BIOPSIKOLOGI

32
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biopsikologi berpeluang untuk menyeumbang peran penting dalam kehidupan. Sebagai salah satu perspektif keilmuan dalam khasanah ilmu psikologi, ia mencoba menjawab suatu fenomena psikologis dengan pemahaman fisiologis. Ia pun berkaitan erat dengan neuroscience, ilmu yang mendalami hal ihwal otak kita. Berbagai penelitian meembuktikan, aplikasi praktis biopsikologi dalam berbagai bidang terapan psikologi dapat meningkatkan optimalisasi potensi manusia dan meningkatkan kualitas hidupnya. Bipsokologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi . Manusia pada dasarnya mewarisi sifat- sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan , warna kulit , warna mata , keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.dan Reseptor sensoris motorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi didalam dan diluar tubuh kepada susunan

Transcript of BIOPSIKOLOGI

Page 1: BIOPSIKOLOGI

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biopsikologi berpeluang untuk menyeumbang peran penting dalam

kehidupan. Sebagai salah satu perspektif keilmuan dalam khasanah ilmu

psikologi, ia mencoba menjawab suatu fenomena psikologis dengan pemahaman

fisiologis. Ia pun berkaitan erat dengan neuroscience, ilmu yang mendalami hal

ihwal otak kita. Berbagai penelitian meembuktikan, aplikasi praktis biopsikologi

dalam berbagai bidang terapan psikologi dapat meningkatkan optimalisasi potensi

manusia dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Bipsokologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia

pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan

kakeknya secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna

kulit, warna mata, keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan

sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah

laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat

pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan

tidak dipelajari melalui pengalaman.dan Reseptor sensoris motorik berupa sel-sel

khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi didalam dan

diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit adalah indera

yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan,

tekanan, getaran, dan propriosepsi. Indera peraba di kulit memiliki reseptor yang

tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari struktur yang sederhana.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus

pembahasan dalam makalah ini yaitu.

1.2.1 Apa pengertian dari biopsikologi ?

1.2.2 Apa hubungan antara otak dan pikiran ?

1

Page 2: BIOPSIKOLOGI

2

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Agar para pembaca dan mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui

tentang biopsikologi.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian dari biopsikologi.

2. Mengetahui hubungan antara otak dan pikiran.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini yaitu bagi para pembaca selain dapat

memberikan tambahan pengetahuan juga agar pembaca dapat lebih memahami

tentang biopsikologi. Selain itu, bagi mahasiswa Prodi S1 Keperawatan

khususnya dapat dijadikan sebagai dasar atau pedoman dalam memberikan

pembelajaran yang sesuai sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.

1.5 Metode Penulisan

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis

menggunakan metode kepustakaan dan Internet. Adapun teknik-teknik yang

dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.5.1 Studi Pustaka

Pada metode ini, penulis membaca buku referensi yang berhubungan

dengan penulisan makalah ini.

1.5.2 Internet

Dalam metode ini penulis mencari informasi dari internet dan situs-situs

yang relevan dan realistis.

Page 3: BIOPSIKOLOGI

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Biopsikologi

Biopsikologi adalah ilmu yang mempelajari mekanisme prilaku dan

pengalaman dari sisi fisiologi, evolusi, serta perkembangan. Biopsikologi

merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Tujuan dari mempelajari

Biopsikologi adalah untuk mengaitkan antara topik biologi dan topik psikologi.

Biopsikologi sendiri merupakan cabang ilmu yang pembahasannya terpusat pada

fungsi otak. Istilah biopsikologi memiliki makna yang sama dengan psikobiologi,

psikologi fisiologis, dan neurosains prilaku. Istilah biopsikologi memberi tekanan

bahwa tujuan akhirnya adalah mengkaitkan antara topik – topik biologi dengan

psikologi. Sebagai bidang studi, neurosains banyak mengandung konsep – konsep

yang berkaitan dengan prilaku. Dibidang studi tersebut pun banyak terkandung

detail – detail yang berkaitan dengan anatomi dan kimia.

Sebagian besar pembahasan didalam biopsikologi terpusat pada fungsi

otak. Menunjukan ilustrasi otak dari dari sisi atas (ahli antomi akan menyebutnya

dengan sisi dorsal) dan sisi bawah (sisi ventral).

