BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... ·...

13

Transcript of BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... ·...

Page 1: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami
Page 2: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

BIOSAINSTIFIKA • Volume 1, Nomor 2, Mel 2009

ISSN 1979-6900

Penanggung-Jawab Dr. Rer. nat Adi Rahmat

Ketua Editor Dr. Hertien K. Surtikanti

Editor Ahli Dr. Any Fitriani, M.Si. (UPI), Dr. Topik Hidayat (UPI), Dr. Teguh Triono (LIPI

Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi (IPB), Dr. Parikesit (UNPAD), Dr. Lulu Lusianti Fitri (ITB), Dr. Ahmad Ridwan (ITB). drg. Rasmi Rikmasari, Sp.Pros (K) (UNPAD)

Editor Pelaksana Diah Kusumawaty, S.Si., M.Si., Didik Priyandoko, M.Si.

Dra. Sariwulan Diana, M.Si.

Bendahara/Sekertaris Dra. R. Kusdianti, M.Si./Any Aryani, S.Si., M.Si.

Penerbit Program Studi Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA

Universitas Pendidikan Indonesia

Alamat Redaksi

Redaksi BIOSAINSTIFIKA Jurusan Pendidikan Biologi, Gedung JICA FPMIPA UPI

Jalan Dr. Setiabudhi 229, Bandung 40154 Tel/Fax : +62-22-2001937, Email: [email protected]

Biosainstlfika terbit pertama kali pada bulan November 2008, merupakan sebuah jumal nasional yang menghimpun tulisan ilmiah yang berupa artikel, reviu dan komunikasi singkat untuk mewadahi publikasi karya tulis ilmiah hasil penelitian staf pengajar dan peneliti biosains yang mutakhir. Publikasi ilmiah yang dihimpun mencakup bidang kajian biologi serta aplikasinya, yaitu: bidang biologi dasar, bioteknologi, keanekaragaman hayati, dan ilmu lingkungan. Setiap naskah yang dikirim ke Jurnal Biosainstifika akan ditelaah oleh dewan editor yang bidangnya sesuai. Jurnal ini terbit setahun dua kali: November dan Mei.

HARGA LANGGANAN - belum termasuk ongkos k ir im

Pelanggan Pribadi Institusi/Perpustakaan

Satu tahun Rp 60.000 Rp. 120.000

Page 3: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

Daftar Isi

BIOSAINSTIFIKA Volume 1, Nomor 2, Mei 2009

ISSN 1979-6900

PENELITIAN

DETEKSI DNA PADA SaMa japonka Thunb. DAN HUBUNGAN DENGAN 101-108 KERABAT DEKATNYA {LAMIACEAE) BERDASARKAN SINGLE STRANDED CONFORMATION POLYMORPHISM (SSCP) Sudarmono

PROFIL DAN FAKTOR-FAKTOR PENCETUS AUTISM SPECTRUM DISORDER 109-123 (ASD) PADA PENDERfTA ASD Dl DUA LEMBAGA PENDIDIKAN AUTISME Dl KOTA BANDUNG Teresa Liliana Wargasetia, July Ivone, Dian Kartika

PENGARUH BIOFUNGISIDA Bacillus subtilis DAN MULSA TERHADAP 124-138 SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Kusnadi, Rakhmat Sutarya, Achmad Munandar

KEANEKARAGAMAN GENETIKA PADATUMBUHAN PAKU MARGA 139-146 (Ceratopteris Brongn.) Bayu Adjie, Wenni Setyo Lestari

PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Fusarium sp. ISOLAT KALIMANTAN 147-156 ASAL BAWANG DAUN OLEH Trichoderma spp. SECARA IN VITRO Any Fitriani, Astri Rianasari

EFFECT LONGEVITY OF SEEDLING-INOCULATION WITH Trichoconis 157-166 padwickii ON THE SEVERITY OF RICE GRAIN DISCOLORATION Yadi Suryadi, Triny S. Kadir

