BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn231-2018.pdf ·...

23
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2018 KEMENKEU. Lelang Benda Sitaan, Barang Rampasan Negara, atau Benda Sita Eksekusi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PMK.06/2018 TENTANG LELANG BENDA SITAAN, BARANG RAMPASAN NEGARA, ATAU BENDA SITA EKSEKUSI YANG BERASAL DARI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, telah mengatur secara umum pelaksanaan lelang untuk benda sitaan, barang rampasan negara, atau benda sita eksekusi; b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung Nomor PER-002/A/JA/05/2017 tentang Pelelangan dan Penjualan Langsung Benda Sitaan atau Barang Rampasan Negara atau Benda Sita Eksekusi, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang belum mengatur jenis dan persyaratan lelang terhadap objek lelang sebagaimana diatur dalam Peraturan Jaksa Agung tersebut; b. bahwa untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan lelang benda sitaan, barang rampasan negara, atau benda sita eksekusi yang dilaksanakan dengan mengacu pada Peraturan Jaksa Agung Nomor PER-002/A/JA/05/2017 tentang Pelelangan dan www.peraturan.go.id

Transcript of BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn231-2018.pdf ·...

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA No.231, 2018 KEMENKEU. Lelang Benda Sitaan, Barang

Rampasan Negara, atau Benda Sita Eksekusi.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13/PMK.06/2018

TENTANG

LELANG BENDA SITAAN, BARANG RAMPASAN NEGARA, ATAU BENDA SITA

EKSEKUSI YANG BERASAL DARI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor

27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang,

telah mengatur secara umum pelaksanaan lelang untuk

benda sitaan, barang rampasan negara, atau benda sita

eksekusi;

b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Jaksa Agung

Nomor PER-002/A/JA/05/2017 tentang Pelelangan dan

Penjualan Langsung Benda Sitaan atau Barang Rampasan

Negara atau Benda Sita Eksekusi, Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Lelang belum mengatur jenis dan persyaratan

lelang terhadap objek lelang sebagaimana diatur dalam

Peraturan Jaksa Agung tersebut;

b. bahwa untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan

lelang benda sitaan, barang rampasan negara, atau

benda sita eksekusi yang dilaksanakan dengan mengacu

pada Peraturan Jaksa Agung Nomor

PER-002/A/JA/05/2017 tentang Pelelangan dan

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -2-

Penjualan Langsung Benda Sitaan atau Barang

Rampasan Negara atau Benda Sita Eksekusi dan untuk

mendukung optimalisasi penerimaan negara, perlu

pengaturan mengenai persyaratan lelang benda sitaan,

barang rampasan negara, atau benda sita eksekusi dalam

suatu Peraturan Menteri Keuangan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu

menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Lelang

Benda Sitaan, Barang Rampasan Negara, atau Benda

Sita Eksekusi yang Berasal dari Kejaksaan Republik

Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Lelang (Vendu Reglement, Ordonantie 28

Februari 1908 Staatsblad 1908:189 sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad 1941:3);

2. Instruksi Lelang (Vendu Instructie, Staatsblad 1908:190

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Staatsblad 1930:85);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1947 tentang

Mengurus Barang Barang yang dirampas dan Barang

Barang Bukti sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 43 Tahun 1948 tentang Mengadakan

Perubahan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun

1947 dari Hal Barang Barang yang dirampas atas Kekuatan

Putusan Pengadilan, serta Barang Barang Bukti yang tidak

diambil oleh yang Berhak;

4. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 tentang

Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 51);

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016

tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 270);

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2016

tentang Pedoman Pelaksanaan Lelang dengan Penawaran

Secara Tertulis Tanpa Kehadiran Peserta Lelang Melalui

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -3-

Internet (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016

Nomor 818);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG LELANG

BENDA SITAAN, BARANG RAMPASAN NEGARA, ATAU BENDA

SITA EKSEKUSI YANG BERASAL DARI KEJAKSAAN

REPUBLIK INDONESIA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk

umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau

lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk

mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan

Pengumuman Lelang.

2. Lelang Eksekusi adalah lelang untuk melaksanakan

putusan atau penetapan pengadilan, dokumen-dokumen

lain yang dipersamakan dengan itu, dan/atau

melaksanakan ketentuan dalam peraturan perundang-

undangan.

