Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

10
D-1 D.1 TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) D.1.1. Tanggapan Terhadap Latar Belakang Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kota harus menetapkan bagian dari wilayah kota yang perlu disusun rencana rinci-nya. Bagian dari wilayah yang akan disusun rencana rinci tersebut dapat merupakan kawasan kota. Wilayah perencanaan rencana rinci mencakup: wilayah administrasi kawasan fungsional Dalam upaya pemanfaatan dan pengendalian, muatan RTRW kota perlu di rinci. Oleh karena itu perlu disusun rencana rinci yang muatan materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi, sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada rencana rinci-nya ditentukan sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Rencana rinci yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu BWP (Bagian Wilayah Perkotaan) tertentu. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, dinyatakan bahwa: Kota yang telah memiliki peraturan daerah tentang RTRW-nya diamanatkan untuk segera menyusun dan menetapkan Perda rencana detail dimana rencana detail merupakan dasar izin pendirian bangunan dan dasar tata bangunan dan lingkungan. bahwa rencana detail harus sudah di tetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten. Arti dari pasal tersebut mengamanahkan bahwa Perda tentang rencana detail dapat ditetapkan jika Perda RTRW kabupatennya sudah di tetapkan. Tanggapan dan Saran Terhadap KAK dan Dukungan PPK

Transcript of Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

Page 1: Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

D-1

D.1 TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

D.1.1. Tanggapan Terhadap Latar Belakang

Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan

Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW

kota harus menetapkan bagian dari wilayah kota yang perlu disusun rencana rinci-nya. Bagian

dari wilayah yang akan disusun rencana rinci tersebut dapat merupakan kawasan kota. Wilayah

perencanaan rencana rinci mencakup:

wilayah administrasi

kawasan fungsional

Dalam upaya pemanfaatan dan pengendalian, muatan RTRW kota perlu di rinci. Oleh karena itu

perlu disusun rencana rinci yang muatan materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi,

sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi dasar

penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada rencana rinci-nya ditentukan sebagai zona yang

penanganannya diprioritaskan. Rencana rinci yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu BWP (Bagian Wilayah Perkotaan)

tertentu. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang, dinyatakan bahwa:

Kota yang telah memiliki peraturan daerah tentang RTRW-nya diamanatkan untuk segera

menyusun dan menetapkan Perda rencana detail dimana rencana detail merupakan dasar

izin pendirian bangunan dan dasar tata bangunan dan lingkungan.

bahwa rencana detail harus sudah di tetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak

penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten. Arti dari pasal tersebut mengamanahkan

bahwa Perda tentang rencana detail dapat ditetapkan jika Perda RTRW kabupatennya

sudah di tetapkan.

Tanggapan dan Saran Terhadap

KAK dan Dukungan PPK

Page 2: Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

D-2

Ketentuan-ketentuan mengenai rencana rinci tersebut tercantum dalam Permen PU No. 20

Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kota. Dengan

ditetapkannya Permen PU tersebut Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan

Pemanfaatan Ruang Daerah bermaksud untuk melakukan pendampingan teknis dalam

penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada.

Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua terdiri dari 9 kota dan sudah memiliki perda RTRW

Kota.

Latar Belakang yang disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas dan

sudah dipahami oleh konsultan. Perangkat aturan yang sifatnya rencana umum seperti RTRW

Kabupaten/Kota akan sulit diterapkan apabila belum dijabarkan secara lebih rinci ke dalam

bentuk RDTR dan Peraturan Zonasi. Setiap pemanfaatan ruang harus memiliki ijin yang

didasarkan pada rencana detail tata ruang kota. Urgensi penyusunan RDTR adalah sebagai alat

operasionalisasi sekaligus pengendalian pemanfaatan ruang dalam proses implementasi rencana

tata ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota belum sepenuhnya operasional dan belum

dapat dijadikan dasar bagi pengeluaran perijinan. Oleh karena itu seluruh Kabupaten/Kota perlu

menyusun RDTR terlebih bagi Kabupaten/Kota yang telah menetapkan Perda RTRW-nya.

Dalam latar belakang di atas sudah disebutkan bahwa di wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan

Papua ada 9 Kota yang sudah memiliki Perda RTRW. Dengan demikian kota tersebut harus

melangkah pada tahapan selanjutnya dalam implementasi rencana tata ruang yaitu penyusunan

RDTR. Sesuai dengan amanah dari Undang-undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

peraturan daerah tentang rencana rinci dalam hal ini RDTR harus disusun paling lambat tiga

puluh enam bulan sejak ditetapkannya Perda RTRW. Dan sesuai dengan Undang-undang Otonomi

Daerah bahwa penyusunan RDTR merupakan kewajiban dan kewenangan pemerintah

Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Pusat berperan memberikan bimbingan teknis dalam hal

penyusunan maupun proses penetapan Perda RDTR Kabupaten/Kota.

