biostatistik

40
19 BAB I BIOSTATISTIK KEPERAWATAN A. Pengertian statistik dalam kesehatan Secara etimologi, statistic berasal dari bahasa romawi states, yang berarti negara, negarawan. Diartikan demikian karena statistic pada waktu itu banyak digunakan untuk urusan negara, seperti biaya pajak dan jumlah penduuduk. Sehingga muncullah berbagai jenis statistic, misalnya : statistic penduduk, statistic kelahiran dan statistic pendidikan. Penggunaan statistic saat ini hanyalah sebagai pendukung pada keseluruhan aktifitas kenegaraan. Pada perkembangannya, statistic merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Di Indonesia ada badan yang mengurusi statistic negara yaitu biro pusat statistic (BPS). Statistic merupakan ilmu yang mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan data serta sifat – sifat data. Adapun kegiatan statistic adalah pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, menganalisa data, penarikan kesimpulan, serta pembuatan keputusan yang didasarkan atas data yang diperoleh. Data diperoleh dari fakta, pengertian fakta adalah kejadian yang benar – benar terjadi atau bekas – bekasnya ada. Kegunaan data adalah memberikan informasi kepada yang membutuhkan. Informasi inilah yang memberikan perubahan kepada manusia.

Transcript of biostatistik

Page 1: biostatistik

19

BAB I

BIOSTATISTIK KEPERAWATAN

A. Pengertian statistik dalam kesehatan

Secara etimologi, statistic berasal dari bahasa romawi states, yang berarti negara,

negarawan. Diartikan demikian karena statistic pada waktu itu banyak digunakan untuk

urusan negara, seperti biaya pajak dan jumlah penduuduk. Sehingga muncullah berbagai

jenis statistic, misalnya : statistic penduduk, statistic kelahiran dan statistic pendidikan.

Penggunaan statistic saat ini hanyalah sebagai pendukung pada keseluruhan aktifitas

kenegaraan.

Pada perkembangannya, statistic merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Di

Indonesia ada badan yang mengurusi statistic negara yaitu biro pusat statistic (BPS).

Statistic merupakan ilmu yang mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan data

serta sifat – sifat data. Adapun kegiatan statistic adalah pengumpulan data, pengolahan

data, penyajian data, menganalisa data, penarikan kesimpulan, serta pembuatan

keputusan yang didasarkan atas data yang diperoleh. Data diperoleh dari fakta,

pengertian fakta adalah kejadian yang benar – benar terjadi atau bekas – bekasnya ada.

Kegunaan data adalah memberikan informasi kepada yang membutuhkan. Informasi

inilah yang memberikan perubahan kepada manusia.

Secara umum, arti statistic dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu arti statistic

secara sempit adan arti statistic secara luas. Arti statistic secara sempit merupakan data

ringkasan berbentuk angka. Sedangkan dalam arti luas statistic merupakan ilmu yang

mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data termasuk cara

pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsure ketidakpastian berdasarkan

konsep probabilitas.

Statistic merupakan pengetahuan yang membahas tentang cara pengumpulan data,

pengolahan data, analisis suatu data, penyajian data seta penarikan kesimpulan dari

kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat. Jadi, statistic

adalah ilmu yang mempelajari pengumpulan, pengolahan, penyajian, penganalisasian

data, serta penarikan kesimpulan.

Page 2: biostatistik

19

Langkah – langkah ini merupakan langkah yang berurutan atau berkesinambungan dan

tidak dapat ditukar balik. Sesuatu dikatakan statistic apabila :

1. Merupakan agregat. Agregat adalah kumpulan fakta – fakta yang diperoleh dari

objek yang kita amati. Cara memperoleh agregat adalah dengan mengamati satu

objek atau sekelompok objek berulang – ulang.

2. Diperoleh dengan cara menghitung atau mengukur. Perdeaan menghitung dan

mengukur adalah menghitung diperoleh dengan cara menghitung, tidak ada alat

ukurnya, bentuk angkanya bulat dan tidak ada satuannya. Sedangkan mengukur

diperoleh dengan mengukur, ada alat ukurnya, bentuk angkanya decimal dan ada

satuannya.

3. Mempunyai variabilitas

B. Ruang lingkup statistik

Ruang lingkup dari statistic meliputi statistic deskriptif dan statistic inferensial.

1. Statistic deskriptif bertujuan menggambarkan suatu cirri penduduk, masyarakat,

organisasi pada situasi tertentu dan berdasarkan data yang diperoleh. Penggunan

statistic deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu yang spesifik saja dan

tidak memikirkan mengenai implikasi atau kesimpulan yang mewakili sesuatu yang

besar dan umum. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa statistic deskriptif

merupakan :

a. Peringkasan, pengklasifikasian, dan peyajian data.

b. Sebagai langkah awal sebelum analisis statistic inferensial.

c. Analisis terhadap data dari seluruh populasi.

Data yang diambil dari sampel, tidak bertujuan generalisasi / inferensi ke populasi,

sampel tidak representative (mewakili) populasi (dilihat dari besar / ukuran sampel

atau pengambilan sampel dan keterwakilan ciri – ciri populasi dalam sampel). Dalam

statistic deskriptif kegiatan statistic yang dilakukan meliputi : pengumpulan data,

Page 3: biostatistik

19

pengolahan data, penyajian data, dan penyimpulan data tanpa disertai tindak lanju.

Misalnya statistic kunjungan ke puskesmas.

2. Statistic inferensial, bertujuan untuk menaksir secara umum suatu populasi dengan

menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran dan pengujian

teori. Dalam statistic ini kegiatan dimulai dari pengumpulan data sampai pada

kesimpulan serta ditandai dengan tindak lanjut, sehingga kegiatannya lebih dinamis.

