biostatistik
-
Upload
zam-azwar-annas -
Category
Documents
-
view
228 -
download
1
Transcript of biostatistik
19
BAB I
BIOSTATISTIK KEPERAWATAN
A. Pengertian statistik dalam kesehatan
Secara etimologi, statistic berasal dari bahasa romawi states, yang berarti negara,
negarawan. Diartikan demikian karena statistic pada waktu itu banyak digunakan untuk
urusan negara, seperti biaya pajak dan jumlah penduuduk. Sehingga muncullah berbagai
jenis statistic, misalnya : statistic penduduk, statistic kelahiran dan statistic pendidikan.
Penggunaan statistic saat ini hanyalah sebagai pendukung pada keseluruhan aktifitas
kenegaraan.
Pada perkembangannya, statistic merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Di
Indonesia ada badan yang mengurusi statistic negara yaitu biro pusat statistic (BPS).
Statistic merupakan ilmu yang mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan data
serta sifat – sifat data. Adapun kegiatan statistic adalah pengumpulan data, pengolahan
data, penyajian data, menganalisa data, penarikan kesimpulan, serta pembuatan
keputusan yang didasarkan atas data yang diperoleh. Data diperoleh dari fakta,
pengertian fakta adalah kejadian yang benar – benar terjadi atau bekas – bekasnya ada.
Kegunaan data adalah memberikan informasi kepada yang membutuhkan. Informasi
inilah yang memberikan perubahan kepada manusia.
Secara umum, arti statistic dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu arti statistic
secara sempit adan arti statistic secara luas. Arti statistic secara sempit merupakan data
ringkasan berbentuk angka. Sedangkan dalam arti luas statistic merupakan ilmu yang
mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data termasuk cara
pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsure ketidakpastian berdasarkan
konsep probabilitas.
Statistic merupakan pengetahuan yang membahas tentang cara pengumpulan data,
pengolahan data, analisis suatu data, penyajian data seta penarikan kesimpulan dari
kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat. Jadi, statistic
adalah ilmu yang mempelajari pengumpulan, pengolahan, penyajian, penganalisasian
data, serta penarikan kesimpulan.
19
Langkah – langkah ini merupakan langkah yang berurutan atau berkesinambungan dan
tidak dapat ditukar balik. Sesuatu dikatakan statistic apabila :
1. Merupakan agregat. Agregat adalah kumpulan fakta – fakta yang diperoleh dari
objek yang kita amati. Cara memperoleh agregat adalah dengan mengamati satu
objek atau sekelompok objek berulang – ulang.
2. Diperoleh dengan cara menghitung atau mengukur. Perdeaan menghitung dan
mengukur adalah menghitung diperoleh dengan cara menghitung, tidak ada alat
ukurnya, bentuk angkanya bulat dan tidak ada satuannya. Sedangkan mengukur
diperoleh dengan mengukur, ada alat ukurnya, bentuk angkanya decimal dan ada
satuannya.
3. Mempunyai variabilitas
B. Ruang lingkup statistik
Ruang lingkup dari statistic meliputi statistic deskriptif dan statistic inferensial.
1. Statistic deskriptif bertujuan menggambarkan suatu cirri penduduk, masyarakat,
organisasi pada situasi tertentu dan berdasarkan data yang diperoleh. Penggunan
statistic deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu yang spesifik saja dan
tidak memikirkan mengenai implikasi atau kesimpulan yang mewakili sesuatu yang
besar dan umum. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa statistic deskriptif
merupakan :
a. Peringkasan, pengklasifikasian, dan peyajian data.
b. Sebagai langkah awal sebelum analisis statistic inferensial.
c. Analisis terhadap data dari seluruh populasi.
Data yang diambil dari sampel, tidak bertujuan generalisasi / inferensi ke populasi,
sampel tidak representative (mewakili) populasi (dilihat dari besar / ukuran sampel
atau pengambilan sampel dan keterwakilan ciri – ciri populasi dalam sampel). Dalam
statistic deskriptif kegiatan statistic yang dilakukan meliputi : pengumpulan data,
19
pengolahan data, penyajian data, dan penyimpulan data tanpa disertai tindak lanju.
Misalnya statistic kunjungan ke puskesmas.
2. Statistic inferensial, bertujuan untuk menaksir secara umum suatu populasi dengan
menggunakan hasil sampel, termasuk didalamnya teori penaksiran dan pengujian
teori. Dalam statistic ini kegiatan dimulai dari pengumpulan data sampai pada
kesimpulan serta ditandai dengan tindak lanjut, sehingga kegiatannya lebih dinamis.
Dalam statistic inferensial, penggambaran suatu kesimpulan dari suatu set data yang
sedang diteliti hasilnya dapat dibuat suatu generalisasi. Misalnya pengujian
penggunaan obat.
C. Tujuan statistik
Berikut ini adalah tujuan statistic.
1. Menyederhanakan data, sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi.
2. Menjawab masalah yang ada dalam masyarakat.
3. Membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi melalui penelitian.
4. Membantu seseorang didalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan
pengambilan keputusan dengan menggunakan cara – cara kuantitatif.
D. Manfaat statistik
Berikut ini adalah manfaat statistic:
1. Sebagai bahan perencanaan dalam bidang kesehatan masyarakat. Hal ini
dimungkinkan sebab data yang dibutuhkan adalah data yang dapat dipercaya dan
tepat sehingga diharapkan pengolahan data akan menghasilkan informasi untuk
mengambil keputusan yang tepat dan kemungkinan penyimpangan dapat di eliminasi
sekecil mungkin melalui metode yang dikembangkan dalam statistic dan ini akan
membantu didalam setiap kegiatan perencanaan program.
