Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN...

114
LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP THERAPY: UPAYA MEMINIMALKAN TRAUMA PSIKIS REMAJA DARI KELUARGA SINGLE PARENT Dra. Djudiyah, M.Si M. Salis Yuniardi, S. Psi, M. Psi. Bibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depertemen Pendidikan Nasional sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor:E.5.c/111/DPPM-UMM/IV/2010, Tanggal 12April 2010 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG NOVEMBER 2011 Bidang Ilmu Sosial

Transcript of Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN...

Page 1: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

LAPORAN PENELITIAN

HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA

MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI

MELALUI SUPPORT GROUP THERAPY: UPAYA MEMINIMALKAN

TRAUMA PSIKIS REMAJA DARI KELUARGA SINGLE PARENT

Dra. Djudiyah, M.Si

M. Salis Yuniardi, S. Psi, M. Psi.

Bibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depertemen

Pendidikan Nasional sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan

Penelitian Nomor:E.5.c/111/DPPM-UMM/IV/2010, Tanggal

12April 2010

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

NOVEMBER 2011

Bidang Ilmu Sosial

Page 2: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING

1. Judul Penelitian : Model Pengembangan Konsep Diri dan Daya

Resiliensi Melalui Support Group Therapy: Upaya

Meminimalkan Trauma Psikis Remaja dari

Keluarga Single Parent.

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Djudiyah, M. Si.

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIP-UMM : 109.9109.0240

d. Jabatan Fungsional : Lektor

e. Jabatan Struktural : Dosen

f. Bidang Keahlian : Psikologi

g. Fakultas/Jurusan : Psikologi

h. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

3. Tim Peneliti :

No Nama dan Gelar

Akademik

Bidang

Keahlian

Fakultas Perguruan

Tinggi

1.

M. Salis Yuniardi, M.Psi

Psikologi

Klinis

Psikologi

UMM

4. Pendanaan dan Jangka Waktu Penelitian

a. Jangka waktu penelitian yang diusulkan : 2 Tahun ( 2 Tahap)

b. Biaya total yang diusulkan : Rp. 99.725.000,-

c. Biaya yang disetujui tahap II tahun 2011 : Rp. .000,-

Malang, 10 November 2011

Mengetahui

Dekan Fak. Psikologi Ketua Peneliti,

Drs. H. Tulus Winarsunu, M. Si Dra. Djudiyah, M. Si

NIP UMM.109.8802.0064 NIP UMM.109.9109.0240

Menyetujui

Direktur DPPM-UMM,

Dr. H. Bambang Widagdo, MM.

NIP. 195905201985111001

Page 3: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

RINGKASAN

MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI

MELALUI SUPPORT GROUP THERAPY: UPAYA MEMINIMALKAN

TRAUMA PSIKIS REMAJA DARI KELUARGA SINGLE PARENT

Penelitian yang dilakukan pada tahun kedua ini bertujuan untuk

melakukan validasi atas model support group therapy guna mengembangkan

Konsep diri dan Daya Resiliensi remaja dari keluarga single parent yang telah

dihasilkan di tahun pertama.

Single parent memiliki kecenderungan kurang optimal dalam

pengasuhan remaja karena memiliki beban yang lebih berat bila dibandingkan

dengan orang tua yang utuh. Hal ini mengakibatkan remaja kurang mendapat

perhatian dan cenderung memiliki perilaku negatif karena pembentukan

konsep diri dalam keluarga kurang dapat berjalan secara optimal, sehingga

berkecenderungan melakukan perilaku menyimpang seperti: dendam terhadap

orang tua, frustasi, mengalami goncangan jiwa, terlibat pemakaian narkotika

dan obat-obatan terlarang dan bentuk kenakalan remaja lainnya.

Konsep diri merupakan hal penting dalam kehidupan remaja karena

konsep diri akan menentukan bagaimana seseorang berperilaku. Konsep diri

bukan merupakan faktor bawaan (genetik) melainkan terbentuk dari hasil

belajar atau pengalaman individu dalam berinteraksi dengan orang-orang

disekitarnya. Karena orang yang dikenal individu adalah keluarga, maka dapat

dikatakan bahwa dari keluargalah konsep diri anak terbentuk . Orang tua

berperan menjadi model dan sumber pengukuhan bagi perasaan dan pikiran

anak. Hal-hal yang dirasakan oleh anak dari keluarga bercerai adalah perasaan

tidak aman (insecurity), tidak diinginkan atau ditolak oleh orang tua, sedih,

kesepian, marah, kehilangan, merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri.

Sebagai akibatnya remaja menjadi pendiam, tidak ceria, suka menyendiri,

suka melamun, agresif, sulit berkonsentrasi dan tidak berminat untuk sekolah.

Page 4: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Remaja yang memiliki konsep diri negatif biasanya memiliki cara

pandang terhadap dirinya sendiri sebagai seseorang yang disorganized

(perasaan tidak terorganisasi), perasaan tidak stabil dan diri yang tidak

terintegrasi. Individu yang bersangkutan tidak memiliki pengetahuan yang

cukup tentang dirinya sendiri, apa kekuatan dan kelemahan dirinya atau apa

yang berharga dari hidupnya. Selain itu remaja juga memiliki self-image yang

tidak mengijinkan sedikitpun adanya penyimpangan dari apa yang sudah

ditetapkan dalam diri individu yang bersangkutan, sehingga individu merasa

cemas, yaitu suatu perasaan terancam.

Cara pandang diri negatif terhadap diri sendiri serta perasaan tidak

berharga pada diri remaja dari keluarga single parent ini akan berdampak pada

perkembangan daya resiliensinya atau daya kemampuan untuk mengatasi dan

bangkit dari masalahnya. Apabila remaja menganggap bahwa hidup ini kejam,

hanya membuat dirinya menderita dan merasa tidak berdaya menghadapinya

maka akan menyebabkan daya resilensinya tidak berkembang atau cenderung

rendah. Namun bila remaja berusaha mengatasi persoalan-persoalan yang

dihadapinya dan berusaha bangkit dari keterpurukannya serta berusaha

menerima apa yang dimilikinya saat ini maka daya resiliensinya akan dapat

berkembang.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan

antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dapat

diartikan sebagai penelitian yang lebih menekankan pada analisis data-data

numerikal (angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika.

Penelitian ini juga menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan

desain one group pre test and post test design. Desain one group pre test and

post test design merupakan desain eksperimen yang hanya menggunakan satu

kelompok subyek (kasus tunggal) serta melakukan pengukuran sebelum dan

sesudah pemberian perlakuan pada subyek, namun sampel ditetapkan dengan

tidak random. Subyek penelitian ini adalah 32 siswa Sekolah Menengah Umum

(SMAN), siswa Sekolah Menengah Kejuruan (STM) serta siswa Sekolah

Menengah Kejuruan (SMEA) yang berasal dari keluarga single parent di

Page 5: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Malang Raya, meliputi : MAN 1 Malang, SMAN 9 Malang, SMK

Muhammadiyah Galunggung, SMK Sholahuddin, SMK Negeri 4 Malang, dan

SMK Muhammadiyah 3 Singosari. Metode pengumpul data Skala,

Wawancara dan Self Report. Sedangkan metode analisis data yang digunakan

ada 2 yaitu uji beda paired sample t-test dan analisa deskriptif. Uji beda paired

sample t-test digunakan untuk menguji dua sampel yang berpasangan, apakah

mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda ataukah tidak (Winarsunu,

2002). Sedangkan metode analisis diskriptif kualitatif digunakan untuk

mengetahui efektivitas support group therapy terhadap pengembangan daya

resiliensi remaja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa support group therapy terbukti

mampu meningkatkan konsep diri siswa dari keluarga single parent. Hasil uji

antara pretest dan post test diperoleh nilai Z score -4,410 dengan tingkat

signifikansi 0,000 yang berarti tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05

sehingga dikatakan signifikan ( H1 diterima) yang bermakna ada perbedaan

antara hasil pretest dan post test konsep diri pada kelompok subyek yang diberi

support group therapy.

Support group therapy terbukti mampu mengembangkan resiliensi siswa

dari keluarga single parent. Hal ini dapat terlihat dari para subyek yang

awalnya banyak yang merasa tidak memiliki potensi yang dapat dibanggakan (I

am), kurang mendapat dukungan utamanya dari keluarga (I have), serta tidak

memiliki rencana masa depan, bahkan pesimis melihatnya (I can), namun

setelah proses support group therapy keseluruhan subyek dapat menyadari

adanya potensi-potensi positif yang sesungguhnya ia miliki dan menjadi

kekuatannya disamping menerima hal-hal yang menjadi kekurangan diri, dapat

melihat bahwa masih ada orang-orang di sekitarnya terutama keluarga yang

sesungguhnya mendukung mereka dengan ekspresi yang mungkin berbeda dari

yang para subyek harapkan, serta mereka mampu melihat kedua hal tersebut

sebagai modal mereka untuk optimis melihat masa depan. Perlu pengembangan

lebih lanjut dari modul support group therapy sehingga dapat dihasilkan modul

Page 6: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

yang lebih lengkap dengan berbagai modifikasi saat berhadapan dengan variasi

subyek.

Berdasarkan temuan tersebut maka disampaikan saran-saran sebagai

berikut : 1)Bagi sekolah, dapat menjalankan program support group therapy

secara berkala dalam menangani permasalahan yang dialami siswanya, tidak

hanya siswa yang berstatus single parent tetapi juga dapat dilakukan untuk

permasalahan-permasalahan lainnya. Selain itu juga dapat lebih memberikan

dukungan dengan cara menyediakan kesempatan lebih luas pada setiap siswa

untuk mengembangkan potensinya sehingga dengan demikian resiliensi siswa

dapat berkembang sebagaimana konsep diri menjadi lebih positif seiring

optimisme dan prestasi yang diraih siswa. 2) Bagi orang tua, untuk lebih

memberikan perhatian dan dukungan pada anak-anaknya dalam proses

pengasuhan sehingga anak mampu mengembangkan resiliensi yang dimiliki

karena adanya dukungan dari keluarga akan sangat membantu dalam

penanganan masalah-masalah remaja terkait statusnya sebagai single parent. 3)

Bagi peneliti selanjutnya, dapat menyempurnakan modul dengan menerapkan

pada subyek yang bervariasi sehingga diperoleh modul yang lengkap dengan

berbagai variasi modifikasi saat berhadapan dengan berbagai variasi subyek.

Page 7: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

SUMMARY

THE DEVELOPMENT MODEL OF SELF CONCEPT AND

RESILIENCE THROUGH SUPPORT GROUP THERAPY: EFFORTS

TO MINIMIZE TRAUMA OF ADOLESCENT FROM SINGLE

PARENT FAMILY

The research carried out in the second year aims to validate the model that

has been formulated in the first year.

Families with single parent have a tendency to less optimal parenting

teenagers because they have a heavier burden when compared with intact

parents. This resulted in adolescents receive less attention and tend to have

negative behavior because of the formation of self concept in the family less

able to run optimally, so tend to perform deviant behavior such as: resentment

toward parents, frustrated, experiencing shock people, involved the use of

narcotics and illicit drugs and other forms of juvenile delinquency. Self-

concept is important in the lives of teenagers since the self concept will

determine how one behaves. The self concept is not an innate factor (genetic)

but is formed from the results of individual study or experience in interacting

with the people around him. Because people who are known individuals are

family, it can be said that from family child's self concept is formed. Parents

become role models and sources of affirmation for the child's feelings and

thoughts. Things that felt by children of divorced families are feeling insecure

(insecurity), unwanted, or rejected by parents, sad, lonely, angry, lost, and

guilty, and blame themselves. As a result teenagers become quiet, not cheerful,

likes to be alone, starry-eyed, aggressive, hard to concentrate and not interested

in school.

Adolescents who have a negative self-concept typically have the

perspective of herself as someone who is disorganized (disorganized feeling),

feeling unstable and self are not integrated. The individual does not have

enough knowledge about himself, what his strengths and weaknesses or what is

valuable from his life. In addition, teenagers also have self-images that do not

allow the slightest deviation from what is already established within the

Page 8: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

individual in question, so that individuals feel anxious, a feeling threatened.

How to view themselves negatively on themselves and their feelings of self

worthlessness adolescents from single parent families will have an impact on

the development of resilience is recognized power or power the ability to cope

with and recover from the problem. If adolescents think that life is cruel, just

make her suffer and feel helpless to deal with it will cause the resilience not

grow or tend to be low. But when the teenager tried to overcome the problems

it faces and trying to rise from their buried and trying to accept what he has

now the power will be able to develop resilience are recognized.

The approach used in this study is a combination of quantitative and

qualitative approaches. The quantitative approach can be interpreted as a

further research with emphasis on analysis of numerical data (numbers) are

processed using statistical methods. This study also uses an experimental

method using the design of one group pre test and post test design. Design a

one group pre test and post test experimental design is a design that uses only

one group of subjects (single case) and take measurements before and after the

treatment on the subject, but not determined by random sample. The subjects of

this research are 32 students coming from MAN 1 Malang, SMAN 9 Malang,

SMK Muhammadiyah Galunggung, SMK Sholahuddin, SMK Negeri 4

Malang, and SMK Muhammadiyah 3 Singosari. The data collection methods

are interview and self report. While the data analysis methods used there are

paired t-test and qualitative descriptive analysis. T-test methods used to

determine the effectiveness of support group therapy to increase adolescent

self-concept of a single parent. While the qualitative descriptive analysis

method used to determine the effectiveness of support group therapy on the

development of adolescent resilience.

The results showed that the support group therapy proven to improve

students' self-concept of single parent families. This can be seen from the

results of data analysis where there is increased self-concepts in the subject

group. This is shown in the results of different test non parametric pre-test and

post test with Z score -4,410 and it has significance level of 0.001 which is

Page 9: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

smaller than 0.05 thus being significant (H1 accepted) that there are significant

differences between the pre test and post test on the subject after being given

support group therapy. Support group therapy and modification requires a

different approach when applied to homogeneous male participant rapport

which allegedly require longer so comfortable to open up it can be ascertained

when entering the treatment sessions.

Support group therapy proved able to develop the resilience of students

from single parent families. This can be seen from the subjects who initially

many feel do not have the potential to be proud (I am), less its main support

from family (I have), and have no future plans, even pessimistic view (I cans),

but after the support group therapy to the whole subject is aware of the positive

potential that he actually had and became its strength as well accept things

which become self shortage, can see that there are still people around him,

especially families who actually support them with an expression that may

differ from that of the subjects expected, and they were able to see both of

these as their capital for the optimistic view of the future.

Based on these findings will be submitted the following suggestions: 1)

To school, to use a support group therapy program on a regular basis in dealing

with problems experienced by students, not only the student who is a single

parent but can also be done for other problems. It also can further provide

support by providing wider opportunities to each student to develop their

potential so that students can develop resilience as a more positive self-concept

as optimism and student achievement. 2) For parents, to give more attention

and support to children in the care process so that children can develop

resilience owned because of support from family will be very helpful in

handling issues related to its status as a teenage single parent. 3) For further

research, to improve the module by applying a variety of subjects in order to

obtain a complete module with a variety of modifications when dealing with a

variety of subjects.

Page 10: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, hanya karena rahmat

dan karunia-Nya maka penelitian yang berjudul : Model Pengembangan Konsep

Diri dan Daya Resiliensi Melalui Support Group Therapy: Upaya Meminimalkan

Trauma Psikis Remaja dari Keluarga Single Parent di Malang, akhirnya dapat

terselesaikan.

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model pengembangan konsep

diri dan daya resiliensi remaja melalui support group therapy dalam bentuk buku

panduan dan compact disk (CD) tentang cara mengatasi trauma psikis remaja

akibat kondisi keluarga single parent, buku saku tentang pengembangan konsep

diri yang positif bagi remaja dan leaflet tentang cara-cara mengatasi trauma psikis

yang dihadapi remaja akibat kondisi keluarga single parent, sehingga dapat

meminimalkan perilaku menyimpang remaja dan perlakuan orang tua yang selama

ini cenderung melemahkan eksistensi remaja dalam keluarga. Sedangkan secara

khusus bertujuan mengembangkan konsep diri remaja yang lebih positif dan daya

resiliens-nya sehingga memiliki mental yang tangguh dalam menghadapi

tantangan kehidupan dimasa yang akan datang.

Terselesaikannya penelitian ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu tidaklah berlebihan bila ucapan terima kasih dan

penghargaan peneliti sampaikan kepada yang terhormat :

1. Direktorat pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada masyarakat, Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional yang telah

memberi kesempatan untuk melakukan penelitian ini.

2. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bantuan

moril dan materiil dalam pelaksanaan penelitian ini.

3. Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan dorongan,

bantuan dan fasilitas selama pelaksanaan penelitian ini.

4. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malng yang telah

memberikan dukungan hingga terselesaikannya penelitian ini.

Page 11: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

5. Kepala Sekolah MAN 1 Malang, SMAN 9 Malang, SMK Muhammadiyah

Galunggung, SMK Sholahuddin, SMK Negeri 4 Malang, dan SMK

Muhammadiyah 3 Singosari yang telah memberikan persetujuan sebagai

tempat penelitian.

6. Bapak dan Ibu Guru BK MAN 1 Malang, SMAN 9 Malang, SMK

Muhammadiyah Galunggung, SMK Sholahuddin, SMK Negeri 4 Malang,

dan SMK Muhammadiyah 3 Singosari Malang yang telah banyak

memberikan bantuan dan fasilitas selama pelaksanaan penelitian

7. Para asisten : Laksmi Inayati, Iratanti Linda, Tyas Tunjung Pinasti, Ramdhani

Tri K.W., Karina Prameswari, Trisinar Budi M., Putri Dewi M. (NIM :

07810227) yang telah banyak membantu dalam pengambilan data penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

Semoga budi baik bapak/ibu mendapat balasan yang setimpal dari Allah

SWT, amin. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan

penelitian ini boleh dikata perlu adanya penyempurnaan. Oleh sebab itu peneliti

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi

perbaikan dan kebaikan dimasa mendatang. Penulis berharap semoga apa yang

telah dihasilkan dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, amin.

Malang, 10 November 2011

Peneliti

Page 12: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pertumbuhan dan

perkembangan diri setiap anak. Sejak lahir anak membutuhkan bantuan dari

orang dewasa disekitarnya terutama orang tua. Peran orang tua dalam

perkembangan anak sangatlah penting karena orang tua dan keluarga merupakan

lingkungan sosial pertama yang dikenal anak. Orang tua berkewajiban sebagai

pendidik utama bagi anak dalam perkembangan kepribadiannya. Orang tua dan

keluarga juga merupakan lembaga paling utama dan pertama yang bertanggung

jawab ditengah masyarakat dalam menjamin kesejahteraan sosial dan kelestarian

biologis anak (Kartono, 1992:7).

Namun tak dapat dipungkiri sekarang ini keluarga single parent jumlahnya

semakin meningkat. Hal ini selain dikarenakan faktor alamiah yaitu karena salah

satu orang tua meninggal dunia juga disebabkan oleh perceraian, dimana angka

perceraian sendiri dari hari ke hari jumlahnya semakin meningkat.

Kota Malang merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang rentan

terhadap perceraian dan bahkan menduduki peringkat pertama dalam kasus ini.

Berdasarkan data Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri, antara tahun 2007

hingga tahun 2008 terdapat 2306 kasus perceraian (Jawa Pos, Selasa 19 Pebruari

2009).

Berbeda dengan kondisi remaja yang memiliki keluarga ayah dan ibu, maka

kondisi remaja dari keluarga single parent secara umum mengalami ketimpangan

dalam menjalani kehidupannya. Hal ini diakibatkan selain menghadapi beban

psikologis yang cukup berat, mereka juga harus menanggung perlakuan dari

masyarakat yang kurang mendukung eksistensi single parent di masyarakat.

Single parent memiliki kecenderungan kurang optimal dalam pengasuhan

remaja juga karena memiliki beban yang lebih berat bila dibandingkan dengan

orang tua yang utuh. Hal ini mengakibatkan remaja kurang mendapat perhatian

dan cenderung memiliki perilaku negatif karena pembentukan konsep diri dalam

Page 13: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

keluarga kurang dapat berjalan secara optimal, sehingga berkecenderungan

melakukan perilaku menyimpang seperti: dendam terhadap orang tua, frustasi,

mengalami goncangan jiwa, terlibat pemakaian narkotika dan obat-obatan

terlarang dan bentuk kenakalan remaja lainnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2007: 67) tentang emosi

pada ibu single parent menemukan bahwa ibu single parent cenderung memiliki

emosi yang kurang stabil dibanding dengan ibu yang tidak single parent. Emosi

ibu yang sangat menonjol adalah rasa takut atau cemas, sedih, marah serta

kecewa. Penyebab utama rasa takut adalah karena tidak mampu mendidik dan

membesarkan anaknya dengan baik, khawatir akan masa depan anaknya, takut

anaknya salah pergaulan dan masalah ekonomi. Perasaan sedih muncul karena

teringat oleh almarhum atau mantan suaminya serta ketika anak tidak

mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Penyebab emosi marah karena

kurangnya keuangan untuk kebutuhan sehari hari, anak tidak mau dinasehati ,

nakal atau melawan. Sedangkan munculnya emosi kecewa disebabkan karena

kegagalan dalam perkawinannya serta tidak mampu memenuhi kebutuhan

anaknya secara layak.

