bicara

download bicara

of 22

Transcript of bicara

  • 7/30/2019 bicara

    1/22

    Sponsored by

    dokteranakku.com

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

    http://dokteranakku.com/http://dokteranakku.com/
  • 7/30/2019 bicara

    2/22

    Kata Pengantar

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan referat yang berjudul Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak.

    Buku ini merupakan salah satu hadiah bagi para pembacadokteranakku.com. Karena selama

    dokteranakku.com ada di dunia maya banyak pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tentang

    gangguan bicara dan bahasa pada anak.

    Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulisan referat

    ini, Amelia Dwifika Putri, M. Luthfi Suhaimi, Adisty Taufik, Rhesiwenny Rushe, dan Fifanski

    Karmindos. Dan secara khusus saya ucapkan kepada Dr. Rahmi Lestari yang ikut serta menjadi

    editor buku ini.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

    itu penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk perbaikan.

    Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.

    Padang, Agustus 2008

    Dr. Irwan Effendi

    dokteranakku.com

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

    http://dokteranakku.com/http://dokteranakku.com/http://dokteranakku.com/http://dokteranakku.com/http://dokteranakku.com/
  • 7/30/2019 bicara

    3/22

    BAB 1

    LATAR BELAKANG

    Bahasa merupakan salah satu parameter dalam perkembangan anak. Kemampuan bicara dan

    bahasa melibatkan perkembangan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar

    anak.1,2 Kemampuan bahasa pada umumnya dapat dibedakan atas kemampuan reseptif (mendengar

    dan memahami) dan kemampuan ekspresif (berbicara). Kemampuan bicara lebih dapat dinilai dari

    kemampuan lainnya sehingga pembahasan mengenai kemampuan bahasa lebih sering dikaitkan

    dengan kemampuan berbicara. Kemahiran dalam bahasa dan berbicara dipengaruhi oleh faktor

    intrinsik (dari anak) dan faktor ekstrinsik (dari lingkungan). Faktor intrinsik yaitu kondisi

    pembawaan sejak lahir termasuk fisiologi dari organ yang terlibat dalam kemampuan bahasa dan

    berbicara. Sementara itu faktor ekstrinsik berupa stimulus yang ada di sekeliling anak terutamaperkataan yang didengar atau ditujukan kepada si anak.1,3

    Gangguan bahasa dan berbicara adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang

    paling sering ditemukan pada anak. Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering

    dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak semakin

    meningkat pesat. Dari penelitian didapatkan bahwa gangguan bahasa dan berbicara terjadi 1%

    sampai 32% dari populasi normal dan sebanyak 60% dari kasus yang ditemukan terjadi secara

    spontan pada anak berumur dibawah 3 tahun.4,5

    Berdasarkan hal tersebut di atas, maka gangguan bahasa dan bicara harus menjadi prioritas

    bagi dokter untuk dideteksi secara dini agar penyebabnya dapat segera dicari, sehingga pengobatan

    dan pemulihannya dapat diberikan sesegera mungkin karena akan sangat mempengaruhi

    perkembangan anak di masa depan. Gangguan dalam perkembangan bahasa dan artikulasi, selain

    menyebabkan hambatan dalam bidang akademik, akan menyebabkan pula hambatan dalam bidang

    hubungan sosial, yang kemudian dapat menimbulkan berbagai macam tingkah laku, seperti

    membolos, minat belajar kurang, dan berbagai macam tingkah laku antisosial. Tidak jarang

    kepribadian anak ikut terpengaruh misalnya anak mulai merasa rendah diri, menjadi peragu dan

    sering was-was menghadapi lingkungannya.3,6

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    4/22

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2. 1. DefinisiAda perbedaan antara bicara dan bahasa. Bicara adalah pengucapan, yang menunjukkan

    keterampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Bahasa berarti menyatakan dan

    menerima informasi dalam suatu cara tertentu. Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi.

    Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar. Bahasa

    ekspresif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi

    tanda) atau auditorik. Seorang anak yang mengalami gangguan berbahasa mungkin saja dapat

    mengucapkan suatu kata dengan jelas tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata dengan baik.