2. Menentukan masalah dan penyebab dari suatu masalah kesehatan.
3. Menentukan prioritas dari suatu program kesehataan.
19
4. Membantu para pengelola dan pelaksana program kesehatan, khususnya dalam
mengambil keputusan.
5. Memberikan gambaran status kesehatan masyarakat.
6. Sebagai perbandingan tingkat kesehatan masyarakat dengan melihat data yang telah
ada.
7. Menentukan kebutuhan – kebutuhan dalam bidang kesehatan.
8. Sebagai bahan pengawasan, ringkasan data yang berbentuk angka akan sangat
membantu dalam memantau seluruh kekuatan dan kelemahan program yang
menyangkut berbagai variabel yang berbentuk ringkasan data tersebut.
9. sebagai bahan evaluasi keberhasilan program kesehatan, melalui berbagai data yang
dapat dipercaya, maka kita dapat menganalisis dan memutuskan yang baik dan yang
buruk. Selain itu melalui data yang ada dapat digunakan perbandingan dalam
membuat generalisasi dari sampel yang kecil ke populasi.
10. Statistic dasar berguna dalam hal :
Memberikan gambaran tentang suatu objek secara lengkap dan ringkas.
Membandingkan kejadian satu dengan kejadian lainnya dengan beracuan pada
waktu atau tempat.
Membuat ramalan pada kejadian yang sama di masa yang akan datang.
E. Aplikasi statistic dalam bidang kesehatan
Berikut ini adalah aplikasi statistic dalam bidang kesehatan:
1. Mengukur peristiwa – peristiwa yang penting atau vital event yang terjadi dalam
masyarakat.
2. Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui masalah kesehatan yang
terdapat pada berbagai elompok masyarakat.
3. Membandingkan status kesehatan masyarakat di suatu tempat ditempat lain atau
status kesehatan masyarakat sekarang dengan masa lampau.
4. Meramalkan status kesehatan masyarakat dimasa yang akan datang.
5. Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan, dan kegagalan dari suatu program
keseatan atau pelayanan kesehatan yang sedang dijalankan.
19
6. Keperluan estimasi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, serta
menentukan secara pasti target pencapaian tujuan.
7. Keperluan penelitian terhadap masalah kesehatan, keluarga berencana, lingkungan
hidup dan lain – lain.
8. Perencanaan dan system administrasi kesehatan.
9. Keperluan publikasi ilmiah dimedia masa.
Data
Data adalah kumpulan hasil pegamatan atau pengukuiran terhadap sifat atau
karakteristik yang diteliti. Data merupakan konsep jamak dari datum yang berarti suatu
himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran individu. Sedangkan kumpulan dari
data – data disebut agregat.
Berikut ini adalapembagian klasifikasi atau jenis data :
Data menurut tingkat pengetahuannya.
1. Raw data, merupakan data mentah dan belum diolah.
2. Array data, data yang belum dikelompokkan tetapi sudah disusun besar kecilnya.
3. Ungrouped data, merupakan raw data yang belum dikelompokkan.
4. Grouped data, data yang telah dikelompokkan dalam kelas – kelas tertentu misalnya
table distribusi frekuensi.
Data menurut bentuk angka
1. Data diskrit, data yang bentuk angkanya bulat.
2. Data kontinu, data yang angkanya pecahan, (desimal).
Data mennurut sifatnya
1. Data kuantitatif, data yang berwujud angka.
2. Data kualitatif, data yang tidak berwujud angka.
Data menurut sumbernya :
1. Data primer, data yang didapat langsung dari individu dan masyrakat.
19
2. Data sekunder, data yang didapat dari orang lain, organisasi tertentu yang sudah
diolah.
Data menurut skala pengukurannya:
Data yang diperoleh dari mengukur dengan alat ukur perlu dinyatakan dalam ukuran
skala. Skala untuk data kualitatif adalah skala nominal atau ordinal, sedangkan untuk
data kuantitatif adalah skala interval dan rasio.
1. Sakala nominal : mempunyai beberapa kategori, antarkategori tidak dapat diketahui
tingkat perbedaannya. Contoh : jenis kelamin (laki – laki, perempuan), golongan
pekerjaan (pegawai negeri, ABRI, swasta, buruh).
2. Skala ordinal : mempunyai beberapa kategori, antar kategori dapat diketahui tingkat
perbedaannya, namun tidak dapat diketahui besar tingkat perbedaannya. Contoh :
tingkat pendidikan, tingkat sekolah SD, SMP, SMA, perguruan tinggi.
3. Skala interval : mempunyai beberapa kategori, antar beberapa kategori dapat
dibedakan dan besarnya perbedaan namun tidak dapat diketahui tingkat
kelipatannya, tidak mengakui titik nol absolut.
4. Skala rasio : mempunyai beberapa kategori, antarkategori diketahui tingkat
perbedaannya, tingkat kelipatannya dan mengakui adanya titik nol absolute.
Variable
Variable merupakan karakteristik yang diteliti, dapat diukur dan diamati, cenderung
bervariasi antar pengamatan. Arti variable adalah suatu sifat atau fenomena yang dapat
menunjukkan sesuatu yang dapat diamati dan nilainya berbeda. Sesuatu dikatakan
variable apabila :
Mempunyai nama
Dapat diamati
Nilainya berbeda – beda
Memiliki definisi verbal
Ada kelompok penggolongan atau satuan.
19
Populasi dan sampel
Populasi adalah kumpulan individu yang mempunyai karakteristik yang akan dihitung
atau diukur. Populasi dapat dibagi menjadi dua yaitu populasi terhingga (finit) dan
populasi tak terhingga (infinit). Populasi terhingga adalah populasi yang diketahui
jumlah besarnya. Populasi tak terhingga adalah populasi yang setiap kali berubah
sehingga tidak diketahui besarnya. Populasi tak terhingga dapat diubah menjadi populasi
terhingga dengan cara membatasi wilayah atau membatasi waktu. Sampel adalah
perwakilan dari populasi, diharapkan hasil pengumpulan data dari sampel merupakan
penggambaran dari populasi.
Cara pemilihan sampel dapat dilakukan dengan :
Random (acak) yaitu setiap aggota populasi diberi kesempatan untuk menjadi
sampel.
Non random (terbatas) yaitu hanya anggota – anggota tertentu saja yang menjadi
anggota sampel.
F. Tahap – tahap kegiatan statistic
Pengumpulan data (collecting data), pengolahan data (processing data), penyajian data
(presentation data) serta analisis dan interpretasi (analysis and interprestation).
Pengumpulan data (collecting data)
Pengumpulan data dapat dilakukan bila kita dapat mengetahui jenis data, sifat dan
sumber data sehingga memudahkan untuk melakukan langkah – langkah berikutnya :
Cara pengumpulan data
Berikut ini adalah cara pengumpulan data dalam statistic.
1. Mencari data pada setiap anggota yang akan diamati atau diukur (sensus)
2. Mencari data pada sebagian orang yang akan diamati atau diukur dengan teknik
sampel (survei).
Suatu data juga dapat diperoleh dari :
1. Institusi kesehatan : rumah sakit, puskesmas, klinik, rumah bersalin, dan lain – lain.
19
2. Program khusus, seperti pelayanan kesehatan sekolah.
3. Survey epidemiologi : informasi yang diperoleh dari lapangan.
4. Survei kesehatan rumah tangga (household survei), dilaksanakan pada periode waktu
tertentu.
5. Institusi yang mengumpulkan data dengan tujuan khusus : perusahaan asuransi,
tempat pencatatan kelahiran.
Dalam pengumpulan data lebih banyak digunakan survey, karena dengan
melakukan pengumpulan data melalui survey biaya murah, waktu dan tenaga sedikit dan
data yang diperoleh lebih terpercaya. Sedangkan kelemahan dari survey adalah data
yang diperoleh bersifat sesaat sehingga tidak dapat menggambarkan perubahan –
perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu. Pengumpulan data dapat
dilaksanakan dengan pengamatan langsung dilapangan atau mempergunakan hasil
alporan yang telah jadi dari orang lain.
Teknik pengumpulan data antara lain pengamatan, wawancara, angket dan pengukuran.
Sedangkan alat atau instrument pengumpulan data antara lain : formulir isian, check
list : kuesioner terbuka atau terturtup dan alat ukur seperti timbangan, thermometer,
spigmanometer. Pertimbangan dalam pemilihan teknik pengumpulan data adalah :
1. Pertimbangan praktis : menyangkut aspek tenaga, keterampilan waktu, alat, prosedur
dan dana.
2. Pertimbangan ketelitian : menyangkut aspek reabilitas (tetap, stabil) dan validitas
(ketetapan).
19
BAB II
EPIDEMIOLOGI
A. Konsep dasar epidemiologi
Epidemiologi merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (public health) yang
menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit ataupun masalah kesehatan
lainnya dalam masyarakat. Menurut asal katnya secara etimologis, epidemiologi berarti
ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.
Epidemiologi berasal dari yunani yaitu dari kata epi atau upon yang berarti pada atau
tentang, demos = people yang berarti penduduk, dan logis = knowledge yang berarti
ilmu. Jadi epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Pada
awal perkembangannya, epidemiologi mempunyai pengertian yang sempit, dianggap
sebatas ilmu tentang epidemic. Dalam perkembangan selanjutnya hingga dewasa ini
epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan
determinan (faktor – faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan
untuk pembuatan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi
masalah kesehatan. Dengan demikian, disini tampak bahwa epidemiologi tidak hanya
mempelajari penyakit dan epideminya saja tetapi juga menyangkut masalah kersehatan
secara keseluruhan.
B. Definisi epidemiologi
1. Last (1998) mendefinisikan bahwa “epidemiologi is the study of the distribution
and determinants of health – related states or events in specified populations and
the application of this study to the control of health problems.” Epidemiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi (penyebaran) dan determinan
(faktor penentu) masalah eksehatan atau yang berkaitan dengan status atau kejadian
spesifik pada populasi serta ilmu yang menjekaskan kejadian suatu penyakit
dimasyarakat.
19
2. Wade hampion frost (1972) seorang guru besar epidemiologi school of hygiene
mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena missal
(mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history)
penyakit menular.
3. Greenwood (1934) professor di school of hygiene and tropical medicine London,
mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas dimana dikatakan bahwa
epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian mengenai
kelompok penduduk (herd people).
4. Brian mac mahon (1970) pakar epidemiologi di amerika serikat bersama Thomas F.
pugh menulis dalam bukunya epidemiology : principles and method’s,
epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency
in man. Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab kejadian
penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Walaupun
definisinya cukup sederhana, disini tampak menekankan epidemiologi pada suatu
pendekatan metodologi dalam menentukan distribusi penyakit serta mencari
penyebab mengapa terjadi distribusi sedemikian dari suatu penyakit.