Kondisi psikologis semacam ini akan berdampak pada perlakuan orang tua

sigle parent terhadap anak remajanya, karena remaja juga memiliki emosi yang

masih labil sebagai akibat dari pertumbuhan fisik dan hormon yang sangat pesat

(Monks, dkk. 2001: 265). Disatu sisi, remaja membutuhkan bimbingan dan arahan

dari orang tua, sementara dipihak lain orang tua tidak mampu berperan secara

optimal. Hal ini akan mengakibatkan frustrasi pada diri remaja sehingga mereka

cenderung melamun, menekuni hobi secara berlebihan dan suka menyendiri

(Balson, 1995:96).

Pada keluarga single parent, orang tua berperan ganda dalam menjalankan

kewajibannya sebagai orang tua. Hal ini dapat menghambat hubungan antara anak

dan orang tua. Baik orang tua maupun anak biasanya kurang mampu beradaptasi

dan menerima keadaan tersebut sebagai sesuatu yang harus dijalani. Keadaan

seperti ini dapat menimbulkan konflik antar anggota keluarga, sehingga

memunculkan masalah baik dari pihak orang tua maupun anak (Balson, 1993: 95).

Page 14: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Hubungan orang tua dengan anak yang tidak harmonis akan berdampak pada

pembentukan konsep diri anak (dalam Calhoun, 1990:66).

Konsep diri merupakan hal penting dalam kehidupan remaja karena konsep

diri akan menentukan bagaimana seseorang berperilaku. Konsep diri bukan

merupakan faktor bawaan (genetik) melainkan terbentuk dari hasil belajar atau

pengalaman individu dalam berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Karena

orang yang dikenal individu adalah keluarga, maka dapat dikatakan bahwa dari

keluargalah konsep diri anak terbentuk . Orang tua berperan menjadi model dan

sumber pengukuhan bagi perasaan dan pikiran anak. Hal-hal yang dirasakan oleh

anak dari keluarga bercerai adalah perasaan tidak aman (insecurity), tidak

diinginkan atau ditolak oleh orang tua, sedih, kesepian, marah, kehilangan, merasa

bersalah dan menyalahkan diri sendiri. Sebagai akibatnya remaja menjadi

pendiam, tidak ceria, suka menyendiri, suka melamun, agresif, sulit

berkonsentrasi dan tidak berminat untuk sekolah.

Riset yang dilakukan oleh Hervinna (2007:38) tentang konsep diri remaja

yang memiliki orang tua bercerai di SMU Widya Gama Malang menemukan

bahwa konsep diri remaja yang orang tuanya bercerai cenderung negatif. Mereka

cenderung memiliki ego yang tinggi seperti: keras kepala, pembangkang, egois,

gampang emosi bila mendapatkan kritik dari orang lain. Mereka juga kurang

memiliki harapan terhadap dirinya sendiri dan mereka menganggap bahwa dirinya

tidak mampu melakukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Hal ini sangat

berpengaruh pada hubungan interpersonal maupun fungsi emosional lainnya.

Mereka juga cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya.

Remaja yang memiliki konsep diri negatif biasanya memiliki cara pandang

terhadap dirinya sendiri sebagai seseorang yang disorganized (perasaan tidak

terorganisasi), perasaan tidak stabil dan diri yang tidak terintegrasi. Individu yang

bersangkutan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang dirinya sendiri, apa

kekuatan dan kelemahan dirinya atau apa yang berharga dari hidupnya. Selain itu

remaja juga memiliki self-image yang tidak mengijinkan sedikitpun adanya

penyimpangan dari apa yang sudah ditetapkan dalam diri individu yang

bersangkutan, sehingga individu merasa cemas, yaitu suatu perasaan terancam.

Page 15: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Individu yang disorganized dan sempit tidak memiliki bagian-bagian mental yang

mampu saling menghubung-hubungkan informasi-informasi yang bermasalah

untuk diuraikan, tetapi justru mereka mendistrorsi atau menolak informasi-

informasi tersebut dalam bentuk defens-defens (dalam Calhoun, 1990:66).

Cara pandang diri negatif terhadap diri sendiri serta perasaan tidak berharga

pada diri remaja dari keluarga single parent ini akan berdampak pada

perkembangan daya resiliensinya. Apabila remaja menganggap bahwa hidup ini

kejam, hanya membuat dirinya menderita dan merasa tidak berdaya

menghadapinya maka akan menyebabkan daya resilensinya tidak berkembang

atau cenderung rendah. Namun bila remaja berusaha mengatasi persoalan-

persoalan yang dihadapinya dan berusaha bangkit dari keterpurukannya serta

berusaha menerima apa yang dimilikinya saat ini maka daya resiliensinya akan

dapat berkembang ( dalam American Psychological association, 2003: 36).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa remaja yang hidup

dalam keluarga single parent akan memiliki konsep diri yang negatif serta daya

resiliensi yang rendah. Hal ini disebabkan karena orang tua kurang mampu

berperan secara optimal karena harus berperan ganda dalam keluarga.

Berdasarkan hasil tahun pertama ditemukan bahwa 86,67% subyek memiliki

konsep diri yang negatif dan belum mampu menemukenali serta mengembangkan

daya resiliensinya. Sebagai dampaknya mereka cenderung memandang diri dan

lingkungan dengan negatif, mengalami masalah dalam hubungan sosial, serta

pesimis melihat masa depan. Beberapa diantara subyek juga ditemukan indikasi-

indikasi represi agresi seperti bunuh diri maupun membunuh orang tua yang

dianggap kejam ataupun mengakibatkan terjadinya perceraian.

Selain itu berdasarkan hasil tahun pertama pula ditemukan bahwa model

support group therapy yang telah dirumuskan terbukti mampu meningkatkan

konsep diri dan mengembangkan resiliensi siswa dari keluarga single parent.

Namun demikian model ini perlu diuji coba lebih luas sehingga model yang

dihasilkan lebih efektif dan valid, selain karena ditemukan saat diterapkan pada

kelompok siswa homogen laki-laki ternyata masih kurang mampu membuat

perubahan yang positif.

Page 16: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Untuk itulah perlu dilanjutkan penelitian tentang “Model Pengembangan

Konsep Diri dan Daya Resiliensi Melalui Support Group Therapy: Upaya

Mengatasi Trauma Psikis Remaja dari Keluarga Single Parent”, khususnya di

Kota Malang agar dapat menumbuhkan konsep diri positif sekaligus daya

resiliensi-nya sehingga mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

B. Hasil yang Diharapkan.

Penelitian ini diharapkan dapat menyusun model pengembangan konsep diri

dan daya resiliensi remaja melalui support group therapy dalam bentuk buku

panduan tentang cara mengatasi trauma psikis remaja akibat kondisi keluarga

single parent dan leaflet tentang cara-cara mengatasi trauma psikis yang dihadapi

remaja akibat kondisi keluarga single parent, sehingga dapat meminimalkan

perilaku menyimpang remaja dan perlakuan orang tua yang selama ini cenderung

melemahkan eksistensi.

Page 17: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “self concep”. Istilah

self di dalam psikologi memiliki dua arti yaitu sikap dan perasan seseorang

terhadap dirinya sendiri, dan suatu keseluruhan proses psikologis yang menguasai

tingkah laku dan penyesuaian diri. Arti yang pertama dapat disebut pengertian

self sebagai objek karena pengertian ini menunjukkan sikap, perasan dan

pengamatan serta penelitian seseorang. Sedangkan pengertian self sebagai proses,

dalam hal ini self adalah suatu kesatuan yang terdiri dari proses aktif seperti

berfikir, mengingat dan mengamati (Suryabrata. 1993: 70).

Menurut Cooley (dalam Rakhmat, 1985: 111-112) pengertian self sebagai

objek dan sebagai proses dapat terjadi karena seseorang melakukannya dengan

melakukannya dengan membayangkan dirinya sebagai orang lain. Lebih lanjut

Cooley menyebut gejala ini sebagai “Looking Glass Self” (cermin diri), yaitu

seakan-akan seseorang menaruh cermin di depannya. Pertama, seseorang

membayangkan bagaimana dirinya tampak pada orang lain, melihat sekilas

dirinya seperti dalam cermin. Kedua, seseorang membayangkan bagaimana orang

lain menilai penampilannya, individu berfikir, orang lain menganggap dirinya

menarik atau tidak menarik.

Menurut Hurlock (1992: 58-59) konsep diri merupakan gambaran yang

dimiliki oleh seorang individu tentang dirinya yang meliputi kondisi fisik,

psikologis, sosial dan emosional, aspirasi dan prestasi. Konsep diri mencakup

citra fisik dan psikologis diri. Citra fisik diri biasanya terbentuk pertama-tama dan

berkaitan dengan penampilan fisik, daya tariknya, dan kesesuaian atau

ketidaksesuaian dengan jenis kelamin serta pentingnya berbagai bagian tubuh

untuk perilaku dan harga dirinya di mata orang lain. Sedangkan citra psikologis

diri sendiri didasarkan atas pikiran, perasaan dan emosi. Citra ini terdiri ats

kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian pada kehidupan, sifat-

Page 18: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

sifat seperti keberanian, kejujuran, kemandirian dan kepercayaan diri serta

berbagai jenis aspirasi dan kemampuan.

Pietrofesa (dalam Hurlock, 1992: 71-74) menyatakan bahwa konsep diri

merupakan konsepsi hipotesis yang menyangkut semua nilai, sikap dan

kepercayaan terhadap diri seseorang dalam hubungannya dengan lingkungan.

Konsep diri ini terdiri dari berbagai persepsi diri yang dalam tingkat yang luas

mempengaruhi dan menentukan tingkah laku. Lukisan gamblang tentang konsep

diri menurut Pietrofesa terdiri dari tiga dimensi, yaitu:

a. Diri yang dilihat oleh diri sendiri

b. Diri yang dilihat oleh orang lain atau “beginilah saya kira orang lain

memandang saya”

c. Diri idaman, mengacu pada “tipe orang yang saya kehendaki tentang diri

saya”.

Konsep diri merupakan suatu konstruk yang mempengaruhi setiap aspek

dari pengalaman hidup manusia seperti cara berfikir, emosi, persepsi dan perilaku

individu (Calhoun, 1990:60).

Menurut Turner (dalam Calhoun, 1984:145) konsep diri didefinisikan

sebagai “one self-conception is the more overriding view of oneself, a sense of self

through time “The real me”, or I my self as I really am”, artinya konsep diri

sebagai pandangan seseorang atas dirinya sendiri secara riil yang relative stabil

dari waktu ke waktu.

Chaplin (2001:450) self concept (konsep diri ) merupakan evaluasi individu

mengenai diri sendiri, penialain/penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu

yang bersangkutan.

Berdasarkan beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan konsep diri (self concept) adalah pandangan seseorang atas

dirinya sendiri secara riil yang relative stabil dari waktu ke waktu.

Page 19: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

2. Dimensi Konsep Diri

Konsep diri memiliki beberapa dimensi dimana tepat tidaknya seseorang

dalam mempersepsi dimensi yang dimiliki akan menentukan positif atau tidaknya

konsep diri orang tersebut (Calhoun-Acocella, 1990:90):

a. Knowledge

Knowledge adalah pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri,

yakni sejumlah label yang melekat pada diri seseorang yang

menggambarkan orang tersebut seperti: usia, jenis kelamin,

kewarganegaraan termasuk juga label-label social seperti: democrat,

miskin, golongan menengah kebawah, anggota senat dan lain-lain.

Label lain yang menjadi komponen dari knowledge seseorang adalah

label-label psikologis yang bersifat kualitatif, karena bersifat relative

tergantung pada kelompok pembandingnya, seperti: baik hati, spontan,

mandiri, cerdik, dan lain-lain.

b. Expectations

Ekspektasi atau harapan ini mengacu pada ideal self, yaitu harapan

terhadap diri sendiri tentang bagaimana diri seharusnya yang

diidealkan (I should-be). Konsep diri selalu berkaitan dengan

kemampuan seseorang dalam memenuhi ekspektasinya.

c. Evaluation

Evaluation yaitu penilaian seseorang atas dirinya sendiri, yakni

menilai antara “I-could-be” dan “I-Should-be” (Epstein dalam

Calhoun, 1990:65), atau dengan kata lain yaitu pengukuran antara

“saya yang seharusnya” dan “saya yang kenyataannya”. Hasil dari

pengukuran ini akan menghasilkan apa yang disebut self-esteem.

Semakin besar jarak antara keduanya maka self-esteemnya akan

semakin rendah (Rogers, Hingging, et al, dalam Calhoun, 1990:65).

Zanden (1984:147) mengatakan dengan bahas lain yaitu sebagai

Page 20: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

perbedaan antara ekspektasi dan performa akan menghasilkan konsep

diri yang rendah.

Evaluasi ini merupakan komponen kekuatan yang cukup ekstrim dari

konsep diri (Marsh, 1987), karena evaluasi ini akan muncul berbagai jenis konsep

diri sebagai gambaran dari derajat nilai konsep diri seseorang. Namun deskripsi

tentang cirri konsep diri positif ataupun negatif disini adalah bersifat ekstrim,

dimana seseorang bisa saja berada diantaranya atau bersifat moderat, yaitu :

1. Konsep diri positif.

Wicklund dan Frey (dalam Calhoun, 1990:67) menyatakan bahwa

seseorang yang memiliki konsep diri positif adalah memiliki cukup

pengetahuan akan dirinya sendiri. Chodorkoff (dalam Calhoun, 1990)

menyatakan bahwa cirri konsep diri positif adalah seseorang yang

mampu menerima semua informasi tentang dirinya baik yang negatif

maupun yang positif karena mampu melihat kenyataan seperti apa

adanya, tetapi bukan berarti tidak merasa terganggu dengan hal yang

bersifat negatif. Penerimaan diri seperti ini membuat seseorang juga

bisa menerima orang lain apa adanya sebagaimana Erich Fromm (

dalam Calhoun, 1990): “The Love of one self is a prerequisite for

loving others”, sehingga mampu membentuk beberapa persahabatan

yang sifatnyan intim. Seseorang dengan konsep diri positif

menetapkan tujuan hidup secara realistis, walaupun mungkin

berfantasai sekali waktu. Harapan dan pemikiran individu tentang

kehidupan, yaitu apa yang dianggap bisa ditawarkan oleh kehidupan

dan bagaimana cara mencapainya diasimilasikan dengan seluruh

pengalaman pribadinya. Hal ini membuatnya tidak merasa terancam

dengan informasi baru dan juga tidak cemas terhadapnya. Individu

dengan konsep diri negatif hidup dengan berbagai defens sementara

itu individu dengan konsep diri positif menghadapi hidupnya dengan

bebas. Hidup baginya adalah proses menemukan, karenanya individu

tersebut bereaksi dengan penuh semangat, spontan dan simple, dengan

begitu seseorang mampu memperlakukan orang lain dengan hangat

Page 21: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

dan rasa hormat tanpa ada rasa curiga yang tidak semestinya seperti

adanya prasangka-prasangka social. Hal tersebut juga dikarenakan

adanya apresiasi yang baik terhadap hal-hal yang menyangkut

kemanusiaan, dan membuatnya tidak terlalu terikat pada hal-hal yang

bersifat konvensional. Cara menghadapi hidup yang demikian itu

membuat seseorang merasa hidup adalah menarik dan berharga.

Memiliki inner-strength yang membantunya untuk terus survive dari

tekanan dan menjadikannya kukuh dalam bersikap bahkan ketika

orang lain tidak setuju dengannya. Punya misis dalam hidup dan

mampu membuat keputusan sesuai dengan tujuan tersebut meskipun

berarti berkorban dan frustrasi sementara. Memiliki ide yang jelas

tentang benar dan salah.

2. Konsep diri negatif.

Ada dua tipe konsep diri negatif, yang pertama adalah cara pandang

seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai seseorang yang

disorganized (perasaan tidak terorganisasi), perasaan tidak stabil dan

diri yang tidak terintegrasi. Individu yang bersangkutan tidak

memiliki pengetahuan yang cukup tentang dirinya sendiri, apa

kekuatan dan kelemahan dirinya atau apa yang berharga dari

hidupnya. Terutama bagi orang dewasa hal ini merupakan tanda dari

pribadi yang tidak adaptif (maladjustment). Tanda kedua hampir

merupakan kebalikan dari yang pertama yaitu konsep diri yang terlalu

stabil dan terlalu terorganisir (rigid). Individu ini menciptakan suatu

self-image yang tidak mengijinkan sedikitpun adanya penyimpangan

dari apa yang sudah ditetapkan dalam diri individu yang bersangkutan.

Dua jenis konsep diri negatif ini, sama melahirkan kecemasan, yaitu

suatu perasaan terancam. Individu dengan konsep diri yang

disorganized dan sempit tidak memiliki bagian-bagian mental yang

mampu saling menghubung-hubungkan informasi-informasi yang

bermasalah untuk diuraikan, tetapi justru mereka mendistrorsi atau

menolak informasi-informasi tersebut dalam bentuk defens-defens.

Page 22: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Dobson dan Shaw (dalam Calhoun, 1990:66) menyatakan bahwa

konsep diri negatif seseorang berhubungan dengan depresi klinis.

Individu dengan konsep diri negatif berharap terlalu sedikit atau

bahkan terlalu besar terhadap dirinya (Rotter, 1954. Artinya seorang

individu dengan konsep diri negatif adalah seseorang yang mungkin

terlalu keras (rigid) pada diri sendiri karena menganggap dirinya

terlalu berharga, sehingga tidak bisa menerima kelamahan yang

dimiliki dan biasanya hal ini diproyeksikan dengan cara merendahkan

orang lain. Bisa juga sebaliknya, yaitu justru menganggap dirinya

tidak cukup berharga sehingga melahirkan perasaan rendah diri secara

terbuka.

Menurut Symond (dalam Suryabrata, 1982: 300) konsep diri memiliki

beberapa aspek yaitu:

a. Bagaimana orang mengamati dirinya sendiri

b. Bagaimana orang berfikir tentang dirinya sendiri

c. Bagaimana orang menilai dirinya sendiri

d. Bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk

menyempurnakan dan mempertahankan diri.

Pembagian yang lebih rinci dikemukakan oleh Robinson ( dalam Calhoun,

1990: 68) yang menjabarkan konsep diri ke dalam lima kategori yaitu:

a. Diri fisik, pandangan seseorang terhadap fisik, kesehatan, penampilan

diri dan gerak motoriknya.

b. Diri keluarga, pandangan dan penilaian seseorang sebagai anggota

keluarga serta harga dirinya sebagai anggota keluarga.

c. Diri pribadi, bagaimana seseorang menggambarkan identitas dirinya

dan bagaimana ia menilai dirinya sendiri.

d. Diri moral etik, bagimana pandangan dan penilaian seseorang

terhadap hubungan pribadi dengan Tuhan YME.

e. Diri sosial, bagaimana nilai diri seseorang dalam melakukan interaksi

sosial.

Page 23: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri mencakup

keseluruhan aspek pribadi individu yang didasari atas pandangan, pendapat,

perasaan dan penilaian terhadap dirinya sendiri yang sekaligus melahirkan

penghargaan bagi dirinya. Aspek yang dimaksud terdiri dari diri fisik, diri pribadi,

diri keluarga, diri keimanan dan diri sosial.

3. Pembentukan dan Perkembangan Konsep Diri.

Konsep diri bukan faktor yang dibawa sejak lahir melainkan faktor yang

dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan

individu lain. Konsep diri terbentuk dari proses umpan balik dari individu lain.

Orang yang pertama kali dikenal adalah orang tua atau anggota keluarga yang

lain. Ini berarti inidividu akan menerima tanggapan (umpan balik) pertama dari

keluarga. Barulah selanjutnya setelah mampu melepaskan ketergantungannya

individu akan berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas (Pudjijogyanti

(1999:12).

Pola kepribadian yang dasarnya telah diletakkan pada masa bayi, mulai

terbentuk pada awal masa kanak. Orang tua, saudara kandung dan sanak saudara

yang lain merupakan dunia sosial bagi anak, sehingga bagaimana perasaan mereka

terhadap anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor penting dalam

pembentukan konsep diri dan sebagai inti pola kepribadian. Ini sebabnya

dikatakan bahwa konsep diri anak terbentuk dalam hubungan keluarga (Hurlock,

1992: 132). Keluarga yang mampu memberikan rasa aman pada anak, yaitu

mampu menerima anak, menghargai dan memberikan patokan yang jelas kepada

anaklah yang mampu mengembangkan konsep diri yang positif (Pudjijogyanti,

1999: 36).

Menurut Papalia (1990:459) dasar konsep diri adalah pengetahuan kita

tentang apa yang kita punya dan apa yang akan kita lakukan. Hal ini akan

berfungsi sebagai pemandu kita untuk memutuskan apa yang akan kita lakukan.

Adanya kesadaran diri terhadap kenyataan akan dimulai pada masa muda, terpisah

dari orang lain dan biasanya diikuti oleh refleksi kegiatan kita pada standar

hubungan sosial. Pada usia 3 tahun seseorang akan berfikir bahwa ia lebih banyak

Page 24: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

mendapat aturan dari dalam, namun pada usia 6 atau 7 tahun seseorang akan

mulai membagi dirinya dalam aturan psikologis yang kemudian akan berkembang

terus hingga ia meningktakan konsep “Siapa Dia” (konsep diri yang nyata) dan

juga bagaimana ia seharusnya “bertindak seperti apa” (konsep diri yang ideal).

