Bibr Sumbing Prof Muntul

5
Metode Penanganan Bibir Sumbing Unilateral Romzi Hanif. 14/373978/PKG/940 Bibir sumbing atau labioschisis adalah suatu kelainan bawaan berupa celah pada bibir atas di antara mulut dan hidung. Kelainan ini dapat komplit dan inkomplit. Celah pada satu sisi disebut labioschisis unilateral dan jika celah terdapat pada kedua sisi disebut labioschisis bilateral. Kelainan ini terjadi karena adanya gangguan pada kehamilan trimester pertama yang menyebabkan tergangguanya proses tumbuh kembang janin (Marzoeki, 2001). Secara umum, kelainan ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Sekitar 33- 36 % dari kasus yang ditemukan menunjukkan riwayat keluarga yang menderita celah pada bibir berisiko menderita kelainan yang sama. Bibir sumbing dengan atau palate dikaitkan dengan lebih dari 150 sindrom, sindrom yang paling umum adalah Van der Woude. Sedangkan faktor lingkungan antara lain infeksi virus misalnya Rubella, penggunaan obat-obat teratogenik selama trimester pertama kehamilan seperti steroid dan antikonvulsan, penyalahgunaan alkohol, kebiasaaan merokok saat hamil, serta kekurangan nutrisi saat hamil khususnya asam folat (Hopper, et al., 2007). Ketika proses perkembangan embriologi dari kepala dan leher terjadi, akan diikuti dengan proses pembentukan celah pada wajah (Dixon, et al., 2001). Selama minggu ketiga dan kedelapan, lima prominences pada wajah digabungkan. Bibir kemudian berkembang antara minggu ketiga dan ketujuh yang

Transcript of Bibr Sumbing Prof Muntul

Metode Penanganan Bibir Sumbing UnilateralRomzi Hanif.14/373978/PKG/940

Bibir sumbing atau labioschisis adalah suatu kelainan bawaan berupa celah pada bibir atas di antara mulut dan hidung. Kelainan ini dapat komplit dan inkomplit. Celah pada satu sisi disebut labioschisis unilateral dan jika celah terdapat pada kedua sisi disebut labioschisis bilateral. Kelainan ini terjadi karena adanya gangguan pada kehamilan trimester pertama yang menyebabkan tergangguanya proses tumbuh kembang janin (Marzoeki, 2001).Secara umum, kelainan ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Sekitar 33- 36 % dari kasus yang ditemukan menunjukkan riwayat keluarga yang menderita celah pada bibir berisiko menderita kelainan yang sama. Bibir sumbing dengan atau palate dikaitkan dengan lebih dari 150 sindrom, sindrom yang paling umum adalah Van der Woude. Sedangkan faktor lingkungan antara lain infeksi virus misalnya Rubella, penggunaan obat-obat teratogenik selama trimester pertama kehamilan seperti steroid dan antikonvulsan, penyalahgunaan alkohol, kebiasaaan merokok saat hamil, serta kekurangan nutrisi saat hamil khususnya asam folat (Hopper, et al., 2007).Ketika proses perkembangan embriologi dari kepala dan leher terjadi, akan diikuti dengan proses pembentukan celah pada wajah (Dixon, et al., 2001). Selama minggu ketiga dan kedelapan, lima prominences pada wajah digabungkan. Bibir kemudian berkembang antara minggu ketiga dan ketujuh yang diikuti dengan langit-langit antara minggu kelima dan kedua belas minggu. Karena proses ini sangat rumit, beberapa faktor-faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi jenis dan tingkat keparahan celah bibir dan langit-langit dan mengakibatkan kerusakan jaringan berbagai yang terlibat (Hopper, et al., 2007).Celah pada bibir unilateral dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori: unilateral komplit atau inkomplit dan bilateral komplit atau inkomplit (Egan, et al., 2011).1. Unilateral komplit. Jika celah bibir yang terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung atau dengan kata lain unilateral komplit memberikan gambaran keadaan dimana te1ah terjadi pemisahan pada salah satu sisi bibir, cuping hidung dan gusi. Unilateral komplit memiliki dasar dari palatum durum yang merupakan daerah bawah daripada kartilago hidung.2. Unilateral Inkomplit. Jika celah bibir terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung atau dengan kata lain bahwa unilateral inkomplit memberikan gambaran keadaan dimana terjadi pemisahan pada salah satu sisi bibir, namun pada hidung tidak mengalami kelainan.

