binahong SMK 2 Takengon
-
Upload
panjianugerah -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of binahong SMK 2 Takengon
Pendahuluan
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia.
Tumbuhan adalah gudang yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit.
Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta
mengembangkan obat tradisional masing-masing di setiap Negaranya. Masyarakat harus
memiliki kesadaran yang tumbuh seiring dengan berkembangnya pengetahuan tentang
lingkungan alam mereka. (1) Mereka harus mampu mengolah tumbuhan yang ada di hutan
mulai dari cara membuat makanan dari tumbuhan tersebut hingga menjadikannya sebagai
obat tradisional yang ampuh. Dan ramuan obat-obatan tradisional hampir semuanya
mengandung ramuan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian
kesadaran kolektif masyarakat lokal yang tumbuh secara internal dan pengaruh eksternal
menampilkan pola pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan. (2)
Pemanfaatan tumbuhan untuk mencegah bahkan mengobati suatu jenis penyakit telah
ditemukan sejak kehidupan para leluhur atau nenek moyang kita terdahulu. Hal ini dibuktikan
dengan adanya pengakuan kedokteran modern bahwa Hippocrates adalah orang pertama
yang menggunakan tumbuhan berkhasiat dalam praktek penelitiannya. (2) Di Indonesia
penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional juga telah dilakukan nenek moyang kita sejak
berabad-abad yang lalu. Secara turun temurun hal ini telah diwariskan kepada satu generasi
ke generasi selanjutnya, akan tetapi pada setiap daerah atau suku memiliki ciri khas tradisi
budaya tersendiri. (3)
Misalnya pada masyarakat Jawa dan Batak terhadap keberadaan daun sirih, kunyit, daun
jambu, dan lain lain memiliki pemanfaatan yang berbeda-beda sebagai kajian etnobotani
khususnya dibidang obat-obatan. Jika pada masyarakat Batak kegunaan kunyit hanya dijadikan
sebagai bumbu masakan, lain halnya terhadap masyarakat Jawa yang menjadikan kunyit sebagai
obat untuk menyembuhkan penyakit. Akan tetapi ada pula persepsi masyarakat yang sama
terhadap satu jenis tumbuhan yang sama, yaitu tradisi makan sirih yang merupakan kombinasi
antara adat, budaya, agama, pengobatan, pergaulan yang hampir berlaku pada setiap suku
di seluruh Indonesia. Hal di atas menunjukkan adanya persepsi kelompok masyarakat yang
berbeda terhadap jenis tumbuhan yang sama dan persepsi kelompok masyarakat yang sama
terhadap jenis tumbuhan yang sama pula. (2)
Dari paparan diatas berbicara mengenai tumbuhan yang berarti segala jenis flora
yang hidup dan berkembang bebas di alam yang tidak ada hubungannya dengan campur
tangan manusia yang dilakukan dengan cara disengaja berbeda dengan arti tanaman yakni semua
subjek flora yang dibudidayakan sebagai nilai guna yang lebih baik. Pada kenyataannya
bahwasanya tanaman adalah tumbuhan, tidak dengan tumbuhan yang belum tentu merupakan
tanaman. (4) Dari pernyataan tersebut keduanya dapat diartikan dengan tanaman yang
merupakan tumbuhan yang sengaja ditanam sedangkan tumbuhan merupakan sesuatu yang
muncul atau tumbuh dari permukaan bumi. Maka hal ini berkaitan dengan jalannya penelitian,
penulis akan meneliti jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional oleh
masyarakat etnis Gayo bukan tanaman obat. Kemampuan masyarakat meracik tumbuhan
berkhasiat obat juga sudah ada sejak dahulu hingga saat ini. Sama seperti pada masyarakat
etnis Gayo, yang telah mempercayai tumbuhan sebagai obat yang berkhasiat sejak dahulu.
Masyarakat etnis Gayo memiliki kepercayaan bahwa tumbuhan yang diolah menjadi obat
lebih efektif khasiatnya dibandingkan dengan obat yang mereka dapat dari kedokteran
(pengobatan modern).
