MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TENTANG ...
Transcript of MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TENTANG ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
TENTANG SIFAT - SIFAT BANGUN RUANG DENGAN MENERAPKAN
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI BALEREJO 01 KEBONSARI MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disusun Oleh :
Farida Rahmawati
NIM X7107028
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
TENTANG SIFAT - SIFAT BANGUN RUANG DENGAN MENERAPKAN
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI BALEREJO 01 KEBONSARI MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disusun Oleh :
Farida Rahmawati
NIM X7107028
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Farida Rahmawati.MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS TENTANG SIFAT - SIFAT BANGUN RUANG DENGAN
MENERAPKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI BALEREJO 01 KEBONSARI MADIUN TAHUN
PELAJARAN 2010/2011.
Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. 2011.
Kata kunci: Keterampilan Berpikir Kritis, Numbered Heads Together. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis tentang sifat – sifat bangun ruang dengan menerapkan tipe numbered heads
together pada siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01 tahun pelajaran 2010/2011.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01 dengan
jumlah siswa 21. Bentuk pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang berupa hasil
tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data
yang dilakukan meliputi wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik
validitas data yang digunakan adalah triangulasi. Pada penelitian ini teknik
analisis data yang digunakan adalah diskriptif interaktif. Data diolah sejak
tindakan pembelajaran dilaksanakan dan dikembangkan selama proses
pembelajaran berlangsung. Strategi yang digunakan adalah strategi tindakan kelas.
Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus setiap siklus mempunyai empat
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan kemudian
refleksi dan masing – masing siklusnya ada dua kali pertemuan. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus dan pada setiap pertemuan diadakan tes awal, tes
proses dan post tes sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan
keterampilan berpikir kritis siswa tentang sifat – sifat bangun ruang pada pelajaran
Matematika dengan menerapkan tipe numbered heads together dalam
pembelajarannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
tentang sifat – sifat bangun ruang mengalami peningkatan, yaitu dari kondisi awal
nilai rata – rata siswa 45,86, pada siklus I nilai rata – rata siswa 68,90 dan nilai
rata – rata yang diperoleh pada siklus II adalah 84,09. Sebelum dilaksanakan
penelitian siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (66) sebanyak 8 siswa
(38,10%), pada siklus I siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (66) sebanyak
15 siswa (71,42%), dan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
(66) sebanyak 18 siswa (85,71%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe numbered
heads together dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis tentang sifat –
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kecamatan Kebonsari
Kabupaten Madiun.
ABSTRACT
Farida Rahmawati. IMPROVING CRITICAL THINKING SKILLS
ABOUT THE PROPERTIES OF GEOMETRY BY APPLYING NUMBERED
HEADS TOGETHER TYPE IN FIFTH GRADE STUDENTS OF PUBLIC
ELEMENTARY SCHOOL BALEREJO 01 KEBONSARI MADIUN
ACADEMIC YEAR 2010/2011.
Minithesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret
University in Surakarta. 2011.
Key word: critical thinking skills, Numbered Heads Together.
The purpose of this research is to improve the ability to think critically
about the properties of geometry by applying a type of numbered heads together
in fifth grade students of public elementary school Balerejo 01 academic year
2010/2011.
The method used in this research is qualitative research with classroom action
research (CAR). The subjects used in this study were teachers and students of fifth
grade in Public Elementary School Balerejo 01 with the number of students 21.
Form approach is descriptive qualitative. Data obtained in the form of quantitative
data and qualitative data in the form of test results, observations, interviews and
documentation. The data collection techniques include interviews, observation,
testing and documentation. Validity of the technique used was triangulation of
data. In this research, data analysis technique used is descriptive interactive. Data
processed since the act of learning is implemented and developed during the
learning process takes place. The strategy used is the class action strategy. The
procedures for this study consisted of two cycles, each cycle has four stages:
planning, execution, observation and reflection - each cycle there are two
meetings. This research was conducted in two cycles and at each meeting held
initial test, processes test and post test so that can know whether or not there
increase students' critical thinking about the properties of geometry in math by
applying a type of numbered heads together in learning.
The results indicate that students' ability to think critically about the
properties of geometry has increased, from the condition before the action value -
average students to 45.86, on the first cycle value - average students to 68.90 and
the value - average obtained in cycle II is 84.09. Prior research conducted students
scoring above the KKM (66) by 8 students (38.10%), in the first cycle of students
scoring above the KKM (66) as many as 15 students (71.42%), and on the second
cycle students scoring above the KKM (66) as many as 18 students (85.71%).
Based on the results of these studies show that by applying cooperative learning
numbered heads together type to improve the skills of critical thinking about the
properties of geometry in fifth grade students of Public Elementary School
Balerejo 01 Sub District Kebonsari-Madiun City.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Barang siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh
(balasan) yang lebih baik darinya, sedang mereka itu adalah
orang-orang yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat pada
hari itu.
(An – Naml:89)
Nasib baik berpihak kepada yang jujur, santun, dan rajin.
Memperbaiki sikap adalah memperbaiki nasib.
(Mario Teguh)
Tidak akan ada puasnya jika menginginkan yang sempurna,
menjadi diri sendiri, melakukan yang terbaik dan selalu
bersyukur jauh lebih indah dan mengagumkan.
(Penulis)
Harus ada target dalam hidup agar dapat melangkah lebih pasti,
meskipun tidak semua yang kita inginkan dapat terwujud.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya yang tersusun ini dipersembahkan kepada :
Allah SWT, yang selalu memberikan Anugerah Terindah, Rahmat,
Taufiq dan Hidayah-Nya kepada setiap nafasku.
Bapak dan Ibundaku (Kusnudin & Suyatin) tercinta, yang tak
henti mendoakan, selalu sabar mendidik, dan memberikan segala
hal terbaik baik material maupun spiritual serta membuatku
mengerti bahwa setiap langkah hidupku sangat berharga.
Kakak – kakakku (Eny, Muna dan Tin) tersayang yang senantiasa
memberikan dukungan dan doa.
Semua guru dan dosen yang telah memberikan ilmunya sehingga
saya dapat menempuh dan menyelesaikan studi S1 ini.
Mas Rian yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi.
Sahabat – sahabat terbaik yang selalu ada dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Mahasiswa PGSD B ’07.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
FKIP UNS, almamater tercinta.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi
sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Skripsi dengan judul Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Tentang
Sifat-Sifat Bangun Ruang Dengan Menerapkan Tipe Numbered Heads Together
Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun Tahun Pelajaran
2010/2011 ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh sebab itu pada
kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Kuswadi, M.Ag. selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. M. Shaifuddin, M.Pd., M.Sn. selaku Pembimbing II yang telah
memberikan semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Prof. Dr. Retno Winarni, M,Pd. selaku Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan motivasi.
8. Semua Dosen Program Studi PGSD UNS yang membimbing dan
mengarahkan penyelesaian penulisan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Keluarga besar SD Negeri Balerejo 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten
Madiun yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi yang tidak
dapat disebut satu per satu.
Semoga kebaikan dari semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Allah
SWT.
Disadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun
diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan dan
dunia pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..………………………………………………………… i
HALAMAN PENGAJUAN ………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..………………………………………………...iii
HALAMAN PENGESAHAN ...………………………………………………….iv
ABSTRAK ………………………………………………………………………..v
ABSTRACT …………………………………………………………………... vi
MOTTO …………………………………………………………………….. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR ....…...…………………………………………………. xiv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xv
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………… xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………….…..1
B. Rumusan Masalah…………………………………….............3
C. Identifikasi Masalah.…………………………………………..3
D. Pembatasan Masalah ………………………………………….4
E. Tujuan Penelitian …………………………………...…….....4
F. Manfaat Penelitian ………………………………….………...5
BAB II LANDASAN TEORI
A. .................................................................................... Kajia
n Teori ………………………………………...…….…..7
1. ............................................................................... Pemb
elajaran Kooperatif………………...…………..
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiv
xv
xv
xvii
1
4
4
4
5
5
7
7
7
9
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
a. ........................................................................... Kons
ep Dasar Pembelajaran Kooperatif …………
b. ........................................................................... Tujua
n Pembelajaran Kooperatif ..... ………………….....0
c. ........................................................................... Ciri-
ciri Pembelajaran Kooperatif ………………….....11
d. ........................................................................... Bent
uk-Bentuk Pembelajaran Kooperatif . …………....12
2. ............................................................................... Num
bered Heads Together ……………………...……….13
a. ........................................................................... Peng
ertian Numbered Heads Together …………….....13
b. ........................................................................... Tujua
n dan Manfaat Numbered
Heads Together………………………………………..14
c. ........................................................................... Lang
kah-Langkah Penerapan Numbered Heads
Together ………………………………………………15
3. ............................................................................... Keter
ampilan Berpikir Kritis . ……………………………19
a. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis …………….19
b. ........................................................................... Krakt
eristik Keterampilan Berpikir Kritis . …………...24
c. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis …………….. 26
d. ........................................................................... Taha
pan Berpikir Kritis. ………………………………29
4. ............................................................................... Mate
ri Sifat- Sifat Bangun Ruang……………………….31
a. ........................................................................... Peng
ertian Bangun Ruang . ……………………………31
12
13
13
14
15
19
19
24
25
28
30
30
31
32
38
39
40
42
43
44
44
45
46
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
b. ........................................................................... Jenis-
jenis Bangun Ruang…………………………….31
c. ........................................................................... Sifat-
sifat BangunRuang. .. …………………………….32
d. ........................................................................... Pener
apan Tipe Numbered Heads Together
dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Pada Pembelajaran Matematika Tentang
Sifat-sifat Bangun Ruang ………………………….. 38
B. .................................................................................... Penel
itian Yang Relevan .. …………………………………...38
C. .................................................................................... Kera
ngka Berpikir . ………………………………………….41
D. .................................................................................... Hipot
esis Tindakan………………………………………….42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. .................................................................................... Temp
at dan Waktu Penelitian ... ……………………………..43
B. .................................................................................... Suby
ek Penelitian . ………………………………………….44
C. .................................................................................... Pend
ekatan dan Jenis Penelitian .. …………………………..44
D. .................................................................................... Sumb
er Data .. ……………………………………………….45
E. ..................................................................................... Tekni
k pengumpulan Data ... ………………………………...46
F. ..................................................................................... Valid
itas data……………………………………………....48
G. .................................................................................... Tekni
k Analisis Data .. ………………………………………48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
H. .................................................................................... Indik
ator Kinerja .. …………………………………………..50
I. ...................................................................................... Prose
dur Penelitian .. ………………………………………...50
J. ..................................................................................... Instru
men Penelitian……………………………………….55
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………....56
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Tindakan Siklus I ……………………………………..60
2. Tindakan Siklus II……………………………………..71
C. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………...82
D. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………..90
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………………….......91
B. Implikasi ………………………………………………….. 91
C. Saran ………………………………………………………..95
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….97
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………..100
50
50
55
56
60
71
82
90
96
96
100
102
105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.a Kubus .............................................................................................. 32
Gambar 1.b Kubus II .......................................................................................... 35
Gambar 2. Balok .............................................................................................. 37
Gambar 3. Tabung ……………………………………………………………38
Gambar 4. Prisma tegak segiempat …………………………………………..38
Gambar 5. Limas segiempat ………………………………………………….38
Gambar 6. Limas segitiga …………………………………………………….39
Gambar 7. Kerucut ……………………………………………………………39
Gambar 8. Alur Kerangka Berpikir .................................................................. 42
Gambar 9. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 45
Gambar 10. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman………………….50
Gambar 11. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)……………………….…51
32
34
36
36
37
37
37
37
42
45
50
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Aspek Keterampilan Berpikir Kritis .................................................... .6
Tabel 2. Rincian Waktu Penelitian ..................................................................... ..44
Tabel 3. Tabel Data Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang
Sifat-sifat Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Pada Kondisi Awal (Pra Siklus) .......................................................... ..59
Tabel 4. Tabel Data Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang
Sifat-sifat Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Pada Siklus I ........................................................................................ ..69
Tabel 5. Tabel Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I Siswa
Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun ............................ ..70
Tabel 6. Tabel Data Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang
Sifat-sifat Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Pada Pra Siklus II ................................................................................ ..79
Tabel 7. Tabel Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I Siswa
Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun ............................ ..80
Tabel 8. Tabel Perkembangan Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang
Sifat-sifat Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Pada Kondisi Awal (Pra Siklus), Siklus I dan Siklus II ...................... ..90
Tabel 9. Tabel Rata-rata Aktifitas Siswa dan Kinerja Guru Kelas V SD
Negeri Balerejo 01 Tentang Sifat-sifat Bangun Ruang ....................... ..92
26
44
59
69
70
79
80
90
93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Grafik Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang
Sifat-sifat Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Pada Kondisi Awal (Pra Siklus) .......................................................... ..60
Grafik 2. Grafik Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang
Sifat-sifat Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Pada Siklus I ........................................................................................ ..70
Grafik 3. Grafik Perkembangan Nilai Evaluasi Keterampilan Berpikir
Kritis Tentang Sifat-sifat Bangun Ruang Pada Pra Siklus dan
Siklus I Setelah Menerapkan NHT.........................................................71
Grafik 4. Grafik Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang
Sifat-sifat Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Pada Siklus II ...................................................................................... ..80
Grafik 5. Grafik Perkembangan Nilai Evaluasi Keterampilan Berpikir
Kritis Tentang Sifat-sifat Bangun Ruang Pada Siklus I dan
Siklus II Setelah Menerapkan NHT......................................................
Grafik 6. Grafik Peningkatan Nilai Terendah Keterampilan Berpikir Kritis
Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri
Balerejo 01 Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II ..............................
Grfik 7. Grafik Peningkatan Nilai Tertinggi Keterampilan Berpikir Kritis
Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri
Balerejo 01 Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II ..............................
Grafik 8. Grafik Peningkatan Nilai Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis
Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri
Balerejo 01 Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II…………………..
Grafik 9. Grafik Peningkatan Prosentase Nilai Ketuntasan Klasikal
60
70
71
80
81
91
91
92
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang
Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Sebelum Tindakan,
Siklus I, Siklus II……………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara Untuk Guru
Sebelum Penerapan NHT ............................................................... 100
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Untuk Guru
Setelah Penerapan NHT ................................................................. 102
Lampiran 3. Silabus Matematika Kelas V ......................................................... 104
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................. 105
Lampiran 5. Pedoman Lembar Observasi Kegiatan Siswa ............................... 127
Lampiran 6. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ................................................ 131
Lampiran 7. Lembar Observasi Kinerja Guru.................................................... 132
Lampiran 8. Tes Pra-Siklus ................................................................................ 135
Lampiran 9. LKS I ............................................................................................. 137
Lampiran 10. Tugas Individu I............................................................................ 139
Lampiran 11. LKS II ........................................................................................... 141
Lampiran 12. Tugas Individu II .......................................................................... 142
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................. 143
Lampiran 14. LKS III .......................................................................................... 166
Lampiran 15. Tugas Individu III ......................................................................... 168
Lampiran 16. LKS IV ......................................................................................... 170
Lampiran 17. Tugas Individu IV ......................................................................... 171
Lampiran 18. Daftar Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Berdasarkan Nilai Tes Pada Kondisi Awal (Pra Siklus) ............ 171
Lampiran 19. Daftar Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Berdasarkan Nilai Tes Pada Siklus I .......................................... 173
Lampiran 20. Daftar Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Berdasarkan Nilai Tes Pada Siklus II ......................................... 175
Lampiran 21. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas V
105
107
109
110
132
136
137
140
142
144
146
147
148
171
173
175
176
177
178
180
182
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Dalam Pembelajaran Dengan Numbered Heads Together
Tentang Sifat – Sifat Bangun Ruang Pada Siklus I ....................177
Lampiran 22. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas V
Dalam Pembelajaran Dengan Numbered Heads Together
Tentang Sifat - Sifat Bangun Ruang Pada Siklus II...................
Lampiran 23. Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Pelajaran Matematika
Tentang Sifat - Sifat Bangun Ruang Dengan Menerapkan
NHT Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Kebonsari Kabupaten Madiun Pada Siklus I………………….…179
Lampiran 24. Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Pelajaran Matematika
Tentang Sifat - Sifat Bangun Ruang Dengan Menerapkan
NHT Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Kebonsari Kabupaten Madiun Pada Siklus II…………………....182
Lampiran 25. Daftar Nilai Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang Berdasarkan Nilai Tes
Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II........................................
Lampiran 26. Kisi- Kisi Soal....................................................................................
Lampiran 27. Dokumentasi (Foto).........................................................................
183
184
187
190
191
193
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat berperan penting untuk menciptakan kehidupan yang
cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan
harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang
baik. Untuk memenuhi tuntutan itu berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dan
salah satunya adalah penyempurnaan kurikulum. Saat ini pemerintah sedang
menerapkan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) sebagai
penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yang Berbasis Kompetensi (KBK).
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum
yang lebih membebaskan sekolah untuk mengembangkan sendiri perangkat
pembelajaran sesuai dengan kondisi wilayahnya masing-masing. Hal itu
ditunjukkan dengan adanya wewenang sekolah dalam hal ini guru untuk
menentukan sendiri indikator keberhasilan pencapaian kompetensi sesuai dengan
daerah dan kondisi siswa masing-masing sekolah. Inti dari Kurikulum Satuan
Tingkat Pendidikan (KTSP) sebenarnya sama dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi, yaitu guru hanya berperan sebagai fasilitator penyedia ”kondisi”
supaya proses belajar mengajar untuk memperoleh konsep yang benar dapat
berlangsung dengan baik. Akan tetapi keberhasilan siswa juga ditentukan oleh
kinerja guru yang mampu menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menarik.
Oleh karena itu guru harus lebih kreatif memilih strategi pembelajaran termasuk
dalam memilih model pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengobservasi dan wawancara
dengan guru diketahui bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kelas V SD
Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun terhadap pelajaran matematika tentang
sifat-sifat bangun ruang masih kurang. Pelajaran matematika tentang sifat-sifat
bangun ruang merupakan pelajaran yang menakutkan dan sulit, sehingga siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
merasa kurang percaya diri dan tidak mau berusaha. Hal tersebut tercermin dari
sikap siswa yang cenderung acuh dan sering tidak merespon apa yang
disampaikan guru, bahkan siswa cenderung menyembunyikan wajah agar tidak
ditunjuk oleh guru untuk mengerjakan di depan kelas tugas-tugas ataupun soal-
soal yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa kurang memahami materi yang
disampaikan guru yaitu pada sifat-sifat bangun ruang. Jika hal ini tidak diperbaiki
maka siswa akan kesulitan dalam menghitung luas dan volume
pada bangun ruang. Keadaan tersebut tidak hanya dikarenakan oleh siswa tetapi
juga pada strategi pembelajaran yang digunakan guru. Guru belum menggunakan
model pembelajaran inovatif yang mampu menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan merangsang berpikir kritis siswa pada sifat-sifat bangun
ruang. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajarnya, dimana secara umum hasil
belajar matematika tentang sifat-sifat bangun ruang kurang memuaskan. Keadaan
ini dapat dilihat dari hasil tes pra siklus (lampiran 18 halaman 177) dapat
diketahui yaitu siswa yang memperoleh nilai 0-10 ada 3 siswa, yang memperoleh
nilai 11-21 ada 2 siswa, yang mendapat nilai 22-32 ada 2 siswa, yang mendapat
nilai 33-43 ada 1 siswa, yang nilainya 44-54 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai
55-65 ada 1 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai 66-76 ada 8 siswa. Dengan
demikian rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 45,86. Siswa yang mendapat nilai
kurang dari KKM sebanyak 13 siswa atau 61,90% sedangkan siswa yang
mendapat nilai di atas KKM ada 8 siswa atau 38,10%. Berdasarkan hasil tes pra
siklus diketahui bahwa siswa belum sungguh-sungguh dalam mengerjakan tes
karena masih banyak siswa yang belum memahami materi, tidak teliti, belum
mampu menjelaskan, dan belum dapat membedakan ciri masing-masing bangun
ruang.
Untuk itu, dirasa perlu melakukan penelitian tindakan kelas, sebagai upaya
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada matematika tentang
sifat-sifat bangun ruang melalui pembelajaran kooperatif, sehingga diharapkan
dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar mereka.
Slavin (2010:4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah
gagasan baru dalam dunia pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
metode ini hanya digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan-tujuan tertentu,
seperti tugas-tugas atau laporan kelompok tertentu. Namun demikian, penelitian
selama dua puluh tahun terakhir ini telah mengidentifikasikan metode
pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkatan
kelas dan untuk mengajarkan berbagai macam mata pelajaran.
Terdapat banyak metode atau tipe dalam pembelajaran kooperatif
diantaranya adalah Numbered Heads Together (NHT). Pemilihan ini didasarkan
atas hasil penelitian Lince, dkk (2001) dalam Kagan (2000) yang menyatakan
bahwa dari segi keterlibatan siswa maupun dari segi kemampuan akademik,
pembelajaran kooperatif dengan Numbered Heads Together (NHT) lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Numbered Heads Together
(NHT) ini dikembengkan oleh Spencer Kagan dkk pada tahun 1993. Struktur
Kagan menghendaki agar siswa bekerjasama saling tergantung pada kelompok-
kelompok kecil secara kooperatif jadi setiap anggota mempunyai peran penting,
berhasil tidaknya suatu kelompok tergantung dari masing-masing anggota. Kagan
(2000) secara garis besar menjelaskan bahwa metode NHT melibatkan siswa
dalam menelaah ulang bahan yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan
memeriksa pemahaman siswa mengenai inti pelajaran yang telah mereka terima.
Metode atu tipe ini juga memiliki fungsi ganda yaitu untuk memberi penguatan
konsep dan mereview penguasaan materi yang dimiliki siswa sebelum tes.
Numbered head Together memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit
untuk memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, menjawab dan saling
membantu satu sama lain. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran tipe NHT
yang menekankan pada berpikir bersama dalam kelompok maka diharapakan akan
meningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal tentang
sifat-sifat bangun ruang.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan Numbered Heads Together tersebut maka
dilakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis Tentang Sifat- Sifat Bangun Ruang Dengan Menerapkan Tipe
Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Kebonsari Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
dapat dikemukakan rumusan masalah: “Dapatkah Penerapan Tipe Numbered
Heads Together Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat- Sifat
Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun
Tahun Pelajaran 2010/2011?”
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, dapat
diutarakan masih banyak permasalahan yang dihadapi dalam proses
pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang. Seperti masih
rendahnya nilai keterampilan berpikir kritis siswa dalam materi sifat-sifat bangun
ruang. Keberhasila pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang
tidak hanya ditentukan oleh keterampilan siswa dalam mengembangkan
keterampilan berpikir secara kritis dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar, tetapi juga ditentukan oleh kemampuan guru atau kinerja guru.
Kurangnya keterampilan berpikir dan keaktifan siswa dalam matematika pada
materi sifat-sifat bangun ruang terjadi karena dalam pembelajaran guru cenderung
menggunakan model pembelajaran yang monoton dalam menyampaikan materi.
Dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads
Together diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut.
D. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien,
terarah dan dapat dikaji lebih mendalam. Adapun hal-hal yang membatasi
dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Rancangan pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang
yang akan diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
penerapan tipe numbered heads together dengan langkah – langkah :
pembentukan kelompok, numbering (penomoran), questioning (pemberian
pertanyaan), heads together (berpikir bersama), answering (pemberian
jawaban).
2. Materi sifat-sifat bangun ruang (prisma tegak, limas, kerucut, tabung) yang
dipelajari yaitu berdasarkan titik sudut, rusuk, dan sisi. Kemudian
menggambar masing-masing bangun berdasarkan sifat-sifatnya yang telah
dipelajari.
3. Keterampilan berpikir kritis dilihat dari kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal pada post tes setelah mengikuti langkah-langkah
pembelajarn tipe numbered heads together. Dengan Indikator keberhasilan :
1. Mampu mengidentifikasi.
2. Teliti dan tepat waktu dalam menyelesaikan soal.
3. Akurat atau benar, lengkap dan jelas.
4. Mampu membedakan.
5. Mampu memberikan alasan yang tepat.
6. Mampu menggambar.
7. Mampu menyimpulkan.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dijelaskan di atas,
maka penelitian yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis tentang sifat- sifat bangun ruang dengan menerapkan
tipe numbered heads together pada siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01
Kebonsari Madiun tahun pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Digunakan sebagai model pembelajaran alternatif dalam pelajaran
Matematika yang berkaitan dengan pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang
dan menambah wawasan baru mengoptimalkan keterampilan berpikir kritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Matematika melalui model pembelajaran koooperatif tipe NHT (Numbered
Heads Together).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1. Guru lebih profesional dalam
menjalankan tugas sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Memberikan masukan yang
berharga dalam proses pembelajaran Matematika terutama pada materi
sifat-sifat bangun ruang.
3. Sebagai masukan bagi guru untuk
melibatkan siswa secara aktif sehingga berdampak pada meningkatnya
kualitas pembelajaran.
4. Memberikan informasi bagi guru
untuk menentukan dan memanfaatkan model dan metode pembelajaran
yang tepat demi meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam
menyelesaikan masalah.
2. Bagi Siswa
1. Dapat memberikan pengalaman
baru dalam hal memecahkan masalah pembelajaran yang dialami
khususnya mata pelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun ruang.
2. Penerapan Tipe Numbered Heads
Together diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun Tahun Ajaran
2010 – 2011. Khususnya mata pelajaran matematika pada materi sifat-
sifat bangun ruang.
3. Bagi Peneliti
1. Peneliti lebih profesional dalam
melakukan penelitian terutama yang terkait dengan penelitian tentang
strategi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan informasi tambahan untuk melakukan penelitian yang sejenis
dalam lingkup yang lebih luas
4. Bagi Sekolah atau Lembaga
1. Memberikan gambaran tentang
kondisi siswa kelas V di SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun
Tahun Ajaran 2010 – 2011.
2. Memberikan tambahan referensi
untuk pengembangan sekolah lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Kooperatif
a. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Menurut Dahlan (1990) dalam Isjoni (2009: 72), model mengajar dapat
diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum, mengatur materi pelajaran dan pemberi petunjuk kepada pengajar
di kelas. Gagne (1985) dalam Isjoni (2009: 72) mengartikan pembelajaran
sebagai, “An active process and suggests that teaching involves facilitating
active mental process by students.” Artinya bahwa, dalam proses
pembelajaran sisa berada dalam posisi proses mental yang atif, dan guru
berfungsi menkondisikan terjadinya pembelajaran. Dalam penerapanya model
pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk model yang tepat
maka perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan. Kemudian
Joyce dan Weil (1980) dalam Rusman (2010:133) berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain.
Salah satu model pembelajaran yang berkembang saat ini adalah model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini menggunakan kelompok-kelompok
kecil sehingga siswa-siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Siswa dalam kelompok kooperatif belajar diskusi, saling
membantu dan mngajak satu sama lain untuk mengatasi masalah belajar.
Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling
memberi dukungan dalam kerja kelompok untuk menuntaskan masalah dalam
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai
enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen
(Rusman,2010:202).
Model pembelajaran kooperatif banyak digunakan untuk mewujudkan
kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada siswa (student center),
terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam
mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa
yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model pembelajaran ini terbukti
dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia. Dalam
melaksanakan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti
lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi
dengan siswa lainnya dan saling belajar mengajar dengan siswa lainya.
Robert E. Slavin (2008:8) mengemukakan inti dari pembelajaran
kooperatif yaitu,” Dalam metode pembelajaran kooperatif, para siswa akan
duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk
menguasai materi yang disampaikan oleh guru.”
Menurut Isjoni (2009:20) pembelajaran kooperatif di definisikan
sebagai suatu pendekatan mengajar dimana murid bekerja sama diantara satu
sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas
individu atau kelompok yang diberikan oleh guru.
Menurut Nurulhayati (2002) dalam Rusman (2010: 203), pembelajaran
kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa
dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
Berkenaan dengan pengelompokan siswa dapat ditentukan berdasarkan
atas : 1) minat dan bakat siswa, 2) latar belakang kemampuan siswa, 3)
perpaduan antara minat dan bakat siswa dan latar kemampuan siswa (Rusman,
2010:204).
Dalam pembelajaran guru harus memahami model pembelajaran agar
dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pembelajaran. Dalam penerapanya, model pembelajaran harus diterapkan
sesuai dengan kebutuhan siswa, karena masing-masing model pembelajaran
memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda.
Dari beberapa pengertian tentang pembelajaran kooperatif di atas dapat
peneliti simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana sistam belajar dan bekerja secara kelompok-kelompok
kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif bekerjasama diantara satu
sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas
individu atau kelompok yang diberikan oleh guru. Dengan tujuan menciptakan
pendekatan pembelajaran yang berhasil yang mengintegrasikan ketrampilan
sosial yang bersifat akademik, humuanistik dan demokratis yang disesuaikan
dengan kemampuan siswa dan lingkungannya. sehingga merangsang siswa
lebih bergairah dalam belajar.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif membutuhkan
partisipasi dan kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-
akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar
kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam
bidang akademik dan meningkatkan rasa harga diri (Slavin, 2005:4-5).
Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum
Ibrahim, et al. (2000) dalam (Isjoni, 2009: 39) yaitu:
1) Hasil Belajar Akademik
Dalam pembelajaran kooperatif mencakup beragam tujuan sosial,
juga memperbaiki hasil belajar siswa atau tugas-tugas akademik penting
lainya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model
telah menunjukan, modal stuktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan
secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya kelas
sosial, kemampuan dan ketidakmampuanya. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang kepada siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi
untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan
melalui sruktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai
satu sama lain.
Dalam pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai
fasilitator. Guru bertanggung jawab untuk mengembangkan
kemampuan siswa, karena itu perbedaan-perbedaan yang ada di
dalam kelas diusahakan tida menghambat dalam mewujudkan
interaksi sosial yang efektif diantara siswa. Hubungan persahabatan
antara beberapa orang siswa dapat dimanfaatkan dalam proses
belajar mengajar. (Isjoni, 2009: 41)
3) Pengembangan Ketrampilan Sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah
mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerjasama dan kolaborasi.
Ketrampilan ini amat penting dimiliki siswa sebagai warga
masyarakat, bangsa dan negara, karena mengingat kenyataan yang
dialami bangsa ini dalam mengatasi masalah- masalah sosial yang
semakin kompleks, serta tantangan bagi para peserta didik supaya
mampu dalam menghadapi persaingan global dan memenangkan
persaingan tersebut. (Isjoni, 2009: 41).
Era global ditandai dengan persaingan dan kerja sama di segala
aspek kehidupan mempersyratkan siswa memiliki ketrampilan sosial.
Kertampilan serta sikap positif sosial sebagai anggota masyarakat lokal
maupun global yang demokratis dapat dikembangkan lebih lanjut melalui
pembelajaran kooperatif. Dengan demikian peserta didik mendapatkan
makna dan manfaat praktis dari setiap proses pembelajaran tersebut.
c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja
kelompok, oleh sebab itu banyak guru mengatakan tidak ada suatu yana aneh
dalam pebelajaran kooperatif, karena mereka menganggap telah biasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
menggunakanya. Walaupun pembelajaran kooperatif terjadi dalam bentuk
kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok disebut pembelajaran kooperatif.
Menurut Rusman (2010:208-209), ciri-ciri yang terjadi pada.
kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif, adalah sebagai berikut:
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan
tinggi,sedang, dan rendah
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku, jenis kelamin berbeda-beda.
4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
Roger dan David Johnson dalam Lie (2008:31-35) mengatakan tidak
semua kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil
yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus
diterapkan, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran kooperatif,
keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang
dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok
ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena
itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling
ketergantungan.
2) Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan kelompok sangat
tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu,
setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
3) Tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap
anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi
untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok
lain.
4) Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih siswa berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Kemudian Isjoni (2009: 27) menyebutkan pembelajaran
kooperatif mempunyai ciri-ciri yaitu: a) setiap anggota memiliki peran,
b) terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, c) setiap
anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-
teman sekelompoknya, d) guru membantu mengembangkan
ketrampila-ketrampilan interpersonal kelompok ,dan e) guru hanya
berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
d. Bentuk-Bentuk Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2009 : 73), dalam pembelajaran kooperatif
terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan , yaitu :
1) Student Team Achievement Division (STAD)
2) Jigsaw
3) Teams Games Tournaments (TGT)
4) Group Investigation (GI)
5) Rotating Trio Exchange
6) Group Resume
Menurut Suyitno (2004: 37), pembelajaran kooperatif di bagi
kedalam tujuh tipe yaitu:
1) STAD (Student Teams Achievement Divisions).
2) TGT (Teams Games Tournament).
3) TAI (Teams Assisted Individualization).
