Berpikir Kritis

19
Faculty of Medicine University of Riau Faculty of Medicine University of Riau BERPIKIR KRITIS BERPIKIR KRITIS & & PENALARAN KLINIS PENALARAN KLINIS

description

kritis, berpikir

Transcript of Berpikir Kritis

Page 1: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

BERPIKIR KRITISBERPIKIR KRITIS&&

PENALARAN KLINISPENALARAN KLINIS

Page 2: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

PENDAHULUANPENDAHULUAN

Berpikir kritis merupakan cara praktis Berpikir kritis merupakan cara praktis untuk memahami masalah kesehatan untuk memahami masalah kesehatan dan untuk mengambil keputusan yang dan untuk mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan tepat sehubungan dengan permasalahan tersebut. permasalahan tersebut.

Ilmu kedokteran membutuhkan Ilmu kedokteran membutuhkan kemampuan berpikir kritis, baik dalam kemampuan berpikir kritis, baik dalam pendidikan kedokteran maupun dalam pendidikan kedokteran maupun dalam praktek klinis.praktek klinis.

Page 3: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

TujuanTujuan

Tujuan berpikir kritis untuk Tujuan berpikir kritis untuk mendapatkan pemahaman, mendapatkan pemahaman, mengevaluasi dan kemudian mengevaluasi dan kemudian menyelesaikan suatu permasalahan.menyelesaikan suatu permasalahan.

Berpikir kritis merupakan suatu Berpikir kritis merupakan suatu keterampilan generik yang harus keterampilan generik yang harus dimiliki oleh para peserta didik.dimiliki oleh para peserta didik.

Maiorana (1992) Maiorana (1992)

Page 4: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

DefinisiDefinisi““the dispositions to provide evidence in support of one’s the dispositions to provide evidence in support of one’s conclusions and to request evidence from others before conclusions and to request evidence from others before accepting their conclusionsaccepting their conclusions”. ”.

Hudgins dan Edelman (1986)Hudgins dan Edelman (1986)

Proses untuk menentukan keaslian, akurasi dan nilai dari Proses untuk menentukan keaslian, akurasi dan nilai dari suatu informasi atau pengetahuan. suatu informasi atau pengetahuan.

Beyer (1985)Beyer (1985)

Kemampuan untuk mengidentifikasi suatu masalah dan Kemampuan untuk mengidentifikasi suatu masalah dan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan masalah tersebut, asumsi-asumsi yang berhubungan dengan masalah tersebut, mengklarifikasi dan memusatkan perhatian pada masalah, mengklarifikasi dan memusatkan perhatian pada masalah, serta menganalisis, memahami dan menggunakan inferensi-serta menganalisis, memahami dan menggunakan inferensi-inferensi, logika induktif dan deduktif, mempertimbangkan inferensi, logika induktif dan deduktif, mempertimbangkan validitas dan reliabilitas dari asumsi tersebut, dan validitas dan reliabilitas dari asumsi tersebut, dan menggunakan berbagai sumber untuk mencari data atau menggunakan berbagai sumber untuk mencari data atau informasi yang diperlukan.informasi yang diperlukan.

Kennedy et al (1991) Kennedy et al (1991)

Page 5: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

KriteriaKriteriaCiri-ciri berpikir kritis yang ideal:Ciri-ciri berpikir kritis yang ideal:mempunyai sifat ingin tahu, menerima mempunyai sifat ingin tahu, menerima informasi, dapat memberikan alasan, bersifat informasi, dapat memberikan alasan, bersifat terbuka, fleksibel, melakukan evaluasi dengan terbuka, fleksibel, melakukan evaluasi dengan jujur, jujur terhadap kekurangan sendiri, jujur, jujur terhadap kekurangan sendiri, bijaksana dalam mengambil keputusan, selalu bijaksana dalam mengambil keputusan, selalu mempertimbangkan sesuatu, mencari kejelasan mempertimbangkan sesuatu, mencari kejelasan terhadap suatu masalah, pandai mencari terhadap suatu masalah, pandai mencari informasi yang relevan, mempunyai alasan informasi yang relevan, mempunyai alasan yang kuat dalam memilih suatu kriteria, yang kuat dalam memilih suatu kriteria, memeriksa sesuatu terlebih dahulu dan tetap memeriksa sesuatu terlebih dahulu dan tetap mencari hasil-hasil yang tepat untuk suatu mencari hasil-hasil yang tepat untuk suatu subjeksubjek

