BISPAR
-
Upload
indrahadi5115 -
Category
Documents
-
view
40 -
download
30
description
Transcript of BISPAR
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat, sehingga membawa berbagai manfaat terhadap masyarakat setempat dan
sekitarnya. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang
mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai
aspeknya.Pariwisata mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat bahkan bagi Negara
sekalipun,m anfaat pariwisata dapat dilihat dari berbagai aspek/segi yaitu manfaat
pariwisata dari segi ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, nilai pergaulan dan ilmu
pengetahuan, serta peluang dan kesempatan kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pariwisata?
2. Apa manfaat pariwisata dari berbagai aspek?
3. Apa dampak negatif pariwisata?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian pariwisata.
2. Mengetahui manfaat pariwisata dari berbagai aspek.
3. Mengetahui dampak negatif pariwisata.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pariwisata
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan,
dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah
seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya
dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai
dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa
bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat
istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan
pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu
pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh
Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata
untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-
lokal.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah
Berdasarkan definisi Organisasi Pariwisata Dunia, pariwisata atau tourisme adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan
untuk aktivitas ini.
Menurut Macintosh dan Goeldner 1986, pariwisata adalah jumlah dari fenomena dan
hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, pemasok bisnis, pemerintah tuan rumah dan
masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan hosting wisatawan dan pengunjung lainnya.
Sedangkan menurut H. Kodhyat 1983, pengertian pariwisata adalah perjalanan dari satu
tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
B. Manfaat Pariwisata dari Berbagai Aspek
Pariwisata memberikan manfaat bagi setiap manusia, karena pariwisata dapat melepas
penat dalam aktifitas sehari-hari. Oleh sebab itu para manusia membutuhkan dunia
pariwisata karena pariwisata dapat menyegarkan pikiran. Pariwisata memberikan manfaat
dibeberapa aspek, antara lain:
1. Aspek ekonomi
Manfaat pariwisata dari segi ekonomi adalah pariwisata menghasilakan devisa yang besar
bagi Negara sehingga meningkatkan perekonomian negara. Devisa yang diterima secara
berturut-turut pada tahun 1996, 1997, 1998, 1999, dan 2000 adalah sebesar 6,307.69;
5,321.46; 4,331.09; 4,710.22; dan 5,748.80 juta dollar AS (Santosa, 2001). Pada tahun
2002 dan 2003, meskipun mengalami tragedi Kuta (Bom Bali), nilai devisa juga masih
tetap tinggi, yaitu US$ 4.496 Milyard tahun 2002 dan US$ 4.307 Milyard tahun 2003.
Kontribusi pariwisata menunjukkan trend yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 1985 penukaran valuta asing senilai 95,105 juta dollar AS. Angka ini
mengalami kenaikan, menjadi 456,105 juta dollar AS pada tahun 1990, dan pada
tahun1997 (sesaat sebelum krismon) menjadi 1.380,454 juta dollar AS. Selanjutnya, karena
nilai tukar dollar yang melonjak, penukaran valuta asing hanya mencapai nilai 865,078 juta
dollar AS pada tahun 2000.
Erawan (1999) menemukan bahwa pada tahun1998, dampak pengeluaran wisatawan
terhadap pendapatan masyarakat mencapai 45,3%, sedangkan dampak dari investasi di
sektor pariwisata adalah 6,3%. Ini berarti bahwa secara keseluruhan, industri pariwisata
menyumbang sebesar 51,6% terhadap pendapatan masyarakat Bali. Dilihat dari
kesempatan kerja, pada tahun 1998 sebesar 38,0% dari seluruh kesempatan kerja yang ada
di Bali dikontribusikan untuk pariwisata. Erawan lebih lanjut mengatakan bahwa dampak
pengeluaran wisatawan terhadap perekonomian di Bali terdistribusikan ke berbagai sektor,
bukan saja hotel dan restoran. Distribusi juga terserap ke sektor pertanian (17,93%), sektor
industri dan kerajinan (22,73%), sektor pengangkutan dan komunikasi (12,62%), sektor
jasa-jasa (12,59%), dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan data mengenai distribusi
pengeluaran wisatawan. Data menunjukkan bahwa selama di Bali, pengeluaran wisatawan
yang terserap ke dalam ‘perekonomian rakyat’ cukup tinggi. Selain menghasilkan devisa
pariwisata juga memberikan dampak ekonomi secara langsung bagi masyarakat
sekitar,seperti contohnya adalah tiket masuk suatu kawasan obyek wisata.
2. Aspek social budaya
Manfaat lain yang muncul dari industri pariwisata ini antara lain dapat terlihat pula dari
segi budaya. Dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata maka akan membawa
pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi pengunjung wisata (turis)
dengan masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut berada. Dari interaksi inilah para
wisatawan dapat mengenal dan menghargai budaya masyarakat setempat dan juga
memahami latar belakang kebudayaan lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut.
Bali merupakan salah satu contoh nyata daerah wisata yang berkembang amat pesat di
Indonesia. Banyaknya turis-turis yang berkunjung ke Bali, baik turis domestik maupun
internasional telah membawa dampak yang cukup besar bagi perkembangan daerah itu
sendiri. Sedangkan dari segi sosial budaya, Bali merupakan sarana yang tepat bagi
pengenalan dan promosi kebudayaan Indonesia kepada dunia internasional.
3. Aspek lingkungan hidup
Pariwisata juga mendatangkan manfaat bagi lingkungan hidup karena sebuah objek wisata
apabila ingin banyak mendapatkan kunjungan dari wisataan haruslah terjaga
kebersiahannya sehingga kita menjadi terbiasa untuk merawat dan menjaga lingkungan
kita agar selalu terjaga kebersihannya. Pembangunan pariwisata tidak mengakibatkan
dampak-dampak negatif terhadap lingkungan dan penurunan kualitas tanah atau lahan
pertaninan baik lahan perladangan maupun persawahan. Kelestarian hutannya masih tetap
terjaga dengan baik. Masyarakat secara bersama-sama dan sepakat untuk melestarikan
hutannnya dan tanpa harus ketergantungan terhadap hutan tersebut. Pada dasarnya
masyarakat lokal telah sadar terhadap perlunya pelestarian hutan, karena kawasan hutan
yang dimaksud merupakan daerah resapan air yang bisa dipergunakan untuk kepentingan
hidupnya maupun mahluk hidup yang lainnya serta untuk keperluan persawahan.
4. Aspek nilai pergaulan dan ilmu pengetahuan
Manfaat pariwisata yang kita dapat dari segi nilai pergaulan adalah kita menjadi lebih
banyak mempunyai teman dari berbagai Negara dan kita bisa mengetahui kebiasaan orang
yang dari masing-masing Negara tersebut sehingga kita bisa mempelajari bagaimana
kebiasaan yang baik di masing-masing nagara.Selain itu kita juga mendapat manfaat ilmu
pengetahuan dari pariwisata karena dengan mempelajari pariwisata kita juga bisa tahu
dimana letak dan keunggualn sebuah objek wisata sehingga kita bisa mempelajari
mengapa sebuah objek wisata tersebut bisa maju dan bisa menerapkan di daerah objek
wisata daerah kita yang belum berkembang dengan baik.
5. Aspek peluang dan kesempatan kerja
Pariwisata juga menciptakan kesempatan kerja.Sarana-sarana pariwisata seperti hotel dan
perjalanan adalah usaha yang ”padat karya”. Menurut perbandingan jauh lebih banyak
untuk hotel dan restoran daripada untuk usaha-usaha lainnya. Untuk setiap tempat tidur
dibutuhkan kira-kira 2 corang tenaga. Di Amerika Serikat untuk tempat tidur diperlukan
279 tenaga kerja. Sudah tentu angka itu berbeda-beda menurut negaranya . Di Indonesia
untuk setiap kamar dibutuhkan kira-kira 2 orang tenga kerja.
Itu semua mengenai tenga kerja yang langsung berhubungan dengan pariwisata. Di
samping itu, pariwisata juga menciptakan menciptakan peluang kerja yang tidak
berhubungan langsung dengan pariwisata. Yang terpenting di bidang kontruksi bangunan
dan jalan.Banyak bangunan yang didirikan untuk hotel,restoran,toko
artshop,dll.Wisatawan-wistawan juga memerlukan makan dan minum,ini semua secara
tidak langsung menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian.Jadi, pariwisata
mempunyai banyak manfaat dari segi peluang dan kesempatan kerja.
C. Dampak Negatif Pariwisata
1) Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan perekonomian
terbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang atau luka (vulnerability),
khususnya kalau negara tersebut sangat tergantung pada satu pasar asing.
2) Banyak kasus kebocoran sangat luas dan besar, khususnya kalau proyek-proyek
pariwisata berskala besar dan diluar kapasitas perekonomian, seperti barang-barang impor,
biaya promosi keluar negeri, tambahan pengeluaran untuk warga negara sebagai akibat dari
penerimaan dan percontohan dari pariwisata dan lainnya.
3) Polarisasi spasial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar mempunyai
kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang besar dari kelompok besar
perbankan atau lembaga keuangan lain. Sedangkan perusahaan kecil harus tergantung dari
pinjaman atau subsidi dari pemerintah dan tabungan pribadi. Hal ini menjadi hambatan
dimana terjadi konflik aspasial antara perusahaan kecil dan perusahaan besar.
4) Sifat dari pekerjaan dalam industri pariwisata cenderung menerima gaji yang rendah,
menjadi pekerjaan musiman, tidak ada serikat buruh.
5) Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi industri ini dapat
menaikkan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat menimbulkan kesulitan bagi
penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja disektor pariwisata yang ingin membangun
rumah atau mendirikan bisnis disini.
6) Dampak terhadap lingkungan, bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan air,
keramaian lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, mulai dari pembahasan pertama sampai dengan pembahasan terakhir
kami dapat menyimpulkan bahwa pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat
yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha
mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
B. Saran
Pariwisata di Indonesia masih sangat kurang direalisasikan dengan baik khususnya kota-
kota kecil dan menjaga kebersihan lingkungan wisata sering kali tidak di perhatikan
dengan baik. Pentingnya tenaga kerja yang professional dalam menunjang pariwisata,
selain itu infrastruktur juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan
pariwisata, karena dengan adanya fasilitas-fasilitas yang tersedia akan membuat wisatawan
tertarik untuk mengunjungi tempat wisata tersebut.
Perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat agar
terwujudnya iklim pariwisata yang baik di Indonesia. Sebagai wisatawan yang baik,
seharusnya kita dapat menjaga lingkungan khususnya untuk wisatawan domestic
(masyarakat Indonesia)
PENGERTIAN INDUSTRI PARIWISATA
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata ( Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009)
Elemen Industri Pariwisata
Sumberdaya Pariwisata
Sumberdaya alam
Sumberdaya Manusia
Sumberdaya ciptaan manusia
Fasilitas Hiburan dan Olahraga
Fasilitas rekreasi dan kebudayaan
Fasilitas olahraga
Prasarana umum dan Pariwisata
Alat komnunikasi dan perjalanan
Instalasi sosial
Instalasi dasar
Telekonunikasi
Pelayanan Penerimaan Pariwisata
Agen dan biro perjalanan
Kantor promosi dan kontor perwakilan
Pelayanan informasi pengunjung
Penyewaan kendaraan
Pramuwisata dan petugas interpretasi
Fasililitas Penerimaan
Hotel, wisma tamu, desa dan kota
Kondomonium
Tempat pemukiman lainnya
Pemukiman untuk kebutuhan perorangan
Isntalasi untuk pelayanan makan dan minum
Industri Pariwisata
Dihubungkan dengan pengertian di atas, maka: Industri Pariwisata, dapat diartikan sebagai:
Sehimpunan bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh
mereka yang melakukan,- atau berada dalam -, perjalanan.
Secara nyata, seseorang yang berada dalam perjalanan membutuhkan barang dan jasa dari
berbagai bidang usaha, bukan hanya satu, sekurang-kurangnya ia membutuhkan jasa
angkutan, jasa akomodasi, jasa hidangan ditambah dengan jasa-jasa lain yang erat
hubungannya dengan kebutuhan kunjungan perjalanannya.
Terkadang istilah industri diasosiasikan dengan “asap”, sehingga “industri kepariwisataan”
yang tidak menimbulkan asap itu, disebut sebagai “industri tanpa asap” (smokeless industry).
Bila barang dan jasa tersebut dihimpun/dipersatukan dalam bentuk satu program perjalanan,
dengan dibatasi oleh dimensi ruang (jarak, tempat) dan dimensi waktu, maka akan terbentuk
suatu produk daripada “Industri Pariwisata”. Kesatuan produk pariwisata ini lazimnya
ditawarkan dalam bentuk “paket” (package), meskipun tidak menutup kemungkinan untuk
wistawan menghimpun sendiri masing-masing “komponen / unsur” tersebut, dengan cara
merakitnya sendiri, ibarat seseorang yang merakit komputer dengan membeli komponen-
komponennya masing-masing secara terpisah.
Pengakuan atas Pariwisata sebagai “Industri”
Pada akhir dekade 1960-an, Pemerintah DKI Jakarta sudah menggunakan definisi Industri
Pariwisata yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah No. 3, tahun 1969 (yang mungkin sekali
saat ini sudah diubah), yaitu sebagai berikut:
Industri Pariwisata, adalah usaha penyelenggaraan pelayanan untuk lalulintas kepariwisataan
dengan maksud mencari keuntungan di bidang akomodasi / perhotelan, kebudayaan,
perestoranan, rekreasi dan hiburan, atraksi kebudayaan, biro perjalanan, usaha
kepramuwisataan (guide business), usaha-usaha cenderamata (souvenir), usaha-usaha
penerbitan kepariwisataan, penyelenggaraan tour dan perdagangan valuta (money changer).
Sementara itu, Undang-undang Kepariwisataan No.10/Th. 2009, menetapkan definisi Industri
Pariwisata, sebagai berikut:
Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.
Ini merupakan bukti nyata yang mengisyaratkan “pengakuan” resmi atas Pariwisata sebagai
Industri.
PERTANYAAN :
Sedangkan, pengertian yang pada umumnya difahami masyarakat global, tidak ditemukan
definisi resmi, baik yang ditetapkan oleh UNWTO (United Nations World Tourism
Organiation – UNWTO -, yaitu Badan Kepariwistaan Dunia dibawah naungan PBB),
maupun lembaga internasional pariwisata lainnya.
Namun demikian, terdapat penjelasan atas pertanyaan di bawah ini, pada halaman FAQ
(Frequent Asked Questions) dalam situs UNTWO, seperti berikut:
Tanya: Apakah perbedaan antara “Sektor Pariwisata” dan “Industri Pariwisata”? (What are
the differences between the “tourism sector” and “tourism industries”?)
Jawab:
Sektor Pariwisata adalah: Sekumpulan unit produksi dalam industri berbeda yang
menyediakan barang dan jasa yang khususnya dibutuhkan para pengunjung. Industri
dimaksud disebut Industri Pariwisata, karena penggunaannya oleh pengunjung menunjukkan
bagian yang begitu besar atas penawaran barang dan jasa mereka (dalam keterkaitan
ekonomi) yang, dalam hal ketidak-hadiran pengunjung, produksi barang dan jasa tersebut
akan terhenti kehadiran dalam jumlah yang berarti.
(The tourism sector is the cluster of production units in different industries that provide
goods and services typically demanded by visitors. Such industries are called tourism
industries because visitor acquisition represents such a significant share of their supply of
goods and services (in the economy of reference) that, in the absence of visitors, their
production of these goods and services would cease to exist in meaningful quantity).
Industri Pariwisata meliputi: Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan layanan makanan dan
minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata dan Kegiatan reservasi lainnya,
Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan hiburan, dsb.
(Tourism industries include: Accommodation for visitors, Food and beverage serving
activities, Passenger transportation, Travel agencies and other reservation activities,
Cultural activities, Sports and recreational activities, etc.), sebagaimana yang dikemukakan
dalam “Rekomendasi Internasional untuk Statistik Pariwisata, 2008″ (the International
Recommendations for Tourism Statistics 2008).
Penjelasan UNWTO tersebut agaknya lebih mendekati definisi yang digunakan Pemerintah
DKI Jakarta sebagaimana tercantum dalam PERDA No.3/Th.1969 tersebut di atas.
Penjelasan lebih lanjut tentang industri, dikemukakan oleh S. Medlik – dalam Salah Wahab
“Tourism Management” – Tourism International Press - London, 1975:
Setiap produk, baik yang nyata maupun maya yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan
tertentu manusia, hendaknya dinilai sebagai produk industri. Jika sejemput kesatuan produk
hadir di antara berbagai perusahaan dan organisasi sedemikian sehingga memberi ciri pada
keseluruhan fungsi mereka serta menentukan tempatnya dalam kehidupan ekonomi,
hendaknya dinilai sebuah industri.
(Any product, whether tangible or intangible, that serves to gratify certain human needs,
should be considered an industrial product. If a bond of product unity exists between various
firms and organizations in a way that characterised their overall function and determines
their place in the economic life, they should be considered an industry).
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa produk “industri pariwisata” tidak akan tercipta tanpa
kehadiran wisatawan, baik wisnus maupun wisman.
SUMBER SUMBER PARIWISATA
1. 1. Sumber Daya Alam
Menurut Damanik & Weber ( 2006:2), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi
atraksi wisata alam adalah :
1) Keajaiban dan keindahan alam ( topografi )
2) Keajaiban flora
3) Keragaman fauna
4) Kehidupan satwa liar
5) Vegetasi alam
6) Ekosistem yang belum terjamah manusia
7) Rekreasi perairan ( danau,sungai,air terjun, pantai )
8) Lintas alam ( trekking, rafting,dll )
9) Objek megalitik
10) Suhu dan kelembaban udara yang nyaman
11) Curah hujan yang normal, dan sebagainya
Menurut Fennel (1999:68), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi sumber
daya pariwisata diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Lokasi Geografis
2) Iklim dan Cuaca
3) Topografi dan Landforms
4) Surface Materials
5) Air
6) Vegetasi
7) Fauna
1. 2. Sumber Daya Manusia
McIntosh,et al.( 1995:56-65)
Secara garis besar, karir yang dapat ditekuni di sector pariwisata adalah sebagai berikut :
1) Airlines (Maskapai Penerbangan ), merupakan salah satu industry perjalanan yang
menyerap dan menggunakan SDM dalam jumlah paling besar. Bagi masyarakat lokal,
Airlines menyediakan berbagai level pekerjaan, mulai dari level pemula sampai manager.
Contohnya :
Agen pemesanan tiket, awak pesawat, Pilot, Mekanik, Staff pemeliharaan, Penanganan
bagasi,Pelayanan makan dan minum di pesawat(catering),Marketing, Ahli Komputer,Staff
pelatihan, Dll.
2) Bus Companies, Memerlukan manager SDM, Agen tiket, Agen marketing, petugas
informasi,staff pelatihan,administrator, Akuntan, dsb.
3) Cruise Companiese, Peluang karir terbukan untuk posisi kantor perwakilan dan
penjualan,agen tiket, tenaga administrasi, peneliti pasar, direktur rekreasi,Akuntan, dsb.
4) Railroad, Diperlukan tenaga pelayanan penumpang, penjualan tiket, tenaga reservasi,
Masinis, Petugas pengatur lalu lintas kereta, Mekanik, Manager Regional Wilayah, dsb.
5) Rental Car Companies, Agen penjualan/reservasi, Agen penyewaan, Mekanik, Driver,
Administrator, Pelatihan, Manager Regional, dsb.
6) Hotel, Motel & Resort, Memerlukan tenaga General Manager,Resident
Manager,Controler, Akuntan, Management Trainee, Marketing Directur,Front Office
Manager, Housekeeper, Bell boy, Waiter/Waitress,Bartender, dsb.
7) Travel Agencies
8) Tour Companies
9) Food Service
10) Tourism Education
11) Tourism Research ( Tenaga analisis/riset pariwisata)
12) Travel Journalism
13) Recreation & Leisure
14) Attraction
15) Tourist Offices & Information Centre
16) Convention & Visitor Bureaus
17) Meeting Planners
18) Gaming
19) Other Opportunities
1. 3. Sumber Daya Budaya
Pariwisata budaya memberikan kesempatan kontak pribadi secara langsung dengan
masyarakat local dan kepada individu yang memiliki pengetahuan khusus tentang suatu objek
budaya. Tujuannya adalah memahami makna suatu budaya dibandingkan dengan sekedar
mendeskripsikan atau melihat daftar fakta yang ada mengenai suatu budaya.
Sumber daya budaya yang bisa dikembangkan menjadi Daya Tarik Wisata diantaranya
adalah sebagai berikut :
1) Bangunan bersejarah, situs, monumen, museum, galeri seni, situs budaya kuno, dsb.
2) Seni & patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan & seni, pusat
design, studio artis, industri film & penerbit, dsb.
3) Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah,teater jalanan, eksibisi foto, festifal,
dan event khusus lainnya
4) Peninggalan keagamaan ( Pura, candi, masjid)
5) Kegiatan dan cara hidup masyarakat local, system pendidikan sanggar, teknologi
tradisional, cara kerja dan system kehidupan setempat.
6) Perjalanan ( trekking ) ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi unik
( berkuda, dokar,cikar dsb )
7) Kuliner.
