Bio Etik

17
BIOETIK VANIA LEVINA 102011259 KELOMPOK F3 [email protected] FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731 [email protected] I . Pendahuluan Etik adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang moralitas. Etik terbagi dalam etik normatif dan metaetik (etik analitik). Pada etik normatif, para filosof mencoba menegakkan apa yang benar secara moral dan mana yang salah secara moral dalam kaitannya dengan tindakkan manusia. Pada metaetik, para filosof memperhatikan analisis kedua konsep moral di atas. 1 Bioetika dakah salah satucabang dare etik normatif. Bioetik atau Biomedical adalah etik yang berhubungan dengan praktek kedokteran dan atau penelitian di bidang biomedis. 1 Beberapa contaoh pertanyaan didalam Bioetika adalah : Apakah seorang dokter berkewajiban secara moral untuk memberitahukan kepada seseorang yang berada dalam stadium terminal bahwa ia sedang sekarat? Apakah membuka rahasia kedokteran dapat dibenarkan secara moral? Apakah aborsi ataupun euthanasia dapat dibenarkan secara moral? 1 Beauchamp dan Childress (1994) menguraikan untuk mencapai ke suatu keputusan etik diperlukan 4 kaidah dasar moral (moral principle) dan beberapa rules dibawahnya. Ke-4 kaidah dasar moral tersebut adalah : 1. Prinsip Otonomy/autonomy, 2. Prinsip beneficence, 3. Prinsip non-maleficence, 4. Prinsip Justice. 1 Tujuan Bioetik sendiri ialah : Untuk Membantu dokter dalam berhadapan dengan pasien, untuk mencegah dokter berbuat seenaknya pada pasien, untuk melindungi hak pasien A. Identifikasi istilah yang tidak diketahui Asites : penumpukkan cairan pada rongga peritonium Obat kemoterapeutik : istilah obat-obatan yang digunakan pada penderita kanker

description

Makalah PBL

Transcript of Bio Etik

Page 1: Bio Etik

 BIOETIK

  VANIA LEVINA

102011259

KELOMPOK F3

[email protected]

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

[email protected]

I . PendahuluanEtik adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang moralitas. Etik terbagi

dalam etik normatif dan metaetik (etik analitik). Pada etik normatif, para filosof mencoba menegakkan apa yang benar secara moral dan mana yang salah secara moral dalam kaitannya dengan tindakkan manusia. Pada metaetik, para filosof memperhatikan analisis kedua konsep moral di atas.1

Bioetika dakah salah satucabang dare etik normatif. Bioetik atau Biomedical adalah etik yang berhubungan dengan praktek kedokteran dan atau penelitian di bidang biomedis.1

Beberapa contaoh pertanyaan didalam Bioetika adalah : Apakah seorang dokter berkewajiban secara moral untuk memberitahukan kepada seseorang yang berada dalam stadium terminal bahwa ia sedang sekarat? Apakah membuka rahasia kedokteran dapat dibenarkan secara moral? Apakah aborsi ataupun euthanasia dapat dibenarkan secara moral?1

Beauchamp dan Childress (1994) menguraikan untuk mencapai ke suatu keputusan etik diperlukan 4 kaidah dasar moral (moral principle) dan beberapa rules dibawahnya. Ke-4 kaidah dasar moral tersebut adalah : 1. Prinsip Otonomy/autonomy, 2. Prinsip beneficence, 3. Prinsip non-maleficence, 4. Prinsip Justice. 1

Tujuan Bioetik sendiri ialah : Untuk Membantu dokter dalam berhadapan dengan pasien, untuk mencegah dokter berbuat seenaknya pada pasien, untuk melindungi hak pasien

A.   Identifikasi istilah yang tidak diketahuiAsites                          : penumpukkan cairan pada rongga peritoniumObat kemoterapeutik : istilah obat-obatan yang digunakan pada penderita kanker

B.   Rumusan masalah-          Kekurangan sarana & tenaga kerja                                  -          Pasien dr.Bagus sangat banyak-          Daerah wilayah kerja dr.bagus sangt terpencil

C.    Mind mapping

HipotesisDokter Bagus telah melakukan prinsip-prinsip Bioetik

II . Pembahasan

Page 2: Bio Etik

-          Kekurangan sarana & tenaga kerja                Dr. Bagus menyarankan agar anak balita tersebut di rawat d RS yang ada di kota ( p.2 b.3) & pada pasien ke-4 dr.Bagus juga memberi surat rujukan ke RS yang berada di kota ( p.6 b.3 ). Hal ini dilakukan dr.Bagus karena kekurangan sarana & prasaran dan dia meberikan pilihan yang terbaik.

