanan

administrasi yang tidak bisa dilayani hanya KTP

dan KK, karena KTP dan KK sifatnya adalah

pengantar dengan memakai form baku yaitu form

yang harus diketahui oleh RT dan RW serta harus

distempel dan tanda tangan dari RT dan RW

sehingga pihak kelurahan tidak bisa melayani.

Kalau pelayanan administrasi yang lain bisa, namun

yang biasanya mengurus adminitrasi di kelurahan

ini tanpa biaya, sekarang harus keluar biaya Rp.

6.000,- oleh warga. Dengan tidak adanya stempel

dan tanda tangan dari RT dan RW diwajibkan untuk

membuat surat pernyatan bahwa benar-benar warga

Penanggungan yang akan mengurus administrasi

dengan matrei 6.000 tersebut. Jadi bisa disimpulkan

pelayanan administrasi masih tetap jalan, hanya saja

KTP dan KK yang tidak bisa pihak kelurahan layani

karena bukan produk kelurahan. Pihak kelurahan

Penanguungan juga sudah mengkonfirmasi kepada

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bahwa tanpa

ada surat pengantar dari RT dan RW yang baku

tidak bisa dilayani jadi ya mohon maaf. Yang

merupakan produk kelurahan tetap dilakukan oleh

pihak kelurahan. Namun ya seperti itu tadi, yang

biasanya warga Penanggungan tanpa biaya akan

Page 67: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

61

dilayani, sekarang ini yang mengurus surat-surat

harus dengan biaya (materei 6.000) agar

meyakinkan bahwasanya yang mengurus surat-surat

adalah benar-benar warga Penanggungan karena

tidak adanya surat pengatar dari RT dan RW

maupun stempelnya jadi memakai alternatif dengan

surat pernyataan tersebut sebab dari kelurahan

sendiri juga tidak ada anggarannya untuk materei

ataupun biaya dari surat pernyatan tersebut. Jadi ya

mohon maaf untuk KTP dan KK ya tidak bisa

dilayani oleh pihak kelurahan, tapi untuk yang lain

bisa. Ada suatu kasus warga yang kehilangan KTP

nya, dan mengurus di kelurahan karena KTP

tersebut akan digunakan untuk naik pesawat untuk

ke luar daerah, dan jadinya tertunda karena hal ini.

Dan bisa kita lihat jalan nya juga sudah

dikembalikan dua arah walaupun masih banyak isu

ini sebenarnya masih bersifat sementara atau tidak,

karena stempel nya juga belum kembali dan bisa

dikatakan RT dan RW ini juga belum kembali. Pada

saat penyerahan stempel para RT dan RW pun ini

tidak melibatkan kelurahan, jadi sekarang ini pihak

kelurahan sendiri ya berkomitmen dan ramah dalam

melayani warga Penanggungan. Ada beberapa

pelayanan administrasi yang bisa diatasi oleh

kelurahan dengan surat keterangan namun yang

tidak berhubungan dengan keuangan, dan

sebagainya. Kesimpulannya adalah warga yang

ingin mengurus administrasi ataupun surat-surat

tinggal mengisi surat pernyataan ataupun surat

keterangan yang sudah disediakan oleh kelurahan

dan mau mengurus surat apa, kemudian materei

Page 68: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

62

disediakan oleh warga itu sendiri. Sebenarnya pihak

kelurahan merasa berat membebankan biaya untuk

mengurus surat kepada warga walaupun hanya

materei, namun bagaimana lagi? Dari kelurahan

sendiri tidak ada anggarannya. Sekali lagi saya

mengharapkan dari RT dan RW juga bisa kembali.

Ada sedikit cerita, saya makan di warung itu ditanya

oleh yang punya warung makannya, apakah stempel

itu sudah kembali atau belum karena saya sendiri

juga memakai seragam, saya sedang jalan saja suka

ditanyai oleh warga, ya mungkin mereka juga

butuh. Sebenarnya sih pelayanan administrasi yang

diminta warga pada saat fenomena ataupun sebelum

fenomena ini terjadi sama saja.

