Biofilm organik dan anorganik

download Biofilm organik dan anorganik

of 17

Transcript of Biofilm organik dan anorganik

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    1/17

    LAPORAN PRAKTIKUM

    MIKROBIOLOGI AIR

    ACARA III

    BIOFILM ORGANIK DAN ANORGANIK

    Disusun oleh :

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI AIR

    JURUSAN MIKROBIOLOGI PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2014

    Nama : Lestari Wevriandini

    NIM : 11/313063/PN/12277

    Kelompok : 5 (lima)

    Jurusan : Mikrobiologi

    Asisten : Martha Retnaning Tyas

    Nabila Dias F

    Yudi Kusnadi

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    2/17

    BIOFILM ORGANIK DAN ANORGANIK

    ABSTRAKSI

    Biofilm adalah lapisan yang dibentuk oleh bakteri pada suatu permukaan

    benda padat di lingkungan berair maupun lingkungan yang lembab yang dapat

    terbentuk pada permukaan organik maupun anorganik. Praktikum mengenai

    Biofilm organik dan anorganik bertujuan mengetahui pembentukan biofilm pada

    substrat organik dan anorganik serta mengetahui tingkat pertumbuhan dan

    keragaman mikroorganisme pada berbagai macam konsentrasi medium.

    Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2014 di

    Laboratorium Mikrobiologi Air, Jurusan Mikrobiologi Pertanian, Fakultas

    Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat yang digunakan pada

    praktikum, antara lain cawan petri, gelas beker, jarum ose, pipet dan dryglasky,

    sedangkan bahan yang diperlukan, antara lain medium TSA (Tr ipti case Soy Agar

    I ) (1x, 0,1x, 0,01x), larutan garam fisiologis dan sampel biofilm organic dan

    anorganik. Hasil yang didapatkan adalah jumlah bakteri biofilm pada permukaan

    substrat organik lebih banyak dibandingkan dengan permukaan substrat

    anorganik karena karena pada substrat anorganik aktivitas rendah atau tidak

    dapat bergerak karena bukan mahkluk hidup, selain itu tingkat kekasaran

    (hidrofobik) yang cenderung lebih besar dibanding pada substrat organik. Pada

    substrat anorganik juga tidak ada kandungan kompleks organik seperti pada

    substrat organik, sehingga pertumbuhan bakteri dimungkinkan lebih lambat.

    Konsentrasi medium mempengaruhi pertumbuhan mikrobia karena semakin

    rendah konsentrasi maka kandungan nutrisi di dalamnya semakin sedikit yang

    berdampak pada jumlah mikrobia yang tumbuh juga semakin sedikit.

    I. PENDAHULUANa. Latar belakang

    Biofilm adalah lapisan yang dibentuk oleh bakteri pada suatu permukaan benda

    padat di lingkungan berair maupun lingkungan yang lembab. Berdasarkan tempat atau

    permukaan tempat melekatnya, biofilm dibedakan menjadi dua yaitu, biofilm organik

    yang mana terbentuk pada permukaan bahan atau benda organik dan anorganik yang

    mana terbentuk pada permukaan bahan atau benda anorganik. Pembentukan biofilm

    pada benda organik maupun anorganik perlu dipelajari, sehingga dapat diketahui tingkat

    pertumbuhan dan keanekaragamannya pada dua jenis benda yang berbeda. Selain itu,

    dengan mengetahui pembentukan keragaman biofilm pada berbagai benda tersebut,

    maka dapat semakin diketahui mengenai keanekaragaman habitat yang disukai bakteri

    biofilm serta keuntungan dan kerugian bakteri biofilm pada kehidupan.

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    3/17

    b. Tujuan1. Mengetahui pembentukan biofilm pada substrat organik dan anorganik2. Mengetahui tingkat pertumbuhan dan keragaman mikroorganisme pada berbagai

    macam konsentrasi medium.

    II. TINJAUAN PUSTAKABakteri di alam sering ditemukan berasosiasi dengan permukaan suatu kelompok

    baik organik maupun organik yang dikenal dengan biofilm dan bukan pada bentuk

    planktonik. Pembentukan biofilm dimulai ketika bakteri menempel pada permukaan,

    kemudian diikuti pertumbuhan klonal, pelekatan mikroorganisme yang berenang bebas

    dan produksi matrix ekstraselular. Biofilm yang matang dicirikan dengan dihasilkannya

    exsopolisakarida dan bakteri yang berada pada biofilm telah menunjukkan peningkatan

    ketahanan terhadap antibibiotik dan perlindungan terhadap osmotic shock, dehidrasi dan

    radiasi UV (Leasure et al., 2013).