Facione (1990) Facione (1990)

Page 6: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

KriteriaKriteriaKarakteristik dari proses berpikir kritis, yaitu:Karakteristik dari proses berpikir kritis, yaitu:

Menanyakan pertanyaan yang tepatMenanyakan pertanyaan yang tepatMenilai suatu pernyataan dan argumenMenilai suatu pernyataan dan argumenMenyadari kekurangan atas informasiMenyadari kekurangan atas informasiMempunyai rasa ingin tahuMempunyai rasa ingin tahuTertarik menemukan suatu solusi yang baruTertarik menemukan suatu solusi yang baruMampu menetapkan kriteria untuk menganalisis Mampu menetapkan kriteria untuk menganalisis suatu idesuatu ideMempunyai keinginan untuk menguji keyakinan, Mempunyai keinginan untuk menguji keyakinan, asumsi dan opini terhadap faktaasumsi dan opini terhadap faktaMendengarkan dengan baik dan mampu Mendengarkan dengan baik dan mampu memberikan umpan balikmemberikan umpan balik

Page 7: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

KriteriaKriteriaMenyadari bahwa berpikir kritis merupakan suatu Menyadari bahwa berpikir kritis merupakan suatu ””lifelong process of self assessmentlifelong process of self assessment””Membuat keputusan setelah semua fakta telah Membuat keputusan setelah semua fakta telah didapatkan dan dipertimbangkandidapatkan dan dipertimbangkanMencari fakta untuk mendukung asumsi dan Mencari fakta untuk mendukung asumsi dan keyakinankeyakinanMampu menyesuaikan opini ketika suatu fakta Mampu menyesuaikan opini ketika suatu fakta baru ditemukanbaru ditemukanMelakukan pembuktianMelakukan pembuktianMenguji suatu masalah dengan cermatMenguji suatu masalah dengan cermatMampu menolak informasi yang tidak benar dan Mampu menolak informasi yang tidak benar dan tidak relevantidak relevan

Ferrett (1996) Ferrett (1996)

Page 8: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

Menggunakan fakta-fakta yang ada dengan baikMenggunakan fakta-fakta yang ada dengan baikMengorganisir pikirannya dengan baikMengorganisir pikirannya dengan baikMampu membedakan antara yang valid dengan Mampu membedakan antara yang valid dengan yang tidak validyang tidak validMenunda pengambilan keputusan sampai betul-Menunda pengambilan keputusan sampai betul-betul didapatkan bukti-bukti yang cukupbetul didapatkan bukti-bukti yang cukupMemahami perbedaan antara Memahami perbedaan antara reasoningreasoning dengan dengan rationalizingrationalizingBerusaha untuk mengantisipasi konsekuensi yang Berusaha untuk mengantisipasi konsekuensi yang mungkin ditimbulkan oleh suatu tindakanmungkin ditimbulkan oleh suatu tindakanMemahami ideMemahami ideMampu melihat adanya kesamaan dan analogi Mampu melihat adanya kesamaan dan analogi yang tidak terlihat dengan nyatayang tidak terlihat dengan nyataDapat belajar secara mandiri dan mempunyai Dapat belajar secara mandiri dan mempunyai perhatian untuk melakukannyaperhatian untuk melakukannya

KriteriaKriteria

Page 9: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

Mengaplikasikan suatu teknik penyelesaian Mengaplikasikan suatu teknik penyelesaian masalah dari apa yang sudah dipelajarinyamasalah dari apa yang sudah dipelajarinyaDapat membentuk struktur informal dari masalah Dapat membentuk struktur informal dari masalah yang dihadapinya berdasarkan teknik formal Dapat yang dihadapinya berdasarkan teknik formal Dapat memilah istilah-istilah yang tidak relevanmemilah istilah-istilah yang tidak relevanMempunyai kebiasaan untuk menanyakan Mempunyai kebiasaan untuk menanyakan pendapatnya sendiri dan berusaha untuk pendapatnya sendiri dan berusaha untuk memahami asumsi dan implikasinyamemahami asumsi dan implikasinyaSensitif terhadap perbedaan antara validitas dan Sensitif terhadap perbedaan antara validitas dan intensitasintensitasTanggap terhadap fakta bahwa pemahaman Tanggap terhadap fakta bahwa pemahaman seseorang bersifat terbatasseseorang bersifat terbatasMenyadari kelemahan opini sendiri, kemungkinan Menyadari kelemahan opini sendiri, kemungkinan adanya bias dari opini tersebut dan bahaya-bahaya adanya bias dari opini tersebut dan bahaya-bahaya yang mungkin akan ditimbulkannya. yang mungkin akan ditimbulkannya.