Cik Ida : Pelayanan administrasi apa saja yang sering

diminta oleh warga?

Pak Jayus : Pelayanan administrasi yang diminta ini sifatnya

musiman. Contohnya saja jika musim masuk

sekolah, banyak warga meminta surat keterangan

tidak mampu.

Cik Ida : Apa aktivitas kelurahan pasca mundurnya RT RW

di Kelurahan Penanggungan?

Pak Jayus : Kelurahan tetap melakukan aktivitas seperti

biasanya. Pada saat-saat tertentu memang tidak ada

aktivitas tertentu dari kelurahan, namun terkadang

juga disibukkan dengan aktivitas seperti biasanya

yaitu melayani warga Penanggungan

Cik Ida : Bagaimana tindakan kelurahan dalam pelayanan

pasca mundurnya para RT dan RW di Kelurahan

Penanggungan?

Pak Jayus : Kelurahan mengambil alternatif untuk mengatasi

masalah tersebut yaitu dengan surat pernyataan dan

Page 69: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

63

surat keterangan yang disertai materi 6.000 sebagai

pengganti surat pengantar dari RT dan RW sehingga

warga masih tetap bisa melakukan ataupun meminta

pelayanan administrasi maupun mengurus surat-

surat

Wawancara dengan Ibu Utik (Salah seorang warga RT.9 RW.6

sekaligus penjual nasi / warung makan)

Narasumber : Ibu Utik

Pewawancara : Andre Rhonaldo

Andre : Apa pendapat warga mengenai fenomena

mundurnya RT dan RW?

Ibu Utik : RT dan RW mengundurkan diri dengan alasan

menolak dua arah dan mereka merundingkan ini

bersama dengan RT dan RW di Kelurahan

Penanggungan yang menganggap keputusan ini

adalah solusi yang diberikan oleh RT dan RW di

Kelurahan Penanggungan. Ada beberapa warga

yang tahu dan ada juga yang tidak. Mereka satu

suara dengan tindakan ini. Saya pribadi juga

bingung dan tidak tahu bagaimana berkomentar

tentang tindakan RT dan RW tersebut. Yang jelas

saya sendiri juga ingin dua arah ini juga

dikembalikan dengan berbagai alasan sosial dan

ekonomi. Saya berharap RT dan RW juga kembali

seperti semula supaya pelayanan dan membuat

surat-surat juga lancar, karena sebelumnya juga

lancar-lancar saja. Saya juga berharap kendala ini

nantinya tetap membuat pelayanan administrasinya

tetap berjalan. Apalagi misalnya dalam keadaan

darurat seperti butuh surat keterangan tidak mampu

Page 70: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

64

untuk daftar sekolah ya harapan saya terdahulu

semoga pihak kelurahan bisa menanganinya. Jalan

dua arah ini juga banyak dampaknya, ada cerita

saya pernah nyebrang jalan dan tertabrak sepeda

motor sehingga menyebabkan luka-luka karena kaki

saya terserempet dan sakit selama satu minggu dan

saya tidak bekerja, walaupun ada juga warga yang

pernah tertabrak sepeda motor hingga meninggal.

Sehingga saya dan beberapa warga juga ingin

dikembalikan lagi dua arah walaupun saya pribadi

juga tidak tahu lagi dengan keputusan

mengundurkan diri seperti ini, sekarang juga sudah

dikembalikan dua arah ya Alhamdulillah beberapa

kendaraan tidak ngebut lagi terutama yang sepeda

motor, karena jika mobil kan masih tidak apa-apa,

masih lumayan lah, laju kecepatannya masih bisa

dikontrol oleh orang yang mau nyeberang.

Andre : Bagaimana kondisi pelayanan administrasi di RW

6 Kelurahan Penanggungan pasca kebijakan one

way?