Dari penelitian terdahulu mengenai etnobotani (Identifikasi Tumbuhan Obat Pada
Masyarakat Etnis Gayo) masyarakat etnis Gayo cenderung mempercayai tumbuhan obat
dikarenakan adanya kelemahan obat yang diberikan dokter kepada mereka. Seperti efek
samping yang terjadi pada masyarakat yang mengkonsumsi obat dari dokter, sedangkan pada
tumbuhan yang diolah menjadi obat tidak memiliki efek samping bahkan lebih sangat
terlihat khasiatnya dibanding dengan pengobatan modern dalam proses penyembuhannya.
Masyarakat etnis Gayo yang telah terbiasa menggunakan atau mengolah tumbuhan
menjadi obat . Mereka telah terbiasa memanfaatkan tumbuhan menjadi obat untuk
dikonsumsi/dipakai oleh keluarga sendiri maupun orang lain. Daerah etnis Gayo kaya akan
tumbuh-tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat, akan tetapi belum ada masyarakat yang
mengembangkan hal tersebut.
Dasar utama penelitian ini adalah membudidayakan obat alternatif namun memiliki efek
samping yang lebih minimal. Gagasan inilah yang menjadi acuan untuk menggunakan bahan
alami yang diketahui lebih aman untuk dikonsumsi oleh tubuh. Kekayaan dan keragaman hayati
yang dimiliki Indonesia dapat dijadikan sebuah keunggulan apabila dilakukan penerapan
teknologi yang tepat, sehingga dapat menjadi keunggulan kompetitif dipersaingan global
khususnya dalam pemanfaatan tanaman obat tradisional.
1. Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
Gambar 2.1 Daun Binahong (Badan POM RI,2008)
1.1 Taksonomi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Basellaceae
Marga : Anredera
Jenis : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Nama umum : Binahong (3)
1.2 Morfologi
Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen merupakan salah satu jenis umbi yang
dapat merambat hingga 5 meter, tumbuhan ini dapat hidup dan bertahan lama di daerah dataran
tinggi ataupun dataran rendah pada lingkungan yang lembab dan dingin. (2) Binahong memiliki
daun yang berwarna hijau, umbi yang bergantung serta batang yang tidak terlalu besar. (5)
Tumbuhan ini dalam bahasa tiongkok dikenal dengan nama Dheng San Chi (4).
Bentuk dan ciri-ciri tanaman binahong , Warta Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat,
binahong (Anredera cordifolia) adalah tanaman yang berupa tumbuhan menjalar, panjangnya
bisa mencapai lebih dari 10 m. Akar berbentuk rimpang, berdaging lunak. Batang lunak,
silindris, saling membelit, berwarna kemerahan, bagian dalam solid, permukaan halus, jika
tanaman sudah tua batangnya berubah berwarna putih kusam dan agak mengeras. Panjang batang
dan cabang bisa mencapai 20 - 30 m dan diameter pangkal batang mencapai 3,5 cm pada
tanaman umur 3 tahun, membentuk semacam umbi atau rimpang yang melekat di ketiak daun
dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar.
Daun keluar dari setiap buku pada batang, berdaun tunggal, bertangkai sangat pendek
(subsessile), tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung (cordata), panjang daun antara 5
- 13 cm, lebar antara 3 - 10 cm, tebal daun 0,1 - 0,2 mm dan 8 panjang tangkai daun antara 1 - 3
cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi rata,
permukaan agak licin, bisa dimakan. Daun Binahong mempunyai kadar air tinggi. (2)
Bunga keluar dari ketiak daun pada tiap ranting, setiap tangkai bunga akan keluar antara
40 - 60 kuntum bunga berwarna putih dengan ukuran bunga kecil, mahkota berwarna krem
keputih – putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan, bunga majemuk berbentuk tandan,
bertangkai panjang, panjang helai mahkota 0,5 - 1 cm, berbau harum. Bunga akan muncul pada
tanaman yang sudah berumur sekitar 2,5 - 3 tahun. Umbi keluar dari setiap ketiak daun pada
awalnya berbentuk bulat agak kasar dan keluar seperti bulu yang panjangnya sekitar 1 - 3 mm.