5. Omran (1974) merupakan suatu studi mengenai terjadinya dan distibusi keadaan
kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan
akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk dan masyarakat.
6. Hacmohan dan pugh (1970) epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
penyebaran dan faktor – faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada
masyarakat.
7. Fox hall, dan elreback menyatakan bahwa epidemiologi adalah suatu pengetahuan
tentang faktor yang menentukan terjadinya suatu penyakit dalam populasi.
8. Mausner / bahn, epideamiologi adalah pengetahuan tentang penyebaran / distribusi
dan faktor penyakit serta kecelakaan dalam suatu populasi.
19
9. Edwin D. kill bourne, epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyebaran dari
penyakit dimasyarakat dan faktor – faktor yang mempengaruhi atas penyebaran
tersebut.
10. WHO (regional committee nacting ke – 42 di bandung) mendefinisikan
epidemiologi adalah “ ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari
peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan
yang menimpa sekelompok masyarakat serta menerapkan ilmu tersebut untuk
memecahkan masalah – masalah tersebut.
11. Garry D. friedman (1974) dalam bukuya : primer of epidemiology, menuliskan
bahwa “ epidemiology is the study of disease occurance in human populations”.
Dikatakan bahwa epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya
penyakit pada populasi manusia.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu mengenai
kejadian yang menimpa penduduk.
C. Ruang lingkup epidemiologi
1. Epidemiologi penyakit menular
Sebagai bentuk dan upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular
saat ini hasilnya sudah tampak.
2. Epidemiologi penyakit tidak menular
Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti : kanker, penyakit
sistemik, penyakit akibat kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat, termasuk
penyakit akibat gangguan industry.
19
3. Epidemiologi klinik
Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk
membekali para klinisi atau dokter / paramedic tentang cara pendekatan masalah
melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4. Epidemiologi kependudukan
Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam
menganalisis berbagai permasalahanm yang berkaitan dengan bidang demografi
serta faktor – faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang
terjadi di dalam masyarakat. Memberikan analisis tentang sifat karakteristik
penduduk secara demografi dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dalam
masyarakat, juga berperan dalam berbagai aspek kependudukan dan keluarga
berencana serta digunakan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan dan
menyusun perencanaan yang baik.
5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari
faktor penyebab timbulnya suatu masalah, serta penyusunan rencana pemecahan
masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Bentuk pendekatan ini dapat
digunakan oleh para perencana pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk penilaian
hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran yang
khusus.
6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Occupational and envirounmental epidemiology merupakan salah satu bagian
epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja
akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik,
kimia, biologis, maupun social budaya serta kebiasaan hidup para pekerja.
19
Kegunaannya adalah analisis tingkat kesehatan para pekerja juga untuk menilai
keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja (PAK)
7. Epidemiologi kesehatan jiwa
Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik
mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu maupun analisis
berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8. Epidemiologi gizi
Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, dimana masalah ini erat
hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat.
Pendekatan ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan erat dengan
timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis maupun yang
berkaitan dengan masalah social.
D. Jenis – jenis epidemiologi
Epidemiology menekankan upaya yang menjelaskan bagaimana distribusi penyakit dan
bagaimana berbagai komponen menjadi factor penyebab penyakit terdebut. Untuk
menjelaskan dan menjawab masalah tersebut, epidemiology melakukan berbagai cara
yang selanjutnya menjadikan epydemology dalam beberapa jenis. Pada dasarnya
epidemiology dapat dibagi menjadi 3 jenis utama yaitu epidemiology deskriptif,
epidemiology analitis dan epidemiology eksperimental.
1. Epidemiology deskriptif
Epidemiology deskriptif mempelajari frekuensi serta distribusi penyakit atau
masalah kesehatan dalam masyarakat. Epidemiology deskriptif diharapkan mampu
menjawab pertanyaan mengenai factor who, where, and when. Epidemiology
deskriptif merupakan langkah awal untuk mengetahui adanya masalah kesehatan
dari segi Epidemiology dengan menjelaskan siapa yang terkena, dimana, dan kapan
terjadinya masalah itu. Epidemiology merupakan langkah awal untuk mengetahui
19
adanya masalah kesehatan dengan menjelaskan siapa yang terkena, dimana, dan
kapan terjadinya masalah itu.
Who (siapa): merupakan pertanyaan tentang factor orang yang akan dijawab
dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena maslah. Bisa mengenai
variable usia, jenis kelamin, suku, agama, pendidkan, pekerjaan dan pendapatan.
Faktor yang disebut sebagai variable epidemiology atau demography. Kelompok
orang yang potensial atau punya peluang untuk menderita sakit atau mendapat
risiko yang disebut population at risk atau population yang berisiko.
Where (dimana): pertanyaan mengenai factor tempat dimana masyarakat tinggal
atau bekerja atau dimana saja kemungkinan mereka menghadapi masalah
kesehatan, variablenya dapat berupa masalah kesehatan. Variablenya dapat
berupa urban (kota), rural, (desa), pantai, pegunungan, pertanian, perikanan,
perindustrian, pemukiman, tempat kerja, dan sebagainya.
When (kapan): pertanyaan ini berhubungan dengan kejadian penyakit dan waktu
dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan musim (panas, hujan,
kemarau).
Berikut ini adalah contoh sederhana Epidemiology deskriptif
Penderita TBC didaerah jawa timur sebanyak 30.000 laki-laki pada tahun 2000.
