Bhn Belajar Dan Pembelajaran

152

Click here to load reader

Transcript of Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Page 1: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

BAHAN MAT.KULH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Ket. Dasar Mengajar Bahan Ajar Fisika

Senin, 2008 Maret 10

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai sumbstansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar.

Sari dari keterampilan dasar mengajar ini diambil dari berbagai sumber dimana bahan ini digunakan untuk para mahasiswa yang melakukan praktek mengajar di sekolah sebelum dia bekerja sepenuhnya sebagai seorang guru.

Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini.

Keterampilan dasar mengajar ini adalah merupakan panduan pengajaran mikro dengan menggunakan perangkat Sydney Micro Skills (1973).

Keterampilan Dasar Mengajar ini adalah :

1. Keterampilan Bertanya

2. Keterampilan Memberi Penguatan

3. Keterampilan Mengadakan variasi

4. Keterampilan Menjelaskan

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil

7. Keterampilan Mengelola Kelas

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

1 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 2: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Ad.1. Keterampilan Bertanya

Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan.

Pada kenyataannya di lapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknik-teknik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan.

Pengertian dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.

Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut adalah:

a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.

b. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.

c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.

d. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.

f. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.

g. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.

h. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.

Komponen-komponennya yaitu:

1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas

2) Pemberian Acuan

3) Pemusatan

4) Pemindahan Giliran

5) Penyebaran

6) Pemberian waktu berfikir

7) Pemberian Tuntunan

Ad.2. Keterampilan Memberi Penguatan

2 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 3: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Penguatan adalah suatu respon terhadap suatu tingkah laku dan penampilan siswa. Penguatan adalah suatu respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang dapat menimbulkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan adalah:

1) Penguatan Verbal; penguatan ini dapat dinyatakan dalam 2 bentuk yaitu kata atau kalimat.

2) Penguatan Non Verbal; bisa berupa mimik atau gerakan badan, mendekati, memberi sentuhan atau memberi kegiatan yang menyenangkan, berupa symbol atau benda maupun penguatan tak penuh sepert “yah, jawabanmu sudah baik tetapi masih perlu disempurnakan”

Ad.3. Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksud sebagai proses perubahan dalam pengajaran yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu; variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan alat dan media pembelajaran dan variasi dalam pola interaksi dalam kelas.

Komponennya adalah:

a. Variasi dalam Gaya Mengajar:

1) Penggunaan variasi suara

2) Pemusatan perhatian

3) Kesenyapan

4) Mengadakan kontak pandang

5) Gerakan badan dan mimik

6) Pergantian posisi guru dalam kelas

b. Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran

1) Variasi alat/ bahan yang dapat dilihat

2) Variasi alat yang dapat didengar

3) Variasi alat yang dapat diraba dan dimanipulasi

c. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa

Ad.4. Keterampilan Menjelaskan

Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab akibat, yang diketahui dan yang belum diketahui.

Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan

a. Merencanakan:

1) Isi pesan (materi)

2) Penerima pesan (siswa)

3 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 4: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

b. Menyajikan suatu penjelasan

1) Kejelasan

2) Penggunaan contoh dan ilustrasi

3) Pemberian tekanan

4) Balikan

Ad.5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan siswa agar terpusat perhatian pada apa yang dipelajari.

Yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa.

a. Komponen Membuka

1) Menarik perhatian siswa

2) Menimbulkan motivasi

3) Memberikan acuan

4) Membuat kaitan

b. Komponen Menutup

1) Meninjau kembali

2) Mengevaluasi

Ad.6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah merupakah salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan berfikir, berinteraksi sosial serta berlatih bersikap positif.

Komponen Keterampilan:

1) Memusatkan perhatian

2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat

3) Menganalisa pandangan siswa

4) Meningkatkan urunan siswa

5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

6) Menutup diskusi

Ad.7. Keterampilan Mengelola Kelas

4 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 5: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan pada kondisi belajar yang optimal.

a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal Meliputi:

1) Menunjukkan sikap tanggap

2) Membagi perhatian

3) Memusatkan perhatian kelompok

4) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas

5) Menegur

6) Memberi penguatan

b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal meliputi:

1) Modifikasi tingkah laku

2) Pengelolaan kelompok

3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

Ad.8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara guru-siswa, maupun antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan.

Komponen Keterampilan:

1) Keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi

2) Keterampilan Mengorganisasikan

3) Keterampilan Membimbing dan memudahkan belajar siswa

4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar

Oleh: Purwiro Harjati

Panduan pada Matakuliah Micro Teaching

Prodi Pendidikan Fisika UM Metro

Diposkan oleh Purwiro Harjati di 00:52 12 komentar Link ke posting ini Langgan: Entri (Atom)

http://purjatifis.blogspot.com/

5 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 6: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan Mengajar yang Bersifat Generik

Menurut hasil penelitian (Turney, 1973), ada 8 keterampilan dasar mengajar yang bersifat generik yang sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar, yaitu:

1. bertanya,2. memberi penguatan,3. mengadakan variasi,4. menjelaskan,5. membuka dan menutup pelajaran,6. membimbing diskusi kelompok kecil,7. mengelola kelas, serta8. mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Penguasaan terhadap setiap keterampilan tidak berarti penguasaan dalam mengintegrasikannya secara utuh. Dengan demikian, latihan mengintegrasikan keterampilan itu secara utuh perlu dilakukan.

Cara Menguasai Keterampilan Dasar Mengajar

Untuk menguasai keterampilan dasar mengajar para guru/dosen pemula perlu mengikuti langkah-langkah berikut.

1. Memahami hakikat, prinsip, dan komponen keterampilan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:a. membaca dan mendiskusikan setiap jenis keterampilan,b. mengenal komponen-komponen keterampilan melalui skrip mengajar yang tersedia dan

pengamatan episode mengajar, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan, dan dapat secara langsung, ataupun melalui video.

2. Menerapkan keterampilan dalam bentuk pengajaran mikro.Pengajaran Mikro adalah pengajaran biasa yang ukurannya diperkecil, sehingga memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:

Tujuan pengajaran : terbatas (1 – 2 tujuan)Tujuan latihan : penguasaan satu keterampilanMateri pelajaran : terbatas (yang dapat disajikan dalam waktu 10- 20 menit Jumlah siswa : 5 – 10 orangWaktu : 10 – 20 menit

Pengajaran Mikro dapat dilakukan dalam: bentuk sebenarnya: menggunakan siswa yang sebenarnya sebagai murid,

6 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 7: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

bentuk simulasi: dengan menggunakan teman sendiri sebagai murid (peer-teaching).

3. Menerapkan keterampilan dalam praktik mengajar.Seyogyanya dalam hal ini guru/dosen pemula dibimbing oleh guru/dosen senior, sehingga setiap akhir latihan dapat diadakan diskusi balikan. Guru/dosen pemula dapat juga dibantu oleh guru/dosen pemula lain yang bertindak sebagai pengamat.

Uraian Singkat Delapan Keterampilan Dasar Mengajar

Setiap keterampilan dasar mengajar mempunyai komponen dan prinsip penggunaan tersendiri. Berikut ini diuraikan secara singkat komponen dan prinsip penggunaan setiap keterampilan, yang disarikan dari Seri Panduan Pengajaran Mikro No. 1 s.d. 8 yang diterbitkan oleh Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 1984, dengan editor T. Raka Joni.

Keterampilan Bertanya

Kualitas pertanyaan guru/dosen menentukan kualitas jawaban murid.

Keterampilan bertanya dapat dibagi 2:

a. Keterampilan bertanya dasar, dengan komponen-komponen:

1) pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat2) pemberian acuan3) pemusatan perhatian4) penyebaran pertanyaan:

a) ke seluruh kelas,b) ke siswa tertentu,c) meminta siswa lain menanggapi jawaban temannya.

5) pemindahan giliran6) pemberian waktu berfikir, dan7) pemberian tuntunan dengan cara:

a) mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain,b) menyederhanakan pertanyaan,c) mengulangi penjelasan sebelumnya.

b. Keterampilan bertanya lanjut, dengan komponen-komponen:

1) Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan: dari tingkatan yang paling rendah (mengingat) ke tingkat yang lebih tinggi seperti memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.

7 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 8: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

2) Mengatur urutan pertanyaan: mulai dari pertanyaan yang paling sederhana diikuti dengan yang agak kompleks, sampai kepada pertanyaan yang paling kompleks.

3) Menggunakan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik seperti:a) klarifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban siswa,b) meminta siswa memberi alasan atas jawabannya,c) meminta kesepakatan pandangan dari siswa lain,d) meminta ketepatan jawaban,e) meminta jawaban yang lebih relevan,f) meminta contoh,g) meminta jawaban yang lebih kompleks.

4) Meningkatkan terjadinya interaksi, dengan cara meminta siswa lain memberi jawaban atas pertanyaan yang sama.

Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Penguatan dapat diberikan dalam bentuk:a. Verbal, yaitu berupa kata-kata/kalimat pujian, seperti:

bagus, tepat sekali, atau saya puas akan pekerjaanmu

b. Nonverbal, yaitu berupa:1) gerak mendekati,2) mimik dan gerakan badan,3) sentuhan,4) kegiatan yang menyenangkan, serta5) token (simbol atau benda kecil lain).

Dalam memberikan penguatan, dosen/guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:a. Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias sehingga peserta dapat merasakan

kehangatan tersebut.b. Penguatan yang diberikan harus bermakna, yaitu sesuai dengan perilaku yang diberi

penguatan.c. Hindarkan respons negatif terhadap jawaban pesertad. Peserta yang diberikan penguatan harus jelas (sebutkan namanya, atau arahkan pandangan

kepadanya).e. Penguatan dapat juga diberikan kepada kelompok peserta tertentu.f. Agar menjadi lebih efektif, penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang baik

ditunjukkan.g. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.

8 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 9: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa/mahasiswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian.

a. Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:1) variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil,2) memusatkan perhatian,3) membuat kesenyapan sejenak,4) mengadakan kontak pandang,5) variasi gerakan badan dan mimik, dan6) mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas.

b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran, yang meliputi:1) variasi alat dan bahan yang dapat dilihat,2) variasi alat dan bahan yang dapat didengar, serta3) variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi.

c. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan

keperluan. Variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan,

atau demonstrasi.

Keterampilan Menjelaskan

Dalam kegiatan belajar-mengajar, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa/mahasiswa.

Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:a. membimbing siswa/mahasiswa memahami berbagai konsep, hukum, prinsip, atau prosedur,b. membimbing siswa/mahasiswa menjawab pertanyaan “mengapa” secara bernalar,c. melibatkan siswa/mahasiswa untuk berpikir,d. mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa/mahasiswa, sertae. menolong siswa/mahasiswa menghayati berbagai proses penalaran.

Keterampilan menjelaskan terdiri dari berbagai komponen:a. Komponen merencanakan penjelasan, mencakup:

9 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 10: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

1) isi pesan (pokok-pokok materi) yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh-contoh, dan

2) hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan (siswa/mahasiswa).

b. Komponen menyajikan penjelasan, yang mencakup:1) Kejelasan yang dapat dicapai dengan berhagai cara seperti:

a) bahasa yang jelas,b) berbicara yang lancar,c) mendefinisikan istilah-istilah teknis, dand) berhenti sejenak untuk melihat respon siswa/mahasiswa atau penjelasan siswa.

2) Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola induktif atau pola deduktif.3) Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara: penekanan suara,

membuat ikhtisar, atau mengemukakan tujuan.4) Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa atau mengajukan

pertanyaan.

Dalam menerapkan keterampilan menjelaskan, perlu diperhatikan hal-hal berikut:1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan

keperluan.2) Penjelasan harus relevan dengan tujuan.3) Materi yang dijelaskan harus bermakna.4) Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa/mahasiswa.

Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru/dosen untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa/mahasiswa. Sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru/dosen untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.

Tujuan kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah:a. membangkitkan motivasi dan perhatian,b. membuat siswa/mahasiswa memahami batas tugasnya,c. membantu siswa/mahasiswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan, dand. membantu siswa/mahasiswa mengetahui tingkat keberhasilannya.

Komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran:a. Membuka pelajaran, mencakup:

1) Menarik perhatian siswa/mahasiswa dengan berbagai cara,2) Menimbulkan motivasi dengan:

a) kehangatan dan keantusiasan,b) menimbulkan rasa ingin tahu,c) mengemukakan ide yang bertentangan, dand) memperhatikan minat siswa/mahasiswa.

3) Memberikan acuan dengan cara:

10 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 11: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

a) mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas,b) menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,c) mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dand) mengajukan pertanyaan.

4) Membuat kaitan, dengan cara:a) mengajukan pertanyaan appersepsi ataub) merangkum pelajaran yang lalu.

b. Menutup pelajaran, mencakup hal-hal berikut:1) Meninjau kembali, dengan cara merangkum atau membuat ringkasan,2) Mengadakan evaluasi penguasaan siswa/mahasiswa, dengan meminta mereka:

a) mendemonstrasikan keterampilan,b) menerapkan ide baru pada situasi lain,c) mengekspresikan pendapat sendiri dand) memberikan soal-soal tertulis.

3) Memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau berkunjung ke suatu tempat.

Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal dan akhir kegiatan, tetapi juga pada awal dan akhir setiap penggal kegiatan, dengan catatan bahwa: kegiatan ini harus bermakna dan berkesinambungan.

Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

a. Pengertian dan Tujuan

Ciri-ciri diskusi kelompok kecil adalah:1) melibatkan 3 – 9 orang peserta,2) berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, artinya setiap anggota dapat

berkomunikasi langsung dengan anggota lainnya,3) mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerja sama antar-anggota lainnya,4) berlangsung menurut proses yang sistematis.

Diskusi kelompok kecil dimaksudkan agar siswa/mahasiswa dapat:1) berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah,2) meningkatkan pemahaman atas masalah penting,3) meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan,4) mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi, serta5) membina kerja sama yang sehat, kelompok yang kohesif, dan bertanggung jawab.

b. Komponen Keterampilan

Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pemimpin diskusi kelompok kecil adalah: 1) Memusatkan perhatian, yang dapat dilakukan dengan cara:

11 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 12: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

a) merumuskan tujuan diskusi secara jelas,b) merumuskan kembali masalah, jika terjadi penyimpangan,c) menandai hal-hal yang tidak relevan jika terjadi penyimpangan, sertad) merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu.

2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat, dengan cara:a) menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta,b) mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat anggota lain, atauc) menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi.

3) Menganalisis pandangan siswa/mahasiswa, dengan cara:a) meneliti apakah alasan yang dikemukakan punya dasar yang kuat, danb) memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.

4) Meningkatkan urunan siswa/mahasiswa, dengan cara:a) mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka untuk berpikir,b) memberi contoh pada saat yang tepat,c) menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan

pendapat,d) memberikan waktu untuk berpikir, dane) mendengarkan dengan penuh perhatian.

5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dengan cara:a) memancing pendapat peserta yang enggan berpartisipasi,b) memberikan kesempatan pertama pada peserta yang enggan berpartisipasi,c) mencegah secara bijaksana peserta yang suka memonopoli pembicaraan,d) mendorong mahasiswa untuk mengomentari pendapat temannya, sertae) meminta pendapat siswa jika terjadi jalan buntu.

6) Menutup diskusi yang dapat dilakukan dengan cara:a) merangkum hasil diskusi,b) memberikan gambaran tindak lanjut, atauc) mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.

Dalam pelaksanaan diskusi, perlu diperhatikan hal-hal berikut.1) Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka,2) Diskusi yang efektif selalu didahului oleh perencanaan yang matang, yang mencakup:

a) topik yang sesuai,b) persiapan/pemberian informasi pendahuluan, c) menyiapkan diri sebagai pemimpm diskusi, d) pembentukan kelompok diskusi, sertae) pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota kelompok bertatap muka.

12 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 13: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Keterampilan Mengelola Kelas

a. Pengertian dan TujuanKeterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar-mengajar yang efektif.

Guru/dosen perlu menguasai keterampilan ini agar dapat:1) mendorong siswa/mahasiswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal

dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung,2) menyadari kebutuhan siswa/mahasiswa serta3) memberikan respons yang efektif terhadap perilaku siswa/mahasiswa

b. Komponen Keteramplian1) Menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal.

Menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara berikut.a) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara: memandang secara seksama, mendekati,

memberikan pernyataan atau memberi reaksi terhadap gangguan dalam kelas.b) Membagi perhatian secara visual dan verbal.c) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa/mahasiswa dan

menuntut tanggung jawab siswa/mahasiswa.d) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.e) Menegur secara bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas, bukan berupa peringatan atau

ocehan, serta membuat aturan.f) Memberikan penguatan bila perlu.

2) Mengendalikan kondisi belajar yang optimal.Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru/dosen terhadap respons negatif siswa/mahasiswa yang berkelanjutan. Untuk mengatasi hal ini guru/dosen dapat menggunakan 3 jenis strategi yaitu: modifikasi tingkah laku, pengelolaan (proses) kelompok, serta menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.

a) Modifikasi Tingkah LakuDalam strategi ini ada 3 hal pokok yang harus dikuasai guru/dosen yaitu:(1) mengajarkan tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara memberi contoh dan

bimbingan,(2) meningkatkan munculnya tingkah laku siswa/mahasiswa yang baik dengan memberikan

penguatan, dan(3) mengurangi munculnya tingkah laku yang kurang baik dengan memberi hukuman.

Ketiga hal ini harus dilakukan guru/dosen dengan catatan bahwa:(1) pelaksanaan dilakukan segera setelah perilaku terjadi, serta(2) hukuman harus diberikan secara pribadi dan tersendiri, hanya bila diperlukan.

b) Pengelolaan/Proses Kelompok

13 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 14: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Dalam strategi ini, kelompok dimanfaatkan untuk memecahkan masalah-masalah pengelolaan kelas yang muncul, terutama melalui diskusi. Dua hal yang perlu dilakukan guru/dosen adalah:(1) memperlancar tugas-tugas dengan cara mengusahakan terjadinya kerja sama dan

memantapkan standar serta prosedur kerja; serta(2) memelihara kegiatan kelompok, dengan cara memelihara dan memulihkan semangat,

menangani konflik yang timbul, serta memperkecil masalah yang timbul.

c) Menemukan dan mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah.Dalam strategi ini perlu ditekankan bahwa setiap tingkah laku yang keliru merupakan gejala dari suatu sebab. Untuk mengatasinya, ada berbagai teknik yang dapat diterapkan sesuai dengan hakikat tersebut, yaitu sebagai berikut:(1) pengabaian yang direncanakan,(2) campur tangan dengan isyarat,(3) mengawasi dari dekat,(4) mengakui perasaan negatif siswa/mahasiswa,(5) mendorong kesadaran siswa/mahasiswa untuk mengungkapkan perasaannya,(6) menjauhkan benda-benda yang bersifat mengganggu,(7) menyusun kembali program belajar,(8) menghilangkan ketegangan dengan humor,(9) menghilangkan penyebab gangguan,(10) pengekangan secara fisik, dan(11) pengasingan.

c. Prinsip PenggunaanDalam menerapkan keterampilan mengelola kelas, perlu diingat 6 prinsip berikut.1) Kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar, yang dapat menciptakan iklim kelas yang

menyenangkan.2) Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berpikir.3) Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.4) Keluwesan guru/dosen dalam pelaksanaan tugas.5) Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif.6) Penanaman disiplin diri sendiri.

Selanjutnya, dalam mengelola kelas, guru hendaknya menghindari hal-hal berikut:1) Campur tangan yang berlebihan.2) Kelenyapan/penghentian suatu pembicaraan/kegiatan karena ketidaksiapan guru.3) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri pelajaran.4) Penyimpangan, terutama yang berkaitan dengan disiplin diri5) Bertele-tele.6) Pengulangan penjelasan yang tak diperlukan.

Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

14 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 15: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

a. Pengertian dan Tujuan

Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks pengajaran klasikal. Di dalam kelas, seorang guru/dosen mungkin menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak siswa/mahasiswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan.

Penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru/dosen mengelola kegiatan jenis ini secara efektif dan efisien serta memainkan perannya sebagai:1) organisator kegiatan belajar-mengajar,2) sumber informasi bagi siswa/mahasiswa,3) pendorong bagi siswa/mahasiswa untuk belajar,4) penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa,5) pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswas esuai dengan kebutuhannya, serta6) peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainnya.

b. Komponen Keterampilan

Ada 4 komponen keterampilan mengajar kelompok kecil yang perlu dikuasai oleh guru/dosen yaitu sebagai berikut:

1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara:a) kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa,b) mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan siswa/mahasiswa,c) memberikan respons positif terhadap gagasan siswa/mahasiswa,d) membangun hubungan saling mempercayai,e) menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa/mahasiswa, tanpa kecenderungan

mendominasi,f) menerima perasaan siswa/mahasiswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan, sertag) mengendalikan situasi agar siswa/mahasiswa merasa aman.

2) Keterampilan mengorganisasikan, yang ditampilkan dengan cara:a) memberi orientasi umum,b) memvariasikan kegiatan,c) membentuk kelompok yang tepat,d) mengkoordinasikan kegiatan,e) membagi-bagi perhatian dalam berbagai tugas, sertaf) mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa laporan atau kesepakatan.

3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yang dapat ditampilkan dalam bentuk:a) memberi penguatan yang sesuai,b) mengembangkan supervisi proses awal yang mencakup sikap tanggap terhadap keadaan

siswa/mahasiswa,c) mengadakan supervisi proses lanjut, yang berupa bantuan

yang diberikan secara selektif, berupa:(1) pelajaran tambahan, bila perlu,

15 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 16: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

(2) melibatkan diri sehagai peserta diskusi,(3) memimpin diskusi jika perlu dan(4) bertindak sebagai katalisator,

d) mengadakan supervisi pemaduan, dengan cara mendekati setiap kelompok/perorangan agar mereka siap untuk mengikuti kegiatan akhir.

4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, yang meliputi hal-hal berikut:a) Menetapkan tujuan pelajaran.b) Merencanakan kegiatan belajar.c) Berperan sehagai penasihat.d) Membantu siswa/mahasiswa menilai kemajuan sendiri.

c. Prinsip Penggunaan

1) Variasi pengorganisasian kelas besar, kelompok, perorangan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, kemampuan siswa/mahasiswa, ketersediaan fasilitas, waktu, serta kemampuan guru/dosen.

2) Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan perorangan. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara klasikal.

3) Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu kulminasi berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan, dan sebagainya.

4) Guru/dosen perlu mengenal siswa/mahasiswa secara perorangan (individual) agar dapat mengatur kondisi belajar dengan tepat.

5) Dalam kegiatan belajar perorangan, siswa/mahasiswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yang disiapkan.

8 Keterampilan Dasar Mengajar

By bustang06  

1.      Keterampilan Dasar Bertanya

Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting.

Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna.

Para ahli percaya pertanyaan yang baik memiliki dampak positif terhadap siswa, di antaranya:

Bisa meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran.

Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri pada

hakikatnya bertanya.

Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk

menentukan jawaban.

16 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 17: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.

Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom:

pertanyaan pengetahuan atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, di mana,

kapan, siapa, dan sebutkan.

Pertanyaan pemahaman yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat

pemahamn dengan kata-kata sendiri.

Pertanyaan penerapan yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk

menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya

Pertanyaan sintesis yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak

tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid untuk membuat ramalan (prediksi),

memcahkan masalah, mencari komunikasi.

Pertanyaan evaluasi yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara

memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan.

 

 

 

a.      Beberapa Petunjuk Teknis

1)      Tunjukkan Keantusiasan dan Kehangatan

Yang dimaksud dengan kehangatan dan keantusiasan adalah cara guru

mengekspresikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan, misalnya bahasa yang

digunakan tidak terkesan memojokkan siswa, mimik atau wajah yang hangat tidak

terkesan tegang, tetapi akrab dan bersahabat dengan sedikit senyuman, dan lain

sebagainya.

2)      Berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir

Guru sering menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan, sehingga pada akhirnya

pertanyaan yang diajukan sama sekali tidak mempunyai makna membelajarkan siswa.

Oleh karena itu dalam proses bertanya, guru perlu memberikan kesempatan yang cukup

bagi siswa untuk menemukan jawaban yang tepat. Biarkan siswa mencari, menduga, dan

bereksplorasi untuk menemukan jawaban sesuaidengan kemampuannya.

3)      Atur lalu lintas bertanya jawab

17 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 18: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Sering terjadi khususnya di sekolah-sekolah tingkat dasar, ketika guru bertanya,

secara bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit

menangkap makna jawaban yang diberikan guru. Sebaiknya guru harus dapat mengatur

proses tanya jawab. Artinya, setelah pertanyaan diberikan kepada seluruh kelas, aturlah

siapa yang pantas memberikan jawaban, suruh yang lain menyimak jawaban tersebut dan

memberikan komentar.

4)      Hindari pertanyaan ganda

Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban

sekaligus. Pertanyaan semacam ini akan membingungkan siswa, sehingga akan

mengganggu proses berpikir siswa karena tidak fokus terhadap arah pertanyaan yang

diajukan.

b.      Meningkatkan Kualitas Pertanyaan

1)      Berikan pertanyaan secara berjenjang

Yang dimaksud pertanyaan berjenjang adalah pengaturan pertanyaan yang dimulai

dari pertanyaan tingkat rendah ke pertanyaan tingkat tinggi. Artinya sebaiknya dalam

memberikan pertanyaan diawali dengan pertanyaan mengingat, lalu pertanyaan

pemahaman, penerapan, dan seterusnya.

2)      Gunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melacak

Beberapa hal yang berkaitan dengan pertanyaan melacak antara lain:

Ketika guru mendapatkan jawaban siswa dengan struktur kalimat yang rancu

atau tidak jelas, maka guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengharapkan siswa

memperbaiki kalimat yang diajukan.

Ketika siswa yang menjawab berdasarkan alur pikiran atau pandangan menurut

siswa sendiri, maka guru dapat mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan

argumentasi yang tepat.

Ketika siswa menjawab belum lengkap sesuai dengan konsep yang benar, maka

guru dapat membimbing agar siswa memberikan jawaban yang lengkap. Dalam hal

ini juga dapat diteruskan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendorong siswa

memberikan ilustrasi dan contoh-contoh kongkret.

2.      Keterampilan Dasar Memberikan Penguatan

18 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 19: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari

modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan

informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responsnya yang diberikan sebagai

suatu dorongan atau koreksi. Dengan demikian, fungsi keterampilan penguatan adalah untuk

memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan

partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran.

Ada dua jenis penguatan yang bias diberikan oleh gur, yaitu penguatan verbal dan

nonverbal.

a.      Penguatan Verbal

Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata

pujian atau penghargaan atau kata-kata koreksi. Misalnya, ketika diajukan sebuah pertanyaan

kemudian siswa menjawab dengan tepat , maka guru memuji siswa dengan mengatakan :

“Bagus!”, “Tepat sekali”, dan lain sebagainya.

b.      Penguatan Nonverbal

Penguatan nonverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat.

Misalnya melalui anggukan kepala tanda setuju, gelengan kepala tanda tidak setuju,

mengernyitkan dahi, mengangkat pundak, dan lain sebagainya. Selain itu, penguatan

nonverbal juga dapat dilakukan dengan memberikan tanda-tanda tertentu, misalnya

penguatan dengan melakukan sentuhan (contact) dengan berjabat tangan atau menepuk-

nepuk pundak siswa setelah siswa memberikan respon yang bagus.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan penguatan agar penguatan itu

dapat meningkatkan motivasi pembelajaran.

Kehangatan dan Keantusiasan

Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan akan menunjukkan adanya

kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan. Hindari kepura-puraan atau

tindakan penguatan yang mengada-ada.

Kebermaknaan

Yakinkan pada diri siswa bahwa penguatan yang diberikan guru adalah penguatan yang

wajar, sehingga benar-benar bermakna untuk siswa. Hindari penguatan yang berlebihan,

sebab penguatan yang demikian justru akan mematikan motivasi siswa. Siswa hanya akan

merasa direndahkan.

19 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 20: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Gunakan penguatan yang bervariasi

Penguatan yang sejenis dan dilakukan berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan

sehingga tidak efektif lagi untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu,

penguatan perlu dilakukan dengan teknik yang bervariasi.

Berikan penguatan dengan segera

Penguatan perlu diberikan segera setelah muncul respons atau tingkah laku tertentu.

Penguatan yang ditunda pemeberiannya tidak akan efektif lagi dan kurang bermakna.

 

3.      Keterampilan Variasi Stimulus

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-

mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar-

mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisispasi.

Adapun tujuan dan manfaat dari variasi stimulus adalah

a.       Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar-

mengajar yang relevan.

b.      Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan

menyelidiki pada siswa tentang hal-hal baru.

c.       Untuk memupuk tingkah laku positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara

mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.

d.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran

yang disenanginya.

Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam melakukan variasi stimulus adalah sebagai

berikut.

a.      Variasi pada Waktu Melaksanakan Proses Pembelajaran

1.      Penggunaan variasi suara (teacher voice)

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi

rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu

saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.

2.      Pemusatan perhatian

20 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 21: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Memusatkan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh

guru. Misalnya dengan perkataan “Perhatikan ini baik-baik”, atau “Nah, ini penting

sekali”, atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti”.

3.      Kebisuan guru

Adanya kebisuan yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu

merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari

adanya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau adanya kesibukan atau kegiatan

lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.

4.      Mengadakan kontak pandang (eye contact)

Bila guru sedang berbicara atau berinterksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan

menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menunjukkan adanya

hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk

menyamapaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.

5.      Gerak guru (teacher movement)

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang

sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk

menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.

b.      Variasi dalam Penggunaan Media dan Alat Peraga

Media atau alat peraga bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat digolongkan ke

dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Pergantian penggunaan jenis

media yang satu kepada jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat inderanya

sehingga dapat mempertinggi perhatiannya karena setiap anak mempunyai perbedaan

kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Ada yang termasuk tipe visual, auditif, dan

motorik.

Variasi penggunaan media dan alat pembelajarn dapat dilakukan sebagai berikut:

1.      Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti menggunakan

gambar, slide, foto, bagan, dan lain-lain.

2.      Variasi alat atau media yang bisa didengar (auditif) seperti menggunakan radio, musik,

deklamasi, puisi, dan lain sebagainya.

3.      Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanupulasi, dan digerakkan (motorik).

Pemanfaatan media semacam ini dapat menarik perhatian siswa, sebab siswa dapat secara

21 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 22: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

langsung dapat membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan

maupun secara berkelompok. Yang termasuk ke dalam alat dan media ini adalah berbagai

macam peragaan, model, dan lain sebagainya.

4.      Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba. Penggunaan alat jenis ini

merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera yang kita miliki.

Yang termasuk ke dalam alat atau media ini adalah film, televisi, radio, slide projector

yang diiringi penjelasan guru, tentu saja penggunaannya disesuaikan dengan tujuan

pengajaran yang hendak dicapai.

c.       Variasi dalam berinteraksi

Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Pola interaksi

guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai

dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Hal

ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar.

Penggunaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan,

kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam

mencapai tujuan.

 

4.      Keterampilan Menjelaskan

Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian

informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistentis untuk menunjukkan adanya hubungan

yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau

dengan sesuatu yang belum diketahui. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang

amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya

guru cenderung lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh langung, misalnya

dalam memberikan fakta, ide, ataupun pendapat

Tujuan memberikan penjelasan adalah:

a.       Membimbing murid untuk mendapat dan memahami hukum, dalil fakta, definisi, dan prinsip

secara objektif dan bernalar.

b.      Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.

c.       Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi

kesalahpahaman mereka.

22 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 23: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

d.      Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan

bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

Komponen-komponen keterampilan menjelaskan yaitu.

a.      Merencanakan

Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang

berkenan dengan isi pesan dan penerimaan pesan. Yang berkenan dengan isi pesan (materi)

meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada di

antara unsur-unsur yang dikaitkan dan penggunaan hukum, rumus atau generalisasi yamg

sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.

b.      Penyajian suatu penjelasan

Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal

berikut:

1.      Kejelasan

Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

oleh siswa, menghindari penggunaan ucapan-ucapan seperti “e”, “aa”, “mm”, “kira-kira”,

“umumnya”, “biasanya”, “sering kali” dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh

anak.

2.      Penggunaan contoh dan ilustrasi

Dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada

hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3.      Pemberian tekanan

Dalam memberikan penjelasan, guru harus memenuhi perhatian siswa kepada masalah

pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat

menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan baik-

baik konsep ini”, atau “Parhatikan, yang ini agak sukar”.

4.      Penggunaan balikan

Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman,

keraguan atau ketidakmengertiannya ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti “Apakah kalian mengerti dengan

penjelasan tadi?” Juga perlu ditanyakan, “Apakah penjelasan tadi bermakna bagi kalian?”

dan sebagainya.

23 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 24: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

 

5.      Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam

kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian

terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi

yang diharapkan. Dengan kata lain, membuka pelajaran itu adalah mempersiapkan mental dan

perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.

Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam pelajaran,

tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran

itu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik

perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai

oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajarinya.

Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:

1.      Menarik perhatian siswa, yang bisa dilakukan dengan:

Meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya.

Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya dengan menggunakan alat bantu.

Melakukaninteraksi yang menyenangkan.

2.      Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:

Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan.

Menimbulkan rasa ingn tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.

Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yakan dilakukan dengan kebutuhan

siswa.

3.      Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan dengan:

Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.

Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan.

24 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 25: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran

dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa ang telah dipelajari siswa

serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa,

serta keberhasilan guru dalam pelaksanaaan proses pembelajaran.

Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara:

1.          Merangkum atau mebuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa

memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.

2.          mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah

diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.

3.          mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru

tentang materi yang telah dipelajarinya.

4.          memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan

dengan materi pelajaran yang telah dibahas.

 

6.      Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekolompok orang

dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau onformasi,

pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.

Komponen keterampilan membimbing diskusi yaitu:

1.      Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi

Caranya adalah sebagai berikut:

Rumuskan tujuan dan topic yang akan dibahas pada awal diskusi.

Kemukakan masalah-masalah khusus.

Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan.

Rangkum hasil pembicaraan dalam diskusi.

2.      Memperluas masalah atau urunan pendapat

Selama diskusi berlangsung sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas hingga

sukar ditangkap oleh anggota kelompok, yang akhirnya menimbulkan kesalahpahaman

25 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 26: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

hingga keadaan menjadi tegang. Dalam hal demikian tugas guru dalam memimpin diskusi

untuk memperjelasnya, yakni dengan cara:

Menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas.

Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut.

Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-

contoh yang sesuai hingga kelompok memperoleh pengertian yang lebih jelas.

3.      Menganalisis pandangan siswa

Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan di antara anggota kelompok. Dengan demikian

guru hendaklah mampu menganalisis alas an perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut:

Meneliti apakah lasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat.

Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.

4.      Meningkatkan urunan siswa

Beberapa cara unuk meningkatkan urunan pikiran siswa adalah:

Menagjukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir.

Membrikan contoh-contoh verbal atau nonverbal yang sesuai dan tepat.

Memberikan waktu untuk berpikir.

Memberikan dukungan terhadap pendapat siswa dengan penuh perhatian.

5.      Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

Penyebaran kesempatan berpartisipasi dapat dilakukan dengan cara:

Mencoba memancing urunan siswa yang enggang berpartisipasi dengan

mengarahkan pertanyaan langsung secara bijaksana. Misalnya, “Bapak (Ibu) yakin bahwa

Andi dapat menjawab. Coba, Andi!”

Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa

yang pendiam terlebih dahulu.

Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan.

Mendorong siswa untuk mengomentari urunan temannya hingga interaksi

antarsiswa dapat ditingkatkan.

6.      Menutup diskusi

Keterampilan akhir yang harus dikuasai oleh guru adalah menutup diskusi. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut.

26 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 27: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Ini lebih efektif

daripada bila rangkuman hanya dibuat sendiri oleh guru.

Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi ataupun tentang topic diskusi

yang akan dating.

Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai.

7.      Hal-hal yang harus diperhatikan.

Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi. Membiarkan terjaadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembicaraan yang

tidak relevan. Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi. Tidak memperjelas atau mendukung urunan piker siswa.

Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

 

7.      Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi

belajar yang optimal dengan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar-

mengajar. Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi

yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar. Yang termasuk ke dalam hal ini misalnya

penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi

ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.

Adapun komponen dari keterampilan mengelola kelas ini adalah

a.      Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang

optimal (bersifat preventif)

Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan

mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal tersebut

yang meliputi keterampilan sebagai berikut:

1.      Menunjukkan sikap tanggap

Ketanggapan diarahkan agar kehadiran guru dalam kelas betul-betul dirasakan oleh

siswa. Kesan ketanggapan dapat ditunjukkan dengan cara sebagai berikut.

27 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 28: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Memberikan komentar baik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari maupun terhadap perilaku siswa. Komentar yang bersifat positif dan bisa menggugah perhatian siswa sangat diperlukan untuk membangun suasana yang optimal.

Menaga kontak mata, artinya setiap saat guru perlu memperhatikan siswa melalui pandangan secara terus-menerus.melalui pandangan itulah siswa akan merasa diperhatikan.

Gerak mendekat, artinya guru perlu memberi perhatian khusus baik kepada individu maupun kepada kelompok. Gerak mendekat akan memberi kesan adanya perhatian guru terhadap aktivitas siwa, sehingga aj\akan membangun suasana akrab dan bersahabat antara guru dan siswa. Di samping itu, gerak mendeka juga bisa dilakukan untuk mengembalikan kondisi belajar siswa, misalnya gerak mendekat pada siswa yang berperilaku menganggu.

2.      Memusatkan perhatian

Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan:

Memberikan ilustrasi-ilustrasi secara visual, misalnya dengan mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan lain tanpa memutuskan kontak pandang baik terhadap kelompok maupun terhadap individu siswa.

Membrikan komentar secara verbal melalui kalimat-kalimat yang segar tanpa keluar dari konteks materi pelajaran yang sedang dibahas.

 

 

3.      Memberikan peunjuk dan tujuan yang jelas

Siswa akan belajar dengan perhatian penuh manakalamamahami tujuan yang harus

dicapai serta mengerti apa yang harus dilakukan. Sering terjadi kurangnya konsentrasi

disebabkan ketidakpahaman terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.

4.      Memberi teguran dan penguatan

Teguran diperlukan sebagai upaya memodifikasi tingkah laku. Teguran verbal yang

efektif adalah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang.

Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang mengandung penghinaan.

Menghindari ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.

Dalam memberi penguatan, guru dapat menggunakan dua cara berikut.

28 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 29: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang mengganggu, yaitu dengan jalan “menangkap” siswa tersebut ketika ia sedang melakukan tingkah laku yang tidak wajar, kemudian menegurnya.

Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang bertingkah laku wajar dengan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang suka mengganggu.

b.      Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal

Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang

berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk

mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan

gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respons

yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau

orang tua siswa.

Pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan

perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang

tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi tersebut adalah:

1.      Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang

mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut

dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.

2.      Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara:

Memperlancar tugas-tugas untuk mengusahakan terjadinya kerja sama yang

baik dalam pelaksanaan tugas.

Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, memelihara dan memulihkan

semangat siswa dan menangani konflik yang timbul.

3.      Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat

menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah lku keliru yang muncul,

dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laku

tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.

Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari

oleh, yaitu sebagai berikut:

a.       Campur tangan yang berlebihan (teachers instruction)

29 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 30: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asyik berlaangsung dengan komentar ,

pertanyaan, atau petunjuk yang mendadak, kegiatan itu akan terganggu atau terputus. Hal ini

akan memberi kesan kepada siswa bahwa guru tidak memperhatikan keterlibatan dan

kebutuhan anak. Ia hanya ingin memuaskan kehendak sendiri.

b.      Kelenyapan (fade away)

Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi, penjelasan, petunjuk,

atau komentar, dan kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas.

Juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam yang terlalu lama, kehilangan akal, atau

melupakan langkah-langkah dalam pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pikiran siswa

mengawang-awang, melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran.

c.       Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and starts)

Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas

sebelumnya, menghentikan kegiatan pertama, memulai yang kedua, kemudian kembali

kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi

kelas dan akhirnya mengganggu kelancaran kegiatan siswa.

d.      Penyimpangan (digression)

Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahan tertentu memungkinkan ia dapat

menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.

e.       Bertele-tele (overdwelling)

Kesalahan ini terjadi bila pebicaraan guru bersifat mengulang hal-hal tertentu,

memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah teguran yang sederhana menjadi

ocehan atau kupasan yang panjang.

 

8.      Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru

terbatas, yakni berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil dan seorang guru unuk

perseorangan. Guru menghadapi banyak siswa yang terdiri dari beberapa kelompok yang dapat

bertatap muka, baik secara perseorangan maupun secara berkelompok.

Peran guru dalam pengajaran ini adalah sebagai:

1.      Organisator kegiatan belajar mengajar

2.      Sumber informasi  (nara sumber) bagi siswa

30 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 31: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

3.      Motivator bagi siswa untuk belajar

4.      Penyedia materi dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa

5.      Pembimbing kegiatan belajar siswa (konselor)

6.      Peserta kegiatan belajar

Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian

terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun

antara siswa dengan siswa. Pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan

rasa tanggung jawab yang lebih besar, serta dapat memnuhi kebutuhan siswa secara optimal

Kombinasi pengajaran klasikal, kelompok kecil, dan perseorangan memberikan peluang

yang besar bagi tercapainya tujuan pengajaran. Dengan demikian, penguasaan keterampilan

mengajar kelompok kecil dan perseorangan merupakan satu kebutuhan yang esensial bagi setiap

calon guru dan guru profesional.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1.      Bagi guru yang sudah terbiasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai dengan

pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap mengarah kepada pengajaran perseorangan.

Sedangkan bagi calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perseorangan, kemudian

secara bertahap pengajaran kelompok kecil.

2.      Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil

maupun perseorangan. Hal-hal yang bersifat umum seperti pengarahan informasi umum

sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar.

3.      Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah mengorganisasi siswa, sumber,

materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang

dapat berupa rangkuman, pemantapan atau laporan.

4.      Dalam pengajaran perseorangan guru harus mengenal siswa secara pribadi sehingga kondisi

belajar dapat diatur.

5.      Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui paket belajar atau bahan

yang telah disiapkan oleh guru.

Komponen-komponen keterampilan antara lain

1.      Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi

Salah satu prinsip pengajaran kelompok kecil dan perseorangan adalah terjadinya

hubungan yang akrab dan sehat antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hal ini

31 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 32: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

dapat terwujud bila guru memiliki keterampilan berkomunikasi secara pribadi yang dapat

diciptakan antara lain dengan:

Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa baik dalam

kelompok kecil maupun perseorangan.

Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan oleh siswa.

Memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa.

Membangun hubungan saling mempercayai

Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa

Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan terbuka

Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman,

dan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

2.      Keterampilan mengorganisasi

Selama kegiatan kelompok kecil atau perseorangan berlangsung, guru berperan sebagai

organisator yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Dalam hal ini

guru memerlukan keterampilan sebagai berikut:

Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas yang akan dilakukan.

Menvariasikan kegiatan yang mencakup penyediaan ruangan, peralatan, dan cara

melaksanakannya.

Membentuk kelompok yang tepat.

Mengoordinasikan kegiatan

Membagi perhatian kepada  berbagai tugas dan kebutuhan siswa

Mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil yang dicapai oleh siswa.

3.      Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar

Keterampilan ini memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami

frustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampilan berikut.

Memberikan penguatan yang merupakan dorongan yang penting bagi siswa untuk

maju.

Mengembangkan supervisi proses awal, yakni sikap tanggap guru terhadap siswa

baik individu maupun kelompok yang memungkinkan guru mengetahui apakah segala

sesuatu berjalan lancar sesuai dengan yang dihadapkan.

32 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 33: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Mengadakan supervisi proses lanjut yang memusatkan perhatian pada penekanan

dan pemberian bantuan ketika kegiatan berlangsung.

Mengadakan supervisi pemanduan yang memusatkan perhatian pada penilaian

pencapai tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyiapkan

rangkuman dan pemantapan sehingga siswa saling belajar dan memperoleh wawasan

yang menyeluruh. Ini dilakukan dengan mendatangi kelompok, menilai kemajuannya,

dan menyiapkan mereka untukmengikuti kegiatan akhir cara yang efektif. Untuk maksud

ini ialah mengingatkan siswa akan waktu yang masih tersisa untuk menyelesaikan tugas.

4.      Keterampilan merencanakan dan melaksnakan kegiatan belajar-mengajar

Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar mencakup:

Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran dan menstimulasi siswa untuk

mencapai tujuan tersebut.

Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup kriteria

keberhasilan, langkah-langkah kerja, waktu, serta kondisi belajar.

Bertindak atau berperan sebagai penasihat bagi siswa bila diperlukan.

Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Ini berarti memberi

kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki dirinya sendiri yang merupakan kerja sama

guru dengan siswa dalam situasi pendidikan yang manusiawi.

Untuk keempat keterampilan tersebut di atas ternyata ada keterampilan dasar yang

sebelumnya harus dikuasai guru, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan,

mengadakan variasi, dan menjelaskan. Dengan demikian, keterampilan mengajar serta

membimbing kelompok kecil dan perseorangan merupakan keterampilan yang kompleks.

http://bustangmathematician.wordpress.com/2009/03/28/8-keterampilan-dasar-mengajar/

Guru dalam Pembelajaran Delapan Kompetensi Dasar MengajarOleh : Faried Wadjdi

Seorang guru professional telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

33 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 34: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

1. Ketrampilan BertanyaAda yang mengatakan bahwa "berpikir itu sendiri adalah bertanya". Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda.Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut.Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

2. Ketrampilan Memberikan PenguatanPenguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap

34 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 35: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.