    Sebaliknya, ucapan seorang anak mungkin sedikit sulit untuk dimengerti, tetapi ia dapat menyusun

    kata-kata yang benar untuk menyatakan keinginannya. Masalah bicara dan bahasa sebenarnya

    berbeda tetapi kedua masalah ini sering kali tumpang tindih.1,7

    Gangguan bicara dan bahasa terdiri dari masalah artikulasi, masalah suara, masalah

    kelancaran berbicara (gagap), afasia (kesulitan dalam menggunakan kata-kata, biasanya akibat

    cedera otak) serta keterlambatan dalam bicara atau bahasa. Keterlambatan bicara dan bahasa dapat

    disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor lingkungan atau hilangnya pendengaran. Gangguan

    bicara dan bahasa juga berhubungan erat dengan area lain yang mendukung seperti fungsi otot

    mulut dan fungsi pendengaran. Keterlambatan dan gangguan bisa mulai dari bentuk yang sederhana

    seperti bunyi suara yang tidak normal (sengau, serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk

    mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme oral-motor dalam fungsinya

    untuk bicara dan makan.8

    Gangguan perkembangan artikulasi meliputi kegagalan mengucapkan satu huruf sampai

    beberapa huruf. Sering terjadi penghilangan atau penggantian bunyi huruf itu sehingga

    menimbulkan kesan bahwa bicaranya seperti anak kecil. Selain itu juga dapat berupa gangguan

    dalampitch, volume atau kualitas suara.6

    Afasia yaitu kehilangan kemampuan untuk membentuk kata-kata atau kehilangan

    kemampuan untuk menangkap arti kata-kata sehingga pembicaraan tidak dapat berlangsung dengan

    baik. Anak-anak dengan afasia didapat memiliki riwayat perkembangan bahasa awal yang normal,

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    5/22

    dan memiliki onset setelah trauma kepala atau gangguan neurologis lain (sebagai contohnya

    kejang).6,9,10

    Gagap adalah gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama bicara.

    Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata, atau suatu bloking yang spasmodik, bisa terjadi

    spasme tonik dari otot-otot bicara seperti lidah, bibir, dan laring. Terdapat kecenderungan adanya

    riwayat gagap dalam keluarga. Selain itu, gagap juga dapat disebabkan oleh tekanan dari orang tua

    agar anak bicara dengan jelas, gangguan lateralisasi, rasa tidak aman, dan kepribadian anak. 3,6,9

    Stimulasi yaitu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh dan

    berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus

    menerus pada setiap kesempatan yang dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh, maupun orang-

    orang terdekat dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan gangguan

    yang menetap.11

    2. 2. Epidemiologi

    Gangguan bicara dan bahasa dialami oleh 8% anak usia pra sekolah. Hampir sebanyak 20%

    dari anak berumur 2 tahun mempunyai gangguan keterlambatan bicara. Keterlambatan bicara paling

    sering terjadi pada usia 3-16 tahun. Pada umur 5 tahun, 19% dari anak-anak diidentifikasi memiliki

    gangguan bicara dan bahasa (6,4% kelemahan berbicara, 4,6% kelemahan bicara dan bahasa, dan

    6% kelemahan bahasa). Gagap terjadi pada 4-5% pada usia 3-5 tahun dan 1% pada usia remaja.

    Laki-laki diidentifikasi memiliki gangguan bicara dan bahasa hampir dua kali lebih banyak daripada

    wanita. Sekitar 3-6% anak usia sekolah memiliki gangguan bicara dan bahasa tanpa gejala

    neurologi, sedangkan pada usia pra sekolah prevalensinya lebih tinggi yaitu sekitar 15%. Menurut

    penelitian anak dengan riwayat sosial ekonomi yang lemah memiliki insiden gangguan bicara dan

    bahasa yang lebih tinggi dari pada anak dengan riwayat sosial ekonomi menengah keatas.1,12

    2. 3. Fisiologi Bicara

    Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi, pertama aspek sensorik (input bahasa) yang

    melibatkan telinga dan mata, dan kedua aspek otorik (output bahasa) yang melibatkan vokalisasi

    dan pengaturannya.8

    Otak memiliki tiga pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif

    yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    6/22

    mengurus pelaksanaan bahasa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak

    atau sistem susunan saraf pusat. Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 disebut

    area Wernicke, merupakan pusat persepsi auditoro-leksik yaitu mengurus pengenalan dan

    pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 Broadman adalah

    pusat persepsi visuo-leksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang

    bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Ketiga

    pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.8

    Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui

    lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membran timpani. Dari sini rangsangan

    diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga bagian

    dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang disebut koklea. Saat gelombang suara

    mencapai koklea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VIII ke area pendengaran primer di otak

    diteruskan ke area Wernicke. Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk

    artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses

    bicara dihasilkan oleh vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru,

    sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit-langit). Jadi untuk proses

    bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat

    penting.1,8,9

    Untuk dapat mengucapkan kata-kata sebaik-baiknya, sehingga bahasa yang didengar dapat

    ditangkap dengan jelas dan setiap suku kata dapat terdengar secara terinci, maka mulut, lidah, bibir,

    palatum mole dan pita suara, serta otot-otot pernafasan harus melakukan gerakan sempurna. Bila

    ada salah satu gerakan tersebut diatas terganggu, timbullah cara berbahasa yang kurang jelas ada

    kata-kata yang seolah-olah ditelan terutama pada akhir kalimat.13

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    7/22

    Tahap Perkembangan Bicara dan Bahasa pada Anak :