4) Jigsaw I.
5) Jigsaw II.
6) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).
Robert E. Slavin (2010:11) mengemukakan ada lima metode
dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
1) STAD (Student Team Achievement)
2) TGT (Team Game Tournament)
3) Jigsaw II (Teka-teki II)
4) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
5) TAI (Team Accelerated Instruction).
Sedangkan menurut Agus Suprijono (2009:89), metode-metode
Pembelajaran Kooperatif yaitu:
1) Jigsaw
2) Think-Pair-Share
3) Numbered Heads Together
4) Group Investigation
5) Two Stay Two Stray
6) Make a Match
7) Listening Team
8) Inside-Outside Circle
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
9) Bamboo Dancing
10) Point-Counter-Point
11) The Power of Two.
Dari definisi di atas mengandung pengertian bahwa dalam
pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbangkan
pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara
individu maupun kelompok. Berbeda dengan pendekatan konvensional,
tekanan utama pembelajaran kooperatif adalah ”belajar bersama”. Tujuan
dibentuknya kelompok kecil agar interaksi siswa menjadi maksimal dan
efektif. Namun demikian, belajar kelompok tidak selalu dapat digolongkan
sebagai pembelajaran kooperatif. Bila siswa dalam kelompok belajar tidak
saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian
hasil belajar tersebut tidak dapat digolongkan sebagai pembelajaran
kooperatif. Dari berbagai bentuk atau tipe-tipe model pembelajaran kooperatif
yang telah dijelaskan di atas, peneliti memilih tipe numbered heads together
yang digunakan dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Numbered Heads Together
a. Pengertian Numbered Heads Together
Numbered Heads Together (NHT) adalah salah satu metode dalam
pembelajaran kooperatif. NHT merupakan metode yang dikembangkan oleh
Spencer Kagan (1992) dalam Anita Lie (2008:59). Teknik ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga
mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik
ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia anak didik (Anita Lie, 2008:59). Metode ini memiliki prosedur yang
ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa lebih banyak waktu untuk
berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain, melibatkan siswa
lebih banyak dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut (Nurhadi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2003:37). Metode ini juga digunakan untuk memberi penguatan konsep dan
mereview pelajaran sebelum dilakukan tes. Metode ini memerlukan persiapan
dan dalam penyajiannnya haruslah dibuat semenarik mungkin sehingga siswa
dapat belajar dengan gembira.
Mengenai pengertian dari Numbered Heads Together juga
dijelaskan dalam http://www.teachervision.fen.com/groupwork/
cooperativelearning /48538.html: Numbered Heads Together is a
cooperative learning strategy that holds each student accountable for
learning the material. Students are placed in groups and each person is
given a number (from one to the maximum number in each group). The
teacher poses a question and students "put their heads together" to
figure out the answer. The teacher calls a specific number to respond as
spokes person for the group. By having students work together in a
group, this strategy ensures that each member knows the answer to
problems or questions asked by the teacher. Because no one knows
which number will be called, all team members must be prepared.
b. Tujuan dan Manfaat Numbered Heads Together
Ibrahim dalam (http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-
pembelajaran-nht-numbered-head-together/) mengemukakan tiga tujuan yang
hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1) Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas- tugas akademik.
2) Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai latar belakang.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja
dalam kelompok dan sebagainya.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren
dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Memperbaiki kehadiran
3) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5) Konflik antara pribadi berkurang
6) Pemahaman yang lebih mendalam
7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8) Hasil belajar lebih tinggi.
c. Langkah - Langkah Penerapan Numbered Heads Together Dalam
Pembelajaran
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep
Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
1) Pembentukan kelompok
2) Diskusi masalah;
3) Tukar jawaban antar kelompok.
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim
(2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan.
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan
membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok.
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor
kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.
Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar
belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain
itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test)
sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket
atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS
atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah.
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa
sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa
berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap
orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi,
dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban.
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan.
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode Numbered
Heads Together (NHT) menurut Nurhadi (2003) sebagai berikut:
1) Langkah 1- Penomoran (Numbering)
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang
beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka nomor sehingga
setiap siswa dalam tim tersebut mempunyai nomor yang berbeda-beda.
2) Langkah 2- Pengajuan pertanyaan (Questioning)
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat
bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum.
3) Langkah 3-Berpikir bersama (Head Together)
Siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa
tiap anggota dalam timnya telah mengetahui jawaban tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4) Langkah 4- Pemberian jawaban (Answering)
Guru menyebut salah satu nomor dan siswa dari tiap kelompok yang
bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk
seluruh kelas.
a) Guru secara random memilih kelompok mana yang harus menjawab
pertanyaan tersebut.
b) Siswa dari kelompok yang ditunjuk akan mengangkat tangan dan
berdiri untuk menjawab pertanyaan. Pada Setiap jawaban diusahakan
agar siswa tersebut tidak mendapat bantuan dari kelompokya
Menurut Spancer Kagan (1992) dalam Yatim Riyanto (2009:273)
langkah-langkah Numbered Heads together adalah:
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka.
5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain.
6) Kesimpulan.
Sedangkan menurut Agus Suprijono (2010:92), pembelajaran
dengan menggunakan metode Numbered Heads Together diawali
dengan Numbering. Kemudian Pembagian Kelompok, jumlah
kelompok menyesuaikan jumlah siswa dalam kelas. Tiap-tiap orang
dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor. Setelah itu, guru
mengajukan beberapa pertanyaan. Pada kesempatan ini tiap-tiap
kelompok “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas
pertanyaan dari guru. Langkah selanjutnya, guru memanggil peserta
didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok.
Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang
telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua
peserta didik mendapat giliran memaparkan jawaban atas
pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat
mengembangkan diskusi lebih dalam, sehingga peserta didik dapat
menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dalam implementasinya, NHT (Numbered Heads Together) Guru
memberi tugas, kemudian hanya siswa benomor yang berhak menjawab
(mencegah dominasi siswa tertentu).
Kelebihan pembelajaran dengan Numbered Heads Together (NHT) ini
antara lain: dapat meningkatkan prestasi siswa, memperdalam pemahaman
siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan sikap positif dan
kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa saling memiliki dan rasa percaya
diri serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan (Hill,2005) dalam
Triyana (2008).
Jadi dengan Metode Numbered Heads Together (NHT) ini, secara
tidak langsung siswa dilatih untuk saling berbagi informasi, mendengarkan
dengan sertamerta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa dapat
lebih produktif dalam pembelajaran.
Walaupun memiliki persamaan dengan metode pembelajaran lain,
Numbered Head Together (NHT) ini ditekankan pada struktur khusus yang
dapat mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Struktur tersebut
dikembangkan sebagai bahan alternatif dari struktur kelas tradisional seperti
mengacungkan tangan terlebih dahulu kemudian ditunjuk oleh guru untuk
menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini dapat
menimbulkan persaingan diantara siswa dan membuat kegaduhan di dalam
kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk
menjawab pertanyaan dari guru. Dengan metode NHT ini, suasana kegaduhan
seperti tersebut di atas tidak akan dijumpai karena siswa akan menjawab
pertanyaan ditunjuk langsung oleh guru berdasarkan pemanggilan nomor
siswa atau anggota secara acak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3. Keterampilan Berpikir Kritis
a. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis
Dijelaskan dalam Kamus Bahasa Indonesia Online, keterampilan
adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan bahasa adalah
kecakapan seseorang untuk memakai bahasa di menulis, membaca/ berbicara.
Sedangkan keterampilan tematis adalah kesanggupan pemakai bahasa untuk
menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan, menggunakan pola
gramatikal dan kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke
bahasa lain, dsb. Keterampilan dan kemampuan memiliki arti yang sama yaitu
mengenai kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas atau
permasalahan. Dalam penelitian ini yang menjadi pokok bahasan yaitu
mengenai keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran pada materi
sifat-sifat bangun ruang.
Vincent Ruggiero (1988) dalam Johnson (2010:187) mengartikan
berpikir sebagai ”segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau
memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk
memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pemcapaian
makna”.
Dalam (http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/13/meng
gunakan-ketrampilan-berpikir-untuk-meningkatkan-mutupembelajaran/)
Keterampilan berpikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang
dipecah-pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan
sebagai pedoman berpikir.
John Chafee (1994), Direktur Pusat Bahasa dan Pemikiran Kritis di
LaGuardi College, City University of New York (CUNY) dalam Johnson
(2010:187) menjelaskan bahwa berpikir sebagai ”sebuah proses aktif, teratur
dan penuh makna yang kita gunakan untuk memahami dunia”. Dia
mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir untuk ”menyelidiki secara
sistematis proses berpikir itu sendiri”. Maksudnya tidak hanya memikirkan
dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita dan orang lain
menggunakan bukti dan logika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Berpikir kritis adalah mode berpikir-mengenai hal, substansi atau apa
saja, di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan
menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran
dan menerapkan standar-standar intelektual padanya (Paul,Fisher dan Nosich
1993 dalam Fisher 2009:4)
Menurut John Langrehr (2006:42) berpikir kritis meliputi penggunaan
kriteria yang relevan untuk menilai fitur informasi, seperti keakuratannya,
relevansinya, reliabilitas, konsistensi dan biasnya.
Ditegaskan Beyer (Filsaime, 2008: 56) bahwa berpikir kritis adalah
sebuah cara berpikir disiplin yang digunakan seseorang untuk mengevaluasi
validitas sesuatu (pernyataan-penyataan, ide-ide, argumen, dan penelitian).
Menurut Johnson (2010:183), berpikir kritis merupakan sebuah
proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental
seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis
adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi.
Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara
sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain.
Bloom (Filsaime, 2008 :74) mendaftar enam tingkatan berpikir kritis
dari tingkatan berpikir kritis yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks. Daftar tersebut mulai dengan pengetahuan dan bergerak ke atas
menuju penguasaan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pendagogi
berpikir kritis selalu mengacu pada teori Bloom.
Menurut Bloom (Filsaime, 2008 :75) Seseorang harus menguasai satu
tingkatan berpikir sebelum dia bisa menuju ke tingkatan atas berikutnya.
Alasannya adalah kita tidak bisa meminta seseorang untuk mengevaluasi jika
dia tidak mengetahui, tidak memahaminya, tidak bisa menginterpretasikannya,
tidak bisa menerapkannya, dan tidak bisa menganalisanya.
“Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir konvergen, yaitu
menuju ke satu titik” (Supraptojiel, 2008: 2). Dan berpikir kritis dapat
dikatakan sama dengan ranah kognitif pada tingkat hapalan/pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4) sesuai dengan pernyataan
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
In covergent thingking the correct answere to a problem or question
can be known in advance since it is fixed by the requirements of the subject
matter or the problem or both. Knowledge (C1), comprehension (C2),
application (C3), and Analysis (C4) can be regarded as convergent thinking
(Bloom et. al, 1971 :244).
Johnson (2010:185) mengungkapkan berpikir kritis adalah kemampuan
untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri.
Menurut Halpern (Rudd et al, 2003:128) dalam
(http://fisikasmaonline.blogspot.com/2010/12/keterampilan-berpikikritis.html)
mendefinisikan critical thingking as „...the use of cognitive skills or strategies
that increase the probability of desirable outcome.‟
Sedangkan menurut Ennis (1996) dalam Fisher (2008:4), “Berpikir
kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk
memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.”
Menurut Halpen (1996) dalam (http://researchengines.com/1007
arief3.html) berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi
kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan
tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran yang
merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka
memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai
kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua
keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.
Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan
kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor
pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut
directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.
Tujuan berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang
mendalam. Pemahaman membuat kita mengerti maksud dibalik ide yang
mengarahkan hidup kita setiap hari (Johnson, 2010:185).
Maka dari itu Keterampilan berpikir dapat didefinisikan sebagai
proses kognitif yang dipecah-pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
kemudian digunakan sebagai pedoman berpikir. Satu contoh keterampilan
berpikir adalah menarik kesimpulan (inferring), yang didefinisikan sebagai
kemampuan untuk menghubungkan berbagai petunjuk (clue) dan fakta atau
informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki untuk membuat suatu
prediksi hasil akhir yang terumuskan. Untuk mengajarkan keterampilan
berpikir menarik kesimpulan tersebut, pertama-tama proses kognitif inferring
harus dipecah ke dalam langkah-langkah sebagai berikut: (a) mengidentifikasi
pertanyaan atau fokus kesimpulan yang akan dibuat, (b) mengidentifikasi
fakta yang diketahui, (c) mengidentifikasi pengetahuan yang relevan yang
telah diketahui sebelumnya, dan (d) membuat perumusan prediksi hasil akhir.
Terdapat tiga istilah yang berkaitan dengan keterampilan berpikir,
yang sebenarnya cukup berbeda; yaitu berpikir tingkat tinggi (high level
thinking), berpikir kompleks (complex thinking), dan berpikir kritis (critical
thinking). Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak
dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terjadi dalam short-term
memory. Jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, berpikir tingkat tinggi
meliputi evaluasi, sintesis, dan analisis. Berpikir kompleks adalah proses
kognitif yang melibatkan banyak tahapan atau bagian-bagian. Berpikir kritis
merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu
titik. Lawan dari berpikir kritis adalah berpikir kreatif, yaitu jenis berpikir
divergen, yang bersifat menyebar dari suatu titik.
Keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan yang sangat
esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam
pendidikan sejak 1942.
Ketrampilan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau
modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang (Galbreath,1999;
Liliasari, 2002; Depdiknas, 2003; Trilling & Hood, 1999; Kubow, 2000) dan
merupakan bagian yang fundamental dari kematangan manusia (Penner 1995
dalam Liliasari, 2000). Oleh karena itu, pengembangan Ketrampilan berpikir
kritis menjadi sangat penting bagi siswa di setiap jenjang pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Ketrampilan berpikir kritis menggunakan dasar berpikir menganalisis argumen
dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap interpretasi untuk
mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, kemampuan
memahami asumsi, memformulasi masalah, melakukan deduksi dan induksi
serta mengambil keputusan yang tepat. Ketrampilan berpikir kritis adalah
potensi intelektual yang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran.
Setiap manusia memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang menjadi
pemikir yang kritis karena sesungguhnya kegiatan berpikir memiliki hubungan
dengan pola pengelolaan diri ( self organization ) yang ada pada setiap mahluk
di alam termasuk manusia sendiri (Liliasari, 2001; Johnson, 2000).
Berdasarkan pengertian-pengertian keterampilan berpikir kritis di atas
maka dapat dikatakan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan
keterampilan berpikir yang melibatkan proses kognitif dan mengajak siswa
untuk berpikir reflektif terhadap permasalahan.
Wilson (2000) dalam (http://muhfahroyin.blogspot.com/2009/01/
berpikir-kritis.html) mengemukakan beberapa alasan tentang perlunya
keterampilan berpikir kritis, yaitu:
1) Pengetahuan yang didasarkan pada hafalan telah didiskreditkan; individu
tidak akan dapat menyimpan ilmu pengetahuan dalam ingatan mereka
untuk penggunaan yang akan datang.
2) Informasi menyebar luas begitu pesat sehingga tiap individu
membutuhkan kemampuan yang dapat disalurkan agar mereka dapat
mengenali macam-macam permasalahan dalam konteks yang berbeda pada
waktu yang berbeda pula selama hidup mereka.
3) Kompleksitas pekerjaan modern menuntut adanya staf pemikir yang
mampu menunjukkan pemahaman dan membuat keputusan dalam dunia
kerja.
4) Masyarakat modern membutuhkan individu-individu untuk
menggabungkan informasi yang berasal dari berbagai sumber dan
membuat keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b. Karakteristik Keterampilan Berpikir Kritis
Wade (1995) dalam (http://re-searchengines.com/1007arief3.html)
mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
1) Kegiatan merumuskan pertanyaan,
2) Membatasi permasalahan,
3) Menguji data-data,
4) Menganalisis berbagai pendapat dan bias,
5) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
6) Menghindari penyederhanaan berlebihan,
7) Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan
8) Mentoleransi ambiguitas.
Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan
Beyer (1995: 12-15) dalam (http://re-searchengines.com/1007arief3.html)
secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu:
1) Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap
skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap
berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian,
mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap
ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
2) Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.
Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk
diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari
beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda.
Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan
kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang
kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang
konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3) Argumen (argument)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.
Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian,
dan menyusun argumen.
4) Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara
beberapa pernyataan atau data.
5) Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang
akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis
akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang
berbeda.
6) Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural.
Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan
keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.
c. Indikator Keterampilan Berpikir
Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa,
1985 : 54) dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir
kritis yang terdiri dari lima kelompok besar yaitu:
1) Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).
2) Membangun keterampilandasar (basic support).
3) Menyimpulkan (interference).
4) Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).
5) Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).
Dari masing-masing kelompok keterampilan berpikir kritis di atas,
diuraikan lagi menjadi sub-keterampilan berpikir kritis dan masing-masing
indikatornya dituliskan dalam Tabel. 1 berikut:
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis Aspek
1. Memberikan
Penjelasan dasar
1. Memfokuskan
pertanyaan
a.Mengidentifikasi atau
memformulasikan suatu pertanyaan
b.Mengidentifikasi atau
memformulasikan kriteria jawaban
yang mungkin
c.Menjaga pikiran terhadap situasi
yang sedang dihadapi
2. Menganalisis
argument
a.Mengidentifikasi kesimpulan
b.Mengidentifikasi alasan yang
dinyatakan
c.Mengidentifikasi alasan yang tidak
dinyatakan
d.Mencari persamaan dan perbedaan
e.Mengidentifikasi dan menangani
ketidakrelevanan
f.Mencari struktur dari sebuah
pendapat/argumen
g.Meringkas
3. Bertanya dan
menjawab pertanyaan
klarifikasi dan
pertanyaan yang
menantang
a.Mengapa?
b.Apa yang menjadi alasan utama?
c.Apa yang kamu maksud dengan?
d.Apa yang menjadi contoh?
e.Apa yang bukan contoh?
f.Bagaiamana mengaplikasikan kasus
tersebut?
g.Apa yang menjadikan
perbedaannya?
h.Apa faktanya?
i.Apakah ini yang kamu katakan?
j.Apalagi yang akan kamu katakan
tentang itu?
2. Membangun
Keterampilan
dasar
4.Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak?
a.Keahlian
b.Mengurangi konflik interest
c.Kesepakatan antar sumber
d.Reputasi
e.Menggunakan prosedur yang ada
f.Mengetahui resiko
g.Keterampilan memberikan alasan
h.Kebiasaan berhati-hati
5. Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
a.Mengurangi praduga/menyangka
b.mempersingkat waktu antara
observasi dengan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis Aspek
c.Laporan dilakukan oleh pengamat
sendiri
d.Mencatat hal-hal yang sangat
diperlukan
e.penguatan
f.Kemungkinan dalam penguatan
g.Kondisi akses yang baik
h.Kompeten dalam menggunakan
teknologi
i.Kepuasan pengamat atas kredibilitas
criteria
3.Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan
mempertimbangkan
deduksi
a.Kelas logika
b.Mengkondisikan logika
c.Menginterpretasikan pernyataan
7. Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
a.Menggeneralisasi
b.Berhipotesis
8. Membuat dan
mengkaji nilai-nilai
hasil pertimbangan
a.Latar belakang fakta
b.Konsekuensi
c.Mengaplikasikan konsep ( prinsip-
prinsip, hukum dan asas)
d.Mempertimbangkan alternatif
e.Menyeimbangkan, menimbang dan
memutuskan
4. Membuat
penjelasan lebih
lanjut
9. Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
definisi
Ada 3 dimensi:
a.Bentuk : sinonim, klarifikasi,
rentang, ekspresi yang sama,
operasional, contoh dan noncontoh
b. Strategi definisi
c. Konten (isi)
10 . Mengidentifikasi
asumsi
a.Alasan yang tidak dinyatakan
b.Asumsi yang diperlukan:
rekonstruksi argumen
5. Strategi dan
taktik
11. Memutuskan
suatu tindakan
a.Mendefisikan masalah
b.Memilih kriteria yang mungkin
sebagai solusi permasalahan
c.Merumuskan alternatif-alternatif
untuk solusi
d.Memutuskan hal-hal yang akan
dilakukan
e.Merivew
f.Memonitor implementasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis Aspek
12. Berinteraksi
dengan orang lain
a.Memberi label
b.Strategi logis
c.Srtrategi retorik
d.Mempresentasikan suatu posisi, baik
lisan atau tulisan
Tabel. .1
(Costa, 1985 : 54) dalam (http://fisikasma-online.blogspot.com /2010/12/
keterampilan-berpikir-kritis.html diakses tanggal 27 Januari 2011)
d. Tahapan Berpikir Kritis
1) Keterampilan Menganalisis.
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan
menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen - komponen agar
mengetahui pengorganisasian struktur tersebut
(http://www.uwsp/cognitif.htm.)
Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami
sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas
tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci.
Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi
langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga
sampai pada sudut kesimpulan (Harjasujana, 1987: 44).
Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir
analitis, diantaranya: menguraikan, membuat diagram, mengidentifikasi,
menggambarkan, menghubungkan, memerinci, dsb.
2) Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada
beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk
memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga
mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar
pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam
permasalahan atau ruang lingkup baru (Walker, 2001:15).
3) Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia
berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat
beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang
lain (Salam, 1988: 68). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami
bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan
dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu
formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri,
dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan
merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya
sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan
yang baru.
4) Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam
menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan
menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai
yang diukur dengan menggunakan standar tertentu (Harjasujana, 1987:
44).
Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan
mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada
tahap ini siswa dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek
kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep.
Pengukuran indikator-indikator yang dikemukan oleh beberapa ahli
di atas dapat dilakukan dengan menggunakan universal intellectual
standars. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Paul (2000: 1) dan
Scriven (2000: 1) dalam arief (2007) (http://re-searchengines.
com/1007arief3.html diakses tanggal 27 Januari 2011) yang menyatakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
bahwa pengukuran keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan dengan
menjawab pertanyaan: "Sejauh manakah siswa mampu menerapkan
standar intelektual dalam kegiatan berpikirnya".
Universal inlellectual standars adalah standardisasi yang harus
diaplikasikan dalam berpikir yang digunakan untuk mengecek kualitas
pemikiran dalam merumuskan permasalahan, isu-isu, atau situasi-situasi
tertentu. Berpikir kritis harus selalu mengacu dan berdasar kepada standar
tersebut (Eider dan Paul, 2001: 1). Berikut ini akan dijelaskan aspek-aspek
tersebut:
1) Clarity (Kejelasan)
5) Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan)
6) Precision (ketepatan)
7) Relevance (relevansi, keterkaitan)
8) Depth (kedalaman)
9) Breadth (keluasaan)
10) Logic (logika)
4. Materi Sifat-Sifat Bangun Ruang
a. Pengertian Bangun Ruang
Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupun
volume (http://www.e-dukasi.net diakses 5 Februari 2011).
Agus Suharjono (2008:5) mengemukakan bahwa bangun ruang
merupakan bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat
pada seluruh permukaan bangun tersebut. Model untuk sisi balok lebih baik
digunakan kotak kosong dan bukan balok kayu. Hal ini mempunyai maksud
untuk menunjukkan bahwa yang dimaksud sisi bangun ruang adalah
himpunan titik-titik yang terdapat pada permukaan atau yang membatasi suatu
bangun ruang tersebut. Sedangkan model benda masih dipergunakan untuk
mengenalkan siswa pada bangun ruang yang meliputi keruangannya secara
keseluruhan. Model berongga yang transparan, biasanya dibuat dengan mika
bening atau plastik yang tebal dimaksudkan agar siswa memahami bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
rusuk dihasilkan oleh perpotongan dua buah sisi dan titik sudut dihasilkan
oleh adanya perpotongan tiga buah rusuk atau lebih. Bangun ruang dengan
model berongga yang transparan juga dapat melatih siswa dengan
menggambar bangun ruang, karena kedudukan semua unsur bangun ruang
dapat diamati untuk dialihkan dalam gambar.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bangun
ruang adalah bangun dalam matematika yang mempunyai isi dan dibatasi oleh
himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut.
b. Jenis-Jenis Bangun Ruang
Ada beberapa jenis bangun ruang yang dikenalkan di SD antara lain:
1) Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua buah bidang
sejajar, serta beberapa bidang yang saling berpotongan menurut garis
sejajar (Heruman, 2010:110). Prisma yang rusuk tegaknya tegak lurus
pada bidang alasnya disebut prisma tegak. Dengan memperhatikan
pengertian prisma tegak tersebut, maka kubus dan balok merupakan
bangun ruang yang berbentuk prisma tegak.
2) Limas
Limas adalah suatu bangun ruang yang memiliki sisi tegak berbentuk
segitiga dan dibatasi oleh segi-n (yang disebut dengan bidang alas). Oleh
karena sisi tegaknya berbentuk segitiga, maka limas tidak memiliki sisi
atas, tapi memiliki titik puncak.
3) Tabung
Tabung merupakan suatu bangun ruang yang dibatasi dua lingkaran
yang sejajar dan kongruen serta dibatasi juga oleh himpunan (tempat
kedudukan) garis-garis sejajar yang tegak lurus dan memotong kedua
lingkaran tersebut. (http://www.e-dikasi.net diakses tanggal 5 Februari )
4) Kerucut
Kerucut adalah bsngun ruang yang dibatasi oleh sebuah lingkaran
(yang disebut dengan bidang alas) dan dibatasi olrh himpunan (tempat
kedudukan) garis-garis yang melalui suatu titik (yang disebut puncak)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
yang juga melalui lingkaran tadi. (http://www.e-dikasi.net diakses tanggal
5 Februari ).
c. Sifat- sifat Bangun Ruang
1) Pengertia Kubus
Sukino dan Wilson Simangunsong (2006:303) mengemukakan
bahwa kubus adalah sebuah bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh
enam buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama.
Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah
sisi berbentuk persegi yang kongruen. Terdapat 6 buah sisi kongruen yang
berbentuk persegi yang membatasi kubus, posisinya adalah: sisi alas, sisi
atas, sisi depan, sisi belakang, sisi kanan, dan sisi kiri. (http://www.e-
dukasi.net diakses tanggal 5 Februari 2011). Sedangkan Joko Utoro (2007:
165) juga berpendapat bahwa kubus adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh enam buah sisi yang berbentuk persegi.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kubus
adalah suatu bangun ruang yang beraturan dibatasi oleh enam buah sisi
(bidang datar) yang kongruen.
Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.a seperti dibawah ini.
Sisi atas
Sisi kiri
Sisi belakang
Sisi kanan
Sisi bawah
Sisi depan
Gambar 1.a
2) Unsur-unsur Kubus
Sukino dan Wilson Simangunsong (2006:303-310) menjelaskan bahwa
unsure-unsur kubus adalah:
a) Sisi/Bidang
Dari Gambar 1.a terlihat bahwa kubus memiliki 6 buah sisi yang
semuanya berbentuk persegi, yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
atas). ABFE (sisi depan), CDHG (sisi belakang), BCGF (sisi samping
kiri), ADHE (sisi samping kanan).
b) Rusuk
Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua
bidang sisi pada sebuah kubus. Kubus ABCD.EFGH memiliki 12 buah
rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan
DH.
c) Titik sudut
Titik sudut kubus adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus yang
berdekatan.
3) Sifat-sifat Kubus
Kubus mempunyai beberapa sifat,yaitu:
a) Mempunyai 6 bidang sisi yang sama luas
b) Mempunyai 12 rusuk
c) Mempunyai 8 titik sudut
d) Semua sudutnya siku-siku
Untuk memahami sifat-sifat kubus Crayonpedia
(http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Ruang_6.jpg.diakses tanggal 5
Februari 2011) menyatakan bahwa sifat kubus adalah sebagai berikut:
a) Semua sisi kubus berbentuk persegi
b) Semua rusuk berukuran sama panjang
c) Setiap diagonal sisi pada kubus memiliki ukuran yang sama panjang
d) Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran sama panjang
e) Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk persegi panjang
dan kongruen
4) Langkah-langkah Menggambar Kubus
a) Gambarlah sebuah persegi, misalkan persegi PQUT yang berperan
sebagai sisi depan. Bidang PQUT ini disebut sebagai bidang frontal,
artinya bidang yang dibuat sesuai dengan bentuk sebenarnya.
b) Buatlah ruas garis yang sejajar dan sama panjang dari setiap sudut
persegi yang telah dibuat sebelumny. Panjang ruas-ruas garis tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
kurang lebih setengah dari panjang sisi persegi dengan kemiringan
kurang lebih 45⁰ .
c) Garis PS digambar putus-putus, ini menunjukkan bahwa ruas garis
tersebut terletak di belakang persegi PQUT.
d) Buat persegi dengan cara menghubungkan ujung-ujung ruas garis yang
telah dibuat sebelumnya. Beri nama persegi PSWV. Persegi tersebut
berperan sebagai sisi belakang dari kubus yang akan dibuat. Gambar
tersebut, terlihat bahwa sisi atas, sisi bawah, dan sisi samping
digambarkan berbentuk jajargenjang. Bidang seperti ini disebut bidang
orthogonal, artinya bidang yang digambar tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1.b di bawah ini.
Gambar 1.b
Keterangan:
(1) P, Q, R, S, T, U, V, W adalah titik sudut
(2) PQ=QR=RS=SP=PT=TU=UQ=UV=RV=VW=TW=SW adalah
rusuk yang sama panjang.
(3) PQRS=TUVW=SRVW=PQUT=QRVU=PSWT disebut bidang
sisi.
5) Pengerian Balok
Clara Ika Sari (2009:3.26) menjelaskan bahwa balok adalah suatu
bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah sisi berupa persegi panjang
yang masing-masing sisi berhadapannya kongruen. Sukino dan Wilson
Simangunsong (2006:308) mengemukakan bahwa balok adalah bangun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
ruang beraturan yang dibentuk oleh tiga pasang persegi panjang yang
setiap pasangnya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 6 persegi
panjang yang setiap sisi persegi panjang berimpit dengan tepat satu sisi
persegi panjang yang lain dan persegi panjang sehadap adalah kongruen.
Balok mempunyai unsur yang sama dengan kubus tetapi dalam balok
panjang rusuknya tidak selalu sama panjangnya. (http://www.e-dukasi.net
diakses tanggal 5 Februari 2011).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa balok
adalah sebuah bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah sisi
persegi panjang dan setiap pasang persegi panjang tersebut mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama (kongruen).
6) Sifat-sifat Balok
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni (2008:207) mengemukakan bahwa
sifat-sifat balok adalah:
a) Memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang yang setiap pasangnya
kongruen
b) Memiliki 12 rusuk
c) Memiliki 8 titik sudut
Crayonpedia (http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Ruang_6.jpg
diakses tanggal 8 januari 2011) mengungkapkan bahwa sifat balok adalah
sebagai berikut (lihat gambar 2):
a) Sisi-sisi balok berbentuk persegi panjang.
b) Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang.
Gambar 2.
Keterangan:
(1) A, B, C, D, E, F, G H adalah titik sudut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
(2) AB=CD=EF=GH merupakan rusuk panjang
(3) AD=BC=EH=FG disebut rusuk lebar
(4) AE=BF=CG=DH adalah rusuk tinggi
(5) ABEF=CDGH, ABCD=EFGH, ADEF=BCFG disebut bidang sisi.
7) Langkah-langkah Menggambar Balok
a) Gambarlah sebuah persegi panjang, misalkan persegi panjang ABFE
yang berperan sebagai sisi depan.
b) Buatlah ruas garis yang sejajar dan sama panjang dari setiap sudut
persegi panjang yang telah dibuat sebelumnya dengan kemiringan
kurang lebih 45⁰ .
c) Garis AD digambar putus-putus, ini menunjukkan bahwa ruas garis
tersebut terletak di belakang persegi panjang ABFE.
d) Buat persegi panjang dengan cara menghubungkan ujung-ujung ruas
garis yang telah dibuat sebelumnya.
8) Sifat-sifat Tabung:
Gambar 3.
a) Mempunyai alas dan tutup yang berbentuk
lingkaran
b) Bidang yang menyelubungi bagian samping
tabung disebut selimut tabung.
c) Jarak antara lingkaran alas dan lingkaran tutup
adalah tinggi tabung
9) Sifat-sifat prisma tegak segiempat :
Gambar 4.
a) Mempunyai 6 buah bidang sisi .
b) Mempunyai 12 rusuk.
c) Mempunyai 8 titik sudut.
d) Bidang sisi yang berhadapan sama luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Catatan : Balok dan Kubus merupakan prisma
tegak segi empat.
