BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan...

81
BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER Sektor : PELALAWAN DESLIANA SIDABUTAR DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Transcript of BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan...

Page 1: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI

DI PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER

Sektor : PELALAWAN

DESLIANA SIDABUTAR

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

RINGKASAN

Desliana Sidabutar.E24050075. Biaya Pengusahaan Hutan Tanaman Industri di

PT. Riau Andalan Pulp and Paper, Sektor Pelalawan. Dibawah bimbingan Ir. E.

G. Togu Manurung, MS, Ph.D.

Hutan Tanaman Industri dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan

kualitas hutan produksi dengan menerapkan sistem silvikultur untuk memenuhi

kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. HTI direncanakan mampu

menggantikan peran utama hutan alam dalam menyediakan kebutuhan bahan

baku kayu bagi industri perkayuan di Indonesia. Hal ini terjadi karena potensi

kayu yang berasal dari hutan alam produksi semakin menurun dari tahun ke tahun

(Manurung 1999). Hutan tanaman industri saat ini berkembang karena dapat

menyediakan bahan baku kayu untuk industri kehutanan Indonesia. Pembangunan

HTI memerlukan biaya yang cukup besar dan berjangka waktu lama. Biaya-biaya

ini dibutuhkan untuk pembangunan HTI mulai dari biaya perencanaan hingga

biaya pemanenan kayu. Umumnya penelitian tersebut menggunakan data

sekunder. Penelitian ini mempelajari salah satu aspek biaya pengusahaan HTI

khususnya pembiayaan melalui pengukuran dan wawancara secara langsung

setiap kegiatan di lapangan (data primer).

Penelitian ini dilakukan di HTI PT. Riau Andalan Pulp and Paper, Sektor

Pelalawan Propinsi Riau dari tanggal 27 April – 27 Mei 2009. Jenis tanaman yang

dikembangkan adalah Acacia crassicarpa. Data primer meliputi jenis, jumlah,

harga alat, prestasi kerja dari tenaga kerja, serta jumlah material yang diperlukan

dalam kegiatan pengusahaan HTI di lapangan. Data sekunder meliputi biaya-biaya

kegiatan penunjang HTI, realisasi tebangan, kondisi umum dan indikator ekonomi

yang diperoleh dengan cara mengutip arsip perusahaan atau literatur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pengusahaan HTI

berdasarkan harga konstan tahun 2000 untuk kegiatan teknis (pengadaan bibit,

penanaman, pemeliharaan, perlindungan hutan dan pemanenan kayu) sebesar Rp

14.745.990 atau sebesar Rp105.328,50 /m3 (USD 12,51/m

3). Biaya kegiatan

penunjang berdasarkan harga konstan tahun 2000 (perencanaan, pembangunan

sarana dan prasarana, administrasi dan umum, diklat dan litbang, kewajiban

kepada negara, kewajiban kepada lingkungan sosial serta penilaian HTI) sebesar

Rp 3.201.554 per hektar atau Rp 25.012,68 (USD 2.97) per m3. Biaya total

pengusahaan HTI sebesar Rp 17.940.990/ha atau Rp 127.850 (USD 15,18) per m3.

Harga jual kayu Acacia crassicarpa sebesar Rp 204.000 per m3 atau USD 24,22

per m3 (harga konstan tahun 2000). Keuntungan kotor PT RAPP sektor Pelalawan

sebesar Rp 76.150 atau USD 9,04 per m3.

Kata kunci : HTI, biaya, harga konstan, data primer, data sekunder

Page 3: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI

DI PT RIAU ANDALAN PULP AND PAPER

Sektor : PELALAWAN

OLEH

DESLIANA SIDABUTAR

E24050075

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kehutanan

Pada

Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 4: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Judul Skripsi : Biaya Pengusahaan Hutan Tanaman Industri PT.Riau Andalan

Pulp and Paper Sektor Pelalawan

Nama : Desliana Sidabutar

NRP : E24050075

Departemen : Hasil Hutan

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Ir.E,G.Togu Manurung, MS., Ph.D.

NIP : 19621107 1987031 001

Mengetahui :

Dekan Fakultas Kehutanan

Inst itut Pertanian Bogor

Dr.Ir. Hendrayanto, M.Agr

NIP : 19611126 198601 1001

Tanggal lulus :

Page 5: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Biaya Pengusahaan

Hutan Tanaman Industri PT.Riau Andalan Pulp and Paper Sektor Pelalawan”

adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan komisi

pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan

tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2009

Desliana Sidabutar

NRP E24050075

Page 6: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tomok (Samosir)-Sumatra Utara pada tanggal 14

November 1986 dari ayah Arbin Sidabutar dan Ibu Nurmaulina Manik.

Tahun 1993-1999 penulis memulai pendidikan Sekolah Dasar di SD

Negeri 174604 Tomok-Samosir. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ditempuh

pada tahun 1999-2002 di SLTP Negeri I Simanindo dan melanjutkan ke Sekolah

Menengah Umum di SMU Swasta RK. Budi Mulia Pematang Siantar pada tahun

2002-2005.

Penulis diterima di IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

(SPMB) pada tahun 2005. Selanjutnya masuk Fakultas Kehutanan departemen

Hasil Hutan pada tahun 2006.

Selama pendidikan di Fakultas Kehutanan, penulis mengikuti Praktek

Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) pada tahun 2007. Praktek tersebut

dilaksanakan di Hutan Mangrove-Indramayu dan Gunung Cermai-Kuningan. Pada

tahun 2008 penulis melaksanakan Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan

Pendidikan Gunung Walat. Pada tanggal 24 Februari -24 April 2009, penulis

melaksanakan Praktek Kerja Lapang di PT. Riau Andalan Pulp and Paper,

Pangkalan Kerinci, Riau. Penulis aktif di organisasi kemahasiswaan Himpunan

Mahasiswa Teknologi Hasil Hutan (Himasiltan).

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

Institut Pertanian Bogor, Penulis menyusun sebuah skripsi dengan judul “ Biaya

Pengusahaan Hutan Tanaman Industri PT. Riau Andalan Pulp and Paper, Sektor

Pelalawan” dibimbing oleh Ir. E.G.Togu Manurung, MS,Ph.D.

Page 7: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Tuhan

Yesus Kristus atas segala kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Biaya Pengusahaan Hutan

Tanaman Industri PT. Riau Andalan Pulp and Paper, Sektor Pelalawan”. Tujuan

skripsi ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya aktual pembangunan Hutan

Tanaman Industri yang didasarkan pada prestasi kerja aktual di lapangan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan studi

pada Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. E.G. Togu Manurung, MS, Ph.D atas kesabaran dan keikhlasan

dalam memberikan bimbingan ilmu dan nasehat kepada penulis.

2. Bapak Ir. Bintang C.H. Simangunsong, MS, Ph.D yang telah memberikan

bimbingan dan pengajaran kepada penulis.

3. Bapak Dr.Supriyanto, Bapak Ir.Nandi Kosmaryandi, M.Sc, dan Ibu Dra.

Sri Rahaju, M.Si selaku dosen penguji penulis pada ujian komprehensif,

atas nasehat dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

4. Manajemen PT. RAPP yang telah memberikan izin kepada penulis

sehingga dapat melaksanakan penelitian di PT. RAPP.

5. Manajer Estate Pelalawan, Bapak Noor Fuad dan seluruh karyawan sektor

Pelalawan atas bantuan kepada penulis selama di lapangan.

6. Ayahanda dan ibunda tercinta serta seluruh keluarga penulis yang telah

memberikan nasehat, waktu, doa, semangat, dorongan,dan kasih sayang

kepada penulis.

7. Bang Nando, Erwin, Putri, Mince, dan Olive buat dukungan nya

8. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Kehutanan, Institut

Pertanian Bogor.

9. Bapak Robby, selaku pembimbing penulis selama di lapangan.

10. Pak Stefanus, Pak Halim, Pak Hasan, Pak Turnip,Pak Sapril, Ka

Martiningsih, Pak Sembiring, Pak Asur, Pak Asep, Ka Rizki, Ka Yanti, Ka

Ami, Ka Febi dan semua karyawan yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Page 8: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

11. Bang Darwin dan Ka Riris buat bantuan dan perhatian yang diberikan

kepada penulis selama di lapangan.

12. Teman satu bimbingan penulis : Margareth dan Nila

13. Teman-teman THH angkatan 42: Vera, Novi, Ani, Roro, Iie, Evelin, Nia,

Amel, Ratu, Opik, Alex, Stefi, Rita, Rentry, basecamp’ers, dan teman

mahasiswa THH 42 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

14. Ka Darius, Ka ruddy,ka Yuli, KaYongki, Ka Shinta, Shooter Bogor,

HIKERS, dan semua GKKD crew.

15. Saudara PA penulis : Ka Sherly, Stevy, Citra dan Eka buat semua

dukungan dan kasih sayang serta kenangan indah selama bersama.

16. Sahabat-sahabatku : Dita,Vera, Ida, Margareth, Vera, Novi, Febri, Niken,

Leni, Data, Buyung dan Sondang.

17. Ka Azis, Ka Sherly, Ka ida, Ka Agustinus, Ka Agus bali,Ka Tities, Ka

Eles, Ka Tera, Ka Prawira.

18. Adik-adik pelayananku : Gladis, Amer, Fani, Rona, Rifal, Nathanael,

Dumas, Santoni, Zeny, Nova, Seri, Pipit, Sandro, Maju, Melisa, dan semua

adik-adik Youth of Nation Ministry yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

19. Teman-teman se-kostku: Ida, sondang,Mei, Ruth,Thea, Sella, Arni, Metha,

Nia, Desri, Swinda, Debora, fani, Amer, dan Gladis.

20. Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB.

21. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dan pelaksanaan penelitian

ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan dan

penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkannya.

Bogor, September 2009

Desliana Teresha S

Page 9: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

DAFTAR ISI

Halaman

RIWAYAT HIDUP......................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

1.3 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

2.1 Hutan Tanaman Industri .............................................................. 6

2.2 Tinjauan Pembiayaan Pengusahaan HTI ..................................... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 16

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 16

3.2 Jenis Data ..................................................................................... 16

3.3 Cara Pengumpulan Data .............................................................. 16

3.4 Metode Pengamatan Waktu Kerja .......................................... 16

3.5 Cara Perhitungan Biaya .......................................................... 18

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 21

4.1 Sejarah Perusahaan ...................................................................... 21

4.2 Luas, Letak Geografis,dan Administrasi ...................................... 25

4.3 Keadaan Lapangan ....................................................................... 26

4.4 Keadaan Sosial dan Ekonomi Masyarakat .................................... 27

4.5 Pendapatan Domestik Bruto ........................................................ 28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 30

5.1 Kegiatan Pengusahaan ................................................................... 30

5.2 Biaya Pengusahaan ........................................................................ 45

Page 10: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 53

6.1 Kesimpulan .................................................................................... 53

6.2 Saran .............................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 54

LAMPIRAN ................................................................................................ 57

Page 11: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Proyeksi Konsumsi Kayu Bulat untuk Kayu Olahan (m3)

dengan Menggunakan Data Departemen Kehutanan .......................... 1

2. Perkembangan Produksi Kayu Bulat dan Kayu Olahan ..................... 2

3. Perkembangan HTI dari tajun 1995/96-2007..........................................3

4. Rekapitulasi Data Perkembangan Data Hutan Tanaman

Industri Tahun 2008 ............................................................................ 4

5. Tata Waktu Kegiatan Pengusahaan HTI ............................................. 12

6. Perhitungan Biaya Kegiatan Pengusahaan HTI .................................. 20

7. Luas dan Letak secara Geografis dan Administrasi Pemerintah ........ 24

8. Jumlah Penduduk, Agama, Mata Pencaharian, dan Fasilitas

Umum di Sekitar Areal sektor Pelalawan ............................................ 27

9. Pendapatan Domestik Bruto Provinsi Riau ………….....……........… 28

10. Prestasi Kerja Kegiatan Pengadaan Bibit secara Seedling .................. 34

11. Prestasi KerjaKegiatan Pengadaan Bibit secara Cutting ………....…. 35

12. Prestasi Kerja Kegiatan Penanaman .................................................... 37

13. Tabel Prestasi Kerja Kegiatan Pemeliharaan Tanaman ...................... 39

14. Prestasi Kerja Kegiatan Pemanenan Kayu .......................................... 44

15. Prestasi Kerja Kegiatan Pengusahaan HTI di PT.RAPP .................... 45

16. Biaya Pengusahaan HTI PT. RAPP Sektor Pelalawan

berdasarkan Jenis Biaya (Harga Tahun 2009) ................................... 46

17. Biaya Pengusahaan HTI PT.RAPP Sektor Pelalawan

berdasarkan Jenis Kegiatan (Harga Tahun 2009) .............................. 46

18. Biaya Tetap dan Biaya tidak Tetap Pengusahaan HTI PT.RAPP …... 47

19. Biaya Total Kegiatan Pengusahaan HTI (Harga Konstan 2000) ….... 50

20. Perbandingan Biaya Pengusahaan HTI PT. RAPP dan

HTI-HTI Lain serta Dephut (Harga Konstan Tahun 2000) ................ 51

Page 12: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Perkembangan Produksi Kayu Bulat dan Olahan

1997/1998-2000 .................................................................................. 2

2. Perkembangan HTI dari tajun 1995/96-2007..........................................3

3. Kondisi Bibit yang akan Dipindahkan ke Rooting Area ……............ 32

4. Proses Penyaradan pada Manual Ongkak ........................................... 42

5. Proses Barging pada Canal ................................................................. 43

6. Proses Hauling pada Sektor Pelalawan .............................................. 44

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Peralatan Lapangan Kegiatan Pengadaan Bibit, Penanaman,

Perlindungan, dan Pemanenan ............................................................. 58

2. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Kegiatan Pengadaan Bibit,

Penanaman, Perlindungan, dan Pemanenan ......................................... 63

3. Perhitungan Biaya Material Lapangan Kegiatan Pengadaan

Bibit, Penanaman, Perlindungan, dan Pemanenan ............................... 66

Page 13: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pulp dan kertas merupakan industri yang berkembang pesat saat ini.

Hal ini didukung dengan permintaan akan kertas yang terus meningkat dari tahun

ke tahun yang mengakibatkan permintaan akan kayu untuk bahan baku pembuatan

kertas meningkat. Perkembangan industri tersebut akan menuntut tersedianya

bahan baku yang mencukupi dan daya dukung lingkungan sekitarnya. Konsumsi

kayu bulat untuk industri pulp juga mengalami peningkatan, sehingga dibutuhkan

kayu bulat untuk pembuatan pulp dan kertas dalam jumlah yang besar. Proyeksi

konsumsi kayu bulat untuk kayu olahan berdasarkan trend yang dihitung dengan

menggunakan data Departemen Kehutanan disajikan pada Tabel 1. Selain industri

pulp dan kertas, industri kehutanan yang lain juga membutuhkan bahan baku

kayu. Perkembangan kayu bulat dan kayu olahan disajikan pada Tabel 2 dan

Gambar 1.

Tabel 1. Proyeksi konsumsi kayu bulat untuk kayu olahan (m3) dengan

menggunakan data Departemen Kehutanan

Sumber: Departemen Kehutanan 2007

Kondisi yang umum terjadi di Indonesia adalah kapasitas industri kurang

mampu diimbangi ketersediaan bahan baku dan daya dukung lingkungan.

Kelangkaan bahan baku telah mengancam perkembangan industri khususnya yang

menggunakan bahan baku kayu. Kapasitas produksi yang besar dan industri

pengolahan kayu yang beraneka ragam tidak seimbang dengan daya dukung hutan

alam Indonesia. Beberapa faktor dominan yang menyebabkan tidak seimbangnya

Th Plywood Sawn

Timber

Block

Board

Veneer Chip

Wood

Pulp Total

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

7.734.002

6.893.828

6.144.925

5.477.379

4.882.350

4.351.962

3.879.192

3.457.781

3.082.149

2.747.323

1.537.224

2.995.198

5.496.467

9.219.968

14.344.641

21.049.426

29.513.260

39.915.085

52.433.838

67.248.459

230.658

280.878

345.307

423.943

516.787

623.838

745.098

880.564

1.030.239

1.194.121

577.800

572.399

567.809

563.862

560.430

557.420

554.757

552.386

550.260

548.344

258.145

287.617

322.573

363.014

408.939

460.349

517.243

579.622

647.486

720.833

14.600.572

16.878.465

19.380.602

22.106.981

25.057.604

28.232.469

31.631.578

35.254.930

39.102.525

43.174.363

24.938.400

27.908.385

32.257.683

38.155.147

45.770.751

55.275.464

66.841.129

80.640.368

96.846.497

115.633.444

Page 14: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

antara pasokan dan permintaan kayu antara lain adalah menurunnya potensi

produksi hutan alam yang diakibatkan oleh menyusutnya hutan perawan (virgin

forest) dan meningkatnya luas areal bekas tebang (Prahasto, 2001).

Tabel 2. Perkembangan produksi kayu bulat dan olahan 1997/1998-2007

Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan 2008

Gambar 1. Perkembangan produksi kayu bulat dan olahan 1997/1998-2000

Sumber: Ditjen Bina Produksi Kehutanan 2008

Page 15: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap kayu dari

hutan alam adalah dengan pembangunan hutan tanaman industri (HTI). Hutan

tanaman industri dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan

produksi dengan menerapkan sistem silvikultur untuk memenuhi kebutuhan bahan

baku industri hasil hutan. Perkembangan pembangunan HTI disajikan pada Tabel

3 dan Gambar 2.

Tabel 3. Pembangunan HTI dari tahun 1989/1990-2007

Sumber : Ekskutif data strategis Dephut tahun 2008

Gambar 2. Pembangunan hutan tanaman industri tahun 1995/96-2007

Sumber : Ekskutif data strategis Dephut tahun 2008

HTI direncanakan mampu menggantikan peran utama hutan alam dalam

menyediakan kebutuhan bahan baku kayu bagi industri perkayuan di Indonesia.

Hal ini terjadi karena potensi kayu yang berasal dari hutan alam produksi semakin

menurun dari tahun ke tahun (Manurung 1999). Hutan tanaman industri saat ini

berkembang karena dapat menyediakan bahan baku kayu untuk industri kehutanan

Page 16: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Indonesia. Rekapitulasi Data perkembangan Hutan Tanaman Industri tahun 2008

disajikan pada Tabel 4.

Pembangunan HTI diperlukan untuk menyediakan bahan baku kayu untuk

industri serta untuk mengatasi persoalan kehutanan yang bermuara pada

terciptanya kelestarian ekosistem lingkungan yang berkelanjutan pada peran sosial

ekonomi sumber daya hutan (Octofivtin 2004). Kegiatan pemenuhan kebutuhan

kayu bahan baku industri juga dikaitkan dengan kegiatan rehabilitasi kawasan

hutan yang tidak produktif dengan menggunakan jenis-jenis tanaman yang sesuai

untuk spesifikasi industri kehutanan antara lain jenis-jenis yang adaptif terhadap

lingkungan hutan alam tropis dengan karakteristik daur pendek (Iskandar et al.,

2003).

