KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

22

Transcript of KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Page 1: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov
Page 2: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

KEWENANGAN LIPI Institusi pemegang otoritas keilmuan dalam berbagai aspek, seperti pemberian data dan

timbangan ilmiah dalam rangka konservasi keanekaragaman hayati, termasuk juga dalam

pelaksanaan konvensi internasional, seperti Convention on International Trade in Endangered

Species of Wild Fauna (CITES) dan Flora dan Convention on Biological Diversity (CBD).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan

Satwa, PP No. 8/1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, serta PP No.

60/2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan, LIPI ditetapkan sebagai otoritas keilmuan

dengan wewenang:

1. Memberikan rekomendasi kepada otoritas pengelola tentang penetapan daftar klasifikasi, kuota

penangkapan dan perdagangan, termasuk ekspor, re-ekspor, impor, introduksi dari laut semua

spesimen tumbuhan dan satwa.

2. Memonitor ijin perdagangan, dan realisasi perdagangan serta memberikan rekomendasi

kepada otoritas pengelola tentang pembatasan pemberian ijin perdagangan tumbuhan dan satwa

liar karena berdasarkan evaluasi secara biologis pembatasan seperti itu perlu dilakukan.

3. Bertindak sebagai pihak yang independen memberikan rekomendasi terhadap konvensi

internasional di bidang konservasi tumbuhan dan satwa liar.

4. Memberikan rekomendasi pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar untuk keperluan penelitian

yang akan dibawa ke luar negeri.

Page 3: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Apa itu CITES?

(Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna)merupakan suatu bentuk kesepakatan negera-negara anggota untuk mengontrolperdagangan hidupan liar secara internasional.

Tujuan: Mencegah terjadinya kepunahan jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar yang dapat atau mungkin disebabkan oleh adanya kegiatan perdagangan internasional.

Legality, traceability, sustainability

Diselenggarakan dengan pengontrolan peredaran spesimen jenis-jenishidupan liar yang terdaftar dalam apendiks CITES oleh semua negara pihak– common procedural mechanism.

Pengontrolan dilakukan dengan penerbitan izin oleh otoritas pengelola(manajement authority atau MA) setelah melalui pertimbangan dari otoritaskeilmuan (scientific authority atau SA).

Page 4: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Sejarah CITES

CITES mula-mula didirikan pada tahun 1960 an karena adanya kekhawatiran beberapanegara terhadap peningkatan volume perdagangan internasional dari jenis-jenis satwadan tumbuhan liar.

Spesimen yang diperdagangan kian beragam dari spesimen hidup hingga berbagaiproduk turunannya.

CITES secara efektif mulai bekerja pada tanggal 1 Juli 1975

Indonesia merupakan anggota ke 48 dimana mulai tanggal 28 Desember 1978 (Accession) dan 28 Maret 1979 (Entry in to force).

Page 5: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Prinsip Implementasi

APPENDIX IDaftar Satwa dan Tumbuhan yang berdasarkan CITES termasuk ke dalam golongan mendekati kepunahan sehinggapemanfaatan spesies tersebut perlu perlakuan internasionalyang sangat ketat.

Page 6: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

51 Perusahaan

Page 7: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

APPENDIX IIDaftar Satwa dan Tumbuhan yang berdasarkan CITES termasuk ke dalam golongan

langka sehingga pemanfaatan spesies tersebut perlu perlakuan internasional.

Dalam Pasal IV CITES: Ijin ekspor untuk tumbuhan dan satwa liar yang tercantum dalam Appendiks IIdikeluarkan jika:

1. SA telah memberikan rekomendasi bahwa ekspor tsb tidak akan menyebabkan ancaman terhadap populasinyadi alam (non-detriment).

2. MA telah menyatakan bahwa spesimen yg akan diekspor diambil dari alam secara sah.

3. MA telah menyatakan bahwa pengapalan (pengiriman) tumbuhan dan satwa liar tsb minim dari kerusakan, lukaserta ancaman kesehatan lain yg diperlakukan terhadap spesimen.

