Ketika Media Bicara

download Ketika Media Bicara

of 260

description

Mengenai keselamatan lalu lintas

Transcript of Ketika Media Bicara

  • PELINDUNG

    Direksi PT Jasa Raharja (Persero)

    PENGARAH

    Sekretaris Perusahaan

    PENANGGUNG JAWAB

    Kepala Urusan Humas

    DITERBITKAN OLEH:

    Urusan Hubungan Masyarakat

    PT Jasa Raharja (Persero)

    Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-2

    Kuningan, Jakarta 12920

    Tlp. (021) 5203454

    Faks. (021) 5220284

    www.jasaraharja.co.id

    Ketika Media Bicara Jasa Raharja(Sebuah Apresiasi dan Dokumentasi Lomba Karya Jurnalistik dan FotografiUlang Tahun Emas Jasa Raharja)

  • iii

    Kerendahan Hati

    Kalau engkau tak mampu menjadi beringinyang tegak di puncak bukit

    Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,yang tumbuh di tepi danau

    Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang

    memperkuat tanggul pinggiran jalan

    Kalau engkau tak mampu menjadi jalan rayaJadilah saja jalan kecil,

    Tetapi jalan setapak yangMembawa orang ke mata air

    Tidaklah semua menjadi kaptententu harus ada awak kapalnya.

    Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggirendahnya nilai dirimuJadilah saja dirimu.

    Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

    Taufiq Ismail

  • iv

    DEKAT DENGAN MEDIA: Relasi harmonis dengan media massa selalu menjadi prioritas bagi Jasa Raharja. Peran itu misalnya tampak ketika Dirut Jasa Raharja Diding S. Anwar menjadi model cover majalah BUMN Track.

  • vKetikaMedia BicaraJasa Raharja

    Sebuah Apresiasi dan Dokumentasi Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi Ulang Tahun Emas Jasa Raharja

  • vi

    Kata Pengantar

    Jangan pernah kehilangan momentum. Siapa pun rasanya sepakat dengan pesan bijak tersebut. Pun demikian Jasa Raharja yang telah berkiprah dan mewarnai dunia asuransi Indonesia memasuki usia 50 tahun. Dalam konteks itu, sebagai bagian rangkaian kegiatan peringatan Ulang Tahun Emas, 1 Januari 2011 lalu, Jasa Raharja menggelar Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi.

    Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi ini, sebagaimana ditegaskan Direktur Utama Jasa Raharja Diding S. Anwar, merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada para jurnalis dan masyarakat yang turut serta membantu menyosialisasikan visi dan misi Jasa Raharja kepada masyarakat luas lainnya. Di samping itu, diharapkan dengan adanya Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa Jasa Raharja selain menjalankan UU No. 33 dan UU No. 34 Tahun 1964 juga mendukung secara penuh upaya meningkatkan kesadaran bersama mengedepankan keselamatan dalam berlalu lintas.

    Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi yang digelar hanya dalam rentang satu bulan tersebut memperlombakan lima kategori. Yakni, Kategori Media Cetak & Online, Kategori Televisi, Kategori Radio, Kategori Fotografi Umum, dan Kategori Fotografi Jurnalis. Meski digelar dalam waktu yang tak lama, respons dari pekerja media dan masyarakat cukup luar biasa. Tercatat, hingga hari terakhir batas pengumpulan materi lomba, ada 312 peserta yang mengikuti lomba. Luar biasa, apalagi jumlah tersebut di luar perkiraan.

    Setelah melewati masa penjurian yang dilakukan pada tanggal 3-4 Januari 2011, tim juri yang terdiri dari Masmimar Mangiang (pakar komunikasi UI), Usman Kansong (Deputi Dir. Pemberitaan Media Indonesia), Danang Parikesit (Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia), Subono (Korps Lantas Polri), dan Taufik Arifin (Kadiv. Asuransi Jasa Raharja) untuk Kategori Media Cetak dan Online; Oscar Matuloh (Kepala Museum dan Galeri Jurnalistik Antara), Hariyanto (Askadiv Foto Media Indonesia), Julian Sihombing (fotografer senior Kompas), dan Amos Sampetoding ( Kadiv. Litbang Jasa Raharja) untuk Kategori Fotografi; dan juri Kategori Media Elektronik (televisi dan radio) adalah Ashadi Siregar (pakar komunikasi), Ade Armando (pakar komunikasi UI), dan Muhammad Farhan (penyiar radio) akhirnya memutuskan empat peserta per kategori sebagai pemenang.

    Secara resmi nama-nama pemenang Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi untuk semua kategori diumumkan pada Jumat, 7 Januari 2011, di Grand Capitol

  • vii

    Ballroom, Hotel Manhattan Jakarta. Acara ini mengundang secara khusus para peserta lomba yang dihadiri sekitar 87 orang, di antaranya terdapat 50 nominator dari lima kategori.

    Yang menggembirakan, tentu bukan hanya karena suksesnya penyelenggaraan lomba. Akan tetapi, karya peserta lomba dengan tema Peran Serta Jasa Raharja dalam Membangun Kesadaran Publik terhadap Keselamatan Bertransportasi di Indonesia secara umum sudah sesuai dan peserta tampaknya memang memahami peran dan fungsi Jasa Raharja. Dan, bagi Jasa Raharja, tentu karya-karya luar biasa ini menjadi asset yang berharga.

    Maka, sebagai bentuk penghormatan yang tulus terhadap jurnalis yang turut serta dalam usaha memberikan informasi kepada publik dan pemberi kebijakan dalam upaya membangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi, karya dari seluruh peserta lomba tersebut dibukukan. Dengan judul Ketika Media Bicara Jasa Raharja, jelas buku ini menggambarkan bagaimana persepsi dan pandangan media, juga masyarakat, terhadap keberadaan Jasa Raharja. Apalagi konten buku juga tak hanya memuat Kategori Media Cetak & Online, tetapi juga Kategori Televisi, Kategori Radio, Kategori Fotografi Umum, dan Kategori Fotografi Jurnalis. Hanya bedanya, untuk Kategori Televisi dan Kategori Radio, materi lomba ditampilkan dalam bentuk compact disk (CD) yang akan disisipkan dalam buku.

    Untuk keperluan penerbitan, dengan tidak bermaksud mengurangi substansi karya lomba, penyusun juga melakukan pengeditan di sana-sini. Harapannya, tentu buku ini tak sekadar menjadi kumpulan dokumentasi semata, tetapi bisa menjadi semacam referensi bagi masyarakat luas.

    Dirgahayu Jasa Raharja, Asuransinya Masyarakat Indonesia!

    Jakarta, Maret 2011PT Jasa Raharja (Persero)

    Toetik ArmiatiSekretaris Perusahaan

  • viii

    Sekapur Sirih

    T ak pernah main-main. Inilah prinsip saya dalam membangun relasi dengan media. Prinsip ini telah saya pegang teguh sejak lama, tak seketika tatkala saya diamanahi jabatan sebagai Direktur Utama Jasa Raharja. Bukan juga karena adanya Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Tidak begitu. Tapi memang, menjaga relasi harmonis dengan kawan-kawan wartawanbiasanya inilah istilah yang kerap saya gunakan bagi insan persmenjadi garis komando yang jelas dan harus dijalankan oleh seluruh insan Jasa Raharja. Tak ada pengecualian, dan tak ada pengkhususan hanya bagi mereka yang menduduki posisi Humas.

    Maka, bagi Jasa Raharja, kawan-kawan wartawan memiliki posisi strategis. Tentu bagi seluruh media, baik cetak, on-line, radio, maupun televisi. Semua media ditempatkan sebagai mitra yang equal, mitra yang memiliki relasi kausalitas dan saling menguntungkan. Bukan mengambil keuntungan sepihak, apalagi saling mengeksploitasi.

    Lantas, seberapa lama relasi antara media dan Jasa Raharja terbangun? Rasanya sama usianya dengan perusahaan asuransi sosial ini berdiri. Ya, sejak lima puluh tahun silam, media telah banyak beperan dalam perjalanan Jasa Raharja. Sebut saja pemberitaan kecelakaan kereta api di Trowek pada tahun 1961 yang menelan ratusan korban jiwa. Belum lagi tentang kecelakaan pesawat udara Burangrang yang terjadi pada 1962, media pun turut mengabarkannya.

    Syahdan kedua kecelakaan yang cukup menyita perhatian itu pun, pada akhirnya membuat pemerintah menganggap perlu untuk membentuk dana-dana yang akan dipergunakan untuk menyantuni korban kecelakaan pada transportasi penumpang umum dalam perjalanan. Peran ini pun tertuang dalam UU No. 33 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang yang menjadi tugas pokok Jasa Raharja di samping menjalankan UU No. v34 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

    Seiring sejalan, relasi yang intens antara Jasa Raharja dan kawan-kawan wartawan pun terus terbangun. Peran media massa pun makin terasa dan tak dimungkiri memiliki peran besar dalam mengedukasi masyarakat. Melihat peran strategis tersebut, berbagai kerja sama pun terus dijalin.

    Berbagai kemudahan diberikan kepada media untuk melihat langsung berbagai pelayanan Jasa Raharja di seluruh Indonesia yang kemudian diinformasikan kepada publik.

    Selain mengeksplor pelayanan dan kinerja Jasa Raharja di tingkat pusat/cabang, kawan-kawan wartawan juga diajak berkunjung sekaligus melakukan reportase dan penggalian informasi ke mitra-mitra kerja Jasa Raharja, mulai dari Kepolisian (Korps Lalu Lintas), rumah sakit, operator angkutan umum, hingga Kantor Samsat.

  • ix

    Tak kalah penting, para jurnalis juga diberi kesempatan mengesksplorasi potensi dan perekonomian daerah tujuan dengan berkunjung ke mitra binaan Jasa Raharja.

    Dan, tatkala Jasa Raharja memasuki moment penting, memasuki tahun emas, kami pun ingin berbagi kebahagiaan bersama kawan-kawan wartawan. Mengenang setengah abad Jasa Raharja bersama. Caranya, tentu bentuk apresiasi dan penghargaan pada kawan-kawan wartawan harus sesuai dengan dunianya. Maka, Jasa Raharja dalam rangka peringatan ulang tahun emas 1 Januari 2011 lalu menggelar Lomba Karya Jurnalistik dan Fotografi.

    Sebagai ungkapan rasa syukur pula, selain sebagai penghargaan kepada para jurnalis, lomba juga dibuka bagi masyarakat umum. Saya pun bangga ketika respons peserta sangat luar biasa. Dalam rentang waktu yang singkat, peserta Lomba Jurnalistik dan Fotografi pun membludak. Dan yang makin membuat saya bangga, kontens karya peserta secara umum sudah menunjukkan pemahaman yang baik terhadap Jasa Raharja.

    Alhasil, seperti sejak awal saya tegaskan ketika lomba digelar, terlalu berharga untuk tidak mendokumentaskan karya-karya terbaik kawan-kawan wartawan dan masyarakat ini dalam sebuah buku. Jangan sampai, karya-karya yang dihasilkan dengan dedikasi tinggi ini hanya menjadi bagian dari seremoni yang hadir sesaat untuk kemudian terlupakan. Maka, buku Ketika Media Bicara Jasa Raharja ini pun hadir menjadi ruang apresiasi lain dari kami, Jasa Raharja sebagai Asuransinya Masyarakat Indonesia.

    Sebagai keseriusan menjaga relasi dengan media, rasanya kami sepakat dengan Napoleon Bonaparte. Jenderal dan Kaisar Perancis itu mengaku, ia lebih suka menghadapi tiga musuhnya sekaligus daripada menghadapi satu media massa yang memusuhinya. Semoga jalinan kerja, dalam konteks profesional tentu saja, antara media dan Jasa Raharja makin harmonis.

    Apresiasi dan penghargaan tulus juga saya sampaikan kepada Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Kesehatan. Terima kasih juga saya sampaikan atas bimbingan Pemegang Saham dan Komisaris, serta dukungan seluruh jajaran Jasa Raharja se-Indonesia.

