Berjalan di Bawah Cahaya - s3.amazonaws.com · Yang saya sampaikan di atas merupakan cara untuk men...
Transcript of Berjalan di Bawah Cahaya - s3.amazonaws.com · Yang saya sampaikan di atas merupakan cara untuk men...
BERJALAN DI BAWAH CAHAYA
Menuju Hidup Bahagia
BERJALAN DI BAWAH CAHAYA
Menuju Hidup Bahagia
M. Muhammad Bajri
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Berjalan di Bawah CahayaM. Muhammad Bajri
© 2017, PT Elex Media Komputindo, Jakarta
Hak cipta dilindungi undang-undang
Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta 2017
717101929
ISBN: 978-602-04-4973-9
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab percetakan
Kata Pengantar Moeflich Hart v
Pengantar Penulis ix
Bab 1 Kebahagiaan Hakiki 1
Bab 2 Bersyukurlah kepada Allah 21
Bab 3 Berbakti kepada Ibu 35
Bab 4 Berzikir kepada Allah 51
Bab 5 Berdoalah kepada Allah 61
Bab 6 Berprasangka Baik kepada Allah 69
Bab 7 Berpikir Positif 73
Bab 8 Jujur Itu Indah dan Baik 85
Bab 9 Bersikap Bijak Menghadapi Musibah 93
Bab 10 Muhasabah Diri 113
Bab 11 Kesabaran Perlu Proses 125
Bab 12 Misteri Takdir Kematian 137
Bab 13 Berkeluh Kesah 153
Bab 14 Cinta Hakiki 161
Bab 15 Bertobatlah kepada Allah 175
Daftar Isi
Berjalan di Bawah Cahayaxiv
Bab 16 Saling Memaafkan 185
Bab 17 Kendalikan Hawa Nafsu 179
Bab 18 Ketakwaan kepada Allah 205
Bab 19 Membaca dan Mengamalkan
Nilai Al-Quran 213
Bab 20 Refleksi Kritis Ibadah Haji 223
Bab 21 Menjaga Lisan 231
Daftar Pustaka 236
Tentang Penulis 241
Bab 1
Kebahagiaan Hakiki
S etiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan, tidak ada satu pun manusia di dunia yang menginginkan kesengsaraan. Semua orang pasti selalu ingin hidup
bahagia dengan berbagai fasilitas serba ada tersedia, bahkan tidak sedikit orang mencari kebahagiaan dengan berbagai cara yang dilakukan demi hidupnya menjadi bahagia. Kebahagiaanlah yang akan mengantarkan kehidupan menjadi lebih baik dan indah. Semakin orang hidup bahagia maka semakin senang dirinya, sebab dengan kebahagiaan diri mampu melakukan apa saja yang ia sukai, apa yang ia mau, juga ke mana pun ia pergi.
Kebahagiaan membuat diri seseorang merasa senang, bahkan kalau bisa, kebahagiaan itu terus langgeng dimilikinya. Berbagai cara dilakukan orang untuk terus mempertahankan kebahagiaan, karena hidup bahagia merupakan dambaan semua orang. Kita bisa melihat orang bahagia ketika me miliki uang banyak, mobil bagus, istri yang cantik dan salehah, anak saleh/salehah yang pintar dan berbakti kepada orangtua, memiliki rumah mewah, bisa pergi keluar negeri dengan menaiki pesawat, dan bisa berkeliling ke luar negeri dengan membeli baju bermerek terkenal, dan masih banyak kebahagiaankebahagiaan lain di dunia yang ingin
Berjalan di Bawah Cahaya2 Bab 1: Kebahagiaan Hakiki
dimilikinya. Karena kebanyakan orang selalu menganggap fasilitas dunia adalah sumber kebahagiaan yang ada dalam diri manusia.
