BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75% Menjaga ... · Bank Indonesia juga akan terus memperkuat...

1
Ekonomi Domestik 2 Nilai Tukar 4 Ekonomi Global 1 Bank Indonesia Call Center BI : 131 Selengkapnya dapat dilihat di Nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat pada tahun 2016. Konsumsi tumbuh cukup kuat didukung daya beli terkait inflasi yang rendah. C RISIKO PROSPEK KE DEPAN Perekonomian global diwarnai dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dan pasar keuangan yang diliputi ketidakpastian. Perekonomian Indonesia 2016 menunjukkan kinerja yang membaik ditopang oleh permintaan domestik yang tetap terjaga. • Ekonomi AS terus membaik, tercermin dari menguatnya sektor tenaga kerja dan meningkatnya ekspektasi inflasi. Kondisi ini mendorong kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada bulan Desember 2016 dengan kecenderungan kenaikan pada tahun 2017 yang lebih cepat sehingga berpotensi meningkatkan cost of borrowing di pasar keuangan global. • Pertumbuhan ekonomi negara berkembang, terutama India dan Tiongkok, diperkirakan dapat menjadi sumber pendorong pertumbuhan ekonomi global dan menopang perbaikan sejumlah harga komoditas. • Harga minyak dunia cenderung meningkat seiring kesepakatan OPEC untuk menurunkan produksinya. • Harga komoditas ekspor Indonesia terus membaik, seperti minyak kelapa sawit, batubara, dan beberapa barang tambang lainnya. Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga didukung oleh tingginya tingkat permodalan dan likuiditas perbankan. Sistem Keuangan 6 Investasi khususnya bangunan tumbuh cukup kuat didukung oleh proyek infrastruktur pemerintah yang terus berjalan meskipun investasi swasta masih tertahan. I Konsumsi pemerintah diperkirakan masih terbatas sejalan dengan penyesuaian belanja pemerintah. G Ekspor masih mengalami kontraksi, meskipun mulai membaik pada Triwulan IV-2016. Perbaikan kinerja ekspor ditopang oleh perbaikan seluruh kelompok, baik ekspor produk pertanian, bahan bakar & pertambangan, serta manufaktur. X DESEMBER 2016 KEBIJAKAN MONETER BULANAN Namun demikian, kondisi sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa: 5% (yoy) PERTUMBUHAN EKONOMI 2016 DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN Pertumbuhan ekonomi 2016 diperkirakan sekitar <2% terhadap PDB Inflasi 2016 diperkirakan cukup rendah sekitar 3,0-3,2% (yoy) INFLASI 2016 Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, antara lain: • Risiko ekonomi dan keuangan global terkait ketidakpastian arah kebijakan yang akan ditempuh AS, terutama terkait dengan kebijakan fiskal dan perdagangan internasional. • Risiko meningkatnya cost of borrowing di pasar keuangan global, sebagai dampak kecenderungan kenaikan FFR di tahun 2017 yang lebih cepat. • Risiko inflasi terutama rencana penyesuaian administered prices. Bank Indonesia kembali mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00% dan Lending Facility tetap sebesar 5,50%. Kebijakan tersebut konsisten dengan upaya mengoptimalkan pemulihan ekonomi domestik dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Kinerja korporasi non-keuangan masih dalam tren yang melambat meskipun sedikit membaik*) *) Laporan 379 Korporasi Go Public pada Triwulan III 2016 Return On Asset (ROA) korporasi 4,9% Debt Service Ratio (DSR) korporasi 74,2% Pertumbuhan DPK Individual (RT) Kinerja rumah tangga (RT) sedikit meningkat meskipun masih lemah. 10,2% (yoy) Pertumbuhan Kredit 7,5% (yoy) 6,5% (yoy) Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Intermediasi masih melambat. Efisiensi relatif membaik. 82,0% Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rp BOPO *) Data Oktober 2016 Rp Rasio Kecukupan Modal (CAR) 22,9% Ketahanan permodalan masih berada pada level yang cukup tinggi. Likuiditas masih memadai. Rasio Alat Likuid/ Dana Pihak Ketiga (DPK) 20,2% Rasio Non Performing Loan (NPL) (gross) 3,2% atau (net) 1,5% Rasio kredit bermasalah relatif terjaga. BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX) Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 Desember 2016 memutuskan: Inflasi Harga Barang yang Diatur Pemerintah (Administered Price)* Inflasi Inti (Core) Rp 0,15% (mtm) 3,07% (yoy) Inflasi Bahan Makanan Bergejolak (Volatile Foods) 1,84% (mtm) 9,14% (yoy) 0,13% (mtm) 0,09% (yoy) PERKEMBANGAN TERKINI Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk mengelola likuiditas, menjaga inflasi yang rendah dan stabil, memperkuat stimulus pertumbuhan, dan memastikan pelaksanaan reformasi struktural berjalan dengan baik, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. FOKUS KEBIJAKAN BI Bank Indonesia memandang pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya dapat terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik. Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Inflasi 5 Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) November 2016 0,47% (mtm) 2,59% (ytd) 3,58% (yoy) Inflasi bulan November 2016 tetap terkendali. Penguatan rupiah berlangsung hingga Oktober dan tertahan di bulan November 2016 pasca Pemilu AS. BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75% Menjaga Keseimbangan Stabilitas Makroekonomi dan Pemulihan Ekonomi Domestik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 3 CADANGAN DEVISA USD 111,5 miliar Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BULAN IMPOR ATAU 8 , 5 PEMBAYARAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH BULAN IMPOR 8 , 1 Cadangan devisa akhir November 2016 tercatat sebesar: Suku Bunga Lending Facility (LF) LF 5,50% TETAP Suku Bunga Deposit Facility (DF) DF 4,00% TETAP Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2016 diperkirakan membaik dengan surplus yang relatif besar dan defisit transaksi berjalan yang berada di bawah 2% dari PDB. 5,04% (yoy) 4,91% (yoy) 5,19% (yoy) 5,02% (yoy) TW IV 2015 TW I 2016 TW II 2016 TW III 2016 $ Rp Rp 13. 550/USD Akhir November 2016 Defisit transaksi berjalan terkendali ditopang oleh surplus nonmigas yang cukup besar dan menurunnya defisit migas. TRANSAKSI BERJALAN NERACA PERDAGANGAN Neraca perdagangan Indonesia 2016 diperkirakan mencatat surplus yang lebih besar. Pada November 2016*, surplus neraca perdagangan didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas. *) sumber: BPS Surplus USD 0,84 miliar Nov 2016 *Seperti harga rokok kretek filter, bensin, dan rokok kretek. Transaksi modal dan finansial meningkat cukup besar selama 2016 didorong oleh meningkatnya arus modal asing, baik portofolio maupun investasi langsung. TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL (TMF) BI 7-Day Reverse Repo Rate Desember 2016 4,75 % TETAP Sentimen positif terhadap perekonomian domestik, seiring dengan kondisi stabilitas makroekonomi yang terjaga dan implementasi UU Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik. Penguatan Rupiah dipengaruhi oleh: 1,7% (ytd) Posisi tersebut meningkat dari USD105,9 miliar pada akhir 2015, namun lebih rendah dari posisi akhir Oktober 2016 (USD115,0 miliar). Penerbitan global bond oleh pemerintah sebesar USD3,5 miliar diperkirakan akan menambah cadangan devisa pada Desember 2016.

