bk

11
A. Pengertian dan Ciri-Ciri Masalah Dalam perkembangan dan proses kehidupannya, manusia sangat mungkin sangat mungkin menemui berbagai permasalahan, masalah yang tidak segera dipecahkan atau diselesaikan dapat mengganggu kehidupan, baik diri sendiri maupun orang lain. Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Masalah yang menimpa sesorang bila dibiarkan berkembang dan tidak segera dipecahkan dapat menggganggu kehidupan, baik dirinya sendiri maupun orang lain. Cirri-ciri masalah adalah sebagai berikut : 1. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan (das Sollen) dan kenyataannya (das sein). 2. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat. 3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda. 4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu itu sendiri maupun oleh lingkungan. 5. Masalah timbul akibat dari proses belajar yang keliru. 6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic Question) yang perlu dijawab. 7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok. B. Jenis-Jenis Masalah Siswa Sekolah Lanjutan Ada pendapat yang mengatakan bahwa hidup dan berkembang itu mengandung resiko. Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus, banyak mengalami hambatan dan rintangan. Lebih-lebih bagi siswa

description

bk

Transcript of bk

A. Pengertian dan Ciri-Ciri MasalahDalam perkembangan dan proses kehidupannya, manusia sangat mungkin sangat mungkin menemui berbagai permasalahan, masalah yang tidak segera dipecahkan atau diselesaikan dapat mengganggu kehidupan, baik diri sendiri maupun orang lain.Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Masalah yang menimpa sesorang bila dibiarkan berkembang dan tidak segera dipecahkan dapat menggganggu kehidupan, baik dirinya sendiri maupun orang lain.Cirri-ciri masalah adalah sebagai berikut :1. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan (das Sollen) dan kenyataannya (das sein).2. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat.3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda.4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu itu sendiri maupun oleh lingkungan.5. Masalah timbul akibat dari proses belajar yang keliru.6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic Question) yang perlu dijawab.7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.

B. Jenis-Jenis Masalah Siswa Sekolah LanjutanAda pendapat yang mengatakan bahwa hidup dan berkembang itu mengandung resiko. Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus, banyak mengalami hambatan dan rintangan. Lebih-lebih bagi siswa sekolah menengah yang berada dalam fase perkembangan remaja, masa dimana individu mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun secara psikis.Siswa sekolah menengah berada dalam fase masa remaja. Pada fase ini individu mengalami perubahan yang besar, yang dimulai sejak datangnya fase masa puber. Hurlock (1980:192) menuliskan berbagai perubahan sikap dan perilaku sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada masa puber. Sikap dan perilaku yang dimaksudkan adalah :1. Ingin menyendiri. Kalau perubahan pada masa puber sudah mulai terjadi, anak-anak biasanya mulai menarik diri dari teman-temannya dan dari berbagai kegiatan keluarga, sering bertengkar dengan teman sebaya. Anak puber lebih sering melamun, mulai bereksperimen seks melalui manstrubasi. 2. Bosan. Dengan datangnya masa puber, anak mulai bosan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau hobi yang dilakukan pada masa sebelumnya. Pada masa puber ini biasanya terjadi penurunan prestasi belajar.3. Inkoordinasi. Anak akan mengalami ketidak seimbangan gerakan.4. Antagonism social. Anak puber sering tidak mau kerja sama, sering membantah dan menentang. Pada umumnya diungkapkan dengan kritik dan komentar-komentar yang cenderung merendahkan.5. Emosi yang meninggi. Kemurungan, merajuk, ledakan marah yang berlebihan hanya dikarenakan hal yang sepele. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah, sedih, cepat tersinggung, dan cepat marah.6. Hilangnya kepercayaan diri. Sebagai akibat terjadinya perubahan fisik pada diri anak pada masa puber ini mengakibatkan anak merasa rendah diri, lebih-lebih bagi anak yang sering mendapatkan kritik yang bertubi-tbi tentang dirinya

Sikap dan perilaku anak yang berbeda dalam masa puber tersebut sering mengganggu tugas-tugas perkembangan anak pada fase berikutnya yaitu fase remaja, dan sebagai akibtnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan pada fase remaja. Beberapa masalah yang dialami oleh remaja antara lain :1. Masalah Emosi2. Masalah Penyesuaian Diri3. Masalah Perilaku Seksual4. Masalah Perilaku sosial5. Masalah Keluarga

