blanko pemeriksaan pasien

17
Formulir Pemeriksaan Okupasi Terapi Nama : Ny HR Umur : 49 tahun Jenis kelamin : Wanita Agama : Kristen Alamat : Asrama PASMAR Pekerjaan : Ibu rumah tannga Hobi : Memasak No. Registrasi : 25.14.68 Diagnosis : Hemiparese Sinistra e.c stroke hemoraghic Kiriman dokter : dr Sa’ad Budiyono SpKFR Alasan rujukan : Latihan ADL Tgl Pemeriksaan : 11 Maret 2015 Nama OT : Mahasiswa Ardhita Stevefano Ruangan : Instalasi OT INFORMASI SUBJEKTIF (S) A. Keluhan Utama Pasien mengalami kelemahan pada tangan kanan dan kaki kirinya B. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengalami stroke pada Desember 2014. Ia mengalami stroke saat sedang menjenguk teman di RS Budi Kemuliaan. Ia sempat mengalami pusing dan sempoyongan saat berjalan sehingga terjatuh dan

description

blanko pemeriksaan pasien

Transcript of blanko pemeriksaan pasien

Formulir Pemeriksaan Okupasi Terapi

Formulir Pemeriksaan Okupasi Terapi

Nama

: Ny HR

Umur

: 49 tahun

Jenis kelamin

: WanitaAgama

: KristenAlamat

: Asrama PASMARPekerjaan

: Ibu rumah tanngaHobi

: MemasakNo. Registrasi : 25.14.68Diagnosis : Hemiparese Sinistra e.c stroke hemoraghicKiriman dokter : dr Saad Budiyono SpKFR

Alasan rujukan : Latihan ADLTgl Pemeriksaan : 11 Maret 2015

Nama OT

: Mahasiswa Ardhita Stevefano

Ruangan

: Instalasi OT

INFORMASI SUBJEKTIF (S)

Keluhan UtamaPasien mengalami kelemahan pada tangan kanan dan kaki kirinya

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengalami stroke pada Desember 2014. Ia mengalami stroke saat sedang menjenguk teman di RS Budi Kemuliaan. Ia sempat mengalami pusing dan sempoyongan saat berjalan sehingga terjatuh dan langsung dibawa ke IGD. Pasien sempat dirawat di RS Budi Kemuliaan selama dua minggu dalam kondisi sadar. Saat itu pasien mengalami kelumpuhan dan sulit dalam mobilisasi. Kemudian ia dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto dan menjalani rawat inap selama dua minggu. Saat ini pasien menjalani rawat jalan dan sudah menjalani okupasi terapi selama 1 bulan. Ia menggunakan kursi roda dan kesulitan dalam mobilisasi. Sebagian besar aktivitas sehari - hari, seperti berpakaian, toileting, dan berhias masih dibantu oleh keluarga.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun lalu. Diketahui pasien tidak rutin mengonsumsi obat hipertensi. Pasien juga memiliki riwayat vertigo.Riwayat penyakit keluarga :Belum diketahui adanya riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien saat ini.

Sosial dan Ekonomi

Pasien berperan sebagai ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja sebagai anggota TNI AD. Pasien sudah dikaruniai tiga orang anak. Biaya pengobatan ditanggung melalui BPJS.

Harapan :

Pasien ingin cepat pulih, aktivitas bisa kembali normal, dan dapat menjalankan peran ibu rumah tangga.

INFORMASI OBJEKTIF (O)

Vital Sign

(10 Maret 2015)Tekanan darah : 120 / 80 mmHg

Hasil MRI

(1 Juni 2010)Tampak multiple lacunar infarct pada bangsal ganglia kiri, kedua paraventrikel lateralis, dan sentrasemi ovale

ASESMEN (A)

NRS : 5

Pada saat gerakan fleksi shoulder dan abduksi shoulder dextra

1. Occupational Performance Component

KomponenSubkomponen

Aset

Limitasi

Sensori

Taktil

Belum bisa mengenali stimulus light touch dan tajam tumpul. (hiposensitif)

Propioceptif

Belum bisa merasakan arah gerak sendi

Vestibular

Belum bisa mempertahankan posisi berdiri karena pusing (romberg sign), diketahui ada riwayat vertigo yang menyebabkannya

Visual

Mengalami visual neglect dan gerak saccadic belum baik

Neuromuskular

LGS

Terbatas pada gerak aktif dan perlu diberikan PROMKekuatan otot

MMT UE sinistra bernilai 2 dan LE sinistra bernilai 3 (terlampir)Ketahanan

mudah lelah dan berhenti aktivitas sementara ( setiap kurang lebih 5 menit latihan )Tonus ototHipotonus dan cenderung flaccid.

Motorik

Praksis

Mampu merencanakan dan menerapkan gerak saat memulai aktivitas dengan sesuai

Koordinasi motorik kasar

Belum mampu melakukan aktivitas mengangkat satu kaki dengan seimbang karena kelemahan otot LE dextraKoordinasi motorik halus

Belum ada gerak aktif pada lengan kiri karena flaccid.