Tabel 4. Rekapitulasi data perkembangan tanaman HTI tahun 2008

NO KELOMPOK

USAHA

Luas Areal Jumlah Rencana Real Real Kum Real Kum

Kerja (Ha) (Unit) 2008 2008 s/d 2007 s/d 2008

1 BUMN

Tahap SK Definitif 298.307 6 5.311 - 155.814 155.814

Tahap SK

Sementara 346.380 9 - - 136.741 136.741

Tahap

Pencadangan - - - - 8.134 -

TOTAL 644.687 15 5.311 - 300.689 292.555

2 PATUNGAN

Tahap SK Definitif 2.732.655 68 106.903 72.295 1.389.362 1.461.657

Tahap SK

Sementara 180.100 19 - - 81.403 81.403

Tahap

Pencadangan - - - - 40.061 -

TOTAL 2.912.755 87 106.903 72.295 1.510.826 1.543.060

3 SWASTA MURNI

Tahap SK Definitif 4.414.038

486.276 233.168 1.800.232 2.045.357

Tahap SK

Sementara 34.880

423 - 23.914 11.956

Tahap

Pencadangan 1.787.635

- - 369.625 409.686

TOTAL 6.236.553

486.699 233.168 2.193.771 2.466.999

TOTAL (1+2+3)

9.793.995

598.913 305.463 4.005.285 4.310.748

Sumber : Departemen Kehutanan 2009

Page 17: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Pembangunan HTI memerlukan biaya yang cukup besar dan berjangka

waktu lama. Biaya-biaya ini dibutuhkan untuk pembangunan HTI mulai dari biaya

perencanaan hingga biaya pemanenan kayu. Perencanaan dan perhitungan biaya

yang tepat diperlukan mengingat pembiayaan ini dilaksanakan terhadap seluruh

komponen kegiatan pembangunan dan pengelolaannya.

Penelitian ini mempelajari aspek pembiayaan HTI melalui pengukuran dan

wawancara langsung setiap kegiatan pengusahaan HTI di PT. Riau Andalan Pulp

and Paper. Penelitian ini dilakukan di sektor Pelalawan dan mempunyai jenis

tanah gambut (Peatland).

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya aktual

pembangunan HTI yang didasarkan pada prestasi kerja aktual di lapangan.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran informasi bagi pengusaha

HTI mengenai biaya-biaya aktual yang dikeluarkannya pada setiap tahap dan total

biaya pembangunan HTI. Bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan dapat

menambah pemahaman mengenai persoalan dan pembangunan HTI khususnya

yang menyangkut pembiayaan.

Page 18: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan dan Pengelolaa Hutan Tanaman Industri (HTI)

Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi

hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya

untuk pembangunan, industri dan eksport. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

nomor 3 tahun 2008 jo Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2007 tentang Tata

Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan, Hutan tanaman

industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah hutan tanaman pada hutan

produksi yang dibangun oleh kelompok industri kehutanan untuk meningkatkan

potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka

memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. Hutan tanaman ini

diperuntukkan guna memenuhi keperluan masyarakat, pembangunan, industri, dan

ekspor. Dalam hutan produksi, pemanfaatan hasil hutan kayu pada HTI dalam

hutan tanaman dapat dilakukan dengan satu atau lebih sistem silvikultur, sesuai

dengan karakteristik sumberdaya hutan dan lingkungannya. Pemanfaatan hasil

hutan kayu pada HTI dalam hutan tanaman meliputi kegiatan penyiapan lahan,

pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan dan pemasaran.

Pemanfaatan hasil hutan kayu pada HTI diutamakan pada kawasan hutan produksi

yang tidak produktif.

Dalam praktiknya di lapangan, pembangunan HTI bertujuan mendukung

upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas lingkungan pedalaman yang

berorientasi pada azas produktivitas, profitabilitas dan keseimbangan hasil. Secara

lebih luas, pembangunan HTI bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasokan

bahan baku industri perkayuan, peningkatan devisa negara, pengembangan pusat-

pusat pertumbuhan ekonomi negara/pedesaan, penyediaan kesempatan kerja, dan

kesempatan berusaha serta pelestarian manfaat sumberdaya hutan. Karena areal

HTI berhubungan langsung dengan masyarakat sekitar hutan, kegiatan

pengusahaan HTI turut berperan aktif dalam kegiatan sehari-hari masyarakat.

Departemen Kehutanan (2004) menyebutkan bahwa untuk dapat

mengusahakan hutan tanaman industri diperlukan Hak Pengusahaan Hutan

Tanaman Industri (HPHTI) yang dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan.

Page 19: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Berdasarkan keputusan Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.4/Menhut-II/2009,

tentang Penyelesaian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Sementara

dijelaskan bahwa, Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada

Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi yang

selanjutnya disingkat IUPHHK-HTI yang sebelumnya disebut Hak Pengusahaan

Hutan Tanaman (HPHT) atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

(HPHTI) atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman

(IUPHHK-HT) adalah izin usaha untuk membangun hutan tanaman pada hutan

produksi yang dibangun oleh kelompok industri untuk meningkatkan potensi dan

kualitas hutan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri.

Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri diberikan oleh Menteri

Kehutanan kepada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Swasta, dan

koperasi untuk mengusahakan hutan tanaman industri dalam jangka waktu

tertentu.

2.1.1 Kegiatan Pengusahaan HTI

Kegiatan pengusahaan HTI terdiri dari kegiatan pembangunan dan

kegiatan pengelolaan. Kegiatan pembangunan merupakan semua kegiatan dari

mulai perencanaan sampai dengan terbentuknya hutan tanaman industri dalam

satu atau dua unit kegiatan kelestarian produksi. Kegiatan pengelolaan merupakan

kegiatan mulai dari kegiatan penebangan pertama sampai dengan seterusnya

secara berulang. Sasaran dari kegiatan pembangunan adalah terciptanya tegakan

hutan tanaman industri dengan kondisi mendekati tegakan normal. Kondisi ini

perlu dicapai karena disamping untuk mewujudkan kelestarian hasil, juga

memungkinkan untuk pemanfaatan semua faktor penentu pertumbuhan yang

tersedia sehingga dicapai tingkat produktivitas dan profitabilitas yang tinggi.

Sedangkan sasaran dari kegiatan pengelolaan adalah diperolehnya hasil lestari

yang berkualitas tinggi. Menurut IPB (1988) dalam Octofivtin (2004), untuk

mencapai sasaran dari kegiatan pembangunan dan pengelolaan tersebut, maka

perlu dilakukan kegiatan-kegiatan dengan tahapan sebagai berikut :

Page 20: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

2.1.1.1 Penyusunan Rencana

Rencana yang disusun meliputi Rencana Karya Pengusahaan Hutan (RKPH)

dan Rencana Karya Tahunan (RKT). RKPH merupakan rencana yang memuat

seluruh kegiatan yang menunjang pembangunan dan pengelolaan HTI. Rencana

ini merupakan penjabaran dari kegiatan pembangunan HTI yang mempunyai

kejelasan : lokasi, jumlah tenaga kerja dan kualitasnya, jumlah sarana dan

prasarana yang dibutuhkan, jumlah biaya yang dibutuhkan, dan sistem

pelaksanaan (tata waktu). RKPH disusun paling lambat sebelum kegiatan

pembangunan dilaksanakan. RKT merupakan penjabaran secara mendetail

kegiatan-kegiatan (termasuk pembiayaannya) yang hendak dilaksanakan dalam

jangka waktu satu tahun. RKT disusun paling lambat satu tahun sebelum kegiatan

tahunan yang bersangkutan dilaksanakan.

2.1.1.2 Tata Batas

Kegiatan tata batas dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh

kepastian administratif, kewenangan maupun hukum, sehingga dalam pelaksanaan

pembangunan dan pemanfaatan areal tidak akan terjadi kesimpangsiuran

peruntukkan lahan. Kegiatan tata batas meliputi tata batas areal HTI dengan areal

bukan HTI (tata batas luar) dan tata batas peruntukan areal di dalam areal HTI

(tata batas dalam areal).

Tata batas luar dilaksanakan paling lambat lima tahun sesudah RKPH

pertama dilaksanakan. Pelaksanaan tata batas ini meliputi pekerjaan pembuatan

trace/rintis batas, pemancangan pal batas, pengukuran dan pemetaan batas serta

pengukuhan administrasi/hukum dari batas tersebut.

2.1.1.3 Penataan Hutan

Kegiatan penataan hutan bertujuan untuk menata areal ke dalam bagian-

bagian yang lebih kecil sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan secara efisien.

Kegiatan penataan hutan terdiri dari kegiatan penataan batas dan kegiatan

pembagian hutan. Kegiatan penataan batas merupakan kegiatan yang menyangkut

penentuan garis batas dan pemancangan pal batas terhadap areal hutan yang

hendak ditata. Sedangkan kegiatan pembagian hutan merupakan kegiatan yang

Page 21: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

menyangkut pemisahan areal ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil yaitu

bagian hutan, petak, dan anak petak. Hasil dari kegiatan penataan batas dan

pembagian hutan perlu diproyeksikan diatas peta. Pelaksanaan dari kegiatan

penataan hutan akan diselesaikan dalam lima tahun pertama sesudah kegiatan

pembangunan dijalankan.

2.1.1.4 Pembukaan Wilayah Hutan

Kegiatan pembukaan hutan yang dimaksud disini adalah pembuatan

prasarana lalu lintas dengan tujuan agar semua areal HTI dapat dijangkau secara

mudah. Pembukaan wilayah dilaksanakan melalui pemanfaatan atau

pendayagunaan terhadap jalan-jalan yang sudah ada (dengan melakukan

perbaikan dan peningkatan mutu) dan pembuatan jalan-jalan baru.

Pembangunan jalan/alur hutan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan

tingkat keperluannya. Pada akhir daur pertama semua jalan, baik jalan utama

maupun penunjang harus sudah selesai dibangun.

2.1.1.5 Penanaman

Kegiatan penanaman merupakan kegiatan yang paling penting dalam tahap

pembangunan hutan. Penentuan luas tanaman dan lokasi penanaman pada setiap

tahunnya perlu dilakukan dengan cermat sehingga pada akhir daur pertama dapat

terwujud suatu tegakan dengan struktur kelas umur mendekati normal. Dengan

memperhatikan prinsip kelestarian maka luas penebangan diusahakan sama

dengan luas penanaman. Luas tebangan atau luas tanaman pada setiap tahunnya

besarnya sama dengan luas areal tanaman total dibagi daur.

Pada tahap pembangunan (daur pertama) belum ada kegiatan penebangan

tanaman pokok, yang ada hanya kegiatan penanaman dan

pemeliharaan/penjarangan. Selisih waktu penyelesaian dengan akhir daur dapat

dipergunakan untuk melakukan pemugaran tanaman atau melakukan pengaturan

struktur tegakan.

Kegiatan penanaman merupakan suatu rangkaian kegiatan yang diawali dari

pengadaan benih, pengadaan bibit/persemaian, penyiapan lahan, dan penanaman

bibit di lapangan. Pengadaan benih dilaksanakan paling lambat satu tahun

Page 22: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

sebelum kegiatan penanaman dilaksanakan. Selain dengan pembangunan tegakan

benih maka pemenuhan kebutuhan benih dapat dilaksanakan melalui pembelian

dari tempat lain. Benih yang dibeli dapat langsung ditanam atau harus melalui

persemaian terlebih dahulu. Hal ini tergantung dari sifat benih yang akan ditanam.

Kegiatan penyiapan lahan bertujuan untuk membuat keadaan lapangan yang

bersangkutan sedemikian rupa sehingga memudahkan penanaman dan

pertumbuhan bibit yang ditanam. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara

manual atau dengan cara mekanis.

Penanaman bibit dilaksanakan pada awal sampai pertengahan musim

penghujan. Karena terbatasnya waktu penanaman dalam setiap tahunnya maka

kegiatan-kegiatan yang mendukungnya perlu diarahkan agar penanaman dapat

dilaksanakan tepat pada waktunya.

2.1.1.6 Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan tanaman muda dan

pemeliharaan tegakan. Pemeliharaan tanaman muda dilakukan mulai bibit selesai

ditanam di lapangan sampai tanaman mencapai kondisi tegakan yaitu keadaan

dimana pohon-pohonnya telah saling mempengaruhi satu sama lain, baik tajuk

maupun perakarannya (umur 3–5 tahun). Pemeliharaan tegakan dilakukan setelah

tegakan terbentuk sampai tegakan siap ditebang.

Pekerjaan pemeliharaan tanaman muda dapat berupa penyulaman,

penyiangan, pendangiran dan pembebasan gulma serta tanaman pengganggu

lainnya. Kegiatan pemeliharaan tanaman muda juga dapat berupa pemupukan

tanaman.

Pekerjaan pemeliharaan tegakan dapat berupa pembebasan tanaman

pengganggu, pemangkasan cabang dan pemeliharaan. Pembebasan tanaman

pengganggu dilakukan pada jalur tanaman pokok sehingga tanaman pokok

mendapat kesempatan tumbuh secara baik. Pemangkasan cabang dilakukan

dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas batang melalui peningkatan ukuran

panjang batang bebas cabang. Sedangkan kegiatan penjarangan dilakukan dengan

tujuan untuk menciptakan ruang tumbuh yang optimal sehingga pertumbuhan

pohon-pohon tertinggal dapat berlangsung secara maksimal.

Page 23: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

2.1.1.7 Perlindungan Hutan

Kegiatan perlindungan hutan mempunyai tujuan untuk melindungi hutan

dari gangguan hama dan penyakit serta gangguan lain baik hewan maupun

manusia. Kegiatan perlindungan dapat bersifat pencegahan (preventif) ataupun

pemberantasan (represif). Usaha yang dapat dilakukan dalam penerapan

silvikultur yang tepat:

1. Penyuluhan

2. Pembuatan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan

3. Pengadaan sarana penanggulangan hama dan penyakit

4. Pembentukan organisasi pengamanan

2.1.1.8 Pemanenan Hutan

Kegiatan pemanenan hutan secara tebang habis baru dapat dilaksanakan

pada akhir daur pertama. Pemanenan dilakukan pada tegakan yang telah mencapai

umur yang sama dengan daur.

Komponen dari kegiatan pemanenan hutan adalah pengadaan sarana dan

prasarana pada saat eksploitasi dimulai antara lain adalah jalan angkutan, jalan

sarad, base camp, tempat pengumpulan kayu (TPn), tempat penimbunan kayu

(TPK) dan peralatan eksploitasi seperti chain saw, traktor sarad, dan truk

angkutan kayu.

1. Timber Cruising adalah pekerjaan untuk mengetahui potensi (volume)

tegakan yang akan dipanen dengan dilakukan sensus potensi dari areal

yang akan ditebang. Hasil dari kegiatan timber cruising ini dipergunakan

untuk mengatur pelaksanaan penebangan secara berdaya guna dan

berhasil guna, serta untuk mengetahui tingkat efisiensi pemanenan hasil

hutan (besarnya realisasi hasil yang dipungut dibandingkan dengan

volume tegakan).

2. Penebangan pohon adalah pekerjaan mulai dari penetapan arah rebah

sampai pohon selesai dirobohkan. Dalam menentukan arah rebah perlu

diperhatikan keadaan lapangan dan posisi pohon. Penebangan harus

dilakukan secara hati-hati mengingat kualitas kayu yang dihasilkan

sangat tergantung dari kegiatan ini.

Page 24: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

3. Pembagian batang adalah pekerjaan memotong pohon yang telah

direbahkan menjadi bagian-bagian batang yang lebih kecil, dengan

memperhatikan syarat seperti ukuran yang diminta pasar, kebijakan

penjualan kayu, kemudahan penyaradan dan pengangkutan, adanya

industri yang mengerjakan kayu serta pesanan-pesanan

4. Penyaradan adalah pekerjaan membawa kayu dari tempat tebangan ke

tempat pengumpulan (TPn). Penyaradan dapat dilakukan dengan tenaga

hewan/manusia dan atau secara mekanis, yaitu dengan menggunakan

sistem kabel dan atau dengan traktor/skidder.

5. Pengangkutan kayu dilakukan setelah penyaradan atau angkutan antara.

Angkutan antara adalah pemindahan kayu dari TPn ke TPK dan dimulai

saat kayu dimuat ditempat pengumpulan, atau dikumpulkan di sungai

untuk dibawa ke lokasi penimbunan atau pabrik pengolahan.

Pengangkutan dapat dilakukan dengan menggunakan truk atau dengan

mempergunakan alat angkut di air seperti tongkang/kapal atau perahu

motor. Tata waktu kegiatan pengusahaan HTI dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tata waktu kegiatan pengusahaan HTI

Kegiatan HTI Tahun ke-

-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 dst

Perencanaan

RKPH

RKT

Tata Batas

Penataan Hutan

PWH

Penanaman

Pemeliharaan

Tanaman Muda

Tegakan

Perlindungan

Pemanenan

Sumber: Anonim (1993b) dalam Octofivtin (2004)

Page 25: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

2.2 Tinjauan Pembiayaan Pengusahaan HTI

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2007 tentang Tata

Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan, Pedoman

Pelaporan Keuangan Pengusahaan Hutan tahun 1995, dan hasil-hasil penelitian di

lapangan, secara umum biaya pembangunan HTI terdiri dari :

1. Biaya perencanaan

2. Biaya penanaman

3. Biaya pemeliharaan dan pembinaan hutan

4. Biaya pengendalian kebakaran dan pengamanan hutan

5. Biaya pemungutan hasil hutan

6. Biaya pemenuhan kewajiban kepada negara

7. Biaya pemenuhan kewajiban kepada lingkungan dan sosial

8. Biaya pembangunan sarana dan prasarana

9. Biaya administrasi dan umum

10. Biaya pendidikan dan latihan

11. Biaya penelitian dan pengembangan

12. Biaya penilaian HTI

Menurut Yanwardi (2007), biaya operasional adalah biaya-biaya yang

langsung dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang/produksi. Produksi dapat

berbentuk penanaman, bibit, dan kayu. Biaya operasional dapat dibagi menjadi:

1. Biaya penanaman (plantation cost) merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk penanaman bibit tanaman hingga tanaman tersebut bisa dipanen. Biaya

penanaman terbagi atas dua bagian yakni biaya-biaya persiapan lahan tanam

dan penanaman bibit itu sendiri (initial expenses) dan biaya pemeliharaan

(maintenance expenses).

2. Biaya pembibitan (nursery cost) merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk menghasilkan bibit-bibit yang akan ditanam.

3. Biaya pemanenan (Harvesting cost) merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk memanen kayu, mengeluarkan kayu dari areal pemanenan, hingga

mengantarkan kayu ke areal pabrik.

