Bernis Sagita - Manajemen Memory

22
Bernis Sagita 132310499 MI2

Transcript of Bernis Sagita - Manajemen Memory

Page 1: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Bernis Sagita

132310499

MI2

Page 2: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Memory merupakan tempat menampung data dan kode instruksi program

Memori adalah pusat kegiatan pada sebuah komputer, karena setiap proses yang akan dijalankan, harus melalui memori terlebih dahulu.

Sistem Operasi bertugas untuk mengatur peletakan banyak proses pada suatu memori

Manajemen memory berkaitan dengan aktifitas pengelolaan penggunaan memori pada saat komputer aktif dan menjalankan proses-proses

Page 3: Bernis Sagita - Manajemen Memory

REGISTER(Chip Processor)

Cache Memory

Main Memory

Secondary Memory

Hierarki organisasi memori pada sistem komputer

Page 4: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Contoh memori register IR (instruction Register) untuk

menampung kode instruksi yang akan dieksekusi

AX,BX,CX,DX dan lainnya untuk menampung data dan informasi.

Kapasitas memori register sangat terbatas agar ukuran chip processor tetap kecil.

Itulah sebabnya diperlukan memori utama.

Page 5: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Memori utama pada umumnya dapat diakses secara random RAM (Random Access Memory) dan volatile.

Namun sayangnya kecepatan transfer data dari memori utama ke prosesor sangat lambat jika dibandingkan dengan eksekusi prosesor

Contoh: Pentium IV 1.7GHz memiliki front bus 400MHz, artinya terdapat selisih kecepatan 4X, berarti setiap kali terjadi transfer data dari memori utama ke register prosesor, prosesor harus menunggu sebanyak 4 siklus eksekusi.

Page 6: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Untuk mengatasi perbedaan kecepatan, digunakan teknik caching untuk memori utama dengan menggunakan memori cache.

Umumnya berada dalam prosessor Kapasitas jauh lebih kecil dari memori

utama Kecepatan transfer mengikuti clock

processor Prinsip kerja sebagai salinan bayangan

dari data dan kode instruksi di memori utama

Page 7: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Memori sekunder umumnya berupa disk dan bersifat non-volatile

Kecepatan transfer jauh lebih lambat dari memori utama

Untuk mengatasi kekurangan tempat pada ruang memori utama teknik virtual memory

Page 8: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Tujuan pengorganisasian memori komputer: Meningkatkan kecepatan akses kode instruksi

dan data oleh prosesor Mengurangi waktu menganggur(idle) prosesor Memperbesar kapasitas penyimpanan sistem

memori komputer Secara umum, semakin bawah

tingkatan pada hirarki organisasi komputer, maka: Harga per satuan byte semakin rendah Kapasitas penyimpanan semakin besar Frekuensi pengaksesan semakin kurang Kecepatan akses semakin lambat

Page 9: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Tugas untuk mereferensi kode instruksi atau data di memori utama secara tepat merupakan tanggung jawab dari compiler

Compiler berfungsi mengubah source code yang ditulis programmer menjadi file yang berisi kode instruksi program yang dapat dijalankan prosessor

Dalam menentukan alamat instruksi atau data, compiler mengacu pada metode pengalamatan memori yang dipakai sistem komputer

Page 10: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Metode pengalamatan memori mendefinisikan:Model alamat yang dituliskan pada kode

instruksi programMekanisme penyalinanKapan dan bagaimana alamat dalam kode

instruksi program diterjemahkan dalam alamat fisik memori sesungguhnya.

Page 11: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Secara garis besar metode pengalamatan memori dapat dibedakan atas :

1. Pengalamatan secara fisik (Physical / absolute address)alamat yang ditulis pada kode instruksi adalah alamat fisik memori utama yang sesungguhnya.

Page 12: Bernis Sagita - Manajemen Memory

2. Pengalamatan secara logika (Logical Addressing)

perlu ditranslasikan ke alamat fisik memori utama.

Pada saat eksekusi, pengaksesan alamat akan ditranslasi dengan menjumlahkan alamat referensi awal pada instruksi dengan isi register alokasi untuk mendapatkan alamat fisik memori

Relokasi program dapat dilakukan secara fleksibel

Page 13: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Alamat yang terdapat dalam kode instruksi tidak selamanya berupa alamat fisik, tapi dapat berupa alamat logika yang perlu ditranslasi lebih dahulu.

Aktivitas translasi alamat ini disebut dengan address binding.