3. Ketrampilan Mengadakan VariasiVariasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :- Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement).- Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).- Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

4. Ketrampilan MenjelaskanYang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.

35 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 36: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaranYang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.

6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok KecilDiskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

7. Ketrampilan Mengelola KelasPengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan PerseoranganSecara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Ketrampilan mengajar yang esensial secara

36 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 37: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.

Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan baik. Selaha satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.

Daftar Pustaka

Fareid Wadjdi, Praktik Mengajar “modul Diklat Calon Widyaiswara”. Jakarta; LAN, 2005___________, Pedoman Microteaching. Jakarta: UNJ; 2007Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya Baru Bandung: 1990.

Diposkan oleh Faried Wadjdi di 20:13 2 komentar

Label: Delapan Kompetensi Mengajar

Selasa, 2008 September 09

Guru dan Media Pembelajaran

1.Sikap Beradaptasi di Kelas yang Menjadi Perhatian Guru

Banyak cara yang dilakukan guru untuk menyajikan materi kepada siswa, ada yang sambil duduk di bangku guru, sambil menyandar pada meja guru, duduk menyamping di meja siswa, sambil berjalan bolak balik arak kiri dan kanan siswa, diam pada satu titik, berpangku tangan, tangan masuk kantong dan lain sebagainya. Hal ini boleh-beleh saja dilakukan, tetapi yang harus diperhatikan dalam penyampaian materi jangan sampai terganggunya konsentrasi siswa, melain yang harus dipikirkan adalah tebangunnya semangat dan perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Untuk mencai hal tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru diantaranya:

37 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 38: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

a. Memandang kesemua siswaGuru yang baik adalah guru yang dapat melihat semua siswa secara merata. Pandangan yang merata ini, tentu akan menumbuhkan semangat awal bagi siswa untuk terus mengikuti pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Sebaliknya yang dilakukan guru, proses pembelajaran akan terganggu pula.Pada dasarnya memandang kesemuaan siswa adalah sebagai faktor kontrol bagi guru, apakah siswa tetap terfokus (memberikan perhatian) dalam pembelajaran tersebut. Bila kontrol ini terlepas, biasanya siswa akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan hal-hal lain seperti; (1) mengobrol dengan teman sebangku (di luar kontek materi pelajaran), (2) mengerjakan sesuatu (mengerjakan tugas lain, membaca buku lain, dan menggambar sesuatu diluar kontek), menguap, mengelamun dan lain sebagainya.Mengalamun yang dilakukan siswa, adalah suatu perbuatan yang sulit diketahui guru karena siswa tersebut duduk dengan manis, dan tetap memperhatikan kearah guru, dan tidak bergerak. Guru yang selalu memberikan pandangan kepada siswa, akan cepat mengetahuai mana sisiwa yang betul memperhatikan dan mana yang perhatiannya kosong.

b. Menghadapi Siswa BertanyaAda beberapa hal yang sering dilakukan guru secara tidak sengaja, atau merupakan suatu kebiasaan terhadap pertanyaan siswa sebagai berikut;1) kurang fokus perhatian guru untuk mendengarkan atau memperhatikan pertanyaan siswa, hingga mengakibatkan siswa terhenti untuk bertanya. 2) Memotong atau tidak memberikan sepenuhnya kepada siswa untuk menyampaikan suatu masalah.3) Merendah pertanyaan siswa, “ Apakah kalian dapat memahami pertanyaan temanmu tadi”4) Mengabaikan pertanyaan siswa. “Guru tidak mencatat pertanyaan siswa, sehingga beberapa pertanyaan ditanyakan kembali pada siswa.

http://faried33.blogspot.com/

KOMPETENSI GURU BAHASA INDONESIA   SLTP

Posted on Juli 3, 2008 by Pakde sofa

KOMPETENSI GURU BAHASA INDONESIA SLTP

1. Memahami landasan dan wawasan pendidikana. Memahami landasan pendidikan, filosofis, sosilogis, kultural, psikologis, ilmiah danteknologisb. Memahami asas-asas pokok pendidikanc. Memahami aliran-aliran pendidikand. Memahami teori belajare. Memahami perkembangan peserta didikf. Memahami pendekatan sistem dalam pendidikang. Memahami tujuan pendidikan nasionalh. Memahami kebijakan-kebijakan pendidikan nasional

38 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 39: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

i. Memahami kebijakan pendidikan di SLTPCatatan: Pemahaman landasan dan wawasan kependidikan terutama lebih ditekankanpada aspek pembelajaran Bahasa Indonesia

2. Menguasai materi pembelajaran Bahasa IndonesiaMenguasai pokok-pokok bahasan pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi :a. Keterampilan berbahasa Indonesia, meliputi :1) menyimak2) berbicara3) membaca4) menulisb. Kebahasan, meliputi :1) fonologi Bahasa Indonesia2) morfologi Bahasa Indonesia3) Sintaksis Bahasa Indonesia4) Semantik Bahasa Indonesia5) Wacana Bahasa Indonesiac. Materi kesastraand. Materi keterampilan bersastraCatatan : Menguasai materi pembelajaran SLTP mencakup penguasaan konsep diatasnya yang diperlukan untuk memperkuat penguasaan materi tersebut

3. Menguasai pengelolaan pembelajaran Bahasa Indonesiaa. Mampu mengidentifikasi karakteristik peserta didikb. Mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesiac. Mampu mengembangkan materi pembelajaran Bahasa Indonesiad. Mampu mengembangkan metode, media, dan sumber belajare. Mampu menentukan strategi pembelajaranf. Memiliki keterampilan dasar-dasar pembelajaran Bahasa Indonesiag. Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuaitujuan dan karakteristik Bahasa Indonesia

4. Menguasai evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesiaa. Menguasai konsep dasar evaluasib. Mampu memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuan pembelajaranBahasa Indonesiac. Mampu mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesiad. Mampu melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interprestasi hasil evaluasi.3e. Mampu menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran BahasaIndonesia

5. Memiliki kepribadian, wawasan profesi dan pengembangannyaa. Memiliki sikap, nilai, moral dan berperilaku sebagai pendidikb. Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidikc. Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesid. Mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah

39 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 40: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

(lisan dan tulisan)e. Menguasai metodologi penelitian dan memanfaatkan hasil-hasilnya untukkepentingan pembelajaranf. Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi-inovasi pendidikan.4II. KOMPETENSI GURU BAHASA INGGRIS SLTP

1. Memahami landasan dan wawasan pendidikana. Memahami landasan pendidikan, filosofis, sosilogis, kultural, psikologis, ilmiah danteknologisb. Memahami asas-asas pokok pendidikanc. Memahami aliran-aliran pendidikand. Memahami teori belajare. Memahami perkembangan peserta didikf. Memahami pendekatan sistem dalam pendidikang. Memahami tujuan pendidikan nasionalh. Memahami kebijakan-kebijakan pendidikan nasionali. Memahami kebijakan pendidikan di SLTPCatatan: Pemahaman landasan dan wawasan kependidikan terutama lebih ditekankanpada aspek pembelajaran Bahasa Inggris.

2. Menguasai materi pembelajaran Bahasa InggrisMenguasai materi pembelajaran, meliputi :a. Membacab. Menyimakc. Berbicarad. Menulise. Penguasaan komponen bahasa, yang mencakup :1) kosa kata2) tata bahasa3) lafal4) mengejaCatatan : Menguasai materi pembelajaran SLTP mencakup penguasaan konsep diatasnya yang diperlukan untuk memperkuat penguasaan materi tersebut

3. Menguasai pengelolaan pembelajaran Bahasa Inggrisa. Mampu mengidentifikasi karakteristik peserta didikb. Mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran Bahasa Inggrisc. Mampu mengembangkan materi pembelajaran Bahasa Inggrisd. Mampu mengembangkan metode, media, dan sumber belajare. Mampu menentukan strategi pembelajaranf. Memiliki keterampilan dasar-dasar pembelajaran Bahasa Inggrisg. Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuaitujuan dan karakteristik Bahasa Inggris

4. Menguasai evaluasi pembelajaran Bahasa Inggrisa. Menguasai konsep dasar evaluasi

40 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 41: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

b. Mampu memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuanpembelajaran Bahasa Inggrisc. Mampu mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran Bahasa Inggrisd. Mampu melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interprestasi hasil evaluasie. Mampu menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran BahasaInggris.

5. Memiliki kepribadian, wawasan profesi dan pengembangannyaa. Memiliki sikap, nilai, moral dan berperilaku sebagai pendidikb. Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidikc. Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesid. Mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah(lisan dan tulisan)e. Menguasai metodologi penelitian dan memanfaatkan hasil-hasilnya untukkepentingan pembelajaranf. Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi-inovasi pendidikan.

III. KOMPETENSI GURU BIOLOGI SLTP1. Memahami landasan dan wawasan pendidikana. Memahami landasan pendidikan, filosofis, sosilogis, kultural, psikologis, ilmiah danteknologisb. Memahami asas-asas pokok pendidikanc. Memahami aliran-aliran pendidikand. Memahami teori belajare. Memahami perkembangan peserta didikf. Memahami pendekatan sistem dalam pendidikang. Memahami tujuan pendidikan nasionalh. Memahami kebijakan-kebijakan pendidikan nasionali. Memahami kebijakan pendidikan di SLTPCatatan: Pemahaman landasan dan wawasan kependidikan terutama lebih ditekankanpada aspek pembelajaran Biologi

2. Menguasai materi pembelajaran BiologiMenguasai pokok-pokok bahasan pembelajaran Biologi meliputi :a. Kerja ilmiahb. Organisasi kehidupanc. Keragaman makhluk hidupd. Polusi/pencemaran lingkungane. Sumberdaya alam/perlindungan SDAf. Struktur dan fungsi tumbuhang. Sistem peredaran darahh. Sistem koordinasi (saraf, indera, hormon)i. Sistem pencernakanj. Sistem reproduksi tumbuhank. Sistem reproduksi hewanl. Persilangan/genetika

41 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 42: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

m. Bioteknologin. Metabolisme selCatatan: Menguasai materi pembelajaran SLTP mencakup penguasaan konsep diatasnya yang diperlukan untuk memperkuat penguasaan materi tersebut

3. Menguasai pengelolaan pembelajaran Biologia. Mampu mengidentifikasi karakteristik peserta didikb. Mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran Biologic. Mampu mengembangkan materi pembelajaran Biologid. Mampu mengembangkan metode, media, dan sumber belajare. Mampu menentukan strategi pembelajaranf. Memiliki keterampilan dasar-dasar pembelajaran Biologig. Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuaitujuan dan karakteristik Biologi

4. Menguasai evaluasi pembelajarana. Menguasai konsep dasar evaluasib. Mampu memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuanpembelajaran Biologi.7c. Mampu mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran Biologid. Mampu melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interprestasi hasil evaluasie. Mampu menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran Biologi5. Memiliki kepribadian, wawasan profesi dan pengembangannyaa. Memiliki sikap, nilai dan moral dan berperilaku sebagai pendidikb. Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidikc. Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesid. Mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah(lisan dan tulisan)e. Menguasai metodologi penelitian dan memanfaatkan hasil-hasilnya untukkepentingan pembelajaranf. Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi-inovasi pendidikan.

IV. KOMPETENSI GURU EKONOMI SLTP1. Memahami landasan dan wawasan pendidikana. Memahami landasan pendidikan, filosofis, sosilogis, kultural, psikologis, ilmiah danteknologisb. Memahami asas-asas pokok pendidikanc. Memahami aliran-aliran pendidikand. Memahami teori belajare. Memahami perkembangan peserta didikf. Memahami pendekatan sistem dalam pendidikang. Memahami tujuan pendidikan nasionalh. Memahami kebijakan-kebijakan pendidikan nasionali. Memahami kebijakan pendidikan di SLTPCatatan: Pemahaman landasan dan wawasan kependidikan terutama lebih ditekankanpada aspek pembelajaran Ekonomi

42 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 43: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

2. Menguasai materi pembelajaranMenguasai pokok-pokok bahasan pembelajaran meliputi :a. Identifikasi masalahb. Konsep kegiatanc. Pasar dan mekanisme harga pasard. Pendapatan nasional dan daerah, serta metoda perhitungan pendapatan nasionale. Perbandingan berbagai systemf. Kegiatan pelaku dalam peran di Indonesiag. Pembangunan nasional dan pembangunanh. Pengelolaan koperasi dan koperasi siswai. Konsep uang, bank dan lembaga keuangan lainnyaj. Hubungan internasionalk. Wirausaha dan penerapannyaCatatan : Menguasai materi pembelajaran SLTP mencakup penguasaan konsep diatasnya yang diperlukan untuk memperkuat penguasaan materi tersebut

3. Menguasai pengelolaan pembelajaran Ekonomia. Mampu mengidentifikasi karakteristik peserta didikb. Mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran Ekonomic. Mampu mengembangkan materi pembelajaran Ekonomid. Mampu mengembangkan metode, media, dan sumber belajare. Mampu menentukan strategi pembelajaranf. Memiliki keterampilan dasar-dasar pembelajaran Ekonomig. Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuaitujuan dan karakteristik Ekonomi4. Menguasai evaluasi pembelajaran Ekonomia. Menguasai konsep dasar evaluasib. Mampu memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuanpembelajaran Ekonomic. Mampu mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran Ekonomid. Mampu melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interprestasi hasil evaluasi.9e. Mampu menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaranEkonomi5. Memiliki kepribadian, wawasan profesi dan pengembangannyaa. Memiliki sikap, nilai, moral dan berperilaku sebagai pendidikb. Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidikc. Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesid. Mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah(lisan dan tulisan)e. Menguasai metodologi penelitian dan memanfaatkan hasil-hasilnya untukkepentingan pembelajaranf. Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi-inovasi pendidikan.

V. KOMPETENSI GURU FISIKA SLTP1. Memahami landasan dan wawasan pendidikana. Memahami landasan pendidikan, filosofis, sosilogis, kultural, psikologis, ilmiah dan

43 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 44: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

teknologisb. Memahami asas-asas pokok pendidikanc. Memahami aliran-aliran pendidikand. Memahami teori belajare. Memahami perkembangan peserta didikf. Memahami pendekatan sistem dalam pendidikang. Memahami tujuan pendidikan nasionalh. Memahami kebijakan-kebijakan pendidikan nasionali. Memahami kebijakan pendidikan di SLTPCatatan: Pemahaman landasan dan wawasan kependidikan terutama lebih ditekankanpada aspek pembelajaran Fisika

2. Menguasai materi pembelajaran FisikaMenguasai pokok-pokok bahasan pembelajaran Fisika meliputi :a. Pengukuranb. Zat dan wujudnyac. Tata suryad. Gerake. Gaya dan tekananf. Energi, kerja dan pesawat sederhanag. Energi panash. Getaran, gelombang, bunyii. Cahaya dan alat optikj. Listrik statisk. Listrik dinamisl. Kemagnetanm. Induksi elektromagnetikCatatan : Menguasai materi pembelajaran SLTP mencakup penguasaan konsep diatasnya yang diperlukan untuk memperkuat penguasaan materi tersebut

3. Menguasai pengelolaan pembelajaran Fisikaa. Mampu mengidentifikasi karakteristik peserta didikb. Mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran Fisikac. Mampu mengembangkan materi pembelajaran Fisikad. Mampu mengembangkan metode, media, dan sumber belajare. Mampu menentukan strategi pembelajaranf. Memiliki keterampilan dasar-dasar pembelajaran Fisikag. Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuaitujuan dan karakteristik Fisika4. Menguasai evaluasi pembelajaran Fisikaa. Menguasai konsep dasar evaluasib. Mampu memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuanpembelajaran Fisika.11c. Mampu mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran Fisikad. Mampu melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interprestasi hasil evaluasie. Mampu menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran Fisika

44 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 45: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

5. Memiliki kepribadian, wawasan profesi dan pengembangannyaa. Memiliki sikap, nilai, moral dan berperilaku sebagai pendidikb. Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidikc. Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesid. Mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah(lisan dan tulisan)e. Menguasai metodologi penelitian dan memanfaatkan hasil-hasilnya untukkepentingan pembelajaranf. Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi-inovasi pendidikan.

VI. KOMPETENSI GURU GEOGRAFI SLTP1. Memahami landasan dan wawasan pendidikana. Memahami landasan pendidikan, filosofis, sosilogis, kultural, psikologis, ilmiah danteknologisb. Memahami asas-asas pokok pendidikanc. Memahami aliran-aliran pendidikand. Memahami teori belajare. Memahami perkembangan peserta didikf. Memahami pendekatan sistem dalam pendidikang. Memahami tujuan pendidikan nasionalh. Memahami kebijakan-kebijakan pendidikan nasionali. Memahami kebijakan pendidikan di SLTPCatatan: Pemahaman landasan dan wawasan kependidikan terutama lebih ditekankanpada aspek pembelajaran Geografi

2. Menguasai materi pembelajaran GeografiMenguasai pokok-pokok bahasan pembelajaran Geografi meliputi :a. Geografi sebagai ilmu yang mempelajari gejala alam dan kehidupan di muka bumiserta interaksi antara manusia dengan lingkungan dalam kaitannya dengankeruangan/kewilayahanb. Bumi sebagai bagian dari tata suryac. Menggambar dan membaca peta, atlas, globe untuk mengidentifikasi unsure-unsurgeografisd. Keadaan cuaca dan iklime. Analisis perubahan musim di Indonesiaf. Keragaman bentuk muka bumi sebagai akibat dari proses pembentukan danperombakannyag. Kaidah keairan di daratan dan lauth. Perbedaan jenis flora dan fauna, tipe Asia, Australia, tipe peralihan danpenyebarannyai. Sumberdaya alam, kekayaan dan keterbatasan alam Indonesiaj. Analisis perubahan jumlah penduduk dan factor yang mempengaruhinyak. Migrasi penduduk sebagai gejala mobilitas penduduk di suatu daerahl. Mata pencaharian dan keragaman pemanfaatn lahanm. Bentuk pemukiman penduduk di berbagai permukaan bumin. Lingkungan hidup dan pembangunan berwawasan lingkungan

45 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 46: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

o. Perbedaan Negara maju dan Negara berkembang berdasarkan kualitaspenduduknyap. Unsur-unsur fisik wilayah dan pengatasannya bagi kehidupanq. Keadaan dan permasalahan kependudukan di Indonesiar. Kekayaan, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam di Indonesias. Unsur fisik wilayah, kekayaan alam dan social Negara-negara ASEAN dan Australiat. Benua dan NegaraCatatan : Menguasai materi pembelajaran SLTP mencakup penguasaan konsep diatasnya yang diperlukan untuk memperkuat penguasaan materi tersebut

3. Menguasai pengelolaan pembelajaran Geografia. Mampu mengidentifikasi karakteristik peserta didikb. Mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran Geografic. Mampu mengembangkan materi pembelajaran Geografi.d. Mampu mengembangkan metode, media, dan sumber belajare. Mampu menentukan strategi pembelajaranf. Memiliki keterampilan dasar-dasar pembelajaran Geografig. Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuaitujuan dan karakteristik Geografi

4. Menguasai evaluasi pembelajaran Geografia. Menguasai konsep dasar evaluasib. Mampu memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuanpembelajaran Geografic. Mampu mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran Geografid. Mampu melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interprestasi hasil evaluasie. Mampu menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaranGeografi5. Memiliki kepribadian, wawasan profesi dan pengembangannyaa. Memiliki sikap, nilai, moral dan berperilaku sebagai pendidikb. Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidikc. Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesid. Mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah(lisan dan tulisan)e. Menguasai metodologi penelitian dan memanfaatkan hasil-hasilnya untukkepentingan pembelajaranf. Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi-inovasi pendidikan.

VII. KOMPETENSI GURU MATEMATIKA SLTP1. Memahami landasan dan wawasan pendidikana. Memahami landasan pendidikan, filosofis, sosilogis, kultural, psikologis, ilmiah danteknologisb. Memahami asas-asas pokok pendidikanc. Memahami aliran-aliran pendidikand. Memahami teori belajare. Memahami perkembangan peserta didik

46 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 47: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

f. Memahami pendekatan sistem dalam pendidikang. Memahami tujuan pendidikan nasionalh. Memahami kebijakan-kebijakan pendidikan nasionali. Memahami kebijakan pendidikan di SLTPCatatan: Pemahaman landasan dan wawasan kependidikan terutama lebih ditekankanpada aspek pembelajaran Matematika

2. Menguasai materi pembelajaran MatematikaMenguasai pokok-pokok bahasan pembelajaran Matematika, meliputi :a. Aritmatika, meliputi :1) sistem bilangan2) basis lambang bilangan3) himpunan bilangan rasional4) sistem bilangan real5) pola bilangan6) aritmatika sosialb. Aljabar, meliputi :1) himpunan2) logaritma3) bentuk aljabar operasi dan sifat-sifatnya,4) persamaan dan pertidaksamaan5) sistem persamaan linier dua variabel6) fungsi linier dan fungsi kuadratc. Geometri, meliputi :1) geometri dimensi dua2) geometri dimensi tigad. Trigonometri, meliputi :1) perbandingan trigonometri sudit lancip dan sudut tumpul2) fungsi trigonometri3) rumus identitas dasar trigonometri4) penerapane. Permutasi dan Kombinasi, meliputi :1) aturan/kaidah pencacahan2) permutasi dan sifat-sifatnya3) kombinasi dan sifat-sifatnyaf. Probabilitas, meliputi :1) ruang sample2) kejadian3) peluang kejadian.4) kejadian lepas/tak lepas5) kejadian bebas/tak bebas6) frekuensi harapang. Statistika, meliputi :1) pengertian statistik dan statistika2) parameter3) populasi dan sample

47 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 48: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

4) cara pengumpulan data5) cara penyajian data6) pengolahan data7) ukuran pemusatan

ukuran penyebaranh. Pemanfaatan teknologi, meliputi :1) penggunaan kalkulator2) penggunaan computer3) program computerCatatan : Menguasai materi pembelajaran SLTP mencakup penguasaan konsep diatasnya yang diperlukan untuk memperkuat penguasaan materi tersebut.

3. Menguasai pengelolaan pembelajaran Matematikaa. Mampu mengidentifikasi karakteristik peserta didikb. Mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran Matematikac. Mampu mengembangkan materi pembelajaran Matematikad. Mampu mengembangkan metode, media, dan sumber belajare. Mampu menentukan strategi pembelajaranf. Memiliki keterampilan dasar-dasar pembelajaran Matematikag. Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuaitujuan dan karakteristik Matematika4. Menguasai evaluasi pembelajaran Matematikaa. Menguasai konsep dasar evaluasib. Mampu memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuanpembelajaran Matematikac. Mampu mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran Matematikad. Mampu melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interprestasi hasil evaluasie. Mampu menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaranMatematika5. Memiliki kepribadian, wawasan profesi dan pengembangannyaa. Memiliki sikap, nilai, moral dan berperilaku sebagai pendidikb. Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidikc. Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesid. Mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah(lisan dan tulisan)e. Menguasai metodologi penelitian dan memanfaatkan hasil-hasilnya untukkepentingan pembelajaranf. Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi-inovasi pendidikan.

