Bimbingan (Selasa 21 NOVEMBER 2011)

download Bimbingan (Selasa 21 NOVEMBER 2011)

of 6

Transcript of Bimbingan (Selasa 21 NOVEMBER 2011)

Bimbingan dr. Otje Hudaja, Sp.B. (Selasa, 22 November 2011) Kasus : Combustio grade II seluas 40% e.c. trauma elektrik Pada kasus sengatan listrik, maka kita harus monitoring pasien sebab ditakutkan adanya gangguan irama jantung (aritmia). Luas luka bakar dinyatakan dalam persentase menurut : 1. Rule of nine (untuk dewasa) :

2. Lund and Browder (anak-anak sampai dewasa) :

Rumus diatas digunakan bila luka bakar telah masuk ke grade II, namun bila luka masih kecil maka digunakan perhitungan dengan menggunakan telapak tangan, dimana 1 telapak tangan = 1 %

Terapi paling penting dalam luka bakar untuk menghindarkan kematian, yaitu profilaksis tetanus. Tetanus disebabkan oeh Clostridium tetani yang merupakan bakteri batang gram positif, obligate anaerob, ubi quiters. Clostridium tetani menghasilkan 2 jenis toksin, yaitu : tetanospasmin dan tetanolysin.

Luka yang kemungkinan berisiko tinggi terinfeksi Clostridium tetani, antara lain : 1. Luka kotor yang terkena tangan kotor 2. Luka yang dijahit primer tanpa debridement 3. Luka tercabik 4. Luka tusuk (oleh paku berkarat)5. Luka saat di ladang / perkebunan

6. Luka gigitan binatang 7. Luka bakar luas

Luka-luka di atas jarang terinfeksi tetanus karena merupakan risiko tinggi terjadinya tetanus, sehingga penanganannya lebih optimal. Pada luka kecil yang terabaikan justru paling sering terjadi tetanus. Masa inkubasi tetanus berkisar antara beberapa jam hingga beberapa bulan (+ 4-21 hari), maka harus segera diberi profilaksis tetanus (untuk menghindari masa inkubasi yang beberapa jam). Masa inkubasi berhubungan dengan prognosis dari penyakit ini, semakin singkat masa inkubasi semakin buruk prognosisnya.

Gambaran klinik tetanus : o Stadium I

= prodromal Trismus Risus sardonicus (spasme otot

muka)

o Stadium II Stadium I Kaku kuduk

= rigor

Opistotonus (kepala seperti membor lantai)

o Stadium III

= kejang klonus

Kejang tonis klonis menyeluruh (berbahaya terutama kejang glotis dan diafragma)

Proflaksis tetanus : o Tetanus Toxoid (TT)o

: 3 x 0,5 cc (bulan 0 1 6) di IM gluteus : 1 x 250 IU di IM gluteus yang berlawanan

Tetagam P dengan TT

Menurut penelitian, titer tetanus paling tinggi bila disuntikkan di M. gluteus maximus. Profilaksis tetanus tidak selalu diberikan, misalnya pada pasien yang sudah pernah menerima profilaksis tersebut ( hal ini berhubungan dengan status imunologis orang tersebut). Tetagam tidak perlu diberikan pada seeseorang yang pernah diberikan TT (yang masih dalam masa aktifnya). Misalnya pasien dengan status imunologis (-) lalu terkena luka maka langsung berikan Tetagam, karena Tetagam mengandung antibodi yang akan langsung bekerja sebagai proteksi (= imunisasi pasif). Sedangkan TT, mengandung bagian dari bakteri, yang dianggap sebagai antigen oleh tubuh, sehingga akan

merangsang pembentukan antibodi (=imunisasi aktif). Proses pembentukan antibodi pada imunisasi aktif membutuhkan waktu sehingga bila saat pertama kali pasien luka, lebih baik diberikan Tetagam dibandingkan TT yang membutuhkan waktu untuk membentuk antibodi (bila TT dulu yang diberikan maka pasien tersebut tidak memiliki proteksi terhadap tetanus). PEMBERIAN PROFILAKSIS TETANUS BERDASARKAN JENIS, BENTUK, DAN KEBERSIHAN LUKA ITU SALAH !!! PRINSIPNYA : SETIAP LUKA HARUS DIBERIKAN PROFILAKSIS TETANUS. MENURUT PENELITIAN TETANUS LEBIH SERING TERJADI PADA LUKA KECIL YANG DIABAIKAN Penatalaksanaan pada luka bakar :o

Profilaksis tetanus dengan double dosage 500 IU (IM)

o Terapi cairan untuk rehidrasi o Antibiotik o Debridement luka (dengan Humby Knife) Pada pasien luka bakar yang ditakuti akan terjadi, antara lain : o Dehidrasi o Syok (misal : syok neurogenik) o Sepsis o Acute Renal Failure Pada luka bakar pemeriksaan penunjang yang perlu diperiksa : o Ureum, kreatinin o Elektrolit o Hemoglobin, hematokrit Perawatan luka berupa : kelembaban yang harus dijaga, dapat menggunakan MEBO (Moist Exposed Burn Ointment) o Obat herbal Cina yang mengandung o Berguna untuk :

Meringankan nyeri dengan melindungi saraf-saraf pada kulit yang terluka

Menyerap panas residual karena salep memiliki titik cair yang rendah Mengisolasi luka bakar dari iritasi atau kerusakan dari faktor luar Melikuifasi jarinangan yang nekrosis Mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur (bakteriostatik) Mengaktivasi stem sel kulit untuk mengaktivasi proliferasi dan diferensiasi kulit Anti inflamasi karena salep mengandung sitosterol Melindungi sel-sel agonal