10) Sifat-sifat limas segi empat :
Gambar 5.
a) Mempunyai alas berbentuk persegi panjang
atau persegi.
b) Mempunyai titik puncak.
c) Jarak dari titil puncak ke alas limas disebut
tinggi l;imas segi empat.
d) Mempunyai 5 bidang sisi, 5 titik sudut, dan 8
rusuk.
11) Sifat-sifat limas segitiga :
Gambar 6. a) Mempunyai alas berupa segitiga.
b) Mempunyai titil puncak.
c) Jarak dari titik puncak ke alas disebut tinggi limas
segitiga.
d) Mempunyai 4 bidang sisi, 4 titik sudut, dan 6
rusuk.
12) Sifat-sifat kerucut :
Gambar 7. a) Mempunyai alas berbentuk lingkaran.
b) Mempunyai titik puncak.
c) Jarak titik puncak ke bidang lingkaran (alas)
disebut tinggi kerucut.
d. Penerapan Tipe Numbered Heads Together dalam Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Matematika Tentang
Sifat-sifat Bangun Ruang
Pada dasarnya pembelajaran dengan membiasakan siswa memiliki
keterampilan berpikir kritis dapat dengan mudah dilakukan. Sayangnya,
kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di Indonesia belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran yang membiasakan
siswa berpikir kritis. Beberapa kendalanya antara lain pembelajaran di sekolah
masih banyak yang terfokus pada guru, belum student centered; Guru belum
menggunakan strategi baru dalam pembelajaran dan fokus pendidikan di
sekolah lebih pada yang bersifat menghafal/pengetahuan faktual. Khususnya
pada pelajaran matematika yang bersifat ilmu pasti dengan ketentuan rumus
yang sudah ada. Tetapi pada materi sifat-sifat bangun ruang ini akan lebih
efektif jika menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam mahami konsep
dari bangun ruang tanpa harus menghafal. Ada beberapa bangun ruang yang
masing-masing memiliki ciri-ciri dan sifat yang berbeda sehingga memerlukan
pemikiran kritis untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan sifat-sifat
bangun ruang.
Dengan penerapan numbered heads together yang mengharuskan siswa
dalam kelompok untuk berpikir bersama dan dipastikan setiap siswa dalam
kelompok siap dan dapat menjelaskan atau menjawab ketika dalam tahap
answering maka siswa harus lebih kritis dalam menyelesaikan soal yang
diajukan guru. Karena ada ketentuan dan kompetisi yang membutuhkan
ketelitian, keseriusan, tepat dan cepat ketika menjawab serta jelas dalam
memberikan alasan. Dengan kegiatan kelompok tipe numbered heads together
tersebut akan memancing siswa untuk berpikir kritis pada saat menyelesaikan
soal post tes. Karena untuk memahami ciri dan sifat masing-masing bangun
ruang ini dibutuhkan pemikiran kritis agar dapat membedakan dan
menyimpulan konsep materi sehingga akan didapat jawaban yang tepat dalam
menyelesaikan soal.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penenlitian yang relevan/ sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan peneliti, antara lain:
1. Nurjanah Dwi, (2010) yang berjudul “Upaya Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Realistic Matematic Education SD
Negeri 3 Mojopuro, Wuryantoro Kelas III Tahun Ajaran 2009/2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Hasil penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan bahwa kemampuan
berpikir kritis siswa mengalami peningkatan yaitu peningkatan
kemampuan siswa dalam mengajukan dugaan sebanyak 11 siswa (39,28%)
pada putaran I, 13 siswa (46,43%) pada putaran II, pada putaran III
sebanyak 15 siswa. Siswa yang mampu memanipulasi matematika
sebanyak 9 siswa (32,14%) pada putaran I, 11 siswa (39,28%) pada
putaran II dan 15 siswa (53,57%) pada putaran III. Siswa yang mampu
menarik kesimpulan dari pernyataan meningkat sebanyak 11 siswa
(39,28%) pada putaraan I, 1,15 siswa (53,57%) pada putaraan II dan 18
siswa (64,28%) pada putaraan III. Kemampuan dalam memeriksa
kesahihan suatu argumen sebanyak 10 siswa (35,71%) pada putaraan I, 14
siswa (50%) pada putaran II, 16 siswa pada putaran III, kemampuan siswa
dalam menentukan pola/sifat dari gejala matematis meningkat pada
putaran I sebanyak 13 siswa (46,43%), 15 siswa (53,57%) pada putaran ke
II dan pada putaran III sebanyak 16 siswa (57,14%). Jumlah siswa dalam
mengerjakan soal dengan benar sebanyak 10 siswa (35,71%) pada putaran
I, 12 siswa (42,85%) pada putaran II dan 15 siswa (53,57%) pada putaran
III dan ketrampilan dalam menggunakan alat peraga meningkat pada
putaran I, sebanyak 8 siswa (28,57%), 10 siswa (35,71%) pada putaran II
dan 13 siswa (46,43%) pada putaran III.
2. Masruhan Mufid, (2007) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
Pada Siswa Kelas VII-A MTs Islamiyah Sumpiyuh – Banyumas Tahun
Pelajaran 2006/2007”. Hasil penelitian beliau menyimpulkan bahwa : (1)
Dalam pembelajaran matematika lebih efektif dan menyenangkan dengan
menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together, siswa lebih
aktif dan berantusias.(2) Melalui pembelajaran kooperatif tipe numbered
head together ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok
bahasan operasi hitung bentuk aljabar, ditunjukkan oleh rata-rata niai tes
akhir siklus 1 dari 64,11 menjadi 76,63 pada siklus 2 dan ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
belajar klasikal meningkat pada siklus 1 sebesar 68,4% menjadi 77,5%
pada siklus 2. (3) Aktivitas siswa kelas VII-A semester I MTs Islamiyah
Maarif Sumpiuh Kabupaten Banyumas pada pokok bahasan operasi hitung
bentuk aljabar dapat ditingkatkan melalui model pembelajran Numbered
Head Together.
3. Retno Widati, (2010) yang berjudul “Peningkatan Pemhaman Konsep
Sifat-sifat Bangun Ruang (Matematika) Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Malangjiwan
Tahun Pelajaran 2009/2010”. Pada penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa: Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada
siswa kelas V SD Negeri 01 Malangjiwan tahun ajaran 2009/2010. Hal ini
terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata
siswa 67,72 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 63,04 %, siklus
I nilai rata-rata kelas 72,91 % dan siklus I Inilai rata-rata kelas meningkat
menjadi 82,15 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 84,78 %.
Dengan demikian penerapan pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw
dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat
bangun ruang pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Malangjiwan
Tahun Pelajaran 2009/2010.
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan pembelajaran merupakan hal utama yang
didambakan dalam pelaksanaan pendidikan. Agar pembelajaran berhasil
guru harus membimbing siswa, sehingga mereka dapat mengembangkan
pengetahuannya sesuai dengan struktur pengetahuan bidang studi yang
dipelajarinya. Untuk mencapai keberhasilan itu guru harus dapat memilih
model pembelajaran yang tepat untuk dapat diterapkan dalam
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan
untuk guru sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis
matematika pada pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang dan memberi
iklim yang kondusif dalam perkembangan daya nalar dan kreatifitas siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
adalah dengan pembelajaran kooperatif. Dengan pembelajaran kooperatif
ini siswa termotivasi untuk belajar menyampaikan pendapat dan
bersosialisasi dengan teman. Guru di sini hanya sebagai fasilitator dan
motivator dalam pembelajaran.
NHT adalah tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan
struktur sederhana dan terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk
mereview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur
interaksi siswa. NHT juga merupakan pendekatan yang dikembangkan
untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan
kepada seluruh kelas. Selain itu NHT juga mendorong siswa untuk
meningkatkan kerja sama antar siswa.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diharapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat diterapkan dalam pokok
bahasan matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang.
Secara skematis kerangka berpikir dapat digambarkan pada gambar 8. di
bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi
Akhir
Gambar 8. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan,
yaitu Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas V
Guru menggunakan tipe numbered heads together untuk menjelaskan materi sifat-sifat Bangun Ruang Siklus II:
Indikator
ketercapaian kinerja
80%
Dengan menerapkan model pembelajaran numbered heads
together dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa pada materi Bangun Ruang kelas V SD Negeri
Balerejo 01, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun.
Siklus I:
Indikator
ketercapaian kinerja
70 %
Kegiatan pembelajaran masih konvensional. Guru jarang menggunakan model pembelajaran.
Siswa:
Antusias untuk mengikuti
pembelajaran berkurang.
Siswa pasif dan bosan
mengikuti pelajaran
(aktivitas/ sikap siswa
menyimpang, melamun,
bicara dengan teman)
Materi kurang dipahami
Hasil nilai keterampilan
berpikir kritis rendah,
61,9% siswa mempunyai
nilai di bawah KKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
semester II SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun pada pokok bahasan sifat-
sifat bangun ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Balerejo 01 yang beralamat di
desa Balerejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun.
2. Waktu Penelitian
Rencana penelitian dari tahap persiapan hingga pelaporan hasil
pengembangan akan dilaksanakan selama 5 bulan, yakni mulai bulan Januari
sampai dengan Mei 2011. Tahap perencanaan akan dilaksanakan pada Januari,
tahap pelaksanaan dimulai bulan Februari, tahap analisis data dimulai pada bulan
Maret dan April, dan yang terakhir yaitu penyusunan laporan akan dilaksanakan
pada bulan April dan Mei, adapun rinciannya ada pada tabel 2 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 2. Rincian Waktu Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Januari
2010
Februari
2011
Maret
2011
April
2011
Mei
2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan dan
pengajuan proposal
X X X X X
2. Mengurus izin
penelitian
X X
3. Persiapan penelitian X
4. Pelaksanaan siklus I X X
5. Pelaksanaan siklus II X X
6. Pengumpulan data
dan Analisis data
X X X
7.
Penyusunan skripsi,
sidang skripsi, dan
penjilidan
X X
X
X
X
B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01,
Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2010/ 2011, dengan
jumlah 21 siswa, yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.
C. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) atau yang populer
disingkat dengan PTK. PTK adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara
rasional,sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang
dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim pendidik) yang
sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-
mengajar,untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang
dilakukan (Iskandar, 2009:21). Dalam penelitian ini direncanakan akan dilakukan
2 siklus. Desain penelitian yang digunakan terdiri dari 4 komponen yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Diagram alur desain
penelitian ditunjukkan pada gambar 9 di bawah ini :
Gambar 9. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins dalam Arikunto,dkk 2007)
D. Sumber Data
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data atau
informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar berupa data
kualitatif. Sumber data atau informasi tersebut meliputi:
1. Sumber data primer yaitu siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01, Kecamatan
Kebonsari, Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2010/ 2011.
2. Sumber data sekunder diantaranya: dokumentasi, hasil observasi,hasil
wawancara, dan hasil tes.
Refleksi
Perencanaan
Tindakan/
observasi
Perbaikan rencana Refleksi
Refleksi
Tindakan/
observasi
Tindakan/
observasi
Perbaikan rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan jenis sumber data yang
dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Dokumentasi
Teknik mencatat dokumen ini oleh Yin dalam H.B. Sutopo (2006:81)
disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya. Data dokumentasi
digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data berupa Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika kelas V dan
pengambilan foto dan video pada proses pembelajaran yang berlangsung
dengan model numbered heads together.
2. Observasi
Menurut H.B. Sutopo (2006:75) teknik observasi digunakan untuk
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku,
tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Dalam teknik observasi
ini dapat dibagi menjadi: (1) observasi tak berperan sama sekali (non-
participant observation) dan (2) observasi berperan (participant observation)
yang terdiri dari (a) berperan pasif, (b) berperan aktif, dan (c) berperan penuh
(Spradley dalam H. B. Sutopo, 2006:75).
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru, sehingga peneliti
mengajar secara langsung. Observasi dilakukan oleh guru kelas dan teman
sejawat peneliti. Observasi difokuskan pada aktivitas/ sikap siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan berpedoman pada
lembar observasi aktivitas belajar siswa. Observasi terhadap aktivitas belajar
siswa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas
V SD Negeri Balerejo 01 Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun setelah
penerapan numbered heads together pada pelajaran matematika materi sifat-
sifat bangun ruang dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3. Wawancara
Teknik wawancara pribadi (dengan tatap muka secara langsung)
merupakan instrumen yang baik untuk memperoleh informasi (Emzir,
2010:50). Wawancara dilakukan dengan guru, sesuai dengan pedoman
wawancara yang bertujuan untuk menggali informasi guna memperoleh data
yang berkaitan dengan perubahan siswa dan kegiatan pembelajaran sebelum
dan sesudah penerapan numbered heads together pada siswa kelas V SD
Negeri Balerejo 01 Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun.
4. Tes
Menurut Nurkancana dan Sumartana dalam Sarwiji Suwandi (2009: 39)
tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas
yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi
siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawan
atau nilai standar yang ditetapkan. Tes merupakan suatu bentuk pemberian
tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan/ dijawab oleh siswa yang sedang
dites. Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan itu
dianggap sebagai informasi terpercaya yang mencerminkan kemampuannya.
Dilihat dari bentuk tes dapat dibedakan menjadi tes subjektif (essay) dan
tes objektif (short answer test), yang terdiri dari tes jawaban benar salah (true-
false), pilihan ganda (multiple choice), isian singkat (completion), dan
penjodohan (matching) (Sarwiji Suwandi, 2009:48). Adapun tes dalam
penelitian ini akan dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau setiap akhir
pertemuan sebagai evaluasi. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur
seberapa tinggi keterampilan berpikir siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01
Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun pada materi Sifat-Sifat Bangun
Ruang setelah tindakan pembelajaran menggunakan tipe numbered heads
together.
F. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggung jawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:64) di dalam penelitian diperlukan
adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan
hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Di dalam
penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakna triangulasi data dan
triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:
1. Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu
dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi
koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda, yaitu data tentang
aktivitas peserta didik kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun,
tes evaluasi siswa, silabus dan RPP, dan foto kegiatan pembelajaran.
2. Triangulasi metode yaitu seorang peneliti dengan mengumpulkan data
sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda.
Pengumpulan data aktifitas siswa menggunakan metode observasi yang
dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Kemudian
dilakukan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik
dokumentasi yang dilakukan oleh guru pada siswa kelas V SD Negeri
Balerejo 01 Kebonsari Madiun. Data untuk mengetahui peningkatan
keterampilan berpikir kritis tentang sifat-sifat bangun ruang pada siswa
kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun dilakukan dengan
metode tes yang diberikan guru di akhir pelajaran dan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti kolaborasi dengan guru kelas. Dari data yang
diperoleh dari beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut
hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat
validitasnya.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari
dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif Miles dan Huberman. Model analisis interaktif ini mempunyai
tiga komponen pokok yaitu, reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaksi dengan proses
pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Pada peneliatian ini data yang direduksi berupa data hasil observasi
siswa dan guru SD Negeri Balerejo 01 tahun 2011 serta data hasil tes
keterampilan berpikir kritis pada siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01
Kebonsari Madiun Tahun Pelajaran 2011
2. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam
pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan
suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid.
Pada penelitian ini, data yang disajikan berupa data hasil tes
keterampilan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari
Madiun tahun pelajaran 2011
3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)
Data-data yang telah didapat dari hasil penelitian kemudian diuji
kebenarannya. Penarikan simpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi
utuh, sehingga simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya
hasil laporan penelitian. Sedangkan simpulan adalah tinjauan ulang pada
catatan di lapangan atau simpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya
merupakan validitasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dari Miles dan
Huberman dapat digambarkan pada Gambar 10 di bawah ini :
Gambar 10. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman.
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian
(Sarwiji Suwandi, 2008:70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah meningkatnya keterampilan berpikir kritis tentang sifat-
sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun
dengan penerapan numbered heads together untuk meningkatkan keterampilan
berpikir pada materi sifat-sifat bangun ruang. Indikator penelitian ini berdasarkan
silabus KTSP Matematika kelas V dan batas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), yaitu 66.
Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil dengan meningkatnya minat
belajar dan keterampilan berpikir jika secara klasikal siswa yang memperoleh
nilai ≥ 66 mencapai 70%. Pada siklus II, keterampilan berpikir kritis dikatakan
berhasil/ meningkat jika peserta didik secara klasikal memperoleh nilai ≥ 66
mencapai 80%. Jika tidak ada peningkatan maka dilakukan siklus berikutnya.
I. Prosedur Penelitian
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini
merupakan penelitan tindakan. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian
tindakan kelas dilakukan melalui empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan
(planning), (2) penerapan tindakan (action), (3) mengobservasi, dan (4)
Pengumpulan data Sajian data
Penarikan simpulan
(verivikasi) Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
mengevaluasi proses dan hasil tindakan (reflection), dan seterusnya sampai
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
Secara jelas langkah - langkah tersebut dapat digambarkan seperti Gambar 11. di
bawah ini :
Gambar 11. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Suharsimi Arikunto dkk. (2010:16)
Penjelasan prosedur penelitian terdiri dari refleksi awal, siklus I, dan siklus
masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Refleksi Awal
Pada refleksi awal peneliti melakukan observasi dan wawancara
dengan guru mengenai kurangnya antusias siswa dan rendahnya keterampilan
berpikir kritis siswa terhadap pelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun
ruang di kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun, kemudian
menetapkan dan merumuskan rencana tindakan yaitu menyusun strategi
pembelajaran dengan menyusun skenario pembelajaran.
a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Dan seterusnya..
Perencanaan
Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, di mana untuk
satu kali pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran. Setelah peneliti
melakukan refleksi awal, maka dilakukan perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pada tahap rencana
tindakan peneliti dan kolaborator menyusun:
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terkait dengan
kompetensi dasar ”Mengidentifikasi Sifat-sifat bangun ruang”
pada indikator ” Menyebutkan sifat - sifat bangun ruang tabung,
prisma, kerucut, dan limas (sisi, rusuk, dan titik sudut) dan
menggambar bangun ruang berdasarkan sifat-sifatnya.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
RPP, dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir/ penutup.
(1) Kegiatan Awal
Dalam kegiatan awal, guru mempersiapkan siswa secara
mental dan psikis sehingga siswa siap untuk menerima
pelajaran, menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
(2) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, secara garis besar juga dibagi menjadi tiga
kegiatan, yaitu:
(a) Eksplorasi
Dalam kegiatan ini, terdapat interaksi antara guru dengan
siswa. Guru menggali informasi sebanyak-banyaknya
tentang kemampuan yang dimilki oleh siswa, berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan.
(b) Elaborasi
Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan model numbered head together. Guru
berusaha menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
sehingga dapat menarik perhatian dan motivasi siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
belajar serta dapat memperbaiki sikap/ aktivitas siswa yang
masih menyimpang. Dalam kegiatan ini, terdapat
hubungan/ interaksi yang hangat antara guru dan siswa,
sehingga materi dapat tersampaikan kemudian tersimpan
dalam ingatan siswa, dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
(c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi ini, guru membenarkan
jawaban/ pendapat siswa yang sekiranya kurang tepat
sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi (mispersepsi) dan
pemantapan materi yang telah dipelajari/ disampaikan.
(3) Kegiatan Akhir/ Penutup
Pada kegiatan akhir/ penutup, guru mengambil kesimpulan
secara keseluruhan tentang materi yang telah disampaikan dan
mengadakan evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran tercapai. Guru juga memberikan penguatan/
motivasi kepada siswa, pemberian PR dan menyampaikan
materi untuk pertemuan selanjutnya.
b) Lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru untuk
mengetahui keterlaksanaan dari proses pembelajaran dengan NHT.
c) Instrumen tes tulis esai untuk mengetahui keterampilan berpikir
siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan yaitu melaksanakan pengajaran dengan
menerapkan Numbered Heads Together (NHT).
a) Melaksanankan skenario pembelajaran yang telah direncanakan
b) Mengobservasi kegiatan selama pembelajaran berlangsung seperti
aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung yang
ditunjukkan dengan kerja sama siswa dalam diskusi kelompok dan
presentasi, keaktifan siswa dalam bertanya atau menjawab
pertanyaan, serta kegiatan guru dalam mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3) Observasi
Dalam observasi ini, observer bertugas merekam aktivitas siswa
dan guru selama proses pembelajaran berlangsung berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan dalam lembar observasi.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan setiap akhir putaran penelitian tindakan.
Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui bagian yang sudah sesuai
dengan tujuan penelitian, masalah-masalah yang muncul saat kegiatan
pembelajaran, dan bagian yang masih perlu diperbaiki, berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat/ observer. Hasil
pengamatan tersebut kemudian dianalisis dan didiskusikan dengan
guru kelas. Selain itu, hasil evaluasi/ tes tertulis siswa juga dianalisis
untuk mengetahui sejauh mana kekritisan siswa dalam memahami
materi yang disampaikan menggunakan model pembelajaran
numbered heads together. Hasil refleksi merupakan jawaban atas
pertanyaan peneliti serta tolok ukur putaran selanjutnya. Kelemahan
yang timbul pada siklus satu akan disempurnakan pada siklus
berikutnya sedangkan kelebihan-kelebihannya dipertahankan dan
ditingkatkan.
b. Siklus II
1) Tahap Perencanaan
Pada siklus II ini, kompetensi dasar dan indikator yang dikaji
sama dengan siklus I. Sedangkan hal-hal lain yang berkenaan dengan
penelitian pada dasarnya sama dengan perencanaan pada siklus I.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti pada tahap
ini sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I setelah dilakukan
refleksi terhadap siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3) Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama dengan kegiatan
observasi pada siklus I.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektivan penggunaan
pembelajaran numbered heads together bagi keterampilan berpikir
kritis siwa pada materi sifat-sifat bangun ruang dan memperbaiki
sikap atau perilaku siswa saat mengikuti pembelajaran. Untuk melihat
peningkatan keterampilan siswa pada materi tersebut, dapat dilihat
dari hasil evaluasi siswa pada materi tersebut dan juga hasil observasi
siswa dalam pembelajaran.
Pelaksanaan siklus dalam penelitian tindakan kelas dapat terus
berlanjut, sampai tujuan/ target yang diinginkan tercapai. Setiap siklus
harus melaksanakan 4 tahapan yaitu: perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Demikian selanjutnya apabila kondisi hasilnya
belum sesuai harapan/ target yang dinginkan, maka dilanjutkan pada
siklus berikutnya sampai target yang diharapkan tercapai.
J. Instrumen Penelitian
Penelitian ini mengunakan beberapa instrumen antara lain :
1. Tes tulis esai untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa setelah
menerima pembelajaran dengan NHT.
2. Lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru untuk mengetahui proses
pembelajaran guru dengan menggunakan numbered heads together.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Tinjauan Historis Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01
Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01 kecamatan Kebonsari kabupaten
Madiun Propinsi Jawa Timur berdiri pada tahun 1965. Sejak berdiri, status
Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01 adalah Sekolah Dasar Negeri dengan
Nomor Statistik Sekolah (NSS) 10105080800, Nomor Statistik Bangunan
(NSB) 0121118106023. Saat ini SD Negeri Balerejo 01 merupakan salah satu
Sekolah Dasar di Gugus Inti UPT Pendidikan Kecamatan Kebonsari.
Sejak awal berdirinya SD dari tahun 1965 sampai sekarang telah
mengalami beberapa pergantian Kepala Sekolah. Kepala yang menjabat saat
ini adalah Bapak Imam Hadisiwoyo, S.Pd. Pergantian Kepala Sekolah
dilakukan melalui prosedur yang benar sesuai dengan peraturan yang ada.
Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01 telah terakreditasi. Hal ini mendorong pihak
sekolah untuk berusaha dalam meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Letak Geografis Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01
Secara geografis, Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01 berada di desa
Balerejo, kecamatan Kebonsari, kabupaten Madiun. Sekolah Dasar Negeri
Balerejo 01 berada di antara pemukiman yang ramai karena merupakan daerah
pusat kecamatan Kebonsari. Lokasinya sangat strategis sehingga memberikan
kemudahan bagi sekolah dalam urusan kedinasan dan tersedia berbagai
sumber belajar yang dapat digunakan secara langsung untuk proses
pembelajaran sehingga menarik bagi siswa untuk semangat belajar.
3. Keadaan Personil Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01 kecamatan Kebonsari kabupaten
Madiun pada tahun 2010/2011 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan
memiliki 7 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 orang
tenaga pengajar yang masih Wiyata Bakti. Semua personel telah
melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan
tanggungjawabnya. Bukan hanya guru dan Kepala sekolah yang
bertanggungjawab dalam membimbing siswa namun peran orang tua dan
masyarakat juga sangat penting. Hal ini telah diwujudkan di Sekolah Dasar
Negeri Balerejo 01 dalam wadah Paguyupan Orang Tua Siswa dan Komite
sekolah. Keberhasilan pendidikan siswa merupakan tanggungjawab bersama
sehingga harus ada kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait.
Jumlah seluruh siswa Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01 pada tahun
2010/2011 adalah 124 siswa yang terdiri dari 71 siswa laki-laki dan 53 siswa
perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak 18 siswa,
kelas II sebanyak 19 siswa, kelas III sebanyak 24 siswa, kelas IV sebanyak 23
siswa, kelas V sebanyak 21 siswa, kelas VI sebanyak 19 siswa. Siswa berasal
dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda. Sebagian besar orang
tua siswa bekerja sebagai petani yang pendidikannya masih terhitung rendah.
4. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01
Bangunan gedung Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01 berdiri di atas
tanah seluas 1750 meter persegi, dengan luas bangunan 525 meter persegi.
Bangunan yang ada adalah 6 ruang kelas, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang
guru, 1 ruang alat peraga, 1 gudang, perpustakan, UKS, mushola, balai
kegiatan, dan 2 kamar mandi. Belum ada rumah untuk tinggal penjaga, tetapi
penjaga masih tinggal dekat dengan sekolah sehingga keamanan dan
kebersihan Sekolah terjaga dengan baik. Selain mempunyai beberapa ruangan,
SD Negeri Balerejo 01 juga mempunyai halaman seluas 330 meter persegi
yang biasanya digunakan untuk upacara dan berbagai ekstrakurikuler yang
diadakan oleh sekolah serta tempat bermain para siswa waktu istirahat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Sedangkan luas lapangan adalah 895 meter persegi yang digunakan untuk
pembelajaran olahraga dan biasanya juga digunakan untuk kegiatan pramuka.
5. Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri Balerejo 01 Sebelum Dilaksanakan
Tindakan
Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti
melaksanakan kegiatan survei awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata
yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru (lampiran 1
halaman 100 dan halaman 103), siswa banyak menemui kesulitan dalam
pelajaran matematika karena mereka menganggap bahwa matematika
merupakan pelajaran yang penuh dengan angka dan simbol-simbol yang
membosankan sehingga sulit untuk dipahami. Keadaan seperti ini terjadi pada
siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01 pada materi sifat-sifat bangun ruang.
Siswa masih menemui kesulitan karena guru belum mengupayakan model
pembelajaran yang tepat dan menarik untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa terhadap materi pembelajaran sehingga hasil yang
diperoleh pun juga belum maksimal. Hal ini ditunjukkan pada kegiatan pra
siklus (lampiran 18 halaman 177) dengan masih adanya 13 siswa atau sekitar
61,9% siswa yang nilainya belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 66, dengan perolehan nilai terendah 0 dan 8 siswa atau
38,10% mendapat nilai diatas KKM dengan nilai tertinggi 70. Sedangkan rata-
rata nilai kelas 45,86. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka peneliti
mengadakan penelitian di kelasV dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe numbered heads together yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa terhadap materi sifat-sifat bangun ruang.
Agar lebih jelas maka kondisi awal (pra siklus) hasil belajar
keterampilan berpikir kritis matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang
dapat dilihat dari tabel 3 dan grafik 1 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 3. Tabel Data Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-Sifat
Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Pada Kondisi Awal
(Pra siklus)
N
o
Interva
l
Nilai
Frekuen
si
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
Fixi Prosentas
e (%)
Keterangan
1 0-10 3 5 15 14,29 Di bawah
KKM
2 11-21 2 16 32 9,52 Di bawah
KKM
3 22-32 2 27 54 9,52 Di bawah
KKM
4 33-43 1 38 38 4,76 Di bawah
KKM
5 44-54 4 49 196 19.05 Di bawah
KKM
6 55-65 1 60 60 4,76 Di bawah
KKM
7 66-76 8 71 568 38, 10 Di atas KKM
Jumlah 21 963 100
Nilai rata-rata = 963 : 21 = 45, 86
Ketuntasan klasikal = 8 : 21 X 100 % = 38, 10 %
Nilai tertinggi = 70
Nilai terendah = 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Dari tabel nilai matematika materi sifat-sifat bangun ruang pada siswa
kelas V SD Negeri Balerejo 01 sebelum diadakan tindakan melalui
penerapkan model pembelajaran tipe numbered heads together, dapat disajikan
dalam bentuk grafik 1 sebagai berikut :
Grafik 1. Grafik Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-sifat Bangun
Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Pada Kondisi Awal
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan. Setiap
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan
selama satu minggu yaitu pada tanggal 10 Maret dan 12 Maret 2011. Adapun
tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Peneliti menggunakan acuan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan tahun 2006 dalam pembelajaran. Langkah - langkah
pembelajarannya sebagai berikut :
1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). (lampiran 4
halaman 110-131)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2) Mempersiapkan media atau peralatan yang akan digunakan (benda
terbuat dari bahan plastik yang berbentuk kubus, prisma tegak, limas,
kerucut, tabung).
3) Menyiapkan materi pembelajaran tentang sifat-sifat bangun kubus,
prisma tegak, limas, kerucut, dan tabung.
4) Membuat lembar observasi siswa (lampiran 6 halaman 136) dan
observasi guru (lampiran 7 halaman 137-139) untuk mengetahui
kondisi belajar mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together.
5) Menyiapkan sumber-sumber pelajaran yang diperlukan dalam
menunjang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang
akan diajarkan.
6) Membuat alat evaluasi LKS I (lampiran 9 halaman 142-143), LKS II
(lampiran 11 halaman 146), tugas individu I (lampiran 10 halaman
144-145), tugas individu II (lampiran12 halaman 147) untuk melihat
apakah keterampilan berpikir kritis siswa pada materi sifat-sifat
bangun ruang dengan menerapkan numbered heads together dapat
ditingkatkan.
7) Membagi kelompok siswa menjadi 3 yang masing-masing
beranggotakan 7 orang.
8) Petunjuk cara kerja kelompok yaitu:
a) Masing – masing siswa harus memakai/memiliki nomor yang
berbeda dalam kelompoknya sesuai dengan urutan 1-7.
b) Masing – masing siswa harus berberan aktif dan bekerjasama
dalam kelompoknya, sehingga semua anggota dapat menyelesaikan
soal yang diberikan guru.
c) Pada tahap answering guru akan menunjuk salah satu nomor untuk
menjawab. Setiap siswa dalam kelompok yang bernomor tersebut
mengangkat tangan. Kemudian siswa dari kelompok yang ditunjuk
berdiri menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas dan siswa
tersebut harus menjawab tanpa bantuan dari kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
d) Masing – masing kelompok harus bekerja secara sportif dan
menghargai jawaban kelompok lain.
e) Masing – masing kelompok harus aktif, bekerjasama baik, dan
kompak. Karena ada penilaian kelompok, untuk penghargaan
kelompok terbaik.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2011. Pada
pertemuan ini materi yang diajarkan adalah sifat-sifat bangun kubus,
prisma tegak, limas, kerucut dan tabung. Berikut ini dipaparkan
kondisi riil yang dialami selama proses belajar mengajar berlangsung.
Guru mengawali pelajaran dengan doa bersama dan
mengadakan presensi. Kemudian guru memaparkan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan. Guru mempersiapkan model atau
alat peraga yang dibutuhkan. Selanjutnya guru memberikan apersepsi
dengan mengkaitkan pada pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan bagun kubus, prisma tegak, tabung,
kerucut, dan limas. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa untuk
mengeksplor keterampilan berpikir kritis siswa. Siswa menjawab
pertanyaan- pertanyaan guru namun masih terlihat malu. Karena siswa
masih belum berani mengungkapkan pendapat maka guru memberikan
motivasi kepada siswa agar siswa tidak tegang dan lebih semangat
dalam pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru memberikan materi tentang sifat-sifat
bangun kubus, prisma tegak, kerucut, limas, dan tabung untuk
memperjelas materi. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang
masing- masing beranggotakan 7 orang dan bersifat heterogen, tahap
ini dinamakan penomoran (Numbering). Kemudian guru membagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
lembar kerja siswa I (lampiran 9 halaman 142-143) dari yang bersifat
spesifik dan umum mengenai pemahaman perbedaan masing-masing
bangun dari segi sisi, rusuk, dan titik sudut dikerjakan dalam waktu 15
menit, pada tahap ini dinamakan pengajuan pertanyaan (Quessioning).