    Biofilm didefinisikan sebagai komunitas bakteri dikelilingi oleh produksi matrix

    polimer yang dihasilkan sendiri dan melekat secara reversibel pada permukaan biotik

    maupun abiotik. Bakteri mungkin berkembang pada akar tanaman sebagai sel terisolasi,

    mikrokoloni, agregat bakteri atau biofilm. Komponen permukaan dari biofilm bakteri

    terutama eksopolisakarida (EPSs), flagela dan lipopolisakarida (LPSs) dalam

    kombinasinya dengan signal fungsional bakteri sangat penting untuk pembentukan

    biofilm rhizobial pada semua spesies yang telah dipelajari sejauh ini. Permukaan

    polisakarida rhizobial memegang peranan penting pada simbiosis dan pembentukan

    bintil akar yang aktif. Mutan yang tidak efektif dalam produksi EPSs, LPSs dan

    polisakarida kapsular biasanya menunjukkan sebuah induksi tereduksi dari bintil efektif

    dan sangat berpengaruh pada proses infeksi melalui benang-benang infeksi (Sorroche etal., 2012).

    Biofilm dapat dibentuk dari satu jenis mikroba saja, namun secara alami hampir

    semua jenis biofilm terdiri dari campuran berbagai jenis mikroba. Sebagai contoh fungi,

    alga, yeast (ragi), amuba (bakteri) dan jenis mikroba lainnya. Semakin beragam mikroba

    yang tumbuh, maka biofilm yang terbentuk akan semakin cepat dan kompetitif. Bagi

    bakteri yang bersifat aerob akan tumbuh di bagian dalam, sedangkan bakteri yang bisa

    tumbuh secara anaerob akan berada di layer bagian dalam. Semakin beragam bakteri,

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    4/17

    maka interaksi antara bakteri semakin kompleks. Demikian halnya jenis mikroba yang

    lain. Biofilm akan terbentuk pada permukaan yang lembab, hal ini disebabkan mikroba

    dapat bertahan hidup jika ia mendapatkan kelembaban yang cukup. Pada prosesnya

    biofilm mengeksresikan suatu bahan yang licin (berlendir) pada sebuah permukaan,

    kemudian akan menempel dengan baik di permukaan tersebut jika keadaan minimum

    bakteri tersebut terpenuhi. Beberapa lokasi yang dapat dijadikan tempat hidup biofilm

    meliputi material alami di atas dan di bawah tanah, besi, plastik dan jaringan sel.

    Selama kita dapat menemukan kombinasi nutrien, air dan sebuah permukaan yang tidak

    mengandung senyawa beracun, disana sangat mungkin kita temukan biofilm (Pribadi,

    2009).

    Biofilm dapat dibentuk pada lingkungan ekstrim, seperti pada air asam tambang

    (pada pH 0), dimana bakteri berkontribusi pada siklus sulfur. Biofilm dari cyanobakteria

    yang telah dipelajari secara intensif pada sumber mata air panas dan baru-baru ini

    peneliti mulai meneliti biofilm yang terdapat di danau terlapis es di Antartika. Struktur

    komunitas bakteri yang kompleks pada lingkungan yang ekstrim tersebut telah

    ditemukan dalam hal biologis seperti fotosintesis, fiksasi nitrogen dan fermentasi

    (Davey dan O'Toole., 2000).

    Bakteri di dalam biofilm mampu bertahan terhadap antibiotik, desinfektan,

    bahkan mampu tahan terhadap sistem immunitas hospesnya (Oliveira et al., 2006;

    Melchior et al., 2006; Setiawan et al., 2012). Manifestasi klinis dari infeksi oleh bakteri

    pembentuk biofilm adalah adanya resistensi terhadap pengobatan antibiotik. Terapi

    antibiotik pada umumnya hanya akan membunuh sel-sel bakteri planktonik (yang

    berenang-berenang di luar biofilm) sedang bentuk bakteri yang tersusun rapat dalam

    biofilm akan tetap hidup dan berkembang serta akan melepaskan bentuk sel-sel

    planktonic keluar dari formasi biofilm. Demikian juga terhadap sistem kekebalanhospes di mana formasi biofilm mampu melindungi bakteri di dalamnya dari efektor-

    efektor sistim immun hospesnya (Davey dan Otoole, 2000; Melchior et al., 2006;

    Setiawan et al., 2012).