Umbi akan muncul pada tanaman yang berumur sekitar 2 bulan lebih. Kulit umbi berwarna hijau
kecoklatan dan daging umbi berwarna putih, panjang umbi antara 5 - 17 cm dan berdiameter
antara 1 - 4 cm. (2)
1.3 Khasiat
Binahong telah dipercaya secara empiris oleh bangsa Tiongkok dalam menyembuhkan
berbagai penyakit. Di Indonesia, masyarakat di pulau Jawa memanfaatkan tumbuhan ini guna
membantu dalam menyembuhkan berbagai penyakit, dan juga sering digunakan untuk mengobati
luka setelah operasi Caesar serta dapat meberikan tenaga ibu yang baru saja bersalin (4). Daun
binahong adalah bagian yang paling sering digunakan untuk menyembuhkan penyakit, namun
batang dan umbinya juga sering digunakan karena mempunyai khasiat lain dalam
menyembuhkan berbagai penyakit. Daun binahong berkhasiat dalam menyembuhkan
pembengkakan hati, pembengkakan jantung, kerusakan ginjal, luka bakar, penyakit tifus, radang
usus, sariawan, reumatik, wasir, asam urat, strok, syphilis dan juga dapat meningkatkan vitalitas
tubuh. (6,4) Ekstrak taun binahong juga mempunyai kandungan antibiotik dan antioksidan (7).
1.4 Kandungan Kimia
Salah satunya adalah Binahong. Secara empiris hampir semua bagian tanaman Binahong
dapat digunakan untuk pengobatan, antara lain penyakit paru, diabetes melitus, wasir, disentri,
luka bakar dan asam urat.(9) Binahong merupakan tanaman yang banyak mengandung
kandungan senyawa aktif seperti flavonoid.(10) Senyawa tersebut mudah ditemukan pada daun
Binahong, dimana pertumbuhan daun yang subur menjadi satu keuntungan untuk mendapatkan
kadar senyawa aktif yang banyak.(11)
Binahong mempunyai banyak kandungan, diantaranya asam oleanolik dapat mencegah
reaksi hipersensitivitas dan reaksi alergi, asam urosalat diketahui dapat menghambat edema,
saponin termasuk dalam senyawa glikon dan senyawa aglikon. Aglikon termasuk ke dalam
golongan steroid dan terpenoid. Sedangkan terpenoid ini merupakan senyawa hidrokarbon
isometric yang dapat memulihkan sel-sel tubuh serta membantu prosesn sintesa organik. Soponin
juga memiliki peran dalam menurunkan kolesterol dan juga mempunyai efek antioksidan (4).
Kandungan senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak binahong merupakan
senyawa yang sangat berperan sebagai antioksidan. Kandungan senyawa flavonoid yang
terkandung dalam ekstrak binahong ialah 7.81 mg/kg pada sampel kering dan 11,23 mg/kg pada
sampel segar. Jenis flavonoid yang terdapat dalam ekstak binahong ialah flovonol (7).
Sedangkan zat anti oksidan yang terkandung dalam daun binahong ialah 3,68 mmol/100g pada
sampel kering dan 4.25 mmol/100g ditemukan dalam sampel segar. Serta memiliki kandungan
lain seperti alkaloid, polifenol, minyak atsiri (terpenoid) dan antrakuinon (4).
uraian metabolit sekunder diatas adalah sebagai berikut :
a. Flavonoid
Sebagian flavonoid merupakan senyawa yang larut air, dapat diekstraksi dengan
menggunakanetanol 70%, dan setelah di eksrtak akan tetap berada pada lapisan air
meskipun telah dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid merupakan senyawa fenol,
maka akan berubah bila dicampur dengan basa atau ammonia.
