BIJAK BULLETIN - pdf.usaid.gov

6
Strategi Nasional Baru Tingkatkan Perlindungan Hutan Indonesia Penangkaran Tawarkan Cara untuk Melindungi Populasi Burung Kicau Liar Perencanaan dan Analisa Tata Ruang untuk Kawasan Konservasi Halaman 6 Halaman 5 Pedoman Baru untuk Menyelamatkan Spesies Dilindungi di Indonesia Halaman 3 Halaman 1 Halaman 2 Staf dari lembaga pemasyarakatan lokal di Kabupaten Kuningan menanam satu dari 300 bibit untuk mendukung program reboisasi Taman Nasional Gunung Ciremai. Strategi Nasional Baru Tingkatkan Perlindungan Hutan Indonesia KLHK Berinteraksi dengan Pengguna Media Sosial Halaman 4 Merangkul Milenials untuk Lebih Terlibat dalam Konservasi Alam Tokoh Konservasi Oka Setiawan Volume III April - September 2019 Foto: http://ksdae.menlhk.go.id Penerbitan buletin ini dimungkinkan dengan dukungan Rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi dari buletin ini adalah tanggung jawab Chemonics International Inc. dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat. DI EDISI INI Hutan Indonesia seluas 125 juta ha adalah hutan hujan tropis terbesar di Asia dan 10 persen dari seluruh hutan di dunia. Ekosistem hutan utuh yang sehat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati (termasuk spesies yang terancam punah seperti harimau, badak dan orangutan), mitigasi perubahan iklim, dan sebagai jaring pengaman bagi masyarakat lokal. Meskipun setidaknya 30 juta orang secara langsung bergantung pada hutan Indonesia dan pada jasa ekosistem yang mereka berikan, ekosistem ini berada di bawah ancaman ekstrem. Sejak tahun 2016, USAID BIJAK telah bekerja dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk meninjau Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) jangka panjang, dokumen strategis yang memandu keputusan penggunaan lahan, mengembangkan rekomendasi untuk menyeimbangkan kembali prioritas terhadap konservasi kawasan hutan yang ada sambil memperhitungkan dinamika pengelolaan kawasan hutan saat ini. Pada bulan Agustus 2019, KLHK resmi memberlakukan RKTN 2011-2030 dengan peraturan menteri (Permen LHK No.41/2019). RKTN yang diperbarui mencakup rekomendasi berdasarkan analisis data spasial kawasan hutan, informasi yang dikumpulkan melalui sistem manajemen informasi dan data KSDAE yang baru-baru ini ditingkatkan, SIDAK, serta input yang dikumpulkan dari pemangku kepentingan daerah yang diundang untuk berpartisipasi dalam proses revisi. Direktur Rencana, Penggunaan dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan (RP2WPH), Ir. Roosi Tjandrakirana, MSE menyatakan, “revisi pertama RKTN memainkan peran penting dalam menyesuaikan kebijakan dan pengelolaan hutan BIJAK BULLETIN

Transcript of BIJAK BULLETIN - pdf.usaid.gov

Page 1: BIJAK BULLETIN - pdf.usaid.gov

Strategi Nasional Baru Tingkatkan Perlindungan Hutan Indonesia

Penangkaran Tawarkan Cara untuk Melindungi Populasi Burung Kicau Liar

Perencanaan dan Analisa Tata Ruang untuk Kawasan Konservasi

Halaman 6

Halaman 5

Pedoman Baru untuk Menyelamatkan Spesies Dilindungi di Indonesia

Halaman 3

Halaman 1

Halaman 2

Staf dari lembaga pemasyarakatan lokal di Kabupaten Kuningan menanam satu dari 300 bibit untuk mendukung program reboisasi Taman Nasional Gunung Ciremai.

Strategi Nasional Baru Tingkatkan Perlindungan Hutan Indonesia

KLHK Berinteraksi dengan Pengguna Media Sosial

Halaman 4

Merangkul Milenials untuk Lebih Terlibat dalam Konservasi Alam

Tokoh Konservasi Oka Setiawan

Volume III April - September 2019

Foto: http://ksdae.menlhk.go.id

Penerbitan buletin ini dimungkinkan dengan dukungan Rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi dari buletin ini adalah tanggung jawab Chemonics International Inc. dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

DI EDISI INI

Hutan Indonesia seluas 125 juta ha adalah hutan hujan tropis terbesar di Asia dan 10 persen dari seluruh hutan di dunia. Ekosistem hutan utuh yang sehat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati (termasuk spesies yang terancam punah seperti harimau, badak dan orangutan), mitigasi perubahan iklim, dan sebagai jaring pengaman bagi masyarakat lokal. Meskipun setidaknya 30 juta orang secara langsung bergantung pada hutan Indonesia dan pada jasa ekosistem yang mereka berikan, ekosistem ini berada di bawah ancaman ekstrem.