    Jakarta, Maret 2011PT Jasa Raharja (Persero)

    Dr. Diding S. AnwarDirektur Utama

  • x1. Saatnya Bertransportasi dengan Aman 1 Acep Mulyana, Jurnal Bogor

    2. Keselamatan Transportasi Publik Dorong Kelancaran Kegiatan Ekonomi 4 M. Eri Irawan, www.kabarbisnis.com

    3. Jasa Raharja dan Keselamatan Bertransportasi 7 Wilam Chon, Harian Terbit

    4. Menggagas Hari Keselamatan Bertransportasi 10 Asri Supatmiati, Radar Bogor

    5. Jasa Raharja, Asuransinya Masyarakat Indonesia 14 Achmad Basori, Harian Pelita

    6. Keselamatan Transportasi, JR Memperkuat Jari Diri di Tahun Emas 17 Dadan M. Ramdan, Okezone.com

    7. Setelah 50 Tahun Berkarya, Saatnya Korban Kecelakaan Tunggal Dapat Santunan 20 Sandy Romualdus, Majalah Neraca

    8. Peran Jasa Raharja dalam Membangun Kesadaran Publik 23 Laode Maniala, Media Sultra

    9. Membangun Kesadaran Publik Bertransportasi Aman 26 Singgih B. Setiawan, Suara Karya

    10. Peran Jasa Raharja Membangun Kesadaran Publik Menjaga Keselamatan 29 Bertransportasi Nourkinan, Poskota Online

    11. Meminimalkan Korban Kecelakaan di Jalan Raya 32 Subroto, Republika

    12. Jasa Raharja, Solusi Keselamatan Bertransportasi 35 Ahmad M. Siddik, Berita Kota Makassar

    13. 50 Tahun Pengabdian & Darma Bakti JR terhadap Korban Kecelakaan 38 Firdaus Sjahruddn, Tabloid Kontras

    14. Jasa Raharja dan Efek Domino Laka Lantas 40 Paulus C. Nitbani, Suara Pembaruan

    15. Gencarkan Sosialisasi Keselamatan Bertransportasi 42 IGN Budi Paramartha, www.balipost.com

    Daftar Isi

    KATA PENGANTARSEKAPUR SIRIHDAFTAR ISIPEMENANG LOMBA KETIKA MEDIA BICARA JASA RAHARJA

  • xi

    16. Jasa Raharja Ajak Warga Tertib Berkendara 45 Prihati Puji Utami, Harian Semarang

    17. Totalitas Jasa Raharja terhadap Keselamatan Bertransportasi 47 Hendrinova, HU Singgalang

    18. Mendekati Usia Setengah Abda, Belum Semua Tahu Manfaat Jasa Raharja 51 Asri Isnaini, Pontianak Pos

    19. Lima Puluh Tahun Jasa Raharja Membangun Negeri 53 Gustina Asmara, Tribun Lampung

    20. Kampanye Keselamatan Bertransportasi ala Jasa Raharja 58 Effendi, HU Singgalang

    21. Antara Asuransi, Jaja Miharja dan Jasa Raharja 60 M. Taher Saleh, www.bisnis.com

    22. Gebrakan Jasa Raharja Membangun Kesadaran Bertransportasi Publik 63 Lismar Sumirat, Riau Pos

    23. Jasa Raharja dan Perannya dalam Keselamatan Bertransportasi di Indonesia 68 Aminudin Aziz, www.seputarnusantara.com

    24. Peran Jasa Raharja Bangun Keselamatan Berkendara 71 Margaret Sarita, Tribun Kaltim

    25. Jasa Raharja Bangun Kesadaran terhadap Keselamatan Bertransportasi 73 Buskemal Zarol, Parlementaria Bengkulu

    26. Pelajar Dapat Ratusan Helm SNI Gratis dari Jasa Raharja, Dukung Safety Riding 78 Didiet Rahma Aditya, Radar Sukabumi

    27. Kesiapan Jasa Raharja di Mudik Lebaran 2010 80 Sri Sumarni, Radar Sukabumi

    28. Jasa Raharja di Tengah Minimnya Santunan 82 Sylviana Prawira, Bisnis Indonesia

    29. Asuransi sebagai Perisai Diri Atasi Kerugian dalam Bertransportasi 84 Murban R., www.surabayawebs.com

    30. Membangun Kesadaran Publik untuk Keselamatan Transportasi di Indonesia 88 Yatti Chahyati, Radar Bandung

    31. Jasa Raharja Banjarmasin Kampanyekan Keselamatan Berkendara 90 Gunawan Wibisono, Antara Banjarmasin

    32. Keselamatan Bertransportasi: Kesadaran adalah Kata Kuncinya 92 James P. Pardede, www.swat-onine.com

    33. Modal Sosial Jasa Raharja Untuk Membangun Kesadaran Publik terhadap 97 Keselamatan Bertransportasi di Indonesia Dian Irawan, Medan Pos

    34. Peran Serta Jasa Raharja dalam Membangun Kesadaran Publik terhadap 102 Keselamatan Bertransportasi Murtalib, Palu Sulteng

    35. Jasa Raharja bukan Sekadar Mencetak Laba 105 Diapari Sibatangkayu, Koran Jakarta

    36. Ayo Ganyang Monster Ganas di Jalanan! 109 H. Agus Wahyudin, Pos Kota

  • xii

    37. Ada, Bukan untuk Sensasi Namun untuk Berbagi Rasa Simpati Inilah 111 Asuransinya Indonesia A. Rachman Pelu, Suara Ekspresi Ambon

    38. Siaga Pantau Angkutan Mudik 113 Achmad Churi, Tabloid Transindo

    39. Jangan Gunakan Ponsel Saat Berkendara 116 Ahmad Riyadi, Radar Jogja

    40. Jasa Raharja dan Perannya dalam Keselamatan Bertransportasi di Indonesia 118 Aminudin Aziz, www.seputarnusantara.com

    41. Mudik Aman dan Nyaman Bersama Jasa Raharja 121 Ardi Winangun, Majalah Parlemen

    42. Jasa Raharja Gelar Kampanye Keselamatan Lalu Lintas 124 Cecep Abdul Kholiq, Koran Tadjuk

    43. 50 Tahun Pengabdian & Darma Bakti Jasa Raharja terhadap Korban Kecelakaan 126 Firdaus Sjahrudin, Tabloid Kontras

    44. Dari Pengobatan Gratis sampai Pemberian 100 Helm 128 FX Puniman, Pakuan Raya

    45. Integrasi Pengurangan Risiko Kecelakaan Transportasi Darat 130 Harjoni Desky, Liputan Indonesia.com

    46. Kejam, Pengendara Itu Merenggut Nyawa Istriku 133 Rudiansyah, Sumut Pos

    47. Menyelesaikan Problematika Transportasi Indonesia 136 Harrys Pratama Teguh, www.korandigital.com

    48. Ketika Pengguna Jalan Diproteksi Negara: Tak Kenal, Maka Tak Dapat 139 HelfizonAssyafei,RiauPos

    49. 50 Tahun Jasa Raharja, Berbakti Saat Suka, Berbagi Saat Duka 144 J.P.H Sitompul, Sinar Indonesia Baru

    50. Asuransi sebagai Perisai Diri Atasi Kerugian dalam Bertransportasi 148 Murhan R., www.surabayaweb.com

    51. Menyantuni Korban Sepanjang Jalan 152 Nanang S. Sukarya, Tabloid Maritim

    52. Sosialisasi Tidak Sekadar Bagi-bagi Helm Gratis 156 Nuke Fatmasari, Riau Pos

    53. Jasa Raharja yang Convicing dan Touching 160 Asnelly Ridha Daulay, www.infojambi.com

    54. Ketika Polisi Tidur Bunuh Polisi 162 Riski Murtado, LKBN Antara Sulawesi Tengah

    55. Jasa Raharja Selamatkan Aset Bangsa 165 Sanny Ardhy, Padang Ekspres

    56. Jasa Raharja Melekat di Hati Masyarakat 168 Sigit Suhardi, Business Review Online

  • xiii

    57. Selamat Bersama Jasa Raharja 174 Soesilo Abadi Piliang, Harian Singgalang

    58. Sayangi Nyawa, Cintai Keluargamu 177 Fahrin Malau, HU Analisa Medan

    59. Peranan Jasa Raharja Membangun Kesadaran Publik Menjaga Keselamatan 181 Bertransportasi Syamsir Bastian, Pos Kota Online

    60. Jasa Raharja dan Meningkatnya Lakalantas 184 Taryono, Tribun Lampung

    61. Lalai di Jalan, Kecelakaan Mengintai 187 UupGhufron,SertifikasiProfesi

    62. Suami Meninggal, Istri Baca Berita Duka dari Facebook 190 Abdul Karim Choiri, Detak Jakarta

    63. Prospektif Hipnosis Jasa Raharja 192 Drs. Achmad Setiyaji, Pikiran Rakyat

    64. Jasa Raharja Menjaga Keselamatan 194 Arizal, Singgalang Pos

    65. Jasa Raharja Sosialisasi UU. Santunan di RS TNI/Polri 197 Deasy Evita Arishanti, Warta Budaya

    66. Kecelakaan Didahului Pelanggaran Lalin 199 Didik Ery Sukianto, Koran Kaltim

    67. Ingat Transportasi, Ingat Jasa Raharja 201 Efendi Akil, HU Pekanbaru MX

    68. Momentum Para Duta Kesadaran dan Keselamatan Bertransportasi 205 Ingot Simangunsong, Jarak Pantau Medan

    69. Setengah Abad Berkiprah di Asuransi Sosial 208 Kormensius Barus, Business Review

    70. Jasa Raharja Siapkan Kegiatan Untuk Rayakan HUT Emas ke 50 211 Munawar Hasan Sasana.D, Mingguan BIDIK Kaltim

    71. Jasa Raharja: Melihat Peluang, Mengurangi Tingkat Kecelakaan 213 Naomy Chandra Sari, Koran Kota78. Media Massa Diandalkan Jadi Pilar Terdepan Sosialisasikan Sadar Berkendara 216 Partono Budy, Medan Ekspose79. Dalam Proses Penyerahan Klaim Jasa Raharja 220 (Contoh Kasus untuk Solok, Sumbar) Ir. Romeyzar, Bakin News80. JR Menuju Zero Accident 223 RommiDelfiano,PadangEkspres81. Peran Aktif JR Menekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas 226 Syarif Wibowo, Seputar Indonesia

  • xiv

    PEMENANG LOMBA FOTOGRAFI JURNALISl Mushaful Imam (Seputar Indonesia) 230l Prasetyo Utomo (Antara Foto) 231l Irsan Mulyadi (Antara Sumut.Com) 232l Andika Wahyu Widyantoro (Antara Foto) 233

    PEMENANG LOMBA FOTOGRAFI UMUMl Rafi Tanjung 236 l Aldi Nasution 237l Sugede S. Suharto 238l Ratna Hafni 239

    LAMPIRAN CDn KATEGORI TELEvISIl Windy Indriani (RCTI)l Tri Jauhari (TVRI)l Pani Latehiit (Moluca TV)l Budi Hermansyah (TVOne Biro Medan)

    n KATEGORI RADIOl Hendra Fahrizal (Oz Radio Banda Aceh)l Yessi Safitri (Radio Idola FM Semarang)l Dede Riani (KBR68h)l Fitriawati Zein (Radio Dangdut Indonesia)

  • xv

    ASURANSINYA MASYARAKAT INDONESIA: Sosialisasi dalam berbagai media gencar dilakukan Jasa Raharja. Di antaranya di halte Transjakarta di depan Gedung Kantor Pusat Jasa Raharja, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.

  • xvi

    Pemenang Lomba Jurnalistik dan Fotografi

    Ulang Tahun Emas Jasa Raharja

    No Nama Peringkat Media Judul Karya

    1 Hendra Fahrizal 1 Oz Radio Tertib Berlalu Lintas Satu-satunya Cara Menang- Banda Aceh gulangi Risiko Fatal Berkendaraan. 2 Yessi Safitri 2 Radio Idola FM Peran Jasa Raharja Laksana Angin Surga Semarang bagi Pengguna. 3 Dede Riani 3 KBR68h Masinisku Malang 4 Fitriawati Zein Favorit Radio Dangdut Ponsel Vs Kendaraan Indonesia

    Kategori Radio

    No Nama Peringkat Media Judul Karya

    1 Acep Mulyana 1 Jurnal Bogor Saatnya Bertransportasi dengan Aman. 2 Eri Irawan 2 Kabarbisnis.com Keselamatan Transportasi Publik Dorong

    Kelancaran Kegiatan Ekonomi. 3 Wilam Chon 3 Harian Terbit Jasa Raharja dan Keselamatan Bertransportasi. 4 Asri Supatmiati Favorit Radar Bogor Menggagas Hari Keselamatan Bertransportasi.

    Kategori Media Cetak dan Online

    No Nama Peringkat Judul Karya

    1. Rafi Tanjung 1 Menerima Santunan: Seorang ibu yang masih menggunakan alat bantu berdiri akan menyelesaikan administrasi untuk pencairan santunan kecelakaan di Kantor Jasa Raharja Padang.

    2. Aldi Nasution 2 Demi Tugas 3. Sugede S. Suharto 3 Penuh risiko, Nampak seorang cewek sedang mengendarai

    sepeda motor sambil ber-HP ria, tanpa sadar hal ini sangat membahayakan bagi dirinya maupun pengendara yang lain.