3. Benda Sitaan adalah benda yang disita oleh Negara

untuk keperluan proses peradilan.

4. Barang Bukti adalah Benda Sitaan dan/atau benda

lainnya yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum ke

depan persidangan untuk pembuktian perkara atau

terkait dengan perkara pidana yang disidangkan.

5. Barang Rampasan Negara adalah Barang Milik Negara

yang berasal dari Benda Sitaan atau Barang Bukti yang

ditetapkan dirampas untuk Negara berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap, atau barang lainnya yang berdasarkan penetapan

hakim atau putusan pengadilan dinyatakan dirampas

untuk Negara.

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -4-

6. Benda Sita Eksekusi adalah aset atau barang milik

terpidana atau keluarga terpidana, aset terkait terpidana,

termasuk korporasi terkait terpidana, yang disita oleh

Jaksa Eksekutor atau Jaksa Pemulihan Aset untuk dijual

atau dilelang dalam rangka pelaksanaan Denda atau

Uang Pengganti yang dibebankan kepada terpidana.

7. Denda atau Uang Pengganti adalah kewajiban yang

dibebankan Negara kepada terpidana untuk membayar

sejumlah uang tertentu sesuai dengan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap.

8. Penetapan Kepala Kejaksaan Negeri adalah Penetapan

Kepala Kejaksaan Negeri untuk melelang Benda Sitaan

yang tidak diambil oleh pemilik atau yang berhak, atau

pemilik atau yang berhak atas Benda Sitaan tidak

ditemukan.

9. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak yang

selanjutnya disingkat SPTJM adalah surat jaminan

Kepala Kejaksaan Negeri, yang berisi pernyataan

pertanggungjawaban Kejaksaan atas pelelangan Benda

Sita Eksekusi atau Benda Sitaan atau Barang Rampasan

Negara yang tidak ditemukan lagi dokumen

pendukungnya.

10. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang

selanjutnya disingkat KPKNL, adalah instansi vertikal

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

11. Pejabat Lelang Kelas I adalah Pejabat Lelang Pegawai

DJKN yang berwenang melaksanakan Lelang Eksekusi,

Lelang Noneksekusi Wajib, dan Lelang Noneksekusi

Sukarela.

12. Penjual dalam Lelang Benda Sitaan, Barang Rampasan

Negara, atau Benda Sita Eksekusi yang selanjutnya disebut

Penjual adalah Kejaksaan Negeri atau Pusat Pemulihan

Aset yang berdasarkan peraturan perundang-undangan

berwenang untuk menjual Benda Sitaan, Barang

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -5-

Rampasan Negara, atau Benda Sita Eksekusi secara

Lelang.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Lingkup Peraturan Menteri ini mengatur Lelang Benda Sitaan,

Barang Rampasan Negara, atau Benda Sita Eksekusi yang

berasal dari Kejaksaan Republik Indonesia.

BAB III

JENIS LELANG

Pasal 3

(1) Jenis Lelang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

merupakan Lelang Eksekusi.

(2) Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan oleh Pejabat Lelang Kelas I pada KPKNL.

Pasal 4

(1) Lelang Eksekusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

ayat (1) terdiri atas:

a. Lelang Eksekusi Benda Sitaan yang pemilik atau

yang berhak tidak ditemukan;

b. Lelang Eksekusi Benda Sitaan yang pemilik atau

yang berhak menolak menerima;

c. Lelang Eksekusi Benda Sitaan yang tidak diketahui

putusan dan berkas perkaranya;

d. Lelang Eksekusi Benda Sitaan atau Barang Bukti

yang putusannya dikembalikan kepada Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) tanpa pernyataan dirampas;

e. Lelang Eksekusi Benda Sitaan atau Barang Bukti

yang putusannya dikembalikan kepada

Kementerian/Lembaga tanpa pernyataan dirampas;

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -6-

f. Lelang Eksekusi Barang Rampasan Negara yang

dokumennya tidak lengkap;

g. Lelang Eksekusi Barang Rampasan Negara berupa

sertifikat atau surat tanah;

h. Lelang Eksekusi Barang Rampasan Negara yang

berbeda data dalam putusan, surat perintah

penyitaan, berita acara penyitaan dan/atau identitas

fisik; dan

i. Lelang Eksekusi Benda Sita Eksekusi untuk

membayar Denda atau Uang Pengganti.