B. Resiliensi

1. Pengertian Resiliensi

Higgins (dalam Henderson dan Milstein, 2003:7) mendeskripsikan bahwa

resiliensi merupakan proses pertumbuhan dan pembenahan diri. Sedangkan Luthar

(2000:6) mendefinisikan resiliensi sebagai sebuah proses dinamis dengan jalan

dimana individu-individu menunjukkan fungsi adaptif dalam menghadapi

kesengsaraaan yang signifikan.

Menurut Grotberg (1999: 6) resiliensi adalah kapasitas manusia untuk

menghadapi, menanggulangi, belajar atau bahkan ditransformasikan oleh

kesengsaraan.

Wollin (dalam Henderson dan Milatein, 2003: 7) mendefinisikan resiliensi

sebagai kapasitas untuk dapat pulih kembali, bertahan menghadapi penderitaan

dan memperbaiki diri.

Menurut Mar’at (2005:228) resiliensi didefinisikan sebagai kemampuan

atau kapasitas insani yang dimiliki seseorang, kelompok, masyarakat yang

memungkinkan untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan

menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi- kondisi yang tidak

menyenangkan, atau bahkan mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan

menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi.

Henderson dan Milstein (2003 :8) mendefinisikan resiliensi sebagai

kemampuan seseorang untuk bangkit kembali dari tekanan hidup, belajar dan

mencari elemen positif dari lingkungannya untuk membantu mencapai kesuksesan

melalui proses adaptasi dengan segala keadaan dan mengembangkan seluruh

Page 25: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

kemampuannya, meski berada dalam kondisi hidup tertekan, baik secara eksternal

maupun internal.

Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit kembali dari

tekanan hidup, belajar dan mencari elemen posistif dari lingkungannya, untuk

membantu mencapai kesusksesan melalui proses adaptasi dengan segala keadaan

dan mengembangkan seluruh kemampuannya, meski berada dalam kondisi hidup

tertekan, baik secara eksternal maupun internal.

2. Sumber Pembentukan Resiliensi

Menurut Grotberg (1999 : 12) resiliensi berasal dari 3 sumber, yaitu :

1. Saya Memiliki (I Have)

I Have merupakan sumber resiliensi yang berhubungan dengan pemaknaan

individu terhadap besarnya dukungan yang diberikan oleh lingkungan sosisl

terhadap dirinya. Beberapa kualitas I have yang memberikan sumbangan

bagi pembentukan resiliensi, yaitu :

i. Satu atau lebih orang di dalam keluarga saya yang dapat saya percaya

dan yang mencintai saya tanpa syarat. Satu atau lebih orang di luar

keluarga saya yang dapat saya percaya tanpa syarat.

ii. Batas-batas terhadap perilaku saya.

iii. Orang-orang yang mendorong saya untuk bersikap independen.

iv. Model peran yang bagus.

v. Akses kesehatan, pendidikan dan layanan sosial dan rasa aman yang

saya perlukan.

vi. Keluarga dan komunitas yang stabil.

Page 26: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

2. Saya (I Am)

I am merupakan sumber resiliensi yang berkaitan dengan kekuatan pribadi

yang dimilki oleh banyak individu, yang terdiri atas perasaan, sikap dan

keyakinan pribadi. Beberapa kualitas pribadi yang dimiliki I am adalah :

i. Seseorang yang paling disukai oleh kebanyakan orang

ii. Pada umunya bersifat tenang dan baik.

iii. Pencapaian yang memiliki rencana ke depan

iv. Seseorang yang menghormati diri saya dan orang lain.

v. Bersikap empati dan peduli kepada orang lain.

vi. Bertanggungjawab terhadap perilaku saya sendiri dan menerima

akibat-akibatnya.

vii. Percaya diri, optimistik, penuh harapan dengan kepercayaan.

3. Aku dapat (I Can)

I can merupakan sumber resiliensi yang berkaitan dengan apa saja yang

dapat dilakukan individu sehubungan dengan keterampilan-keterampilan

sosial dan interpersonal. Keterampilan-keterampilan ini meliputi :

i. Berkomunikasi

ii. Memecahkan masalah

iii. Mengelola perasaan dan impuls-impuls.

iv. Mengukur temperamen sendiri dan orang lain.

v. Menjalin hubungan hubungan yang saling mempercayai.

3. Faktor-Faktor Pendukung Resiliensi

Faktor-faktor penunjang resiliensi menurut Newman dan Sarah (2002)

dibagi menjadi tiga dimensi :

a. Individu

Individu memiliki kemampuan sosial yang baik, empatis, rasa humor,

intelegensi baik dan aktif, serta mampu membimbing atau mengontrol

diri.

Page 27: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

b. Keluarga

Resiliensi bisa ditingkatkan dengan dukungan orang tua yang hangat,

hubungan antara orang tua dan anak yang harmonis dan menghargai

tugas-tugas sosial.

c. Lingkungan

Lingkungan yang dapat mengembangkan resiliensi yaitu lingkungan

yang di dalamnya antar keluarga saling memberi dukungan dan

sekolah yang juga mendorong penghargaan terhadap tugas-tugas

sosial.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Resiliensi

Milstein dan Henderson (2003) melihat dua faktor yang mempengaruhi

resiliensi, yaitu faktor internal (individu) dan eksternal. Kedua faktor ini menjadi

sumber sekaligus menjadi ciri dari individu dan lingkungan (termasuk keluarga)

yang resilien.

a) Faktor internal

i. Memberikan kesempatan pada diri untuk melayani orang lain

ii. Menggunakan kesempatan hidup dengan membuat keputusan yang

baik, sikap tegas, mengontrol impuls, dan menyelesaikan masalah.

iii. Suka bergaul dan mampu menjadi teman dalam hubungan yang positif

iv. Memiliki rasa humor

v. Percaya pada kemampuan diri mengatasi pengaruh lingkungan di

sekitarnya.

vi. Mandiri dan bebas.

vii. Memiliki pandangan positif tentang masa yang akan datang

viii. Fleksibel.

ix. Kapasitas untuk mengerti dalam proses belajar

x. Memiliki motivasi hidup

xi. Memiliki pandangan baik terhadap kompetensi seseorang

xii. Memiliki perasaan berharga dan percaya terhadap dirinya

Page 28: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

b) Faktor eksternal

i. Mendorong ikatan persahabatan

ii. Penghargaan dan dorongan akan pendidikan

iii. Menekankan pada kehangatan yang tinggi dan rendahnya gaya

mengkritisi dalam berinteraksi.

iv. Menetapkan dan menjalankan batas yang jelas (aturan, norma, hukum)

v. Membina hubungan yang mendukung dengan memberi banyak

perhatian

vi. Mengembangkan tanggung jawab, pelayanan untuk orang lain,

“memberikan pertolongan”.

vii. Menyediakan jalan (sarana) sebagai sumber daya untuk melakukan

pertemuan-pertemuan terkait kebutuhan dasar, kesehatan dan rekereasi.

viii. Memberi kesemaptan ekspresi harapan yang tinggi dan realistis untuk

sukses.

ix. Dorongan untuk menentukan dan meraih cita-cita.

x. Mendorong pertumbuhan nilai prososial (seperti altruisme) dan

ketrampilan kerjasama.

xi. Adanya kepemimpinan yang membuat keputusan dan kesempatan yang

lain untuk ikut dalam peran serta yang bermakna.

xii. Menghargai bakat atau kemampuan yang unik pada setiap individu.

5. Upaya Untuk Membangun Resiliensi Pada Individu

Menurut American Psychological association (2003 : 37) Ada 13 langkah

yang dapat dipakai untuk membangun resiliensi:

1. Menjalin Hubungan.

Hubungan yang baik dengan anggota-anggota keluarga lain atau orang lain

adalah penting. Akan memperkuat resiliensi pada diri individu

Page 29: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

2. Menghindari melihat krisis sebagai masalah yang tidak dapat diatasi.

Selama individu tidak dapat mengubah fakta bahwa kejadian-kejadian

yang menekan benar-benar terjadi, individu dapat mengubah bagaimana

menginterpretasikan dan merespon kejadian-kejadian tersebut.

3. Menerima bahwa perubahan adalah bagian dari kehidupan.

Tujuan-tujuan khusus mungkin tidak lagi dapat dicapai sebagai akibat dari

situasi yang merugikan. Penerimaan keadaan yang tidak dapat diubah

dapat membantu individu memfokuskan pada keadaan yang dapat individu

ubah.

4. Bergerak ke arah tujuan-tujuan individu.

Kembangkan beberapa tujuan realistis dan lakukan sesuatu secara reguler

yang memudahkan individu untuk bergerak ke arah tujuan individu yang

ingin dicapai, meskipun ini nampak seperti pencapaian kecil belaka.

5. Mengambil tindakan tegas.

Mengambil tindakan tegas dalam situasi yang merugikan sebanyak

mungkin. Mengambil tindakan tegas, bukan mengharapkan masalah dan

stres serta keinginan itu jauh dari dhadapan individu. Tindakan yang tegas

akan mampu menanggulangi hal-hal yang bermasalah.

6. Mencari peluang untuk menemukan diri sendiri.

Kebanyakan orang yang mengalami tragedi dan kesulitan, melaporkan

hubungan yang lebih baik, pemahaman yang lebih besar tentang kekuatan

personal, bahkan selama perasaannya merasa rentan, pemahaman yang

meningkat tentang kebergunaan diri, spiritualitas yang berkembang dan

apresiasi yang tinggi terhadap kehidupan.

7. Memelihara pandangan positif terhadap diri individu.

Pengembangan kepercayaan dan kemampuan individu dalam memacahkan

masalah dan percaya terhadap insting individu akan membantu ketabahan.

8. Menjaga sesuatu dalam perspektifnya.

Ketika menghadapi kejadian-kejadian yang menyakitkan, mencobalah

untuk mempertimbangkan situasi yang menekan dalam konteks luas dan

Page 30: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

menjaga perspektif jangka panjang. Menghindari kejadian yang ada diluar

proporsinya.

9. Mempertahankan pengamatan yang cermat.

Pengamatan yang cermat akan memudahkan individu untuk mengharapkan

bahwa sesuatu yang baik akan terjadi dalam kehidupan individu. Mencoba

untuk menvisualisasikan apa yang individu inginkan, bukan menakutkan

apa yang individu takutkan.

10. Menjaga diri sendiri.

Mencurahkan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-

perasaan individu. Melibatkan diri individu dalam aktivitas-aktivitas yang

dapat individu nikmati dan individu temukan dapat memberikan

ketenangan.

11. Belajarlah dari pengalaman.

Pemfokusan pengalaman-pengalaman masa lalu dan sumber-sumber

kekuatan personal dapat membantu individu mempelajari tentang apa

strategi-strategi untuk membangun ketabahan individu.

12. Tetaplah bersikap fleksibel.

Resiliensi meliputi perawatan fleksibilitas dan keseimbangan dalam

kehidupan individu selama individu menghadapi kedaan yang menekan

dan kejadian-kejadian traumatik.

13. Menyempurnakan perjalanan diri sendiri.

Pengembangan resiliensi adalah sama dengan pengambilan rakit untuk

menyusuri sungai. Ketekunan dan kepercayaan terhdapa kemampuan diri

sendiri untuk bekerja dengan cara yang baik dan menangani rintangan-

rintangan lain adalah penting. Individu dapat memperoleh keberanian dan

pengetahuan dengan menavigasi diri sendiri melalui air yang jernih.

Page 31: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

B. Support Group Therapy

1. Pengertian Support Group Therapy

Support Group Therapy adalah terapi yang dilakukan dengan menggunakan

kelompok sebaya yang memiliki problem yang relatif sama dengan cara sharing

informasi tentang permasalahan yang dialami serta solusi yang perlu dilakukan

sekaligus proses saling belajar dan menguatkan (Yalom, 1985). Tujuan utama dari

Support Group Therapy adalah tercapainya kemampuan coping yang efektif

terhadap masalah ataupun trauma yang dialami (Gazda, 1989).

Support group therapy adalah suatu proses terapi pada suatu kelompok yang

memiliki permasalahan yang sama untuk mengkondisikan dan memberi

penguatan pada kelompok maupun perorangan dalam kelompok sesuai dengan

permasalahnnya (Seligman and Laura, 1990).

Menurut Yalom (1985) adalah terapi yang dilakukan dengan menggunakan

kelompok sebaya yang memiliki problem yang relatif sama dengan cara sharing

informasi tentang permasalahan yang dialami serta solusi yang perlu dilakukan

sekaligus proses saling belajar dan menguatkan.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa support group

therapy adalah terapi yang dilakukan dengan menggunakan kelompok sebaya

yang memiliki problem yang relatif sama dengan cara sharing informasi tentang

permasalahan yang dialami serta solusi yang perlu dilakukan sekaligus proses

saling belajar dan menguatkan dimana tujuan utamanya adalah tercapainya

kemampuan coping yang efektif terhadap masalah ataupun trauma yang dialami

2. Karakteristik Support Group Therapy sebagai Terapi Kelompok

Workshop Konseling Trauma NAD (2003) menjelaskan bahwa Support

Group Therapy memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan Self Help

Groups dan konseling kelompok dalam struktur dan tujuannya, diantaranya :

a. Sama-sama menekankan pada interaksi tatap muka antar sesama anggota.

b. Sama-sama memiliki tujuan umum dalam perubahan pribadi.

Menurut Lakin (1985) :

Page 32: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

a. keduanya sama-sama menekankan pada ekspresi emosi dan katarsis.

b. Kedunya sama-sama menerapkan perubahan perilaku dan mengajarkan

coping strategies yang lebih efektif.

Selain memiliki beberapa persamaan dengan group therapy lainnya, support

group therapy juga memiliki beberapa karakteristik penting, antara lain :

a. Anggota dari support group therapy saling sharing masalah yang sama.

b. Masalah yang dihadapi diterima sebagai “stigmatized attribution” atau

masalah yang telah mendapat atribusi stigma dari masyarakat.

c. Tujuan dasar dari support group adalah meningkatkan kemampuan coping

anggotanya.

d. Support group juga mengevaluasi setiap aspek terkecil dalam masalah

sebagai fungsi grup.

Adapun perbedaan karakteristik antara self help groups dengan support

group therapy adalah :

a. Pemimpin dari Self Help Group adalah orang yang juga mengalami

pengalaman yang sama dengan masalah yang dihadapi klien. Sedangkan

pemimpin support group adalah selain orang yang profesional yang mana

memiliki pengetahuan, memiliki pengalaman yang sama, dan

bertanggung jawab pada proses dalam group (Seligman & Marshak,

1990).

b. Support group lebih diperuntukkan pada populasi yang belum mampu

mengorganisir dirinya sendiri. Seperti halnya anak-anak yang belum

mampu membentuk self help group sendiri melainkan lebih cocok

berinteraksi dan sharing dengan teman sebaya yang memiliki

permasalahan yang sama. Oleh karenanya, support group lebih banyak

diperuntukkan untuk anak-anak yang kehilangan harapan, serta anak-

anak yang mengalami pelecehan seksual (Gitterman & Shulman, 2003).

Page 33: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

3. Faktor – faktor Terapeutik dalam Terapi Kelompok

Yalom (1985), mengidentifikasikan 10 faktor terapeutik dalam terapi

kelompok, meliputi:

1. Membangkitkan harapan (instillation of hope)

Membangkitkan dan memelihara harapan itu sangat penting dalam semua

jenis psikoterapi. Harapan tidak hanya dibutuhkan agar pasien tetap

mengikuti terapi sehingga faktor-faktor terapeutik lainnya efektif, tetapi

keyakinan terhadap kemanjuran bentuk treatment dapat merupakan faktor

terapeutik yang efektif.

2. Universalitas (universality)

Dalam terapi kelompok, terutama pada tahapan awal dikonfirmasi

perasaan unik pasien merupakan sumber yang kuat dalam menciptakan

perasaan lega. Setelah mendengar pengungkapan diri pasien/klien lain,

pasien akan lebih merasa lebih dekat dengan dunia dan akan merasa

senasib sepenanggungan, seperti yang diumpamakan oleh Yalom “berada

dalam kapal yang sama”.

Dalam support group therapy, konsep utama yang ditekankan adalah

saling memberikan dukungan antar teman sebaya. Sebelum konsep utama

ini ditegakkan, setiap klien juga harus mampu mengungkapkan diri

dalam kelompok. Selanjutnya terapis memfasilitasi agar apa yang dialami

dan dirasakan oleh seorang klien dapat dirasakan juga oleh klien yang

lain. Sehingga, terciptalah rasa senasib dan sepenanggungan di kalangan

anggota kelompok.

3. Penyampaian informasi (imparting of information)

Dalam proses terapi kelompok, pasien/klien akan banyak belajar tentang

psikis, arti bermacam-macam gejala, dinamika interpersonal dan

kelompok, dan proses psikoterapi, yang diberikan terapis secara implisit.

Namun, ada juga pendekatan terapi kelompok yang memberikannya

melalui pengajaran formal, yang mana bertujuan sebagai faktor pengikat

hingga faktor-faktor terapeutik lain terbentuk.

Page 34: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

3. Altruism

Dalam kelompok terapi, pasien juga menerima melalui memberi, tidak

hanya bagian dari sekuen saling memberi dan menerima tetapi juga dari

tindakan intrinsik untuk memberi. Pasien atau klien yang baru mengikuti

terapi, kadangkala merasa bahwa keberadaan dirinya adalah beban,

sehingga ketika pengalaman dirinya memiliki arti penting bagi orang

lain, akan menyegarkan jiwa dan meningkatkan harga dirinya.

4. Rekapitulasi korektif kelompok keluarga primer

Dalam berbagai aspek, terapi kelompok dapat menyerupai keluarga.

Dalam sebuah kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan, sengaja

agar konfigurasinya sedapat mungkin mirip dengan keluarga. Pasien atau

klien diharapkan dapat berinteraksi dengan semua anggota kelompok

terapi seperti halnya berinteraksi dengan orang tua dan saudara mereka di

rumah.

5. Pengembangan teknik sosialisasi (development of socializing techniques)

Social learning – pengembangan keterampilan sosial dasar – merupakan

satu faktor terapeutik yang beroperasi dalam semua kelompok terapi.

6. Perilaku imitatif (imitative behavior)

Dalam terapi kelompok yang dinamis dengan aturan-aturan dasar untuk

mendorong umpan balik yang terbuka, pasien dapat memperoleh banyak

informasi tentang perilaku sosial maladaptif. Misalnya, pasien dapat

belajar tentang kecenderungan yang membingungkan untuk menghindari

menatap temannya, bercakap-cakap, atau tentang kesan orang lain

mengenai sikap angkuhnya, atau tentang berbagai macam kebiasaan

sosial lainnya yang tanpa disadari olehnya merupakan penyebab

buruknya hubungan sosialnya. Bagi individu yang tidak memiliki

hubungan intim, kelompok sering merupakan kesempatan pertama untuk

mendapatkan umpan balik interpersonal yang akurat.

7. Belajar interpersonal (interpersonal learning),

Mekanisme interpersonal learning sebagai satu faktor terapeutik adalah:

Page 35: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

a. Tugas psikoterapi adalah membantu pasien belajar cara

mengembangkan hubungan interpersonal yang bebas distorsi dan

memuaskan.

b. Kelompok psikoterapi, asalkan perkembangannya tidak terganggu

oleh keterbatasan struktural yang parah, berkembang menjadi satu

mikrokosme sosial, sebuah penjelmaan mini dari dunia sosial

pasien.

c. Anggota kelompok, melalui validasi konsensus dan observasi diri,

menjadi sadar akan aspek-aspek penting dari perilaku

interpersonalnya: kekuatannya, keterbatasannya, distorsi, dan

perilaku maladaptifnya yang menimbulkan respon yang tak

diharapkan dari orang lain. Pasien belum pernah belajar

membedakan antara aspek-aspek baik dan buruk dari perilakunya.

Kelompok terapi, dengan dorongan umpan balik yang tepat, dapat

membuat pasien memahami perbedaan itu.

8. Kohesivitas kelompok (group cohesiveness)

Yalom (1985) menjelaskan bahwa kohesivitas kelompok dalam terapi

kelompok merupakan model utama dalam membantu pasien. Semakin

tinggi kohesivitas kelompok, semakin tinggi pula hasil yang didapat.

Individu dengan hasil yang positif menunjukkan kepuasan dalam

hubungan interpersonal satu sama lain. Dalam kohesivitas kelompok

yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat pengungkapan diri (self

disclosure).

Seperti halnya dalam support group therapy, salah satu titik yang

ditekankan dalam proses terapi adalah peserta dapat saling memberikan

support satu sama lain. Oleh karenanya, salah satu teknik mengawalinya

yang digunakan untuk menjalin keakraban antar peserta dan antar terapis

adalah dengan menggunakan metode ice breaking. Hasil berbagai

penelitian sangat mendukung kesimpulan bahwa keberhasilan terapi

didukung oleh hubungan antara terapis dan pasien, hubungan yang

Page 36: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

ditandai dengan kepercayaan, kehangatan, pemahaman empatik, dan

penerimaan.

9. Perasaan lega atau katarsis

Katarsis adalah mengungkapkan perasaan, baik positif maupun negatif.

Katarsis erat kaitannya dengan kohesivitas kelompok. Dengan

melakukan katarsis seseorang akan merasakan kelegaan karena merasa

bebannya berkurang.

10. Faktor-faktor eksistensial (existential factors)

Pendekatan existential factor therapeutic mengacu pada kesadaran akan

kematian, kebebasan, isolasi, dan tujuan hidup.