1. Masalah EmosiSecara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar, emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak irasional. Hal ini dapat dilihat dari gejala yang tampak pada mereka, misalnya mudah marah, mudah dirangsang, emosinya meledak-ledak dan tidak mampu mengendalikan perasaannya. Keadaan ini sering menimbulkan berbagai permasalahan remaja.Sekolah sebagai lembaga formal yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk membantu subjek didik menuju kearah kedewasaan yang optimal harus mempunyai langkah-langkah konkrit untuk mencegah dan mengatasi masalah emosional ini. Dalam layanan bimbingan dan konseling kelompok anak dapat berlatih menjadi pendengar yang baik, bagaimana cara mengemukakan masalah, bagaimana cara mengendalikan diri baik dalam menggapai masalah sesama anggota maupun masalahnya sendiri. Melalui wahana kelompok, siswa dapat berlatih mengendalikan diri.

2. Masalah Penyesuaian DiriSalah satu tugas yang paling sulit pada masa remaja adalah yang berhubungan dengan penyesuaian social. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis baik dengan sesame remaja maupun dengan orang-orang dewasa diluar linkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Pada fase ini remaja lebih banyak di luar rumah bersama-sama temannya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti kalau pengaruh teman sebaya dalam segala pola perilaku , sikap, minat, dan gaya hidupnya lebih besar daripada pengaruh dari keluarga. Perilaku remaja sangat tergantung dari pola-pola perilaku kelompok. Yang menjadi masalah apabila mereka salah dalam bergaul, dalam keadaan demikian remaja cenderung akan mengikuti pergaulan yang salah tersebut tanpa mempedulikan berbagai akibat yang akan menimpa dirinya karena kebutuhan akan penerimaan dalam kelompok sebaya dianggap paling penting.Untuk itulah sekolah harus ikut membantu tugas-tugas perkembangan remaja tersebut agar mereka tidak mengalami keasalahan dalam penyesuaiian dirinya. Melalui penyediaan srana dan prasarana serta fasilitas pembinaan bakat dan minat baik lewat kegiatan kurikuler maupun korikuler di sekolah, diharapkan dapat mencegah dan mengatasi kesalahan pergaulan tersebut.

3. Masalah Perilaku SeksualTugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja sehubungan dengan kematangan seksualitasnya adalah pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis dan belajar memerankan peran seks yang diakuinya. Pada masa puber (masa remaja), remaja sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romantic, yang diikuti oleh keinginan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan perhatian dari lawan jenis, sebagai akibatnya, remaja mempunya minat yang tinggi pada seks. Seharusnya mereka mencari atau memperoleh informasi tentang seluk-beluk seks dari orang tua, tetapi kenyataannya mereka lebih banyak mencari informasi dari sumber-sumber yang kadang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai akibat dari informasi yang tidak tepat tersebut dapat menimbulkan perilaku seks remaja yang apabila ditinjau dari segi moral dan kesehatan tidak layak untuk dilakukan, misalnya berciuman, bercumbu, masturbasi, dan bersenggama. Untuk menanggulangi dan mangatasi masalah tersebut, sekolah hendaknya melakukan tindakan nyata, misalnya pendidikan seks. (seks education)

4. Masalah Perilaku SosialTanda-tanda masalah perilaku sosial pada remaja dapat dilihat dari adanya deskrimanasi terhadap mereka yang berlatang belakang ras, agama, atau social ekonomi yang berbeda. Dengan pola-pola prilaku social seperti ini, maka dapat melahirkan geng-geng atau kelompok remaja yang pembentukannya berdasarkan atas kesamaan latar belakang agama, suku, dan social ekonomi, Pembentukan kelompok atau geng pada remaja tersebul dapat memicu terjadinya permusuhan antar kelompok atau geng. Untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut , sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kelompok (baik kurikuler maupun kokurikuler) dengan tidak memperhatikan latar belakang suku, agama, ras dan social ekonomi.. Sekolah harus memperlakukan siswa secara sama, tidak membedakan siswa yang satu dengan yang lain.

5. Masalah MoralMasalah moral yang terjadi pada remaja ditandai oleh ketidakmampuan remaja membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini disebabkan oleh ketidakkonsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya antar sekolah, keluarga, dan kelompok remaja. Ketidakmampuan remaja membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dapat membawa mala petaka bagi kehidupan remaja pada khususnya dan pada semua orng pada umumnya.Untuk mencegah dan mengatasi maslah-maslah yang demikian maka, sekolah sebaiknya menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan, meningkatkan pendidikan budi pekerti.

