Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New
-
Upload
rohdinsaragih -
Category
Documents
-
view
167 -
download
28
Transcript of Bimtek-d-tanggapan Dan Saran Terhadap Kak New
D-1
D.1 TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
D.1.1. Tanggapan Terhadap Latar Belakang
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW
kota harus menetapkan bagian dari wilayah kota yang perlu disusun rencana rinci-nya. Bagian
dari wilayah yang akan disusun rencana rinci tersebut dapat merupakan kawasan kota. Wilayah
perencanaan rencana rinci mencakup:
wilayah administrasi
kawasan fungsional
Dalam upaya pemanfaatan dan pengendalian, muatan RTRW kota perlu di rinci. Oleh karena itu
perlu disusun rencana rinci yang muatan materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi,
sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi dasar
penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada rencana rinci-nya ditentukan sebagai zona yang
penanganannya diprioritaskan. Rencana rinci yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu BWP (Bagian Wilayah Perkotaan)
tertentu. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang, dinyatakan bahwa:
Kota yang telah memiliki peraturan daerah tentang RTRW-nya diamanatkan untuk segera
menyusun dan menetapkan Perda rencana detail dimana rencana detail merupakan dasar
izin pendirian bangunan dan dasar tata bangunan dan lingkungan.
bahwa rencana detail harus sudah di tetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten. Arti dari pasal tersebut mengamanahkan
bahwa Perda tentang rencana detail dapat ditetapkan jika Perda RTRW kabupatennya
sudah di tetapkan.
Tanggapan dan Saran Terhadap
KAK dan Dukungan PPK
USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
D-2
Ketentuan-ketentuan mengenai rencana rinci tersebut tercantum dalam Permen PU No. 20
Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kota. Dengan
ditetapkannya Permen PU tersebut Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan
Pemanfaatan Ruang Daerah bermaksud untuk melakukan pendampingan teknis dalam
penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada.
Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua terdiri dari 9 kota dan sudah memiliki perda RTRW
Kota.
Latar Belakang yang disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas dan
sudah dipahami oleh konsultan. Perangkat aturan yang sifatnya rencana umum seperti RTRW
Kabupaten/Kota akan sulit diterapkan apabila belum dijabarkan secara lebih rinci ke dalam
bentuk RDTR dan Peraturan Zonasi. Setiap pemanfaatan ruang harus memiliki ijin yang
didasarkan pada rencana detail tata ruang kota. Urgensi penyusunan RDTR adalah sebagai alat
operasionalisasi sekaligus pengendalian pemanfaatan ruang dalam proses implementasi rencana
tata ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota belum sepenuhnya operasional dan belum
dapat dijadikan dasar bagi pengeluaran perijinan. Oleh karena itu seluruh Kabupaten/Kota perlu
menyusun RDTR terlebih bagi Kabupaten/Kota yang telah menetapkan Perda RTRW-nya.
Dalam latar belakang di atas sudah disebutkan bahwa di wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua ada 9 Kota yang sudah memiliki Perda RTRW. Dengan demikian kota tersebut harus
melangkah pada tahapan selanjutnya dalam implementasi rencana tata ruang yaitu penyusunan
RDTR. Sesuai dengan amanah dari Undang-undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
peraturan daerah tentang rencana rinci dalam hal ini RDTR harus disusun paling lambat tiga
puluh enam bulan sejak ditetapkannya Perda RTRW. Dan sesuai dengan Undang-undang Otonomi
Daerah bahwa penyusunan RDTR merupakan kewajiban dan kewenangan pemerintah
Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Pusat berperan memberikan bimbingan teknis dalam hal
penyusunan maupun proses penetapan Perda RDTR Kabupaten/Kota.
D.1.2. Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) menyebutkan bawah maksud kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman pemerintah daerah dan mempercepat penyelesaian penyusunan
Rencana Rinci Tata Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang telah
memiliki peraturan daerah tentang RTRW Kota. Sedangkan Tujuan dari kegiatan Bimbingan
Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan
Papua ini adalah:
1. Memberikan bekal pengetahuan teknis serta menginventarisasi isu dan permasalahan
mengenai penyusunan rencana rinci kota;
USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
D-3
2. Melakukan evaluasi kelengkapan substansi draft materi teknis rencana rinci serta draft
raperda rencana rinci yang telah/sedang disusun oleh pemerintah daerah; dan
3. Melakukan pendampingan teknis (klinik) penyusunan rencana rinci tata ruang kota.
Maksud dan tujuan yang disampaikan oleh Kerangka Acuan Kerja sudah cukup jelas dan dipahami
oleh konsultan. Menurut konsultan, maksud dan tujuan besar dari pelaksanaan pekerjaan ini
adalah untuk membantu Pemerintah Kota dalam rangka mencapai persetujuan materi (Persub)
dan pengesahan perda RDTR sesuai dengan lokasi yang ditetapkan dalam pekerjaan ini.
D.1.3. Tanggapan Terhadap Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) adalah:
1. Terlaksananya pendampingan teknis terhadap penyusunan 10 (sepuluh) Rencana Detail
Tata Ruang Kota di 6 (enam) provinsi di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua, yaitu:
1) Kota Mataram di provinsi Nusa Tenggara Barat
2) Kota Ambon di Provinsi Maluku
3) Kota Tual di Provinsi Maluku
4) Kota Tidore Kepulauan di Provinsi Maluku Utara
5) Kota Jayapura di Provinsi Papua
6) Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
7) Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat
8) Kota Sorong Provinsi Papua Barat
9) Kota Ternate Provinsi Maluku Utara
2. Terwujudnya peningkatan kemampuan aparat pemerintah daerah dan transfer
pengetahuan pada aparat Pemerintah Daerah Kota dalam hal penyusunan rencana rinci tata
ruang.
Sasaran yang diamanatkan oleh Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas untuk dipahami
oleh konsultan. Inti dari sasaran ini selain tersusunnya materi teknis RDTR dan peraturan zonasi
di masing-masing Kota yang dimaksud, diharapkan terjadi transfer pengetahuan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sehingga secara khusus kemampuan aparat
Pemerintah Daerah dapat meningkat dalam hal penyusunan RDTR.
D.1.4. Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup Kegiatan
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa ruang lingkup kegiatan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
D-4
a) Melakukan konsinyasi sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta dalam rangka penyamaan persepsi
bimbingan teknis penyusunan rencana detail tata ruang kota.
b) Memberikan pendampingan teknis kepada Pemerintah Daerah terpilih melalui
pelaksanaan FGD (klinik) di 6 provinsi, yakni di Mataram, Kupang, Ambon, Ternate,
Sorong, dan Jayapura.
c) Memfasilitasi pelaksanaan survey ground control point (GCP) untuk kota di wilayah Nusa
Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara dan Papua.
d) Memberikan pendampingan teknis peta dasar (digitasi dan ortorektifikasi) dan peta
rencana.
e) Memberikan pendampingan teknis konsultasi peta pemerintah daerah ke Badan
Informasi Geospasial.
f) Memberikan pendampingan teknis pada perbaikan dokumen Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) pada masing-masing lokasi.
g) Memberikan pendampingan teknis penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS).
h) Menyusun laporan hasil pendampingan teknis Penyusunan RDTR Kota di Wilayah Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua.
i) Melakukan pembahasan laporan pendahuluan, antara, dan akhir kegiatan Bimbingan
Teknis Penyusunan RDTR Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
j) Melaksanakan survey penggunaan lahan eksisting dan transfer knowledge.
Lingkup kegiatan yang diamanatkan oleh Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas dan
dapat dipahami oleh konsultan. Dengan adanya lingkup kegiatan ini, menjadi acuan bagi
konsultan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan minimal sesuai dengan yang
diamanatkan oleh KAK ini. Dalam hal pemetaan, konsultan nantinya akan menjalin komunikasi
dan kerjasama yang baik dan intensif dengan instansi terkait khususnya Badan Informasi Spasial
sehingga bisa menghasilkan output peta RDTR yang dapat dipertanggungjawabkan.
D.1.5. Tanggapan Terhadap Lokasi Kegiatan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) menyebutkan bahwa lokasi kegiatan Bimbingan Teknis
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Lokasi kegiatan yang diamanatkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas dan
sudah dipahami oleh konsultan. Seperti yang sudah disebutkan dalam penjelasan sasaran
pekerjaan, lokasi kegiatan ini adalah kota-kota di wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
yang sudah menetapkan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota.
Ada 9 kota di 6 Provinsi tersebut yang sudah menetapkan perda RTRW-nya, yaitu :
1) Kota Mataram di provinsi Nusa Tenggara Barat
USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
D-5
2) Kota Ambon di Provinsi Maluku
3) Kota Tual di Provinsi Maluku
4) Kota Tidore Kepulauan di Provinsi Maluku Utara
5) Kota Jayapura di Provinsi Papua
6) Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
7) Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat
8) Kota Sorong Provinsi Papua Barat
9) Kota Ternate Provinsi Maluku Utara
D.1.6. Tanggapan Terhadap Keluaran
Keluaran dari kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota di
Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah:
a. Konsep materi teknis dan raperda rencana rinci tata ruang provinsi/kabupaten dalam
bentuk softcopy (CD) dan hardcopy;
b. Laporan dan proceeding pelaksanaan pendampingan teknis secara keseluruhan.
Keluaran yang diamanatkan oleh Kerangka Acuan Kerja cukup jelas dan sudah dipahami oleh
konsultan. Tanggapan konsultan atas penjelasan Keluaran Pekerjaan tersebut adalah penjabaran
keluaran kegiatan perlu dikaitkan dengan Maksud (Purpose), Tujuan (Objective) dan Sasaran
(Goals) sehingga hal-hal yang diharapkan dalam Keluaran Pekerjaan dapat lebih kaya dan detail
serta mencerminkan kedua hal tersebut dan lebih mempertajam koridor arahan pekerjaan.
D.1.7. Tanggapan Terhadap Manfaat
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa manfaat dari kegiatan Bimbingan Teknis
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua ini
adalah:
1. Meningkatnya kemampuan aparat pemerintah daerah provinsi/kabupaten di wilayah Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua dalam hal penyusunan rencana rinci tata ruang; dan
2. Tercapainya penyelesaian konsep materi teknis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang
Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang sesuai dengan norma, standar,
pedoman, dan kriteria bidang penyusunan rencana rinci tata ruang.
Manfaat yang diamanatkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas dan sudah
dipahami oleh konsultan. Konsultan akan berupaya agar proses bimbingan teknis ini bisa berjalan
dengan baik dan menghasilkan keluaran yang maksimal sehingga bisa bermanfaat bagi pihak
yang terkait khususnya pemerintah daerah. Terselesaikannya konsep materi teknis dan Raperda
RDTR Kota harus diiringi dengan meningkatnya kemampuan aparat Pemerintah Daerah dalam
proses penyusunan RDTR di kotanya masing-masing.
USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
D-6
D.2 TANGGAPAN TERHADAP DUKUNGAN DARI PPK
D.2.1. Tanggapan Terhadap Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan ini konsultan
diminta memberikan layanan jasa tenaga ahli sebanyak 14 (sembilan) orang dengan volume
72 (tujuh puluh dua) orang-bulan dengan perincian sebagai berikut :
Tabel D.1 Kebutuhan Tenaga Ahli
No. Tenaga Ahli Jumlah
1 Ahli Perencanaan Wilayah & Kota (ketua tim) 1 orang 2 Ahli Perencanaan Wilayah & Kota 4 orang 3 Ahli Lingkungan 1 orang 4 Ahli Pemetaan/GIS 3 orang 5 Ahli Hukum 1 orang 6 Ahli Geologi 1 orang 7 Ahli Geodesi 1 orang TOTAL 11 orang
Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ketua Tim (Team Leader)
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 yang dibuktikan dengan
ijasah S1 di bidang tersebut dengan pengalaman profesional di bidang manajemen
pendampingan, berpengalaman menyusun RTRW Kota atau rencana detail, dan diutamakan
yang mampu menyelesaikan permasalahan pendampingan serta menguasai RTRW Kota
atau rencana detail tata ruang sekurang-kurangnya 5 tahun atau jenjang S2 dibuktikan
dengan ijasah S2 di bidang tersebut dengan pengalaman minimal 3 tahun.
2. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 yang dibuktikan dengan
ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman profesional di bidang manajemen
pendampingan, berpengalaman merancang kota pada rencana detail tata ruang, dan
diutamakan yang mampu menyelesaikan permasalahan pendampingan serta menguasai
RTRW Kota atau rencana detail tata ruang sekurang-kurangnya 3 tahun.