4. Pembentukan Kelompok dalam Terapi Kelompok

Pertimbangan-pertimbangan persiapan sebelum sebuah kelompok

mengawali pertemuan, terdapat hal-hal tertentu yang harus diputuskan. Terapis

harus menetapkan tempat pertemuan yang tepat dan menetapkan kebijakan

mengenai penerimaan anggota baru, frekuensi pertemuan, durasi setiap sesi, dan

jumlah anggota kelompok.

a. Setting fisik

Pertemuan dapat diadakan dalam sembarang setting fisik ruangan

asalkan ruangan itu menjamin privasi dan terbebas dari gangguan

perhatian.

b. Waktu

Terapis kelompok pada umumnya sepakat bahwa sekurang-kurangnya

60 menit dibutuhkan untuk pemanasan dan untuk pemaparan dan

pembahasan tema utama dalam satu sesi. Juga terdapat konsensus di

kalangan para terapis bahwa titik jenuh dicapai sesudah sekitar dua jam

: kelompok menjadi letih, bolak-balik, dan tidak efisien. Di samping itu,

banyak terapis tampaknya berfungsi terbaik dalam segmen 80 hingga

90 menit; sesi yang lebih lama sering mengakibatkan keletihan, yang

membuat terapis kurang efektif dalam sesi-sesi berikutnya pada hari

Page 37: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

yang sama. Frekuensi pertemuan bervariasi dari satu hingga lima kali

seminggu. Yalom lebih menyukai dua kali seminggu.

c. Jumlah Anggota Kelompok

Jumlah anggota kelompok dapat berkisar antara 5 hingga 10 orang,

tetapi jumlah yang ideal untuk kelompok terapi interaksional adalah 7

atau 8 orang.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata

bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti ”tumbuh” atau “ tumbuh

menjadi dewasa (Hurlock, 1980). Masa Remaja merupakan masa transisi antara

masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang disertai banyak perubahan baik

fisik, kognitif, maupun sosial. Masa remaja dimulai pada sekitar usia 11 atau 12

tahun hingga sekitar usia 20an (Erickson dalam Sprinthall & Collins, 1995;

Papalia, Old, & Feldman, 2001).

Masa remaja adalah masa transisi dalam periode masa kanak-kanak ke

periode masa dewasa, yang mana periode ini dianggap sebagai masa yang sanagt

penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian

individu. Para ahli membagi masa remaja dalam dua periode, yaitu masa remaja

awal (early adolesence) dengan batasan umur antara 13 sampai 17 tahun dan

periode remaja akhir dengan batasan umur sekitar 17 sampai 18 tahun (Hurlock,

1992:47).

Menurut Monks (2001:219) remaja adalah suatu masa peralihan antara masa

remaja dan masa dewasa. Masa remaja dibagi menjadi dua, yaitu masa adolesensi

berkisar antara usia 12-18 tahun dan masa pemuda berkisar antara usia 19 – 24

tahun.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan remaja adalah transisi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang

disertai banyak perubahan baik fisik, kognitif, maupun sosial, dimana masa

remaja dimulai pada sekitar usia 11 atau 12 tahun hingga sekitar usia 20an.

Page 38: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

2. Ciri-ciri remaja.

Menurut Hurlock (1992:207-209) ciri-ciri remaja sebagai berikut :

1. Pertumbuhan fisik

Remaja akan mengalami perubahan fisik dengan cepat, lebih cepat

dibandingkan dengan perubahan masa kanak-kanak dan dewasa.

2. Perkembangan Seksual.

Pada remaja sudah timbul ciri-ciri seks primer dan seks skunder

3. Cara berpikir kausalitas.

Menyangkut hubungan sebab akibat, remaja sudah mulai mampu

berpikir kritis.

4. Emosi yang meluap-luap

Remaja masih memiliki emosi yang labil dan emosinya lebih menguasai

dirinya dibanding berpikir realita.

5. Mulai tertarik dengan lawan jenis

Remaja mulai tertarik dengan lawan jenisnya dan mulai berpacaran.

6. Menarik perhatian lingkungan

Remaja mulai menarik perhatian dari lingkungan mereka dan berusaha

mendapatkan status dan peran.

7. Terikat dengan kelompok.

Remaja lebih tertarik pada kehidupan peer group sehingga seringkali

orang tua dinomor duakan dan kelompok harus dinomor satukan.

3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja.

Sepanjang rentang kehidupan, manusia berkembang melewati 13 Fase

(Hurlock, 1992: 10) yang dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri tugas

perkembangan masing-masing. Setiap fase memiliki tugas-tugas tertentu sebagai

fungsi dari peran yang harus dijalani. Tugas-tugas perkembangan remaja adalah

sebagai berikut :

a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik

pria maupun wanita.

Page 39: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.

c. Menerima kedaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab.

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang

dewasa lainnya.

f. Mempersiapkan karir ekonomi.

g. Mempersiapkan perkawinandan keluarga.

h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk

berperilaku mengembangkan ideologi.

Page 40: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

D. Single Parent (Orang Tua Tunggal)

1. Pengertian Orang Tua Tunggal (Single Parent)

Undang Undang Republik Indonesia No: 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

dalam pasal 1 menyatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-Tuhanan

Yang Maha Esa.

Orang tua tunggal adalah orang tua yang didalam membina rumah

tangganya hanya seorang diri tanpa adanya pasangan. Orang tua yang demikian

ini menjalankan dua peran, yaitu peran sebagai ayah dan sebagai ibu bagi anak-

anaknya dan lingkungan sosialnya (Balson, 1993:90).

Menjadi orang Tua tunggal bisa dikarenakan terjadi perceraian atau

kematian salah satu pasangan dalam keluarganya. Menurut Makhfudz (1989:40)

perceraian adalah suatu keadaan dimana kedua pasangan yang tadinya bergabung

dalam suatu keluarga dimana salah satu anggota keluarga meninggal (terutama

orang tua).

Keluarga yang berorangtua tunggal faktor keutuhan keluarganya sudah tidak

terpenuhi. Yang dimaksudkan keutuhan keluarga ialah keutuhan dalam struktur

keluarga yaitu; ayah, ibu dan anak-anaknya. Apabila tidak ada ayah atau ibu,

maka struktur keluarga sudah tidak utuh lagi (Gerungan, 1988:190).

Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan orang tunggal (single parent) adalah orang tua yang didalam membina

rumah tangganya hanya seorang diri tanpa pasangan.

2. Faktor Penyebab Terjadinya Orang Tua Tunggal

Menurut Makhfudz (1989:43) ada beberapa faktor yang menjadi penyebab

terjadinya orang tua tunggal, yaitu :

a. Perceraian.

Ciri ciri keluarga yang cerai adalah :

1. Salah satu dari orang tua sudah tidak tinggal serumah atau pisah

ranjang.

Page 41: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

2. Salah satu dari kedua orang tua pergi jauh tanpa kabar berita

sehingga tidak jelas statusnya cerai atau tidak

3. Kedua orang tua jelas berpisah/bercerai secara sah.

b. Kematian salah satu pasangan.

Kematian orang tua secara tiba-tiba membuat anggota keluarga

terguncang hebat. Musibah itu sering menimbulkan kesedihan, rasa

berdosa, dan lain sebagainya. Perasaan duka adalah suatu emosi yang

wajar, sehingga disini peran orang tua untuk meyakinkan anak dengan

sikap empati sambil mengarahkan pikiran anak agar dapat menyesuaikan

diri dengan kenyataan sangat diperlukan, sehingga irama kehidupan

keluarga kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama.

3. Pengaruh Orangtua Tunggal terhadap Keluarga

Seperti telah diketahui bersama bahwa perkawinan adalah langkah pertama

dalam pembentukan suatu keluarga dan perkawinan akan serasi apabila terdapat

kesesuaian antara kedua belah pihak. Kesesuaian ini merupakan syarat yang bila

tidak terpenuhi maka suatu keluarga akan mengalami kegagalan.

Fungsi utama keluarga disini adalah mendidik dan membimbing anak-

anaknya. Dapat dikatakan bahwa wanita merupakan benteng yang kuat bagi

kehidupan keluarga karena seorang ibu lebih dekat dengan anak-anaknya. Apabila

dalam suatu keluarga terjadi perceraian atau kematian salah satu orang tua, maka

akan terjadi ketimpangan dalam keluarga tersebut. Anak akan menjadi kehilangan

rasa aman, kasih sayang, perhatian dan peran figur dalam keluarganya.

Perpisahan anak dengan orang karena perceraian berbeda dengan

perpisahan karena salah satu orang tua meninggal dunia. Perceraian biasanya

didahului oleh konflik, yang tentunya suasananya berbeda dengan suasana duka

karena ayah atau ibu meninggal. Anak yang orang tuanya meninggal cenderung

mengalami depresi dan kesedihan yang mendalam, sementara anak yang orang

tuanya bercerai cenderung mengalami ketegangan atau rasa takut atau merasa

tidak aman. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang berorang tua tunggal

kemungkinan menjadi anak nakal dari pada keluarga yang utuh. Kegagalan peran

Page 42: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

dalam rumah tangga berakibat merusak. Penelitian yang dilakukan Goode

(1991:205) menemukan bahwa banyak remaja yang memiliki persoalan

penyesuaian pribadi lebih banyak berasal dari keluarga dengan konflik

perkawinan yang terus menerus atau perpisahan dari keluarga yang terpecah

karena perceraian atau kematian.

4. Problema Orangtua Tunggal

Menurut Hoerjan (dalam Sanusi, 1996:150) problema orang tua tunggal

sangat bervariasi meskipun kasusnya berbeda-beda, tetapi tetap ada beberapa

kesamaan. Hampir semua orang tua tunggal mula-mula menghayati semacam

depresi yang ditandai berkurangnya gairah hidup, kecemasan yang dihayati

sebagai rasa takut, khawatir, was-was, gelisah yang tidak tentu dan kebingungan.

Berbagai keadaan ini semacam keadaan darurat (krisis) yang perlu dicari jalan

keluarnya.

Pada pola pengasuhan, secara kultural orang tua tunggal menanggung beban

yang tidak ringan, karena pengasuhan anak merupakan tanggungjawab dan cermin

keberhasilan dari seorang ibu. Bagi para ibu, hubungan dengan keluarga dan

pergaulan dengan masyarakat tidak bisa dianggap sepele dan memerlukan

penyesuaian yang baik.

Menurut Sadikun (dalam Sanusi, 1996:216) mengatakan bahwa orang tua

tunggal akan mengalami dilema antara lain:

1. Kepentingan anak (lahir dan batin) dengan tuntutan di masa modern

seperti sekarang ini lebih banyak termasuk kepentingan perkembangan

jiwanya.

2. Trauma perkawinan (rasa tercekam dengan pengalaman lalu).

3. Ekonomi

4. Pertimbangan untuk menikah lagi (karena cinta, rasa sepi, kepentingan

ststus, dan lain-lain).

Page 43: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

E. Pengembangan Konsep Diri Dan Resiliensi Remaja dari Keluarga

Single Parent melalui Support Group Therapy.

Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan oleh

seorang anak dalam proses perkembangannya. Menurut Ali dan Asrori (2004) ada

beberapa hal yang dibutuhkan anak, yaitu: kebutuhan akan rasa aman, dihargai,

disayangi, diterima, dan kebebasan untuk menyatakan diri. Rasa aman meliputi

perasaan aman secara material dan mental. Perasaan aman secara material berarti

pemenuhan kebutuhan pakaian, makanan, dan sarana yang diperlukan sejauh tidak

berlebihan dan tidak berada diluar kemampuan orang tua. Perasaan aman secara

mental berarti pemenuhan oleh orang tua berupa perlindungan emosional,

menjauhkan ketegangan, membantu dalam menyelesaikan masalah yang sedang

dihadapi, dan memberikan bantuan dalam menstabilkan emosinya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa keluarga memiliki

pengaruh penting dan kuat terhadap perkembangan perilaku remaja karena

sebagian besar kehidupannya ada dalam keluarga. Apalagi remaja juga masih

berada dalam fase krisis identitas mereka memerlukan teladan dan dukungan dari

keluarga terutama orang tua. Oleh sebab itu, Jay Kesler (dalam Ali dan Asrori,

2004) menyatakan remaja sangat memerlukan keteladanan dan dukungan dari

orang tua dan orang dewasa lainnya.

Hal tersebut tidak didukung oleh fenomena yang ada sekarang ini dengan

semakin meningkatnya angka perceraian dan kematian menjadikan ikut

meningkatnya komunitas single parent. Menurut Spock (1981) menjadi orang tua

tunggal merupakan suatu tanggung jawab yang berat seperti membuat keputusan

penting diambil sendiri, menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah,

yang terpenting adalah mengasuh dan memberikan pengawasan kepada anak

dilakukan seorang diri, karena setiap anak tetap membutuhkan figur ayah dan ibu

bagaimanapun keadaannya.

Ada beberapa dampak yang akan dialami remaja yang hidup bersama

dengan single parent, mereka memiliki permasalahan yang lebih berat

dibandingkan dengan remaja dari keluarga utuh yaitu memiliki ayah dan ibu. Pada

fase ini remaja sedang mencari – cari pedoman hidup, mencari nasehat, atau

Page 44: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

bimbingan, relatif emosi belum stabil, mereka memiliki tugas perkembangan yang

sama dengan remaja lainnya. Disisi lain, kenyataannya orang tua tunggal tidak

dapat memberikan pola pengasuhan yang optimal karena harus berperan ganda.

Orang tua tunggal harus bekerja memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga

dalam memberikan pengawasan dan pemenuhan kebutuhan kasih sayang terhadap

keluarga kurang maksimal.

Dampak kehilangan ayah atau ibu tidak akan menenggelamkan anak

berlarut – larut, ketika hubungan keluarga tersebut didasarkan atas penghormatan

persamaan, dorongan semangat, dan kepercayaan satu sama lain. Tetapi tidak

semua keluarga memahaminya, sehingga berdampak pada hubungan interpersonal

remaja, dan minat sosialnya (Balson, 1993). Pola hubungan antara orang tua

dengan remaja yang kurang harmonis dapat disebabkan karena kesenjangan umur,

remaja yang pada masanya ingin untuk dimengerti tetapi orang tua memiliki

aturan – aturan yang harus dipatuhi, sehingga remaja menganggap orang tua tidak

dapat mengerti akan kebutuhannya, terlebih ketika orang tua sibuk bekerja,

mereka akan merasa diabaikan (Hurlock, 1992).

Kurang optimalnya peran orang tua single parent dalam pengasuhan anak

karena harus berperan ganda ini dapat berpengaruh pada perkembangan remaja.

Namun hal ini juga sangat tergantung tergantung pada bagaimana remaja

mempersepsikan keadaannya tersebut. Apabila remaja mampu menemukan hal-

hal positif dari dirinya disamping kekurangan-kekurangannya, maka remaja akan

memiliki pandangan proporsional tentang dirinya dan akan memiliki daya

resiliensi yang tinggi ketika dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup yang

dihadapinya. Namun apabila remaja lebih terpaku pada kekurangan-kekurangan

yang dimilikinya maka remaja akan memiliki konsep diri negatif dan akan

berpengaruh pada hubungan interpersonal dengan orang lain. Hal ini juga akan

berdampak pada perkembangan daya resiliensinya yang juga akan cenderung

rendah apabila remaja dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup.

Proses adaptasi menurut Schneiders (dalam Desmita, 2008) dipengaruhi

oleh bagaimana cara individu bereaksi terhadap manusia disekitarnya termasuk

keluarga, benda – benda dan hubungan yang membentuk realitas dan motivasi

Page 45: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

yang diberikan terhadap individu. Beberapa perilaku seperti sikap bermusuhan,

kenakalan, dan semaunya sendiri, semua itu sangat mengganggu hubungan antara

penyesuaian diri dengan realitas, selain itu akan mempengaruhi bagaimana remaja

memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Hal ini diakibatkan karena

adanya ketidak seimbangan antara keharmonisan internal dengan ketegangan jiwa

dan kepuasan dari pemenuhan kebutuhan dan motivasi (Ali dan Asrori, 2004).

Meski peran orang tua cukup besar pada perkembangan remaja, namun

peran kelompok sebaya juga cukup berperan. Salah satu aspek yang berkembang

pada remaja adalah perkembangan sosial, disamping perkembangan fisik dan

emosi. Remaja mulai mengikatkan diri dengan kelompok dan mulai banyak

berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Apabila remaja mampu dan mau

melakukan hubungan interpersonal yang harmonis dengan teman sebayanya,

maka remaja akan merasa aman untuk bereksplorasi terhadap hal-hal atau potensi

yang dimilikinya disamping penerimaan terhadap kekurangan-kekurangannya

(Hurlock, 1992 ). Oleh karena itulah support group therapy dianggap cara yang

dapat meningkatkan konsep diri positif dan berkembangnya daya resiliensi

remaja.

Support group therapy dapat membantu remaja dalam rangka memahami

potensi yang dimiliki, remaja dibantu untuk memiliki harapan, tujuan, standar,

rencana, dan strategi pencapaian tujuan hidup dimasa yang akan datang. Remaja

mampu mengenali cita-cita masa depan berdasar kekuatan positif yang

dimilikinya, mampu membuat rencana-rencana nyata atau konsep untuk

mewujudkan impian masa depannya. Selain itu, remaja juga dibantu menemukan

gambaran diri dan penghargaan diri yang positif agar memiliki optimisme dalam

menghadapi masa depan. Remaja dari kelurga single parent juga dibantu untuk

menemukan konsep dirinya yang real (Real Self) serta pengakuan atas kondisi

nyata yang telah terjadi pada dirinya, karena pada proses support group therapy

setiap anggota kelompok akan berbagi permasalahan dengan teman-temannya,

menemukan solusi secara bersama – sama sehingga dapat meningkatkan self

support.

Page 46: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian Tahun Kedua.

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengembangkan konsep diri

positif sekaligus daya resiliensi remaja dari keluarga single parent melalui

Support Group Therapy, sehingga tersusun alternatif model yang dapat

meminimalkan trauma psikis yang dialami remaja

Melanjutkan penelitian tahun pertama yang bertujuan untuk merumuskan

model support group therapy guna pengembangan konsep diri sekaligus

pengembangan daya resiliensi dari remaja yang berasal dari keluarga single

parent, maka pada tahun kedua ini bertujuan untuk melakukan validasi atas model

yang telah terumuskan.

B. Manfaat Penelitian Tahun Kedua

Tersusunnya model pengembangan konsep diri dan daya resiliensi remaja

berbasis support group therapy akan sangat bermanfaat bagi:

1. Pengembangan Institusi, khususnya lembaga pendidikan (sekolah) dalam

melaksanakan otonomi pendidikan, agar secara terus-menerus

mengoptimalkan upaya-upaya pemikiran yang mengarah pada

pengembangan kelembagaan bagi remaja yang mengalami trauma, agar

memiliki citra diri dan harga diri dalam menjalani kehidupan.

2. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam

menyikapi trauma psikis yang dihadapi remaja dari keluarga single parent

dalam kehidupan bermasyarakat dengan menyusun model pengembangan

konsep diri dan daya resiliensi melalui support group therapy dan panduan

operasional yang berupa buku panduan sehingga luaran dari penelitian ini

sangat berpotensi untuk mendapatkan HaKI. Selain itu hasil penelitian ini

juga berpotensi untuk diterbitkan dalan jurnal terakreditasi nasional

maupun internasional, serta memperkaya bahan ajar.

Page 47: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

3. Pengembangan sosial budaya, khususnya dalam mendorong terjadinya

perubahan sosial budaya yang memihak pada remaja dari keluarga single

parent yang mengalami trauma psikis, sehingga terjadi pola relasi yang

harmonis dalam kehidupan di keluarga.

Page 48: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan

antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dapat diartikan

sebagai penelitian yang lebih menekankan pada analisis data-data numerikal

(angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika. Pada dasarnya

pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka

pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu

probabilitas kesalahan penolakan hipotesis (Azwar, 2000: 5).

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode

eksperimental, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan memberikan

manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku

yang diamati (Latipun, 2004: 15).

Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen kuasi, yaitu desain

eksperimen dimana tidak diberlakukannya randomisasi dalam meneliti hubungan

sebab akibat. Dalam penelitian ini, digunakan jenis desain one group pre test and

post test design. Desain one group pre test and post test design merupakan desain

eksperimen yang hanya menggunakan satu kelompok subyek (kasus tunggal) serta

melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakuan pada subyek,

namun sampel ditetapkan dengan tidak random (Latipun, 2004: 82). Adapun

desain experimennya dapat digambarkan sebagai berikut :

Non R O1 -- (X) -- O2

Keterangan :

O1 : Pretest ( Konsep Diri & Resiliensi)

X : Perlakuan (Support Group Therapy)

O2 : Postest ( Konsep Diri & Resiliensi)

Page 49: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Pada saat Pre test semua subyek penelitian diminta mengisi skala Konsep

Diri dan di berikan sejumlah pertanyaaan tentang resiliensi melalui teknik

wawancara. Setelah skala konsep diri serta gambaran resiliensi telah didapatkan

maka subyek penelitian diberi perlakuan Support Group Therapy. Setelah

serangkaian Support Group Therapy diberikan maka akan dilakukan pengambilan

data ke dua (post test) baik tentang konsep diri maupun resiliensi serta dilakukan

follow up untuk mengetahui perkembangan terapi yang diberikan tanpa adanya

intervensi yang diberikan oleh peneliti.

