Biografi Ibu

2
BIOGRAFI IBU Ibu merupakan sosok yang dibanggakan dan sangat dihormati oleh anak-anaknya. Tidak terkecuali ibu dari tiga anak ini. Ibunda yang bernama lengkap Andi Widyawati lahir di Pangkajene,13 Maret 1973. Ibunda memulai jenjang pendidikannya dari SD 28 tumampua 2, Pesantren Immim Putri, SMA Negeri 1 Pangkajene, dan berlanjut lagi ke jenjang yang lebih tinggi di universitas muslim indonesia jurusan teknik industri.Sembilan belas tahun yang lalu Ibunda memutuskan untuk menikah dengan Lukman Kulawu (suaminya sekarang) dan kini mereka memiliki tiga orang anak. “Orang tua tidak mungkin mendidik anak-anaknya kejalan yang salah,” itulah kata ibunda. Ternyata dedikasi seorang Ayah seperti itu berbuah manis bagi Sang Bunda. Begitu sangat dirasakan olehnya pada saat Bunda telah duduk dibangku SMP. Ibunda tumbuh menjadi sosok yang sederhana dan sangat menghargai apa yang telah di amanahkan Ayahnya. Selain memiliki kegiatan lain diluar rumah Ibunda juga tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang ibu yang wajib membimbing anak-anaknya di rumah baik secara Spiritual maupun emosional. Ibunda paling menekankan kedisiplinan dalam belajar,bekerja,dan sebagainya Hal ini dilakukannya karena Ibunda mengajarkan bahwa berdoa dan bekerja itu harus seimbang . Selain membimbing kami di rumah, ibunda juga menganjurkan anak-anaknya mengikuti les di luar sekolah. Hal ini Ibunda lakuakan karena ingin melihat anak-anaknya sukses.

Transcript of Biografi Ibu

Page 1: Biografi Ibu

BIOGRAFI IBU

Ibu merupakan sosok yang dibanggakan dan sangat dihormati oleh anak-anaknya.

Tidak terkecuali ibu dari tiga anak ini. Ibunda yang bernama lengkap Andi Widyawati lahir

di Pangkajene,13 Maret 1973. Ibunda memulai jenjang pendidikannya dari  SD 28 tumampua

2, Pesantren Immim Putri, SMA Negeri 1 Pangkajene, dan berlanjut lagi ke jenjang yang

lebih tinggi di universitas muslim indonesia jurusan teknik industri.Sembilan belas tahun

yang lalu Ibunda memutuskan untuk menikah dengan Lukman Kulawu (suaminya sekarang)

dan kini mereka memiliki tiga orang anak.

            “Orang tua tidak mungkin mendidik anak-anaknya kejalan yang salah,” itulah kata

ibunda. Ternyata dedikasi seorang Ayah seperti itu berbuah manis bagi Sang Bunda. Begitu

sangat dirasakan olehnya pada saat Bunda telah duduk dibangku SMP. Ibunda tumbuh

menjadi sosok yang sederhana dan sangat menghargai apa yang telah di amanahkan

Ayahnya.

            Selain memiliki kegiatan lain diluar rumah Ibunda juga tidak melupakan

kewajibannya sebagai seorang ibu yang wajib membimbing anak-anaknya di rumah baik

secara Spiritual maupun emosional. Ibunda paling menekankan kedisiplinan dalam

belajar,bekerja,dan sebagainya Hal ini dilakukannya karena Ibunda mengajarkan bahwa

berdoa dan bekerja itu harus seimbang . Selain membimbing kami di rumah, ibunda juga

menganjurkan anak-anaknya mengikuti les di luar sekolah. Hal ini Ibunda lakuakan karena

ingin melihat anak-anaknya sukses.

                        Meski kegiatannya di rumah sangat banyak Ibunda tak lupa menasehati anak-

anaknya, baik memberi motivasi, saran, kritik dan sebagainya. Kini Ibunda memasuki usia 41

tahun lebih, namun keikutsertaannya di beberapa kelompok sosial masih dijalaninya. Ibunda

beranggapan bahwa dengan mengikuti kelompok-kelompok tersebut dirinya bisa mudah

untuk bersosialisasi baik dalam lingkup sempit maupun dalam lingkup luas.     

                        Penulis belajar dari pengalaman bunda. Sungguh untuk mencapai sesuatu itu

pasti ada pengorbanannya. Ibunda adalah seorang wanita yang telah memperjuangkan hidup

dan matinya, agar kami dapat terlahir kedunia ini. Sungguh besar pengorbanan Ibunda yang

memberikan segenap jiwanya, hidupnya, kasih sayangnya yang tidak akan bisa tergantikan.

Tangisan penulis diwaktu kecil bagaikan nyanyian yang merdu baginya.Tengah malam

menganggu tidurnya bukanlah hal yang sulit untuk Ibunda terbangun, lalu membelai penulis

dengan kasih dan sayang.Sungguh luar biasa perjuangan Ibunda.love you mam....