6. Masalah KeluargaSering ditemukan berbagai permasalahan remaja yang penyebab utamanya adalah terjadinya kesalahpahaman antara anak dan orang tua. Hurlock (1980,233) mengemukakan sebab-sebab umum pertentangan keluarga selama masa remaja adalah : standar perilaku, metode disiplin, hubungn dengan saudara kandung, sikap yang sangat kritis pada remaja, dan masalah palang pintu. Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan modern berbeda. Menurut remaja, orang tua yang mempunyai standar kuno harus mengikuti standar modern, sedangkan orangtua tetap pada pendirian semula. Keadaan inilah yang sering menjadi sumber perselisihan di antara mereka. Metode disiplin yang diterapkan oleh tua yang terlalu kaku dan otoriter akan dapat menimbulkan permasalahan dan pertentangan diantara remaja dan orang tua. Salah satu ciri remaja adalah memiliki sikap kritis terhadap segala sesuatu, namun bagi keluarga tertentu sering tidak menyukai sikap remaja yang terlalu kritis terhadap pola perilaku orang tua dan terhadap pola perilaku keluarga pada umumnya. Yang dimaksud dengan masalah palang pintu adalah peraturan keluarga tentang penetapan waktu pulang dan mengenai teman-teman remaja yang dapat berhubungan terutama teman-teman lawan jenis. Untuk itu sekolah harus meningkatkan kerjasama dengan orang tua.Pranyitno(1994:42) mengelompokan masalah siswa di sekolah menengah menjadi empat kelompok besar, yaitu1. Masalah yang berhubungan dengan dimensi keindividualan2. Masalah yang berhubungan dengan dimensi kesosialan 3. Masalah yang berhubungan dengan dimensi kesusilaan4. Masalah yang berhubungan dengan dimensi keberagaman

Jenis masalah yang (mungkin) diderita oleh individu amat bervariasi. Roos L. Mooney (dalam Prayitno, 1994:238) mengindentifikasi 330 masalah yang digolongkan ke dalam 11 masalah:1. Perkembangan jasmani dan kesehatan (PJK)2. Keuangan, keadaan lingkungan, dan pekerjaan (KLP)3. Kegiatan sosial dan rekreasi (KSR)4. Hubungan muda-muda, pacaran, dan perkawinan (HPP)5. Hubungan social kejiwaan (HSK)6. Keadaan pribadi kejiwaan (KPK)7. Moral dan agama (MDA)8. Keadaan rumah tangga (KRK)9. Masa depan pendidikan dan pekerjaan (MPP)10. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah (PTS)11. Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran (KPP) Frekuensi dialaminya masalah-masalah tersebut juga bervariasi. Satu jenis masalah barangkali banyak dialami, sedangkan jenis masalah lain lebih jarang muncul. Frekuensi munculnya masalah-masalah itu diwarnai oleh berbagai kondisi pribadi dan lingkungan. Untuk siswa di sekolah, frekuensi dialaminya masalah-masalah tersebut terlihat pada table berikut (Priyatno, 1994: 239).

Frekuensi masalah-masalah yang dialami siswa di sekolah SMA Negeri Sumatra Barat (N=405)NOKelompok masalahFrekuensiPeringkat (dlm %)

1PJK91,48

2KLP97,52

3KSR95,63,5

4HPP88,69

5HSK94,66

6KPK95,63,5

7MDK94,15

8KRK97,95

9MPP98,01

10PTS94,17

11KPP86,711

Secara umum ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menangani munculnya permasalahan remaja, antara lain : a. Memahami dan mendengarkan keluhan remaja dengan penuh perhatian, pengertian dan kasih sayang. b. Memberikan penghargaan terhadap prestasi studi/prestasi sosial, seperti olahraga, kesenian atau perbuatan-perbuatan baik yang ditunjukkan remaja baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat c. Banyak berdiskusi tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sosial maupun lingkungan sekolahnya serta orientasi masa depan yang akan direncanakan remaja.d. Realistis dan bersikap objektif terhadap anak, sehingga idealnya orang tua mengetahui kapasitas anak dan mendiskusikan target apa yang ingin dicapai. e. Mulai menyertakan remaja dalam pengambilan keputusan keluarga. Hal ini mendidik anak untuk ikut bertanggung jawab dan melatih mereka dalam proses problem solving dan decision making. f. Mendukung ide-ide remaja yang positif. g. Mengawasi kegiatan dan lingkungan sosial remaja secara proporsional, tidak terlalu ketat atapun terlalu longgar.h. Jika ada indikasi ketidakberesan yang serius, baik dalam segi fisik ataupun psikologis yang cukup mencolok segera konsultasikan dengan tenaga ahli seperti dokter atau psikolog.