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    5/17

    III.METODOLOGIPraktikum Mikrobiologi Air Acara III yang berjudul Biofilm Organik dan

    Anorganik dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2014 di Laboratorium

    Mikrobiologi Air, Jurusan Mikrobiologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

    Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat yang digunakan pada praktikum, antara lain cawan

    petri, gelas beker, jarum ose, pipet dan dryglasky, sedangkan bahan yang diperlukan,

    antara lain medium TSA (Tripticase Soy Agar I) (1x, 0,1x, 0,01x), larutan garam

    fisiologis dan sampel biofilm organic dan anorganik.

    Adapun cara kerja yang dilakukan pertama, yakni sampel biofilm organik dan

    anorganik direndam di dalam larutan garam fisiologis selama beberapa waktu (5

    menit). Selanjutnya permukaan sampel dikerik saat direndam di larutan garam

    fisiologis, lalu 0,1 ml larutan garam fisiologis diambil yang digunakan untuk merendam

    sampel. Kemudian, 0,1 ml larutan yang telah diambil tersebut dituang ke medium TSA

    (dengan konsentrasi 1x, 0,1x, 0,01x secara surface plate) dengan masing-masing

    konsentrasi sebanyak tiga ulangan. Terakhir, medium yang telah berisi sampel

    diinkubasikan kedalam ruang bertemperatur 370 C selama 3-4 hari, lalu keragaman

    mikrobia yang tumbuh diamati.

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    6/17

    IV.HASIL DAN PEMBAHASANBiofilm adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu

    lingkungan kehidupan yang khusus dari sekelompok mikroorganisme, yang melekat

    pada suatu permukaan padat dalam lingkungan perairan. Menurut Sari (2007) biofilm

    terdiri dari sel-sel mikroorganisme yang melekat erat ke suatu permukaan sehingga

    berada dalam keadaan diam (sesil). Pelekatan ini seperti pada bakteri disertai oleh

    penumpukan bahan-bahan nutisi yang diselubungi oleh matrik polimer ekstraseluller

    yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. Matrik ini berfungsi sebagai perekat bagi biofilm.

    Biofilm akan terbentuk dengan cepat dalam sistem yang mengalir dimana suplai nutrisi

    tersedia secara teratur bagi bakteri. Pertumbuhan bakteri secara ekstensif disertai oleh

    sejumlah besar polimer ekstraseluller, menyebabkan pembentukan lapisan berlendir

    (biofilm). Peranan EPS bagi biofilm adalah menyediakan makanan, terlibat dalam

    mekanisme pertahanan inang, dan membantu dalam agregasi dan pelekatan permukaan,

    untuk bertahan pada kondisi dimana sel planktonik sudah tidak mampu bertahan hidup.

    Biofilm merupakan sebuah kumpulan yang kompleks dari mikroorganisme

    (bakteri) yang melekat pada substrat padat. Permukaan padat atau substrat padat yang

    dilekati biofilm tersebut dapat berupa substrat abiotik atau anorganik dan substrat biotik

    atau organik yang terbenam dalam air dan lembab.. Substrat organik misalnya daun dan

    batang tumbuhan air, daerah perakaran, kulit dan gigi hewan air, usus manusia dan lain-

    lain. Substrat abiotik misalnya jaringan implant, peralatan medis, partikel tanah, batu-

    batuan, pipa saluran air, bagian bawah galangan kapal, serta substrat lain yang

    tergenang air. Terbentuknya biofilm pada berbagai substrat harus terjadi dalam sistem

    yang mengalir atau lembab dimana suplai nutrisi tersedia secara teratur bagi bakteri.

    Pertumbuhan bakteri secara ekstensif pada permukaan padat disertai oleh sejumlah

    besar polimer ekstraseluller yang menyebabkan pembentukan lapisan berlendir(biofilm) yang dapat dilihat dengan kasat mata pada permukaan baik borganik maupun

    anorganik. Kemampuan sel melekat pada permukaan dan membentuk biofilmdipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

    1. Faktor Lingkungan.a. Keberadaan nutrien

    Kepadatan populasi yang rendah adalah karakteristik umum dari komunitas

    planktonik pada ekosistem mikroba di alam. Keadaan oligotropik dari ekosistem

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    7/17

    menyiratkan ketidakcukupan nutrient untuk mendukung aktifitas mikkroba lebih

    jauh. Kelaparan sering disertai dengan mengecilnya ukuran,peningkatan

    hidrofobisitas permukaan sel dan meningkatkan pelekatan. Faktor di atas membuat

    bakteri cenderung melekat ke permukaan padat, dimana kesempatan

    untuk mendapatkan nutrisi lebih tinggi

    b. SubstratSubstrat yang sangat disukai bakteri biofilm ialah substrat yang lembab.