Page 8: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Prinsip ImplementasiAPPENDIX III

Daftar Satwa dan Tumbuhan yang berdasarkan negara pemiliknyatermasuk ke dalam kategori jarangsehingga pemanfaatan spesiestersebut perlu dipantau secarainternasional

Negara pihak meminta agar spesimenyang berasal dari negaranyadiperlakukan seperti halnya jenis-jenisdi apendiks II (art. 2 par.3 & art.5).

Page 9: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Legislasi nasional untuk implementasi CITES

CITES compliance (kepatuhan) meliputi kewajiban-kewajiban:

Penunjukkan MA dan SA (artikel IX)

Memastikan bahwa suatu peredaran (trade) hanya dapat berlangsung dengan memenuhi ketentuan-ketentuan konvensi (artikel III-VII)

Menerapkan langkah-langkah hukum yang memastikan bahwa semua ketentuan konvensi terpenuhi dan mencegah peredaran yang menyalahi ketentuan (artikel VIII)

Merekam peredaran dan melaporkan implementasi konvensi (artikel VIII)

Berkomunikasi aktif dengan sekretariat terkait implementasi konvensi (artikel XIII)

Kategori legislasi nasional negara pihak diurutkan berdasarkan kesesuaian dengan kebutuhan (meet all the requirements) implementasi CITES: 1, 2, 3 dan CONCERN

Legislasi nasional di Indonesia yang merupakan bagian pemenuhan kewajiban implementasi CITES:

UU 5/1990 (Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem)

UU 31/2004 (Perikanan)

PP 7/1999 (Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa)

PP 8/1999 (Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa)

PP 60/2007 (Konservasi Sumber Daya Ikan)

SK (Menhut) 447/2003 (Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar)

Permenhut No19/2005 (Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar)

Permen KP No 61/2018 (Tata Cara Pemanfaatan Jenis Ikan)

Secara keseluruhan menjadikan penilaian terhadap legislasi nasional Indonesia termasuk ke dalam kategori 1

Page 10: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Tugas-tugas Otoritas Keilmuan sesuai Ketentuan CITES

Termaktub dalam teks konvensi dan diuraikan lebih lanjut dalam resolusi (Conf.10.3)

Menentukan bahwa ekspor suatu spesimen spesies apendiks I dan II, dan impor spesimen spesiesapendiks I tidak membahayakan (non detrimental) atau tidak akan menyebabkan kepunahan

Menentukan bahwa pengambilan suatu spesimen dari laut lepas (introduction from the sea) tidakmembahayakan atau tidak akan menyebabkan kepunahan

Memantau izin ekspor yang diberikan berikut ekspor spesimen aktual untuk memastikan bahwa suatuspesies dipertahankan pada level yang sesuai dengan peranannya di alam dan untuk menghindarkanpemasukan jenis tersebut ke dalam apendiks I

Termuat dalam resolusi

Memberikan saran dalam hal pendaftaran fasilitas penangkaran

Memberikan saran dalam pemusnahan barang sitaan

Membantu menyiapkan proposal perubahan apendiks dalam hal status biologi jenis-jenis yang terpengaruh oleh perdagangan (peredaran)

Mereview proposal perubahan apendiks yang diajukan negara pihak yang lain

Page 11: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Permen KP No 61 Tahun 2018 mencakup seluruh bentuk pemanfaatan dari alam (Jenis Ikan yang

dilindungi dan Apendiks CITES)

• Pasal 1 angka 10 :

“Kuota Pengambilan adalah batas jumlah maksimum Jenis Ikan yang dapat diambil dari

alam selama 1 (satu) tahun mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun

yang sama”

• Pasal 6 mengenai kuota pengambilan: merupakan batasan jenis & jumlah; ditetapkan dengan

memperhatikan rekomendasi otoritas keilmuan; memuat nama jenis ikan, jumlah, ukuran,

satuan jenis ikan.