Kemudian siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk
menyelesaikan soal dan harus dipastikan bahwa setiap anggota
mengetahui jawabannya, tahap ini dinamakan berpikir bersama (Heads
Together). Selanjutnya pada tahap menjawab pertanyaan (Answering),
Guru menyebut salah satu nomor. Dan setiap kelompok yang
bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk
seluruh kelas. Secara random memilih kelompok mana yang harus
menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian Siswa dari kelompok yang
ditunjuk akan mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab
pertanyaan. Pada Setiap jawaban diusahakan agar siswa tersebut tidak
mendapat bantuan dari kelompoknya. Begitu seterusnya sampai
pertanyaan terakhir. Siswa yang menjawab benar dan kelompok yang
bekerja dengan baik mendapat reward atau penghargaan dari guru.
Pada tahap ini diperlukan konsentrasi dan berpikir kritis karena saling
berkompetisi. Selanjutnya siswa bersama guru menyimpulkan materi
tentang sifat-sifat bangun kubus, prisma tegak, limas, kerucut, dan
tabung yang telah dipelajari. Kemudian siswa mengerjakan soal
evaluasi secara individu pada lembar tugas I (ampiran 10 halaman 144-
145).
Pada kegiatan penutup guru member kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan materi yang belum jelas. Siswa dengan bimbingan
guru membuat rangkuman materi yang telah dipelajari dan
memberikan pekerjaan rumah untuk pengayaan dan persiapan
pembelajaran selanjutnya.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2011. Pada
pertemuan ini materi yang diajarkan adalah menggambar bangun ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dari sifat-sifat bangun yang telah dipelajari. Kegiatan diawali dengan
memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru
mempersiapkan alat peraga yang dibutuhkan. Selanjutnya guru
memberikan apersepsi dengan mengkaitkan pada pengalaman siswa
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan bentuk bagun
kubus, prisma tegak, tabung, kerucut, dan limas.
Pada kegiatan inti guru memberikan materi tentang
menggambar bangun kubus, prisma tegak, kerucut, limas, dan tabung
sesuai dengan sifat masing-masing bangun tersebut. Kemudian guru
membagi siswa menjadi 3 kelompok yang masing- masing
beranggotakan 7 orang dan bersifat heterogen, tahap ini dinamakan
penomoran (Numbering). Kemudian guru membagi lembar kerja siswa
II (lampiran 11 halaman 146) yang bersifat kritis mengenai bagaimana
cara menggambar bangun kubus, prisma tegak, limas, kerucut dan
tabung sesuai sifat masing- masing bangun dan dengan ukuran yang
ditentukan oleh guru, dikerjakan dalam waktu 20 menit, pada tahap ini
dinamakan pengajuan pertanyaan (Quessioning). Kemudian siswa
berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk menyelesaikan soal
dan harus dipastikan bahwa setiap anggota dapat menggambarnya,
tahap ini dinamakan berpikir bersama (Heads Together). Selanjutnya
pada tahap menjawab pertanyaan (Answering), Guru menyebut salah
satu nomor dan siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
Secara random memilih kelompok mana yang harus maju di depan
kelas. Kemudian Siswa dari kelompok yang ditunjuk akan mengangkat
tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan kemudian maju untuk
praktik menggambar bangun sesuai dengan yang diajukan guru. Pada
Setiap jawaban diusahakan agar siswa tersebut tidak mendapat bantuan
dari kelompoknya. Begitu seterusnya sampai pertanyaan terakhir.
Siswa yang menjawab benar mendapat reword atau penghargaan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
guru. Pada tahap ini diperlukan konsentrasi dan berpikir kritis karena
saling berkompetisi.
Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru menyimpulkan
tentang materi sifat-sifat bangun kubus, prisma tegak, limas, kerucut
dan tabung yang telah dipelajari. Perwakilan siswa mengumpulkan
hasil tugas kelompoknya atas perintah guru. Siswa mengerjakan tes
secara individual pada lembar tugas II (lampiran 12 halaman 147) pada
akhir pelajaran tentang materi sifat-sifat bangun kubus, prisma tegak,
limas, kerucut, dan tabung yang telah didiskusikan. Kelompok yang
paling kompak dan aktif mendapatkan penghargaan oleh guru.
c. Observasi
Peneliti melalui pengamat (observer) melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
meningkatkan keterampilan berpikir kritis terhadap sifat-sifat bangun
kubus, prisma tegak, limas, kerucut dan tabung dengan menerapkan model
kooperatif numbered heads together. Dalam tahap ini peneliti mengadakan
kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar
observasi. Observasi aktivitas siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri
Balerejo 01 tentang sifat-sifat bangun ruang. Dari data observasi aktivitas
siswa dalam siklus I selama dua kali pertemuan (lampiran 21 halaman
182) diperoleh hasil observasi sebagai berikut:
1) Banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan guru pada kegiatan
apersepsi masih kurang.
2) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat/ide masih
rendah.
3) Banyaknya siswa yang terlibat aktif dan kritis bertanya saat
pembelajaran masih kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
4) Banyak siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari
guru saat menyampaikan materi.
5) Siswa yang menunjukkan sikap baik yaitu rasa keingintahuannya dan
keberaniannya memberi tanggapan saat memperhatikan penjelasan
guru sudah cukup banyak, meskipun masih ada yang berbicara sendiri
dengan temannya di luar materi pelajaran.
6) Siswa yang merasa gembira dengan pembelajaran NHT sudah cukup
banyak, karena ada kompetisi untuk menjadi yang terbaik.
7) Keefektifan penggunaan NHT masih rendah karena penggunaan waktu
belum efektif dan aktivitas siswa belum kondusif, siswa belum
berperan aktif secara maksimal.
8) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.
9) Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu
atas pertanyaan yang disampaikan guru masih kurang, karena kurang
konsentrasi dan teliti.
10) Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi sudah cukup baik.
Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran tetapi juga ditujukan pada aktivitas peneliti
sebagai guru. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai
aktivitas peneliti dalam kesesuaian antara rencana pembelajaran yang
disusun dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Dari data
observasi aktivitas guru dalam siklus I selama dua kali pertemuan
(lampiran 23 halaman 184-186) diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran cukup baik.
2) Kemampuan guru mengelola kelas belum cukup baik.
3) Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah baik, guru tepat waktu
memulai pelajaran dan member batasan waktu dalam melakukan
diskusi.
4) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah cukup baik.
5) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah cukup baik,
meskipun belum maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
6) Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah cukup baik.
7) Perhatian guru terhadap seluruh siswa cukup baik, meskipun masih ada
beberapa yang belum berperan aktif dalam kelompok.
8) Kemampuan dalam pengembangan aplikasi sudah cukup baik
meskipun siswa belum maksimal dalam mengerjakan soal post test.
9) Kemampuan menutup pelajaran sudah cukup baik dengan memberi
pesan, motivasi dan juga menyampaikan kesimpulan bersama-sama
dengan siswa.
d. Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan guru
kelas, peneliti memperoleh temuan bahwa beberapa siswa belum mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara optimal karena guru
belum dapat menyampaikan informasi secara jelas. Hal ini membuat
kurangnya ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas. Selain itu, masih ada
beberapa siswa yang belum menunjukkan keaktifan dalam bertanya.
Mereka belum mempunyai keberanian untuk mengungkapkan
pendapatnya, kreatifitas da inisiatif siswa kurang karena mereka belum
mampu mengembangkan ide yang dimiliki. Beberapa siswa masih ada
yang berbicara dengan temannya diluar materi pelajaran dan masih ada
yang belum mampu bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya karena
belum begitu memahami peranannya dalam kelompok.
Perolehan hasil post tes nilai keterampilan berpikir kritis siswa
pada siklus I yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (66)
sebanyak 6 siswa dengan perolehan nilai terendah 25 dan siswa yang
mendapat nilai di atas KKM (66) sebanyak 15siswa atau 71,42% dengan
perolehan nilai tertinggi 90. Sedangkan rata-rata nilai kelas yaitu 68,90.
Dari data tersebut masih ada 6 siswa dari 21 siswa yang nilainya di bawah
KKM (66).
Dengan kegagalan siswa dalam menyelesaikan tugas pada saat
proses pembelajaran berlangsung bersumber dari hal-hal sebagai berikut :
1) siswa belum memahami langkah-langkah atau tahapan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
yang masih tergolong baru bagi mereka. 2) siswa belum mampu
bekerjasama dengan kelompoknya. 3) siswa belum berani mengungkapkan
pendapat/ide mereka dalam kelompok. 4) siswa kurang konsentrasi dan
teliti dalam mengerjakan soal. 5) masih ada siswa yang suka mengganggu
teman yang lain sehingga menghambat dalam penyelesaian tugas. Hal
tersebut terjadi karena siswa belum memahami perannya dalam kelompok
dan kurangnya kemampuan guru dalam pengelolaan kelas. Dengan
demikian dapat direnungkan bahwa penelitian dalam siklus I belum
menunjukkan keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti mencari solusi dengan memberikan arahan kembali kepada siswa
tentang tahapan-tahapan kerja kelompok dengan model kooperatif tipe
numbered heads together. Selain itu guru lebih meningkatkan kemampuan
dalam mengelola kelas yaitu perhatian guru lebih menyeluruh ke seluruh
siswa dan mengadakan interaksi langsung pada masing- masing kelompok.
Hal ini dilakukan dengan alasan agar pembelajaran dapat berjalan efektif.
Untuk kelancaran proses diskusi, peneliti juga memberikan motivasi
berupa penghargaan baik secara verbal maupun non verbal kepada siswa
agar mereka lebih semangat dalam pembelajaran dan berani
menyampaikan pendapat. Dengan hal tersebut maka peneliti mengadakan
tindakan untuk siklus berikutnya.
Adapaun hasil yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel
4 dan grafik 2 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4. Tabel Data Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-sifat
Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Pada Siklus I
N
o
Interva
l Nilai
Frekuen
si (fi)
Nilai
Tengah
(xi)
Fixi Prosentas
e (%)
Keterangan
1 22-32 1 27 27 4,76 Di bawah
KKM
2 33-43 1 38 38 4,76 Di bawah
KKM
3 44-54 1 49 49 4,76 Di bawah
KKM
4 55-65 3 60 180 14,28 Di bawah
KKM
5 66-76 8 71 568 28,57 Di atas KKM
6 77-87 6 82 492 23,81 Di atas KKM
7 88-98 1 93 93 4,76 Di atas KKM
Jumlah 21 1447 100
Nilai rata-rata = 1447 : 21 = 68, 90
Ketuntasan klasikal = 15 : 21 X 100 % = 71, 42 %
Nilai tertinggi = 90
Nilai terendah = 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Dari Tabel Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-sifat
Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 setelah tindakan melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, dapat
disajikan grafik 2 di bawah ini :
Grafik 2. Grafik Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-sifat
Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Pada Siklus I
Tabel 5. Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I Siswa Kelas
V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun
Keterangan Pra Siklus Siklus I
Nilai terendah 0 25
Nilai tertinggi 70 90
Rata-rata nilai 45,86 68,90
Ketuntasan Klasikal 38,10% 71,42%
Dari hasil perkembangan tes pra siklus dan evaluasi siklus I
pada Tabel 5 di atas dapat digambarkan pada Grafik 3 sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Grafik 3. Hasil Perkembangan Nilai Evaluasi Keterampilan Berpikir Kritis
Tentang Sifat-sifat Bangun Ruang Pada Pra Siklus dan Siklus I Setelah
Menerapkan NHT
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilakukan selama 2 kali pertemuan. Tiap- tiap
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan
selama satu minggu yaitu pada tanggal 14 Maret dan 17 Maret 2011. Adapun
tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan
identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sebagai
berikut :
1) Guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran dengan jelas
dengan bahasa yang mudah dimengerti dan memberikan arahan
kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja kelompok dengan
model kooperatif tipe numbered heads together.
2) Memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan memberikan
reward baik verbal maupun non verbal.
3) Guru lebih aktif berinteraksi dan membimbing dengan siswa dalam
kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
4) Guru memperbaiki pengelolaan kelas.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
tahun 2006 kelas V, peneliti melakukan langkah- langkah perencanaan
pembelajaran matematika dengan kooperatif tipe numbered heads together
sebagai berikut:
1) Mempelajari KTSP dan silabus SD kelas V
Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
2) Merencanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe numbered
heads together (lampiran 13 halaman 148-170) untuk dua kali
pertemuan dengan indikator :
a) Kognitif
(1) Produk
6.2.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus, tabung,
prisma tegak, kerucut, limas.
6.2.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, tabung,
prisma tegak, kerucut, limas.
6.2.3 Membedakan ciri-ciri masing-masing bangun ruang
kubus, tabung, prisma tegak, limas, kerucut, tabung.
(b) Proses
6.2.4 Mendiskusikan tentang identifikasi sifat-sifat dari
masing-masing bangun ruang prisma, tabung, kerucut,
limas.
b) Afektif
(1) Perilaku Berkarakter : kejujuran (berkompetisi antar
kelompok), membantu teman yang membutuhkan
(berdiskusi dalam kelompok), tepat waktu (menyelesaikan
tugas), teliti/ cermat (menyelesaikan tugas), dan tanggung
jawab (kerja kelompok dan individu).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
(2) Keterampilan sosial : bertanya (proses pembelajaran),
menyumbang ide/ berpendapat (proses pembelajaran),
menjadi pendengar yang baik (menghargai guru dan teman),
dan bekerjasama (diskusi kelompok).
b) Psikomotor
(1) Menggambar bentuk bangun ruang tabung, prisma,
kerucut,limas sesuai dengan sifat masing-masing bangun.
3) Menentukan pokok bahasan dan memberikan informasi kepada siswa
mengenai materi pelajaran yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa
lebih mempersiapkan diri lagi dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
4) Menyiapakan sumber belajar dan media bangun ruang yang sesuai.
5) Mengembangkan format evaluasi LKS III (lampiran 14 halaman 171-
172), LKS IV (lampiran 16 halaman 175), tugas individu III (lampiran
15 halaman 173-174, tugas individu IV (lampiran 17 halaman 176).
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan pemantapan
dari siklus I yaitu pada materi pokok sifat-sifat bangun ruang sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2011. Pada
pertemuan ini materi yang diajarkan adalah sifat-sifat bangun kubus,
prisma tegak, limas, kerucut dan tabung dari segi sisi, titik sudut, dan
rusuknya. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang dialami selama
proses belajar mengajar berlangsung.
Guru mengawali pelajaran dengan doa bersama dan
mengadakan presensi. Kemudian guru memaparkan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan. Guru mempersiapkan alat peraga
yang dibutuhkan. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan
mengkaitkan pada pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
yang berkaitan dengan bagun kubus, prisma tegak, tabung, kerucut,
dan limas. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa untuk
mengeksplor keterampilan berpikir kritis siswa. Siswa menjawab
pertanyaan- pertanyaan dari guru namun masih terlihat malu. Karena
siswa masih belum berani mengungkapkan pendapat maka guru
memberikan motivasi kepada siswa agar siswa tidak tegang dan lebih
semangat dalam pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru memberikan materi tentang sifat-sifat
bangun kubus, prisma tegak, kerucut, limas, dan tabung dari segi sisi,
titik sudut, dan rusuknya untuk memperjelas materi. Guru masih
membagi siswa menjadi 3 kelompok dan masing- masing
beranggotakan 7 orang dan bersifat heterogen. Tahap ini dinamakan
penomoran (Numbering). Kemudian guru membagi lembar kerja
kelompok III (lampiran 14 halaman 171-172) dari yang bersifat
spesifik dan umum mengenai pemahaman perbedaan masing-masing
bangun dari segi sisi, rusuk, dan titik sudut dikerjakan dalam waktu 15
menit, pada tahap ini dinamakan pengajuan pertanyaan (Quessioning).
Kemudian siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk
menyelesaikan soal dan harus dipastikan bahwa setiap anggota
mengetahui jawabannya, tahap ini dinamakan berpikir bersama (Heads
Together). Pada proses ini guru membimbing siswa dalam kelompok.
Selanjutnya pada tahap menjawab pertanyaan (Answering), Guru
menyebut salah satu nomor dan siswa dari tiap kelompok yang
bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk
seluruh kelas. Secara random memilih kelompok mana yang harus
menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian Siswa dari kelompok yang
ditunjuk akan mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab
pertanyaan. Pada Setiap jawaban diusahakan agar siswa tersebut tidak
mendapat bantuan dari kelompoknya. Begitu seterusnya sampai
pertanyaan terakhir. Siswa yang menjawab benar dan kelompok yang
bekerja dengan baik mendapat reward atau penghargaan dari guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Pada tahap ini diperlukan konsentrasi dan berpikir kritis karena saling
berkompetisi. Selanjutnya guru bersama siswa menyimpulkan materi
tentang sifat-sifat bangun kubus, prisma tegak, limas, kerucut, dan
tabung yang telah dipelajari. Kemudian siswa mengerjakan soal
evaluasi secara individual pada lembar tugas individu III (lampiran 15
halaman 173-174).
Pada kegiatan penutup guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan materi yang belum jelas. Siswa dengan bimbingan
guru membuat rangkuman materi yang telah dipelajari dan
memberikan pekerjaan rumah untuk persiapan pembelajaran
selanjutnya.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2011. Pada
pertemuan ini materi yang diajarkan adalah menggambar bangun ruang
dari sifat-sifat bangun yang telah dipelajari. Kegiatan diawali dengan
memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru
mempersiapkan alat peraga yang dibutuhkan. Selanjutnya guru
memberikan apersepsi dengan mengkaitkan pada pengalaman siswa
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan bentuk bagun
kubus, prisma tegak, tabung, kerucut, dan limas.
Pada kegiatan inti guru memberikan materi tentang
menggambar bangun kubus, prisma tegak, kerucut, limas, dan tabung
sesuai dengan sifat masing-masing bangun tersebut. Kemudian guru
membagi siswa menjadi 3 kelompok yang masing- masing
beranggotakan 7 orang dan bersifat heterogen, tahap ini dinamakan
penomoran (Numbering). Kemudian guru membagi lembar kerja
kelompok IV (lampiran 16 halaman 175) yang bersifat kritis mengenai
bagaimana cara menggambar bangun kubus, prisma tegak, limas,
kerucut dan tabung sesuai sifat masing- masing bangun dan dengan
ukuran yang ditentukan oleh guru, dikerjakan dalam waktu 20 menit,
pada tahap ini dinamakan pengajuan pertanyaan (Quessioning).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Kemudian siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk
menyelesaikan soal dan harus dipastikan bahwa setiap anggota dapat
menggambarnya, tahap ini dinamakan berpikir bersama (Heads
Together). Guru membimbing kegiatan siswa. Selanjutnya pada tahap
menjawab pertanyaan (Answering), Guru menyebut salah satu nomor
dan siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Secara random
memilih kelompok mana yang harus maju di depan kelas. Kemudian
Siswa dari kelompok yang ditunjuk akan mengangkat tangan dan
berdiri untuk menjawab pertanyaan kemudian maju untuk praktik
menggambar bangun sesuai dengan yang diajukan guru. Pada Setiap
jawaban diusahakan agar siswa tersebut tidak mendapat bantuan dari
kelompoknya. Begitu seterusnya sampai pertanyaan terakhir. Siswa
yang menjawab benar mendapat reward atau penghargaan dari guru.
Pada tahap ini diperlukan konsentrasi dan berpikir kritis karena saling
berkompetisi.
Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru menyimpulkan
tentang materi sifat-sifat bangun kubus, prisma tegak, limas, kerucut
dan tabung yang telah dipelajari. Perwakilan siswa mengumpulkan
hasil tugas kelompoknya atas perintah guru. Siswa mengerjakan tes
individual pada lembar tugas IV (lampiran 17 halaman 176) pada akhir
pelajaran tentang materi sifat-sifat bangun kubus, prisma tegak, limas,
kerucut, dan tabung yang telah didiskusikan. Kelompok yang paling
kompak dan aktif mendapatkan penghargaan secara verbal maupun
non verbal oleh guru.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas
untuk mengadakan pengamatan terhadap sikap, perilaku siswa selama
pembelajaran berlangsung serta kemampuan guru dalam mengajar dengan
model kooperatif tipe numbered heads together pada materi sifat-sifat
bangun ruang yaitu bangun kubus, prisma tegak, limas, kerucut dan tabung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
dari segi sisi, titik sudut, rusuk. Kemudian menggambar masing-masing
bangun sesuai dengan sifat-sifatnya. Dari hasil observasi aktivitas siswa
dan kegiatan pembelajaran siklus II selama dua kali pertemuan (lampiran
22 halaman 183) diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Sudah banyak siswa yang menjawab pertanyaan guru pada kegiatan
apersepsi.
2) Sudah banyak siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat/ide.
3) Hampir seluruh siswa terlibat aktif dan kritis bertanya saat
pembelajaran.
4) Siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari guru saat
menyampaikan materi sudah sangat banyak.
5) Banyak siswa yang menunjukkan sikap baik saat memperhatikan
penjelasan guru mengenai materi pembelajaran yang diajarkan. Siswa
saling menghargai, berani memberi tanggapan dan rasa
keingintahuannya juga meningkat.
6) Seluruh siswa merasa gembira dengan pembelajaran NHT, karena ada
penghargaan yang diberikan oleh guru untuk kelompok terbaik
maupun individu yang mendapat nilai tertinggi.
7) Keefektifan penggunaan NHT sudah cukup baik, karena penggunaan
waktu sudah efektif dan aktivitas siswa pun cukup kondusif, siswa
sudah berperan aktif dengan maksimal dalam pembelajaran.
8) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran sudah cukup baik.
9) Banyak siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu atas
pertanyaan yang disampaikan guru, siswa cukup berkonsentrasi dan
teliti dalam mengerjakan soal maupun pertanyaan guru.
10) Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi sudah sangat baik.
Dari data observasi aktivitas guru dalam siklus II selama dua kali
pertemuan (lampiran 24 halaman 187-189) diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.
2) Kemampuan guru mengelola kelas sudah cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
3) Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah sangat baik, guru tepat
waktu memulai pelajaran dan memberi batasan waktu dalam
melakukan diskusi, dan guru sudah menggunakan waktu secara efisien.
4) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah baik.
5) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah baik, dan
maksimal. Sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
6) Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah baik.
7) Perhatian guru terhadap siswa sudah menyeluruh, seluruh siswa sudah
berperan aktif dalam kelompok.
8) Kemampuan dalam pengembangan aplikasi sudah sangat baik, guru
memberikan soal post test pada setiap siswa, memberikan penguatan
dan motivasi kepada siswa sehingga siswa lebih serius dalam
mengerjakan soal.
9) Kemampuan menutup pelajaran sudah cukup baik dengan memberi
pesan, motivasi dan juga menyampaikan kesimpulan bersama-sama
dengan siswa.
d. Refleksi
Pada siklus II juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap
deskripsi data seperti yang dilakukan pada siklus I. Pada lembar observasi
aktivitas siswa terjadi perubahan keaktifan yang cukup berarti. Pada siklus
I siswa belum berani dan masih ragu-ragu dalam menyampaikan
gagasannya, namun pada siklus II siswa sudah mempunyai keberanian
untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. Demikian juga dalam
mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruhan siswa sudah
memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa juga menunjukkan peningkatan
dalam keterampilan berpikir kritis terhadap materi sifat-sifat bangun
ruang.
Perolehan hasil post tes nilai keterampilan berpikir kritis siswa
pada siklus II yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (66)
sebanyak 3 siswa atau 14,28 % dengan perolehan nilai terendah 50 dan
siswa yang mendapat nilai di atas KKM (66) sebanyak 18 siswa atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
85,71% dengan perolehan nilai tertinggi 97,5. Sedangkan rata-rata nilai
kelas yaitu 84,09. Dari data tersebut hanya ada 3 siswa dari 21 siswa yang
nilainya di bawah KKM (66), jadi ada peningkatan baik dari siklus I ke
siklus II.
Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai keterampilan berpikir kritis
siswa tentang sifat-sifat bangun ruang pada tabel 6 seperti dibawah ini:
Table 6. Tabel Data Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-sifat
Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Pada Siklus II
No Interva
l
Nilai
Frekuen
si
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
fixi Prosentas
e (%)
Keterangan
1 44 – 54 1 49 49 4,76 Di bawah
KKM
2 55 – 65 2 60 120 9,52 Di bawah
KKM
3 66 – 76 1 71 71 4,26 Di atas KKM
4 77 – 87 5 82 410 23,81 Di atas KKM
5 88 – 98 12 93 1116 57,14 Di atas KKM
Jumlah 21 1766 100
Nilai rata-rata = 1766 : 21 = 84, 09
Ketuntasan klasikal = 18 : 21 X 100 % = 85, 71 %
Nilai terendah = 50
Nilai tertinggi = 97,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Dari tabel 6 di atas nilai keterampilan berpikir kritis tentang sifat-
sifat bangun ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 melalui
penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together yang
telah diterangkan di atas, dapat disajikan grafik 4 sebagai berikut :
Grafik 4. Grafik Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-sifat
Bangun Ruang Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Pada Siklus II
Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes siklus I dan
siklus II (lampiran 19 halaman 178 dan lampiran 20 halaman 180)
dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini:
Tabel 7. Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II Siswa Kelas V
SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari
Keterangan Siklus I Siklus II
Nilai terendah 25 50
Nilai tertinggi 90 97,5
Rata-rata nilai 68,90 84,09
Ketuntasan Klasikal 71,42% 85,71%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Dari hasil perkembangan tes siklus I dan evaluasi siklus II
pada Tabel 7 di atas dapat digambarkan pada Grafik 5 sebagai
berikut :
Grafik 5. Hasil Perkembangan Nilai Evaluasi Keterampilan Berpikir Kritis
Tentang Sifat-sifat Bangun Ruang Pada Siklus I dan Siklus II Setelah
Menerapkan NHT
Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas bahwa
dilihat dari nilai rata-rata kelas pembelajaran matematika menggunakan
model kooperatif tipe numbered heads together sudah berhasil tetapi
apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih ada siswa
yang belum tuntas.
Dengan mempertimbangkan temuan nyata selama proses
pembelajaran serta diskusi dengan observer dan siswa, maka peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan kooperatif numbered heads
together menyenangkan karena dapat memupuk keberanian siswa dalam
menyampaikan pendapat secara kritis dan lebih memperkaya rasa
tanggungjawab siswa baik terhadap dirinya maupun orang lain. Selain hal
tersebut, ditunjukkan pula peningkatan terhadap keterampilan berpikir
kritis siswa pada materi sifat-sifat bangun ruang yang signifikan. Dari
fakta tersebut maka penelitian tindakan kelas ini dianggap cukup dan
diakhiri pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya
peningkatan aktivitas dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri
Balerejo 01 dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang.
Peningkatan hasil dari proses pembelajaran matematika adalah siswa dapat lebih
berpikir kritis pada sifat-sifat bangun ruang karena telah mengikuti setiap langkah
atau tahapan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Hal ini dapat ditunjukkan
dalam deskripsi berikut ini:
1. Hasil Proses Pembelajaran Matematika
a. Data Hasil Belajar Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Sebelum
Dilaksanakan Tindakan ( Pra siklus)
Dari daftar nilai (lampiran 18 halaman 177) dapat diketahui bahwa
nilai matematika sebelum dilaksanakan tindakan yaitu siswa yang
memperoleh nilai 0-10 ada 3 siswa, yang memperoleh nilai 11-21 ada 2
siswa, yang mendapat nilai 22-32 ada 2 siswa, yang mendapat nilai 33-43
ada 1 siswa, yang nilainya 44-54 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 55-
65 ada 1 siswa, dan siswa yang memperoleh nilai 66-76 ada 8 siswa.
Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 45,86. Siswa yang
mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 13 siswa atau 61,90%
sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 8 siswa atau
38,10%.
b. Data Hasil Belajar Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Siklus I
Berdasarkan hasil tes pada siklus I selama dua kali pertemuan
(lampiran 19 halaman 178-179) dapat diketahui nilai pembelajaran
matematika seperti di bawah ini:
1) Pada pertemuan pertama siswa yang memperoleh nilai kurang dari 21
adalah 1 siswa, nilai 22-32 ada 2 siswa, nilai 33-43 ada 1 siswa,
mendapat nilai 44-54 ada 1 siswa, nilai 55-65 ada 4 siswa, nilai 66-76
ada 4 siswa, nilai 77-87 ada 7 siswa dan siswa yang mendapat nilai 88-
98 adalah 1 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
siswa sebesar 63,67. Siswa yang mendapat nilai < 66 (KKM) sebanyak
9 siswa atau 42, 86% dan siswa yang mendapat nilai > 66 (KKM)
sebanyak 12 siswa atau 57, 14%.
2) Pada pertemuan kedua siswa yang memperoleh nilai 33-43 ada 2
siswa, tidak ada siswa yang mendapat nilai 44-54, mendapat nilai 55-
65 ada 1 siswa, nilai 66-76 ada 3 siswa, nilainya 77-87 ada 14 siswa,
dan siswa yang mendapat nilai 88-98 adalah 1 siswa. Dengan demikian
rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 75,71 . Siswa yang
mendapat nilai < 66 (KKM) sebanyak 3 siswa atau 14,28% dan siswa
yang mendapat nilai > 66 (KKM) sebanyak 18 siswa atau 85,71%.
Nilai rata-rata dari hasil ulangan siswa pada pertemuan I dan
pertemuan II siklus I adalah 68,90. Siswa yang mendapat nilai di atas
KKM adalah 15 siswa atau sebesar 71,42%.
c. Data Hasil Belajar Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Silkus II
Berdasarkan hasil tes pada siklus II selama dua kali pertemuan
(lampiran 20 halaman 180-181) dapat diketahui nilai pembelajaran
matematika seperti di bawah ini:
1) Pada pertemuan pertama siswa yang memperoleh nilai kurang dari 43
ada 1 siswa, nilai 44-54 ada 1 siswa, mendapat nilai 55-65 ada 3 siswa,
nilai 66-76 ada 3 siswa, tidak ada siswa yang mendapat nilai 77-87,
dan siswa yang mendapat nilai 88-98 ada 13 siswa. Dengan demikian
rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 79,90. Siswa yang
mendapat nilai < 66 (KKM) sebanyak 5 siswa atau 23,80% dan siswa
yang mendapat nilai > 66 (KKM) sebanyak 16 siswa atau 76,19%.
2) Pada pertemuan kedua siswa yang memperoleh nilai 66-65 ada 1
siswa, mendapat nilai 66-70 ada 1 siswa, nilai 71-75 ada 1 siswa, nilai
76-80 ada 3 siswa, tidak ada siswa yang mendapat nilai 81-90, siswa
yang mendapat nilai 91-95 ada 1 siswa, dan siswa yang memperoleh
nilai 96-100 ada 14 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang
diperoleh siswa sebesar 90,61. Siswa yang mendapat nilai < 66 (KKM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
sebanyak 1 siswa atau 4,76% dan siswa yang mendapat nilai > 66
(KKM) sebanyak 20 siswa atau 95,24%.
Nilai rata-rata dari hasil ulangan siswa pada pertemuan I dan
pertemuan II siklus II adalah 84,09. Siswa yang mendapat nilai di atas
KKM adalah 18 siswa atau sebesar 85,71%.
2. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Matematika
Dalam siklus I telah disampaikan kompetensi dasar mengidentifikasi
sifat- sifat bangun ruang dengan indikator :
a. Kognitif
1) Produk
6.2.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus, tabung, prisma
tegak, kerucut, dan limas.
6.2.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, tabung, prisma
tegak, kerucut, dan limas.
6.2.3 Membedakan ciri-ciri masing-masing bangun kubus, tabung,
prisma tegak, limas, dan kerucut.
2) Proses
6.2.4 Mendiskusikan tentang identifikasi sifat-sifat dari masing-
masing bangun ruang prisma, tabung, kerucut, limas.
b. Afektif
1) Perilaku Berkarakter : kejujuran (berkompetisi antar kelompok),
membantu teman yang membutuhkan (berdiskusi dalam kelompok),
tepat waktu (menyelesaikan tugas), teliti/ cermat (menyelesaikan
tugas), dan tanggung jawab (kerja kelompok dan individu).