Pengukuran konsep diri dilakukan dengan skala sehingga hasil yang didapat

berwujud angka, sehingga model pengambilan datanya dilakukan dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Akan tetapi Daya resilensi diukur dengan

menggunakan metode wawancara dimana hasilnya berupa kata-kata dan kalimat

dan tidak dapat diangkakan mengingat sifatnya yang subyektif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, selain menggunakan

pendekatan kuantitatif, penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai prosedur yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2009).

Metode penelitian kualitatif bertujuan menerangkan gejala tingkah laku

manusia menurut penghayatan dan sudut pandang pelaku sendiri (Bogdan &

Taylor, 1995). Selain itu, penelitian kualitatif memberikan data yang kaya dan

menyeluruh dengan potensi kuat untuk menangkap kompleksitas sehingga sangat

cocok untuk menemukan makna pada suatu peristiwa, proses, atau struktur dalam

kehidupan seseorang, tentang persepsi mereka, asumsi, penilaian, serta dugaan

(Miles & Huberman, dalam Sugiyono, 2009).

B. Batasan Istilah

Agar penelitian ini terarah dan tidak terjadi penyalah artian konsep, maka

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini diberi penjelasan dan batasan-

batasan biar jelas ruang lingkupnya. Adapun konsep-konsep tersebut :

Page 50: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

1) Konsep Diri

Konsep diri adalah gambaran atau pandangan seseorang tentang dirinya

sendiri berdasarkan identitas atau atribut atau label (karakteristik atau

kualitas yang menjelaskan atau menggambarkan diri seseorang) yang

menyertai. Dimensi konsep diri meliputi : pengetahuan diri, harapan diri

serta bagaimana seseorang menilai dirinya sendiri. Pada aspek

pengetahuan diri dapat diuraikan dalam komponen fisik, psikologi dan

sosial. Skor tinggi pada skala konsep diri akan menunjuk pada konsep diri

yang positif dan skor rendah menunjuk pada konsep diri yang negatif.

2) Resiliensi

Resiliensi adalah kemampuan untuk bangkit kembali dari tekanan hidup,

belajar dan mencari elemen positif dari lingkungannya, agar tercapai

kesuksesan melalui proses adaptasi dengan segala keadaan dengan

mengembangkan seluruh kemampuan, meski dalam kondisi tertekan baik

internal maupun aksternal.

3) Support Group Therapy

Support group therapy adalah terapi yang dilakukan dengan

menggunakan kelompok sebaya yang memiliki problem yang relatif sama

dengan cara sharing informasi tentang permasalahan yang dialami serta

solusi yang perlu dilakukan sekaligus proses saling belajar dan

menguatkan dengan tujuan utamanya adalah tercapainya kemampuan

coping yang efektif terhadap masalah ataupun trauma yang dialami.

4) Remaja dari keluarga single parent ( Orang Tua Tunggal).

Remaja dari kelurga single parent atau orang tua tunggal adalah

remaja yang berasal dari atau hidup bersama orang tua orang tua yang

didalam membina rumah tangganya hanya seorang diri tanpa pasangan.

C. Subyek Penelitian.

Subyek penelitian ini adalah 32 siswa Sekolah Menengah Umum (SMAN),

siswa Sekolah Menengah Kejuruan (STM) serta siswa Sekolah Menengah

Kejuruan (SMEA) yang berasal dari keluarga single parent di Malang Raya,

Page 51: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

meliputi : MAN 1 Malang, SMAN 9 Malang, SMK Muhammadiyah Galunggung,

SMK Sholahuddin, SMK Negeri 4 Malang, dan SMK Muhammadiyah 3

Singosari.

Dasar pertimbangan dipilihnya siswa-siswa yang berasal dari enam (6)

sekolah yang memiliki karakteristik yang berbeda ini dapat mewakili keseluruhan

remaja yang berada di Malang Raya, sehingga hasil yang didapatkan dari

penelitian ini dapat mendekati kesempurnaan. Adapun rincian subyek penelitian

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rincian Subyek Penelitian

NO INISIAL JENIS

KELAMIN SEKOLAH ASAL

1. HA L SMKN 4 MALANG

2. AL P SMKN 4 MALANG

3. SUR L SMKN 4 MALANG

4. AIS P SMKN 4 MALANG

5. AR L SMKN 4 MALANG

6. ST P SMKN 4 MALANG

7. END P SMKM 3 SINGOSASRI

8. RIN P SMKM 3 SINGOSASRI

9. AM P SMKM 3 SINGOSASRI

10. RN P SMKM 3 SINGOSASRI

11. FAQ L SMKM 3 SINGOSASRI

12. NUR P SMKM 3 SINGOSASRI

13. REN P SMAN 9 MALANG

14. BRY L SMAN 9 MALANG

15. RYN L SMAN 9 MALANG

16. BAG L SMAN 9 MALANG

17. DIL P SMAN 9 MALANG

18. ZN P SMAN 9 MALANG

19. RND L SMK SALAHUDDIN

Page 52: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

20. RDY L SMK SALAHUDDIN

21. RON L SMK SALAHUDDIN

22. AGN L SMK SALAHUDDIN

23. DYC L SMK SALAHUDDIN

24. SUN P SMKM GALUNGGUNG MALANG

25. AN P SMKM GALUNGGUNG MALANG

26. CIN P SMKM GALUNGGUNG MALANG

27. FH L SMKM GALUNGGUNG MALANG

28. KHOD P MAN 1 MALANG

29. DW P MAN 1 MALANG

30. RIZ P MAN 1 MALANG

31. HAB L MAN 1 MALANG

32. FEN P MAN 1 MALANG

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di kota Malang. Pemilihan lokasi tersebut

dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di lokasi ini terdapat angka

perceraian yang tinggi sehingga banyak anak remaja yang tumbuh dalam keluarga

single parent dan mengalami berbagai masalah psikologis maupun sosial

karenanya. Waktu penelitian yaitu mulai tanggal 7 Mei sampai dengan 12

Oktober 2011.

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan penelitian

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan

penelitian, tahap persiapan penelitian ini berlangsung pada tanggal 8 April – 30

April 2010. Hal – hal tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian, ada beberapa hal yang dilakukan

oleh peneliti antara lain:

a. Mengurus izin pada sekolah yang bersangkutan

Page 53: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

b. Meminta data siswa dari keluarga single parent.

c. Mengumpulkan siswa yang telah didata sekolah sebagai anak dari

keluarga single parent dan memberikan informed consent.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian.

Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu :

1. Melakukan pre test meliputi memberikan skala konsep diri yang

sudah diuji validitas dan reliabilitasnya pada subyek penelitian dan

sekaligus wawancara untuk mengungkap gambaran resiliensi

subyek.

2. Melakukan support group therapy. Adapun tahapan-tahapan

support group therapy adalah sebagaimana dalam modul

(terlampir). Support Group Therapy diberikan dalam 3 sesi

sebagaimana hasil evaluasi penelitian tahun pertama dimana

rancangan awalnya tersusun atas 5 sesi.

3. Melakukan post test meliputi memberikan skala konsep diri yang

sudah diuji validitas dan reliabilitasnya pada subyek penelitian dan

sekaligus wawancara untuk mengungkap gambaran resiliensi

subyek.

F. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer meliputi

Konsep Diri dan Daya Resiliensi remaja dari keluarga single parent.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah :

1. Skala Konsep Diri

Skala adalah sejumlah daftar pertanyaan yang berisi sejumlah item tentang

suatu hal yang akan diteliti dengan tipe respon yang sudah ditentukan. Skala

mengandung sejumlah soal dan sejumlah pilihan yang ditentukan dan responden

diminta unutk memberikan respon (Azwar, 1999:5).

Adapun pertimbangan digunakannya skala sebagai metode pengumpul data

dalam penelitian ini adalah :

Page 54: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

a. Data yang diungkap oleh skala psikologi berupa konstruk atau konsep

psikologi yang menggambarkan aspek kepribadian individu.

b. Pada skala psikologi, pertanyaan sebagai stimulus tertuju pada

indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi

dari keadaan diiri subyek yang biasanya tidak disadari oleh responden

yang bersangkutan sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan

sebanyak mungkin indikasi dari aspek kepribadian yang lebih abstrak.

c. Pada skala psikologi, meskipun responden memahami isi pertanyaan,

biasanya tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan

kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan

tersebut.

d. Pada skala psikologi respon subyek akan diberi skor melalui proses

penskalaan.

e. Satu skala psikologi hanya digunakan untuk mengungkap atau

mengukur satu atribut tunggal.

f. Hasil pengukuran skala psikologi harus teruji reliabilitasnya secara

psikometri karena relevansi isi dan konteks kalimat sebagai stimulus

pada skala psikologi lebih terbuka terhadap eror.

g. Validitas skala psikologi lebih ditentukan oleh kejelasan konsep

psikologi yang hendak diukur dan operasionalnya.

Skala yang hendak digunakan dalam penelitian ini adalah skala konsep

diri. Skala konsep diri disusun berdasarkan teori Calhoun-Acocella

(1990). Ada 3 komponen konsep diri yaitu :

a. Knowledge (Pengetahuan Diri)

Knowledge adalah pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri, yakni

sejumlah label yang melekat pada diri seseorang yang menggambarkan

orang tersebut seperti: usia, jenis kelamin, kewarganegaraan termasuk juga

label-label social seperti: democrat, miskin, golongan menengah kebawah,

anggota senat dan lain-lain. Label lain yang menjadi komponen dari

knowledge seseorang adalah label-label psikologis yang bersifat kualitatif,

Page 55: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

karena bersifat relative tergantung pada kelompok pembandingnya,

seperti: baik hati, spontan, mandiri, cerdik, dan lain-lain.

b. Expectations ( Harapan Diri)

Ekspektasi atau harapan ini mengacu pada ideal self, yaitu harapan

terhadap diri sendiri tentang bagaimana diri seharusnya yang diidealkan (I

should-be). Konsep diri selalu berkaitan dengan kemampuan seseorang

dalam memenuhi ekspektasinya.

c. Evaluation ( Penilaian Diri)

Evaluation yaitu penilaian seseorang atas dirinya sendiri, yakni menilai

antara “I-could-be” dan “I-Should-be” (Epstein dalam Calhoun,

1990:65), atau dengan kata lain yaitu pengukuran antara “saya yang

seharusnya” dan “saya yang kenyataannya”.

Skala konsep diri ini disusun sebanyak 32 item, yang terdiri dari 16 item

favourable dan 16 item unfavourable. Adapun rinciannya sebagai berikut :

Tabel 2. Blue Print Skala Konsep Diri

No. Indikator Konsep

Diri

Nomor Item Jumlah

Item Favourable Unfavourable

1. Pengetahuan Diri

a. Fisik

b. Psikologis

c. Sosial

1,17

3,19

5,21

9,25

11,27

13,29

12

2 Harapan Diri 2,6,8,18,23 10,14,16,26,31 10

3 Penilaian Diri 4,7,20,22,24 12,15,28,30,32 10

TOTAL 16 16 32

Skala yang digunkan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert

adalah suatu himpunan butir pertanyaan sikap yang kesemuanya dipandang kira-

kira sama dengan “nilai sikap”. Subyek menanggapi setiap item dengan

mengungkapkan taraf kesetujuan atau ketidaksetujuan (Kerlinger, 2000:795).

Penilaian skala ini bergerak dari angka satu sampai empat. Jawaban

terhadap item Favuorable; Sangat Setuju (SS) akan diberi skor 4, Setuju (S) akan

Page 56: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) akan diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS)

akan diberi skor 1. Namun sebaliknya, pada item unfavourable jawaban Sangat

Setuju (SS) akan diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak setuju (TS) akan

diberi skor 3 dan Sangat Tidak Setuju (STS) akan diberi skor 3. Adapun

rinciannya sebagaimana tabel berikut :

Tabel 3. Skoring Skala Konsep Diri

Favourable Unfavourable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Skala Konsep Diri ini selanjutnya diukur validitas dan reliabilitasnya, yang

hasilnya adalah :

a) Validitas

Validitas berasal dari kata ”validity” yang mempunyai arti sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Azwar, 2007). Suatu alat tes atau instrumen pengukur dapat mempunyai nilai

validitas yang tinggi apabbila mampu menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pengukuran.

Dalam penelitian ini, validitas diperoleh dari hasil try out skala kepada sejumlah

responden yang mana uji validitas dilakukan dengan korelasi product moment

dengan bantuan program SPSS 13.0 for windows. Hasil analisis menunjukkan

bahwa dari 32 item yang disusun ada 30 item yang dinyatakan valid dan ada 2

item yang dinyatakan tidak valid. Adapun rinciannya sebagaimana tabel berikut :

Page 57: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Tabel 4. Validitas Skala Konsep Diri

Faktor Item Valid Item Tidak

Valid

Jumlah Item

yang Valid

Pengetahuan Diri

a. Fisik

b. Psikologis

c. Sosial

1,17,3,19,5,21

9,25,11,27,13,29

17

12

Harapan Diri

2,6,8,18,23

10,14,16,26,31

- 10

Penilaian Diri 7, 12,15,20,22,24,

28,30,32

4 9

Pengukuran dilakukan dengan memberikan skala konsep diri pada subyek

sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yang mana skala yang digunakan

adalah model skala Likert. Sebelum diberikan pada subyek penelitian, dilakukan

try out skala kepada sejumlah responden. Berdasarkan hasil try out yang telah

dilakukan, hasil yang diperoleh digunakan untuk pengkategorian tingkat. Adapun

penghitungannya adalah sebagai berikut :

Jenjang = skor tertinggi – skor terendah

5

Berdasarkan hasil try out yang telah dilakukan diperoleh hasil :

Jenjang = 120 – 30

5

= 18

Dengan hasil tersebut, maka kategori konsep diri dapat dibuat menjadi 5

kategori. Adapun kategori tersebut adalah sebagai berikut :

105 - 120 : Sangat Tinggi

86 - 104 : Tinggi

68 - 86 : Sedang

49 - 67 : Rendah

30 - 48 : Sangat Rendah

Page 58: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

b) Reliabilitas

Konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya (Azwar, 2007). Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila

dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek

yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur

dalam diri subyek memang belum berubah yang mana dalam penelitian ini

menggunakan alpha dari Cronbach. Dari hasil pengolahan data, diperoleh

nilai sebagai berikut :

Tabel 5. Uji Reliabilitas Skala Konsep Diri

Indikator Alpha Tabel Keterangan

1 0,799 0,30 Reliabel

2 0,847 0,30 Reliabel

3 0,859 0,30 Reliabel

c). Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji

kredibilitas atau biasa disebut dengan validitas internal. Dalam uji

kredibilitas ini menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu untuk

menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui berbagai sumber (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini

dilakukan pengecekan kepada orang tua subyek, teman – teman, dan guru.

Data yang didapat dari sumber dideskripsikan dan dikategorikan mana

pandangan yang sama atau berbeda dan mana yang spesifik diantara

sumber yang lain. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan

(member check) dengan sumber data tersebut. Selain itu, triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Hasil penelitian

juga dilakukan pengecekan antar metode yang digunakan.

Page 59: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

2. Wawancara.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)dan yang diwawancarai (interviewee)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2002:135).

Adapun teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara tidak terstruktur. Hal ini untuk menciptakan suasana akrab dan bebas

antara peneliti dengan pihak-pihak yang diwawancarai. Tujuan dari wawancara

pada penelitian ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, dimana

pihak yang diwawancara dimintai pendapat serta ide – idenya bahkan

menggunakan alat bantu bila diperlukan.

Adapun hal-hal yang diungkap dengan teknik wawancara adalah :

a. Gambaran subyek tentang dirinya sendiri

b. Dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga pada subyek.

c. Dukungan sosial yang diberikan oleh teman pada subyek

d. Dukungan sosial yang diberikan oleh sekolah pada subyek

e. Dukungan sosial masyarakat sekitar terhadap subyek

f. Hal-hal positif yang dimiliki subyek.

g. Impian atau harapan subyek dimasa mendatang

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dua sessi yaitu pada saat pra

terapi dan pasca terapi. Wawancara pada saat pra terapi, bertujuan untuk

mengetahui keadaan subyek lebih dalam, mengetahui latar belakang keluarga

serta penilaian subyek terhadap dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan

sekitarnya, serta pandangan tentang masa depan. Dari hasil wawancara ini akan di

gunakan peneliti sebagai pembanding dengan wawancara pasca terapi untuk

mengetahui berkembangnya resiliensi yang dimiliki subyek. Wawancara saat

pasca terapi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi setelah terapi

diberikan dibandingkan dengan keadaan subyek sebelum terapi, dan untuk

mengetahui faktor – faktor yang banyak berperan pada terjadinya perubahan.

Wawancara ini dilakukan setelah proses terapi secara keseluruhan selesai

dijalankan. Setiap kali melakukan wawancara, probing (menanyakan lebih lanjut

jawaban subyek) juga selalu dilakukan.

Page 60: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

3. Self Report.

Barker (2001) menyatakan bahwa self report adalah suatu metode yang

meminta klien mengobservasi tingkah laku atau reaksi emosional dirinya sendiri

dalam situasi yang ditargetkan. Sebagian besar metode ini digunakan dalam

penelitian sosial secara umum, psikologi klinis, dan psikologi konseling untuk

mengungkap fakta – fakta dan keterangan. Self report merupakan pelaporan

individu tentang keadaan diri sendiri dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Martin & Pear (dalam Barker, 2001) self report dilakukan karena

peneliti tidak mungkin mengobservasi subyek terus menerus dalam situasi yang

senyatanya. Namun meski demikian, bukan berarti bahwa data dari self report

tidak valid, hanya saja data – data tersebut tidak dapat dipercaya pada semua

kasus. Masing – masing metode pengukuran memiliki keterbatasan, dan potensi

dari keterbatasan tersebut harus disesuaikan dengan latar analisis dan interpretasi

dari kasus yang ada.

Self report dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan

daya resiliensi subyek setelah dilakukannya Support Group Therapy. Self report

dilakukan subyek setelah dilakukannya Support Group Therapy hingga hari ke

tujuh. Self report ini nantinya akan dianalisis secara kualitatif dan berbentuk

deskriptif.

G. Informan dan Pengumpulan Data

Informan dalam penelitian ini adalah para subyek dan yang menjadi key

informant adalah para guru BK dan orang tua atau wali dari para subyek.

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, indepth interview,

serta skala sebagaimana tersebeut diatas. Data yang diperlukan meliputi data

kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif terutama digunakan untuk mengetahui

kelayakan pengembangan konsep diri dan daya resiliensi apabila menggunakan

konsep yang ditawarkan, sementara data kuantitatif digunakan untuk mengetahui

seberapa besar keberhasilan penggunaan model yang dikembangkan.

Pada saat pengumpulan data penelitian, peneliti dibantu oleh 7 orang

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang beberapa

Page 61: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

diantaranya juga menjadikannya sebagai bagian dari penelitian skripsi yang

sedang mereka kerjakan (penelitian payung). Adapun nama keenam mahasiswa

yang terlibat tersebut yaitu :

1. Laksmi Inayati (NIM : 05810109)

2. Iratanti Linda (NIM : 06810055)

3. Tyas Tunjung Pinasti (NIM : 06810004)

4. Ramdhani Tri K.W. (NIM : 06810139)

5. Karina Prameswari (NIM : 07810149)

6. Trisinar Budi M. (NIM : 07810151)

7. Putri Dewi M. (NIM : 07810227)

H. Analisis Data

Ada 2 metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu t-test

dan analisis diskriptif kualitatif. Metode t-tes digunakan untuk mengetahui

efektivitas pemberian support group therapy terhadap peningkatan konsep diri

remaja dari single parent. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji beda

paired sample t-test. Uji beda paired sample t-test digunakan untuk menguji dua

sampel yang berpasangan, apakah mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda

ataukah tidak (Winarsunu, 2002).

Adapun metode analisis data kedua yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode diskriptif kualitatif model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,

2009), yaitu :

1. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan

dengan cara menganalisa, mensintesa, memaknai, menerangkan, dan

menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak

awal data dikumpulkan.

2. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal – hal yang pokok,

memfokuskan pada hal – hal yang penting yang diperoleh dari lapangan,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan

Page 62: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3. Data Display (penyajian data)

Dengan mendisplaykan data, maka akan mudah memahami, apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami. Selanjutnya akan dijelaskan selin menggunakan teks yang

naratif juga berupa, tabel, grafik, matrik, dan jejaring kerja.

4. Conclusion Drawing / Verification

Menyimpulkan dan menverifikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya

dilakukan penyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti dengan kegiatan

verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian.