    Tabel 2. 1. Milestones Normal Perkembangan Bicara dan Bahasa pada Anak.14

    Umur Kemampuan Reseptif Kemampuan Ekspresif

    Lahir Melirik ke sumber suara

    Memperlihatkan ketertarikan

    terhadap suara-suara

    Menangis

    2 4 bulan Tertawa dan mengoceh tanpa arti

    6 bulan Memberi respon jika namanya

    dipanggil

    Mengeluarkan suara yang

    merupakan kombinasi huruf

    hidup (vowel) dan huruf mati

    (konsonan)

    9 bulan Mengerti dengan kata-kata yang

    rutin (da-da)

    Mengucapkan ma-ma, da-da

    12 bulan Memahami dan menuruti

    perintah sederhana

    Bergumam

    Mengucapkan satu kata

    15 bulan Menunjuk anggota tubuh Mempelajari kata-kata denganperlahan

    18 24 bulan Mengerti kalimat Menggunakan/merangkai dua

    kata

    24 36 bulan Menjawab pertanyan

    Mengikuti 2 langkah perintah

    Frase 50% dapat dimengerti

    Membentuk 3 (atau lebih)

    kalimat

    Menanyakan apa

    36 48 bulan Mengerti banyak apa yang

    diucapkan

    Menanyakan mengapa

    Kalimat 75% dapat dimengerti,

    bahasa sudah mulai jelas,menggunakan lebih dari 4 kata

    dalam satu kalimat

    48 60 bulan Mengerti banyak apa yang

    dikatakan, sepadan dengan

    fungsi kognitif

    Menyusun kalimat dengan baik

    Bercerita

    100% kalimat dapat dimengerti

    6 tahun Pengucapan bahasa lebih jelas

    2. 4. Etiologi dan PatogenesisGangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    Penyebab kelainan berbicara dan bahasa bisa bermacam-macam yang melibatkan berbagai

    faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kondisi lingkungan, pendengaran, kognitif,

    fungsi saraf, emosi psikologis, dan lain sebagainya.

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    8/22

    Gangguan bicara dan bahasa pada anak dapat disebabkan oleh kelainan berikut :

    1. Lingkungan sosial dan emosional anak.6,9,10,15

    Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan perkembangan bahasa.

    Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak,

    termasuk lingkungan keluarga. Misalnya, gagap dapat disebabkan oleh kekhawatiran dan

    perhatian orang tua yang berlebihan pada saat anak mulai belajar bicara, tekanan emosi pada

    usia yang sangat muda sekali, dan dapat juga sebagai suatu respon terhadap konflik dan rasa

    takut. Sebaliknya, gagap juga dapat menimbulkan problem emosional pada anak.

    2. Sistem masukan / input.8,15

    Gangguan pada sistem pendengaran, penglihatan, dan defisit taktil-kinestetik dapat

    menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak.

    Dalam perkembangan bicara, pendengaran merupakan alat yang sangat penting. Anak

    seharusnya sudah dapat mengenali bunyi-bunyian sebelum belajar bicara. Anak dengan otitis

    media kronis dengan penurunan daya pendengaran akan mengalami keterlambatan kemampuan

    menerima atau mengungkapkan bahasa. Gangguan bahasa juga terdapat pada tuli karena

    kelainan genetik dan metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial (infeksi intrauterin : TORCH),

    tuli konduksi seperti akibat malformasi telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak dapat

    mendengar), tuli persepsi/afasia sensorik (terjadi kegagalan integrasi arti bicara yang didengar

    menjadi suatu pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada skizofrenia, autisme

    infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya.

    Anak dengan gangguan penglihatan yang berat, akan terganggu pola bahasanya. Pada anak

    dengan defisit taktil- kinestetik akan terjadi gangguan artikulasi, misalnya pada anak dengan.

    anomali alat bicara perifer, seperti pada labioskizis, palatoskizis dan kelainan bentuk rahang,

    bisa didapati gangguan bicara berupa disartria.

    3. Sistem pusat bicara dan bahasa.6,8,15

    Kelainan pada susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi, formulasi, dan

    perencanaan bahasa, juga aktivitas dan kemampuan intelektual dari anak. Dalam hal ini,

    terdapat defisit kemampuan otak untuk memproses informasi yang komplek secara cepat.

    Kerusakan area Wernicke pada hemisfer dominan girus temporalis superior seseorang akan

    menyebabkan hilangnya seluruh fungsi intelektual yang berhubungan dengan bahasa atau simbol

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    9/22

    verbal, yang disebut dengan afasia Wernicke. Penderita mampu mengerti kata-kata yang

    dituliskan atau didengar, namun tak mampu menginterpretasikan pikiran yang diekspresikan.

    Apabila lesi pada area Wernicke ini meluas dan menyebar ke belakang (regio girus angular), ke

    inferior (area bawah lobus temporalis), dan ke superior (tepi superior fisura sylvian), maka

    penderita tampak seperti benar-benar terbelakang total untuk mengerti bahasa dan

    berkomunikasi, disebut dengan afasia global. Bila lesi tidak begitu parah, maka penderita masih

    mampu memformulasikan pikirannya namun tidak mampu menyusun kata-kata yang sesuai

    secara berurutan dan bersama-sama untuk mengekspresikan pikirannya.

    Kerusakan pada area bicara broca yang terletak di regio prefrontal dan fasial premotorik korteks

    menyebabkan penderita mampu menentukan apa yang ingin dikatakannya dan mampu

    bervokalisasi namun tak mampu mengatur sistem vokalnya untuk menghasilkan kata-kata selain

    suara ribut. Kelainan ini disebut afasia motorik, kira-kira 95% kelainannya di hemisfer kiri.

    Regio fasial dan laringeal korteks motorik berfungsi mengaktifkan gerakan otot-otot mulut,

    lidah, laring, pita suara, dan sebagainya, yang bertanggung jawab untuk intonasi, waktu, dan

    perubahan intensitas yang cepat dari urutan suara. Kerusakan pada regio-regio ini menyebabkan

    ketidakmampuan untuk berbicara dengan jelas.

    Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental, misalnya pada sindrom

    Down. Pada anak dengan retardasi mental, terdapat disfungsi otak akibat adanya

    ketidaknormalan yang luas dari struktur otak, neurotransmitter atau mielinisasi, sehingga

    perkembangan mentalnya terhenti atau tidak lengkap, sehingga berpengaruh pada semua

    kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.

    4. Sistem produksi.15

    Sistem produksi suara meliputi laring, faring, hidung, struktur mulut dan mekanisme

    neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara, bunyi laring,

    pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring, faring dan rongga

    mulut.

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    10/22

    Tabel 2. 2. Penyebab Gangguan Bicara dan Bahasa menurut Blager BF15

    Penyebab Efek pada Perkembangan Bicara

    1. Lingkungan

    a. Sosial ekonomi kurang

    b. Tekanan keluarga

    c. Keluarga bisud. Dirumah menggunakan bahasa

    bilingual

    2. Emosi

    a. Ibu yang tertekan

    b. Gangguan serius pada orang tua

    c. Gangguan serius pada anak

    3. Masalah pendengaran

    a.Kongenital

    b. Didapat

    4. Perkembangan terlambat

    a. Perkembangan lambat

    b. Perkembangan lambat, tetapi

    masih dalam batas rata-rata

    c. Retardasi mental

    5. Cacat bawaan

    a. Palatoschizis

    b. Sindrom Down

    6. Kerusakan otak

    a. Kelainan neuromuskular

    b. Kelainan sensorimotor

    c. Palsi serebral

    d. Kelainan persepsi

    a. Terlambat

    b. Gagap

    c. Terlambat pemerolehan bahasad. Terlambat pemerolehan struktur bahasa

    a. Terlambat pemerolehan bahasa

    b. Terlambat atau gangguan perkembangan

    bahasa

    c. Terlambat atau gangguan perkembangan

    bahasa

    a. Terlambat atau gangguan bicarapermanen

    b. Terlambat atau gangguan bicara

    permanen

    a. Terlambat bicara

    b. Terlambat bicara

    c. Pasti terlambat bicara

    a. Terlambat dan terganggu kemampuan

    bicara

    b. Kemampuan bicaranya lebih rendah

    a. Mempengaruhi kemampuan menghisap,

    menelan, mengunyah dan akhirnya timbul

    gangguan bicara dan artikulasi seperti

    disartria

    b. Mempengaruhi kemampuan menghisap,

    menelan, akhirnya menimbulkan

    gangguan artikulasi, seperti dispraksia

    c. Berpengaruh pada pernapasan, makan

    dan timbul juga masalh artikulasi yang

    dapat mengakibatkan disartria dan

    dispraksia

    d. Kesulitan membedakan suara, mengerti

    bahasa, simbolisaasi, mengenal konsep,

    akhirnya menimbulkan kesulitan belajar

    di sekolah

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    11/22

    2. 5. DiagnosisGangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam diagnosis adalah

    membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai variasi besar

    pada usia saat mereka belajar berbicara dan terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering

    diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan dalam hubungan interpersonal, serta

    gangguan emosional dan perilaku. Untuk menegakkan diagnosis, harus dilakukan pengujian

    terhadap intelektual nonverbal anak. Pengamatan pola bahasa verbal dan isyarat anak dalam

    berbagai situasi dan selama interaksi dengan anak-anak lain membantu memastikan keparahan,

    bidang spesifik anak yang terganggu, dan membantu dalam deteksi dini komplikasi perilaku dan

    emosional.1,10,16,24

    2. 5. 1. Anamnesis

    Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa

    pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain :17

    Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau

    menggerakkan bagian tubuh.

    Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara

    padanya.

    Kapan bayi mulai mengeluarkan suara aaaggh

    Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari ke

    arah suara

    Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum

    Mengikuti perintah satu langkah, seperti beri ayah sepatu atau ambil koran

    Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung,

    kuping, dan sebagainya

    Selain itu harus diperhatikan juga tanda bahaya adanya gangguan bahasa dan bicara yaitu bila pada

    usia:

    46 Bulan

    Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orang tuanya;

    Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    12/22

    8-10 Bulan

    Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian.

    Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya.

    9-10 bulan, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis.

    12-15 Bulan

    12 bulan, belum menunjukkan mimik.

    12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara, seperti ma-ma, da-da.

    12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu.

    15 bulan, belum mampu memahami arti tidak boleh atau daag.

    15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda.

    15 bulan, belum dapat mengucapkan 1-3 kata.

    18-24 Bulan

    18 bulan, belum dapat mengucapkan 6-10 kata.

    18-20 bulan, tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian.

    21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana.

    24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat.

    24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon.

    24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau kata-kata orang lain.

    24 bulan, tidak mampu menunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya.

    30-36 Bulan

    30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga.

    36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana dan pertanyaan dan tidak dapat dipahami

    oleh orang lain selain anggota keluarga.

    3-4 Tahun

    3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak mamiliki

    minat bermain dengan sesamanya.

    3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti ayah diucapkan aya.

    4 tahun, masih gagap dan tidak dimengerti secara lengkap.

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    13/22

    American Psychiatric Associations Diagnostic and Statistical Manual of Mental

    Disorder(DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe.1,18

    1. Gangguan bahasa ekspresif

    2. Gangguan bahasa reseptif-ekspresif

    3. Gangguan phonological

    4. Gagap

    Pada gangguan bahasa ekspresif, secara klinis kita bisa menemukan gejala seperti

    perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan

    dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam

    pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh.

    Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata

    dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan

    keinginannya. Jika anak akhirnya bisa berbicara, defisit bahasa menjadi jelas, terjadi kesalahan

    artikulasi seperti bunyi th, r, s, z, y. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan bahasa ekspresif juga

    ikut mendukung diagnosis.1,10

    Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan gejala-gejala gangguan

    bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Ciri klinis penting dari

    gangguan tersebut adalah gangguan yang bermakna pada pemahaman bahasa dan ekspresi bahasa.

    Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun,

    bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa

    reseptif-ekspresif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses

    simbol visual seperti arti suatu gambar. Mereka memiliki defisit dalam mengintegrasikan simbol

    auditorik maupun visual, contohnya mengenali atribut dasar yang umum untuk mainan truk dan

    mainan mobil penumpang. Anak dengan gangguan bahasa campuran reseptif-ekspresif biasanya

    tampak tuli.1,10

    Anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu

    berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara.19

    Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau

    perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki usia 2-3 tahun

    dan 5-7 tahun. Sangat sering disertai mengedip mata dan menggoyangkan kepala.20

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    14/22

    2. 5. 2. Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa

    dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang

    berulang, sindrom William (fasies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak

    mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak

    menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa, ta, pa-ta, pa-ta-

    ka.15

    2. 5. 3. Pemeriksaan Penunjang

    1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) merupakan cara pengukuran evoked potensial

    (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak)

    sebagai respon terhadap stimulus auditorik.

    2. Pemeriksaan audiometri

    Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan untuk anak-anak

    yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan

    audiometri :9,10

    a. Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan melihat

    respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke

    arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang

    tenang atau kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian

    dilakukan terhadap respon yang diperlihatkan anak.9

    b. Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain,

    misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia

    mendengar bunyi. Dapat dimulai pada usia 3-4 tahun bila anak cukup kooperatif.9,21

    c. Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus dalam

    daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk

    mengulangi kata-kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah

    anak dapat membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai

    kemampuan anak dalam pembicaraan sehari-hari dan untuk menilai pemberian alat bantu

    dengar (hearing aid).9,21

    d. Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus.9

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    15/22

    3. CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area

    otak yang abnormal.

    4. Timpanometri digunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan sistem osikular.9

    Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala

    Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQperformance,dan IQ gabungan :17,18

    Skala intelegensi Wechsler untuk anak-III: penyelesaian susunan gambar.

    Tes ini terdiri dari satu set gambar-gambar objek yang umum,seperti gambar pemandangan.

    Salah satu bagian yang penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon

    dinilai sebagai benar atau salah.

    Gambar 2. 1. Seorang anak berusia 8 bulan mendemonstrasikan kemampuan berbahasa memberi

    nama gambar. Sumber : Pediatrics in review, Toddler Development.

    2. Skala intelegensi Wechsler untuk anak-III: mendesain balok

    Anak diberikan pola bangunan dua dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya

    menggunakan kubus dua warna. Respon dinilai sebagai benar atau salah.

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    16/22

    Gambar 2. 2. Seorang anak berusia 24 bulan mendemonstrasikan kemampuan motorik halus

    dengan menyusun balok. Sumber : Pediatrics in review, Toddler Development.

    2. 6. Tata LaksanaGangguan Bicara dan Bahasa pada Anak.

    Diagnosis yang tepat terhadap gangguan bicara dan bahasa pada anak, sangat berpengaruh

    terhadap perbaikan dan perkembangan kemampuan bicara dan bahasa. Terapi sebaiknya dimulai

    saat diagnosis ditegakkan, namun hal ini menjadi sebuah dilema, diagnosis sering terlambat karena

    adanya variasi perkembangan normal atau orang tua baru mengeluhkan gangguan ini kepada dokter

    saat mencurigai adanya kelainan pada anaknya, sehingga para dokter lebih sering dihadapkan pada

    aspek kuratif dan rehabilitatif dibandingkan preventif. Tata laksana dini terhadap gangguan ini akan

    membantu anak-anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil kelainan di masa sekolah.

    Sehubungan dengan hal tersebut, para dokter dituntut agar lebih tanggap terhadap proses

    perkembangan bicara dan bahasa pada anak.1,6,25

    Gangguan bicara dan bahasa pada anak cenderung membaik seiring pertambahan usia, dan

    pada dasarnya perkembangan bahasa dilatarbelakangi perawatan primer orang tua dan keluarga

    terhadap anak. Usaha preventif pada masa neonatus, bayi dan balita dapat dilakukan dengan

    memberi pujian dan respon terhadap segala usaha anak untuk mengeluarkan suara, serta memberitanda terhadap semua benda dan kata yang menggambarkan kehidupan sehari-hari. Pola intonasi

    suara dapat diperbaiki sejalan dengan respon anak yang semakin mendekati pola orang dewasa.

    Secara umum, anak akan berusaha untuk lebih baik saat orang dewasa merespon apa yang

    diucapkannya tanpa menekan anak untuk mengucapkan suara atau kata tertentu. Sebagai motivasi

    ketika seorang anak berbicara satu kata secara jelas, pendengar sebaiknya merespon tanpa paksaan

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    17/22

    dengan memperluas hingga dua kata.1,2,6,15,25

    Beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memberi semangat dalam proses perkembangan

    bahasa anak :25

    Ekspresi kalimat seru

    Mengombinasikan ekspresi verbal dengan mengarahkan atau melakukan gerak isyarat

    untuk mendapatkan benda

    Mengoceh selama bermain

    Menirukan kata terakhir yang diucapkan anak

    Menirukan suara lingkungan

    Berusaha untuk bernyanyi

    Tindakan kuratif penatalaksanaan gangguan bicara dan bahasa pada anak disesuaikan

    dengan penyebab kelainan tersebut. Penatalaksanaan dapat melibatkan multi disiplin ilmu dan terapi

    ini dilakukan oleh suatu tim khusus yang terdiri dari fisioterapis, dokter, guru, dan orang tua pasien.

    Beberapa jenis gangguan bicara dapat diterapi dengan terapi wicara, tetapi hal ini membutuhkan

    perhatian medis seorang dokter. Anak-anak usia sekolah yang memiliki gangguan bicara dapat

    diberikan pendidikan program khusus. Beberapa sekolah tertentu menyediakan terapi wicara kepada

    para murid selama jam sekolah, meskipun menambah hari belajar.1,6

    Konsultasi dengan psikoterapis anak diperlukan jika gangguan bicara dan bahasa diikuti oleh

    gangguan tingkah laku, sedangkan gangguannya bicaranya akan dievaluasi oleh ahli terapi wicara. 15