Page 26: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Menurut Lipsey (1995), biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis

yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi

untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut Lipsey mengelompokkan biaya

menjadi 2, yaitu:

1. Biaya Variabel, yaitu biaya yang berkaitan langsung dengan output, yang

nilainya bertambah besar dengan meningkatnya output dan berkurang dengan

menurunnya output. Biaya ini disebut juga sebagai biaya langsung atau biaya

yang dapat dihindari (avoidable cost). Contoh: biaya material, upah langsung,

dan lain-lain

2. Biaya Tetap, yaitu biaya yang tidak akan berubah meskipun output berubah,

biaya ini akan sama besarnya kendati output satu unit maupun satu juta unit.

Biaya ini disebut juga sebagai biaya yang tidak dapat dihindari (unavoidable

cost). Contoh: biaya asuransi, bunga modal, penyusutan, dan lain-lain.

Menurut Nugroho (2002), biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya

tetap dalam satuan unit waktu tertentu, tetapi akan berubah persatuan unitnya jika

volume produksi persatuan waktu tersebut berubah. Biaya ini akan terus

dikeluarkan, walaupun tidak berproduksi.

Komponen biaya tetap adalah :

1. Depresiasi atau penyusutan bertujuan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan

perhitungan biaya. Depresiasi merupakan metode untuk memperhitungkan

besarnya penurunan nilai pasar barang modal tetap. Berkaitan dengan penilaian

nilai asset untuk memperhitungkan pajak kekayaan perusahaan. Selain itu

depresiasi merupakan metode untuk memperhitungkan alokasi biaya atas

barang modal tetap yang digunakan selama waktu pakainya secara sistematis.

2. Bunga Modal. Harga uang secara umum disebut bunga. Bunga modal

diperlukan sebagai kompensasi atas uang yang diinvestasikan.

Pertimbangannya adalah apabila uang tersebut tidak diinvestasikan melainkan

disimpan dalam Bank, maka uang tersebut akan mendapat bunga Bank.

Biaya variabel adalah biaya yang per satuan unit produksinya tetap, tetapi

akan berubah jumlah totalnya jika volume produksinya berubah. Biaya ini tidak

diperlukan apabila tidak berproduksi. Biaya ini disebut juga biaya pengoperasian.

Page 27: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Contohnya adalah: biaya borongan, bahan baku, biaya pemeliharaan dan

perbaikan, biaya pengangkutan dan sebagainya (Nugroho, 2002).

Hal-hal yang menyebabkan nilai suatu alat berkurang adalah:

1. Adanya bagian-bagian yang rusak atau aus karena lamanya waktu pemakaian

sehingga alat tersebut tidak bisa bekerja dengan kemampuan seperti

sebelumnya. Yang dimaksud dengan alat disini adalah bagian utama yang tidak

ekonomis lagi bila diganti.

2. Adanya peningkatan biaya operasi dari sejumlah unit output yang sama bila

dibandingkan pada mesin yang masih baru. Peningkatan biaya ini misalnya

karena penambahan biaya pemeliharaan dan penambahan tenaga. Penambahan

biaya operasi ini menunjukkan merosotnya nilai alat tersebut.

3. Karena perkembangan teknologi selalu muncul alat yang lebih praktis dan

lebih efisien sehingga alat yang lama nilainya akan merosot. Alat-alat yang

lama walaupun masih cukup baik untuk dioperasikan tidak ekonomis lagi kalau

dipergunakan secara terus-menerus sehingga orang akan lebih cenderung

berfikir untuk mengganti alat yang baru, yang lebih praktis, dan lebih efisien.

4. Adanya pengembangan perusahaan, dengan adanya pengembangan perusahaan

maka alat yang digunakan harus diganti dan disesuaikan dengan

pengembangannya, sehingga alat-alat yang lama akan menurun nilainya

(Pramudya, 1992).

Biaya penyusutan merupakan fungsi dari waktu, maka masa pemakaian

alat harus diketahui. Umur suatu alat dapat dibedakan menjadi dua pengertian

yaitu : umur ekonomis dan umur pelayanan. Umur ekonomis (economic life)

adalah umur dari suatu alat dari kondisi 100% baru sampai alat tersebut tidak

ekonomis lagi bila terus digunakan dan lebih baik diganti. Pada akhirnya nilai

ekonomis alat tersebut mungkin masih dapt digunakan tetapi sudah tidak

ekonomis lagi. Alat disebut tidak ekonomis antara lain karena menurunnya

efisiensi yakni semakin tinggi biaya pemeliharaan. Umur pelayanan adalah umur

suatu alat dari awal pembelian dalam kondisi 100% baru sampai alat tersebut mati

(tidak bisa dipakai lagi) dan menjadi barang yang harus dibuang. Pada akhir

pelayanan alat tersebut sudah tidak mempunyai nilai lagi (Pramudya, 1992).

Page 28: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. Riau

Andalan Pulp and Paper sektor Pelalawan, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten

Pelalawan, Propinsi Riau. Lokasi HTI berada pada lahan gambut (Peatland).

Adapun waktu penelitian di lapangan dilaksanakan selama satu bulan, mulai

tanggal 27 April sampai dengan 27 Mei 2009.

3.2 Jenis Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer meliputi jenis, jumlah, harga alat, prestasi kerja dari tenaga kerja, serta

jumlah material yang diperlukan dalam kegiatan pengusahaan HTI di lapangan.

Data sekunder meliputi biaya-biaya kegiatan penunjang HTI, realisasi tebangan,

kondisi umum dan indikator ekonomi.

3.3 Cara Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dengan cara melakukan pengukuran dan wawancara

secara langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dengan cara mengutip arsip

perusahaan dan literatur yang terkait dengan penelitian.

3.4 Metode Pengamatan Waktu Kerja

3.4.1 Waktu Kerja

Waktu kerja merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan. Waktu kerja terbagi atas waktu produktif dan waktu non produktif

(Nugroho, 2002).

Waktu Produktif merupakan bagian dari waktu kerja yang digunakan untuk

memproduksi output dalam pekerjaan utama maupun pekerjaan pendukung.

Waktu produktif terdiri atas :

1. Waktu tetap yaitu bagian dari waktu produktif yang sifatnya tetap dan

tidak dipengaruhi oleh volume pekerjaan utama. Secara matematis

dirumuskan

n

1i

FiF WW

Page 29: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Keterangan:

WF = Waktu tetap (menit)

WFi

= Elemen waktu tetap ke-i (menit)

2. Waktu variabel yaitu bagian dari waktu produktif yang dipengaruhi oleh

volume pekerjaan utama. Secara matematis dirumuskan :

Keterangan:

WV = Waktu tetap (menit)

WVi

= Elemen waktu variabel ke-i (menit)

3. Waktu total yaitu waktu yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh

pekerjaan atau merupakan penjumlahan waktu tetap dan waktu variabel.

WT = W

F + W

V

Waktu non produktif merupakan bagian dari waktu kerja yang tidak

digunakan untuk memproduksi output seperti pemeliharaan rutin, perbaikan

kerusakan, pemogokan karyawan dan penghentian pekerjaan karena cuaca buruk.

3.4.2 Pengamatan Waktu Kerja

Sanjoto (1957) dalam Winurdin (1997) mengemukakan bahwa pengamatan

waktu kerja mengenal metode pengukuran sebagai berikut :

1. Metode null stop, yaitu metode yang memerlukan 2 buah stop watch

yang di pasang pada papan pencatat waktu atau sampul buku pengukur

waktu yang mempunyai lipatan kuat, sehingga dapat dihidupkan atau

dimatikan dengan tangan kiri dan pekerja tidak mengetahui adanya alat

tersebut. Waktu kerja sesungguhnya dari setiap elemen dibaca seketika

pada stop watch yang setiap awal elemen kerja dikembalikan pada angka

nol.

2. Metode berturut, yaitu metode yang menggunakan 1 buah stop watch

dari awal hingga akhir pekerjaan. Waktu kerja sesungguhnya dihitung

dengan cara mengurangi dua waktu yang berturutan.

n

1i

ViV WW

Page 30: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

3. Metode kombinasi null stop dan berturut, yaitu metode yang

menggunakan lebih dari 1 buah stop watch. Waktu kerja sesungguhnya

dari setiap elemen dihitung dengan kedua metode diatas, dengan maksud

untuk menghilangkan kesalahan yang mencolok.

3.4 Cara Perhitungan Biaya

Perhitungan biaya didasarkan terhadap prestasi kerja masing-masing

kegiatan. Biaya-biaya tersebut dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak

tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam satuan unit

waktu tertentu, tetapi akan berubah per satuan unitnya jika volume produksi per

satuan waktu tersebut berubah. Biaya ini akan terus dikeluarkan, walaupun tidak

berproduksi. Biaya ini disebut juga sebagai biaya pemilikan aset, karena aset

tersebut dibeli maka biaya ini akan terus dikeluarkan. Biaya tidak tetap adalah

biaya yang per satuan unit produksinya tetap, tetapi akan berubah jumlah totalnya

jika volume produksinya berubah. Biaya ini tidak diperlukan bila tidak

berproduksi. Mengingat karakteristik yang demikian, maka biaya ini disebut pula

sebagai biaya pengoperasian (Nugroho, 2002).

3.4.1 Penentuan Biaya Penyusutan per Tahun

P = N

RM

di mana :

P = Penyusutan (Rp/tahun)

M = Harga beli aset (Rp)

N = Masa pakai (tahun)

R = Nilai sisa (Rp)

3.4.2 Penentuan Biaya Bunga Modal dan Asuransi per Tahun

BM = [ N

NRM

2

)1)(( + R] x 0,0i

di mana :

BM = Bunga modal dan asuransi (Rp/tahun)

Page 31: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

M = Harga beli aset (Rp)

N = Masa pakai (tahun)

R = Nilai sisa (Rp)

0,0i = Suku bunga atau asuransi (%)

3.4.3 Penentuan Biaya Operasi

Termasuk dalam biaya operasi adalah bahan bakar dan pelumas,

pemeliharaan dan perbaikan, alat-alat pelengkap, material lapangan, serta upah

kerja langsung.

3.4.4 Penentuan Biaya Total

Perhitungan biaya total akan disajikan dalam bentuk tabel pembiayaan

kegiatan pengusahaan HTI berdasarkan prestasi kerja masing-masing kegiatan

yang dibebankan pada setiap hektar luas areal kerja (Rp/ha). Perhitungan biaya

kegiatan pengusahaan HTI dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 32: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Tabel 6. Perhitungan biaya kegiatan pengusahaan HTI

Kegiatan HTI Unit Biaya

Tetap

Biaya

Variabel

Biaya

Total

Perencanaan

Pengadaan bibit

Penanaman

Pemeliharaan tanaman

Perlindungan hutan

Pemanenan kayu

Kewajiban kepada negara

Kewajiban kepada lingkungan sosial

Pembangunan sarana dan prasarana

Administrasi dan umum

Pendidikan dan latihan

Penelitian dan pengembangan

Penilaian HTI

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

Rp/ha

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

Jumlah Rp/ha ….. ….. …..

Sumber: Anonim (1993b) dalam Octoviftin (2004)

Page 33: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Perusahaan

PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) adalah perusahaan yang bergerak

di bidang industri bubur kayu (pulp) dan kertas dengan kapasitas 2 juta ton pulp

per tahun. Luas areal kompleks pabrik sebesar 1.750 Ha, terletak di Pangkalan

Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau.

Saham terbesar PT. RAPP dimiliki oleh APRIL (Asia Pacific Resources

International Holdings Limited) yaitu sebesar 50%, PT. Tanoto Dana Perkasa

sebesar 30% dan PT. Raja Garuda Mas Pulp and Paper sebesar 20%. PT. RAPP

adalah salah satu produsen serat kayu (fiber), bubur kayu dan kertas terbesar di

Indonesia yang memiliki konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) tersebar hampir

di seluruh kabupaten di Riau dan sebuah pabrik pulp dan kertas yang berlokasi di

Pangkalan Kerinci. PT. RAPP mulai beroperasi dan produksi secara komersil

pada awal tahun 1995 dengan konsesi HTI yang dikelola berdasarkan prinsip

kelestarian (sustainable principles). Dalam operasionalnya, PT. RAPP memiliki 4

unit usaha atau Business Units yaitu Riaufiber, Riaupulp, Riaupaper dan

Riaupower.

Visi APRIL adalah “To be one of the Largest, Best Managed, and Most

Profitable and Sustainable Pulp and Paper Company in the world which is the

Preferred Supplier to our Customers and the Preferred Company for our

Employees” atau dalam bahasa Indonesia Visi APRIL adalah “Menjadi salah satu

perusahaan Pulp dan Kertas terbesar dengan manajemen terbaik dan paling

menguntungkan serta lestari di dunia sekaligus menjadi supplier pilihan

pelanggan dan perusahaan pilihan karyawan”.

Riaufiber adalah salah satu unit usaha PT. RAPP yang bergerak dibidang

pembangunan HTI sebagai penyedia bahan baku (supplier) untuk pembuatan pulp

dan kertas. Visi Riaufiber adalah “to be one of the World’s Best Plantation Fiber

Producers, Sustaining our customers with a Fiber of Choice in terms of High

Quality, Contribution to Society, and also implement environtmental standard”

atau dalam Bahasa Indonesia Visi Riaufiber adalah “Menjadi penghasil serat kayu

tanaman terbaik di dunia, dan menyediakan serat berkualitas tinggi kepada para

Page 34: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

pelanggan dengan memperhatikan kontribusi kepada masyarakat luas serta

pelaksanaan standar-standar lingkungan”.

Dalam mengelola areal konsesinya Riaufiber mendapatkan ijin dari

pemerintah berupa Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Indusri, yaitu:

1. Kepmenhut No. 661/Kpts-II/1992 tanggal 30 Juni 1992 tentang Pemberian Hak

Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (SEMENTARA) kepada PT. Riau

Andalan Pulp and Paper seluas 300.000 Ha.

2. Kepmenhut No. 130/Kpts-II/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang Pemberian

Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri kepada PT. Riau Andalan Pulp and

Paper seluas 300.000 Ha dengan jangka waktu 35 tahun ditambah satu daur

tanaman pokok (8 tahun).

3. Kepmenhut No. 281/Kpts-II/1993 tanggal 27 Mei 1993 tentang Penangguhan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 130/Kpts-II/1993 tanggal 27 Februari 1993

tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri kepada PT. Riau

Andalan Pulp and Paper.

4. Surat Menhut No. 1547/Menhut-IV/1996 tanggal 5 November 1996 perihal

Kebutuhan Areal HTI PT. Riau Andalan Pulp and Paper di Propinsi Riau. Izin

prinsip penambahan areal seluas 121.000 Ha.

5. Kepmenhut No. 137/Kpts-II/1997 tanggal 10 Maret 1997 tentang Pencabutan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 281/Kpts-II/1993 tanggal 27 Mei 1993

tentang Penangguhan Keputusan Menteri Kehutanan No. 130/Kpts-II/1993

tanggal 27 Februari 1993 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman

Industri kepada PT. Riau Andalan Pulp and Paper dan Perubahan Keputusan

Menteri Kehutanan No. 130/Kpts-II/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang

Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri kepada PT. Riau

Andalan Pulp and Paper, sepanjang menyangkut Luas Areal 159.500 Ha.

6. Izin prinsip Menhut No.256/Menhut-VI/2001 tanggal 22 Februari 2001 seluas

49.500 Ha.

7. Kepmenhut No. 256/Kpts-II/2004 tanggal 22 Februari 2001 tentang Perubahan

Kepmenhut No. 137/Kpts-II/1997 tanggal 10 Maret 1997 Jo. Kepmenhut No.

130/Kpts-II/1993 tanggal 27 Februari 1993. Luas areal menjadi 235.140 Ha.

Page 35: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Riaufiber membagi areal kerja secara geografis yang tersebar dalam 4

Kabupaten di Propinsi Riau menjadi 8 Areal Kerja atau Unit Manajemen Hutan

(UMH) atau disebut dengan istilah Sektor, yaitu Baserah, Cerenti, Langgam,

Logas, Mandau, Pelalawan, Teso dan Ukui. Kabupaten tersebut adalah Kuantan

Singingi (Kuansing), Pelalawan, Kampar dan Siak. Sektor Logas dibagi menjadi

dua areal yaitu Utara dan Selatan, sedangkan Teso dipecah menjadi Teso Timur

dan Teso Barat. Luas, letak secara geografis dan administrasi pemerintahan

disajikan pada tabel 7.

Berdasarkan keputusan IUPHHK pada HTI, SK.356/Menhut-II/2004

tanggal 1 Oktober 2004, PT. RAPP memiliki luas areal hutan tanaman sebesar

235.140 Ha. Dimana luas areal ini terbagi menjadi dua yaitu untuk lahan kering

(dry land) seluas 151.500 Ha dan daerah rawa (peat land) seluas 83.640 Ha.

Sektor Pelalawan merupakan salah satu sektor yang mempunyai jenis tanah

gambut (peatland) dan yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Page 36: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Tabel 7. Luasan dan letak secara geografis dan admisitrasi pemerintahan

No. Lokasi Luas

(Ha) Posisi Geografis Kabupaten

Kelompok

Hutan

1. Baserah 29.645

0014’00” - 0025’00” LS

101037’00” - 101054’00” BT

Kuansing

Pelalawan

Sei. Teso –

Sei. Nilo

2. Cerenti 40.260

0029’00” - 0043’00” LS

101035’00” - 101054’00” BT

Kuansing Sei. Kukok

3. Langgam 13.100

0006’00” - 0012’00” LS

101028’00” - 101040’00” BT

Kampar

Pelalawan

Sei. Teso –

Sei. Nilo

4.

Logas

Selatan

28.120

0014’00” - 0033’00” LS

101013’00” - 101023’00” BT

Kuansing

Btg. Lipai –

Siabu

5.

Logas

Utara

14.615

0003’00” - 0014’00” LS

101010’00” - 101019’00” BT

Kuansing

Kampar

Btg. Lipai –

Siabu

6. Mandau 23.000

0048’00” - 0058’00” LS

101038’00” - 101058’00” BT

Siak Sei. Mandau

7. Pelalawan 75.640

0012’33” - 0039’55” LU

101056’51” - 101026’15” BT Pelalawan

Sei.

Pelalawan

8. Teso Barat 20.000

0007’00” - 0016’00” LS

101014’00” - 101025’00” BT

Kuansing

Kampar

Tjg. Pauh –

Kotobaru

9.

Teso

Timur

13.250

0001’00” - 0010’00” LS

101018’00” - 101033’00” BT

Kampar

Tjg. Pauh –

Kotobaru

10. Ukui 19.300

0003’00” - 0015’00” LS

101004’00” - 101051’00” BT

Pelalawan

Sei. Teso –

Sei. Nilo

Total 276.930

Dalam penelitian ini, sektor yang dibahas adalah sektor pelalawan.

Page 37: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

4.2 Luas, Letak Geografis, Administrasi dan Batas Wilayah Sektor

Pelalawan.

Luas Areal sektor Pelalawan adalah 75.640 ha. Sektor Pelalawan secara

geografis terletak pada 0°12’15” – 0°40’00” LU dan 101°57’10” – 102°26’46”

BT.