1. 4. Sumber Daya Pariwisata Minat Khusus
Jenis – jenis sumber daya pariwisata minat khusus yang bias dijadikan atraksi wisata dapat
diklasifikasikan sebagaimana dalam table berikut :
(Richardson dan Fluker,1994:71 )
No Klasifikasi Contoh
1 Active Adventure ( Petualangan Aktif ) Caving
Parachute Jumping
Trekking
Off- Road Adventure
Mountain Climbing
2 Nature and Wild Life Birdwatching
Ecotourism
Geology
National Parks
Rainforest
3 Affinity Artist’s Workshop
Senior Tour
Tour For The Handicapped
4 Romance Honeymoon
Island Vocation
Nightlife
Single tour
Spa/ Hot spring
5 Family Amusemen park
Camping
Shopping trips
Whalewatching
6 Soft Adventure Backpacking
Bicycle touring
Canoing/ Kayaking
Scuba diving/ Snorkelling
Walking tours
7 History/ Culture Agriculture
Art/ Architecture
Art Festival
Film/ Film history
8 Hobby Antique
Beer festifal
Craft tour
Gambling
Videography tour
9 Spiritual Pilgrimage/ Mytholigy
Religion/ Spiritual
Yiga and spiritual tours
10 Sports Basketball
Car racing
Olympic games
Soccer
JENIS – JENIS PARIWISATA
Jenis - jenis pariwisata
jenis-jenis pariwisata
Jenis-jenis pariwisata ini muncul dikarenakan di setiap daerah maupun suatu negara
umumnya dapat menyajikan berbagai atraksi wisata agar dapat menarik para wisatawan
untuk berkunjung kedaerah tersebut. Dari hal tersebut, maka terdapat beberapa jenis
pariwisata, antara lain:
a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)
Pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk
berlibur, untuk mendapatkan ketenangan di luar kota atau sebaliknya untuk menikmati
hiburan di kota besar. Jenis pariwisata ini menyangkut berbagai unsur yang sifatnya
berbeda. Hal ini disebabkan karena pengertian pleasure sendiri mempunyai kadar yang
berbeda, sesuai dengan karakter, cita rasa, latar belakang kehidupan serta sifat dari masing-
masing individu.
b. Pariwisata untuk rekreasi (recreationtourism)
Jenis pariwisata inidilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari libur untuk
beristirahat, melepaskan segala keletihan dan kelelahannya, dengan mengunjungi tempat-
tempat yang dianggap dapat menjamin tujuan rekreasi mereka, seperti tepi pantai atau
pegunungan, dengan tujuan untuk menemukan kenikmatan yang mereka perlukan.
c. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)
Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk
belajar di pusat riset, mempelajari adat istiadat, mengunjung monumen bersejarah, dll.
d. Pariwisata untuk olahraga (Sports tourism)
Jenis pariwisata ini dibagi menjadi dua:
1. Big Sports Events, yaitu peristiwa olahraga besar seperti Olimpiade, yang menarik
perhatian tidak hanya untuk olahragawan sendiri, tetapi juga ribuan penonton
2. Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang
ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri, seperti pendakian gunung, memancing, dll.
e. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (business tourism)
Banyak kontroversi yang muncul terkait jenis pariwisata ini. Beberapa ahli teori
beranggapan bahwa perjalanan untuk keperluan usaha tidak dapat dianggap sebagai
perjalanan wisata karena unsur voluntary atau sukarela tidak terlibat. Menurut para ahli,
perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya
dengan pekerjaan yang tidak memberikan pilihan bagi pelaku untuk menentukan daerah
tujuan atau waktu perjalanan.
f. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention tourism)
Banyaknya konvensi atau konferensi nasional maupun internasional membuat banyak
negara berusaha untuk menyiapkan dan mendirikan tempat atau membangun pusat-pusat
konferensi yang lengkap dan menggunakan teknologi mutakhir yang menjamin efisiensi
operasi konferensi. Hal ini dikarenakan mereka mulai menyadari besarnya potensi yang
dihasilkan dari jenis pariwisata ini, dimana ribuan peserta yang hadir dalam konferensi
tersebut terkadang tinggal untuk beberapa hari di negara penyelenggara.
JENIS PARIWISATA 2
Jenis dan macam pariwisata terwujud dalam bentuk antara lain :
(a). Menurut letak geografis , di mana kegiatan itu berlangsung
1. Pariwisata lokal (local tourism) yaitu jenis kepariwisataan yang ruang lingkupnya lebih
sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. Misal, kepariwisataan Bandung,
Kepariwisataan Denpasara dll.
2. Parwissata regional (regional tourism) yaitukegiatan pkepariwisataan yang dikembangkan
dalam suatu wilayah tertentu, dapat regional dalam lingkup nasional maupun internasional.
Misal, Kepariwisataan bali, Jakarta dll.
3. Pariwisata nasional (national tourism) yaitu jenis pariwisata yang dikembangkan dalam
wilayah suatu negara, dimana persertanya tidak hanya terdiri warganegaranya itu sendiri
melainkan dari manca negara atau orang asing yang datang ke negara tersebut. Misal,
kepariwisataan yang ada di daerang Indonesia.
4. Pariwisata regional-internasional yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu
wilayah internasional yang terbatas, tetapi melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga
negara dalam wilayah tersebut. Misal, kepariwisataan ASEAN.
5. Pariwisata internasional (international tourism) yaitu kegiatan kepariwisataan yang
terdapat atau dikembangkan di banyak negara di dunia.
(b). Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran
1. Pariwisata aktif (in bound tourism) yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan
gejala masuknya wisatawan asing ke suatu negara tertentu. Hal ini tentu akan mendapatkan
masukan devisa bagi negara yang dikunjungi dengan sendirinya akan memperkuat posisi
neraca pembayaran negara yang dikunjungi wisatawan.
2. Pariwisata pasif (out –going tourism) yairu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan
gejala keluarnya warga negara itu sendiri bepergian ke luar negeri sebagai wisatan. Karena
ditinjau dari segi pemasukan, negara asal wisatawan akan dirugikan, karena uangnnya akan
dibelanjakan di luar negeri.
(c). Menurut alasan/tujuan perjalan
1. Business tourism yaitu pariwisata dimana pengunjung datang untuk tujuan dinas, usaha
dagang yang berhubungan dengan pekerjaannya, kongres, seminar dan lain-lain.
2. Vacational tourism yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan
wisata terdiri dari orang0orang yang sedang berlibur, cuti dan lain-lain.
3. Educational tourism yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung atau orang yang melakukan
perjalanan bertujuan untuk belajar.
4. Familiarzation tourism yaitu perjalawnan yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut
atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaannya.
5. Scientific tourism yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah momperoleh
pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang ilmu pengetahuan.
6. Special mission tourism yaitu perjalanan wisata yang dilakukan dengan suatu maksud
khusus, misalnya misi kesenian dll.
7. Hunting tourism yaitu perjalanan yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan
binatang yang diijinnkann oleh penguasa setempat sebagai hiburan semata-mata.
(d). Menurut waktu berkunjung
1. Seasonal tourism yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada musim-musim
tertentu. Misalnua Summer tourist, Winter Tourist dll.
2. Occasional tourism yaitu kegiatan perjalanan wisatawan yang dihubungkan dengan
kejadian maupun even. Misalnya , Nyepi di Bali dll.
(e). Menurut objeknya
1. Cultural tourism yaitu jenis perjalanan pwisata yang motivasinya karena adanya daya tarik
dari seni atau budaya daerah.
2. Recuperational tourism yaitu perjalanan wisata yang motivasinya untuk menyembuhkan
penyakit. Misal, mandi lumpur dll.
3. Commercil tourism perjalanan wisata yang motivasinya untuk melakukan perjalanan yang
berkaitan dengan perdagangan nasional maupun internasional.
4. Sport tourism yaitu jenis perjalanan wisata yang motivasinya untukmelihat atau
menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu tempat tertentu.
5. Polotical Tourism yaitu jenisperjalanan wisata di mana motivasinya untuk melihat atau
menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan sutau negara.
Misalnya, menyaksikan peringatan kemerdekaan.
6. Social tourism yaitu jenis perjalanan wisata yang mana penyelenggaranya tidak
menekannkan untuk mencari keunntungan. Misalnya, picnik, study tour dll.
7. Religion tourism, yaitu perjalanan wisata yang motivasinya untuk menyaksikan atau
melihat upacara –upacara keagamaan, seperti haji umroh, upacara bali krama dll.
(f). Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan.
1. Individual tourism yaitu seeorang wisatawan atau satu keluarga yang melakukan
perjalanan wisata secara bersama.
2. Family group tourism yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan
keluarga yang masih mempunya hubungan kekerabatan satu sama lain.
3. Group tourism yaitu jenis perjalanan wisata dimana yang melakukan perjalanannya terdiri
dari banyak rang yang bergabung dalam satu rombongan yang biasa diorganisasi oleh
sekolah, organisasi atau tour operator/travel agent.
(g). Menurut alat pengankutan yang digunakan
1. Land tourism yaitu perjalanan yang menggunakan transportasi darat.
2. Sea tourism perjalanan yang menggunakan transportasi laut.
3. Air tourism perjalanan yang menggunakan transportasi udara.
(h). Menurut umur yang melakukan perjalanan.
1. Youth tourism yaitu jenis pariwisata yang dikembangkan bagi para remaja yang suka
melakukan perjalanan yang relatif murah.
2. Abdult tourism yaitu kegiatan pariwisata yang diikuti oleh orang-orang usia lanjut, dan
biasanya adalah pensiunan.
(i). Menurut jenis kelamin
1. Masculine tourism yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya hanya dilakukan oleh pria .
Misalnya, safari hunting adventure.
2. Feminime tourism yaitu jenis pariwisata yang hanya dilakukan oleh kaum wanita saja.
Misalnya , rombongan untuk menyaksikan demonstrai masak.
(j). Menurut harga dan tingkat sosial
1. Deluxe tourism yaitu perjalanan wisata yang menggunakan fasilitas standar mewah, baik
alat angkutan, hotel maupu atraksinya.
2. Middle class tourism yaitu jenis perjalananwisata yang diperuntukan bagi mereka yang
menginginkan fasilitas dengan harga yang tidak terlalu mahal, tetapi tidak terlalu jelek
pelayannanya.
3. Social tourism yaitu perjalanan wisata yang penyelenggaraannya dilakukan secara bersama
dengan biaya yang diperhitungkan semurah mungkin dengan fasilitas yang cukup memadai
dalam perjalanan.
DAFTAR PUSTAKA
Sarasanti, Anggun. (2012). Pengertian Pariwisata, [Online]. Tersedia:
http://anggunsarasanti.blogspot.com/2012/10/pengertian-pariwisata-softskill-anggun.html.
[17 September 2013]
Wikipedia. (2013). Pariwisata, [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata.