Membahas mengenai otak, maka selayaknya kita memahami sedikit

gambaran otak. Apabila kita melakukan pengamatan yang mendetail terhadap

bagian otak, maka akan terungkap bahwa ada sub-area yang sangat berbeda. Pada

tingkat mikroskopis, kita akan mengetahui bahwa otak terdiri dari dua tipe sel:

1. Tipe sel yang pertama disebut dengan Neuron. Neuron merupakan

jaringan dalam otak yang fungsi dan perannya adalah meneruskan

stimulus atau informasi antar-neuron dan meneruskannya pula ke otot-otot

penggerak serta kelenjar.

Sel saraf atau neuron berfungsi untuk menerima, meneruskan, dan

memproses stimulus; memicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan

neurotransmiter dan molekul informasi lainnya. Sel saraf menerima

sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik

eksternal (reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral). Reseptor

3

Page 4: BIOPSIKOLOGI

4

mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang

saraf sampai ke otakdan medulla spinalis yang kemudian akan

mengintepretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadap

informasi bisa terjadi. Impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh

respons yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut efektor.

Neuron-neuron itu bertugas sebagai penerma dan penyampai

semua perangsang; bekerjanya secara sentripetal, yaitu dari luar. Sel-sel

neuroglia menyongkong jaringan, dan memperkokoh susunannya. Pada

kelelahan rokhaniah, tonjolan-tonjolan itu menjadi saling berjauhan,

sehingga penerimaan perangsang-perangsang menjadi terlambat atau

tehambat.

A. Anatomi Neuron

Neuron adalah unit fungsional system saraf yang terdiri dari badan sel

dan perpanjangan sitoplasma.

1. Badan Sel, Atau Perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme

keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut :

a. Satu Nukleus tunggal, Nukleuolus yang menonjol, dan organel lain

seperti kompleks golgi dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak

memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.

Page 5: BIOPSIKOLOGI

5

b. Badan Nissl, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-

ribosom bebas serta berperan dan sintesis protein.

c. Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neuro tibulus yang dapat

dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan

perak.

2. Dendrid adalalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda

dan pendek, serta berfungsi untuk mengantar impuls ke sel tubuh.

a. Permukaan dendrid penuh dengan spina dendrid yang

dikhususkan untuk berhubungan dengan neuron lain.

b. Neurofibril dan badan Nissl memanjang kedalam dendrid.

3. Akson adalah suatu prosesu tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang

dari dendrid. Bagian ini menghantar inpuls menjauhi badan sel ke

neuron lain, keselain (sel otot atau kelejar), atau kebadan sel neuron

yang menjadi asal akson.

a. Origo akson, akson berasal dari badan sel hillock akson, yaitu

regia yang tidak mengandung badan Nissl.

b. Ukuran akson, panjang akson berukuran kurang dari 1mm – 1m

lebih (1mm=0,04 inci ; 1m =3,28 kaki). Dibagian ujungnya,

sebuah akson dapat bercabang banyak.

1. Percabangan akhir memiliki sesuatu pembesaran yang disebut

kenop sinaptik, terminal presinaptik, atau terminal bouton.

Page 6: BIOPSIKOLOGI

6

2. Sisi percabangan (kolateral), yang berujung pada akhir yang

sama dengan pembesaran, dapat terjadi disisi distal.

c. Pelapisan akson

1. Semua akson dalam system saraf perifer dibungkus dengan

lapisan schwann, disebut juga neurilema, yang dihasil kan sel –

sel schwann.

a. Akson besar (diameter diatas 2µm), memiliki lapisan dalam

yang disebut myelin, suatu kompleks lipoprotein yang

dibentuk oleh membrane plasma sel – sel schwann. Akson

ini, yang tampak berwarna puth, disebut serabut

termielinilisasi.

b. Pada saraf perifer, sel – sel schwann myelinisasi akson

dengan cara melingkari dalam bentuk gulungan jelly.

c. Myelin berfungsi sebagai insulator listrik dan memprecepat

hantaran imfuls saraf.

d. Nodus ranvier menunjukan celah antara sel – sel schwann

yang berdekatan. Celah ini merupakan tempat pada akson

dimana myelin dan lapisan schwann terputus, sehingga

melapisi sebagian akson.

e. Akson yang berdiametir kecil biasanya tidak termielinisasi

dan tertanam pada sitoplasma sel schwann.