METODE ELISITASI MENGGUNAKAN RAGI Saccharomyces cerevislae H. 167-178 UNTUK MENINGKATKAN KANDUNGAN BIOAKTIF KUINON KALUS Morinda citrifolia L. (MENGKUDU) Widi Purwianingsih, Yanti Hamdiyati

KAJIAN AWAL ANALISIS AMPLIFIKASI DNA GURAME 179-187 (Osphronemus gouramy Lac.) DENGAN MENGGUNAKAN PRIMER ISSR Any Aryani, Topik Hidayat, Diah Kusumawaty

RESPONS SEMAI JATI (Tectona grandis L.f.) TERHADAP INOKULASI 188-196 GANDA FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN Azospirillum sp. Mohamad Agus Salim, Kusdianti

REVIEW

EXPLORING BACTERIAL SYMBIONTS OF REEF'S INVERTEBRATES AS A 197-202 SOURCE OF MARINE NATURAL PRODUCTS Ocky Kama Radjasa

Page 4: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

Biosainstipka, Mei 2009, him. 147-156 ISSN 1979-6900

Vol.1, No. 2

PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Fusarium sp. ISOLAT KALIMANTAN ASAL BAWANG DAUN OLEH Trichoderma spp. SECARA IN VITRO

IN VITRO INHIBITION THE GROWTH OF Fusarium sp. KALIMANTAN ISOLATE FROM GREEN LEAF BY Trichoderma spp.

ANY FITRIANI1*, ASTRI RIANASARI1

'Program Studi Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154.

Diterima 30 Januari 2009/Disetujui 31 Maret 2009

ABSTRACT

Fusarium Wilt is one of disease which attacked green leaf plant in Indonesia and caused financial loss of the farmer. Biology control for disease is the best way to implemented to infectious plant to decrease the infection. The aim of the experiment was to investigate the most effective Trichoderma spp. in reducing the growth of Fusarium sp. The experimental design used in this experiment was randomized block design with five treatment and six replications. The treatments Included the four isolate of Trichoderma: (1) isolate A, (2) isolate B, (3) isolate C, (4) isolate D, and (5) Fusarium sp. without Tricoderma (as control). The result of the experiment indicated that the four isolates of Trichoderma have ability to reduce the growth of Fusarium sp., and the isolate B is the best one.

Key words: Trichoderma spp., Fusarium sp., Kalimantan isolate, green leaf, inhibition the growth

PENDAHULUAN

Penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium

sp. merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang tanaman pertanian

•Penulis untuk korespondensi, Tel./Fax. +62-22-2001937 E-mail: arryfitriam©yahoo.com

Page 5: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

148 FITRIANI & RIANASARI Biosainstifika

termasuk tanaman sayuran bawang daun (Allium fistulosum L ) . Penelitian Balai Penelitian Sayuran (2007) melaporkan bahwa penyakit layu Fusarium menyerang hampir 80% dari seluruh tanaman bawang daun di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pengendalian yang seeing dilakukan para petani adalah menggunakan pestisida kimia. Namun demikian, penggunaan bahan kimia sering menimbulkan residu pada lingkungan dan membunuh organisme bukan sasaran (Untung 1996).

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dengan mikroba antagonis, telah lama menjadi bahan pertimbangan dan dipelajari, diantaranya dengan menggunakan jamur, seperti Trichoderma sp. Trichoderma merupakan salah satu mikroflora yang telah teruj i kemampuannya dalam mengendalikan jamur patogen tanaman (Darnety et al. 2003). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, T. harzianum berpotensi dalam mengendalikan Rhizoctonia solani (Elad et al. 1980) dan Fusarium sp. pada tanaman pisang dan batang tanaman vanili (Ojatnika 1992). Beberapa mekanisme yang terjadi dalam proses antagonis dari Trichoderma berupa kompetisi, parasitisme, antibiosis dan lisis.

Pemanfaatan musuh alami OPT menjadi sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekologis, karena sumber daya tersebut dikembalikan lagi ke alam sehingga kualitas lingkungan, terutama tanah, dapat dipertahankan. Oleh karena i t u , penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase hambatan pertumbuhan Fusarium sp. yang diberi perlakuan Trichoderma spp. dan untuk mengetahui isolat Trichoderma yang paling mampu menekan pertumbuhan Fusarium sp. pada bawang daun asal Kalimantan.