(2) Keterampilan sosial : bertanya (proses pembelajaran), menyumbang
ide/ berpendapat (proses pembelajaran), menjadi pendengar yang
baik (menghargai guru dan teman), dan bekerjasama (diskusi
kelompok).
c. Psikomotor
1) Menggambar bentuk bangun ruang tabung, prisma, kerucut,limas
sesuai dengan sifat masing-masing bangun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Melalui penerapan pembelajaran kooperatif numbered heads together,
siswa cukup aktif dalam mengikuti setiap langkah yang dilaksanakan. Siswa
membentuk kelompok heterogen atas bimbingan guru berdasarkan materi
sifat bangun ruang yang dipelajari. Siswa berdiskusi dengan kelompok
masing-masing untuk menyelesaikan tugas atau pertanyaan yang diajukan
guru, masing-masing anggota dalam kelompok memiliki nomor yang
berbeda. Setelah berpikir bersama dalam kelompok, guru akan mengajukan
pertanyaan dan menunjuk salah satu nomor. Masing-masing siswa dalam
kelompoknya yang memiliki nomor tersebut mengangkat tangan. Kemudian
guru menunjuk salah satu kelompok dengan nomor tersebut untuk menjawab
pertanyaan dan siswa yang ditunjuk harus menjawab dengan
kemampuannya sendiri tanpa bantuan dari kelwompoknya karena
sebelumnya sudah didiskusikan bersama. Sehingga siswa benar-benar mau
berpikir. Tetapi masih ada beberapa siswa yang belum konsentrasi dan
masih bingung dengan langkah-langkah pembelajaran tersebut.
Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I (lampiran 21
halaman 182) diperoleh hal-hal seperti berikut:
1) Banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan guru pada kegiatan
apersepsi masih kurang.
2) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat/ide masih
rendah.
3) Banyaknya siswa yang terlibat aktif dan kritis bertanya saat pembelajaran
masih kurang karena dalam kelompok masih didominan beberapa anak
saja.
4) Banyak siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari
guru saat menyampaikan materi.
5) Siswa yang menunjukkan sikap baik yaitu rasa keingintahuannya dan
keberaniannya memberi tanggapan saat memperhatikan penjelasan guru
sudah cukup banyak, meskipun masih ada yang berbicara sendiri dengan
temannya di luar materi pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
6) Siswa yang merasa gembira dengan pembelajaran NHT sudah cukup
banyak, karena ada kompetisi untuk menjadi yang terbaik.
7) Keefektifan penggunaan NHT masih rendah karena penggunaan waktu
belum efektif dan aktivitas siswa belum kondusif, siswa belum berperan
aktif secara maksimal.
8) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.
9) Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu
atas pertanyaan yang disampaikan guru masih kurang, karena kurang
konsentrasi dan teliti.
10) Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi sudah cukup baik.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I (lampiran
21 halaman 182) dapat ditunjukkan bahwa pada pertemuan pertama aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori rendah karena jumlah
skor hanya 22 (siswa yang aktif lebih dari 20% sampai 40% dari jumlah
siswa yang hadir) dan pada pertemuan kedua aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran dalam kategori sedang karena jumlah skor mencapai 29 (siswa
yang aktif antara 40% sampai 60% dari jumlah siswa yang hadir). Skor rata-
rata aktivitas siswa dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus I adalah 25,5
sehingga aktivitas siswa pada siklus I dalam kategori sedang atau cukup
(siswa yang aktif antara 40% sampai 60% dari jumlah siswa yang hadir).
Pada siklus II, kompetensi dasar yang dibahas adalah
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan indikator yang sama
dengan siklus I. Pada siklus II ini, guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif numbered heads together dengan lebih spesifik
sehingga siswa mudah memahami tugas-tugasnya sebagai ahli materi dalam
mengikuti pembelajaran matematika. Di samping itu, siswa juga diberi
motivasi atau penghargaan agar mereka dapat mengemukakan ide atau
pendapatnya dalam kelompok dengan rasa percaya diri dan siswa dilatih
untuk lebih kritis dan bertanya jika ada hal-hal dalam materi sifat bangun
ruang yang belum dipahami sehingga timbul pembelajaran yang aktif dan
materipun dapat diserap oleh siswa dengan baik. Apabila siswa memahami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
dan melaksanakan pembelajaran melalui model kooperatif numbered heads
together dengan baik maka akan memberi makna terhadap pembelajaran
yang diikutinya. Hal ini ditandai dengan meningkatnya aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran pada materi sifat-sifat bangun ruang.
Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II (lampiran 22
halaman 183) diperoleh hal-hal berikut:
1) Sudah banyak siswa yang memperhatikan guru saat pelajaran.
2) Sudah banyak siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat/ide.
3) Hampir seluruh siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa
sudah memahami perannya masing-masing dalam kelompok.
4) Banyaknya siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari
guru saat menyampaikan materi sangat banyak.
5) Banyak siswa yang menunjukkan sikap baik saat memperhatikan
penjelasan guru mengenai materi pembelajaran yang diajarkan. Siswa
saling menghargai, berani memberi tanggapan dan rasa
keingintahuannya juga meningkat.
6) Seluruh siswa merasa gembira dengan pembelajaran NHT, karena ada
penghargaan yang diberikan oleh guru untuk kelompok terbaik maupun
individu yang mendapat nilai tertinggi.
7) Keefektifan penggunaan NHT sudah cukup baik, karena penggunaan
waktu sudah efektif dan aktivitas siswa pun cukup kondusif, siswa
sudah berperan aktif dengan maksimal dalam pembelajaran.
8) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran sudah cukup baik.
9) Banyak siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu atas
pertanyaan yang disampaikan guru, siswa cukup berkonsentrasi dan
teliti dalam mengerjakan soal maupun pertanyaan guru.
10) Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi sudah sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II (lampiran 22
halaman 183) dapat ditunjukkan bahwa pada pertemuan pertama aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori tinggi karena jumlah skor
mencapai 37 (siswa yang antara 60% sampai 80% dari jumlah siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
hadir) dan pada pertemuan kedua aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
dalam kategori sangat tinggi dengan jumlah skor 46 (siswa yang aktif antara
80% sampai 100% dari jumlah siswa yang hadir). Skor rata-rata aktivitas
siswa dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II adalah 41 sehingga aktivitas
siswa pada siklus II dalam kategori sangat tinggi (siswa yang aktif antara 80%
sampai 100% dari jumlah siswa yang hadir). Hal ini terjadi karena siswa
termotivasi untuk meningkatkan rasa percaya diri, konsentrasi dan lebih
berani dalam berpendapat, berkomunikasi dengan anggota lain.
3) Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Matematika
Observasi tidak hanya ditujukan kepada siswa tetapi juga kepada
peneliti sebagai guru. Dari hasil observasi kinerja guru pada siklus I (lampiran
23 halaman 184 - 186) diperoleh hal-hal seperti berikut:
1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran cukup baik
2) Kemampuan guru mengelola kelas belum cukup baik.
3) Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah baik, guru tepat waktu
memulai pelajaran dan member batasan waktu dalam melakukan diskusi.
4) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah cukup baik.
5) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah cukup baik,
meskipun belum maksimal.
6) Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah cukup baik.
7) Perhatian guru terhadap seluruh siswa cukup baik, meskipun masih ada
beberapa yang belum berperan aktif dalam kelompok.
8) Kemampuan dalam pengembangan aplikasi sudah cukup baik meskipun
siswa belum maksimal dalam mengerjakan soal post test.
9) Kemampuan menutup pelajaran sudah cukup baik dengan memberi pesan,
motivasi dan juga menyampaikan kesimpulan bersama-sama dengan
siswa.
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I (lampiran 23
halaman 184 - 186) dapat ditunjukkan bahwa pada pertemuan pertama kinerja
guru dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori cukup karena jumlah skor
yang dicapai adalah 18 dari jumlah skor maksimal 36 . Dan pada pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
kedua kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori baik karena
jumlah skor yang dicapai adalah 28 dari jumlah skor maksimal 36. Jadi skor
rata-rata kinerja guru pada siklus I dari pertemuan I dan pertemuan II adalah
23 yang termasuk dalam kategori cukup.
Bertolak dari hasil observasi dan refleksi kinerja guru pada siklus I,
Maka guru memperbaiki kinerjanya pada siklus II (lampiran 24 halaman 187-
189) dan dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.
2) Kemampuan guru mengelola kelas sudah cukup baik.
3) Kemampuan mengelola waktu pelajaran sudah sangat baik, guru tepat
waktu memulai pelajaran dan memberi batasan waktu dalam melakukan
diskusi, dan guru sudah menggunakan waktu secara efisien.
4) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi sudah baik.
5) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah baik, dan maksimal.
Sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
6) Keterampilan guru mengajukan pertanyaan sudah baik.
7) Perhatian guru terhadap siswa sudah menyeluruh, seluruh siswa sudah
berperan aktif dalam kelompok.
8) Kemampuan dalam pengembangan aplikasi sudah sangat baik, guru
memberikan soal post test pada setiap siswa, memberikan penguatan dan
motivasi kepada siswa sehingga siswa lebih serius dalam mengerjakan
soal.
9) Kemampuan menutup pelajaran sudah cukup baik dengan memberi pesan,
motivasi dan juga menyampaikan kesimpulan bersama-sama dengan
siswa.
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus II (lampiran 24
halaman 187 – 189) dapat ditunjukkan bahwa pada pertemuan pertama kinerja
guru dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori baik karena jumlah skor
yang dicapai adalah 31 dan pada pertemuan kedua kinerja guru dalam kegiatan
pembelajaran dalam kategori sangat baik karena jumlah skor mencapai 36.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Jadi skor rata-rata kinerja guru pada siklus II dari pertemuan I dan pertemuan
II adalah 33,5 atau 3,72 yaitu termasuk dalam kategori baik.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan melihat hasil penelitian dari beberapa tabel di atas, dapat
diketahui adanya peningkatan proses pembelajaran terutama keterampilan
berpikir siswa terhadap materi pada masing-masing siklus melalui penerapan
model kooperatif numbered heads together. Peningkatan terlihat dari
perhitungan rata-rata nilai belajar dan aktivitas siswa pada deskripsi di bawah
ini.
Perhitungan rata-rata nilai belajar yang diperoleh siswa pada kondisi
awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus
I dan siklus II selama dua kali pertemuan pada setiap siklusnya (lampiran 25
halaman 190). Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 seperti berikut:
Tabel 8. Tabel Perkembangan Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas
V SD Negeri Balerejo 01 Pada Materi Sifat-sifat Bangun Ruang Pada Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
No
Pembelajaran
Matematika (sifat-sifat
bangun ruang)
Sebelum
Tindakan
(Pra Siklus)
Sesudah dilaksanakan
tindakan
Siklus I Siklus II
1 Nilai Terendah 0 25 50
2 Nilai Tertinggi 70 90 97,5
3 Nilai rata-rata 45,86 68,90 84,09
4 Prosentase ketuntasan
klasikal
38,10% 71,42% 85,71%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat dikethaui bahwa jumlah siswa yang
memperoleh nilai ≥ 66 (KKM) mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat bangun
ruang yang dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil.
Peningkatan rata-rata nilai keterampilan berpikir kritis pada sifat-sifat
bangun ruang melalui penerapan pembelajaran dengan model kooperatif tipe
numbered heads together dapat disajikan dalam grafik 6,7,8,9 sebagai berikut :
Grafik 6. Grafik Peningkatan Nilai Terendah Keterampilan Berpikir Kritis
Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II
Grafik 7. Grafik Peningkatan Nilai Tertinggi Keterampilan Berpikir Kritis
Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Grafik 8. Grafik Peningkatan Nilai Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis
Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01
Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II
Grafik 9. Grafik Peningkatan Prosentase Nilai Ketuntasan Klasikal
Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang Pada Siswa Kelas
V SD Negeri Balerejo 01 Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II
Peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe
numbered heads together pada materi sifat-sifat bangun ruang adalah pada aspek
berikut:
1. Memperhatikan penjelasan dari guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
2. Mengerjakan tugas individu maupun kelompok dengan penuh kesiapan,
serius, teliti dan tepat waktu.
3. Keinginan bertanya dan mengungkapkan pendapat
4. Kemauan untuk berdiskusi, bekerjasama dan berpikir kritis dalam
menyelesaikan soal.
5. Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran,
6. Keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran.
7. Keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran.
Peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran kooperatif tipe numbered
heads together pada materi sifat-sifat bangun ruang adalah pada aspek berikut:
1. Kesiapan guru yang matang ketika memulai kegiatan pembelajaran.
2. Mampu guru mengelola kelas sehingga tercipta pembelajaran yang kondusif.
3. Kemampuan mengelola waktu pembelajaran secara efisien.
4. Kemampuan memberikan apersepsi dengan hal-hal yang mudah dipahami.
5. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami.
6. Keterampilan guru mengajukan pertanyaan yang dapat memancing siswa
untuk berpikir.
7. Perhatian guru terhadap siswa menyeluruh.
8. Pengembangan aplikasinya baik.
9. Kemampuan memberikan motivasi pada individu mapun kelompok.
Peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada tabel 9 seperti berikut:
Tabel 9. Tabel Rata-rata Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru Kelas V SD
Negeri Balerejo 01 Materi Sifat-sifat Bangun Ruang
No Aspek Skor Kategori
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 2 1 2 1 2 1 2
1 Aktivitas siswa 20 29 37 46 Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
2 Kinerja guru 18 28 31 36 Cukup Baik Baik Baik sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat skor hasil aktivitas siswa dan kinerja
guru dalam pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun ruang dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif numbered heads together secara
individual dan kelompok, dari siklus I pertemuan pertama aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran dalam kategori rendah karena jumlah skor hanya 20 dan
pada pertemuan kedua aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam
kategori sedang atau cukup karena jumlah skor mencapai 29, kinerja guru pada
siklus I pertemuan pertama dalam kategori cukup karena jumlah skor yang dicapai
adalah 18 dan pada pertemuan kedua kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran
dalam kategori baik karena jumlah skor yang dicapai adalah 28. Pada siklus II
pertemuan pertama aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori
tinggi karena jumlah skor mencapai 37 dan pada pertemuan kedua aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori sangat tinggi dengan jumlah skor 46.
Kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dalam kategori baik karena jumlah
skor yang dicapai adalah 31 dan pada pertemuan kedua kinerja guru dalam
kegiatan pembelajaran dalam kategori baik sekali karena jumlah skor mencapai
36.
Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-
beda, antara lain: pada siklus I hambatan yang dijumpai adalah guru belum dapat
menyampaikan materi dengan jelas dan kurang dapat dipahami oleh siswa karena
terlalu cepat dalam menjelaskan sehingga siswa belum memahami langkah-
langkah pembelajaran dengan numbered heads together, guru belum memberikan
motivasi baik pada individu maupun kelompok sehingga siswa masih belum
barani dalam menjawab pertanyaan dan belum mampu bekerjasama dengan
kelompoknya, guru belum dapat mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran
yang kondusif sehingga menghambat dalam penyelesaian tugas, pengelolaan
waktu pun belum maksimal.
Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang
dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan
arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja kelompok dengan
model kooperatif tipe numbered heads together secara tepat dan jelas, memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
perhatian menyeluruh dan bimbingan terhadap siswa agar pembelajaran lebih
kondusif dan memberikan motivasi berupa penghargaan baik secara verbal
maupun non verbal kepada siswa agar mereka lebih kreatif dan kritis lagi dalam
mengerjakan soal maupun saat memaparkan jawaban kedepan kelas.
Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang
berarti.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis terhadap pelajaran Matematika tentang
sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01 yaitu dengan
menerapkan pembelajaran numbered heads together. Hal ini terjadi karena
pembelajaran dengan model kooperatif numbered heads together dapat
membiasakan siswa untuk mau berpikir dan lebih kritis dalam menyelesaikan soal
maupun memaparkan hasil kerja kelompok serta aktif mengembangkan kreativitas
dan inisiatifnya. Dalam hal tersebut siswa juga dituntut untuk lebih
bertanggungjawab pada dirinya sendiri dan orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran tipe numbered heads together dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis pada materi sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri
Balerejo 01 tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini terbukti pada kondisi awal
sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 45,86 dengan prosentase
ketuntasan klasikal sebesar 38,10%, siklus I nilai rata-rata kelas 68,90 dengan
prosentase ketuntasan klasikal sebesar 71,42% dan siklus II nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 84,09 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 85,71%
(lampiran 25 halaman 190). Dengan demikian penerapan pembelajaran kooperatif
tipe numbered heads together dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis pada materi sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri
Balerejo 01 tahun pelajaran 2010/2011 karena pembelajaran tipe numbered heads
together merupakan model kooperatif yang menyenangkan, bekerja secara
kelompok tetapi lebih menekankan pada individu dengan pertanyaan yang
memerlukan ketelitian dengan waktu yang ditentukan sehingga dapat memancing
siswa untuk berpikir kritis.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe numbered heads
together dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika. Penelitian ini terdiri dari
dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10-12 Maret 2011 dan Siklus II
dilaksanakan pada tanggal 14-17 Maret 2011. Adapun indikatornya sebagai
berikut :
1. Kognitif
a. Produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
6.2.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus, tabung, prisma tegak,
kerucut, limas.
6.2.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, tabung, prisma
tegak, kerucut, limas.
6.2.3 Membedakan ciri- ciri masing-masing bangun kubus, tabung, prisma
tegak, limas, kerucut, tabung.
b. Proses
6.2.4 Mendiskusikan tentang identifikasi sifat-sifat dari masing-masing
bangun ruang prisma, tabung, kerucut, limas.
2. Afektif.
a. Perilaku Berkarakter : kejujuran (berkompetisi antar kelompok), membantu
teman yang membutuhkan (berdiskusi dalam kelompok), tepat waktu
(menyelesaikan tugas), teliti/ cermat (menyelesaikan tugas), dan tanggung
jawab (kerja kelompok dan individu).
b. Keterampilan sosial : bertanya (proses pembelajaran), menyumbang ide/
berpendapat (proses pembelajaran), menjadi pendengar yang baik
(menghargai guru dan teman), dan bekerjasama (diskusi kelompok).
3. Psikomotor
a. Menggambar bentuk bangun ruang tabung, prisma, kerucut,limas sesuai
dengan sifat masing-masing bangun.
Dalam satu siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap pelaksanaan
siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum
melaksanakan keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis
perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan
dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti model kooperatif tipe
numbered heads together dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
pada materi sifat-sifat bangun ruang. Sehubungan dengan penelitian ini maka
dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut :
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan model kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi sifat-sifat bangun ruang, hal itu
dapat ditinjau dari hal seperti di bawah ini :
1. Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model
pembelajaran yang tepat agar siswa mampu menguasai materi dalam
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa pada materi sifat-sifat bangun ruang karena pembelajaran
ini melibatkan relasi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa, siswa
dituntut berpikir kritis, teliti dan tepat dalam mengungkapkan pendapatnya
dalam kelompok.
Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada siswa juga
sangat penting. Motivasi diberikan agar siswa dapat belajar dengan baik
sehingga siswa mempunyai keinginan untuk berpikir, memusatkan perhatian,
dan melaksanakan kegiatan yang menunjang dalam proses pembelajaran.
Motivasi dapat ditanamkan pada siswa dengan memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan memberikan penghargaan
terhadap keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pentingnya menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif,
salah satunya adalah model kooperatif numbered heads together yang terbukti
dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjalin
hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.
Prosentase keterampilan berpikir kritis siswa terhadap materi sifat-sifat
bangun ruang meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan keberanian
siswa dalam mengungkapkan pendapatnya dalam pembelajaran, interaksi
dengan guru maupun siswa lain, siswa lebih berperan aktif dalam proses
pembelajaran, kemauan kerjasama kelompok meningkat, ketelitian dan
kekritisan siswa dalam mengerjakan soal meningkat, mampu menyelesaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
soal tepat waktu. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang
meningkat, kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya
keterampilan berpikir kritis pada materi sifat-sifat bangun ruang pada siswa
kelasV SD Negeri Balerejo 01 meningkat.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan strategi dan
model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas pada
proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh
siswa.
3. Upaya- upaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis tentang materi
sifat-sifat bangun ruang dalam pembelajaran siswa kelas V SD Negeri
Balerejo 01 dalam penelitian ini antara lain:
a. Pemilihan model pembelajaran yang inovatif dan menarik
Dalam proses pembelajaran, model pembelajaran merupakan
strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Maka dari itu, guru harus
memilih model pembelajaran yang inovatif dan menarik sehingga siswa
antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya
pembaharuan, siswa termotivasi dan lebih semangat untuk belajar
sehingga siswa lebih terampil dan mau berpikir.
b. Penggunaan metode yang tepat
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru harus dapat
memilih dan menerapkan metode yang tepat agar siswa dapat memahami
materi yang telah dipelajari secara efektif serta dapat memancing siswa
untuk berpikir kritis. Penerapan metode yang kurang tepat akan
mempengaruhi belajar siswa karena dapat menimbulkan rasa bosan atau
malas pada siswa yang akan berdampak buruk pada hasil belajar siswa.
c. Interaksi guru dan siswa
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh
interaksi antara guru dengan siswa. Guru perlu menciptakan suasana
keakraban dengan siswa sehingga siswa akan lebih nyaman dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan akibatnya siswa menyukai
pelajaran yang diikutinya juga. Guru yang kurang berinteraksi dengan
siswa secara akrab dapat menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran.
Hal ini akan berdampak pada rendahnya nilai siswa.
d. Memberi motivasi kepada siswa
Guru harus menciptakan suasana belajar yang kondusif yang
mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik sehingga siswa
termotivasi untuk aktif berpikir, memusatkan perhatian dan melaksanakan
kegiatan yang menunjang keberhasilan belajar. Motivasi dapat ditanamkan
kepada siswa dengan memberikan kesempatan berpartisipasi dalam
pembelajaran dan pemberian penghargaan jika siswa dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik.
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah
dijelaskan pada bab IV di atas, maka penelitian ini dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada
umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi
dalam pembelajaran matematika melalui model kooperatif numbered heads
together harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu keaktifan, kreativitas,
motivasi dan kemampuan sangat mendukung keberhasilan pembelajaran
khususnya matematika.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat
mendukung pelaksanaan pembelajaran model kooperatif agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.
2. Bagi Guru
a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan
merancang proses pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan
salah satunya dengan model kooperatif tipe numbered heads together
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan termotivasi dan tercipta suasana
pembelajaran yang baru dan kondusif. Hal ini membuat siswa tidak mudah
bosan dan tetap semangat untuk mengikuti proses pembelajaran yang
akhirnya dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mengenai materi
sifat-sifat bangun ruang yang membutuhkan pemahaman dan ketelitian
dalam mempelajarinya.
b. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap penerapan model
kooperatif numbered heads together pada pembelajaran yang
dilaksanakan.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih berperan aktif, mengembangkan kreativitas, inisiatif,
semangat belajar dan mengembangkan keberanian menyampaikan gagasan
dalam proses pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan kerjasama
dalam kelompok sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan
prestasi belajar.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat, kreatif dan lebih luas dalam pengkajian teori-teori yang
berkaitan dengan pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together guna
melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa yang belum tercakup dalam
penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin, Beni.2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Agus Suharjana.2008.Mengenal Bangun ruang dan Sifat-sifatnya di Sekolah
Dasar.Jakarta: Pusat pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Matematika.
Ahmad, Arif. 2007. Memahami Berpikir Kritis (online)
.http://fisikasmaonline.blogspot.com/2010/12/keterampilan-berpikir-
kritis.html. [diakses tanggal 27 Januari : 2011]
Alwi,Hasan.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rinika Cipta.
Clara Ika Sari Budayanti. 2009. Pemecahan Masalah Matematika. Jakarta: PJJ
Crayonpedia. 2009. Kubus Balok Prisma Tegak Dan Limas.
http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Ruang_6.jpg diakses tanggal 5
Februari 2011
Fisher,Alec.2009.Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
H.B. Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Heruman, 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
Rosda.
Isjoni, Hj. Mohd.Arif, Ismail, 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir
Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogjyakarta: Pustaka Pelajar
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta: GP Press
Johnson.2010.Contextual Teaching & Learning.Bandung:Kaifa Learning.
Joko Utoro.2007.Genius Matematika Kelas V SD. Jakarta: Wahyu Media.
Kagan. 2000. Cooperative Learning Structure. Numbered head Together. (online),
(http://.Alt.Red/clnerwork/numbered.Htm). [diakses tanggal 20 Januari
2007].
. Tanpa tahun. Numbered heads together. (online),
(http://www.eazhull.org.uk/nlc/numbered_heads.htm). [diakses tanggal 20
Januari 2007].
dalam Ibrahim,2000. Model Pembelajaran Numbered Head Together.
(online),(http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-
nht-numbered-head-together/. [diakses tanggal 16 januari 2011]
Khafid,M,Suyati.2007.Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Erlangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Langrehr,John.2006. Thingking Skills. Jakarta:Gramedia.
Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Lie,Anita.2008.Cooperative Learning.Jakarta:Gramedia.
Miles dan Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas
Indonesia. (UI Pers).
Mufid, Masruhan.2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Pokok
Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII-
A MTs Islamiyah Sumpiyuh – Banyumas Tahun Pelajaran 2006/2007.
Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 untuk Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Muhfahroyin.Tanpa tahun. Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis.
(online).(http://muhfahroyin.blogspot.com/2009/01/berpikir-kritis.html).
[diakses tanggal 27 Januari 2011]
Nurhadi, Yasin B., dan Senduk A.G. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang:
UM.
NN.2011. Numbered Head Together. (online)
(http://www.teachervision.fen.com/group-work/cooperative-
learning/48538.html. diakses tanggal 16 Januari 2011)
NN.2009.PengertianKubus.http://edukasi.net/mapok/mp_full.php?id=326&fname
=index.html. diakses tanggal 5 Februari 2011.
Oemar Hamalik. 1999. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Riyanto,Yatim.2010.Paradikma Baru Pembelajaran.Surabaya: Kencana.
Slavin, 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusamedia.
Sudjana,Nana.2005.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyarti, Henik. 2005. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil
Belajar Siswa SMP Negeri I Tambakromo Kabupaten Pati Melalui
Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah. Untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang.
Sugiarto,Eko.2009. Panduan Praktis Menulis Skripsi.Yogyakarta:Pustaka
Sembada.
Suhardjono, Supardi & Suharsimi Arikunto.2010.Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Supraptojiel. (2008). Menggunakan Keterampilan Berpikir Untuk Meningkatkan
Mutu Pembelajaran. [online]. Tersedia :
http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/13/menggunakan-
ketrampilan-berpikir-untuk-meningkatkan-mutu-pembelajaran. [diakses 27
Januari : 2011]
Suprijono, Agus 2010. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM.
Surabaya: Pustaka Pelajar
Tim. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. FKIP UNS
Tim.2009. Pedoman Penulisan Skripsi.UMS Surakarta
Tim Bina Karya Guru.2005.Terampil Berhitung Mtematika SD Kelas
V.Jakarta:Erlangga
Tryana, Antin. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered
Heads Together (Nht) (http://iqbalali.com/2010/01/03/nht-numbered-head-
together/ )
Widati,Retno.2010.Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat-sifat Bangun Ruang
(Matematika) Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Siswa Kelas V SD Negeri 01 Malangjiwan Tahun Pelajaran 2009/2010
Wikipedia.Berpikir.(online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Berpikir). [dikses
tanggal 16 januari 2011].
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Lampiran 1
WAWANCARA UNTUK GURU
SEBELUM DITERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
Nama Guru : Sayem, S.Pd.
Waktu Wawancara: Kamis, 9 Desember 2010
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pembelajaran
Matematika pada pokok bahasan
sifat-sifat bangun ruang selama ini?
Menurut saya pembelajaran seperti
biasanya, lebih banyak menggunakan
metode seramah dan setelah itu anak-
anak mengerjakan soal.
2. Apakah dengan pembelajaran
tersebut siswa sudah dapat
menyekesaikan soal sifat-sifat
bangun ruang dengan benar dan
kritis?
Tidak, saya biasanya mengajarkan satu
persatu, itu pun nilai mereka juga
masih banyak yang kesulitan dalam
menyelesaikan soal.
3. Apakah dalam pelaksanaan
pembelajaran Matematika yang
anda terapkan selama ini sudah ada
interaksi multiarah antara siswa
dengan guru dan siswa dengan
siswa?.
Pembelajaran masih belum seutuhnya
multiarah, karena saya juga lebih
berperan aktif dalam pembelajaran.
Anak-anak belum telalu aktif apalagi
dalam kerja kelompok.
4. Bagaimanakah nilai yang diperoleh
siswa dengan pembelajaran
tersebut?
Nilainya masih banyak yang dibawah
rata-rata.
5. Sudah pernahkan anda
menggunakan model pembelajaran
Numbered Heads Together pada
pokok bahasan sifat-sifat bangun
ruang selama ini?
Belum pernah, saya mengajarkan
dengan metode seperti biasanya yaitu
ceramah. Tanya jawab dan penugasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
6. Apakah siswa berberan aktif dalam
pembelajaran tersebut?
Tingkah laku anak di kelas seperti
biasa, ada yang diam karena takut
ditunjuk, ada juga yang ramai sendiri
karena mungkin merasa tidak suka
dengan pelajaran matematika.
7. Apakah anda sering mengadakan
Tanya jawab dengan peserta didik
dalam pembelajaran pada pokok
bahasan sifat-sifat bangun ruang?
Tidak, saya biasanya hanya bertanya
yang umum saja.yang biasanya
dijawab serentak.
Kesimpulan hasil wawancara:
Dari hasil wawancara dengan guru kelas di atas dapat disimpulkan bahwa guru
mengajar menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, dan penugasan saja dan
belum pernah menggunakan model numbered heads together dalam pembelajaran.
Sehingga kondisinya siswa kurang antusias atau berperan aktif secara
keseluruhan. Guru juga mengadakan Tanya jawab hanya pada hal-hal umum saja
sehingga sulit diketahui keterampilan berpikir kritis siswa dalam menerima materi
pelajaran yang diajarkan.
Madiun,
Pewawancara
Farida Rahmawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
SETELAH DITERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
Nama Guru : Sayem, S.Pd.
Waktu Wawancara: Kamis,17 Maret 2011
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pendapat anda,
setelah pembelajaran Matematika
pada pokok bahasan sifat-sifat
bangun ruang diterapkan
menggunakan model NHT?
Pembelajaran lebih menarik dan
inovatif sehingga anak-anak tidak
bosan dan lebih semangat dalam
mengikuti pembelajaran.
2. Menurut anda, apakah pembelajaran
Matematika melalui model NHT
dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa dalam
menyelesaikan soal tentang sifat-
sifat bangun ruang?
Iya, karena model pembelajaran ini
lebih menekankan pada student center,
siswa dituntut aktif dan lebih kritis
dalam menjawab soal maupun
pertanyaan yang disampaikan guru.
3. Adakah kendala-kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan
model NHT?
Di awal pertemuan masih ada masalah
dalam pengelolaan kelas, mungkin
karena masih ada siswa yang belum
memahami langkah-langkah pada
pembelajaran dengan model NHT ini.
Tetapi pada pertemuan selanjutnya
sudah dapat teratasi dengan baik,
karena guru menjelaskan kembali dan
lebih aktif dengan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
4. Bagaimanakah kesan anda dengan
diterapkannya model NHT pada
pokok bahasan sifat-sifat bangun
ruang?
Sangat terkesan dengan pembelajaran
NHT ini, karena siswa benar-benar
antusias dan tidak ada kesan tegang
atau terpaksa.Mereka terlihat senang
sehingga meningkatkan rasa ingin
tahunya terhadap materi yang
disampaikan. Anak yang sering tidak
masuk pun juga lebih rajin dan
semangat mengikuti pembelajaran
tersebut.
5. Bagaimanakah nilai yang diperoleh
siswa setelah diterapkan model NHT
dalam menyelesaikan soal tentang
sifat-sifat bangun ruang?
Nilai yang diperoleh siswa juga
meningkat. Khususnya nilai dari anak
yang biasanya sangat sulit memahami
materi mata pelajaran matematika pada
bangun ruang ini juga meningkat.
Kesimpulan hasil wawancara:
Dari hasil wawancara yang dilakukan sesudah pelaksanaan tindakan, guru
berpendapat bahwa pembelajaran dengan tipe numbered heads together ini
merupakan pembelajaran yang efektif, inovatif, menarik dan menantang. Siswa
lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran model kooperatif ini karena dalam
pembelajaran ini siswa dituntut aktif, berkerja sama baik, teliti dan lebih kritis
dalam menyelesaikan soal maupun menjawab pertanyaan guru. Dengan kegiatan
pembelajaran tersebut dapat meningkatkan nilai keterampilan berpikir kritis siswa
dalam mengerjakan tugas individu atau post tes tentang pokok bahasan sifat-.sifat
bangun ruang.