Sejak tahun 2016, USAID BIJAK telah bekerja dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk meninjau Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) jangka panjang, dokumen strategis yang memandu keputusan penggunaan lahan, mengembangkan rekomendasi untuk menyeimbangkan kembali prioritas terhadap konservasi kawasan hutan yang ada sambil memperhitungkan dinamika pengelolaan kawasan hutan saat ini.

Pada bulan Agustus 2019, KLHK resmi memberlakukan RKTN 2011-2030 dengan peraturan menteri (Permen LHK No.41/2019). RKTN yang diperbarui mencakup rekomendasi berdasarkan analisis data spasial kawasan hutan, informasi yang dikumpulkan melalui sistem manajemen informasi dan data KSDAE yang baru-baru ini ditingkatkan, SIDAK, serta input yang dikumpulkan dari pemangku kepentingan daerah yang diundang untuk berpartisipasi dalam proses revisi.

Direktur Rencana, Penggunaan dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan (RP2WPH), Ir. Roosi Tjandrakirana, MSE menyatakan, “revisi pertama RKTN memainkan peran penting dalam menyesuaikan kebijakan dan pengelolaan hutan

BIJAK BULLETIN

Page 2: BIJAK BULLETIN - pdf.usaid.gov

agar lebih sejalan dengan strategi pembangunan nasional kami, dan memperkuat peran hutan dan kontribusi lingkungan dan sosial ekonominya bagi Indonesia, regional, dan global.”

RKTN yang baru akan memastikan perlindungan lebih dari 100 juta hektar lahan hutan selama sepuluh tahun ke depan. Dokumen yang diamandemen akan menjadi referensi utama bagi 34 provinsi di Indonesia untuk menyiapkan rencana kehutanan jangka panjang mereka sendiri, dan membantu negara memenuhi komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41 persen pada tahun 2030.

RKTN yang direvisi sekarang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Indonesia saat ini.

2

Sebagai sarana pendukung transportasi udara, bandara memiliki peran penting dalam membantu melindungi keanekaragaman hayati Indonesia, terutama spesies yang terancam dan hampir punah. Vice President of Airport Operation Policy PT Angkasa Pura II, Oka Setiawan berbicara dengan editor kami menjelaskan peran dan komitmen AP II dalam rangka mendukung upaya pencegahan perdagangan ilegal satwa liar di Indonesia dan wilayah regional.

Ceritakan tentang diri anda? Sebelum menjabat posisi ini, saya adalah seorang petugas di Keamanan Penerbangan (Aviation Security/Avsec) sejak tahun 2006. Saya kuliah di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug untuk menjadi ahli teknik listrik penerbangan (2005) dan kemudian memperoleh gelar Master dalam bidang Ilmu Administrasi (2016).

Apa visi anda untuk Angkasa Pura II terkait perlindungan satwa? Visi AP II adalah menjadi operator smart connected airport terbaik di Asia. Kami sangat berkomitmen untuk membantu melindungi spesies satwa liar unik Indonesia dengan mengoptimalkan sumber daya dan aset di yang dimiliki oleh bandara AP II. Sebagai gerbang utama, kami menyadari bandara memiliki peran penting dalam mencegah perdagangan ilegal dan penyeludupan satwa liar.

Ceritakan prestasi terbesar anda sejauh ini? Tugas utama Avsec adalah keselamatan dan keamanan bandara penerbangan. Namun, sejak 2016 kami telah berhasil menangkap 24 upaya penyelundupan di seluruh bandara AP II dengan nilai perdangangan ilegal miliaran rupiah. Sebagian besar tangkapan dari jenis primata, burung, mamalia, dan reptil, termasuk bagian tubuhnya.

Apa tantangan utama bandara dalam mendukung konservasi satwa liar? Saya pikir lembaga pemerintah yang bekerja di bandara perlu meningkatkan kolaborasi dan koordinasi untuk melawan

Oka Setiawan saat ini adalah Vice President of Airport Operation Policy, PT Angkasa Pura II (AP II).