-          Pasien dr.Bagus sangat banyakDr.Bagus hanya dengan 1 orang mantrinya, sedangkan pasiennya sangat banyak, apakah

pelayanannya efektiv selama 25 tersebut? Kemungkina, ya, karena tidak ada keluhan dari pasien-pasiennya, ini berarti dr.Bagus memberikan pelayanan semaksimal mungkin.

-          Daerah wilayah kerja dr.bagus sangt terpencil

A.    Prinsip Beneficence ( tindakan berbuat baik)Prinsip Beneficence adalah prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien. Dalam benficence tidak hanya dikenal perbuatan utuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya ( mudharat).1

A.      1 General beneficence : 2

o    melindungi & mempertahankan hak yang laino    mencegah terjadi kerugian pada yang lain,o    menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,o     B.      2 Specific beneficence : 2

o    menolong orang cacat,o    menyelamatkan orang dari bahaya.

Contoh pada kasus dr. Bagus :o   Paragraf 1 baris 2

“Sehari-hari dia bertugas di sebuah puskesmas” menunjukkan bahwa dokter tenar mengikuti prinsip beneficence karena ia berbuat baik bagi pasien dan juga termasuk dalam check list yaitu pada check list ke 8 (memaksimalisasi pemuasan kebahagiaan/prefensi pasien), check list ke 5 (paternalism bertanggung jawab/berkasih sayang).

o   Paragraf 1 baris 3“Tidak menutup kemunginan ia harus mengobati pasien di malam hari”

ini menunjukkan bahwa dokter tenar mengikuti prinsip beneficence karena ia berbuat baik bagi pasien dan juga termasuk dalam check list yaitu pada check list ke 1(mengutamakan alturisme, menolong tanpa pamrih dan rela berkorban untuk kepentingan orang lain).

o   Paragraf 2 baris 4, Paragraf 3 baris 5, paragraf 4 baris 11Dr. Bagus meberikan obat, oralit, dan vitamin serta nasehat, menunjukkan bahwa

dokter berbuat yang terbaik bagi pasien dan meminimalisir bagian terburuk. Hal ini sesuai dengan check list no 9 (meminimalisasi akibat buruk).

B.     Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence).Prinsip non-maleficence adalah prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “aboce all do no harm”.1

Page 3: Bio Etik

Contoh pada kasus Dr. Bagus :o   Paragraf 3 baris 6

Dokter Bagus meminta mantri untuk menjelaskan cara membuat air oralit, dokter mencegah agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan air oralit, hal ini menunjukkan bahwa perbuatan dokterBagus sesuai dengan prinsip non-malficense pada check list ke 9 ( menghindari misrepresentasi dari pasien).

o   Paragraf 5 baris 2Dr.Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan telebih dahulu memberi pertolongan pada pemnuda tersebut, hal ini menunjukkan bahwa perbuatan dokter Bagussesuai dengan prinsip non-malficense pada check list ke 1 (menolong pasien emergency),

o   Paragraf 5 baris 9Dr. Bagus melakukan amputasi, hal ini menunjukkan bahwa perbuatan dokter  Bagus sesuai dengan prinsip non-malficense pada check list 2( manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter, 3 (mengobati pasien yang luka), dan 6 (tidak menganggap pasien hanya sebagai objek).

C.    Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy)Prinsip autonomy adalah prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomy pasien (the right to self determination). Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent.1

· Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari manusia.2

· Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.2

Contoh pada kasus dr. Bagus :o   Paragraf 5 baris 7

Dr.Bagus memberitahukan kepada istrinya bahwa suaminya hanya bisa ditolong dengancara amputasi. Menunjukkan dr.Bagus menjalankan check list no 3 (berterus terang).

o   Paragraf 5 baris 7 dan 8Dr. Bagus menanyakan tentang keputusan untuk amputasi, dalam hal ini dr.Bagus menjalankan check list no. 7 (melaksanakan informed consent).

D.    Keadilan (justice).Prinsip justice adalah prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam

bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice).1

Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.