Madiun,
Pewawancara
Farida Rahmawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Lampiran 3
Silabus Nama Sekolah : SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/2
Standar Kompetensi : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun Kompetensi
Dasar
Materi
pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar 6.2
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
ruang
Sifat-
sifat
bangun
ruang
Melakukan
diskusi
kelompok
untuk
menentukan
sifat-sifat
bangun ruang
tabung,
prisma,
kerucut,limas
Melakukan
praktek
menggambar
bangun ruang.
1. Kognitif
a. Produk
6.2.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
tabung,prisma,kerucut,limas.
6.2.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, tabung,
prisma tegak, kerucut, dan limas.
6.2.3 Membedakan ciri-ciri masing-masing bangun kubus, tabung,
prisma tegak, limas, kerucut, dan tabung.
b. Proses
6.2.4 Mendiskusikan tentang identifikasi sifat-sifat dari masing-
masing bangun ruang kubus, prisma tegak, tabung, kerucut,
dan limas.
2. Afektif
a. Perilaku Berkarakter : kejujuran (berkompetisi antar kelompok),
membantu teman yang membutuhkan (berdiskusi dalam kelompok),
tepat waktu (menyelesaikan tugas), teliti/ cermat (menyelesaikan
tugas), dan tanggung jawab (kerja kelompok dan individu).
b. Keterampilan sosial : bertanya, menyumbang ide/ berpendapat,
menjadi pendengar yang baik, dan bekerja sama.
3. Psikomotor
a. Menggambar bentuk bangun ruang kubus, tabung, prisma tegak,
kerucut,dan limas sesuai dengan sifat masing-masing bangun.
Awal
Proses.
post tes
4 Jam
Pelajaran Buku
Pelajaran
Matematika
SD Kelas 5.
(KTSP
2006)
Buku Ayo
Belajar
Matematika
5
Buku lain
yang sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Siklus Pertama
Sekolah : SD Negeri Balerejo 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan(@2x 35 menit)
Hari,tanggal : Pertemuan 1 : Kamis,10 Maret 2011
Pertemuan 2 : Sabtu, 12 Maret 2011
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
B. Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
C. Indikator
2. Kognitif
b. Produk
6.2.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
tabung,prisma,kerucut,limas.
6.2.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, tabung,
prisma tegak, kerucut, dan limas.
6.2.3 Membedakan ciri-ciri masing-masing bangun kubus, tabung,
prisma tegak, limas, kerucut, dan tabung.
b. Proses
6.2.4 Mendiskusikan tentang identifikasi sifat-sifat dari masing-
masing bangun ruang kubus, prisma tegak, tabung, kerucut,
dan limas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
2. Afektif
c. Perilaku Berkarakter : kejujuran (berkompetisi antar kelompok),
membantu teman yang membutuhkan (berdiskusi dalam
kelompok), tepat waktu (menyelesaikan tugas), teliti/ cermat
(menyelesaikan tugas), dan tanggung jawab (kerja kelompok dan
individu).
d. Keterampilan sosial : bertanya (proses pembelajaran),
menyumbang ide/ berpendapat (proses pembelajaran), menjadi
pendengar yang baik (menghargai guru dan teman), dan
bekerjasama (diskusi kelompok).
4. Psikomotor
b. Menggambar bentuk bangun ruang kubus, tabung, prisma tegak,
kerucut,dan limas sesuai dengan sifat masing-masing bangun.
D. Tujuan pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk
a) Melalui median bangun ruang, siswa dapat menyebutkan
sifat-sifat bangun ruang dengan benar.
b) Melalui demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang dengan tepat.
b. Proses
a) Melalui diskusi kelompok, siswa dapat membedakan ciri-
ciri dari masing-masing bangun ruang dengan kritis.
2. Afektif
a. Perilaku berkarakter: Siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukan
karakter kejujuran, membantu teman yang membutuhkan, tepat
waktu, teliti/cermat, dan tanggung jawab.
b. Keterampilan sosial: Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
bertanya, menyumbang ide/berpendapat, menjadi pendengar yang
baik, dan bekerja sama.
3. Psikomotor
a. Melalui penugasan, siswa dapat menggambar bangun ruang tabung,
prisma, limas, kerucut dengan benar.
E. Dampak Pengiring
Setelah siswa mempelajari sifat-sifat bangun ruang, siswa dapat
menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-harinya yang
berhubungan dengan bangun ruang disekitarnya.
F. Materi Pembelajaran
1. Sifat – sifat bangun ruang
13) Sifat-sifat Kubus
Kubus mempunyai beberapa sifat,yaitu:
a) Mempunyai 6 bidang sisi yang sama luas
b) Mempunyai 12 rusuk
c) Mempunyai 8 titik sudut
d) Semua sudutnya siku-siku
14) Sifat-sifat Balok
d) Memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang yang setiap
pasangnya kongruen
e) Memiliki 12 rusuk
f) Memiliki 8 titik sudut
g) Memiliki 12 diagonal sisi
h) Memiliki 12 diagonal ruang yang sama panjang dan
berpotongan di satu titik
i) Memiliki 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang dan
setiap pasangnya kongruen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
15) Sifat-sifat Tabung:
d) Mempunyai alas dan tutup yang berbentuk
lingkaran
e) Bidang yang menyelubungi bagian samping
tabung disebut selimut tabung.
f) Jarak antara lingkaran alas dan lingkaran tutup
adalah tinggi tabung
16) Sifat-sifat prisma tegak segiempat :
e) Mempunyai 6 buah bidang sisi .
f) Mempunyai 12 rusuk.
g) Mempunyai 8 titik sudut.
h) Bidang sisi yang berhadapan sama luas.
Catatan : Balok dan Kubus merupakan prisma
tegak segi empat
17) Sifat-sifat limas segi empat :
e) Mempunyai alas berbentuk persegi panjang
atau persegi.
f) Mempunyai titik puncak.
g) Jarak dari titil puncak ke alas limas disebut
tinggi l;imas segi empat.
h) Mempunyai 5 bidang sisi, 5 titik sudut, dan 8
rusuk.
18) Sifat-sifat limas segitiga :
1) Mempunyai alas berupa segitiga.
2) Mempunyai titil puncak.
3) Jarak dari titik puncak ke alas disebut tinggi
limas segitiga.
4) Mempunyai 4 bidang sisi, 4 titik sudut, dan 6
rusuk.\
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
19) Sifat-sifat kerucut :
1) Mempunyai alas berbentuk lingkaran.
2) Mempunyai titik puncak.
3) Jarak titik puncak ke bidang lingkaran (alas)
disebut tinggi kerucut.
2. Menggambar Tabung, Prisma Tegak, Limas, dan kerucut.
a. Menggambar tabung
Misalnya akan digambar tabung dengan tinggi 3 cm dan diameter
lingkaran tutup dan alasnya 2 cm.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Gambarlah persegi panjang dengan panjang 3 cm dan lebar 2 cm,
menggunakan pensil.
2) Buatlah lingkaran pada dua sisi persegi panjang (lihat gambar
lingkaran digambar lonjong).
3) Hapuslah garis diameter yang dibuat dengan pensil sebelumnya.
Terbentuklah sebuah Tabung
3 cm
2 cm
(a) (b) (c)
b. Menggambar Prisma Tegak Segi Empat
Misalnya akan digambar prisma tegak dengan panjang alas 2 cm, lebar
1 cm, dan tinggi prisma 3 cm.
Langkah-langkahnya adalah sebagau berikut :
1) Gambarlah jajargenjang dengan panjang 2 cm dan lebar 1 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
2) Pada masing-masing titik sudut jajargenjang ditarik garis tegak
lurus 3 cm sebagai tinggi prisma.
3) Masing-masing garis tegak dihubungkan sehingga terbentuklah
gambar sebuah Prisma Tegak Segi Empat.
3 cm
1 cm
2 cm
(a) (b) (c)
c. Menggambar limas
Misalnya akan digambar limas yang alasnya segitiga dengan tinggi
limas 3 cm.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Gambarlah segitiga sebagai alas limas.
2) Tentukan titik pusat dari segitiga itu (pusat simetri putar). Dari titik
pusat segitiga ukurlah 3 cm untuk menentukan titik puncak limas.
3) Dari titik puncak limas tariklah garis ke masing-masing titik sudut
segitiga. Maka terbentuklah limas dengan alas segitiga.
3 cm
(a) (b) (c)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Misalnya akan digambar limas yang alasnya persegi panjang
dengan panjang 3 cm, lebar 2 cm, dan tinggi limas 3 cm.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Gambarlah jajargenjang sebagai alas limas.
2) Langkah selanjutnya sama seperti menggambar limas segitiga.
3 cm
3 cm
(a) (b) (c)
d. Menggambar kerucut
Misalnya akan digambar kerucut dengan diameter lingkaran alas 3 cm,
dan tinggi 2 cm.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Gambarlah garis putus-putus sepanjang 3 cm.
Buatlah bentuk lingkaran yang agak lonjong pada garis tersebut
(lihat gambar).
2) Tentukan titik pusat lingkaran tersebut, kenudian buatlah garis
tegak sepanjang 2 cm pada titik pusat lingkaran tersebut.
3) Buatlah garis dari titik puncak ke tepi kanan dan kiri lingkaran
alas.
2 cm
3 cm
(a) (b) (c)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
G. Metode, dan Model Pembelajaran
1. Metode
a. Diskusi kelompok
b. Penugasan
c. Tanya jawab
2. Model Pembelajaran : Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
H. Langkah- langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No Langkah – Langkah Pembelajaran Metode Waktu
1 Kegiatan Awal:
a. Salah satu siswa memimpin berdoa
(Ketaqwaan)
b. Guru mengadakan presensi ( Kedisiplinan)
c. Guru mengadakan apersepsi dengan
melaksanakan tanya jawab dengan siswa
mengenai bangun ruang.
d. Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok
yang anggotanya 7 orang secara heterogen
dan memberi mereka nomor sehingga tiap
anggota memiliki nomor yang berbeda.
e. Kemudian siswa memperhatikan
penjelasan dari guru mengenai langkah-
langkah kerja kelompok dengan model
NHT.
Ceramah
Ceramah
Tanya Jawab
Penomoran
(numbering)
Ceramah
8 menit
2 Kegiatan Inti:
a. Eksplorasi
1) Siswa menjawab pertanyaan guru
tentang bangun ruang.
2) Siswa dengan aktif menyebutkan
contoh bangun ruang yang ada di
sekitar.
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Demonstrasi
55
menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
3) Siswa mengamati alat peraga
bangun ruang yang di tunjukkan
oleh guru.
b. Elaborasi
1) Siswa memulai kegiatan
kelompok.
2) Guru memberikan pertanyaan
kepada siswa (kelompok) dari
yang spesifik hingga yang bersifat
umum mengenai sifat-sifat bangun
ruang (lembar soal kelompok “I”)
3) Siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan
bahwa tiap anggota dalam timnya
telah mengetahui jawaban
tersebut.
4) Pemberian jawaban
c) Guru menyebut salah satu
nomor dan siswa dari tiap
kelompok yang bernomor
sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk
seluruh kelas.
d) Guru secara random memilih
kelompok mana yang harus
menjawab pertanyaan tersebut.
e) Siswa dari kelompok yang
ditunjuk akan mengangkat
tangan dan berdiri/maju untuk
menjawab pertanyaan dan
Penugasan
Pengajuan
Pertanyaan
(Quessioning)
Berpikir
Bersama (heads
together)
Answering
Tanya Jawab
Demonstrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
menunjukkan pada gambar.
Pada Setiap jawaban
diusahakan agar siswa tersebut
tidak mendapat bantuan dari
kelompokya.
f) Siswa dari kelompok lain
menyimak, jika jawaban tidak
sama dengan kelompoknya
maka akan diberi kesempatan
berbendapat.
c. Konfirmasi
1) Siswa bersama guru mengevaluasi
hasil dari kerja kelompok.
2) Memberikan soal evaluasi “Tugas
I” kepada masing-masing individu
untuk mengetahui keterampilan
berpikir kritis siswa.
Tanya jawab
Tanya Jawab
Penugasan
3 Kegiatan Akhir:
a. Siswa bersama guru menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari.
b. Siswa mengumpulkan hasil kerja secara
kelompok maupun individu
c. Siswa maupun kelompok terbaik
mendapat penghargaan dari guru.
d. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
hal yang belum dipahami.
a. Guru menutup pelajaran dengan salam.
Ceramah dan
Tanya Jawab
Demonstrasi
Pemberian
Reward
Tanya jawab
Ceramah
7 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Pertemuan Kedua
No Langkah – Langkah Pembelajaran Metode Waktu
1 Kegiatan Awal:
a. Salah satu siswa memimpin berdoa
(Ketaqwaan)
b. Guru mengadakan presensi ( Kedisiplinan)
c. Guru mengadakan apersepsi dengan
melaksanakan tanya jawab dengan siswa
mengenai sifat-sifat bangun ruang
d. Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok
yang anggotanya 7 orang secara heterogen
dan memberi mereka nomor sehingga tiap
anggota memiliki nomor yang berbeda.
e. Kemudian siswa memperhatikan
penjelasan dari guru mengenai langkah-
langkah kerja kelompok dengan model
NHT.
Ceramah
Ceramah
Tanya Jawab
Penomoran
(Numbering)
Ceramah
8 menit
2 Kegiatan Inti:
a. Eksplorasi
1) Siswa menjawab pertanyaan guru
tentang bentuk-bentuk bangun
ruang yang ada di sekitar.
2) Siswa dengan aktif menyebutkan
bagian-bagian dari bangun ruang.
3) Siswa menunjukkan bagian-
bagian dari masing-masing bentuk
bangun ruang (panjang, lebar,
tinggi, diameter, alas) pada
bangun/alat peraga yang
ditunjukkan guru.
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Demonstrasi
55 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
b. Elaborasi
1) Siswa memulai kegiatan diskusi
kelompok.
2) Guru memberikan pertanyaan
kepada siswa dari yang spesifik
hingga yang bersifat umum
mengenai bagaimana
menggambar bangun ruang kubus,
prisma tegak,limas, kerucut, dan
tabung berdasarkan sifat-sifat
yang telah dipelajari (lembar soal
kelompok “II”)
3) Siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan
bahwa tiap anggota dalam timnya
telah mengetahui jawaban
tersebut.
4) Pemberian jawaban
a) Guru menyebut salah satu
nomor dan siswa dari tiap
kelompok yang bernomor
sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk
seluruh kelas.
b) Guru secara random memilih
kelompok mana yang harus
menjawab pertanyaan tersebut.
c) Siswa dari kelompok yang
ditunjuk akan mengangkat
tangan dan berdiri/ maju untuk
Penugasan
Quesioning
Heads
together
(diskusi)
Answering
(demonstrasi)
Tanya Jawab
Demonstrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
menjawab pertanyaan dan
menunjukkan pada gambar
bangun. Pada Setiap jawaban
diusahakan agar siswa tersebut
tidak mendapat bantuan dari
kelompoknya
g) Siswa dari kelompok lain
menyimak, jika jawaban tidak
sama dengan kelompoknya
maka akan diberi kesempatan
berbendapat.
c. Konfirmasi
1) Siswa bersama-sama guru
merangkum hasil diskusi dengan
model NHT.
2) Memberikan soal evaluasi “Tugas
II” kepada masing-masing
individu untuk mengetahui
keterampilan berpikir kritis siswa
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Penugasan
3 Kegiatan Akhir:
e. Siswa bersama guru menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari.
f. Siswa mengumpulkan hasil kerja secara
kelompok maupun individu
g. Siswa maupun kelompok terbaik
mendapat penghargaan dari guru.
h. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
hal yang belum dipahami.
i. Guru menutup pelajaran dengan salam.
Tanya Jawab
Penugasan
(Reward)
Tanya jawab
Ceramah
6 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
I. Media dan Sumber Belajar
1. Media
a. Benda –benda nyata terbuat dari atom berbentuk bangun ruang
b. Benda lain yang relevan di sekitar kelas
3. Sumber Belajar
a. Pelajaran Matematika kelas V (KTSP 2006) halaman 75-84. 2007.
M. Khafid dan Suyati
b. Terampil Berhitung Matematika V halaman 170-177. 2005. Tim
Bina Karya Guru
c. Silabus KTSP kelas V semester II
d. Internet
J. Penilaian
1. Prosedur : Awal, Proses dan Akhir
2. Jenis : Tertulis dan Unjuk Kerja
3. Bentuk : Uraian
4. Alat Tes :Soal tes, kunci jawaban, dan kriteria penilaian
(terlampir pada halaman 123-130)
Lembar observasi siswa (halaman 135) dan kinerja
guru (halaman 136-138)
Madiun, Maret 2011
Guru Kelas V
Sayem, S.Pd.
NIP.19610105 198201 2015
Peneliti
Farida Rahmawati
X 7107028
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Imam Hadisiswoyo,S.Pd
NIP. 195808 151979 071005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Lampiran RPP Siklus I
Pertemuan 1
Tugas Kelompok
Isilah Titik-titik di bawah ini dan jawablah pertanyaannya!
1
a. Sisi-sisinya adalah ….., …..,
….., ….., ….., dan …..
b. Rusuk-rusuknya adalah ….., …..,
….., ….., ….., ….., ….., …..,
….., ….., ….., dan …..
c. Titik sudutnya adalah ….., …..,
….., ….., ….., ….., ….., dan …..
d. Berapa jumlah sisinya?
e. Berapa jumlah rusuknya?
f. Berapa jumlah titik sudutnya?
2
a. Sisi-sisinya adalah ….., …..,
….., dan …..
b. Rusuk-ruruknya adalah ….., …..,
….., ….., ….., dan …..
c. Titik sudutnya adalah ….., …..,
….., dan …..
3
a. Berapa jumlah sisinya?
b. Berapa jumlah rusuknya?
c. Berapa jumlah titik sudutnya?
4.
a. Ada berapakah sisi bangun di
samping!
b. Berapakah jumlah rusuk bangun
di samping!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
5
a. Sisi - sisi nya adalah ....,…,…,…
b. Rusuk-rusuknya adalah…,…,…,
…,…,…,…,…,
c. Titik sudutnya adalah..,...,..,..,..,
Tugas Individu
Perhatikan gambar kubus dibawah ini!
1. Manakah titik sudut pada kubus diatas!
2. Manakah rusuk-rusuk yang sama panjang dengan AB!
3. Perhatikan gamabar dibawah ini
Manakan sisi-sisi dari bangun diatas!
4. Berapa jumlah titik sudut pada bangun soal no 3!
5. Perhatikan gambar kerucut dibawah ini!
a. Berapa jumlah titik sudutnya!
b. Berapa jumlah sisi bangun diatas!
6. Apa perbedaan ciri-ciri dari bangun kubus dan balok?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
7. Bagaimana perbedaan dari bangun limas segitiga dan limas segiempat?
8. Manakah yang merupakan rusuk-rusuk dari gambar dibawah ini!
9. Berbentuk bangun apakah yang menjadi alas pada bangun ruang di bawah ini!
10. Apa perbedaan bangun limas dan prisma?
Pertemuan II
Tugas Kelompok
1. Gambarlah kubus dengan sisi 5 cm!
2. Gambarlah tabung dengan ukuran diameter 2 cm, tinggi 3cm!
3. Gambarlah prisma tegak dengan ukuran panjang 2,5 cm, lebar 1 cm, dan
tinggi 4 cm!
4. Gambarlah kerucut dengan diameter 3 cm, tinggi 4 cm!
5. Gambarlah limas segitiga
6. dengan tinggi 3 cm!
Tugas Individu
1. Apa nama bangun pada gambar dibawah ini dan ada berapakah rusuk-
rusuknya !
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
2. Apa persamaan dari bangun di bawah ini!
a. b.
3. Gambarlah tabung dengan ukuran diameter 6 cm, tinggi 8 cm!
4. Gambarlah limas segitiga dengan tinggi 5 cm!
5. Gambarlah limas yang alasnya berupa persegi panjang dengan panjang 5 cm,
lebar 3 cm, dan tinggi limas 4 cm!
Kunci Jawaban
Pertemuan 1
Tugas Kelompok
1. a. PQRS, TUVW, QTVU, PSWT, PQUT, SRVW.
b. PQ, QR, RS, SP, PT, TU, UQ, UV, VW, WT, RV, WS.
c. P,Q, R, S, T, U, V, W.
d. 6
e. 12
f. 8
2. a. ABC, BCD, CAD, ABD.
b. AB, BC, AD, BD, CD, CA.
c. A, B, C, D.
3. a. 2
b. 2
c. 1
4. a. 3
b. 2
5. a. PQRS, PQT, QRT, SRT, PST.
b. PQ, QR, RS, SP, PT, QT, RT, ST.
c. P, Q, R, S, T.
Tugas Individu
1. A, B, C, D, E, F, G, H.
2. BC, CD, DA, AE, EF, BF, FG, GH. EH, CG, HD.
3. ABC, BCD, ACD, ABD.
4. 4
5. a. 1
b. 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
6. Panjang rusuk kubus sama panjang, sedangkan balok memiliki panjang, lebar,
tinggi yang tidak sama panjang.
7. Limas segitiga:
Alasnya berbentuk segitiga, memiliki titik sudut 4, rusuk 6 dan sisi 4.
Limas segiempat:
Alasnya berbentuk segiempat, memiliki titik sudut 5, rusuk 8 dan sisi 5.
8. PQ, QR, RS, SP, PT, QT, RT, ST.
9. Lingkaran
10. Limas:
a. Terbentuk dari 1 bangun datar sebagai alas dan titik sebagai atapnya.
b. Selimutnya merupakan segitiga
Prisma :
a. Terbentuk dari 2 bangun datar sebangun yang menjadi alas dan atapnya.
b. Selimutnya merupakan segi empat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Pertemuan II
Tugas Kelompok
1. Panjang sisi atau rusuk nya 5 cm
2.
Tabung diameter 2 cm, tinggi 3 cm
3. Prisma tegak dengan panjang 2,5 cm, lebar 1 cm, dan tinggi cm
4. Kerucut berdiameter 3 cm, tinggi 4 cm
5. Limas segitiga dengan tinggi 3 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
Tugas Individu
1. Prisma tegak/ balok
Memiliki rusuk 12
2. Keduanya merupakan bangun limas, sisi samping berbentuk segitiga.
3. Tabung berdiameter 6 cm, tinggi 8 cm.
4. Limas segitiga dengan tinggi 5 cm.
5. Limas segiempat dengan panjang 5 cm, lebar 3 cm, tinggi 4 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Kriteria Penilaian
Pedoman Pemberian Skor Pada Tugas Individu No Jawaban Skor
1. a. Jawaban lengkap, benar, jelas, teliti, tepat waktu.
b. Mampu mengidentifikasi, mampu membedakan,
c. Mampu membedakan, menyimpulkan.
d. Mampu menjelaskan dan memberikan alasan tepat.
e. Mampu menggambar (jika ada).
4
2. a. Jawaban lengkap, tepat waktu, tapi kurang benar, kurang jelas, kurang teliti.
b. Mampu mengidentifikasi, kurang mampu membedakan,
c. Kurang mampu menyimpulkan.
d. Mampu menjelaskan tapi kurang mampu memberikan alasan yang tepat.
e. Mampu menggambar (jika ada).
3
3. a. Jawaban tidak lengkap, benar, tepat waktu,tapi kurang jelas, dan kurang
teliti,
b. Mampu mengidentifikasi tapi tidak mampu membedakan,
c. Kurang mampu menyimpulkan,
d. Kurang mampu menjelaskan dan kurang mampu memberikan alasan yang
tepat,
e. Kurang mampu menggambar (jika ada).
2
4. a. Jawaban tidak lengkap, kurang benar, tidak jelas, tidak teliti, tidak tepat
waktu
b. Kurang mampu mengidentifikasi, tidak mampu membedakan,
c. Tidak mampu menyimpulkan.
d. Tidak mampu menjelaskan dan tidak mampu memberikan alasan tepat.
e. Tidak mampu menggambar (jika ada).
1
5. Jawaban salah/ tidak menjawab 0
Pertemuan I
LKS I Tugas Individu I
= Betul x 20 = (Total skor : 4) x 10
= 5 x 20 = (40 : 4) x 10
= 100 = 100
Pertemuan II
LKS II Tugas Individu II
= Betul x 20 = Total skor x 5
= 5 x 20 = 20 x 5
= 100 = 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Lamporan 5
Ketentuan Penilaian Observasi Aktifitas Siswa
1 = Jika kurang dari 20% dari jumlah siswa yang hadir
2 = Jika lebih dari 20% - 40% dari jumlah siswa yang hadir
3 = Jika lebih dari 40% - 70% dari jumlah siswa yang hadir
4 = Jika lebih dari 70% - 100% dari jumlah siswa yang hadir
5 = Jika lebih dari 80%-100% dari jumalh siswa yang hadir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
PEDOMAN OBSERVASI
Petunjuk pengisian
A. Amatilah dengan seksama semua aktivitas belajar siswa mulai dari awal sampai
akhir pelajaran.
B. Isilah dengan menggunakan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dengan
ketentuan skor A = 5, B=4, C=3, D=2 dan E=1
1. Banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan guru pada kegiatan apersepsi
skor Indikator
1 Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru pada apersepsi 0–3 siswa
2 Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru pada apersepsi 4–7 siswa
3 Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru pada apersepsi 8–11 siswa
4 Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru pada apersepsi 12–15 siswa
5 Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru pada apersepsi 16–21 siswa
2. Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat yang berkaitan
dengan materi
skor Indikator
1 Jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat 0–3 siswa
2 Jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat 4–7 siswa
3 Jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat 8–11 siswa
4 Jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat 12–15 siswa
5 Jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat 16–21 siswa
3. Banyaknya siswa yang terlibat aktif dan kritis bertanya saat pembelajaran
Skor Indikator
1 Jumlah siswa yang terlibat aktif dan kritis bertanya saat pembelajaran 0–3 siswa
2 Jumlah siswa yang terlibat aktif dan kritis bertanya saat pembelajaran 4- 7 siswa
3 Jumlah siswa yang terlibat aktif dan kritis bertanya saat pembelajaran 8– 11 siswa
4 Jumlah siswa yang terlibat aktif dan kritis bertanya saat pembelajaran 12 – 15 siswa
5 Jumlah siswa yang terlibat aktif dan kritis bertanyasaat pembelajaran 16 – 21 siswa
4. Banyaknya siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari guru
saat menyampaikan materi.
Skor Indikator
1 Jumlah siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari guru
saat menyampaikan materi 0 – 3 siswa
2 Jumlah siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari guru
saat menyampaikan materi.4 – 7 siswa
3 Jumlah siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
saat menyampaikan materi.8– 11 siswa
4 Jumlah siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari guru
saat menyampaikan materi 12 – 15 siswa
5 Jumlah siswa yang cermat dan teliti dalam menerima penjelasan dari guru
saat menyampaikan materi 16– 21 siswa
5. Siswa yang menunjukkan sikap baik saat memperhatikan penjelasan guru
mengenai materi pembelajaran yang diajarkan.
Indikator :
a. Mampu bekerja sama dalam kelompok
b. Memberikan tanggapan terhadap penyampaian guru
c. Turut serta melakukan sesuatu yang ditugaskan guru
Skor Indikator
1 Jika tidak ada indikator yang tampak
2 Jika ada 1 indikator yang tampak
3 Jika ada 2 indikator yang tampak
4 Jika ada 3 indikator yang tampak
5 Jika semua indikator yang tampak
6. Banyak siswa yang gembira dengan penerapan model NHT
Skor Indikator
1 Siswa yang gembira dengan penerapan model NHT 0 – 4 siswa
2 Siswa yang gembira dengan penerapan model NHT 5 – 9 siswa
3 Siswa yang gembira dengan penerapan model NHT 10 – 14 siswa
4 Siswa yang gembira dengan penerapan model NHT 15 – 19 siswa
5 Siswa yang gembira dengan penerapan model NHT 19 ke atas
7. Keefektifan model NHT dalam soal tentang sifat-sifat bangun ruang
Indikator:
a. Aktivitas siswa di kelas kondusif
b. Efektif penggunan waktu
c. Keefektifan penggunan model kooperatif dalam pokok bahasan sifat-sifat
bangun ruang
Skor Indikator
1 Jika tidak ada indikator yang tampak
2 Jika ada 1 indikator yang tampak
3 Jika ada 2 indikator yang tampak
4 Jika ada 3 indikator yang tampak
5 Jika semua indikator yang tampak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
8. Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran.
Indikator:
a. Rasa saling menghargai antara siswa meningkat.
b. Keberanian siswa meningkat.
c. Keingintahuan siswa meningkat.
Skor Indikator
1 Jika tidak ada indikator yang tampak
2 Jika ada 1 indikator yang tampak
3 Jika ada 2 indikator yang tampak
4 Jika ada 3 indikator yang tampak
5 Jika semua indikator yang tampak
9. Banyak siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu atas
pertanyaan yang disampaikan guru
Skor Indikator
1 Siswa yang menjawab pertanyaan guru 0 – 4 siswa
2 Siswa yang menjawab pertanyaan guru 5 – 8siswa
3 Siswa yang menjawab pertanyaan guru 9 – 12 siswa
4 Siswa yang menjawab pertanyaan guru 13 – 16 siswa
5 Siswa yang menjawab pertanyaan guru 17 ke atas
10. Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi
Indikator :
a. Siswa mengerjakan sendiri dengan penuh keyakinan
b. Siswa mengerjakan dengan kritis
c. Mempersiapkan alat – alat tulis sendiri
Skor Indikator
1 Jika tidak ada indikator yang tampak
2 Jika ada 1 indikator yang tampak
3 Jika ada 2 indikator yang tampak
4 Jika ada 3 indikator yang tampak
5 Jika semua indikator yang tampak
C. Mengitung skor rata-rata, kemudian menentukan katagorinya dengan ketentuan
sebagai berikut :
Skor Rata-Rata Katagori aktivitas siswa di kelas
1,00-1,49 Siswa pasif
1,50-2,49 Rendah
2,50-3,49 Cukup
3,50-4,49 Tinggi
4,50-5,00 Sangat Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN DENGAN
NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATERI SIFAT-SIFAT
BANGUN RUANG
Skor
Uraian Tindakan
Skor
1 2 3 4 5
1 Banyaknya siswa yang memperhatikan guru
saat pelajaran
2 Banyaknya siswa yang berusaha
mengungkapkan pendapat
3 Banyaknya siswa yang terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran
4 Siswa yang antusias saat kegiatan
pembelajaran
5 Siswa yang menunjukkan sikap baik saat
memperhatikan penjelasan guru mengenai
materi pembelajaran yang diajarkan.
6 Siswa yang merasa gembira dengan
pembelajaran NHT
7 Keefektifan penggunaan NHT
8 Kerjasama antar siswa dalam proses
pembelajaran.
9 Banyaknya siswa yang dapat menjawab
dengan benar dan tepat waktu atas
pertanyaan yang disampaikan guru
10 Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi
Jumlah skor
Total Skor
Rata-rata skor
Observer Peneliti
Sayem,S.Pd. Farida Rahmawati
NIP.19610105 198201 2 015 NIM X7107028
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN GURU DALAM
PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT
BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NHT SD NEGERI BALEREJO 01 KEBONSARI KABUPATEN
MADIUN
Siklus : . . . . . . . . .
Hari/Tanggal : . . . . . . . . .
Petunjuk : Kurang : bila 1 Indikator yang tampak
Cukup : bila 2 Indikator yang tampak
Baik : bila 3 Indikator yang tampak
Sangat Baik : bila 4 Indikator yang tampak
NO
VARIABEL
INDIKATOR
SKOR
PENILAIAN
K C B SB
1 Persiapan guru
memulai kegiatan
pembelajaran
a. Guru menyiapkan rencana
pembelajaran
b. Guru menyampaikan garis
besar materi pelajaran
c. Guru menyampaikan ruang
lingkup materi
d. Guru menyampaikan lama
pembelajaran
2 Kemampuan guru
mengelola kelas
a. Guru mengkondisikan siswa
b. Guru mengecek kehadiran
siswa
c. Guru melakukan pembagian
peralatan yang digunakan
dalam pembelajaran
d. Guru membimbing siswa
berdiskusi
3 Kemampuan
mengelola waktu
pelajaran
a. Guru memulai pelajaran tepat
waktu
b. Guru memberikan batas
waktu dalam melakukan
diskusi
c. Guru menggunakan waktu
secara efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
d. Guru melakukan
pembelajaran sesuai rencana
4 Memberikan
Apersepsi
1. Guru mendorong siswa untuk
mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang
akan dibahas
2. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan materi.