Dalam statistic inferensial, penggambaran suatu kesimpulan dari suatu set data yang

sedang diteliti hasilnya dapat dibuat suatu generalisasi. Misalnya pengujian

penggunaan obat.

C. Tujuan statistik

Berikut ini adalah tujuan statistic.

1. Menyederhanakan data, sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi.

2. Menjawab masalah yang ada dalam masyarakat.

3. Membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi melalui penelitian.

4. Membantu seseorang didalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan

pengambilan keputusan dengan menggunakan cara – cara kuantitatif.

D. Manfaat statistik

Berikut ini adalah manfaat statistic:

1. Sebagai bahan perencanaan dalam bidang kesehatan masyarakat. Hal ini

dimungkinkan sebab data yang dibutuhkan adalah data yang dapat dipercaya dan

tepat sehingga diharapkan pengolahan data akan menghasilkan informasi untuk

mengambil keputusan yang tepat dan kemungkinan penyimpangan dapat di eliminasi

sekecil mungkin melalui metode yang dikembangkan dalam statistic dan ini akan

membantu didalam setiap kegiatan perencanaan program.

2. Menentukan masalah dan penyebab dari suatu masalah kesehatan.

3. Menentukan prioritas dari suatu program kesehataan.

Page 4: biostatistik

19

4. Membantu para pengelola dan pelaksana program kesehatan, khususnya dalam

mengambil keputusan.

5. Memberikan gambaran status kesehatan masyarakat.

6. Sebagai perbandingan tingkat kesehatan masyarakat dengan melihat data yang telah

ada.

7. Menentukan kebutuhan – kebutuhan dalam bidang kesehatan.

8. Sebagai bahan pengawasan, ringkasan data yang berbentuk angka akan sangat

membantu dalam memantau seluruh kekuatan dan kelemahan program yang

menyangkut berbagai variabel yang berbentuk ringkasan data tersebut.

9. sebagai bahan evaluasi keberhasilan program kesehatan, melalui berbagai data yang

dapat dipercaya, maka kita dapat menganalisis dan memutuskan yang baik dan yang

buruk. Selain itu melalui data yang ada dapat digunakan perbandingan dalam

membuat generalisasi dari sampel yang kecil ke populasi.

10. Statistic dasar berguna dalam hal :

Memberikan gambaran tentang suatu objek secara lengkap dan ringkas.

Membandingkan kejadian satu dengan kejadian lainnya dengan beracuan pada

waktu atau tempat.

Membuat ramalan pada kejadian yang sama di masa yang akan datang.

E. Aplikasi statistic dalam bidang kesehatan

Berikut ini adalah aplikasi statistic dalam bidang kesehatan:

1. Mengukur peristiwa – peristiwa yang penting atau vital event yang terjadi dalam

masyarakat.

2. Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui masalah kesehatan yang

terdapat pada berbagai elompok masyarakat.

3. Membandingkan status kesehatan masyarakat di suatu tempat ditempat lain atau

status kesehatan masyarakat sekarang dengan masa lampau.

4. Meramalkan status kesehatan masyarakat dimasa yang akan datang.

5. Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan, dan kegagalan dari suatu program

keseatan atau pelayanan kesehatan yang sedang dijalankan.

Page 5: biostatistik

19

6. Keperluan estimasi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, serta

menentukan secara pasti target pencapaian tujuan.

7. Keperluan penelitian terhadap masalah kesehatan, keluarga berencana, lingkungan

hidup dan lain – lain.

8. Perencanaan dan system administrasi kesehatan.

9. Keperluan publikasi ilmiah dimedia masa.

Data

Data adalah kumpulan hasil pegamatan atau pengukuiran terhadap sifat atau

karakteristik yang diteliti. Data merupakan konsep jamak dari datum yang berarti suatu

himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran individu. Sedangkan kumpulan dari

data – data disebut agregat.

Berikut ini adalapembagian klasifikasi atau jenis data :

Data menurut tingkat pengetahuannya.

1. Raw data, merupakan data mentah dan belum diolah.

2. Array data, data yang belum dikelompokkan tetapi sudah disusun besar kecilnya.

3. Ungrouped data, merupakan raw data yang belum dikelompokkan.

4. Grouped data, data yang telah dikelompokkan dalam kelas – kelas tertentu misalnya

table distribusi frekuensi.

Data menurut bentuk angka

1. Data diskrit, data yang bentuk angkanya bulat.

2. Data kontinu, data yang angkanya pecahan, (desimal).

Data mennurut sifatnya

1. Data kuantitatif, data yang berwujud angka.

2. Data kualitatif, data yang tidak berwujud angka.

Data menurut sumbernya :

1. Data primer, data yang didapat langsung dari individu dan masyrakat.

Page 6: biostatistik

19

2. Data sekunder, data yang didapat dari orang lain, organisasi tertentu yang sudah

diolah.

Data menurut skala pengukurannya:

Data yang diperoleh dari mengukur dengan alat ukur perlu dinyatakan dalam ukuran

skala. Skala untuk data kualitatif adalah skala nominal atau ordinal, sedangkan untuk

data kuantitatif adalah skala interval dan rasio.

1. Sakala nominal : mempunyai beberapa kategori, antarkategori tidak dapat diketahui

tingkat perbedaannya. Contoh : jenis kelamin (laki – laki, perempuan), golongan

pekerjaan (pegawai negeri, ABRI, swasta, buruh).

2. Skala ordinal : mempunyai beberapa kategori, antar kategori dapat diketahui tingkat

perbedaannya, namun tidak dapat diketahui besar tingkat perbedaannya. Contoh :

tingkat pendidikan, tingkat sekolah SD, SMP, SMA, perguruan tinggi.