b. Polifenol
Polifenol merupakan senyawa yang cenderung larut air, karena pada umumnya senyawa ini
berikatan dengan gula sebagai glikosida dan sering terdapat dalam vakuola sel. Senyawa
ini dapat di deteksi dengan menambahkan larutan besi (III) klorida 1% dalam air atau
etanol ke dalam larutan cuplikan yang menimbulkan warna hijau, merah, ungu, biru atau
hitam yang kuat
c. Saponin
Senyawa ini tidak larut dalam ikatan non polar, dapat di ektraksi dengan etanol atau
metanol 70-96%, kemudian lipid dan pigmen dieleminasi dari ekstrak dengan
menggunakan benzen
d. Alkaloid
Alkaloid mencakup senyawa yang memiliki sifat basa dan mengandung satu atau lebih
atom N. alkaloid biasanya tidak memiliki warna, umumnya berbentuk kristal dan hanya
sedikit yang berupa cairan. Senyawa ini dapat dideteksi dengan peraksi Dragendrof. (4)
2. Binahong Sebagai Tanaman Obat
Tubuh dapat diserang oleh benda asing seperti radikal bebas. Bila kadar radikal bebas di
dalam tubuh melebihi batas maka akan timbul efek patologis. Pada saat kadar radikal bebas
terlalu tinggi di dalam tubuh yang paling rentan terserang seperti lipid, protein, dan dapat
menyebabkan penyakit degeneratif seperti antara lain nekrosis hati (7). Binahong merupakan
salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi (8). Flavonoid
merupakan senyawa antioksidan yang terdapat pada tanaman. Kandungan flavonoid yang
terdapat pada daun binahong ialah 9.614% (9). Antioksidan sangat berperan dalam melindungi
tubuh dengan cara melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Cara kerja antioksidan
ialah dengan menghambat atau menghalangi pembentukan radikal bebas (7). Selain itu, menurut
Sidik, minyak atsiri yang terkandung dalam tumbuhan mempunyai efek hapatoprotektif. (10)
Selain sebagai hepatoprotektif, Penelitian untuk mengisolasi dan mengidentifikasi
kandungan kimia binahong ( Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) menunjukkan bahwa kandungan
kimia yang terdapat pada binahong adalah flavonoid, alkaloid, polifenol, triterpenoid dan
saponin memiliki efek farmakologi seperti antihipertensi, antivirus, antioksidan, dan antikanker.
Saponin mempunyai efek terhadap penyembuhan beberapa penyakit seperti diabetes melitus,
asam urat, kolesterol dan hipertensi. Senyawa saponin yang berfungsi sebagai antihiperglikemia
adalah triterpene saponin dengan mekanisme mencegah transport glukosa menuju usus halus. (7)
Beberapa kandungan kimia tanaman binahong adalah saponin, alkaloid, polifenol,
flavonoid, mono polisakarida termasuk L-arabinose, D-galaktose, L-rhamnose. Flavonoid
merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol, yang mempunyai efektifitas dalam
menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan jamur, selain itu flavonoid bersifat antioksidan.
Alkaloid merupakan senyawa siklik yang mengandung atom nitrogen dan memiliki efek
fisiologis yang kuat. Selektifitas senyawa alkaloid menyebabkan senyawa alkaloid bermanfaat
dalam hal pengobatan. Saponin merupakan senyawa glikosida dan dapat ditemukan pada akar
dan daun tanaman. Saponin memiliki aktivitas terhadap penurunan kolesterol, gula darah, anti
oksidan dan penyakit jantung koroner. (1,10,11)
2.1 Perbanyakan tanaman Binahong
Tanaman binahong (Anredera cordifolia) berkembangbiak dengan cara generatif (biji),
namun lebih sering berkembang atau dikembangbiakan secara vegetative melalui rimpangnya.