3. Guru mendorong siswa untuk
mengkomunikasikan dan mau
berpikir kritis terhadap
masalah.
4. Guru mengilustrasikan proses
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
5 Menyampaikan
Materi
a. Guru tepat dalam penggunaan
media, Sumber belajar dan
pemilihan strategi
pembelajaran.
b. Guru membagi dan
memberikan tugas yang harus
diselesaikan dalam kelompok
melalui diskusi
c. Guru membimbing siswa
dalam situasi diskusi
d. Guru berkeliling mengamati
dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam
kelompok diskusi
6 Ketrampilan guru
mengajukan
pertanyaan
1. Guru berusaha memancing
siswa untuk bertanya
2. Guru dapat menjawab
pertanyaan siswa
3. Guru menjawab pertanyaan
sesuai dengan materi yang
diajarkan
4. Guru menjawab pertanyaan
siswa secara urut dan jelas
7 Perhatian guru
terhadap siswa
a. Guru memusatkan perhatian
pada siswa secara
menyeluruh
b. Guru menghargai perbedaan
pendapat siswa
c. Guru menghargai perbedaan
untuk memberi penjelasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
d. Guru menumbuhkan motivasi
siswa
8 Pengembangan
Aplikasi
a. Guru memberikan soal post
test pada setiap siswa
b. Guru membimbing siswa
dalam mengerjakan soal
c. Guru memberikan penguatan
dari hasil berpikir kritis siswa
d. Guru memberi motivasi pada
siswa untuk giat belajar
9
Kemampuan
menutup pelajaran
a. Guru bersama siswa
membuat kesimpulan
b. Guru bersama siswa membuat
rangkuman
c. Guru memberikan motivasi
siswa untuk belajar
d. Guru berpesan pada siswa
untuk mengulang pelajaran
dirumah yang telah
disampaikan di kelas
Keterangan Skor Kriteria : K = 1
C = 2
B = 3
SB = 4
Skor 1: jika Kurang
Skor 2: jikaCukup
Skor 3: jika Baik
Skor 4: jika Baik sekali
Madiun, Maret 2011
Observer, Peneliti,
Sayem,S.Pd Farida Rahmawati
NIP. 19610105 198201 2 015 NIM X717028
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Lampiran 8
TES PRA-SIKLUS
1. Perhatikan gambar kubus dibawah ini!
a. Sebutkan titik sudut pada kubus di atas!
b. Sebutkan rusuk kubus di atas!
2. a. Apa perbedaan ciri-ciri dari bangun kubus dan prisma tegak?
b. Apa perbedaan bangun limas dan bangun prisma?
3. Berbentuk bangun apa dan manakah yang termasuk titik sudut dari
bangun di bawah ini!
4. Perhatikan gambar kerucut dibawah ini!
a. Berapa jumlah rusuknya!
b. Berapa jumlah sisi bangun diatas!
c. Apakah tabung memiliki titik sudut?
5. a. Gambarlah prisma tegak dengan ukuran panjang 2,5 cm, lebar 1 cm, dan
tinggi 4 cm!
b. Gambarlah limas segitiga dengan tinggi 5 cm!
Kunci Jawaban Tes Pra-Siklus
1. a. A, B, C, D, E, F, G, H
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
b. AB, BC, CD, DA, AE, EF, BF, FG, GH, EH, CG, HD
2. a. Panjang rusuk kubus sama panjang, sedangkan prisma tegak memiliki
panjang, lebar, tinggi yang tidak sama panjang.
b. Limas:
1) Terbentuk dari 1 bangun datar sebagai alas dan titik sebagai atapnya.
2) Selimutnya merupakan segitiga
Prisma :
c. Terbentuk dari 2 bangun datar sebangun yang menjadi alas dan atapnya.
d. Selimutnya merupakan segi empat.
3.Limas segiemapt, titik sudutnya P, Q, R, S, T
4. a. 2
b. 3
c. tidak mempunyai titik sudut
5. a. prisma tegak dengan ukuran panjang 2,5 cm, lebar 1 cm, dan tinggi 4 cm
b. limas segitiga dengan tinggi 5 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Lampiran 9
Lembar Kerja Kelompok I
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang berdasarkan sisi, rusuk dan titik
sudutnya.(prisma, tabung, limas, kerucut)
Petunjuk :
1. Setelah kalian mempelajari materi sifat-sifat bangun ruang berdasarkan sisi,
titik sudut, dan rusuknya maka selesaikan soal di bawah ini!
2. Bekerjalah dan diskusikan dengan teman dalam kelompokmu.
3. Masing- masing siswa harus memakai nomor yang telah disediakan
4. Masing-masing siswa dalam kelompok harus dapat mengerjakan soal tersebut
5. Tanyakan kepada teman atau guru apabila ada soal/hal yang belum jelas.
6. Waktu untuk mengerjakan 15 menit.
Selamat Bekerja!
1
g. Sisi-sisinya adalah ….., …..,
….., ….., ….., dan …..
h. Rusuk-rusuknya adalah ….., …..,
….., ….., ….., ….., ….., …..,
….., ….., ….., dan …..
i. Titik sudutnya adalah ….., …..,
….., ….., ….., ….., ….., dan …..
j. Berapa jumlah sisinya?
k. Berapa jumlah rusuknya?
l. Berapa jumlah titik sudutnya?
2
d. Sisi-sisinya adalah ….., …..,
….., dan …..
e. Rusuk-ruruknya adalah ….., …..,
….., ….., ….., dan …..
f. Titik sudutnya adalah ….., …..,
….., dan …..
Kelompok :
Anggota :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
3
d. Berapa jumlah sisinya?
e. Berapa jumlah rusuknya?
f. Berapa jumlah titik sudutnya?
4.
c. Ada berapakah sisi bangun di
samping!
d. Berapakah jumlah rusuk bangun
di samping!
5
d. Sisi - sisi nya adalah ....,…,…,…
e. Rusuk-rusuknya adalah…,…,…,
…,…,…,…,…,
f. Titik sudutnya adalah..,...,..,..,..,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Lampiran 10
Tugas Individu I Petunjuk : 1. Kerjakanlah soal di bawah ini dengan tepat dan teliti.
2. Waktu yang disediakan 20 menit
1. Perhatikan gambar kubus dibawah ini!
Manakah titik sudut pada kubus diatas!
2. Manakah rusuk-rusuk yang sama panjang dengan AB!
3. Perhatikan gamabar dibawah ini
Manakan sisi-sisi dari bangun diatas!
4. Berapa jumlah titik sudut pada bangun soal no 3!
5. Perhatikan gambar kerucut dibawah ini!
a. Berapa jumlah titik sudut dari bangun di atas!
b. Berapa jumlah sisi bangun diatas!
6. Apa perbedaan ciri-ciri dari bangun kubus dan balok?
7. Bagaimana perbedaan dari bangun limas segitiga dan limas segiempat?
8. Manakah yang merupakan rusuk-rusuk dari gambar dibawah ini!
Nama :
Kelas :
No Absen :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
9. Berbentuk bangun apakah yang menjadi alas pada bangun ruang di bawah
ini!
10. Apa perbedaan bangun limas dan prisma?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Lampiran 11
Lembar Kerja Kelompok II
Menggambar bangun ruang berdasarkan sifat-sifat yang sudah dipelajari.
(prisma, tabung, limas, kerucut)
Petunjuk :
7. Setelah kalian mempelajari bagaimana cara menggambar masing-masing
bangun ruang berdasarkan sifatnya maka kerjakan soal di bawah ini!
8. Bekerjalah dan diskusikan dengan teman dalam kelompokmu.
9. Masing- masing siswa harus memakai nomor yang telah disediakan
10. Masing-masing siswa dalam kelompok harus dapat mengerjakan soal tersebut
11. Tanyakan kepada teman atau guru apabila ada soal/hal yang belum jelas.
12. Waktu untuk mengerjakan 20 menit.
Selamat Bekerja!
7. Gambarlah kubus dengan ukuran panjang rusuk/sisi 5 cm!
8. Gambarlah tabung dengan ukuran diameter 2 cm, tinggi 3cm!
9. Gambarlah prisma tegak dengan ukuran panjang 2,5 cm, lebar 1 cm, dan
tinggi 4 cm!
10. Gambarlah kerucut dengan diameter 3 cm, tinggi 4 cm!
11. Gambarlah limas segitiga dengan tinggi 3 cm!
Kelompok :
Anggota :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
Lampiran 12
Tugas Individu II
Petunjuk : 1. Kerjakanlah soal di bawah ini dengan tepat dan teliti.
2. Waktu yang disediakan 15 menit
6. Apa nama bangun pada gambar dibawah ini dan ada berapakah rusuk-
rusuknya !
7. Apa persamaan dari bangun di bawah ini!
c. b.
8. Gambarlah tabung dengan ukuran diameter 6 cm, tinggi 8 cm!
9. Gambarlah limas segitiga dengan tinggi 5 cm!
10. Gambarlah limas yang alasnya berupa persegi panjang dengan panjang 5
cm, lebar 3 cm, dan tinggi limas 4 cm!
Nama :
Kelas :
No Absen :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Lampiran 13
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Siklus Kedua
Sekolah : SD Negeri Balerejo 01
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan(@2x 35 menit)
Hari,tanggal : Pertemuan 1 : Senin, 14Maret 2011
Pertemuan 2 : Kamis, 17Maret 2011
K. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun.
L. Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
M. Indikator
3. Kognitif
c. Produk
6.2.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
tabung,prisma,kerucut,limas.
6.2.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, tabung,
prisma tegak, kerucut, dan limas.
6.2.3 Membedakan ciri-ciri masing-masing bangun kubus, tabung,
prisma tegak, limas, kerucut, dan tabung.
b. Proses
6.2.4 Mendiskusikan tentang identifikasi sifat-sifat dari masing-
masing bangun ruang kubus, prisma tegak, tabung, kerucut,
dan limas.
2. Afektif
a. Perilaku Berkarakter : kejujuran (berkompetisi antar kelompok),
membantu teman yang membutuhkan (berdiskusi dalam kelompok),
tepat waktu (menyelesaikan tugas), teliti/ cermat (menyelesaikan
tugas), dan tanggung jawab (kerja kelompok dan individu).
b. Keterampilan sosial : bertanya (proses pembelajaran), menyumbang
ide/ berpendapat (proses pembelajaran), menjadi pendengar yang
baik (menghargai guru dan teman), dan bekerjasama (diskusi
kelompok).
5. Psikomotor
c. Menggambar bentuk bangun ruang kubus, tabung, prisma tegak,
kerucut,dan limas sesuai dengan sifat masing-masing bangun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
N. Tujuan pembelajaran
4. Kognitif
c. Produk
c) Melalui penugasan, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang dengan benar.
d) Melalui demonstrasi siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang dengan tepat.
d. Proses
1) Melalui diskusi, siswa dapat membedakan dan memahami ciri-
ciri dari masing-masing bangun ruang kubus, limas, prisma
tegak, kerucut dan tabung dengan kritis.
5. Afektif
c. Perilaku berkarakter: Siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukan
karakter kejujuran, membantu teman yang membutuhkan, tepat
waktu, teliti/cermat, dan tanggung jawab.
d. Keterampilan sosial: Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan
bertanya, menyumbang ide/berpendapat, menjadi pendengar yang
baik, dan bekerja sama.
6. Psikomotor
a. Melalui penugasan, siswa mampu menggambar bangun ruang
tabung, prisma, limas, kerucut dengan benar.
O. Dampak Pengiring
Setelah siswa mempelajari sifat-sifat bangun ruang, siswa dapat
menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-harinya yang
berhubungan dengan bangun ruang disekitarnya.
P. Materi Pembelajaran
2. Sifat – sifat bangun ruang
20) Sifat-sifat Kubus
Kubus mempunyai beberapa sifat,yaitu:
a) Mempunyai 6 bidang sisi yang sama luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
b) Mempunyai 12 rusuk
c) Mempunyai 8 titik sudut
d) Semua sudutnya siku-siku
21) Sifat-sifat Balok
j) Memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang yang setiap
pasangnya kongruen
k) Memiliki 12 rusuk
l) Memiliki 8 titik sudut
m) Memiliki 12 diagonal sisi
n) Memiliki 12 diagonal ruang yang sama panjang dan
berpotongan di satu titik
o) Memiliki 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang dan
setiap pasangnya kongruen.
22) Sifat-sifat Tabung:
g) Mempunyai alas dan tutup yang berbentuk
lingkaran
h) Bidang yang menyelubungi bagian samping
tabung disebut selimut tabung.
i) Jarak antara lingkaran alas dan lingkaran tutup
adalah tinggi tabung
23) Sifat-sifat prisma tegak segiempat :
i) Mempunyai 6 buah bidang sisi .
j) Mempunyai 12 rusuk.
k) Mempunyai 8 titik sudut.
l) Bidang sisi yang berhadapan sama luas.
Catatan : Balok dan Kubus merupakan prisma
tegak segi empat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
24) Sifat-sifat limas segi empat :
i) Mempunyai alas berbentuk persegi panjang
atau persegi.
j) Mempunyai titik puncak.
k) Jarak dari titil puncak ke alas limas disebut
tinggi l;imas segi empat.
l) Mempunyai 5 bidang sisi, 5 titik sudut, dan 8
rusuk.
25) Sifat-sifat limas segitiga :
5) Mempunyai alas berupa segitiga.
6) Mempunyai titil puncak.
7) Jarak dari titik puncak ke alas disebut tinggi
limas segitiga.
8) Mempunyai 4 bidang sisi, 4 titik sudut, dan 6
rusuk.
26) Sifat-sifat kerucut :
4) Mempunyai alas berbentuk lingkaran.
5) Mempunyai titik puncak.
6) Jarak titik puncak ke bidang lingkaran (alas)
disebut tinggi kerucut.
3. Menggambar Tabung, Prisma Tegak, Limas, dan kerucut.
e. Menggambar tabung
Misalnya akan digambar tabung dengan tinggi 3 cm dan diameter
lingkaran tutup dan alasnya 2 cm.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
4) Gambarlah persegi panjang dengan panjang 3 cm dan lebar 2 cm,
menggunakan pensil.
5) Buatlah lingkaran pada dua sisi persegi panjang (lihat gambar
lingkaran digambar lonjong).
6) Hapuslah garis diameter yang dibuat dengan pensil sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Terbentuklah sebuah Tabung
3 cm
2 cm
(a) (b) (c)
f. Menggambar Prisma Tegak Segi Empat
Misalnya akan digambar prisma tegak dengan panjang alas 2 cm, lebar
1 cm, dan tinggi prisma 3 cm.
Langkah-langkahnya adalah sebagau berikut :
4) Gambarlah jajargenjang dengan panjang 2 cm dan lebar 1 cm.
5) Pada masing-masing titik sudut jajargenjang ditarik garis tegak
lurus 3 cm sebagai tinggi prisma.
6) Masing-masing garis tegak dihubungkan sehingga terbentuklah
gambar sebuah Prisma Tegak Segi Empat.
3 cm
1 cm
2 cm
(a) (b) (c)
g. Menggambar limas
Misalnya akan digambar limas yang alasnya segitiga dengan tinggi
limas 3 cm.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
4) Gambarlah segitiga sebagai alas limas.
5) Tentukan titik pusat dari segitiga itu (pusat simetri putar). Dari titik
pusat segitiga ukurlah 3 cm untuk menentukan titik puncak limas.
6) Dari titik puncak limas tariklah garis ke masing-masing titik sudut
segitiga. Maka terbentuklah limas dengan alas segitiga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
3 cm
(a) (b) (c)
Misalnya akan digambar limas yang alasnya persegi panjang dengan
panjang 3 cm, lebar 2 cm, dan tinggi limas 3 cm.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
3) Gambarlah jajargenjang sebagai alas limas.
4) Langkah selanjutnya sama seperti menggambar limas segitiga.
3 cm
3 cm
(a) (b) (c)
h. Menggambar kerucut.
Misalnya akan digambar kerucut dengan diameter lingkaran alas 3 cm,
dan tinggi 2 cm.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
4) Gambarlah garis putus-putus sepanjang 3 cm.
Buatlah bentuk lingkaran yang agak lonjong pada garis tersebut
(lihat gambar).
5) Tentukan titik pusat lingkaran tersebut, kenudian buatlah garis
tegak sepanjang 2 cm pada titik pusat lingkaran tersebut.
6) Buatlah garis dari titik puncak ke tepi kanan dan kiri lingkaran
alas.
2 cm
3 cm
(a) (b) (c)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
Q. Metode, dan Model Pembelajaran
4. Metode
d. Diskusi kelompok
e. Penugasan
f. Tanya jawab
5. Model Pembelajaran : Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
R. Langkah- langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No Langkah – Langkah Pembelajaran Metode Waktu
1 Kegiatan Awal:
f. Salah satu siswa memimpin berdoa
(Ketaqwaan)
g. Guru mengadakan presensi ( Kedisiplinan)
h. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran.
i. Guru mengadakan apersepsi dengan
melaksanakan tanya jawab dengan siswa
mengenai bangun ruang untuk
mengingatkan materi yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya
j. Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok
yang anggotanya 7 orang secara heterogen
dan memberi mereka nomor sehingga tiap
anggota memiliki nomor yang berbeda.
k. Kemudian siswa memperhatikan
penjelasan dari guru mengenai langkah-
langkah kerja kelompok dengan model
NHT.
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Tanya jawab
Penomoran
(numbering)
Ceramah
5 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
2 Kegiatan Inti:
d. Eksplorasi
4) Siswa dan guru melaksanakan
tanya jawab tentang bangun ruang
yang ada di lingkungan sekitar.
5) Siswa dengan aktif menyebutkan
bangun yang memiliki ruang yang
ada di lingkungan sekitar
6) Siswa menyebutkan ciri masing-
masing bangun (kubus,prisma
tegak,limas,kerucut,tabung).
7) Siswa dan guru Tanya jawab
tentang perbedaan sifat masing-
masing bangun.
e. Elaborasi
5) Siswa memulai kegiatan diskusi
kelompok.
6) Guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa dari yang spesifik
hingga yang bersifat umum
tentang sifat-sifat bangun ruang
dari segi rusuk,sisi dan titik sudut
(LKS III )
7) Siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan
bahwa tiap anggota dalam timnya
telah mengetahui jawaban
tersebut.
8) Pemberian jawaban
h) Guru menyebut salah satu
nomor dan siswa dari tiap
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Penugasan
Pengajuan
Pertanyaan
(Quessioning)
heads together
(diskusi)
Answering
Ceramah
Tanya Jawab
Demonstrasi
55
menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
kelompok yang bernomor
sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk
seluruh kelas.
i) Guru secara random memilih
kelompok mana yang harus
menjawab pertanyaan tersebut.
j) Siswa dari kelompok yang
ditunjuk akan mengangkat
tangan dan berdiri/maju untuk
menjawab pertanyaan dan
menunjukkan pada gambar.
Pada Setiap jawaban
diusahakan agar siswa tersebut
tidak mendapat bantuan dari
kelompokya.
k) Siswa dari kelompok lain
menyimak, jika jawaban tidak
sama dengan kelompoknya
maka akan diberi kesempatan
berbendapat.
f. Konfirmasi
3) Siswa bersama guru mengevaluasi
hasil dari kerja kelompok.
4) Memberikan soal evaluasi “Tugas
Individu III” kepada masing-
masing individu untuk mengetahui
meningkat atau tidaknya nilai
keterampilan berpikir kritis siswa.
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Penugasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
3 Kegiatan Akhir
b. Siswa bersama guru menyimpulkan
kembali tentang materi sifat-sifat bangun
ruang
c. Siswa mengumpulkan hasil kerja secara
kelompok maupun individu.
d. Kelompok terbaik mendapat penghargaan
dari guru.
e. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
yang belum dimengerti.
f. Guru menutup pelajaran dengan salam.
Tanya jawab
Penugasan
Reward
Tanya jawab
Ceramah
10 menit
Pertemuan Kedua
No Langkah – Langkah Pembelajaran Metode Waktu
1 Kegiatan Awal:
f. Salah satu siswa untuk memimpin berdoa
(Ketaqwaan)
g. Presensi ( Kedisiplinan)
h. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
i. Apersepsi dengan melaksanakan tanya
jawab dengan siswa untuk mengulas
pelajaran pertemuan II pada siklus I
mengenai bagaimana bentuk dan cara
menggambar masing-masing bangun ruang
berdasarkan sifat-sifatnya (kubus,prisma
tegak,limas,kerucut,dan tabung)
j. Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok
yang anggotanya 7 orang secara heterogen
dan memberi mereka nomor sehingga tiap
anggota memiliki nomor yang berbeda.
k. Kemudian siswa memperhatikan
penjelasan dari guru mengenai langkah-
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Tanya Jawab
Penomoran
(Numbering)
Ceramah
5 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
langkah kerja kelompok dengan model
NHT.
2 Kegiatan Inti:
d. Eksplorasi
4) Siswa dengan aktif menjawab
pertanyaan guru mengenai bagian dari
bangun ruang.
5) Siswa menunjukkan bagian-bagian
dari masing-masing bentuk bangun
ruang (panjang, lebar, tinggi,
diameter, alas) pada bangun/alat
peraga yang ditunjukkan guru.
e. Elaborasi
5) Siswa mulai kegiatan diskusi
kelompok.
6) Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa dalam kelompok dari yang
spesifik hingga yang bersifat umum
mengenai keterampilan menggambar
masing – masing bangun ruang (LKS
IV).
7) Siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan
bahwa tiap anggota dalam timnya
telah mengetahui cara penyelesaian
soal yang diberikan guru.
8) Pemberian jawaban
d) Guru menyebut salah satu nomor
dan siswa dari tiap kelompok
yang bernomor sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban
Tanya Jawab
Demonstrasi
Penugasan
Quesioning
(ceramah)
Heads
together
(diskusi
kelompok)
Answering
Ceramah
Tanya Jawab
Demonstrasi
Tanya Jawab
60 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
untuk seluruh kelas.
e) Guru secara random memilih
kelompok mana yang harus
menjawab pertanyaan tersebut.
f) Siswa dari kelompok yang
ditunjuk akan mengangkat tangan
dan maju untuk menyelesaikan
soal. Pada Setiap jawaban
diusahakan agar siswa tersebut
tidak mendapat bantuan dari
kelompoknya.
g) Siswa dari kelompok lain
menyimak, jika jawaban tidak
sama dengan kelompoknya maka
akan diberi kesempatan
berbendapat.
f. Konfirmasi
3) Siswa bersama-sama guru
mengevaluasi hasil kerja
kelompok dengan model NHT.
4) Memberikan soal evaluasi “Tugas
Individu IV” kepada masing-
masing individu untuk
mengetahui meningkat/tidaknya
nilai keterampilan berpikir kritis
siswa
Tanya Jawab
Penugasan
3 Kegiatan Akhir:
j. Siswa bersama guru menyimpulkan
Tanya Jawab
5 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
tentang materi yang telah dipelajari.
k. Siswa mengumpulkan hasil kerja secara
kelompok maupun individu
l. Siswa maupun kelompok terbaik
mendapat penghargaan dari guru.
m. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
hal yang belum dipahami.
n. Guru menutup pelajaran dengan salam.
Penugasan
Reward
Tanya jawab
Ceramah
S. Media dan Sumber Belajar
2. Media
c. Benda –benda nyata terbuat dari atom berbentuk bangun ruang
d. Benda lain yang relevan di sekitar kelas
6. Sumber Belajar
e. Pelajaran Matematika kelas V (KTSP 2006) halaman 75-84. 2007.
M. Khafid dan Suyati
f. Terampil Berhitung Matematika V halaman 170-177. 2005. Tim
Bina Karya Guru
g. Silabus KTSP kelas V semester II
h. Internet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
T. Penilaian
5. Prosedur : Awal, Proses dan Akhir
6. Jenis : Tertulis dan Unjuk Kerja
7. Bentuk : Uraian
8. Alat Tes : soal LKS, Soal tes individu, kunci jawaban,
kriteria penilaian (terlampir pada halaman 162-
169), dan
lembar observasi siswa (halaman 135) dan kinerja
guru (halaman 136-138)
Madiun, Maret 2011
Guru Kelas V
Sayem, S.Pd.
NIP.19610105 198201 2015
Peneliti
Farida Rahmawati
X 7107028
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Imam Hadisiswoyo,S.Pd
NIP. 195808 151979 071005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
Lampiran RPP Siklus II
Pertemuan 1
Tugas Kelompok III
Isilah Titik-titik di bawah ini dan jawablah pertanyaannya!
1
m. Titik sudutnya adalah ….., …..,
….., ….., ….., ….., ….., dan …..
n. Berapa jumlah sisinya?
o. Berapa jumlah rusukya?
2
g. Sisi-sisinya adalah ….., …..,
….., dan …..
h. Rusuk-ruruknya adalah ….., …..,
….., ….., ….., dan …..
i. Titik sudutnya adalah ….., …..,
….., dan …..
j. Berapakah jumlah sisinya?
k. Berapakah jumlah rusuknya?
l. Berapakah jumlah titik sudutnya?
3
g. Berapa jumlah sisinya?
h. Berapa jumlah rusuknya?
i. Berapa jumlah titik sudutnya?
4.
e. Ada berapakah sisi bangun di
samping!
f. Berapakah jumlah rusuk bangun
di samping!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
5
g. Sisi - sisi nya adalah ....,…,…,…
h. Rusuk-rusuknya adalah…,…,…,
…,…,…,…,…,
i. Titik sudutnya adalah..,...,..,..,..,
j. Berapakah jumlah sisinya?
k. Berapakah jumlah titik
sudutnya?
l. Berapakah jumlah rusuknya?
Tugas Individu III
Perhatikan gambar kubus dibawah ini!
11. Manakah titik sudut dan sisi pada kubus diatas!
12. Manakah rusuk-rusuk yang sama panjang dengan BC!
13. Perhatikan gamabar dibawah ini
Manakan sisi-sisi dari bangun diatas!
14. Adakah titik sudut pada bangun soal no 3,jika ada jelaskan!
15. Perhatikan gambar kerucut dibawah ini!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
a. Berapa jumlah titik sudutnya!
b. Berapa jumlah sisi bangun diatas!
16. Apa ciri utama dari bangan tabung?
17. Berapkah jumlah sisi, rusuk dan titik sudut dari bangun prisma tegak segi
empat?
18. Mengapa bangun di bawah ini dinamakan limas segitiga?
19. Mengapa bangun di bawah ini dinamakan kubus?
20. Sebutkan bangun ruang yang ada di lingkungan sekitar minimal 5 ?
Pertemuan II
Tugas Kelompok IV
12. Gambarlah kubus dengan sisi 4,5 cm!
13. Gambarlah tabung dengan ukuran diameter 3,5 cm, tinggi 7 cm!
14. Gambarlah prisma tegak dengan ukuran panjang 3,5 cm, lebar 2,5 cm, dan
tinggi 6 cm!
15. Gambarlah kerucut dengan diameter 5,5 cm, tinggi 8 cm!
16. Gambarlah limas segiempat dengan panjang 3 cm, lebar 4,5 cm, tinggi 6
cm!
Tugas Individu IV
11. Apa nama bangun pada gambar dibawah ini dan sebutkan sisi-sisinya!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
12. Apa perbedaan dari bangun di bawah ini!
d. b.
13. Gambarlah tabung dengan ukuran diameter 5,5 cm, tinggi 7,5 cm!
14. Gambarlah limas segitiga dengan tinggi 6,5 cm!
15. Gambarlah limas yang alasnya berupa persegi panjang dengan panjang 4,5
cm, lebar 5,5 cm, dan tinggi limas 8,5 cm!
Kunci Jawaban
Pertemuan 1
Tugas Kelompok
2. a. A, B, C, D, E, F, G, H, I.
e. 9
f. 16
2. a. ABC, BCD, CAD, ABD.
b. AB, BC, AD, BD, CD, CA.
c. A, B, C, D.
d. 4
e. 6
f. 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
3. a. 2
b. 2
c. 1
4. a. 3
b. 2
5. a. PQRS, PQT, QRT, SRT, PST.
b. PQ, QR, RS, SP, PT, QT, RT, ST.
c. P, Q, R, S, T.
d. 5
e. 5
f. 8
Tugas Individu
11. titik sudutnya : A, B, C, D, E, F, G, H, I.
sisinya : ABCD, ABFE, BCGF, ADHE, CDHG, AFI, GHI, HFI.
12. AB, AD, DC, BF, CG, DH, AE, EH, EF, FG, GH, FI, GI, HI, EI.
13. Yang mengeliling membentuk lingkaran di bagian tengah.
14. Tidak mempunyai titik sdut.
15. a. 1
g. 2
16. Tidak memiliki titik sudut
17. 6 Sisi, 8 titik sudut, 12 rusuk.
18. Karena alasnya berupa bangun segitiga.
19. Karena panjang sisinya sama.
20. Ruang kelas, ruang perpustakaan, tempat pensil, alamari, terompet, tabung
minyak, dll.
Pertemuan II
Tugas Kelompok
6. Panjang sisi atau rusuk nya 4,5 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
7. Tabung diameter 3,5 cm, tinggi 7 cm
8. Prisma tegak dengan panjang 3,5 cm, lebar 2,5 cm, dan tinggi 6 cm
9. Kerucut berdiameter 5,5 cm, tinggi 8 cm
10. Limas segiempat dengan panjang 3 cm, lebar 4,5 cm, tinggi 3 cm.
Tugas Individu IV
6. Limas segiempat
Sisinya ; ABC, BCD, ACD, ABD
7. Panjang rusuk kubus sama panjang, sedangkan balok memiliki panjang, lebar,
tinggi yang tidak sama panjang.
8. Tabung berdiameter 5,5 cm, tinggi 7,5 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
9. Limas segitiga dengan tinggi 6,5 cm.
10. Limas segiempat dengan panjang 4,5 cm, lebar 5,5 cm, tinggi 8,5 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
Kriteria Penilaian
Pedoman Pemberian Skor Pada Tugas Individu No Jawaban Skor
6. f. Jawaban lengkap, benar, jelas, teliti, tepat waktu.
g. Mampu mengidentifikasi, mampu membedakan,
h. Mampu membedakan, menyimpulkan.
i. Mampu menjelaskan dan memberikan alasan tepat.
j. Mampu menggambar (jika ada).
4
7. f. Jawaban lengkap, tepat waktu, tapi kurang benar, kurang jelas, kurang teliti.
g. Mampu mengidentifikasi, kurang mampu membedakan,
h. Kurang mampu menyimpulkan.
i. Mampu menjelaskan tapi kurang mampu memberikan alasan yang tepat.
j. Mampu menggambar (jika ada).
3
8. f. Jawaban tidak lengkap, benar, tepat waktu,tapi kurang jelas, dan kurang
teliti,
g. Mampu mengidentifikasi tapi tidak mampu membedakan,
h. Kurang mampu menyimpulkan,
i. Kurang mampu menjelaskan dan kurang mampu memberikan alasan yang
tepat,
j. Kurang mampu menggambar (jika ada).
2
9. f. Jawaban tidak lengkap, kurang benar, tidak jelas, tidak teliti, tidak tepat
waktu
g. Kurang mampu mengidentifikasi, tidak mampu membedakan,
h. Tidak mampu menyimpulkan.
i. Tidak mampu menjelaskan dan tidak mampu memberikan alasan tepat.
j. Tidak mampu menggambar (jika ada).
1
10. Jawaban salah/ tidak menjawab 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
Pertemuan I dan Pertemuan II
LKS III Tugas Individu III
= Betul x 10 = (Total skor : 4) x 10
= 5 x 20 = (40 : 4) x 10
= 100 = 100
LKS IV Tugas Individu IV
= betul x 20 = total skor x 5
= 5 x 20 = 20 x 5
= 100 = 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
Lampiran 14
Lembar Kerja Kelompok III
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang berdasarkan sisi, rusuk dan titik
sudutnya.(prisma, tabung, limas, kerucut)
Petunjuk :
13. Setelah kalian mempelajari materi sifat-sifat bangun ruang berdasarkan sisi,
titik sudut, dan rusuknya maka selesaikan soal di bawah ini!
14. Bekerjalah dan diskusikan dengan teman dalam kelompokmu.
15. Masing- masing siswa harus memakai nomor yang telah disediakan
16. Masing-masing siswa dalam kelompok harus dapat mengerjakan soal tersebut
17. Tanyakan kepada teman atau guru apabila ada soal/hal yang belum jelas.
18. Waktu untuk mengerjakan 15 menit.
Selamat Bekerja!
1
p. Titik sudutnya adalah ….., …..,
….., ….., ….., ….., ….., dan …..
q. Berapa jumlah sisinya?
r. Berapa jumlah rusukya?