3. Skala interval : mempunyai beberapa kategori, antar beberapa kategori dapat

dibedakan dan besarnya perbedaan namun tidak dapat diketahui tingkat

kelipatannya, tidak mengakui titik nol absolut.

4. Skala rasio : mempunyai beberapa kategori, antarkategori diketahui tingkat

perbedaannya, tingkat kelipatannya dan mengakui adanya titik nol absolute.

Variable

Variable merupakan karakteristik yang diteliti, dapat diukur dan diamati, cenderung

bervariasi antar pengamatan. Arti variable adalah suatu sifat atau fenomena yang dapat

menunjukkan sesuatu yang dapat diamati dan nilainya berbeda. Sesuatu dikatakan

variable apabila :

Mempunyai nama

Dapat diamati

Nilainya berbeda – beda

Memiliki definisi verbal

Ada kelompok penggolongan atau satuan.

Page 7: biostatistik

19

Populasi dan sampel

Populasi adalah kumpulan individu yang mempunyai karakteristik yang akan dihitung

atau diukur. Populasi dapat dibagi menjadi dua yaitu populasi terhingga (finit) dan

populasi tak terhingga (infinit). Populasi terhingga adalah populasi yang diketahui

jumlah besarnya. Populasi tak terhingga adalah populasi yang setiap kali berubah

sehingga tidak diketahui besarnya. Populasi tak terhingga dapat diubah menjadi populasi

terhingga dengan cara membatasi wilayah atau membatasi waktu. Sampel adalah

perwakilan dari populasi, diharapkan hasil pengumpulan data dari sampel merupakan

penggambaran dari populasi.

Cara pemilihan sampel dapat dilakukan dengan :

Random (acak) yaitu setiap aggota populasi diberi kesempatan untuk menjadi

sampel.

Non random (terbatas) yaitu hanya anggota – anggota tertentu saja yang menjadi

anggota sampel.

F. Tahap – tahap kegiatan statistic

Pengumpulan data (collecting data), pengolahan data (processing data), penyajian data

(presentation data) serta analisis dan interpretasi (analysis and interprestation).

Pengumpulan data (collecting data)

Pengumpulan data dapat dilakukan bila kita dapat mengetahui jenis data, sifat dan

sumber data sehingga memudahkan untuk melakukan langkah – langkah berikutnya :

Cara pengumpulan data

Berikut ini adalah cara pengumpulan data dalam statistic.

1. Mencari data pada setiap anggota yang akan diamati atau diukur (sensus)

2. Mencari data pada sebagian orang yang akan diamati atau diukur dengan teknik

sampel (survei).

Suatu data juga dapat diperoleh dari :

1. Institusi kesehatan : rumah sakit, puskesmas, klinik, rumah bersalin, dan lain – lain.

Page 8: biostatistik

19

2. Program khusus, seperti pelayanan kesehatan sekolah.

3. Survey epidemiologi : informasi yang diperoleh dari lapangan.

4. Survei kesehatan rumah tangga (household survei), dilaksanakan pada periode waktu

tertentu.

5. Institusi yang mengumpulkan data dengan tujuan khusus : perusahaan asuransi,

tempat pencatatan kelahiran.

Dalam pengumpulan data lebih banyak digunakan survey, karena dengan

melakukan pengumpulan data melalui survey biaya murah, waktu dan tenaga sedikit dan

data yang diperoleh lebih terpercaya. Sedangkan kelemahan dari survey adalah data

yang diperoleh bersifat sesaat sehingga tidak dapat menggambarkan perubahan –

perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu. Pengumpulan data dapat

dilaksanakan dengan pengamatan langsung dilapangan atau mempergunakan hasil

alporan yang telah jadi dari orang lain.

Teknik pengumpulan data antara lain pengamatan, wawancara, angket dan pengukuran.

Sedangkan alat atau instrument pengumpulan data antara lain : formulir isian, check

list : kuesioner terbuka atau terturtup dan alat ukur seperti timbangan, thermometer,

spigmanometer. Pertimbangan dalam pemilihan teknik pengumpulan data adalah :

1. Pertimbangan praktis : menyangkut aspek tenaga, keterampilan waktu, alat, prosedur

dan dana.

2. Pertimbangan ketelitian : menyangkut aspek reabilitas (tetap, stabil) dan validitas

(ketetapan).

Page 9: biostatistik

19

BAB II

EPIDEMIOLOGI

A. Konsep dasar epidemiologi

Epidemiologi merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (public health) yang

menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit ataupun masalah kesehatan

lainnya dalam masyarakat. Menurut asal katnya secara etimologis, epidemiologi berarti

ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.

Epidemiologi berasal dari yunani yaitu dari kata epi atau upon yang berarti pada atau

tentang, demos = people yang berarti penduduk, dan logis = knowledge yang berarti

ilmu. Jadi epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Pada

awal perkembangannya, epidemiologi mempunyai pengertian yang sempit, dianggap

sebatas ilmu tentang epidemic. Dalam perkembangan selanjutnya hingga dewasa ini

epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan

determinan (faktor – faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan

untuk pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi

masalah kesehatan. Dengan demikian, disini tampak bahwa epidemiologi tidak hanya

mempelajari penyakit dan epideminya saja tetapi juga menyangkut masalah kersehatan

secara keseluruhan.

B. Definisi epidemiologi

1. Last (1998) mendefinisikan bahwa “epidemiologi is the study of the distribution

and determinants of health – related states or events in specified populations and

the application of this study to the control of health problems.” Epidemiologi

adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi (penyebaran) dan determinan

(faktor penentu) masalah eksehatan atau yang berkaitan dengan status atau kejadian

spesifik pada populasi serta ilmu yang menjekaskan kejadian suatu penyakit

dimasyarakat.

Page 10: biostatistik

19

2. Wade hampion frost (1972) seorang guru besar epidemiologi school of hygiene

mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena missal

(mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history)

penyakit menular.