    4. Ratna Hafni Favorit Rame-rame Melanggar

    Fotografi Kategori Umum

  • xvii

    No Nama Peringkat Media Judul Karya

    1. Mushaful Imam 1 Seputar Indonesia Kampanye: Petugas PT Jasa Raharja Sumsel membagikan pin dan brosur imbauan kampanye keamanan, keselamatan, ketertiban lalu lintas (Kamseltibcarlantas bekerja sama dengan satuan lalu lintas Poltabes Palembang, Selasa (25/5) di perempatan Jl. Kapten A. Rivai POM IX Palembang.

    2. Prasetyo Utomo 2 Antara Foto Mudik bersama Jasa Raharja, Sejumlah Pemudik melambaikan tangan saat pelepasan mudik gratis bersama Jasa Raharja di Parkir Timur Senayan, Senin (6/9). Jasa Raharja menyediakan 200 bus untuk para pemudik dengan tujuan berbagai kota di Jawa dan Sumatera, antara lain Lampung, Solo, Yogyakarta, dan Semarang.

    3. Irsan Mulyadi 3 Antara Sumut.com ABAIKAN KESELAMATAN, Serdang Bedagai Sumut 4/10, sejumlah siswa duduk di atap mobil angkutan umum usai pulang sekolah, di Desa Martebing, Kabupaten Serdag Bedagai Sumut. Selain membahayakan diri sendiri, tindakan yang dilakukan para siswa itu juga dapat merugikan pengguna jalan lainnya.

    4. Andika Wahyu Favorit Antara Foto Keselamatan Naik KRL, Depok 14/12, para penumpang berebut naik kea tap KRL Ekonomi Jurusan Bogor-Jakarta meski riskan keselamatan di Stasiun Citayam, Depok, Bogor. Hal tersebut karena dampak pembatalan pemberangkatan 43 KRL karena dalam perbaikan.

    Widyantoro

    Fotografi Kategori Jurnalis

    No Nama Peringkat Media Judul Karya

    1. Windy Indriani 1 RCTI Lalai Celaka, Tertib Selamat. 2. Tri Jauhari 2 TVRI Risiko di Jalan Raya. 3. Pani Latehiit 3 Moluca TV Masihkah Laut Maluku akan Memakan Korban

    JIwa Apabila Kesadaran dan Keselamatan Laut Terabaikan.

    4. Budi Hermansyah Favorit TVOne Biro Medan Kernet Bus Penantang maut.

    Kategori Televisi

  • xviii

    KUNJUNGAN WAPRES: Wakil Presiden RI Boediono menyempatkan mengunjungi stand mitra binaan Jasa Raharja pada ajang Inacraf.

    BERDIALOG: Menneg BUMN Mustafa Abubakar berdialog dengan salah satu mitra binaan Jasa Raharja yang menjadi peserta pameran mitra binaan BUMN di JCC.

  • 1Saatnya Bertransportasidengan Aman

    Acep MulyanaJurnal Bogor (Peringkat I Kategori Media Cetak & Online)

    Jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi sepanjang tahun 2010 di Indonesia sebanyak 10.349 jiwa. Mayoritas kecelakaan lalu lintas angkutan jalan melibatkan sepeda motor. Sehingga kecelakaan di Jalan Raya bisa jadi penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke.

    Angka yang tak sedikit memang. Bahkan jika dirata-rata, setiap hari ada 28,3 orang Indonesia yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Angka tersebut, sebagaimana dikemukakan Kapolri Jenderal Timur Pradopo di Mabes Polri, Rabu (29/12), sejatinya sudah turun cukup besar dibanding tahun 2009. Setahun yang lalu, jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 18.205 jiwa atau sekitar 50 orang meninggal sia-sia di jalan raya tiap hari.

    Menurut data Polri, tren kecelakaan lalu lintas cenderung meningkat setiap tahun. Kecelakaan lalu lintas tahun ini meningkat sebesar 6,72 persen atau terjadi 61.606 kasus. Sedangkan pada 2009 terjadi 57.726 kasus atau jika dirata-rata terjadi 168 kecelakaan lalu lintas per hari.

    Lantas bagaimana di tingkat dunia? Setali tiga uang. Sebagaimana data teranyar yang dirilis World Health Organization (WHO) lewat Global Status Report on Road Safety, tahun ini tercatat tak kurang 1,3 juta jiwa melayang di jalan. Sebanyak 20-50 juta mengalami luka-luka. Bahkan WHO memprediksikan angka tersebut masih akan meningkat 65 persen dalam 20 tahun ke depan seiring pertambahan jumlah kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

    Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas ini berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah sepeda motor dari tahun ke tahun. Di wilayah Jakarta saja misalnya, pada tahun 2005 jumlah sepeda motor baru mencapai 4.467.435 unit, namun sampai Oktober 2009 jumlah sepeda motor telah mencapai 7.340.129 unit.

    Tidakkah fakta-fakta tadi membuat kita khawatir? Dengan tidak bermaksud menggeneralisasi, alih-alih tertib dan menghargai pengguna jalan yang lain, keselamatan

  • 2sendiri kadang kerap diabaikan. Dan itu dilakukan oleh hampir semua pengguna kendaraan. Rendahnya kesadaran masyarakat akan bertransportasi dengan aman ini terjadi setiap hari. Contohnya, masih banyak orangtua yang mengantar-jemput anaknya menggunakan sepeda motor tanpa menggunakan helm ber-Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan alasan jarak rumah ke sekolah cukup dekat.

    Mendorong Kesadaran PublikKesadaran dan kepedulian mengedepankan keselamatan dalam berkendara mesti

    terus digugah. Hal ini tentu bukan hanya kewajiban aparat yang berwenang, tapi juga seluruh lapisan masyarakat. Bertransportasi dengan aman bisa dimulai dari hal-hal terkecil dan dari diri sendiri. Bukankah sederhana?

    Berbagai upaya untuk memantik kesadaran publik agar bertransportasi dengan aman, dan tentunya mengedepankan keselamatan, ini pula yang selama ini diperankan PT Jasa Raharja. Meski pada dasarnya, tugas pokok Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengemban amanah UU No. 33 dan 34 Tahun 1964 ini adalah memberikan santunan pada korban kecelakaan lalu lintas jalan dan penumpang umum. Sebagai pelaksana asuransi sosial, Jasa Raharja akan memberikan santunan pada siapa pun, jika mengalami kecelakaan lalu lintas.

    Bahkan, yang mendapat santunan asuransi kecelakaan bukan saja mereka yang membayar premi, yakni para pemilik kendaraan melalui Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dan para penumpang umum yang membayar Iuran Wajib saat menumpang angkutan umum. Melainkan juga masyarakat yang tengah berjalan kaki atau menyeberang jalan dan terkena musibah kecelakaan tertabrak kendaraan bermotor.

    Termasuk dalam klausul tersebut, sebagaimana dijelaskan Dirut Jasa Raharja Diding S. Anwar, adalah warga negara asing yang tengah berada di Indonesia dan mengalami kecelakaan lalu lintas. Dengan sifat perlindungannya yang luas tersebut, tentu sejatinya Jasa Raharja adalah asuransinya masyarakat Indonesia. Jadi, siapa nasabah Jasa Raharja? Ya, seluruh penduduk Indonesia, ujar Diding.

    Asuransinya Masyarakat Indonesia, inilah yang tengah diusung Jasa Raharja. Alhasil, fokus pelayanan perusahaan yang memasuki usia 50 tahun alias tahun emas ini, tak sekadar soal bagaimana memaksimalkan pemberian santunan tapi juga bagaimana berperan dalam upaya pencegahan kecelakaan saat bertransportasi sejak dini.

    Menyebut beberapa program pelayanan yang dilakukan Jasa Raharja misalnya, kecepatan santunan sejak tanggal kecelakaan yang ditargetkan selesai 7 hari, kini mampu berhasil direalisasikan menjadi 6,73 hari. Sementara realisasi pembayaran dengan berkas lengkap, dari target 5 jam mampu direalisasikan menjadi 1,32 jam.

    Sedangkan beberapa program pencegahan kecelakaan lalu lintas yang tak kalah gencar dilakukan Jasa Raharja misalnya, Jasa Raharja secara massif dan nasional melakukan berbagai event dialog publik tentang keselamatan dan perlindungan dasar asuransi bagi pengguna transportasi. Bersama Polri, Jasa Raharja juga menggelar kampanye keselamatan lalu lintas yang di dalamnya antara lain membagi-bagikan helm ber-SNI. Tak tanggung-tanggung, acara serupa digelar di seluruh kota besar di Indonesia.

    Contoh terbaru, untuk mengatasi kemacetan krodit menjelang pergantian malam

  • 3tahun baru di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (29/12), Jasa Raharja memberikan bantuan 50 barikade atau pembatasan jalan di sepuluh Pospam lalu lintas. Lima puluh barikade ini disebar di sepuluh Pospam, mulai Pospam Gadog-Ciawi hingga Pospam Nagreg, Bandung, kata staf Humas Jasa Raharja, Pahlevi BS. Tiap Pospam diberikan lima unit barikade.

    Adapun sarana pencegahan kecelakaan lalu lintas yang sudah dihibahkan Jasa Raharja kepada berbagai instansi terkait selama 5 tahun terakhir antara lain 3.997 unit rambu-rambu lalu lintas, 12.675 unit traffic cone, 1.600 unit billboard, 58.300 unit helm SNI, 31.250 unit rompi, dan 2.500 unit senter serta 2.500 unit jas hujan. Jasa Raharja juga menyumbangkan 42 unit mobil ambulans dan 350 unit motor trail.

    Bersama dengan aparat kepolisian, Jasa Raharja juga membentuk Gerakan Bersama Pencinta Tertib Lalu Lintas. Ini merupakan salah satu bagian dari sosialisasi pencegahan kecelakaan lalu lintas untuk menekan jumlah korban kecelakaan lalu lintas. Dalam melakukan sosialisasi ini, Jasa Raharja juga masuk ke taman kanak-kanak, sekolah-sekolah, dan kampus-kampus perguruan tinggi negeri maupun swasta.

    Yang fenomenal, Jasa Raharja sudah tiga tahun berturut-turut menggelar mudik bareng gratis khusus bagi pengguna sepeda motor. Untuk tahun 2010, penyelenggaraan mudik gratis Jasa Raharja bahkan mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia sebagai penyelenggara mudik gratis dengan kota tujuan terbanyak.

    Pada mudik 2010 lalu, sebanyak 175 bus diberangkatkan dari Jakarta dan 25 bus dari Surabaya. Dengan total 200 bus, sekitar 11.000 pemudik yang biasa menggunakan sepeda motor pun bisa diantar sampai kampung halaman. Kenapa para pengguna motor? Seperti diungkap sebelumnya, dari total kecelakaan lalu lintas, 70 persen di antaranya melibatkan kendaraan roda dua, termasuk pada saat tradisi mudik.

    Langkah menyelenggarakan mudik gratis khusus bagi pengguna sepeda motor ini pun mendapat apresiasi dari Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar. Menurut Mustafa, Jasa Raharja sangat kreatif menyediakan fasilitas bus mewah untuk pemudik yang biasa menggunakan sepeda motor.

    Kreativitas ini sangat mulia dan bisa membantu meringankan risiko kecelakaan di jalan. Lebih bagus kita melakukan upaya preventif seperti ini. Masyarakat bisa pergi mudik dengan nyaman dan risiko kecelakaan di jalan pun bisa dihindari, ujar Mustafa.

    Namun, hal yang lebih substantif tentu kesadaran masyarakat untuk mengutamakan keselamatan di jalanlah yang harus dicapai. Mengalihkan pemudik yang biasa menggunakan sepeda motor kepada angkutan bus hanya sebagai sarana. Selebihnya, kembali ke semua pihak, termasuk kita, sejauh mana kita peduli dan mau menomorsatukan keselamatan berlalu lintas. Bukan begitu?

  • 4Keselamatan Transportasi Publik Dorong Kelancaran Kegiatan

    Ekonomi

    M. Eri Irawanwww.kabarbisnis.com(Peringkat II Kategori Media Cetak & Online)

    Dalam konteks kegiatan ekonomi, keselamatan transporasi sangat memengaruhi kinerja. Apalagi, data menunjukkan, penduduk berprofesi sebagai pebisnis paling rentan mengalami kecelakaan di jalanan.

    Fendy Armanto masih tergeletak lemas di kamar rumahnya di pusat Kota Surabaya. Pria 25 tahun itu baru saja mengalami kecelakaan saat berkendara di Senin pagi (29/11/2010). Motor bebek yang dikendarainya disenggol angkutan kota yang tiba-tiba melintas cepat di perempatan Jalan Ngagel Rejo-Bratang Gede, Surabaya. Padahal, Fendy mengaku sudah sangat berhati-hati.