Untuk mendapatkan kebahagiaan, orang akan bekerja siangmalam tanpa kenal lelah, memperjuangkannya dengan sepenuh hati dan penuh semangat demi mendapatkan sebuah kebahagiaan. Sebab orang bekerja pasti memiliki tujuan untuk mendapatkan kepuasan lahiriah, tidak mungkin orang berani mempertaruhkan fisik dan jiwanya kalau bukan untuk mendapatkan kebahagiaan. Bukankah tujuan hidup di dunia ini untuk mendapatkan kebahagiaan? Lalu kebahagiaan seperti apa yang kita cari di dunia yang fana ini? Apakah kebahagiaan semu atau kebahagiaan hakiki?
Sudah menjadi tabiat manusia bahwa kita menyukai sesuatu yang bisa membahagiakan hati dan menenteramkan jiwa. Oleh sebab itu, banyak orang rela menguras tenaga, atau bahkan kalau perlu mengeluarkan biaya yang tidak kecil jumlahnya demi meraih sebuah kebahagiaan. Namun ada sebuah fenomena memprihatinkan yang sulit sekali dilepaskan dari upaya tersebut, yaitu sering kali kita jumpai banyak orang yang berusaha meraih kebahagiaan dengan cara yang dibenci ataupun dilarang oleh Allah Swt.
Saya melihat kebanyakan orang mencari kebahagiaan di luar dirinya, bahkan mencari kebahagiaan di tempat maksiat, ke diskotik, ke konser musik, ke tempat lokalisasi atau tempat hiburan lainnya. Sungguh mereka sudah salah jalan dari tempat tujuan kebahagiaan, pertama mereka mencari kebahagiaan itu di luar dirinya, kedua mereka mencari pada sesuatu yang diharamkan oleh Allah Swt.
Bab 1: Kebahagiaan Hakiki 3
Kebahagiaan tidak datang karena harta yang berlimpah, jabatan tinggi, anak banyak, atau ilmu duniawi saja. Kebahagiaan adalah sesuatu yang bersifat maknawi, tidak bisa dilihat oleh mata, tidak bisa diukur, tidak bisa ditimbun, dan tidak bisa dibeli dengan apa pun.
Hakikat kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri, sangat dekat dengan kita, dan jauh lebih mudah kita dapatkan. Sebenarnya sumber kebahagiaan ada dalam hati yang te nang, jiwa yang bersih, dada yang lapang, dan nurani yang tidak gelisah. Semakin kita banyak bersyukur kepada Allah, maka akan semakin sadar bahwa banyak sekali nikmat Allah yang ada dalam diri kita, hati kita akan sibuk memikirkan nikmat yang ada sehingga kita akan semakin bahagia.
Kebahagiaan dan ketenangan seolah menjadi barang langka yang sulit ditemukan, tidak sedikit kita rela mengeluarkan harta dalam jumlah yang banyak dan besar demi mendapatkan ketenangan, bahkan dengan mengikuti kegiat an, menghadiri meditasi ke sana kemari, mengikuti acara yang membuat kita mengeluarkan air mata, sayangnya setelah jumlah rangkaian kegiatan tadi hati kita kembali menjadi gersang, sempit, dada berasa sesak, gelisah, dan kembali terasa ada yang kurang.
Mereka bersenangsenang dengan mengumbar syahwat, namun ketika kembali melihat dirinya, mereka merasa gundah dan gelisah sehingga dari mereka banyak yang mengunjungi tempat praktik psikiater. Di samping itu peristiwa bunuh diri, kecanduan obat terlarang, serta berbagai perilaku menyimpang terus bertambah.
Zaman sekarang yang semakin kompetitif membuat orang dituntut bekerja cepat, kecakapan diri mau tidak mau
Berjalan di Bawah Cahaya4 Bab 1: Kebahagiaan Hakiki
mesti ditingkatkan, karier menjadi barang mewah yang selalu dikejar tanpa lelah, pemasukan keuangan terus diburu meski tanpa sadar kadangkadang banyak yang dikorbankan bahkan tidak sedikit orang mencari uang dengan cara menabrak aturanaturan agama demi untuk memenuhi hawa nafsunya.