[17 September 2013]
Munavizt, Setzer. (2012). Manfaat Pariwista dari Berbagai Segi, [Online]. Tersedia:
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/04/manfaat-pariwisata-dari-berbagai-
segi.html. [17 September 2013]
Najmi, Nur. (2011). Dampak Positif dan Negatif Pariwisata, [Online]. Tersedia:
http://shesagitarius.blogspot.com/2011/11/dampak-positif-dan-negatif-pariwisata.html. [17
September 2011]
Rahayu, Sripanca. (2012). Aspek-aspek Ekonomi Pariwisata, [Online]. Tersedia:
http://sripancarahayu.blogspot.com/2012/12/aspek-aspek-ekonomi-pariwisata.html. [17
September 2013]
2
TUJUAN PARIWISATA:
a.Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui peningkatan pendapatan
dilakukandengan menetapkan kebijakan diskriminasi harga.
b.Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli yang
dapatmeningkatkan supernormal profit.
c.Akan tetapi dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan
kemampuanperusahaan dalam melakukan segmentasi pasar
RUPA BISNIS PARIWISATA
Pulau Bali sebagai obyek wisata sudah terkenal ke seluruh sudut dunia yang. Pulau kecil
yangmengetahui sebagai The Pulau Dewata yang berkembang antara daerah modernisasi dan
teknologi di mana adakeseimbangan antara tradisi dan modernisasi yang telah mendukung
satu sama lain untuk membuat berbagaikehidupan. Setiap tubuh mengenal Bali sebagai kota
pariwisata pembangunan di dunia yang sangat potensial untuk setiapbentuk us aha yang
terkait dengan harapan pariwisata. Be-sisi bisnis Perhotelan; seperti pengembangan
kelastinggi Hotel Luxury Villas, dan Restoran yang sudah mengalir dan berkembang di Bali
sebagai target bisnisutama.
1.Kesenian
Fasilitas dalam rumah ( koran, buku, TV, radio)
Fasilitas di luar rumah ( musik, teater, musium )
2. Tourism
Akomodasi ( hotel, camping, boat holiday )
Atraksi ( sejarah dan wisata taman )
Operator ( agen travel & operator perjalanan )
3. Olahraga
aktif ( di luar ruangan , di dalam ruangan )
Spectator ( di luar ruangan , di dalam ruangan )
4.Rekreasi
Makan
Minum
Shooping
Healt & Beauty
Bisnis Pariwisata SAP 2 | 2
POTENSI BISNIS PARIWISATA
Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis untuk mengembangkan ide-
idenya.Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha bisnis mengingat daerah ini sangat
ramai dikunjungi oleh paraturis baik domestik maupun turis-turis asing. Bisnis di Bali
terbilang akan subur, mengingat daerah wisata inicukup di kenal di mata dunia internasional.
Para turis asing yang memiliki kantong-kantong tebal adalahkonsumen empuk yang akan
menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi Anda masyaratak Bali tentunyacukup
mengetahui jenis usaha apa yang akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis. Namun bagi
Anda parainvestor asing yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, Anda harus
melakukan riset terlebih dahulu, jenisusaha apa yang akan diminati banyak
konsumen.Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah usaha, hal yang harus Anda
lakukan adalah melakukan surveymengenai kondisi sebuah daerah, bagaimana kebiasaan
masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan sertabagaimana aktivitas dan kondisi yang ada
di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu sajacukup menjanjikan apabila
kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata. Namundemikian, bisnis
di Bali tak hanya terikat pada aktivitas pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik
peluangbisnis di Bali dari aspek non pariwisata.Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang
cukup maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turisasing yang berkantong tebal.
Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang bisa Anda cobadiantaranya
1.Bisnis penginapan
Bisnis di Bali berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan cukup menjamur. Andaharus
mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda pada bisnis yang Anda kelola. Misalkan saja
padapenginapan Anda dilengkapi dengan berbagai tradisi dan budaya Indonesia lainnya dari
berbagai daerahsehingga membuat para turis asing tertarik untuk mengetahui Indonesia lebih
dalam.
2. Bisnis rumah makan muslim
Bisnis di Bali berupa usaha rumah makan muslim akan sangat dicari olehpara turis
domestik yang beragama Islam serta turis manca negara lainnya dari negara-negara Islam.
Parawisatawan yang taat beragama biasanya akan selektif mencari makanan yang halal bagi
mereka. Sikap inidapat Anda jadikan sebagai ide bisnis di Bali yang cukup potensial.
3. Bisnis layanan bahasa
Bisnis di Bali berupa layanan bahasa tentu saja sudah cukup marak dilakukanorang. Semua
orang mahir berbahasa Inggris, namun tak salah jika Anda pula yang menawarkan kursus
bahasaIndonesia singkat pada turis-turis asing
.4. Bisnis transportasi
Bisnis transportasi dan agen travel memang cukup potensial di kawasan wisata sepertiBali.
Bisnis di Bali yang satu ini memang termasuk pada bisnis pariwisata primer yang dicari
konsumen.
Bisnis Pariwisata SAP 2 | 3
BISNIS PARIWISATA DAN MANAJEMEN
Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi pergerakan roda ekonomi
nasional.Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan, souvenir,
transportasi darat, laut dan udara,sampai dunia perbankan pun turut terimbasi bisnis
pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya industripariwisata ini adalah terserapnya tenaga
kerja lokal. Singkatnya bisnis pariwisata cukup memberikan anginsegar bagi ekonomi
nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada penyediaan devisamelalui
pajak dalam negeri. Sampai saat ini lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal
daripenerimaan pajak. Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan bilamana sektor riil,
termasuk bisnispariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan jika sebagian besar roda
ekonomi nasional pun terkenadampaknya.Dalam bisnis anda bisa mencurahkan energi untuk
menjaring wisatawan domestic dan mancanegara,memberi diskon super murah tapi tetap
memelihara lingkungan, budaya, keramahan, pelayanan danmembangun sumber daya
manusia yang unggul, maka bukan saja pelanggan akan datang tapi juga tidak sabarmemberi
tahu teman mereka betapa bagusnya kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis
pariwisataIndonesiaDalam bisnis pariwisata, diperlukan manajemen yang baik. Unsur
keputusan yang cepat dan cerdasdalam inovasi manajemen sering berperan membantu
perusahaan mengembangkan keunggulan yang bertahanlama. Tampaknya tak ada faktor yang
mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin keberhasilanpersaingan jangka
panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi manajemen dengan teknik
dan keunggulannya masing-masing.Pelaku bisnis pariwisata di Indonesia harus melakukan
inovasi yang dapat bersaing dengan negara
– negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
PROSPEK BISNIS PARIWISATA
Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan
devisa dansecara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek
industri pariwisata Indonesiadiprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan
pada tahun 2010 akan mengalamipertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor
industri pariwisata nasional memberikan kontribusinasional bagi program pembangunan.
Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisalangsung sebesar
US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB dan menyerap 8% angkatan kerja
nasional(6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas, industri
pariwisata juga memiliki karakterunik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai
terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasansekitar pariwisata.
Bisnis Pariwisata SAP 2 | 4
Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan kawasan
wisata adalahmodel terbuka maka berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak
antara aktivitas kepariwisataandengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata. Kontak-
kontak ini tidak bisa dibatasi oleh kekuatanapapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana
pendukung yang memungkinkan mobilitas masyarakat.Kontak yang paling mungkin terjadi
adalah kontak antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atauwisatawan. Masyarakat
sekitar berperan sebagai penyedia jasa kebutuhan wisatawan. Kontak ini apabila terjadisecara
massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup dan budaya
masyarakatsetempat. misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat
sekitar kawasan CandiBorobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris
(bertani) bergeser menjadi masyarakatpedagang dan penjual jasa.Pariwisata dengan segala
aktivitasnya memang telah mampu memberikan pengaruh yang cukupsignifikan bagi
perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut
adanyaperhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk
mempertimbangkan kembali polapengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar
lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lainbagaimana membuat suatu kawasan
wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagaisubyek dalam
kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek. Faktor kemanusiaan dan
entitasbudaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan masyarakat tidak boleh
tercerabut dari akar budayanyahanya karena adanya penekanan segi komersial dari tourism.
3
Bisnis Pariwisata SAP 3 | 1
RMK 3 (SISTEM KEPARIWISATAAN)A. DEFINISI SISTEM KEPARIWISATAAN
1.Sistem kepariwisataan terdiri dari kata “sistem” dan “kepariwisataan”.
2.Sistem adalah suatu kesatuan yang yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersamauntuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Sistem juga merupakan
kesatuan bagian-bagianyang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta
memiliki item-item penggerak.
3.Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata.
4.Sistem kepariwisataan
adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang terdiri dari komponen atau elemenyang
berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
5.Elemen-elemen dalam sistem kepariwisataan terdiri dari objek kepariwisataan, atribut
kepariwisataan,hubungan internal, dan lingkungan.
6. Kepariwisataan memiliki tiga komponen:
-Asal, tempat tinggal wisatawan.
-Perjalanan, sarana untuk tiba di tempat tujuan dan kembali ke tempat asal.
-Tujuan, tempat kunjungan yang jauh dari asal.
1. Fungsi Sistem Kepariwisataan
Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, terutama di sektor
Pariwisata,termasuk didalamnya :
Pemetaan wilayah pariwisata (raw data)
Pembuatan peta tematik daerah wisata dan sebarannya berdasarkan jenis obyek wisata
(wisatapantai/laut, gunung/tebing, hutan/kebun atau wisata lainnya), lokasi obyek wisata, dan
lain-lain.
2. Pembuatan peta tematik sarana dan prasarana wisata meliputi hotel, restoran, tempat
ibadah, SPBU,tempat belanja, bank, dan lain-lain (site map wisata).
3.Menyediakan fungsi pengelolaan basis data pariwisata.
Menyediakan sistem informasi pariwisata, meliputi
Jenis dan deskripsi obyek wisata, letak daerahnya, transportasi menuju ke obyek tersebut,
programwisata, dan lain-lain.
4. Sarana dan prasarana wisata meliputi hotel, restoran, tempat ibadah, spbu, tempat belanja,
bank, danlain-lain.
Menyediakan sistem aplikasi kepariwisataan, meliputi
Administrasi pengunjung (tiket masuk, retribusi, statistik pengunjung, dll
Sistem layanan wisata (pemesanan tiket, koordinasi dengan biro perjalanan/biro wisata,
koordinasidengan sistem perhotelan, dsb)
Pembukuan, administrasi umum, keuangan dan akuntansi (untuk pengelolaan tiap obyek
wisatadaerah)
Bisnis Pariwisata SAP 3 | 2
B. DIMENSI WILAYAH DALAM SISTEM KEPARIWISATAAN
1.Dimensi wilayah adalah penjelasan mengenai suatu wilayah yang menjadi tujuan wisata
seperti wilayahperairan, daratan, pegunungan, dan sebagainya. Dimensi wilayah juga
menjelaskan mengenai garis-garisbatas suatu perairan atau pulau di suatu wilayah tujuan
pariwisata.