3. Greenwood (1934) professor di school of hygiene and tropical medicine London,

mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas dimana dikatakan bahwa

epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian mengenai

kelompok penduduk (herd people).

4. Brian mac mahon (1970) pakar epidemiologi di amerika serikat bersama Thomas F.

pugh menulis dalam bukunya epidemiology : principles and method’s,

epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency

in man. Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab kejadian

penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Walaupun

definisinya cukup sederhana, disini tampak menekankan epidemiologi pada suatu

pendekatan metodologi dalam menentukan distribusi penyakit serta mencari

penyebab mengapa terjadi distribusi sedemikian dari suatu penyakit.

5. Omran (1974) merupakan suatu studi mengenai terjadinya dan distibusi keadaan

kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan

akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk dan masyarakat.

6. Hacmohan dan pugh (1970) epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari

penyebaran dan faktor – faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada

masyarakat.

7. Fox hall, dan elreback menyatakan bahwa epidemiologi adalah suatu pengetahuan

tentang faktor yang menentukan terjadinya suatu penyakit dalam populasi.

8. Mausner / bahn, epideamiologi adalah pengetahuan tentang penyebaran / distribusi

dan faktor penyakit serta kecelakaan dalam suatu populasi.

Page 11: biostatistik

19

9. Edwin D. kill bourne, epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyebaran dari

penyakit dimasyarakat dan faktor – faktor yang mempengaruhi atas penyebaran

tersebut.

10. WHO (regional committee nacting ke – 42 di bandung) mendefinisikan

epidemiologi adalah “ ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari

peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan

yang menimpa sekelompok masyarakat serta menerapkan ilmu tersebut untuk

memecahkan masalah – masalah tersebut.

11. Garry D. friedman (1974) dalam bukuya : primer of epidemiology, menuliskan

bahwa “ epidemiology is the study of disease occurance in human populations”.

Dikatakan bahwa epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya

penyakit pada populasi manusia.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu mengenai

kejadian yang menimpa penduduk.

C. Ruang lingkup epidemiologi

1. Epidemiologi penyakit menular

Sebagai bentuk dan upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular

saat ini hasilnya sudah tampak.

2. Epidemiologi penyakit tidak menular

Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti : kanker, penyakit

sistemik, penyakit akibat kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat, termasuk

penyakit akibat gangguan industry.

Page 12: biostatistik

19

3. Epidemiologi klinik

Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk

membekali para klinisi atau dokter / paramedic tentang cara pendekatan masalah

melalui disiplin ilmu epidemiologi.

4. Epidemiologi kependudukan

Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam

menganalisis berbagai permasalahanm yang berkaitan dengan bidang demografi

serta faktor – faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang

terjadi di dalam masyarakat. Memberikan analisis tentang sifat karakteristik

penduduk secara demografi dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dalam

masyarakat, juga berperan dalam berbagai aspek kependudukan dan keluarga

berencana serta digunakan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan dan

menyusun perencanaan yang baik.

5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan

Salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari

faktor penyebab timbulnya suatu masalah, serta penyusunan rencana pemecahan

masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Bentuk pendekatan ini dapat

digunakan oleh para perencana pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk penilaian

hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran yang

khusus.

6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja

Occupational and envirounmental epidemiology merupakan salah satu bagian

epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja

akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik,

kimia, biologis, maupun social budaya serta kebiasaan hidup para pekerja.

Page 13: biostatistik

19

Kegunaannya adalah analisis tingkat kesehatan para pekerja juga untuk menilai

keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja (PAK)

7. Epidemiologi kesehatan jiwa

Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik

mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu maupun analisis

berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.

8. Epidemiologi gizi

Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, dimana masalah ini erat

hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat.

Pendekatan ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan erat dengan

timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis maupun yang

berkaitan dengan masalah social.

D. Jenis – jenis epidemiologi

Epidemiology menekankan upaya yang menjelaskan bagaimana distribusi penyakit dan

bagaimana berbagai komponen menjadi factor penyebab penyakit terdebut. Untuk

menjelaskan dan menjawab masalah tersebut, epidemiology melakukan berbagai cara

yang selanjutnya menjadikan epydemology dalam beberapa jenis. Pada dasarnya

epidemiology dapat dibagi menjadi 3 jenis utama yaitu epidemiology deskriptif,

epidemiology analitis dan epidemiology eksperimental.

1. Epidemiology deskriptif

Epidemiology deskriptif mempelajari frekuensi serta distribusi penyakit atau

masalah kesehatan dalam masyarakat. Epidemiology deskriptif diharapkan mampu

menjawab pertanyaan mengenai factor who, where, and when. Epidemiology

deskriptif merupakan langkah awal untuk mengetahui adanya masalah kesehatan

dari segi Epidemiology dengan menjelaskan siapa yang terkena, dimana, dan kapan

terjadinya masalah itu. Epidemiology merupakan langkah awal untuk mengetahui

Page 14: biostatistik

19

adanya masalah kesehatan dengan menjelaskan siapa yang terkena, dimana, dan

kapan terjadinya masalah itu.

Who (siapa): merupakan pertanyaan tentang factor orang yang akan dijawab

dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena maslah. Bisa mengenai

variable usia, jenis kelamin, suku, agama, pendidkan, pekerjaan dan pendapatan.

Faktor yang disebut sebagai variable epidemiology atau demography. Kelompok

orang yang potensial atau punya peluang untuk menderita sakit atau mendapat

risiko yang disebut population at risk atau population yang berisiko.

