Biokimia_P1.pdf
description
Transcript of Biokimia_P1.pdf
LAPORAN BIOKIMIA KI 3161
Percobaan 1
REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN
Nama : Ade Tria
NIM : 10511094
Kelompok : 4
Shift : Selasa Siang
Nama Asisten : Nelson Gaspersz (20512021)
Tanggal Percobaan : 17 September 2013
Tanggal Pengumpulan : 24 September 2013
LABORATORIUM BIOKIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN
I. Tujuan
- Menentukan hasil uji reaksi terhadap protein dan asam amino dari albumin dan gelatin
dengan uji Millon, uji Hopkins-Cole, uji Ninhidrin, uji Biuret, pengandapan dengan
logam, pengendapan dengan garam, dan denaturasi protein.
II. Teori Dasar
Asam amino adalah molekul organik yang mengandung gugus karboksil (-COOH) dan
gugus amino (-NH2). Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang
berdekatan dengan gugus karboksil (C-α) atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina
dan gugus karboksil dalam asam amino terikat pada atom karbon yang sama. Rantai
samping atau gugus R dapat membuat asam amino bersifat asam , basa, hidrofilik (polar),
dan hidrofobik (nonpolar). Sifat kimia suatu asam amino dapat diramalkan berdasarkan
sifat kimia gugus R-nya dengan reaksi menggunakan reagen-reagen tertentu.
Protein adalah polimer asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Protein
merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari
setengah berat kering pada hampir semua organisme. Struktur protein terdapat 4 macam,
yaitu primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa mengandung sulfur, serta fosfor.
III. Data Pengamatan
a) Uji Asam Amino (Percobaan 1 - 4)
Jenis Uji Hasil Pengamatan
Millon
Albumin Positif.
Terbentuk endapan merah dan gel putih di bagian atas.
Gelatin Positif.
Warna larutan merah kejinggaan.
Hopkins-
Cole
Albumin
Positif.
Terbentuk 2 fasa. Fasa bawah : kuning, Fasa atas : gel putih.
Setelah + H2SO4 : terbentuk cincin ungu di antara 2 fasa.
Gelatin Positif.
Terbentuk 2 fasa.
Ninhidrin
Albumin Positif.
Larutan berwarna biru keunguan (setelah dipanaskan).
Gelatin Negatif.
Larutan tidak mengalami perubahan.
Reaksi
Sistein &
Sistin
Sistein
Positif.
Larutan membentuk 2 fasa.
Fasa atas berwarna merah keunguan (setelah ditambahkan
NH4OH) yang lama-kelamaan berubah menjadi kuning
kehijauan.
Fasa bawah bening.
Sistin Positif.
Larutan berwarna hitam (setelah dipanaskan).
b) Uji Protein (Percobaan 5 – 8)
Jenis Uji Hasil Pengamatan
Biuret Positif.
Larutan menjadi ungu (setelah ditambahkan CuSO4)
Pengendapan
dengan Logam
Positif.
HgCl2 : Terbentuk 2 fasa. Fasa bawah : membentuk gel putih.
Pb-asetat : Larutan membentuk gel putih.
Pengendapan
dengan Garam
Positif.
Filtrat : Larutan menjadi biru keunguan
Endapan : Warna putih kekuningan. Saat penambahan air
endapan tidak larut. Warna berubah menjadi merah keorenan
(Setelah ditambah reagen millon)
Denaturasi
Protein
Positif.
Sebelum dipanaskan : Semua larutan bening
Setelah dipanaskan : Tabung HCl dan Tabung Buffer terdapat gel
putih.
Tabung NaOH tetap bening.
Pada suhu kamar : tidak terjadi perubahan.
Setelah penambahan buffer :
Tabung HCl membentuk 2 fasa.
Bawah : endapan putih, Atas : larutan buffer.
Tabung NaOH membentuk gel berwarna putih
IV. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan uji terhadap asam amino dan protein. Uji yang
dilakukan pada asam amino adalah uji Millon, uji Hopkins-Cole, uji Ninhidrin, dan reaksi
Sistin dan Sitein. Untuk uji yang dilakukan untuk mengecek keberadaan protein adalah uji
Biuret, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam, dan denaturasi protein.
