Biblio o

1
ASERTIVITAS adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, ddirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan atau pun merugikan pihak lainnya. Asertif tidaklah sama dengan agresif. Seseorang dikatakan asertif hanya jika dirinya mampu bersikap tulus dan jujur dalam mengerkspresikan perasaan,pikiran dan pandangannya pada pihak lain sehingga tidak merugikan atau mengancam integritas pihak lain. Sedangkan dalam agresif, ekspresi yang dikemukakan justru terkesan melecehkan, menghina, menyakiti, merendahkan dan bahkan menguasai pihak lain sehingga tidak ada rasa saling menghargai dalam interaksi atau komunikasi tersebut. Alasan Seseorang Tidak Bersikap Asertif : Kebanyakan orang enggan bersikap asertif karena dalam dirinya ada rasa takut mengecewakan orang lain, takut jika akhirnya dirinya tidak lagi disukai ataupun diterima. Selain itu alasan untuk mempertahankan kelangsungan hubungan juga sering menjadi alasan karena salah satu pihak tidak ingin membuat pihak lain sakit hati. Padahal, dengan membiarkan diri - Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan. - Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dengan cara yang tepat. - Memiiki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan. - Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self seteem) dan kepercayaan diri (self confidence) Pentingnya Asertivitas bagi Siswa Bagi para siswa di sekolah terutama yang berumur di antara 13-18 tahun (remaja) sikap dan perilaku asertif sangatlah penting karena beberapa alasan sebagai berikut: - Sikap dan perilaku asertif akan memudahkan remaja tersebut bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan seusianya maupun di luar lingkungannya secara efektif. - Dengan kemampuan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan diinginkan secara langsung, terus terang maka para siswa bisa menghindari munculnya ketegangan dan perasaan tidak nyaman akibat menahan dan menyimpan sesuatu yang ingin diutarakan. Tips untuk Bersikap Asertif Tips untuk mampu mengatakan “tidak” terhadap permintaan yang tidak dinginkan: 1. Tentukan sikap yang pasti, apakah Anda ingin menyetujui atau tidak. Jika Anda belum yakin dengan pilihan Anda, maka Anda bisa minta kesempatan berpikir sampai mendapatkan kepastian. Jika Anda sudah merasa yakin dan pasti akan pilihan Anda sendiri, maka akan lebih mudah menyatakannya dan Anda juga merasa lebih percaya diri. 2. Jika belum jelas dengan apa yang dimintakan pada Anda, bertanyalah untuk mendapatkan kejelasan atau klarifikasi. 3. Berikan penjelasan atas penolakan Anda secara singkat, jelas, dan logis. Penjelasan yang panjang lebar hanya akan mengundang argumentasi pihak lain. 4. Gunakan kata-kata yang tegas, seperti secara langsung mengatakan “tidak” untuk penolakan, dari pada “sepertinya saya kurang setuju...sepertinya saya kurang sependapat...saya kurang bisa...” 5. Pastikan pula, bahwa sikap tubuh Anda jiga menekspresikan atau mencerminkan “bahasa” yang sama dengan pikiran dan verbalisasi Anda. Seringkali orang tanpa sadar menolak permintaan orang lain namun dengan sikap yang bertolak belakang, seperti tertawa-tawa dan tersenyum. 6. Gunakan kata-kata “Saya tidak akan...” atau “Saya sudah memutuskan untuk...” dari pada “Saya sulit...”. karena kata-kata “Saya sudah memutuskan untuk...” lebih menunjukkan sikap tegas atas sikap yang Anda tunjukkan. 7. Jika Anda berhadapan dengan seseorang yang terus-menerus mendesak Anda padahal Anda juga

description

biblio konseling

Transcript of Biblio o

Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan.

Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dengan cara yang tepat.

Memiiki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.

Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self seteem) dan kepercayaan diri (self confidence)

Pentingnya Asertivitas bagi Siswa

Bagi para siswa di sekolah terutama yang berumur di antara 13-18 tahun (remaja) sikap dan perilaku asertif sangatlah penting karena beberapa alasan sebagai berikut:

Sikap dan perilaku asertif akan memudahkan remaja tersebut bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan seusianya maupun di luar lingkungannya secara efektif.

Dengan kemampuan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan diinginkan secara langsung, terus terang maka para siswa bisa menghindari munculnya ketegangan dan perasaan tidak nyaman akibat menahan dan menyimpan sesuatu yang ingin diutarakan.

Dengan memiliki sikap asertif, maka para siswa dapat dengan mudah mencari solusi dan penyelesaian dari berbagai kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya secara efektif, sehingga permasalahan itu tidak akan menjadi beban pikiran yang berlarut-larut.

Asertivitas akan membantu para siswa untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya, memperluas wawasannya tentang lingkungan, dan tidak mudah berhenti pada sesuatu yang tidak diketahuinya (memiliki rasa keingintahuan yang tinggi).

Asertif terhadap orang lain yang bersikap atau berperilaku kurang tepat bisa membantu remaja yang bersangkutan untuk lebih memahami kekurangannya sendiri dan bersedia memperbaiki kekurangan tersebut.

ASERTIVITAS adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, ddirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan atau pun merugikan pihak lainnya.

Asertif tidaklah sama dengan agresif. Seseorang dikatakan asertif hanya jika dirinya mampu bersikap tulus dan jujur dalam mengerkspresikan perasaan,pikiran dan pandangannya pada pihak lain sehingga tidak merugikan atau mengancam integritas pihak lain. Sedangkan dalam agresif, ekspresi yang dikemukakan justru terkesan melecehkan, menghina, menyakiti, merendahkan dan bahkan menguasai pihak lain sehingga tidak ada rasa saling menghargai dalam interaksi atau komunikasi tersebut.

Alasan Seseorang Tidak Bersikap Asertif : Kebanyakan orang enggan bersikap asertif karena dalam dirinya ada rasa takut mengecewakan orang lain, takut jika akhirnya dirinya tidak lagi disukai ataupun diterima. Selain itu alasan untuk mempertahankan kelangsungan hubungan juga sering menjadi alasan karena salah satu pihak tidak ingin membuat pihak lain sakit hati. Padahal, dengan membiarkan diri untuk bersikap non-asertif (memendam perasaan perbedaan pendapat), justru akan mengancam hubungan yang ada karena salah satu pihak kemudian akan merasa dimanfaatkan oleh pihak lain.

Ciri Individu yang Asertif

Beberapa ciri yang bisa dilihat dari seorang individu yang asertif sebagaimana dikemukakan Fensterheim dan Baer, (1980) antara lain:

Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan.

Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.

Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik.

Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat oranglain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negatif.

Tips untuk Bersikap Asertif

Tips untuk mampu mengatakan tidak terhadap permintaan yang tidak dinginkan:

Tentukan sikap yang pasti, apakah Anda ingin menyetujui atau tidak. Jika Anda belum yakin dengan pilihan Anda, maka Anda bisa minta kesempatan berpikir sampai mendapatkan kepastian. Jika Anda sudah merasa yakin dan pasti akan pilihan Anda sendiri, maka akan lebih mudah menyatakannya dan Anda juga merasa lebih percaya diri.

Jika belum jelas dengan apa yang dimintakan pada Anda, bertanyalah untuk mendapatkan kejelasan atau klarifikasi.

Berikan penjelasan atas penolakan Anda secara singkat, jelas, dan logis. Penjelasan yang panjang lebar hanya akan mengundang argumentasi pihak lain.

Gunakan kata-kata yang tegas, seperti secara langsung mengatakan tidak untuk penolakan, dari pada sepertinya saya kurang setuju...sepertinya saya kurang sependapat...saya kurang bisa...

Pastikan pula, bahwa sikap tubuh Anda jiga menekspresikan atau mencerminkan bahasa yang sama dengan pikiran dan verbalisasi Anda. Seringkali orang tanpa sadar menolak permintaan orang lain namun dengan sikap yang bertolak belakang, seperti tertawa-tawa dan tersenyum.

Gunakan kata-kata Saya tidak akan... atau Saya sudah memutuskan untuk... dari pada Saya sulit.... karena kata-kata Saya sudah memutuskan untuk... lebih menunjukkan sikap tegas atas sikap yang Anda tunjukkan.

Jika Anda berhadapan dengan seseorang yang terus-menerus mendesak Anda padahal Anda juga sudah berulang kali menolak, maka alternatif sikap atau tindakan yang dapat Anda lakukan: mendiamkan, mengalihkan pembicaraan, atau bahkan menghentikan percakapan.

Anda tidak perlu meminta maaf atas penolakan yang Anda sampaikan (karena Anda berpikir hal itu akan menyakiti atau tidak mengenakkan buat orang lain). Sebenarnya, akan lebih baik Anda katakan dengan penuh empati seperti: Saya mengerti bahwa berita ini tidak menyenangkan bagimu...tapi secara terus terang saya sudah memutuskan untuk...

Janganlah mudah merasa bersalah. Anda tidak bertanggung jawab atas kehidupan orang lain atau atas kebahagiaan orang lain.

Anda bisa bernegosiasi dengan pihak lain agar kedua belah pihak mendapatkan jalan tengahnya, tanpa harus mengorbankan perasaan, keinginan dan kepentingan masing-masing.