Biokimia - Nutrisi

21
PENYAKIT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GIZI Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan gizi optimum dimana jaringan jenuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan setinggi-tingginya. Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrition ini mencakup kelebihan nutrisi atau gizi disebut gizi lebih (over nutrition), dan kekurangan gizi atau gizi kurang (under nutrition). Penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau kekurangan zat gizi, dan yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia, antara lain : Penyakit akibat kekurangan gizi 1. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi, atau terjadinya defisiensi atau defisi energi dan protein. Pada umumnya penyakit yang terjadi pada anak balita, karena pada umur tersebut akan mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan

description

.

Transcript of Biokimia - Nutrisi

Page 1: Biokimia - Nutrisi

PENYAKIT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GIZI

Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan

atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan gizi optimum

dimana jaringan jenuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi

demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan setinggi-tingginya. Apabila

konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan

terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrition ini mencakup kelebihan nutrisi atau gizi

disebut gizi lebih (over nutrition), dan kekurangan gizi atau gizi kurang (under nutrition).

Penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau kekurangan zat

gizi, dan yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia, antara lain :

Penyakit akibat kekurangan gizi

1. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau

karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi, atau terjadinya defisiensi atau

defisi energi dan protein. Pada umumnya penyakit yang terjadi pada anak balita,

karena pada umur tersebut akan mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila

konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi

defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein). Penyakit ini dibagi dalam tingkat-

tingkat, yakni :

a. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84 – 95% dari berat badan

menurut standar Harvard.

b. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44 – 60% dari berat badan

menurut standar Harvard.

c. KKP berat (gizi buruk) kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan

meurut standar Harvard.

Beberapa ahli hanya membedakan adanya dua macam KKP saja, yakni : KKP

ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut

marasmus dan kwashiorkor. Marasmus dapat terjadi pada orang dewasa dan anak,

dan dijumpai pada kelompok-kelompok rawan di semua populasi. Kwasiorkor hanya

mengenai anak, dan dilaporkan hanya dijumpai di negara-negaru yang sedang

Page 2: Biokimia - Nutrisi

berkembang. Gambaran perbedaan antara keduanya adalah pada kwasiorkor terjadi

retensi cairan sehingga timbul edema.

a. Marasmus

Marasmus adalah keadaan kurus yang ekstrem; keadaan ini merupakan

hasil akhir dari keseimbangan energi negatif yang berkepanjangan. Bukan hanya

cadangan lemak tubuh telah habis terkuras, namun otot juga mengalami

penciutan, dan seiring dengan perkembangan penyakit, protein di hati, jantung,

dan ginjal juga menghilang. Asam-asam amino yang dibebaskan oleh katabolisme

protein jaringan digunakan sebagai sumber bahan bakar metabolik dan substrat

glukoneogenesis untuk mempertahankan pasokan glukosa bagi otak dan sel darah

merah. Akibat berkurangnya sintesis protein, respons imun terganggu dan risiko

terjadinya infeksi meningkat. Terjadi gangguan proliferasi sel mukosa usus

sehingga luas permukaan penyerapan di mukosa usus berkurang, begitu juga

penyerapan nutrien.

Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan

kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umurnya muka berkerut seperti

orang tua, apatis terhadap sekitarnya ,rambut kepala halus dan jarang berwarna

kemerahan.

b. Kwasiorkor

Selain penciutan jaringan otot, berkurangnya mukosa usus, dan

menurunnya respons imun seperti dijumpai pada marasmus, anak dengan

kwasiorkor juga memperlihatkan beberapa gambaran khas. Gambaran yang paling

khas adalah edema, akibat berkurangnya konsentrasi protein plasma. Selain itu,

terjadi pembesaran hati akibat penimbunan lemak. Dahulu diperkirakan bahwa

penyebab kwasiorkor adalah kurangnya protein, dengan asupan energi yang lebih

atau kurang adekuat, namun analisis terhadap diet anak yang mengalami

kwasiorkor memperlihatkan bahwa anggapan ini tidak tepat. Pertumbuhan anak

dengan kwasiorkor relatif lebih baik daripada mereka yang mengalami marasmus,

dan edema mulai membaik pada awal pengobatan, saat anak masih mendapat diet

rendah protein.