Contoh pada kasus dr.Bagus :o   Paragraf  2 baris 2

Page 4: Bio Etik

Dengan tujuan memasyarakatkan antre, dr. Bagus memeriksa pasien sesuai dengan nomor urut pendaftaran.Hal ini menunjukkan perbuatan dr. Bagus baik dalam hal Justice dalam check list no 1 (memberlakukan segala sesuatu secara universal.

III. PenutupA.    Kesimpulan

Dalam kasus dr.Bagus ini terdapat beberapa contoh yang sesuai dengan prinsip bioetika kedokteran. Dan semoga makalah ini dapat menjadi acuan belajar bagi mahasiswa dalam mempelajari kaidah dasar bioetik.

Daftar Pustaka

1.      Budi S, Zulhasmar S, Tjetjep DS. Bioetik dan Hukum kedokteran. Ed 1. Jakarta : Pustaka Dwipar; 2005.h.29-31

2.      Budiman H, Darmino S. Bioetika, Humaniora dan Profesionalisme dalam profesi dokter. Jakarta. 2011

Makalah Bioetika (Pembahasan kasus berdasarkan kaidah Beneficence, Non-maleficence, Autonomi, Justice)

PENDAHULUAN

1.1       Latar belakang

            Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar seolah tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah satunya adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas inilah, masyarakat semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama mengenai hak hak yang wajib mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit yang mereka derita.

            Seorang dokter yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya.         

            Penerapan kaidah bioetik merupakan sebuah keharusan bagi seorang dokter yang berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah bioetik adalah sebuah panduan dasar dan standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak terhadap suatu persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya.

            Kaidah bioetik harus dipegang tegush oleh seorang dokter dalam proses pengobatan pasien, sampai pada tahap pasien tersebut tidak mempunyai ikatan lagi dengan dokter yang bersangkutan.

            Pada kasus kali ini, penulis akan membahas tentang kasus yang dialami oleh dokter Bagus, seorang dokter yang mendedikasikan diri pada pelayanan pada orang kecil di daerah terpencil.

 

Page 5: Bio Etik

1.2       Rumusan Masalah

            Rumusan masalah yang digunakan dalam makalah ini adalah “Totalitas seorang dokter dalam pelayanannya”.

Penulis memilih rumusan masalah ini karena rumusan ini sudah mencakup banyak aspek yang menjadi masalah atau kendala dalam pelayanan sang dokter di tempat tugasnya, sehingga mudah untuk dijabarkan atau dijelaskan.

1.3       Tujuan Penulisan

            Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah agar mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA dapat memahami dengan sungguh dan mampu menerapkan kaidah  bioetik seperti  Beneficence, Non - Malficence, Autonomy dan Justice apabila sudah terjun kedunia kerja yang sesungguhnya.

 

PEMBAHASAN

2.1       Defenisi bioetik

            Sepanjang perjalanan sejarah dunia Kedokteran, banyak defenisi dan paham mengenai bioetika yang dilontarkan oleh para ahli etika dari berbagai belahan dunia. Pendapat pendapat ini dibuat untuk merumuskan suatu pemahaman bersama tentang apa itu bioetika.

            Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.

            Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.

2.2       Pembahasan Masalah

            Kaidah kaidah bioetik merupakah sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter. Seorang

dokter wajib mengamalkan prinsip prinsip yang ada dalam kaidah tersebut, tetapi pada

Page 6: Bio Etik

beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk

digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Kondisi seperti ini disebut Prima Facie.

Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat,

menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar

moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, yaitu:

Beneficence

Non - Maleficence

Justice

Autonomi

2.2.1    Beneficence

          Dalam arti bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia,

dokter tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam kondisi sehat. Perlakuan

terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini. Kaidah beneficence

menegaskan peran dokter untuk menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien

mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang

buruk. Prinsip prinsip yang terkandung didalam kaidah ini adalah;

Mengutamakan Alturisme

Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan

seorang dokter

Tidak ada pembatasan “goal based”

Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu

keburukannya

Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang

Menjamin kehidupan baik-minimal manusia

Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan

Page 7: Bio Etik

Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain

inginkan

Memberi suatu resep berkhasiat namun murah

Mengembangkan profesi secara terus menerus

Minimalisasi akibat buruk

Kaidah Benefince dalam kasus dokter Bagus

1.         Dokter Bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota.

Sehari-harinya ia bertugas di sebuah puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri,

hal ini merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga

desa yang datang berobat karena puskesmas tersebut merupakan satu-satunya sarana

kesehatan yang ada. Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak

menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang

membutuhkan pertolongannya. (Paragraf 1).