METODE PENELITIAN

Bahan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat isolat Trichoderma, yaitu isolat A (hasil isolasi dari substrat serfouk gergaji), isolat B (koleksi Laboratorium Mikrobiologi UPI), isolat C (koleksi Laboratorium Mikrobiologi UPI), isolat D (koleksi Balitsa, Lembang). Fusarium sp. merupakan isolat Kalimantan yang berasal dari bawang daun.

Isolasi dan Identifikasi Jamur dari Serbuk Gergaji. Isolasi jamur dari serbuk gergaji dilakukan berdasarkan Dennis (1968). Sampel serbuk gergaji sebanyak 10 gram diambil dan dihaluskan dengan mortar steri l lalu disuspensikan dengan 99 m l akuades steril. Suspensi pada tingkat pengenceran 10° ditanam pada medium PSA lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 3-7 hari. Identifikasi dilakukan secara makroskopis (warna dan bentuk koloni) dan mikroskopis (struktur konidia, bentuk spora dan hifa) (von Arx 1974).

Page 6: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

Vol.1, No. 2 PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Fusarium sp. ISOLAT KALIMANTAN 149

Penentuan Umur Inokulum Trichoderma. Penentuan umur inokulum dilakukan dengan pembuatan kurva tumbuh, sehingga diketahui umur jamur Trichoderma yang paling optimum untuk dikulturkan dengan Fusarium. Kurva pertumbuhan dibuat berdasarkan perhitungan berat kering biomasa jamur yang dihitung setiap 24 jam selama tujuh hari. Pembuatan kurva tumbuh dilakukan pada isolat A, B, C, D dan Fusarium sp.

Uji Daya Hambat. Pengujian daya hambat berbagai isolat Trichoderma dilakukan untuk mengetahui persentase hambatan pertumbuhan Fusarium sp. Pengujian dilakukan dengan metode biakan ganda (dual culture). Inokulum Fusarium sp. umur tujuh hari diambil dengan menggunakan alat pelubang gabus (6 mm) dan dipindahkan pada medium baru. Pada waktu bersamaan ditumbuhkan isolat Trichoderma sp. umur 5-6 hari dengan jarak tiga cm, sedangkan kontrol tidak diberi perlakuan penambahan isolat jamur Trichoderma. Pengamatan dan penghitungan meliputi ja r i - ja r i koloni Fusarium sp. yang berhadapan dengan koloni Trichoderma dan yang berlawanan dengan koloni Trichoderma, sehingga dapat diperoleh persentase hambatannya. Pengamatan dilakukan sejak hari pertama setelah perlakuan sampai koloni memenuhi cawan petr i . Persentase hambatan dihitung dengan rumus Fokkema fit Meuleun (1976) dengan rumus berikut:

(R1 - R2) I = x 100%

R1 Keterangan: I • persentase hambatan R1 = jari-jari koloni Fusarium kearah yang berlawanan dengan koloni Trichoderma R2 = jari-jari koloni Fusarium kearah yang berhadapan dengan koloni Trichoderma

Analisis Data. Data pengamatan dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 for window (one-way ANOVA), kebermaknaan d iuj i pada p<0.05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan secara makroskopis diperoleh bahwa, pada medium serbuk gergaji (jamur t iram) memperlihatkan adanya pertumbuhan jamur Trichoderma. Hal ini ditunjukkan dengan adanya koloni jamur yang berwarna hijau lumut sesuai dengan ciri morfologi Trichoderma (Onions et at. 1981). Isolat jamur Trichoderma yang diperoleh dari hasil isolasi dan biakan murni terdapat pada Gambar 1.