C. TERMINOLOGI KEPARIWISATAAN
Kata pariwisata atau tourism dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan
sering sekali diasosiasikan sebagairangkaian perjalanan (wisata, tours/traveling) seseorang
atau sekelompok orang (wisatawan, tourist/s) ke suatutempat untuk berlibur, menikmati
keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis, mengunjungi kawan ataukerabat dan
berbagai tujuan lainnya.
Organisasi pariwisata sedunia,World Tourism Organization(WTO),mendefinisikan
pariwisata(tourism) sebagai
”activities of person traveling to and staying in places outsidetheir usual environment for not
more than one consecutive year for leisure, business and other purposes”.
1.Kebudayaan
: keseluruhan yg kompleks, yang didalamya terkandung ilmu pengetahuan,
kepercayaan,keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta
kebiasaan yang didapat oleh manusiasebagai anggota masyarakat. (E.B. Taylor)
2.Pariwisata
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek
dandaya tarik wisata serta usaha yang terkait dibidang tersebut. (UU RI No. 09 Tahun 1990)
Kata kebudayaan dapat dipahami dalam tiga aspek, yaitu aspek material, perilaku dan ide.
Dalam bentuk material mencakup antara lain, peralatan hidup, arsitektur, pakaian, makanan
olahan, hasil-hasil teknologi danlain-lain. Dalam wujud perilaku mencakup kegiatan ritual
perkawinan, upacara-upacara keagamaan ataukematian, seni pertunjukan, keterampilan
membuat barang-barang kerajinan dan lain-lain. Dalam wujud ide
mencakup antara lain sistem keyakinan, pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma.
Motivasi orang melakukan perjalanan wisata:
-Mendapatkan kenikmatan dari waktu luang
-Memenuhi keingintahuannya di luar lingkungan sekitar
-Melihat budaya luar
-Melihat cagar budaya/objek wisata
-Menikmati pemandangan alam
-Kepentingan olahraga
-Kepentingan kesehatan
-Kepentingan keagamaan
-Mencari peluang kerja
Bisnis Pariwisata SAP 3 | 3
D. KLASIFIKASI KEPARIWISATAAN
McIntosh mengklasifikasikan motif-motif wisata yang dapat diduga menjadi empat (4)
kelompok,yaitu:
1.Motif Fisik
Motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah, seperti olahraga,
istirahat,kesehatan dan sebagainya;
2.Motif budaya
Yang harus diperhatikan disini adalah yang bersifat budaya seperti, sekedar untuk mengenal
atau memahami tata cara dan kebudayaan bangsa atau daerah lain:
kebiasaannya,kehidupannya sehari-hari, kebudayaannya yang berupa bangunan, musik, tarian
dan sebagainya;
3.Motif Interpersonal
Yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan keluarga, teman,tetangga, atau
sekedar dapat melihat tokoh-tokoh terkenal: penyanyi, penari, bintang film, tokohpolitik dan
sebagainya;
4.Motif status atau motif prestise
Banyak orang beranggapan bahwa orang yang pernahmengunjungi tempat lain itu dengan
sendirinya melebihi sesamanya yang tidak bepergian. Orang yangpernah bepergian ke
daerah-daerah lain dianggap atau merasa dengan sendirinya naik gengsinya ataustatusnya.
Dibawah ini tercantum sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisatanya yang sering
disebut-sebut sebagai berikut:
1.Motif Bersenang-senang atau Tamasya
Motif bersenang-senang atau tamasya, melahirkan tipewisata tamasya. Wisatawan tipe ini
ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya,mendengarkan dan menikmati apa saja
yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada satu sasaran yangsudah ditentukan dari rumah.
Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempatyang lain dengan
menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar
atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah dan sebagainya.
2.Motif RekreasI
Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi ialah kegiatan yang menyelenggarakankegiatan yang
menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohanimanusia. Kegiatan-
kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda, mendaki gunung), membaca,mengerjakan
hobi dan sebagainya; juga dapat diisi dengan perjalanan tamasya singkat untuk menikmati
keadaan di sekitar tempat menginap (Sightseeing).wisatawan tipe rekreasi
biasanyamenghabiskan waktunya di satu tempat saja, sedang wisatawan tamasya berpindah-
pindah tempat.
3.Motif Kebudayaan.
Dalam tipe wisata kebudayaan orang tidak hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk menyaksikan
dan menikmati atraksi, akan tetapi lebih dari itu. Ia mungkin datang untuk mempelajariatau
mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Seniman-seniman sering
mengadakanperjalanan wisata untuk memperkaya diri, menambah pengalaman dan
mempertajam kemampuanpenghayatannya. Dalam wisata budaya itu juga termasuk
kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus (special events) seperti upacara
keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor,pertunjukan rombongan kesenian yang
terkenal dan sebagainya.
4.Wisata Olahraga
Wisata olahraga ialah pariwisata di mana wisatawan mengadakan perjalananwisata karena
motif olahraga. Wisata olahraga ini merupakan bagian yang penting dalam
kegiatanpariwisata. Olahraga dewasa ini merata di kalangan rakyat dan tersebar di seluruh
dunia, denganbermacam-macam organisasi baik yang bersifat nasional maupun internasional.
Dalam hubungandengan olahraga, harus dibedakan antara pesta olahraga atau pertandingan
olahraga (sporting events).
5.Wisata Bisnis
Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis. Banyak hubungan terjadi antara orang-orang
bisnis. Ada kunjungan bisnis, ada pertemuan-pertemuan bisnis, ada pekan raya dagang
yangperlu dikunjungi dan sebagainya, ada yang besar, ada yang kecil. Semua peristiwa itu
mengundangkedatangan orang-orang bisnis, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Arus
wisatawan itu tidak hanya bertambah besar pada waktu peristiwa-peristiwa itu terjadi.
6.Wisata Konvensi
Banyak pertemuan-pertemuan nasional maupun internasional untuk membicarakan
bermacam-macam masalah: Kelaparan dunia, pelestarian hutan, pemberantasanpenyakit
tertentu, sekadar untuk pertemuan tahunan antara ahli-ahli di bidang tertentu, dan
sebagainya.Perjalanan wisata yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata konvensi.
7.Motif Spiritual
salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi,
bisnis, olahraga dan sebagainya, orang sudah mengadakan perjalanan untuk
berziarah(pariwisata ziarah) atau untuk keperluan keagamaan lain. Tempat-tempat ziarah di
Palestina, Roma,Mekkah dan Madinah merupakan tempat-tempat tujuan perjalanan
pariwisata yang penting.
8.Motif Interpersonal
orang dapat mengadakan perjalanan untuk bertemu dengan orang lain: orangdapat tertarik
oleh orang lain untuk mengadakan perjalanan wisata, atau dengan istilah
kepariwisataan:manusia pun dapat merupakan atraksi wisata.
9.Motif Kesehatan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat-tempat sumberair mineral (
spa) yang dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit. Atau wisatakesehatan
seperti yang sekarang sering dilakukan pasien Indonesia yang berobat ke Singapura,
Jepang,check up ke Amerika Serikat, dan sebagainya. Perjalanan pasien-pasien tersebut
adalah perjalananwisata kesehatan.
10.Wisata Sosial
(Social Tourism) Seperti motif wisata pada umumnya, motif wisata sosial ialahreakreasi,
bersenang-senang (pleasure tourism) atau sekadar mengisi waktu libur. Akan
tetapiperjalanannya dilaksanakan dengan bantuan pihak-pihak tertentu yang diberikan secara
sosial. Bantuanitu dapat berupa kendaraan, tempat penginapan seperti wisma peristirahatan
atau hotel, yang hanyamenarik sewa yang rendah sekali. Sebagai contohnya, wisata sosial
buruh suatu pabrik untuk mengisiwaktu liburan yang diberi subsidi oleh perusahaan, berupa
angkutan, makan, dan wisma peristirahatan.
4
Bisnis Pariwisata SAP 4 |
5
Selain keuntungan-keuntungan itu, pariwisata memberikan dampak yang merugikan
bagimasyarakat di antaranya sebagai berikut :
a.Bahaya Ketergantungan terhadap Industri pariwisata
Melihat banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dari sektor pariwisata namun beberapa
daerahtujuan wisata menjadi sangat tergantung dari kepariwisataan untuk kehidupannya. Hal
ini menjadikanwisatawan sangat rentan terhadap perubahan permintaan wisata.
b.Pengembalian Modal Lambat
Industri pariwisata adalah Industri dengan investasi yang besar dan pengembalian modal
yang lambat.Hal ini menyebabkan kesulitan bagi pengusaha pariwisata untuk mendapatkan
pinjaman untuk modal usaha.
c.Mendorong Timbulnya Biaya Eksternal Lain
Pengembangan pariwisata menyebabkan muncul biaya eksternal lain bagi penduduk di
daerah tujuanwisata, seperti biaya kebersihan lingkungan, biaya pemeliharaan lingkungan
yang rusak akibat aktivitas wisata,dan peluang lain.
D. MENGUKUR SUMBANGAN PARIWISATA
1. Foreign Exchange Earnings
Pengeluaran sektor pariwisata akan menyebabkan perekonomian masyarakatlocal
menggeliat dan menjadi stimulus berinvestasi dan menyebabkan sektor keuangan bertumbuh
seiringbertumbuhnya sektor ekonomi lainnya. bahwa pembangunan pariwisata dapat
meningkatkan pendapatan suatuNegara khususnya dari aktifitas perdagangan valuta asing.
2. Contributions To Government Revenue
Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintah dapatdiuraikan menjadi dua, yakni:
kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung berasal dari pajak pendapatan
yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan pelaku bisnis pariwisata pada kawasan wisata
yangditerima langsung oleh dinas pendapatan suatu destinasi.Sedangkan kontribusi tidak
langsung pariwisata terhadap pendapatan pemerintah berasal dari pajak ataubea cukai barang-
barang yang di import dan pajak yang dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung.bahwapariwisata
memang benar dapat meningkatkan pendapatan bagi pemerintah di mana pariwisata tersebut
dapatdikembangkan dengan baik.
3. Employment Generation
Pada beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata, terbuktibahwa sektor
pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja,
penciptaanusaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi, restoran, klub, taxi, dan
usaha kerajinan seni souvenir.pariwisata memegang peranan penting dalam penyerapan
tenaga kerja di hampir semua Negara yang mengembangkan pariwisata, walaupun harus
diakui sector pertanian “agriculture” masih lebih besar indeks penyerapannya dan berada di
atas indeks penyerapan tenaga kerja oleh sector pariwisata di hampir semuaNegara pada table
di atas.