(2) Lelang Eksekusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a sampai dengan huruf d merupakan Lelang

Eksekusi selain barang yang dirampas untuk negara.

(3) Lelang Eksekusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf e sampai dengan huruf i merupakan Lelang

Eksekusi barang yang dirampas untuk negara.

BAB IV

PERMOHONAN DAN PERSYARATAN LELANG

Pasal 5

(1) Penjual yang akan melakukan penjualan barang secara

Lelang harus mengajukan surat permohonan Lelang

kepada Kepala KPKNL untuk meminta jadwal

pelaksanaan Lelang.

(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus menyebutkan jenis Lelang sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4, dan dilengkapi dokumen persyaratan

Lelang.

(3) Dokumen persyaratan Lelang sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Pasal 6

Kepala KPKNL tidak boleh menolak permohonan Lelang yang

diajukan kepadanya sepanjang dokumen persyaratan Lelang

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -7-

sudah lengkap dan telah memenuhi legalitas formal subjek

dan objek Lelang.

BAB V

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM

Pasal 7

(1) Penjual bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala

permasalahan hukum, tuntutan pidana, gugatan

perdata, dan/atau gugatan tata usaha negara yang

timbul akibat pelaksanaan Lelang.

(2) Pernyataan pertanggungjawaban Penjual sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Surat

Pernyataan Penjual bermeterai cukup dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. untuk jenis Lelang sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,

huruf g, dan huruf i, berpedoman pada format

tercantum dalam Lampiran II huruf A yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini; dan

b. untuk jenis Lelang sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 huruf f dan huruf h, berpedoman pada

format tercantum dalam Lampiran II huruf B yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 8

Ketentuan mengenai pelaksanaan Lelang Eksekusi terhadap

Benda Sitaan, Barang Rampasan Negara, atau Benda Sita

Eksekusi dari Kejaksaan yang tidak diatur dalam Peraturan

Menteri ini, berpedoman pada ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang Lelang.

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -8-

Pasal 9

Kementerian/Lembaga sebelum menyampaikan permintaan

tertulis penyerahan Benda Sitaan atau Barang Bukti yang

putusannya dikembalikan kepada Kementerian/Lembaga

tanpa pernyataan dirampas dalam bentuk uang kepada Jaksa

Agung Muda c.q Kepala Pusat Pemulihan Aset,

memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan

di bidang Barang Milik Negara.

Pasal 10

Permohonan Lelang sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri ini disampaikan paling lambat tanggal

31 Desember 2020.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 11

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua

ketentuan terkait Lelang Benda Sitaan, Barang Rampasan

Negara, atau Benda Sita Eksekusi dinyatakan masih tetap

berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan

dalam Peraturan Menteri ini.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -9-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 8 Februari 2018

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SRI MULYANI INDRAWATI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 8 Februari 2018

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -10-

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13/PMK.06/2018

TENTANG

LELANG BENDA SITAAN, BARANG RAMPASAN NEGARA,

ATAU BENDA SITA EKSEKUSI YANG BERASAL DARI

KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

DOKUMEN PERSYARATAN LELANG BENDA SITAAN, BARANG RAMPASAN

NEGARA, ATAU BENDA SITA EKSEKUSI

A. DOKUMEN PERSYARATAN UMUM

Merupakan dokumen persyaratan Lelang yang berlaku untuk semua jenis

Lelang yang disampaikan pada saat permohonan Lelang:

1. salinan atau fotokopi Keputusan Penunjukan Pejabat Penjual atau

Surat Tugas Pejabat Penjual;

2. daftar barang yang akan dilelang;

3. surat persetujuan dari pemegang Hak Pengelolaan, dalam hal objek

Lelang berupa tanah dan/atau bangunan dengan dokumen

kepemilikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas tanah Hak

Pengelolaan;