Bahan atau sampel utama yang diuji adalah albumin dan gelatin.
Albumin adalah segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam,
dan mengalami koagulasi saat terpapar panas. Substansu yang mengandung albumin,
seperti putih telur (albuminoid). Sedangkan gelatin adalah derivat protein dari serat
kolagen yang ada pada kulit, tulang, dan tulang rawan. Susunan asam aminonya hampir
mirip dengan kolagen, dimana glisin sebagai penyusun 2/3 asam amino utama dan 1/3
asam amino yang tersisa diisi oleh prolin dan hidroksiprolin.
Untuk uji yang pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah uji Millon. Reagen
Millon adalah larutan merkuri dan ion merkuro yang terlarut dalam asam nitrat dan asam
nitrit. Ketika ditambahkan pada asam amino akan terbentuk gel (endapan) putih, yang
berubah warna menjadi merah saat dipanaskan (garam merkuri dan tirosin yang ternitrasi).
Perubahan warna ini dapat terjadi jika asam amino yang diuji memiliki gugus fenol (seperti
Tirosin). Pada percobaan yang dilakukan didapatkan hasil positif pada gelatin dan albumin.
Perubahan warna terjadi dari bening menjadi merah kejinggaan pada gelantin dan pada
albumin terbentuk endapan merah dan gel putih di bagian atas.
Uji yang kedua yaitu uji Hopkins-Cole. Reagen pada uji ini mengandung asam
glioksilat (CHO-COOH) dan serbuk magnesium dalam air. Asam amino yang dapat
memberikan uji positif dengan reagen ini adalah Triptofan. Gugus aldehid dari asam
glioksilat akan berkondensasi dengan Triptofan. Asam kuat (H2SO4) ditambahkan
perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Dan terbentuk
cincin ungu di antara kedua fasa pada larutan. Pada percobaan, didapatkan hasil positif
pada albumin. Larutan albumin dan gelatin membentuk 2 fasa. Pada albumin terdapat
cincin ungu di antara kedua fasa, sedangkan pada gelantin tidak terdapat cincin ungu dan
larutan tetap bening.
Uji Ninhidrin adalah uji yang dilakukan selanjutnya. Uji ini dapat dilakukan untuk
menguji keberadaan asam amino. Ketika larutan yang mengandung asam amino
dipanaskan, maka akan terjadi perubahan warna menjadi ungu (violet). Uji ini memberikan
hasil positif untuk albumin maupun gelatin. Namun, pada percobaan ini didapatkan hasil
negatif pada gelatin. Hal ini dapat dikarenakan
Selanjutnya adalah reaksi Sistin dan Sistein. Reaksi Sistein bereaksi spesifik untuk
mengetahui gugus sulfuhidril. Reaksi sistein (reaksi Nitroprusida) yang terjadi adalah
sebagai berikut.
[Fe3+
(CN5NO)2-
+ NH3 + RSH NH4+
[Fe2+
(CN3NOSR)2
Warna Salmon Warna Merah
Warna merah salmon terbentuk antara natrium nitroprusida dalam amoniak. Pada
percobaan, warna salmon berubah menjadi merah. Namun, warna yang dihasilkan lama
kelamaan berubah menjadi hijau kekuningan hingga kuning. Reaksi ini memberikan hasil
positif, atau dapat diartikan bahwa pada sistein terdapat gugus sulfuhidril.
Sistin adalah sistein-sistein yang saling
berikatan. Reaksi Sistin bereaksi spesifik untuk
mengetahui ikatan disulfida. Pada Sistin
digunakan NaOH dan Pb-asetat. Pada reaksi
yang dilakukan pada percobaan didapatkan
larutan berubah dari bening menjadi hitam.
Warna hitam yang terbentuk dikarenakan Pb-
asetat bereaksi dengan Sulfur dari ikatan
disulfida yang putus dan membentuk PbS
(hitam).