2. Akson dalam SSP tidak memiliki lapisan neurolima .

a. Serabut termielinisasin tanpa neurilema terdapat pada

bagian putih otak dan medulla spinalis.

1. Dalam SSP, meilin dihasilkan dari ologodendrosit

bukan dari sel schwann.

2. Meilin bertanggung jawab untuk tampilan putih pada

subtansi putih.

b. Serabut tidak termienilisasi tanpa neurilema terdapat pada

subtansi abu – abu otak dan medulla spinalis.

Page 7: BIOPSIKOLOGI

7

3. Terminasi akhir dari semua sererabut saraf tidak

memiliki neurilema dan myelin.

4. Regenerasi neuron yang rusak memerlukan neurilema.

a. Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi

serabut dapat bergenerasi jika badann selnya masih

utuh.

b. Jika akson mengalami kerusakan berat, maka

neurilema (lapisan sel – sel schwann) yang

melapisinya melakukan pembelahan untuk menutup

luka.

c. Jika bagian distalakson rusak, bagian akson terdekat

dengan badan sel akan membuat percabangan baru.

d. Lapisan neurilema kosong menjadi semacam

tubulus seluler untuk mengarahkan akson yang

tergenerasi ; setiap percabangan akson tambahan

yang masuk lapisan celah akan terdisintegrasi.

5. Neuron dalam SSP tidak memiliki neurilema dan tidak

bergenerasi.

B. Klasifikasi neuron

1. Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi

impulsnya.

a. Neuron sensori (Eferen), menghantarkan inpuls listrik dari reseptor

pada kulit, organ indra, atau seuatu organ internal ke SSP.

b. Neuron motoric menyampaikan inpuls dari SSP ke Efektor.

c. Interneuron (neuron yang berhubungan), ditemukan seluruhnya dalam

SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motoric atau

menyampaikan informasi ke interneuron lain.

2. Struktur neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah

prosesusnya.

Page 8: BIOPSIKOLOGI

8

a. Neuron multipolar, memiliki satu akson dan dua dendrid atau lebih.

Sebagian besar neuron motoric, yang ditemukan dalam otak dan

medulla spinalis, masuk kedalam golongan ini .

b. Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini

ditemukan pada organ indra, seperti mata, telinga, dan hidung.

c. Neuron unipolar (pseudounipolar), kelihatanya memiliki sebuah

prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar.

1. Kedua prosesus (akson dan dendrit), berfungsi selama

perkembangan menjadi satu batang tunggal yang bercabang untuk

membuat bentuk Y.

2. Semua neuron sensori (aperen), pada ganglia spinal termasuk

dalam pseudounipolar.

3. Prosesus neuron pseudounipolar yang membawa pesan sensi

kedalam sel terlihat secara structural seperti akson, tetapi secara

fungsional berperan seperti dendrit.

4. Neuron unifolar memiliki sebuah prosesus tunggal. Neuron ini

terdapat pada embrio dan dalam potoreseptor mata.

2. Tipe sel kedua adalah Glia. Secara teknis, ukuran dan bentuk Glia jauh

lebih kecil dibandingkan Neuron. Namun pada dasarnya ada kemiripan

fungsi dan peran antara Glia dengan Neuron, yaitu sama-sama meneruskan

informasi. Namun yang menjadikan Glia dan Neuron berbeda adalah

sebab Glia tidak mampu meneruskan informasi dengan jarak yang sangat

jauh.

Sel neuroglial adalah sel penunjang tarnbahan pada SSP yang

berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glial dapat

menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab

atas terjadinya tumor sistem saraf.

1. Anatomi Sel Neuroglial

Sel neuroglial. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel

penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak

Page 9: BIOPSIKOLOGI

9

seperti neuron, sel glial dapat menjalani mitosis selama rentang

kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor system saraf.