VIII. KOMPETENSI GURU PPKN SLTP1. Memahami landasan dan wawasan pendidikana. Memahami landasan pendidikan, filosofis, sosilogis, kultural, psikologis, ilmiah danteknologisb. Memahami asas-asas pokok pendidikanc. Memahami aliran-aliran pendidikand. Memahami teori belajar

48 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 49: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

e. Memahami perkembangan peserta didikf. Memahami pendekatan sistem dalam pendidikang. Memahami tujuan pendidikan nasionalh. Memahami kebijakan-kebijakan pendidikan nasionali. Memahami kebijakan pendidikan di SLTPCatatan: Pemahaman landasan dan wawasan kependidikan terutama lebih ditekankanpada aspek pembelajaran PPKN2. Menguasai materi pembelajaran PPKnMenguasai pokok-pokok bahasan pembelajaran PPKn, meliputi :a. Pengetahuan Kewarganegaraan, mencakup :1) manusia sebagai zoon politicon2) nilai, norma dan moral3) norma-norma dalam masyarakat4) bangsa dan negara5) konstitusi6) lembaga-lembaga politik7) kewarganegaraan

sistem politik demokrasi9) peranan Indonesia dalam hubungan internasional10) hak asasi manusia dan11) identitas nasionalb. Keterampilan kewarganegaraan, mencakup :1) pengembangan materi PPKn dalam formula sebagai warga Negara, dan2) pengembangan pendekatan dalam mengembangkan peran warga negarasecara proporsionalc. Etika kewarganegaraan, mencakup :1) komitmen yang kuat untuk mengembangkan kewarganegaraan2) pengembangan dan aplikasi secara konsisten dan terpadu dimensi keilmuanformula kewarganegaraan dan keterampilan warga Negara dan3) apresiasi terhadap pengembangan dan aplikasi secara terpadu dimensikeilmuan, formula peran warga Negara dan keterampilan WarganegaraCatatan : Menguasai materi pembelajaran SLTP mencakup penguasaan konsep diatasnya yang diperlukan untuk memperkuat penguasaan materi tersebut3. Menguasai pengelolaan pembelajaran PPKna. Mampu mengidentifikasi karakteristik peserta didikb. Mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran PPKnc. Mampu mengembangkan materi pembelajaran PPKnd. Mampu mengembangkan metode, media, dan sumber belajar.e. Mampu menentukan strategi pembelajaranf. Memiliki keterampilan dasar-dasar pembelajaran PPKng. Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuaitujuan dan karakteristik PPKn

4. Menguasai evaluasi pembelajaran PPKna. Menguasai konsep dasar evaluasib. Mampu memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuan

49 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 50: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

pembelajaran PPKnc. Mampu mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran PPKnd. Mampu melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interprestasi hasil evaluasie. Mampu menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran PPKn5. Memiliki kepribadian, wawasan profesi dan pengembangannyaa. Memiliki sikap, nilai, moral dan berperilaku sebagai pendidikb. Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidikc. Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesid. Mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah(lisan dan tulisan)e. Menguasai metodologi penelitian dan memanfaatkan hasil-hasilnya untukkepentingan pembelajaranf. Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi-inovasi pendidikan.

IX. KOMPETENSI GURU SEJARAH SLTP1. Memahami landasan dan wawasan pendidikana. Memahami landasan pendidikan, filosofis, sosilogis, kultural, psikologis, ilmiah danteknologisb. Memahami asas-asas pokok pendidikanc. Memahami aliran-aliran pendidikand. Memahami teori belajare. Memahami perkembangan peserta didikf. Memahami pendekatan sistem dalam pendidikang. Memahami tujuan pendidikan nasionalh. Memahami kebijakan-kebijakan pendidikan nasionali. Memahami kebijakan pendidikan di SLTPCatatan: Pemahaman landasan dan wawasan kependidikan terutama lebih ditekankanpada aspek pembelajaran Sejarah.2. Menguasai materi pembelajaran SejarahMenguasai pokok-pokok bahasan pembelajaran Sejarah, meliputi :a. Hakekat sejarah dalam ilmu sejarahb. Peradapan tertua di Asia dan Afrikac. Perkembangan masyarakat pada mas Hindu-Budhad. Perkembangan Islam di Indonesiae. Perkembangan kerajaan Islam di Indonesiaf. Masuknya bangsa barat dan perlawanan kerajaan Indonesiag. Perkembangan pemerintahan Hindia Belandah. Bentuk-bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Hindia Belandai. Lahirnya pergerakan nasional di Indonesiaj. Perkembangan pergerakan nasional di IndonesiaCatatan : Menguasai materi pembelajaran SLTP mencakup penguasaan konsep diatasnya yang diperlukan untuk memperkuat penguasaan materi tersebut3. Menguasai pengelolaan pembelajaran Sejaraha. Mampu mengidentifikasi karakteristik peserta didikb. Mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran Sejarahc. Mampu mengembangkan materi pembelajaran Sejarah

50 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 51: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

d. Mampu mengembangkan metode, media, dan sumber belajare. Mampu menentukan strategi pembelajaranf. Memiliki keterampilan dasar-dasar pembelajaran Sejarahg. Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuaitujuan dan karakteristik Sejarah

4. Menguasai evaluasi pembelajaran Sejaraha. Menguasai konsep dasar evaluasib. Mampu memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai tujuanpembelajaran Sejarahc. Mampu mengembangkan nstrument evaluasi pembelajaran Sejarahd. Mampu melaksanakan evaluasi, pensekoran, dan interprestasi hasil evaluasie. Mampu menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaranSejarah.195. Memiliki kepribadian, wawasan profesi dan pengembangannyaa. Memiliki sikap, nilai, moral dan berperilaku sebagai pendidikb. Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidikc. Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesid. Mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan secara efektif dalam forum ilmiah(lisan dan tulisan)e. Menguasai metodologi penelitian dan memanfaatkan hasil-hasilnya untukkepentingan pembelajaranf. Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi-inovasi pendidikan

DIarsipkan di bawah: GURU | 1 Komentar »

Metode Suku Kata, Metode Suku Kalimat dan Metode   IKP

Posted on Juni 29, 2008 by Pakde sofa

Metode Suku Kata, Metode Suku Kalimat dan Metode IKP

Metode suku kata ini juga sebagaimana Metode Abjad, Metode Bunyi adalah metode untuk belajar membaca permulaan. Prosedur yang ditempuh hampir sama dengan metode. Anak-anak harus menguasai suku kata lebih dulu untuk dapat membaca sebuah kata. Metode ini dikenal juga dengan nama Metode KRS (Kupas Rangka Suku kata). Metode ini cenderung menggabungkan antara suku kata dengan sukun kata lain dan pada tahap awal anak-anak masih terbiasa menggunakan tanda sambung untuk menggabungkan suku kata-suku kata tersebut. Bahasa Indoensia yang mempunyai sifat aglutinatif berbeda jelas dengan bahasa-bahasa lain terutama bahasa Inggris; bahasa yang disebut terakhir ini bersifat fleksi. Berhubung dengan itu untuk belajar membaca-menulis permulaan banyak pengajar berkecenderungan menggunakan Metode KRS di samping Metode Ejaan yang tampaknya sudah mendarah daging di mana-mana. Metode KRS disebut juga Metode SAS yang lain, singkatan dari Sibalik Analitik Sintetik. Metode KRS banyak digemari anak-anak karena bersifat lebih ritmis kalau dibaca. Sifat ini sangat sesuai dengan jiwa anak-anak yang suka pada hal-hal yang ritmis.

51 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 52: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Segi baiknya :1) Metode ini berprinsip unsur bahasa adalah suku kata bukan kalimat. Setiap suku kata, dapat dibaca dengan ritme tertentu dan dalam permainan dapat dipakai secara sambung bersambung sesuai dengan kegemaran anak bermain; seperti: ma- ta : ta – ni; ni – la; la -ma; ma – ka; ka – ki; ki – ta; dan seterusnya. Setiap suku kata bersifat hidup.2) Metode KRS sesuai pula dengan karakteristik bahasa-bahasa Ostronesia; hal ini dapat mendukung posisi Metode KRS itu sendiri.3) Sekali berucap telah tercakup paling banyak tiga bunyi; ini mengutamakan bagi pelajaran menulis.4) Metode KRS meningkatkan daya imajinasi anak dalam hal mencari suku kata lain untuk membentuk sebuah kata baru yang berarti.Segi Lemahnya

Ada kemungkinan tanda-tanda sambung jika ini diharuskan dipakai: akan terbiasa ditulis anak-anak pada tingkat lanjutan. Permainan baik yang bersifat lucu maupun yang serius merjpakan pelaksanaan teknik pengajaran yang paling tepat untuk menerapkan metode KRS.Metode KalimatMetode ini disebut juga Metode Global karena yang mula-mula disajikan kepada pembelajar adalah kalimat-kalimat pendek bersifat global. Piusedm penguraian dari bentuk kalimat menjadi kata dari kata menjadi suku-suku kata akhirnya menjadi huruf. Tindak lanjut seperti ini pembelajar akhirnya mengenal huruf hasil dan penguraian sebuah kalimat. Catatan untuk metode ini bahwa huruf sebagai unsur bahasa tidak digabungkan lagi menjadi suku kata dan seterusnya, sehingga metode ini memiliid proses menganalisa saja

Segi baiknya1. Proses penguraian cenderung seperti pada Metode SAS; jika metode SAS telah diperkenalkan baik pemgajar maupun pembelajar takkan mendapatkan kesulitan untuk mempelajarinya.2. Baik Metode Kalimat maupun Metode SAS melatih anak-anak terbiasa menganalisa.3. Metode kalimat dapat mudah diikuti anak-anak diperkotaan karena faktor-faktor lingkungan.Segi lemahnya

a. Metode ini sangat sukar diterapkan pada pembelajar di pedesaan atau lokasi terpencil.b. Untuk memilih kalimat-kalimat yang sesuai dengan minat dan jalan pikiran anak-anak dengan mempertimbangkan setiap kalimat pada mula-mula harus .terdiri dari tiga kata kemudian meningkat merupakan beban pengajar.c. Pilihan kata dalam kalimat harus disesuaikan kata-kata yang sering dipakai anak-anak pergaulan sehari-hari.Teknik pengajaran yang mengena ialah kegiatan dalam bentuk permainan anak-anak. Permainan macam apapun dapat dimanfaatkan untuk memperlancar pelaksanaan metode ini.

52 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 53: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Metode IKPMetode IKP hakikatnya adalah tiga metode yang dilaksanakan secara serentak. IKP mempunyai kepanjangan : Imitasi, Komprehensi dan Produksi. Prosedur metode ini ialah (a) Imitasi : anak disuruh menirukan.sebuah kalimat; (b) komprehensi : anak harus dapat menunjukkan dengan jalan apapun bahwa ia sebenarnya memahami maksud suatu kalimat dan (c) Produksi : proses produksi di sini bukan suatu kejadian yang spontan seperti pada teknik alamiah, melainkan merupakan proses produksi yang sangat terarah, . misalnya anak harus menyelesaikan suatu kalimat. Metode IKP ini disarankan oleh Desa Tombe dan ia membandingkan ketiga metode tersebut sebagai berikut:a. 1 lebih baik daripada K dan K lebih baik daripada P. Ketiga metode ini berbeda dalam segi kuantitatif tetapi sama dalam segi kualitatif.b. Jika I lebih baik daripada K anak-anak tentu dapat meneruskan kalimat-kalimat yang tidak dipahaminya dengan cara mudah dan lancar. Anak-anak yang kurang berminat pada bahasa K akan lebih baik daripada I. Dengan memberi tekanan pada K perlu juga diperhatikan segi semantisnya.c. Jika menjadi tekanan adalah P maka perlu diperhatikan bahwa kalimat “pasif dan kalimat “majemuk” serta kalimat adalah yang paling sukar dihayalkan oleh anak-anak; sedangkan pada K sumber kesalahan tampak pada kalimat “ingkar”. Jadi pada hakekatnya metode IKP dapat diterapkan pada anak-anak yang sedang mempelajari bahasa kedua dengan mempertimbangkan segi kemampuan dss. iesiapan anak-anak dalam situasi dan kondisi yang tidak sama.Segi baiknya1) Metode IKP dapat memahami kehendak anak-anak sesuai dengan cara memperoleh bahasa untuk mempelajari bahasa barunya.2) Berhubung dengan metode IKP adalah gabungan tiga metode ini berarti bahwa anak anak sekaligus telah mampu diterapi tiga metode belajar bahasa sesuai dengan kesiapan mentalnya.3) Metode IKP cenderung mengikuti segi sistem belajar “berpikir” Piaget.Segi lemahnyaa. Oleh karena metode IKP adalah gabungan tiga metodel ini berarti pengajar dituntut mampu memenuhi prinsip-prinsip yang terdapat dalam ketiga metode tersebutb. Anak-anak yang kurang mampn dan kurang berminat pada bidang bahasa metode IKP dapat menghambat lancarnya belajar Bahasa Indonesia.. Metode ini dalam pelaksanannya dapat ditunjang teknik pengajaran berwujud latihan-latihan baik dengan rekaman maupun sebagai penggantinya, pengajar. Latihan-latihan dapat menitikberatkan unsur unsur yang dipandang penting sesuai dengan urutan yang diberikan.

DIarsipkan di bawah: Bahasa, PEMBELAJARAN | Ditandai: metode pembelajaran bahasa | Leave a Comment »

Metode SAS (Struktural Analitik   Sintetik)

Posted on Juni 29, 2008 by Pakde sofa

Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

53 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 54: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Metode ini diprogramkan pemerintah RI mulai tahun 1974. Regu yang dipimpin oleh Dr. A.S. Broto pada waktu itu telah menghasilkan Metode SAS. Menurut A.S. Broto khususnya disediakan untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan SD. Lebih luas lagi Metode SAS dapat dipergunakan dalam berbagai bidang pengajaran. Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional dengan urutan : Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula. Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan, unsur bahasa dalam metode ini ialah kalimat; bahwa bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri. Landasan pedagogiknya; (1) mengembangkan potensi dan pengalaman anak, (2) membimbing anak menemukan jawab suatu masalah. Landasan psikologisnya : bahwa pengamatan pertama bersifat global (totalitas) dan bahwa anak usia sekolah memiliki sifat melit (ingin tahu).Prosedur penggunaan Metode SAS1. Mula membaca permulaan dijadikan dua bagianBagian pertama Membaca permulaan tanpa bukuBagian pertama Membaca permulaan buku2. Merekam bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar sebagai kontak permulaan.3. Menampilkan gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar diperlihatkan, muncullah kalimat anak-anak yang sesuai dengan gambar.4. Membaca kahmat secara structural5. Membaca permulaan dengan buku6. Membaca lanjutan7. Membaca dalam hati

Segi baiknyaa. Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis.b. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnyac. Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak. menguasai bacaan dengan lancar.

Segi lemahnya.1) Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar

Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini.

2) Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk sekolah sekolah tertentu dirasa sukar.3) Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di pedesaan4) Oleh karena agak sukar menganjarkan para pengajar metode SAS maka di sana-sini Metode ini tidak dilaksanakan.Teknik pelaksanaan Metode SAS ialah keterampian memilih kata kartu kata dan kartu kalimat. Sementara anak-anak mencari huruf, suku kata, kata., pengajar dengan sebagian

54 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 55: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

anak yang lain. Menempel-empelkan kata kata yang tersusun menjadi kalimat yang berarti. Begitu seterusnya sehingga semua anak mendapat giliran untuk menyusun kalimat, membacanya dan yang paling mengutpnya sebagai ketreampilan menulis. Media lain selain papan tulis, papan panel, papn tali, OHP (Over Head Projector) dapat juga digunakan.

DIarsipkan di bawah: Bahasa, PEMBELAJARAN | Ditandai: metode pembelajaran bahasa | 1 Komentar »

Metode Terjemahan dalam Pengajaran   Bahasa

Posted on Juni 29, 2008 by Pakde sofa

Metode Terjemahan dalam Pengajaran Bahasa

Metode terjemahan adalah metode yang banyak dipakai dalam pengajaran bahasa asing. Prinsip yang dijadikan landasan dalam metode ini adalah bahwa penguasaan bahasa asing yang dipelajari itu dapat dicapai dengan jalan latihan-latihan terjemahan dari bahasa yang diajarkan ke dalam bahasa ibu murid atau sebaliknya. Latihan-latihan terjemahan ini merupakan latihan-latihan utama dalam metode ini.Urutan bahan yang diberikan dalam pelajaran biasanya sama dengan urutan bahan yang diberikan dalam metode tata bahasa. Pilihan terhadap kata-kata yang diberikan didasarkan atas leks yang dipakai. Dalam setiap pelajaran diberikan aturan-aturan tata bahasanya, daftar kata-kata beserta terjemahannya dalam bahasa ibu murid dan latihan- latihan terjemahan dari dan ke bahasa yang diajarkan ini.Metode terjemahan terutama ditujukan untuk bahasa tertulis. bukan untuk bahasa lisan. Oleh karena itu. latihan-latihan untuk penguasaan bahasa lisan tidak terdapat dalam metode ini. Dengan demikian tujuan yang dapat dicapai dengan metode ini hanya terbatas pada membaca, mengarang dan terjemahan, sedangkan kemampuan berbicara diabaikan.Segi-segi yang menguntungkan dalam metode ini adalah1) Metode ini praktis. dapat dipakai pada setiap jenis dan keadaan sekolah, tidak memerlukan banvak tenaga dan biaya. Guru yang mengajarkannya tidak perlu terlatih betul dalam bahasa yang diajarkannya itu. Guru tak perlu menguasai betul ucapan tata bahasa dan vokabuler bahasa yang diajarkannya itu. Tang perlu dikuasainya hanyalah teks yang akan dipergunakannya. Metode ini mudah dilaksanakan dan dapat dipakai dalam kelas yang jumlah muridnya besar Dalam pengajaran bahasa asing tampaknya metode ini banyak sekali terpakai, dan di Indonesia tampaknya metode ini masih banvak terpakai dewasa ini.2) Dalam tempo yang cepat guru dapat menanamkan pengetahuan tentang kata-kata.Hal ini dimungkinkan oleh pemakaian bahasa ibu murid dalam hampir setiap situasi pengajaran. Dengan jalan memberikan terjemahan. memberikan penjelasan-perjelasan dan batasan-batasan dalam bahasa ibu murid tentang bahan yang diajarkan itu dapatlah dihindarkan pemborosan waktu dan tenaga yang tak perlu3) Pembelajar dapat segera menguasai arti kata-kata yang diajarkan dan kebingungan pembelajar terhadap arti kata-kata dan aturan-aturan tata bahasanya dapat dicegah. Oleh

55 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 56: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

karena latihan membandingkan kedua bahasa itu. maka kesalahan-kesalahan pemakaian bahasa bagi pembelajar dapat dihindari.

Kelemahan-kelemalian yang terdapat dalam metode ini adalah sebagai berikut :a) Tujuan yang dapat dicapai hanya terbatas pada pengetahuan kata-kata dan aturan aturan tata bahasanya, dan membaca, walaupun yang terakhir ini membaca yang dapat digolongkan kepada membaca yang kurang baik. Kemampuan mengarang dan berbicara tidak dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.b) Untuk mencapai pengetahuan dan penguasaan kata-kata media yang dipakainya kurang sempurna. Tak ada kata-kata atau ungkapan-ungakapan yang terdapat dalam suatu bahasa tersedia ekivalennya yang persis sama dengan bahasa lain. Cara mempelajari kata-kata yang terbaik adalah melihatnya dalam konteks pemakaiannya. Pengertian kata-kata yang sesungguhnya hanya dapat diperoleh dengan jalan rnemperluas pengaiaman dalam bahasa itu. Kata-kata selalu mempunyai nilai tertentu dalam setiap pemakaiannya. Pengertian kata- kata yang sesungguhnya hanya dapat diperoleh dengan jalan memperluas pengaiaman dalam bahasa itu. Kata-kata selalu mempunyai nilai tertentu dalam setiap pemakaiannya. Kata-kata hanya mempunyai satu arti tertentu dalam setiap pemakaiannya, Ikatan yang timbul antara kata-kata bahasa itu dan bahasa ibu berkat latihan-latihan terjemahan itu pada hakekatnya bukanlah suatu keuntungan, sebab jika menggunakan bahasa dari itu mereka selalu akan teringat akan hubungannya dengan bahasa ibunya. Dengan demikian hubungan itu pada hakekatnya hanya merupakan halangan bagi kelancaran dalam menggunakan bahasa baru itu.c) Walaupun untuk penguasaan bahasa pasif, keuntungan langsung yang diperoleh dari pemakaian metode ini sesungguhnya tidak ada, oleh karena kebiasaan menterjemahkan kata demi kata merupakan penghalang bagi usaha menangkap pengertian yang terkandung dalam kelompok kata. Menangkap pengertian yang terkandung dalam kelompok kata merupakan hal yang sangat penting dalam perbuatan membaca yang baik.d) Oleh karena waktu yang terbanyak dipergunakan adalah untuk latihan-latihan terjemahan, maka waktu yang dapat dipakai untuk latihan-latihan kemampuan berbicara menjadi terbatas sekali.e) Pencampuradukan pemakaian bahasa baru dengan bahasa ibu selalu akibatnya kurang baik, oleh karena pikiran menjadi ragu-ragu kalau ada suatu waktu harus dipindahkan menggunakan bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Hal seperti inipun akan terjadi, walapun kedua bahasa itu sudah dikuasai dengan baik.f) Bagi pembelajar mengemukakan pikiran dalam bahasa ibu lebih mudah terasa daripada dalam bahasa baru yang dipelajarinya. Jika pengajar terlalu membiarkan pembelajar menggunakan bahasa ibunya, kemauannya menggunakan bahasa baru akan menjadi kurang karena bahasa baru itu terasa sukar baginya, walaupun pembicaraannya itu masih dalam batas-batas vokabuler yang telah diketahuinya.g) Pada kelas-kelas yang lebih tinggi tujuan pelajaran sering berpindah kepada terjemahan itu sendiri. Pada kelas-kelas permulaan hal ini hams dicegah oleh karena untuk dapat melakukan terjemahan-terjemahan itu diperlukan penguasaan bahasa, tata bahasa dan vocabulary dan hal ini belum dicapai dalam pembelajaranh) Metode terjemahan merupakan penghalang bagi latihan-latihan berbicara dan latihan latihan kebiasaan membaca yang baik

56 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 57: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Metode Berlizt dalam Pengajaran   Bahasa

Posted on Juni 29, 2008 by Pakde sofa

Metode Berlizt dalam Pengajaran Bahasa

Metode Berlizt adalah salah satu contoh pemakaian metode langsung. Dasar-dasar yang menjadi landasan metode ini adalah sebagai berikut :1) Hubungan langsung antara bahasa yang diajarkan dan pikiran pembelajar selalu dijaga. Pembelajar dibawa berpikir dalam bahasan yang diajarkan itu.2) Bahasa ibu pembelajar tidak dipakai sama sekali.3) Kata-kata benda konkret diajarkan dengan memperlihatkan benda atau gambarnya, atau tiruannya.4) Kata-kata benda abstrak diajarkan dengan menghubungkan pengertian dengan demonstrasi.5) Tata bahasa diajarkan dengan contoh-contoh.6) Sejak permulaan segala sesuatu diajarkan secara lisan.7) Pada umumnya kata-kata diberikan dalam hubungan kalimat, bukan dalam bentuk benda, diajukan pertanyaan-pertanyaan : apa ini ? Ini pensil (sambil memperlihatkan bendanya), dan sebagainya.Kebaikan metode ini adalah sebagai berikut:1) Oleh karena titik berat pelajaran diletakkan pada latihan mendengar (menangkap) dan berbicara (menghasilkan) bahasa yang sedang dipelajari, maka metode ini baik sekali untuk tujuan mempelajari bahasa lisan.2) Oleh karena pembelajar sudah memperoleh dasar berbahasa lisan yang baik, maka metode ini juga baik untuk bahasa tertulis. Dibanding dengan metode terjemahan, anak anak akan lebih mudah belajar membaca dan menulis dengan metode ini.3) Pengajar yang mengetahui hanya bahasa yang akan diajarkannya itu saja akan dapat mengajar kelas yang pembelajarnya berbeda-beda bahasa ibunya, seperti kebanyakan sekolah yang terdapat di kota-kota.

Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ini adalah :a) Oleh karena semua pelajaran diberikan secara lisan dalam bahasa yang diajarkan itu, maka pengajar harus sungguh-sungguh fasih (menguasai) berbicara dalam bahasa itu. Dalam prakteknya syarat ini umumnya sukar dapat dipenuhi.b) Jumlah pembelajar dalam suatu kelas tidak boleh besar.c) Demonstrasi yang diperlukan untuk mejelaskan pelajaran sangat membantu pengajar, terlebih lagi jika pengajar harus mengajar banyak. Selain dari pada itu bahaya lain, bahwa realisasi pembelajar mungkin berlainan dari pada yang diduga. sehingga ada kemungkinan pelajaran akan berubah menjadi sandiwara lelucon saja, yaitu pengajar yang bertindak sebagai pelaku utamanya.d) Seringkali memberikan keterangan dan mendemonstrasikan berarti membuang-buang waktu, karena dapat berjalan lebih pesat dan salah pengertian dapat dihindarkan dan ketelitian pengajar dapat dikurangi.e) Susuanan pelajaran sebagian dipengaruhi oleh apa yang mudah diajarkan saja.

57 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 58: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

DIarsipkan di bawah: Bahasa, PEMBELAJARAN | Ditandai: metode pembelajaran bahasa | 2 Komentar »

Metode Langsung Pengajaran   Bahasa

Posted on Juni 29, 2008 by Pakde sofa

Metode Langsung Pengajaran Bahasa

Metode langsung dalam pengajaran bahasa adalah metode yang didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:1. Tujuan pengajaran yang ingin dicapai adalah penguasaan dan pengembangan rasa bahasa yang naluriah yang berakar dalam hubungan langsung antara pengalaman dan ekspresi. Rasa bahasa ini bersumber pada bahasan lisan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya mula-mula diutamakan, sedangkan membaca dan mengarang diberikan kemudian

2. Untuk menjaga hubungan langsung antara pengalaman dan ekspresi. maka pemakaian bahasa lain sebagai perantara tidak dilakukan.3. Pengajaran diberikan sesuai dengan garis yang dilalui oleh pembelajar dalam belajar bahasa ibunya.4. Penguasaan struktur dan pemakaian bahasa diajarkan secara induktif.5. Jumlah waktu yang terbanyak diberikan untuk latihan-latihan berbahasa lisan.6. Dalam kelas diciptakan suasana belajar yang menguntungkan.7. Minat belajar pembelajar harus ditimbulkan dalam pelajaran itu sendiri.8. Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, tampak metode langsung adalah metode bahasa yang dalam pelaksanaannya menolak pemakaian bahasa ibu pembelajar.

Semua aspek bahasa yang diajarkan dan disinggung tidak dalam bentuk formal. Kata-kata diajarkan dengan langsung menghubungkannya dengan benda-benda, situasi-situasi, pekerjaan pekerjaan yang dilukiskan oleh kata-kata itu. Sejak permulaan pengajaran pembelajar dibiasakan mendengarkan pola-pola, irama dan intonasi bahasa itu dan mereka didorong melakukannya sebanyak mungkin. Bahasa itu diajarkan secara fungsional tanpa memberikan tata bahasa secara formal dan berdiri sendiri. Kata-kata dan pola-pola bahasa itu diajarkan dengan menyajikan gambar-gambar, benda-benda atau tiruan bendanya, dengan mendramatisasikan perbuatan-perbuatan yang terkandung di dalamnya. Jika dirasa perlu, memberikan penjelasan-penjelasan dengan bahasa itu, tanpa bantuan terjemahan atau penjelasan dalam bahasa ibu pembelajar. Dengan cara demikian, sejak permulaan pengajaran terbentuklah pada pembelajar hubungan yang rapat antara pengertian-pengertian dan gagasan-gagasan dengan kata-kata dan struktur-struktur bahasa yang diajarkan itu. Sejak permulaan pengajaran pembelajar telah didorong berpikir dalam bahasa itu. Dengan cara demikian paling kurang dalam kelas itu pengajar berusaha menciptakan susasna masyarakat sebagai mana yang terdapat dalam masyarakat bahasa itu. Hal ini sekaligus berarti bahwa pengajar berusaha mengajar pembelajar berbahasa sebagaimana mereka mempelajari bahasa ibunya.

58 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 59: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Metode langsung sesungguhnya berdasarkan metode Gouin. Tetapi dalam perkembangannya selanjutnya ada beberapa bagian dari metode Goiun itu yang telah ditinggalkan orang.Pelaksanaan metode langsung secara murni dapat digambarkan sebagai berikut. Mula mula anak-anak disuruh meniru perbuatan pengajar dan diiringi dengan berbicara (perkataan atau kalimat yang menggambarkan perbuatan itu). Kemudian gerak dan berbicara ini dilanjutkan dengan dialog ringkas, percakapan segi-tiga, berempat, dan seterusnya sampai akhirnya pelajaran menjadi sebuah sandi.wara kecil, penuh dengan gerak gerik dan penggunaan bahasa. Kemudian pelajaran dilanjutkan dengan permainan yang lebih panjang.

Keuntungan yang tampak pada metode ini adalah :a. Kita dapat menhindarkan diri dari menyuruh pembelajar menghafal bahasa baku yang baku yang kadang-kadang tidak sesuai dengan pemakaian bahasa yang sesungguhnya dalam masyarakat.b. Perhatian dan kegiatan-kegiatan pembelajar akan lebih besar daripada menerima pelajaran secara verbalistik. Perhatian pembelajar merupakan tumbuh dengan sewajarnya tanpa desakan yang dibuat-buat.Kritikan-kritikan yang sering dikemukakan orang terhadap metode ini adalah sebagai berikut:1) Tidak semua vokabuler dapat diajarkan dengan cara menghubungkan secara langsung benda, situasi atau pekerjaan yang digambarkannya. Sebagian harus dijelaskan dengan memberikan sinonim, antonim, defmisi, penjelasan-penjelasan atau dalam pemakaiannya. Oleh karena itu banyak kesukaran yang dihadapi dan kesalahan-kesalahan mudah terjadi.2) Pembelajar cendcrung secara diam-diam menterjemahkan lebih dahulu dalam hati kata-kata bahasa baru itu ke dalam bahasa ibunya dalam usahanya mencari persamaan pengertian yang dikemukakan dalam bahasa baru itu. Dalam hal ini tampak metode langsung lebih kompleks daripada metode terjemahan.3) Jika semua kata harus diajarkan demikian, kemajuan dalam pelajaran membaca pada taraf- taraf permulaan cenderung menjadi lambat.4) Pembelajar memperoleh pengetahuan kata-kata secara berlebih-lebihan. Sedangkan penguasaan dalam pemakaiannya tidak seberapa.5) Pembelajar memperoleh kesukaran tentang bentuk-bentuk tata bahasa oleh karena media dalam menerangkan bentuk-bentuk i bahasa ini merupakan sumber kesukaran. Hanya di kelas-kelas lebih tinggi pembelajar dapat dianggap mampu berpikir dalam bahasa itu.6) Jika pengajar dapat menciptakan suasana pembelajar belajar bahasa ibunya, kita dapat mengharapkan hasil pengajaran yang baik, tetapi suasana kelas yang seperti itu hanya berlangsung dalam waktu yang p ndek, sedangkan suasana yang persis sama jarang dapat dipertahankan untuk waktu yang lama.7) Metode langsung tidak mengemukakan seuatu tentang pemilihan bahan, penentuan urutan bahan dan sangat sedikit mengemukakan cara-cara penyajian bahan, kecuali hanya mengemukakan bahwa pengunaan bahasa ibu dan terjemahan ke dalam bahasa ibu dilarang.

59 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 60: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

DIarsipkan di bawah: Bahasa, PEMBELAJARAN | Ditandai: metode pembelajaran bahasa | 2 Komentar »

Psychological Method, The Linguistic Method dan Eclectic   Method

Posted on Juni 29, 2008 by Pakde sofa

Psychological Method, The Linguistic Method dan Eclectic Method

Berikut akan melihat 3 metode pengajaran bahasa sekaligus yaitu metode psikologi, metode linguistik dan metode pilihan. Metode psikologi ini ada hubungannya dengan metode langsung. Dasarnya adalah visualisasi mental dan asosiasi gagasan-gagasan. Beberapa ciri utamanya adalah: Benda benda, gambar-garnbar, diagram-diagram, kartu-kartu dipergunakan untuk menciptakan citra mental (mental image), dan menghubungkan citra mental itu dengan kata-kata. Kata kata ini disusun dalam kelompok-kelompok kalimat idiomatis pendek-pendek yang dihubungkan dengan benda-benda. Kelompok-kelompok seperti itu membentuk suatu unit pelajaran. Pelajaran dikumpulkan dalam bab-bab, beberapa bab membentuk suatu seri,Pada taraf pertama pengajaran terutama oral, selanjutnya sebagian didasarkan pada buku. Bahasa itu tidak dipakai, tetapi dimana perlu kadang di pakai juga. Karangan baru diajarkan setelah melalui beberapa pelajaran lebih dahulu. Tata bahasa diajarkan sejak permulaan dan membaca, baru kemudian diajarkan.Metode Linguistik (The Linguistic Method)Metode linguistik yang disebut orang juga “Oral-Aural Method” dipandang sebagai metode pengajaran bahasa yang termodern. Metode ini berlandaskan “approach” ilmiah. Prinsip-prinsipnya dapat digambarkan sebagai berikut:1. Bahan yang akan diajarkan didasarkan atas analisa deskriptif bahasa yang akan diajarkan dan bahasa ibu pembelajar, sehingga diketahui dengan jelas persamaan dan perbedaan kedua bahasa itu dalam hal bunyi-buriyi bahasanya, kata-katanya, strukturnya.2. Sistem bunyi-bunyi bahasa harus diajarjcan lebih dahulu.3. Pola penyusunan bahasa, termasuk strukturnya diajarkan setelah pembelajar menguasai lebih dahulu bunyi-bunyi bahasanya.4. Pelajaran tentang kata-kata harus dimanfaatkan untuk pembelajaran bunyi-bunyi bahasa dan pola-pola penyusunan strukturnya.5. Penjelasan-penjelasan tentang tata bahasa perlu diberikan dan dalam hal ini dipergunakan bantuan bahasa ibu pembelajar.6. Mengajarkan tata bahasa mestilah dijalinkan dalam latihan-latihan pemakian bahasa agar anak-anak dapat menggunakan uola-pola bahasa itu secara otomatis.7. Penutur asli sebaiknya dipakai out Jv menciptakan latihan-latihan pemakaian bahasa yang lebih mendekati pemakian bahasa itu sebagaimana yang terdapat dalam masyarakat bahasa itu.8. Memberikan contoh-contoh pemakaian bahasa dalam nubungan pemakaiannya yang sesungguhnya sama pentingnya dengan memberikan penjelasan-penjelasan pengertian

60 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 61: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

kata-kata dan strukturnya. Hal ini harus dilakukan dalam pemakaian bahasa yang sesungguhnya.9. Titik berat pengajaran diletakkan pada penguasaan bahasa lisan secara otomatis.

10. Setiap bahasa dipandang sama dan harus diperlakukan sama pula. Tiap bahasa harus dipandang sama baiknya.11. Latihan-latihan yang intensif diutamakan • untuk dapat menghilangkan kebiasaankebiasaan berbahasa ibu dalam menggunakan bahasa baru itu.

Ada ahli-ahli yang kurang percaya akan ketmg-gulaa^metode ini. Mereka kurang percaya bahwa mempelajari bahasa lisan lebih dahulu akan dapat membanju peiajaran membaca dan mengarang. Hal ini didasarkannya atas kenyataan bahwa sering kaliTbah_asa lisan tidak sama dengan bahasa tertulisnya.Kelemahan lainnya adalah bahwa seringkali latihan-latihan yang intensip dalam pengajaran sukar dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya dan bila pengajar kurang bijaksana melakukan latihan-latihan ini, maka peiajaran akan berubah menjadi peiajaran yang sangat membosankan. Pembuatan buku peiajaran memerlukan persiapan yang berat. Pengajar terlebih dahulu harus mendapat latihan yang mencukupi. Semuanya ini memerlukan waktu dan biaya yang banyak.Walaupun demikian, kalau sesuatunya dapat dipersiapkan sebagaimana mestinya, tidaklah dapat disangkal bahwa hasil-hasil yang dicapainya sangat baik. Mengajarkan bahasa dengan metode ini dapat mengurangi pemborosan waktu dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuannya.Metode Pilihan (Eclectic Method)Metode Elektik sesungguhnya adalah metode yang disusun berdasarkan gabungan segi segi terbaik dari metode langsung dan metode-metode tergolong tak langsung. Dalam metode ini bahasa ibu dipakai untuk memberi penjelasan-penjelasan dan terjemahan seperlunya untuk mempercepat proses pengajaran, menghindari salah paham dan mencegah pemborosan waktu. Keterampilan-keterampilan berbahasa diajarkan umumnya dalam urutan sebagai berikut:berbicara melukiskan pemahaman dan akhirnya membaca. Kegiatan-kegiatan yang diberikan mencakup latihan-latihan bercakap-cakap, membaca bersuara dan tanya jawab. Terjemahan-terjemahan tertentu diberikan dimana perlu, tata bahasa diajarkan secara deduktif dan beberapa alat ttantu audio-visual digunakan kalau perlu. Berbeda dengan metode-metode murni, metode ini ientur mudah disesuaikan dengan kebutuhan. Pada umumnya dewasa ini metode elektik ini lebih banyak dipakai orang oleh karena dengan metode elektik pengajar atau penulis buku-buku pelajaian, dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang dihadapinya tanpa perlu menghadapi berbagai kesukaran sebagaimana yang ditentukan oleh pemakaian salah satu metode murni, Kelemahan kelemahan metode tertentu, seperti metode langsung dan metode tak langsung dapat dihindarkan, oleh karena penyusunan metode elektik ini hanya didasarkan pada segi-segi yang menguntungkan dari berbagai metode itu. Dengan cara demikian penyesuaian pcngajaran dengan metode secara kaku dapat dihindarkan, sebab dengan metode eklektik metodelah yang disesuaikan dengan keperluan-keperluan pengajaran.

DIarsipkan di bawah: Bahasa, PEMBELAJARAN | Leave a Comment »

61 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 62: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Realistic Method dan Natural Method dalm Pengajaran   Bahasa

Posted on Juni 29, 2008 by Pakde sofa

Realistic Method dan Natural Method dalm Pengajaran Bahasa

Metode realis adalah metode yang berdasarkan prinsip bahwa mempelajari bahasa harus sebagaimana tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya. ? Pencipta metode ini adalah Dr. Michael West Ciri-ciri utamanya adalah sebagai berikut:1) Sejak permulaan pelajaran pembelajar harus diajar berbahasa sebagaimana tingkah laku berbahasa sesungguhnya.2) Bahasa dipandang sebagai reaksi manusia terhadap alam sekitarnya. Keseluruhan reaksi itu mencakup kata-kata postur, mimik, gerak-gerik, intonasi, tekanan suara. serta bunyi- bunyi yang bersifat pernyataan lainnya. Semuanya ini harus diajarkan kepada pembelajar.3) Tingkah laku berbahasa bukanlah keterampilan tambahan, melainkan merupakan bagian dari keseluruhan perbuatan berbahasa itu sendiri.4) Pilihan kata-kata yang tepat dan penyusunan kata-kata itu secara logis digabungkan dengan penggunaan bahasa itu sesuai dengan tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya.5) Bahan diberikan dalam bentuk percakapan sesuai dengan struktur dan unsur-unsur dalam bentuk latihan dan cara-cara penyajian lainnya.6) Penyusunan bahan dilakukan atas kerjasama yang baik antara pengajar dan ahli bahasa. Metode realis baik sekali dipakai dalam usaha menumbuhkan penguasaan bahasa, karena latihan-latihan yang diberikan sesuai dengan pola-pola tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya dalam masyarakat.Metode Alamiah (Natural Method)Metode alamiah disebut orang juga dengan nama “Customary Method”. Prinsip yang menjadi landasannya adalah mengajarkan bahasa harus sesuai dengan kebiasaan anak anak belajar berbahasa ibunya. Proses alamiah inilah yang harus dijadikan landasan dalam setiap langkah yang ditempuh pengajaran bahasa di sekolah. Proses alamiah yang dilalui pembelajaritu dapat digambarkan sebagai berikut1) Kata-kata benda, kata-kata sifat dan kata-kata kerja dipelajari pembelajar selalu dalam hubungan langsung dengan benda-benda, sifat dan kerja yang digambarkan oleh kata-kata itu1) Proses yang dilalui pembelajar mempelajari sesuatu mula-mula melalui apa yang didengarnya, bukan melalui apa yang dilihatnya. Pembelajar mengenal kata-kata seialu dengan menghubungkannya dengan bunyi-bunyi yang didengarnya terhadap benda benda, kerja atau sifat itu, bukan melalui gambaran kata-kata* tertulis yang ada dalam jiwanya yang harus dihubungkan dengan benda-benda, kerja atau sifat yang dilukiskan kata-kata itu.2) Yang mula-mula dipelajari anak-anak adalah kelompok-kelompok bunyi yang umum, bukan bunyi-bunyi yang terpisah.3) Setiap kata dipelajari anak-anak selalu dalam hubungan pemakaiannya. Anak melihat benda, menunjukkarihya, menyentuhnya, merabanya dan memakannya, mecium baunya

62 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 63: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

dan sebagainya.4) Dalam belajar berbahasa anak-anak selalu banyak membuat kesalahan itu selalu diperbaikinya, baik atas bantuan orang lain maupun atas kesadarannya sendiri. Kalau anak-anak mempelajari sesuatu yang salah, sebabnya tidak lain adalah karena contoh yang dipelajari itu salah pula.5) Setiap saat selalu ada paksaan terhadap anak-anak agar ia belajar. Anak-anak selalu penuh dengan perasaan ingin tahu. Untuk keperluan itu ia terpaksa menggunakan bahasa.6) Anak-anak belajar berbahasa dari banyak pengajar. Setiap orang yang ada disekitarnya adalah pengajar. Waktu untuk belajar tersedia sepanjang masa, dan untuk semuanya itu selalu tersedia alat peraganya.7) Perbaikan terhadap apa yang telah dipelajarinya selalu terjadi terus menerus. Mereka selalu mendengar b’erulang-ulang bahasa yang dipakai orang-orang yang ada di sekitamya dan selalu hams menggunakan bahasa itu untuk menyampaikan keinginannya kepada orang-orang yang berhubungan dengan dia, sehingga bahasa itu dapat digunakannya secara otomatis.

Proses belajarnya berlangsung dengan penuh keragaman dan untuk semuanya itu selalu dilakukannya dengan penuh perhatian. Proses belajar anak-anak selalu hidup, mereka belajar sambil bermain-main, dan teman sepermainannya adalah pengajar.’9) Bahasa yang dipelajarinya adalah bahasa yang hidup, bahasa yang terpakai sehari-hari dalam percakapan.Proses pengajaran dengan metode ini adalah sebagai berikut:a. Mula-mula ajarkanteh bahasa itu tanpa bantuan bahasa ibu pembelajar. Jangan dipakai buku pelajaran.b. Tunjukkan benda atau gambarnya kalau mengajarkan kata-kata benda. Katakan kata kata itu dalam hubungan kalimat. Kalau kata kerja yang diajarkan, perlihatkan pekerjaannya dengan demonstrasi. Semuanya dilakukan tanpa bantuan bahasa ibu pembelajar.c. Mengajarkan kata-kata, ajarkan lebih dulu bunyi-bunyinya. Setelah mereka kenal bunyinya. baru diajarkan tulisannyad. Bahasa tertulis baru diajarkan setelah anak-anak kenal bun^i-hunyi katenya. Ini bahan vang diajarkan secara lisan harus diambil dari teks yang nanti akan dipakai dalam pelajaran berikutnya, dalam pelajaran membaca.e. Kata-kata baru diajarkan dalam hubungan kalimat yang kata-katanya yang telah dikenal pembelajar sebelumnya.f Dalam setiap pembelajaran ciptaan perbuatannya.g. Setiap kesalahan yang diperbuat pembelajar harus selalu diperbaiki pengajar dengan cara yang bijaksana, sehingga tidak menyingung hati pembelajarh. Pembelajar harus selalu berusaha agar pembelajarnya menggunakan bahasa itu untuk memenuhi keinginannya itu.i. Harus diusahakan mengundang pengajar lain atau orang-orang lain utnuk berceramah atau pertemuan-pertemuan, sehingga pembelajar memperoleh kelebihan banyak contoh pemakaian bahasa.j. Pembelajaran yang telah diberikan hendaklah selalu diusahakan mengulangi beberapa kalik. Cara mengajar hendaklah banyak variasinya.

