Biologi Perairan

download Biologi Perairan

of 13

description

Annelida

Transcript of Biologi Perairan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PolychaetaPolychaeta (Yunani (Y): polys = banyak; chaite = bulu), yakni cacing laut berbulu yang banyak terdapat di lingkungan pantai. Sejenis cacing polychaeta digunakan untuk umpan makanan ikan, tidak hanya itu cacing polychaeta digunakan sebagai makanan lezat (Romimohtarto, 2009).

Polychaeta umumnya hidup di laut sehingga lebih dikenal sebagai cacing laut, walaupun tidaksemua cacing laut termasuk polychaeta.Cacing ini juga dikenal dengan sebutan cacing bersegmenatau cacing berbulu sikat. Keanekaragamannya tinggi dan melimpah di laut dan estuari, kemudianakan berkurang pada habitat air tawar.Jumlah polychaeta yang telah teridentifikasi sebanyak13.000 spesies terdiri atas 83 famili dari prakiraan 25.000-30.000 spesies yang ada (Glasbyet al.,2000).

2.2 Morfologi PolychaetaTubuh cacing Polychaeta tersusun atas bagian anterior yang terdiri dari prostomium dan peristomium yang mempunyai atau tidak mempunyai parapodia (achateous segment). Sejumlah segmen pada bagian badan pygidium terletak pada ujung anterior. Setiap segmen mempunyai sepasang parapodia yang terdiri dari ventral (neuropodial) dan dorsal (notopodial), kedua ciri ini mempunyai chaeta yang didukung oleh acicula (Romimohtarto, 2001).

Polychaeta umumnya berukuran panjang 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm. Pada tiap sisi lateral ruas tubuh polychaeta, kecuali kepala dan bagian ujung posterior, biasanya terdapat sepasang parapodia dengan sejumlah besar setae. Parapodia merupakan pelebaran dinding tubuh yang pipih dan biramus, terdiri atas notopodium dan neuropodium, masing-masing ditunjang oleh sebuah batang kitin yang disebut acicula. Pada notopodium terdapat cirrus dorsal dan pada neuropodium terdapat cirrus ventral. Pada prostomium terdapat mata, antena dan palp. Sesudah prostomium mengalami modifikasi dengan adanya alat indera seperti cirrus peristomium, prostomium dan peristomium dianggap sebagai polychaeta (Aslan, dkk,. 2007).

Gerak polychaeta disebabkan oleh perpaduan gerak antara parapodia, otot dinding tubuh dan cairan rongga tubuh. Polychaeta umumnya bernafas dengan insang, tetapi bentuk dan letaknya berbeda-beda tergantung jenisnya. Meskipun mempunyai insang, pertukaran gas melalui permukaan tubuh masih terjadi. Pada umumnya insang berkaitan erat dengan parapodia atau merupakan modifikasi dari sebagian parapodia, misalnya cirrus dorsal. Pada polychaeta dengan metamerik hampir sempurna, tiap ruas mengandung insang kecuali ujung anterior dan posterior. Pada cacing yang mengalami modifikasi, jumlah dan letak insang terbatas pada ruang-ruang tertentu (Aslan, dkk,. 2007).

2.3 Ciri ciri Polychaeta

Cacing yang termasuk phylum Annelida berbeda dengan cacing lainnya, karena dilihat dari Ciri-ciri tubuh phylum Annelida adalah sebagai berikut:

1. Tubuhnya terbagi ke dalam satu deretan memanjang ruas-ruas serupa yang juga disebut metamer (metemere) atau somit (solimetes), yang kelihatan daru luar karena adanya sekat yang dinamakan septa atau sekat.

2. Rongga tubuh antara saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan rongga tubuh

yang sebenarnya. Dilapisi oleh epidermis yang biasanya disebut peritoneum.

3. Pada bagian anterior terdapat ruas prae oral, yang disebut prostomium.

4. Sistemsaraf terdiri atas sepasang syaraf sehingga disebut system saraf tangga tali.

5. Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari chitine. Permukaan

tubuh ada yang dilengkapi dengan bulu-bulu kitin atau bulu kaku.

6. Pada rongga tubuh terdapat sekat chitine yang disebut septum.

7. Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.

2.4 Klasifikasi PolychaetaPolychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.

Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.2.4.1 SubkelasSedentariaSegmen tubuh & parapodium tidak sama. Faring tidak punya rahang, Sedentari & bersembunyi dalam lumpur / hidup dalam tabung di lumpur, Parapodia & organ saraf mereduksi, Bentuk kepala mengalami berbagai modifikasi sesuai fungsinya sebagai ciliary feeder (pemakan substrat/memakan plankton dan butir-butir sampah.), Contoh:Sabella(cacing kipas), struktur dikepala seperti bulu yang disebut radiola,Chaetopterus; hidup dalam tabung berbentuk huruf U, notopodium mengsekresi kantong lendir yang menjaring makanan dari air. Kantong secara periodik akan masuk ke dalam mulut ventral suckers,Arenicola; Hidup dalam tabung berbentuk huruf J. yang termasuk errantia, jenis pelagis, merayap pada celah batu karang, membuat lubang atau lorong dalam pasir dan lumpur, ada yang membentuk selubung. Cacing sedentaria tinggal dalam selubung permanen, tidak pernah meninggalkan liang, hanya kepalanya saja yang keluar masuk untuk makan.

2.4.2 SubkelasErrantiaSegmen tubuh sama dari kepala ekor, Parapodia sama dari depan belakang, Hidup bebas, pelagis, merayap, lubang, Organ indera berkembang baik, Contoh:Tomopteris:berenang bebas & bioluminescen

Contoh spesies Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae.Sedangkan yang bergerak bebas contoh spesiesnya adalah Nereis virens (cacing pasir), Marphysa sanguinea, Eunice viridis (cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).

Klasifikasi

Kigdom: Animalia

Phylum: Chaetopoda

Ordo: Polycheta

Familia: Nereidae

Genus: Nereis

Spesies:Nereis vireis(Romimohtarto, 2007:163)

Cacing ini terkenal sebagai cacing pendiam. Sistem digesti dimulai dari faring ke esophagus, dan terus ke usus (ventrikulo-intestinum). Ke dalam esophagus itu bermuara dua kantong kelenjar usus berkonstriksi secara teratur.

Sistem respirasi dan sirkulasi berlangsung melalui kulit, terutama di parapodia. Darahnya mengandung pigmen merah (hemoglobin), mengalir dalam pembuluh-pembuluh kontraktil yang disebut pembuluh-pembuluh longitudinal dorsal. Darah dalam pembuluh-pembuluh ini mengalir ke anterior, sedangkan darah dalam pembuluh-pembuluh longitudinal ventral mengalir ke posterior.

Sistem ekskresi dalam tiap segmen, kecuali yang terakhirvdan yang pertama, terdapat sepasang nefridium untuk membersihkan segmen disebelah anterior dari segmen tempat nefridium terdapat.

Sistem saraf terdapat ganglion serebral atau ganglion suprasofageas, dapat juga disebut otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion suprasofegeal itu dihubugnkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang saraf ventral. Dalam tiap metamer (segmen), batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batangsaraf ventral bercabang-cabang lateralSistem reproduksi, dimana Nereis ini bersifat diesius. Testis atau ovarium terbentuk pada dinding selom, dan tersusun segmental (beberapa atau banyak segmen). Gamet tua keluar dengan paksa melalui dinding tubuh. Luka pada dinding akibat keluarnya gamet itu segera tertutup kembali. Fertilisasi terjadi di dalam air dan zigot tumbuh menjadi trokofor.

2.5 Anatomi PolychaetaTubuh cacing Polychaeta tersusun atas bagian anterior yang terdiri dari prostomium dan peristomium yang mempunyai atau tidak mempunyai parapodia (achateous segment). Sejumlah segmen pada bagian badan pygidium terletak pada ujung anterior. Setiap segmen mempunyai sepasang parapodia yang terdiri dari ventral (neuropodial) dan dorsal (notopodial), kedua ciri ini mempunyai chaeta yang didukung oleh acicula (Romimohtarto, 2001).

Polychaeta umumnya berukuran panjang 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm. Pada tiap sisi lateral ruas tubuh polychaeta, kecuali kepala dan bagian ujung posterior, biasanya terdapat sepasang parapodia dengan sejumlah besar setae. Parapodia merupakan pelebaran dinding tubuh yang pipih dan biramus, terdiri atas notopodium dan neuropodium, masing-masing ditunjang oleh sebuah batang kitin yang disebut acicula. Pada notopodium terdapat cirrus dorsal dan pada neuropodium terdapat cirrus ventral. Pada prostomium terdapat mata, antena dan palp. Sesudah prostomium mengalami modifikasi dengan adanya alat indera seperti cirrus peristomium, prostomium dan peristomium dianggap sebagai polychaeta (Aslan, dkk,. 2007).

Gerak polychaeta disebabkan oleh perpaduan gerak antara parapodia, otot dinding tubuh dan cairan rongga tubuh. Polychaeta umumnya bernafas dengan insang, tetapi bentuk dan letaknya berbeda-beda tergantung jenisnya. Meskipun mempunyai insang, pertukaran gas melalui permukaan tubuh masih terjadi. Pada umumnya insang berkaitan erat dengan parapodia atau merupakan modifikasi dari sebagian parapodia, misalnya cirrus dorsal. Pada polychaeta dengan metamerik hampir sempurna, tiap ruas mengandung insang kecuali ujung anterior dan posterior. Pada cacing yang mengalami modifikasi, jumlah dan letak insang terbatas pada ruang-ruang tertentu (Aslan, dkk,. 2007).