Selanjutnya, uji protein yang dilakukan adalah uji
Biuret. Uji positif dengan reagen Biuret akan
memberikan warna ungu (violet). Uji didasarkan pada
pembentukan kompleks Cu2+
dengan gugus -CO dan –
NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Dari
percobaan, didapatkan hasil positif pada larutan
albumin yang mengalami perubahan warna menjadi
ungu.
Pada Pengendapan dengan Logam, setelah penambahan Pb-asetat dan HgCl2 tetes
demi tetes, protein akan mengendap karena kelarutan protein dalam larutan logam tersebut
terbatas. Pada percobaan, dari kedua larutan yaitu Pb-Asetat dan HgCl2 didapatkan
endapan putih. Namun, terdapat perbedaan di antara kedua larutan. Di atas endapan HgCl2
didapatkan cairan bening, sedangkan pada Pb-Asetat endapan putih yang terbentuk
bercampur dengan cairan sehingga larutan terlihat keruh.
Selain itu, juga dilakukan Pengendapan dengan Garam. Garam-garam anorganik dapat
mengendapakan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi
dengan protein untuk mengikat air. Hasil dari percobaan adalah pada larutan albumin
ditambahkan (NH4)2SO4 hingga jenuh sehingga terbentuk endapan asam amino sulfat.
Penambahan ini membuat protein mengalami peristiwa salting-in.
Salting-in dilakukan dengan menambahkan garam yang tidak jenuh atau pada
konsentrasi rendah sehingga protein menjadi bermuatan dan larut dalam larutan garam.
Kelarutan protein akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan konsentrasi garam,
apabila konsentrasi garam ditingkatkan terus, maka kelarutan protein akan turun, pada
konsentrasi garam yang lebih tinggi, protein akan mengendap.
Penyaringan dilakukan sehingga didapatkan endapan dan filtrat. Endapan yang
diperoleh dilarutkan dalam air untuk menguji kelarutannya. Dari perlakuan ini, terlihat
bahwa endapan tidak terlarut dalam air. Peristiwa ini dikenal dengan salting-out. Hal ini
terjadi karena proses persaingan antara garam dan protein untuk mengikat air. Grup ion
pada permukaan protein menarik banyak molekul air dan berikatan dengan sangat kuat.
Endapan dalam air yang terbentuk diuji dengan reagen Millon dan didapatkan hasil
positif. Endapan mengalami perubahan warna menjadi merah setelah dilakukan
pemanasan. Pada filtrat yang diperoleh diuji dengan reagen Biuret. Dari uji ini juga
didapatkan hasil postif. Warna filtrat berubah dari bening menjadi ungu (violet).
Uji terakhir yang dilakukan dalam percobaan ini adalah Denaturasi Protein. Dari hasil
percobaan didapatkan larutan Buffer dan larutan HCl membentuk gel atau endapan putih
setelah dipanaskan, sedangkan larutan NaOH tetap bening. Pada larutan basa, tidak
terbentuk endapan protein. Hal ini disebabkan karena ukuran ion OH- dari NaOH jauh
lebih besar dari ion H+ sehingga ion OH
- sulit untuk memutuskan ikatan peptida sehingga
diperlukan konsentrasi yang lebih tinggi bila digunakan untuk memutuskan ikatan peptida
tersebut. Selanjutnya, setelah ditambahkan Buffer pada larutan NaOH dan larutan HCl,
kedua larutan membentuk endapan. Namun, pada HCl terbentuk 2 fasa, yaitu di bagian
bawah endapan putih dan larutan buffer bening di bagian atas. Sedangkan pada NaOH,
larutan buffer bercampur dengan endapan putih yang terbentuk sehingga larutan menjadi
keruh.
V. Simpulan
Dari uji asam amino dan protein yang dilakukan didapatkan hasil uji adalah sebagai
berikut.
1. Pada gelantin didapatkan hasil positif pada uji Millon, uji Hopkins-Cole, uji
Ninhidrin, sedangkan pada albumin hasil uji positif didapatkan pada uji Millon dan
Hopkins-Cole.