4. informasi tertulis yang diperlukan untuk penyerahan/penyetoran

hasil bersih Lelang berupa:

a. data yang diperlukan untuk pengisian Surat Setoran Bukan

Pajak (SSBP) atau Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan

Pajak Online (SIMPONI) sekurang-kurangnya meliputi kode

Satuan Kerja Penjual, kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kode Mata

Anggaran Penerimaan (MAP), apabila hasil bersih Lelang sesuai

ketentuan harus disetorkan langsung ke Kas Negara oleh

Bendahara Penerimaan; atau

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -11-

b. nomor rekening Penjual atau surat pernyataan bermeterai cukup

dari Penjual yang menerangkan tidak mempunyai rekening

khusus dan bersedia mengambil atau menerima hasil bersih

Lelang dalam bentuk cek tunai atas nama Pejabat Penjual,

apabila hasil bersih harus disetorkan ke Penjual yang

mengajukan permohonan Lelang;

5. surat penetapan nilai limit dari Penjual;

6. surat pernyataan atau surat keterangan dari Penjual bahwa fisik

objek Lelang dalam penguasaan Penjual, dalam hal objek Lelang

berupa barang bergerak yang berwujud;

7. gambar/foto objek Lelang dalam hal Lelang melalui internet; dan

8. selain dokumen persyaratan Lelang yang dimaksud pada angka 1

sampai dengan angka 7, Penjual dapat mengajukan syarat Lelang

tambahan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. syarat Lelang tambahan kepada peserta Lelang, yaitu:

1) jangka waktu bagi Peserta Lelang untuk melihat, meneliti

secara fisik barang yang akan dilelang;

2) jangka waktu pengambilan barang oleh Pembeli;

3) jadwal penjelasan Lelang kepada Peserta Lelang sebelum

pelaksanaan Lelang (aanwijzing),

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan.

b. syarat Lelang tambahan selain pada huruf a, dapat diajukan

sepanjang ada Peraturan Perundang-undangan yang

mendukungnya.

c. syarat Lelang tambahan sebagaimana dimaksud pada huruf a

dan huruf b dan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana

dimaksud pada huruf b, dilampirkan dalam surat permohonan

Lelang.

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -12-

B. DOKUMEN PERSYARATAN KHUSUS

Merupakan dokumen persyaratan Lelang yang berlaku khusus sesuai

jenis Lelang:

1. Lelang Eksekusi Benda Sitaan yang pemilik atau yang berhak tidak

ditemukan.

a. dokumen yang disampaikan pada saat permohonan Lelang

terdiri atas:

1) salinan atau fotokopi Putusan Pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap;

2) salinan atau fotokopi surat panggilan kepada pemilik atau

yang berhak untuk mengambil Benda Sitaan;

3) salinan atau fotokopi bukti pengumuman untuk mengambil

Benda Sitaan di papan pengumuman kantor Kecamatan

atau Kelurahan atau Desa tempat tinggal terakhir pemilik

atau yang berhak atas Benda Sitaan, serta di Pengadilan

Negeri yang memutus perkara, dan/atau melalui media

massa;

4) salinan atau fotokopi bukti pengumuman kembali untuk

mengambil Benda Sitaan yang tempel di kantor Kecamatan

atau Kelurahan atau Desa tempat tinggal terakhir pemilik

atau yang berhak atas Benda Sitaan, serta di Pengadilan

Negeri yang memutus perkara, dan/atau melalui media

massa;

5) salinan atau fotokopi Surat Penetapan Status Benda Sitaan

Yang Tidak Diambil Pemilik Atau Yang Berhak Untuk

Dilelang dari Kepala Kejaksaan Negeri;

6) asli surat Pernyataan Penjual sesuai ketentuan pada Pasal

7 ayat (2) huruf a; dan

7) a) asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak

apabila berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak;

atau

b) surat pernyataan atau surat keterangan dari Penjual

bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti

kepemilikan/hak dengan menyebutkan alasannya,

dalam hal bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai.

