Besi
-
Upload
yonatalio-sugianto -
Category
Documents
-
view
18 -
download
1
description
Transcript of Besi
![Page 1: Besi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf97ea550346d033946e35/html5/thumbnails/1.jpg)
Yonatalio Sugianto (073-11-106
BESI
Yonatalio Sugianto (073-11-106)
Pengetahuan Umum Besi
Besi (Fe) merupakan material penyusun utama kerak bumi kedua terbanyak yaitu sekitar
5 %. Secara geokimia, besi merupakan logam yang melimpah di alam. Konsentrasi besi yang
melimpah di suatu tempat disebut sebagai bijih besi.
Bijih besi biasanya tersusun oleh mineral magnetit (Fe3O4) yang mengandung 72,4 % Fe,
ilmenit (FeTiO3) 36,8% Fe, hematit (Fe2O3) 69,94% Fe, goethit (FeO2H) 62% Fe, siderit (FeCO3)
48,2% Fe. Mineral lain yang mengandung besi seperti pirit (FeS2) 46,5% Fe, pirhotit (FeS)
63,5% Fe, tidak dapat dianggap sebagai sumber utama besi, karena kesulitan-kesulitan teknis
pengolahannya. Magnetit sering diikuti oleh unsur-unsur lain seperti titanium, mangan,
magnesium dan vanadium. Endapan ini kadang-kadang mengandung emas dan platina, jika
batuan pembawanya berasosiasi dengan batuan-batuan basa-ultrabasa. Besi merupakan bahan
baku untuk industri baja dan industri alat-alat rumah tangga. Hasil industri besi yang cukup
terkenal disebut sebagai besi gubal (pig iron). Di beberapa negara produsen baja, belakangan ini
telah terjadi peningkatan permintaan akan bijih besi. Negara-negara konsumen bijih besi terbesar
di dunia adalah seperti China, Amerika Serikat, dan Jepang.
Kadar paling rendah dari endapan bijih besi yang dapat ditambang atau dikenal dengan
istilah cut-off grade adalah sekitar 32% Fe, namun sekarang ini paling tidak sekitar 60% Fe baru
dapat dikatakan layak untuk ditambang.
Lokasi Mineral Besi
Di Kabupaten Trenggalek, bijih besi dapat dijumpai di beberapa lokasi dan tersebar baik
dalam bentuk perlapisan maupun bongkah-bongkah. Penyebaran endapan bijih besi dapat
dijumpai di Desa Watuagung, Kecamatan Dongko. Jumlah total sumberdaya tereka endapan batu
besi didaerah ini adalah berjumlah sekitar 88,5 juta ton. Endapan bijih besi di daerah ini
mempunyai karekteristik tekstur klastik dengan ukuran butir pasir, bentuk butir meruncing
![Page 2: Besi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf97ea550346d033946e35/html5/thumbnails/2.jpg)
Yonatalio Sugianto (073-11-106
tanggung hingga bundar. Tersusun oleh magnetit, hematit dengan matriks mineral lempung dan
semen kuarsa. Berat jenis 2,05 – 3,92 gr/cm3. Kualitas endapan batu besi mengandung oksida
besi 40,62 – 76,10% (% berat), bijih besi (ilmenit, hematit, magnetit) 46,68 – 85,94% (% berat),
bijih besi (ilmenit, hematit, magnetit) 17,50 – 86 % (% volume).
Wilayah eksplorasi dan keterdapatan mineral Besi :
a. Nanggroe Aceh Darussalam
b. Sumatera Barat
c. Jamb
d. Lampung
e. Jawa Barat
f. Kalimantan Tengah
g. Kalimantan Selatan
Perusahaan Tambang Besi
Perusahaan tambang Besi di Indonesia :
a. PT Aneka Tambang
b. PT Sebuku Lateritic Iron Ore
c. PT Krakatau Steel
d. PT Lhong Setia Mining
Sistem Penambangan Mineral Besi
Ada 2 macam penambangan bijih besi :
a. Open Pit Mining
![Page 3: Besi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf97ea550346d033946e35/html5/thumbnails/3.jpg)
Yonatalio Sugianto (073-11-106
Penambangan yang dilakukan di permukaan bumi.
b. Underground Mining
Penambangan yang dilakukan di bawah permukaan tanah.