Page 14: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Address binding dapat terjadi pada saat: Compile Time

apabila dimungkinkan letak / alamat fisik memori diketahui sebelum diekseskusi agar langsung dapat ditulis pada source code.

Kelemahan: program tidak dapat direlokasi selama eksekusi.

Loading Time Dilakukan pada saat loading program ke memori

utama Hasil kompilasi disimpan dalam file yang berisi

alamat fisik. Jika terjadi perubahan relokasi maka code di-load ulang

Page 15: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Execution Time membutuhkan perangkat keras seperti MMU

(Memory Management Unit) MMU bertanggung jawab membantu proses

perhitungan transasi alamat logika ke alamat fisik pada saat eksekusi.

Dimungkinkan suatu proses berpindah alamat sewaktu dieksekusi.

Page 16: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Perangkat Hardware yang memetakan alamat logik (virtual) ke alamat fisik.

Dalam skema MMU Menyediakan perangkat register yang dapat di set

oleh setiap CPU: setiap proses mempunyai data set register tsb (disimpan di PCB). Base register dan limit register.

Harga dalam register base/relokasi ditambahkan ke setiap address proses user pada saat run di memori

Program user hanya berurusan dengan address logik saja

Page 17: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Tidak semua bagian program diambil ke memori. Dengan dynamic loading, Routine yang tidak digunakan

tak akan pernah di-load ke memori. Mekanisme dasar:

Program utama di-load dan dieksekusi. Pada saat suatu routine butuh memanggil routine yang

lain, maka pertama routine pemanggil mengecek apakah rotine yang dibutuhkan sudah pernah diambil. Jika belum, maka routine yang dipanggil tersebut akan diambil dan dialokasikan di memori utama

Keuntungan dynamic loading : Rutin yang tidak digunakan tak akan pernah di-load ke

memori. Untuk menghindari pemakaian rutin yang salah dalam

program dengan jumlah kode yang besar. Tidak memerlukan bantuan sistem operasi. Metode ini

menjadi tanggung jawab user/programmer. SO hanya menyediakan routine library

Page 18: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Konsep sama dengan dynamic loading, hanya saja penekanan pada proses linking.

Dimungkinkan adanya share library yang dibuat oleh suatu aplikasi untuk digunakan oleh aplikasi lainnya. Mengurangi pemakaian space: satu routine library di

memory digunakan secara bersama oleh sekumpulan proses.

dapat digunakan untuk pembaharuan library secara otomatis bila ada versi yang lebih baru.

File yang mendukung dynamic linking:.dll (Dynamic Link Libraries), .sys , .drv

sistem operasi dibutuhkan untuk memeriksa apakah routine yang diperlukan ada di ruang memori proses yang lain.

Page 19: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Overlay membagi program yang besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan dapat dimuat dalam memori utama.

Dibutuhkan ketika proses yang ada lebih besar dibandingkan memori yang tersedia

Diimplementasikan oleh user, tidak ada dukungan khusus dari sistem operasi, desain program pada struktrur overlay cukup kompleks.

Page 20: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Ide dari overlay adalah yang disimpan di memori adalah hanya instruksi dan data yang diperlukan pada waktu tertentu. Bila instruksi lain yang diperlukan, maka akan diletakkan ditempat instruksi lama yang tidak diperlukan lagi.

Page 21: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Untuk load keseluruhan dibutuhkan memori 200K. Jika yang tersedia hanya 150K, maka tidak bisa dieksekusi.

Dengan menggunakan overlay, maka routine dibagi menjadi 2 overlayOverlay A terdiri dari symbol table, common

routine dan pass 1 (butuh 120K)Overlay B terdiri dari symbol table, common

routine dan pass 2 (butuh 130K) Membutuhkan overlay driver 10K

Page 22: Bernis Sagita - Manajemen Memory

Suatu proses dapat di-swap secara temporary keluar dari memori dan dimasukkan ke backing store, dan dapat dimasukkan kembali ke dalam memori pada eksekusi selanjutnya.

Backing store –disk cepat yang cukup besar untuk mengakomodasi copy semua memori image pada semua user; menyediakan akses langsung ke memori image.

Roll out, roll in – varian swapping yang digunakan dalam penjadualan prioritas; proses dengan prioritas rendah di-swap out, sehingga proses dengan prioritas tinggi dapat di-load dan dieksekusi.

Bagian terbesar dari swap time adalah transfer time, total transfer time secara proporsional dihitung dari jumlah memori yang di swap.