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -13-

b. dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan Lelang terdiri

atas:

1) bukti pengumuman Lelang yang disampaikan paling lambat

3 (tiga) hari setelah diterbitkan; dan

2) Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang

yang dilelang berupa barang bergerak dengan nilai limit

keseluruhan objek Lelang dalam 1 (satu) permohonan

Lelang di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

2. Lelang Eksekusi Benda Sitaan yang pemilik atau yang berhak

menolak menerima.

a. dokumen yang disampaikan pada saat permohonan Lelang

terdiri atas:

1) salinan atau fotokopi Putusan Pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap;

2) salinan atau fotokopi Berita Acara Penolakan Benda Sitaan;

3) salinan atau fotokopi Surat Penetapan Status Benda Sitaan

Yang Ditolak Penerimaannya Oleh Pemilik Atau Yang

Berhak Untuk Dilelang dari Kepala Kejaksaan Negeri;

4) asli surat Pernyataan Penjual sesuai ketentuan pada Pasal

7 ayat (2) huruf a;

5) a) asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak

apabila berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak;

atau

b) surat pernyataan atau surat keterangan dari Penjual

bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti

kepemilikan/hak dengan menyebutkan alasannya,

dalam hal bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai.

b. dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan Lelang terdiri

atas:

1) bukti pengumuman Lelang yang disampaikan paling lambat

3 (tiga) hari setelah diterbitkan; dan

2) Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang

yang dilelang berupa barang bergerak dengan nilai limit

keseluruhan objek Lelang dalam 1 (satu) permohonan

Lelang di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -14-

3. Lelang Eksekusi Benda Sitaan yang tidak diketahui Putusan dan

Berkas Perkaranya.

a. dokumen yang disampaikan pada saat permohonan Lelang

terdiri atas:

1) salinan atau fotokopi Penetapan Pengadilan sebagai

pengganti Putusan dan Berkas Perkara yang hilang;

2) salinan atau fotokopi Berita Acara Hasil Pencarian Berkas

Perkara, yang paling kurang memuat nama Terpidana dan

objek yang akan dilelang;

3) salinan atau fotokopi bukti pengumuman yang

menerangkan putusan pengadilan dan/atau berkas

perkaranya tidak diketahui di papan pengumuman

Kejaksaan Negeri, Cabang Kejaksaan Negeri dan/atau

media massa setempat;

4) salinan atau fotokopi Surat Penetapan Status Benda Sitaan

untuk Dilelang dari Kepala Kejaksaan Negeri;

5) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);

6) asli surat Pernyataan Penjual sesuai ketentuan pada Pasal

7 ayat (2) huruf a;

7) salinan atau fotokopi Laporan Penilaian KPKNL, Kantor

Jasa Penilai Publik (KJPP) atau Pejabat yang berwenang

lainnya; dan

8) a) asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak

apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan

diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak; atau

b) surat pernyataan atau surat keterangan dari Penjual

bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti

kepemilikan/hak dengan menyebutkan alasannya,

dalam hal bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai.

b. dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan Lelang terdiri

atas:

1) bukti pengumuman Lelang yang disampaikan paling lambat

3 (tiga) hari setelah diterbitkan;

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -15-

2) Surat Keterangan Tanah (SKT)/Surat Keterangan

Pendaftaran Tanah (SKPT) dalam hal objek yang dilelang

berupa tanah atau tanah dan bangunan; dan

3) Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang

yang dilelang berupa barang bergerak dengan nilai limit

keseluruhan objek Lelang dalam 1 (satu) permohonan

Lelang di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Lelang Eksekusi Benda Sitaan atau Barang Bukti yang putusannya

dikembalikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) tanpa pernyataan dirampas.

a. dokumen yang disampaikan pada saat permohonan Lelang

terdiri atas:

1) salinan atau fotokopi Putusan Pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap;

2) salinan atau fotokopi Surat Perintah Penyitaan;

3) salinan atau fotokopi Berita Acara Sita;

4) salinan atau fotokopi Surat permintaan dari pimpinan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) kepada Kejaksaan yang berisi permintaan

agar Barang Bukti dikembalikan dalam bentuk uang hasil

Lelang;

5) asli surat pernyataan Penjual sesuai ketentuan pada Pasal

7 ayat (2) huruf a;

6) salinan atau fotokopi Surat Keputusan/Perintah Lelang dari

Kejaksaan; dan

7) a) asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak

apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan

diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak; atau

b) surat pernyataan atau surat keterangan dari Penjual

bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti

kepemilikan/hak dengan menyebutkan alasannya,

dalam hal bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai.

b. dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan Lelang terdiri

atas:

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -16-

1) bukti pengumuman Lelang yang disampaikan paling lambat

3 (tiga) hari setelah diterbitkan;

2) Surat Keterangan Tanah (SKT)/Surat Keterangan

Pendaftaran Tanah (SKPT) dalam hal objek yang dilelang

berupa tanah atau tanah dan bangunan; dan

3) Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang yang

dilelang berupa barang bergerak dengan nilai limit

keseluruhan objek Lelang dalam 1 (satu) permohonan

Lelang di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

5. Lelang Eksekusi Benda Sitaan atau Barang Bukti yang putusannya

dikembalikan kepada Kementerian/Lembaga tanpa pernyataan

dirampas.

a. dokumen yang disampaikan pada saat permohonan Lelang

terdiri atas:

1) salinan atau fotokopi Putusan Pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap;

2) salinan atau fotokopi Surat Perintah Penyitaan;

3) salinan atau fotokopi Berita Acara Sita;

4) salinan atau fotokopi Surat Perintah Sita Eksekusi terhadap

fisik tanah dan bangunan, dalam hal Benda Sitaan yang

dikembalikan kepada K/L berupa sertifikat atau surat

tanah;

5) salinan atau fotokopi Berita Acara Sita Eksekusi terhadap

fisik tanah dan bangunan, dalam hal Benda Sitaan yang

dikembalikan kepada K/L berupa sertifikat atau surat

tanah;

6) salinan atau fotokopi surat permintaan dari pimpinan

Kementerian/Lembaga kepada Kejaksaan yang berisi

permintaan agar Barang Bukti atau Benda Sitaan

dikembalikan dalam bentuk uang hasil Lelang;

7) asli surat pernyataan Penjual sesuai ketentuan pada Pasal

7 ayat (2) huruf a;

8) salinan atau fotokopi Surat Keputusan/Perintah Lelang dari

Kejaksaan; dan

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -17-

9) a) asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak

apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan

diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak; atau

b) surat pernyataan atau surat keterangan dari Penjual

bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti

kepemilikan/hak dengan menyebutkan alasannya,

dalam hal bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai.

b. dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan Lelang terdiri

atas:

1) bukti pengumuman Lelang yang disampaikan paling lambat

3 (tiga) hari setelah diterbitkan;

2) Surat Keterangan Tanah (SKT)/Surat Keterangan

Pendaftaran Tanah (SKPT) dalam hal objek yang dilelang

berupa tanah atau tanah dan bangunan; dan

3) Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang yang

dilelang berupa barang bergerak dengan nilai limit

keseluruhan objek Lelang dalam 1 (satu) permohonan

Lelang di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

6. Lelang Eksekusi Barang Rampasan Negara yang dokumennya tidak

lengkap.

a. dokumen yang disampaikan pada saat permohonan Lelang

terdiri atas:

1) salinan atau fotokopi Putusan Pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap;

2) salinan atau fotokopi Berita Acara Hasil Pencarian Berkas

Perkara;

3) salinan atau fotokopi Surat Penetapan Status Barang

Rampasan Negara untuk Dilelang;

4) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);

5) asli surat Pernyataan Penjual sesuai ketentuan pada Pasal

7 ayat (2) huruf b; dan

6) a) asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak apabila

berdasarkan peraturan perundang-undangan

diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak; atau

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -18-

b) surat pernyataan atau surat keterangan dari Penjual

bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti

kepemilikan/hak dengan menyebutkan alasannya,

dalam hal bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai.

b. dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan Lelang terdiri

atas:

1) bukti pengumuman Lelang yang disampaikan paling lambat

3 (tiga) hari setelah diterbitkan;

2) Surat Keterangan Tanah (SKT)/Surat Keterangan

Pendaftaran Tanah (SKPT) dalam hal objek yang dilelang

berupa tanah atau tanah dan bangunan; dan

3) Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang

yang dilelang berupa barang bergerak dengan nilai limit

keseluruhan objek Lelang dalam 1 (satu) permohonan

Lelang di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

7. Lelang Eksekusi Barang Rampasan Negara berupa sertifikat atau

surat tanah.