Page 3: Biokimia - Nutrisi

Hampir semua kwasiorkor dipicu oleh infeksi. Bertumpang tindih dengan

keaadan defisiensi makanan secara keseluruhan, defisiensi nutrien antioksidan,

seperti seng, tembaga, karoten, serta vitamin C dan E dapat ditemukan. Letupan

respiratorik sebagai respons terhadap infeksi menyebabkan terbentuknya radikal

bebas halogen dan oksigen sebagai bagian dari efek sitotoksik makrofag yang

terstimulasi. Tambahan stres oksidan ini dapat memicu terjadinya kwasiorkor.

2. Anemia (penyakit kurang darah)

Penyakit ini terjadi karena konsumsi zat besi (FE) pada tubuh tidak

seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikro elemenyang

esensial bagi tubuh,yang sangat dperlukan dalam pembentuk darah,yakni dalam

hemoglobin (Hb). Disamping itu (Fe) lebih mudah dserap oleh usus halus dalam

bentuk ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoreguler yang datur oleh

kadar Feritin yang terdapat dalam sel-sel mukosa usus. Dalam kondisi Fe yang

baik,hanya sekitar 10% saja dari Fe yang terdapat dalam makanan diserap kedalam

mukosa usus.Ekskresi Fe dilakukan melalui kulit, dalam bagian-bagian tubuh yang

aus dan dilepaskan oleh permukaan tubuh yang jumlahnya sangat kecil

sekali.Sedangkan pada wanita ekskresi Fe lebih banyak melalui menstruasi. Oleh

sebab itu, kebutuhan Fe pada wanita dewasa lebih banyak dbandingkan dengan pria.

Pada wanita hamil kebutuhan Fe meningkat karena bayi yang dkandung juga

memerlukan Fe ini.

Defisiensi atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar sehingga sudah

menjadi masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemi besi,

khusunya untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cuma

melalui puskesmas atau posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan

sebagian besar ibu-ibu hamil masih rendah maka program ini tampak berjalan lambat.

3. Zerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A dalam

tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epithel biji mata dan kornea,

karena glandula lancrimalis menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam

Page 4: Biokimia - Nutrisi

bila biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau nictalpia,

yang oleh awam disebut buta senja atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada

cahaya remang-remang. Pada stadium lanjut mata mengngoreng karena sel-selnya

menjadi lunak yang disebut dengan keratomalacia dan dapat menimbulkan kebutaan.

Fungsi vitamin A sebenarnya mencakup 3 fungsi, yakni : fungsi dalam

proses melihat, dalam proses metabolisme, dan proses reproduksi. Gangguan yang

dakibatkan karena kekurangan vitamin A yang menonjol, khususnya diindonesia

adalah gangguan dalam proses melihat yang disebut zerophalmia. Oleh sebab itu,

penanggulangan defisiensi kekurangan vitamin A yang penting disini ditunjukkan

pada pencegahan kebutaan pada anak balita. Program penanggulangan zerophalmia

dtujukkan kepada anak-anak balita dengan pemberian vitamin A secara cuma-cuma

melalui Puskesmas atau Posyandu. Dsamping itu, program pencegahan dapat

dlakukan melalui penyuluhan gizi masyarakat tentang makanan-makanan yang

bergizi, khususnya makanan-makanan sebagai sumber vitamin.

4. Penyakit Gondok Endemik

Zat Iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan

komponen dari hormon thyroxin. Zat yodium ini dikonsentrasikan dalam kelenjar

gondok (glandula thyroidea) yang dipergunakan dalam sintesa hornon thyroksin.

Hormon ini dtimbun dalam Folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein

(glogulin) maka disebut thyroglogulin. Apabila dperlukan thyroglogulin ini dpecah

dan dilepas hormon thyroksin yang dkeluarkan dari polikel kelenjar kedalam aliran

darah.