Where (dimana): pertanyaan mengenai factor tempat dimana masyarakat tinggal

atau bekerja atau dimana saja kemungkinan mereka menghadapi masalah

kesehatan, variablenya dapat berupa masalah kesehatan. Variablenya dapat

berupa urban (kota), rural, (desa), pantai, pegunungan, pertanian, perikanan,

perindustrian, pemukiman, tempat kerja, dan sebagainya.

When (kapan): pertanyaan ini berhubungan dengan kejadian penyakit dan waktu

dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan musim (panas, hujan,

kemarau).

Berikut ini adalah contoh sederhana Epidemiology deskriptif

Penderita TBC didaerah jawa timur sebanyak 30.000 laki-laki pada tahun 2000.

Epidemiology deskriptif sederhana tidaklah berarti, karena tidak member arti

yang penting. Deskriptif yang tepat tidak hanya berguna untuk menggambarkan

besarnya masalah, tetapi juga aspek-aspek yang berkaitan dengan deskrpsi itu.

Vibrio papahaemolyticus, bakteri yang dapat diisolasi dari air laut yang

merupakan salah satu penyebab utama keracunan makanan. Distribusi vibrio

ternyata banyak ditemukan didaerah pantai, khususnya daerah-daerah terbuka

dekat pelabuhan besar, dimana distribusi mereka bergantung pada temperature

air, sehingga mereaka banyak ditemukan pada musim panas dan kurang

ditemukan pada musim dingin. Berarti kejadian keracunan makanan lebih sering

terjadi pada musim panas daripada dingin

Page 15: biostatistik

19

2. Epidemiology analitik

Epidemiology analitik berkaitan dengan upaya Epidemiology untuk menganalisa

factor penyebab masalah kesehatan. Epidemiology ini dharapkan mampu menjawab

pertanyaan why atau apa penyebab terjadinya masalah itu. Misalnya secara

diskriptif ditemukan bahwa:

Kebiasaan mengkonsumsi garam sebagai terjadinya hipertensi

Kebiasaan merokok sebagai pemicu terjadinya kanker paru

Life style yang salah seperti kebiasaan mengkonsumsi kolesterol menjadi

penyebab terjadinya jantung koroner

Maka,data ini dianalisis lebih lanjut mengenai apakah memang betul

mengsonsumsi garam merupakan faktor penyebab hipertensi.kebiasaan merokok

menyebabkan terjadinya kanker paru,dan gaya hidup yang salah seperti

kebiasaan makan kolesterol berlebihan menjadi penyebab terjadi penyakit

jantung koroner(PJK)

3. Epidemiologi eksperimental

Dalam epidemologi eksperimental,yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa

suatu faktor sebagai penyebab terjadinya faktor luaran (penyakit),maka perlu di uji

faktor kebenarannya dengan percobaan atau eksperimental misalnya sesuai dengan

contoh di atas.jika konsumsi garam berlebihan di anggap menjadi penyebab

hipertensi,kebiasaan merokok di anggap sebagai penyebab kanker paru,dan gaya

hidup seperti konsumsi kolesterol berlebihan menjadi penyebab jantung koroner

(PJK),maka perlu di lakukan eksperimen.jika konsumsi garam di anggap sebagai

penyebab hipertensi,maka seandainya konsumsi garam dikurangi apakah kejadian

hipertensi menjadi turun.jika rokok dianggap penyebab kanker paru,kebiaasan

meroko dikurangi apakah kejadian kanker paru menjadi turun. Gaya hidup

konsumsi kolesterol yang berlebihan dikurangi apakah kejadian penyakit jantung

koroner(PJK) akan menurun.

Page 16: biostatistik

19

Eksperimen epidemiologi dapat dilakukan di laboratorium atau di komunitas

melalui tindakan intervensi atau preventif,sebagaimana contoh di atas,pembuktian

peran kolesterol terhadap terjadinya penyakit jantung koroner(PJK) dilakukan

dengan membiasakan pola makan yang sehat dengan cara mengonsumsi makanan

yang seimbang dalam kehidupan masyarakat,apakah memang terjadi penurunan

membuktikan bahwa insiden penyakit tersebut.jika hal itu terjadi,maka

membuktikan bahwa kolesterol menjadi penyebab penyakit jantung koroner(PJK).

Bentuk lain yang dapat dilakukan adalah intervensi penyuluhan kesehatan terhadap

perubahan pengetahuan tentang suatu masalah,selanjutnya dilihat apakah

eksperimen intervensi menyebabkan meningkatnya pengetahuan dari subjek yang

diteliti.

Ketiga jenis epidemiologi ini tidak dapat di pisahkan satu dengan

lainnya,saling berkaitan,dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat

kedalaman pendekatan epidemiologi yang di hadapi.umumnya pemecahan masalah

dalam epidemiologi di mulai dari epidemiologi deskriptif,lalu di perdalam dengan

epidemiologi analitik,dan selanjutnya di buktikan melalui epidemiologi

eksperimental

E. SEJARAH PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI DAN TOKOH

EPIDEMIOLOGI

Pada bahasan ini di jelaskan mengenai sejarah dan tokoh yang memelopori

epidemiologi.

Sejarah perkembangan epidemiologi

Berikut ini faktor yang melatarbelakangi berkembangnya epidemiologi.

1. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan pola penyakit. Dimasa lalu

(zaman john snow) epidemiologi mengerahkan penyakit menular dan wabah .

dewasa ini terjadi perubahan pola penyakit kearah penyakit tidak menular, dan

epidmiologi tidak hanya dihadapkan masalah penyakit semata, tetapi hal-hal lain

Page 17: biostatistik

19

yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan penyakit serta masalah

kesehatan secara umum

2. Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Perkembangan berbagai ilmu yang pesat

akan memberikan angin segar untuk perkembangan epidemiologi. Dengan

demikian, terjadilah perubahan dan perkemnangan daya piker para ahlikesehatan

masyarakat dari masa ke masa sesuai dengan kondisi zaman dimana mereka berada.