Ketentuan-ketentuan di dalam negeri yang memenuhikeperluan implementasi CITES

Page 12: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

REKOMENDASI KUOTA PENGAMBILAN JENIS IKAN

Permen KP No 61 Tahun 2018 pasal 7

• Rekomendasi didasarkan pada data dan informasi ilmiah hasil inventarisasi dan monitoring populasijenis ikan

• Dalam hal data yang dimaksud tidak tersedia maka data dapat diperoleh atas dasar: kondisi habitat jenisikan; informasi ilmiah dan teknis lain tentang populasi dan habitat; realisasi pengambilan tahun sebelumnya; kebijakan pemerintah daerah terkait dengan konservasi jenis ikan; dan kearifan tradisional

• Inventarisasi dan monitoring dapat dilaksanakan oleh otoritas keilmuan, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Asosiasi pemanfaatan Jenis Ikan, dan Lembaga SwadayaMasyarakat standar yang ditetapkan atau dikembangkan oleh Otoritas Keilmuan (Scientific Authority).

• Inventarisasi dan atau monitoring populasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilaksanakanberdasarkan metode standar yang ditetapkan atau dikembangkan oleh otoritas keilmuan

• Otoritas keilmuan mempunyai kewenangan dalam mengumpulkan data dan informasi tentang populasijenis Ikan sebagaimana dimaksud.

Page 13: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

MEKANISME PENYUSUNAN REKOMENDASI KUOTA PENGAMBILAN JENIS IKAN

Pelaku Usaha

Asosiasi

UPT Daerah

Management Authority

USULANRESMI (MA)

LIPI (SA)

RAPAT PEMBAHASAN

Pelaku Usaha

Pelaku Usaha

Para pihakAkademisi

NGOK/L terkait dll

REKOMENDASIKUOTA TANGKAP

DI LIPI

Page 14: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Garis besar perumusan rekomendasi kuota tangkap

Usulan pemanfaatan komersil masuk melalui KLHK dan KKP untuk semua jenispemanfaatan, disertai dengan data realisasi pemanfaatan tahun sebelumnya

Usulan pemanfaatan komersil dibahas dengan berbagai pihak: akademisi, peneliti, para pemerhati TSL (LSM), petugas lapangan (mis. BKSDA, L/BPSPL) dan staf K/L terkait lainnya, dll Sharing data & informasi

Hasil pembahasan dirumuskan dalam bentuk draft rekomendasi yang kemudiandisosialisasikan pada para pihak: pelaku usaha, pemerhati kehati, instansi pemerintah.

Pasca sosialisasi, rumusan difinalisasikan oleh tim LIPI dan disampaikan kepadaKLHK dan KKP dalam bentuk daftar (setebal buku) dengan surat pengantar

Rekomendasi pemanfaatan non komersial didasarkan pada proposal kegiatan(penelitian) yang diajukan dengan memperhatikan aspek-aspek biologi taksa, dirumuskan dalam bentuk surat rekomendasi

Page 15: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

KENDALA DALAM PENENTUAN KUOTA

• Jumlah usulan (taksa dan lokasi) yang sangat banyak

• Keterbatasan jumlah dan kualitas data dari para pihak

• Kurangnya partisipasi dan kontribusi para pihak (banyak aspek) mascot species, non mascot

species

• Ketersediaan dana untuk fact finding teramat minim Feed back concept PNBP for the species??

• Koordinasi lintas sektor untuk kontrol peredaran, akses monitoring, data informasi, dll masih harus

ditingkatkan

• Aliran data realisasi kuota, data produktiftas penangkaran, dll belum optimal (hanya menjelang

penetapan kuota)

Page 16: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

PENDEKATAN YANG DITERAPKAN (UNTUK MENGATASI KENDALA)

• Mengedepankan prinsip kehati-hatian (precautionary principle) namun dengan memperhatikan aspek

sosial & pemahaman pasar.

