BIRRUL_WALIDAIN

6
BIRRUL WALIDAIN Ust. Drs. Muhammad Sa’id Birrul Walidain merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia. Wajibatul walid (kewajiban orang tua) ialah orang tua berkewajiban mempersiapkan anak-anaknya agar berbakti kepadanya. Sabda Rasulullah “Allah merahmati orang tua yang menolong anaknya untuk bisa berbakti kepadanya”. Keutamaan-keutaman dari Birrul Walidain 1. Ahabul ‘amali illalahi ta’ala (amal yang paling dicintai disisi Allah SWT) Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Mas’ud ra “Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi Allah?” Rasulullah bersabda “ Shalat tepat pada waktunya”. Kemudian aku tanya lagi “Apa lagi selain itu?” bersabda Rasulullah “Berbakti kepada kedua orang tua” Aku tanya lagi “ Apa lagi ?”. Jawab Rasulullah “ Jihad dijalan Allah”. Ini berarti diantara 2 amal yang paling dicintai Shalat tepat waktu dan jihad fisabilillah tidak berarti jika durhaka kepada orang tua. Ini dikisahkan bahwa Rasulullah pernah menolak salah seorang sahabat untuk berjihad dijalan Allah karena belum mendapat ridha orang tua. Akhirnya Rasulullah memperintahkan sahabat tsb untuk segera pulang memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya. 2. Laisajaza an min waladin ila walidih (Bakti kepada orang tua bukanlah merupakan suatu balas budi) Seseorang anak tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tua. Sebagaimana dalam hadist “Tidak akan dapat membalas seorang anak kepada orang tuanya melainkan anak itu mendapatkan orang tuanya sebagai hamba sahaya lalu dia membelinya kemudian memerdekakannya”. Birrul Wallidain 1

Transcript of BIRRUL_WALIDAIN

Page 1: BIRRUL_WALIDAIN

BIRRUL WALIDAINUst. Drs. Muhammad Sa’id

Birrul Walidain

merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada kedua orang

tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai

fitrah manusia. Wajibatul walid (kewajiban orang tua) ialah orang tua berkewajiban mempersiapkan

anak-anaknya agar berbakti kepadanya. Sabda Rasulullah “Allah merahmati orang tua yang

menolong anaknya untuk bisa berbakti kepadanya”.

Keutamaan-keutaman dari Birrul Walidain

1. Ahabul ‘amali illalahi ta’ala (amal yang paling dicintai disisi Allah SWT)

Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Mas’ud ra

“Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi Allah?” Rasulullah

bersabda “ Shalat tepat pada waktunya”. Kemudian aku tanya lagi “Apa lagi selain itu?” bersabda

Rasulullah “Berbakti kepada kedua orang tua” Aku tanya lagi “ Apa lagi ?”. Jawab Rasulullah “

Jihad dijalan Allah”. Ini berarti diantara 2 amal yang paling dicintai Shalat tepat waktu dan jihad

fisabilillah tidak berarti jika durhaka kepada orang tua. Ini dikisahkan bahwa Rasulullah pernah

menolak salah seorang sahabat untuk berjihad dijalan Allah karena belum mendapat ridha orang

tua. Akhirnya Rasulullah memperintahkan sahabat tsb untuk segera pulang memperbaiki

hubungan dengan kedua orang tuanya.

2. Laisajaza an min waladin ila walidih (Bakti kepada orang tua bukanlah merupakan suatu

balas budi)

Seseorang anak tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tua. Sebagaimana dalam

hadist “Tidak akan dapat membalas seorang anak kepada orang tuanya melainkan anak itu

mendapatkan orang tuanya sebagai hamba sahaya lalu dia membelinya kemudian

memerdekakannya”.