Staf PT Sari Bumi Kusuma (SBK) mengamati burung rangkong gading (rhinoplax vigil) di area hutan konsesi mereka yang berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Raya Bukit Baka. PT SBK mendukung upaya melindungi spesies langka ini.

Fasilitasi Udara (FAL) di setiap bandara. Pendekatan-pendekatan ini telah cukup efektif dalam meningkatkan koordinasi antara lembaga-lembaga terkait dan mempromosikan pesan-pesan tentang konservasi satwa liar yang dilindungi. Kami juga sedang dalam proses mengembangkan kemitraan dengan USAID BIJAK untuk meningkatkan kesadaran publik dan pemangku kepentingan tentang perdagangan ilegal satwa liar, dan untuk meningkatkan kapasitas staf untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menangani penyelundupan satwa liar dan produk-produknya.

Bagaimana anda meningkatkan upaya untuk menghentikan perdagangan satwa liar? Meningkatkan kesadaran penumpang, staf kami, dan seluruh komunitas bandara tentang masalah ini melalui iklan digital, media sosial, dan media elektronik. Ditambah, menyelenggarakan pelatihan dan lokakarya untuk staf dalam mengidentifikasi spesies yang dilindungi dan penanganan satwa liar sitaan.

AP II dan KLHK telah berkolaborasi dalam inspeksi karantina bandara. Bagaimana USAID BIJAK dapat memberi nilai tambah? Di bawah kemitraan kami, USAID BIJAK dapat membantu kami mengembangkan materi seperti display informasi, poster, pameran foto, dan video untuk mendidik staf dan masyarakat tentang masalah perdagangan ilegal satwa liar dan untuk memberi tahu mereka bahwa staf AP II berkomitmen untuk membantu menghentikan penyelundupan satwa liar melalui bandara. USAID BIJAK dapat memberikan pelatihan bagi staf bandara, khususnya Avsec, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengidentifikasi dan menangani spesies satwa liar sitaan. USAID BIJAK juga dapat membantu kami meninjau dan memperbarui SOP untuk staf bandara agar dapat menangani dan melaporkan satwa liar dan produk satwa liar dengan baik yang terdeteksi oleh staf, dengan berkoordinasi bersama Karantina bandara dan KLHK.

perdagangan satwa liar. Ada peluang untuk membangun sinergi operasional di antara lembaga-lembaga untuk meningkatkan jumlah kasus perdagangan ilegal satwa liar yang dirujuk ke lembaga penegak hukum untuk diproses.

Bagaimana anda mengatasi tantangan-tantangan itu? Kami telah memfasilitasi diskusi kelompok dan ‘ngopi pagi’ dengan semua lembaga yang bekerja di bandara. Secara internal, kami juga mengadakan pertemuan reguler Komite Keamanan dan

Foto

: Oka

Set

iaw

an

Foto

: Sym

anth

a H

olbe

n un

tuk

USA

ID B

IJAK

Tokoh KonservasiOka Setiawan

Page 3: BIJAK BULLETIN - pdf.usaid.gov

3

Sebagai pusat keanekaragaman hayati global dan salah satu dari 17 negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, Indonesia memainkan peran penting dalam memerangi perdagangan satwa liar, baik sebagai sumber spesies yang diperdagangkan dan titik transit bagi banyak hewan dan produk yang diperdagangkan. Permintaan internasional untuk satwa liar yang dilindungi dan produk-produk satwa liar telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Perdagangan ilegal spesies satwa liar yang dilindungi dianggap sebagai salah satu bisnis global yang paling menguntungkan, diperkirakan menghasilkan antara 50-150 miliar dolar AS per tahun*.

Peraturan Menteri No.106/2018 menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia untuk melindungi satwa liar yang terancam punah, memberikan perlindungan hukum bagi 620 spesies fauna dan flora baru, dan memberi penegak hukum kekuatan baru untuk menangani perdagangan ilegal satwa liar. Sebagai salah satu undang-undang lingkungan terpenting yang diberlakukan di Asia dalam dekade terakhir, keberhasilan penerapan peraturan tersebut bergantung pada kemampuan petugas lapangan dan aparat dalam mendeteksi dan mencegah perdagangan ilegal satwa liar.