1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah

prosesus panjang sebagian besar melekat pada dinding kapiler

darah melalui pedikel atau “kaki vascular”.

a. Sel ini memberikan penopang strukturan dan mengatur

transpor materi diantara darah dan neuron.

b. Kaki vascular dipercaya berkontribusi terhadap barrier

darah otak, atau tingkat kesulitan makromolekul tertentu

pada plasma darah untuk masuk kejaringan otok.

c. Astrosit fibrosa terletak disubstansi putih otak dan medulla

spinalis; astrosit proto plasma ditemukan pada substansi

abu – abu.

2. Oligodenroglia (oligodenrosit), menyerupai astrosit, tetapi

badan selnya lebih kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit

dan lebih pendek.

a. Oligodenrosit dalam SSP analog dengan sel schwann pada

saraf perifer.

b. Bagian ini membentuk lapisan myelin untuk melapisi akson

dalam SSP.

3. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan

dipercaya memiliki peran fagositik. Sel glia berukuran kecil

dan prosesusnya lebih sedikit dari jenis sel glial lain.

4. Sel ependymal membentuk membrane epitalial yang melapisi

rongga serebral (otak) dan rongga medulla spinalis.

Sejak Psikologi lahir, pendekatan secarsa biopsikologi secara implisit

sudah diungkapkan, namun secara eksplisit baru muncul pada karya D.O Hebb

(1949), “Organization of Behavior”. Dalam karyanya tersebut, Hebb

mengemukakan teori yang komprehensif tentang fenomena psikologi yang

berkaitan dengan persepsi, emosi, pikiran dan memori yang mungkin dikontrol

melalui aktivitas otak. Teori tersebut merupakan salah satu dasar yang penting

Page 10: BIOPSIKOLOGI

10

dalam menguraikan dan mengkonkritkan pembahasan tentang perilaku manusia

yang kompleks dan kasat mata.

Meskipun biopsikologi tergolong ilmu yang masih muda, namun ia

memiliki perkembangan yang cepat dan memiliki kaitan yang erat dengan disiplin

ilmu yang lain, diantaranya:

1. Biological Psychiatry, membahas tentang biologi yamg berkaitan dengan

penyimpangan psikiatris dan perlakuan (treatment) terhadap penyimpangan

tersebut melalui manipulasi otak.

2. Developmental Neurobiology, membahas tentang perubahan sistem saraf

sejalan dengan kemasakan dan usia; neurobiology biasa juga disebut dengan

neuroscience.

3. Neuroanatomy, mempelajari tentang struktur atau anatomi sistem saraf.

4. Neurochemistry, mempelajari proses-proses kimiawi yang muncul akibat

aktivitas saraf, terutama proses yang mendasari transmisi sinyal melalui sel-

sel saraf.

5. Neuroendocrinology, mempelajari interaksi antara sistem saraf dengan

kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang diproduksinya.

6. Neuroethology, mempelajari kaitan antara sistem saraf dan perilaku yang

muncul dalam lingkungan alami hewan dan dalam lingkungan laboratorium

yang dikontrol ketat.

7. Neuropathology, mempelajari penyimpangan sistem saraf.

8. Neuropharmacology, mempelajari efek obat-obatan pada sistem saraf,

terutama yang mempengaruhi transmisi sel saraf.

9. Neurophysiology, mempelajari respon sistem saraf, terutama yang terlibat

dalam transmisi sinyal elektronik melalui sel-sel saraf dan antara sel-sel

saraf.

Page 11: BIOPSIKOLOGI

2.2 Hubungan Antara Otak Dan Pikiran

(Guyton dan Hall 2006:759) Setiap pikiran hampir selalu melibatkan

sinyal-sinyal yang menjalar secara bersamaan di dalam sebagaian besar korteks

serebri, talamus, sistem limbik, dan formasio retikularis batang otak. Beberapa

11

pikiran yang bersahaja mungkin hampir seluruhnya bergantung pada pusat-pusat

yang lebih rendah. Sebaliknya ada suatu tipe pola pikiran yang memang

membutuhkan banyak keterlibatan korteks serebri, yaitu yang melibatkan

penglihatan, karena hilangnya korteks visual akan menyebabkan pasien tak

mampu mengerti bentuk visual atau warna.