Epidemiology deskriptif sederhana tidaklah berarti, karena tidak member arti
yang penting. Deskriptif yang tepat tidak hanya berguna untuk menggambarkan
besarnya masalah, tetapi juga aspek-aspek yang berkaitan dengan deskrpsi itu.
Vibrio papahaemolyticus, bakteri yang dapat diisolasi dari air laut yang
merupakan salah satu penyebab utama keracunan makanan. Distribusi vibrio
ternyata banyak ditemukan didaerah pantai, khususnya daerah-daerah terbuka
dekat pelabuhan besar, dimana distribusi mereka bergantung pada temperature
air, sehingga mereaka banyak ditemukan pada musim panas dan kurang
ditemukan pada musim dingin. Berarti kejadian keracunan makanan lebih sering
terjadi pada musim panas daripada dingin
19
2. Epidemiology analitik
Epidemiology analitik berkaitan dengan upaya Epidemiology untuk menganalisa
factor penyebab masalah kesehatan. Epidemiology ini dharapkan mampu menjawab
pertanyaan why atau apa penyebab terjadinya masalah itu. Misalnya secara
diskriptif ditemukan bahwa:
Kebiasaan mengkonsumsi garam sebagai terjadinya hipertensi
Kebiasaan merokok sebagai pemicu terjadinya kanker paru
Life style yang salah seperti kebiasaan mengkonsumsi kolesterol menjadi
penyebab terjadinya jantung koroner
Maka,data ini dianalisis lebih lanjut mengenai apakah memang betul
mengsonsumsi garam merupakan faktor penyebab hipertensi.kebiasaan merokok
menyebabkan terjadinya kanker paru,dan gaya hidup yang salah seperti
kebiasaan makan kolesterol berlebihan menjadi penyebab terjadi penyakit
jantung koroner(PJK)
3. Epidemiologi eksperimental
Dalam epidemologi eksperimental,yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa
suatu faktor sebagai penyebab terjadinya faktor luaran (penyakit),maka perlu di uji
faktor kebenarannya dengan percobaan atau eksperimental misalnya sesuai dengan
contoh di atas.jika konsumsi garam berlebihan di anggap menjadi penyebab
hipertensi,kebiasaan merokok di anggap sebagai penyebab kanker paru,dan gaya
hidup seperti konsumsi kolesterol berlebihan menjadi penyebab jantung koroner
(PJK),maka perlu di lakukan eksperimen.jika konsumsi garam di anggap sebagai
penyebab hipertensi,maka seandainya konsumsi garam dikurangi apakah kejadian
hipertensi menjadi turun.jika rokok dianggap penyebab kanker paru,kebiaasan
meroko dikurangi apakah kejadian kanker paru menjadi turun. Gaya hidup
konsumsi kolesterol yang berlebihan dikurangi apakah kejadian penyakit jantung
koroner(PJK) akan menurun.
19
Eksperimen epidemiologi dapat dilakukan di laboratorium atau di komunitas
melalui tindakan intervensi atau preventif,sebagaimana contoh di atas,pembuktian
peran kolesterol terhadap terjadinya penyakit jantung koroner(PJK) dilakukan
dengan membiasakan pola makan yang sehat dengan cara mengonsumsi makanan
yang seimbang dalam kehidupan masyarakat,apakah memang terjadi penurunan
membuktikan bahwa insiden penyakit tersebut.jika hal itu terjadi,maka
membuktikan bahwa kolesterol menjadi penyebab penyakit jantung koroner(PJK).
Bentuk lain yang dapat dilakukan adalah intervensi penyuluhan kesehatan terhadap
perubahan pengetahuan tentang suatu masalah,selanjutnya dilihat apakah
eksperimen intervensi menyebabkan meningkatnya pengetahuan dari subjek yang
diteliti.
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak dapat di pisahkan satu dengan
lainnya,saling berkaitan,dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat
kedalaman pendekatan epidemiologi yang di hadapi.umumnya pemecahan masalah
dalam epidemiologi di mulai dari epidemiologi deskriptif,lalu di perdalam dengan
epidemiologi analitik,dan selanjutnya di buktikan melalui epidemiologi
eksperimental
E. SEJARAH PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI DAN TOKOH
EPIDEMIOLOGI
Pada bahasan ini di jelaskan mengenai sejarah dan tokoh yang memelopori
epidemiologi.
Sejarah perkembangan epidemiologi
Berikut ini faktor yang melatarbelakangi berkembangnya epidemiologi.
1. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan pola penyakit. Dimasa lalu
(zaman john snow) epidemiologi mengerahkan penyakit menular dan wabah .
dewasa ini terjadi perubahan pola penyakit kearah penyakit tidak menular, dan
epidmiologi tidak hanya dihadapkan masalah penyakit semata, tetapi hal-hal lain
19
yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan penyakit serta masalah
kesehatan secara umum
2. Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Perkembangan berbagai ilmu yang pesat
akan memberikan angin segar untuk perkembangan epidemiologi. Dengan
demikian, terjadilah perubahan dan perkemnangan daya piker para ahlikesehatan
masyarakat dari masa ke masa sesuai dengan kondisi zaman dimana mereka berada.
Berikut ini beberapa pandangan terhadap terjadinya penyakit.
1. Contagion theory, mengemukakan bahwa untuk menjadi penyakit diperlukan
adanya kontak antara satu orang dengan orang lainnya . teori ini dikembangkan
berdasarkan situasi penyakit pada masa itu, dimana penyakit yang melanda
kebanyakan adalah penyakit menular yang terjadi karena adanya kontak langsung.