Page 63: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Model Support group therapy

Berdasarkan hasil penelitian tahun pertama, dapat dirumuskan model

support group therapy untuk meningkatkan konsep diri dan resiliensi siswa dari

keluarga single parent yang terdiri dari tiga sesi di luar pre dan post test. Adapun

sesi-sesi tersebut adalah :

Tabel. 6. Model Support Group Therapy

SESI TUJUAN METODE ALAT

1 1. Pembukaan

2. Mengenali kekuatan

diri (I am)

1. Perkenalan

2. Sharing tujuan program

3. Ice breaking : hunting friends

4. Johary Windows

5. Diskusi : Kekuatanku

(kepribadian, minat, bakat)

1. Lembar hunting

friens

2. Lembar Johary

Windows

2 1. Mengenali

Kekuatan

Lingkungan (I

Have)

1. Ice breaking : Alam Rimba atau

Pemburu Gila(dapat diganti)

2. Kartu Sahabat

3. Diskusi : Cinta dan dukungan

dari lingkunganku

1. Lembar Kartu

Sahabat

3 1. Perencanaan Masa

Depan (I Can)

2. Penutup

1. Ice breaking : Titanic

2. My Dreams

3. Diskusi: rencana pengembangan

diri untuk masa depan

1. Lembar Impianku

2. Beberapa lembar

kertas kosong

Page 64: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

2. Konsep Diri

a. Hasil Pre Test dan Post Test Para Subyek Pada Setiap Sekolah

Deskripsi data diperoleh dari hasil pengukuran skala konsep diri dan

wawancara serta self report resiliensi yang ditunjukkan masing-masing subyek,

yaitu pada saat pre-test, post test, dan follow up. Pretest dilakukan sebelum terapi,

post test dilakukan setelah terapi dilakukan, dan pengukuran follow up dilakukan

satu bulan setelah post test untuk mengetahui seberapa kuat dampak positif terapi

melekat pada subyek penelitian. Analisis skala konsep diri didasarkan total skor

yang diperoleh dari skala yang memiliki aspek : pengetahuan diri, penerimaan

diri, dan penghargaan diri. Sedangkan analisis resiliensi diperoleh dari wawancara

dan self report yang menemukenali aspek I am (hal positif dari diri/internal), I

have (hal positif dari diri eksternal), serta I can (rencana ke depan untuk

pengembangan diri). Berikut adalah data dari setiap sekolah :

a.1. SMK Negeri 4 Malang

Berdasarkan hasil perhitungan pada skala konsep diri diperoleh total skor

masing-masing subyek pada saat pretest dan posttest sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Pre test dan Post test Konsep Diri Kelompok Subyek

SMK Negeri 4 Malang

Nama

Subyek

Pretest Post Test

Total Skor Kategori Total Skor Kategori

HA 105 Sangat Tinggi 115 Sangat Tinggi

AL 84 Sedang 110 Sangat Tinggi

SUR 79 Sedang 96 Sedang

AIS 110 Sangat Tinggi 111 Sangat Tinggi

AR 69 Sedang 105 Sangat Tinggi

ST 91 Tinggi 101 Tinggi

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa semua subyek mengalami

peningkatan pada saat post test, jika dibandingkan dengan hasil pretest. Sehingga

Page 65: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan konsep diri pada kelompok subyek

SMK Negeri 4 Malang.

Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa efektif terapi yang diberikan,

dilakukan uji statistik non parametrik yaitu two related sample test. Sehingga

dihasilkan data sebagai berikut:

Tabel 8. Perbedaan Skor Pre test dan Post Test SMK Negeri 4 Malang

Untuk mengetahui efektivitas support group therapy pada pretest, post test,

dan follow up pada kelompok subyek SMK Negeri 4 Malang digunakan uji

statistik non parametrik diperoleh hasil sebagai berikut :

Hasil uji pretest dan post test pada subyek SMK Negeri 4 Malang diperoleh

nilai Z score -2,207 dengan tingkat signifikansi 0,027 yang berarti tingkat

signifikansi kurang dari 0,05 sehingga dikatakan signifikan ( H0 diterima) yang

bermakna ada perbedaan antara hasil pretest dan post test pada kelompok subyek.

Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

perbedaan antara hasil pre-test dan post test pada kelompok terapi SMK Negeri 4

Malang. Hal ini juga bermakna support group therapy efektif dalam

meningkatkan konsep diri remaja single parent pada siswa SMK Negeri 4

Malang.

a.2. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh total skor masing-masing subyek

pada saat pretest dan posttest untuk kelompok subyek SMK Muhammadiyah 3

Singosari adalah sebagai berikut :

Test Statisticsb

-2.207a

.027

Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

posttest -

pretest

Based on negat iv e ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Page 66: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Tabel 9. Hasil Pre test dan Post test Konsep Diri Pada Kelompok Subyek

SMK Muhammadiyah 3 Singosari

Nama

Subyek

Pretest Post Test

Total Skor Kategori Total Skor Kategori

END 81 Sedang 110 Sangat Tinggi

RIN 75 Sedang 100 Tinggi

AM 88 Tinggi 107 Sangat Tinggi

RN 90 Tinggi 108 Sangat Tinggi

FAQ 89 Tinggi 101 Tinggi

NUR 90 Tinggi 105 Sangat Tinggi

Dalam hal ini dapat diketahui bahwa semua subyek mengalami peningkatan

skor konsep diri sehingga dapat dikatakan bahwa ada peningkatan skor konsep

diri setelah diberikan perlakuan berupa support group therapy.

Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa efektif terapi yang diberikan,

dilakukan uji statistik non parametrik yaitu two related sample test. Sehingga

dihasilkan data sebagai berikut :

Tabel 10. Perbedaan Skor Pretest dan Post Test

Kelompok Subyek SMK Muhammadiyah 3 Singosari

Hasil uji pretest antara kelompok pretest dan post test diperoleh nilai Z

score -2,301 dengan tingkat signifikansi 0,028 yang berarti tingkat signifikansi

lebih rendah dari 0,05 sehingga dikatakan signifikan ( H1 diterima) yang

bermakna ada perbedaan antara hasil pretest dan post test pada kelompok subyek

SMK Muhammadiyah 3 Singosari.

Test Statisticsb

-2.201a

.028

Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

posttest -

pretest

Based on negat iv e ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Page 67: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

perbedaan antara hasil pre-test dan post test pada kelompok subyek SMK

Muhammadiyah 3 Singosari. Hal ini juga bermakna support group therapy efektif

diterapkan pada subyek dengan latar belakang SMK Muhammadiyah 3 Singosari.

a.3. SMAN 9 Malang

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh total skor masing-masing subyek

pada saat pretest dan posttest untuk kelompok subyek SMAN 9 Malang adalah

sebagai berikut :

Tabel 11. Hasil Pre test dan Post test Konsep Diri Pada Kelompok Subyek

SMAN 9 Malang

Nama

Subyek

Pretest Post Test

Total Skor Kategori Total Skor Kategori

REN 82 Sedang 88 Tinggi

BRY 85 Sedang 95 Tinggi

RYN 89 Tinggi 89 Tinggi

BAG 83 Sedang 88 Tinggi

DIL 84 Sedang 100 Tinggi

ZN 87 Tinggi 94 Tinggi

Dalam hal ini dapat diketahui bahwa semua subyek mengalami peningkatan

skor konsep diri sehingga dapat dikatakan bahwa ada peningkatan skor konsep

diri setelah diberikan perlakuan berupa support group therapy.

Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa efektif terapi yang diberikan,

dilakukan uji statistik non parametrik yaitu two related sample test. Sehingga

dihasilkan data sebagai berikut :

Page 68: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Tabel 12. Perbedaan Skor Pretest dan Post Test

Kelompok Subyek SMAN 9 Malang

Hasil uji pretest antara kelompok pretest dan post test diperoleh nilai Z

score -2,023 dengan tingkat signifikansi 0,043 yang berarti tingkat signifikansi

lebih rendah dari 0,05 sehingga dikatakan signifikan (H1 diterima) yang bermakna

ada perbedaan antara hasil pretest dan post test pada kelompok subyek SMAN 9

Malang.

Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

perbedaan antara hasil pre-test dan post test pada kelompok subyek SMAN 9

Malang. Hal ini juga bermakna support group therapy efektif diterapkan pada

subyek dengan latar belakang SMAN 9 Malang.

a.4. SMK Salahuddin Malang

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh total skor masing-masing subyek

di SMK Salahuddin pada saat pretest dan posttest sebagai berikut :

Tabel 13. Hasil Pre test dan Post test Konsep Diri Pada Kelompok Subyek

SMK Salahuddin Malang

Nama

Subyek

Pretest Post Test

Total Skor Kategori Total Skor Kategori

RND 78 Sedang 94 Sedang

RDY 91 Sedang 93 Sedang

RON 81 Rendah 94 Sedang

AGN 88 Rendah 96 Sedang

DYC 114 Sangat Tinggi 94 Sedang

Test Statisticsb

-2.023a

.043

Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

posttest -

pretest

Based on negat iv e ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Page 69: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Dalam hal ini dapat diketahui bahwa semua subyek mengalami peningkatan

skor konsep diri sehingga dapat dikatakan bahwa ada peningkatan skor konsep

diri setelah diberikan perlakuan berupa support group therapy.

Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa efektif terapi yang diberikan,

dilakukan uji statistik non parametrik yaitu two related sample test. Sehingga

dihasilkan data sebagai berikut :

Tabel 14. Perbedaan Skor Pretest dan Post Test

Kelompok Subyek SMK Salahuddin Malang

Hasil uji pretest antara kelompok pretest dan post test diperoleh nilai Z

score -2,023 dengan tingkat signifikansi 0,043 yang berarti tingkat signifikansi

lebih rendah dari 0,05 sehingga dikatakan signifikan ( H1 diterima) yang

bermakna ada perbedaan antara hasil pretest dan post test pada kelompok subyek

SMK Salahuddin Malang.

Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

perbedaan antara hasil pre-test dan post test pada kelompok subyek SMK

Salahuddin Malang. Hal ini juga bermakna support group therapy efektif

diterapkan pada subyek dengan latar belakang SMK Salahuddin Malang.

a.5. SMK Muhammadiyah Galunggung Malang

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh total skor masing-masing subyek

pada saat pretest dan posttest untuk kelompok subyek SMK Muhammadiyah

Galunggung Malang adalah sebagai berikut :

Test Statisticsb

-2.023a

.043

Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

posttest -

pretest

Based on negat iv e ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Page 70: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Tabel 15. Hasil Pre test dan Post test Konsep Diri Pada Kelompok Subyek

SMK Muhammadiyah Galunggung Malang

Nama

Subyek

Pretest Post Test

Total Skor Kategori Total Skor Kategori

SUN 29 Sangat Rendah 116 Sangat Tinggi

AN 30 Sangat Rendah 115 Sangat Tinggi

CIN 31 Sangat Rendah 115 Sangat Tinggi

FH 30 Sangat Rendah 115 Sangat Tinggi

Dalam hal ini dapat diketahui bahwa semua subyek mengalami peningkatan

skor konsep diri sehingga dapat dikatakan bahwa ada peningkatan skor konsep

diri setelah diberikan perlakuan berupa support group therapy.

Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa efektif terapi yang diberikan,

dilakukan uji statistik non parametrik yaitu two related sample test. Sehingga

dihasilkan data sebagai berikut :

Tabel 16. Perbedaan Skor Pretest dan Post Test

Kelompok Subyek SMK Muhammadiyah Galunggung Malang

Hasil uji pretest antara kelompok pretest dan post test diperoleh nilai Z

score -2,000 dengan tingkat signifikansi 0,046 yang berarti tingkat signifikansi

lebih rendah dari 0,05 sehingga dikatakan signifikan ( H1 diterima) yang

bermakna ada perbedaan antara hasil pretest dan post test pada kelompok subyek

SMK Muhammadiyah Galunggung Malang.

Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

perbedaan antara hasil pre-test dan post test pada kelompok subyek SMK

Test Statisticsb

-2.000a

.046

Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

posttest -

pretest

Based on negat iv e ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Page 71: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Muhammadiyah Galunggung Malang. Hal ini juga bermakna support group

therapy efektif diterapkan pada subyek dengan latar belakang SMK

Muhammadiyah Galunggung Malang.

a.6. MAN 1 Malang

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh total skor masing-masing subyek

pada saat pretest dan posttest di MAN 1 Malang adalah sebagai berikut :

Tabel 17. Hasil Pre test dan Post test Konsep Diri Pada Kelompok Subyek

MAN 1 Malang

Nama

Subyek

Pretest Post Test

Total Skor Kategori Total Skor Kategori

KHOD 84 Sedang 96 Tinggi

DW 81 Sedang 95 Tinggi

RIZ 88 Tinggi 95 Tinggi

HAB 103 Tinggi 111 Sangat Tinggi

FEN 79 Sedang 92 Tinggi

Dalam hal ini dapat diketahui bahwa semua subyek mengalami peningkatan

skor konsep diri sehingga dapat dikatakan bahwa ada peningkatan skor konsep

diri setelah diberikan perlakuan berupa support group therapy.

Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa efektif terapi yang diberikan,

dilakukan uji statistik non parametrik yaitu two related sample test. Sehingga

dihasilkan data sebagai berikut :

Tabel 18. Perbedaan Skor Pretest dan Post Test

Kelompok Subyek MAN 1 Malang

Test Statisticsb

-2.023a

.043

Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

posttest -

pretest

Based on negat iv e ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Page 72: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Hasil uji pretest antara kelompok pretest dan post test diperoleh nilai Z

score -2,023 dengan tingkat signifikansi 0,043 yang berarti tingkat signifikansi

lebih rendah dari 0,05 sehingga dikatakan signifikan ( H1 diterima) yang

bermakna ada perbedaan antara hasil pretest dan post test pada kelompok subyek

MAN 1 Malang.

Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

perbedaan antara hasil pre-test dan post test pada kelompok subyek MAN 1

Malang. Hal ini juga bermakna support group therapy efektif diterapkan pada

subyek dengan latar belakang MAN 1 Malang.

b. Analisa Keseluruhan Subyek

Untuk mengetahui efektivitas support group therapy pada pretest, post test,

dan follow up pada kelompok subyek digunakan uji statistik non parametrik

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 19. Perbedaan Skor Pretest dan Post Test

Seluruh Subyek

Hasil uji antara pretest dan post test diperoleh nilai Z score -4,410 dengan

tingkat signifikansi 0,000 yang berarti tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05

sehingga dikatakan signifikan ( H1 diterima) yang bermakna ada perbedaan antara

hasil pretest dan post test konsep diri pada kelompok subyek yang diberi support

group therapy.

Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

perbedaan antara hasil pre-test dan post test pada kelompok subyek yang diberi

Test Statisticsb

-4.410a

.000

Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

posttest -

pretest

Based on negat iv e ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Page 73: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

support group therapy. Hal ini juga bermakna support group therapy efektif

diterapkan pada para subyek.

2. Resiliensi

Hasil analisis data pada saat post test menemukan adanya perubahan yang

cukup signifikan pada para subyek. Berdasarkan hasil wawancara dan self report

saat pre test dapat diketahui bahwa hampir semua subyek merasakan tidak

bahagia dengan diri dan keluarganya. Pada saat pre test ada subyek yang merasa

kurang diperhatikan oleh orang tuanya, ada yang orang tuanya otoriter dalam

memperlakukan dirinya, ada yang orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaannya

sehingga anaknya dititipkan pada orang lain, ada orang tua yang melakukan

kekerasan fisik pada keluarganya karena ayahnya sedang stres, ada yang merasa

ada perubahan secara materi sehingga membuat subyek perlu waktu lama untuk

bisa menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Beberapa diantaranya bahkan

mengalami trauma masa lalu yang menyedihkan, terutama konflik dan kekerasan

dalam keluarga dan perceraian, yang hingga saat pengambilan data para subyek

mengaku masih sangat sulit untuk memaafkan. Semua trauma tersebut ditambah

dengan pengabaian orang tua yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangga ataupun sebab lain semisal sibuk dengan “pacar” barunya membuat

banyak dari para subyek merasa dirinya tidak cukup berharga sebagai seorang

anak yang berasal dari keluarga single parent. Hal ini membuat mereka

membangun konsep diri yang cenderung negatif, merasa tidak cukup memiliki

potensi ataupun kekuatan positif, menjadi pribadi yang tertutup, dan cenderung

tidak percaya diri di lingkungan sosial. Namun pada saat post test para subyek

mulai memahami mengapa peristiwa itu terjadi dan tidak perlu ada yang

disalahkan. Para subyek berusaha melihat peristiwa yang terjadi sebagai

pengalaman pahit yang bukan untuk disesali, bukan untuk diratapi, bukan harus

dipikirkan terus menerus, bukan sesuatu yang memalukan namun harus diterima

dengan ikhlas, diambil hikmahnya dan dijadikan pelajaran yang berharga dimasa

mendatang.

Page 74: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Para subyek merasa bahwa masih ada nenek, kakek, om dan tante, bude,

ibu, ayah dan saudara kandung, ibu panti asuhan, ibu asrama yang memberikan

perhatian, memberikan materi, perlindungan, nasehat, informasi, kasih sayang,

tempat mengadu, menjadi pengganti ibu atau ayah serta contoh yang patut ditiru

oleh subyek. Kepedulian mereka terhadap para subyek sangat membantunya

dalam proses penerimaan diri, menerima peristiwa yang terjadi dengan lapang

dada, mencari sisi positif dari peristiwa yang dihadapi dan lebih mendekatkan

dirinya pada Allah.

Selain itu para subyek merasa bahwa, melalui support group therapy,

mereka menemukan adanya teman yang senasib atau sama dengan dirinya,

sehingga ia merasa bebas mengutarakan apapun pada temannya, tidak perlu malu,

tidak perlu sungkan. Hal ini membuat para subyek terlatih untuk mampu

mengutarakan atau mengekspresikan keluar kemarahan-kemarahan, kekesalan-

kekesalan, ketidaksukaan, kebencian-kebencian, kecemburuan, kegembiraan-

kegembiraan yang sedang dialami pada temannya. Hal ini dapat membuat mereka

merasa lega karena biasanya para subyek hanya memendamnya sendiri. Para

subyek sekarang menjadi lebih mengerti bahwa ada teman yang dapat menerima

dirinya dengan baik atau apa adanya dan ada teman yang kurang suka kalau

dirinya mengeluhkan keadaannya. Para subyek menyadari bahwa tidak setiap

orang dapat mendukung dirinya, namun demikian akan selalu ada orang yang

perduli dengan mereka dan terpenting lagi adalah bagaimana mereka bisa

bermakna untuk diri dan lingkungan mereka.

Selanjutnya, para subyek juga mulai menemukan sifat-sifat positif yang

dimilikinya. Ada yang mengatakan bahwa ia lebih mandiri, lebih sabar, lebih

toleran, lebih percaya diri, lebih mampu menyatakan keluar apa yang dipikirkan

atau dirasakan (asertif), mudah bergaul dengan orang lain dan orang yang baru

ditemuinya, memandang peristiwa hidup dari sisi positif, lebih luwes dalam

penyesuaian diri dan tahan banting, mampu memotivasi diri sendiri, optimis

dalam menghadapi peristiwa hidup, respect pada orang yang lebih tua, lebih bisa

mengontrol emosinya. Banyak subyek baru menyadari sifat-sifat positifnya ini

Page 75: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

ketika ia mau membuka dirinya dengan teman-temannya serta mau menerima

kritik dan saran dari teman-temannya.

Melalui proses dalam support group therapy, para subyek juga sudah

mulai memikirkan rencana ke depan untuk mengubah diri dan nasibnya sekarang

berdasarkan kemampuan yang dimilikinya, bakatnya, minatnya atau model dari

orang sekitarnya, materi yang dimiliki serta support dari orang sekitarnya. Ada

yang ingin berwirausaha, meneruskan kuliah ke luar negeri, meneruskan kuliah di

FISIPOL jurusan Hubungan Internasional, fakultas kedokteran, FKIP, kuliah di

fakultas ekonomi, Akademi Kepolisian, Desain, Akademi Musik, teknik

informatika dan mencari kerja karena tidak memiliki biaya. Rencana jangka

pendek maupun rencana jangka panjang yang disusun terkadang masih kurang

operasional atau kemungkinan kecil dapat terealisasi atau masih terlalu ideal.

Meski demikian, hal ini dapat membuatnya memiliki semangat atau motivasi yang

sangat tinggi untuk mencapai cita-citanya.

Terakhir, para subyek juga ingin membahagiakan ayah, ibu, saudara

kandung dengan cara menjadi anak yang dapat dibanggakan dan dapat

mengangkat derajat keluarganya. Sejak sekarang mereka akan belajar sungguh-

sungguh, memiliki disiplin diri yang tinggi serta pantang menyerah bila ada

halangan dalam pencapaian citacitanya. Membahagiakan keluarga akan dijadikan

motivator bagi subyek bila motivasi mereka sedang turun karena mereka

beranggapan bahwa orang tua atau saudara kandungnya sudah banyak menderita

serta berkorban karena peristiwa di masa lalunya. Kalau memungkinkan mereka

mau menyatukan kembali keluarganya yang saat ini bercerai berai dan mereka

dapat hidup rukun kembali.

Hasil diatas dapat dirangkum dalam tabel berikut :

Tabel 20. Rangkuman Gambaran Resilien Para Subyek

Pre-Test Post-Test

I am Merasa tidak memiliki

kemampuan ataupun hal yang

positif dalam diri

Mampu menemukenali hal

positif, meliputi sikap, minat,

bakat, ataupun kemampuan

Page 76: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Tertutup dan tidak percaya diri

dalam kehidupan sosial

dalam diri

Mampu memahami bahwa

setiap manusia pasti memiliki

kelebihan dan kekurangan

sehingga tidak perlu menjadi

sombong ataupun sebaliknya

rendah diri

Menjadi lebih percaya diri dan

yakin akan kemampuan diri

sendiri

I Have Merasa sebagai anak yang tidak

berharga, terbuang, diabaikan

Merasa tidak memiliki keluarga

yang mendukung dirinya

Memiliki teman namun terbatas

dan tidak terlalu dekat dalam arti

banyak hal yang masih

disembunyikan

Bisa memahami atas masalah

ataupun masa lalu yang terjadi

dan memahami pentingnya

untuk lebih fokus masa depan

dan memaafkan masa lalu

Bisa memahami bahwa

bagaimanapun juga orang tua

masih menyayangi dirinya dan

bersyukur masih memiliki

orang tua

Bisa memahami pentingnya

teman dan arti dari berbagi

sehingga tidak lagi tertutup

dalam pergaulan

I can Beberapa memiliki cita-cita masa

depan sekalipun masih abstrak,

sedang beberapa yang lain sama

Mampu merumuskan cita-cita

masa depan berdasarkan atas

bakat dan minat yang mereka

Page 77: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

sekali tidak memiliki gambaran

cita-cita dan bahkan cenderung

pesimis

Tidak memiliki rencana bagaimana

langkah yang akan ditempuh untuk

mewujudkan cita-cita,

mengembangkan potensi dan bakat

minat, ataupun membuat suasana

keluarga dan lingkungan lebih baik

miliki

Mampu menyusun dan

menjaankan rencana-rencana

dan langkah-langkah untuk

mewujudkan cita-cita tersebut

Mampu melakukan perubahan

perilaku yang bisa membuat

keluarga dan lingkungan

menjadi lebih baik dan lebih

mendukung diri para subyek

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil deskripsi data dan analisa data, dapat diketahui : pertama,

nilai perubahan signifikan diperoleh dari hasil pengujian pada keseluruhan subyek

antara pre test – post test, pre – test – follow up, maupun post test – follow up.