Pengolahan Mineral Besi
Pengolahan Mineral Besi ada 2 cara :
a. Reduksi Langsung
b. Reduksi Tidak Langsung
Reduksi Langsung
Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi spons (sponge iron) atau sering disebut: besi hasil reduksi langsung (direct reduced iron). Gas reduktor yang dipakai biasanya berupa gas hidrogen atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan gas alam cair (LNG) dengan uap air didalam suatu reaktor yaitu melalui reaksi kimia berikut :
CH4 + H2O ==> CO + 3H2
(metana) (uap air) (gas reduktor)
Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan diatas maka proses reduksi terhadap pellet biji besi dapat dicapai melalui reaksi kimia berikut ini :
Fe2O3 + 3H2 ===> 2Fe + 3H2O
Fe2O3 + 3CO ===> 2Fe + 3CO2
Proses ini baru digunakan di PT Krakatau Steel, dan masih tergolong baru. Sehingga informasi mengenai proses ini masih terbatas. Kelemahan pada proses ini adalah tergantung pada harga LNG. Dari emisi reaksi yang terjadi, hanya menghasilkan gas karbondioksida dan uap air.
Reduksi Tidak Langsung
![Page 4: Besi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082821/55cf97ea550346d033946e35/html5/thumbnails/4.jpg)
Yonatalio Sugianto (073-11-106
Proses ini dilakukan dengan menggunakan tungku pelebur yang disebut juga tanur tinggi (blast furnace). Proses ini dikatakan reduksi tidak langsung karena terbentuknya besi kasar harus melalui beberapa tahapan reduksi. Sebagai bahan baku dapat digunakan pellet atau sinter, tetapi
agar lebih efisien biasanya digunakan sinter.
Reaksi dengan gas pada suhu tinggi
Udara panas (500-7000C), ditiupkan ke dalam tanur. Udara panas bereaksi dengan C membentuk gas CO2
C + O2 ==> CO2 ΔH = -96.96 kkal
Reaksi berlangsung eksoterm, menyebabkan suhu sangat tinggi (>15000C). Gas CO2 bereaksi dengan karbon dan direduksi menjadi gas karbon monoksida (CO).
CO2 + C ==> 2CO ΔH = 38.96 kkal
Reaksi berlangsung endoterm menyebabkan suhu turun (12000-13000C). Karena reaksi ini endoterm maka bagian tanur makin ke atas suhunya makin rendah
hingga mencapai 3000C.
Reaksi bijih besi dengan gas reduktor
3Fe2O3 + CO ===>2Fe3O4 + CO2 (300-5000C) ΔH = 8.80kkal Fe3O4 + CO ===> 3FeO + CO2 (5000-9000C) ΔH = 8.80kkal FeO + CO ===> Fe + CO2 (9000-11000C) ΔH= -3.84kkal Pada temperature 10000-12000C batu kapur terurai
CaCO3 ===> CaO + CO2
Kapur CaO bereaksi dengan silika membentuk cairan kalsium silikat yang disebut kerak/terak
CaO + SiO2 ===> CaSiO3
Pada saat CaSiO3 memasuki dasar tanur, cairan tersebut menutupi cairan besi dan senyawa silika menjadi kerak.
Cairan logam berkumpul di bagian bawah tanur dengan kerak di bagian atasnya. Dihasilkan besi kasar dengan komposisi pengotor 3-4 %C; 0,06-0,10 %S; 0,10-0,50 %P;
1-3 %Si dan sejumlah unsur-unsur lainnya.