USAID BIJAK bangga telah bekerja dengan KLHK untuk mengembangkan pedoman identifikasi spesies yang akan digunakan oleh staf KDSAE dan lembaga lainnya. Terutama, bagi mereka yang bekerja di lapangan di gerbang keluar-masuk utama seperti bandara

dan pelabuhan, untuk mengidentifikasi spesies yang dilindungi serta mencegah perdagangan ilegal satwa liar. Pedoman baru ini membahas lebih dari 240 spesies burung, mamalia, dan reptil yang dilindungi yang paling sering diperdagangkan, dan berisi informasi terperinci tentang masing-masing satwa, termasuk informasi habitat, status konservasi, dan dilengkapi foto spesies berwarna. Selain itu, pedoman ini memberi pengguna informasi tentang jalur yang tepat untuk melaporkan kejahatan terhadap satwa liar.

Pengembangan pedoman ini, yang dipimpin oleh KLHK dan difasilitasi oleh USAID BIJAK, telah menjadi model kolaborasi antar pemangku kepentingan.Tim editorial termasuk pakar teknis dari USAID BIJAK, KLHK, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fauna Flora International, Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, BirdLife Indonesia, dan organisasi profesional seperti kelompok Indonesia Wildlife Photography.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Wiratno, M.Sc mengatakan bahwa pedoman ini akan sangat berharga bagi otoritas yang bekerja di lapangan untuk mengidentifikasi spesies yang dilindungi untuk deteksi dan pencegahan yang lebih baik dari perdagangan satwa liar ilegal.**

Pedoman ini telah disebarluaskan kepada BKSDA, staf taman nasional, pihak-pihak terkait, dan tersedia gratis bagi masyarakat umum sebagai buku elektronik yang dapat diunduh dari situs web KSDAE.

Pedoman Baru untuk Menyelamatkan Spesies Dilindungi di Indonesia

Pedoman-pedoman ini tersedia dalam format digital dalam Bahasa Indonesia. Anda dapat langsung mengunduhnya dari situs http://ksdae.menlhk.go.id/publikasi-buku.html. (Foto: KSDAE)

* UfW (United for Wildlife) Transport Taskforce **www.voinews.id https://tinyurl.com/y4qh3937

Spesies yang terancam punah seperti badak Sumatera (dicerorhinus sumatrensis), kiri, dan burung hantu Sulawesi (otus manadensis), kanan, adalah dua dari lebih dari 900 flora dan fauna yang dilindungi secara hukum berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) No.106 / 2018.

Foto

: Ari

ef R

ahm

an C

C B

Y-SA

4.0

Foto

: Dav

id44

1491

CC

BY-

NC

-ND

2.0

Page 4: BIJAK BULLETIN - pdf.usaid.gov

4

Panthera tigris sumatrae, harimau Sumatra, adalah spesies yang sangat terancam punah dengan 400 individu yang diperkirakan* tersisa di alam liar. Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), dengan luas sekitar 54.700 hektar hutan hujan tropis, termasuk salah satu dari beberapa area habitat harimau Sumatra yang masih utuh yang tersisa di Sumatra. Taman nasional ini juga berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi beruang madu (helarctos malayanus), siamang (hylobates syndactylus), dan ratusan spesies tanaman, burung, dan mamalia lainnya.

Sejak 2018, pengelola TNBD telah menggabungkan analisis data spasial canggih dengan pendekatan partisipatif untuk penetapan zona dan blok sebagai landasan untuk mengelola dan melindungi satwa liar yang bernilai tinggi di taman nasional.

Pemerintah Indonesia mengakui pentingnya meningkatkan pengelolaan hutan dan kawasan konservasi untuk melindungi keanekaragaman hayati dan mengurangi perubahan iklim.

Sejak 2016, USAID BIJAK telah bekerjasama dengan Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam (PIKA), memberikan bantuan teknis pada pemetaan GIS dan analisis spasial untuk mengembangkan peta zonasi dan blok terperinci

Phot

o: B

ukit

Dua

bela

s N

atio

nal P

ark

PETA REVISI ZONASIBALAI TAMAN NASIONAL BUKIT DUABELAS

TAHUN 2018(54.780,4 HA)

(Kiri) Sebagai pemburu-pengumpul, masyarakat adat di Taman Nasional Bukit Duabelas telah hidup berabad-abad, menggantungkan mata pencaharian mereka dari hutan di sekitarnya. (Kanan) Seekor harimau Sumatra (panthera tigris sumatrae) di kebun binatang, identik dengan spesies di TNBD.