Pikiran adalah hasil dari pola perangsangan berbagai bagian system saraf

pada saat yang bersamaan, melibatkan korteks serebri, thalamus, system limbik,

dan bagian atas formasio retikularis batang otak. Daerah system limbik, talamus,

dan formasio retikularis yang terangsang di duga menentukan sifat-sifat umum

dari pikiran, sehingga menimbulkan beberapa sifat seperti rasa senang, rasa tak

senang, rasa sakit, rasa tak enak, model sensasi yang sederhana, lokalisasi dari

sebagian besar daerah tubuh, dan sifat-sifat umum lainnya. Namun, area korteks

serebri yang terangsang secara khusus menentukan sifat khusus dari pikiran,

seperti (1) lokalisasi sensasi yang spesifik pada permukaan tubuh dan benda-

benda yang ada dalam lapang penglihatan (2) merasakan tekstur dari sutra (3)

pengenalan visual terhadap pola empat persegi panjang dari balok dinding beton,

dan (4) sifat-sifat individual yang terutama memerlukan kesiagaan penuh.

Kesadaran mungkin dapat digambarkan sebagai kesiagaan yang terus-menerus

terhadap keadaan lingkungan atau rentetan pikiran kita.

Bagan Hubungan Otak dan pikiran

RANGSANG

INDRA OTAK

MOTORIS

PERBUATAN

Page 12: BIOPSIKOLOGI

Rangsang (Stimulus) Penerima (Reseptor) Perasaan (Sensitivitas)

1. Cahaya

2. Suara

3. Panas dingin dan tekanan

4. Gas

5. Bahan Kimia

Mata

Telinga

Kulit

Hidung

Lidah

Penglihatan

Pendengaran

Perabaan

Penciuman

Pengecapan

Proses pengamatan atau penyerapan melalui 3 proses:

a. Proses Fisik, stimulus mengenai alat indra.

b. Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh saraf sensoris ke otak.

c. Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa

yang diterima oleh indra.

Rangsangan berupa: cahaya, suara, panas dingin dan tekanan, gas, bahan

kimia → Reseptor (Mata, telinga, kulit, hidung, lidah) → Hasil dari pola “pikiran”

perangsangan berbagai system saraf pada saat yang bersamaan melibatkan korteks

serebri, talamus, sistem limbik, dan bagian atas formasio retikularis batang otak

→ Otak (Pertama receptor rangsangan sensoris: ujung distal dendrit yang akan

menerima stimulus peka terhadap suatu rangsagan misalnya kulit. Kedua neuron

aferen sensoris: melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke medulla spinalis

yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat. Ketiga pusat

saraf yaitu pusat sinaps: sisi sinaps yang berlangsung dalam substansi abu-abu.

Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya, atau dihambat pada bagian lain.

Tempat integrasi dimana masuknya sensoris dan di analisa kembali ke neuron

eferen. Keempat Neuro Eferen yaitu motorik: melintas sepanjang akson neuron

motorik sampai efektor yang akan merespon impuls eferen menghantarkan impuls

ke perifer sehingga menghisalkan aksi yang khas. Kelima alat efektor: dapat

berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar yang merespons,

12

Page 13: BIOPSIKOLOGI

merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau

kelenjar).→motoris→Perbuatan “Perilaku”.

13

Proses Berpikir

Simbol-simbol yang digunakan dalam berpikir pada umumnya berupa

kata-kata atau bahasa dan berpikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa

manusia dapat menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan

manusia dapat berpikir begitu sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk

lain. Sekalipun bahasa merupakan alat yang cukup ampuh (powerful) dalam

proses berpikir,sebab masih ada lagi yang dapat digunakan yaitu bayangan atau

gambaran (image). Untuk menjelaskan hal ini diberikan contoh sebagai berikut.

Bayangkan bahwa Anda ada disuatu tempat di sudut kota mislanya di

Bulaksumur, dan Anda diminta datang di Kraton. Dalam kaitan ini, Ansa akan

menggunakan gambaran atau bayangan kota Yogyakarta, khususnya yang

berkaitan dengan Bulaksumur dan Kraton, dan menentukan jalan-jalan mana saja

yang ditempuh untuk berangkat dari Bulaksumur sampai di Kraton. Jadi disini

Anda menggunakan gambaran atau bayangan (image) yang merupakan visual

map atau juga disebut sebagai cognitive map yang memberikan gambaran tentang

keadaan yang dihadapi. Biasanya seseorang memasuki suatu kota atau tempat

yang baru, akan memperoleh gambaran tentang kota atau tempat yang baru itu,

dan ini memberikan gambaran kepada orang yang bersangkutan, atau memberikan

visual map atau cognitive map. Ini yang sering disebut non-verbal thinking.