Transcript of BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75% Menjaga ... · Bank Indonesia juga akan terus memperkuat...

Page 1: BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75% Menjaga ... · Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk mengelola likuiditas, menjaga inflasi

Ekonomi Domestik2

Nilai Tukar4

Ekonomi Global 1

Bank Indonesia Call Center BI : 131Selengkapnya dapat dilihat di

Nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat pada tahun 2016.

Konsumsi tumbuh cukup kuat didukung daya beli terkait inflasi yang rendah.C

RISIKOPROSPEK KE DEPAN

Perekonomian global diwarnai dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dan pasar keuangan yang diliputi ketidakpastian.

Perekonomian Indonesia 2016 menunjukkan kinerja yang membaik ditopang oleh permintaan domestik yang tetap terjaga.

• Ekonomi AS terus membaik, tercermin dari menguatnya sektor tenaga kerja dan meningkatnya ekspektasi inflasi. Kondisi ini mendorong kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada bulan Desember 2016 dengan kecenderungan kenaikan pada tahun 2017 yang lebih cepat sehingga berpotensi meningkatkan cost of borrowing di pasar keuangan global. • Pertumbuhan ekonomi negara berkembang, terutama India dan Tiongkok, diperkirakan dapat menjadi sumber pendorong pertumbuhan ekonomi global dan menopang perbaikan sejumlah harga komoditas.

• Harga minyak dunia cenderung meningkat seiring kesepakatan OPEC untuk menurunkan produksinya.• Harga komoditas ekspor Indonesia terus membaik, seperti minyak kelapa sawit, batubara, dan beberapa barang tambang lainnya.

Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga didukung oleh tingginya tingkat permodalan dan likuiditas perbankan.

Sistem Keuangan6

Investasi khususnya bangunan tumbuh cukup kuat didukung oleh proyek infrastruktur pemerintah yang terus berjalan meskipun investasi swasta masih tertahan.

I

Konsumsi pemerintah diperkirakan masih terbatas sejalan dengan penyesuaian belanja pemerintah.

G

Ekspor masih mengalami kontraksi, meskipun mulai membaik pada Triwulan IV-2016. Perbaikan kinerja ekspor ditopang oleh perbaikan seluruh kelompok, baik ekspor produk pertanian, bahan bakar & pertambangan, serta manufaktur.

X

DESEMBER 2016KEBIJAKAN MONETER BULANAN

Namun demikian, kondisi sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa:

5% (yoy)

PERTUMBUHANEKONOMI 2016

DEFISIT TRANSAKSIBERJALAN

Pertumbuhan ekonomi 2016diperkirakan sekitar <2% terhadap PDB

Inflasi 2016 diperkirakancukup rendah sekitar3,0-3,2% (yoy)

INFLASI 2016

Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, antara lain:• Risiko ekonomi dan keuangan global terkait ketidakpastian arah kebijakan yang akan ditempuh AS, terutama terkait dengan kebijakan fiskal dan perdagangan internasional.• Risiko meningkatnya cost of borrowing di pasar keuangan global, sebagai dampak kecenderungan kenaikan FFR di tahun 2017 yang lebih cepat. • Risiko inflasi terutama rencana penyesuaian administered prices.

Bank Indonesia kembali mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00% dan Lending Facility tetap sebesar 5,50%. Kebijakan tersebut konsisten dengan upaya mengoptimalkan pemulihan ekonomi domestik dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Kinerja korporasi non-keuangan masih dalamtren yang melambat meskipun sedikit membaik*)

*) Laporan 379 Korporasi Go Public pada Triwulan III 2016

Return On Asset(ROA) korporasi

4,9% Debt Service Ratio (DSR) korporasi

74,2%

Pertumbuhan DPK Individual (RT)

Kinerja rumah tangga (RT) sedikit meningkatmeskipun masih lemah.

10,2% (yoy)

PertumbuhanKredit

7,5% (yoy) 6,5% (yoy)

Pertumbuhan DanaPihak Ketiga (DPK)

Intermediasi masih melambat.

Efisiensi relatif membaik.