• Telaahan akurasi data yang tersedia dilakukan dengan fact finding ke lokasi jika memungkinkan atau

menghubungi para pihak atau mencari sumber lain.

• Melakukan standarisasi survey untuk digunakan para pihak yang ingin membantu kontribusi data.

• Menetapkan pembatasan/mekanisme pemanenan alternative.

• Scientific Judgement lewat pengalaman hasil kunjungan lapang atau pemahaman akan spesies yang

dimaksud secara general (namun cukup update).

Page 17: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Tata Kelola TSL CITES

PANEN ALAM

SPECIMEN HASIL

PENANGKARAN

SA MAReview of Significant Trade

(RST)REKOMENDASI KUOTA

TANGKAP ALAM TSL

EKSPOR

CITES

KUOTA TANGKAP ALAM

RENCANA PRODUKSI

PENANGKARAN

EKSPOR

REKOMENDASI/REVIEW DARI SA

SK DIRJEND TAHUAN

SK DIRJEND TAHUAN

90%

Global

Market

US, EU,

Japan,

China,

Singapore

Timur

Tengah dll

Page 18: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

BEBERAPA CATATAN REKOMENDASI

KUOTA PENGAMBILAN JENIS IKAN TAHUN 2021

Beberapa spesies hiu yang masuk dalam resolusi RFMO (Regional Fisheries Management

Organization), seperti hiu tikus/monyet (Alopias spp.) di IOTC dan hiu lanjaman (Carcharhinus

falciformis) di WCPFC perlu dibahas lebih lanjut sehingga tidak menyalahi resolusi dan tingkat

kepatuhan Indonesia. Hal ini juga dilakukan dalam rangka penilaian aspek ketelusurannya. Perlu ada

pembahasan terkait isu ini serta lalu lintas dokumen di luar pemanfaatan untuk perdagangan.

Realisasi yang disampaikan MA kepada SA diserta dengan BAP tangkap, tidak hanya melaporkan

angka/jumlah. Realisasi disampaikan setiap 3 bulan, tidak menjelang akhir tahun saat

pembahasan kuota tahun selanjutnya.

Page 19: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Kuota indukan penangkaran (Hippocampus barbouri) diberikan dengan syarat wajib menyampaikan

proposal dan laporan kepada SA dan MA di akhir tahun sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi

pemanfaatan kuota. Diharapkan laporan berisi realisasi, jumlah ikan yang mati dan teknologi

pemeliharaan. Selain itu perlu ada BAP dari MA KKP.

Kuota pari kikir dan teripang ditunda tahun berjalan. Belum ada data hasil tangkapan yang

spesifik dan lokasi penangkapan yang menggambarkan rata-rata produksi tahunan dari jenis ini.

Informasi ini merupakan dasar pembuatan NDF keterbukaan pelaku usaha untuk melaporkan

nota dagang per tahun (selama 5 tahun terakhir) kepada LIPI melalui email:

[email protected]

Page 20: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Kuota alam vs Kuota panen Ranching (Pembesaran) vs Kuota pengambilanbibit Ranching (Pembesaran)

Monitor program Ranching dibawah

Resolusi Captive Breeding

Jenis yang memiliki strategi

reproduksi : r-strategy

Ukuran pengambilan bibit (NDF>>

app CITES)

Fasilitas Pembesaran

Periode Pembesaran

Ukuran Panen Hasil Ranching

Page 21: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

Buku Panduan Metode

Survei dan Pemantauan

TSL : Arawana, Keong,

Kupu-kupu, Buaya,

Biawak, Burung,

Kepiting Kenari, Kura-

kura, Tokek, Katak,

Page 22: KEWENANGAN LIPI - pdf.usaid.gov

TERIMA KASIH