2
m. Sisi-sisinya adalah ….., …..,
….., dan …..
n. Rusuk-ruruknya adalah ….., …..,
….., ….., ….., dan …..
o. Titik sudutnya adalah ….., …..,
….., dan …..
p. Berapakah jumlah sisinya?
q. Berapakah jumlah rusuknya?
r. Berapakah jumlah titik sudutnya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
3
j. Berapa jumlah sisinya?
k. Berapa jumlah rusuknya?
l. Berapa jumlah titik sudutnya?
4.
g. Ada berapakah sisi bangun di
samping!
h. Berapakah jumlah rusuk bangun
di samping!
5
m. Sisi - sisi nya adalah ....,…,…,…
n. Rusuk-rusuknya adalah…,…,…,
…,…,…,…,…,
o. Titik sudutnya adalah..,...,..,..,..,
p. Berapakah jumlah sisinya?
q. Berapakah jumlah titik
sudutnya?
r. Berapakah jumlah rusuknya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
Lampiran 15
Tugas Individu III Petunjuk : 1. Kerjakanlah soal di bawah ini dengan tepat dan teliti.
2. Waktu yang disediakan 20 menit
1. Perhatikan gambar kubus dibawah ini!
Manakah titik sudut dan sisi pada kubus diatas!
2. Manakah rusuk-rusuk yang sama panjang dengan BC!
3. Perhatikan gamabar dibawah ini
Manakan sisi-sisi dari bangun diatas!
4. Adakah titik sudut pada bangun soal no 3,jika ada jelaskan!
5. Perhatikan gambar kerucut dibawah ini!
a. Berapa jumlah titik sudutnya!
b. Berapa jumlah sisi bangun diatas!
6. Apa ciri utama dari bangan tabung?
7. Berapkah jumlah sisi, rusuk dan titik sudut dari bangun prisma tegak segi
empat?
8. Mengapa bangun di bawah ini dinamakan limas segitiga?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
9. Mengapa bangun di bawah ini dinamakan kubus?
10. Sebutkan bangun ruang yang ada di lingkungan sekitar minimal 5 ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
Lampiran 16
Lembar Kerja Kelompok IV
Menggambar bangun ruang berdasarkan sifat-sifat yang sudah dipelajari.
(prisma, tabung, limas, kerucut)
Petunjuk :
19. Setelah kalian mempelajari bagaimana cara menggambar masing-masing
bangun ruang berdasarkan sifatnya maka kerjakan soal di bawah ini!
20. Bekerjalah dan diskusikan dengan teman dalam kelompokmu.
21. Masing- masing siswa harus memakai nomor yang telah disediakan
22. Masing-masing siswa dalam kelompok harus dapat mengerjakan soal tersebut
23. Tanyakan kepada teman atau guru apabila ada soal/hal yang belum jelas.
24. Waktu untuk mengerjakan 20 menit.
Selamat Bekerja!
17. Gambarlah kubus dengan sisi 4,5 cm!
18. Gambarlah tabung dengan ukuran diameter 3,5 cm, tinggi 7 cm!
19. Gambarlah prisma tegak dengan ukuran panjang 3,5 cm, lebar 2,5 cm, dan
tinggi 6 cm!
20. Gambarlah kerucut dengan diameter 5,5 cm, tinggi 8 cm!
21. Gambarlah limas segiempat dengan panjang 3 cm, lebar 4,5 cm, tinggi 6 cm!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
Lampiran 17
Tugas Individu IV
Petunjuk : 1. Kerjakanlah soal di bawah ini dengan tepat dan teliti.
2. Waktu yang disediakan 15 menit
16. Apa nama bangun pada gambar dibawah ini dan sebutkan sisi-sisinya!
17. Apa perbedaan dari bangun di bawah ini!
h. b.
18. Gambarlah tabung dengan ukuran diameter 5,5 cm, tinggi 7,5 cm!
19. Gambarlah limas segitiga dengan tinggi 6,5 cm!
20. Gambarlah limas yang alasnya berupa persegi panjang dengan panjang 4,5
cm, lebar 5,5 cm, dan tinggi limas 8,5 cm!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
Lampiran 18
DAFTAR NILAI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
BERDASARKAN NILAI TES PADA PRA SIKLUS
No Interval Nilai Frekuensi(fi) Nilai Tengah(xi) fixi Prosentase (%) Keterangan
1 0 – 10 3 5 15 14,29 Di bawah KKM
2 11 – 21 2 16 32 9,52 Di bawah KKM
3 22 – 32 2 27 54 9,52 Di bawah KKM
4 33 – 43 1 38 38 4,76 Di bawah KKM
5 44 – 54 4 49 196 19.05 Di bawah KKM
6 55 – 65 1 60 60 4,76 Di bawah KKM
7 66 – 76 8 71 568 38, 10 Di atas KKM
Jumlah 21 963 100
Nilai rata-rata = 963 : 21 = 45, 86. Nilai di bawah KKM= 13 : 21 X 100% = 61,90%
Ketuntasan klasikal = 8 : 21 X 100 % = 38, 10 %
Guru Kelas V
Sayem, S.Pd.
NIP.19610105 198201 2015
No. Nama Siswa Pra Siklus Keterangan 1 Della Dwi Regita 30 Di bawah KKM
2 Achmad Rifky 50 Di bawah KKM
3 Afif Priya 70 Di atas KKM
4 Ahmad Imam K 20 Di bawah KKM
5 Aisyah Nur A 70 Di atas KKM
6 Ari Miftahul R 70 Di atas KKM
7 Andrea Suwandi 10 Di bawah KKM
8 Dani Setio N 20 Di bawah KKM
9 Fajar Ramadan 30 Di bawah KKM
10 Hanifah Zayyan 70 Di atas KKM
11 Irza Fitra K 50 Di bawah KKM
12 Irfan Bayu 50 Di bawah KKM
13 Kholifatul M 70 Di atas KKM
14 Louista Ainun N 70 Di atas KKM
15 Nabila Rahmah 60 Di bawah KKM
16 Risma Dian P 70 Di atas KKM
17 Suprapto 0 Di bawah KKM
18 Rowiyah 50 Di bawah KKM
19 Yohan Ardiansyah 70 Di atas KKM
20 Akbar Kurnia S 10 Di bawah KKM
21 Hafidz Rizal W 40 Di bawah KKM
Jumlah 980
Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
Lampiran 19
DAFTAR NILAI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
BERDASARKAN NILAI TES PADA SIKLUS I
No. Nama Siswa
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Rata-rata
X1 Keterangan
X1 X1
1 Della Dwi Regita 40 80 60 Di bawah KKM
2 Achmad Rifky 60 80 70 Di atas KKM
3 Afif Priya 90 80 85 Di atas KKM
4 Ahmad Imam K 70 80 75 Di atas KKM
5 Aisyah Nur A 80 100 90 Di atas KKM
6 Ari Miftahul R 80 80 80 Di atas KKM
7 Andrea Suwandi 30 40 35 Di bawah KKM
8 Dani Setio N 70 80 75 Di atas KKM
9 Fajar Ramadan 80 80 80 Di atas KKM
10 Hanifah Zayyan 70 80 75 Di atas KKM
11 Irza Fitra K 60 80 70 Di atas KKM
12 Irfan Bayu 60 70 65 Di bawah KKM
13 Kholifatul M 80 80 80 Di atas KKM
14 Louista Ainun N 80 80 80 Di atas KKM
15 Nabila Rahmah 70 80 75 Di atas KKM
16 Risma Dian P 80 70 75 Di atas KKM
17 Suprapto 10 40 25 Di bawah KKM
18 Rowiyah 60 80 70 Di atas KKM
19 Yohan Ardiansyah 80 80 80 Di atas KKM
20 Akbar Kurnia S 30 60 45 Di bawah KKM
21 Hafidz Rizal W 50 70 60 Di bawah KKM
Jumlah
Rata-rata
Pertemuan I : No Interval
Nilai (x)
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi)
fixi Prosentase
(%)
Keterangan
1 0-10 1 5 5 4,76 Di bawah KKM
2 11-21 0 16 0 0 -
3 22-32 2 27 54 9,52 Di bawah KKM
4 33-43 1 38 38 4,76 Di bawah KKM
5 44-54 1 49 49 4,76 Di bawah KKM
6 55-65 4 60 240 19,05 Di bawah KKM
7 66-76 4 71 284 19,05 Di atas KKM
8 77-87 7 82 574 33,33 Di atas KKM
9 88-98 1 93 93 4,76 Di atas KKM
Jumlah 21 1337 100
Nilai rata-rata = 1337 : 21 = 63, 67. Nilai di bawah KKM = 9 : 21 X 100% = 42,86%
Ketuntasan klasikal = 12 : 21 X 100 % = 57, 14 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
Pertemuan II :
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi)
fixi Prosentase
(%)
Keterangan
1 33 – 43 2 38 76 4,76 Di bawah KKM
2 44 – 54 0 49 0 0 -
3 55 – 65 1 60 60 9,52 Di bawah KKM
4 66 – 76 3 71 213 4,76 Di bawah KKM
5 77 – 87 14 82 1148 4,76 Di bawah KKM
6 88 – 98 1 93 93 19,05 Di bawah KKM
Jumlah 21 1590 100
Nilai rata-rata = 1590 : 21 = 75,71. Nilai di bawah KKM = 3 : 21 X 100% = 14,28%
Ketuntasan klasikal = 18 : 21 X 100 % = 85,71 %
Rata-rata Nilai Pertemuan I dan Pertemuan II (Siklus I)
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi)
fixi Prosentase
(%)
Keterangan
1 22-32 1 27 27 4,76 Di bawah KKM
2 33-43 1 38 38 4,76 Di bawah KKM
3 44-54 1 49 49 4,76 Di bawah KKM
4 55-65 3 60 180 14,28 Di bawah KKM
5 66-76 8 71 568 28,57 Di atas KKM
6 77-87 6 82 492 23,81 Di atas KKM
7 88-98 1 93 93 4,76 Di atas KKM
Jumlah 21 1447 100
Nilai rata-rata = 1447 : 21 = 68, 90, Nilai di bawah KKM = 6 : 21 X 100% = 28,57%
Ketuntasan klasikal = 15 : 21 X 100 % = 71, 42 %
Guru Kelas V
Sayem, S.Pd.
NIP.19610105 198201 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
Lampiran 20
DAFTAR NILAI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
BERDASARKAN NILAI TES PADA SIKLUS II
No. Nama Siswa
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Rata-rata
X2 Keterangan
(X2) (X2)
1 Della Dwi Regita 95 100 97,5 Di bawah KKM
2 Achmad Rifky 65 65 65 Di atas KKM
3 Afif Priya 95 100 97.5 Di atas KKM
4 Ahmad Imam K 70 100 85 Di atas KKM
5 Aisyah Nur A 95 80 87,5 Di atas KKM
6 Ari Miftahul R 95 100 97,5 Di atas KKM
7 Andrea Suwandi 60 80 70 Di bawah KKM
8 Dani Setio N 50 80 65 Di atas KKM
9 Fajar Ramadan 90 95 92,5 Di atas KKM
10 Hanifah Zayyan 95 100 97,5 Di atas KKM
11 Irza Fitra K 95 100 97,5 Di atas KKM
12 Irfan Bayu 70 100 85 Di bawah KKM
13 Kholifatul M 95 100 97,5 Di atas KKM
14 Louista Ainun N 95 100 97,5 Di atas KKM
15 Nabila Rahmah 95 100 97,5 Di atas KKM
16 Risma Dian P 95 100 97,5 Di atas KKM
17 Suprapto 30 70 50 Di bawah KKM
18 Rowiyah 95 100 97,5 Di atas KKM
19 Yohan Ardiansyah 95 100 97,5 Di atas KKM
20 Akbar Kurnia S 75 75 75 Di bawah KKM
21 Hafidz Rizal W 60 100 80 Di bawah KKM
Jumlah
Rata-rata
Pertemuan I :
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi)
fixi Prosentase
(%)
Keterangan
1 22 – 32 1 27 27 4,76 Di bawah KKM
2 33 – 43 0 38 0 0 -
3 44 – 54 1 49 49 4,76 Di bawah KKM
4 55 – 65 3 60 180 14,28 Di bawah KKM
5 66 – 76 3 71 213 14,28 Di atas KKM
6 77 – 87 0 82 0 0 -
7 88 – 98 13 93 1209 61,90 Di atas KKM
Jumlah 21 1678 100
Nilai rata-rata = 1678 : 21 = 79, 90. Nilai di bawah KKM = 5 : 21 X 100 % = 23,80%
Ketuntasan klasikal = 16 : 21 X 100 % = 76, 19 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
Pertemuan II :
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi)
fixi Prosentase
(%)
Keterangan
1 61 – 65 1 63 63 4,76 Di bawah KKM
2 66 – 70 1 68 68 4,76 Di atas KKM
3 71 – 75 1 73 73 4,76 Di atas KKM
4 76 – 80 3 78 234 14,28 Di atas KKM
5 81 – 85 0 83 0 0 -
6 86 – 90 0 88 0 0 -
7 91 – 95 1 93 93 4,76 Di atas KKM
8 96 – 100 14 98 1372 66,67 Di atas KKM
Jumlah 21 1903 100
Nilai rata-rata = 1903 : 21 = 90,61. Nilai di bawah KKM = 1 : 21 X 100% = 4,76 %
Ketuntasan klasikal = 20 : 21 X 100 % = 95,24 %
Rata-rata Nilai Pertemuan I dan Pertemuan II (Siklus II)
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah (xi)
fixi Prosentase
(%)
Keterangan
1 44 – 54 1 49 49 4,76 Di bawah KKM
2 55 – 65 2 60 120 9,52 Di bawah KKM
3 66 – 76 1 71 71 4,26 Di atas KKM
4 77 – 87 5 82 410 23,81 Di atas KKM
5 88 – 98 12 93 1116 57,14 Di atas KKM
jumlah 21 1766 100
Nilai rata-rata = 1766 : 21 = 84, 09. Nilai di bawah KKM = 3 : 21 X 100 % = 14,28 %
Ketuntasan klasikal = 18 : 21 X 100 % = 85, 71 %
Guru Kelas V
Sayem, S.Pd.
NIP.19610105 198201 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
Lampiran 21
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN DENGAN
NUMBERED HEADS TOGETHER TENTANG SIFAT-SIFAT
BANGUN RUANG PADA SIKLUS I
Skor
Uraian Tindakan
Skor
Pertemuan I Pertemuan II Rata
-rata
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Banyaknya siswa yang menjawab
pertanyaan guru pada kegiatan apersepsi
V V 2,5
2 Banyaknya siswa yang berusaha
mengungkapkan pendapat
V V 2
3 Banyaknya siswa yang terlibat aktif dan
kritis bertanya saat pembelajaran
V V 3
4 Banyaknya siswa yang cermat dan teliti dalam
menerima penjelasan dari guru saat
menyampaikan materi.
V V 3,5
5 Siswa yang menunjukkan sikap baik saat
memperhatikan penjelasan guru mengenai
materi pembelajaran yang diajarkan.
V V 3
6 Siswa yang merasa gembira dengan
pembelajaran NHT
V V 3
7 Keefektifan penggunaan NHT V V 2,5
8 Kerjasama antar siswa dalam proses
pembelajaran.
V V 2
9 Banyaknya siswa yang dapat menjawab
dengan benar dan tepat waktu atas
pertanyaan yang disampaikan guru
V V 2,5
10 Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi V V 2,5
Jumlah skor
Total Skor 22 29
Rata-rata skor 22 : 10 = 2,20 29 : 10 = 2,90
Rata-rata pertemuan I dan II 22 + 29 / 2 = 25,5 / 10 = 2,55
Guru Kelas V
Sayem, S.Pd.
NIP.19610105 198201 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
Lampiran 22
HASIL OBSERVASI
AKTIVITAS SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN DENGAN
NUMBERED HEADS TOGETHER TENTANG SIFAT-SIFAT
BANGUN RUANG PADA SIKLUS II
Skor
Uraian Tindakan
Skor
Pertemuan I Pertemuan II Rata
-rata
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Banyaknya siswa yang menjawab
pertanyaan guru pada kegiatan apersepsi
V V 4,5
2 Banyaknya siswa yang berusaha
mengungkapkan pendapat
V V 3,5
3 Banyaknya siswa yang terlibat aktif dan
kritis bertanya saat pembelajaran
V V 4
4 Banyaknya siswa yang cermat dan teliti dalam
menerima penjelasan dari guru saat
menyampaikan materi.
V V 5
5 Siswa yang menunjukkan sikap baik saat
memperhatikan penjelasan guru mengenai
materi pembelajaran yang diajarkan.
V V 4
6 Siswa yang merasa gembira dengan
pembelajaran NHT
V V 4,5
7 Keefektifan penggunaan NHT V V 4
8 Kerjasama antar siswa dalam proses
pembelajaran.
V V 3,5
9 Banyaknya siswa yang dapat menjawab
dengan benar dan tepat waktu atas
pertanyaan yang disampaikan guru
V V 4
10 Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi V V 4,5
Jumlah skor
Total Skor 37 42
Rata-rata skor 37 : 10 = 3,70 42 : 10 = 4,20
Rata-rata pertemuan I dan II 37 + 42 / 2 = 39,5 /10 = 3,95
Guru Kelas V
Sayem, S.Pd.
NIP.19610105 198201 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
Lampiran 23
HASIL OBSERVASI KINERJA GURU DALAM PELAJARAN
MATEMATIKA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
DENGAN MENERAPKAN NHT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
BALEREJO 01 KEBONSARI
KABUPATEN MADIUN PADA SIKLUS I
Siklus : Siklus I
Hari/Tanggal : Pertemuan I : Jumat , 10 Maret 2011
Pertemuan II : Sabtu, 12 Maret 2011
Petunjuk : Kurang : bila 1 Indikator yang tampak
Cukup : bila 2 Indikator yang tampak
Baik : bila 3 Indikator yang tampak
Sangat Baik : bila 4 Indikator yang tampak
N
O
VARIABEL
INDIKATOR
SKOR PENILAIAN
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Indikator
yang
tampak
Rata
-
rata
K C B S
B
K C B S
B
1 Persiapan guru
memulai
kegiatan
pembelajaran
e. Guru menyiapkan rencana
pembelajaran
f. Guru menyampaikan garis
besar materi pelajaran
g. Guru menyampaikan ruang
lingkup materi
h. Guru menyampaikan lama
pembelajaran
V
V
A,B
C
2 Kemampuan
guru
mengelola
kelas
e. Guru mengkondisikan
siswa
f. Guru mengecek kehadiran
siswa
g. Guru melakukan
pembagian peralatan yang
digunakan dalam
pembelajaran
h. Guru membimbing siswa
berdiskusi
V
V
C
K
3 Kemampuan
mengelola
waktu
pelajaran
e. Guru memulai pelajaran
tepat waktu
f. Guru memberikan batas
waktu dalam melakukan
diskusi
g. Guru menggunakan waktu
secara efisien
V
V
A,B,C
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
h. Guru melakukan
pembelajaran sesuai
rencana
4 Memberikan
Apersepsi
5. Guru mendorong siswa
untuk mengemukakan
pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan
dibahas
6. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan
materi.
7. Guru mendorong siswa
untuk mengkomunikasikan
dan mau berpikir kritis
terhadap masalah.
8. Guru mengilustrasikan
proses pembelajaran yang
akan dilaksanakan
V
V
B,C
C
5 Menyampaikan
Materi
e. Guru tepat dalam
penggunaan media,
Sumber belajar dan
pemilihan strategi
pembelajaran.
f. Guru membagi dan
memberikan tugas yang
harus diselesaikan dalam
kelompok melalui diskusi
g. Guru membimbing siswa
dalam situasi diskusi
h. Guru berkeliling
mengamati dan membantu
siswa yang mengalami
kesulitan dalam kelompok
diskusi
V
V
A,B
C
6 Ketrampilan
guru
mengajukan
pertanyaan
5. Guru berusaha memancing
siswa untuk bertanya
6. Guru dapat menjawab
pertanyaan siswa
7. Guru menjawab
pertanyaan sesuai dengan
materi yang diajarkan
8. Guru menjawab
pertanyaan siswa secara
urut dan jelas
V
V
A,B
C
7 Perhatian guru
terhadap siswa
e. Guru memusatkan
perhatian pada siswa
secara menyeluruh
f. Guru menghargai
perbedaan pendapat siswa
V
V
A,B,C
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
g. Guru menghargai
perbedaan untuk memberi
penjelasan
h. Guru menumbuhkan
motivasi siswa
8 Pengembangan
Aplikasi
e. Guru memberikan soal
post test pada setiap siswa
f. Guru membimbing siswa
dalam mengerjakan soal
g. Guru memberikan
penguatan dari hasil
berpikir kritis siswa
h. Guru memberi motivasi
pada siswa untuk giat
belajar
V
V
A,B
C
9
Kemampuan
menutup
pelajaran
a. Guru bersama siswa
membuat kesimpulan
b. Guru bersama siswa
membuat rangkuman
c. Guru memberikan
motivasi siswa untuk
belajar
d. Guru berpesan pada siswa
untuk mengulang pelajaran
dirumah yang telah
disampaikan di kelas
V
V
A,B,C
B
Jumlah skor 18/9=2 28/9=3,11
Rata – rata pertemuan I dan pertemuan II 18 + 28/2 = 23/9=2,56
Keterangan Skor Kriteria : K = 1
C = 2
B = 3
SB = 4
Madiun, Maret 2011
Observer, Peneliti,
Sayem,S.Pd. Farida Rahmawati
NIP. 19610105 198201 2 015 NIM X717028
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
Lampiran 24
HASIL OBSERVASI KINERJA GURU DALAM PELAJARAN
MATEMATIKA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
DENGAN MENERAPKAN NHT
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BALEREJO 01 KEBONSARI
KABUPATEN MADIUN PADA SIKLUS II
Siklus : Siklus II
Hari/Tanggal : Pertemuan I : Senin, 14 Maret 2011
Pertemuan II : Kamis, 17 Maret 2011
Petunjuk : Kurang : bila 1 Indikator yang tampak
Cukup : bila 2 Indikator yang tampak
Baik : bila 3 Indikator yang tampak
Sangat Baik : bila 4 Indikator yang tampak
N
O
VARIABEL
INDIKATOR
SKOR PENILAIAN
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Indikator
yang
tampak
Nilai
Rata
-
rata
K C B S
B
K C B S
B
1 Persiapan
guru
memulai
kegiatan
pembelajaran
a. Guru menyiapkan rencana
pembelajaran
b. Guru menyampaikan garis
besar materi pelajaran
c. Guru menyampaikan ruang
lingkup materi
d. Guru menyampaikan lama
pembelajaran
V
V
A,B,C,D
SB
2 Kemampuan
guru
mengelola
kelas
a. Guru mengkondisikan
siswa
b. Guru mengecek kehadiran
siswa
c. Guru melakukan
pembagian peralatan yang
digunakan dalam
pembelajaran.
d. Guru membimbing siswa
berdiskusi
V
V
A,B,D
B
3 Kemampuan
mengelola
waktu
pelajaran
a. Guru memulai pelajaran
tepat waktu
b. Guru memberikan batas
waktu dalam melakukan
diskusi.
V
V
A,B,C,D
SB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
c. Guru menggunakan waktu
secara efisien
d. Guru melakukan
pembelajaran sesuai
rencana
4 Memberikan
Apersepsi
a. Guru mendorong siswa
untuk mengemukakan
pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan
dibahas
b. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan
materi.
c. Guru mendorong siswa
untuk mengkomunikasikan
dan mau berpikir kritis
terhadap masalah.
d. Guru mengilustrasikan
proses pembelajaran yang
akan dilaksanakan
V
V
A,B,C
B
5 Menyampaika
n
Materi
a. Guru tepat dalam
penggunaan media, Sumber
belajar dan pemilihan
strategi pembelajaran.
b. Guru membagi dan
memberikan tugas yang
harus diselesaikan dalam
kelompok melalui diskusi
c. Guru membimbing siswa
dalam situasi diskusi
d. Guru berkeliling
mengamati dan membantu
siswa yang mengalami
kesulitan dalam kelompok
diskusi
V
V
A,B,D
B
6 Ketrampilan
guru
mengajukan
pertanyaan
a. Guru berusaha memancing
siswa untuk bertanya
b. Guru dapat menjawab
pertanyaan siswa
c. Guru menjawab pertanyaan
sesuai dengan materi yang
diajarkan.
d. Guru menjawab pertanyaan
siswa secara urut dan jelas
V
V
A,C,D
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
7 Perhatian
guru
terhadap
siswa
a. Guru memusatkan
perhatian pada siswa secara
menyeluruh
b. Guru menghargai
perbedaan pendapat siswa
c. Guru menghargai
perbedaan untuk memberi
penjelasan
d. Guru menumbuhkan
motivasi siswa
V
V
A,B,C,D
SB
8 Pengembanga
n
Aplikasi
a. Guru memberikan soal post
test pada setiap siswa
b. Guru membimbing siswa
dalam mengerjakan soal.
c. Guru memberikan
penguatan dari hasil
berpikir kritis siswa
d. Guru memberi motivasi
pada siswa untuk giat
belajar
V
V
A,C,D
B
9
Kemampuan
menutup
pelajaran
a. Guru bersama siswa
membuat kesimpulan
b. Guru bersama siswa
membuat rangkuman
c. Guru memberikan motivasi
siswa untuk belajar
d. Guru berpesan pada siswa
untuk mengulang pelajaran
dirumah yang telah
disampaikan di kelas
V
V
A,B,C,D
SB
Total skor 31/9=3,44 36/9=4
Rata – rata Skor pertemuan I dan Pertemuan II 31 + 36 /2 =
33,5/9=3,72
Keterangan Skor Kriteria : K = 1
C = 2
B = 3
SB = 4
Madiun, Maret 2011
Observer, Peneliti,
Sayem,S.Pd. Farida Rahmawati
NIP. 19610105 198201 2 015 NIM X717028
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
Lampiran 25
DAFTAR NILAI RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG BERDASARKAN
NILAI TES PADA PRA SIKLUS, SIKLUS I, SIKLUS II
No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II Keterangan
X X1 X2
1 Della Dwi Regita 30 60 97,5 Di atas KKM
2 Achmad Rifky 50 70 65 Di bawah KKM
3 Afif Priya 70 85 97.5 Di atas KKM
4 Ahmad Imam K 20 75 85 Di atas KKM
5 Aisyah Nur A 70 90 87,5 Di atas KKM
6 Ari Miftahul R 70 80 97,5 Di atas KKM
7 Andrea Suwandi 10 35 70 Di atas KKM
8 Dani Setio N 20 75 65 Di bawah KKM
9 Fajar Ramadan 30 80 92,5 Di atas KKM
10 Hanifah Zayyan 70 75 97,5 Di atas KKM
11 Irza Fitra K 50 70 97,5 Di atas KKM
12 Irfan Bayu 50 65 85 Di atas KKM
13 Kholifatul M 70 80 97,5 Di atas KKM
14 Louista Ainun N 70 80 97,5 Di atas KKM
15 Nabila Rahmah 60 75 97,5 Di atas KKM
16 Risma Dian P 70 75 97,5 Di atas KKM
17 Suprapto 0 25 50 Di bawah KKM
18 Rowiyah 50 70 97,5 Di atas KKM
19 Yohan Ardiansyah 70 80 97,5 Di atas KKM
20 Akbar Kurnia S 10 45 75 Di atas KKM
21 Hafidz Rizal W 40 60 80 Di atas KKM
Jumlah
Rata-rata
No
Pembelajaran
Matematika (sifat-sifat
bangun ruang)
Sebelum
Tindakan (Pra
Siklus)
Sesudah dilaksanakan
tindakan
Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata 45,86 68,90 84,09
2 Prosentase ketuntasan
klasikal
38,10 % 71,42 % 85,71 %
3 Nilai Terendah 0 25 50
4 Nilai Tertinggi 70 90 97,5
Guru Kelas V
Sayem, S.Pd.
NIP.19610105 198201 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
Lampiran 26
KISI – KISI SOAL
Siklus I
Pertemuan I
Indikator Tujuan Pembelajaran Tipe Soal Jumlah Soal
4. Kognitif
6.2.1 Menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang
tabung,prisma,keruc
ut,limas.
6.2.2 Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
ruang kubus, tabung,
prisma tegak,
kerucut, dan limas.
6.2.3 Membedakan ciri-
ciri masing-masing
bangun kubus,
tabung, prisma
tegak, limas,
kerucut, dan tabung.
7. Kognitif
e) Melalui media bangun
ruang, siswa dapat
menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang dengan
benar.
f) Melalui demonstrasi
siswa dapat
mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
dengan tepat.
g) Melalui diskusi, siswa
dapat membedakan
ciri-ciri dari masing-
masing bangun ruang
kubus,limas,prisma
tegak,kerucut dan
tabung dengan kritis.
Uraian
Uraian
Uraian
2
5
3
Pertemuan II
Indikator Tujuan Pembelajaran Tipe Soal Jumlah soal
1. Kognitif
6.2.2 Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
kubus, tabung, prisma
tegak, kerucut, dan
limas.
6.2.3 Membedakan ciri-ciri
masing-masing bangun
kubus, tabung, prisma
tegak, limas, kerucut,
dan tabung.
2. Psikomotor
Menggambar bentuk bangun
ruang kubus, tabung, prisma
tegak, kerucut,dan limas sesuai
dengan sifat masing-masing
bangun
1. Kognitif 1) Melalui demonstrasi
siswa dapat
mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
dengan tepat.
2) Melalui diskusi, siswa
dapat membedakan ciri-
ciri dari masing-masing
bangun ruang
kubus,limas,prisma
tegak,kerucut dan
tabung dengan kritis.
2. Psikomotor
Melalui penugasan, siswa
mampu menggambar bangun
ruang tabung, prisma, limas,
kerucut dengan benar.
Uraian
Uraian
Uraian
1
1
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
Siklus II
Pertemuan I
Indikator Tujuan Pembelajaran Tipe Soal Jumlah Soal
5. Kognitif
6.2.1 Menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang
tabung,prisma,keruc
ut,limas.
6.2.2 Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
ruang kubus, tabung,
prisma tegak,
kerucut, dan limas.
6.2.3 Membedakan ciri-
ciri masing-masing
bangun kubus,
tabung, prisma
tegak, limas,
kerucut, dan tabung.
8. Kognitif
1) Melalui penugasan,
siswa dapat
menyebutkan sifat -
sifat bangun ruang
dengan benar.
2) Melalui demonstrasi
siswa dapat
mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
dengan tepat.
3) Melalui diskusi, siswa
dapat membedakan dan
memahami ciri-ciri dari
masing-masing bangun
ruang kubus, limas,
prisma tegak, kerucut
dan tabung dengan
kritis.
Uraian
Uraian
Uraian
1
5
4
Peretemuan II
Indikator Tujuan Pembelajaran Tipe Soal Jumlah soal
1. Kognitif
6.2.2 Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
kubus, tabung, prisma
tegak, kerucut, dan
limas.
6.2.3 Membedakan ciri-ciri
masing-masing bangun
kubus, tabung, prisma
tegak, limas, kerucut,
dan tabung.
2. Psikomotor
Menggambar bentuk bangun
ruang kubus, tabung, prisma
tegak, kerucut,dan limas sesuai
dengan sifat masing-masing
bangun
3. Kognitif 3) Melalui demonstrasi
siswa dapat
mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
dengan tepat.
4) Melalui diskusi, siswa
dapat membedakan ciri-
ciri dari masing-masing
bangun ruang
kubus,limas,prisma
tegak,kerucut dan
tabung dengan kritis.
4. Psikomotor
Melalui penugasan, siswa
mampu menggambar bangun
ruang tabung, prisma, limas,
kerucut dengan benar.
Uraian
Uraian
Uraian
1
1
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
Lampiran 27
Dokumentasi (Foto)
Foto Wawancara
Foto Kegiatan Pembelajaran
Guru memberi contoh mengidentifikasi bagian sisi,rusuk dan titik sudut secara
urut dan menjelaskan perbedaan sifat masing-masing bangun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
194
Media Bangun ruang
Kelompok A berpikir bersama untuk menyelesaikan soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
195
Kelompok B berpikir bersama untuk menyelesaikan soal
Kelompok C berpikir bersama (heads together) untuk menyelesaikan soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
196
Siswa maju menggambar hasil kerjanya (answering)
Guru mengamati siswa dalam mengerjakan tugas individu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
197
Siswa mengerjakan tugas individu pada siklus I
Siswa mengerjakan tugas individu pada siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
198
Pemberian reward (penghargaan) kepada kelompok terbaik
Penghargaan kepada siswa tergiat