3. Ahli Lingkungan
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang lingkungan yang
dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman profesional sebagai
tenaga ahli lingkungan sekurang-kurangnya 3 tahun.
4. Ahli Pemetaan/GIS
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Sistem Informasi
Geografis yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman
profesional di bidang Sistem Informasi Geografis sekurang-kurangnya 3 tahun.
USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
D-7
5. Ahli Hukum
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Hukum atau
Administrasi Negara yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut dengan
pengalaman profesional di bidang Kelembagaan / Hukum sekurang-kurangnya 3 tahun.
6. Ahli Geologi
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Geologi Tata
Lingkungan yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman
profesional di bidang analisis geologi tata lingkungan pada penyusunan rencana rinci
sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.
7. Ahli Geodesi
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Geodesi yang
dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman profesional di bidang
analisis geodesi pada penyusunan rencana rinci sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan
kalender.
Selain Tenaga Ahli tersebut, dibutuhkan pula tenaga pendukung sebagai berikut:
Tabel D.2 Kebutuhan Tenaga Pendukung
No. Tenaga Pendukung Jumlah Bulan
1 Sekretaris 1 Orang 8
2 Operator Komputer 1 Orang 8
Tenaga ahli yang dibutuhkan sebagaimana yang diamanatkan oleh Kerangka Acuan Kerja (KAK)
sudah cukup jelas dan dipahami oleh konsultan. Adapun penjelasan kebutuhan tenaga ahli yang
dijabarkan tersebut merupakan batas minimal yang diharapkan oleh Pengguna Jasa untuk
disediakan oleh Penyedia Jasa. Dengan dasar penjelasan tersebut, konsultan akan mengusulkan
Tenaga Ahli yang akan digunakan untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan studi ini.
Selain itu, konsultan juga akan mengembangkan penjelasan mengenai tenaga ahli mulai dari
kualifikasi masing-masing individu yang diusulkan, peran dan tanggung jawabnya, serta
kontribusinya terhadap substansi dan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh konsultan
dalam penyelesaian pekerjaan ini..
D.2.2. Tanggapan Terhadap Waktu Pelaksanaan
Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) disebutkan bahwa kegiatan bimbingan teknis ini
memerlukan waktu 8 (delapan) bulan, sejak proses persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi dan
penyusunan laporan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan yang disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah
cukup jelas dan dipahami oleh konsultan, namun dalam penjelasan tersebut jangka waktu
USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
D-8
pelaksanaan yang dijelaskan dan diarahkan hanya bersifat batasan (limitasi) saja. Atas dasar
itulah, konsultan akan menggunakan dan menjabarkan jangka waktu pelaksanaan yang diberikan
untuk menyelesaikan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah
Nusa Tenggara, Maluku dan Papua tersebut dan mengkaitkannya dengan:
Pendekatan dan Metodologi
Rencana Lingkup Kegiatan Penyelesaian Pekerjaan
Rencana Alokasi Tenaga Ahli.
D.2.3. Tanggapan Terhadap Pelaporan
Pelaporan dan kelengkapan yang harus diserahkan sesuai dengan pentahapannya sesuai dengan
amanat Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah:
1. Rencana Mutu Kontrak
Rencana Mutu Kontrak harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah SPMK,
bersamaan dengan penyerahan Laporan Pendahuluan. Laporan Rencana Mutu Kontrak
diserahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar. Laporan ini berisi:
a. Lembar Pengesahan
b. Kebijakan mutu dan sasaran mutu proyek (pekerjaan)
c. Informasi proyek (pekerjaan)
d. Penjelasan Lingkup Proyek (pekerjaan)
e. Lokasi Proyek
f. Pihak-pihak yang terlibat
g. Struktur organisasi proyek
h. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang
i. Metode kerja pelaksanaan
j. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
k. Jadwal tenaga kerja
l. Jadwal Pelaporan
m. Progres Kerja
n. Jadwal pengetesan (pembahasan)
o. Cash flow
2. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisikan laporan kegiatan selama satu bulan dan rencana kegiatan bulan
berikutnya serta dilengkapi dengan dokumen pendukungnya. Laporan ini dibuat 5 (lima)
eksemplar, diserahkan setiap bulan
3. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan berisi rencana kerja dan metodologi yang akan dilaksanakan dalam
pekerjaan. Laporan Pendahuluan diserahkan 1 (satu) bulan setelah dikeluarkannya Surat
USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
D-9
Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 5 (lima) buku, kemudian dilakukan diskusi
pembahasan bersama tim supervisi.