Demikian juga apabila orang berpikir menggunakan skema-skema tertentu, atau

gambar-gambar tertentu termasuk dalam klasifikasi tersebut.

Walaupun berpikir dapat menggunakan gambaran-gambaran atau

bayangan-bayangan atau image, namun sebagaian terbesar dalam berpikir orang

menggunakan bahasa atau verbal, yaitu berpikir dengan menggunakan simbol-

simbol bahasa dengan segala ketentuan-ketentuannya. Karena bahasa merupakan

alat yang penting dalam berpikir, maka sering dikemukakam bil;a seseorang itu

berpikir, orang itu bicara dengan sendirinya.

Page 14: BIOPSIKOLOGI

Tinjauan Ulang Sistem Saraf Pusat

Yang disebut sebagai susunan saraf ialah: segenap otak yang ada di

kepala, ditambah dengan semua saraf dan sel –sel diseluruh badan. Pada jenis

14

binatang bertulang punggung dna manusia, susunan saraf ini terdiri atas: susunan

saraf sentral (yaitu otak besar dan otak kecil, sumsum perpanjangan dan sumsum

tulang belakang) dan susunan saraf periferi (yaitu indera dan saraf-saraf). Susunan

saraf periferi itu menghubungkan organ-organ pusat dengan semua bagian tubuh.

Seperti halnya keadaan tubuh manusia, susunan saraf itu juga terdiri atas

banyak sel-sel. Sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama,

dikelompokkan menjadi ringan. Pada jaringan saraf dibedakan dua jenis, yaitu:

neuron-neuron sel-sel saraf dalam pengertian sempit, dan sel-sel neuroglia atau

sel-sel penyangga saraf, yang mempunyai paling sedikit dua tonjolan (bahkan

sering banyak tonjolan). Tubuh sel disebut sel ganglion. Tonjolan-tonjolan yang

menyampaikan perangsang-perangsang kepada sel, disebut dendrit. Sedang

tonjolan yang melepaskan perangsang dari sel, disebut neurit. Dengan bantuan

tonjolan-tonjolan tersebut yang masing-masing mempunyai bentuk-bentuk

tonjolan sendiri yang lebih halus (disebut fibri), neuron-neuron berhubungan satu

sama lainnya.

(Kowalak-Welsh-Mayer 2003:268) Sistem saraf pusat meliputi otak dan

medulla spinalis. Otak terdiri atas serebrum, serebelum, batang otak, dan struktur

primitive yang terletak di bawah serebrum, yaitu : diensefalon, system ,limbic

serta system aktivitas retikuler (RAS, reticular activating system). Medulla

spinalis merupakan lintasan primer untuk menyampaikan pesan-pesan diantara

daerah peifer tubuh dan otak.

Medulla spinalis juga mengantarai refleks. Dalam zat putih yang ada di

dalam otak besar, terdapat hubungan tanggapan-tanggapan. Pada kulit otak yang

berwarna kelabu, terletak kesadaran manusia. Sedang otak kecil menjadi organ

yang mengatur fungsi dari indera. Sedang sumsum tulang belakang membawa

semua perangsang dari dan ke otak, dan merupakan organ dari gerak-gerak

refleks.

Serebrum

Page 15: BIOPSIKOLOGI

Hemisfer serebri kiri dan kanan dihubungkan oleh korpus kalosum, yaitu

massa jaringan yang memungkinkan komunikasi antara pusat-pusat terkait dalam

hemisfer kanan dan kiri. Setiap hemisfer serebri dibagi menjadi empat lobus

15

berdasarkan patokan anatomi dan perbedaan fungsinya. Lobus tersebut diberi

nama tulang cranial yang menutupinya (frontal, temporal, parietal, dan oksipital) :

1. Lobus frontalis –memengaruhi kepribadian, penilaian (judgement),

kemampuan berpikir abstrak, perilaku sosial, ekspresi bahasa, dan

gerakan (pada bagian motorik)

2. Lobus temporalis- mengendalikan pendengaran, pemahaman bahasa, dan

menyimpan serta mengingat memori (meskipun memori disimpan

diseluruh otak)

3. Lobus parietalis- menginterprestasi dan mengitegrasi rasa, yang meliputi

rasa nyeri, suhu dan sentuhan; juga menginterpretasi ukuran, bentuk,

jarak, tekstur (Lobus parietalis pada hemisfer nondominan, yang

biasanya hemisfer kanan, terutama penting bagi kesadaran akan skema )

4. Lobus oksipitalis – terutama berfungsi dalam menginterpretasi stimuli

visual.