D.1.2. Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) menyebutkan bawah maksud kegiatan ini adalah untuk

meningkatkan pemahaman pemerintah daerah dan mempercepat penyelesaian penyusunan

Rencana Rinci Tata Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang telah

memiliki peraturan daerah tentang RTRW Kota. Sedangkan Tujuan dari kegiatan Bimbingan

Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan

Papua ini adalah:

1. Memberikan bekal pengetahuan teknis serta menginventarisasi isu dan permasalahan

mengenai penyusunan rencana rinci kota;

Page 3: Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

D-3

2. Melakukan evaluasi kelengkapan substansi draft materi teknis rencana rinci serta draft

raperda rencana rinci yang telah/sedang disusun oleh pemerintah daerah; dan

3. Melakukan pendampingan teknis (klinik) penyusunan rencana rinci tata ruang kota.

Maksud dan tujuan yang disampaikan oleh Kerangka Acuan Kerja sudah cukup jelas dan dipahami

oleh konsultan. Menurut konsultan, maksud dan tujuan besar dari pelaksanaan pekerjaan ini

adalah untuk membantu Pemerintah Kota dalam rangka mencapai persetujuan materi (Persub)

dan pengesahan perda RDTR sesuai dengan lokasi yang ditetapkan dalam pekerjaan ini.

D.1.3. Tanggapan Terhadap Sasaran

Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata

Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja

(KAK) adalah:

1. Terlaksananya pendampingan teknis terhadap penyusunan 10 (sepuluh) Rencana Detail

Tata Ruang Kota di 6 (enam) provinsi di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua, yaitu:

1) Kota Mataram di provinsi Nusa Tenggara Barat

2) Kota Ambon di Provinsi Maluku

3) Kota Tual di Provinsi Maluku

4) Kota Tidore Kepulauan di Provinsi Maluku Utara

5) Kota Jayapura di Provinsi Papua

6) Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur

7) Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat

8) Kota Sorong Provinsi Papua Barat

9) Kota Ternate Provinsi Maluku Utara

2. Terwujudnya peningkatan kemampuan aparat pemerintah daerah dan transfer

pengetahuan pada aparat Pemerintah Daerah Kota dalam hal penyusunan rencana rinci tata

ruang.

Sasaran yang diamanatkan oleh Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas untuk dipahami

oleh konsultan. Inti dari sasaran ini selain tersusunnya materi teknis RDTR dan peraturan zonasi

di masing-masing Kota yang dimaksud, diharapkan terjadi transfer pengetahuan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sehingga secara khusus kemampuan aparat

Pemerintah Daerah dapat meningkat dalam hal penyusunan RDTR.

D.1.4. Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup Kegiatan

Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa ruang lingkup kegiatan pekerjaan ini

adalah sebagai berikut :

Page 4: Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

D-4

a) Melakukan konsinyasi sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta dalam rangka penyamaan persepsi

bimbingan teknis penyusunan rencana detail tata ruang kota.

b) Memberikan pendampingan teknis kepada Pemerintah Daerah terpilih melalui

pelaksanaan FGD (klinik) di 6 provinsi, yakni di Mataram, Kupang, Ambon, Ternate,

Sorong, dan Jayapura.

c) Memfasilitasi pelaksanaan survey ground control point (GCP) untuk kota di wilayah Nusa

Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara dan Papua.

d) Memberikan pendampingan teknis peta dasar (digitasi dan ortorektifikasi) dan peta

rencana.

e) Memberikan pendampingan teknis konsultasi peta pemerintah daerah ke Badan

Informasi Geospasial.

f) Memberikan pendampingan teknis pada perbaikan dokumen Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) pada masing-masing lokasi.

g) Memberikan pendampingan teknis penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS).

h) Menyusun laporan hasil pendampingan teknis Penyusunan RDTR Kota di Wilayah Nusa

Tenggara, Maluku dan Papua.

i) Melakukan pembahasan laporan pendahuluan, antara, dan akhir kegiatan Bimbingan

Teknis Penyusunan RDTR Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

j) Melaksanakan survey penggunaan lahan eksisting dan transfer knowledge.