Ibu Utik : Untuk masalah pelayanan ya masih sedikit

kesulitan awalnya karena stempelnya masih di

balaikota. Pada awalnya Pelayanan nya menurut

saya ya kurang lancar karena sampai sekarang kalau

mengurus surat ya sulit karena stempelnya tidak

ada, jika belum ada tanda tangan dari RT dan RW

dibawa ke kelurahan ya kesulitan karena jalan dua

arah yang sudah dikembalikan ini juga sifatnya

sementara dan stempelnya juga belum diambil oleh

RT dan RW di balai kota tersebut. Yang akhirnya

solusi dari kelurahan untuk mengurus surat-surat,

ada beberapa warga yang sudah tahu, ada juga yang

Page 71: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

65

tidak, sehingga beberapa warga yang tidak tahu

masih beranggapan mengurus surat-surat sulit

seperti persepsi sebelumnya. Namun yang sudah

tahu ya lancar dan enak mengurus suratnya. Namun

tetap berjalan pelayanannya karena warga dan

kelurahan juga turun menanganinya walaupun ada

beberapa administrasi yang diminta warga tidak bisa

dipenuhi.

Andre : Bagaimana proses pelayanan administrasi di RW 6

Kelurahan Penanggungan pasca kebijakan one way?

Ibu Utik : Prosesnya sedikit rumit karena beberapa warga

dan kelurahan sendiri yang akhirnya menangani

sendiri proses pelayanannya. Karena stempelnya

juga tidak ada jadi tidak semua bentuk pelayanan

administrasi bisa diatasi, ada beberapa yang

langsung bisa diatasi oleh pihak kelurahan dengan

kelurahan itu sendiri

Andre : Siapa yang mengatasi pelayanan administrasi

pasca RW mundur?

Ibu Utik : Warga sendiri dan pihak kelurahan Penanggungan

Andre : Pelayanan administrasi apa saja yang sering

diminta oleh warga RW 6?

Ibu Utik : Ya seperti mengurus KTP dan surat pengantar

misalnya surat keterangan tidak mampu dan surat-

surat lainnya untuk anak masuk sekolah

Page 72: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

66

B. Dokumentasi

Berikut adalah gambar dari surat pengantar peneliti untuk melakukan penelitian

dengan judul penelitian “Pelayanan Administrasi di Kelurahan Penanggungan

Pascra Implementasi Kebijakan One Way (Studi pada RW.06 Kelurahan

Penanggungan Kota Malang)” yang beranggotakan Cik Ida Kumalasari Amirudin,

Rizky Setyo Budi Utomo, dan Andre Rhonaldo.

Page 73: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

67

Berikut adalah gambar dari interview guide dan outline penelitian untuk

melakukan penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada

narasumber pada saat melakukan wawancara.

Page 74: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

68

Berikut adalah foto pada saat peneliti melakukan wawancara kepada bagian

pelayanan di kelurahan Penanggungan

Page 75: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

69

Berikut adalah foto dan gambar dari Kelurahan Penanggungan dan pada saat

peneliti melihat lingkungan sekitar serta aktivitas yang terjadi di Kelurahan

Penanggungan

Page 76: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

70

Berikut adalah foto ruang pelayanan di Kelurahan Penanggungan yaitu tempat

dimana warga Penanggungan mengurus adminitrasi dan surat-menyurat yang

diinginkan ataupun diminta warga dan aktivitas yang terjadi di Kelurahan

Penanggungan adalah membaca Koran seperti foto diatas serta mengurusi surat-

surat keterangan dan pernyataan dari warga untuk mengurus administarsi.

Page 77: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

71

Berikut adalah pada saat peneliti melakukan wawancara kepada salah seorang

warga RW.6 Kelurahan Penanggungan

Page 78: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/cikida/files/2014/12/PENELITIAN11.docx · Web viewMundurnya ketua RT dan RW di Kelurahan Penanggungan atas dasar tindakan serempak penolakan jalan satu

72

Berikut adalah foto-foto pada saat peneliti menganalisis dan mengumpulkan data

hasil penelitian