Deskripsi karakteristik isolat yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada Tabel 1. Kurva tumbuh isolat jamur Trichoderma sangat penting diketahui

Page 7: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

150 FITRIANI a RIANASARI Biosainstifika

A B C D Gambar 1. Isolat jamur Trichoderma pada medium PSA miring dan cawan Petri umur 5

hari; A (hasil isolasi dari medium serbuk gergaji); BBC (dari Lab. Mikrobiologi FPMIPA UPI); D (dari B ALUS A, Lembang)

untuk menentukan umur inokulum yang paling optimum diinokulasikan pada saat perlakuan. Kurva tumbuh Trichoderma isolat A dan B mengalami peningkatan pada hari 1-6, sedangkan pada hari ke tujuh mengalami penurunan biomasa (Gambar 2). Trichoderma isolat C mengalami pertumbuhan hingga hari ke lima, dan menurun pada hari ke enam (Gambar 2). Trichoderma isolat D mengalami pertumbuhan hingga hari ke lima, dan relatif konstan pada hari ke enam. Pada hari ke tujuh mengalami penurunan (Gambar 2). Pertumbuhan Fusarium sp. mengalami peningkatan dari hari 1-7, sedangkan hari ke delapan mengalami fase penurunan jumlah biomasa (Gambar 2).

Pengujian daya hambat dilakukan untuk mengetahui persentase hambatan pertumbuhan Fusarium sp. oleh berbagai isolat jamur Trichoderma. Persentase hambatan didapatkan dari penghitungan jar i - jar i koloni jamur Fusarium yang berhadapan dan yang berlawanan dengan jamur Trichoderma, berdasarkan rumus Fokkema & Meuleun (1976).

Berdasarkan Gambar 3, pertumbuhan jamur Fusarium sp. yang diberi perlakuan isolat A pada hari pertama sampai hari ke dua menunjukkan rata-rata persentase hambatan yang paling tinggi dibandingkan perlakuan isolat lainnya. Namun pada hari ke 3-7, rata-rata persentase hambatan pertumbuhan jamur Fusarium sp. paling tinggi, yaitu pada perlakuan isolat B. Rata-rata persentase hambatan pertumbuhan jamur Fusarium sp. yang paling rendah ditunjukkan pada perlakuan isolat C pada hari ke 1 -4 dan hari ke 5-7. Rata-rata persentase hambatan pertumbuhan jamur Fusarium sp. yang paling rendah ditunjukkan pada perlakuan isolat D.

Page 8: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

Vol.1, No. 2 PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Fusanum sp. ISOLAT KALIMANTAN 151

label 1. Data pengamatan karakteristik masing-masing isolat Trichoderma

Sumber isolat Koloni Struktur spora aseksual

Bentuk Warna

(A) Hasil isolasi dari medium ser­buk gergaji

(B) Koleksi Lab. Mikrobi­ologi (Efrianti 2008)

(C) Koleksi Lab. Mikrobi­ologi (Efrianti 2008)

(D) Koleksi BALITSA, Lembang

permukaan timbul, tekstur halus, berambut dan menyebar hampir menutupi cawan, hifa bersekat

permukaan timbul, tekstur beludru halus, berambut dan menyebar pada bagian pinggirnya, hifa bersekat

permukaan timbul, tekstur halus dan sedikit berambut dan menyebar hampir menutupi cawan, hifa bersekat

terbentuk zona, per­mukaan timbul, tekstur padat, berambut dan menyebar hampir menutupi cawan, hifa bersekat

putih pada konidia bergerombol mulanya dan mengumpul di ujung dan menjadi fialida yang menyerupai warna hijau botol, dengan percaban-lumut gan yang tidak teratur

hijau di konidia bulat dan berkum-bagian luar pul di ujung fialida yang dan putih di menyerupai botol, dengan bagian luar percabangan yang tidak

teratur

hijau konidia mengumpul kekuningan bergerombol di ujung dan sedikit fialida yang menyerupai warna putih botol, dengan percaban­

gan yang tidak teratur

hijau tua konidia mengumpul bergerombol di ujung fialida yang menyerupai botol, dengan percaban­gan yang tidak teratur