Korteks serebri, yang merupakan lapisan permukaan yang tipis pada

serebrum, tersusun dari substansia grisea (badan sel sarafnya tidak bermielin).

Permukaan serebrum memiliki konvolusi (girus) dan alur atau fisura (sulkus).

Page 16: BIOPSIKOLOGI

16

Serebelum

Serebelum yang juga memiliki dua buah hemisfer berfungsi

mempertahankan tonus otot, mengoordinasi gerakan otot, dan mengendalikan

keseimbangan.

Batang otak

Batang otak, yang tersusun atas pons, mesensefalon (otak tengah), serta

medulla oblongata, meneruskan pesan antara tingkat yang lebih tinggi dan tingkat

yang lebih rendah di dalam system saraf. Nervus kranialis berasal dari pons,

mesensefalon, dan medulla oblongata :

1. Pons-menghubungkan serebelum dengan serebrum dan mesensefalon

dengan medulla oblongata ; pons mengandung satu dari beberapa pusat

pernapasan.

2. Mesensefalon (midbrain)- mengantarai refleks auditorius dan visual.

3. Medulla oblongata- mengatur fungsi respirasi vasomotor, dan kardiak.

Struktur primitif

Page 17: BIOPSIKOLOGI

Diensefalon berisikan thalamus dan hipotalamus yang terletak di bawah

hemisfer serebri. Thalamus mengirimkan semua stimulus sensorik (kecuali

olfaktori) ketika rangsangan ini berjalan naik ke korteks serebri. Fungsi thalamus

17

meliputi kesadaran primitive akan rasa nyeri, skrining semua stimulus yang

datang, dan pemfokusan perhatian. Hipotalamus mengontrol atau memengaruhi

suhu tubuh, selera makan, keseimbangan air, sekresi hipofisis, emosi dan fungsi

otonom yang meliputi siklus tidur dan bangun.

System limbic memiliki letak yang dalam di dalam lobus temporalis.

Bagian ini memulai dorongan primitif (rasa lapar, agresi, dan pembangkitan nafsu

seksual serta emosi) dan menyaring semua pesan sensorik yang berjalan ke

korteks serebri.

RAS merupakan jalinan yang difus dari neuron yang hipereksitabel dan menyebar

seperti kipas dari batang otak hingga korteks serebri. Bagian ini berfungsi

menyaring semua informasi sensorik yang datang dan menyalurkannya ke daerah

otak yang tepat untuk diinterpretasi. Aktivitas RAS juga menstimulasi keadaan

terjaga (wakefulness).

Medula spinalis

Medulla spinalis menghubungkan batang otak pada level foramen

magnum dan berakhir dekat vertebra lumbalis kedua. Penampang medulla spinalis

terlihat sebagai massa substansi grisea (badan kelabu) di daerah sentral yang

berbentuk seperti huruf H dan dibagi menjadi kornudorsalis (kornu posterior) dan

kornu ventralis (kornu anterior). Substansi grisea dalam kornu dorsalis mengirim

impuls sensorik (aferen) dan dalam kornu ventralis mengirim impuls motorik

(eferen). Substansi alba (badan putih yang merupakan akson bermielin dari

serabut saraf sensorik dan motorik) mengelilingi kedua kornu tersebut dan

membentuk jaras (traktus) saraf yang naik (asenden) dan turun (desenden).

Fungsi Otak

Komunikasi terdiri atas dua aspek yaitu aspek sensoris komunikasi dan

aspek motoric komunikasi.