Sebeum dilakukan observasi pada penderita kondisi bayi harus sehat, tindakan pembedahan mengikuti tata cara ""rule of ten": bayi berumur lebih 10 minggu, berat 10 pon atau 5 kg, dan memiliki hemoglobin lebih dari 10 gr % dan tak ada infeksi lekosit di bawah 10.000 (Marzoeki, 2001).Beberapa prosedur bedah untuk memperbaiki unilateral bibir sumbing telah dikemukakan dengan variasi yang beragam antara lain "Rose-Thompson Straight Line Closure, Randall-Tennison triangular flap repair, Millard rotation-advancement repair, LeMesurier quadrilateral flap repair, Lip adhesion, and Skoog dan Kernahan-Bauer upper dan lower lip Z-plasty repair. Dan masih banyak lagi teknik-teknik yang lain seperti teknik Delaire dan teknik Poole. Setiap teknik tersebut bertujuan untuk mengembalikan kontuinitas dan fungsi dari musculus orbicularis dan menghasilkan anatomis yang simetris. Kesemuanya mencoba untuk memperpanjang pemendekan philtrum pada bagian bercelah dengan melekatkan jaringan dari elemen bibir lateral ke elemen bibir medial, dengan menggunakan berbagai kombinasi antara lain merotasi, memajukan. dan mentransposisikan penutup (Margulis, 2007).Teknik Rose Thompsonn straight line closure merupakan teknik untuk penyambungan linear defek minimal dari lengkung bibir dengan pertimbangan megenai titik anatomis yang ada. Teknik Hagedorn-LeMesurier, dimana unsur medialis bibir diperpanjang dengan memperkenalkan sebuah lipatan quadrilateral yang dikembangkan dari unsur bibir lateral. Sedangkan teknik Skoog, unsur medialis bibir diperpanjang dengan memperkenalkan dua lipatan segitiga kecil yang dikembangkan dari unsur bibir lateral. Dua teknik yang sering digunakan yaitu teknik triangular (Tennison Randall) dan teknik rotasi Millard (Egan, et al., 2011).Tennison Randall menggunakan flap triangular dari sisi lateral, dimasukkan ke sudut di sisi medial dari celah tepat di atas batas vermillion, melintasi collum philtral sampai ke puncak cupid. Triangle ini menambah panjang di sisi terpendek dari bibir. Teknik ini menghasilkan panjang bibir yang baik tetapi jaringan parut yang terbentuk tidak terlihat alami (Margulis, 2007).Teknik Milliard Rotation Advancement adalah teknik yang dikembangkan oleh Milliard dengan perbaikan bertahap cocok untuk memperbaiki baik bibir sumbing komplit maupun inkomplit. Teknik ini sederhana, tapi diperlukan mata yang baik dan tangan yang bebas karena merupakan teknik-teknik 'cut as you go' bagian nasal rekonstruksi harus didudukkan pada posisi anatomi sphincter oral, rotasi seluruh crus lateral + medial dari kartilago lateral, rekonstruksi dasar hidung (baik lebar dan tingginya) dengan koreksi asimetris maksila yang hipoplastik untuk meninggikan ala bawah yang mengalami deformitas dan penempatan kolumella dan septum nasi ke midline untuk memperoleh nostril yang simetris. Keuntungan dari teknik rotasi Millard adalah jaringan parut yang terbentuk berada pada jalur anatomi normal dari collum philtral dan batas hidung (Hopper, et al., 2007).Teknik Millard membuat dua flap yang berlawanan di mana pada sisi medial dirotasi ke bawah dari kolumella untuk menurunkan titik puncak ke posisi normal dan sisi lateral dimasukkan ke arah garis tengah untuk menutupi defek pada dasar kolumella (Hopper, et al., 2007).Bagian bibir yang normal disiapkan untuk menerima bagian sisi yang sumbing pada teknik Miliard, untuk itu maka sisi yang sehat dengan cupids bow harus diiris sepanjang bawah kolumella dan dibebaskan ke bawah, ke arah estetika normal. Bagian bibir yang sumbing harus diiris sedemikian rupa untuk mengisi gap celah yang telah disiapkan pada bibir yang sehat (Margulis, 2007).

Daftar Pustaka

1. Marzoeki J. Teknik pembedahan celah bibir dan langit-langit. Jakarta: Sagung Seto; 2001; Hal. 1-82. Hopper RA, Cutting C, Grayson B. Cleft Lip and Palate. In : Thorne CH, Beasley RW, Aston SJ, Bartlett SP, Gurtner GC, Spear SL, editors. Grabb and Smiths Plastic surgery. 6th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2007. p. 201-143. Margulis A. Cleft Lip. In Kryger ZB, Mark Sisco. Practical Plastic Surgery. Austin,Texas: Landes Biosciencep. 2007. p. 348-544. Egan T and Gregory A. Clef Lip and palate. In Dolan RW. Facial Plastic, Reconstructive, and Trauma Surgery. New York: Marcel Dekker. 2011. p.358-70