Hand skill

Kemampuan hand pattern dan hand function tidak bisa diterapkan karena masih flaccidKognitif

Pemahaman

pasien memahami instruksi dan contoh latihan yang diberikan terapisArousal

Cenderung bermalas - malasan dalam latihan.

Atensi

Sesekali tidak fokus dalam latihan dan memperhatikan orang lain sehingga perlu diingatkan untuk meyelesaikan. (sustain attention belum baik)

Psikologis

Manajemen stres

Cenderung pasrah

Sosial

Komunikasi

Mampu berkomunikasi secara verbal dan interaksi masih baik

Occupational Performance Area

KomponenSubkomponenAsetLimitasiAKS

Makan

Pasien masih bisa melakukan secara secara mandiri

Menyikat gigi

Masih bisa dilakukan secara mandiri

Berpakaian

Berpakaian baju masih sulit dalam memasukkan lengan kiri dan merapihkannya karena kelamahan otot dan koordinasi motorik halus belum baik

Mobilisasi

Kesulitan dalam transfer dari kursi roda karena kelemahan otot kaki dan keseimbangan belum baik.

Berhias diri

Masih perlu bantuan anggota keluarga karena kelemahan tangan kiriToilleting

Masih perlu bantuan anggota keluarga karena kesulitan mobilisasi

ProduktivitasManajemen rumah tangga

Masih kesulitan menjalani peran sebagai ibu rumah tangga karena kelemahan tubuh dan atensi belum baikLeisure

Kinerja leisure

Dilakukan dengan pengawasan keluarga karena masih mengalami kelemahan dalam mobilisasi

Ringkasan Kasus

Ny. HR, usia 49 tahun, dengan diagnosa Hemiparese Sinistra e.c Stroke Hemoragik mengalami kelemahan pada tangan kanan dan kaki kirinya. Pasien sudah mengalami stroke sejak Desember 2014. Pasien memilki riwayat hipertensi dan vertigo. Aset yang dimiliki pasien adalah praksis baik, pemahaman baik, dan komunikasi masih baik. Limitasi yang dialami adalah sensori vestibular, taktil, propioseptif belum baik, mengalami visual neglect, kekuatan otot pada UE sinistra bernilai 2 dan LE sinistra bernilai 3, hipotonus dan cenderung flaccid, koordinasi motorik kasar dan motorik halus yang belum baik, hand skill yang belum maksimal, atensi belum baik, dan manajemen stress belum baik. Saat ini ia menggunakan kursi roda dan kesulitan dalam mobilisasi. Sebagian besar aktivitas sehari - hari seperti memakai baju , berhias, dan toileting masih dibantu oleh keluarga. Pasien berharap cepat pulih, aktivitas bisa kembali normal, dan dapat menjalankan peran ibu rumah tangga.

Kesimpulan Problematika Okupasional

Pasien belum mampu berpakaian kaos secara mandiri karena sensori taktil dam propioseptif belum baik, mengalami visual neglect, kekuatan otot pada UE sinistra bernilai 2, hipotonus dan cenderung flaccid, koordinasi motorik halus yang belum baik, hand skill yang belum maksimalPasien belum mampu transfer dari kursi roda ke bed secara mandiri sensori vestibular, taktil, propioseptif belum baik, mengalami visual neglect, kekuatan otot pada LE sinistra bernilai 3, hipotonus dan cenderung flaccid, koordinasi motorik kasar belum baikPasien belum mampu toileting secara mandiri secara mandiri sensori vestibular, taktil, propioseptif belum baik, mengalami visual neglect, kekuatan otot pada UE sinistra bernilai 2 dan LE sinistra bernilai 3, hipotonus dan cenderung flaccid, koordinasi motorik kasar dan motroik halus belum baik, dan hand skill belum baik.Pasien belum mampu berhias diri secara mandiri karena sensori taktil dam propioseptif belum baik, mengalami visual neglect, kekuatan otot pada UE sinistra bernilai 2, hipotonus dan cenderung flaccid, koordinasi motorik halus yang belum baik, hand skill yang belum maksimal, atensi belum baikPasien belum mampu manajemen rumah tangga secara mandiri karena sensori taktil dam propioseptif belum baik, mengalami visual neglect, kekuatan otot pada UE sinistra bernilai 2, hipotonus dan cenderung flaccid, koordinasi motorik halus yang belum baik, hand skill yang belum maksimal, atensi belum baik, dan manajemen stress belum baik.

PROGRAM OKUPASI TERAPI (P)

LTG 1Pasien mampu berpakaian kaos secara mandiri dalam waktu 14 kali pertemuan

STG 1Pasien mampu memasukkan tangan pada lengan baju secara mandiri dalam waktu 8 kali pertemuan.

Metode

: NDT

Aktivitas

: meraih dan memindahkan cone

Media

: Cone

Durasi

: 15 menit

Frekuensi

: 10 kali pengulangan

Teknik :

Pasien akan melakukan stretching pasif dan aktif sebagai pre exercise. Pasien akan diberikan quick stretch dan weight bearing untuk memfasilitasi munculnya tonus otot.