3. Al ummu hiya ahaqu suhbah (perioritas untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat dari

kedua orang tua ialah ibu)

Dikisahkan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah “Siapakah yang lebih berhak

diantara manusia yang paling harus aku perlakukan secara baik?” menjawab Rasulullah “Ibumu”

Bertanyalah lagi sahabat tsb “Siapalagi Ya Rasulullah?” Menjawab Rasulullah “Ibumu”

Bertanyalah lagi sahabat tsb “Siapalagi Ya Rasulullah?” Jawab Rasulullah “Ibumu” Bertanyalah

lagi sahabat tsb “Siapalagi Ya Rasulullah?” Barulah Rasulullah menjawab “Bapakmu”. Dalam Qs.

31:14 Allah memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya,

terutama pada ibunya yang telah mengandung dan menyusuinya.

Birrul Wallidain 1

Page 2: BIRRUL_WALIDAIN

4. Makruman bi ibadatillah (Berbakti kepada orang tua dibarengi dengan ibadah kepada Allah

SWT)

Qs. Al Israa’ ayat 23 Allah memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya dan berbuat baik

kepada kedua orang tua melarang perkataan “ah” dan membentak kepada keduanya dan

mengucapkan perkataan yang mulia. Ayat ini mengartikan bahwa berbakti kepada orang tua sama

wajibnya dengan ibadah kepada Allah SWT.

Unsur-unsur Birrul Walidain

Seorang anak ketika ingin berbakti kepada kedua orang tuanya harus bersikap

atau berakhlak yang terkait dengan unsur-unsur Birrul Walidain . Jika unsur-unsur tsb tidak

terpenuhi maka hukukul walidain (durhaka kepada orang tua). Unsur-unsur Birrul Walidain yaitu:

1. Al muhaqodhotu alal kaul

Seorang anak hendaknnya menjaga dan memelihara ucapannya dihadapan orang tua,

terlebih bagi mereka yang sudah berusia lanjut jangan sampai perkataan atau perbuatannya

menyinggung perasaan mereka, sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Qs.17 : 23.

2. Khofdul Jannah

Sikap bahasa tubuh seorang anak tidak boleh membusungkan dada terhadap orang tua

melainkan merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan mendoakan

mereka agar keduanya dikasihi Allah sebagaiman mereka mengasihinya waktu kecil. Hal ini

diperintahkan Allah SWT dalam Surat Al Israa’ ayat 24.

3. Attoah Almushahabah

Akhlaq seorang anak yang taat dan kedekatan serta keakraban terhadap orang tua.

Walaupun mungkin ketidaktaatan seorang anak kepada orang tua karena permasalahan yang

sangat syar’i (prinsip) tetapi sikap mushahabah (keakraban) tetap harus dilakukan karena itu

merupakan hak orang tua, Allah menjelaskannya dalam Qs. 31:15.

4. Sabatulbirri ba’da wafatihima

Tetap berkewajiban berbakti kepada orang tua setelah kedua meninggal dunia. Dalam

surat An Anjm ayat 39-41 bahwa Allah SWT memberikan kesempatan kepada orang tua yang

meninggal dunia masih memiliki simpanan amal kebaikan yang dapat diperoleh dari anak-anak

Birrul Wallidain 2

Page 3: BIRRUL_WALIDAIN

yang sholeh dan sholeha. Dalam suatu hadist dikisahkan bahwa suatu ketika datang seseorang

menghadap Rasulullah SAW kemudian berkata “Ya Rasulullah apakah masih ada kesempatan

untuk berbakti aku kepada orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia?” Rasulullah dengan

tegas menjawab “Ya, masih ada”. Ada 5 hal yang harus dijalankan setelah kepada seorang anak

agar berbakti kepada orang tua yang telah meninggal :

a. Asshalatu ‘alaihima (berdo’a untuk keduanya)

b. Wal isthigfaru lahuma (memohonkan ampun keduanya)

c. Wainfadzu ahdihima (melaksanakan janji-janjinya)

d. Waiqramu shadiqihima (memuliakan teman-teman keduanya)

e. Wasilaturrahimmisilati latu shallu illa bihima (silaturrahmi kepada orang-orang yang

tidak ada hubungan silaturahmi kecuali melalui wasilah kedua orang tua)