63 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 64: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

DIarsipkan di bawah: Bahasa, PEMBELAJARAN | Leave a Comment »

Hakikat Metode Pembelajaran   Bahasa

Posted on Juni 29, 2008 by Pakde sofa

Hakikat Metode Pembelajaran Bahasa

Apa sesungguhnya metode itu ? Jika kita mencoba memperhatikan berbagai metode yang ada sekarang, pertanyaan yang timbul ialah apakah sesungguhnya metode itu ? Jawaban terhadap pertanyaan ini tampaknya tergantung pada orang yang memberi jawabannya. Ada sebagian yang mengatakan “penentuan bahan yang akan diajarkan”, adapula yang mengatakan “cara-cara penyajian bahan”, dan sebagainya. Yang jelas apa yang dinamakan metode itu mencakup beberapa faktor, yaitu penentuan bahan, penentuan urutan bahan, cara-cara penyajian, dan sebagainya semuanya itu dilandaskan pada suatu sistem tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula.Ada kalanya seorang pengajar perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode selain tidak membosankan, pada suatu saat dapat mengatasi kekurangan pengajar dalam hal-hal tertentu.Tak ada satu metodepun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Setiap metode mempunyai karateristik tertentu dengan segala kelebihan serta kelemahan masing-masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi tidak tepat untuk situasi lain. Juga suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan tertentu, tetapi ada kalanya belum berhasil dengan baik jika digunakan oleh pengajar lain.Metode Pembelajaran BahasaPada dasarnya antara metode pembelajaran bahasa dan metode-metode lain, tak banyak bedanya. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah apa yang dimaksud oleh tujuan pembelajaran itu sendiri. Semua situasi pembelajaran, apakah baik atau jelek, mencakup beberapa aspek; yaitu, a) pemilihan bahan, b) peningkatan bahan dan c) cara-cara penyajian mated pembelajaran serta cara-carapengulangan mated tersebut..a. Pemilihan materi perlu dilakukan, karena tidaklah mungkin membelajarkan semua hal yang tercakup dalam bidang ilmu yang sangat luas itu. Oleh karena itu terpaksa perlu diadakan pemilihan, mana diantaranya yang diajarkan sesuai dengan tujuan pembelujaran yang akan dicapai. Peningkatan dan penentuan urutan pemberian materi secara sekaligus diajarkan. Dalam hal ini terpaksa pembelajaran bagian-bagian tertentu lebih dulu dad bagian-bagian yang lain. Cara-cara penyajian materi perlu dipikirkan karena tak mungkin diajarkan sesuatu dengan hasil baik jika tidak dipikirkan cara-cara penyajian mana yang dapat memperoleh hasil sebagaimana yang diinginkan oleh tujuan yang ingin dicapai. Pengulangan pemberian materi perlu diberikan, karena tak mungkin mempelajari sesuatu keterampilan hanya dari satu contoh. Semua keterampilan akan tergantung pada frekuensilatihan yang diperoleh.

64 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 65: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

.b. Apakah bahasa itu ?

Bahasa adalah suatu pengertian yang luas dan kompleks. Bahasa adalah suatu sistem. Pertama adanya sistem bunyi. Sistem bunyi ini kenyataannya membentuk sistem bentuk. Dalam pemakaiannya sistem bentuk membentuk sistem struktur. Akhimya sistem sistem itu membentuk sistem arti. Sistem-sistem ini dianalisis untuk dapat menentukan apa yang harus diajarkan. Analisis itu akan menghasilkan,1. Adanya bunyi-bunyi bahasa2. Adanya bunyi-bunyi bahasa yang mempunyai arti.3. Adanya bentuk-bentuk yang mempunyai arti.4. Adanyajenis-jenis urutan tertentu jika bentuk-bentuk yang mempunyaim arti itu muncul bersama-sama.5. Adanya sistem bentuk-bentuk dan pola-pola urutan membentuk unit-unit arti.

Hasil analisis adalah bahan mentah yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan metode. Cara-cara penyajiana. Aspek linguistiknya : mana yang harus disajikan lebih dulu, apakah bahasa tertulis atau bahasa lisan.b. Aspek penyajiannya : apakah benda dan situasi yang dipakai sebagai alat bantu adalah benda-benda dan situasi-situasi yang sesungguhnya atau diciptakan kemudian? Apakah gambar-gambar, film, film strip, tape recorder atau gabungannya dipakai sebagai aiat atau sebagai alat bantu? Kapan, dan bagaiman cara penggunaannya.

Pengulangan dalam rangka pembentukan keterampilan.Bagaimana cara-cara yang dipakai untuk menumbuhkan kebiasaan berbahasa yang baik? Berapa banyak tugas tugas yang diberikan untuk bercakap-cakap, mendengar, membaca dan mengarang? Kapan dan bagaimana cara melakukannya? Bagaimana cara yang dilakukan untuk mengetahui apa yang telah diajarkannya itu dipahami atau dikuasai oleh pembelajar? Apakah dengan ulangan, tugas-tugas atau dengan cara-cara lain? Bagaimana melakukannya?Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa menerapkan suatu metode sesuai dengan suatu metode sesuai dengan kemampuan berpikir, kemudahan pembelajar menerima materi.

DIarsipkan di bawah: Bahasa | Ditandai: metode pembelajaran bahasa | Leave a Comment »

PENDEKATAN INQUIRI DALAM   MENGAJAR

Posted on Juni 27, 2008 by Pakde sofa

PENDEKATAN INQUIRI DALAM MENGAJAR

Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri ini pembelajar dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri. Para

65 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 66: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

ahli pendidikan dan juga para pengajar cenderung menggunakan istilah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri sering digunakan bergantian dengan pendekatan penemuan. Dalam bahasa Inggris disebut “discovery approach” yang artinya ialah penyelidikan melalui pencarian informasi atau pertanyaan-pertanyaan. Ada kaitan erat antara menyelidiki dengan penemuan.Pendekatan Inkuiri dan Pendekatan Penemuan dalam Kegiatan Belajar MengajarKedua model pembelajaran yaitu pendekatan inkuiri dan pendekatan penemuan berorientasi pada pengolahan informasi dengan tujuan melatih pembelajar memiliki kemampuan berpikir untuk dapat menemukan dan mencari sesuatu pengetahuan secara ilmiah. Dengan pendekatan inkuiri, pembelajaran dimaksudkan untuk membanru pembelajar secara ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun konsep, menyusun generalisasi secara mandiri.Menurut Sund pembelajar dengan penemuan akan membantu pembelajar menggunakan proses mental dengan mengamati, membuat penggolongan, membuat dugaan, mengukur, menjelaskan dan menarik kesimpulan. Konsep misalnya. konsep dingin, segiempat, masyarakat, kata, frase dan kalimat. Prinsip misalnya. logam kalau dipanasi mengembang, semua kalimat pasif berawalan di.Pembelajaran dengan penemuan dapat dilakukan dengan melibatkan pembelajar dalam proses kegiatan belajar yang menggunakan proses mental melalui tukar pendapat atau diskusi, seminar dsb. Pembelajaran dengan inkuiri mempunyai proses mental yang lebih kompleks; sebagai contoh, merancang eksperimen, menganalis data, menarik kesimpulan dsb. Dalam pelaksanaan inkuiri dibutuhkan sikap-sikap objektif, jujur, terbuka, penuh dorongan ingin tahu dan tangguh dalam pendirian.Menarik kesimpulan di atas, bahwa pendekatan penemuan dalam kegiatan belajar mengajar mengutamakan kegiatan pembelajar dengan menggunakan proses mental. Tujuan berikutnya ialah pembelajar akan menemukan konsep dan prinsip. Konsep dan prinsip itu ditentukan sebagai hasil atau akibat adanya pengalaman belajar yang telah diatur secara seksama oleh pengajar.Contoh : Praktik penyelidikan di laboratorium atau tugas observasi pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam membahas salah satu karya sastra. Hasilnya dapat diramalkan sebelumnya sesuai dengan “pengaturan” pengajar.Sebaliknya pendekatan inkuiri yang digunakan dalam kegiatan belajajar mengajar, struktur pcristivva belajar bersifat tcrbuka. Kemungkinan lain pembelajar “dilepas” aiau diberi kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai menemukan hasil belajar melalui proses-proses,a. Asimilasi yaitu memasuldcan hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif yang telah ada pada pembelajar.b. Akomodasi yaitu mengadakan perubahan-perubahan dengan pengertian penyesuaian alam struktur kognitif sehingga sesuai dengan gejala (fenomena) baru yang diamati.Menurut J. Richard Suchman, tentang hakikat proses inkuiri model teori inkuiri dan komponen-komponen penting untuk inkuiri yang efektif, menjelaskan bahwa proses inkuiri terutama ditujukan kepada kreativitas. Suchman tertarik pada kata “pengertian” dan bagaimana pengertian itu terbentuk pada diri pembelajar. Dengan kata lain, bagaimana pembelajar mengadakan respon (reaksi) kalau datang stimulus (rangsang) pada persepsinya.Selanjutnya, J.R. Suchman berpendapat bahwa setiap individu mempunyai organisator

66 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 67: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

tertentu yang dapat ditarik untuk membawakan beberapa pengertian terhadap sesuatu objek baru. Oleh Sucliman dijumpai empat identifikasi organisator yaitu,1. Persepsi yang berisi jumpaan-jumpaan sebelumnya2. Sistem yang mengatur secara kesatuan fungsi3. Data yang berisi keterangan dan informasi4. Kesimpulan hasil analisis dataSetiap orgamsator dapat disimpan untuk penggunaan waktu yang akan datang.Organisator ini saling berkaitan erat sekali, tetapi dapat juga sebaliknya yaitu berbeda atau bertentangan. Pengajar hendaknya mendorong jenis inkuiri pada pembelajar bahkan memberi saran kepada pengajar bahwa ia harus,a. Menciptakan kebebasan untuk memiiiki dan mengekspresikan ide-ide atau gagasan danmengetesnya dengan data.

b. Menyediakan suatu lingkungan yang responsif sehingga setiap ide didengar dan dapatdimengerti, dipahami oleh setiap pembelajar dapat memperoleh data yang dibutuhkan.c. Membantu setiap pembelajar menemukan suatu jalan untuk bergerak maju.Tujuan Proses Inkuiri yang diajukan Suchman merupakan pemikiran yang mantap yang implikasinya dapat untuk memperbaiki pendidikan pengajar dan untuk peningkatan peristiwa kegiatan belajar mengajar. Seorang pengajar hendaknya dapat mengembangkan proses inkuiri dengan memusatkan pada masalah-masalah yang perlu dipecahkan oleh pembelajar. Orientasi guru ialah “memandang” pembelajar sebagai individu yang memiiiki potendi yang perlu dikembangkan. Pengajar selalu mengutamakan pertumbuhan dan peningkatan kognitif dan perkembangan kreativitas pembelajar. Mengajar bertujuan mengembangkan bakat-bakat dan membantu pengajar mengembangkan konsep dirinya

Proses belajar ini dapat dilakukan melalui beberapa aktivitas yakni,1. Bertanya, artinya tidak semata-mata mendengarkan dan mengha’fal.2. Bertinda. artinya tidak semata-mata melihat dan mendengarkan.3. Mencari. artinya tidak semata-mata mendapatkan.4. Menemukan problem, artinya tidak semata-mata mempelajari fakta-fakta.5. Menganalisis, artinya tidak semata-mata mengamati.6. Membuat sintesis, artinya tidak semata-mata membuktikan7. Beipikir artinya tidak semata-mata melamun atau membayangknn.8. Menghasilkan atau memprodusir. artinya tidak semata-mata menggunakan.9. Menyusun, artinya tidak semata-mata mengumpulkan.

10. Menciptakan, artinya tidak semata-mata memproduksi kembaii.11. Menerapkan. artinya tidak semata-mata mengingat-ingat.12. Mengekspresimenkan, artinya tidak semata-mata membenarkan,13. Mengkritik, artinya tidak semata-mata menerima14. Merancang, artinya tidak semata-mata beraksi.15. Mengevaiuasi, artinya tidak semata-mata mengulangi.

Beberapa kondisi yang diperlukan untuk proses belajar inkuiria. Kondisi yang fleksibel, bebas, terbuka untuk berinteraksi.b. Kondisi lingkungan yang responsif.

67 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 68: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

c. Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian.d. Kondisi yang bebas dan tekanan.Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan inkuiri secara mantap yang dibutuhkan pengajar yang mampu berperan, karena aktivitas banyak terjadi pada din pembelajar.Peranan Pengajar dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan Inkuiri adalah,1. Pengajar mampu menstimulasi (memberi rangsangan dan menentang pembelajar untuk berpikir).2. Pengajar mampu memberi dukungan untuk inkuiri.3. Pengajar mampu memberikan fleksibilitas (kesempatan dan keluwesan serta keberrsamaanuntuk berpendapat, berinisiatif atau berprakarsa) dan bertindak.4. Pengajar mampu mendiagnosis kesulitan-kesuhtan pembelajar dan membantu mengatasi-nya.5. Pengajar mampu mengidentifikasi dan menggunakan kemampuan mengajar serta waktu mengajar dengan sebaik-baiknya.Akan tetapi dalm proses belajar mcngajar hal-hal yang perlu mendapat rangsangan (stimulus) adalah,a. Adanya hak dan otonomi pembelajar.b. Kebebasan dan dukungan terhadap pembelajar.c. Sikap keterbukaan.d. Percaya kepada diri sendiri dan kesadaran akan harga diri.e. Adanya konsep dirinya (self-concept).

f. Pengalaman inkuiri, menunjukkan terlibat dalam masalah-masalah.

.

Segi Keuntungan Mengajar dengan Menggunakan Pendekatan Penemuan danPendekatan Inkuiri1. Pengajaran berpusat pada diri pembelajarSalah satu prinsip psikologi belajar menyatakan bahwa makin besar dan makin sering keterlibatan pembelajar dalam kegiatan makin besar baginya untuk mengalami proses belajar. Dalam proses belajar inkuiri, pembelajar tidak hanya belajar konsep dan prinsip, tetapi juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri, pengendalian diri, tanggung jawab dan komunikasi sosial secara terpadu.2. Pengajaran inkuiri dapat membentuk self concept (konsep diri), sehingga terbukaterhadap pengalaman-pengalaman baru, lebih kreatif, berkeinginan untuk selalu mengambilkesempatan yang ada dan pada umumnya memiliki mental yang sehat.3. Tingkat pengharapan bertambah, yaitu ada kepercayaan diri serta ide tertentu bagaimanaia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan caranya sendiri.4. Pengembangan bakat dan kecakapan individu, Lebih banyak kebebasan dalam prosesbelajar mengajar berarti makin besar kemungkinannya untuk mengembangkan

68 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 69: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

kecakapan,kemampuan dan bakat-bakatnya.6. Dapat memberi waktu kepada pembelajar unuk mengashnilasi dan mengakomodasi informasi. Belajar yang sesungguhnya yaitu jika pembelajar bereaksi dan bertindak terhadap informasi melalui proses mental.6. Dapat menghindarkan pembelajar dari cara-cara belajar tradisional yang bersifatJerome Bruner, melihat beberapa segi keuntungan dari pendekatan penetnuan.a. Pembelajar akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih banyak dan lebih baik.b. Membantu pembelaj.ar menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajaryang baru. Mendorong pembelajar berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.d. Mendorong (memotivasi) pembelajar berpikir dan merumuskan hipotesis sertamembuktikannya melalui proses belajar. ,.e. Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik.

f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.g. pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh bersifat merangsang kegairahan belajar.

Di samping keuntungan ada juga kelemahan-kelemahan dalam pendekatan inkuiri.1. Diperlukan keharusan kesiapan mental untuk cara belajar. Dengan percaya diri yang kuat.Pembelajar harus mampu menghilangkan hambatan.2. Kalau pendekatan inkuiri diterapkan dalam kelas dengan jumlah pembelajar yang besar,kemungkinan besar tidak berhasil.3. Pembelajar yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional yang telah dirancangpengajar, biasanya agak sulit untuk memberi dorongan. Lebih-lebih kalau harus belajarmandiri. Dampaknya dapat mengecewakan pengajar dan pembelajar sendiri.4. Lebih mengutamakan dan mementingkan pengertian, sikap dan keterampilan memberikesan terlalu idealis.Ada kesan dananya terlalu banyak, lebih-lebih kalau penemuannya kurang berhasil, hanyamerupakan suatu pemborosan belaka

hafalan.

DIarsipkan di bawah: PEMBELAJARAN | Ditandai: inquiri | 6 Komentar »

« Halaman Sebelumnya — Halaman Berikutnya »

MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN MetodolOgi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam

69 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 70: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.

Beberapa metode mengajar

1. Metode Ceramah (Preaching Method) Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :

a. Membuat siswa pasif b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985) d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik. f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :

a. Guru mudah menguasai kelas. b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar. d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2. Metode diskusi ( Discussion method )

Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).

Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :

70 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 71: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

a. Mendorong siswa berpikir kritis. b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas. c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama. d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :

a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :

a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

3. Metode demontrasi ( Demonstration method )

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan . b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985)

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :

71 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 72: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda. b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan . c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan. b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

4. Metode ceramah plus

Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).

Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas.

Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu : 1). Penyampaian materi oleh guru. 2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa. 3). Pemberian tugas kepada siswa.

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)

Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)

72 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 73: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

5. Metode resitasi ( Recitation method ) Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html).

Kelebihan metode resitasi sebagai berikut : a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode resitasi sebagai berikut : a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

6. Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000)

Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :

a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku. b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi. c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :

a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen. b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.

73 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 74: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi. Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah : (a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.

Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

74 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 75: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Kelebihan metode eksperimen : (a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Kekurangan metode eksperimen : (a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi. (b) metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal. (c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. (d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.

Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

75 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 76: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan .

Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.

7. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut : a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. b. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. c. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut : a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak. b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang. c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan. d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan. e. Biayanya cukup mahal. f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjautempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut:

76 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 77: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.

Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.

Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka, (b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka, (c) dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.

Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi agar pelaksanaan teknik ini dapat berhasil guna dan berdaya guna, ialah sebagai berikut: Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti memerlukan biaya yang besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.

77 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 78: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata (field-trip) memiliki keuntungan: (a) Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil, (d) membei kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.

Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono (2004:85) adalah: (a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) Biaya transportasi dan akomodasi mahal.

Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.

Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a) Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, (b) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat, (c) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Kekurangan metode karya wisata adalah: (a) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah, (b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang, (c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata, (d) dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan, (e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.

Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.

Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai

78 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 79: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

sumber belajar mengajar, (b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah, (c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan, (e) membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif. (g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.

8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :

a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat. b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :

a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian. b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan. d. Dapat menimbulkan verbalisme.

9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )

79 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 80: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )

Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri

11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )

Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.

12. Metode perancangan ( projeck method )

yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :

a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :

a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini. b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.

80 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 81: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan. d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

13. Metode Bagian ( Teileren method )

yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

14. Metode Global (Ganze method )

yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

15. Metode Discovery

Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini: (a) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, (c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar mengajar yang memungkinkan.

Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.

81 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 82: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.

Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.

Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah: (a) Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar dengan penemuan, (b) Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai, (c) Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan, (d) Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan, (e) menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan, (f) Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan, (g) Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan, (h) memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut, (i) Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum, (j) Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri, (k) memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya, (l) Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (m) Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan, (n) Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul, (o) Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana, (p) Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar, (q) Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alas an dan fakta, (r) Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri, (s) membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan, (t) Mengecek

82 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 83: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.

Sedangkan langkah-langkah menurut Richard Scuhman yang dikutip oleh Suryosubroto (2002:199) adalah : (a) identifikasi kebutuhan siswa, (b) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari, (c) Seleksi bahan, dan problema serta tugas-tugas, (d) Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa, (e) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan, (f) Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa, (g) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, (h) Membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan oleh siswa, (i) memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (j) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa, (k) memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan, (l) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.

Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu: (a) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu, (b) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer, (c) Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, (d) metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, (e) metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus, (f) Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan, (g) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum diketahui sebelumnya, (h) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.

Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah: (a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain, (b) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. (c) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudahy biasa dengan perencanaan dan

83 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 84: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

pengajaran secara tradisional, (d) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan, (e) dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada, (f) Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.

Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.

Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut Rohani(2004:39) yaitu: (a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik, (b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, (e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru.

Metode Discovery menurut Roestiyah (2001:20) adalah metode mengajar mempergunakan teknik penemuan. Metode discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.

Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga metode discovery menurut Roestiyah (2001:20) memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta panguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa, (b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa

84 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 85: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

siswa tersebut, (c) Dapat meningkatkan kegairahan belajar para siswa.

Metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.

Cara mengajar dengan metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (a) Adanya masalah yang akan dipecahkan, (b) Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik, (c) Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas, (d) harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan, (e) Sususnan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, (f) Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data, (g) Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang diperlukan peserta didik.

14. Metode Inquiry

Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).

Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.

Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.

Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2005:235).

Strategi pelaksanaan inquiry adalah: (1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. (2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa. (3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik. (4)

85 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 86: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya. (5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).

Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.

Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry dapat ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang melakukan inquiry.

Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu : (a) Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik. (b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. (c) mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka. (d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri. (e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. (f) Situasi pembelajaran lebih menggairahkan. (g) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. (h) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. (i) Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional. (j) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dan sebagainya. Kesimpulannya, tidak ada satupun metode pengajaran dan penyampain materi ke anak didik yang sempurna. Buktinya, tiap-tiap metode memiliki celah dan kelemahan di sana-sini. Jadi, semuanya tergantung tenaga pendidik dalam mengoptimalisasikan kelebihan yang tersedia serta meminimalisir berbagai kelemahan yang ada pada tiap-tiap metode. Saya yakin, dengan adanya keserasian antara metode yang diterapkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga pendidik jauh lebih ampuh dalam mencapai hasil optimal dalam proses belajar mengajar ketimbang "sibuk" menerapakan tradisi

86 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 87: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

pengajaran lama yang kurang berbobot dan terkadang begitu monoton!!

