BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

26
BIOAVAILABILITAS dan BIOAVAILABILITAS dan BIOEKUIVALENSI BIOEKUIVALENSI Pemeriksaan ketersediaan hayati Pemeriksaan ketersediaan hayati dari tablet ibuprofen Pada Hewan dari tablet ibuprofen Pada Hewan Kelinci Kelinci Kelompok 3 : KeLompok 4 : 1. Dwi nur astria 1. Bayyinah 2. Faritz Azhar 2. Dewanti rosyana 3. Maria Ulfa 3. Fitri ratna dewi 4. Ratu Feni. C 4.Hesty priska aprina 5. Septi Purnamasari 5. Nur ikhlas 6. Wiwin Wiarsih

description

PEMERIKSAAN KETERSEDIAAN HAYATI DARI TABLET IBUPROFEN

Transcript of BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Page 1: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

BIOAVAILABILITAS dan BIOAVAILABILITAS dan BIOEKUIVALENSIBIOEKUIVALENSI

Pemeriksaan ketersediaan hayati Pemeriksaan ketersediaan hayati dari tablet ibuprofen Pada Hewan dari tablet ibuprofen Pada Hewan

KelinciKelinciKelompok 3 : KeLompok 4 :1. Dwi nur astria 1. Bayyinah2. Faritz Azhar 2. Dewanti rosyana3. Maria Ulfa 3. Fitri ratna dewi4. Ratu Feni. C 4.Hesty priska aprina5. Septi Purnamasari 5. Nur ikhlas6. Wiwin Wiarsih

Page 2: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Tujuan PercobaanTujuan PercobaanMengetahui ketersediaan hayati

dari tablet ibuprofen pada kelinciMengamati apakah sediaan

ibuprofen generik bioekivalen dengan ibuprofen merek dagang

Page 3: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

PendahuluanPendahuluan

Istilah ketersediaan hayati zat aktif suatu obat timbul sejak adanya ketidaksetaraan terapetik di antara sediaan bermerek dagang yang mengandung zat aktif yang sama dan dalam bentuk sediaan yang sama, serta diberikan dengan dosis yang sama.

Page 4: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Tujuan ketersediaan hayati obat sesungguhnya agar suatu produk obat mampu memberikan suatu efek terapi optimal kepada pemakai obat, dalam arti suatu produk obat akan cepat dan memiliki kemampuan dalam mengobati suatu penyakit yang diderita seseorang. Dengan ini efektivitas pengobatan akan dicapai dengan baik.

Page 5: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Ibuprofen adalah satu dari obat paling aman untuk pengobatan nyeri, inflamasi dan demam. Hal ini karena ia memiliki toleransi yang cukup luas dan seringkali lebih efektif dibandingkan dengan aspirin dan parasetamol pada banyak pengobatan nyeri.

Ibuprofen diabsorpsi lebih cepat dalam saluran cerna, kadar serum tertinggi terjadi dalam 1-2jam setelah pemberian oral, dengan waktu paruh 1,8-2jam.

Page 6: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Cara KerjaCara KerjaPembuatan Larutan Heparin 1000 I.U Dipipet 2 m heparin 500 I.U lalu ditambahkan

dengan NaCl 0,9 % sampai volume 10 ml (Cocchetto dan bjornsson, 1983).

Penyiapan Plasma Kelinci diadaptasikan terhadap lingkungan

selama 2 minggu. Kelinci dipuasakan 18 jam. Darah ditampung sbanyak 90 ml dari 4 kelinci,

dimasukkan ke dalam tabung yang telah diisi heparin, dinginkan ke dalam wadah yang berisi es selama 10 menit, kemudian disentrifuge 3000 rpm selam 10 menit.

Supernatan diambil dan dipergunakan untuk pembuatan kurva absorbsi dan kurva kalibrasi ibuprofen.

Page 7: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Lanjutan. . . Lanjutan. . . Pembuatan Larutan Induk Baku IbuprofenDitimbang seksama 4 mg ibuprofen baku, kemudian

dipindahkan ke dalam politube 10 ml. Dilarutkan dengan plasma dan dicelupkan ad 4ml, dicampur dengan bantuan vortex hingga homogen, seehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000mcg/ml, diamkan 5 menit

 Penentuan Kurva Absorpsi Ibuprofen Dari larutan induk baku dipipet 0,2 ml, dimasukkan

ke dalam politube, dicukupkan dengan plasma hingga 2 ml, dicampur dengan bantuan vortex. Diamkan 5 menit, tambahkan etanol 4 p.a 4 ml, dicampur den gan menggunakan vortex dan disentrifuge selam 8 menit 3000 rpm. Setelah disentrifuge, supernatan dipisahkan dan dimasukkan ke dalam vial sebagai wadah, lalu dimasukkan ke dalam kuvet untuk diukur dengan spektrofotometer ultraviolet pada panjang glombang 200 – 400 nm.