Awalnya dikembangkan berdasarkan pengamatan terhadap epidemic dan dan
penyakit kusta di mesir.
2. Hippocretic theory, mengarahkan kausa pada suatu factor tertentu. Hippocreatis
mengatakan bahwa penyebab penyakit berasal dari alam, yaitu cuaca dan
lingkungan perubahan lingkungan dan cuaca ditunjuk sebagai penyebab terjadinya
penyakit. Teori ini mampu menjawab masalah penyakit yang ada ada waktu itu dan
dipakai hingga tahun 1800-an. Selanjutnya, teori ini tidak mampu menanjawab
tantangan berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai rantai penularan yang
lebih kompleks.
3. Miastic theory, mengatakan bahwa penyakit diakibatkan oleh gas-gas busuk dari
perut bumi yang menjadi kausa. Teori ini mempunya arah cukup spesifik, namun
kurang mampu menjawab pertanyaan tentang berbagai penyakit.
4. Epidemic theory, teori ini mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan
cuaca dan factor geografis (tempat). Suatu zat organic dari lingkungan dianggap
sebagai pembawa penyakit. Misalnya: air tercemar menyebabkan gastroenteritis.
Teori ini diterapkan oleh jhon snow dalam menganalisi terjadinya diare di London
(inggris).
19
5. Germ theory, suatu kuman (mikro organism) ditunjuk sebagai penyebab penyakit.
Teori ini sejalan dengan kemajuan dibidang tekhnologi kedoktran dan ditemukan
nya mikroorganisme. Kuman dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit. Namun,
ternyata teori mendapat tantangan dari berbagai penyakit kronis, misalnya penyakit
jantung dan kangker yang penyebabnya bukan kuman.
6. Thery multikuasa, teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai hasil
dari intraksi berbagai factor. Misalnya intraksi antara lingkungan yang berupa factor
biaologis, kimiawi, dan sosial memegang peranan terjadinya suatu penyakit.
Misalnya infeksi tuberculosis paru yang disebabkan oleh invasi
Micobacterium tuberculosis pada jaringan paru,tidak di anggap sebagai penyebab
tunggal terjadinya TBC.TBC tidak hanya terjadi akibat keterpaparan dengan kuman
TBC semata,tetapi secara multifaktorial berkaitan dengan faktor
genetik,malnutrisi,kepaddatan penduduk,dan derajat kemiskinan.
F. Tokoh-tokoh Epidemiologi
1. Antonio van leuwenhouk (1632-1723). Warga belanda,lahir di delf 24 oktober
1632. Di kenal sebagai ilmuan amatir. Sumbangan antonio van leuwenhouk di
antaranya adalah sebagai berikut.
Menemukan mikroskop
Menemukan bakteri dan parasit tahun 1674
Menemukan spermatozoa 1677,penemuannya berguna untuk analisis
epidemiologi selanjutnya.
2. Robert koch. Jasanya dalam bidang epidemiologi adalah sebagai berikut
Penemu penyakit tuberkulosis tahun 1882
Memperkenalkan tuberkulin tahun 1890 di anggap sebagai cara pengobatan
TBC
Terkenal dengan Postulat Koch yang mengemukakan konsep tentang cara
menentukan kapan mikroorganisme dapat di anggap sebagai ppenyebab
penyakit.
19
Selanjutnya konsep tes tuberkulin di kembangkan Von Pirkuet tahun 1906.
PPD di perkenallkan oleh Siebart tahun 1931.
Saat ini tes tuberkulis sebagai perangkat diagnosis.
3. Max Van Patternkofer (jerman), jasanya dalam bidang epidemiologi adalah sebagai
berikut.
Mengidentifikasi penyebab suatu penyakit.
Membuktikan penyebab suatu penyakit denggan memakai dirinya sebagai
kelinci percobaan dengan menelan 1,00 cm3 kultur vebrio menantang teori
yang sedang berkembang saat itu yang menyatakan vebrio adalah penyebab
kolera.
Dia membuktiskan bahwa vebrio bukan penyebab kolera dengan meminum
segelas air berisi basil kolera dan ternyata memang (kebetulan ) dia tak jatuh
sakit.
Kemungkinan dosis yang di minuum terlalu kecil,mengingat di butuhkan
jumlah vebrio yyang banyak untuk seamat dari keasaman lambung.
4. Jhon Snow. Dalam dunia kesehatan masyarakat namanya tidak asing dalam upaya
mengatasi kolera. Dalam menganalisis penyakit kolera mempergunakan
pendekatan epidemiologi dengan menganalisis faktor tempat,orag dan waktu. Di
anggap sebagai the father of epidemiology.
5. Percifal Pott. Seorang ahli bedah menggunakan pendekatan epidemiologi dalam
menganalisis tingginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih
cerobong asap. Dalam analisisnya dia menemukan bahwa zat tar yang terdapat pada
cerobong di anggap sebagai penyebab. Dia di anggap sebagai bapak epidemiology
modern.
6. James Lind. Menemukan hubungan kekurangan vitamin C dengan Scurvy
(kekurangan vitamin C). Penemuannya sederhana dengan mengamati ada kelompok
tertentu dari mereka dalam pelayanan di kapal yang mereka tumpangi dalam suatu
pelayaran panjang yang mengalami smacam penyakit kudis (scurvy). Mereka
menderita kekurangan vitamin C karena mengonsumsi makanan kaleng dan di kenal
sebagai bapak trial klinik.