2. Pada sistin dan sistein didapatkan hasil positif pada reaksi sistin dan sistein.
3. Dari hasil uji Biuret, Pengendapan dengan Logam, Pengendapan dengan Garam,
dan Denaturasi protein didapatkan hasil positif dan disimpulkan bahwa albumin
mengandung protein.
Jenis Uji Kesimpulan
Millon
Albumin Positif.
Terbentuk endapan merah dan gel putih di bagian atas.
Gelatin Positif.
Warna larutan merah kejinggaan.
Hopkins-
Cole
Albumin
Positif.
Terbentuk 2 fasa. Fasa bawah : kuning, Fasa atas : gel putih.
Setelah + H2SO4 : terbentuk cincin ungu di antara 2 fasa.
Gelatin Positif.
Terbentuk 2 fasa.
Ninhidrin
Albumin Positif.
Larutan berwarna biru keunguan (setelah dipanaskan).
Gelatin Negatif.
Larutan tidak mengalami perubahan.
Reaksi
Sistein &
Sistin
Sistein
Positif.
Larutan membentuk 2 fasa.
Fasa atas berwarna merah keunguan (setelah ditambahkan
NH4OH) yang lama-kelamaan berubah menjadi kuning
kehijauan.
Fasa bawah bening.
Sistin Positif.
Larutan berwarna hitam (setelah dipanaskan).
Biuret Positif.
Larutan menjadi ungu (setelah ditambahkan CuSO4)
Pengendapan
dengan
Logam
Positif.
HgCl2 : Terbentuk 2 fasa. Fasa bawah : membentuk gel putih.
Pb-asetat : Larutan membentuk gel putih.
Pengendapan
dengan
Garam
Positif.
Filtrat : Larutan menjadi biru keunguan
Endapan : Warna putih kekuningan. Saat penambahan air endapan tidak
larut. Warna berubah menjadi merah keorenan (Setelah ditambah reagen
millon)
Denaturasi
Protein
Positif.
Sebelum dipanaskan : Semua larutan bening
Setelah dipanaskan : Tabung HCl dan Tabung Buffer terdapat gel putih.
Tabung NaOH tetap bening.
Pada suhu kamar : tidak terjadi perubahan.
Setelah penambahan buffer :
Tabung HCl membentuk 2 fasa.
Bawah : endapan putih dan Atas : larutan buffer.
Tabung NaOH membentuk gel berwarna putih
VI. Daftar Pustaka
Lehninger, A. L. 1982. Principles of Biochemistry (Terjemahan oleh Maggy
Thenawidjaya). Jakarta: Erlangga.
Mathews, C. K. dan Holde, K. E. 1990. Biochemistry. Redwood City, USA: The Benjamin/
Cummings Publishing Co.
http://www.askiitians.com/iit-jee-carbohydrates-amino-acids-peptides/tests-of-proteins/,
diakses tanggal 21 September 2013 pukul 21.25 WIB.
http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=866373&show=html, diakses
tanggal 22 September 2013 pukul 14.41 WIB.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1264467/pdf/biochemj01024-0075.pdf,
diakses tanggal 22 September 2013 pukul 15.50 WIB.
http://www.chem.ucalgary.ca/courses/351/Carey5th/Ch27/ch27-3-3.html, diakses tanggal
22 September 2013 pukul 16.41.
VII.Lampiran
1) Uji Millon (Setelah dipanaskan)
Albumin - Gelatin
Albumin – Gelatin
2) Uji Hopkins-Cole
Albumin – Gelatin
3) Uji Ninhidrin (Setelah dipanaskan)
Gelatin - Albumin
Albumin - Gelatin
4) Reaksi Sistein dan Sistin
Sistein
Sistin
Sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan
5) Uji Biuret
6) Pengendapan dengan Logam
Pb-asetat - HgCl2
7) Pengendapan dengan Garam
Filtrat (Setelah ditambahkan reagen Biuret)
Endapan
Setelah ditambah air dan reagen
Millon
Setelah dipanaskan
8) Denaturasi Protein
Sebelum penambahan buffer
Buffer – NaOH – HCl
Setelah penambahan buffer
Buffer – NaOH – HCl