Kekurangan zat yodium ini berakibat kondisi hypothyroidisme

(kekurangan yodium) dan tubuh mencoba untuk menkompensasi dengan menambah

jaringan kelenjar gondok. Akhirnya terjadi hypertrophi (membesarnya kelenjar

thyroid), yang kemudian disebut penyakit gondok. Apabila kelebihan zat yodium

maka akan mengakibatkan gejala-gejala pada kulit yang disebut yodium dermatitis.

Penyakit gondok ini di Indonesia merupakan endemik terutama di daerah-daerah

terpencil dipegunungan, yang air minumnya kekurangan zat iodium. Oleh sebab itu,

penyakit kekurangan iodiumini disebut gondok endemik.

Page 5: Biokimia - Nutrisi

Kekurangan ioudium juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lain,

yakni: ‘chretinnisma’. Chretinnisma adalah sesuatu kondisi penderita dengan tinggi

badan dbawah normal (cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan

perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan sampai dengan saat berat

(debil). Ekspresi muka seorang cretin ini memberikan kesan orang bodoh karena

tingkat kecerdasannya sangat rendah. Pada umumnya orang cretin ini dilahirkan dari

ibu yang sewaktu hamil kekurangan zat Iodium.

Terapi penyakit ini pada penderita dewasa pada umumnya tidak

memuaskan. Oleh sebab itu, penanggulangan yang paling baik adalah pencegahan,

yaitu dengan memberikan dosis Ioudium kepada para ibu hamil. Untuk

penanggulangan penyakit akibat kekurangan yodium dalam rangka peningkatan

kesehatan masyarakat dapat dlakukan melalui program iodiumisasi. Yaitu dengan

penyediaan garam dapur yang diperkaya dengan iodium. Dalam kaitan ini pemerintah

Indonesia melalui Departemen Perindustrian telah memproduksi khusus garam

iodium untuk daerah-daerah endemic gondok.

Penyakit Akibat Kelebihan Gizi

1. Penyakit Kegemukan (Obesitas)

Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan

energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau

pemakaian energi. Kelebihan energi dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak.

Pada keadaan normal, jaringan lemak ini dtimbun dtempat-tempat tertentu

dantaranya dalam jaringan subcutan, dan didalam jaringan tirai usus. Seseorang

dkatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15% dan

pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.

Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dpaksa untuk

bekerja lebih berat, karena harus membawa kelebihan berat badan. Oleh sebab itu,

pada umunya lebih cepat gerah, capai, dan mempunyai kecenderungan untuk

membuat kekeliruan dalam bekerja.Akibat dari penyakit obesitas ini, para

penderitanya cenderung menderita penyakit-penyakit: kardio-vaskuler, hipertensi,

dan diabetes mellitus.

Page 6: Biokimia - Nutrisi

Berat badan yang ideal pada orang dewasa menurut rumus Dubois ialah:

B (kg) = (Tcm – 10) + 10%, dengan:

B = Berat badan hasil perkiraan/pengukuran

T = Tinggi badan

Oleh bagian gizi fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dilakukan

koreksi sebagai berikut:

B (kg) = (Tcm – 100) – 10% + 10%

Contoh si Ali (dewasa) diukur tinggi badannya 160 meter maka berat badan

Ali yang ideal adalah antara 54 kilogram dengan 66 kilogram (paling rendah 54

kilogram dan paling tinggi 66 kilogram) . Apabila orang dewasa yang tinggi

badannya 160 cm, dengan berat badan dbawah 54 kg maka ia kekurangan gizi dan

lebih dari 66 kg ia termasuk obesitas (kegemukan)

2. Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing

manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem

metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi

hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang

bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin

dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi

energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar

gula dalam darah.

Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah,

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL

dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula

(glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

Page 7: Biokimia - Nutrisi

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)

3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang

tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat

berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama

pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.

Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak

mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah

menderita kencing manis.

Tipe Penyakit Diabetes Mellitus

1. Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh

kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes

Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada

pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita,

anak-anak dan remaja.

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian terapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan.

Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan

penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan

pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat

Page 8: Biokimia - Nutrisi

test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat

mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai

penyakit.

2. Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti

kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya

sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan

meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2,

pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti

diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan

pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah,

maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.