    Meski tak cukup parah, staf pemasaran kredit di sebuah bank pelat merah itu harus mendapatkan perawatan serius di kaki dan tangannya. Sakitnya lumayan. Kemarin sempat berdarah-darah. Setidaknya saya harus istirahat satu minggu. Praktis tak bisa masuk kerja. Cuma seharian di rumah, ujar Fendy, lirih.

    Kecelakaan yang menimpa Fendy memang bukan kecelakaan besar yang sampai menelan puluhan korban jiwa. Angkutan kota, yang merupakan angkutan penumpang umum, yang menyenggol kendaraan Fendy juga tak sampai membahayakan penumpangnya. Hanya Fendy yang jatuh dan terluka saat kecelakaan itu.

    Namun, tetap saja kecelakaan itu sangat mengganggu. Ketika itu, kemacetan sempat terjadi, meski tak parah. Yang paling jelas adalah terhentinya produktivitas Fendy sebagai karyawan di sebuah bank. Otomatis beberapa aplikasi kredit yang saya tangani juga sedikit tersendat. Saya juga harus bekerja lebih ekstra untuk mengejar target. Apalagi, saat ini sudah menjelang akhir tahun, ujarnya.

    Kecelakaan memang tak memilih korban. Tragedi itu bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Karena itu, keselamatan bertransportasi menjadi faktor penting untuk menopang berbagai aktivitas warga masyarakat. Jika tak ada kecelakaan, warga akan terhindar dari kemungkinan sakit, cacat, atau meninggal, sehingga tetap bisa produktif dalam melakukan berbagai aktivitasnya, ujar Kepala Cabang Jasa

  • 5Raharja Jatim Usman Siahaan.Dia menjelaskan, pemahaman keselamatan bertransportasi sangat penting karena

    berhubungan erat dengan aktivitas masyarakat dari berbagai sisi, mulai aktivitas ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, politik, hingga olahraga. Jika kesadaran keselamatan bertransportasi kian meningkat, angka kecelakaan bisa ditekan. Jumlah korban minim. Aktivitas masyarakat akan berjalan dengan lancar dan bisa semakin produktif, tutur Usman.

    Untuk kegiatan ekonomi, misalnya, keselamatan bertransportasi akan menjamin kelancaran gerak dunia usaha. Usman menuturkan, keselamatan transportasi adalah salah satu elemen dasar untuk menggerakkan perekonomian. Pasalnya, mobilitas barang dan jasa yang lancar akan semakin mendinamisasi perekonomian. Jika mobilitas barang dan jasa tersendat, misalnya karena kecelakaan, bisa dipastikan aktivitas dunia usaha akan terhambat.

    Bila ada kecelakaan di jalan raya yang padat di kawasan industri, misalnya, pasti akan macet. Mobilitas barang terhambat. Belum lagi jika pelaku usaha terluka. Pasti dampak ekonominya akan berantai ke produktivitas, baik secara pribadi maupun perusahaan tempat korban bekerja, jelasnya.

    Usman menambahkan, dalam konteks kegiatan ekonomi, keselamatan transportasi akan sangat memengaruhi kinerja. Apalagi, data menunjukkan, penduduk yang berprofesi sebagai pebisnis paling rentan mengalami kecelakaan di jalanan. Mobilitas mereka yang tinggi karena menggerakkan perekonomian membuat potensi kecelakaan cukup tinggi.

    Tentu ini harus menjadi catatan tersendiri. Risiko kecelakaan karena mobilitas yang tinggi harus diimbangi dengan kehati-hatian agar kegiatan ekonomi tetap bisa berjalan lancar, ujarnya.

    Data Jasa Raharja Jatim 2009 menunjukkan, secara persentase, 1,28% korban kecelakaan adalah warga usai 0-4 tahun, 2,67% warga usia 5-9 tahun, 18,89% warga 10-19 tahun, 54,5% warga 20-49 tahun, dan di atas 50 tahun 11,47%. Sebanyak 69% korban adalah pria dan sisanya perempuan.

    Dari latar belakang profesi, wirausahawan atau pebisnis menjadi penyumbang jumlah korban terbanyak mencapai 57%, mahasiswa/pelajar 21,12%, TNI 2%, dokter 2%, dan guru/dosen 2%, dan sisanya dari profesi yang beragam.

    Korban datang dari berbagai kalangan. Kalau keselamatan transportasi kian mendapat perhatian dari masyarakat, tentu dampak positifnya bagi kehidupan bersama akan sangat besar. Wirausahawan akan tetap bisa berbisnis, berinvestasi, membuka lapangan pekerjaan. Mahasiswa dan pelajar bisa tetap mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Dokter bisa terus bertugas menunaikan aktivitas mulianya. Demikian juga profesi-profesi lainnya. Sebagian besar korban yang meninggal rata-rata masih di usia produktif mulai dari umur 14 hingga 40 tahun. Hal ini sangat merugikan masyarakat dari berbagai sisi kehidupan, jelas Usman.

    Karena itulah, kata Usman, Jasa Raharja terus berusaha menggencarkan sosialisasi pemahaman mengenai keselamatan bertransportasi. Misalnya dengan menggandeng universitas dan berbagai kelompok masyarakat lain. Berbagai media sosialisasi juga digunakan, mulai dari seminar, iklan luar ruang, hingga acara-acara yang bersifat massal seperti mudik gratis di mana Jasa Raharja menyelipkan pesan-pesan tentang

  • 6pentingnya kesadaran kesalamatan bertransportasi. Dalam momen mudik gratis, misalnya, sasaran masyarakat yang dibidik sangat

    jelas dan langsung berhubungan dengan para pengguna jalan. Para pemudik yang biasanya menggunakaan kendaraan roda dua, oleh Jasa Raharja disediakan fasilitas bus gratis. Di Jatim, pada Lebaran lalu, Jasa Raharja menyiapkan 25 bus. Dia menjelaskan, dengan menjaring pemudik yang memiliki kendaraan roda dua, diharapkan mampu mengurangi jumlah pengguna kendaraan roda dua di jalan. Dengan berkurangnya jumlah pengguna kendaraan tersebut maka semakin memperkecil atau mengurangi kejadian kecelakaan di jalan.

    Di sela-sela itu kita sisipkan pemahaman tentang pentingnya keselamatan dalam menggunakan berbagai moda transportasi. Kita tanamkan ke masyarakat tentang pentingnya menaati aturan, memahami prosedur, hingga mengerti apa itu asuransi kecelakaan khususnya yang menimpa angkutan penumpang umum yang merupakan wilayah kerja Jasa Raharja, tutur Usman.

    Selain berbagai cara tersebut, untuk semakin meningkatkan kesadaran pentingnya keselamatan transportasi, termasuk pemahaman mengenai asuransi kecelakaan yang ditangani Jasa Raharja, perusahaan asuransi pelat merah itu juga rajin berekspansi untuk memperluas layanan.

    Jasa Raharja memiliki tujuh kantor perwakilan dan tujuh kantor pelayanan di Jatim. Setiap kantor perwakilan menangani pembayaran santunan untuk tiga hingga empat daerah. Sedangkan kantor pelayanan menjangkau dua hingga tiga daerah. Keberadaan kantor-kantor yang beroperasi saat ini diharapkan mampu melayani kebutuhan masyarakat di dalam proses pembayaran santunan. Namun, yang tidak kalah penting, keberadaan kantor perwakilan dan kantor pelayanan tersebut bisa digunakan sebagai sarana untuk terus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keselamatan bertransportasi, katanya.

    Kantor pelayanan baru juga dibuka di Kabupaten Ngawi. Sehingga, jaringan layanan Jasa Raharja kian luas. Ke depan, Jasa Raharja juga akan terus mengembangkan dan memperluas layanan. Di Jatim, kini sedang dikaji rencana untuk membuka kantor perwakilan baru lagi yang akan ditempatkan di Probolinggo. Pembangunan direncanakan pada 2011. Terkait proses penerimaan premi asuransi, Jasa Raharja memiliki 48 tempat yang berada di kantor Samsat yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim.

  • 7Jasa Raharja & Keselamatan Bertransportasi

    Wilam ChonHarian Terbit(Peringkat III Kategori Media Cetak & Online)

    Sunaryo, lelaki setengah baya itu hampir tiga bulan tergolek di rumah kontrakannya di Jl. Rorotan, Rt 04, Rw 07, Cilincing, Jakarta Utara. Karena lima jari kakinya sebelah kiri hancur terlindas truk kontainer 18 Oktober 2010 dalam suatu kecelakaan lalu lintas di Jl. Raya Pelumpang, Semper, Koja, Jakarta Utara.

    Dampak dari peristiwa ini sangat memilukan bagi ayah dari dua anak tersebut. Dia praktis tak bisa lagi mencari nafkah yang selama ini digelutinnya sebagai penjual jasa serabutan dan merangkap sebagai tukang ojek.Padahal, anak sulungnya yang masih duduk di Kelas II SMK masih sangat

    membutuhkan biaya untuk menyelesaikan sekolahnya. Belum lagi untuk makan sehari-hari keluarga ini hanya mengandalkan gaji isterinya, karyawan sebuah perusahaan garmen yang besarnya di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP).

    Sekarang ini pikiran saya ingin segera sembuh agar bisa mencari nafkah kembali untuk membiayai sekolah kedua anak saya, tutur Sunaryo pekan lalu dengan suara lirih.

    Dia menuturkan untuk biaya berobat termasuk dua kali operasi sementara ini sudah dapat ditanggulangi dengan biaya santunan dari Jasa Raharja meliputi biaya pengobatan Rp10 juta dan santunan cacat tetap Rp12,5 juta. Tapi kelanjutan biaya hidup selanjutnya masih sangat menggangu pikiran saya, tuturnya.

    Kasus Sunaryo hanya contoh kecil dari sebuah penderitaan yang sesungguhnya dialami oleh ribuan bahkan mungkin puluhan ribu korban kecelakaan lalu lintas dan keluarganya tiap tahun di negeri ini.

    Menurut data dari Institute Study Transportasi (INSTRAN) tren kecelakaan lalu lintas secara nasional tiap tahun meningkat. Pada tahun 2009 lembaga ini mencatat sekitar 140 ribu terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal 20-an ribu, luka berat 40-an ribu dan luka ringan 80-an ribu. Angka ini naik dibanding tahun sebelumnya baik kasus kecelakaan maupun jumlah korban.

  • 8Apalagi kalau mengacu pada hasil riset Asian Development Bank (ADB) tahun 2004, lembaga ini mencatat korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia sekitar 30 ribu dengan kerugian Rp41 triliun tiap tahun. Kecelakaan lalu lintas juga berdampak pada kemiskinan terhadap 62,5 % keluarga yang ditinggal korban meninggal dan 20 % bagi korban luka berat. Sangat dahsyat!!!

    Tren jumlah kecelakaan terus meningkat dapat pula dilihat dari dana santunan yang dibayarkan Jasa Raharja tiap tahun terus meningkat. Tahun 2006 Rp 500,5 miliar, naik jadi Rp 530,4 miliar tahun 2007, naik lagi menjadi Rp 1,031 triliun 2008, Rp 1,3 triliun 2009 dan tahun 2010 sampai Oktober sudah Rp 1,1 triliun.

    Kasus kecelakaan lalu lintas paling banyak melibatkan sepeda motor dengan korban terbesar generasi muda. Data INSTRAN mencatat korban terbesar berusia antara 17-25 tahun dan 26-35 tahun atau usia masih produktif.

    Sesuai dengan tema besar tulisan ini: Peran serta Jasa Raharja dalam membangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi, penulis mencatat peran BUMN ini sudah cukup signifikan.

    Sebagai contoh, pada tahun 2009-2010 Jasa Raharja telah memberikan bantuan 30 unit ambulans ke polda-polda dan rumah sakit serta perguruan tinggi. Ini tentu dimaksudkan agar penangan korban dilakukan dengan peralatan yang representatif untuk mencegah fatalitas sebelum sampai ke rumah sakit.

    Selain itu, pada tahun yang sama memberikan bantuan 4.000 unit traffic cone, 600 unit barikade jalan, 250 unit sepeda motor trail ke beberapa polda untuk kegiatan patroli jalan raya, 20 unit riding simulator untuk Polri, 6.500 rompi dan 2.500 senter serta jas hujan. Ini semua dimaksudkan dengan lengkapnya sarana kerja petugas polisi, diharapkan kecelakaan dapat dicegah atau setidaknya dapat ditekan jumlahnya.