Model Pembelajaran yang Menyenangkan“Banyak model yang dapat diterapkan dalam mempelajari fisika, diantaranya dengan praktek, media TI, fenomena alam, gambar/charta dan lain-lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa”Apa yang menyebabkan sulitnya belajar fisika? Siapa yang kesulitan? Kapan menghadapai kesulitan itu? Dimana letak kesulitan? Bagaimana mengatasi kesulitan tersebut?Pada tahun ini pelajaran fisika akan masuk kedalam mata ujian yang di UN-kan oleh depdiknas. Mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh sebagian besar siswa ini harus menghadapi tantangan besar untuk diketahui tingkat pencapaian yang dimiliki oleh siswa. Dari hasil wawancara dengan berbagai siswa di setiap tingkat sekolah, akan didapatkan bahwa kesulitan siswa terletak pada banyaknya rumus yang harus dihafal. Tetapi ada juga yang sulit dalam pemahaman materi dan soal, sehingga jika soal diubah dalam bentuk lain maka siswa tidak akan mampu mengerjakannya. Untuk itu guru harus menggunakan berbagai media yang ada sehingga siswa dapat memahami fisika dengan baik.Oleh karena itu jauh-jauh hari sebelum siswa kita menghadapi “perang”, kita harus mempersiapkan pembelajaran yang baik untuk siswa di sekolah masing-masing. Ada pepatah dari seorang ahli “jika saya ingin menggunakan pedang dalam perang maka 80 �aya mengasah pedang dan 20 �enggunakannya”. Dari sini jelas bahwa kesiapan siswa dalam ujian dipengaruhi oleh persiapan yang matang sebelum kita melaksanakan ujian nasional, khususnya persiapan dalam pembelajarannya.Cara yang dikembangkan oleh pendidik yang dalam hal ini adalah guru mungkin dapat digunakan dalam pembelajaran fisika yang baik dan menarik minat siswa adalah sebagai berikut.1. Dengan menghubungkan fenomena alam Cara ini dikembangkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan peristiwa yang terjadi sehari-hari. Sebagai contoh dalam menerangkan energi gelombang kepada siswa kita dapat menjelaskan bahwa bangunan yang terkena tsunami dapat roboh. Dalam menerangkan perpindahan kalor dapat dijelaskan dengan air yang tetap panas jika dimasukkan dalam termos. Dalam menerangkan angin darat dan angin laut dengan melihat kapan nelayan mulai melaut dan kapan kembali ke pantai.Contoh-contoh diatas adalah sebagian kecil dari fenomena alam yang ada di sekitar lingkungan siswa yang berhubungan dengan materi fisika, dan masih banyak lagi fenomena alam lain. Karena fisika adalah ilmu yang berasal dari fenomena alam di sekitar kita, sehingga siswa dapat memikirkannya secara nyata dan tidak abstrak serta hanya tertuju pada rumusan saja. Jadi dapat memadukan antara fenomena dengan konsep fisika secara tepat.2. Dengan menggunakan gambar Cara dapat dikembangkan dengan cara mencari gambar yang ada di berbagai media dan lingkungan sekitar. Sebagai contoh dalam menerangkan gaya gesekan kita dapat mencari gambar macam-macam ban dari pirelli, michellin, bridgestone sampai swallow, GT radial, IRC dan lain-lain di internet, gambar yang didapatkan di internet atau berbagai media ditampilkan ke siswa, sehingga kita dapat menjelaskan kepada siswa tentang lukisan/guratan yang ada pada ban, teruma guratan yang ban racing dengan yang biasa. Atau menanyakan kepada siswa tentang perbedaan penggunaan ban di balapan F1 pada cuaca panas dengan hujan .Selain itu dalam menjelaskan prinsip Bernoulli pada fluida bergerak, kita dapat mencari gambar macam-

87 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 88: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

macam mobil di internet seperti ferrari. BMW, Mercedes sampai toyota, daihatsu, suzuki, honda dan lain-lain. Gambar ditampilkan kesiswa dan menjelaskan mobil mana yang larinya lebih cepat dan mobil mana yang harganya lebih mahal.Cara ini dikembangkan oleh Bpk. Masno Ginting ketua HFI (Himpunan Fisika Indonesia) yang sengaja mengambil gambar yang ada di sekitar beliau dan ditampilkan kepada siswa, serta disertai pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa berfikir tentang gambar yang ditampilkan dan menggabungkannya dengan materi yang ada. Jadi dengan gambar tersebut diharapakan siswa mengetahui secara detail pemanfaatan teori fisika yang banyak diterapkan untuk kemajuan teknologi.3. Dengan memakai software Pada jaman sekarang ini fasilitas teknologi informasi semakin pesat sehingga penggunaan berbagai instrumen TI tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika, software atau model pembelajaran yang dikembangkan dengan program animasi interaktif yang divisualkan kepada siswa maka siswa dapat memahami konsep yang dipelajari secara nyata.Model pembelajaran yang dikembangkan dengan program flash dapat dicari dan di download dari berbagai situs di internet. Seperti e-dukasi.net, duniaguru.com, dan berbagai ikon untuk pdf. Di situs tersebut akan mempermudah guru dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat mengamati proses fisika secara faktual, karena selama ini siswa menganggap konsep fisika adalah khayal, dan ini yang membuat siswa sangat sulit menerima materi.Penggunaan software yang juga menggunakan program flash adalah software pesona fisika. Software ini telah digunakan oleh banyak sekolah baik di luar maupun dalam negeri sendiri. Program ini juga menampilkan materi fisika yang ada untuk dihubungkan dengan animasi yang visual, audiovisual dan psikomotor. Terlibatnya AVP dalam pembelajaran akan membuat siswa tidak jenuh, malas, dan hal negatif lain. Sifat negatif ini akan berubah menjadi hal ang positif sehingga minat siswa untuk belajar semakin meningkat.Tetapi walaupun penggunaan sofware ini bisa “berjalan sendiri” peran guru sebagai motivator dan stabilisator di kelas harus dijalankan dengan baik. Yaitu dengan cara memberikan penjelasan materi atau pokok bahasan yang tidak dapat diterima secara langsung oleh siswa.4. Dengan percobaan Model pembelajaran dengan percobaan dapat dikembangkan dengan alat-alat yang tersedia di laboratorium sekolah. Sekolah yang besar akan mempunyai fasilitas laboratorium yang lengkap sedangkan sekolah yang kecil maka fasilitas alat lab akan sedikit. Jadi cara ini akan sukses di sekolah besar dan akan menjadi basi jika di sekolah kecil.Kalau kita terpaku pada alat lab yang sebenarnya maka pembelajaran yang berbasis praktek tidak pernah akan terlaksana. Kita dapat menyusun dan merancang alat-alat praktikum sendiri. Dengan cara mencari benda benda di sekitar kita yang masih berhubungan dengan materi fisika secara luas. Kemudian alat yang dibuat ditampilkan kepada siswa dan dianalisi proses fisika apa yang terjadi.Seperti yang dikembangkan oleh Bpk. Chandra dari SMA N 10 Malang, yang berhasil membuat alat-alat peraga fisika dari bahan-bahan bekas yang didapat dari penjual barang bekas dan dirangkai menjadi suatu alat peraga fisika sederhana yang tentunya materi fisika terutama konsep fisika masuk dalam alat peraga tersebut.Tentunya model pembelajaran diatas hanya sebagian kecil dari cara belajar yang mebuat siswa untuk menyenangi pembelajaran fisika . Selain itu kalau kita tidak mencoba model tersebut maka kita akan

88 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 89: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

merasa kalah dengan siswa yang semakin hari membutuhkan refresing materi sehingga mampu menangkap apa yang disampaikan oleh semua guru mata pelajaran.________________________________________

Student Centered Learning

Your Ad Here

Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan sepasang perspektif, yaitu fokus pada individu pembelajar (keturunan, pengalaman, perspektif, latar belakang, bakat, minat, kapasitas, dan kebutuhan) dengan fokus pada pembelajaran (pengetahuan yang paling baik tentang pembelajaran dan bagaimana hal itu timbul serta tentang praktek pengajaran yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat motivasi, pembelajaran, dan prestasi bagi semua pembelajar. Fokus ganda ini selanjutnya memberikan informasi dan dorongan pengambilan keputusan pendidikan.Melalui proses pembelajaran dengan keterlibatan aktif siswa ini berarti guru tidak mengambil hak anak untuk belajar dalam arti yang sesungguhnya.Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitasi untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.Tantangan bagi guru sebagai pendamping pembelajaran siswa, untuk dapat menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa perlu memahami tentang konsep, pola pikir, filosofi, komitmen metode, dan strategi pembelajaran. Untuk menunjang kompetensi guru dalam proses pembelajaran berpusat pada siswa maka diperlukan peningkatan pengetahuan, pemahaman, keahlian, dan ketrampilan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran berpusat pada siswa.Peran guru dalam pembelajar berpusat pada siswa bergeser dari semula menjadi pengajar (teacher) menjadi fasilitator. Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi. Dalam hal ini adalah memfasilitasi proses pembelajaran siswa. Guru menjadi mitra pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping (guide on the side) bagi siswa.Bekal bagi para guru untuk dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator salah satunya adalah memahami prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ada lima faktor yang penting diperhatikan dalam prinsip psikologis pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu:1. Faktor Kognitif yang menggambarkan bagaimana siswa berpikir dan mengingat, serta penggambaran faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembentukan makna informasi dan pengalaman;2. Faktor Afektif yang menggambarakan bagaimana keyakinan, emosi, dan motivasi mempengaruhi cara seseorang menerima situasi pembelajaran, seberapa banyak orang belajar, dan usaha yang mereka lakukan untuk mengikuti pembelajaran. Kondisi emosi seseorang, keyakinannya tentang kompetensi pribadinya, harapannya terhadap kesuksesan, minat pribadi, dan tujuan belajar, semua itu

89 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 90: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

mempengaruhi bagaimana motivasi siswa untuk belajar;3. Faktor Perkembangan yang menggambarkan bahwa kondisi fisik, intelektual, emosional, dan sosial dipengaruhi oleh factor genetik yang unik dan faktor lingkungan;4. Faktor Sosial yang menggambarkan bagaimana orang lain berperan dalam proses pembelajaran dan cara-cara orang belajar dalam kelompok. Prinsip ini mencerminkan bahwa dalam interaksi sosial, orang akan saling belajar dan dapat saling menolong melalui saling berbagi perspektif individual;5. Faktor Perbedaan yang menggambarkan bagaimana latar belakang individu yang unik dan kapasitas masing-masing berpengaruh dalam pembelajaran. Prinsip ini membantu menjelaskan mengapa individu mempelajari sesuatu yang berbeda, waktu yang berbeda, dan dengan cara-cara yang berbeda pula.

PRINSIP PEMBELAJARAN (GAGNE, THE CONDITION OF LEARNING)Perlunya menimbulkan minat dan perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh kontradiksi atau kompleks. Diharapkan siswa memiliki kepekaan indera untuk merespon dengan cepat stimulus yang diberikan. Ketika menarik perhatian siswa, pembimbing atau guru dapat memberikan gerakan isyarat atau merubah mimik muka dan suara tiba-tiba.Contoh :Mengenalkan hutan dengan cara mengajak siswa TKA seolah-olah kemping. Dengan mendekorasi ruangan kelas seperti hutan (tanaman dengan pot yang ditutup kain atau kertas, batu batuan, bunga, ranting dll). Hari sebelumnya, Guru meminta siswa membawa peralatan dan perlengkapan berkemah seperti makanan, pakaian, sepatu, tas ransel, senter, dll. Ketika kegiatan ini dilaksanakan biarkan siswa memperlihatkan kemampuan menolong dirinya sendiri serta bersosialisasi dengan temannya. Kenalkan hutan melalui temuan-temuan siswa/yang dilihat siswa di hutan (ruangan yang sudah disiapkan) dan cocokkan dengan buku tentang hutan yang dibawa guru. Ajak siswa mendengarkan bunyi-bunyian yang berkaitan, misalnya rekaman air dan suara binatang. Lampu dapat dimatikan seolah-olah malam hari di hutan. Untuk siswa TKB, dapat diajak langsung melihat hutan (misalnya ke hutan di Cibubur), memasang tenda sungguhan dan berkemah (sekitar 1 jam). Ajak pula siswa menonton film dokumenter tentang hutan.Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learners of the objective)Perlunya mengatakan pada siswa apa yang akan diperoleh atau dikuasai setelah mengikuti pelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui kemampuan yang dikuasai setelah mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran bisa menjadi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Contoh :Kegiatan diawali dengan tanya jawab, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa, dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran.Sebelum kegiatan berkemah, guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Seperti mengatakan “Siapa yang pernah ke hutan?” “Seperti apa ya hutan itu?” “Apa saja isinya?” “Siapa yang mau ke hutan?”

90 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 91: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

“Nanti teman-teman akan melihat hutan, juga mengetahui isi hutan!”Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (Stimulating recall of prior learning)Merangsang timbulnya ingatan tentang pengetahuan/keterampilan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru..Contoh :Di pertemuan berikutnya, untuk mengingat kembali pengetahuan tentang hutan, ajak siswa TKA mengklasifikasikan kepingan gambar yang disediakan. Menklasifikasikan gambar yang berkaitan dengan hutan dengan yang bukan hutan. Untuk siswa TKB kegiatan dapat berupa mengklasifikasikan kepingan gambar misalnya ke dalam kelompok binatang, tanaman, bunga. Atau dapat berupa klasifikasi benda hidup dan benda mati.Menyampaikan materi pembelajaran (Presenting the stimulus)Penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan contoh, penekanan baik secara verbal maupun “features” tertentu.Contoh :Guru menyampaikan materi “hutan” dengan bercerita menggunakan wayang hutan (dibuat sendiri, berupa gambar-gambar seperti : pohon, binatang, jamur, batu, matahari, air dll yang diberi tongkat). Guru juga mengajak siswa ikut memainkan wayang yang disediakan.Memberikan bimbingan belajaran (Providing “Learning Guidance”)Bimbingan diberikan melalui persyaratan-persyaratan yang membimbing proses/alur berpikir siswa, agar memiliki pemahaman yang lebih baik. Berikan contoh-contoh, gambar-gambar sehingga siswa siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan.Contoh :Kegiatan berupa membuat peta pikiran di atas sebuah kertas besar atau papan tulis dengan spidol warna warni. Guru menuliskan kata “hutan” di tengah papan. Ajukan pertanyaan misalnya “Kalau mendengar kata hutan, apa yang terlintas di pikiranmu?” Biarkan siswa menjawab dan tuliskan /gambarkan jawaban siswa. Tidak ada jawaban salah. Arahkan siswa ke pada tema kali ini. Misalnya ketika siswa menjawab “Harimau.” Guru dapat balik bertanya “Kenapa harimau?” siswa menjawab “Kan adanya di hutan.” dan seterusnya. Atau siswa lain mengatakan pendapatnya tentang hutan, siswa tersebut mengatakan “Takut” Guru dapat menayakan “Kenapa takut?” Misalnya siswa menjawab “Gelap” Guru dapat menanyakan “Kenapa gelap? Misalnya siswa menjawab “banyak pohon.” dan seterusnya. Dalam kegiatan ini, dapat juga menggunakan potongan-potongan gambar dari koran atau majalah atau clip-art dan lain-lain.Memperoleh unjuk kerja siswa (eliciting performance)Siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau untuk menunjukkan penguasaannya terhadap materi.Contoh :Di pertemuan berikutnya, untuk siswa TKA kegiatan berupa membuat gambar hutan, dan guru dapat memancing siswa bercerita tentang hutan melalui gambar yang siswa buat. Untuk siswa TKB kegiatan dapat berupa membuat maket hutan. Siswa TKB dapat membuat “hutan” nya sendiri atau berkelompok dengan bahan-bahan yang disediakan (karton, kertas warna, gunting, lem, dll) dan guru dapat memancing siswa bercerita tentang hutan malalui maket yang siswa buat.Memberikan balikan (Providing feedback)

91 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 92: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Siswa diberi tahu sejauh mana ketepatan unjuk kerjanya (performance)Contoh :Berkaitan dengan poin sebelumnya yaitu memperoleh unjuk kerja siswa, guru dapat memberikan balikan atas hasil karya yang siswa buat. Misalnya, ketika siswa menunjukkan maket hutan buatannya, guru dapat mengajukan pujian atau mengajukan beberapa pertanyaan yang memancing siswa menceritakan hasil karyanya. Misalnya ketika siswa membuat gajah berkaki dua guru dapat bertanya “Ini apa?” “Menurutmu kaki gajah ada berapa?” jika siswa mengalami kesulitan, ajak siswa melihat buku, gambar atau foto gajah hingga siswa memahami.Menilai hasil belajar (Assessing performance)Memberikan tes atau tugas untuk menilai sejauh mana siswa menguasai tujuan pembelajaranContoh :Minta siswa memilih sebuah kartu kata atau gambar berkaitan dengan hutan (siapkan kata atau gambar yang berbeda sejumlah siswa). Misalnya gambar pohon, batu, jamur dll. Ajak siswa bercerita di depan kelas sekitar 1-2 menit mengenai kata atau gambar tersebut. Guru dapat merekam cerita siswa tersebut dan memutarnya kembali setelah siswa selesai bercerita. Ajak siswa mendengarkan suaranya sendiri. Kegiatan ini juga mengajak siswa lainnya belajar menghargai temannya yang sedang bercerita.Memperkuat retensi dan transfer belajar (Enhancing retention and transfer)Merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah terjadi. Diharapkan nantinya siswa dapat mentransfer atau menggunakan pengetahuan, keahlian dan strategi ketika menghadapi masalah dan situasi baru.Contoh :Ajak siswa membaca/melihat gambar/mendengar guru membacakan koran anak (misalnya dalam lembar anak Koran Kompas edisi Minggu, Desember 2007 tentang pemanasan global). Ajak siswa kembali mengingat tema hutan dengan mengajak siswa menanam biji dari buah yang biasa mereka makan dan jadikan ini proyek berkelanjutan (menanam dan merawat pohon yang nantinya tumbuh).Sumber : - Gagne, Robert M. The Conditions of Learning and Theory of Instruction. Fourt Edition. Holt-Saunders International Edition.

Rujukan : http://martiningsih.blogspot.com/2007/12/macam-macam-metode-pembelajaran.htmlhttp://bocahkecil.info/student-centered-learning.html

Diposkan oleh MAS EKA GUNAWAN di 4/25/2009 08:16:00 PM

Label: METODE PEMBELAJARAN

Komunikasi Pembelajaran yang   Efektif Diterbitkan Mei 21, 2009 bahan bacaan 27 Comments Tags: guru efektif, komunikasi pembelajaran, pembelajaran yang efektif

Author : Suhadi

92 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 93: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Bahasa yang digunakan dan proses berpikir yang sedang dilakukan seorang guru sangat berkaitan erat dengan kejelasannya dalam berkomunikasi dengan siswa-siswanya. Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran adalah salah satu syarat pembelajaran dapat berlangsung efektif. Jadi bila kita ingin menjadi guru yang efektif, marilah kita bersama-sama memperbaiki kemampuan kita berkomunikasi kepada siswa-siswa kita pada setiap pembelajaran yang kita laksanakan. Setuju?

Ada beberapa komponen dalam komunikasi pembelajaran yang efektif, yaitu: (1) penggunaan terminologi yang tepat; (2) presentasi yang sinambung dan runtut; (3) sinyal transisi atau perpindahan topik bahasan; (4) tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran; dan (5) kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi nonverbal.

Yuk kita pertajam satu-satu.

Penggunaan terminologi yang tepat akan mencegah siswa-siswa dari kebingungan, keragu-raguan, dan kerancuan pada pemahaman siswa. Guru yang efektif berkomunikasi akan menggunakan terminologi yang tepat. Ingat, banyak istilah-istilah khusus yang berbeda makna pada konten pelajaran yang berbeda bukan? Yah, taruh contoh mudah misalnya begini. Guru fisika tidak boleh sembarangan menyebut berat dan massa karena dua istilah ini mempunyai makna yang berbeda. Sebagaimana yang banyak saya lihat, guru-guru kadang-kadang keceplosan menyebut istilah massa dengan istilah berat karena pengaruh dari penggunaan bahasa sehari-hari yang jarang sekali menggunakan istilah massa. Selain itu, masih terkait dengan penggunaan terminologi yang tepat ini, guru juga sebaiknya mengurangi atau menghindari penggunaan kata-kata: barangkali, bisa saja, mungkin, kadang-kadang, atau kata-kata sejenis yang juga akan menimbulkan keraguan siswa, ketidakpastian, bahkan sebagai efek negatif lainnya siswa dapat menganggap guru tidak siap, kurang paham dengan apa yang sedang dibicarakannya, atau gugup. Ketidakpercayaan pada kemampuan atau kesiapan guru sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Presentasi harus sinambung dan runtut? Ya iyalah… masa iya dong, he..he… !!!Ini masuk akal sekali bukan? Melakukan presentasi yang bagus memang gampang-gampang susah. Gampang, kalau kita memang sudah memikirkan apa yang akan kita bicarakan di kelas. Susah, kalau kita masuk kelas tanpa perencanaan tentang apa yang mau disampaikan. Peresentasi yang sinambung dan runtut itu merupakan salah satu aspek penting dalam kejelasan komunikasi guru yang efektif. Cirinya adalah, presentasi atau diskursus tidak terdistraksi oleh hal-hal yang tidak penting, apalagi yang sama sekali tak ada kaitannya dengan pembelajaran. Presentasi fokus pada hal-hal yang memang ingin dibicarakan. Singkatnya, gak ngalor-ngidul gitu.

Sinyal trasisi atau perpindahan topik bahasan adalah poin penting lain dalam komunikasi pembelajaran yang efektif. Sinyal transisi memungkinkan siswa mengetahui kapan suatu segmen bahasan atau topik berakhir dan dilanjutkan dengan bahasan atau topik baru. Tak semua siswa dengan mudah dapat menyadari segmen-segmen bahasan pembelajaran. Jadi, alangkah baiknya jika kita beranjak dari satu bahasan ke bahasan lainnya mereka kita beri sinyal. Misalnya dengan cara seperti ilustrasi di baah ini:

93 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 94: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

“Baiklah anak-anak, tadi kita sama-sama sudah melihat contoh-contoh mendiskusikan tentang ciri-ciri daun tumbuhan dikotil yang mempunyai urat daun menjala atau retikulata, sekarang kita akan melihat dan mendiskusikan berbagai contoh-contoh dan ciri dari urat daun tumbuhan monokotil. Kita akan lihat perbedaannya. Siap?”

Nah, pada ilustrasi di atas jelas guru memberi sinyal transisi. Guru menghentikan pembahasan tentang daun tumbuhan dikotil yang mempunyai urat daun menjala (retikulata), kemudian guru mengatakan bahwa ia akan melanjutkan pembelajaran kepada daun tumbuhan monokotil.

Tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran adalah komponen komunikasi guru efektif lainnya. Perhatikan ilustrasi ini:

“ Saat kalian menyelesaikan persamaan-persamaan seperti ini, ingat, apa saja yang kamu lakukan pada salah satu ruas persamaan, maka kalian juga harus melakukan hal yang sama pada ruas persamaan lainnya.”

“Perhatikan, saat kalian membaca paragraf-paragraf tulisan kawanmu, beri tanda dengan pensil bila kamu menemukan kesalahan penulisan.”

“ Kalau kalian menemukan tumbuhan dengan ciri-ciri akar, daun, batang, atau bunga yang meragukan apakah tumbuhan itu termasuk tumbuhan monokotil atau dikotil, maka yang harus kalian ingat sebagai penentu utama penggolongan adalah jumlah keping bijinya. Sekali lagi saya katakan, penentu utama penggolongan adalah jumlah keping bijinya. Bila dua berarti dikotil, bila satu berarti monokotil. Pegang itu kuat-kuat.”

Selain melalui kata-kata seperti ilustrasi-ilustrasi di atas, guru juga dapat menambah kekuatan penekanan dengan mengkombinasikannya dengan isyarat-isyarat nonverbal misalnya dengan jari yang diacung-acungkan (bisa membayangkan maksud saya kan?), menulis ulang di papan tulis lalu menggarisbawahinya, atau menyebutnya secara berulang-ulang dan jelas.

Ada pepatah yang mengatakan: “It is not what you say; it is how you say it!”Nah, kayaknya pepatah itu cocok untuk mengilustrasikan poin kelima ini. Pepatah itu sebenarnya mengacu pada komunikasi nonverbal.Kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi nonverbal juga merupakan komponen penting komunikasi guru efektif. Guru yang melakukan komunikasi efektif dengan siswa-siswanya mempunyai kesesuaian antara komunikasi verbal dengan komunikasi nonverbalnya.