Adapun perbandingan pertumbuhan koloni jamur Fusarium sp. antara perlakuan dan kontrol yang dapat dilihat pada Gambar 4. Rata-rata persentase hambatannya secara berurutan adalah (63,88±1,49)%; (73,53±1,28)%; (63,33± 1,34)%; dan (63,16±1,38)%. Dari data tersebut terl ihat bahwa semua isolat Trichoderma memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Fusarium sp. Seluruh isolat Trichoderma menunjukkan daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Fusarium sp. lebih dari 50%. Persentase hambatan terbesar terdapat pada perlakuan Trichoderma isolat B, yaitu sebesar 73,53±1,28%. Pada kontrol tidak terjadi penghambatan, hanya menunjukkan pertumbuhan jamur Fusarium sp. dengan rata-rata jar i - ja r i koloni sebesar (3,50±0,00) cm pada hari ke tujuh setelah inokulasi.

Dilihat dari besarnya persentase penghambatan, isolat jamur Trichoderma spp. memiliki daya hambat yang signifikan terhadap pertumbuhan jamur Fusarium sp. Hal ini sesuai dengan analisis data yang ditunjukkan dari hasil uj i Tukey, yaitu terdapat perbedaan rata-rata persentase hambatan yang signifikan

Page 9: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

152 FTTRIANI & RIANASARI Biosainstifika

Gambar 2. Kurva pertumbuhan isolat

(P s 0,05) pertumbuhan jamur Fusarium sp. antara kontrol dengan semua perlakuan isolat Trichoderma dan daya hambat Trichoderma isolat B terhadap pertumbuhan jamur Fusarium sp. berbeda secara signifikan (P s 0,05) dengan perlakuan isolat A, C dan D. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase hambatan pada perlakuan isolat B yang besarnya jauh berbeda dengan rata-rata persentase hambatan pada perlakuan isolat A, C dan D.

Berdasarkan analisis di atas, perlakuan berbagai isolat Trichoderma spp. dalam menekan pertumbuhan jamur Fusarium sp. menunjukkan hasil yang berbeda dil ihat dari rata-rata persentase hambatannya. Adanya perbedaan rata-rata-persentase hambatan disebabkan oleh sifat genetik masing-masing

h . r i k e -

Gambar 3. Persentase hambatan pertumbuhan jamur Fusarium sp oleh berbagai isolat jamur Trichoderma

Page 10: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

Vol.1, No. 2 PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Fusarium sp. ISOLAT KALIMANTAN 153

isolat jamur Trichoderma dalam beradaptasi dengan lingkungan (Suryanti et al. 2003). Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan Sinaga (1991) bahwa, setiap isolat jamur antagonis mempunyai kemampuan yang berbeda dalam beradaptasi dengan lingkungan dan berkompetisi dalam memperoleh makanan dan ruang.

Perbedaan persentase hambatan pertumbuhan jamur Fusarium sp. pada perlakuan isolat B dengan perlakuan isolat lainnya, terjadi karena Trichoderma isolat B menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat sehingga memiliki kemampuan yang tinggi untuk berkompetisi dalam memperebutkan ruang dan nutrisi (Rifai 1969). Isolat jamur Trichoderma yang lain menunjukkan persentase hambatan yang tidak berbeda nyata. Hal tersebut terjadi karena, selain jamur yang digunakan sebagai perlakuan masih dalam satu genus, juga kecepatan pertumbuhan ketiga isolat relatif sama dan lebih lambat dibandingkan isolat B, sehingga kemampuan atau daya hambat setiap isolat dalam menekan pertumbuhan jamur Fusarium sp. tidak jauh berbeda.