Secara administrasi pemerintahan areal HTI PT RAPP Sektor Pelalawan

terletak di dua kabupaten, yaitu : Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak.

Tersebar ke dalam tiga kecamatan, yaitu : Kecamatan Pelalawan, Kecamatan

Teluk Meranti dan Kecamatan Dayun. Desa-desa yang berada di sekitar areal HTI

PT RAPP Sektor Pelalawan sebanyak 11 desa, yaitu : Desa Dayun, Desa Sering,

Desa Pelalawan, Desa Kuala Tolam, Desa Rangsang, Desa Sungai Ara, Desa

Pangkalan Terap, Desa Kuala Panduk, Desa Petodaan, Desa Teluk Binjai dan

Kelurahan Teluk Meranti.

Batas Areal HTI PT. RAPP Sektor Pelalawan adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Suaka Margasatwa Danau Tasik Besar

Sebelah Selatan : Areal Hutan Tanaman Rakyat PT Selaras Abadi Utama

Sebelah Barat : CV. Tuh Negri dan KUD Bahtera Mandiri (Hutan Tanaman

Rakyat dan Kebun Sawit Rakyat)

Sebelah Timur : CV. Alam Lestari (Hutan Tanaman Rakyat)

Ketiga areal hutan tanaman rakyat yang berbatasan dengan HTI PT.

RAPP Sektor Pelalawan tersebut di atas adalah hutan tanaman rakyat yang

bekerjasama dengan PT. RAPP, artinya pola pengelolaannya sama dengan UM

PT. RAPP.

Page 38: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

4.3 Keadaan Lapangan Berdasarkan RKT- UPHHKHTI Tahun 2009 PT.

RAPP Sektor Pelalawan

4.3.1 Vegetasi

Tanaman utama yang ada di sektor Pelalawan adalah Acacia crassicarpa. Jenis

tanaman lain yang juga dikembangkan adalah Melaleuca sp.

4.3.2 Topografi

Areal Hutan Tanaman industri PT. RAPP berada pada ketinggian 20-160

mdpl. Berdasarkan survey lapangan dan foto udara, seluruh areal sektor Pelalawan

tersebut dapat dikategorikan ke dalam kelas kelerengan datar (0-8%) atau semua

areal landai (100%).

4.3.3 Tanah

Jenis tanah di areal HTI PT. RAPP sektor pelalawan adalah tanah Organosol

hemik dan Organosol fibrik (52.845 Ha) dan Organosol Saprik dan Organosol

hemik (22.795 Ha). Struktur tanah termasuk ke dalam jenis gambut (100%).

4.3.4 Iklim

Berdasarkan klasifikasi Schmit – Ferguson atau AF/CF (Koppen) areal HTI

PT.RAPP sektor Pelalawan termasuk tipe iklim A (sangat basah). Curah hujan

rata-rata tahunan 2.407 mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi di bulan

Desember dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari.

4.3.5. Hidrologi

Areal HTI PT. RAPP sektor Pelalawan termasuk dalam daerah aliran sungai

Sei selempaya Kanan, Sei Segati, dan Sei Nilo. Adapun aliran DAS/sub DAS

adalah DAS Selampayan kanan dan sub DAS selampayan Kiri.

Page 39: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

4.4 Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Keadaan sosial dan ekonomi masyarakat di areal RKT-UPHHK HTI

disajikan pada Tabel 8 berikut :

Tabel 8. Jumlah penduduk, agama, mata pencaharian, dan fasilitas umum di

sekitar areal sektor Pelalawan

Sumber : RKT- UPHHKHTI tahun 2009 PT. RAPP

No URAIAN Satuan Jumlah

1 Jumlah Penduduk

a. Total

1. Laki-laki

2. Perempuan

b. Anak-anak 17 tahun:

1. Laki-laki

2. Perempuan

c. Angkatan Kerja > 17 tahun:

1. Laki-laki

2. Perempuan

d. Angkatan tidak Produktif>55 tahun:

1. Laki-laki

2. Perempuan

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

Orang

193.785

Tidak terdata

Tidak terdata

68.312

Tidak terdata

Tidak terdata

105.123

Tidak terdata

Tidak terdata

20.350

Tidak terdata

Tidak terdata

2 Agama dan Aliran Kepercayaan:

1. Islam

2. Katolik/Protestan

3. Lain-lain

%

%

%

94

5

1

3 Fasilitas Pendidikan

1. SD

2. SLTP

3. SLTA

Unit

Unit

Unit

176

40

10

4

Tempat ibadah:

1. Masjid/Musholla/Langgar

2. Gereja

3. Dll

Unit

Unit

Unit

649

25

1

5 Mata Pencaharian

1. Bertani

2. Berdagang

3. Lain-lain

%

%

%

67,22

4,38

28,4

Page 40: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

4.5 Pendapatan Domestik Bruto

Pendapatan regional bertujuan untuk mengetahui tingkat produk yang

dihasilkan oleh seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dan

stuktur perekonomian pada suatu periode di suatu daerah tertentu. Dengan

cenderung membaiknya pertumbuhan ekonomi dunia yang membawa dampak

langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan

termasuk Riau. Besarnya pendapatan domestik bruto propinsi Riau disajikan pada

Tabel 9.

Tabel 9. Pendapatan domestik regional bruto propinsi Riau

Sektor (Sumber) 2005 2006

Rupiah (juta) % Rupiah (juta) %

Pertanian

Pertambangan

Industri Pengolahan

Listrik dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel, Restoran

Angkutan/Komunikasi

Bank/Keu/Perum

Jasa

1.463.153

2.082.761

20.429.357

70.276

792.341

2.491.227

1.129.091

1.335.626

587.668

4,8

6,9

67,3

0,2

2,6

8,2

3,7

4,4

1,9

1.542.364

2.139.157

21.796.886

172.609

880.577

2.577.086

1.266.014

1.444.028

622.282

4,7

6,6

67,2

0,5

2,7

7,9

3,9

4,4

1,9

Total 30.381.500

32.441.003,0 100

Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Propinsi-Propinsi Di Indonesia Menurut Lapangan

Usaha, Badan Pusat Statistik, Republik Indonesia

Sektor yang memberi kontribusi paling besar dalam pendapatan domestik

bruto berdasarkan Tabel 8 adalah sektor industri pengolahan (67,19%), kemudian

sektor perdagangan, hotel, dan restoran (7,94%), kemudian sektor pertambangan

(6,59%), sektor pertanian (4,75 %), sektor bank/keuangan/perum (4,45%), sektor

angkutan/komunikasi (3,9%), sektor bangunan (2,71 %), sektor jasa (1,92%), serta

listrik dan air bersih (0,53%).

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (2007), Pendapatan Domestik Bruto

(PDB) propinsi Riau atas dasar harga berlaku tanpa migas pada tahun 2006 adalah

Page 41: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Rp 94 815,60 miliar dan pada tahun 2007 adalah Rp 117 034,98 miliar. Demikian

pula angka PDRB atas dasar harga konstan 2000 tanpa migas tahun 2007

mencapai sebesar Rp 36417,63 miliar yang lebih tinggi dari tahun 2006 yakni

sebesar Rp 39 420,76 miliar.

Pendapatan Domestik Bruto Propinsi Riau atas dasar harga konstan tahun

2000 berdasarkan lapangan usaha termasuk minyak dan gas pada tahun 2007 pada

sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan adalah Rp 14.785,91

miliar, pertambangan dan penggalian Rp 45.125,69 miliar, industri pengolahan Rp

9.246 miliar, sektor listrik, air bersih, dan gas Rp 185.050,79 juta, bangunan Rp

2.674,93 miliar, perdagangan, hotel, dan restoran Rp 6.840,26 miliar,

pengangkutan dan komunikasi Rp 2.331,64 miliar, keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan Rp 1.011,84 miliar, dan sektor jasa-jasa Rp 4.010,95 miliar. Total

pendapatan PDB Riau tahun 2007 atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah Rp

86.213,25 miliar. PDB Riau tahun 2007 mengalami peningkatan dari tahun 2006

karena pada tahun 2006 PDB Riau adalah Rp 83.370,86 miliar.

Page 42: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kegiatan Pengusahaan

Kegiatan pengusahaan Hutan Tanaman Industri di PT. Riau Andalan Pulp

and Paper (RAPP) sektor Pelalawan terdiri atas pengadaan bibit, penanaman,

pemeliharaan tanaman, perlindungan hutan dan pemanenan kayu.

5.1.1 Pengadaan bibit

Pelalawan Central Nursery (PCN) mengembangkan jenis tanaman Acacia

crassicarpa sebagai tanaman utama dan Melaleuca sp sebagai tanaman untuk

border trees tepi canal di lahan gambut agar tidak terjadi erosi tanah dan untuk

keperluan bina desa hutan secara temporer. Bibit dihasilkan dengan dua cara yaitu

secara vegetatif (cutting) dan generatif (seedling). Benih untuk seedling diperoleh

dari Departemen Penelitian dan Pengembangan PT. RAPP, sedangkan bibit untuk

cutting diperoleh dari tanaman induk unggulan (Mother plant) yang sudah

terjamin kualitas genetik, fisik dan fisiologisnya. Luas Pelalawan Central Nursery

adalah 10 Ha. Areal yang digunakan untuk persemaian adalah sekitar 8 Ha.

5.1.1.1 Penanaman melalui biji (seedling)

Benih yang akan dijadikan bibit untuk pembibitan dengan cara generatif

diperoleh dari Departemen Penelitian dan Pengembangan PT. RAPP. Target bibit

yang akan dihasilkan selama tahun 2009 adalah 45.600.000 batang bibit yang

diperoleh dengan pembibitan secara seedling maupun secara cutting. Target bibit

yang dihasilkan secara cutting selama tahun 2009 adalah 22.800.000 batang bibit.

Jumlah bibit yang sudah diproduksi dari bulan Januari-Maret 2009 adalah

sebanyak 5.819.520 batang bibit.

Kegiatan pembibitan terdiri atas sterilisasi media yang dilakukan di

production house dan media yang dipakai adalah cocopeat. Penanaman dan

pemeliharaan benih yang bertujuan agar benih berkecambah dilakukan di

germination area sekitar 28 hari. Pada saat bibit berumur 8-14 hari setelah

penyemaian dilakukan penyulaman (blanking) sehingga dapat diketahui

persentase hidup bibit. Bibit yang sudah berumur 28 hari akan ditransfer ke

Page 43: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

growing area (areal terbuka). Kegiatan pemupukan, penjarangan, dan penyisipan

bibit yang mati dilakukan untuk mendukung pertumbuhan bibit. Kegiatan

penjarangan (spacing) terdiri atas beberapa bagian yakni : 1) penjarangan 25%

yakni 25% dari jumlah bibit (72 batang/tray) dan dilakukan ketika bibit

mempunyai tinggi 3-5 cm, 2) penjarangan 50% (48 batang/tray) dan dilakukan

ketika bibit mempunyai tinggi 5-8 cm, 3) penjarangan 66% (32 batang/tray) dan

dilakukan ketika tanaman mempunyai tinggi diatas 8 cm , 4) penjarangan 75% (24

batang/tray). Penjarangan dilakukan agar bibit dapat berkembang dengan baik dan

memastikan bibit mendapat pasokan makanan, air dan nutrisi yang mendukung

pertumbuhan sehingga pertumbuhan bibit dapat dikontrol dan persentase hidup

bibit yang diinginkan dapat tercapai.

Pemberian pupuk di growing area dilakukan dengan sistem manual dan

sistem mekanis. Sistem manual merupakan pemupukan dengan cara menggunakan

gembor, dimana tanaman disiram dengan pupuk secara langsung dengan

menggunakan gembor. Sistem mekanis merupakan pemupukan dengan

menggunakan boom injection (injektor). Injektor dapat dapat diatur sesuai dengan

konsentrasi pupuk yang diinginkan. Penyiraman tanaman dilakukan berdasarkan

kebutuhan tanaman terhadapa air, sehingga curah hujan juga sangat

mempengaruhi penyiraman tanaman. Proses culling dan cencus dilakukan untuk

mengambil tanaman yang mati, kerdil, atau yang terserang penyakit dan

dikeluarkan dari dalam tray untuk dibakar. Kegiatan yang paling akhir dilakukan

sebelum bibit dikirim ke areal penanaman adalah penyeleksian bibit. Kegiatan ini

bertujuan untuk memisahkan bibit yang memenuhi persyaratan (standar) dan yang

tidak memenuhi standar. Adapun standar yang harus dipenuhi agar tanaman lulus

seleksi adalah; tinggi >14 cm, jumlah daun minimal 3 helai (2 sehat), diameter

batang lebih besar dari 2 cm dan kekompakan akar 75-85%. Setelah tahap

penyeleksian, bibit yang sudah memenuhi standar dikirim ke areal penanaman.

Page 44: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

5.1.1.2 Pengadaan bibit secara cutting

Target bibit yang akan dihasilkan secara cutting tahun 2009 adalah

22.800.000 batang bibit tanaman Acacia crassicarpa. Jumlah bibit yang telah

dihasilkan dari Januari –Maret 2009 adalah 11.484.576 batang bibit. Kondisi bibit

yang diproses dengan cara cutting disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Kondisi bibit yang akan dipindahkan ke rooting area

Pembibitan dengan cara cutting merupakan kegiatan pembibitan dengan

menggunakan cara vegetative (cloning). Tanaman induk (mother plant)

merupakan jenis tanaman unggulan dan merupakan rekomendasi dari pihak R&D

sehingga diharapkan bibit yang akan dihasilkan akan mempunyai sifat genetik

tanaman induk. Mother plant merupakan tanaman induk yang akan menghasilkan

tunas, dimana tunas tersebut akan dijadikan bibit cutting. Adapun kegiatan

pembibitan secara cutting adalah kegiatan di production house meliputi sterilisasi

media, pemasukan tunas ke dalam tube, dan pemupukan dimana pupuk langsung

dicampur dengan media. Kemudian bibit akan dipindahkan ke rooting area

dengan tujuan agar tanaman dapat berakar dan dapat berkembang dengan baik.

Kegiatan yang dilakukan selama di rooting area adalah membuang tunas

yang gagal atau mati, penyiraman tanaman, dan pengambilan dan pemberantasan

gulma (weeding). Setelah dari rooting area bibit akan dipindah ke growing area.

Kegiatan yang dilakukan di growing area untuk cutting hampir sama dengan

Page 45: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

kegiatan yang di growing area untuk seedling, yakni kegiatan penjarangan

(spacing), pemupukan, penyiraman bibit berdasarkan kebutuhan, sensus dan

culling, dan seleksi tanaman yang memenuhi standar yang ditetapkan. Bibit-bibit

yang telah memenuhi persyaratan dikirim ke areal penanaman. Prestasi kerja

untuk pengadaan bibit secara seedling dan cutting dapat dilihat pada Tabel 10 dan

Tabel 11.

Prestasi kerja total untuk pengadaan bibit selama setahun untuk pembibitan

dengan seedling adalah 50.292,00 HOK/tahun. Prestasi kerja untuk pembibitan

dengan cutting adalah 47.895,12 HOK/ tahun. Total prestasi kerja untuk

pengadaan bibit di Pelalawan Nursery Center adalah 98.187,12 HOK/tahun.

Selain sektor Pelalawan, Pelalawan Nursery Center juga akan menjual bibit ke

sektor Langgam, Mandau, Tasik dan Ukui. Sektor-sektor tersebut mempunyai

jenis tanah yang sama dengan Pelalawan yakni jenis tanah gambut.

Page 46: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Tabel 10. Prestasi kerja pengadaan bibit secara Seedling

Kegiatan HTI Prestasi Kerja (HOK/tahun)

Seedling 50292,00

Persiapan tube dan tray 2.496,00

Pengumpulan tube dan tray dari areal terbuka 1.248,00

Bongkar - muat tube dan tray ke pencucian tray 1.248,00

Production : 106 kg seeds/bulan : 5 beds/hari 7.176,00

Pencucian trays 936,00

Pengayakan media 1.248,00

Pencampuran media, pengaturan tray, operator mesin,

penutupan, dipping 2.808,00

Penaburan manual 2 624,00

Pemindahan ke germination area 1.560,00

Germination House : 106 kg seeds/bulan : 5 beds/hari 8.892,00

Penyulaman 3.120,00

Konsolidasi I 780,00

Penaburan manual 1.248,00

Konsolidasi II dan P&D (Pest and disease) 1.560,00

Hygiene dan penyiraman A&F 2.184,00

Open Area 2.6736,00

Pemindahan ke areal terbuka 1.872,00

Penjarangan 66 % (umur 5 minggu) dan Penilaian kualitas 2.808,00

Penjarangan 75 % (umur 7 minggu) dan Pemisahan (culling) 2.808,00

Seleksi tanaman, pemisahan tanaman mati dan yang kerdil 5.832,00

Pengepakan dalam box 2.184,00

Pemindahan tanaman kualitas 3, rata-rata 2 beds / hari 1.248,00

Penyemprotan bahan kimia untuk penyakit dan pestisida 1.872,00

Pemupukan 1.872,00

Operator boom 1.248,00

Penyiraman manual untuk tanaman yang di letakkan di tanah 1.248,00

Penyehatan untuk tanaman yang di letakkan di tanah 1.872,00

Sterilisasi cabang 1.872,00

Lembur untuk penyiraman pada hari libur 4.992,00

Page 47: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Tabel 11. Prestasi kerja kegiatan pengadaan bibit secara cutting

Kegiatan pembibitan dengan cutting Prestasi kerja

(HOK/tahun)

Cutting 47.895,12

Produksi

Persiapan media 1.872,00

Pengayakan media 833,04

Pemadatan manual 312,00

Pemanenan bibit 4.798,56

Transfer dari mother plant ke production house 624,00

Persiapan pemotongan 6.842,16

Pengaturan pemotongan 3.419,52

Pemindahan ke rooting area 1.301,04

Pemindahan ke open area 1.301,04

Granular 2708,16

Penjarangan 4.062,24

Pemisahan dan sensus 2.184,00

Penyeleksian 3.981,12

Pemupukan 4.056,00

Penyemprotan pestisida untuk penyakit (P&D) 1.560,00

Penyiraman manual 1.248,00

Pengukuran kekompakan akar 936,00

Penunjang

Pembersihan Tray 708,24

Pembersihan Nozzle 624,00

Ex Media 780,00

Pemeliharaan 1.248,00

Pelabelan 312,00

Pemeliharaan MPH 1.248,00

Operator Boom injection 936,00

Page 48: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

5.1.2 Penanaman

Kegiatan penanaman tahun 2009 merupakan bekas tebangan tahun 2008 dan

sisa areal yang belum ditanam tahun 2008. Target luas areal yang akan ditanam

pada tahun 2009 di sektor Pelalawan adalah 2850 Ha. Areal yang akan ditanam

harus lulus HQA (harvesting Quality Asessment) yakni untuk menentukan layak

atau tidaknya suatu areal ditanam. Syarat kelulusan HQA tercapai apabila areal

sudah bersih, tidak ada kayu, titik tanam (planting point) tidak hilang. Kegiatan

HQA dilakukan oleh departemen Harvesting akan tetapi biaya dilimpahkan ke

departemen Plantation.