            Disini dokter bagus menunjukan bahwa ia melayani pasien tanpa mengenal batas

waktu, walaupun sebenarnya ia merasakan kelelahan, tetapi  hal tersebut tidak meruntuhkan

niatnnya untuk menolong pasien dokter bagus juga rela berkorban demi orang lain.

Dalam kasus ini, dokter bagus telah menjalankan prinsip altruisme dalam kaidah

Beneficence.

2.         Setelah memeriksakan anak tersebut, dokter Bagus menyarankan agar anak tersebut

dirawat dirumah sakit yang berada dikota.(Paragraf 2).

             Dapat kita lihat bahwa dokter bagus juga telah melakukan suatu tindakan yang

berhubungan dengan Kaidah Beneficence yaitu mengusahakan agar kebaikan atau manfaat

lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya, dan meminimalisasi akibat buruk.

3.         Dokter Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar

istirahat yang cukup.(Paragraf 2). 

            Disini dokter Bagus memberi perhatian penuh kepada pasien, dalam mengusahakan

agar kebaikan serta manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan kerugian yang akan

diterima pasien.

4.         “Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan

cara membuat air oralit pada ibu ini” kata dokter Bagus kepada pak mantri. (Paragraf 3)

Page 8: Bio Etik

            Dapat dilihat jika dokter Bagus juga menjalankan prinsip Benefince yang ke 15 yaitu,

memberikan obat berkhasiat namun murah kepada pasiennya.

5.         “Pak, yang hanya dapat saya lakukan adalah memberi obat obatan penunjang agar

anak bapak tidak terlalu menderita” kata dokter Bagus sambil menyerahkan obat kepada

orang tua pasien. (Paragraf 4). 

            Dokter bagus memberikan obat penunjang untuk meminimalisasi akibat buruk agar

pasien tidek terlalu menderita.

6.         Sambil bersimbah peluh, dokter Bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi

telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut. (Paragraf 5). Disini dokter

Bagus menunjukkan sisi paternalisme penuh kasih sayang dan bertanggung jawab

sebagai seorang dokter dalam menangani pasiennya.

7.         Demikianlah kegiatan sehari-hari dokter Bagus dan tanpa terasa sudah 25 tahun

dokter Bagus mengabdi di desa tersebut dan kini usianya sudah memasuki 55 tahun, namun

belum ada sedikitpun dibenaknya dokter Bagus untuk mencari pendamping hidupnya, yang

ada hanya bagaimana mengobati pasien-pasiennya (Paragraf 7). 

            Disini dokter Bagus menunjukkan sis i altruisme, ia menolong dan rela berkorban

demi kepentingan orang lain, dan tidak mementingkan dirinya sendiri.

2.2.2    Non – Malficence

          Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan

perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya

bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan kunoFist, do no harm, tetap

berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:

Menolong pasien emergensi

Mengobati pasien yang luka

Tidak membunuh pasien

Tidak memandang pasien sebagai objek

Page 9: Bio Etik

Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

Melindungi pasien dari serangan

Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

Menghindari misrepresentasi

Memberikan semangat hidup

Tidak melakukan white collar crime

Kaidah Non - Maleficence dalam kasus dr. Bagus:

1.         Ketika yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah

satu orang mengatakan bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk

kedalam mesin penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda

tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dokter

Bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut hancur. Dokter Bagus bertanya kepada

orang-orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda

tersebut. Dari serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia

adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan

suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. (Paragraf 5).

            Disini dokter Bagus menunjukkan usahanya yaitu melakukan amputasi dalam hal

untuk meminimalisasi akibat buruk yang akan merugikan pasien, seperti kehilangan nyawa

akibat pendarahan.

2.2.3    Autonomi

Dalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia. Setiap

individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib

sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan

sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan

membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip – prinsip

sebagai berikut:

Menghargai hak menentukan nasib sendiri

Page 10: Bio Etik

Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan

Berterus terang menghargai privasi

Menjaga rahasia pasien

Menghargai rasionalitas pasien

Melaksanakan Informed Consent

Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga

pasien sendiri

Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien

Mejaga hubungan atau kontrak

Kaidah Autonomi dalam kasus dr. Bagus :

1.         Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk

berobat. “Baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan oralit untuk anak ibu, nanti

ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering

mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat

kondisi keadaan anak ibu”, kata dokter Bagus. (Paragraf 3).