Ilustrasi:Jam pelajaran Bahasa Indonesia. Bu Mariana sedang membimbing Jodi, seorang anak yang agak lamban menangkap pelajaran hari itu dengan lebih intensif di deretan bangku depan, sementara di deret bangku yang arahnya di punggung Bu Mariana dua anak, Doni dan Catra sedang bersenda gurau. Bu Mariana mengenali keduanya dari suara mereka yang terdengar. Tanpa menoleh ke belakang, Bu Mariana menegur Doni dan Catra sembari menandai dengan pensilnya oret-oretan Jodi.

94 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 95: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

“Doni, Catra, sudah jangan bergurau melulu. Kerjaannya sudah selesai belum?”Doni dan Catra berhenti dan sekilas memandang Bu Mariana. Mereka yang melihat Bu Mariana masih asyik dengan Jodi kembali bergurau walaupun dengan berbisik-bisik.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa komunikasi verbal Bu Mariana tidak bersesuaian dengan komunikasi nonverbalnya. Bu Mariana ingin Doni dan Catra berhenti bergurau, tetapi ia tidak terlalu menunjukkan itu kepada mereka berdua-ia bahkan tak melirik ke arah mereka-ia hanya berbicara lewat punggungnya, jadinya Doni dan Catra terus saja melakukan tingkah laku menyimpang dari belajar itu.

Pada intinya, yang ingin saya ungkapkan pada poin kelima ini adalah, apapun yang kita ucapkan harus diikuti dengan kesesuaian sinyal-sinyal komunikasi nonverbal seperti mimik, gerak tangan, bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, dll. Bahkan penggunaan ruang seperti bergerak mendekati atau menjauhi siswa. Nah, dengan demikian siswa dapat menangkap motiv, keinginan, dan harapan kita kepada mereka. Adalah sangat tidak mungkin berkomunikasi secara efektif dalam pembelajaran jika tidak terdapat kesesuaian antara komunikasi verbal dengan komunikasi nonverbal guru. Wokeh?

Saran untuk dicoba:Cobalah besok Anda rekam suara Anda dengan handphone saat sedang mengajar. Ingat, rekamlah sepanjang pelajaran. Lalu putarlah ulang saat suasana tenang. Anda akan menemukan hal-hal yang tak pernah Anda duga sebelumnya. Dan, jadikanlah ia bahan untuk memperbaiki bagaimana Anda berkomunikasi dengan siswa Anda di lain kesempatan. Percayalah, bahkan seorang guru senior..or..or akan terkejut dengan hasil rekamannya.

http://suhadinet.wordpress.com/2009/05/21/komunikasi-pembelajaran-yang-efektif/

PAMA3110 Perencanaan dan Pengelolahan Pembelajaran Matematika

Rangkuman Mata Kuliah

MODUL 1MODEL GENERIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar 1Model Dasar Sistem Instruksional

Dari uraian di muka dapat dibuat rangkuman sebagai berikut:

95 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 96: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

1. Model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau rujukan dalam melakukan suatu kegiatan.

2. Sistem adalah seperangkat bagian-bagian atau komponen di mana yang satu sama lain saling berkaitan dan berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan.

3. Instruction adalah proses pembelajaran yang merupakan bentuk operasional pelaksanaan kurikulum

4. Sistem Instruksional merupakan tatanan aktivitas belajar-mengajar yang mengandung dimensi perencanaan kegiatan belajar-mengajar. Sebagai perencanaan dan pelaksanaan. Sistem instruksional merujuk pada langkah-langkah yang seyogianya ditempuh dalam menerapkan tujuan, isi, proses dan evaluasi pengajaran. Sebagai proses sistem instruksional merujuk pada interaksi antar komponen pengajaran dalam suasana kelas secara nyata.

5. Model kurikulum/pengajaran dikembangkan oleh Tyler (1949) dapat diterima sebagai model dasar sistem instruksional dan dari situ dapat

Kegiatan Belajar 2Rincian Masing-masing Komponen Sistem Instruksional

1. Tujuan, pengalaman belajar, pengorganisasian pengalaman belajar merupakan komponen pokok dari sistem kurikulum dan pengajaran (instruksional)

2. Tujuan, memiliki berbagai tingkatan mulai dari tujuan nasional, institusional, kurikuler, instruksional umum dan instruksional khusus. Antara tujuan satu dengan lainnya memiliki saling keterkaitan dan tujuan yang lebih rendah harus mendukung pencapaian tujuan di atasnya.

3. Dalam merumuskan tujuan taksonomi Bloom dan kawan-kawan dapat digunakan sebagai pedoman dalam menjabarkan perilaku yang diharapkan dapat dicapai.

4. Dalam memilih isi dan pengalaman belajar perlu memperhatikan kriteria sebagaimana dikemukakan oleh Taba (1962) dan Tyler (1949) serta kriteria lainnya yang dianggap perlu.

5. Dalam mengorganisasikan pengalaman belajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip continuity, sequence, dan integration.

6. Evaluasi pada dasarnya merupakan kegiatan untuk menentukan apakah suatu tujuan yang telah digariskan dapat dicapai atau tidak. Untuk itu evaluasi harus memenuhi sejumlah kriteria sebagaimana dikemukakan oleh Taba (1962).

Kegiatan Belajar 3Kerangka Konseptual Perencanaan Pembelajaran

Dari uraian dan latihan di atas dapat diintisarikan sebagai berikut:

1. Hubungan antar komponen dalam sistem instruksional dapat dilu-kiskan lebih jelas dalam model-model diagramatis.

2. Model sistem instruksional dari Wong & Raulerson (1974) dan Kibler (1972) dapat diterapkan dalam pengembangan Satuan Pelajaran oleh guru.

96 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 97: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

3. Keempat komponen pokok sistem instruksional yakni tujuan, penga-laman belajar, pengorganisasian pengalaman belajar dan evaluasi dapat digambarkan sebagai kesatuan komponen yang saling memiliki keterkaitan.

MODUL 2MODEL GENERIK PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar 1Konsep dan Masalah Pengelolaan Kelas

1. Pengelolaan kelas menyangkut berbagai unsur yakni: guru, peserta didik, sarana belajar-mengajar, dan iklim kelas secara keseluruhan.

2. Pengelolaan kelas memiliki hubungan timbal balik dengan proses pembelajaran. 3. Pengelolaan kelas mencakup tiga dimensi:

a. perilaku guru yang dapat menghasilkan keterlibatan pembelajar yang tinggi dalam kegiatan kelas

b. perilaku mengganggu dari pembelajar yang sangat minimal c. penggunaan waktu belajar yang efisien.

4. Berada tidaknya pembelajar dalam tugas belajarnya (on task/off task) berkaitan erat dengan muncul tidaknya masalah-masalah pengelolaan kelas.

5. Guru sebagai manajer kelas yang baik menuntut penguasaan keterampilan pengelolaan kelas yang baik dan perlu menghindari hal-hal yang menjadi ciri manajer kelas yang tidak efektif.

Kegiatan Belajar 2Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

1. Pendekatan penguatan dan pengubahan perilaku merupakan sistem dasar dalam pengelolaan kelas.

2. Dalam pengelolaan kelas titik berat diletakkan pada penciptaan iklim kelas yang kondusif untuk belajar.

3. Salah satu komponen iklim kelas adalah terciptanya tata tertib yang dipatuhi secara sadar.

4. Berbagai prinsip pengelolaan kelas dapat diterapkan secara adaptif

MODUL 3PENGELOLAAN DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Kegiatan Belajar 1Keterampilan Mengajar Matematika I (Keterampilan Bertanya, Memberi Penguatan, Mengadakan Variasi, dan Menjelaskan)

97 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 98: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

5. Keterampilan bertanya Keterampilan bertanya dalam pembelajaran dimaksudkan agar siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir. Komponen-komponen dalam keterampilan bertanya ini antara lain:

a. Pengungkapan Pertanyaan secara jelas dan singkat b. Pemberian acuan c. Pemusatan d. Pemindahan giliran e. Penyebaran f. Pemberian waktu berpikir g. Pemberian tuntunan.

Dalam menggunakan keterampilan bertanya, guru harus penuh kehangatan dan keantusiasan, dan menghindari kebiasaan-kebiasaan antara lain: menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak (koor), mengajukan pertanyaan ganda, mengajukan dulu pertanyaan baru menunjuk siswa.

6. Keterampilan memberi penguatan

Penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku terse-but. Komponen-komponen keterampilan memberi penguatan :

a. Penguatan Verbal: 1) dengan kata-kata: bagus, benar, tepat, baik sekali, dan sebagainya 2) dengan kalimat, misal: "Pekerjaanmu benar, dan rapi sekali", dan sebagainya.

b. Penguatan Non Verbal, yang terdiri dari penguatan-penguatan: Mimik dan gerak badan, dengan cara mendekati, dengan cara sentuhan, dengan kegiatan yang menyenangkan, berupa simbol atau benda.

Beberapa hal tentang pelaksanaan keterampilan memberi penguatan ini antara lain :

c. Menggunakan prinsip kehangatan, keantusiasan, dan kebermak-naan d. Menghindari respon yang negatif seperti menghina, mengejek, dan

sebagainya e. Memberikan penguatan dengan segera, yakni segera setelah munculnya

tingkah laku atau respon yang diharapkan. f. Menggunakan keterampilan memberi penguatan yang bervariasi

7. Keterampilan mengadakan variasi

Keterampilan mengadakan variasi dalam proses pembelajaran, pada dasarnya merupakan keterampilan yang diperlukan untuk meng-hindari kebosanan. Variasi dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pembelajaran, yang dikelompokkan menjadi variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan alat dan media pembelajaran, dan variasi dalam pola interaksi dalam kelas.

98 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 99: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Komponen komponen dalam keterampilan mengadakan variasi ini antara lain :

a. Variasi dalam gaya mengajar 1. Penggunaan variasi suara 2. Pemusatan perhatian 3. Kesenyapan 4. Mengadakan kontak pandang 5. Gerakan badan dan mimik 6. Pergantian posisi guru dalam kelas

b. Variasi dalam penggunaan media pembelajaran 1. Variasi alat/bahan yang dapat dilihat 2. Variasi alat/bahan yang dapat didengar 3. Variasi alat/bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi

c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa

Pola umum interaksi antara guru-siswa , dan antara siswa dengan siswa yang lain sangat beragam. Di antara situasi yang didominasi oleh guru sampai kegiatan yang memungkinkan siswa bekerja sendiri-sendiri secara bebas, terdapat banyak pola-pola yang mungkin ada. Dengan mengubah pola interaksi, berarti guru mengubah kegiatan belajar siswa, tingkat dominasi guru dan keterlibatan siswa, tingkat tuntutan kognitif, maupun susunan kelas.

8. Keterampilan menjelaskan Dalam proses pembelajaran, menjelaskan berarti menyajikan in-formasi yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, misalnya hubungan sebab-akibat, hubungan antara yang diketahui dan yang belum diketahui, antara dalil dan bukti atau contoh, dan sebagainya. Komponen-komponen dalam menyajikan suatu penjelasan antara lain:

a. Kejelasan b. Penggunaan contoh dan ilustrasi c. Pemberian tekanan d. Mengadakan variasi dalam gaya mengajar guru e. Balikan

Dalam memberikan penjelasan, perlu menerapkan prinsip-prinsip : a. penjelasan dapat dilakukan pada awal, tengah, maupun akhir jam pertemuan b. penjelasan sebaiknya diselingi dengan tanya jawab c. penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Belajar 2Keterampilan Mengajar Matematika II (Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran, Keterampilan Mengelola Kelas)

9. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

99 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 100: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan untuk menciptakan suasana siap mental, untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.

Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa-apa yang telah dipelajari siswa serta mengetahui tingkat pencapaian siswa. Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran antara lain:

a. Menarik perhatian siswa, dengan cara: 1. memvariasikan gaya mengajar guru 2. menggunakan alat bantu mengajar 3. memvariasikan pola interaksi

b. Menimbulkan Motivasi, dengan cara: 1. kehangatan dan keantusiasan 2. menimbulkan rasa ingin tahu 3. mengemukakan ide yang bertentangan

c. Memberi Acuan, dengan cara: 1. mengemukakan tujuan yang akan dicapai 2. menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan 3. menyebutkan masalah-masalah pokok yang akan dibahas

d. Membuat Kaitan, dengan cara :

5. Membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan, yang telah dikenal siswa 6. Membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan

pengetahuan yang telah diketahui.

Komponen-komponen Keterampilan menutup pelajaran

g. Membuat ringkasan atau rangkuman h. Mengevaluasi

10. Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan mengembalikan kondisi yang optimal apabila terdapat gangguan dalam proses pembelajaran.

Komponen-komponen Keterampilan Mengelola Kelas:

k. Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar yang Optimal

1. Menunjukkan sikap tanggap 2. Membagi perhatian 3. Memusatkan perhatian kelompok 4. Memberi petunjuk yang jelas 5. Menegur

100 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 101: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

6. Memberi penguatan l. Keterampilan untuk Mengembalikan Kondisi Belajar yang Optimal,dengan cara :

1. Memodifikasi tingkah laku 2. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

MODUL 4PEMILIHAN METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Kegiatan Belajar 1Pemilihan Metode Pembelajaran Matematika

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih metode paling sedikit ada 6 macam yaitu tujuan pembelajaran, karakteristik materi, karakter siswa, ketersediaan sarana / prasarana, kesiapan guru. Berikut ini akan dibahas peranan kelima aspek ini terhadap metode secara lebih rinci satu persatu.

Untuk menjadi guru yang profesional guru perlu melakukan refleksi apakah metode yang dipilihnya tepat atau tidak. Refleksi diri dilakukan berdasar atas berbagai masukan. Masukan tersebut dapat berasal dari rekan kerja, siswa yang belajar, penilik sekolah, ahli, dan diri sendiri. Hasil refleksi ditindaklanjuti dengan mengadakan perbaikan pada pemilihan metode berikutnya.

Kegiatan Belajar 2Pemilihan Media Pembelajaran Matematika

Variasi penggunaan media sangat berguna dalam mencapai tujuan belajar dan media yang monoton dapat membosankan. Namun pemilihan media harus tepat bila tidak akan berakibat pada kurang efektifnya proses belajar mengajar.

Pemilihan media harus mempertimbangkan berbagai segi baik segi kelebihan dan juga kekurangannya. Kriteria pemilihan media meliputi kesesuaian media dengan tujuan belajar, biaya yang diperlukan, kesesuaian media dengan metode, kesesuaian media dengan karakteristik anak, tingkat ketersediaan media, kepraktisan media, ketersediaan media, dan kesiapan guru menggunakan media.

MODUL 5GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) DAN ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN (AMP) MATEMATIKA SLTP

Kegiatan Belajar 1Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Matematika SLTP

101 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 102: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

13. Sekolah mempunyai banyak peran. Peran yang paling menonjol adalah membantu siwa memperoleh ilmu termasuk matematika baik kognitif, afektif, maupun motorik.

14. Pandangan lama mengatakan bahwa orang yang berilmu adalah orang yang banyak ingatannya. Pembelajaran adalah melatih ingatan terhadap fakta-fakta yang tidak jarang tanpa kaitan. Mengajar adalah berbicara. Siswa yang pandai adalah siswa yang dapat mengingat semua fakta yang dikatakan oleh guru.

15. Pandangan masa kini mengatakan bahwa belajar adalah berinteraksi (guru-siswa) dalam berdiskusi dengan cara yang terorganisasi untuk mencari pemahaman dan struktur ilmu tertentu (sains, matematika, etika, dan sebagainya).

16. Mempelajari struktur matematika adalah menemukan keterkaitan antara unsur-unsur matematika itu, mencari implikasi dan penerapannya. Untuk itu diperlukan kerangka konseptual untuk memahami struktur secara terpadu, terkait, dan ditarik dari berbagai disiplin sehingga tujuan, isi, dan metodologi dapat diukur.

17. Menurut Bruner belajar dengan menghafal tanpa pemahaman tidak ada faedahnya terkecuali untuk dilupakan, sementara belajar mencari dan memahami strukur ilmu (matematika) mempunyai keuntungan: (a) struktur memuat ide-ide dasar dan lebih komprehensip, (b) pola dalam struktur mudah diingat, (c) pola dalam struktur mudah dialihkan (ditransfer) ke situasi lain, dan (d) mudah diperbaharui jika ada pemikiran baru.

18. Isi materi dan metodologi yang berbeda untuk berbagai pokok bahasan memerlukan pemilihan cara memahami. Agar belajar menjadi bermakna disarankan menggunakan empat pola berpikir sebagai berikut: (a) asosiatif - menghadapi situasi baru ada kemungkinan terkait dengan pengalaman masa lalu (b) replikatif - pembelajaran yang berulang secara teratur dan fungsional - tentu saja setelah diperoleh pemahaman terlebih dulu; (c) aplikatif - menerapkan matematika masa lalu dan kini untuk memperoleh matematika baru atau menerapkan rumus dan generalisasi pada situasi yang berbeda; dan (d) interpretatif - usaha berpikir untuk mengaitkan pengalaman seperi generalisasi, kategori, atau klasifikasi.

Kegiatan Belajar 2Analisis Materi Pelajaran (AMP)Matematika

MODUL 6RUMUSAN TIK, CAKUPAN MATERI DAN STRUKTUR PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Kegiatan Belajar 1Rumusan Tujuan Instruksional Khusus dalam Pembelajaran MateMatika SLTP

Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Matematika telah dirumuskan TIU pada setiap pokok bahasannya. Guru, sebelum melakukan kegiatan belajar pada suatu pokok bahasan, terlebih dulu harus membuat persiapan, salah satu di antaranya adalah merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

102 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 103: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

TIK merupakan penjabaran dari TIU dan merupakan arah dari pembelajaran untuk suatu sub pokok bahasan. Rumusan TIK yang lengkap harus memuat empat komponen, yaitu (1) A (audience), yaitu siswa yang diajar, misalnya siswa kelas II SLTP pada catur wulan III. (2) B ( behavior), yaitu perilaku yang diharapkan dimiliki oleh siswa, setelah selesai mengikuti kegiatan belajar. Rumusan tingkah laku ini terdiri atas kata kerja yang spesifik/operasional dan objek atau materi pelajaran. (3) C (condition), yaitu kondisi atau dalam keadaan bagaimana siswa diharapkan dapat mendemonstrasikan tingkah laku yang dikehendaki pada saat dites. (4) D (degree), yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tingkah laku yang ditetapkan.

Tujuan pendidikan mencakup tiga ranah (kawasan), yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Namun dalam kegiatan belajar ini hanya dibahas tentang ranah kognitif saja. Ranah kognitif mencakup enam jenjang secara bertingkat dari rendah ke tinggi, yaitu aspek pengetahuan (ingatan), aspek pemahaman, aspek aplikasi (penerapan), aspek analisis, aspek sintesis dan aspek evaluasi. Pada tingkat SLTP persentasi terbesar dari aspek-aspek ada pada tiga aspek pertama, sedang tiga aspek terakhir persentasinya sangat kecil.

Kegiatan Belajar 2Cakupan Materi Pelajaran dan Struktur Pembelajaran Matematika

Cakupan materi pelajaran matematika dalam pembelajaran, dapat dipandang dari distribusi jam efektif pada tiap-tiap pokok bahasan. Selain itu cakupan materi pelajaran matematika (Di SLTP) dapat dilihat dari cabang-cabang matematika, yaitu aritmatika, aljabar, geometri, peluang, statistika dan trigonometri. Cabang - cabang ini terdistribusi pada kelas I, II atau III.

Struktur pembelajaran merupakan tahapan-tahapan kegiatan dalam proses pembelajaran. Tahapan-tahapan itu adalah sebagai berikut:

19. Tahapan Pendahuluan yang dapat berupa kegiatan-kegiatan tentang apersepsi/revisi, penjelasan manfaat materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan penjelasan tentang TIU dan TIK yang harus dicapai oleh siswa. Dalam proses pembelajaran matematika, guru senantiasa perlu mengambil kesempatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan model ARCS, yaitu:

a. Perhatian (Attention) b. Relevansi (Relevance) c. Kepercayaan diri (Confidence) d. Kepuasan (Satisfaction)

103 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 104: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Tiap-tiap prinsip motivasi tersebut terdapat strategi untuk meningkatkannya. Selain itu, pada tahap pendahuluan dapat pula diisi dengan pokok-pokok materi yang akan diajarkan.

20. Tahap Pengembangan yang merupakan bagian pokok dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam tahap ini tergantung pada jenis objek matematika yang akan dipelajari. Objek-objek matematika itu dapat dikategorikan dalam 4 jenis, yaitu fakta, konsep, operasi/ prosedur/skill dan prinsip. Tiap-tiap objek ini mempunyai karakteristik berbeda-beda, sehingga perlu penanganan dengan metode pembelajaran yang berbeda pula. Pada tahap pengembangan ini memuat langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran objek matematika yang akan dipelajari.

21. Tahap Penerapan yang berupa kegiatan pemecahan masalah yang berkenaan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.

22. Tahap Penutup memuat kegiatan membuat rangkuman materi yang dipelajari dan pemberian soal-soal sebagai Tugas pekerjaan rumah.

http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=231

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nomor 1

SEKOLAH : SMA NEGERI 2 JEMBER

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS : XI

SEMESTER : 2

TAHUN PELAJARAN : 2008/2009

A. STANDAR KOMPETENSI :Mendengarkan : Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar

B. KOMPETENSI DASAR :Merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi atau seminar

C. MATERI PEMBELAJARAN :

104 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 105: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

Gagasan para pembicara dalam diskusi

pokok-pokok isi rangkuman

D. INDIKATOR : Mencatat pokok-pokok pembicaraan: siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraannya Merangkum seluruh isi pembicaraan ke dalam beberapa kalimat Menanggapi rangkuman yang dibuat teman

E. TUJUAN PEMBELAJARAN :Siswa dapat:

Mencatat pokok-pokok pembicaraan: siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraannya Merangkum seluruh isi pembicaraan ke dalam beberapa kalimat Menanggapi rangkuman yang dibuat teman

F. METODE PEMBELAJARAN : Penugasan Diskusi Tanya Jawab Ceramah Demonstrasi

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :Kegiatan Awal :

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan Inti :

Mendengarkan diskusi/ seminar Merangkum seluruh isi pembicaraan ke dalam beberapa kalimat Menanggapi rangkuman yang dibuat teman

Kegiatan Akhir :

Refleksi Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. Penugasan

H. ALOKASI WAKTU :4 x 45 menit

I. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :televisi/ gagasan para pembicara

105 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 106: Bhn Belajar Dan Pembelajaran

J. PENILAIAN :Jenis Tagihan: tugas individu ulangan

Bentuk Instrumen: uraian bebas pilihan ganda jawaban singkat

Mengetahui, Jember, 01 Juni 2008

Kepala SMA NEGERI 2 JEMBER Guru Mata Pelajaran,

Drs. Soekantomo, M.Si. Fusliyanto, S.Pd.

106 | DATA BEJAJAR DAN PEMBELAJARAN