Perencanaan dan Analisa Tata Ruang untuk Kawasan Konservasi

seperti dialog publik dan pendekatan konsultatif, untuk mensurvei dan zonasi ulang kawasan, dalam proses yang berlangsung lebih dari delapan bulan. Penggunaan data spasial Geoportal Satu Peta yang resmi dan diakui memastikan transparansi dan akurasi proses zonasi ulang ini. Ini akan membantu mencegah kesalahpahaman antara masyarakat lokal, pihak pengelola, dan KSDAE karena mereka semua bekerja dengan peta yang sama dan terstandarisasi.

“Kami benar-benar melihat manfaat dari standardisasi dalam One Map karena kami semua menggunakan data spasial yang sama,” menurut Kepala Balai TNBD, Haidir, M.Si. “Sebagai pengelola, begitu peta direvisi, kami dengan mudah dapat berkoordinasi dengan tim KSDAE di Jakarta untuk meninjau dan menyetujui batas-batas baru, mengetahui bahwa itu akurat dan telah memenuhi kebutuhan Orang Rimba.”

Upaya ini berhasil dan semua pihak sepakat perluasan area untuk Orang Rimba menjadi 36.810 ha. Sengketa tanah jangka panjang dapat diselesaikan dan pada saat yang sama memastikan perlindungan keanekaragaman hayati di taman nasional.

untuk 554 area konservasi di seluruh Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Pada akhir 2019, PIKA akan mengintegrasikan semua peta zonasi dan blok ke Geoportal Kebijakan Satu Peta Nasional (http://tanahair.indonesia.go.id/portal-web) di mana peta-peta ini akan menjadi referensi baku untuk pengelolaan kawasan konservasi dan perencanaan di tingkat nasional dan daerah.

Sejauh ini, para pengelola telah menggunakan 52 peta zonasi taman nasional yang telah diintegrasikan ke dalam Satu Peta.

Pada awal tahun 2018, pengelola TNBD mengakui perlunya memperbarui zonasi taman nasional dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat adat Orang Rimba yang telah tinggal di daerah tersebut sejak jauh sebelum taman nasional didirikan. Pengelola TNBD menggunakan metode partisipatif dalam bekerja dengan Orang Rimba,

Peta revisi zona Taman Nasional Bukit Duabelas yang menunjukkan lahan hutan masyarakat adat (zona tradisional).

Sum

ber:

Ruan

g Ad

aptif

, KSD

AE,

201

9 p.

76

*www.antaranews.com, 2018, https://tinyurl.com/yy2ldwo8

Phot

o: Jo

achi

m S

. Mül

ler

CC

BY-

NC

-SA

2.0

Page 5: BIJAK BULLETIN - pdf.usaid.gov

5

.

Pemilik burung kicau berpartisipasi dalam sebuah kompetisi. Tiket murah dan hadiah menarik memacu popularitas acara ini, yang menjadi faktor pendorong utama penurunan populasi burung kicau liar di alam.

Penangkaran Tawarkan Cara Lindungi Populasi Burung Kicau Liar

Cincin kaki menunjukkan bahwa burung ini adalah hasil program penangkaran.

Hobi memelihara burung kicau sangat mengakar dalam budaya Indonesia. Popularitas hobi ini dan kompetisinya adalah pendorong utama penurunan spesies burung di alam secara besar-besaran. Menurut IUCN Species Survival Commission of Asian Songbird Trade Specialist Group, sebanyak 28 spesies burung menghadapi ancaman serius akibat perburuan dan perdagangan.

Program penangkaran di Indonesia menawarkan para penggemar burung kicau suatu pendekatan ramah lingkungan untuk memelihara burung, yaitu bagaimana agar terus dapat berpartisipasi dalam hobi ini sambil melindungi populasi burung kicau yang terancam di hutan.

Pada bulan September 2019, USAID BIJAK mengadakan acara bincang-bincang dengan para influencers terdiri dari seorang dokter hewan, seorang juri kompetisi burung kicau, dan ketua Asosiasi Peternak Burung dan Unggas Indonesia (APBUI) - salah satu asosiasi penangkar burung terbesar - membahas potensi program penangkaran di Indonesia untuk mengurangi krisis burung liar di alam.