Nickerson (1987) Nickerson (1987)

KriteriaKriteria

Page 10: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

The Dispotion Toward Critical The Dispotion Toward Critical ThinkingThinking

Truthseeking. ATruthseeking. Adanya keinginan untuk mendapatkan danya keinginan untuk mendapatkan pengetahuan yang terbaik dalam konteks tertentu.pengetahuan yang terbaik dalam konteks tertentu.Open mindnessOpen mindness. Adanya toleransi terhadap cara pandang . Adanya toleransi terhadap cara pandang yang berbeda dan melakukan yang berbeda dan melakukan self monitoringself monitoring terhadap terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi.penyimpangan yang mungkin terjadi.AnalyticityAnalyticity. Kebutuhan akan pentingnya alasan dan fakta, . Kebutuhan akan pentingnya alasan dan fakta, siap untuk situasi atau permasalahan yang mungkin terjadi siap untuk situasi atau permasalahan yang mungkin terjadi dan siap untuk mengantisipasi konsekuensinya.dan siap untuk mengantisipasi konsekuensinya.SystematicitySystematicity. Melakukan pendekatan yang terorganisir, . Melakukan pendekatan yang terorganisir, terfokus dan sistematis dalam menghadapai suatu masalah terfokus dan sistematis dalam menghadapai suatu masalah yang kompleks.yang kompleks.InquisitivenessInquisitiveness. Selalu berusaha untuk mendapatkan . Selalu berusaha untuk mendapatkan pengetahuan dan penjelasan yang tepat meskipun apa yang pengetahuan dan penjelasan yang tepat meskipun apa yang diharapkan tidak langsung didapatkan.diharapkan tidak langsung didapatkan.MaturityMaturity. Bijaksana dalam membuat, menunda ataupun . Bijaksana dalam membuat, menunda ataupun memperbaiki suatu keputusan.memperbaiki suatu keputusan.

American Philosophical AssociationsAmerican Philosophical Associations (1990) (1990)

Page 11: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

Hambatan Berpikir KritisHambatan Berpikir KritisBekerja tanpa berpikir (impulsif)Bekerja tanpa berpikir (impulsif)Ketergantungan yang tinggi (Ketergantungan yang tinggi (overdependentoverdependent))Menggunakan strategi Menggunakan strategi goal-incompatiblegoal-incompatibleTidak komprehensifTidak komprehensifBersifat dogmatis terhadap apa yang telah Bersifat dogmatis terhadap apa yang telah dipercayainyadipercayainyaBersifat kaku (rigiditas/infleksibelitas)Bersifat kaku (rigiditas/infleksibelitas)Kurang percaya diriKurang percaya diriMenganggap proses berpikir kritis sebagai Menganggap proses berpikir kritis sebagai hal yang membuang-buang waktu saja (anti hal yang membuang-buang waktu saja (anti intelektual) intelektual)

Raths et al (1966) Raths et al (1966)

Page 12: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

ManfaatManfaat

Berpikir kritis merupakan inti dari Berpikir kritis merupakan inti dari proses belajar sepanjang hayat, proses belajar sepanjang hayat, sehingga akan meningkatkan sehingga akan meningkatkan fleksibilitas dan adaptabilitas dari fleksibilitas dan adaptabilitas dari para lulusan saat mereka masuk para lulusan saat mereka masuk dalam dunia kerja.dalam dunia kerja.

Page 13: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

KonsepKonsepCritical thinking as a generic skillsCritical thinking as a generic skillsPandangan terhadap berpikir kritis sebagai Pandangan terhadap berpikir kritis sebagai suatu keterampilan generik bersumber pada suatu keterampilan generik bersumber pada dua hal.dua hal.

Dalam psikologi kognitif, adalah penggunaan Dalam psikologi kognitif, adalah penggunaan keterampilan kognitif atau strategi yang keterampilan kognitif atau strategi yang meningkatkan probabilitas dari sesuatu yang meningkatkan probabilitas dari sesuatu yang diharapkan. Keterampilan tersebut meliputi diharapkan. Keterampilan tersebut meliputi problem solving, reasoningproblem solving, reasoning, dan , dan decision makingdecision making..Dari sudut pandang filosofi, berpikir kritis Dari sudut pandang filosofi, berpikir kritis merupakan keterampilan umum atau kemampuan merupakan keterampilan umum atau kemampuan untuk menilai suatu kenyataan.untuk menilai suatu kenyataan.

Page 14: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

KonsepKonsep

Critical thinking as an embedded skillCritical thinking as an embedded skill

Berpikir kritis merupakan suatu Berpikir kritis merupakan suatu kombinasi dari keinginan untuk suatu kombinasi dari keinginan untuk suatu proses berpikir dengan pengetahuan proses berpikir dengan pengetahuan dan keterampilan kritis. dan keterampilan kritis. Keterampilan Keterampilan kritis terdiri dari kemampuan untuk kritis terdiri dari kemampuan untuk melakukan refleksi, bertanya dengan melakukan refleksi, bertanya dengan efektif, dan menunda suatu efektif, dan menunda suatu pertimbangan atau kepercayaan pertimbangan atau kepercayaan dengan pengetahuan yang relevan.dengan pengetahuan yang relevan.

Page 15: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

KonsepKonsep

Critical thinking as a component Critical thinking as a component of the skills of the autonomous of the skills of the autonomous learnerlearner

Berpikir kritis merupakan salah Berpikir kritis merupakan salah satu karakteristik penting untuk satu karakteristik penting untuk self directed learning atau self directed learning atau autonomous learning dan self autonomous learning dan self assessmentassessment. .

Page 16: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

KonsepKonsepCritical thinking for critical beingCritical thinking for critical beingBernett (1997) meninjau konsep kritis Bernett (1997) meninjau konsep kritis dari dua sudut; dari dua sudut;

pertama, terdiri dari empat level kritis, pertama, terdiri dari empat level kritis, yaitu operasionalisasi dari kemampuan yaitu operasionalisasi dari kemampuan untuk berpikir kritis, refleksivitas, untuk berpikir kritis, refleksivitas, membangun suatu tradisi dan membangun suatu tradisi dan mentransformasi suatu kritikan. mentransformasi suatu kritikan. kedua terdiri dari tiga domain yaitu kedua terdiri dari tiga domain yaitu pengetahuan, diri sendiri dan lingkungan pengetahuan, diri sendiri dan lingkungan yang akan membentuk tiga macam yang akan membentuk tiga macam criticalitycriticality, yaitu “, yaitu “critical reason, critical critical reason, critical self reflection dan critical action”self reflection dan critical action”..

Page 17: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

PENALARAN KLINISPENALARAN KLINIS

Tugas dokter adalah membuat keputusan Tugas dokter adalah membuat keputusan tentang diagnosis dan penyelesaian tentang diagnosis dan penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi pasien. masalah kesehatan yang dihadapi pasien.

Keputusan yang diambil dokter dilakukan Keputusan yang diambil dokter dilakukan berdasarkan pemahamannya tentang berdasarkan pemahamannya tentang kondisi pasien dan eksplorasinya terhadap kondisi pasien dan eksplorasinya terhadap area di mana mungkin saja terjadi area di mana mungkin saja terjadi perbedaan dalam nilai-nilai dan opini. Hal perbedaan dalam nilai-nilai dan opini. Hal ini merupakan dasar dari penalaran klinis.ini merupakan dasar dari penalaran klinis.

Page 18: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau

Hubungan Antara Berpikir Kritis Dengan Hubungan Antara Berpikir Kritis Dengan Penalaran KlinisPenalaran Klinis

Berpikir kritis sangat berhubungan erat Berpikir kritis sangat berhubungan erat dengan penalaran klinis. Dengan dengan penalaran klinis. Dengan berpikir kritis akan didapatkan suatu berpikir kritis akan didapatkan suatu pertimbangan klinis yang baik sehingga pertimbangan klinis yang baik sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang dapat diambil suatu kesimpulan yang tepat dalam menegakkan diagnosis tepat dalam menegakkan diagnosis pasien dan dapat dipilih pula pasien dan dapat dipilih pula penatalaksanaan yang sesuai. penatalaksanaan yang sesuai.

Page 19: Berpikir Kritis

Faculty of Medicine University of RiauFaculty of Medicine University of Riau