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    18/22

    Tabel 2. 3. Penatalaksanaan Gangguan Bicara dan Bahasa menurut Blager BF15

    Masalah Penatalaksanaan Rujukan

    1. Lingkungan

    a. Sosial ekonomi

    kurang

    b. Tekanan keluarga

    c. Keluarga bisu

    d. Dirumah

    menggunakan

    bahasa bilingual

    a. Meningkatkan

    stimulasi

    b. Mengurangi tekanan

    c. Meningkatkan

    stimulasi

    d. Menyederhankan

    masukan bahasa

    a. Kelompok BKB (Bina

    Keluarga dan Balita)

    atau kelompok bermainb. Konseling keluarga

    c. Kelompok

    BKB/bermain

    d. Ahli terapi wicara

    2. Emosi

    a. Ibu yang tertekan

    b. Gangguan seriuspada keluarga

    c. Gangguan serius

    pada anak

    a. Meningkatkan

    stimulasi

    b. Menstabilkanlingkungan emosi

    c. Meningkatkan status

    emosi anak

    a. Konseling, kelompok

    BKB/bermain

    b. Psikoterapis

    c. Psikoterapis

    3. Masalah Pendengaran

    a. Kongenital

    b. Didapat

    a. Monitor dan obati

    kalau memungkinkan

    b. Monitor dan obati

    kalau memungkinkan

    a. Audiologis/ahli THT

    b. Audiologis/ahli THT

    4. Perkembangan Lambat

    a. Dibawah rata-rata

    b. Perkembangan

    terlambat

    c. Retardasi Mental

    a. Tingkatkan stimulasi

    b. Tingkatkan stimulasi

    c. Maksimalkan potensi

    a. Ahli terapi wicara

    b. Ahli terapi wicara

    c. Program khusus

    5. Cacat bawaan

    a. Palatoschizis

    b. Sindrom Down

    a. Monitor dan dioperasi

    b. Monitor dan stimulasi

    a. Ahli terapi wicara

    setelah operasi

    b. Rujuk ke ahli terapi

    wicara, monitor

    pendengarannya

    6. Kerusakan otakPalsi serebral Mengoptimalkan

    kemampuan fisik

    kognitif dan bicara anak

    Rujuk ke ahli

    rehabilitasi, ahli terapi

    wicara

    Anak tidak hanya membutuhkan stimulasi untuk aktifitas fisiknya, tetapi juga untuk

    meningkatkan kemampuan bahasa.bila anak mengalami deprivasi yang berat terhadap kesempatan

    untuk mendapatkan pengalaman tersebut, maka akibatnya perkembangannya mengalami hambatan.

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    19/22

    Beberapa cara menstimulasi anak diantaranya :11

    1. Berbicara

    Setiap hari bicara dengan bayi sesering mungkin. Gunakan setiap kesempatan seperti waktu

    memandikan bayi, mengenakan pakaiannya, memberi makan dan lain-lain. Anak tidak pernah

    terlalu muda untuk diajak bicara.

    2. Mengenali berbagai suara

    Ajak anak mendengarkan berbagai suara seperti musik, radio, televisi. Juga buatlah suara dari

    kerincingan, mainan, kemudian perhatikan bagaiman reaksi anak terhadap suara yang berlainan.

    3. Menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar

    Ajak anak melihat gambar-gambar, kemudian gambar ditunjuk dan namanya disebutkan, usahakan

    anak mengulangi kata-kata, lakukan setiap hari. Bila anak sudah bisa menyebutan nama gambar,

    kemudian dilatih untuk bercerita tentang gambar tersebut

    4. Mengerjakan perintah sederhana

    Mulai memberikan perintah kepada anak misal letakkan gelas di meja. Kalau perlu tunjukkan

    kepada anak cara mengerjakan perintah tadi, gunakan kata-kata yang sederhana.

    Terapi anak gagap diawali dengan mengurangi stres emosional disertai bimbingan dan

    konseling terhadap orang tua demi kemajuan anaknya. Hampir separuh anak gagap dapatmengatasinya, walaupun demikian rujukan ke ahli terapi wicara merupakan bantuan yang sangat

    penting bagi anak, dan terapi lebih efektif jika dimulai pada masa pra sekolah. Indikasi rujuk yaitu

    jika anak terlihat tidak nyaman atau cemas saat bicara atau kecurigaan adanya hubungan gangguan

    ini dengan kelainan neurologis ataupun psikis pada anak.1,2,6

    Dalam perjalanan tata laksana gangguan bicara dan bahasa, orang tua diharapkan untuk

    selalu memberikan motivasi terhadap anak atas perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa

    anaknya walaupun baru memperlihatkan sedikit perbaikan.1,25

    2. 7. Prognosis

    Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada penyebabnya. Sebagian besar anak

    memberikan respon baik terhadap tata laksana yang diberikan.Untuk gangguan yang berhubungan

    kelainan organik seperti pada tuli konduksi, perbaikan masalah medisnya dapat menghasilkan