Disini dokter Bagus menunjukkan bahwa setiap keputusan itu berada di tangan

pasien, dan dokter bagus tidak mengintervensi keputusan dari ibu tersebut. Dia juga tetap

menjaga hubungan atau kontrak dengan pasien, dengan berjanji akan mengunjungi anak dari

ibu tersebut

2.         Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan

tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. (Paragraf 5).

Disini dokter bagus berterus terang dan tidak berbohong demi kebaikan pasien itu

sendiri.

Page 11: Bio Etik

3.         Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan

pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk

kontrol. (Paragraf 5).

Dapat dilihat bahwa dokter Bagus sepenuhnya memberikan keputusan kepada pasien,

apakah dia mau dirawat atau tidak, dan dokter Bagus pun tetap menjaga hubungannya dengan

pasien melalui kontrol rutin yang dilakukannya.

4.         Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya,

pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut. (Paragraf 6)

Dapat kita lihat juga dalam paragraph ini, bahwa dokter Bagus selalu menerapkan

prinsip prinsip yang ada didalam kaidah Autonomi. Dalam kasus ini, dokter Bagus

menerapkan prinsip ke 3, yaitu berterus terang kepada pasiennya.

2.2.4    Justice

          Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan

perlakuan sama rata serta adiluntuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan

tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,

kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter

terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

Memberlakukan segala sesuatu secara universal

Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama

Menghargai hak sehat pasien

Menghargai hak hukum pasien

Menghargai hak orang lain

Menjaga kelompok rentan

Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan

sebagainya

Tidak melakukan penyalahgunaan

Page 12: Bio Etik

Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil

Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat

Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan

Bijak dalam makroalokasi

Kaidah Justice dalam kasus dr. Bagus :

1.         Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke puskesmas sudah ada 4 orang pasien yang

sedang mengantri. Dokter bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini

dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib teratur. (Paragraf 2). 

            Disini dokter Bagus menunjukkan keadilannya dalam menangani pasien, ia

memeriksa pasiennya secara teratur menurut nomor urut agar pemeriksaan berjalan dengan

tertib, lancar dan tidak membeda-bedakan pasien.

2.         “Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan

cara membuat air oralit pada ibu ini” kata dokter Bagus kepada pak mantri. (Paragraf 3)

            Dari percakapan dokter bagus diatas, dapat dilihat jika dokter Bagus menjalankan

prinsip Justice yang ke sepuluh, yaitu memberikan kontribusi yang relatif sama dengan

kebutuhan pasien

3.         Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia

akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. (Paragraf 5).

            Di sini dokter bagus menjalankan prinsip Justice yang ketiga, yaitu memberi

kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama.

 

PENUTUP

3.         Kesimpulan

Page 13: Bio Etik

Dari hasil pembahasan mengenai kasus dokter Bagus, dapat ditarik kesimpulan bahwa dokter

Bagus melaksanakansegala tugas praktek kedokterannya berdasarkan prinsip-prinsip yang

ada di dalam  kaidah bioetika kedokteran, yaitu beneficence, non maleficence, justice dan

autonomi.

Sesuai prinsip beneficence dokter Bagus memberikan usaha yang terbaik untuk kesembuhan

pasien. Ia mengutamakan kepentingan pasien. Kemudian sesuai prinsip non maleficence,

dokter bagus mengutamakan keselamatan pasien, terutama pada saat pasien dalam keadaan

darurat. Yang ketiga sesuai prinsip justice, dokter Bagus mengutamakan keadilan baik untuk

pasien itu sendiri maupun keluarga pasien. Dan yang terakhir menurut prinsip autonomi,

dokter Bagus mengutamakan hak-hak pasien dalam mengambil keputusan tentang

penanganan terhadap penyakit yang pasien alami dan menghormati hak pasien dalam

menentukan nasibnya sendiri.

Prinsip-prinsip dalam bioetik tersebut dapat diterapkan dalam menghadapi pasien, sehingga

terciptanya situasi yang,baik bagi hubungan pasien dan dokter dalam pelayanan kesehatan

demi kesembuhan pasien.

 

DAFTAR PUSTAKA

1.    1.  Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta: EGC.

2.    2.  Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2011. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika, Humaiora dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA.