BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika...

16
BLENDED E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN Disusun oleh: 1. Khairina Faidah Q (201510010311021) 2. Velia Nursyah H (201510010311022) 3. Shafna Aulia Y (201510010311023) 4. Alfiya Senja (201510010311024) 5. Muhammad Faiesal (201510010311025) 6. Ulfa Utari (201510010311026) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN AJARAN 2016/2017

Transcript of BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika...

Page 1: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

BLENDED E-LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN

Disusun oleh:

1. Khairina Faidah Q (201510010311021)

2. Velia Nursyah H (201510010311022)

3. Shafna Aulia Y (201510010311023)

4. Alfiya Senja (201510010311024)

5. Muhammad Faiesal (201510010311025)

6. Ulfa Utari (201510010311026)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN AJARAN 2016/2017

Page 2: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era teknologi saat ini, hampir semua aktifitas manusia

membutuhkan bantuan perangkat canggih yang dapat dengan mudah

membantu aktifitasnya.

Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya

informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas

jarak, tempat, ruang dan waktu. Pengaruhnya pun meluas ke berbagai

kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan tidak antipati atau

alergi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut,

namun sebaliknya menjadi subyek atau pengajar dapat mengintegrasikan

teknologi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi

pembelajaran. Pemanfatan teknologi dalam sistem pembelajaran

menimbulkan pembelajaran berbasis elektronik sebagai hasil teknologi.

Salah satu aplikasi teknologi adalah teknologi informasi dan komunikasi.

Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini yang telah

mengubah sistem pembelajaran pola konvensional atau tradisional menjadi

pola bermedia, diantaranya media komputer dengan internetnya yang

memunculkan e-learning.

Pada pola pembelajaran bermedia ini, pembelajar dapat memilih

materi pembelajaran berdasarkan minatnya sendiri, sehingga belajar

menjadi menyenangkan, tidak membosankan, penuh motivasi, semangat,

menarik perhatian dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Blended Learning?

2. Apa saja unsur dalam Blended Learning?

3. Apa saja karakteristik dalam Blended Learning?

4. Bagaimana prosedur dalam Blended Learning?

5. Bagaimana penerapan dalam Blended Learning?

6. Bagaimana pengembangan dalam Blended Learning?

Page 3: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

7. Apa manfaat dalam Blended Learning?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui konsep dari Blended Learning

2. Untuk mengetahui unsur dari Blended Learning

3. Untuk mengetahui karakteristik dari Blended Learning

4. Untuk mengetahui prosedur dari Blended Learning

5. Untuk mengetahui penerapan dari Blended Learning

6. Untuk mengetahui pengembangan dari Blended Learning

7. Untuk mengetahui manfaat dari Blended Learning

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Blanded Learning

Secara etimologi istilah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu

Blended dan Learning. Kata blend berarti “campuran, bersama untuk

meningkatkan kualitas agar bertambah baik” (Collins Dictionary), atau

formula atau suatu penyelarasan kombinasi atau paduan (Oxford English

Dictionary) Heinze and Procter (dalam Rusman, 2013: 242). Sedangkan

learning memiliki makna umum yakni belajar, dengar demikian sepintas

mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsur

pencampuran, atau penggabungan antara suatu pola dengan pola yang

lainnya. Ellena Mosa menyampaikan bahwa pengertian dicampurkan disini

adalah dua unsur utama, yakni pembelajaran di kelas (classroom lesson)

dengan online learning.

Selain blended learning ada istilah lain yang sering digunakan di

antaranya blended learning dan hybrid learning. Istilah yang disebutkan

tadi mengandung arti yang sama yaitu perpaduan, percampuran atau

kombinasi pelajaran. Supaya tidak membingungkan masalah tersebut

pernah dijelaskan oleh Mainnen (dalam 2013: 243) yang menyebutkan

“blended learning mempunyai beberapa alternatif nama, yaitu mixed

lerning, hybrid learning, Blended Blended e-Leraning dan melted learning

(bahasa Finlandia)” Karena model pembelajaran campuran ini lebih banyak

Page 4: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

menggunakan blended e-learning pada perkuliahan daripada tatap muka

atau resedensial dan tutorial kunjung, maka penulis menggunakan istilah

Blended Blended e-Learning. Selain itu Hainze (dalam Rusman 2013:14)

juga berpendapat “A better term for ‘blended learniing’ is Blended Blended

e-Learning’”.