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    20/22

    perkembangan bahasa normal pada anak. Anak dengan retardasi mental memiliki prognosis yang

    lebih buruk dibandingkan anak yang inteligensinya baik. Demikian juga dengan anak yang memiliki

    gangguan perkembangan multipel, membutuhkan penanganan ekstra agar tidak meninggalkan

    kelainan sisa. Lingkungan yang berisiko tinggi dan usia terdeteksinya gejala turut memperburuk

    prognosis.1,15

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

    http://dokteranakku.com/http://dokteranakku.com/
  • 7/30/2019 bicara

    21/22

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ramin A, David TW. Dalam : Ricard EB, Robert MK, Hal BJ, penyunting. Nelson textbook

    of pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia : Saunders, 2004; 151-61

    2. Soetjiningsih. Perkembangan anak dan permasalahannya. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS,

    Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG, penyunting. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan

    Remaja; Edisi I. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, Sagung Seto, 2002; 913. Hall DMB, Hugh Jolly. Disorders of communication. Dalam : The Child with a handicap.

    London : Blackwell Scientific Publication,1984 ; 237-268

    4. Busari JO, Weggelaar NM. How to investigate and manage the child who is slow to speak.

    BMJ 2004; 328:272-276

    5. Parker S, Zuckerman B, Augustyn M. Developmental and behavioral Pediatrics (2nd ed):

    Language Delays. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2005

    6. Markum, AH. Gangguan perkembangan berbahasa. Dalam : Markum, Ismael S, Alatas H,

    Akib A, Firmansyah A, Sastroasmoro S, editor. Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I.

    Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 1991; 56-69

    7. Coplan, James. Normal speech and language development : Pediatric In Review, 1995; 91-998. Guyton AC, Hall JE. Dalam : Irawati Setyawan, penyunting. Buku ajar fisiologi kedokteran.

    Edisi 9. Jakarta : EGC, 1997 ; 909-19

    9. Virginia W, Meredith G, Dalam : Adam, boeis highler. Gangguan bicara dan bahasa. Buku

    ajar penyakit telinga, hidung, tenggorok. Edisi 6. Jakarta : EGC, 1997 ; 397-410.

    10.Kaplan, Harold I. Gangguan komunikasi. Dalam : I Made Wiguna, editor. Sinopsis

    psikiatri : Bina Rupa Aksara, 1997 ; 766-82

    11.Departemen Kesehatan RI. Pedoman gangguan penatalaksanaan stimulasi, deteksi dan

    intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta :

    Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat Depkes RI ; 2005 ; 15-37

    12.British medical journal. Language disorders: a 10-year research update review. Bmj ; 2000.13.Ngoerah I. Dasar-dasar Ilmu penyakit syaraf. Denpasar : Airlangga University Press; 1990

    14.Heidi M. Feildman Evaluation and management of speech and language disorder in

    preschool children. Pediatrics in Review 2005 ; 26 (4) 131-142.

    15.Soetjiningsih. Gangguan bicara dan bahasa pada anak. Tumbuh kembang anak. Jakarta :

    EGC, 1995 ; 237-40

    16.Departemen kesehatan RI. Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa III. Edisi I.

    Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI, 1995 ;

    17.Donna M. Capin. Developmental learning disorders: Clues to their diagnosis and

    management. Pediatr. Rev.1996; 17; 284-90.

    18.Simkin Z, Conti G. Evidence of reading difficulty in subgroups of children with specific

    language impairment. Child language teaching and therapy2006 ; 22 (3) ; 315-31

    19.Lumbantobing, SM. Anak dengan mental terbelakang. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2006 ;

    36-67

    20.Mark D, Simms and Robert L, Schum. Preschool children who have atypical patterns of

    development. Pediatric Review. 2000 ; 21-147

    21.Roberts, Susan. Speech and language disorders. Dalam : Harvey D, Miles M, Smyth D,

    editor. Community Child Health and Pediatrics. London : Butterworth Heinemann, 1997 ;

    505-12

    22.Iramaswaty Kamarul. Dalam : Bambana T, Partini P, Bermansyah, Penyunting. Gangguan

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com

  • 7/30/2019 bicara

    22/22

    perilaku sehari-hari ada anak. Pediatric Update 2005. Jakarta : Ikatan Dokter Anak

    Indonesia, 2005 ; 42-7

    23.Suwento R, Zizakausky S, Hendrawan H. Gangguan pendengaran pada bayi dan anak.

    Dalam Buku ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. Edisi ke-6.

    Jakarta.FKUI. 2007 ; 31-42

    24.Soedjatmiko. Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita. Sari Pediatri 1995; 3.

    25.Boyu W, Senkoh J. Pediatri perkembangan perilaku. Jakarta : EGC,1995 ; 140-143

    Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak

    dokteranakku.com