Lingkup kegiatan yang diamanatkan oleh Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas dan

dapat dipahami oleh konsultan. Dengan adanya lingkup kegiatan ini, menjadi acuan bagi

konsultan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan minimal sesuai dengan yang

diamanatkan oleh KAK ini. Dalam hal pemetaan, konsultan nantinya akan menjalin komunikasi

dan kerjasama yang baik dan intensif dengan instansi terkait khususnya Badan Informasi Spasial

sehingga bisa menghasilkan output peta RDTR yang dapat dipertanggungjawabkan.

D.1.5. Tanggapan Terhadap Lokasi Kegiatan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) menyebutkan bahwa lokasi kegiatan Bimbingan Teknis

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Lokasi kegiatan yang diamanatkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas dan

sudah dipahami oleh konsultan. Seperti yang sudah disebutkan dalam penjelasan sasaran

pekerjaan, lokasi kegiatan ini adalah kota-kota di wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

yang sudah menetapkan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota.

Ada 9 kota di 6 Provinsi tersebut yang sudah menetapkan perda RTRW-nya, yaitu :

1) Kota Mataram di provinsi Nusa Tenggara Barat

Page 5: Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

D-5

2) Kota Ambon di Provinsi Maluku

3) Kota Tual di Provinsi Maluku

4) Kota Tidore Kepulauan di Provinsi Maluku Utara

5) Kota Jayapura di Provinsi Papua

6) Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur

7) Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat

8) Kota Sorong Provinsi Papua Barat

9) Kota Ternate Provinsi Maluku Utara

D.1.6. Tanggapan Terhadap Keluaran

Keluaran dari kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota di

Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah:

a. Konsep materi teknis dan raperda rencana rinci tata ruang provinsi/kabupaten dalam

bentuk softcopy (CD) dan hardcopy;

b. Laporan dan proceeding pelaksanaan pendampingan teknis secara keseluruhan.

Keluaran yang diamanatkan oleh Kerangka Acuan Kerja cukup jelas dan sudah dipahami oleh

konsultan. Tanggapan konsultan atas penjelasan Keluaran Pekerjaan tersebut adalah penjabaran

keluaran kegiatan perlu dikaitkan dengan Maksud (Purpose), Tujuan (Objective) dan Sasaran

(Goals) sehingga hal-hal yang diharapkan dalam Keluaran Pekerjaan dapat lebih kaya dan detail

serta mencerminkan kedua hal tersebut dan lebih mempertajam koridor arahan pekerjaan.

D.1.7. Tanggapan Terhadap Manfaat

Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa manfaat dari kegiatan Bimbingan Teknis

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua ini

adalah:

1. Meningkatnya kemampuan aparat pemerintah daerah provinsi/kabupaten di wilayah Nusa

Tenggara, Maluku, dan Papua dalam hal penyusunan rencana rinci tata ruang; dan

2. Tercapainya penyelesaian konsep materi teknis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang

Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang sesuai dengan norma, standar,

pedoman, dan kriteria bidang penyusunan rencana rinci tata ruang.

Manfaat yang diamanatkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas dan sudah

dipahami oleh konsultan. Konsultan akan berupaya agar proses bimbingan teknis ini bisa berjalan

dengan baik dan menghasilkan keluaran yang maksimal sehingga bisa bermanfaat bagi pihak

yang terkait khususnya pemerintah daerah. Terselesaikannya konsep materi teknis dan Raperda

RDTR Kota harus diiringi dengan meningkatnya kemampuan aparat Pemerintah Daerah dalam

proses penyusunan RDTR di kotanya masing-masing.

Page 6: Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

D-6

D.2 TANGGAPAN TERHADAP DUKUNGAN DARI PPK

D.2.1. Tanggapan Terhadap Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan ini konsultan

diminta memberikan layanan jasa tenaga ahli sebanyak 14 (sembilan) orang dengan volume

72 (tujuh puluh dua) orang-bulan dengan perincian sebagai berikut :

Tabel D.1 Kebutuhan Tenaga Ahli

No. Tenaga Ahli Jumlah

1 Ahli Perencanaan Wilayah & Kota (ketua tim) 1 orang 2 Ahli Perencanaan Wilayah & Kota 4 orang 3 Ahli Lingkungan 1 orang 4 Ahli Pemetaan/GIS 3 orang 5 Ahli Hukum 1 orang 6 Ahli Geologi 1 orang 7 Ahli Geodesi 1 orang TOTAL 11 orang

Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ketua Tim (Team Leader)

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 yang dibuktikan dengan

ijasah S1 di bidang tersebut dengan pengalaman profesional di bidang manajemen

pendampingan, berpengalaman menyusun RTRW Kota atau rencana detail, dan diutamakan

yang mampu menyelesaikan permasalahan pendampingan serta menguasai RTRW Kota

atau rencana detail tata ruang sekurang-kurangnya 5 tahun atau jenjang S2 dibuktikan

dengan ijasah S2 di bidang tersebut dengan pengalaman minimal 3 tahun.

2. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 yang dibuktikan dengan

ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman profesional di bidang manajemen

pendampingan, berpengalaman merancang kota pada rencana detail tata ruang, dan

diutamakan yang mampu menyelesaikan permasalahan pendampingan serta menguasai

RTRW Kota atau rencana detail tata ruang sekurang-kurangnya 3 tahun.

3. Ahli Lingkungan

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang lingkungan yang

dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman profesional sebagai

tenaga ahli lingkungan sekurang-kurangnya 3 tahun.

4. Ahli Pemetaan/GIS

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Sistem Informasi

Geografis yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman

profesional di bidang Sistem Informasi Geografis sekurang-kurangnya 3 tahun.

Page 7: Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

D-7

5. Ahli Hukum

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Hukum atau

Administrasi Negara yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut dengan

pengalaman profesional di bidang Kelembagaan / Hukum sekurang-kurangnya 3 tahun.

6. Ahli Geologi

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Geologi Tata

Lingkungan yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman

profesional di bidang analisis geologi tata lingkungan pada penyusunan rencana rinci

sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.

7. Ahli Geodesi

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Geodesi yang

dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman profesional di bidang

analisis geodesi pada penyusunan rencana rinci sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan

kalender.

Selain Tenaga Ahli tersebut, dibutuhkan pula tenaga pendukung sebagai berikut:

Tabel D.2 Kebutuhan Tenaga Pendukung

No. Tenaga Pendukung Jumlah Bulan

1 Sekretaris 1 Orang 8

2 Operator Komputer 1 Orang 8

Tenaga ahli yang dibutuhkan sebagaimana yang diamanatkan oleh Kerangka Acuan Kerja (KAK)

sudah cukup jelas dan dipahami oleh konsultan. Adapun penjelasan kebutuhan tenaga ahli yang

dijabarkan tersebut merupakan batas minimal yang diharapkan oleh Pengguna Jasa untuk

disediakan oleh Penyedia Jasa. Dengan dasar penjelasan tersebut, konsultan akan mengusulkan

Tenaga Ahli yang akan digunakan untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan studi ini.

Selain itu, konsultan juga akan mengembangkan penjelasan mengenai tenaga ahli mulai dari

kualifikasi masing-masing individu yang diusulkan, peran dan tanggung jawabnya, serta

kontribusinya terhadap substansi dan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh konsultan

dalam penyelesaian pekerjaan ini..

D.2.2. Tanggapan Terhadap Waktu Pelaksanaan

Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa kegiatan bimbingan teknis ini

memerlukan waktu 8 (delapan) bulan, sejak proses persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi dan

penyusunan laporan.

Waktu pelaksanaan pekerjaan yang disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah

cukup jelas dan dipahami oleh konsultan, namun dalam penjelasan tersebut jangka waktu

Page 8: Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

D-8

pelaksanaan yang dijelaskan dan diarahkan hanya bersifat batasan (limitasi) saja. Atas dasar

itulah, konsultan akan menggunakan dan menjabarkan jangka waktu pelaksanaan yang diberikan

untuk menyelesaikan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah

Nusa Tenggara, Maluku dan Papua tersebut dan mengkaitkannya dengan:

Pendekatan dan Metodologi

Rencana Lingkup Kegiatan Penyelesaian Pekerjaan

Rencana Alokasi Tenaga Ahli.

D.2.3. Tanggapan Terhadap Pelaporan

Pelaporan dan kelengkapan yang harus diserahkan sesuai dengan pentahapannya sesuai dengan

amanat Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah:

1. Rencana Mutu Kontrak

Rencana Mutu Kontrak harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah SPMK,

bersamaan dengan penyerahan Laporan Pendahuluan. Laporan Rencana Mutu Kontrak

diserahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar. Laporan ini berisi:

a. Lembar Pengesahan

b. Kebijakan mutu dan sasaran mutu proyek (pekerjaan)

c. Informasi proyek (pekerjaan)

d. Penjelasan Lingkup Proyek (pekerjaan)

e. Lokasi Proyek

f. Pihak-pihak yang terlibat

g. Struktur organisasi proyek

h. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang

i. Metode kerja pelaksanaan

j. Jadwal pelaksanaan pekerjaan

k. Jadwal tenaga kerja

l. Jadwal Pelaporan

m. Progres Kerja

n. Jadwal pengetesan (pembahasan)

o. Cash flow

2. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan berisikan laporan kegiatan selama satu bulan dan rencana kegiatan bulan

berikutnya serta dilengkapi dengan dokumen pendukungnya. Laporan ini dibuat 5 (lima)

eksemplar, diserahkan setiap bulan

3. Laporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan berisi rencana kerja dan metodologi yang akan dilaksanakan dalam

pekerjaan. Laporan Pendahuluan diserahkan 1 (satu) bulan setelah dikeluarkannya Surat

Page 9: Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

D-9

Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 5 (lima) buku, kemudian dilakukan diskusi

pembahasan bersama tim supervisi.