4. Laporan Antara
Laporan antara berisikan proses pelaksanaan dan analisis kegiatan pendampingan teknis
penyusunan rencana rinci tata ruang provinsi/kabupaten di Wilayah Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua. Laporan antara diserahkan 5 (lima) bulan setelah dikeluarkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 5 (lima) buku. Laporan Antara ini akan dibahas dalam
diskusi pembahasan bersama tim supervisi.
5. Laporan Pelaksanaan GCP dan Toponimi
Laporan Pelaksanaan GCP dan Toponimi diserahkan di akhir kegiatan sebanyak (5) buku
yang berisikan pelaksanaan kegiatan GCP dan toponimi.
6. Laporan Prosiding
Laporan prosiding berisikan pelaksanaan workshop di Jakarta dan pelaksanaan
pendampingan teknis di setiap provinsi di wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Laporan prosiding diserahkan setelah pelaksanaan workshop dan pendampingan teknis
sebanyak masing-masing 5 (lima) buku.
7. Laporan Draft Akhir
Laporan draft final berisikan substansi dan proses pelaksanaan kegiatan di mulai pada tahap
persiapan sampai berakhirnya kegiatan. Laporan draft final di serahkan 7 (tujuh) bulan
setelah dikeluarkan SMPK sebanyak 5 (lima) buku. Laporan draft final ini akan dibahas
bersama tim supervisi untuk diperbaiki menjadi Laporan Akhir.
8. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisikan substansi dan proses pelaksanaan kegiatan di mulai pada tahap
persiapan sampai berakhirnya kegiatan diserahkan 8 (delapan) bulan setelah dikeluarkan
SPMK. Laporan Akhir terdiri dari :
1) Materi laporan akhir sebanyak 5 (lima) buku
2) Ringkasan eksekutif sebanyak 5 (lima) buku
3) Softcopy seluruh keluaran yang dibuat dalam 5 (lima) buah DVD.
4) Buku Fakta dan Analisa sebanyak (5) buku untuk masing-masing provinsi di Wilayah
Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
5) Materi teknis sebanyak 5 (lima) buku untuk masing-masing provinsi di Wilayah Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua
6) Buku Raperda sebanyak (5) buku untuk masing-masing provinsi di Wilayah Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua
7) Buku Album Peta sebanyak (5) buku untuk masing-masing provinsi di Wilayah Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua
8) Buku Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebanyak (5) buku untuk masing-
masing provinsi di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
USULAN TEKNIS Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
D-10
Lain-lain ketentuan di dalam pembuatan dan penyerahan laporan :
a. Diketik 1.5 (satu setengah) spasi serta disimpan dalam CD/DVD sesuai dengan hasil cetakan
sebagaimana yang diserahkan dalam rangka laporan.
b. CD/DVD yang berisi ketikan naskah dalam bentuk PDF dan MS Word.
c. Softcopy Shp file peta rencana detail tata ruang.
Sistem pelaporan yang diamanatkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) cukup jelas dan sudah
dipahami oleh konsultan. Konsultan akan memenuhi sistematika pelaporan tersebut baik secara
kualitas dan kuantitas yang diharapkan.
D.3 SARAN TERHADAP KAK DAN DUKUNGAN DARI PPK
Setelah memberikan tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebagaimana sudah
dijelaskan diatas, maka konsultan juga akan memberikan saran terhadap KAK seperti berikut
ini :
1. Lingkup pekerjaan masih perlu didetailkan;
2. Perlu disebutkan waktu pelaksanaan pekerjaan secara jelas dan bukan tersirat.
3. Substansi masing-masing pelaporan masih perlu didetailkan sehingga konsultan bisa
menghasilkan rencana kerja yang lebih baik;
4. Jadual pelaksanaan masih perlu didetailkan;
5. Perlu pendetailan struktur organisasi dan deskripsi kerja masing-masing tenaga ahli secara
umum;