Pada kondisi ini ketenangan batin menjadi barang langka yang sulit ditemukan. Ibadah menjadi rutinitas yang tidak mampu mengisi ruang hati untuk merasakan dahaga yang teramat sangat. Ada saat ketika kita perlu mengambil jarak sejenak dari kesibukan yang membuat jiwa dan badan kita penat.
Ada saat ketika kita harus menemukan keheningan saat bertambahnya kekayaan namun tidak menambah ketenangan dan kedamaian hati kita. Di tengah kesibukan yang menyita waktu dan energi, kita perlu sejenak merenung dan bermuhasabah atas perjalanan hidup kita selama ini mengenai pencapaian kita sejauh ini. Sebab boleh jadi dari semua kesuksesan yang kita dapatkan hari ini, ternyata ada hak saudara kita yang dizalimi dan harus dibayar mahal dengan semakin menjauhnya kita dari ketenangan dan kebahagiaan serta jauh dari hidayah Ilahi.
Jika Allah memberi tambahan, kita akan semakin bersyukur dan selalu merasa bahagia. Jika tidak kita merasa cukup dengan nikmat yang ada, kita akan tetap bahagia. Coba perhatikan nikmat napas yang Allah berikan setiap saat tanpa harus membayar, apakah itu bukan merupakan ke bahagiaan? Kadang kita selalu memikirkan nikmat yang belum kita raih, namun cenderung melupakan nikmat yang telah ada dalam diri kita. Sehingga hati merasa serbakurang dan itu tentu
Bab 1: Kebahagiaan Hakiki 5
akan mendatangkan kesedihan dan kegelisahan, oleh karena itu pandaipandailah kita mencari celah untuk banyak bersyukur, semakin kita pandai bersyukur, maka semakin banyak pula kebahagiaan yang akan kita dapatkan.
Kebahagiaan harus kita dapatkan dengan sendiri dan dengan cara yang tidak melanggar ketentuan Allah. Berdoalah kepada Allah agar kita selalu diberikan kebahagiaan lahir dan batin, dan tidak bergantung kebahagiaan itu kepada orang lain. Ketika ada orang lain yang membuat kita bahagia dan merasa nyaman, berarti sakelar kehidupan kita dipegang orang lain. Tidak sedikit orang meminta dan memelas kepada orang lain agar diberikan kebahagiaan dan kenyamanan pada diri kita, padahal hakikatnya kebahagiaan dan kenyamanan ada dalam diri kita dengan selalu berdoa kepada Allah dan meminta pertolonganNya.
Seseorang yang cerdas akan selalu memegang sakelar kehidupannya sendiri, bukan memberikan sakelar kehidupannya kepada orang lain. Orang yang paling bahagia adalah orang yang jiwanya dan pikirannya selalu merdeka atas ketetapan Ilahi dan tidak pernah mengeluh melainkan selalu bersyukur atas apa yang telah Allah berikan.
Semakin hati kita ikhlas maka kita akan bahagia, kita merdeka atas jiwa dan raga sehingga kita merasa berbahagia. Hidup di dunia ini hanya sementara, tidak ada waktu untuk memikirkan masa lalu yang tidak berarti. Jika kita menginginkan kebahagiaan maka tinggalkan masa lalu dan mulai berpikir ke depan agar kita bahagia. Memikirkan masa depan adalah tugas produktif dan bermanfaat yang berefek pada kebahagiaan. Bukan hanya kita yang menikmatinya, tetapi orang lain juga bisa mendapatkan kebahagiaan dari
Berjalan di Bawah Cahaya6 Bab 1: Kebahagiaan Hakiki
kita. Menatap masa depan membuat energi kita menjadi semakin kuat dan kokoh.