4. Infrastructure Development
Berkembangnya sektor pariwisata juga dapat mendorong pemerintah lokaluntuk
menyediakan infrastruktur yang lebih baik, penyediaan air bersih, listrik, telekomunikasi,
transportasiumum dan fasilitas pendukung lainnya sebagai konsekuensi logis dan
kesemuanya itu dapat meningkatkankualitas hidup baik wisatawan dan juga masyarakat local
itu sendiri sebagai tuan rumah. Pembangunaninfrastruktur pariwisata dapa dilakukan secara
mandiri ataupun mengundang pihak swasta nasional bahkanpihak investor asing khususnya
untuk pembangunan yang berskala besar seperti pembangunan BandaraInternasional, dan
sebagainya. Perbaikan dan pembangunan insfrastruktur pariwisata tersebut juga
akandinikmati oleh penduduk local dalam menjalankan aktifitas bisnisnya, dalam konteks ini
masyarakat local akanmendapatkan pengaruh positif dari pembangunan pariwisata di
daerahnya.
5. Development of Local Economies
Pendapatan sektor pariwisata acapkali digunakan untuk mengukur nilaiekonomi pada suatu
kawasan wisata. Sementara ada beberapa pendapatan lokal sangat sulit untuk dihitungkarena
tidak semua pengeluaran wisatawan dapat diketahui dengan jelas seperti misalnya
penghasilan parapekerja informal seperti sopir taksi tidak resmi, pramuwisata tidak resmi,
dan lain sebagainya.
5
Bisnis Pariwisata SAP 5 | 1
RMK 5 (PERMINTAAN DALAM PARIWISATA)
A. SIFAT-SIFAT PERMINTAAN PARIWISATA
Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata
adalahsebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambahan terhadap barang dan jasa
sebagai satu kesatuanproduk yang nyata (real goods) ataupun yang berupa jasa
– jasa (service) yang dihasilkan melalui proses produksi. Yang dimaksud dengan “product”
dalam ilmu ekonomi, adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam
pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lainadalah
suatu barang (product) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna untuk memenuhi
kebutuhanmanusia.
Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor
utamadan faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.Harga
Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imas atau timbal
balik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan berkurang
begitu pulasebaliknya.
2.Pendapatan
Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerah tujuanwisata
sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan membuat
sebuahusaha pada Daerah Tujuan Wisata jika dianggap menguntungkan.
3.Sosial Budaya
Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apa yang adadi negara calon
wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi hal ini
akanmembuat sebuah keingintahuan dan penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola
pikirbudaya wisatawan.
4.Sosial dan Politik
Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah Tujuan Wisata dalamsituasi
aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengan kenyataan, maka
sospolakan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinya permintaan.
5.Intensitas Keluarga
Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata halini dapat
diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah
satukeluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itu
sendiri.
6.Harga Barang Substitusi
Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga termasuk dalam aspek
permintaan, dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti DTW
yangdijadikan cadangan dalam berwisata seperti: Bali sebagai tujuan wisata utama di
Indonesia, akibat suatudan lain hal Bali tidak dapat memberikan kemampuan dalam
memenuhi syarat-syarat Daerah TujuanWisata sehingga secara tidak langsung wisatawan
akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat sepertiMalaysia dan Singapura.
7.Harga Barang Komplementer
Merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lainbarang
komplementer adalah barang yang saling melengkapi, dimana apabi wisatalainnya
la dikaitkan denganpariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling
melengkapi dengan objek wisata lainnya.
Sedangkan Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor penting yang
menentukanpermintaan pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan antara lain,
jumlah penduduk (population size), kemampuan finansial masyarakat (financial means),
waktu senggang yang dimiliki (leisuretime), sistem transportasi, dan sistem pemasaran
pariwisata yang ada.
Sedangkan Gamal Suwanto (2004:48) berpendapat bahwa permintaan (demand) terhadap
hasilatau produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-
ekonomis
. Terjadinyakekacauan, peperangan atau bencana alam akan mengakibatkan permintaaan
berkurang. Sebaliknya bilamanamusim berlibur dengan kondisi normal, permintaan akan
meningkat, sehingga kadang terjadi kekurangan dalamsupply.
B. PERILAKU KONSUMEN DALAM PARIWISATA
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian,pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dankeinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusanpembelian. Konsumen adalah seseorang yang
menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memilikiinformasi atau pengetahuan
yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persiskualitas barang,
kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka
mampumemprediksi julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi. Berikut ini adalah
wujud dari konsumen.
1.Personal Consumer
Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2.Organizational Consumer
Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
dan menjalankan organisasi tersebut.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang harus dicermati
olehseorang pengusaha, antar lain :
1.faktor lingkungan yang melingkupi konsumen, baik lingkungan keluarga, pendidikan dan
lingkungansosial. Lingkungan adalah salah satu elemen yang mempunyai pengaruh besar
bagi perilaku konsumen.Hal ini karena terkait dengan kebiasaan bangsa Indonesia yang
dalam kehidupannya seringkali mengikutitren kelompok. Ketika ramai tren pakaian yang ketat, maka
semua orang akan berubah yang sama denganmayoritas.
2.perlunya pengusaha memperhatikan sumberdaya konsumen, seperti waktu luang yang
dimiliki,perhatian terhadap produk yang beredar serta kekuatan daya beli masyarakat sasaran
pasar. Faktor yang juga patut dijadikan pertimbangan adalah sikap dan gaya hidup dari
konsumen yang ingin ditujupengusaha dalam memproduksi barang dan jasa.
3.situasi psychologis yang melingkupi saat peluncuran produk dan jasa kepada costumer.
Disinilahpentingnya pengusaha untuk mampu mengelola informasi yang komprehensif
tentang perilaku konsumen beserta perubahan yang terjadi. Ini penting, jika costumer karena
kondisi psychologisnya, seringkaliberubah sikap dan perilakunya dalam mengkonsumsi suatu
produk dan jasa yang ditawarkan
4.Faktor lainnya yang juga harus mendapat perhatian pengusaha adalah pandangan agama
atasprodukdan jasa yang diluncurkan.
Di Indonesia yang terkenal agamis, penting memperhatikan ini,karena kalau dalam
pandangan agama terdapat kandungan yang dilarang dalam produk sudah pasti akanterjadi
penolakan besar-besaran di masyarakat.Gaya hidup adalah gambaran hidup seseorang yang
tercermin pada ekspresi di setiap aktivitas, hasratserta keingingan, dan pendapat-pendapat
yang tercetus daripadanya. Gaya hidup atau lifestyle juga berdampak pada setiap aspek
kehidupan manusia, nilai nilai hubungan sosial, kondisi ekonomi, bahkan juga
berdampak pada faktor-faktor lingkungan. Pada konteks pariwisata, gaya hidup juga
berhubungan dengan aktivitas, hobi, pendapat, yangmemainkan peranan penting pada
perilaku konsumen. Perilaku konsumen pariwisata dapat dikelompokkanmenjadi beberapa
tipologi sebagai dasar dari aspek sosilogi pengambilan keputusan oleh pelaku pariwisatauntuk
memilah konsumennya agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen.
Informasi tentang kebutuhan riil wisatawan sangat berhubungan dengan perilaku konsumen,
danmerupakan informasi penting bagi pengelola pariwisata dalam melakukan pengembangan
pariwisataagar sesuai dengan segmentasi wisatawan. Perilaku konsumen melekat pada
tipologi konsumenpariwisata, dan juga adalah gambaran dari gaya hidup wisatawan yang
berdampak pada aktivitaswisatawan pada daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.
C. TIPE-TIPE VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PARIWISATA1.
Aspek Penawaran Pariwisata
A.Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat aspek (4A) yang harus
diperhatikandalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :
a.Attraction(daya tarik)
Daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti memiliki
daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat danbudayanya.
b.Accesable(transportasi)
Accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegaradapat dengan mudah
dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.
c.Amenities(fasilitas)
Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agarwisatawan dapat
dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW.
d. Ancillary(kelembagaan)
Adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin seringmengunjungi dan mencari
DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakankeamanan, (protection of tourism)
dan terlindungi.
B.Menurut Smith, 1988 (dalam Pitana, 2005) mengklasifikasikan berbagai barang dan jasa
yang harusdisediakan oleh daerah tujuan wisata menjadi enam kelompok besar, yaitu:
a.Transportation
b.Travel services
c.Accommodation
d.Food service
e.Activities and attractions (recreation culture/entertainment)
f.Retail goods.
Inti dari kedua pernyataan di atas adalah aspek penawaran harus dapat menjelaskan :
a.Apa yang akan ditawarkan.
b.Apa saja atraksi yang ditawarkan.
c.Apa saja jenis transportasi yang dapat digunakan.
d.Fasilitas apa saja yang tersedia di daerah tujuan wisata.
e.Siapa saja yang bisa dihubungi sebagai perantara pembelian paket wisata yang akan dibeli.
2.Aspek Permintaan Pariwisata
A.Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utama dan faktor lain
yangmempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.Harga
Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau
timbalbalik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan
berkurangbegitu pula sebaliknya.b.
Pendapatan
Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerahtujuan wisata
sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawanmembuat sebuah
usaha pada Daerah Tujuan Wisata jika dianggap menguntungkan.c.
Sosial Budaya
Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apayang ada di
negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akantinggi hal ini
akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian pengetahuan sebagai khasanahkekayaan
pola pikir budaya wisatawan.d.
Sospol (Sosial Politik)
Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah TujuanWisata dalam situasi
aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengankenyataan, maka sospol
akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinyapermintaan.e.
Intensitas Keluarga
Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaanwisata hal ini dapat
diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur darisalah satu
keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata
itusendiri.f.
Harga barang substitusi
Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti jugatermasuk dalam aspek
permintaan, dimana barang-barang pengganti dimisalkan sebagaipengganti daerah tujuan
wisata yang dijadikan cadangan dalam berwisata, seperti: Bali sebagaitujuan wisata utama di
Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan
Bisnis Pariwisata SAP 5 | 5
kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat daerah tujuan wisata sehingga secara tidak
langsungwisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia dan
Singapura.g.
Harga barang komplementer
Harga barang komplementer merupakan sebuah barang yangsaling membantu atau dengan kata lain
barang komplementer adalah barang yang salingmelengkapi, dimana apabila dikaitkan
dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi
dengan objek wisata lainnya.
B.
Menurut Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor penting yang
menentukanpermintaan pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan antara lain :
a.
Jumlah penduduk
(population size)
b.
Kemampuan finansial masyarakat
(financial means)
c.
Waktu senggang yang dimiliki
(leisure time)
d.
Sistem transportasie.
Sistem pemasaran pariwisata yang ada
Dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata dapat diprediksi dari :
a.
Jumlah penduduk dari suatu negara asal wisatawan.b.
Pendapatan perkapita dari suatu negara asal wisata.c.
Lamanya waktu senggang yang dimiliki.Berhubungan dengan musim di suatu negara.d.
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi.e.
Sistem pemasaran yang berkembang.f.
Keamanan duniag.
Sosial dan politik serta aspek lain.Berhubungan dengan aspek fisik dan non fisik wisatawan.