Adanya daya hambat ini menunjukkan bahwa isolat jamur Trichoderma spp. memiliki sifat antagonis terhadap jamur Fusarium sp. Mekanisme antagonis yang terjadi dapat dimungkinkan melalui tiga cara, yaitu kompetisi ruang hingga tidak terbentuk zona kosong, kompetisi nutrisi, dan akibat zat yang dihasilkan oleh jamur Trichoderma spp. (Alfian 1990). Berdasarkan hasil penelitian Purnomo

Gambar 4. Perbandingan pertumbuhan koloni jamur Fusarium sp. (F = sebelah kanan) yang diberi perlakuan Trichoderma (T - sebelah kiri) isolat A (a); isolat B (b); isolat C (c); isolat D (d) dengan medium kontrol (e) pada hari ke-7 (e)

Page 11: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

154 FITRIANI 6 RIANASARI Biosainstifika

Tabel 2. Rata-rata jari-jari koloni jamur Fusarium sp. yang berlawanan (R1) dan yang berhadapan (R2) dengan jamur Trichoderma (isolat A, B, C dan D)

Rata-rata jari-jari koloni jamur Fusarium sp. Jamur Trichoderma (isolat A, B, C, dan 0) Berlawanan dengan jamur Berhadapan dengan jamur

Trichoderma Trichoderma (Rj) (Rj)

Isolat A (1,80 ± 0,32) cm (0,65 ± 0,08) cm

Isolat B (1,70 ±0,09) cm (0,45 ± 0,08) cm

Isolat C (1,50 ±0,08) cm (0,55 ± 0,05) cm

Isolat D (1,90 ±0,08) cm (0,70 ± 0,00) cm

(2006) bahwa Trichoderma spp. mampu menguasai ruang dan nutrisi yang ada secara maksimum sehingga jamur patogen Fusarium sp. t idak mampu bersaing untuk mendapatkan ruang dan nutrisi dalam pertumbuhannya.

Menurut Kurniawan etal. (2006), Trichoderma spp. mampu menghasilkan enzim, diantaranya 1,3 glukanase dan khitinase, satu j am setelah inokulasi yang dapat mengendalikan jamur patogen penyebab layu. Soesanto et al. (1999) dalam Kurniawan et al. (2006) menyebutkan bahwa Trichoderma spp. juga mampu menghasilkan senyawa antibiotik yang dapat mengurangi pertumbuhan jamur Pythium sp. Bahkan sebelumnya, Cook & Baker (1974) menyatakan bahwa senyawa gliotoksin dan viridin yang dihasilkan Trichoderma spp. bersifat menghambat patogen tanaman. Trichoderma juga bersifat toleran terhadap stres dan mampu menginaktifkan enzim mikroba patogen (Harman 2000). Selain i t u , Trichoderma spp. mampu menghasilkan enzim penghidrolisis dinding sel patogen yang akan menghambat sintesis dinding sel patogen dan meningkatkan keaktifan yang bersifat fungisida, akibatnya jamur patogen mengalami penurunan kecepatan pertumbuhan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil identifikasi Trichoderma spp., diperoleh empat isolat jamur Trichoderma. Persentase hambatan pertumbuhan jamur Fusarium sp. yang paling tinggi, yaitu pada perlakuan Trichoderma isolat B, dan analisis statistik menunjukkan perbedaan rata-rata secara signifikan dengan perlakuan ketiga isolat Trichoderma lainnya pada tingkat kepercayaan 95%. Daya hambat yang dimil ik i isolat jamur Trichoderma spp. menunjukkan bahwa Trichoderma spp. bersifat antagonis terhadap jamur Fusarium sp. Perlu dilakukan penelitian

Page 12: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

Vol.1, No. 2 PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Fusarium sp. ISOLAT KALIMANTAN 155

lebih lanjut pada skala lapangan, sehingga penggunaan jamur Trichoderma spp. sebagai musuh alami dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) khususnya jamur patogen Fusarium sp. dapat diaplikasikan oleh para petani sebagai agen hayati. Diharapkan penelitian lebih lanjut mengenai identifikasi jamur Trichoderma sampai pada tahap species secara molekuler, sehingga dapat diketahui jenis Trichoderma yang paling efektif untuk digunakan dalam mengendalikan penyakit layu Fusarium.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian C. 1990. Telaah Trichoderma Sebagai Agen Pengendaii Hayati. Jakarta:

Deputi PDIT BPP Teknologi. Balai Penelitian Sayuran. 2007. Teknologi produksi bawang daun. http://www.