Allah memiliki rencana yang terbaik bagi hambaNya yang meninggalkan masa lalu dan berserah diri kepada Allah agar menggantikan yang terbaik. Memikirkan sesuatu yang sudah ditelan oleh waktu akan membuat kita tersiksa dan tidak mendapatkan kebahagiaan, karena pada prinsipnya setan akan selalu merusak pikiran dan jiwa sehingga kita tidak mendapatkan kebahagiaan. Kuncinya adalah membuang jauh energi negatif yang ada dalam diri kita demi mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.
Kalau kita perhatikan dalam AlQuran surah Ali Imran ayat 200:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah dan saling menyabarkan, serta perkuat persatuanmu agar kalian ber-bahagia.”
Ayat di atas menunjukkan bahwa tujuan akhir dari perintah Allah adalah supaya kita berbahagia, dan untuk mendapatkan kehidupan bahagia hendaklah kita bisa bersabar dan saling tolongmenolong dalam menjalani kehidupan dunia ini.
AlQuran mengungkapkan dengan jelas untuk mendapatkan kebahagiaan adalah dengan cara membiasakan hati kita selalu bersyukur dan selalu menerima atas apa yang
Bab 1: Kebahagiaan Hakiki 7
Allah berikan kepada kita. Sehingga dalam hidup kita tidak terlalu ambisi yang berlebihan, tidak mengalami stres, selalu bersyukur mendapatkan pasangan hidup sehingga keluarga menjadi harmonis, rumah kita menjadi surga, ten teram, kita memiliki anak yang saleh yang selalu mendoakan kedua orangtuanya, dan bergaul dengan orangorang yang baik, saleh, selalu mengingatkan bila kita salah, dan meng ajak kita kepada kebaikan.
Dapatkanlah harta yang halal dan berkah. Apa artinya kita memiliki harta banyak tetapi hasil dari mencuri, menyuap, korupsi, dan menipu orang? Sudah pasti harta yang kita miliki tidak akan berkah, bahkan hartanya akan membuat hidupnya tidak tenang. Cinta kepada ilmuilmu agama akan membuat diri kita bahagia duniaakhirat, dan ilmuNya akan memberikan cahaya dalam hati yang memilikinya. Memiliki umur yang berkah, artinya umur kita digunakan untuk pekerjaan positif yang mendekatkan diri kita kepada Allah Swt., bukankah AlQuran sudah memberikan informasi bahwa Allah akan mengangkat orangorang yang beriman dan berilmu?
Yang saya sampaikan di atas merupakan cara untuk mendapatkan kebahagiaan yang diperintahkan dalam AlQuran, karena Allah ingin hambahambaNya mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, dengan syarat mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah dalam AlQuran.
Bukankah untuk mendapatkan kebahagiaan harus dengan ilmu? Pertanyaannya, ilmu apa? Allah memberikan jalan kepada hambaNya yang menginginkan kebahagiaan dengan cara mempelajari ilmuilmu yang sudah Allah jelaskan dalam AlQuran yang tadi saya sampaikan di atas.
Berjalan di Bawah Cahaya242
dalam seminarseminar bidang keislaman dan sosio logi politik Islam.
Adapun prestasi yang didapat adalah mahasiswa Cumlaude di program pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Beberapa tulisan lepasnya dimuat di beberapa media masa. Buku pertamanya adalah Jejak dari Cipadung: Ontologi Pemikiran Alumni dan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (Bandung: Pustaka Djati, 2012). Fiqih Kesehatan Kontemporer, Pendidikan untuk Mahasiswa Kesehatan (Jakarta, PT Trans Info Media, 2014), Agama Politik dan Konflik (Bandung, CV Arsadd, 2014), Artikel ilmiah telah publikasi di beberapa jurnal, antara lain Teologi Zakat dalam Pemberdayaan Masyarakat, Islam Transformatif yang diterbitkan oleh Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2013).