D. BATASAN-BATASAN DALAM PARIWISATAHermann V. Schuralard (1910), yang
dimaksud kepariwisataan disini a
dalah sejumlah kegiatan,terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian yang secara
langsung berhubungan dengan masuknya,adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing
keluar masuk kota, daerah atau Negara.
E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai
berikut :"
Pariwisata dalam pengertian modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang
didasarkan ataskebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuhkan (cinta) terhadapkeindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh
bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelasmasyarakat manusia sebagai hasil dari
pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan sertapenyempurnaan dari pada alat-
alat pengangkutan".
Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih bersifat teknis sebagai berikut :
Keseluruhan dari pada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-
orang asing sertapenyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal
menetap dan tidak memperolehpenghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.
Bisnis Pariwisata SAP 5 | 6
Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada prinsipnya
kepariwisataanmencakup semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut
berhubungan dengan rekreasi danpertamasyaan. Ada beberapa faktor yang penting dalam
pemberian batasan suatu definisi pariwisata,yaitu:
1.
Perjalanan dilakukan sementara waktu2.
Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya3.
Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi4.
Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang
dikunjunginya dansemata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.
E. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG WISATAWAN UNTUK BERWISATA
Faktor-faktor pendorong untuk berwisata sangatlah penting untuk diketahui oleh siapapun
yangberkecimpung dalam industri pariwisata (Pitana, 2005). Dengan adanya faktor
pendorong, makaseseorang ingin melakukan perjalanan wisata, tetapi belum jelas mana
daerah yang akan dituju.Berbagai faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata
menurut Ryan, 1991 (dalam Pitana,2005), sebagai berikut:
1.
Escape
Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau kejenuhan
daripekerjaan sehari-hari.2.
Relaxatio
n
Keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi untuk
escape
diatas.3.
Pla
y
Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan, yang merupakan
kemunculankembali sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan
yang serius.4.
Strengthening family bond
Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks(
visiting, friends and relatives)
. Biasanya wisata ini dilakukan bersama-sama
(group tour)
5.
Prestige
Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gayahidup, yang
juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau s
ocial standing.
6.
Social interaction
Untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat, atau dengan masyarakatlokal yang
dikunjungi.7.
Romance
Keinginan bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau
untuk memenuhi kebutuhan seksual.8.
Educational opportunity
Keinginan melihat suatu yang baru, memperlajari orang lain dan/atau daerahlain atau
mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong dominan dalam pariwisata.9.
Self-fulfilment
Keinginan menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan padasaat kita
menemukan daerah atau orang yang baru.10.
Wish-fulfilment
Keinginan merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita-citakan, sampaimengorbankan diri
dalam bentuk penghematan, agar bisa melakukan perjalanan. Hal ini juga sangat jelasdalam
perjalanan wisata religius, sebagai bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam
diri.
1
4
Pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah suatu susunan organisasi,
baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi
danpemasaranproduk suatulayanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang
sedang bepergian(Kusudianto, 1996).Jadi dapat disimpulkan, industri pariwisata
adalah suatu kumpulan berbagai perusahaan yangberkecimpung dalam satu sektor,
yaitu sektor pariwisata, yang menawarkan produk sejenis dan/atausaling menunjang
satu sama lainnya kepada para wisatawan atau konsumen objek wisata.
Sumber
–
sumber Pariwisata
Modal atau sumber pariwisata dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: potensi alam,
potensikebudayaan, dan potensi manusia. Potensi-potensi tersebut dijelaskan dibawah
ini:a.
Potensi Alam, terdiri dari potensi fisik, flora dan fauna. Ketiga potensi alam tersebut
dapatmenjadi atraksi wisata yang berperan sama, tetapi salah satu atraksi dapat lebih
menonjol. Padaumumnya wisatawan lebih tertarik pada alam terbuka seperti
pegunungan, hutan dan pantai.b.
Potensi Kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya meliputi
kebudayaan tinggi,tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kegiatan yang hidup di
tengah-tengah masyarakat.c.
Potensi Manusia, yaitu kemampuan yang ada dalam diri manusia yang dapat
dimanfaatkan bagikepentingan pariwisata.
Jenis
–
jenis Pariwisata
Menurut Pendit (2002:38-43) jenis pariwisata dibagi menjadi 15, yaitu: wisata budaya,
wisatakesehatan, wisata olahraga, wisata komersial, wisata industri, wisata politik,
wisata konvensi, wisatasosial, wisata pertanian, wisata maritim, wisata cagar alam,
wisata buru, wisata pilgrim, wisatabulan madu, dan wisata petualangan. Jenis-jenis
pariwisata tersebut dijelaskan dibawah ini:a.
Wisata BudayaSuatu jenis pariwisata yang dilakukan atas dasar keinginan dengan
tujuan untuk memperluaspandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan
kunjungan atau peninjauan ke tempat lainatau ke luar negeri, mempelajari keadaan
rakyat setempat, kebiasaan dan adat istiadat mereka,cara hidup dan budaya serta
kesenian dari daerah tersebut.b.
Wisata KesehatanSuatu jenis pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan dengan tujuan
untuk menukar keadaandan lingkungan tempat sehari-hari, dimana ia tinggal demi
kepentingan beristirahat secara jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat
peristirahatan yang sesuai. Misalnya,mengunjungi tempat wisata kebun raya bedugul
guna memperoleh udara yang segar.
5
c.
Wisata OlahragaSuatu jenis pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan dengan tujuan
untuk berolahraga ataumemang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam
pesta olah raga di suatu tempat ataunegara, misalnya Asian Games, Olimpiade, dan
lain-lain.d.
Wisata KomersialSuatu jenis pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan dengan tujuan
untuk mengunjungipameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersil, seperti
pameran industri, pamerandagang dan sebagainya.e.
Wisata IndustriSuatu jenis pariwisata yang dilakukan oleh sekumpulan pelajar atau
mahasiswa dan orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian
dimana terdapat pabrik-pabrik dengan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau
penelitian.f.
Wisata Politik Suatu jenis pariwisata yang dilakukan untuk mengunjungi atau
mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik. Misalnya, peringatan
Hari Kemerdekaan suatu negara.g.
Wisata KonvensiSuatu jenis pariwisata ke suatu tempat yang semula disediakan oleh
pemerintah setempatsebagai fasilitas untuk melakukan sidang bagi peserta konferensi,
musyawarah, konvensi ataupertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun
internasional. Misalnya, Balai SidangSenayan di Jakarta.h.
Wisata SosialSuatu jenis pariwisata yang menawarkan suatu paket perjalanan yang
relatif lebih murah sertamudah untuk memberi kesempatan kepada golongan
masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan seperti misalnya bagi kaum
buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa,petani dan sebagainya.i.
Wisata PertanianSeperti halnya wisata industri, wisata pertanian adalah
pengorganisasian perjalanan yangdilakukan proyek
–
proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimanawisatawan
rombongan dapat mengadakan kunjunganan peninjauan untuk tujuan studi
maupunmelihat
–
lihat di sekitar areal pertanian. j.
Wisata Maritim (Marina) atau BahariSuatu jenis pariwisata yang dikaitkan dengan
kegiatan olahraga air, seperti memancing,berlayar, menyelam sambil melakukan
pemotretan, kompetisi berselancar dan lain-lain.
6
k.
Wisata Cagar AlamSuatu jenis pariwisata yang diselenggarakan oleh agen atau biro
perjalanan yangmengkhususkan usaha-usahanya dengan jalan mengatur wisata ke
tempat atau daerah cagaralam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan
sebagainya yang kelestariannya dilindungioleh undang-undang.l.
Wisata BuruSuatu jenis pariwisata yang banyak dilakukan di negeri-negeri yang
memiliki daerah atau hutantempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan
ditawarkan oleh berbagai agen atau biroperjalanan. Wisata buru ini diatur dalam
bentuk safari buru ke daerah hutan yang telahditetapkan pemerintah negara yang
bersangkutan.m.
Wisata Pilgrim
Suatu jenis pariwisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan
kepercayaanumat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan
oleh perorangan ataurombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang
besar atau pemimpin yangdiagungkan. Wisata pilgrim ini banyak dihubungkan dengan
niat atau hasrat sang wisatawanuntuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan
iman dan tidak jarang pula untuk tujuanmemperoleh berkah dan kekayaan
melimpah.n.
Wisata Bulan Madu
Suatu jenis pariwisata yang menyelenggarakan perjalanan bagi pasangan pengantin
baru, yangsedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi
kenikmatanperjalanan dan kunjungan mereka, seperti kamar pengantin di hotel
dengan dekorasi yangistimewa.o.
Wisata Petualangan
Suatu jenis pariwisata yang meyediakan kegiatan wisata yang menantang dan
memacuadrenalin, seperti masuk hutan belantara yang belum pernah dijelajahi dan
penuh denganbinatang buas, mendaki tebing teramat terjal, dan lain-lain.
9.
pelanggan, seperti dapat melakukan: advertensi (iklan), penjualan personal, publisitas
danpromosi penjualan.
e)
STRATEGI PENJUALAN
Penjualan adalah proses di mana penjual memastikan, mengantisipasi, dan
memuaskankebutuhan atau keinginan sang pembeli agar dapat dicapai manfaat, baik
bagi yang menjualmaupun bagi sang pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan
kedua belah pihak(Winardi,1991). Jadi, penjualan merupakan proses pertukaran
barang/jasa antara penjual dan pembeli,dengan alat tukar berupa uang dan orang yang
menjual sesuatu akan mendapatkan imbalanberupa uang.Adapun faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kegiatan penjualan adalah sebagai berikut.
-
Kondisi dan Kemampuan Penjualan Transaksi jual-beli pada prinsipnya melibatkan
duapihak, yakni penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua.
-
Kondisi Pasar Pasar yang dimaksud dalam hal ini yaitu sekelompok pembeli atau pihak
yang menjadi sasaran dalam penjualan.
-
Modal sangatlah diperlukan dalam kondisi/keadaan produk belum dikenal dan
lokasipembeli jauh dari tempat penjual.
-
Kondisi Organisasi Perusahaan
2.
ORGANISASI PARIWISATA REGIONAL
Ada 3 hal yang mempengaruhi efektivitas organisasi kepariwisataan daerah:
1.
Luasnnya distribusi kepariwisataan sedangkan di sisi lain tidak adannya
pemusatankordinasi untuk pengembangan, promosi.2.
Kebutuhan pertumbuhan dari pada pembangunan ekonomi daerah, dimana
pariwisatadiharapkan berkontribusi.3.
Pertumbuhan kunjungan wisatawan dan jumlah destinasi parwisata yang
dikunjungi.Di Indonesia umumnya dijumpai dua bentuk organisasi kepariwisataan
yaitu
government tourist office
, dan
private tourist office
.