Dalam sambutannya kepada sekitar 50 penangkar dan penggemar burung kicau, Kepala Bidang Zoologi, Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI, Dr. Cahyo Ramadi mengatakan, “kita perlu menyeimbangkan efek pengganda ekologis burung kicau terhadap ekosistem dengan manfaat sosial dan ekonomi mereka. “

Para panelis fokus pada perhatian utama penggemar burung kicau kompetitif, yaitu kualitas. Masing-masing presenter menjelaskan kelebihan dari burung kicau hasil penangkaran, yaitu mewariskan sifat-sifat unggul yang diinginkan seperti kemampuan mengingat dan belajar, dan meminimalkan sifat bawaan yang tidak diinginkan seperti sifat agresif dan kerentanan pada parasit. Mereka juga menyoroti pentingnya praktik penangkaran yang baik untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan burung-burung hasil penangkaran.

Para panelis menjelaskan para penangkar punya kesempatan untuk berperan mengembalikan populasi burung di alam dengan bekerja sama Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) dan LIPI untuk secara berkala melepaskan burung kicau yang ditangkarkan ke hutan. Bila sudah siap, KKH, LIPI, dan penangkar burung kicau akan berkolaborasi untuk mengidentifikasi lokasi pelepasan yang tepat agar burung dapat bertahan hidup setelah dilepasliarkan, dan mendidik masyarakat setempat untuk memastikan bahwa burung-burung tersebut tidak dijualbelikan kembali ke dalam perdagangan burung kicau.

Acara ini adalah awal kampanye untuk mempromosikan pemeliharaan burung kicau berkelanjutan di Jawa Barat, yang

Foto

: D

anum

urth

i Mah

endr

a un

tuk

USA

ID B

IJAK

Foto

: D

anum

urth

i Mah

endr

a un

tuk

USA

ID B

IJAK

direncanakan akan diluncurkan selama 12 bulan ke depan. Dengan menggunakan bukti dan pengetahuan dari penelitian konsumen, USAID BIJAK akan bekerja erat dengan penangkar burung kicau, konsumen, juri kompetisi, lembaga swadaya masyakarat, media, dan akademisi untuk mengembangkan dan mengarahkan intervensi dalam upaya mengubah preferensi penggemar dari tangkapan burung di alam menjadi burung kicau hasil penangkaran.

Page 6: BIJAK BULLETIN - pdf.usaid.gov

Redaktur Utama: Symantha HolbenTim Produksi: Danumurthi Mahendra,

Contributors: Arief Rahman, BPEE, David441491, Dwi Aryo, Joachim S. Müller, Taman Nasional Bukit Duabelas,

KSDAE, Mida Saragih, Oka Setiawan.

KLHK Berinteraksi dengan Pengguna Media Sosial

Pendaki gunung Putri Handayani menyoroti langkah praktis yang dapat dilakukan oleh kaum milenial untuk melindungi alam ketika mereka mengunjungi taman nasional.

Sekitar 63,4 juta atau 24 persen populasi Indonesia berusia antara 20-35 tahun, atau biasa disebut dengan generasi Milenial. Menurut survei tahun 2019*, isu perubahan iklim dan perlindungan alam menjadi perhatian kaum muda Indonesia (28%) setelah isu korupsi dalam bisnis dan politik (31%). Sebagai generasi yang melek digital, milenial memiliki potensi untuk berkontribusi besar untuk menjawab permasalahan lingkungan dengan memanfaatkan jejaring sosial mereka seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.

Tema Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2019, yang dirayakan di Taman Wisata Alam Muka Kuning di Kepulauan Riau, adalah “Semangat Konservasi Alam Milenial”. Acara ini mempertemukan para pemangku kepentingan konservasi terkemuka dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, organisasi nasional, pemuda dan kelompok masyarakat, dan kader konservasi untuk bergabung dalam meningkatkan kesadaran dan menyoroti pentingnya konservasi alam untuk kesejahteraan Indonesia dan dunia.

Menjelang acara tersebut, USAID BIJAK menyelenggarakan kompetisi Storytelling Instagram yang mendorong anak muda Indonesia untuk berbagi pengalaman pribadi, harapan, dan aksi mereka untuk melestarikan alam melalui akun Instagram. BIJAK menerima lebih dari 60 pengiriman cerita dan karya seni dari seluruh Indonesia.