4. Laporan Antara

Laporan antara berisikan proses pelaksanaan dan analisis kegiatan pendampingan teknis

penyusunan rencana rinci tata ruang provinsi/kabupaten di Wilayah Nusa Tenggara,

Maluku, dan Papua. Laporan antara diserahkan 5 (lima) bulan setelah dikeluarkannya Surat

Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 5 (lima) buku. Laporan Antara ini akan dibahas dalam

diskusi pembahasan bersama tim supervisi.

5. Laporan Pelaksanaan GCP dan Toponimi

Laporan Pelaksanaan GCP dan Toponimi diserahkan di akhir kegiatan sebanyak (5) buku

yang berisikan pelaksanaan kegiatan GCP dan toponimi.

6. Laporan Prosiding

Laporan prosiding berisikan pelaksanaan workshop di Jakarta dan pelaksanaan

pendampingan teknis di setiap provinsi di wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Laporan prosiding diserahkan setelah pelaksanaan workshop dan pendampingan teknis

sebanyak masing-masing 5 (lima) buku.

7. Laporan Draft Akhir

Laporan draft final berisikan substansi dan proses pelaksanaan kegiatan di mulai pada tahap

persiapan sampai berakhirnya kegiatan. Laporan draft final di serahkan 7 (tujuh) bulan

setelah dikeluarkan SMPK sebanyak 5 (lima) buku. Laporan draft final ini akan dibahas

bersama tim supervisi untuk diperbaiki menjadi Laporan Akhir.

8. Laporan Akhir

Laporan Akhir berisikan substansi dan proses pelaksanaan kegiatan di mulai pada tahap

persiapan sampai berakhirnya kegiatan diserahkan 8 (delapan) bulan setelah dikeluarkan

SPMK. Laporan Akhir terdiri dari :

1) Materi laporan akhir sebanyak 5 (lima) buku

2) Ringkasan eksekutif sebanyak 5 (lima) buku

3) Softcopy seluruh keluaran yang dibuat dalam 5 (lima) buah DVD.

4) Buku Fakta dan Analisa sebanyak (5) buku untuk masing-masing provinsi di Wilayah

Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

5) Materi teknis sebanyak 5 (lima) buku untuk masing-masing provinsi di Wilayah Nusa

Tenggara, Maluku dan Papua

6) Buku Raperda sebanyak (5) buku untuk masing-masing provinsi di Wilayah Nusa

Tenggara, Maluku dan Papua

7) Buku Album Peta sebanyak (5) buku untuk masing-masing provinsi di Wilayah Nusa

Tenggara, Maluku dan Papua

8) Buku Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebanyak (5) buku untuk masing-

masing provinsi di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Page 10: Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New

USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

D-10

Lain-lain ketentuan di dalam pembuatan dan penyerahan laporan :

a. Diketik 1.5 (satu setengah) spasi serta disimpan dalam CD/DVD sesuai dengan hasil cetakan

sebagaimana yang diserahkan dalam rangka laporan.

b. CD/DVD yang berisi ketikan naskah dalam bentuk PDF dan MS Word.

c. Softcopy Shp file peta rencana detail tata ruang.

Sistem pelaporan yang diamanatkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) cukup jelas dan sudah

dipahami oleh konsultan. Konsultan akan memenuhi sistematika pelaporan tersebut baik secara

kualitas dan kuantitas yang diharapkan.

D.3 SARAN TERHADAP KAK DAN DUKUNGAN DARI PPK

Setelah memberikan tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebagaimana sudah

dijelaskan diatas, maka konsultan juga akan memberikan saran terhadap KAK seperti berikut

ini :

1. Lingkup pekerjaan masih perlu didetailkan;

2. Perlu disebutkan waktu pelaksanaan pekerjaan secara jelas dan bukan tersirat.

3. Substansi masing-masing pelaporan masih perlu didetailkan sehingga konsultan bisa

menghasilkan rencana kerja yang lebih baik;

4. Jadual pelaksanaan masih perlu didetailkan;

5. Perlu pendetailan struktur organisasi dan deskripsi kerja masing-masing tenaga ahli secara

umum;