Berikut ini beberapa pandangan terhadap terjadinya penyakit.

1. Contagion theory, mengemukakan bahwa untuk menjadi penyakit diperlukan

adanya kontak antara satu orang dengan orang lainnya . teori ini dikembangkan

berdasarkan situasi penyakit pada masa itu, dimana penyakit yang melanda

kebanyakan adalah penyakit menular yang terjadi karena adanya kontak langsung.

Awalnya dikembangkan berdasarkan pengamatan terhadap epidemic dan dan

penyakit kusta di mesir.

2. Hippocretic theory, mengarahkan kausa pada suatu factor tertentu. Hippocreatis

mengatakan bahwa penyebab penyakit berasal dari alam, yaitu cuaca dan

lingkungan perubahan lingkungan dan cuaca ditunjuk sebagai penyebab terjadinya

penyakit. Teori ini mampu menjawab masalah penyakit yang ada ada waktu itu dan

dipakai hingga tahun 1800-an. Selanjutnya, teori ini tidak mampu menanjawab

tantangan berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai rantai penularan yang

lebih kompleks.

3. Miastic theory, mengatakan bahwa penyakit diakibatkan oleh gas-gas busuk dari

perut bumi yang menjadi kausa. Teori ini mempunya arah cukup spesifik, namun

kurang mampu menjawab pertanyaan tentang berbagai penyakit.

4. Epidemic theory, teori ini mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan

cuaca dan factor geografis (tempat). Suatu zat organic dari lingkungan dianggap

sebagai pembawa penyakit. Misalnya: air tercemar menyebabkan gastroenteritis.

Teori ini diterapkan oleh jhon snow dalam menganalisi terjadinya diare di London

(inggris).

Page 18: biostatistik

19

5. Germ theory, suatu kuman (mikro organism) ditunjuk sebagai penyebab penyakit.

Teori ini sejalan dengan kemajuan dibidang tekhnologi kedoktran dan ditemukan

nya mikroorganisme. Kuman dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit. Namun,

ternyata teori mendapat tantangan dari berbagai penyakit kronis, misalnya penyakit

jantung dan kangker yang penyebabnya bukan kuman.

6. Thery multikuasa, teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai hasil

dari intraksi berbagai factor. Misalnya intraksi antara lingkungan yang berupa factor

biaologis, kimiawi, dan sosial memegang peranan terjadinya suatu penyakit.

Misalnya infeksi tuberculosis paru yang disebabkan oleh invasi

Micobacterium tuberculosis pada jaringan paru,tidak di anggap sebagai penyebab

tunggal terjadinya TBC.TBC tidak hanya terjadi akibat keterpaparan dengan kuman

TBC semata,tetapi secara multifaktorial berkaitan dengan faktor

genetik,malnutrisi,kepaddatan penduduk,dan derajat kemiskinan.

F. Tokoh-tokoh Epidemiologi

1. Antonio van leuwenhouk (1632-1723). Warga belanda,lahir di delf 24 oktober

1632. Di kenal sebagai ilmuan amatir. Sumbangan antonio van leuwenhouk di

antaranya adalah sebagai berikut.

Menemukan mikroskop

Menemukan bakteri dan parasit tahun 1674

Menemukan spermatozoa 1677,penemuannya berguna untuk analisis

epidemiologi selanjutnya.

2. Robert koch. Jasanya dalam bidang epidemiologi adalah sebagai berikut

Penemu penyakit tuberkulosis tahun 1882

Memperkenalkan tuberkulin tahun 1890 di anggap sebagai cara pengobatan

TBC

Terkenal dengan Postulat Koch yang mengemukakan konsep tentang cara

menentukan kapan mikroorganisme dapat di anggap sebagai ppenyebab

penyakit.

Page 19: biostatistik

19

Selanjutnya konsep tes tuberkulin di kembangkan Von Pirkuet tahun 1906.

PPD di perkenallkan oleh Siebart tahun 1931.

Saat ini tes tuberkulis sebagai perangkat diagnosis.

3. Max Van Patternkofer (jerman), jasanya dalam bidang epidemiologi adalah sebagai

berikut.

Mengidentifikasi penyebab suatu penyakit.

Membuktikan penyebab suatu penyakit denggan memakai dirinya sebagai

kelinci percobaan dengan menelan 1,00 cm3 kultur vebrio menantang teori

yang sedang berkembang saat itu yang menyatakan vebrio adalah penyebab

kolera.

Dia membuktiskan bahwa vebrio bukan penyebab kolera dengan meminum

segelas air berisi basil kolera dan ternyata memang (kebetulan ) dia tak jatuh

sakit.

Kemungkinan dosis yang di minuum terlalu kecil,mengingat di butuhkan

jumlah vebrio yyang banyak untuk seamat dari keasaman lambung.

4. Jhon Snow. Dalam dunia kesehatan masyarakat namanya tidak asing dalam upaya

mengatasi kolera. Dalam menganalisis penyakit kolera mempergunakan

pendekatan epidemiologi dengan menganalisis faktor tempat,orag dan waktu. Di

anggap sebagai the father of epidemiology.

5. Percifal Pott. Seorang ahli bedah menggunakan pendekatan epidemiologi dalam

menganalisis tingginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih

cerobong asap. Dalam analisisnya dia menemukan bahwa zat tar yang terdapat pada

cerobong di anggap sebagai penyebab. Dia di anggap sebagai bapak epidemiology

modern.

6. James Lind. Menemukan hubungan kekurangan vitamin C dengan Scurvy

(kekurangan vitamin C). Penemuannya sederhana dengan mengamati ada kelompok

tertentu dari mereka dalam pelayanan di kapal yang mereka tumpangi dalam suatu

pelayaran panjang yang mengalami smacam penyakit kudis (scurvy). Mereka

menderita kekurangan vitamin C karena mengonsumsi makanan kaleng dan di kenal

sebagai bapak trial klinik.