    Permukaan padat memiliki beberapakarakteristik yang penting bagi prosespelekatan.

    Perluasan koloni mikrobasebanding dengan peningkatankekasaran permukaan.

    c. Arus perairanSel berperilaku seperti partikel pada suatu perairan sehingga pelekatan sel

    bakteri pada substrat tergantung dari arus. Pelekatan sel sangat tergantung pada

    motilitas bakteri ketika kecepatan arus rendah, sebaliknya ketika kecepatan arus

    meningkat maka bakteri dapat bergerak dengan bantuan arus laut sehingga dapat

    meningkatkan kemampuan bakteri untuk melekat pada substrat.

    2. Faktor Genetika. Gen pengkode fungsi motilitas

    Gen pengkode fungsi motilitas berperan dalam pembentukan flagelayang

    mempengaruhi pelekatan mikroba.

    b. AdhesiAdhesi bakteri terjadi karenanutrien pada lingkungan perairan cenderung

    terkonsentrasi di sekitar permukaan padat.

    Ketebalan biofilm dapat bervariasi tetapi biasanya berkisar antara 500 100

    mikron. Saat ketebalan biofilm meningkat, beberapa potongan biofilm dapat terlepas

    dikarenakan populasinya sudah terlalu banyak, memungkinkan terbentuknya kolonibaru yang terpisah dari koloni biofilm yang sudah ada. Adapun faktor yang mengontrol

    perkembangan, komposisi dan struktur biofilm adalah sebagai berikut:

    1. Kondisi permukaan substratum(misal kekasaran dan kondisi hidrofobik)2. Kondisi permukaan mikroorganisme3. Kondisi fisika-kimia sebagian besar air (temperatur, pH, salinitas, ion, bahan

    organik)

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    8/17

    4. Konsentrasi bahan organik yang tersedia sebagai substrat, biasa terukur sebagaiAssimilable Organic Carbon (AOC), Biodegradable Dissolved Organic Carbon

    (BDOC) atauBiochemical Oxygen Demand

    5. Morfologi mikroorganisme (misal filament)6. Aktivitas fisiologikal mikroorganisme7. Lisis organisme biofilm8. Konsumsi oleh protozoa9. Aktivitas invertebrate10.Formasi gelembung gas pada zona anoksik dan anaerobic (N2dan CH4)11.Erosi dan sloughing12.Usia biofilm13.Kondisi hidrolisis (laju aliran, gaya geser)14.Keberadaan zat antimikroorganisme.

    Pada praktikum dilakukan pengamatan terhadap keanekaragaman bakteri

    pembentuk biofilm yang berasal dari substrat organik dan anorganik. Substrat organik

    yang digunakan, yaitu daun teratai, dahan tanaman (ranting tanaman) dan cangkang

    bekicot, sedangkan substrat anorganik yang digunakan, yaitu batu kali, batu kolam dan

    lantai atau dinding kamar mandi. Biofilm diambil dari permukaan substrat padat

    tersebut dengan cara dikerik di dalam larutan garam fisiologis yang sebelumnya telah

    dilakukan perendaman selama 5 menit di dalam larutan tersebut. Fungsi dari

    perendaman di dalam garam fisiologis adalah agar biofilm yang menempel pada

    substrat dapat mudah dilepaskan ketika dikerik, selain itu larutan garam fisiologis juga

    berfungsi sebagai pengencer dan menjaga tekanan tetap stabil atau dalam keadaan

    isotonis. Keadaan isotonis tersebut diperlukan agar keadaan atau konsentrasi di dalam

    sel bakteri biofilm dan di lingkungan (garam fisiologis) sama/seimbang, sehingga tidakterjadi lisis maupun pengkerutan (shrinking) sel.

    Setelah dilakukan pengerikan pada subsrat, larutan garam fisiologis yang telah

    mengandung bakteri biofilm dinokulasikan ke dalam medium TSA dengan tiga jenis

    konsentrasi, yaitu 1x, 0,1x dan 0,01x masing-masing sebanyak 0,1 ml. TSA (Tripticase

    Soy Agar) merupakan medium yang mendukung dan memberi nutrisi pada mikrobia

    untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Komposisi medium TSA sendiri terdiri dari

    NaCl, soybean meal, soytone, pepton, akuades dan lain-lain. Perbedaan konsentrasi

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    9/17

    pada medium TSA dimaksudkan untuk melihat seberapa banyak keragaman bakteri

    yang tumbuh pada berbagai macam konsentrasi medium. Penggunaan TSA pada

    berbagai konsentrasi diharapkan dapat mempengaruhi jumlah dan keragaman bakteri

    yang tumbuh.

    Setelah diinkubasi, maka dapat diamati pertumbuhan bakteri biofilm yang

    berasal dari substrat organik maupun anorganik pada masing-masing medium TSA yang

    memiliki konsentrasi berbeda. Hasil yang didapat adalah tumbuh beraneka ragam

    bakteri dengan bentuk, warna dan ukuran yang beragam (Tabel 1 dan 2).

    Sampel UlanganTSA 1X TSA 0,1X TSA 0,01X

    Ragam koloni koloni Ragam koloni koloni Ragam koloni koloni

    Daun

    Teratai

    1 Circular, kuning Irreguler, kuning Ireguler Orange Circular, Kuning Opaque Iregular, putih

    TMTC TMTC TMTC 29 1 TMTC

    Filamen, putihCircular, putihIrreguler, putih

    8 TMTC TMTC

    Circular, bening Irreguler,

    bening

    Semua

    TMTC

    2 Circular, kuning

    Irreguler, kuning

    Orange, putih

    Semua

    TMTC Circular, putih Irreguler, putih Filamen, putih

    TMTC TMT 4

    CircularIrreguler SemuaTMTC

    3 Circular, kuning

    Irreguler, kuning

    Irreguler, Orange

    SemuaTMTC

    Circular, putih Irreguler, putih Filamen, putih

    TMTC TMTC 13

    Circular, beningIrreguler,

    bening

    Irreguler, putih

    TMTC TMTC

    3Dahan

    Tanaman

    1 Circular, orange

    Irreguler, kuning

    Irreguler, cream

    Circular, putih

    keruh

    Circular, bening

    37 27 96 TMTC TMTC

    Irreguler,kuning

    Irreguler, bening Rhizoid, putih

    27 TMTC

    7

    Irreguler,bening

    TMTC

    2 Circular, orange

    Circular, bening

    Irreguler, putih

    keruh

    Irreguler, putih

    57 91 TMTC 50

    Irreguler, putih Irreguler, putih

    bening

    Circular, putihkeruh

    18 TMTC TMTC

    Irreguler,bening

    TMTC

    3 Circular, orange Irreguler, orange Circular, kuning Circular, putih

    keruh

    Irreguler, putihkeruh

    Circular, putih

    36 5

    26

    Spreader

    11

    Irreguler, orangeIrreguler, putih

    keruh

    Circular, putihIrreguler, putihCircular, orange

    4 15

    42 18 15

    Irreguler,bening

    TMTC

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    10/17

    TMTCCangkang

    Bekicot

    1 Circular, kuning Irreguler,

    kuning

    Filamen, kuning Rhizoid, kuning,

    Irreguler, coklat

    Circular, putih Semua

    mengkilat

    Semua

    TMTC Circular, putih Irreguler, putih Filamen, putih Circular, pink Semua tidak

    mengkilat

    Semua

    Spreader Circular, putih Irreguler, putih Filamen, putih Irreguler, pink Semua tidak

    mengkilat

    Semua

    Spreader

    2 Circular, kuning Irreguler,

    kuning

    Filamen, coklat Circular, putih Circular, coklat Irreguler, coklat Filamen, kuning Rhizoid, kuning Semua

    mengkilat

    Semua

    spreader Circular, putih Irreguler, putih Filamen, putih Circular, pink Irreguler, pink Semua tidak

    mengkilat

    Semua

    Spreader Circular, pink Irreguler, pink Filamen, putih Irreguler, putih Circular, putih

    Semua

    Spreader

    3 Circular, putih Irreguler, putih Filamen, putih Rhizoid, putih Circular, kuning Irreguler,

    kuning

    Filamen, kuning Rhizoid, kuning Semua

    mengkilat

    Semua

    spreader Circular putih Irreguler, putih Filamen, putih Circular, Pink Semua tidak

    mengkilat

    Semua

    spreader Irreguler, putih Circular, pink Circular, putih Filamen, putih Irreguler, pink Semua tidak

    mengkilat

    Semua

    spreader

    Tabel 1.Perbandingan Biofilm Dalam berbagai jenis substrat 10rganic dan konsentrasi medium TSA

    (Trypticase Soy Agar)

    Berdasarkan hasil pertumbuhan bakteri biofilm pada substrat organik (tabel 1), maka

    jenis substrat yang paling banyak dan beragam bakterinya adalah pada substrat

    cangkang bekicot. Bentuk, warna dan jumlah bakteri yang beragam dari bakteri pada

    cangkang bekicot adalah dikarenakan bekicot hidup bebas di air atau mobilitas

    (gerakan) dan aktivitas lebih banyak, sehingga jenis bakteri yang dapat melekat pada

    cangkang bekicot lebih beragam tidak hanya berasal dari satu tempat. Selain itu, kondisi

    permukaan atau tingkat kekasaran (hidrofobik ) cangkang bekicot lebih baik sehingga

    bakteri mudah menempel. Hal lain yang mungkin berpengaruh seperti yang telah

    disebutkan sebelumnya, yaitu konsentrasi dan kandungan bahan organik yang tersedia

    sebagai substrat, biasa terukur sebagai Assimilable Organic Carbon (AOC),

    Biodegradable Dissolved Organic Carbon(BDOC) atauBiochemical Oxygen Demand.

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    11/17

    Hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan atau komposisi bahan organik tersebut

    pada cangkang bekicot lebih banyak dari bahan organik lain yang digunakan seperti

    daun teratai dan dahan tanaman. Setelah cangkang bekicot, substrat kedua yang

    mengandung banyak bakteri biofilm adalah dahan tanaman dan terakhir daun teratai.

    Sampel UlanganTSA 1X TSA 0,1X TSA 0,01X

    Ragam koloni koloni Ragam koloni koloni Ragam koloni koloni

    Batu Kali 1 Circular,kuning

    Circular,kuning keruh

    SemuaSpreader

    Filamen,putih

    Circular,putih

    Circular,kuning

    Circular,putih keruh

    1Spreader6Spreader

    Circular,putih

    Circular,bening

    SemuaSpreader

    2 Circular,kuning

    Circular, putihCircular,

    kuning keruh

    SemuaSpreder

    Irreguler,putih

    Filamen,putih

    Circular,putih

    Circular,kuning

    Spreader1Spreader26

    Circular,putih

    Irreguler,putih

    Circular,bening

    Spreader

    1Spreade

    r

    3 Circular,kuning tua

    Circular,bening

    Spreader8

    Filamen,putih

    Irreguler,putihCircular,

    putih

    Circular,kuning

    Spreader24Spreader10

    Circular,bening

    Circular,putih

    Semua

    Spreader

    BatuKolam

    1 Circular, putihIrreguler, putihFilamen, putihCircular,

    kuning

    Circular,orange

    Irreguler,bening

    SemuaTMTC

    Circular,putih

    Irreguler,putih

    Filamen,putih

    Irreguler,bening

    Circular,kuning

    SemuaTMTC

    Circular,putih

    Irreguler,putih

    Irreguler,bening

    Circular,kuning

    Filamen,putih

    12TMTCTMTCTMTC1

    2 Circular, putihIrreguler, putihFilamen, putihCircular,

    kuning

    Circular,orange

    SemuaTMTC

    Circular,putih

    Irreguler,putih

    Filamen,putih

    Irreguler,

    SemuaTMTC

    Circular,putih

    Irreguler,putih

    Irreguler,bening

    Circular,

    7 TMTC TMTC TMTC

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    12/17

    Irreguler,bening

    bening

    Circular,kuning

    kuning

    Rhizoid,putih

    23 Circular, putih

    Irreguler, putihFilamen, putihCircular,

    kuning

    Circular,orange

    Irregular,bening

    Semua

    TMTC

    Irreguler,putih

    Irreguler,putih

    Filamen,putih

    Irreguler,bening

    Circular,kuning

    Semua

    TMTC

    Circular,putih

    Irreguler,putih

    Irreguler,bening

    Circular,kuning

    Filamen,putih

    4TMTCTMTCTMTC1

    PlastikKamarMandi

    1 Circular, putih TMTC Circular,putih

    TMTC Circular,putih

    TMTC

    2 Irreguler, putih TMTC Irreguler,putih

    TMTC Irreguler,putih

    TMTC

    3 Circular,kuning

    TMTC Tidak tumbuh - Tidak tumbuh TMTCTabel 2.Perbandingan Biofilm Dalam berbagai jenis substrat anorganik dan konsentrasi medium TSA

    (Trypticase Soy Agar)\

    Selain menggunakan substrat organik juga digunakan substrat anorganik tempat

    asal pertumbuhan biofilm. Jika dibandingkan dengan substrat organik substrat

    anoorganik memang memiliki tingkat keanekaragaman jumlah dan jenis bakteri yang

    lebih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan koloni pada medium TSA

    berbagai konsentrasi (Tabel 2). Faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah karena

    pada substrat anorganik aktivitas rendah atau tidak dapat bergerak karena bukan

    mahkluk hidup, selain itu tingkat kekasaran (hidrofobik) yang cenderung lebih besar

    dibanding pada substrat organik. Pada substrat anorganik juga tidak ada kandungan

    kompleks organik seperti pada substrat organik, sehingga pertumbuhan bakteri

    dimungkinkan lebih lambat. Untuk perbandingan antar sampel anorganik,

    keanekaragaman jenis dan jumlah bakteri biofilm paling banyak adalah pada batu

    kolam, kemudian yang kedua batu kali dan yang terendah adalah pada plastik kamar

    mandi.

    Pertumbuhan biofilm bergantung pada substansi matriks bahan atau substrat

    yang digunakan. Matriks bahan yang digunakan ini akan menyediakan aseptor elektron

    bagi mikroba untuk proses oksidasi dalam upaya menghasilkan energi. Selain itu,

    pembentukan biofilm ini bergantung pada keragaman/variasi jenis mikroba yang

    tumbuh. Biofilm dapat dibentuk dari satu jenis mikroba saja, namun secara alami

    hampir semua jenis biofilm terdiri dari campuran berbagai jenis mikroba.

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    13/17

    Semakin beragam mikroba yang tumbuh, maka biofilm yang terbentuk akan

    semakin cepat dan kompetitif. Bagi bakteri yang bersifat aerob akan tumbuh di bagian

    luar, sedangkan bakteri yang bisa tumbuh secara anaerob akan berada di lapisan bagian

    dalam. Semakin beragam bakteri, maka interaksi antara bakteri semakin kompleks.

    Demikian halnya jenis mikroba yang lain.

    Adapun dalam hal nutrisi yang diberikan untuk pertumbuhan bakteri pada

    laboratorium berupa medium TSA pada konsentrasi yang berbeda juga memberikan

    dampak dalam hal jumlah dan jenis bakteri yang tumbuh. Konsentrasi medium TSA 1x

    merupakan kondisi paling baik untuk pertumbuhan bakteri karena kandungan bahan di

    dalamnya lebih banyak dibanding pada konsentrasi 0,1x dan 0,01x. Hal tersebut juga

    berdampak pada pertumbuhan bakteri serta keanekaragamannya lebih banyak

    dibandingkan pada konsentrasi TSA lain. Semakin besar pengenceran kandungan di

    dalam medium semakin rendah, sehingga jumlah bakteri yang tumbuh juga semakin

    sedikit.

    Biofilm sangat penting artinya bagi mikroba itu sendiri yaitu sebagai sistem

    proteksi terhadap lingkungan fisik yang ekstrim misalnya kekurangan nutrien,

    perubahan pH, suhu, dan kekeringan juga terhadap senyawa kimia yang merugikan

    seperti antibiotik, deterjen, desinfektan, dan agen anti biofouling . Bila lingkungan

    berubah menjadi ekstrim, pertumbuhan sel-sel dalam biofilm akan bertahan pada fase

    stationer. Matriks biofilm berfungsi sebagai; (1)protektan bagi populasi; (2)

    memfasilitasi komunikasi antar sel melalui sinyal biokimia, serta (3) membantu

    distribusi nutrien dan sinyal kimia seperti yang ditemukan pada beberapa biofilm pada

    saluran air.

    Selain berpengaruh pada hidup bakteri itu sendiri, biofilm juga dapat

    mempengaruhi lingkungan yang mempunyai dampak positif dan dampak negatif.Diantara dampak positif dari adanya biofilm, yaitu sebagai sumber agen bioaktif baru

    karena pada saat terorganisasi dalam biofilm, mikroba menghasilkan substansi yang

    sangat efektif yang tidak dapat diproduksi sendiri secara individu. Oleh sebab itu,

    banyak peneliti yang mengatakan bahwa biofilm dapat dijadikan sebagai dasar

    pengembangan obat parasiticidal baru. Di bidang pencemaran lingkungan, biofilm

    memegang peranan yang sangat penting. Misalnya, membantu mengeliminasi

    petroleum oil yang mengkontaminasi laut, khususnya berkat

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    14/17

    kemampuan hydrocarbonoclastic bacteria(HCB) melalui mekanisme aktivitas

    degradasi hidrokarbon.

    Kemampuan kolonisasi mikroba pembentuk biofilm juga telah memberikan

    dampak buruk juga diberbagai bidang. Beberapa masalah yang ditimbulkan oleh

    pembentukan biofilm antara lain:

    1) Kerusakan pada peralatan.

    2) Kontaminasi pangan, produk farmasi, dan medis.

    3) Kehilangan energi dan tidak efisiennya transfer energi.

    4) Infeksi medis dan penyakit pada tumbuhan.

    5) Resistensi antibiotik.

    Kehadiran biofilm juga dapat menyebabkan masalah yang potensial terhadap industry

    makanan. Kekhawatiran terjadi bila bakteri patogen melekat pada alat pemroses

    makanan. Kalau biofilm tidak dibersihkan, organisme yang melekat dalam

    perkembangannya dapat terlepas dari permukaan dan mengkontaminasi produk sebelum

    produksi. Masalah yang ditimbulkan oleh adanya kontaminasi ini adalah terjadinya

    pembusukan makanan yang akan memperpendek masa simpan (shelf-life) maupun

    penyebaran penyakit melalui makanan (foodborne desease).

    V. KESIMPULAN1. Jumlah bakteri biofilm pada permukaan substrat organik lebih banyak dibandingkan

    dengan permukaan substrat anorganik karena karena pada substrat anorganik

    aktivitas rendah atau tidak dapat bergerak karena bukan mahkluk hidup, selain itu

    tingkat kekasaran (hidrofobik) yang cenderung lebih besar dibanding pada substrat

    organik. Pada substrat anorganik juga tidak ada kandungan kompleks organikseperti pada substrat organik, sehingga pertumbuhan bakteri dimungkinkan lebih

    lambat.

    2. Konsentrasi medium mempengaruhi pertumbuhan mikrobia karena semakin rendahkonsentrasi maka kandungan nutrisi di dalamnya semakin sedikit yang berdampak

    pada jumlah mikrobia yang tumbuh juga semakin sedikit.

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    15/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Davey, M. E. and G. A. O'Toole. 2000. Microbial Biofilms: from ecology to moleculer

    genetics. Microbiology and Molecular Biology Review 64(4) : 847-867.

    Leasure, S. M. H., C. Koid, M. James and J. N. Schultzhaus. 2013. Biofilm formation

    by Psychrobacter arcticus and the role of a large adhesin in attachment to

    surfaces. Applied and Environmental Microbiology 79(13) : 3967-3973.

    Melchior, M. B., H. Vaarkamp and J. F. Gremmels, 2006. Biofilm: Arole in reurrent

    mastitis infection. The Vet. Journal 171 : 398407.

    Oliveira, M., R. Bexiga, S. F. Nunes, C. Carneiro and L. M. Cavaco, 2006. Biofilm-

    forming ability profiling of Staphylococcus aureus and Staphylococcus

    epidermidisMastitis Isolate. Vet. Mic. 116: 133

    Pribadi, W. 2009. Biofilm dan Keadaan Tumbuhnya. . Diakses

    tanggal 2 April 2014

    Sari, N. 2007. Penentuan Kandungan Total Karbohidrat Extra Polymeric substances

    (EPS) Mikrobia dalam Sedimen Intertidal. Fakultas MIPA, Insitut Teknologi

    Surabaya, Surabaya.

    Setiawan, V. M., S. Estoepangestie dan S. Koesdarto. 2012. Pembentukan biofilm oleh

    Streptococcus uberis terkait dengan infeksi kronis intramammary. JBP 14(3) :

    153-157.

    Sorroche, F. G., M. B. Spesia, A. Zorreguieta and W. Giordano. 2012. A possitive

    correlation between bacterial autoaggregation and biofilm formation in native

    Sinorhizobium meliloti isolates from Argentina. Applied and Enironmental

    Microbiology 78(12) : 40924101.

    http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/biofilm-dan-keadaan-tumbuhnya/http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/biofilm-dan-keadaan-tumbuhnya/http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/biofilm-dan-keadaan-tumbuhnya/http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/biofilm-dan-keadaan-tumbuhnya/
  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    16/17

    LAMPIRAN

    Gambar 1. Pembentukan koloni bakteri biofilm organik pada medium TSA 0,01x

    Gambar 2. Pembentukan koloni bakteri biofilm organik pada medium TSA 0,1x

    Gambar 3. Pembentukan koloni bakteri biofilm organik pada medium TSA 1x

  • 8/12/2019 Biofilm organik dan anorganik

    17/17

    Gambar 4. Pembentukan koloni bakteri biofilm anorganik pada medium TSA 1x, 0,1 x dan 0,01x