Penanaman merupakan suatu kegiatan menanam tanaman utama dengan

metode dan cara tertentu. Penanaman dapat digolongkan menjadi dua bagian

yaitu bagian yang pertama adalah bagian pengembangan (development) yakni

meliputi persiapan lahan (pre plant spraying), tanam, pemupukan, dan

penyulaman. Bagian yang kedua adalah bagian pemeliharaan yakni

pemberantasan hama (weeding) dan singling (pemotongan cabang yang bersaing

dengan batang utama).

Kegiatan persiapan lahan merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum

penanaman bibit dilakukan meliputi pemberantasan gulma yang terdapat pada

areal yang akan ditanaman dan penilaian kelayakan lahan untuk ditanaman.

Pemberantasan gulma dilakukan dengan penyemprotan pada gulma (Pre plant

spraying). Penyemprotan gulma biasanya hanya dilakukan sekali saja yakni

sebulan sebelum penanaman (weeding 0). Pada areal gambut (peat land) jenis

gulma yang sering ditemukan adalah jenis paku-pakuan.

Areal yang sudah yang sudah memenuhi persyaratan HQA akan ditanam

dengan tanaman pokok Acacia crassicarpa dengan jarak tanam 3m x 2,5m dan

kedalaman lubang tanam adalah 30 cm x 30 cm. Jarak ini merupakan jarak ideal

bagi pertumbuhan tanaman di areal gambut dan memudahkan pemanenan

nantinya. Untuk memudahkan proses penanaman bibit maka digunakan tali ajir

sehingga bibit yang ditanam tetap lurus dan teratur. Kegiatan penanaman ini juga

sekaligus dilakukan kegiatan pemupukan.

Page 49: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Ketika bibit selesai ditanam maka langsung dipupuk dengan menggunakan pupuk

Rock Phospat, MOP, dan micro nutrient ( Fertibore dan Zinc cope). Tabel

prestasi kerja untuk kegiatan penanaman dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Prestasi kerja kegiatan penanaman

Kegiatan Besar Prestasi

Kerja (HOK/Ha)

Total HOK Penanaman

15,75

Infield drain 2,00

Cross field drain dan Mid drain 2,00

Survey boundary 0,75

Pre plant spraying 1,00

Penanaman bibit 4,00

Pemupukan

Rock Posphat 1,00

KCL (MOP) 1,00

Fertibore (sambil membawa tugal) 1,50

Zinc cop (sambil membawa tugal) 1,50

Penyulaman 1,00

Kegiatan blanking (penyulaman) dilakukan setelah umur bibit setelah

ditanam 1 bulan. Kegiatan blanking bertujuan untuk menyiangi tanaman yang

mati dan menggantinya dengan bibit yang baru. Total prestasi kerja untuk

kegiatan penanaman adalah 15,75 HOK/Ha.

Page 50: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

5.1.3 Pemeliharaan

Areal pemeliharaan tahun 2009 terdiri dari areal penanaman tahun 2008 dan

2009. Kegiatan pemeliharaan terdiri dari penyemprotan bahan kimia (weeding

rotation) untuk membunuh gulma yang ada pada areal tanaman. Weeding rotation

I dilakukan 1 bulan setelah tanam. Bersamaan dengan penyemprotan akan

dilakukan juga pencabutan tanaman-tanaman pengganggu yang bersaing dengan

tanaman utama. Jenis tanaman pengganggu yang dicabut secara manual adalah

tanaman yang tingginya menyamai tanaman utama atau tanaman penggangu tetap

bertahan hidup walaupun sudah dilakukan penyemprotan. Weeding rotation II

dilakukan 3 bulan setelah tanam, weeding rotation III dilakukan setelah 5 bulan

tanam, weeding rotation IV dilakukan setelah 8 bulan tanam, weeding rotation V

dilakukan setelah 12 bulan tanam. Jenis gulma yang dominan adalah jenis pakis

dan paku-pakuan sehingga bahan kimia yang digunakan untuk membasmi gulma

tersebut adalah Gramoxon dan Metsulindo.

PMA (Plantation Monitoring Assesment) merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan untuk memeriksa persentase tanaman yang hidup dan menilai

pertumbuhan tanaman. PMA I dilakukan 6 bulan setelah penanaman. Kegiatan

yang dilakukan adalah menghitung jumlah tanaman yang bertahan hidup dan

pengukuran tinggi tanaman. PMA II dilakukan 1 tahun setelah penanaman.

Kegiatan yang dilakukan adalah penjumlahan tanaman yang bertahan hidup,

pengukuran diameter dan tinggi pohon. Kegiatan PMA dilaksanakan oleh

kontraktor departemen Planning namun pembayaran upah pekerja dilimpahkan ke

departemen Plantation. Prestasi kerja untuk kegiatan pemeliharaan tanaman dapat

dilihat pada Tabel 13.

Page 51: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Tabel 13. Prestasi kerja kegiatan pemeliharaan tanaman

Pemotongan cabang yang bersaing dengan batang utama (singling) akan

dilakukan ketika tinggi tanaman mencapai 1,5-2,5 meter. Pemotongan cabang ini

dilakukan agar tidak terjadi persaingan antara batang utama dan cabang, sehingga

batang utama dapat berkembang dengan baik ke arah tinggi maupun diameter.

Total prestasi kerja untuk pemeliharaan tanaman adalah 30 HOK/Ha.

Kegiatan pemeliharaan untuk weeding ditangani 7 kontraktor yakni CV. Pusaka

Alam Lestari, CV. Fauma Kheda, CV. Semoga Jaya, CV. Ayu Lestari, CV.

Rahmat, CV. Artomoro, dan CV. Anugrah Melayu Madina. Kegiatan

pemeliharaan untuk singling ditangani oleh CV. Rahmat, CV. Talabu dan CV.

Opung Butu Butu.

Kegiatan Prestasi kerja

(HOK/ha)

Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan weeding rotation I 2,00

Pencabutan tanaman pengganggu di sekitar tanaman 2,00

Kegiatan weeding rotation II 2,00

Pencabutan tanaman pengganggu di sekitar tanaman 2,00

Kegiatan weeding rotation III 1,00

Pencabutan tanaman pengganggu di sekitar tanaman 2,00

PMA 1 ( Plantation Monitoring Assesment ) 7,00

Kegiatan weeding rotation IV 2,00

PMA 2 ( Plantation Monitoring Assessment ) 7,00

Kegiatan weeding rotation V 2,00

Singling 1,00

Total 30,00

Page 52: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

5.1.4 Perlindungan Hutan

Kegiatan perlindungan hutan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP)

sektor Pelalawan difokuskan pada pencegahan kebakaran dan pengendalian

terhadap hama penyakit. Jenis tanah di sektor Pelalawan adalah jenis tanah

gambut yang sangat rentan terhadap kebakaran. Oleh karena itu jika tidak turun

hujan selam 3 hari berturut-turut wajib dilakukan patroli ke lapangan untuk

memastikan ada atau tidaknya kebakaran di areal yang dilindungi. Kegiatan

pengendalian kebakaran didukung sarana kerja berupa alat-alat pemadam

kebakaran dan bangunan pencegahan kebakaran serta prasarana kerja berupa jalan

hutan di areal tanam dan organisasi pengendali kebakaran. Pengawasan terhadap

areal tanam dalam rangka pencegahan kebakaran hutan dilakukan terus menerus

melalui menara-menara pengawas api pada titik-titik strategis pada areal tanaman

yang dilindungi. Selain pengawasan terhadap kebakaran hutan dan hama penyakit,

perlindungan hutan juga meliputi penjagaan kawasan lindung. Kegiatan untuk

pengusahaan kawasan lindung meliputi pemeliharaan dan penjagaan plasma

nuftah, pembibitan tanaman asli (nursery alam).

Total prestasi kerja untuk pelindungan hutan untuk pengendalian kebakaran

hutan dan hama penyakit adalah 1,10 HOK/Ha dan untuk perlindungan untuk

kawasan lindung adalah 0,12 HOK/Ha. Jadi total prestasi kerja untuk

perlindungan hutan adalah 1,22 HOK/Ha.

Pengawasan terhadap areal hutan dalam rangka pencegahan terhadap

kebakaran hutan terus-menerus dilakukan. Patroli dilakukan 18 kali dalam

sebulan. Namun apabila tidak turun hujan dalam 3 hari berturut-turut akan

dilakukan patroli untuk memastikan bahwa areal hutan aman dari bahaya

kebakaran hutan. Seluruh karyawan pada unit operasional diwajibkan untuk

membantu tim pengendali kebakaran hutan bila terjadi kebakaran yang cukup

besar.

Page 53: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

5.1.5 Pemanenan Kayu

Target tebangan berdasarkan RKT 2009 di PT. RAPP sektor Pelalawan

adalah 386.061 m3

kayu. Target tebang tersebut diperoleh dari areal hutan seluas

2.757,6 hektar. Kegiatan pemanenan kayu di PT.RAPP sektor Pelalawan dapat

dibagi menjadi 3 jenis yaitu pemanenan manual ongkak, pemanenan manual alat,

pemanenan mekanis. Kegiatan pemanenan kayu PT. RAPP merupakan kerja sama

antara PT. RAPP dengan kontraktor kerja pemanenan.

5.1.5.1 Pemanenan Manual Kupas (Manual Harvesting Debarked)

Pemanenan manual kupas adalah sistem pemanenan dengan menggunakan

tenaga manual. Pemanenan manual dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni manual

ongkak dan manual alat. Manual ongkak merupakan pemanenan dengan

menggunakan tenaga manusia secara keseluruhan, mulai dari penebangan,

pemotongan,penumpukan kayu, penyaradan hingga ke tepi canal. Perbedaan

manual ongkak dan manual alat terletak pada sistem penyaradan yang digunakan.

Pada manual ongkak penyaradan dilakukan dengan menggunakan sistem ongkak

(tenaga manusia), sedangkan pada manual alat menggunakan excavator.

Kegiatan pemanenan dilakukan dalam bentuk regu dimana satu regu terdiri

dari 8 orang. Alat yang digunakan untuk menebang pohon adalah chainsaw untuk

masing-masing regu. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah merobohkan pohon,

membagi batang, menumpuk kayu di infield drain, menyarad kayu hingga ke tepi

canal (TPN), barging, dan tumpuk di TPK. Sebelum dilakukan penebangan, pihak

PT. RAPP sektor Pelalawan (supervisi tebang) dan kontraktor tebang mensurvei

areal untuk menentukan batas-batas petak dan arah sarad. Jumlah hari efektif per

bulan adalah 26 hari. Untuk satu hari kerja, kegiatan pemanenan manual alat

menghasilkan prestasi kerja 24 m3/hari/regu dengan waktu efektif 8 jam yaitu

sekitar 4,75 HOK/Ha. Kegiatan pemanenan manual ongkak menghasilkan

prestasi kerja 19,22 m3/hari/regu dengan waktu efektif 8 jam, yaitu sekitar 5,93

HOK/Ha. Proses penyaradan pada manual ongkak akan disajikan pada Gambar 4.

Page 54: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Gambar 4. Proses Penyaradan pada Manual Ongkak

5.1.5.2 Pemanenan Mekanis Kulit (Mechanical Harvesting Undebarked)

Pemanenan mekanis kulit secara umum sama dengan pemanenan manual.

Perbedaannya adalah kayu yang dihasilkan pada pemanenan mekanis kulit tidak

dikupas. Kulit dibiarkan tetap melekat pada kayu dan diperhitungkan dalam

pengukuran berat kayu. Jumlah hari efektif per bulan adalah 26 hari. Untuk satu

hari kerja, kegiatan pemanenan manual kulit menghasilkan prestasi kerja 40,71

m3/hari/regu dengan waktu efektif 8 jam, yaitu sekitar 2,80 HOK/Ha.

5.1.5.3 Barging

Barging merupakan pengangkutan kayu dari TPN ke TPK. Pengangkutan

kayu ini harus melewati canal yang mempunyai ukuran 10 x 8 x 3 meter. Canal

berfungsi sebagai jalur keluarnya kayu dari hutan dan sebagai akses transportasi.

Kegiatan barging menggunakan tenaga Tug boat. Kayu disusun dalam barge-

barge. Satu barge mempunyai kapasitas 22 m3 kayu. Satu Tug boat dapat menarik

12 barge. Prestasi kerja barging adalah 264 m3/hari. Trip barging ditentukan oleh

jarak TPN ke TPK. Apabila jaraknya dekat maka dalam satu hari dapat lebih dari

sekali trip, namun apabila jaraknya jauh maka dalam satu hari hanya satu kali trip.

Maka prestasi kerja kegiatan barging adalah 264 m3/hari, yakni sekitar 2,31

HOK/Ha. Proses Barging disajikan pada Gambar 5.

Page 55: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Gambar 5. Proses Barging pada Canal

5.1.5.4 Hauling

Kegiatan pengangkutan kayu ke pabrik dinamakan hauling. Kayu-kayu

yang sudah dimuat akan di bawa ke pabrik dengan Road train BDP 70 ton dan

RTP berkapasitas 100 ton. Pengangkutan kayu ke pabrik (Pangkalan kerinci) dari

sektor Pelalawan melewati jalan darat dan berjarak 21 km. Kedua jenis alat

angkutan ini dalam satu hari dapat menghasilkan 3-4 kali trip. Perjalanan dari TPn

Pelalawan ke pabrik sekitar 45 menit. Hari kerja efektif adalah 25 hari. Satu unit

Road train BDP 70 ton dan RTP berkapasitas 100 ton terdiri dari satu orang supir

dan satu orang rekannya. Road train BDP 70 ton terdiri dari 36 regu yakni sekitar

1,40 HOK, sedangkan RTP berkapasitas 100 ton terdiri dari 20 regu yakni sekitar

1,05 HOK. Proses hauling disajikan pada Gambar 6. Prestasi kerja kegiatan

pemanenan kayu dan prestasi kerja kegiatan pengusahaan HTI dapat dilihat pada

Tabel 14 dan Tabel 15.

Page 56: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Gambar 6. Proses Hauling pada Sektor Pelalawan.

Tabel 14. Prestasi kerja kegiatan pemanenan kayu.

Kegiatan HTI Besar Prestasi kerja

Total

Under brushing

30,43

10,00

Pemanenan manual Kupas

Manual alat 4,75

Manual ongkak 5,93

Pemanenan Mekanis- non kupas 2,80

Barging 2,31

Hauling

Road Train BDP 70 ton 1,40

RTP FH 16 1,05

Pembersihan Kanal 2,24

Page 57: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Tabel 15. Prestasi kerja kegiatan pengusahaan HTI di PT.RAPP

Kegiatan HTI Satuan Prestasi Kerja

Pengadaan Bibit

Penanaman

Pemeliharaan tanaman

Perlindungan Hutan

Pemanenan Kayu

Under brushing

Manual ongkak

Manual alat

Mekanis

Barging

Canal Cleaning

Hauling

Road Train BDP 70 ton

RTP (FH 16)

HOK/Ha

HOK/Ha

HOK/Ha

HOK/Ha

HOK/Ha

HOK/Ha

HOK/Ha

HOK/Ha

HOK/Ha

HOK/Ha

HOK/Ha

HOK/Ha

34,45

15,75

30,00

1,22

30,43

10,00

5,93

4,75

2,80

2,31

2,24

1,40

1,05

Keterangan : *) Total prestasi kerja kegiatan pengadaan bibit sebesar 98.187,12

HOK/tahun dibagi luas areal penanaman tahun 2009 seluas 2850 Ha.

5.2 Biaya Pengusahaan

Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan

uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu. Biaya pengusahaan HTI terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel (biaya

operasional di lapangan). Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap

dalam satuan unit waktu tertentu, tetapi akan berubah per satuan unitnya jika

volume produksi persatuan waktu tersebut berubah. Biaya ini akan terus

dikeluarkan walaupun tidak berproduksi, contoh: biaya asuransi, bunga modal,

penyusutan, dan lain-lain. Biaya variabel adalah biaya yang berkaitan langsung

dengan output, yang nilainya bertambah besar dengan meningkatnya output dan

berkurang dengan menurunnya output, contoh: biaya material, upah langsung, dan

lain-lain.

Page 58: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Besarnya biaya pengusahaan HTI PT. RAPP sektor Pelalawan berdasarkan

jenis biaya disajikan pada Tabel 16 dan besarnya biaya pengusahaan HTI

berdasarkan jenis kegiatan dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 16. Biaya pengusahaan HTI PT. RAPP sektor Pelalawan berdasarkan

jenis biaya (harga tahun 2009).