19
7. Dool dan Hill. Dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan rokok dan kanker
paru. Peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti adanya
hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya pelopor penelitian di bidang
epidemiologi klinik.
G. PERANAN EPIDEMIOLOGI
Epidemologi di harapkan dapat berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat
secara keseluruhan. Hal ini dapat di lakukan melalui kemampuan epidemologi untuk
mengetahui distribusi dan faktor penyebab masalah kesehatan dengan mengarahkan
intervensi yang di perlukan. Berikut ini peranan epidemologi.
1. Dalam bidang kesehatan masarakat, epidemologi mempunyai tiga fungsi.
Menerapakan besarnya masalah dan gangguan kesehatan (termasuk penyakit)
serta penyebarannya pada suatu pendidikan tertentu.
Menyiapkan data dan informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan,
pelaksanaan program, serta evaluasi berbagai pelayanan (kesehatan) pada
masarakat, baik yang bersifat pencegahan, penanggulangi penyakit, maupun
bentuk lain menentukan skala prioritas terhadap kegiatan.
Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah atatu faktor
yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.
2. Empat peran utama epidemologi mnurut WHO (1977) adalah sebagai berikut.
Mencari kuasa, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi deerajat kesehatan dan
yang menyebabkan terjadinya penyakit.
Riwayat alamiah penyakit, yaitu berlansungnya penyakit, bisa sangat mendadak
(emergency), akut, sub akkut, dan kronis.
Deskripsi status kesehatan masyarakat, yaitu menggambarkan proporsi menurut
status kesehatan, perubahan menurut waktu, usia dan sebagainya.
Evaluasi hasil intervensi, yaitu menilai bagaimana keberhasilan sebagai
intervensi seperti promosi kesehatan, upaya pencegahan, dan pelayanan
kesehatan.
19
3. Tujuh peran utama epidemiologi menurut Vanalis B. (1999) dalam bukunya
Epidemiologi In Healt Care.
Menginvestigasi penyebab dari suatu penyakit.
Mengidentifikasi faktor risiko penyakit.
Identifikasi sindrom (kumpulan gejala penyakit) dan klasifikasi penyakit.
Melalukan diagnosis banding (differential diagnosys) dan klasifikasi penyakit.
Kepentingan surveilen status kesehatan penduduk.
Sebagai diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanaan kesehatan.
Evaluasi pelayanan kesetan dan intervesi kesehatan masyarakat.
4. Dari kemampuan epidemiologi
Mengetahui distribusi, faktor-faktor penyebab masalah kesehatan, dan mengarahkan
intervesi yang diperlukan. Epidemiologi di harapkan mempunyai peranan dalam
bidang kesehtan masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut.
Mengidentifikasi masalah kesehatan kesehaatan utama yang sedang di hadapi
oleh masyarakat.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperanan dalam terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan utama masayrakat.
Menyediakan data untuk keperluanm perencanaan kesehatan dan pengambilan
keputusan ( decisio making).
Membantu melakukan evaluasi terhadap programkesehatan yang sedang atau
telah di lakukan.
Mengembangkan metode untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam
upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
Mengarahkan intervensi yang di perlukan untuk menanggulangi masalah yang
perlu di pecahkan.
5. Epidemiologi dengan disiplin ilmu lainnya.
Dunia ilmu pengetahuan secara garis besar terdiri dari ilmu sosial (sosiologi), ilmu
kesehatan (public health), dan ilmu kedokteran (medicine). Masing-masing ilmu
19
berkembang dari waktu ke waktu, sehingga lama kelamaan batas masing-masing
ilmu semakin tidak jelas dan sebaliknyahubungan antara satu ilmu dengan ilmu
lainnya semakin erat. Epidemiologi pada dasarnya be, rnaung di bawah dubia
kesehatan sebagai salah satu cabang ilmu kesehatan masyarakat. Dalam
epidemologi di pelajari dirstibusi penyakit dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Dalam hal ini, epidemiologi tidak dapt berdiri sendiri karenan timbulnya
penyakit berhubungan dengan faktor-faktor yang ada dalam penjamu (host), agent,
dan lingkungan (evironment). Sehingga dari uraian ini dpat di pahami bahwa
epidemiologi Tidak dapt melepaskan diri dengan bidang ilmu lainnya. Dalam
bidang kedokteran, efidemologi berhubungan erat dengan mikrobiologi,
parasitologi, patologi, virologi, dan ilmu laboratorium preklinik lainnya. Tidak
terkecuali hubungannya dengan ilmu-ilmu penyakit/ klinik seperti ilmu penyakit
dalam, ilmu bedah, dan sebagainya.
Epidemiologi sebagai suatu metode ilmiah berperan dalam penelitian, sehingga
tidak dapat melepaskan diri dalam kaitannya dengan statistik dan matematika. Guna
menganalisis masalah-masalah yang berkaitann dengan penerapan strategi
pencegahan dan pemberantasan penyakit, epidemiologi memerlukan masukan dari
ilmu –ilmu sosial, misalnya Antropologi dan ilmu Ekonomi. Dengan demikian
tampak sebagai ilmuyang berkembang epidemiologi sangat terbuka untuk
menerima masukan dari disiplin ilmu lainnya. Bahkan dalam aplikasinya
epidemiologi merasa lebih sempurna bila bersama ilmu lainnnya. Sebagai contoh
penerapan epidemiologi di klnk di kenal adanya epidemiologi klinik. Dengan
epidemiologi klinik, tanpak epidemiologi turut berkembang kemampuan
metodeloginya dengan mendapat masukan dari berbagai berbagai ilmu klinik dalam
dunia kedokteran. Sebagai gambarannya dapat di lihat Tabel. 4.1.