a. dokumen yang disampaikan pada saat permohonan Lelang

terdiri atas:

1) salinan atau fotokopi Putusan Pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap;

2) salinan atau fotokopi Surat Perintah Penyitaan, yang berisi

penyitaan sertifikat atau surat tanah;

3) salinan atau fotokopi Berita Acara Penyitaan, yang berisi

penyitaan sertifikat atau surat tanah;

4) salinan atau fotokopi Surat Perintah Sita Eksekusi yang

diterbitkan untuk kepentingan Lelang, yang berisi

penyitaan fisik tanah dan/atau bangunan sebagaimana

dimaksud dalam sertifikat atau surat tanah;

5) salinan atau fotokopi Berita Acara Sita Eksekusi yang

diterbitkan untuk kepentingan Lelang, yang berisi

penyitaan fisik tanah dan/atau bangunan sebagaimana

dimaksud dalam sertifikat atau surat tanah;

6) salinan atau fotokopi Surat Keputusan/Perintah Lelang dari

Kejaksaan;

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -19-

7) asli surat Pernyataan Penjual sesuai ketentuan pada Pasal

7 ayat (2) huruf a; dan

8) a) asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak

apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan

diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak; atau

b) surat pernyataan atau surat keterangan dari Penjual

bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti

kepemilikan/hak dengan menyebutkan alasannya,

dalam hal bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai.

b. dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan Lelang terdiri

atas:

1) bukti pengumuman Lelang yang disampaikan paling lambat

3 (tiga) hari setelah diterbitkan;

2) Surat Keterangan Tanah (SKT)/Surat Keterangan

Pendaftaran Tanah (SKPT) dalam hal objek yang dilelang

berupa tanah atau tanah dan bangunan; dan

3) Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang

yang dilelang berupa barang bergerak dengan nilai limit

keseluruhan objek Lelang dalam 1 (satu) permohonan

Lelang di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

8. Lelang Eksekusi Barang Rampasan Negara yang berbeda data dalam

putusan, surat perintah penyitaan, berita acara penyitaan dan/atau

identitas fisik.

a. dokumen yang disampaikan pada saat permohonan Lelang

terdiri atas:

1) salinan atau fotokopi Putusan Pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap;

2) salinan atau fotokopi Surat Perintah Penyitaan;

3) salinan atau fotokopi Berita Acara Penyitaan;

4) salinan atau fotokopi Surat Keterangan dari Kepala

Kejaksaan Negeri yang menjelaskan perbedaan data;

5) asli surat Pernyataan Penjual sesuai ketentuan pada Pasal

7 ayat (2) huruf b;

6) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -20-

7) salinan atau fotokopi Surat Keputusan/Perintah Lelang dari

Kejaksaan; dan

8) a) asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak

apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan

diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak; atau

b) surat pernyataan atau surat keterangan dari Penjual

bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti

kepemilikan/hak dengan menyebutkan alasannya,

dalam hal bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai.

b. dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan Lelang terdiri

atas:

1) bukti pengumuman Lelang yang disampaikan paling lambat

3 (tiga) hari setelah diterbitkan;

2) Surat Keterangan Tanah (SKT)/Surat Keterangan

Pendaftaran Tanah (SKPT) dalam hal objek yang dilelang

berupa tanah atau tanah dan bangunan; dan

3) Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang

yang dilelang berupa barang bergerak dengan nilai limit

keseluruhan objek Lelang dalam 1 (satu) permohonan

Lelang di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

9. Lelang Eksekusi Barang Rampasan Negara yang berasal dari Benda

Sita Eksekusi untuk membayar Denda Atau Uang Pengganti.

a. dokumen yang disampaikan pada saat permohonan Lelang

terdiri atas:

1) salinan atau fotokopi Putusan Pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap;

2) salinan atau fotokopi Surat Perintah Sita Eksekusi;

3) salinan atau fotokopi Berita Acara Sita Eksekusi;

4) salinan atau fotokopi surat rincian jumlah Denda Atau

Uang Pengganti;

5) salinan atau fotokopi Surat Keputusan/Perintah Lelang dari

Kejaksaan;