Jenis Biaya Biaya

(Rp ribu/Ha)

Biaya

(Rp ribu/m3)*

Persentase (%)

Biaya tetap

Penyusutan

Bunga Modal

Asuransi

Biaya tidak tetap

Tenaga kerja

Material

26.893,7

26.052,1

651,7

189,9

8.331,4

5.107,8

3.223,6

192,09

186,08

4,65

1,35

59,54

36,48

23,06

76,34

73,96

1,85

0,51

23,66

14,49

9,17

Total 35.225,1 251,63 100

Keterangan: *Biaya per hektar dibagi realisasi produksi kayu di PT.RAPP sektor Pelalawan

sebesar 140 m3/Ha

Tabel 17. Biaya pengusahaan HTI PT.RAPP sektor Pelalawan berdasarkan jenis

kegiatan ( Harga 2009)

Jenis Biaya Biaya

(Rp ribu/Ha)

Biaya

(Rp ribu/m3)*

Persentase (%)

Pengadaan bibit

Penanaman

Pemeliharaan

Perlindungan Hutan

Pemanenan

406,70

2.728,90

2.427,40

101,50

29.560,60

2,91

19,49

17,35

0,73

211,15

1,16

7,75

6,89

0,29

83,91

35.225,1 251,63 100

Keterangan : *Biaya per hektar dibagi realisasi produksi kayu di PT.RAPP sektor Pelalawan

sebesar 140 m3/Ha

Page 59: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Tabel 18. Biaya tetap dan biaya tidak tetap pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan, perlindungan hutan dan pemanenan kayu di PT. RAPP Sektor Pelalawan

Uraian Unit

Kegiatan HTI Pengadaan

Bibit 1)

Penanaman 2)

Pemeliharaan 3)

Perlindungan

4) Pemanenan Kayu

5)

Manual

ongkak

Manual

alat Mek- kulit

Barging&

canal

Cleaning Hauling sub total

Total (%)

Biaya Tetap

Penyusutan Rp ribu/th 71894,3 5926,0 9077,3 218054,2 28050,0 808050,0 4918050,0 490000,0 9016964,5 15261114,5 15566066,2

Rp ribu/ha 25,2 16,7 8,8 34,2 152,0 2189,1 13323,7 531,0 9771,3 25967,1 26052,1 74,0

Bunga Modal Rp ribu/th 4469,7 27,1 70,0 61886,5 319,9 41.611,2 121017,4 29645,0 153062,0 345655,5 412108,9

Rp ribu/ha 1,6 0,1 0,07 9,7 1,7 112,7 327,9 32,1 165,9 640,3 651,7 1,9

Asuransi Rp ribu/th 1298,0 0,0 9,6 18038,2 9,1 12156,8 35359,9 8662,5 44725,9 100914,2 120260,0

Rp ribu/ha 0,5 0,00 0,01 2,8 0,0 32,9 95,8 9,4 48,5 186,6 189,9 0,5

sub total Rp ribu/th 77662,0 5953,1 9156,9 297978,8 28379,0 861818,0 5074427,3 528308 9214752,4 15707684,2 16098435,1

Rp ribu/ha 27,2 16,8 8,8 46,8 153,8 2334,8 13747,4 573 9985,6 26794,1 26893,7 76,3

Biaya Tidak Tetap

Tenaga Kerja Rp ribu/ha 142,1 1452,4 1895,0 54,7 504,05 356,3 196,0 341,3 166,0 1563,6 5107,8 14,5

Material Rp ribu/ha 237,4 1259,7 523,5 134,6 229,56 467,1 134,3 237,5 1203,0 3223,6 9,2

sub total Rp ribu/ha 379,5 2712,1 2418,5 54,7 638,6 585,8 663,1 475,6 403,5 2767 8331,4 23,7

Total Rp ribu/ha 406,7 2728,9 2427,4 101,5 792,4 2920,6 14410,4 1048,1 10389,1 29560,6 35225,1

Persentase (%) 1,2 7,7 6,9 0,3 2,2 8,3 40,9 3,0 29,5 83,9 100

Keterangan : 1) Luas persemaian 10 hektar dapat memproduksi 45,6 juta bibit Acacia crassicarpa per tahun. Dengan kebutuhan bibit sebesar 1466 batang / ha, areal persemaian ini dapat mensuplai areal penanaman seluas 2850 ha / th

dengan kebutuhan HOK sebesar 98184,12 HOK/th. Areal PCN mensuplai bibit untuk sektor Ukui, Langgam, dan Mandau. Sehingga masing2 biaya tetap pada tabel 17 untuk pengadaan bibit, diperoleh dari hasil perkalian

biaya tetap pengadaan bibit pada lampiran 1 dikalikan dengan 9,1%.

2) Areal penanaman yang dikerjakan oleh 4 regu kerja (28 orang) pada sektor Pelalawan pada bulan Januari-maret 2009 adalah seluas 354,3 Ha dengan kebutuhan HOK

3) Areal pemeliharaan yang dikerjakan disektor Pelalawan Januari-Maret 2009 adalah 1036 Ha dengan kebutuhan HOK sebesar 34 HOK/Ha

4) Areal yang dilindungi di sektor Pelalawan adalah seluas 6372,5 Ha dengan kebutuhan HOK sebesar 1,22 HOK/Ha

5) Prestasi kerja yang dicapai kegiatan pemanenan untuk pemanenan manual alat, manual ongkak, mekanis kulit adalah 24 m3/regu/hari, 19,22 m3/regu/hari, dan 40,71 m3/hari untuk barging 1 trip/ hari dan hauling untuk

RTP dan BD masing-masing mempunyai kapasitas 100 ton dan 70 ton . Berdasarkan RKT 2009, kayu yang akan ditebang adalah 386.061 m3 yaitu sekitar 2.757,6 Ha. Hasil pemanenan dari januari - Maret adalah 922,8 Ha

Page 60: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

5.2.1 Biaya Kegiatan Teknis

Biaya kegiatan teknis dapat diketahui dari dua metode yakni dengan

menghitung biaya berdasarkan jenis biayanya dan berdasarkan kegiatan teknis

HTI yang dilakukan. Dari Tabel 16 dapat diketahui biaya teknis pengusaahan HTI

berdasarkan jenis biaya sebesar Rp 35.225.100 per Ha atau Rp 251.630 (USD

21,62) per m3 (1 USD=Rp 12.100), yang terdiri atas biaya tetap sebesar Rp

26.893.700 per hektar (76,34%). Jenis biaya terbesar adalah biaya penyusutan

sebesar Rp 26.052.100 per hektar (73,96%). Biaya penyusutan bertujuan untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan perhitungan biaya. Depresiasi merupakan metode

untuk memperhitungkan besarnya penurunan nilai pasar barang modal tetap.

Biaya penyusutan dianggap sebagai biaya karena dalam perhitungan ekonomi

penyusutan merupakan suatu kerugian karena berkurangnya nilai suatu alat

(Pramudya, 1992). Setelah biaya penyusutan, biaya berikutnya adalah biaya

tenaga kerja yakni sebesar Rp 5.107.800 per hektar (14,49%). Tingginya biaya

tenaga kerja dapat disebakan oleh tingginya kebutuhan tenaga kerja (HOK) untuk

melakukan semua kegiatan HTI.

Biaya yang ketiga adalah biaya material sebesar Rp 3.223.600 per hektar

(9,17%), kemudian diikuti biaya bunga modal sebesar Rp 651.700 per hektar

(1,85%), dan biaya asuransi sebesar Rp 189.900 per hektar (0,51%). Besarnya

tingkat suku bunga modal yang dipakai PT. RAPP adalah sebesar 7,75% dan

tingkat asuransi adalah 2,25%. Bunga modal dan asuransi dari investasi pada

mesin dianggap biaya karena uang yang digunakan untuk membeli alat tidak dapat

digunakan untuk usaha lain (Pramudya, 1992). Besarnya tingkat suku bunga dan

tingkat asuransi akan sangat mempengaruhi besarnya biaya yang akan

dikeluarkan.

Biaya pengusahaan berdasarkan jenis kegiatan teknis HTI dapat dilihat pada

Tabel 17. Biaya terbesar dikeluarkan oleh kegiatan pemanenan kayu yakni sebesar

Rp 29.560.600 per hektar (83,91%). Tingginya biaya pada pemanenan kayu dapat

disebabkan oleh tingginya biaya peralatan yang diperlukan dan sistem pemanenan

yang digunakan, proses barging dan sistem canal yang dapat meningkatkan biaya

pemanenan kayu. Pada sektor pelalawan peralatan yang digunakan untuk kegiatan

pemanenan umunya menggunakan alat berat.), kemudian biaya penanaman

Page 61: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

sebesar Rp 2.728.900 per hektar (7,75%). Pada penanaman, biaya yang sangat

mempengaruhi adalah biaya tenaga kerja dan material. Biaya selanjutnya adalah

biaya pemeliharaan sebesar Rp 2.427.400 per hektar (6,89%), kemudian biaya

pengadaan bibit sebesar Rp 406.700 per hektar (1,16%) serta biaya perlindungan

hutan sebesar Rp 101.500 per hektar (0,29%).

5.2.2 Biaya Total

Biaya total kegiatan pengusahaan HTI diperoleh dengan melakukan studi

literatur terhadap beberapa pustaka yang terkait. Dalam hal ini dilakukan rata-rata

penjumlahan biaya pengusahaan HTI terhadap lima buku studi kelayakan

mengenai pembiayaannya berturut-turut yaitu : PT. TPL (2003), PT. MHP (2002),

PT. Kiani Lestari (1991), PT. Kelawit Wana Lestari (1993) dan PT. Ekawana

Lestari Dharma (1993). Penjumlahan biaya pengusahaan HTI yang dihitung dari

data lapangan di PT. RAPP dan rata-rata pembiayaan lima buku studi kelayakan

HTI berdasarkan harga konstan tahun 2000.

Tabel 19 merupakan tabel yang menjelaskan biaya total kegiatan

pengusahaan HTI. Biaya total pengusahaan HTI yang dapat dihitung pada PT.

RAPP sektor Pelalawan adalah Rp 17.940.990 per Ha atau Rp 127.850 (USD

15,18) per m3 (harga konstan tahun 2000). Harga jual kayu Acacia crassicarpa

dari HTI sebagai Bahan Baku Serpih (BBS) industri pulp dan kertas sebesar Rp

204.000,- per m3 atau USD 24,22 per m

3 dengan menggunakan harga konstan

tahun 2000. Dengan melihat keadaan produksi kayu di PT. RAPP sektor

Pelalawan dengan realisasi tebangan tahun 2009 sebesar 140 m3 per Ha, maka dari

nilai jual kayu terhadap biaya total kegiatan pengusahaan maka diperoleh

keuntungan kotor sebesar Rp 76.150 atau USD 9,04 per m3 ( 1 USD=Rp

8421,78)

Tingkat keuntungan sebesar USD 9,04 per m3 di HTI RAPP sektor

Pelalawan tidak menunjukkan profitabilitas perusahaan yang sesungguhnya. Nilai

keuntungan per m3

kayu tersebut belum memperhitungkan biaya-biaya seperti

pungutan-pungutan tidak resmi dan biaya-biaya siluman serta biaya sosial

lingkungan akibat adanya pembangunan HTI.

Page 62: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Tabel 19. Biaya total kegiatan pengusahaan HTI (harga konstan tahun 2000)

Kegiatan HTI Biaya

(Rp ribu/ha)

Biaya

(Rp ribu/m3)

Persentase

(%)

Kegiatan Teknis 1)

Pengadaan Bibit

Penanaman

Pemeliharaan

Perlindungan Hutan

Pemanenan Kayu

Kegiatan Penunjang 2)

Perencanaan

Pembangunan Sarana dan Prasarana

Administrasi dan Umum

Diklat dan Litbang

Lain-lain

Kewajiban Kepada Negara 3)

Kewajiban bagi lingkungan sosial 4

Penilaian HTI 4)

170,81

1.146,14

970,96

42,63

12.415,45

101,00

1.303,00

1.125,00

434,00

91,00

96,00

45,00

1,22

8,18

6,93

0,03

88,68

0, 72

9,31

8,03

3.10

0,65

0,68

0,32

0,95

6,39

5,42

0,02

69,36

0,56

7,29

6,28

2,42

0,52

0,53

0,26

Jumlah 17.940,99 127,85 100

Keterangan :

1. Dihitung berdasarkan data lapangan PT. RAPP (2009 : Rp 39.319.400 per ha : GDP Deflator

= 237,93 : Kurs 1 USD tahun 2000 = Rp 8421,78).

2. Dihitung berdasarkan tiga buku studi kelayakan masing-masing PT. Kiani Lestari (1991: Rp

509.458 : GDP Deflator = 26,86 ), PT. Ekawana Lestari Dharma (1993: Rp 1.031.861 : GDP

Deflator = 30,81) dan PT. Kelawit Wana Lestari (1993: Rp 1.133.660 : GDP Deflator =

30,81).

3. Dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 220/Kpts-11/1999 tentang besarnya

Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) per satuan hasil hutan kayu (1999 : Rp 82.815 per ha :

GDP Deflator = 90,10).

4. Dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 389/Kpts-11/1994 tentang biaya

satuan pembangunan HTI tahun 1994/1995 (1994 : Rp 32.000 per ha dan Rp 15.000 per ha :

GDP Deflator = 33,21).

Page 63: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

5.2.3 Perbandingan Biaya

Perbandingan biaya pengusahaan HTI PT. RAPP dan biaya pengusahaan

HTI (PT. Kiani Lestari (KL) tahun 1991, PT. Ekawana Lestari Dharma (ELD)

tahun 1993, PT. Kelawit Wana Lestari (KWL) tahun 1993, PT Musi Hutan

Persada (MHP) tahun 2002, dan PT Toba Pulp Lestari (TPL) tahun 2003, serta

biaya satuan pengusahaan HTI Departemen Kehutanan (Dephut), disajikan pada

Tabel 20.

Tabel 20. Perbandingan biaya pengusahaan HTI PT. RAPP dan HTI-HTI lain

serta Dephut (harga konstan tahun 2000).

Kegiatan HTI

Biaya Pengusahaan (USD / ha)

PT.RAPP1)

(HTI-Pulp)

PT.TPL2)

(HTI-

Pulp)

PT. MHP3)

(HTI-Pulp)

PT. KL 4)

(HTI-

Pulp)

PT. ELD 5)

(HTI-

Perkakas)

PT. KWL6)

(HTI-

Perkakas)

DEPHUT7)

Pengadaan

bibit

Penananam

Pemeliharaan

Perlindungan

20,28

136,09

115,29

5,06

28,00

89,00

133,00

1,00

16,80

57,19

79,17

1,88

61,10

65,20

270,34

29,26

56,10

143,86

158,76

1,87

18,74

41,88

46,49

------

60,78

58,63

272,44

38,61

Keterangan : 1. Dihitung berdasarkan data lapangan HTI PT. RAPP (2009 : Rp 39.319.400 per ha : GDP

Deflator = 237,93 : Kurs 1 USD tahun 2000 = Rp 8421,78).

2. Dihitung berdasarkan data lapangan HTI. PT Toba Pulp Lestari (2003 : Rp 9.003.000,00 per Ha: GDP deflator =123,86)

3. Dihitung berdasarkan data lapangan HTI PT. MHP (2002: RP 8.674.000,00 per Ha : GDP

deflator :121)

4. Dihitung berdasarkan buku studi kelayakan HTI PT. Kiani Lestari (1991: Rp 963.424 :

GDP Deflator = 26,86)

5. Dihitung berdasarkan buku studi kelayakan HTI PT. Ekawana Lestari Dharma (1993 : Rp

1.133.266 : GDP Deflator = 30,81)

6. Dihitung berdasarkan buku studi kelayakan HTI PT. Kelawit Wana Lestari (1993 : Rp

513.137 : GDP Deflator = 30,81)

7. Dihitung berdasarkan biaya satuan pembangunan HTI Departemen Kehutanan

(1994/1995 : Rp 1.203.942 : GDP Deflator = 33,21)

Page 64: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Perbedaan biaya kegiatan teknis antara PT. RAPP dapat disebakan karena PT.

RAPP sektor Pelalawan merupakan jenis tanah gambut (peatland) sehingga

membutuhkan sistem canal dalam pengusahaannya, sedangkan PT. TPL. PT.

MHP, PT. KL, PT.ELD, PT. KWL, dan Dephut mempunyai jenis tanah mineral

(dry land). Umumnya biaya pengusahaan pada lahan gambut lebih tinggi

dibandingkan dengan biaya pengusahaan HTI pada areal tanah kering (mineral

soil).

Pada penelitian ini komponen-komponen biaya yang dihitung berdasarkan

kondisi yang terjadi di lapangan. Pengadaan bibit merupakan kegiatan rutin setiap

tahun, penanaman dan pemeliharaan tanaman dilakukan dengan sistem kerja

manual, sedangkan pada kegiatan perlindungan hutan biaya material lapangan

tidak teridentifikasi. Selain karena adanya komponen-komponen biaya yang tidak

dihitung, perbedaan jumlah biaya yang terjadi di PT. RAPP dan HTI-HTI lain

dapat disebabkan karena perbedaan jenis tanaman yang dikembangkan, luas areal

pengusahaan dan sistem kerja atau alat-alat kerja yang digunakan. Penyesuaian

kegiatan dengan kondisi lapangan dapat pula memberikan perbedaan yang cukup

besar, hal ini menunjukkan bahwa proyeksi biaya pengusahaan (aspek kelayakan

finansial HTI) lebih besar daripada biaya yang terjadi di lapangan (realisasi). Bila

dibandingkan dengan standar biaya pembangunan HTI yang ditetapkan oleh

Menteri Kehutanan sebagai pedoman yang berlaku, ternyata menunjukkan

perbedaan. Hal ini disebabkan besarnya biaya satuan pembangunan HTI yang

berlaku ditetapkan dalam bentuk paket, sedangkan perincian selanjutnya disusun

oleh pelaksana kegiatan lapangan di masing-masing HTI.

Perbedaan biaya pengusahaan HTI PT. RAPP sektor pelalawan dengan

sektor-sektor lain di RAPP dapat disebabkan oleh karena HTI PT. RAPP sektor

Pelalawan merupakan jenis HTI peatland, yaitu tanah gambut. Oleh karena itu

dalam pengusahaannya memerlukan pembuatan canal sebagai akses transportasi

dan jalur keluarnya kayu dari hutan. Biaya pembuatan canal dan pemeliharaan

canal tidak terdapat dalam hutan tanaman industri yang mempunyai jenis tanah

mineral. Selain itu, pada sektor Pelalawan umumnya menggunakan alat berat

sehingga biaya tetap (penyusutan, bunga modal, dan asuransi) tinggi. Biaya tetap

akan tetap dikeluarkan walaupun tidak berproduksi.

Page 65: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di HTI di PT. Riau Andalan

Pulp and Paper, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil perhitungan biaya lima

kegiatan teknis pengusahaan HTI (harga konstan tahun 2000) diperoleh biaya

pengadaan bibit adalah Rp 170.810/ha dengan prestasi kerja 34,45 HOK/ha

(0,95%), untuk penanaman adalah Rp 1.146.140/ha dengan prestasi kerja 15,75

HOK/ha (6,39%), untuk pemeliharaan tanaman adalah Rp 970.960/Ha dengan

prestasi kerja 30,00 HOK/ha (5,42%), untuk perlindungan hutan adalah sebesar

Rp 42.630/ha dengan prestasi kerja 1,22 HOK/ha (0,02%), serta pemanenan hutan

adalah Rp 12.415.450/ha dengan prestasi kerja 30,43 HOK/Ha (69,36%).

Berdasarkan perhitungan harga konstan tahun 2000, maka biaya lima kegiatan

teknis pengusahaan HTI di PT. Riau Andalan Pulp and Paper adalah sebesar Rp

14.745.990 atau sebesar Rp 105.328,50 /m3 (USD 12,51/m

3).

Hasil perhitungan biaya kegiatan penunjang HTI berdasarkan harga konstan

tahun 2000 sebesar Rp 3.201.554 per ha atau Rp 25.012,68 (USD 2.97) per m3

terdiri dari kegiatan perencanaan Rp 101.868 per hektar, pengadaan sarana dan

prasarana Rp 1.303.518 per hektar, administrasi dan umum Rp 1.125.665 per

hektar, diklat dan litbang Rp 434.064 per hektar, kewajiban kepada negara Rp

91.915 per hektar, kewajiban kepada lingkungan sosial Rp 96.357 per hektar dan

penilaian HTI Rp 45.167 per hektar.

Biaya total pengusahaan HTI sebesar Rp 17.940.990/ha atau Rp 127.850

(USD 15,18) per m3. Berdasarkan nilai jual kayu terhadap biaya total kegiatan

pengusahaan maka diperoleh keuntungan kotor sebesar Rp 76.150 atau USD

9,04 per m3 ( 1 USD=Rp 8421,78)

6.2 Saran

Perlu kajian lebih lanjut mengenai biaya-biaya yang sulit diidentifikasi

misalnya pungutan-pungutan tidak resmi dan biaya-biaya siluman serta biaya

sosial dan lingkungan akibat adanya pembangunan HTI. Biaya-biaya ini akan

menunjukkan tingkat keuntungan sesungguhnya yang diperoleh perusahaan HTI.