Page 8: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Lanjutan . . .Lanjutan . . .Pembuatan Kurva Kalibrasi Ibuprofen

Dari larutan induk baku masing-masing diambil 0,05 ml; 0,1 ml; 0,2 ml; 0,25 ml; 0,4 ml atau setara dengan konentrasi 25 mcg/ml; 50 mcg/ml; 100mcg/ml; 125mcg/ml; 200mcg/ml; masukkan ke dalam politube, tambahkan plasma hingga 2 ml, dicampur dengan vortex, diamkan 5 menit, tambahkan etanol 4 ml. Dicampur dengan vortex dan disentrifuge selama 8 menit 3000 rpm. Setelah disentrifuge, supernatan dipisahkan dan dimasukkan ke dalam vial sebagai wadah, lalu dimasukkan ke dalam kuvet untuk diukur dengan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang 230 nm.

Penentuan Konsentrasi Ibuprofen dalam Plasma dengan Plasma dengan Pemberian Peroral

Pengujian dilakukan dengan metode Cross Over Design menggunakan 6 kelinci. Pemberin ibuprofen pada hewan kelinci dengan metode ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 9: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

KELINCI SEDIAAN IstirahatSelama 2munggu

KELINCI SEDIAAN

1 A 1 B

2 A 2 B

3 A 3B

4 B 4 A

5 B 5 A

6 B 6 A

Keterangan :A= Tablet ibuprofen 200 mg (generik)B= Tablet ibuprofen 200 mg (merek dagang:

Proris®)

Page 10: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Prosedur KerjaProsedur KerjaProsedur penentuan konsentrasi ibuprofen dalam

plasma: Bulu telinga kelinci diukur hingga bersih. Darah 4 ml diambil dari vena marginal dengan

cara dilukai (vena section), lalu ditampung dalam politube10 ml yang telah berisi 0,4 ml heparin 1000 I.U. sebagai antikoagulan. Didinginkan dalam wadah yang telah berisi es selama 10 menit, kemudian disentrifuge selama 10 menit, 3000 rpm, diambil bagian plasma, ditambah 4 ml etanol p.a, dicampurkan dan disentrifuge selama 8 menit, 3000rpm. Pisahkan sebagai blanko.

Sediaan A dan B diberikan peroral. Darah diambil sebanyak 4 ml dengan variasi waktu 30, 60, 120, 240, 480 menit (pemilihan variasi waktu didapatkan dari hasil orientasi) dan diperlakukan sama seperti blanko. Kmudian diukur dengan spektrofotometer ultraviolet dengan panang gelombang 230 nm.

Page 11: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

HASIL dan PEMBAHASANHASIL dan PEMBAHASAN

Kurva absorpsi ibuprofen dalam plasma

Panjang gelombang maksimum larutan ibuprofen dalam plasma diperoleh melalui grafik absopsi vs panjang gelombang yang merupakan hasil pengukuran 100mcg/ml larutan ibuprofen dalam plasma pada panjang gelombang 200-400nm

Page 12: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

• Pada kurva absorpsi diketahui bahwa panjang gelombang maksimum ibuprofen dalam plasma berada pada 230nm.

• Hal ini berbeda dengan yang tercantum pada sultan, dkk (2005) di mana panjang gelombang maksimum ibuprofen menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik system gradient fase`gerak ammonium asetat PH 3,7 dan asetonitril adalah 227nm.

• Ini kemungkinan terjadi karena adanya perbedaan metode pengukuran yang digunakan.

Page 13: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Kurva kalibrasi ibuprofen dalam plasma

Page 14: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Kurva kalibrasi ibuprofen dalam Kurva kalibrasi ibuprofen dalam plasmaplasma

Dari grafik absorban vs konsentrasi ibuprofen dalam plasma diperoleh harga persamaan regresi y = 0,0025x + 0,0984 dan nilai r = 0,9479

Hal ini terjadi karena pengukuran dilakukan dalam plasma yang memiliki komponen yang kompleks sehinggga nilai r tidak dapak mencapai kolerasi linier yang sempurna (mendekati l) namun masih menunjukan korelasi yang dapat diterima antara konsentrasi dan absorbansi karena r yang di dapatkan adalah 0,9479 (0.95) (shargel dan yu, 2005)

Page 15: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Kurva kadar ibuprofen generic Kurva kadar ibuprofen generic dan ibuprofen merek dagangdan ibuprofen merek dagang

Page 16: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Hasil penentuan kadar ibuprofen dalam Hasil penentuan kadar ibuprofen dalam plasmaplasma

Pada 2 jam pertama sediaan ibuprofen generic dan ibuprofen merek dagang

memiliki pola absopsi yang sama dimana nilai absopsi meningkat pada jam ke

0,5 dan mencapai puncak pada jam ke 1 lalu menurun pada jam ke 2 namun

pada sediaan generic kurva mulai meningkat kembali dan turun hingga jam ke

8. Pada sediaan ibuprofen merek dagang kurva menurun dan kembali naik

hingga mencapai puncaknya pada jam ke 8.