Page 18: BIOPSIKOLOGI

1. Aspek sensoris komunikasi: terdapat pada bagian daerah asosiasi

auditorius dan visual korteks. Jika terjadi kerusakan dapat

menyebabkan ketidakmampuan untuk memahami kata yang

diucapakan atau kata yang ditulis. Efek ini berturut-turut disebut afasia

18

reseptif auditorius dan afasia reeptif visual. Beberapa orang dapat

memahami sepenuhnya kata yang diucapkan. Pengartian kata untuk

menyatakan pikiran terjadi pada area Wernicke dalam bagian posterior

girus temporalis superior dalam hemisfer. Jika terjadi rusak dan hancur

dianggap sebagai afasia umum atau agnosia umum.

2. Aspek motoric komunikasi: proses bicara meliputi pembentukan

pikiran yang harus dinyatakan dan pilihan kata yang harus digunakan,

serta tindakan vokalisasi yang sebenarnya.

3. Pengolahan informasi merupakan proses masuknya informasi yang

sedemikian rupa sehingga terjadi reaksi motorik yang tepat. Lebih dari

99% dari semua informasi sensoris terus dibuang karena tidak penting

misalnya orang menyadari bagian tubuh yang bersentuhan dengan

pakaian, tidak menyadari tekanan pada tempat duduk ketika sedang

duduk, dan lain-lain. Perhatian ditujukan pada suatu objek khusus

dalam lapangan penglihatan dan bunyi yang terus-menerus biasanya

dipindahkan ke latar belakang. Bila informasi sensoris penting telah

dipilih dan akan disalurkan ke dalam daerah motorik otak yang tepat

untuk menimbulkan reaksi yang diinginkan.

4. Pembentukan pikiran dan pilihan kata merupakan fungsi daerah

sensori otak.

Page 19: BIOPSIKOLOGI

BAB 3

PENUTUP3.1 Simpulan

Biopsikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari mengenai mekanisme

perilaku dan pengalaman dari sisi fisiologi, evolusi, serta perkembangan. Tujuan

dari mempelajari Biopsikologi adalah untuk mengaitkan antara topik biologi dan

topik psikologi. Biopsikologi sendiri merupakan cabang ilmu yang

pembahasannya terpusat pada fungsi otak.

Sejak Psikologi lahir, pendekatan secarsa biopsikologi secara implisit

sudah diungkapkan, namun secara eksplisit baru muncul pada karya D.O Hebb

(1949), “Organization of Behavior”. Dalam karyanya tersebut, Hebb

mengemukakan teori yangkomprehensif tentang fenomena psikologi yang

berkaitan dengan persepsi, emosi, pikiran dan memori yang mungkin dikontrol

melalui aktivitas otak. Teori tersebut merupakan salah satu dasar yang penting

dalam menguraikan dan mengkonkritkan pembahasan tentang perilaku manusia

yang kompleks dan kasat mata.

Pikiran adalah hasil dari pola perangsangan berbagai bagian system saraf

pada saat yang bersamaan, melibatkan korteks serebri, thalamus, system limbik,

dan bagian atas formasio retikularis batang otak. Daerah system limbik, talamus,

dan formasio retikularis yang terangsang di duga menentukan sifat-sifat umum

dari pikiran, sehingga menimbulkan beberapa sifat seperti rasa senang, rasa tak

senang, rasa sakit, rasa tak enak, model sensasi yang sederhana, lokalisasi dari

sebagian besar daerah tubuh, dan sifat-sifat umum lainnya.

3.2 Saran

Bagi masyarakat diharapkan agar lebih aktif lagi mencari informasi

tentang biopsikologi mengingat bahwa pembelajaran ini sangat menarik karena

berkaitan dengan fungsi otak. Dengan mempelajari tentang biopsikologi dan

mengetahui tentang hubugan antara otak dan pikiran di harapkan agar dapat

membedakan antara pikiran dan otak. Karena pikiran dan otak merupakan bagian

yang berbeda. Tetapi otak dan pikiran ini sangat saling berkaitan.

19

Page 20: BIOPSIKOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Guyton dan Hall.2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11 .Jakarta:EGC

Kalat. W. J. 2010. Biopsikologi Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.

Kowalak-Welsh-Mayer.2003. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:EGC

Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

http://www.kuliahpsikologi.com/tag/hubungan-antara-otak-dan-pikiran/

http://www.indospiritual.com/artikel_hubungan-antara-otak-dan-pikiran-dalam-peristiwa-nde.html