Tumbuhan ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Banyak ditanam di
dalam pot sebagai tanaman hias dan obat. Perbanyakan , Warta Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Industri, perbanyakan tanaman binahong dilakukan secara vegetatif dan generatif
dengan menggunakan akar rimpang dan biji. Perbanyakan dari rimpang akar dengan mencabut
atau memisahkan rimpang dari pohon induk, dipilih rimpang yang telah cukup tua. Rimpang
ditanam pada media tanah yang telah dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
Rimpang yang telah di tanam sebaiknya diberi naungan sampai 50%. Untuk perbanyakan
melalui biji dapat dilakukan apabila bijinya telah matang. Biji yang disemaikan pada pembibitan
setelah mem lapangan. Sampai saat ini perbanyakan tanaman umumnya lebih banyak
menggunakan cara vegetatif dengan menggunakan rimpang karena lebih cepat tumbuh dan
sifatnya sama dengan induknya. (2)
Binahong tumbuh baik pada tempat teduh dan agak lembab (Feri Manoi, 2009). Menurut
hasil wawancara dengan bapak Aan pengelola apotik hidup di daerah cibiru desa cilengkrang,
menanam tanaman binahong juga dapat dilakukan di dalam pot. Dengan cara menyiapkan pot
yang berukuran sedang atau besar. Kemudian menyiapkan umbi atau rimpang dari tanaman
Binahong. Lalu memasukan tanah yang subur dan bagus kedalam pot. Setelah tanah dimasukkan
kedalam pot. Selanjutnya memasukan umbi atau rimpang tanaman Binahong. Setelah umbi atau
rimpang dimasukan ke dalam pot kemudian umbi tersebut ditutup dengan tanah lalu disiram
dengan air pupuk, jika tidak ada dengan air bersih. (4)
2.2 Cara Perawatan
Cara perawatan tanaman binahong cukup mudah hanya disiram dengan air setiap hari,
lebih baik lagi menggunakan pupuk karena dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Tanaman
Binahong dapat tumbuh dengan cepat dan bagus jika ditanam pada tempat yang agak lembab dan
sedikit terkena matahari (2)
2.3 Masa Panen
. Panen Masa panen binahong adaloah sekitar berumur 3 bulan. Daunnya yang tua dan lebar
itulah yang bagus untuk di panen. (2)
Daftar Pustakax
1. Darsana IGO, Besung INK, Mahatmi H. Potensi Daun Binahong ( Anredera cordifolia (Ten) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.coli secara in vitro. Indonesia Medicus Veterinus. 2012; 1(3): p. 337-351.
2. Manoi F. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen)Sebagai Obat. 2009; 15(1).
3. S R. Studi Makroskopi dan skrining fitokimia daun Anredera cordifolia (Ten.) Steenis [Thesis]. 2008.
4. Anugerah P. Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Jantan Strain Wistar Hiperurisemia. 2014.
5. Ningsih NFL, Jaswono UP, Kusharto. Pengaruh Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap Respon Potensial. 2010.
6. Yuliastuti D, Sulistyani N. AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT BATANG BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) TERHADAP Salmonella typhi SERTA SKRINING FITOKIMIA. .
7. Selawa W, Runtuwene MRJ, Citraningtyas G. Kandungan Flavonoid dan Kapasitas Antioksidan Total Ekstrak Etanol Daun Binahong [Anredera cordifolia(Ten.)Steenis.]. 2013.
8. Ristian , Devi. Uji aktivitas penangkap radikal ekstrak petroleum eter, atil asetat dan etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil). 2009.
9. Khunaifi , Mufid. Uji Aktifitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (ten) steenis) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. 2010.
10. Hidayat C. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Binahong Terhadap Kerusakan Hati Tikus Wistar Yang Diinduksi dengan Pemberian Paracetamol Dosis Toksik. 2014;: p. 151-152.
11. Raikhani D. Perngaruh Ekstrak Binahong Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sebagai Anti Diabetes Melitus. Agricultural Science. 2014;: p. 2-5.
x