Menurut anonym (2006)pada manusia puncak plasma ibuprofen dicapai

antara 1-2 jam.

Perbedaan ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan pada bahan

tambahan pada sample yang digunakan. Pengaruh dari metode pengukuran

yang digunakan juga memungkinkan terjadinya perbedaan. Hal ini seperti

yang disebutkan oleh roman (2007) penggunaan kromatografi cair kinerja

tinggi merupakan metode yang memberikan sensitifitas dan spesifitas yang

tinggi.

Page 17: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

PENENTUAN KETERSEDIAAN HAYATIPENENTUAN KETERSEDIAAN HAYATI

Obat Rata-rata

Cmaks

(mcg/ml)

tmaks

(jam)

AUC

(jam.mcg/ml)

Ibuprofen

Generik

260,64± 82,64 4,00±0,89 1211,63±390,32

Ibuprofen merek

Dagang

252,96±47,94 4,58±1,54 1006,34±278,51

Page 18: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa Cmaks dari tablet ibuprofen generik dalam plasma lebih besar dibandingkan Cmaks dari ibuprofen merek dagang, berturut-turut adalah 260,64 mcg/ml dan 252,96 mcg/ml.

Adapun tmaks ibuprofen merek dagang adalah 4,58 jam namun tmaks ibuprofen generik adalah 4 jam. Hal ini berarti ibuprofen merek dagang memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai konsentrasi maksimum dibandingkan dengan ibuprofen generik

Page 19: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Nilai AUC yang diperoleh dengan menggunakan rumus trapesium pada tablet ibuprofen generik dan ibuprofen merek dagang berturut-turut adalah 1211,63 jam.mcg/ml dan 1006,34 jam.mcg/ml.

Dari data ini dapat dilihat bahwa jumlah (kadar) obat yang diabsorbsi di dalam darah pada tablet ibuprofen generik lebih besar dibandingkan dengan ibuprofen merek dagang, karen AUC, area dibawah kurva kadar obat dalam plasma-waktu adalah suatu ukuran dari jumlah ketersediaan hayati suatu obat, AUC mencerminkan jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik (Shargel dan Yu, 2005)

Page 20: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Bioavailabilitas Relatif (BR): (AUCgenerik)/(Dosisgenerik)

(AUCProris R

)/(DosisProris R

)

: 1211,63/10,86 mg/kg 1006,34/10,86 mg/kg: 1,2

Adapun syarat dari kedua obat dikatakan ekivalen jika:

0,8<BR>1,250,8<tmaks generik >1,25

tmaks ProrisR

0,8<Cmaks generik>1.25

Cmaks Proris R

(Makoid,1999).

Page 21: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Data perhitungan bioekivalensi obat  

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kedua sediaan bioekivalensi, karena parameter ketersediaan hayati memenuhi syarat.

BR tmaks Cmaks

1,2 0.78 1.03

Page 22: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Analisa DataAnalisa DataPerlakuan N Rata-rata Std.deviasi Rata-rata

Std.Eror

Signifikan

Cmaks IG

IMD

6

6

260,6400

252,9667

201,99103

117,45182

82,46249

47,94951

0,937

Tmaks IG

IMD

6

6

4,0000

4,5833

2,19089

3,77381

0,89443

1,54065

0,752

AUC IG

IMD

6

6

1211,6317

1006,3400

956,08593

682,21088

390,32045

278,51143

0,678

Page 23: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Keterangan: IG = Ibuprofen GenerikIMD = Ibuprofen Merek Dagang Cmaks = Konsentrasi maksimum ibuprofen Tmaks = Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi maksimum AUC = Luas area dibawah kurvaData analisa dengan Independen Samples T Tes menggunakan program SSPS.

Page 24: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Dari data statistik diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan antara ibuprofen generik dan ibuprofen merek dagang, dimana nilai signifikansi untuk masing-masing parameter ketersediaan hayati (Cmaks tmaks AUC) lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Ini berarti bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kedua obat yang dibandingkan.

Page 25: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

KESIMPULANKESIMPULAN

Sediaan tablet ibuprofen generik memiliki Cmaks =260,64 mcg/ml , tmaks = 4 jam dan AUC =1211,63 jam mcg /ml.sedangkan untuk ibuprofen merek dagang memiliki Cmaks = 252,96 mcg/ml, t maks =4,58 jam dan AUC =1006,34 jam mcg/ml

Dari data yang diperoleh sediaan ibuprofen generik bioekivalen dengn ibuprofen merek dagang ( p>0,05)

Page 26: BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

SARANSARAN

Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi sebagai alat ukur

Agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sifat fisikokimia dan stabilitas dari ibuprofen dalam plasma

Agar dilakukan percobaan mengenai absorpsi tablet ibuprofen menggunakan usus terbalik