Pada perkembangan istilah yang lebih populer adalah Blended

Blended Learning dibandingkan dengan blended learning. Kedua istilah

tersebut merupakan isu pendidikan terbaru dalam perkembangan

globalisasi dan teknologi Blended e-Leraning Zhao (dalam Rusman

2013:243) menjelaskan “issu Blended Blended e-Learning sulit untuk

didefenisikan karena merupakan sesuatu yang baru. Walau cukup sulit

mendefinisikan pengertian Blended Blended e-Learning. Selain itu, pada

penelitian Sharpen et.al (dalam Rusman 2013:243) ditemukan bahwa

“banyak institut yang telah mengembangkan dengan bahasa mereka

sendiri, definisi atau tipologi praktik blended. Defenisi dari Ahmed,et.al

(dalam Rusman 2013:243) menyebutkan :

Blended Blended e-Learning, on the other hand, merges aspect of blended

e-learning such as: web-based instruction, streaming video, audio,

synchronous and asychronous commucation, etc: with tradisional, face-to-

face” learning.

Defenisi lain yang hampir sama yaitu dari Soekartawin (dalam

Rusman 2013:243) menjelaskan pengertian dari Blended Blended e-

Learning yaitu:

One of newest models is called Blended Blended e-Learning (BEL). The

model, BEL, is designed basically based on combination of the best aspect

of application of information technology blended e-leraning, struchtured

face-to-face activities, and real world practice.

Berdasarkan pendapat tersebut, terdapat persamaan antara Blended

Blended e-Learning yaitu penggabungan aspek blended e-learning yang

termasuk web-based instuction, streaming video, audio, synchronous and

asychronous commucation atau aspek terbaik pada aplikasi teknologi

informasi blended e-learning, dengan kegiatan tatap muka. Blened Blended

e-Learning juga merupakan pendekatan dan model terbaru. Hal ini senada

Page 5: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

di ugkapkan oleh Zhao (dalam Rusman 2013:244) menjelaskan bahwa:

Blended Blended e-Learning offers a new learning approach for combining

different delivery modes, normally is online and face-to-face teaching to two

remote sites by means of Blended Blended e-Learning, a combination of

face-to-face and distance leraning.

Pendekatan pembelajaran terbaru tapi penyampaian pesan yang

dikombinasikan melalui dua cara online dan mengajar tatap muka pada

tempat yang berjauhan dengan cara Blended Blended e-Learning, suatu

kombinasi tatap muka dan jarak jauh. Pada intinya menggabungkan dua

pendekatan pembelajaran yang digunakan sehingga menjadi pendekatan

pembelajaran baru. Selanjutnya blended leraning telah didefenisikan

Ahmed (dalam Rusman, 2013:244): Blended learning sebagai kombinasi

karakteristik pembelajaran tradisional dan lingkungan pembelajaran

elektronik atau blended e-learning. Menggabungkan apek blended e-

learning seperti pembelajaran berbasis web, streaming video, audio,

synchronous and asychronous dengan pembelajaran tradisional “tatap

muka”. Pendapat lainnya dipaparkan Bhonk dan Graham (dalam Rusman

2013: 244) menjelaskan bahwa blended learning adalah gabungan dari dua

sejarah model perpisahan belajar dan mengajar: sistem pembelajaran

tradisional dan sistem pemnyebaran pebelajaran, yang menekankan peran

pusat teknologi berbasis komputer dalam blended learning.

Deskripsi sejarah model perpisahan mengajar dan belajar tersebut

juga dijelaskan oleh Heinze dan Procter (dalam Rusman 2013: 244) sejarah

perjalanan blended learning terjadi jika semakin tinggi teknologi yang

digunakan, maka semakin panjang waktu yang digunakan secara online

learning. Pada awalnya pembelajaran tradisional tatap muka,kemudian

makin tinggi teknologi maka semakin lama waktu pembelajaran beralih

menggunakan elektronik murni (blended e-learning pure) dalam bentuk

online. Tapi terjadi kombinasi metode pembelajaran tradisioanal dengan

online (pure blended e-learning).