3. Hypertensi (Darah Tinggi)

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan

oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan

tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air

raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya

Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat

badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80

mmHG. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan

nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah

menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.

Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan

pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa

si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian.

Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang

Page 9: Biokimia - Nutrisi

bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada

pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini

merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung.

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 tipe klasifikasi,

diantaranya :

1. Hipertensi Primer adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi

sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan.

Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan

berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena

penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam

lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit

tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa

mengalami tekanan darah tinggi.

2. Hipertensi Sekunder adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan

tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit

lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon

tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat

kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di

atas normal atau gemuk (gendut).

Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah

kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi

Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya,

Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia

dimasa kehamilannya itu. Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil

yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit

kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang

nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak

hipertensi maka disebut Eclamsia.

- Penyebab Hipertensi

Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan

beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflamasi)

Page 10: Biokimia - Nutrisi

secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.

Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan

tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman

yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat

menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.

- Penanganan dan Pengobatan Hipertensi

a. Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)

1. Kandungan garam (Sodium/Natrium)

Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya

mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa

tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini:

- Jangan meletakkan garam diatas meja makan

- Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan

- Batasi konsumsi daging dan keju

- Hindari cemilan yang asin-asin

- Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium

2. Kandungan Potasium/Kalium Suplements potasium 2-4 gram perhari

dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak

didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang

mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah

tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo,

labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang

putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal

efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).

Page 11: Biokimia - Nutrisi

KEBUTUHAN PROTEIN & ASAM AMINO

Kebutuhan Protein Dapat Ditentukan dengan Mengukur Keseimbangan Nitrogen

Keadaan nutrisi protein dapat ditentukan dengan mengukur asupan (dari

makanan) dan pengeluaran senyawa bernitrogen dari tubuh. Meskipun asam nukleat juga

mengandung nitrogen, namun protein adalah sumber nitrogen utama dari makanan, dan

pengukuran asupan nitrogen total dapat memberikan perkiraan yang baik tentang asupan

protein (mg.N x 6,25 = mg protein karena pada sebagian besar protein mengandung 16%

N ). Pengeluaran N dari tubuh terutama dalam bentuk urea dan sebagian kecil dalam

senyawa lain di urine, protein yang tidak-tercerna di tinja; juga terjadi pengeluaran dalam

jumlah signifikan melalui keringat dan kulit yang terlepas. Perbedaan antara asupan dan

pengeluaran senyawa bernitrogen dikenal sebagai keseimbangan nitrogen. Terdapat tiga

keadaan yang dapat dijelaskan yaitu :

1. Pada orang dewasa sehat, keseimbangan nitrogen berada dalam ekuilibrium, yaitu

asupan setara dengan pengeluaran, dan tidak terjadi perubahan dalam kandungan

protein total tubuh.

2. Pada anak yang sedang tumbuh, wanita hamil, dan orang yang dalam masa

penyembuhan dari kehilangan protein, ekskresi senyawa bernitrogen lebih sedikit

daripada asupan yang diperoleh dari makanan dan terjadi retensi netto nitrogen di

tubuh dalam bentuk protein-keseimbangan nitrogen positif.

3. Jika terjadi respons terhadap trauma atau infeksi, atau jika asupan protein kurang

memadai untuk memenuhi kebutuhan, terjadi kehilangan netto nitrogen protein dari

tubuh-keseimbangan nitrogen negatif.

Katabolisme protein jaringan yang berlangsung terus menerus menimbulkan

kebutuhan akan protein makanan, bahkan pada orang dewasa yang tidak tumbuh lagi;

meskipun sebagian asam amino yang dibebaskan dapat digunakan kembali, dan banyak

yang digunakan untuk glukoneogenesis saat puasa. Studi-studi tentang keseimbangan

nitrogen memperlihatkan bahwa kebutuhan harian rata-rata adalah 0,6 g protein/kg berat

badan (tambahan 0,75 untuk variasi individual), atau sekitar 50 g/hari. Asupan protein

rata-rata di negara maju berkisar 80-100 g/hari, yaitu l4-l5% dari asupan energi. Karena

pada anak yang sedang tumbuh terjadi penambahan protein di dalam tubuhnya, secara

Page 12: Biokimia - Nutrisi

proporsional kebutuhan mereka lebih besar daripada kebutuhan orang dewasa dan harus

berada dalam keseimbangan nitrogen positif. Meskipun demikian, kebutuhannya relatif

kecil dibandingkan dengan kebutuhan untuk pergantian protein. Di sebagian negara,

asupan protein mungkin kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan ini sehingga terjadi

hambatan pertumbuhan.