19
Tabel 4.1. Perbandingan epidemiologi dengan klinik
Epidemiologi Klinik
target : Populasi Target : Individu
1. Assesment ( Pengkajian)
2. Preventif ( Pencegahan)
3. Planing (Perencanaan)
4. Evaluasi (Penilaian)
1. Diagnosis
2. Pengobatan
3. Perawatan
4. Pelayanan
Sumber: Vanalis, Beaglehole, Epidemology In health Care WHO,1993
H. MASALAH KESEHATAN
Masalah kesehatan yang akan di bahas pada materi ini adalah ruang lingkupnya.
Ruang lingkup
Luas masalah kesehatan bukanlah seluas suatu bidang yang sederhana dan sempit.
Kesehatan dapat mencakup keadaan fisik, mental, dan sosial.
1. WHO (1948) menyatakan bahwa health is a state of complate physical, mental, and
social well-being and not merely the absence of disease or infirmity. Sehat adalah
suatu keadaan sejartera sempurna fisik, mental, dan sosial tidak terbatas pada bebas
dari penyakitnya atau kelemahan saja.
2. Pasal 2 Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan,
dinyatakan: kesehatan dalam UU ini meliputi kesehatan jasamani, rohani (Mental),
sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari pen yakit, cacar, dan kelemahan.
Pasal 1 Undang Undang RI No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan, dikatakan bahwa:
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari baan, jiwa, dan sosial yang memingkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
19
Degnan demikian, sehat mempunyai pengertian yang luas, yaiut sehat fisik, sehat
mental, dan sosial. Secara jelas ruang lingkup sehat dan masalah kesehatan meliputi 6 D
1. Disease ( Penyakit), yaitu kondisi gangguan pada diri seeorang di mana mereka
telah terekpose/terpapar oleh kuman, bakteri, virus, jamur, dan sebagainya,
sehinggan mengakibatkan hambatan dalam melakukan aktivitas sebagai dampak
langsung pada aspek fisik, sosila, dan mental (psikologis).
2. Destitution (kelemahan/kemeralatan), dalam hal ini mencakup masalah ekonomi,
kemiskinan akan membawa resiko tinggi jatuh sakit, dan selanjutnya orang miskin
yang sakit lebih susah berobat dan sembuh karenan keterbatasan kemampuan
ekonominya mendapatkan atau memperoleh pelayanan kesehatan.
3. Discomfort (ketidaknyamaan), penyakit dapat berdampak pada diri seorang yang
tidak menyenangkan akibat dari respons yang ditimbulkan, sehingga indivudu
sering mengeluh yang di manifestasikan dengan merasa tidak sehat, tidak nyaman,
mudah lelah dan sebagainya.
4. Dissatisfaction (kekurang puasan), respon ini dapat berupa kekurangpusan dari
proses penyembuhan pada penyakitnya atau kekurangpuasan akibat dampak
pengobatan atau pelayanan kesehatan yang telah di berikan.
5. Diability (kekcacatan), penyakit ini mendapat pengobatan segera dan terdeteksi
secepatnya maka penyakit akan sembuh. Namun, tidak sedikit pula bahwa penyakit
menjadi konplikasi bahkan berlanjut, sehingga menimbulkan kecacatan yang
bersifat permanen.
6. Death (kematian), hal ini terjadi jika penyakit sudah dalam tahap lanjut dan tidak
tertolong lagi, sehingga mengakibatkan kematian.
Ruang lingkup epidemiologi dalam kesehatan
Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan dapat meliputi 6E (etiology,
efficacy, efficiency, evaluation, and education)
19
1. Etiologi (penyebab). Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi
dalam mengidentifikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya etiologi
dari malaria adalah penyakit plasmodium.
2. Efficacy ( efikasi), berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat di peroleh
dari adanya intervensi, misalnya efikasi vaksinasi. Hal ini merupakan kemujaraban
teoritis dari suatu obat yang dapat di lakukan dengan melakukan uji klinik, misalnya
efikasi pemberian vaksin malaria adalah 60%.
3. Efficiency (efektivitas), yaitu besarnya hasil yang dapat di peroleh dari suatu
tindakan ( pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari satu tindakan
yang satu dengan yang lainnya. Efektivitas ini di tujukan untuk mengetahui efek
intervesi atau pelayanan dalam berbagai kondisi di lapangan yang sebenarnya
sangat berbeda beda. Untuk pengobatan, maka hal ini berkaitan dengan
kemujaraban praktis khasiat obat di klinik.
4. Efficiency (efisiensi). Sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat di
peroleh berdasarkan besarnya biaya yang di berikan. Efisiensi ini di tujukan untuk
mengetahui kegunaan dan hasil yang di peroleh berdasarkan besarnya pengeluaran
ekonomi/biaya yang di lakukan.
5. Evaluation (evaluasi), penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan
atau program kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan memberi nilai
keberhasilan program seutuhnya.
6. Education (edukasi) Intervesi yang berupapeningkatan pengetahuan mengeani
kesehatan masyarakat sebagian dari upaya pencegahan penyakit. Edukasi
merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan masyarakat yang perlu di
arahakan secara tepat oleh epidemiologi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal Wahid M, 2009. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : salemba medika.
Effendi, N. 1998. Dasar – dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC
Entjang, I. 1980. Ilmu kesehatan masyarakat. Bandung.