Dari defenisi-defenisi yang telah dijelaskan di atas maka dapat

dikatakan secara sederhana Blended-Blended e-Learning adalah kombinasi

atau penggabungan pendekatan aspek blended learning yang berupa web-

Page 6: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

based instuction, streaming video, audio, synchronous and asychronous

dalam jalur blended e-learning system LSM dengan pembelajaran

tradisional “tatap muka” termasuk juga metode mengajar, teori belajar, dan

dimensi pedagogik. Kesimpulan tersebut sama seperti yang dikemukakan

oleh Bhonk dan Graham (dalam Rusman 2013 : 245) yaitu:

1. Menggabungkan modalitas instruksional atau media pengiriman dan

teknologi (pendidikan tradisional jarak, internet, web, CD ROM, video /

audio, media elektronik lainnya, email, buku online, dll)

2. Menggabungkan metode pembelajaran, teori belajar, dan dimensi

pedagogis

3.Kombinasi antara pembelajaran blanded learning dan tatap muka

2.2 UNSUR BLENDED LEARNING

Pembelajaran berbasis blended learning merupakan pembelajaran

yang mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learning yang paling

tidak memiliki 6 (enam) unsur, yaitu:

1. Tatap muka

2. Belajar mandiri

3. Aplikasi

4. Tutorial

5. Kerjasama

6. Evaluasi

2.3 KARAKTERISTIK BLENDED LEARNING

Karakteristik Blended Learning Menurut Sharpen (dalam Rusman

2006:18) karakteristik Blended Blended e-learning adalah

1. ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang

berhubungan selama garis tradisional sebagian besar, melalui institusional

pendukung lingkungan virtual.

2. Transformatif tingkat praktik pembelajaran didukung oleh

rancangan pembelajaran sampai mendalam.

3. Pandangan menyeluruh tentang teknologi untuk mendukung

pembelajaran.

Page 7: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

Berdasarkan penjelasan di atas, Blended Blended e-learning berisi

pembelajaran tradisonal tatap muka dengan terdapat pembelajaran

berbasis komputer yang berisi pembelajaran online didalamnya. Di dalam

pembelajaran online itu sendiri terdapat pembelajaran berbasis internet

didalamnya, yakni pembelajaran berbasis blended learning dilakukan

dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, teknologi cetak,

teknologi audio visual, teknologi komputer dan teknologi m-learning

(mobile learning). Jadi di dalam blended learning terdapat pembelajaran

tatap muka yang menggabungkan e-learning didalam proses

pembelajarannya.

Blended learning menurut Rosenberg (dalam Rusman dkk 2013:349)

mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning yaitu

sebagai berikut:

1) e-learning bersifat jaringan yang membuatnya mampu memperbaiki

secara cepat menyimpan atau memunculkan kembali dan sharing

pembelajaran dan informasi

2) e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan

menggunakan standar teknologi internet

3) e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas,

Selain karakteristik diatas Soekartawi (2013) juga memberikan ciri-

ciri lebih spesifik mengenai blended learning yaitu :

a) Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran

b) Selama proses belajar siswa selaku peserta didik dan guru selaku

pendidik terpisahkan oleh tempat, jarak geografis dan waktu atau

kombinasi dari ketiganya

c) Karena siswa dan guru terpisah selama pmbelajaran, maka

komunikasi diantara keduanya dibantu dengan media pembelajaran, baik

media cetak (bahan ajar berupa modul) maupun media elektronika (CD-

ROM, VCD), telepon, radio, vide, televisi, dan computer

d) Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru,

misalnya resource learning center atau pusat sumber belajar, bahan ajar,

infrakstruktur pembelajaran.dengan demikian baik siswa maupun guru

Page 8: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

tidak harus mengusahakan sendiri keperluan dalam proses belajar

mengajar

e) Komunikasi antar siswa dan guru dapat dilakukan baik melalui cara

komunikasi satu arah maupun dua arah (two ways communication)

f) Proses belajar mengajar pada pendidikan jarak jauh masih

dimungkinkan dengan melakukan pertemuan tatap muka walaupun bukan

suatu keharusan

g) Selama kegiatan belajar mengajar siswa lebih cenderung

membentuk kelompok belajar walaupun sifatnya tidak tepat dan tidak wajib

Karena hal-hal yang disebutkan diatas maka peran guru lebih bersifat

sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai partisipan.