Pasien akan diminta untuk menjalin kedua tangan terlebih dahulu untuk mengambil cone yang ada di hadapan pasien. Dengan menjalin kedua tangan akan memfasilitasi tangan yang mengalami kelemahanPasien diminta untuk mengambil cone dan memindahkan secara diagonal dan vertikal (ke arah terapis berada ). Setelah itu pasien diminta untuk mengambil kembali cone yang ada terapis dan menempatkannya pada tempatnya (placing and holding)

STG 2Pasien memakai dan merapihkan baju yang dikenakan secara mandiri dalam waktu 6 kali pertemuan.

Metode : NDT dan ADL training

Aktivitas : simulasi memakai sweater

Media : sweater

Durasi : 15 menit

Frekuensi : 3 kali pengulangan

Teknik :

Pasien akan melakukan stretching pasif dan aktif sebagai pre exercise. Pasien akan diberikan quick stretch dan weight bearing untuk memfasilitasi munculnya tonus otot.

Pasien akan diberi simulasi untuk mengenakan jaket. Pasien melakukan simulasi dengan memasukkan tangan yang lemah ke dalam lengan sampai bahunya (placing and holding). Kemudian memasukkan tangan yang sehat pada lengannya.

Pasien diminta untuk mempertahankan posisi duduk tanpa sandaran dengan menumpu badan dengan tangan yang lemah (weight bearing) dan tangan yang sehat memasukkan kepala pada kaos.Kemudian pasien merapihkan bajunya dengan mempertahankan posisi tegak tidak bersandar untuk menarik baju ke bawah.

LTG 2Pasien mampu transfer dari kursi roda ke bed dengan pengawasan minimal dalam waktu 14 kali pertemuan

STG 1Pasien mampu mengangkat badan dari posisi duduk ke berdiri dengan pengawasan minimal dalam waktu 6 kali pertemuan

Metode

: NDT

Aktivitas

: berdiri dari kursi roda

Media

: kursi roda

Durasi

: 15 menit

Frekuensi

: 5 kali pengulangan

Teknik :

Pasien melakukan stretching aktif dan pasif pada kaki. Latihan bridging dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot pasien.

Pasien diminta untuk menjalin kedua tangan dan meletakkannya ke bawah sampai pada pergelangan kaki. Terapis memberikan key point of control pada area hip.Pasien diminta untuk mengangkat bokong untuk persiapan berdiri sesuai dengan aba - aba terapis. Ketika mengangkat bokong, pasien mencoba untuk mengangkat jalinan tangan (placing and holding) bersamaan sehingga mempermudah gerakan berdiri pasien. Dengan latihan ini dapat mestimulasi kemampuan righting and equilibrium reaction. Jika pasien merasa lelah pasien boleh berpegangan atau duduk kembali.

STG 2Pasien mempertahankan posisi berdiri dengan pengawasan minimal dalam waktu 8 kali pertemuan.

Metode

: NDT

Aktivitas

: meraih dan memindahkan peg dalam posisi berdiri

Media

: pegboard

Durasi

: 15 menit

Frekuensi

: 10 kali pengulangan

Teknik:

Pasien melakukan stretching aktif dan pasif pada kaki. Latihan bridging dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot pasien.Pasien diminta untuk berdiri dari kursinya. Pasien diminta untuk menegakkan badan dan menapakkan kedua kakinya pada lantai serta mengunci lutut agar tetap stabil. Kemudian pasien diminta untuk memperlebar jarak antar kaki (width base) dan mempertahankan posisi tersebut.Terapis memberikan contoh dalam melakukan aktivitas memindahkan peg dalam posisi berdiri dari meja satu ke meja lainnya yang jaraknya bersebelahan. Aktivitas ini bertujuan melatih keseimbangan, balance, kestabilan posisi berdiri tegak dalam persiapan transfer.Dengan latihan ini dapat mestimulasi kemampuan righting and equilibrium reaction.Pasien diminta membagi berat tubuh (Weight Shifting) saat memindahkan peg. Pasien diminta untuk berdiri dan mempertahankan posisi terlebih dahulu. Terapis mengontrol gerakan pasien pada area hip (key point of control). Jika pasien merasa lelah, pasien diperbolehkan untuk beristirahat

Home Program

Pasien melakukan latihan menumpu pada lengan kanan saat istirahat ( weight bearing ) untuk memunculkan tonus.Sebelum latihan pasien boleh menerapkan stretching terlebih dahulu dengan bantuan tangan kanan secara perlahan. Berikan gerakan cepat untuk memunculkan tonus.Pasien aktif latihan bridging dengan mengangkat dan menekuk kaki secara bergantian dalam posisi berdiri berpegangan untuk melatih kekuatan otot dan koordinasi motorik kasar.

Melibatkan lengan kiri secara aktif saat aktivitas berpakaian dengan dibantu tangan kanan.

Latihan transfer dari kursi roda ke bed dan didampingi keluarga.

Pasien juga menjaga postur tubuh tetap tegak dengan melihat cermin saat latihan.Pasien diminta untuk tidak berlebihan dalam latihan dan menjaga pola istirahat teratur.