Menurut Romimohtarto (2001), terdapat ganglion serebral atau supraesofageal atau disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofagal. Dari ganglion subesofageal, mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Tiap segmen, batang saraf ventral membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral. Palpus dan tentakel merupakan indera yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal, terdapat mata sederhana 4 buah, terdiri dari kornea, lensa dan retina.

Alat indera yang utama bagi Polychaeta adalah mata, nuchal organ dan statocyst. Hanya cacing jenis errantia yang mempunyai mata, kecuali Sabellidae. Tetapi adakalanya jenis errantia yang juga tidak mempunyai mata. Letak mata pada permukaan prostomium dan berjumlah 2-4 pasang. Ada yang sederhana dan ada yang sudah berkembang dengan baik. Pada umumnya ialah bentuk retional cup. Fungsi mata hanya sebagai pengenal cahaya. Kebanyakan Polychaeta bersifat phototropic negatif (Romimohtarto, 2001).

2.6 Habitat PolychaetaPolychaeta banyak ditemui di pantai, sangat banyak terdapat pada pantai cadas, paparan lumpur dan sangat umum ditemui di pantai pasir. Beberapa jenis hidup dibawah batu, dalam lubang lumpur dan yang lainnya lagi hidup dalam tabung yang terbuat dari berbagai bahan. Meskipun mereka adalah hewan benthic, tetapi beberapa jenis berenang bebas di dekat permukaan laut, terutama selama musim memijah. (Romimohtarto dan Juwana, 2001).

Kelas Polychaeta dibagi menjadi dua subkelas, yaitu errantia yang berkeliaran bebas dan sedentaria yang menetap termasuk erantia antara lain jenis pelagis, merayap pada celah batu dan karang, membuat lubang atau lorong dalam pasir dan lumpur ada pula yang membentuk selubung. Cacing sedentaria kebanyakan tinggal dalam liang atau selubung permanen, tidak pernah meninggalkan liang, hanya kepalanya saja yang keluar masuk untuk makan. Bentuk kepala cacing sedentaria umumnya mengalami berbagai modifikasi sesuai dengan fungsimya sebagai ciliari feeder. Sedangkan semua ruas cacing rerantia dapat dikatakan sama bentuk dan ukurannya, sedangkan ruas cacing sedentaria cenderung mengalami modifikasi. Perbedaannya antara lain terletak pada perbedaan diameter ruas, parapodia atau ada tidaknya insang (Sugiarti, 1998).

2.7 Contoh Spesies1.Phyllodoce longipes

2.Myrianida pachycera2.8 Peranan PolychaetaPenting secara ekonomi (+,-):

Sumber protein, Bahan baku obat & industri farmasi, Parasit (cangkang kerang & tiram mutiara, usus ikan), Budidaya (pakan ikan & komoditi ekspor),Hiasan akuarium laut

Penting secara ekologi:Indikator polusi organik ekosistem akuatik, Mata rantai dalam ekosistem, Mendaur-ulang nutrien di alam, Membentuk ekosistem terumbu karang, Hama (penggerek & penempel) badan kapal

BAB III

KESIMPULAN

Tubuh cacing Polychaeta tersusun atas bagian anterior yang terdiri dari prostomium dan peristomium.

Polychaeta adalah cacing laut yang mempunyai banyak bulu.

Tubuh polychaeta bersegmen.

Setiap segmen mempunyai sepasang parapodia yang terdiri dari ventral dan dorsal.

Polychaeta umumnya tinggal di laut, namun ada juga yang tinggal di pantai.

Cacing polychaeta umumnya menggunakan insang untuk bernafas.

Kebanyakan Polychaeta bersifat phototropic negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Aslan, dkk., 2007. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari.

Glasby, C.J., P.A. Hutching, K. Fauchald, H. Paxton, G.W. Rouse, C.W. Russel, R.S. Wilson. 2000. Class Polychaetes. In Polychaetes and allies: the Southern synthesis. Fauna of Australia. Polychaeta, Myzostomida,Pogonophora, Echiura, Sipuncula. CSIRO: Melbourne.

Romimohtarto dan Juwana. 2001. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta.

. 2009. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta

Sugiarti S. 1998. Avertebrata Air. IPB, Bogor.

http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://invertebrates.si.edu/Features/families/polychaeta.html&usg=ALkJrhiSFcSVI15RCl8XnhDufmnai99sxA#top