2.4 PROSEDUR BLANDED LEARNING

Blended learning salah satu solusi alternatif memecahkan permasalahan

pendidikan jarak jauh yang tepat saat ini, karena pelaksanaannya

merupakan campuran dari berbagai keunggulan penyelenggaraan

pendidikan jarak jauh. Blended learning merupakan pengembangan lebih

lanjut dari metode e-Learning, yaitu metode pembelajaran yang

menggabungkan antara sistem e-Learning dengan metode konvensional

atau tatap muka (face-to- face). Pemikiran dan upaya untuk memperbaiki

pelaksanaan pendidikan jarak jauh terus dilakukan oleh para ahli.

Maksudnya tentu saja agar diperoleh keluaran (output) yang lebih baik.

Karena itu, blended learning merupakan gabungan keunggulan

pembelajaran yang dilakukan secara tatap-muka dan secara virtual.

Sebagai pengetahuan perbedaan pembelajaran konvesional dengan

E-learning yaitu pada pembelajaran konvesional guru di anggap sebagai

orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu

pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam E-learning focus

utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan

bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Di dalam blended learning

menggabungkan antara kedua perbedaan tersebut agar pelajar dapat

mengikuti arus globalisasi.

Page 9: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

Ada yang perlu diperhatikan oleh peserta saat hendak mengikuti

metode pembelajaran ini adalah komitmen waktu untuk mempelajari suatu

topik, kemampuan untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran yang

berbeda dari biasanya,Metode pembelajaran ini bisa jadi menjadi suatu

solusi yang baik untuk memenuhi kebutuhan market, dimana metode

pembelajaran tatap muka dirasa sulit karena adanya kendala waktu

maupun tempat, adanya pengurangan biaya operasional, peserta dapat

menentukan sendiri kecepatan mereka dalam belajar, tidak terikat waktu

namun tetap harus memiliki komitmen.

Prosedurnya dalam pembelajaran itu dengan meningkatkan

kualifikasi guru merupakan salah satu perioritas pemerintah Indonesia, hal

tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen No. 14/2005 yang

mempersyaratkan guru untuk memiliki kualifikasi minimal S-1 dan

memiliki sertifikat dalam pengajar.

Secara spesifik terdapat enam tahapan dalam merancang dan

menyelenggarakan Blended Learning agar hasilnya optimal, yaitu :

(1.) Tetapkan macam dan materi bahan ajar, (2.) Tetapkan rancangan dari

Blended Learning yang digunakan, (3.) Tetapkan format dari on-line

Learning, (4.) Lakukan uji terhadap rancangan yang dibuat,

(5.) Selenggarakan Blended Learning dengan baik dengan cara menyiapkan

tenaga pengajar yang ahli dalam bidang tersebut, (6.) Siapkan kriteria

untuk melakukan evaluasi pelaksanaan Blended Learning.

PJJ yang dimaksudkan dalam progam pemerintah tersebut secara

operasional berbeda dengan PJJ yang dikembangkan oleh UT yang

menggunakan modular (printed matterial) sebagai bahan belajar utama.

PJJ pada progam ini berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi

dengan menggunakan interner sebgai media utama, tatap muka dilakukan

hanya beberapa kali pada progam resendensial, selebihnya menggunakan

progam e-learning. Secara teoritik pembelajaran elektronik (online

instruction, e-learning, atau web based learning), memiliki fungsi utama,

Sudirman, Siahan (dalam Rusman 2013:256) menjelaskan pembelajaran

elektronik berfungsi sebagai suplemen yang sifatnya pilihan, pelengkap,

Page 10: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

atau pengganti pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dilihat dari

karakteristik PJJ yang harus dikembangkan.