Pada acara HKAN, USAID BIJAK menghadirkan influencer media sosial termasuk pendaki gunung Putri Handayani, aktivis alam Ramon Y. Tungka, dan Duta Ecofestival Wilda Situngkir. Dalam acara bincang-bincang bersama sekitar 400 peserta yang didominasi oleh kaum milenial, mereka mendorong dan menginspirasi peserta untuk berperan aktif peran dalam melestarikan alam. Staf ahli Menteri LHK untuk media digital dan sosial, Afni Zulkifli, memberikan wawasannya tentang peran media sosial dalam mempromosikan konservasi alam.

Dalam pemaparannya tentang kunjungan yang bertanggung jawab, Putri Handayani menyarankan kepada peserta untuk “merencanakan dan mempersiapkan dengan baik sebelum berkunjung, membuang limbah pada tempatnya, tidak merusak atau mengganggu flora dan fauna, meminimalkan api unggun, menghormati satwa liar, dan memperhatikan pengunjung lain.”

USAID BIJAK – Bangun Indonesia untuk Jaga Alam demi KeberlanjutanAIA Central, Level 41, Jl. Jend. Sudirman Kav 48-A, Karet Semanggi, Jakarta Selatan 12930DKI Jakarta – Indonesia. Phone: +62 21 2253 5830 htts://www.bijak-indonesia.org @BIJAKonservasi

Media sosial (medsos) sangat populer bagi masyarakat Indonesia. Jejaring sosial ini dapat menjadi alat yang ampuh untuk berkomunikasi, menginspirasi, melibatkan orang dalam aktivisme lingkungan, dan mendorong perubahan untuk melindungi alam untuk generasi mendatang. Sebelumnya, KLHK memiliki kapasitas terbatas dalam memanfaatkan kekuatan medsos untuk menyampaikan pesan konservasi, membangun dukungan untuk taman nasional, dan mencari solusi untuk topik yang kompleks seperti perubahan iklim dan perdagangan satwa liar dilindungi melalui pesan yang mudah dimengerti dan menarik.

USAID BIJAK bermitra dengan KLHK mengembangkan strategi komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat kepercayaan dan pemahaman publik, dan menumbuhkan komitmen masyarakat terhadap nilai-nilai konservasi. Sebagai bagian strategi ini, 54 situs web taman nasional yang akan

diluncurkan dengan tampilan dan fitur baru yang terstandarisasi juga menyediakan tautan ke medsos. Situs web ini akan menjadi sebuah platform digital bagi staf taman nasional untuk menjangkau dan berinteraksi dengan khalayak sasarannya.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas), Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Sc mengatakan, “pada saat ini kita semua bergantung pada sosial media. Seiring semakin banyaknya institusi dan masyarakat yang menggunakan sosial media, KLHK harus memanfaatkan media baru ini untuk membangun kepercayaan

publik dengan menanggapi pertanyaan masyarakat dengan lebih cepat dan akurat.”

Pada Juni 2019, USAID BIJAK melatih 25 staf dari KSDAE dan Humas KLHK tentang bagaimana mengembangkan pesan dan konten kreatif untuk situs web mereka dan akun Twitter, Facebook, dan Instagram. Selama lokakarya interaktif ini, ahli dari USAID BIJAK membantu para peserta membuat infografis, e-poster, dan video dengan pesan yang kuat, serta dasar-dasar cara membuat narasi media sosial yang menarik.

“Tidak sekedar pembelajaran dari narasumber, tapi kami mendapat sharing ilmu dari eselon lainnya, bagaimana bisa bekerja bersama membangun komunikasi publik yang terpercaya, khususnya di KLHK,” kata Yotrin, peserta dari Setditjen KSDAE. “Ilmu yang di dapat sangat mudah disebarluaskan ke teman-teman pengelola kehumasan lingkup KSDAE dan terbukti pengikut serta tingkat interaksi media sosial kami meningkat.”

BERITA SEKILASMerangkul Milenials untuk Lebih Terlibat dalam Konservasi Alam

Tim Editorial BIJAK Bulletin

Foto

: Mid

a Sa

ragi

h fo

r U

SAID

BIJA

K

Salah satu pelatih menunjukkan penggunaan streaming video secara langsung.

Foto

: Dw

i Ary

o fo

r U

SAID

BIJA

K

Satu dari sekian e-poster yang dibuat tim BPEE. (Gambar: Direktorat BPEE)

* 2019 Indonesia Millennial Report https://tinyurl.com/y3f5e33q