balitsa.org/bawangdaun.html. [6 Agustus 2007] Cook RJ, KF Baker. 1974. Biological Control of Plants Pathogens. San Fransisco:

W. H. Freeman and Co. Darnetty, Y Liswarni, N Litania. 2003. Uji Kemampuan in vitro tiga spesies

Trichoderma dalam menekan pertumbuhan Fusarium oxysporum f. sp. cubense penyebab penyakit layu pada tanaman pisang. Di dalam: Prosiding Kongres XVII dan Seminar Ilmiah Nasional Perhimpunan Fttopatologi Indonesia. Bandung, 6-8 Agustus 2003, him. 116-118.

Dennis R. 1968. British Ascomycetes: management of plant pathogen collections.

h t tp ://www.daf f .gov .au/_data/as set s/word_doc/0011/146918/ management_of_plant_pathogen_collections_bahasa.doc. [23 September 2007].

Djatnika I. 1992. Pengaruh Trichoderma harzianum terhadap pertumbuhan Fusarium spp pada media biakan. Buletin Penelitian Hortikultura. XXI(3):99-104

Djatnika I, W Nuryani. 1993. Pengendalian Penyakit Layu Fusarium pada Bawang Putih Secara Hayati. Yogyakarta: Sub Balai Penelitian Hortikultura Segunung.

Elad Y, Chet, J Katan. 1980. Trichoderma harzianum as a biocontrol agent effective against Sclerotium rolfsii and rhizoctonia solani. Phytopathol. 70:19-121.

Efrianti A. 2008. Isolasi dan identifikasi jamur pengurai sampah organik dari berbagai tempat. [Skripsi]. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Fokkema NJ, F van der Meuleun. 1976. Antagonism of yeast like phyllosphere fungi against wheat leaves. Neth J . Plant Pathol. 82:13-16.

Page 13: BIOSAINSTIFIKA - file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196502021991032... · Bogor), Dr. Aris Tri Wahyudi ... belum termasuk ongkos kirim Pelanggan ... mengalami

156 FITRIANI & RIANASARI Biosainstifika

Harman G. 2000. Trichoderma spp. including 7! harzianum, T. viride, T. koningii, T. hamatum and other spp. Deuteromycetes, Monialiaes (asexual classification system), http://www.nysaes.Cornell.edu./ent/ biocontroltrichoderma.html. [24 September 2007]

Kurniawan A, N Prihatiningsih, LSoesanto . 2006. Potensi Trichoderma harzianum dalam mengendalikan sembilan isolat Fusarium oxysporum Schlecht. f. sp. zingiberi Trujillo pada kencur. J . Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 8 (2):76-84.

Onions A, DAllisopp, H Eggins. 1981. Smith's Introduction to Industrial Mycology. Thed. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd.

Purnomo B. 2006. Seleksi jamur Rhizosfer non patogen untuk pengendalian

penyakit layu Fusarium pada tanaman jahe di Bengkulu. J . Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 8(1 ):6-11.

Rifai M. 1969. A Revision of The Genus Trichoderma. Key Surrey, Common

Wealth: Mycological Institut. Sinaga. 1991. Pengaruh isolat Gliocladium sp. dan waktu aplikasi terhadap

intensitas serangan penyakit layu Fusarium pada tanaman tomat. [Skripsi]. Bandung: Universitas Padjadajaran.

Suryanti, Martoredjo, Tjokrosoedarmono, Sulistianingsih. 2003. Pengendalian penyakit akar merah anggur pada teh dengan Trichoderma spp. Di dalam: Presiding Kongres NasionalXVII dan Seminar Nasional PFI. Bandung, 6 Agustus 2003. him. 143-146.

Untung K. 1996. Pengantar pengelolaan hama terpadu. http://lib.ugm.ac.id/

digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku. [18 Agustus 2007]. Von Arx JA. 1974. 77ie Genera of Fungi Sporulating in Pure Culture. Jerman: In

der A.R. Gantner Verlag Kommanditgesellschaft.