Model blended e-learning merupakan kombinasi dari beberapa

pendekatan pembel ajaran yaitu pembelajaran conventional berupa tatap

muka dan e-learning yang berbasis internet. Pembelajaran ini berupa

keterpisahan, belajar mandiri, dan layanan belajar atau tutorial.

Pembelajaran jarak jauh ini berbasis pada teknologi informasi dan

komunikasi dengan menggunakan internet sebagai media utama, tatap

muka dilakukan hanya beberapa kali pada program residensial, selebihnya

menggunakan program e-learning. Keberhasilan Pembelajaran jarak jauh

PGSD dan sistem pembelajaran jarak jauh yang menggunakan e-learning

sebagai alat utama, sangat menentukan oleh model Learning Management

System (LMS) yang dikembangkan, dan pemerintah bersama pihak terkait

masih mencari-cari model LMS yang handal yang mampu mewujudkan

profil guru profesional, yang memiliki kompetensi kependidikan dan

keguruan yang setara bahkan melebihi guru dengan sistem pembelajaran

reguler. Model blended learning merupakan kombinasi dari beberapa

pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran conventional berupa tatap

muka dan e- learning yang berbasis internet.

2.5 PENERAPAN BLENDED LEARNING

Dalam dunia pendidikan tinggi, Blended Learning banyak digunakan

untuk penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh. Diawali dengan

Universitas Terbuka yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh yang

dilakukan secara konvensional (tanpa menggunakan teknologi informasi

dan komunikasi , tetapi saat ini Universitas Terbuka sudah memanfaatkan

teknologi informasi dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga

menggabungkan pembelajaran secara konvensionl dan pembelajaran

dengan menggunakan teknologi informasi. Penyelenggara pendidikan di

Universitas Terbuka ini dapat dikatakan menerapkan Blended Learning .

Selain Universitas Terbuka saat ini banyak juga perguruan tinggi yang

menerapkan Blended Learning , bahkan lembaga-lembaga pendidikan non

Page 11: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

formal seperti kursus-kursus, pelatihan-pelatihan juga menerapkan

Blended Learning. Jika dikaji secara terminologis maka blended learning

menekankan pada penggunaan internet dengan maksud untuk

memudahkan proses belajar mengajar anatara peserta didik dengan

pendidik. Dengan penggunaan internet ini ,maka materi pengajaran dan

pembelajaran yang disampaikan melalui media ini biasanya mempunyai

teks, grafik, animasi, simulasi, audio, dan video. Proses berlangsungnya

pembelajaran ini akan sangat membantu selain guru sebagai sumber

belajar, serta melatih peserta didik untuk terpacu dan aktif dalam mencari

materi-materi belajar sesuai dengan usaha,dan inisiatif sendiri Khoe Yao

Tung (dalam Rusman, 2013: 250).

Penerapan Blended Learning dalam pendidikan sangat diperlukan

untuk kondisi saat ini, mengingat jumlah pendidik dan tenaga

kependidikan yang ada di Indonesia saat ini sangat banyak yang jumlahnya

jutaan orang. Dengan jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang

sangat besar ini, sangat mustahil dapat dilakukan pendidik secara

menyeluruh terhadaop semua tenaga pendidik dan kependidikan dalam

waktu singkat. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan-keterbatasan yang

dimiliki Negara kita khususnya kementerian pendidikan dan pemerintah

daerah seperti keterbatasan jumlah lembaga pendidikan dan pelatihan,

jumlah tenaga pelatih atau instruktur pelatihan , juga keterbatasan waktu

bagi tenaga pendidik untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan secara

berkelanjutan.

Pendidik memiliki keterbatasan waktu di karenakan ,seorang pendidik

dalam mengembangkan kompetensi dan profesinya seharusnya tanpa

meninggalkan atau mengganggu proses belajar mengajar. Prinsip seperti

yang menjadikan kesulitan bagi pendidik atau guru. Dengan menerapkan

Blended Learning, maka dapat membantu kesulitan-kesulitan yang terjadi

pada pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengikuti pendidik dan

pelatihan dalam upaya meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya

(Wendhi,Prayitno,

Page 12: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

2.6 Pengembangan Blended E-learning

Menurut Haughey (dalam Rusman 2013: 251) mengungkapkan bahwa

pengembangan blended e-learning terdapat tiga kemungkinan dalam

pengembangan berbasis internet, yaitu : web course, web centric course

dan web enhanced course.