Hasil uji antara pretest dan post test diperoleh nilai Z score -4,410 dengan tingkat

signifikansi 0,000 yang berarti tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga

dikatakan signifikan ( H1 diterima) yang bermakna ada perbedaan antara hasil

pretest dan post test konsep diri pada kelompok subyek yang diberi support group

therapy. Hasil ini menunjukkan bahwa support group therapy efektif untuk

meningkatkan konsep diri para siswa dari keluarga single parent.

Konsep diri terdiri atas 3 komponen yaitu pengetahuan diri, penilaian diri,

dan harapan diri. Remaja dari keluarga single parent yang menjadi subyek dari

penelitian cenderung belum mampu mengembangkan ketiga komponen dari

konsep diri tersebut. Oleh karenanya, support group therapy dirancang agar

subyek mampu untuk terbuka satu sama lain, mengenali dirinya, memahami dan

Page 78: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

menerima segenap kelebihan dan kekurangan terkait dengan status keluarga

sebagai single parent, dan menggali potensi-potensi dalam diri.

Melalui support group therapy, pada sesi I, para subyek diajak untuk

mengenali kelebihan dan kekurangan diri baik melalui refleksi diri ataupun

feedback dari subyek yang lain. Melalui kegiatan ini pada akhirnya para subyek

mampu menemukenali dirinya lebih baik termasuk, bakat, minat, dan potensi

diriya. Lebih dari itu, para subyek jadi memahami bahwa setiap orang pada

dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga tidak perlu menjadi

sombong karena kelebihan yang dimiliki ataupun menjadi rendah diri karena

kelemahan yang dimiliki, termasuk status sebagai anak dari keluarga single

parent.

Para subyek yang awalnya merasa tidak berharga dan menilai negatif

mengenai keluarga dan lingkungannya sehingga memendam banyak emosi negatif

seperti kekecewaan dan kemarahan, pada sesi II diajak untuk menemukenali sisi-

sisi positif dari keluarga dan lingkungan sehingga pada akhir sesi mampu

memahami lebih positif atas segala permasalahan di keluarganya. Pada akhir sesi

para subyek menjadi memahami bahwa terlepas dari apapun yang terjadi di

keluarganya, ternyata keluarganya masih memiliki kepedulian pada mereka dan

mereka lebih beruntung daripada yang tidak memiliki keluarga. Pemahaman

tersebut menimbulkan bangkitnya perasaan positif terkait keluarga dan pada

akhirnya subyek menjadi lebih menerima diri dan keluarga mereka.

Pada sesi terakhir, mereka dipandu untuk menetapkan cita-cita masa depan

sekaligus membangun rencana secara terinci dan konkret langkah-langkah untuk

mengembangkan diri dan mewujudkan masa depan. Hal ini menjadikan para

subyek mampu lebih menghargai diri dan membangun harapan diri.

Beberapa indikasi yang mengarah pada individu dengan konsep diri positif

menurut Calhoun (1990) antara lain memahami dan menerima sejumlah fakta

yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri, penerimaan diri yang

mengarah ke kerendahan hati dan kedermawanan daripada ke keangkuhan dan ke

egoisan, dan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dan realistis. Oleh karenanya,

support group therapy yang mana menitikberatkan pada ketiga komponen konsep

Page 79: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

diri dan dukungan teman sebaya dalam kelompok mampu meningkatkan konsep

diri remaja dari keluarga single parent.

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pula bahwa support

group therapy dapat digunakan untuk mengembangkan resiliensi remaja dari

keluarga single parent. Keseluruhan subyek penelitian mampu mengembangkan

resiliensi yang dimiliki, hal ini dapat dibuktikan dengan berkembangnya faktor I

am, I have, dan I can yang dapat dilihat dari perubahan hasil wawancara pada pre

test, post test dan self report pada follow up. Keseluruh subyek penelitian selama

proses terapi rata – rata mampu menjalankan serangkaian prosedur yang telah

ditetapkan bersama secara bertahap baik dari proses pra terapi hingga masa follow

up selesai sehingga mereka dapat bangkit kembali dalam berbagai kesulitan yang

sedang dialami.

Pengembangan faktor I am terlihat pada semua subyek, mereka dapat

mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya, meyakini bahwa setiap orang juga

memiliki kelebihan dan kekurangan. Support gruop therapy yang diberikan

membuat peserta mampu mengenali dirinya, memahami bahwa setiap orang

memiliki kelebihan kekurangan dan juga sejarah masing-masing, serta bisa

menerima dirinya. Erikson (dalam Dahlan, 2009) mengatakan bahwa remaja

berkaitan erat dengan perkembangan sense of identity vs role confusion, yaitu

perasaan atau kesadaran dirinya, apabila remaja berhasil memahami dirinya dan

makna hidup beragama, maka remaja akan menemukan jati dirinya, sebaliknya

apabila gagal, maka akan mengalami kebingungan yang akan berdampak pada

kesulitan menyesuaikan diri. Dengan lebih memahami tentang kelebihan dan

kekurangan dirinya, membuat semua subyek lebih percaya diri baik ketika

berhubungan dengan orang lain maupun pada kemampuan yang dimiliki, suatu hal

yang belum dipahami subyek sebelumnya.

Selain itu keyakinan dan kepasrahan tiap-tiap subyek terhadap Tuhan Yang

Maha Esa merupakan perwujudan dari I am yang ada didalam diri masing-masing

subyek, sehingga membuat mereka kuat dan tabah menjalani cobaan. Sebagai

contoh keyakinan ini awalnya tidak ada dalam diri beberapa subyek, namun

berubah setelah proses treatment. Menurut Hurlock (1980), bagi remaja keraguan

Page 80: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

religius ini dapat membuat mereka kurang taat pada agama, sedangkan remaja lain

berusaha untuk mencari kepercayaan lain yang dapat lebih memenuhi kebutuhan

daripada kepercayaan yang dianut oleh keluarganya. Beberapa subyek awalnya

cenderung menyalahkan Tuhan atas apa yang telah menimpa keluarganya,

sehingga subyek berfikir bahwa tidak ada gunanya beribadah karena Tuhan tidak

adil terhadap diri dan keluarganya. Tetapi setelah diberikan perlakuan yang

membuatnya lebih bersyukur dengan apa yang dimilikinya sekarang, keyakinan

mereka kepada Tuhan berubah, meyakini bahwa Tuhan tidak akan memberikan

cobaan melebihi kemampuan hambanya, selain itu subyek yakin bahwa cobaan

yang ada, membawa banyak hikmah melatih dirinya untuk bersyukur dan lebih

tegar.

Hal yang sama terjadi terkait pandangan mereka mengenai diri dan juga

keluarga. Mereka awalnya merasa minder dan tidak percaya diri, serta merasa

tidak memiliki kelebihan. Selain itu mereka juga merasa kurang mendapat

dukungan dari orang tua, dimana orang tua yang tersisa, baik itu ayah ataupun ibu,

sering diterima sebagai figur yang selalu hanya memarahi serta jarang memberi

mereka pujian ataupun dukungan. Namun demikian melalui proses support group

therapy para subyek diajak untuk melihat dan fokus pada sisi sebaliknya,

menemukenali hikmah dibalik kemalangan, sehingga memunculkan sikap

penerimaan diri, kebanggaan, dan optimisme.

Hal ini sesuai dengan diungkap Henderson (2002) bahwa bahwa selalu ada

hikmah dibalik suatu kejadian dan klien memiliki potensi untuk menemukan

hikmah tersebut dan menggunakannya untuk bangkit kembali dari

keterpurukannya, potensi inilah yang disebut Resiliensi. Tidak ada definisi yang

universal mengenai resiliensi, namun demikian secara umum pengertian yang

mudah dimengerti adalah apa yang diungkap Wolin (1993, dalam Henderson,

2002) : “kemampuan untuk bangkit kembali”. Lebih lengkap diungkap pada

makalah yang disusun International Resiliency Projecets, bahwa resiliensi adalah

kemampuan setiap orang, kelompok, atau komunitas, untuk mencegah,

meminimalkan, atau mengatasi dampak buruk suatu kemalangan atau masalah

(dalam Henderson, 2002). Sebuah kapasitas mental untuk bangkit kembali dari

Page 81: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

sebuah kesengsaraan dan untuk terus melanjutkan kehidupan yang fungsional

dengan sejahtera (Vaillant & Mills, 1995).

Resiliensi menawarkan dua pesan penting : 1) kemalangan atau masalah

tidak selalu membawa pada disfungsi melainkan dapat memberi variasi hasil pada

individu yang mengalaminya (lihat bagan 2). 2) sekalipun ada reaksi awal yang

disfungsi sekalipun, setiap orang tetap memiliki kemungkinan membalikkannya.

Resiliensi ini sangat penting karena orang yang resilien mengetahui

bagaimana mengembalikan mental dari suatu kemalangan atau kesengsaraan dan

membaliknya menjadi sesuatu yang lebih baik, bahkan dibandingkan keadaan

sebelum kemalangan itu sendiri. Mereka maju dengan cepat dalam perubahan

yang berlangsung terus menerus karena mereka fleksibel, cerdas, kreatif, secara

cepat menyesuaikan diri, sinergik, dan belajar dari pengalaman. Mereka dapat

mengendalikan kesulitan – kesulitan besar, dengan lebih baik meski ketika

dipukul oleh kemunduran besar, mereka tetap tidak mengeluh dengan

kehidupannya yang tidak wajar (Siebert, 2000).

Page 82: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Support group therapy terbukti mampu meningkatkan konsep diri siswa dari

keluarga single parent. Hasil uji antara pretest dan post test diperoleh nilai Z

score -4,410 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang berarti tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga dikatakan signifikan ( H1

diterima) yang bermakna ada perbedaan antara hasil pretest dan post test

konsep diri pada kelompok subyek yang diberi support group therapy. Hasil

ini menunjukkan bahwa support group therapy efektif untuk meningkatkan

konsep diri para siswa dari keluarga single parent.

2. Support group therapy terbukti mampu mengembangkan resiliensi siswa

dari keluarga single parent. Hal ini dapat terlihat dari para subyek yang

awalnya banyak yang merasa tidak memiliki potensi yang dapat

dibanggakan (I am), kurang mendapat dukungan utamanya dari keluarga (I

have), serta tidak memiliki rencana masa depan, bahkan pesimis melihatnya

(I can), namun setelah proses support group therapy keseluruhan subyek

dapat menyadari adanya potensi-potensi positif yang sesungguhnya ia miliki

dan menjadi kekuatannya disamping menerima hal-hal yang menjadi

kekurangan diri, dapat melihat bahwa masih ada orang-orang di sekitarnya

terutama keluarga yang sesungguhnya mendukung mereka dengan ekspresi

yang mungkin berbeda dari yang para subyek harapkan, serta mereka

mampu melihat kedua hal tersebut sebagai modal mereka untuk optimis

melihat masa depan.

Page 83: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

B. SARAN

1. Bagi sekolah

Dapat menjalankan program support group therapy secara berkala dalam

menangani permasalahan yang dialami siswanya, tidak hanya siswa yang

berstatus single parent tetapi juga dapat dilakukan untuk permasalahan-

permasalahan lainnya. Selain itu juga dapat lebih memberikan dukungan

dengan cara menyediakan kesempatan lebih luas pada setiap siswa untuk

mengembangkan potensinya sehingga dengan demikian resiliensi siswa

dapat berkembang sebagaimana konsep diri menjadi lebih positif seiring

optimisme dan prestasi yang diraih siswa.

2. Bagi orang tua

Untuk lebih memberikan perhatian dan dukungan pada anak-anaknya

dalam proses pengasuhan sehingga anak mampu mengembangkan

resiliensi yang dimiliki karena adanya dukungan dari keluarga akan sangat

membantu dalam penanganan masalah-masalah remaja terkait statusnya

sebagai single parent.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menyempurnakan modul dengan menerapkan pada subyek yang

bervariasi sehingga diperoleh modul yang lengkap dengan berbagai variasi

modifikasi saat berhadapan dengan berbagai variasi subyek.

Page 84: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

DAFTAR PUSTAKA

Agger, B., 2003. Critical social theories : an introduction. Diterjemahkan

oleh Nurhadi. Kritik, Penerapan dan Implikasi. Yogyakarta : Kreasi

Wacana

Anggraini, N. 2007. Emosi pada ibu single parent. Skripsi. Malang: Fakultas

psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Association Psychological America. 2003. Ten (10) way to build resilience.

Clinic @u.Washington.edu.

Azwar, S. 2000. Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Balson. 1993. Psychology of family. New york : Mac Garw-Hill, Co.

Barker, C., 2004. Cultural studies, theory and practice. Diterjemahkan oleh

Nurhadi. Yogyakarta.: Kreasi Wacana.

Barker, C. 1994. Research method in clinical and counseling psychology.

USA : Wiley.

Beilharz, P., 2003. Social theory : a guide to central thinkers. Diterjemahkan

oleh Sigit Jatmiko. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Calhoun, James F & Acocella, Joan Ross . 1990. Psychology of adjustment

and human relationships. United State of America : McGraw-Hill, Inc.

Dahlan. 2009. Psikologi perkembangan. Jakarta : Arcan.

Page 85: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Erikson, E. H., 1968. Identity, youth, and crisis. New York: International

University Press.

Gazda, G. M., 1989. Group counselling : a developmental approach 4rd

ed.

Boston : Allyn and Bacon.

Gerungan. 1988. Psikologi sosial. Bandung : Eresco

Goode. 1991. Social psychology. New York : Mc Graw-Hill, Co.

Grotberg. 2002. Origins of resilience. [email protected].

Handayani, T., Sugiarti, 2002. Konsep dan teknik analisis gender. Malang :

UMM Press.

Henderson, N. dan Milstein, M. M., 2003. Resiliency in schools. California :

Corwin Press, Inc.

Hervinna. 2007. Konsep diri remaja yang memiliki orang tua bercerai di

SMU widya gama malang. Skripsi. Malang: Fakultas Psikologi UMM.

Hurlock, E. B., 1980. Developmental psychology : a life span approach, 5th

ed. Boston: Mc Graw-Hill

Kartono, K. 1992. Psikologi Keluarga. Jakarta : PT. Raja Garfindo Persada.

Kerlinger. 2000. Azas azas penelitian behavioral. Yogyakarta : Gadha Mada

University Press.

Latipun. 2004. Psikologi eksperimen. Malang : UMM Press.

Page 86: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Laurent, A., 1997. Keys to culture change. Government Executive Magazine.

Longwe, S., 1991. Gender awareness : the missing element in a development

project. in Candida March and Tina Wallace (Eds), Changing

Perception : New Writing on Gender and Development, Oxfam.

Luthar, dkk. 2000. Risk and resiliency adaptation in change time.

www.resiliency.com

Makhfudz. 1989. Problem-problem dalam perkawinan. Bandung : Pt. Remaja

Rosdakarya.

Mar’at, S. 2005. Psikologi perkembangan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Miles, M. & Huberman, M., 1994. Analisis data kualitatif. Terjemahan Tjejep

Rohendi Rohidi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).

Mikkelsen, B., 2003. Metode penelitian partisipatoris dan upaya-upaya

pemberdayaan. Sebuah buku Pegangan bagi Para Praktisi Lapangan.

Diterjemahkan oleh Matheos Nalle. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Moleong, J. 2009. Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Monks, F. J., Knoers, A. M. P. Dan Haditono, S.R. 2001. Psikologi

perkembangan. Yogyakarta : Gadjah mada University Press.

Papalia. 1990. Psikologi perkembangan. Jakarta: Arcan.

Pudjijogyanti, C. R. 1999. Konsep diri dalam pendidikan. Jakarta : Arcan.

Page 87: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Rakhmat, J. 1998. Psikologi komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sanusi. 1996. Problem-problem dalam perkawinan. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Siebert, A. 2000. The five levels of resiliency. www.resiliencecenter.com

Sudikan, S.Y., 2001. Metode penelitian kebudayaan. Surabaya :Citra

Wacana.

Sugiono. 2009. Memahami penelitian kualitatif. Bandung:Alfabeta

Sukesi, K., Sugiyanto, 2002. Paradigma baru pemberdayaan perempuan di

era globalisasi. Malang : Pusat Penelitian Peranan Wanita, Lembaga

Penelitian Universitas Brawijaya.

Suryabrata, S. 1999. Pengembangan alat ukur psikologi. Jakarta: Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen pendidikan dan Kebudayaan.

Vaillant dan Mills. 1995. Resilience and social work practice : three case

study. www.americaassociation.scholl.html.

Winarsunu, T. 2002. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.

Malang: UMM Press.

Wolins. 1993. Resiliency and factor difined. California : Corwin Press.

Women Workers and the islamic patriarchy, buletin of Concerned Asian

Scholars, 15(2): April-June. 2000.

Page 88: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Yalom, I., 1985. The Theory and practice of group psychotherapy 3rd

. New

York : Basic Books.

Zanden, James W. Vander 1984. Social psychology. New York : Random

House, Inc.

Page 89: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl. Raya Tlogomas No: 246 Malang Telp. (0341) 464318 ext:233

IDENTITAS :

N a m a : …………………………………..

Jenis Kelamin : …………………………………..

Usia : …………………………………..

Tinggal bersama : …………………………………..

Anak ke/ dari berapa : ……………/……………Saudara

Pekerjaan Ibu/Ayah : …………………………………..

Lama hidup dengan keluarga Single parent : ……………..

Petunjuk Pengisian

Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan – pernyataan tentang diri anda.

Anda diminta untuk membaca dengan teliti dan mengisi pernyataan tersebut yang

paling sesuai dengan kondisi anda saat ini, dengan cara memberikan tanda silang (

X ) pada kolom jawaban yang telah tersedia.

SS : Sangat setuju dimana pernyataan sangat sesuai dengan kondisi anda.

S : Setuju dimana pernyataan sesuai dengan kondisi anda.

TS : Tidak setuju dimana pernyataan tidak sesuai dengan kondisi anda

STS : Sangat tidak setuju dimana pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi

anda

Dalam mengisi pernyataan ini tidak ada jawaban yang salah, semua

jawaban anda adalah benar. Kerahasiaan jawaban anda akan kami jaga

sepenuhnya. Atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Page 90: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Wajah saya menarik terlepas dari adanya kekurangan.

2 Saya memiliki beberapa potensi yang bisa saya

kembangkan untuk masa depan saya

3 Saya memiliki beberapa sifat positif yang membuat

saya percaya diri

4*) Saya memiliki prinsip – prinsip pribadi yang teguh

saya pegang

5 Saya adalah orang yang menyenangkan dalam

pergaulan

6 Saya adalah orang yang selalu optimis terhadap masa

depan saya.

7 Saya percaya diri dengan keyakinan – keyakinan saya

8 Saya lebih focus mengembangkan kelebihan sebagai

modal masa depan yang lebih baik

9

Saya tidak cukup tampan atau cantik karena adanya

beberapa bagian muka yang kurang pas atau jelek

10 Saya tidak memiliki potensi yang bisa saya

kembangkan

11 Saya sering minder dengan beberapa sifat jelek saya

12 Saya sering tidak punya pendirian dan mudah

terpengaruh apa kata teman

13 Saya sering kesulitan untuk bergaul dengan kalangan

luas

14 Saya pesimis dengan masa depan saya

15 Saya sering tidak percaya diri dengan apa yang saya

yakini

16 Saya terlalu banyak memiliki kekurangan hingga

membuat saya tidak yakin dengan masa depan saya

17*) Tubuh saya sempurna dengan segala kelebihan dan

Page 91: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Keterangan : *) = item gugur (tidak valid)

kekurangannya

18 Saya yakin dengan kemampuan saya untuk

mewujudkan impian – impian saya untuk masa depan

saya

19 Saya menyadari dan berusaha memperbaiki sifat jelek

saya

20 Saya yakin dengan keputusan yang saya ambil

21 Teman – teman merasa kehilangan saat saya tidak ada

ditengah – tengah mereka.

22 Saya merasa orang cukup menghormati

pemikiran/usulan/pandangan saya

23 Saya tahu apa yang harus saya lakukan untuk masa

depan saya

24 Saya merasa dihargai saat bergaul

25 Saya sering tidak percaya diri dengan bentuk tubuh

ataupun wajah saya

26 Saya tidak yakin dengan kemampuan saya untuk

mewujudkan impian – impian saya

27 Saya lebih banyak memiliki sifat jelek daripada yang

positif

28 Saya sering bingung untuk mengambil keputusan

menyangkut diri saya sendiri.