6) asli surat pernyataan Penjual sesuai ketentuan pada Pasal

7 ayat (2) huruf a; dan

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -21-

7) a) asli dan/atau fotokopi bukti kepemilikan/hak

apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan

diperlukan adanya bukti kepemilikan/hak; atau

b) surat pernyataan atau surat keterangan dari Penjual

bahwa barang-barang tersebut tidak disertai bukti

kepemilikan/hak dengan menyebutkan alasannya,

dalam hal bukti kepemilikan/hak tidak dikuasai.

b. dokumen yang disampaikan sebelum pelaksanaan Lelang terdiri

dari:

1) bukti pengumuman Lelang yang disampaikan paling lambat

3 (tiga) hari setelah diterbitkan;

2) Surat Keterangan Tanah (SKT)/Surat Keterangan

Pendaftaran Tanah (SKPT) dalam hal objek yang dilelang

berupa tanah atau tanah dan bangunan; dan

3) Berita Acara pelaksanaan aanwijzing dalam hal barang

yang dilelang berupa barang bergerak dengan nilai limit

keseluruhan objek Lelang dalam 1 (satu) permohonan

Lelang di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

C. LEGALISASI DOKUMEN PERSYARATAN LELANG

Dokumen persyaratan Lelang yang berupa fotokopi harus dilegalisasi atau

diberi catatan “fotokopi sesuai dengan aslinya” dan ditandatangani oleh

Penjual.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SRI MULYANI INDRAWATI

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -22-

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13/PMK.06/2018

TENTANG

LELANG BENDA SITAAN, BARANG RAMPASAN NEGARA,

ATAU BENDA SITA EKSEKUSI YANG BERASAL DARI

KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

A. Format Surat Pernyataan Penjual I

KOP SURAT DINAS

SURAT PERNYATAAN PENJUAL

Nomor:.....

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Kejaksaan Negeri .../Kepala

Pusat Pemulihan Aset, *) bertindak untuk dan atas nama Penjual:

Nama :

NIP/NRP :

Pangkat/Gol :

dengan ini menyatakan bertanggung jawab penuh terhadap:

1. segala permasalahan hukum, tuntutan pidana, gugatan perdata,

dan/atau gugatan tata usaha negara yang timbul akibat pelaksanaan

lelang.

2. kebenaran formal dan materiil dokumen persyaratan lelang yang

disampaikan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di:..........................

Pada tanggal:……………………..

Kepala Kejaksaan Negeri .../Kepala Pusat

Pemulihan Aset *)

(meterai 6000)

................................................................

.................

NIP/NRP

*) coret yang tidak perlu

www.peraturan.go.id

2018, No.231 -23-

B. Format Surat Pernyataan Penjual II

KOP SURAT DINAS

SURAT PERNYATAAN PENJUAL

Nomor:.....

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Kejaksaan Negeri .../Kepala

Pusat Pemulihan Aset,*) bertindak untuk dan atas nama Penjual

Nama :

NIP/NRP :

Pangkat/Gol :

dengan ini menyatakan bertanggung jawab penuh terhadap:

1. dokumen tidak lengkap atau berbeda data dalam putusan, surat

perintah penyitaan, berita acara penyitaan dan/atau identitas fisik,

untuk jenis lelang:**)

a. Lelang Eksekusi Barang Rampasan Negara yang dokumennya tidak

lengkap.

b. Lelang Eksekusi Barang Rampasan Negara yang berbeda data dalam

putusan, surat perintah penyitaan, berita acara penyitaan dan/atau

identitas fisik.

2. kebenaran formal dan materil dokumen persyaratan lelang yang

disampaikan.

3. segala permasalahan hukum, tuntutan pidana, gugatan perdata,

dan/atau gugatan tata usaha negara yang timbul akibat pelaksanaan

lelang.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di:..........................

Pada tanggal:……………………..

Kepala Kejaksaan Negeri .../Kepala Pusat

Pemulihan Aset *)

(meterai 6000)

................................................................

.................

NIP/NRP

*) coret yang tidak perlu

**) pilih jenis lelang yang sesuai

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SRI MULYANI INDRAWATI

www.peraturan.go.id