Page 66: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1991. Studi Kelayakan Hutan Tanaman Industri PT Kiani Lestari dan PT

Inhutani I Unit Batu Ampar Propinsi Dati I, Kalimantan Timur. PT Ifdeco

Wana Bangun. Jakarta.

Anonim. 2007. Biaya Pengusahaan Tanaman Industri. www. Google.com.

[Diakses pada 14 Maret 2009].

Anonim. 2008. Perkembangan Pendapatan Domestik Bruto. www. wikipedia.org.

[Diakses pada tanggal 18 Juli 2009].

Anonim. 2008. Pendapatan Domestik Bruto. www. google.com. [Diakses pada

tanggal 20 Juli 2009].

_____ . 1993a. Studi Kelayakan Hutan Tanaman Industri PT. Ekawana Lestari

Dharma Unit Sungai Mempura Propinsi Dati I Riua. PT Bakti Multi

Persada. Jakarta.

_____ . 1993b. Studi Kelayakan Hutan Tanaman Industri PT. Kelawit Wana

Lestari Unit Sungai Kelawit Propinsi Dati I Kalimantan Timur. PT Bakti

Multi Persada. Jakarta.

_____ . 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1999 tentang Pengusahaan

Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi. Sekretariat

Kabinet Republik Indonesia. Jakarta.

_____ . 2008. Economic Indicator Listing. Economic Statistics by Country –

Indonesia. Di dalam www.economywatch.com/ecomonic-statistic/country.

[Diakses pada tanggal 7 Agustus 2009].

_____ . 2008. Kabupaten Pelalawan dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik

Kabupaten Pelalawan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pelalawan. Pelalawan.

_____ . 2008. Riau dalam Angka 2008. Badan Pusat statistik Riau dan Badan

Perencanaan Riau. Riau.

_____ . 2009. Display Ekonomi PDRB Kepulauan Riau.

http://riau.bps.go.id/publikasi-online/riau-dalam-angka2008/produk

domestik-regional-bruto.html. [Diakses pada tanggal 2 agustus 2009].

_____ . 2009. Produk Domestik Regional Bruto Riau (Harga konstan 2000).

http://riau.bps.go.id/attachments/BRS-010409_ihk.pdf (2 Agustus 2009)

_____ . 2009. Pendapatan Domestik Regional Bruto Daerah Riau.

http://regionalinvestment.com/sipid/id/ekonomipdrb.php?ia=21&is=43/

[Diakses pada tanggal 2 Agustus 2009].

Page 67: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Departemen Kehutanan. 1996. Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 1996 tentang

Hak Pengusahaan Hutan dan Pemungutan Hutan pada Hutan Produksi .

Departemen Kehutanan.

Departemen Kehutanan. 1998. Data Strategis Kehutanan 1998. Departemen

Kehutanan.

Departemen Kehutanan. 1999. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41

Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2004. Data Strategis Kehutanan 2004. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2007. Data Strategis Kehutanan 2007. Departemen

Kehutanan.

Departemen Kehutanan. 2007. PP nomor 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2008. Eksekutif Data Strategis Kehutanan 2008. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2008. PP nomor 3 tahun 2008 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.4/Menhut-

II/2009, tentang Penyelesaian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri.

Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2009. Rekapitulasi Data Perkembangan Tanaman HTI

Tahun 2008. Jakarta.

Iskandar, U., Ngadiono dan A. Nugraha.2003. Hutan Tanaman Industri Di

Persimpangan Jalan. Arivco Press. Jakarta.

Klemperer W. D. 1996. Forest Resource Economics and Finance.McGraw-Hill

Book Inc. USA .

Lipsey, R.G. and Paul N. Courant. 1996. Economics, Eleventh Edition.

HarperCollins Publishers Inc. United States of America.

Manurung,E.G.T.1999.Pembangunan Hutan Tanaman Industri diIndonesia

(Realitas, Prospek, dan Tantangan Dalam Era Ekolabel). Makalah Diskusi

Panel: Pembangunan HTI di Indonesia: Permasalahan dan Solusinya.

Yayasan WWF- Indonesia. Jakarta, 30 September 1999.

Nugroho, B. 2002. Analisis Biaya Proyek Kehutanan. Laboratorium Analisis

Pemanenan Hasil Hutan Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas

Kehutanan IPB. Bogor.

Page 68: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Octofivtin, Imelda. 2004. Biaya Pengusahaan Hutan Tanaman Industri di PT Toba

Pulp Lestari Tbk. Skripsi Fakultas Kehutanan IPB.

Prahasto, Hendro. 2001. Analisis Kebijakan Penyediaan Kayu dalam Negeri.

Jurnal Sosial Ekonomi volume 2 nomor 2, Jakarta.

Pramudya, Bambang. 1992. Ekonomi Teknik. Proyek Peningkatan Perguruan

Tinggi IPB. Bogor.

Riau Andalan Pulp and Paper. 2009. Buku Panduan Rencana Kerja Tahunan

(RKT) Ijin Usaha Pemanfaatan hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan

Tanaman. PT Riau Andalan Pulp and paper. Riau.

Sekretariat Jenderal – Departemen Kehutanan. 2005. Himpunan Peraturan

Perundang undangan Bidang Kehutanan. Department Kehutanan. Jakarta.

Silalahi, Yoan M.P. 2007. Analisis Biaya Produksi Pulp. Studi Kasus di PT. Riau

Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) Pangkalan Kerinci – Riau [Skripsi].

Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Sitio, Hadiwijaya. 2004. Pendugaan Nilai Tegakan (Stumpage value) Hutan

Tanaman Rakyat Berpola Kemitraan Sebagai Bahan Baku Pulp di PT Toba

Pulp Lestari, Propinsi Sumatra Utara. Skripsi Fakultas Kehutanan. IPB.

Timor, R. A. F. 2003. Biaya Pengusahaan Hutan Tanaman Industri di PT Musi

Hutan Persada, Propinsi Sumatra Selatan. Skripsi Fakultas Kehutanan IPB.

Winurdin. 1997. Studi Tentang Waktu dan Prestasi Kerja Pada Kegiatan

Pemanenan Hutan Mangrove (studi kasus di HPH PT. Karyasa

Kencana,Kaltim). Skripsi Fakultas Kehutanan IPB. (tidak diterbitkan).

Yanwardi. 2007. Plantation and Nursery Cost Riau Fiber. PT. Riau Andalan Pulp

and Paper. Riau.

Page 69: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

LAMPIRAN

Page 70: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Lamp.1 Perhitungan biaya peralatan lapangan kegiatan pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan, perlindungan hutan&pemanenan di RAPP

Kegiatan HTI Harga

(Rp1000)

Umur

pakai (tahun)

Jumlah

kebutuhan (unit/tahun)

Biaya peralatan per tahun

Penyusutan Bunga

modal Asuransi

Biaya

Tetap

(Rp1.000) (Rp1.000) (Rp1.000) (Rp1.000)

PENGADAAN BIBIT 1)

830.046,8 58.358,0 16.964,0 905.369,0

Jonder (Massey Ferguson) 600.000,0 10,0 1,0 60.000,0 25.410,0 7.425,0 92.835,0

Masker 54,0 1,0 120,0 6.480,0 4,2 6.484,2

Brush lantai 27,0 1,0 72,0 1.944,0 2,1 1.946,1

Mantel hujan 180,0 2,0 17,0 1.530,0 10,4 1.540,4

Safety shoes 444,0 2,0 30,0 6.660,0 25,6 6.685,6

Kaca mata 144,0 1,0 15,0 2.160,0 11,1 2.171,1

Sarung tangan 4,0 1,0 120,0 480,0 0,3 480,3

Sapu lidi 7,0 1,0 8,0 56,0 0,5 56,5

Pembibitan dengan seedling 480.680,0

Sterilisasi media

Ayakan media 40.000,0 10,0 1,0 4.000,0 1.694,0 495,0 6.189,0

Ayakan pupuk 50,0 1,0 1,0 50,0 3,9 53,9

Pencampuran media

Sekop 40,0 1,5 4,0 106,7 2,6 109,2

Pemasukan Media ke Tube

mesin seedling (BBC plant the planet) 250.000,0 5,0 1,0 50.000,0 11.550,0 3.375,0 64.925,0

Tube + tray 42,0 2,0 10.000,0 210.000,0 2,4 210.002,4

Pencucian Tube

Tube wash 36.000,0 5,0 1,0 7.200,0 1.663,2 486,0 9.349,2

Penanaman dan pemeliharaan di germination area

Tugal 15,0 3,0 10,0 50,0 0,8 50,8

Pengangkutan tube

Rak tube 8.000,0 5,0 10,0 16.000,0 369,6 108,0 16.477,6

Penyiraman

Spy net (nozzle) 42.000,0 5,0 1,0 8.400,0 1.940,4 567,0 10.907,4

Pemeliharaan benih

Karung 0,6 1,0 1.000,0 600,0 0,0 600,0

Penyemprotan

Solo cap/pump (manual) 540,0 5,0 2,0 216,0 24,9 240,9

Pemeliharaan di Growing area

Penyemprotan, pemupukan, dan penyiraman

BOOM 45.000,0 4,0 8,0 90.000,0 2.165,6 632,8 92.798,4

Nozzle 72,0 5,0 1.000,0 14.400,0 3,3 14.403,3

Solo pump 540,0 5,0 2,0 216,0 24,9 240,9

Water pump 3.500,0 5,0 2,0 1.400,0 161,7 47,3 1.609,0

Selang 4,0 1,0 10,0 40,0 0,3 40,3

Penyiangan bibit

Gurish 20,0 2,0 20,0 200,0 1,2 201,2

Cangkul 75,0 1,0 3,0 225,0 5,8 230,8

Pelagsiran bibit

Gunting 25,0 1,0 3,0 75,0 1,9 76,9

Ankong 150,0 2,0 3,0 225,0 8,7 233,7

Page 71: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Kegiatan HTI Harga

(Rp1000)

Umur

pakai (tahun)

Jumlah

kebutuhan (unit/tahun)

Biaya peralatan per tahun

Penyusutan Bunga

modal Asuransi

Biaya

Tetap

(Rp1.000) (Rp1.000) (Rp1.000) (Rp1.000)

Pengadaan bibit dengan Cutting 312.489,7

Sterilisasi media

Ayakan media 40.000,0 10,0 1,0 4.000,0 1.694,0 495,0 6.189,0

Ayakan pupuk 50,0 1,0 1,0 50,0 3,9 53,9

Pencampuran media

Sekop 40,0 1,5 4,0 106,7 2,6 109,2

Pemasukan Media ke Tube

Tube 42,0 2,0 10.000,0 210.000,0 2,4 210.002,4

Penanaman dan pemeliharaan di rooting area

Pemangkasan dan Penyiangan

Gunting panen 6,0 1,0 30,0 180,0 0,5 180,5

Gunting cutting 25,0 1,0 3,0 75,0 1,9 76,9

Ember 26 liter 50,0 1,0 10,0 500,0 3,9 503,9

Penyemprotan

Hand sprayer 54,0 4,0 2,0 27,0 2,6 29,6

Solo cape/pump 540,0 5,0 2,0 216,0 24,9 240,9

Pelangsiran

Angkong 150,0 2,0 3,0 225,0 8,7 233,7

Ember 9,0 1,0 6,0 54,0 0,7 54,7

Penyiraman

Cool net (nozzle) 50,0 5,0 1.000,0 10.000,0 2,3 10.002,3

Pemeliharaan di Growing area

Penyeleksian

Cangkul 75,0 1,0 3,0 225,0 5,8 230,8

Penyiraman, pemupukan, penyemprotan

otomatis

Boom 45.000,0 4,0 7,0 78.750,0 2.165,6 632,8 81.548,4

Pemupukan manual

Ember 26 liter 50,0 1,0 5,0 250,0 3,9 253,9

Gembor 5,0 1,0 20,0 100,0 0,4 100,4

Penyiraman manual

Hand sprayer 54,0 4,0 2,0 27,0 2,6 29,6

Penyemprotan manual

Solo pump 540,0 5,0 2,0 216,0 24,9 240,9

Pelangsiran

Pelangsir 1.000,0 2,0 4,0 2.000,0 57,8 2.057,8

Angkong 150,0 2,0 3,0 225,0 8,7 233,7

Ember 9,0 1,0 6,0 54,0 0,7 54,7

Dispatch

Gerobak dorong 210,0 4,0 1,0 52,5 10,1 62,6

Page 72: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Lampiran 1. (lanjutan)

Kegiatan HTI Harga

(Rp1000) Umur pakai

(tahun)

Jumlah

kebutuhan (unit/tahun)

Biaya peralatan per tahun

Penyusutan Bunga

modal Asuransi

Biaya

Tetap

(Rp1.000) (Rp1.000) (Rp1.000) (Rp1.000)

PENANAMAN 2)

5.926,0 27,1 5.953,1

Drum perendam bibit 200,0 2,0 16,0 1.600,0 11,6 1.611,6

Seedling net 20,0 1,0 8,0 160,0 1,5 161,5

Penebasan total

Parang 30,0 1,0 12,0 360,0 2,3 362,3

Pengadaan/ pemasangan ajir

Tali ajir 4,5 1,0 400,0 1.800,0 0,3 1.800,3

Pembuatan tapak tanam

Stik pengukur jarak tanam 4,0 1,0 12,0 48,0 0,3 48,3

Cangkul 75,0 1,0 4,0 300,0 5,8 305,8

Pembuatan lubang tanam

Tugal 15,0 3,0 16,0 80,0 0,8 80,8

Pemupukan

Takaran pupuk 15,0 1,0 6,0 90,0 1,2 91,2

Ember 9,0 1,0 8,0 72,0 0,7 72,7

Pelangsiran

Giregen 25,0 1,0 48,0 1.200,0 1,9 1.201,9

Ember 9,0 1,0 24,0 216,0 0,7 216,7

PEMELIHARAAN TANAMAN 3)

9.077,3 70,0 9,6 9.156,9

Penyiangan

Parang 30,0 1,0 14,0 420,0 2,3 422,3

Pemangkasan/ singling

Gunting pangkas 708,1 5,0 27,0 3.823,6 32,7 9,6 3.865,8

Gergaji pangkas 195,1 5,0 27,0 1.053,8 9,0 1.062,8

Penyemprotan

Alat semprot 540,0 4,0 28,0 3.780,0 26,0 3.806,0

PERLINDUNGAN HUTAN 4)

218.054,2 61.886,5 18038,16 297.978,8

Alat Manual

Parang 30,0 1,0 1,0 30,0 2,3 32,3

Sekop 40,0 1,5 14,0 373,3 2,6 375,9

Pulaski 528,0 2,0 14,0 3.696,0 30,5 3.726,5

Kapak 75,0 1,0 2,0 150,0 5,8 155,8

Pompa gendong 3.180,0 5,0 11,0 6.996,0 146,9 42,93 7.185,8

Cangkul 75,0 1,0 1,0 75,0 5,8 80,8

Garu 1.152,0 4,0 2,0 576,0 55,4 16,2 647,6

Pembakar balik 3.240,0 5,0 2,0 1.296,0 149,7 43,74 1.489,4

Peralatan semi mekanis

Mark 3 41.280,0 8,0 4,0 20.640,0 1.787,9 522,45 22.950,4

Waterous Floto 38.880,0 8,0 3,0 14.580,0 1.684,0 492,075 16.756,1

Mini striker 12.660,0 5,0 2,0 5.064,0 584,9 170,91 5.819,8

Tohatsu 60.000,0 8,0 1,0 7.500,0 2.598,8 759,375 10.858,1

Page 73: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Lampiran 1. (lanjutan)

Kegiatan HTI Harga

(Rp1000) Umur pakai

(tahun)

Jumlah

kebutuhan (unit/tahun)

Biaya peralatan per tahun

Penyusutan Bunga

modal Asuransi

Biaya

Tetap

(Rp1.000) (Rp1.000) (Rp1.000) (Rp1.000)

Perlengkapan pompa

Gate way 1/4 turn 2.760,0 4,0 18,0 12.420,0 132,8 38,8 12.591,6

Ball ceck valve 840,0 2,0 4,0 1.680,0 48,5 1.728,5

selang stafflo 1 1/2 " 1/4 turn coupling 1.740,0 4,0 51,0 22.185,0 83,7 24,4 22.293,2

selang stafflo 1 " 1/4 turn coupling 1.296,0 4,0 11,0 3.564,0 62,4 18,2 3.644,6

MK 3 carryng pack standard 1.296,0 4,0 3,0 972,0 62,4 18,2 1.052,6

4 stage pump and tool kit 7.776,0 10,0 1,0 777,6 329,3 96,2 1.203,1

Toll mark 3 engine 6.480,0 8,0 1,0 810,0 280,7 82,1 1.172,7

Standart MK3 tool kit 1.539,0 4,0 4,0 1.539,0 74,1 21,6 1.634,7

Nozzle cordova 1.876,8 2,0 3,0 2.815,2 108,4 31,6 2.955,3

Nozzle kombinasi 446,9 2,0 20,0 4.469,0 25,8 4.494,8

Saringan dan selang penghisap mini striker 600,0 2,0 2,0 600,0 34,7 634,7

Saringan dan selang penghisap Mark 3 1.980,0 2,0 4,0 3.960,0 114,3 33,4 4.107,8

Peralatan Mekanis

Speed boat 15.000,0 5,0 1,0 3.000,0 693,0 202,5 3.895,5

Kendaraan roda 4 WD 260.000,0 10,0 1,0 26.000,0 11.011,0 3217,5 40.228,5

Air boat 960.000,0 10,0 1,0 40.656,0 11880,0 52.536,0

Alat Penunjang

Radio komunikasi HT 1.800,0 5,0 8,0 2.880,0 83,2 24,3 2.987,5

Teropong 2.400,0 4,0 1,0 600,0 115,5 33,8 749,3

Plastik water tank 800 liter 960,0 4,0 10,0 2.400,0 46,2 13,5 2.459,7

Scotty foam inductor 4.468,8 5,0 2,0 1.787,5 206,5 60,3 2.054,3

Rain couge 1.440,0 5,0 1,0 288,0 66,5 19,4 374,0

GPS 5.544,0 5,0 1,0 1.108,8 256,1 74,8 1.439,8

Hose washer 4.979,5 5,0 63,0 62.741,7 230,1 67,2 63.039,0

RH meter 2.400,0 5,0 1,0 480,0 110,9 32,4 623,3

PEMANENAN KAYU 5)

Manual ongkak 28050,0 319,9 9,1

Kapak 75,0 1,0 10,0 750,0 5,8 755,8

Parang 30,0 1,0 10,0 300,0 2,3 302,3

Chainsaw 5400,0 2,0 10,0 27000,0 311,9 91,1 27.403,0

Manual alat 808050,0 41.611,2 12156,8

Kapak 75,0 1,0 10,0 750,0 5,8 755,8

Parang 30,0 1,0 10,0 300,0 2,3 302,3

Chainsaw 5400,0 2,0 10,0 27000,0 311,9 91,1 27.403,0

Excavator (Hitachi 18 T) 975000,0 10,0 8,0 780000,0 41.291,3 12065,6 833.356,9

Mekanis 5318050,0 121.017,4 35359,9

Kapak 75,0 1,0 10,0 750,0 5,8 755,8

Parang 30,0 1,0 10,0 300,0 2,3 302,3

Chainsaw 5400,0 2,0 10,0 27000,0 311,9 91,1 27.403,0

Excavator (Komatsu 18 T) 1100000,0 10,0 18,0 1980000,0 46.585,0 13612,5 2.040.197,5

Excavator (Cobelco) 950000,0 10,0 18,0 1710000,0 40.232,5 11756,3 1.761.988,8

caterpillar (12 t0n) 800000,0 10,0 15,0 1200000,0 33.880,0 9900,0 1.243.780,0

Page 74: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Lampiran1. (lanjutan)

Kegiatan HTI Harga

(Rp1000) Umur pakai

(tahun)

Jumlah

kebutuhan (unit/tahun)

Biaya peralatan per tahun

Penyusutan Bunga

modal Asuransi

Biaya

Tetap

(Rp1.000) (Rp1.000) (Rp1.000) (Rp1.000)

Barging

Excavator (Hitachi 12 T) 700000,0 10,0 7,0 490000,0 29.645,0 8662,5 528.307,5

Pengangkutan 10188342,9 153.062,0 44725,9

RTP (FH 16) include trailer 2388552,2 8,0 20,0 5971380,5 103.454,2 30230,1 6.105.064,8

Road Train BDP 70 ton (include trailer) 1171378,5 10 36,0 4216962,4 49.607,9 14495,8 4.281.066,1

Keterangan:

1) Luas persemaian Pelalawan Central Nursery adalah 10 Ha, dapat memproduksi bibit secara seedling dan cutting

45.600.000 batang bibit Acacia crassicarpa/tahun. Karena PCN mensuplay bibit untuk sektor Mandau,

Ukui,dan Langgam, Maka total kebutuhan bibit per hektar (1466) dikalikan dengan luas areal penanaman tahun

2009 (2850 Ha) kemudian dibagikan dengan target produksi bibit PCN tahun 2009 (45.600.000 batang bibit).