29 Kehadiran saya tidak memberi arti bagi teman – teman

saya

30 Saya merasa tidak cukup mampu membuat orang

menghargai pendapat saya

31 Saya bingung dengan apa yang harus saya lakukan

untuk masa depan saya

32 Saya merasa tidak cukup dihargai dalam pergaulan.

Page 92: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

GUIDE INTERVIEW RESILIENSI

IDENTITAS :

N a m a : …………………………………..

Jenis Kelamin : …………………………………..

Usia : …………………………………..

Tinggal bersama : …………………………………..

Anak ke/ dari berapa : ……………/……………Saudara

Pekerjaan Ibu/Ayah : …………………………………..

Lama hidup dengan keluarga Single parent: ……………..

I HAVE (dukungan sosial yang diberikan oleh lingkungan sosial terhadap

dirinya).

Keluarga

1. Bagaimana hubungan Anda dengan keluarga anda?

2. Bagaimana keluarga memperlakukan dan menerima anda?

3. Seperti apa bentuk-bentuk dukungan yang anda dapatkan dari keluarga?

4. Bagaimana anda melihat dan menerima itu semua?

5. Adakah perubahan hubungan keluarga yang terjadi antara ketika keluarga

masih utuh dengan sekarang?

6. Bagaimana anda memandang perubahan tersebut?

7. Adakah hikmah yang anda rasakan terkait perubahan tersebut?

8. Dengan demikian hal-hal positif apa yang anda lihat ada pada keluarga

anda sekarang?

9. Adakah sesuatu hal yang positif lainnya yang malah anda rasakan dari

keluarga setelah ortu pisah/meninggal?

Page 93: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Lingkungan (teman-sekolah-masyarakat)

1. Selain keluarga, adakah yang lain yang menurut anda sangat mendukung

anda? Ceritakan!

2. Adakah perubahan bentuk penerimaan dan dukungan mereka (teman-

sekolah-masyarakat) antara sebelum keluarga anda pisah dengan kondisi

sekarang?

3. Adakah hal positif/hikmah anda lihat dari perubahan tersebut?

4. Adakah sesuatu hal yang positif lainnya yang malah anda rasakan dari

lingkungan (teman-sekolah-masyarakat) setelah ortu pisah/meninggal?

I AM

1. Sifat-sifat positif apa yang ada pada anda?

2. Bagaimana anda melihat diri anda sekarang, dalam hal yang positif?

3. Kemampuan/ketrampilan/bakat apa yang anda punya dan itu

membanggakan anda?

4. Hal-hal apa yang pada diri anda yang membuat anda bahagia

memilikinya?

5. Sejauh mana anda sekarang merasa bahagia?

6. Hal-hal apa yang telah anda lakukan dan membuat anda merasa

bangga mengingatnya?

7. Menyangkut masa lalu, hal-hal positif apa saja yang menurut anda

telah terjadi pada anda?

8. Hal-hal positif apa yang anda punya yang membuat anda merasa cukup

mampu memaafkan hal-hal buruk yang telah terjadi pada anda?

9. Sejauh mana anda dapat memaafkan hal-hal buruk yang terjadi pada

masa lalu?

10. Bagaimana anda memandang masa depan anda? Sejauh mana anda

optimis memandang masa depan?

11. Hal-hal apa yang ada pada diri anda dan membuat anda merasa optimis

terhadap masa depan anda karena memilikinya?

Page 94: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

I CAN

1. Apa yang anda impikan untuk masa depan anda? Apa yang anda ingin

lakukan di masa depan anda?

2. Apa yang akan anda lakukan untuk mewujudkannya?

3. Apa yang anda rencanakan untuk mengembangkan

kemampuan/ketrampilan/bakat yang anda punya?

4. Sejauh mana semua rencana tersebut sudah anda lakukan?

5. Apa yang anda rencanakan untuk mengatasi hal-hal yang barangkali akan

menghalangi anda mewujudkan impian anda?

6. Apa yang anda lakukan untuk terus memelihara optimisme yang anda

punya?

7. Apa yang akan anda lakukan untuk dapat memaafkan masa lalu anda?

8. Apa yang anda rencanakan untuk membuat keluarga anda lebih baik?

9. Jikalau rencana anda untuk membuat keluarga lebih baik ternyata

mengalami hambatan, apa rencana anda selanjutnya?

10. Apa yang anda rencanakan untuk membuat lingkungan anda lebih baik?

Page 95: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

SELF REPORT RESILIENSI

Nama : .............................................. Sekolah : .................................

Tgl Pengisian : ...............................................

Ceritakan hal-

hal positif yang

anda dapatkan

dari keluarga,

teman, sekolah,

ataupun

masyarakat

sekitar anda

AKU

PUNYA...

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

Ceritakan hal-

hal positif

(sifat,

kelebihan,

kemampuan,

ketrampilan)

dalam diri

anda

AKU

ADALAH

...

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

Ceritakan

rencana-

rencana yang

AKU

AKAN....

.....................................................................................

.....................................................................................

Page 96: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

akan anda

lakukan untuk

mengembangk

an hal-hal

positif yang

anda miliki

(dari diri

sendiri maupun

keluarga dan

lingkungan)

guna

mengoptimalka

n diri dan masa

depan lebih

cerah

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

Page 97: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA KONSEP DIRI

1. Aspek Pengetahuan Diri

Warnings

The space saver method is used. That is, the cov ariance matrix is not calculated or

used in the analysis.

Case Processing Summary

43 100.0

0 .0

43 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.782 12

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

2.58 .794 43

2.58 .698 43

3.00 .655 43

3.28 .734 43

3.02 .636 43

2.86 .710 43

2.23 .611 43

2.49 .736 43

2.49 .798 43

2.60 .877 43

2.49 .856 43

2.98 .707 43

y1

y17

y3

y19

y5

y21

y9

y25

y11

y27

y13

y29

Mean Std. Dev iation N

Page 98: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Reliability

Item-Total Statistics

30.02 19.690 .402 .770

30.02 22.118 .083 .799

29.60 19.054 .642 .747

29.33 19.558 .470 .762

29.58 19.916 .499 .761

29.74 19.862 .440 .765

30.37 20.811 .353 .774

30.12 19.629 .457 .764

30.12 19.629 .408 .769

30.00 19.000 .442 .766

30.12 19.677 .361 .775

29.63 19.096 .575 .752

y1

y17

y3

y19

y5

y21

y9

y25

y11

y27

y13

y29

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Warnings

The space saver method is used. That is, the cov ariance matrix is not calculated or

used in the analysis.

Case Processing Summary

43 100.0

0 .0

43 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.799 11

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 99: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Item Statistics

2.58 .794 43

3.00 .655 43

3.28 .734 43

3.02 .636 43

2.86 .710 43

2.23 .611 43

2.49 .736 43

2.49 .798 43

2.60 .877 43

2.49 .856 43

2.98 .707 43

y1

y3

y19

y5

y21

y9

y25

y11

y27

y13

y29

Mean Std. Dev iation N

Item-Total Statistics

27.44 19.062 .350 .795

27.02 18.214 .622 .768

26.74 18.671 .458 .783

27.00 19.000 .490 .781

27.16 18.949 .431 .785

27.79 19.646 .388 .790

27.53 18.588 .471 .781

27.53 18.493 .436 .785

27.42 17.821 .477 .781

27.53 18.588 .379 .793

27.05 18.093 .586 .770

y1

y3

y19

y5

y21

y9

y25

y11

y27

y13

y29

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Page 100: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

2. Aspek Harapan Diri

Warnings

The space saver method is used. That is, the cov ariance matrix is not calculated or

used in the analysis.

Case Processing Summary

43 100.0

0 .0

43 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.837 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3.33 .644 43

3.23 .611 43

3.16 .721 43

3.21 .742 43

1.91 .718 43

3.28 .549 43

3.14 .833 43

2.98 .771 43

3.21 .804 43

2.84 .843 43

y2

y6

y8

y18

y23

y10

y14

y16

y26

y31

Mean Std. Dev iation N

Page 101: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Reliability

Item-Total Statistics

26.95 18.093 .562 .820

27.05 18.188 .581 .819

27.12 17.391 .611 .814

27.07 18.400 .414 .833

28.37 19.811 .197 .852

27.00 18.714 .542 .823

27.14 17.647 .464 .830

27.30 16.406 .734 .801

27.07 17.114 .576 .818

27.44 16.252 .680 .806

y2

y6

y8

y18

y23

y10

y14

y16

y26

y31

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Warnings

The space saver method is used. That is, the cov ariance matrix is not calculated or

used in the analysis.

Case Processing Summary

43 100.0

0 .0

43 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.852 9

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 102: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

3. Aspek Penilaian Diri

Item Statistics

3.33 .644 43

3.23 .611 43

3.16 .721 43

3.21 .742 43

3.28 .549 43

3.14 .833 43

2.98 .771 43

3.21 .804 43

2.84 .843 43

y2

y6

y8

y18

y10

y14

y16

y26

y31

Mean Std. Dev iation N

Item-Total Statistics

25.05 16.474 .558 .838

25.14 16.599 .570 .838

25.21 16.027 .565 .837

25.16 16.759 .412 .853

25.09 17.039 .545 .841

25.23 15.945 .477 .848

25.40 14.769 .750 .817

25.16 15.282 .618 .832

25.53 14.588 .700 .822

y2

y6

y8

y18

y10

y14

y16

y26

y31

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Warnings

The space saver method is used. That is, the cov ariance matrix is not calculated or

used in the analysis.

Case Processing Summary

43 100.0

0 .0

43 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Page 103: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Reliability Statistics

.847 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3.19 .627 43

3.16 .652 43

3.21 .638 43

2.74 .727 43

3.05 .615 43

2.91 .811 43

3.00 .787 43

2.40 .695 43

2.84 .754 43

3.16 .754 43

y4

y7

y20

y22

y24

y12

y15

y28

y30

y32

Mean Std. Dev iation N

Item-Total Statistics

26.47 19.588 .208 .859

26.49 17.161 .657 .823

26.44 16.824 .746 .816

26.91 18.372 .359 .849

26.60 17.483 .637 .826

26.74 16.576 .591 .828

26.65 17.328 .487 .839

27.26 17.623 .520 .835

26.81 16.869 .598 .828

26.49 16.303 .701 .817

y4

y7

y20

y22

y24

y12

y15

y28

y30

y32

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Page 104: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the cov ariance matrix is not calculated or

used in the analysis.

Case Processing Summary

43 100.0

0 .0

43 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.859 9

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3.16 .652 43

3.21 .638 43

2.74 .727 43

3.05 .615 43

2.91 .811 43

3.00 .787 43

2.40 .695 43

2.84 .754 43

3.16 .754 43

y7

y20

y22

y24

y12

y15

y28

y30

y32

Mean Std. Dev iation N

Page 105: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Reliability (Keseluruhan Aspek)

Item-Total Statistics

23.30 16.121 .581 .844

23.26 15.528 .726 .832

23.72 16.730 .392 .862

23.42 16.011 .649 .839

23.56 15.110 .606 .842

23.47 15.921 .485 .855

24.07 16.162 .527 .849

23.63 15.430 .606 .842

23.30 14.740 .740 .827

y7

y20

y22

y24

y12

y15

y28

y30

y32

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Warnings

The space saver method is used. That is, the cov ariance matrix is not calculated or

used in the analysis.

Case Processing Summary

43 100.0

0 .0

43 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.898 29

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 106: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

Item Statistics

2.58 .794 43

3.33 .644 43

3.00 .655 43

3.02 .636 43

3.23 .611 43

3.16 .652 43

3.16 .721 43

2.23 .611 43

3.28 .549 43

2.49 .798 43

2.91 .811 43

2.49 .856 43

3.14 .833 43

3.00 .787 43

2.98 .771 43

3.21 .742 43

3.28 .734 43

3.21 .638 43

2.86 .710 43

2.74 .727 43

3.05 .615 43

2.49 .736 43

3.21 .804 43

2.60 .877 43

2.40 .695 43

2.98 .707 43

2.84 .754 43

2.84 .843 43

3.16 .754 43

y1

y2

y3

y5

y6

y7

y8

y9

y10

y11

y12

y13

y14

y15

y16

y18

y19

y20

y21

y22

y24

y25

y26

y27

y28

y29

y30

y31

y32

Mean Std. Dev iation N

Page 107: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

ANALISIS 32 SUBYEK

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Descriptive Statistics

32 80.25 21.475 29 114 79.00 84.00 89.75

32 101.38 8.965 88 116 94.00 100.00 110.00

pretest

posttest

N Mean Std. Dev iat ion Minimum Maximum 25th 50th (Median) 75th

Percentiles

Ranks

1a 23.00 23.00

30b 15.77 473.00

1c

32

Negativ e Ranks

Positive Ranks

Ties

Total

posttest - pretest

N Mean Rank Sum of Ranks

posttest < pretesta.

posttest > pretestb.

posttest = pretestc.

Test Statisticsb

-4.410a

.000

Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

posttest -

pretest

Based on negat iv e ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Page 108: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

CURRICULUM VITAE

A. DENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dra. Djudiyah, M.Si

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Jombang, 10 Desember 1965

4. Agama : Islam

5. NIPUM/Golongan : 109910240 / 3c

6. Jabatan Fungsional : Lektor

7. Jabatan Struktural : Pembantu Dekan II

8. Fakultas : Psikologi

9. Bidang Keahlian : Psikologi Kepribadian

10. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenjang

Pendidikan

Lembaga

Pendidikan

Lulus Spesialisasi

1.

2.

Sarjana

Magister

UGM Yogjakarta

UGM Yogyakarta

1990

2003

Psikologi

Psikologi

C. PENGALAMAN PENELITIAN

1. Pengaruh Sensitivitas Gender Keluarga Terhadap Perilaku Remaja Dalam

Pengambilan Keputusan, 2001, dana UMM.

2. Remaja dan Kesehatan Reproduksi (Studi Aspek Psikologis Masa Pubertas

Anak Jalanan di Kota Malang), 2002, dana UMM.

3. Motivasi Remaja Membaca Komik Jepang (Studi pada Siswa SLTP

Muhamaddiyah 6 Malang) , 2003, Dana UMM.

Page 109: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

4. Lingkungan dan Kepuasan Konsumen Hotel, 2004, Dana UMM

5. Pengaruh Tayangan Sinetron Mistik di Televisi Terhadap Perkembangan

Psikologis Remaja, 2005, Dana UMM

D. PENULISAN BUKU

1. Psikologi Kepribadian, 2001, Dana UMM

2. Psikologi Konsumen, 2003, Dana UMM

3. Psikologi Perkembangan, 2005, Dana UMM

E. PELATIHAN/SEMINAR/LOKAKARYA

1. Trainer pada Guru-Guru di Aceh Pasca Konflik, 2004.

2. Trainer Service Excellent pada Karyawan UMM, 2005.

3. Trainer Smart and Sensitivity pada Security di UMM, 2005

4. Volunteer di Aceh Pasca Bencana Alam Tsunami, 2005

5. Volunteer di Jember Pasca Banjir Bandang, 2006.

F. PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Pendampingan Konseling Trauma di Nangro Aceh Darussalam. 2003

2. Pendampingan Konseling Trauma di Maluku dan Pulau Buru, 2004

3. Pendampingan Konseling Trauma di Jember, Jawa Timur, 2005

4. Pendampingan Konseling Trauma di Yogyakarta, 2006

5. Pendampingan Konseling Trauma di Sidoarjo, Jawa Timur, 2007

Malang, 10 Nopember 2011

Dra. Djudiyah, M.Si

Page 110: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

CURRICULUM VITAE

A. DENTITAS PRIBADI

1. Nama : M. Salis Yuniardi, M. Psi

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 05 Juni 1977

4. Agama : Islam

5. NIPUM/Golongan : 109 0203 0368 / 3b

6. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

7. Jabatan Struktural : Kepala UPT. Bimbingan Konseling UMM

8. Fakultas : Psikologi

9. Bidang Keahlian : Psikologi Klinis

10. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenjang

Pendidikan

Lembaga

Pendidikan

Lulus Spesialisasi

1.

2.

Sarjana

Magister

UNAIR Surabaya

UI Jakarta

2001

2006

Psikologi

Psikologi

C. PENGALAMAN PENELITIAN

1. Alcohol Expectations Pada Remaja Alkoholik, 2003, dana UMM.

2. Analisis Potensi Resiliensi Pengungsi Korban Lumpur Panas Sidoarjo,

2007, dana UMM.

3. Peran Ayah Dalam Keluarga Dari Remaja Laki-Laki Dengan Perilaku

Antisosial, 2008, Dana UMM

4. Identitas Diri Para Slanker, 2009, Dana UMM

Page 111: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

5. Model Support Group Therapy untuk meningkatkan konsep diri dan

resiliensi remaja dari keluarga single parent, 2009-1011, Hibah DIKTI.

D. PENULISAN BUKU/KARYA TULIS ILMIAH

1. Daily Interpersonal Experiences, Context, and Alcohol Consumption:

Crying in Your Beer and Toasting Good Times. Jurnal Psikodinamik. 2002

2. Psikologi Lintas Budaya, 2004, Dana UMM

3. Mengembangkan Potensi Diri Membangun Masyarakat Madani, UMM

Press (tahun 2006)

4. Membangun Kompetensi Insani Mengembangkan Kepemimpinan

Madani, UMM Press (tahun 2007)

5. Identifikasi Gangguan Pada Anak, UMM Press (tahun 2008).

E. PELATIHAN/SEMINAR/LOKAKARYA ILMIAH

1. Peserta pada Lokakarya Manajemen Penelitian oleh DIKTI dan Lemlit

UMM, 2003.

2. Peserta pada Lokakarya Hubungan Terapis – Klien oleh UGM, 2003

3. Peserta pada Semiloka International Workshop Management oleh UMM,

2004

4. Peserta pada Penataran Dan Lokakarya Metodologi Penelitian oleh DIKTI

dan Lemlit UMM, 2004

5. Peserta pada Congress of The Asian Council of Psychology di Jakarta,

2005

6. Peserta pada Konferensi dan Workshop Neurodevelopmental II di Jakarta,

2005.

7. Pemakalah pada Kongres Nasional Ikatan Psikologi Perkembangan

Indonesia (IPPI) di Malang, 2006.

8. Peserta pada Seminar Cross Cultural Psychology oleh UMM dan Cross

Cultural Psychologist Association, 2007

Page 112: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

9. Pemakalah pada Workshop dan Lokakarya Anak Berkebutuhan Khusus

diselenggarakan oleh PSLB dan UMM di Malang, 2009

10. Pemakalah pada Seminar Nasional Pendidikan Inklusi diselenggarakan

oleh PSLB dan UMM di Malang, 2009.

11. Narasumber pada Workshop Penjara Anak Ramah Anak oleh Lembaga

Perlindungan Anak Jawa Timur di Surabaya, 2009.

12. Pemakalah pada Kongres Psikoterapi Indonesia III, Jakarta, 2010.

13. Pemakalah pada International Conference of Resiliency, Jakarta, 2011.

F. PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Trainer pada Achievement Motivation Training karyawan Pembangkit Jawa

Bali (PJB) di Pandaan, 2002

2. Anggota Team Monitoring dan Evaluasi Program Kompensasi Pengurangan

Subsidi BBM, 2003

3. Trainer dan Pendampingan Konseling Trauma di Nangro Aceh Darussalam,

2003

4. Trainer dan Pendampingan Konseling Trauma di Makasar, 2004

5. Trainer dan Pendampingan Konseling Trauma di Ternate, 2004

6. Pendampingan Konseling Trauma di Sidoarjo, Jawa Timur, 2007

7. Trainer Konseling Focus on Resiliency Pada Guru Bimbingan dan Konseling

SMU/SMK Muhammadiyah se-kota Malang. 2007.

8. Narasumber pada Pelatihan Penyuluh Narkoba Badan Narkotika Nasional di

Malang, 2007

9. Pemakalah pada Workshop Pencegahan Peredaran Narkoba di Malang, 2008

10. Trainer pada pelatihan Konseling Pada Guru Bimbingan dan Konseling

SMP/SMU/SMK se-kota Malang. 2008.

11. Trainer pada pelatihan Konseling Pada Guru Bimbingan dan Konseling

SMP/SMU/SMK se-kabupaten Malang. 2008.

12. Trainer pada pelatihan Konseling Pada Guru Bimbingan dan Konseling

TK/SD se-kabupaten Lumajang. 2008.

13. Pendampingan Program Akselerasi di Kota dan Kabupaten Malang, 2008

Page 113: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

14. Trainer pada Pelatihan Quantum Teaching guru-guru SD Probolinggo, 2008

15. Pendampingan Program Inklusi di Kota dan Kabupaten Malang, 2008

16. Penerapan Base On Resiliency Pada Lembaga Bimbingan Konseling Sebagai

Bagian Penerapan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, DIKTI,

2009

Malang, 10 Oktober 2011

M. Salis Yuniardi, S. Psi, M. Psi

Page 114: Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING … · LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN KEDUA MODEL PENGEMBANGAN KONSEP DIRI DAN DAYA RESILIENSI MELALUI SUPPORT GROUP

JADWAL KERJA PENELITIAN

Penelitian tahun kedua yang dilaksanakan tahun anggaran 2011,

dilaksanakan selama 8 bulan, dengan rancangan jadwal kerja sebagai berikut :

No

Jenis Kegiatan

Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Persiapan/Perijinan x

2. Pengambilan data x x x x x

3. Analisis Data x

4. Pelaporan x