1.Web Course

Penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta

didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap

muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian,

dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui

internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh. Untuk

pendidikan guru, model seperti ini dapat digunakan untuk peningkatan

“knowledge dan skill”, memperkuat pengetahuannya tentang materi

pelajaran sebagai spesifikasi keilmuan dan memperkuat pemahaman

tentang metodologi pembelajaran melalui simulasi pembelajaran yang

disajikan melalui internet misalnya video streaming, video conference dan

lain-lain.

2.Web Centric Course

Penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan

tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet,

dan sebagian lagi disampaikan internet, dan sebagian lagi melalui tatap

muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa

memberikan petunjuk pada pembelajaran untuk mempelajari materi

pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Pembelajaran juga diberikan

arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam

tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang

temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut. Model ini

lebih relevan untuk digunakan dalam pengembangan pendidikan guru

dilihat dari kondisi, kultur, dan infrasruktur yang dimiliki saat ini. Secara

substansional materi keguruan identik dengan nilai yang tidak hanya dapat

ditransfer melalui pembelajaran tanpa tatap muka, melainkan diperlukan

direct learning, sehingga unsur-unsur modeling dari seorang guru dapat

diadaptasi dengan baik. Untuk penguasaan materi konseptual, teoretikal

Page 13: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

dan keterampilan dapat menggunakan blended learning dengan sistem

jarak jauh.

3.Web Enhanced Course

Pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas

pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk

memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dan pengajar,

sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan

narasumber lain. Oleh karena itu, peran pengajar dalam hal ini, dituntut

untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing

mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan

pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati,

melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet dan kecakapan lain

yang diperlukan.

Menurut Harmon dan Jones (dalam Rusman 2013: 252-253)

menjelaskan tantang 5 level penggunaan ICT dalam pembelajaran, yaitu :

information, supplemental, essensial, communal, immersive.

a.Level 1- Information

Pada level ini, bahan bahan pembelajaran tidak terlalu banyak

disajikan melalui ICT, tetapi terbatas pada bahan yang sifatnya informasi

menunjang proses perkuliahan bahkan cenderung bersifat administratif

dan aturan perkuliahan. Misalnya silabus perkuliahan, jadwal perkuliahan

yang telah disediakan juga tempat untuk menyimpan informasi oleh guru.

b.Level 2- Supplemental

Pada level ini, sudah memulai memasukkan bahan-bahan perkuliahan

/pembelajaran, namun sifatnya masih terbatas, belum menguraikan isi

pembelajaran secara lengkap, materi yang disajikan pokok-pokoknya saja.

Misalnya bahan pembelajaran bagi guru di sajikan melalui presentasi power

point, acrobat reader dan file html yang sudah ditempatkan di web diakses

dan direview oleh para guru.

c. Level 3- Essensial

Pada level ini, hampir semua materi pembelajaran disediakan di

dalam web. Aktifitas belajar para guru/peserta didik tidak akan berjalan

baik, jika tidak menggunakan fasilitas web. Dengan demikian, sudah ada

Page 14: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

ketergantungan penggunaan ICT dalam pembelajaran dimana antara guru

sebagai peserta didik dengan pengelola pembelajaran menggunakan

infrasruktur ICT secara lebih baik.

d. Level 4- Communal

Pada level ini, mengombinasikan pola tatap muka di kelas atau

penggunaan web secara online. Begitu halnya, dengan penyajian bahan

pembelajaran disajikan melalui cara langsung dikelas dan disajikan online.

Pada pola ini dituntut kemandirian dari para guru untuk mencari dan

mengembangkan bahan belajarnya secara mandiri materi-materi pelajaran

yang dikuasainya maupun materi tentang kependidikan.

e.Level 5- Immersive

Pada level ini, pembelajaran dilangsungkan secara virtual, seluruh isi

materi pembelajaran, disajikan secara online. Level ini memandang

pembelajaran mulai dari perekrutan, proses pembelajaran, sistem evaluasi,

dan kelulusan dilangsung secara virtual.