82,0%

Biaya Operasional terhadapPendapatan Operasional (BOPO)

Rp

BOPO

*) Data Oktober 2016

Rp

Rasio Kecukupan Modal(CAR) 22,9%

Ketahanan permodalanmasih berada pada levelyang cukup tinggi.

Likuiditas masihmemadai.

Rasio Alat Likuid/Dana PihakKetiga (DPK)

20,2%

Rasio Non Performing Loan (NPL)

(gross)3,2% atau

(net)1,5%

Rasio kredit bermasalah relatif terjaga.

BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX)Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia

pada 14-15 Desember 2016 memutuskan:

Inflasi Harga Barangyang Diatur Pemerintah

(Administered Price)*

Inflasi Inti(Core)

Rp

0,15%(mtm)

3,07%(yoy)

Inflasi BahanMakanan Bergejolak

(Volatile Foods)

1,84%(mtm)

9,14%(yoy)

0,13%(mtm)

0,09%(yoy)

PERKEMBANGAN TERKINI

Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk mengelola likuiditas, menjaga inflasi yang rendah dan stabil, memperkuat stimulus pertumbuhan, dan memastikan pelaksanaan reformasi struktural berjalan dengan baik, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

FOKUS KEBIJAKAN BIBank Indonesia memandang pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya dapat terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik.Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.

Inflasi5

Inflasi IHK(Indeks Harga Konsumen)November 2016

0,47%(mtm)

2,59%(ytd)

3,58%(yoy)

Inflasi bulan November 2016 tetap terkendali.

Penguatan rupiah berlangsung hingga Oktober dan tertahan di bulan November 2016 pasca Pemilu AS.

BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75%Menjaga Keseimbangan Stabilitas Makroekonomi

dan Pemulihan Ekonomi Domestik

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)3CADANGAN DEVISA

USD 111,5 miliar

Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BULANIMPOR

ATAU8,5 PEMBAYARAN

UTANG LUARNEGERIPEMERINTAH

BULANIMPOR

8,1

Cadangan devisa akhir November 2016 tercatat sebesar:

Suku Bunga Lending Facility (LF)

LF 5,50%TETAP

Suku Bunga Deposit Facility (DF)

DF 4,00%TETAP

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2016 diperkirakan membaik dengan surplus yang relatif besar dan defisit transaksi berjalan yang berada di bawah 2% dari PDB.

5,04

% (y

oy)

4,91

% (y

oy)

5,19

% (y

oy)

5,02

% (y

oy)

TW IV2015

TW I2016

TW II2016

TW III2016

$

Rp

Rp 13.550/USDAkhir November 2016

Defisit transaksi berjalan terkendali ditopang oleh surplus nonmigas yang cukup besar dan menurunnya defisit migas.

TRANSAKSIBERJALAN

NERACAPERDAGANGAN

Neraca perdagangan Indonesia 2016 diperkirakan mencatat surplus yang lebih besar. Pada November 2016*, surplus neraca perdagangan didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas.*) sumber: BPS

SurplusUSD 0,84

miliarNov 2016

*Seperti harga rokok kretek filter, bensin, dan rokok kretek.

Transaksi modal dan finansial meningkat cukup besar selama 2016 didorong oleh meningkatnya arus modal asing, baik portofolio maupun investasi langsung.

TRANSAKSIMODAL DANFINANSIAL (TMF)

BI 7-Day Reverse Repo RateDesember 2016

4,75%TETAP

Sentimen positif terhadap perekonomian domestik, seiring dengan kondisi stabilitas makroekonomi yang terjaga dan implementasi UU Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik.

Penguatan Rupiahdipengaruhi oleh:

1,7% (ytd)

Posisi tersebut meningkat dari USD105,9 miliar pada akhir 2015, namun lebih rendah dari posisi akhir Oktober 2016 (USD115,0 miliar). Penerbitan global bond oleh pemerintah sebesar USD3,5 miliar diperkirakan akan menambah cadangan devisa pada Desember 2016.