Terjadi Kehilangan Protein Tubuh Sebagai Respons Terhadap Trauma & lnfeksi

Salah satu reaksi metabolik terhadap trauma besar, misalnya luka bakar, fraktur

ekstremitas, atau pembedahan, adalah meningkatnya katabolisme netto protein jaringan.

Protein tubuh total dapat hilang hingga 6-7% dalam 10 hari. Tirah baring yang

berkepanjangan menyebabkan hilangnya protein karena atrofi otot. Protein dikatabolisme

secara normal, tetapi protein tersebut tidak diganti seluruhnya tanpa rangsangan olah

raga. Kehilangan protein ini diganti selama masa konvalesens, saat terjadi keseimbangan

nitrogen positif. Diet normal sudah cukup untuk memungkinkan terjadinya penggantian

ini.

Kebutuhan Tidak Hanya untuk Protein, tetapi Juga Asam Amino Spesifik

Tidak semua protein setara secara nutrisional. Sebagian protein dibutuhkan dalam

jumlah yang lebih banyak untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif karena

protein yang berbeda mengandung kombinasi asam amino yang berbeda pula. Tubuh

mernbutuhkan asam amino dalam proporsi yang tepat untuk menggantikan protein tubuh.

Asam-asam amino dapat dibagi menjadi dua kelompok: esensial dan nonesensial.

Terdapat sembilan asam amino esensial atau tidak tergantikan, yang tidak dapat disintesis

oleh tubuh: histidin, isoleusin, leusin, lisin' metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan

valin. Jika salah satu dari asam amino ini tidak ada atau kurang memadai, berapapun

jumlah asupan protein total, keseimbangan nitrogen tidak dapat dipertahankan karena

akan terjadi kekurangan asam amino yang bersangkutan untuk sintesis protein.

Dua asam amino, sistein dan tirosin dapat disintesis di tubuh, tetapi hanya dari

prekursor asam amino esensial sistein dari metionin dan tirosin dari fenilalanin. Oleh

karena itu, asupan sistein dan tirosin dari makanan memengaruhi kebutuhan akan

metionin dan fenilalanin. Sebelas asam amino lainnya dianggap nonesensial atau dapat

Page 13: Biokimia - Nutrisi

digantikan, karena asam-asam amino tersebut dapat disintesis asalkan protein total dalam

diet memadai. Jika salah satu dari asam amino ini dikeluarkan dari diet, keseimbangan

nitrogen masih dapat dipertahankan. Namun, hanya tiga asam amino, yaitu alanin,

aspartat, dan glutamat, yang dianggap benar-benar dapat digantikan; ketiganya disintesis

dari zat-zat perantara metabolik yang umum (masing-masing piruvat, oksaloasetat, dan α-

ketoglutarat). Asam-asam amino sisanya dianggap nonesensial, tetapi pada keadaan

tertentu kebutuhannya dapat melebihi kemampuan tubuh menyintesis asam amino

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Bender DA, Bender AE. Nutrition: A Reference Handbook. Oxford Universiry Press,

1997.

Fuller MF Garlick PJ. Human amino acid requirements: can the controversy be resolved?

Ann Rev Nutr 1994;14:217.

Geissler C, Powers HJ. Human Nutrition, ed ke-11. Elsevier, 2005. Institute of Medicine.

Dietary Reference Intakes for Energy, Carbohydrate, Fiber Fat, Fatty Acids, Cholesterol,

Protein, and Amino Acids (Macronutrients). National Academies Press, 2002.

Pencharz PB, Ball RO. Different approaches to define individual amino acid

requirements. Ann Rev Nutr 2003;23:101