    Jasa Raharja juga sering menggelar dialog publik atau kampanye keselamatan lalu lintas sejak 2008 dengan target audiens dimulai dari masyarakat umum, operator angkutan umum darat, laut maupun udara, LSM serta tokoh masyarakat.

    Kemudian dilanjutkan dengan kampanye keselamatan lalu lintas dengan menggelar dialog di berbagai Universitas (JR goes to Campus) bersama kalangan akademisi, mahasiswa dan kaum intelektual untuk menyerap pandangan mereka tentang upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas.

    Jasa Raharja juga berupaya menekan angka kecelakaan dengan menggelar mudik gratis setiap menjelang Lebaran sejak tahun 2008 bagi para pemudik yang biasa menggunakan sepedah motor termasuk beberapa kali memberikan bantuan helm secara gratis kepada masyarakat.

    Dalam upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas ini kita berharap tidak hanya dilakukan oleh Jasa Raharja, polisi dan jajaran Kemenhub saja, tapi juga peran serta industri otomotif. Karena merekalah tiap tahun memproduksi kendaraan yang telah menjadi mesin pembunuh tanpa pernah peduli dengan akibat yang mereka lakukan.

    Selamat Hari Ulang Tahun Emas (HUT ke-50) bagi Jasa Raharja. Semoga tetap peduli kepada upaya mencegah kecelakaan lalu lintas, selain mengembangkan tugas pokoknya membayar santunan.

  • 9INTEGRASI PELAYANAN: Kapolri Jenderal Polisi Drs. Bambang Hendarso Danuri, MM. beserta Dirut Jasa Raharja Diding S. Anwar menandatangani MoU tentang Integrated System Pelayanan Lalu Lintas.

  • 10

    Menggagas Hari Keselamatan

    BertransportasiAsri SupatmiatiRadar Bogor(Peringkat Favorit Kategori Media Cetak & Online)

    Wajah Ny. Ferawati tampak sedih mengenang suaminya, M Yunus, yang tewas karena kecelakaan lalu lintas di Citeureup, Kabupaten Bogor, Selasa (30/11/10). Bagaimana tidak, darah pascapersalinannya sendiri belum kering, kini ia terpaksa menjanda. Demikian pula anak semata wayangnya yang baru berusia empat hari, kini menjadi yatim.

    Rasa haru pun menyeruak saat Jasa Raharja Perwakilan Bogor menyerahkan santunan Rp25 juta, Senin (6/12). Ibu muda ini tak menyangka perhatian Jasa Raharja begitu besar dan cepat. Kepala Perwakilan Jasa Raharja Bogor Subekti SE didampingi PJ KPJR Cibinong Otong Sugrihno mengatakan, santunan itu bukan sebagai pengganti nyawa korban, namun merupakan kewajiban pemerintah sesuai peraturan.

    Ya, bagi Ny Ferawati, uang tentu tak bisa menebus rasa kehilangan suami tercinta. Namun setidaknya, santunan itu menjadi pelipur lara guna membantu masa depan diri dan anaknya. Dan itulah salah satu misi Jasa Raharja yang paling menonjol yang diketahui publik. Menjadi tumpuan harapan korban atau keluarga korban kecelakaan.

    Terlebih, saat ini, hampir tiada hari tanpa kecelakaan lalu lintas (KLL). Dan, kecelakaan umumnya selalu menimbulkan korban, baik berupa harta benda, jiwa dan bahkan nyawa. Bila direnungkan, sejak jalanan membentang, sudah berapa juta nyawa melayang sia-sia.

    Bahkan menurut data, kecelakaan di jalan sudah menjadi pembunuh nomor dua setelah penyakit TBC. Hal itu diungkapkan Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimoeso dalam workshop Keselamatan Jalan Raya di Bogor 27-29 April 2010 lalu. Bayangkan, setiap tahun sekitar 40.000 korban tewas dan lebih dari 1.000.000 orang terluka akibat KLL di Indonesia. Tak ayal bila Indonesia berada di urutan pertama jumlah KLL di kawasan ASEAN (vivanews, 29/04/10). Prestasi yang sama sekali tidak membanggakan.

  • 11

    Penyebab dan SolusiKecelakaan terjadi, setidaknya karena lima faktor. Pertama, kondisi infrastruktur

    yang buruk. Sejatinya, banyak kecelakaan yang bisa dihindari jika jalan layak, mulus, rambu lalu lintas memadai dan pelengkap jalan lainnya tersedia. Seperti pagar pengaman, lampu penerangan jalan umum, atau median jalan. Karena itu, pemerintah, khususnya dinas terkait, harus sigap mengontrol kondisi jalan dan perlengkapannya. Lubang sekecil apapun, jangan dianggap remeh. Itu adalah lubang maut bagi pengendara.

    Kedua, meningkatnya volume kendaraan. Sedikit sekali kendaraan yang pensiun, sementara mobil dan motor baru terus menggelinding di jalan. Ironisnya, hal itu tidak dibarengi dengan peningkatan infrastruktur, termasuk volume jalan. Akibatnya peluang kecelakaan makin besar.

    Ketiga, human error. Banyak kasus kecelakaan terjadi karena pengemudi ngebut, mabuk, ngantuk atau melanggar rambu lalu lintas. Bahkan tak sedikit yang tidak mengantongi Surat Izin Mengemudi (SIM), yang berarti memang tak layak mengendarai kendaraan. Untuk itu perlu sosialisasi terus-menerus akan pentingnya keselamatan bertransportasi, dan penegakan hukum atas pelaku pelanggaran lalu lintas. Pengemudi tanpa SIM harus ditindak tegas.

    Keempat, kendaraan yang tidak layak. Rem blong, ban pecah, atau kendaraan sudah terlalu tua kerap menjadi penyebab KLL. Maka, harus ada pembatasan terhadap kendaraan laik jalan, termasuk transparansi dalam uji KIR. Bila perlu, wajibkan pemilik kendaraan melampirkan bukti perawatan berkala kendaraannya saat uji KIR.

    Kelima, lemahnya regulasi soal transportasi. Harus ada aturan tegas soal keselamatan bertransportasi. Pihak yang lalai hingga menimbulkan kecelakaan, jika memang sengaja, layak dihukum. Di banyak negara maju, pengemudi ngebut langsung ditangkap. Termasuk menyopir sambil menelepon, mabuk atau di bawah pengaruh narkoba. Di sini, banyak pengendara motor sambil SMS-an, sopir angkutan umum sambil berteleponan, tidak diapa-apakan.

    Peduli Keselamatan

    Banyak pihak yang bertanggung jawab atas keselamatan bertransportasi. Selain para pengendara sendiri, juga Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Lalu Lintas dan Jalan Raya, serta kepolisian. Di mana peran Jasa Raharja?

    Jasa Raharja memiliki tugas utama memberikan perlindungan bagi pengguna jalan dan angkutan umum, sesuai UU Nomor 33 dan 34 Tahun 1964. Setiap terjadi kecelakaan lalu lintas jalan dan angkutan umum, BUMN ini wajib memberikan santunan sesuai ketentuan.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No 36/PMK.010/2008 dan 37/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008, besarnya santunan yakni Rp25 juta bagi yang meninggal karena kecelakaan darat dan laut, cacat tetap (maksimal) Rp25 juta, biaya rawatan (maksimal) Rp10 juta, dan biaya penguburan Rp2 juta. Adapun santunan bagi yang meninggal akibat kecelakaan transportasi udara Rp50 juta, cacat tetap (maksimal) Rp50 juta, biaya rawatan (maksimal) Rp25 juta, serta biaya penguburan Rp2 juta.

  • 12

    Hingga 2010 ini, Jasa Raharja sudah membayar santunan Rp1,5 triliun. Jumlah tersebut meningkat sekitar 10 persen dari jumlah pembayaran santunan tahun lalu sebesar Rp1,363 triliun. Peningkatan ini menunjukkan bertambahnya kasus kecelakaan lalu lintas.

    Padahal semua sepakat, jiwa tak bisa dihargai dengan rupiah. Kalau bisa memilih, tentu korban lebih senang sehat walafiat, daripada celaka meski dapat santunan. Karena itu, mengampanyekan keselamatan bertransportasi jauh lebih penting, dibanding membanggakan besarnya angka santunan yang sudah disalurkan kepada para korban atau keluarga korban kecelakaan.

    Kampanye itu pun sudah dilakukan Jasa Raharja. Persero ini tak hanya bertindak sebagai sinterklas yang bagi-bagi uang pasca-tragedi jalanan, juga mengedepankan program edukasi dalam penanggulangan dan pencegahan kecelakaan. Seperti melalui kegiatan sosialisasi tentang standar safety riding serta tata tertib berlalu lintas.

    Sasarannya, mulai pelajar, mahasiswa hingga masyarakat umum. Juga aksi nyata berupa pembagian helm Standar Nasional Indonesia (SNI) gratis, terutama kepada tukang ojek. Di samping itu sosialisasi penggunaan helm SNI dengan benar.

    Ke depan, peran ini harus lebih dipopulerkan di kalangan publik. Bahkan menyentuh lapisan masyarakat akar rumput, seperti tukang ojek yang kerap dikeluhkan pengguna jasa karena kurang mengindahkan keselamatan lalu lintas.

    Bentuk sosialisasi pun bisa ditampilkan lebih variatif dan semenarik mungkin, seperti penayangan film tentang tata tertib lalu lintas di jalan raya, dokumentasi tentang kasus-kasus kecelakaan besar, testimoni mantan korban kecelakaan yang cacat, atau korban kecelakaan yang mengalami keajaiban hingga selamat dari maut, dan sebagainya.

    Intinya, menginspirasi publik, khususnya generasi muda agar menjaga keselamatan di jalan raya. Pasalnya, kelalaian sedikit saja, bisa mengancam masa depan mereka. Hal itu dilakukan sebagai upaya shock therapy, dengan harapan mereka patuh mengikuti tata tertib lalu lintas dan menjadikan keselamatan bertransportasi sebagai gaya hidup modern.

    Moment PengingatKampanye keselamatan bertransportasi akan efektif jika ada sinergi antara Jasa

    Raharja, Polri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan Nasional dan semua pihak terkait. Bila perlu, sinergi itu diwujudkan dengan menggagas satu peringatan khusus, semisal Hari Anti Kecelakaan Lalu Lintas atau Hari Keselamatan Bertransportasi. Inti peringatan pada hari itu, untuk mendorong setiap individu agar ekstra hati-hati bertransportasi. Momen ini mengingatkan masyarakat akan bahaya kecelakaan lalu lintas.

    Banyak cara bisa dilakukan. Misal dengan memajang data-data plus foto-foto kasus kecelakaan terbesar selama setahun, baik di media massa atau di lokasi-lokasi strategis. Mengadakan lomba safety riding, lomba mendesain sistem transportasi yang aman, lomba cerdas cermat soal rambu lalu lintas, dll.

    Bisa juga dengan memberikan penghargaan kepada operator penyelenggara sarana transportasi yang selama setahun paling minim mengalami kecelakaan. Atau, perusahaan yang memiliki armada transportasi paling aman. Tentunya ini berdasar

  • 13

    penilaian dinas terkait dengan parameter-parameter tertentu.Tapi, jangan terjebak pada peringatan seremonial belaka. Yang lebih penting

    karya nyata. Misal pada hari itu, secara serentak berbagai dinas terkait mengadakan program untuk mendukung keselamatan transportasi. Misal Dinas PU serentak menambal lubang jalan, Dinas PJU memperbaiki lampu padam, Dinas Pertamanan memangkas pohon pengganggu, Dinas Perhubungan merekayasa trayek baru, Kepolisian memperbaiki rambu lalu lintas, Jasa Raharja sosialisasi keselamatan bertransportasi, dst.

    Semoga dengan cara seperti itu, masyarakat Indonesia semakin sadar pentingnya keselamatan di jalan raya. Yang terpenting, jangan sampai ada pandangan bahwa publik meremehkan keselamatan berlalu lintas, karena toh sudah ada Jasa Raharja sebagai juru selamat dengan santunannya. Mari, budayakan keselamatan bertransportasi dan selamat ulang tahun ke-50 untuk Jasa Raharja.

    APEL SIAGA: Menhub Fredy Numberi mengalungkan tanda peserta pada pegawai Jasa Raharja pada apel siaga pengamanan arus mudik 2010.

  • 14

    Jasa Raharja, Asuransinya Masyarakat Indonesia

    Korban Laka Lantas Terus Bertambah, Pengguna Jalan

    Janganlah Gegabah

    Achmad BasoriHarian Pelita

    Sebagai asuransi sosial, Jasa Raharja tidak hanya membayarkan dana santunan bagi korban kecelakaan lalu lintas atau ahli warisnya, tapi juga berusaha melakukan upaya agar angka kecelakaan lalu lintas dan korbannya di Indonesia dari tahun ke tahun dapat dikurangi.

    Dari tahun ke tahun, jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia, terutama di jalan terus bertambah. Mereka yang menjadi korban kecelakaan tersebut, baik yang meninggal dunia maupun cedera dan cacat tetap adalah dari kalangan usia produktif. Kondisi ini sangat menyedihkan. Di satu sisi bangsa dan negara kita mengharapkan muncul dan tumbuh para calon pemimpin bangsa dan negara, di sisi lain banyak di antara mereka yang meninggal dunia sia-sia.

    Semakin lunturnya disiplin masyarakat dan mudahnya masyarakat mendapatkan sepeda motor, membuat angka kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia meningkat setiap tahun. Dari jumlah kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia, antara 70 hingga 80 persen dialami oleh pengendara sepeda motor. Banyak pihak mengibaratkan bahwa pengendara mobil seperti daging (manusia-Red) yang dibungkus besi (kendaraannya-Red), sementara pengendara sepeda motor ibarat daging yang membungkus besi. Akibatnya kalau terjadi kecelakaan, hanya kefatalan yang terjadi.

    Lebih ironis lagi, di negara kita banyak pengendara sepeda motor tidak layak mengendarai sepeda motor secara baik dan benar. Mereka tidak tahu fungsi perlengkapan, seperti lampu sign, kaca spion, dan lampu besar. Seolah perlengkapan itu hanya asesoris. Apalagi sepeda motor produksi-produksi terakhir sangat kencang larinya, sehingga ketika satu pengendara dilewati pengendara sepeda motor

  • 15

    lainnya, seakan-akan ditantang untuk berpacu. Maka tak ayal, jalan raya pun jadi arena balapan.

    Demikian pula dengan banyaknya masyarakat memiliki telepon genggam, banyak pengendara sepeda motor yang mengemudikan kendaraannya sembari bertelepon. Bahkan mereka ber-SMS sambil mengendarai sepeda motornya. Padahal itu sangat berbahaya.

    Selain pengendara sepeda motor, kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia juga sering dialami oleh kendaraan angkutan umum. Penyebabnya sebagian besar karena faktor manusia.

    Sama seperti pengendara sepeda motor, pengemudi kendaraan angkutan umum terkadang juga tidak disiplin dan tidak menyadari arti penting keselamatan dan keamanan penumpang. Pengemudi menjalankan kendaraannya asal menginjak pedal gas agar bisa melaju kencang. Yang lebih mengerikan lagi, jika para pengemudi kendaraan angkutan umum itu memacu kendaraannya karena mengejar setoran, maka mereka lebih tidak memiliki kesadaran lagi akan arti pentingnya keselamatan penumpang. Jangankan memikirkan keselamatan penumpang, keselamatan diri sendiri terkadang mereka abaikan.

    Meski kecelakaan mengerikan terjadi di banyak tempat di Indonesia dan jumlah korbannya terus bertambah, tapi tidak membuat pengendara lain merasa jera. Mereka tetap saja mengemudikan kendaraan bermotornya tanpa disiplin dan gegabah.

    Peranan Jasa Raharja Jasa Raharja adalah Badan Usaha Milik Negara yang diberi amanah melaksanakan

    program asuransi sosial sesuai Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungjawaban Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu lintas Jalan. Dalam mengemban amanah itu Jasa Raharja senantiasa berkomitmen untuk memberikan perlindungan bagi para pengguna jasa transportasi umum, baik di darat, laut, dan udara di Indonesia. Setiap tahun, Jasa Raharja yang saat ini dipimpin oleh Dr Diding S. Anwar sebagai direktur utama, harus membayarkan asuransi bagi ahli waris korban meninggal dunia maupun korban yang dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas jalan.

    Besarnya dana santunan Jasa Raharja berdasarkan Permenkeu No 36 dan 37/2008, untuk korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di darat dan air adalah Rp25 juta/orang, maksimal Rp10 juta/orang untuk korban cedera yang dirawat di rumah sakit, dan maksimal Rp25 juta/orang untuk korban yang mengalami cacat tetap. Sedangkan untuk kecelakaan pesawat terbang, korban meninggal dunia Rp50 juta/orang, biaya perawatan di rumah sakit maksimal Rp25 juta/orang, dan cacat tetap maksimal Rp50 juta/orang. Jasa Raharja juga memberikan biaya pemakaman untuk korban yang tidak memiliki ahli waris sebesar Rp2 juta/orang.

    Selama tahun 2009, secara nasional Jasa Raharja membayarkan dana santunan untuk korban kecelakaan lalu lintas, sekitar Rp1,3 triliun. Tahun 2010 yakni antara 1 Januari hingga November 2010, Jasa Raharja telah membayarkan santunan Rp1,3 triliun. Sehingga tahun ini santunan yang dibayarkan bisa mencapai Rp1,5 triliun. Alangkah lebih bermanfaatnya jika dana tersebut bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat.

  • 16

    Sebagai asuransi sosial, Jasa Raharja tidak hanya membayarkan dana santunan bagi korban kecelakaan lalu lintas atau ahli warisnya, tapi juga berusaha melakukan upaya agar angka kecelakaan lalu lintas dan korbannya di Indonesia dari tahun ke tahun dapat dikurangi.

    Bertahun-tahun Jasa Raharja memasyarakatkan dan memberikan penyuluhan mengenai pentingnya keselamatan dan berdisiplin lalu lintas, baik melalui pemutaran film di kampung-kampung dengan menggelar layar tancap, memasang rambu dan papan peringatan pada daerah rawan kecelakaan lalu lintas, melaksanakan talk show di perguruan tinggi, sekolah, dan radio; melaksanakan kampanye keselamatan lalu lintas di berbagai institusi, membagikan helm standar yang memenuhi syarat keselamatan dan keamanan bagi pengendara sepeda motor, menyelenggarakan mudik bareng bagi pengendara sepeda motor dengan menyiapkan bus-bus luks secara gratis, dan menyelenggarakan pos pelayanan kesehatan bagi awak kendaraan angkutan maupun penumpang, baik di terminal-terminal bus, stasiun kereta api, dan pelabuhan penyeberangan pada seputar Lebaran.

    Kepada mitra terkait, seperti pihak Polri, Jasa Raharja memberikan seragam rompi, lampu isyarat, memberikan sepeda motor jenis trail untuk petugas pengatur lalu lintas, memberikan traffic cone untuk aparat Polri, dan memberikan ambulans. Dengan demikian jika terjadi suatu kecelakaan lalu lintas, maka korbannya segera memperoleh pertolongan sebelum dikirim ke rumah sakit yang juga telah melakukan kerja sama dengan Jasa Raharja.

    Saran dan harapanMemberikan kesadaran yang diharapkan bisa menjadi budaya bagi setiap

    masyarakat Indonesia tentang keselamatan dan disiplin berlalu lintas jalan tidak bisa dilakukan seperti orang mengedipkan kelopak mata. Itu harus dilakukan sejak dini kepada setiap anak Indonesia. Caranya dengan menggandeng Kementerian Pendidikan Nasional agar masalah keselamataan lalu lintas bisa diajarkan di sekolah-sekolah sejak dini kepada anak-anak Indonesia. Dengan demikian budaya tertib lalu lintas itu akan tertanam pada seluruh rakyat Indonesia sejak kecil hingga dewasa.

    Dengan cara dan ikhtiar yang dipelopori oleh Jasa Raharja niscaya akan membawa masyarakat Indonesia berubah dari yang selama ini gegabah menjadi masyarakat yang bangga akan disiplin dalam berlalu lintas. Apalagi Jasa Raharja, disadari atau tidak sudah merupakan asuransinya seluruh rakyat Indonesia.

    Yang juga tidak kalah penting adalah meningkatkan nilai santunan Jasa Raharja, baik untuk korban meninggal dunia maupun yang luka-luka. Sebab, berbagai pihak dan masyarakat mengharapkan adanya kenaikan santunan tersebut, karena biaya perawatan dan obat-obatan di rumah sakit untuk korban kecelakaan lalu lintas terus mengalami kenaikan.

    Untuk semua itu, maka katakan yes untuk Jasa Raharja dan katakan no untuk kecelakaan.

  • 17

    Keselamatan TransportasiJasa Raharja Memperkuat

    Jati Diri di Tahun Emas

    Dadan M. RamdhanOkezone.com

    Coba sesekali Anda perhatikan! Setiap hari berita di televisi, radio, maupun koran selalu menyajikan peristiwa kecelakaan dari berbagai penjuru di Tanah Air. Ada tabrakan kendaraan di jalan raya, pesawat jatuh, kapal tenggelam, atau kereta api yang bertubrukan. Dari tayangan media massa tersebut, kita dapat menyaksikan bagaimana peristiwa tragis menimpa para korban kecelakaan, dari yang luka ringan, luka berat, hingga tewas seketika di lokasi kejadian.

    Tangisan pun pecah dari anggota keluarga korban meninggal karena harus kehilangan suami, istri, anak, atau saudara tercinta. Sementara korban luka berat yang selamat dari insiden maut, boleh jadi menanggung beban psikologis berkepanjangan sebab harus menerima takdir sebagai orang cacat.

    Ya, memang angka kecelakaan transportasi di Indonesia masih terbilang tinggi meski dari tahun ke tahun kecenderungannya menurun. Kendati demikian, jumlah kecelakaan transportasi yang menjadi pembunuh nomor tiga setelah penyakit jantung dan stroke seyogianya terus ditekan serendah mungkin. Data Polri menunjukkan jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia selama tahun 2009 mencapai 18.205 orang dari 57.726 kasus kecelakaan.

    Sementara angka kecelakaan lalu lintas di Jabodetabek meningkat sepanjang 2010. Pada tahun sebelumnya, angka kecelakaan mencapai 7.329. Sedangkan tahun 2010, jumlahnya meningkat 158 kasus, yaitu 7.487. Data akhir tahun Polda Metro Jaya menunjukkan kenaikan tersebut mencapai 2,11 persen.

    Namun dari sisi jumlah korban meninggal dunia karena kecelakaan mengalami penurunan. Pada tahun 2010 berjumlah 938 orang, sementara tahun sebelumnya 1.071 orang tewas akibat kecelakaan. Penurunan korban tewas mencapai 133 orang atau dalam prosentase -14,17 persen. Dalam hal ini, faktor manusia tetap menjadi penyebab utama masih tingginya angka kecelakaan, selain kondisi moda transportasi, infrastruktur jalan, dan situasi alam.

    Sistem transportasi dirancang untuk memfasilitasi pergerakan manusia dan

  • 18

    barang. Pelayanan transportasi ini berkaitan erat dengan aspek keselamatan (safety) baik orang maupun barang. Orang yang melakukan perjalanan wajib mendapatkan jaminan keselamatan, bahkan jika mungkin kenyamanan, barang yang diangkut harus utuh dan tidak berkurang kualitasnya ketika sampai di tujuan.

    Layanan transportasi dengan jaminan keselamatan akan memberikan rasa kepastian dan ketenangan bagi pelaku perjalanan atau bagi pemilik barang, sehingga kegiatan sosial ekonomi masyarakat dapat terlindungi. Jika aspek keselamatan transportasi terjamin, dan hak masyarakat pengguna terlindungi. Jasa Raharja sebagai Badan Usaha Milik Negara diamanahkan mengelola program asuransi sosial sesuai dengan Undang Undang Nomor 33 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

    Tentunya, Jasa Raharja senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat agar manfaat santunan yang diberikan kepada korban kecelakaan alat angkutan umum dan kecelakaan lalu lintas jalan dirasakan meningkat.

    Direktur Utama Jasa Raharja Diding S. Anwar mengemukakan tekadnya bagaimana mewujudkan eksistensi perusahaan di mata masyarakat. Harapannya agar keberadaan perusahaan semakin dirasakan, khususnya bagi mereka yang mengalami musibah kecelakaan akibat penggunaan alat transportasi baik di darat, laut, udara, sungai, dan penyeberangan.

    Bagaimana agar Jasa Raharja terus eksis dan menjadi asuransi kecelakaan terkemuka di Indonesia? Menurut Diding, Jasa Raharja terus memaksimalkan nilai korporasi, meningkatkan profesionalisme SDM, mengoptimalkan penerimaan perusahaan, meningkatkan implementasi teknologi IT, mengimplementasikan prinsip-prinsip good corporate governance dengan baik, efesiensi pada controllable cost, meningkatkan optimalisasi dana investasi, menyempurnakan manajemen data korporasi berbasis teknologi informasi.

    Kerja keras dalam meningkatkan kapasitas perusahaan mulai membuahkan hasil. Jasa Raharja kembali meraih penghargaan dari Majalah Investor sebagai BUMN Terbaik 2010 Bidang Keuangan Sektor Asuransi dan BUMN Kategori Industri Keuangan yang Berpredikat Sangat Bagus Atas Kinerja Keuangan 2009 dari Majalah Infobank.

    Selain memacu pelayanan prima, Jasa Raharja pun berupaya memperluas perannya di masyarakat dalam membangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan Kepala Bidang Publikasi dan Pelayanan Informasi, Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Indonesia Hanggoro B. Wiryawan yang memandang perlunya pembinaan perilaku sosial transportasi guna menekan angka kecelakaan.

    Pendekatan ini penting untuk penyadaran pola pikir, sikap dan perilaku penyedia layanan maupun masyarakat pengguna jasa transportasi agar memperhatikan aspek-aspek ketertiban dan keselamatan dalam penyelenggaraan maupun penggunaan sarana transportasi di Indonesia.

    Apa yang dilakukan Jasa Raharja? Sesuai undang-undang, tugas pokok Jasa Raharja adalah menyantuni para korban kecelakaan lalu lintas. Namun Jasa Raharja

  • 19

    juga mengemban tugas lain yakni mengimplementasikan peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

    Melalui program ini, Jasa Raharja menggandeng sejumlah pihak untuk mendorong terwujudnya zero accident, di samping menggenjot peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan mengembangkan kualitas SDM. Caranya, melalui kegiatan seminar, penyuluhan, bazar, dan lainnya. Seperti yang telah dilaksanakan baru-baru ini yakni, kegiatan PKBL Expo di Kantor Pusat Jasa Raharja, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.

    Menurut Sekretaris Perusahaan Jasa Raharja Toetik Armiati, menyongsong HUT Emas Jasa Raharja 2010 dilaksanakan beberapa acara misalnya, Program Kemitraan Bina Lingkungan yang diisi, bazar, seminar, bantuan kepada Posyandu, penanaman 1.000 pohon, pengobatan gratis, dan sunatan massal.

    Selain itu ada kegiatan donor darah, kunjungan ke purnabhakti, pertandingan olahraga, hingga sepeda santai. Tak hanya itu, kata Toetik, pihaknya juga mengadakan kampanye keselamatan lalu lintas dengan membagikan souvenir pesan-pesan keselamatan yang dipusatkan di Bundaran Hotel Indonesia. Wah, variatif juga nih acaranya. Ya, semoga di hari jadi ke-50 tahun, prestasi Jasa Raharja kian kinclong seperti emas.

    MAKIN PEDULI: Di usianya yang memasuki 50 tahun, Jasa Raharja terus memperkuat jati diri. Di antaranya dengan gencar mengampanyekan pentingnya tertib berlalu lintas.

  • 20

    Setelah 50 Tahun BerkaryaSaatnya Korban Kecelakaan

    Tunggal Dapat Santunan

    Sandy RomualdusHarian Neraca

    Di tengah tingginya angka korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia belakangan ini, Jasa Raharja dipastikan menanggung beban asuransi sosial yang cenderung semakin meningkat setiap tahun.

    Apalagi pemerintah Australia turut prihatin atas banyak korban jiwa akibat rendahnya tingkat keselamatan jalan di Indonesia. Bila masalah keselamatan jalan itu tidak segera diperbaiki, jumlah korban akan terus bertambah. Ini tentu terkait dengan rendahnya disiplin pengguna jalan raya terutama kendaraan roda dua (motor), yang sekitar 70% masih mendominasi kecelakaan lalu lintas di negeri ini.

    Apabila tidak ada tindakan maka diduga korban kecelakaan lalu lintas akan meningkat hingga 50.000 jiwa setiap tahun, ujar Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia, Anthony Albanese saat hadir acara pada peluncuran suatu buku, yang juga dihadiri Menteri Perhubungan Freddy Numberi, dan Menteri PU Djoko Kirmanto di Jakarta pertengahan Desember lalu.

    Sebelumnya pemerintah Negeri Kanguru itu mempelajari bahwa terdapat sekitar 40.000 korban tewas dan lebih dari satu juta orang terluka akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia terjadi setiap tahun. Kecelakaan lalu lintas itu terkait erat dengan keselamatan di jalan. Hal itu merupakan angka yang luar biasa dan mengakibatkan kerugian ekonomi dan sumber daya manusia yang sangat besar.

    Penyebab kecelakaan di jalan raya selain faktor disiplin pengendara, juga disebabkan oleh minimnya rambu atau petunjuk jalan, kondisi jalan yang berlubang serta kurangnya kesadaran pengendara atas keselamatan di jalan raya.

    Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran asuransi sosial ini, Jasa Raharja juga sering menyelenggarakan kegiatan safety riding dan seminar keselamatan lalu lintas di berbagai cabangnya, serta memberikan bantuan sejumlah sarana keselamatan kepada mitra kerja terkait dan kalangan stakeholder lainnya.

    Bukan itu saja. Jasa Raharja juga menjalin kerja sama dengan mitra terkait dalam

  • 21

    bentuk Memorandum of Understanding (MoU) antara lain dengan Kementerian Kesehatan dan Kepolisian RI (Polri), sebagai upaya untuk mempercepat proses pelayanan santunan kepada masyarakat. JR menjamin penyelesaian proses klaim korban kecelakaan rata-rata tidak lebih dari 5 hari kerja, asalkan semua persyaratan dokumen lengkap semua.

    Terkait kecelakaan baik di darat, laut, maupun udara, Jasa Raharja sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurus santunan korban kecelakaan, patut mendapatkan apresiasi masyarakat luas jelang HUT Emas 50 Tahun Jasa Raharja.

    Sesuai UU No. 33 Tahun 1964 jo PP No. 17/1965 disebutkan korban yang berhak atas santunan yaitu setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan.

    Kemudian berdasarkan UU No 34 Tahun 1964 jo PP No.18/1965 disebutkan korban yang berhak atas santunan, adalah pihak ketiga yaitu setiap orang yang berada di luar angkutan lalu lintas jalan yang menimbulkan kecelakaan yang menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut, contoh: pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor.

    Besarnya santunan yang diberikan ahliwaris korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan angkutan umum di darat atau laut mendapat Rp25 juta, sedangkan untuk korban angkutan umum di udara mendapat Rp 50 juta per orang.

    Lain halnya jika terjadi kecelakaan yang bersifat tunggal, maka korban tidak berhak mendapatkan santunan dari JR. Yang dimaksud kecelakaan tunggal, adalah seseorang pengendara motor/mobil pribadi yang tiba-tiba di jalan mengalami musibah kecelakaan tunggal hingga meninggal dunia, pemerintah cq Jasa Raharja tidak dapat memberikan santunan seperti layaknya di kendaraan/angkutan umum.

    Karena itu, Jasa Raharja sejatinya perlu berupaya melakukan pendekatan (lobi) dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Negara BUMN dan DPR, untuk meninjau kembali eksistensi UU No. 33 dan 34 Tahun 1964, bahkan bila perlu mengamandemen beberapa pasalnya untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Paling tidak dapat meng-cover santunan bagi korban akibat kecelakaan tunggal baik di darat, laut, maupun udara.

    Tidak Ada DiskriminasiBagi korban kecelakaan, pelayanan JR terhadap mereka tak pernah melihat dari

    daerah mana mereka berasal. Pengurusan proses pembayaran santunan dilakukan Jasa Raharja yang membawahi tempat kejadian peristiwa (TKP). Baru pada tahap pembayaran, si korban ataupun ahli waris dalam pencairan santunan menganut azas domisili (sesuai KTP).

    Dalam memberikan santunan, bagi Jasa Raharja tak ada kamus kekurangan. Artinya, di beberapa daerah yang secara keuangan defisit karena potensi kutipannya minim ataupun karena tingkat kecelakaannya tinggi, ketersediaan dana untuk pembayaran santunan tetap terjamin cukup.

  • 22

    Misalnya untuk pelayanan di Kantor Cabang Papua yang merupakan satu kesatuan dengan kantor cabang di kota lainnya, masih dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perspektif pelayanan yang dilakukan JR rasanya tidak berbeda dengan provinsi lainnya. Ini patut kita banggakan, karena dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, Jasa Raharja memang tak pernah henti melakukan terobosan.

    Walau demikian, patut disadari para stakeholder bahwa mereka tidak dapat menuntut Jasa Raharja meraih keuntungan usaha yang tinggi dan memberikan dividen yang besar kepada pemerintah selaku pemegang saham mayoritas.

    Adalah melalui sistem subsidi silang penerimaan premi dari seluruh cabang sebagai bentuk upaya memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat, merupakan indikator pelayanan Jasa Raharja dari Sabang hingga Merauke dalam hal menjamin proses pembayaran santunan tetap lancar, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

    Jenis Santunan 2006 2007 2008 2009

    Meninggal 301.020.000.000 321.690.000.000 701.670.000.000 906.084.452.589Luka-Luka 192.196.196.167 201.622.800.313 317.759.773.00 436.461.490.412Cacat 6.834.231.382 6.458.306.246 10.738.844.000 19.179.848.718Penguburan 534.000.000 540.000.000 1.005.000.000 1.486.596.600JUMLAH 500.584.427.549 530.320.106.559 1.031.173.617.000 1.363.212.188.319Sumber : Jasa Raharja 2010

    TABEL: SANTUNAN YANG DISALURKAN JASA RAHARJA 2006-2009 (Rp juta)

    MENEBAR KEPEDULIAN KESELAMATAN: Wamenhub Bambang Susantono memasangkan helm pada peserta Kampanye Keselamatan yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan.

  • 23

    Peran Serta Jasa Raharja dalam Membangun Kesadaran Publik terhadap Keselamatan Bertransportasi di Indonesia

    Laode ManialaMedia Sultra

    Kecelakaan transportasi di Indonesia selain disebabkan faktor sarana transportasi yang tidak laik, rendahnya sumber daya manusia (SDM) operator, dan pengguna transportasi, maupun kondisi alam yang tidak mendukung seperti, faktor cuaca, juga disebabkan faktor perilaku manusia yang tidak mengindahkan aspek-aspek ketertiban dan keamanan transportasi.

    Oleh karena itu, selain perbaikan pada aspek teknis, diperlukan pula pembinaan penyadaran pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku operator (penyedia jasa layanan transportasi), maupun masyarakat pengguna jasa transportasi untuk memperhatikan aspek-aspek ketertiban dan keselamatan dalam penyelenggaraan maupun penggunaan sarana transportasi.

    Berdasarkan data laporan akhir tahun Kementrian Perhubungan RI tahun 2008, angka kecelakaan transportasi di Indonesia Pada 2004 terjadi 17.732 kecelakaan, kemudian meningkat di tahun 2005 91.623 kecelakaan. Lalu mengalami penurunan pada 2006 yaitu 87.020 pada tahun 2006 dan menurun drastis pada 2007 menjadi 48.508.

    Dari jumlah tersebut terdapat 63,19 persen korban meninggal akibat kecelakaan. Kecelakaan lalu lintas pada 2004, sebanyak 17,59 persen, tahun 2005, terjadi 17,30 persen pada 2006 berjumlah 34,32 persen. Jumlah kecelakaan kereta api, pada 2008 mengalami penurunan sebesar 16,4 persen dibanding 2007, yaitu dari 140 kejadian menjadi 117 kejadian.

    Akan tetapi kecelakaan transportasi laut juga masih cukup besar. Pada tahun 2004 terjadi 79 kecelakaan laut, pada tahun berikutnya berturut-turut pada tahun 2005 sebanyak 125 kejadian, tahun 2006 tercatat 143 kejadian, tahun 2007 145 Kejadian dan pada tahun 2008 (posisi sampai dengan Oktober 2008) sebanyak 103 kejadian. Sedangkan transportasi udara kondisinya sudah mulai membaik, salah satunya semakin

  • 24

    rendahnya kecelakaan udara dan dicabutnya larangan terbang dari Uni Eropa.Cikal bakal terbentuknya Jasa Raharja dimulai dari nasionalisasi perusahaan milik

    Belanda oleh Pemerintah RI. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.3 tahun 1960, jo Pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.12631/BUM II tanggal 9 Februari 1960 terdapat 8 (delapan) perusahaan asuransi yang ditetapkan sebagai Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN).