2.7 Manfaat Blended Learning

Menurut Bersin Josh (2004) keuntungan Blended Learning

Berdasarkan perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk

pembelajaran, saat ini tidak ada metode pembelajaran tunggal yang ideal

untuk semua jenis pembelajaran pelatihan, karena setiap teknologi

memiliki keunggulan masing-masing. Teknologi cetak memiliki

keunggulan yang sangat fleksibel sebagai sumber belajar, dapat dibawa ke

mana-mana tanpa menggunakan listrik. Sedangkan komputer mempunyai

keunggulan pembelajaran yang lebih interaktif dapat berupa teks, gambar,

film, animasi dan dapat dikonversi dalam berbagai bentuk digital, tetapi

mobilitasnya terbatas karena bergantung kepada catu daya listrik. Pada

kasus tertentu pembelajaran melalui audio lebih efektif dibandingkan

dengan video. Jadi masing-masing teknologi mempunyai keunggulan untuk

tujuan belajar tertentu, untuk karakteristik bidang tertentu.

Demikian juga metode pembelajaran untuk Sekolah Dasar dapat

efektif, tetapi tidak untuk mahasiswa pascasarjana, demikian pula

sebaliknya. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang berbeda

Page 15: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

untuk karakteristik pebelajar yang berbeda. Untuk memenuhi semua

kebutuhan belajar dengan berbagai karakteristik orang yang belajar maka

pendekatan melalui blended learning adalah yang paling tepat. Dengan

blended leaning memungkinkan pembelajaran menjadi lebih profesional

untuk menangani kebutuhan belajar dengan cara yang paling efektif,

efisien, dan memiliki daya tarik yang tinggi.

Keuntungan yang diperoleh dengan manfaat pembelajaran berbasis

blended bagi lembaga pendidikan atau pelatihan adalah:

• memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan

• kemudahan implementasi

• efisiensi biaya

• hasil yang optimal

• menyesuaikan berbagai kebutuhan belajar, dan

• meningkatkan daya tarik pembelajaran

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan konsep pada Blended Learning, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Blended Learning merupakan pembelajaran yang

mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran

berbasis online (E-Learning) yang memiliki beberapa unsur dan

karakteristik yang mendukung dalam proses pembelajarannya, didalamnya

juga terdapat prosedur blended learning yang dapat membantu kebutuhan

akademik guru, serta penerapannya yang banyak di gunakan oleh beberapa

penyelenggara pendidikan terbuka dan jarak jauh maupun kursus-kursus

yang memanfaatkan keunggulan blended learning untuk digunakan dalam

program-progamnya.

Page 16: BLENDED E-LEARNING DALAM · PDF filerancangan pembelajaran sampai ... maupun media elektronika (CD-ROM, VCD), telepon, radio ... tersebut sebagai wujud realisasi UU Guru dan Dosen

Daftar Pustaka

Bersin, Josh. 2004. The Blended Bearning Book:Best Bractices, Proven

Methodologies, and Lessons Learned. San Francisco: Pfeiffer

Bersin, Josh. The Blended Learning Book: Best Practices, Proven Methodologies, and Lessons Learned. 2004. San Francisco, John Wiley & Sons.

Glazer, Francine S. 2012. Blended Learning. Virginia, Stylus Publishing.

Prayitno,Wendi ,Penerapan Blended Learning Dalam Pengembangan Dan Pelatihan (Diklat) Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, 2016, diakses di http://lpmpjogja.org/Artikel-br_10Juli pada tanggal 16 November 2016 pada pukul 20:30

Rusman, dkk, 2013. Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada Soekartawi, A. Haryono dan F. Libero, 2002. Greater Learning

Opportunities Trough Distance Education: Experiences in Indonesia and the Philippines. Southeast Journal of Education

Staker, Heather and Michael B. Horn, Classifying K–12 Blended learning,

Inno Sight Institut, May 2012. Thorne, Kaye and David Mackey, Everything You Ever Needed to Know

About Training. 2007. London: Kogan Page Publishers.

Tucker, Catlin R. Blended Learning in Grades 4–12. 2012. London, Corwin

Press.