Kemudian hasilnya dikalikan dengan 100%. Hasil tersebut merupakan biaya tetap untuk sektor Pelalawan.

Kemudian persentase tersebut (9,1%) dikalikan dengan biaya tetap (penyusutan, bungan modal, asuransi).

2) Areal penanaman yang dikerjakan oleh 4 regu kerja (28 orang) pada sektor Pelalawan pada bulan Januari-maret

2009 adalah seluas 354,3 Ha dengan kebutuhan HOK

3) Areal pemeliharaan yang dikerjakan disektor Pelalawan Januari-Maret 2009 adalah 1036 Ha dengan kebutuhan

HOK sebesar 30 HOK/Ha

4) Areal yang dilindungi di sektor Pelalawan adalah seluas 6372,5 Ha dengan kebutuhan HOK sebesar 1,22

HOK/Ha

5) Prestasi kerja yang dicapai kegiatan pemanenan untuk pemanena manual alat, manual ongkak, mekanis kulit

adalah 24 m3/regu/hari, 19,22 m3/regu/hari, dan 40,71 m3/hari. Untuk barging 1 trip/ hari dan hauling untuk

RTF dan BD adalah dengan kapasitas masing-masing 100 ton dan 70 ton. Berdasarkan RKT 2009, kayu yang

akan ditebang adalah 386.061 m3 yaitu sekitar 2757,6 Ha. Hasil pemanenan dari januari - Maret adalah 922,8

Ha yakni mempunyai volume 105.205,86 m3.

Page 75: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Kegiatan HTI Kebutuhan

(HOK)

Upah

(Rp1000/HOK)

Total

(Rp 1000/ha)

PENGADAAN BIBIT 1) 1601,45

Seedling 50292,00 850,13

Persiapan tube dan tray

Pengumpulan tube dan tray dari open area 1248,00 45,00 19,71

Loading and unloading tube and tray to washing

trays 1248,00 45,00 19,71

Production : 106 kg seeds/bulan : 5 beds/hari

Pencucian trays 936,00 45,00 14,78

Pengayakan media 1248,00 45,00 19,71

Pencampuran media, pengaturan tray, operator mesin, penutupan, dipping

2808,00 45,00 44,34

Penaburan manual 2 624,00 45,00 9,85

Pemindahan ke open area 1560,00 45,00 24,63

Germination House : 106 kg seed/bulan : 5

bed/hari

Penyulaman 3120,00 45,00 49,26

Konsolidasi I 780,00 45,00 12,32

Penaburan manual 1,5 beds 1248,00 45,00 19,71

Konsolidasi II dan P&D (Pest and disease) 1560,00 45,00 24,63

Hygiene dan penyiraman A&F 2184,00 45,00 34,48

Open Area

Pemindahan ke open area 1872,00 45,00 29,56

Spacing 66 % (umur 5 minggu) dan grading ke dalam 3 kategori

2808,00 45,00 44,34

Spacing 75 % (umur 7 minggu) dan Pemisahan

(culling) 2808,00 45,00 44,34

Seleksi tanaman, pemisahan tanaman mati dan yang kerdil

5832,00 45,00 92,08

Pengepakan dalam box 2184,00 45,00 34,48

Pemindahan tanaman grade 3 rata-rata 2 beds / hari 1248,00 45,00 19,71

Penyemprotan bahan kimia untuk penyakit dan pestisida

1872,00 45,00 29,56

Pemupukan 1872,00 45,00 29,56

Operator boom 1248,00 45,00 19,71

Penyiraman manual untuk tanaman yang di letakkan di tanah

1248,00 45,00 19,71

Penyehatan untuk tanaman yang di letakkan di tanah 1872,00 45,00 29,56

Sterilisasi benches 1872,00 45,00 29,56

Lembur untuk penyiraman pada hari libur 4992,00 77,00 134,87

Cutting 47895,12 751,31

Produksi

Persiapan media 1872,00 45,00 29,56

Pengayakan media 833,04 45,00 13,15

Pemadatan manual 312,00 45,00 4,93

Pemanenan bibit 4798,56 45,00 75,77

Transfer dari mother plant ke production house 624,00 45,00 9,85

Lampiran 2. Prestasi kerja biaya tenaga kerja pengusahaan HTI PT. RAPP sektor Pelalawan

Page 76: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Lampiran 2. (lanjutan)

Kegiatan HTI Kebutuhan

(HOK) Upah

(Rp1000/HOK) Total

(Rp 1000/ha)

Persiapan pemotongan 6842,16 45,00 108,03

Pengaturan pemotongan 3419,52 45,00 53,99

Pemindahan ke rooting area 1301,04 45,00 20,54

Pemindahan ke open area 1301,04 45,00 20,54

Granular 2708,16 45,00 42,76

Double spacing 4062,24 45,00 64,14

Pemisahan dan sensus 2184,00 45,00 34,48

Penyeleksian 3981,12 45,00 62,86

Pemupukan 4056,00 45,00 64,04

Penyemprotan pestisida untuk penyakit (P&D) 1560,00 45,00 24,63

Penyiraman manual 1248,00 45,00 19,71

Counting rootstrike 936,00 45,00 14,78

Penunjang

Pembersihan Tray 708,24 45,00 11,18

Pembersihan Nozzle 624,00 45,00 9,85

Ex Media 780,00 45,00 12,32

Pemeliharaan 1248,00 45,00 19,71

Pelabelan 312,00 45,00

Pemeliharaan MPH 1248,00 45,00 19,71

Operator Boom 936,00 45,00 14,78

Penanaman 2) 15,75 1452,44

Infield drain 2,00 178,22 356,44

Cross field drain dan Mid drain 2,00 194,75 389,50

Survey boundary 0,75 50,00 37,50

Pre plant spraying 1,00 179,00 179,00

Penanaman bibit 4,00 50,00 200,00

Pemupukan

Rock Posphat 1,00 50,00 50,00

KCL (MOP) 1,00 50,00 50,00

Fertibore (sambil membawa tugal) 1,50 50,00 75,00

Zinc cop (sambil membawa tugal) 1,50 50,00 75,00

Blanking 1,00 40,00 40,00

Pemeliharaan Tanaman 3) 30,00 1895,00

Kegiatan weeding rotation I 2,00 75,00 150,00

Pencabutan tanaman pengganggu di sekitar tanaman.. 2,00 45,00 90,00

Kegiatan weeding rotation II 2,00 89,00 178,00

Pencabutan tanaman pengganggu di sekitar tanaman.. 2,00 45,00 90,00

Kegiatan weeding rotation III 1,00 178,00 178,00

Pencabutan tanaman pengganggu di sekitar tanaman.. 2,00 45,00 90,00

PMA 1 ( Plantation monitoring Assesment ) 7,00 50,00 350,00

Kegiatan weeding rotation IV 2,00 86,00 172,00

PMA 2 ( Plantation monitoring Assesment ) 7,00 50,00 350,00

Singling 1,00 75,00 75,00

Page 77: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Lapiran 2 ( Lanjutan)

Keterangan :

1) Unit kebutuhan kerja 98187,12 HOK/tahun, untuk mensuplai areal penananaman PT.RAPP sektor Pelalawan

seluas 2850 Ha. PCN mensuplai bibit untuk sektor Mandau, Ukui,dan Langgam. Oleh karena itu, Total

kebutuhan HOK dikalikan dengan upah, kemudian hasilnya dibagikan dengan target bibit tahun 2009 untuk

sektor pelalawan (45.600.000 batang bibit). Kemudian hasilnya dikalikan dengan jumlah kebutuhan bibit per

hektar (1466 batang bibit)

2) Unit Kebutuhan tenaga kerja adalah 15,75 HOK/Ha

3) Unit Kebutuhan tenaga kerja adalah 30 HOK/Ha

4) Unit Kebutuhan tenaga kerja adalah 1,22 HOK/Ha

5) Prestasi kerja yang dicapai kegiatan pemanenan untuk pemanena manual alat, manual ongkak, mekanis kulit

adalah 24 m3/regu/hari, 19,22 m3/regu/hari, dan 40,71 m3/hari. Untuk barging 1 trip/ hari dan hauling untuk

RTF dan BD adalah dengan kapasitas masing-masing 100 ton dan 70 ton. Berdasarkan RKT 2009, kayu yang

akan ditebang adalah 386.061 m3 yaitu sekitar 2757,6 Ha. Hasil pemanenan dari januari - Maret adalah 922,8

Ha yakni mempunyai volume 105.205,86 m3.

Kegiatan HTI Kebutuhan

(HOK)

Upah

(Rp1000/HOK)

Total

(Rp 1000/ha)

Perlindungan Hutan 4) 1,22 54,72

Pemeliharaan hutan lindung 0,12 45,00 5,22

Pengendalian api dan hama penyakit 1,10 45,00 49,50

Pemanenan Kayu 5) 36,13

Under brushing 10,00 45,00 450,00

Pemanenan manual Kupas

Manual alat 4,75 75,00 356,25

Manual ongkak 5,93 85,00 504,05

Pemanenan Mekanis- non kupas 2,80 70,00 196,00

Barging 2,31 75,00 173,25

Hauling 166,00

Road Train BDP 70 ton (include trailer) 1,40 65,00 91,00

RTP (FH 16) include trailer 1,00 75,00 75,00

Canal cleaning 2,24 75,00 168,00

Page 78: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Lampiran 3. Perhitungan biaya material lapangan kegiatan pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan&pemanenan

Kegiatan HTI Unit Kebutuhan Harga Total

(Rp 1000/unit) (Rp 1000/Ha)

PENGADAAN BIBIT1)

2.591,08

Seedling

1.891,23

Sterilisasi media

cocopeat kg

417.480,00 1,70

249,02

Agroblen kg 9348,00 36,73

120,47

osmocote kg 8700,00 39,20

119,66

Rock Phospate kg 6036,00 1,80

3,81

Pengadaan benih

Benih Acacia crassicarpa kg 840,00 4000,00

1.178,95

Penanaman dan pemeliharaan di

germination area

Pemupukan

Urea kg 208,00 7,30

0,53

Penyemprotan

Antracol kg 16,44 55,50

0,32

Dursban 20 EC liter 7,58 59,54

0,16

Smart liter 84,48 28,80

0,85

Pemeliharaan di open area (growing area)

Pemupukan

Red provit kg 6597,60 27,05

62,62

Calcinit kg 1128,00 8,71

3,45

Green provit kg 1230,00 35,45

15,30

Nitrophos kg 3270,00 18,08

20,74

NPK Hydro complex kg 3750,00 10,85

14,28

Growmore kg 294,00 38,96

4,02

dolomite kg 325,00 1,20

0,14

MKP (Monophotasium phospate) kg 7200,00 28,82

72,81

NPK Mutiara 16-16-16 kg 3096,00 7,11

7,72

Urea kg 208,00 7,30

0,53

Page 79: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Kegiatan HTI Unit Kebutuhan Harga Total

(Rp 1000/unit) (Rp 1000/Ha)

Penyemprotan

Antracol 70 WP kg 16,44 55,50

0,32

Anvil 50 SC liter 18,12 126,50

0,80

Kibok kg 50,61 65,00

1,15

Bavistin 50 WP kg 110,16 190,00

7,34

Dursban 20 EC liter 7,58 59,54

0,16

Agrept kg 36,00 406,00

5,13

Gromoxone liter 7,57 29,00

0,08

Smart liter 112,64 28,80

Agristic liter 12,96 39,00

0,18

Metsulindo kg 5,76 150,00

0,30

Pengepakan

Plastic buah 2,00 75,00

0,05

Penyemprotan

Antracol kg 16,44 55,50

0,32

Cutting

699,85

Sterilisasi media

Cocopeat kg 417480,00 1,70

249,02

Penanaman dan pemeliharaan di production house

Pemupukan dan penyemprotan

Agroblen kg 9348,00 36,73

120,47

Osmocote kg 8700,00 39,20

119,66

Rock Phospate kg 6036,00 1,80

3,81

Antracol kg 16,44 55,50

0,32

Dursban 20 EC liter 7,58 59,54

0,16

Pemeliharaan di Rooting area

Penyemprotan

Antracol kg 16,44 55,50

0,32

Dursban 20 EC liter 7,58 59,54

0,16

Smart liter 112,64 28,80

1,14

Pemelihaan di Open Area

Pemupukan

Red provit kg 6597,60 27,05

62,62

Calcinit kg 1128,00 8,71

3,45

Green provit kg 1230,00 35,45

15,30

Nitrophos kg 3270,00 18,08 20,74

Lampiran 3. ( lanjutan)

Page 80: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Kegiatan HTI Unit Kebutuhan Harga Total

(Rp 1000/unit) (Rp 1000/Ha)

NPK Hydro complex kg 3750,00 10,85

14,28

Growmore kg 294,00 38,96

4,02

dolomite kg 325,00 1,20

0,14

MKP (Monophotasium phospate) kg 7200,00 28,82

72,81

NPK Mutiara 16-16-16 kg 3096,00 7,11

7,72

Urea kg 208,00 7,30

0,53

Penyemprotan

Antracol 70 WP kg 16,44 55,50

0,32

Anvil 50 SC liter 18,12 126,50

0,80

Dursban 20 EC liter 7,58 59,54

0,16

Gromoxone liter 7,57 29,00

0,08

Smart liter 112,64 28,80

1,14

Metsulindo kg 5,76 150,00

0,30

Pengepakan

Plastic buah 2,00 75,00

0,05

Penyemprotan

Antracol kg 16,44 55,50

0,32

PENANAMAN 2)

1259,65

Pemupukan

Rock Phospate kg 183,34 1,80 330,01

MOP kg 73,37 8,48 622,18

Fertibore kg 7,37 12,19 89,84

zinc cope kg 7,37 24,19 178,28

Bensin Tug boat liter 5,50 4,13 22,72

Solar liter 3,50 4,75 16,63

PEMELIHARAAN 3)

523,54

weeding rotation I

Metsulindo kg 0,80 150,00 120,00

Gramoxon liter 0,80 29,00 23,20

Weeding rotation 2

Metsulindo kg 0,80 150,00 120,00

Gramoxon liter 0,80 29,00 23,20

Weeding rotation 3

Gramoxon liter 1,60 29,00 46,40

Metsulindo kg 0,70 150,00 105,00

Weeding rotation 4

Gramoxon liter 0,80 29,00 23,20

Weeding rotation 5

Gramoxon liter 0,80 29,00 23,20

Bensin untuk tug boat dan speed boat liter 5,50 4,13 22,72

Solar tug boat dan Speed boat liter 3,50 4,75 16,63

Page 81: BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT. … · harga alat, ... dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... Penulis dilahirkan di Tomok

Kegiatan HTI Unit Kebutuhan Harga Total

(Rp 1000/unit) (Rp 1000/Ha)

PEMANENAN 4)

Pemanenan

Manual ongkak

134,56

Bensin liter 3,00 4,13 12,39

Solar liter 12,00 4,75 57,00

oli mesin liter 2,10 18,27 38,37

oli rantai liter 1,50 17,87 26,81

Manual Alat

229,56

Bensin liter 3,00 4,13 12,39

Solar liter 12,00 4,75 57,00

oli mesin liter 2,10 18,27 38,37

oli rantai liter 1,50 17,87 26,81

EXCAVATOR Hitachi 18 t0n ( solar) liter 20 4,75 95

Mekanis

467,06

Bensin liter 3,00 4,13 12,39

Solar liter 12,00 4,75 57,00

oli mesin liter 2,10 18,27 38,37

oli rantai liter 1,50 17,87 26,81

Excavator Comatsu ( solar) liter 20,00 4,75 95

Excavator Cobelco 18 T ( solar) liter 35,00 4,75 166,25

Excavator Caterpillar ( solar) liter 15,00 4,75 71,25

Barging& canal cleaning

134,34

Bensin liter 5,50 4,13 22,72

Solar ( hitachi) liter 20,00 4,75 95,00

Solar liter 3,50 4,75 16,63

Hauling

237,50

Road Train

Solar liter 30 4,75 142,5

BD

Solar liter 20 4,75 95

Keterangan:

1) unit kebutuhan material 1 tahun kegiatan persemaian untuk mensuplai areal penanaman 2009

seluas 2850 Ha.Areal PCN mensuplay bibit untuk sektor Mandau, Ukui, dan Langgam. Oleh

karena itu, Total kebutuhan material dibagi dengan target bibit tahun 2009 untuksektor

Pelalawan, Kemudian hasilnya dibagikan dengan kebutuhan bibit per hektar untuk sektor

Pelalawan (1466 batang)

2) Unit kebutuhan material dalam 1 Ha areal penanaman

3) Unit kebutuhan material 1 Ha untuk areal pemeliharaan

4) Unit kebutuhan material dalam 1 jam kegiatan pemanenan kayu