    Pada 31 Desember 1960 melalui pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No. 294293/BUM II tanggal 31 Desember 1960, keempat perusahaan tersebut di atas digabung dalam satu Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) Ika Karya. Selanjutnya PAKN Ika Karya berubah nama menjadi Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) Eka Karya

    Kemudian terbitnya UU No.2 tahun 1992 Tentang Perasuransian maka pada 1 Januari 1994 Jasa Raharja melepas asuransi aneka dan surety bond dan fokus pada UU No.33 dan UU No.34 tahun 1964 tentang Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas sebagai suatu sistem Jaminan Sosial (Social Security).

    Didukung 28 kantor cabang, 61 kantor perwakilan, 68 kantor sub perwakilan, dan 408 Kantor Bersama Samsat yang tersebar diseluruh Indonesia, Jasa Raharja telah mengambil peran membangun kesadaran publik terhadap keselamatan bertransportasi, seperti kampanye tertib berlalu lintas di tingkat pelajar, dan mahasiswa serta masyarakat umum.

    Menggelar sosialisasi alat transportasi yang laik pakai baik kepada pemilik alat transportasi, organisasi angkutan maupun kepada sopir, termasuk melakukan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum. menggelar diskusi tentang prilaku berlalu lintas yang tertib, patuh dan taat pada aturan lalu lintas.

    Untuk pertama kalinya di Indonesia Jasa Raharja menggelar mudik lebaran gratis bagi pemudik sepeda motor dengan tujuan mengurangi kemacetan, meredam jumlah kecelakaan lalu lintas akibat pengguna sepeda motor. Pembagian 1000 buah helm Standar Nasional Indonesia (SNI) gratis tiap-tiap Cabang Jasa Raharja se-Indonesia.

    Tahun 2010 misalnya, Jasa Raharja melepas sekitar 11.000 pemudik dan memberang-katkan 200 bus, seperti mudik 2009, ditahun 2010 pemberangkatan tidak saja dari Jakarta tapi juga dari Surabaya. Jumlah armada bus yang digunakan mencapai 200 bus tujuan kota-kota besar di Jawa dan Lampung, sebanyak 175 bus diberangkatkan dari Jakarta dan 25 bus berangkat dari Surabaya. Selain itu, pembagian traffic cone, 1000 barikade jalan 1000 benner pelayanan 25 ribu rompi dan senter SOS bagi penjaga lintasan kereta api.

    Dari sisi klaim Jasa Raharja terus meningkatkan pelayanan dan besaran santunan sebagai wujud tanggun jawab. Jumlah santunan kecelakaan yang dibayarkan Jasa Raharja secara nasional tahun 2009 mencapai Rp1,3 triliun naik dibanding tahun 2008 yang hanya Rp1 triliun.

    Sedangkan target santunan yang dibayarkan 2010 mencapai Rp1,5 triliun. Sampai Oktober 2010 santunan yang sudah diberikan berjumlah Rp 1,3 triliun, dari jumlah tersebut sekitar 70 persen santunan yang dibayarkan adalah pengendara sepeda motor. Angka tersebut lebih tinggi dengan jumlah santunan kecelakaan yang diberikan selama 2009 yakni Rp1,3 triliun dan 2008 sebesar Rp1 triliun.

  • 25

    Kenaikkan tersebut, kata Dirut Jasa Raharja Diding S. Anwar, akibat kenaikkan jumlah santunan per orang. Sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan RI No.36/KMK/010/2008 dan No. 37/KMK/0102008 tanggal 26 Februaru dan mulai berlaku 27 Maret 2008.

    Rincian kenaikkan untuk korban kecelakaan meninggal dunia dari Rp10 juta menjadi Rp 25 juta, korban luka-luka dari Rp5juta naik Rp10 juta, korban cacat tetap dari semula maksimal Rp10juta menjadi Rp25juta dan biaya penguburan dari Rp1juta menjadi Rp2juta.

    Diding S. Anwar (Suara Karya) 20 Desember 2010 mengatakan, tahun 2011 Jasa Raharja berencana menaikkan lagi santunan yang dibayarkan per orang. Ide bagus ini, harus disikapi DPR-RI dan pemerintah.

    Selain itu, perlu dipikirkan bersama antara DPR-RI dan pemerintah agar ruang lingkup jaminan makin diperluas mengingat kecelakaan transportasi makin beragam seperti kecelakaan transportasi akibat bencana alam seperti angin puting beliung, gempa bumi dan tanah longsor.

    Selama ini, Jasa Raharja juga ikut membantu tersosialisasinya amanah empat UU transportasi yakni UU No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran, dan UU No.1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

    Dari sisi tanggung jawab sosial Jasa Raharja juga meluncurkan dana Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL),tahun 2004 pinjaman dan hibah sebesar Rp22,41 miliar lebih, tahun 2005 Rp23,04 miliar lebih, tahun 2006 Rp26,35 miliar lebih, tahun 2007 Rp26,93 miliar lebih, dan 2008 Rp25,94 miliar lebih.

    Pada lima tahun itu juga, Jasa Raharja menyalurkan bantuan untuk korban bencana alam sebesar Rp1,67 miliar lebih, pendidikan Rp3,95 miliar lebih, kesehatan Rp787 juta lebih, prasarana umum Rp1,5 miliar lebih, dan sarana ibadah Rp1,6 miliar lebih.

    Melalui BUMN Peduli pada tahun 2007 dan 2008 disalurkan bantuan sebesar Rp1,58 miliar lebih, kepada mitra binaan bidang industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, jasa, dan lain-lain jumlahnya sebanyak 52.335 unit mitra binaan. Jumlah pinjaman yang disalurkan pada tahun 1990 hingga 2008 secara nasional sebesar Rp286 miliar lebih.

    Sebagai asuransi masyarakat, Jasa Raharja juga aktif membantu masyarakat yang terkena musiba gempa bumi di Aceh, tanah longsor di Papua, gempa bumi di Yogyakarta, bencana Merapi, gempa bumi di Padang, gempa bumi di Pulau Mentawai.

    Di usia yang ke-50 tahun yang jatuh 1 Januari 2011 merupakan momentum yang tepat untuk merefleksi perjalanan setengah abad Jasa Raharja sekaligus merapatkan barisan menghadapi tugas yang makin kompleks.

  • 26

    Membangun Kesadaran Publik Bertransportasi Aman

    Singgih B. SetiawanSuara Karya

    Angka kecelakaan lalu lintas di kota-kota besar di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Di wilayah Polda Metro Jaya (Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi-Jadetabek) saja dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas yang cukup signifikan.

    Korban tewas dan luka mencapai ribuan orang setiap tahunnya. Adapun jumlah total angka kecelakaan lalu lintas pada 2005-2009 mencapai 23.752 orang. Sepeda motor merupakan jenis kendaraan yang paling banyak terlibat dalam kecelakaan.

    Mayoritas kecelakaan tersebut diawali dari pelanggaran lalu lintas. Akibatnya, pelanggaran lalu lintas selalu menjadi awal dari terjadinya suatu kecelakaan. Jadi, faktor pengendaranya sendiri sejauh ini menjadi pemicu tertinggi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

    Tahun 2005, kecelakaan lalu lintas sepeda motor baru mencapai 3.499 kasus. Tahun 2006 naik menjadi 3.814 kasus. Tahun 2007, 4.933 kasus. Tahun 2008, 5.898 kasus. Dan sampai Oktober 2009, kasus kecelakaan lalu lintas mencapai 6.608 kasus.

    Sementara itu, data nasional dari Kementerian Perhubungan menyebutkan, setiap tahun di Indonesia, korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di jalan mencapai 30 ribu orang dan sebagian besar dari angka itu melibatkan atau disebabkan oleh sepeda motor. Sepeda motor telah menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke.

    Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Polda Metro Jaya ini, tidak terlepas dari meningkatnya jumlah sepeda motor dari tahun ke tahun. Tahun 2005, jumlah sepeda motor baru mencapai 4.467.435 unit. Tahun 2006 naik menjadi 5.310.065 unit. Tahun 2007 5.974.173 unit. Tahun 2008 6.765.723 unit dan sampai Oktober 2009, jumlah sepeda motor di wilayah Pola Metro Jaya mencapai 7.340.129 unit.

    Kasus kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat pesat di berbagai kota besar di Indonesia ini mendapat tanggapan serius dari Direktur Utama Jasa Raharja

  • 27

    Diding S. Anwar. Ia bahkan meminta pihak terkait mengendalikan pertumbuhan sepeda motor karena tren kecelakaan yang melibatkan jenis transportasi itu meningkat dan menjadi pembunuh nomor satu di jalan.

    Memang harus diakui, sepeda motor saat ini sudah menjadi mesin pembunuh nomor satu di jalan raya karena sebagian besar kecelakaan di lalu lintas angkutan jalan, melibatkan sepeda motor.

    Jasa Raharja sendiri selama kurun waktu 5 tahun terakhir (sejak 2006 sampai dengan November 2010) telah membayarkan dana santunan untuk korban kecelakaan lalu lintas sebesar Rp4,73 triliun. Sementara sampai November 2010, dana santunan yang telah dibayarkan untuk korban kecelakaan lalu lintas mencapai Rp 1,3 miliar.

    Hampir 70 persen dari total santunan itu untuk korban yang disebabkan atau melibatkan sepeda motor. Jadi, sudah sangat mengerikan dan memprihatinkan kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor ini.

    Berbagai kalangan masyarakat juga telah mendesak berbagai pihak terkait agar mulai memikirkan membatasi pertumbuhan sepeda motor di Indonesia serta menyiapkan regulasi yang memadai agar tren peningkatkan korban akibat sepeda motor ini bisa dikurangi. Pemerintah bisa melakukan banyak hal mulai dari pembatasan usia sepeda motor di jalan, pengetatan pemberian SIM C, pembuatan jalur-jalur sepeda motor, pembatasan sepeda motor untuk kelompok usia tertentu dan sebagainya.

    Jasa Raharja selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditetapkan sebagai pelaksana dari program asuransi sosial sesuai UU No. 33 dan 34 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum dan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

    Korban kecelakaan yang berhak mendapat santunan yaitu penumpang kendaraan bermotor angkutan penumpang umum yang sah seperti bus, kereta api, kapal laut, pesawat udara, kapal angkutan sungai, danau dan ferry. Selain itu, korban ditabrak kendaraan bermotor seperti pejalan kaki, penumpang kendaraan ditabrak kendaraan lain, ditabrak kereta api.

    Berkat bantuan semua pihak di hari yang keempat Jasa Raharja mampu memberikan santunan kepada ahli waris korban kecelakaan. Kecepatan pemberian santunan ini juga karena Jasa Raharja menempatkan petugasnya di setiap Polres guna memonitor dan mencatat data-data korban kecelakaan sebagai langkah awal dari proses pengajuan santunan ke Jasa Raharja.

    Menyikapi tingginya angka kecelakaan lalu lintas , Jasa Raharja dalam kaitannya dengan pelaksanaan corporate social responsibility (CSR) bersama mitra kerja terkait melakukan berbagai upaya kampanye keselamatan lalu lintas dalam mengantisipasi dan menekan jumlah korban termasuk fasilitas korban kecelakaan lalu lintas jalan.

    Dalam kampanye keselamatan lalu lintas yang dilaksanakan serentak, baik di tingkat pusat maupun 28 kantor cabang Jasa Raharja di seluruh Indonesia itu, Selasa lalu, Dirut Jasa Raharja beserta jajarannya membagikan 50 ribu tangkai bunga mawar, 50 ribu buah gantungan kunci dan 5 ribu buah dompet gantungan kunci kepada pengendara sepeda motor dan mobil di sekitar Bundaran HI.

    Adapun sarana pencegahan kecelakaan lalu lintas yang sudah dihibahkan Jasa

  • 28

    Raharja kepada berbagai instansi terkait selama 5 tahun terakhir antara lain 3.997 unit rambu-rambu lalu lintas, 12.675 unit traffic cone, 1.600 unit billboard, 58.300 unit helm SNI, 31.250 unit rompi, dan 2.500 unit senter serta 2.500 unit jas hujan. Jasa Raharja juga menyumbangkan 42 unit mobil ambulans dan 350 unit motor trail.

    Bersama dengan aparat kepolisian, Jasa Raharja juga membentuk Gerakan Bersama Pencinta Tertib Lalu Lintas. Ini merupakan salah satu bagian dari sosialisasi pencegahan kecelakaan lalu lintas untuk menekan jumlah korban kecelakaan lalu lintas. Dalam melakukan sosialisasi ini, Jasa Raharja juga masuk ke taman kanak-kanak, sekolah-sekolah, dan kampus-kampus perguruan tinggi negeri maupun swasta.

    Sosialisasi di usia dini inilah di alam pikirannya akan tertanam tertib lalu lintas. Kalau dari kecil sudah tertib lalu lintas, maka ke depannya, angka kecelakaan lalu lintas diharapkan dapat ditekan. Semoga!

    PELAYAN