Government tourist office
adalah organisasi kepariwisataan yang dibentuk olehpemerintah sebagai suatu bidang
yang diberi tanggung jawab mengenai pengembangan danpembinaan kepariwisataan
pada umumnya baik di tingkat asional, regional, maupun lokal.
Seperti di Indonesia misalnya, secara nasional kepariwisataan berada di bawah Kantor
WilayahDepartemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dan Dinas Pariwisata Daerah
Tingkat II.Organisasi
–
organisasi yang termasuk dalam Govermet Tourist Office adalah Direktorat
JendralPariwisata, Deparnas, Baparnas, Deparpostel, dan Diparda.
Private Tourist office
adalah organisasi kepariwisataan yang merupakan asosiasi darimacam
–
macam kelompok perusahaan industri pariwaisata yang fungi dan
kedudukannyamerupakan rekanan bagi
government tourist office.
Organisasi pariwisata yang termasuk
privatetourist office
adalah:
a.
ASITA (association of the Indonesian Tour & Travel Agencies)
ASITA adalah organisasi yang menjadi wadah bagi pengusaha perusahaan
perjalananIndonesia, dalam bahasa Indonesia bernama Asosiasi Perusahaan
Perjalanan Indonesia.Organisasi ini didirikan di Jakarta tahun 1971 dan memiliki
beberapa tujuan yaitu:
Berusaha memajukan dan melindungi kepentingan industri kepariwisataannasional
dan kepentingan para anggota.
Meningkatkan citra pariwisata Indonesia dengan memberikan kepuasan, rasaaman,
adanya kepastian perlindungan dan jaminan kepentingan tanpamengorbankan
kepentingan sesama anggota.
Mensukseskan program pembangunan nasional melalui sektor kepariwisataansesuai
dengan garis
–
garis besar haluan negara dan rencana pembangunannasional.
b.
PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman rekreasi Indonesia)
Perhimpunan Objek wisata Indonesia atau lebih sering dikenal dengan PUTRI
didirkantanggal 10 November 1977. Adapun maksud didrikan PUTRI ini adalah
sebagai wadahperjuangan kepentingan bersama dan mengabdi profesi dalam usaha
mengelola danpenegmbangan budaya serta lingkungan alam dan kesejahteraan
masyarakat. Ada beberapatujuan organisasi PUTRI yaitu:
Membina dan mengembangkan objek wisata dalam rangka mengembangkan
pariwisatanusantara dan mancanegara.
Menanamkan dan memupuk rasa cinta tanah air melalui penyaajian objek wisata
dalamusaha ikut berperan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Membina dan meningkatkan kemampuan mengelola objek
–
objek wisata dalam rangkameningkatkan pelayanan.
c.
HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia)
HPI adalah organisasi profesional non politik dan mandiri yang merupakan
wadahpersatuan dan kesatuan pribadi yang profesinya adalah pramuwisata. HPI
bertugas secara aktif menggalakkan dan melaksanakan pembangunan pariwisata
secara teratur, tertib danberkesinambungan,meumpuk dan menigkatkan semangat
serta kesadaran nasional sebagaiwarganegara RI serta memiliki tanggungjawab
asosiasi terhadap lingkungan dan menigkatkankerjasama.
d.
PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indoensia)
Kegiatan organisasi ini adalah membantu para anggota dengan cara
memberikanperlindungan, masukan, bimbingan dan konsultasi serta pendidikan untuk
meningkatkan mutuhotel/akomodasi, restoran, dan jasa boga sesama anggota
mengkoordinasikan dan meningkatkankerjasama antar anggota dan organisasi lain di
bidang kepariwisataan baik di dalam maupun diluar negeri, melakukan kegiatan
penelitian perencanaan dan penegmbangan, melakukan promosiuntuk meningkatkan
kepariwisataan dalam dan luar negeri.
REFERENSI
Wardana. 2005. Slide Ajar Bisnis PariwisataAdm. 2009.
Strategi Pemasaran (Matketing strategy)
. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/strategi-pemasaran-marketing-strategy.html.
(Diakses tanggal31 Juli 2012)Made Bayu. 2010.
Organisasi Kepariwisataan.
http://madebayu.blogspot.com/2010/02/organisasi-kepariwisataan.html. (Diakses
tanggal31 Juli 2012)Moryaritonang. 2011. Definisi Pemasaran Jasa: Bauran Pemasaran
Jasa.http://moryaritonang.wordpress.com/2011/01/16/definisi-pemasaran-jasa-bauran-
pemasaran-jasa/. (Diakses tanggal 31 Juli 2012)
10.
Faktor Penentu Kelayakan
Kelayakan Teknologi dan SistemPenilaian ini didasarkan pada desain garis besar
persyaratan sistem dalam hal input,proses, output, fields, program, dan prosedur. Hal
ini dapat diukur dalam hal volume data, tren,frekuensi update, dan lain-lain untuk
memperkirakan apakah sistem baru akan melakukan cukupatau tidak. Kelayakan
teknologi dilakukan untuk menentukan apakah perusahaan memilikikemampuan,
dalam hal software, hardware, personil dan keahlian, untuk menanganipenyelesaian
proyek
Kelayakan EkonomiAnalisis ekonomi adalah metode yang paling sering digunakan
untuk mengevaluasiefektivitas sistem baru. Analisis biaya manfaat, digunakan untuk
menentukan manfaat danpenghematan yang diharapkan dari sistem dan
membandingkannya dengan biaya. Jika imbalanlebih besar daripada biaya, maka
keputusan dibuat untuk merancang dan mengimplementasikansistem. Seorang
pengusaha yang akurat harus mempertimbangkan biaya dan manfaat
sebelummengambil tindakan.
Kelayakan HukumMenentukan apakah sistem yang diusulkan konflik dengan
persyaratan hukum, misalnyasistem pengolahan data harus sesuai dengan
perlindungan data lokal.
Kelayakan OperasionalAdalah ukuran dari seberapa baik sistem yang diusulkan
memecahkan masalah, danmengambil keuntungan dari kesempatan yang diidentifikasi
selama definisi ruang lingkup danbagaimana memenuhi persyaratan yang diidentifikasi
dalam tahap analisis kebutuhanpengembangan sistem.
Kelayakan JadwalSebuah proyek akan gagal jika penyelesaiannya memerlukan waktu
yang terlalu lama.Biasanya ini berarti memperkirakan berapa lama sistem akan dibuat
dan dikembangkan, dandapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, yang dapat
diukur dengan menggunakanbeberapa metode seperti
payback period.
Kelayakan jadwal adalah ukuran dari seberapa wajar jadwal proyek.
Faktor Penentu Lainnya
Kelayakan Pasar dan
Real Estate
Studi Kelayakan Pasar biasanya melibatkan pengujian lokasi geografis untuk proyek
pengembangan
real estate,
dan biasanya melibatkan bidang tanah
real estate.
Pengembang
sering melakukan penelitian pasar untuk menentukan lokasi terbaik dalam yurisdiksi,
dan untuk menguji alternatif menggunakan tanah untuk paket yang diberikan.
Yurisdiksi seringmembutuhkan pengembang untuk menyelesaikan studi kelayakan
sebelum mereka akanmenyetujui permohonan izin untuk ritel, kantor komersial,
industri, manufaktur, perumahan, ataudicampur-gunakan proyek. Kelayakan Pasar
memperhitungkan pentingnya bisnis di area yangdipilih.
Kelayakan Sumber DayaHal ini melibatkan pertanyaan seperti berapa banyak waktu
yang tersedia untuk membangun sistem baru, bila dapat dibangun, apakah itu
mengganggu operasi bisnis normal, jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan,
dependensi, dan lain-lain. Kontinjensi danrencana mitigasi juga harus dinyatakan di
sini .
Kelayakan BudayaPada tahap ini, alternatif proyek yang dievaluasi dampaknya
terhadap budaya lokal danumum.Misalnya, faktor lingkungan perlu dipertimbangkan
dan faktor-faktor ini harusdikenal.budaya perusahaan yang lebih lanjut sendiri dapat
berbenturan dengan hasil proyek.
Tipe Pembangunan Pariwisata
Di Indonesia atau di beberapa negara lain biasa dikenal dua tipe pembangunan
pariwisataberdasarkan pada pola, proses dan tipe pengelolaannya, yaitu: tipe tertutup (
enclave
) atauterstruktur dan tipe kedua yaitu tipe terbuka (
spontaneous
) atau tidak terstruktur. Kedua tipe inipada umumnya mempunyai perbedaan yang
jelas dalam karakteristiknya, terutama pada pola,proses dan tipe pengelolaannya.Tipe
tertutup atau terstruktur pada dasarnya ditandai oleh karakteristik sebagai berikut:
Pada umumnya kawasan ini dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk
kawasantersebut. Tipe ini memang tidak didesain untuk tujuan utama pada
keuntungan penduduk lokal. Tipe kawasan ini akan mempunyai kelebihan kekuatan
kesan yang ditumbuhkansehingga mampu menembus pasar internasional.
Lokasi biasanya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak
negatif yang ditimbulkan mudah untuk dimonitor atau dikontrol. Karena itu, pengaruh
sosialbudaya yang ditimbulkan dari pariwisata terhadap penduduk lokal dapat
terdeteksi sejak dini.
Lahan pada umumnya terbatas, sehingga kawasan pariwisata biasanya tidak terlalu
besar,sehingga masih berada pada tingkat kemampuan perencanaan yang integratif
danterkoordinir, dan akan mampu menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-
dana
secara internasional. Hal ini akan berfungsi sebagai struktur utama
dalammengembangkan fasilitas yang berkualitas tinggi pada umumnya diperuntukkan
bagikalangan internasional golongan menengah ke atas. Tipe ini tentunya akan
membawa
iklim “harga tinggi” dengan harga
-harga yang ditawarkan di dalam kawasan ini tidak akan terjangkau oleh penduduk
lokal.Tipe terbuka atau tidak terstruktur yang bersifat spontan pada umumnya
ditandai dengankarakteristik sebagai berikut:
Tumbuh menyatu dengan struktur kehidupan baik ruang maupun pola masyarakat
lokal.
Distribusi pendapatan yang diperoleh dari wisatawan bisa secara langsung dinikmati
olehpenduduk lokal.
Dampak perkembangan pariwisata terutama dampak negatifnya menjalar dan
menyatudengan cepat ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dimonitor.
REFERENSI
Wardana. 2005. Slide Ajar Bisnis PariwisataGuntur Tri Hariyanto. 2010.
Prinsip Investasi dan Strategi Barbell.
http://gunturhariyanto.blogspot.com/2010/06/prinsip-investasi-dan-strategi-
barbell.html
(diakses tanggal 2 Agustus 2012)
Ari. 2010.
Pendanaan dan Investasi Pariwisata.
http://zetzu.blogspot.com/2010/08/pendanaan-dan-investasi-pariwisata.html
(diakses tanggal 2 Agustus 2012)