Page 20: biostatistik

19

7. Dool dan Hill. Dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan rokok dan kanker

paru. Peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti adanya

hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya pelopor penelitian di bidang

epidemiologi klinik.

G. PERANAN EPIDEMIOLOGI

Epidemologi di harapkan dapat berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat

secara keseluruhan. Hal ini dapat di lakukan melalui kemampuan epidemologi untuk

mengetahui distribusi dan faktor penyebab masalah kesehatan dengan mengarahkan

intervensi yang di perlukan. Berikut ini peranan epidemologi.

1. Dalam bidang kesehatan masarakat, epidemologi mempunyai tiga fungsi.

Menerapakan besarnya masalah dan gangguan kesehatan (termasuk penyakit)

serta penyebarannya pada suatu pendidikan tertentu.

Menyiapkan data dan informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan,

pelaksanaan program, serta evaluasi berbagai pelayanan (kesehatan) pada

masarakat, baik yang bersifat pencegahan, penanggulangi penyakit, maupun

bentuk lain menentukan skala prioritas terhadap kegiatan.

Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah atatu faktor

yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.

2. Empat peran utama epidemologi mnurut WHO (1977) adalah sebagai berikut.

Mencari kuasa, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi deerajat kesehatan dan

yang menyebabkan terjadinya penyakit.

Riwayat alamiah penyakit, yaitu berlansungnya penyakit, bisa sangat mendadak

(emergency), akut, sub akkut, dan kronis.

Deskripsi status kesehatan masyarakat, yaitu menggambarkan proporsi menurut

status kesehatan, perubahan menurut waktu, usia dan sebagainya.

Evaluasi hasil intervensi, yaitu menilai bagaimana keberhasilan sebagai

intervensi seperti promosi kesehatan, upaya pencegahan, dan pelayanan

kesehatan.

Page 21: biostatistik

19

3. Tujuh peran utama epidemiologi menurut Vanalis B. (1999) dalam bukunya

Epidemiologi In Healt Care.

Menginvestigasi penyebab dari suatu penyakit.

Mengidentifikasi faktor risiko penyakit.

Identifikasi sindrom (kumpulan gejala penyakit) dan klasifikasi penyakit.

Melalukan diagnosis banding (differential diagnosys) dan klasifikasi penyakit.

Kepentingan surveilen status kesehatan penduduk.

Sebagai diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanaan kesehatan.

Evaluasi pelayanan kesetan dan intervesi kesehatan masyarakat.

4. Dari kemampuan epidemiologi

Mengetahui distribusi, faktor-faktor penyebab masalah kesehatan, dan mengarahkan

intervesi yang diperlukan. Epidemiologi di harapkan mempunyai peranan dalam

bidang kesehtan masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut.

Mengidentifikasi masalah kesehatan kesehaatan utama yang sedang di hadapi

oleh masyarakat.

Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperanan dalam terjadinya penyakit atau

masalah kesehatan utama masayrakat.

Menyediakan data untuk keperluanm perencanaan kesehatan dan pengambilan

keputusan ( decisio making).

Membantu melakukan evaluasi terhadap programkesehatan yang sedang atau

telah di lakukan.

Mengembangkan metode untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam

upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.

Mengarahkan intervensi yang di perlukan untuk menanggulangi masalah yang

perlu di pecahkan.

5. Epidemiologi dengan disiplin ilmu lainnya.

Dunia ilmu pengetahuan secara garis besar terdiri dari ilmu sosial (sosiologi), ilmu

kesehatan (public health), dan ilmu kedokteran (medicine). Masing-masing ilmu

Page 22: biostatistik

19

berkembang dari waktu ke waktu, sehingga lama kelamaan batas masing-masing

ilmu semakin tidak jelas dan sebaliknyahubungan antara satu ilmu dengan ilmu

lainnya semakin erat. Epidemiologi pada dasarnya be, rnaung di bawah dubia

kesehatan sebagai salah satu cabang ilmu kesehatan masyarakat. Dalam

epidemologi di pelajari dirstibusi penyakit dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Dalam hal ini, epidemiologi tidak dapt berdiri sendiri karenan timbulnya

penyakit berhubungan dengan faktor-faktor yang ada dalam penjamu (host), agent,

dan lingkungan (evironment). Sehingga dari uraian ini dpat di pahami bahwa

epidemiologi Tidak dapt melepaskan diri dengan bidang ilmu lainnya. Dalam

bidang kedokteran, efidemologi berhubungan erat dengan mikrobiologi,

parasitologi, patologi, virologi, dan ilmu laboratorium preklinik lainnya. Tidak

terkecuali hubungannya dengan ilmu-ilmu penyakit/ klinik seperti ilmu penyakit

dalam, ilmu bedah, dan sebagainya.

Epidemiologi sebagai suatu metode ilmiah berperan dalam penelitian, sehingga

tidak dapat melepaskan diri dalam kaitannya dengan statistik dan matematika. Guna

menganalisis masalah-masalah yang berkaitann dengan penerapan strategi

pencegahan dan pemberantasan penyakit, epidemiologi memerlukan masukan dari

ilmu –ilmu sosial, misalnya Antropologi dan ilmu Ekonomi. Dengan demikian

tampak sebagai ilmuyang berkembang epidemiologi sangat terbuka untuk

menerima masukan dari disiplin ilmu lainnya. Bahkan dalam aplikasinya

epidemiologi merasa lebih sempurna bila bersama ilmu lainnnya. Sebagai contoh

penerapan epidemiologi di klnk di kenal adanya epidemiologi klinik. Dengan

epidemiologi klinik, tanpak epidemiologi turut berkembang kemampuan

metodeloginya dengan mendapat masukan dari berbagai berbagai ilmu klinik dalam

dunia kedokteran. Sebagai gambarannya dapat di lihat Tabel. 4.1.