Kisah-kisah Para Nabi & sahabat Rasulullah SAW dalam mempraktekan

Birrul Walidain

Kisah Nabi Ibrahim As

Nabi Ibrahim As mempunyai ayah yang bernama Azar yang aqidah-nya berseberangan

dengan Nabi Ibrahim As tetapi tetap menunjukan birrul walidain yang dilakukan seorang anak

kepada bapaknya. Dalam menegur ayahnya beliau menggunakan kata-kata yang mulia dan ketika

mengajak ayahnya agar kejalan yang lurus dengan kata-kata yang lembut sebagaimana

dikisahkan Allah pada Qs. 19 : 41-45.

Kisah Rasulullah SAW

Rasulullah SAW yang telah ditinggal ayahnya Abdullah karena meninggal dunia saat

Rasulullah masih dalam kandungan ibunya Aminah. Dalam pendidikan birrul walidain ibunya

mengajak Rasulullah ketika berusia 6 tahun untuk berziarah kemakam ayahnya dengan perjalanan

yang cukup jauh. Dalam perjalanan pulang ibunda beliau jatuh sakit tepatnya didaerah Abwa

hingga akhirnya meninggal dunia. Setelah itu Rasulullah diasuh oleh pamannya Abdul Thalib,

beliau menunjukan sikap yang mulia kepada pamannya walaupun aqidah pamannya berbeda

dengan Rasulullah. Dan Rasulullah berbakti pula kepada bibinya yang bernama Sofiah binti Abdil

Mutthalib.

Kisah Abu Bakar As Siddiq ra

Abu Bakar As Siddiq ra adalah sahabat Rasulullah SAW yang patut ditauladani dalam

berbaktinya terhadap orang tua. Disaat orang tuanya telah memasuki usia yang sangat udzur,

bukan hanya perkataan yang lemah lembut lagi mulia dan sikap yang baik melainkan juga beliau

dapat mengajak bapaknya yakni Abu Khuwafah untuk beribadah kepada Allah SWT dan mengakui

Islam sebagai pedoman hidupnya dan hal ini dinanti oleh Abu Bakar dengan cukup lama. Allah

Birrul Wallidain 3

Page 4: BIRRUL_WALIDAIN

berfirman dalam QS 14 : 40 – 41 ayat yang do’a agar anak, cucu dan seluruh anggota keluarganya

menjadi orang-orang yang muqiimas shalat (mendirikan shalat) dan diampuni dosa-dosanya. Ayat

ini merupakan suatu kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada kelurga Abu Bakar As Siddiq ra.

Kisah Sa’ad Bin Abi Waqas ra

Sa’ad bin Abi Waqas ra menerapkan bagaiman konteks Birrul Walidain mempertahankan

keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Saat ibunya mengetahui bahwa Sa’ad memeluk

agama Islam, ibunya mempengaruhi dia agar keluar dari Islam sedangkan Sa’ad terkenal sebagai

anak muda yang sangat berbakti kepada orang tuanya. Ibunya sampai mengancam kalau Sa’ad

tidak keluar dari Islam maka ia tidak akan makan dan minum sampai mati. Dengan kata-kata yang

lembut Sa’ad merayu ibunya “ Jangan Kau lakukan hal itu wahai Ibunda, tetapi saya tidak akan

meninggalkan agama ini walau apapun gantinya atau resikonya”. Tidak bosan-bosannya Sa’ad

menjenguk ibunya dan tetap berbuat baik kepadanya serta menegaskan hal yang sama dengan

lemah lembut sampai suatu ketika ibunya menyerah dan menghentikan mogok makannya. Kisah

ini juga merupakan asbabun nujul turunnya ayat Qs 31 : 15.

Ketika seorang anak berbakti kepada orang tua merupakan suatu bakti yang tidak hanya

sekedar didunia tetapi juga di yaumil akhir.

Birrul Wallidain 4

Page 5: BIRRUL_WALIDAIN

Birrul Wallidain 5