Page 23: biostatistik

19

Tabel 4.1. Perbandingan epidemiologi dengan klinik

Epidemiologi Klinik

target : Populasi Target : Individu

1. Assesment ( Pengkajian)

2. Preventif ( Pencegahan)

3. Planing (Perencanaan)

4. Evaluasi (Penilaian)

1. Diagnosis

2. Pengobatan

3. Perawatan

4. Pelayanan

Sumber: Vanalis, Beaglehole, Epidemology In health Care WHO,1993

H. MASALAH KESEHATAN

Masalah kesehatan yang akan di bahas pada materi ini adalah ruang lingkupnya.

Ruang lingkup

Luas masalah kesehatan bukanlah seluas suatu bidang yang sederhana dan sempit.

Kesehatan dapat mencakup keadaan fisik, mental, dan sosial.

1. WHO (1948) menyatakan bahwa health is a state of complate physical, mental, and

social well-being and not merely the absence of disease or infirmity. Sehat adalah

suatu keadaan sejartera sempurna fisik, mental, dan sosial tidak terbatas pada bebas

dari penyakitnya atau kelemahan saja.

2. Pasal 2 Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan,

dinyatakan: kesehatan dalam UU ini meliputi kesehatan jasamani, rohani (Mental),

sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari pen yakit, cacar, dan kelemahan.

Pasal 1 Undang Undang RI No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan, dikatakan bahwa:

kesehatan adalah keadaan sejahtera dari baan, jiwa, dan sosial yang memingkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Page 24: biostatistik

19

Degnan demikian, sehat mempunyai pengertian yang luas, yaiut sehat fisik, sehat

mental, dan sosial. Secara jelas ruang lingkup sehat dan masalah kesehatan meliputi 6 D

1. Disease ( Penyakit), yaitu kondisi gangguan pada diri seeorang di mana mereka

telah terekpose/terpapar oleh kuman, bakteri, virus, jamur, dan sebagainya,

sehinggan mengakibatkan hambatan dalam melakukan aktivitas sebagai dampak

langsung pada aspek fisik, sosila, dan mental (psikologis).

2. Destitution (kelemahan/kemeralatan), dalam hal ini mencakup masalah ekonomi,

kemiskinan akan membawa resiko tinggi jatuh sakit, dan selanjutnya orang miskin

yang sakit lebih susah berobat dan sembuh karenan keterbatasan kemampuan

ekonominya mendapatkan atau memperoleh pelayanan kesehatan.

3. Discomfort (ketidaknyamaan), penyakit dapat berdampak pada diri seorang yang

tidak menyenangkan akibat dari respons yang ditimbulkan, sehingga indivudu

sering mengeluh yang di manifestasikan dengan merasa tidak sehat, tidak nyaman,

mudah lelah dan sebagainya.

4. Dissatisfaction (kekurang puasan), respon ini dapat berupa kekurangpusan dari

proses penyembuhan pada penyakitnya atau kekurangpuasan akibat dampak

pengobatan atau pelayanan kesehatan yang telah di berikan.

5. Diability (kekcacatan), penyakit ini mendapat pengobatan segera dan terdeteksi

secepatnya maka penyakit akan sembuh. Namun, tidak sedikit pula bahwa penyakit

menjadi konplikasi bahkan berlanjut, sehingga menimbulkan kecacatan yang

bersifat permanen.

6. Death (kematian), hal ini terjadi jika penyakit sudah dalam tahap lanjut dan tidak

tertolong lagi, sehingga mengakibatkan kematian.

Ruang lingkup epidemiologi dalam kesehatan

Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan dapat meliputi 6E (etiology,

efficacy, efficiency, evaluation, and education)

Page 25: biostatistik

19

1. Etiologi (penyebab). Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi

dalam mengidentifikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya etiologi

dari malaria adalah penyakit plasmodium.

2. Efficacy ( efikasi), berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat di peroleh

dari adanya intervensi, misalnya efikasi vaksinasi. Hal ini merupakan kemujaraban

teoritis dari suatu obat yang dapat di lakukan dengan melakukan uji klinik, misalnya

efikasi pemberian vaksin malaria adalah 60%.

3. Efficiency (efektivitas), yaitu besarnya hasil yang dapat di peroleh dari suatu

tindakan ( pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari satu tindakan

yang satu dengan yang lainnya. Efektivitas ini di tujukan untuk mengetahui efek

intervesi atau pelayanan dalam berbagai kondisi di lapangan yang sebenarnya

sangat berbeda beda. Untuk pengobatan, maka hal ini berkaitan dengan

kemujaraban praktis khasiat obat di klinik.

4. Efficiency (efisiensi). Sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat di

peroleh berdasarkan besarnya biaya yang di berikan. Efisiensi ini di tujukan untuk

mengetahui kegunaan dan hasil yang di peroleh berdasarkan besarnya pengeluaran

ekonomi/biaya yang di lakukan.

5. Evaluation (evaluasi), penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan

atau program kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan memberi nilai

keberhasilan program seutuhnya.

6. Education (edukasi) Intervesi yang berupapeningkatan pengetahuan mengeani

kesehatan masyarakat sebagian dari upaya pencegahan penyakit. Edukasi

merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan masyarakat yang perlu di

arahakan secara tepat oleh epidemiologi.

Page 26: biostatistik

19

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Wahid M, 2009. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : salemba medika.

Effendi, N. 1998. Dasar – dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC

Entjang, I. 1980. Ilmu kesehatan masyarakat. Bandung.