berita kecelakaan kerja

11
Kesetrum, Dua Pekerja Bangunan Tewas Purwokerto, CyberNews. Dua orang pekerja bangunan tewas kesetrum saat sedang bekerja memindahkan batu bata di bangunan lantai dua yang ada di Jl HM Bachroen, Pu Wetan, Purwokerto Timur, Kamis (17/3) pagi sekitar pukul 08.05. Kedua korban adalah Tasiran alias Ilud (25) warga Desa Karangnanas, Kecamatan Sokraja, d Suwarno (30) asal Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Banyumas. Keduanya merupakan buruh yang ikut kerja pada proyek bangunan gudang untuk pakan ternak milik Hendi yang beralama di Jl Martadireja, Purwokerto. Menurut Supriyatno (40), salah seorang pengawas bangunan, sekitar pukul 08.00, Ilud kerj melangsir (memindah) batu bata. Dia berada di lantai dua bangunan gudang yang ada di bag depan. Tugasnya adalah menerima batu bata yang dilempar dari bawah. Setelah terkumpul, oleh Ilud dipindahkan ke tempat tukang batu yang sedang memasang batu bata d menuju lantai dua. "Saat membawa batu bata menuju ke tukang batu, ia melewati kabel listrik PLN yang ada di atas bagunan lantai dua. Karena posisi kawat rendah, kepalanya menyentuh kawat Secara reflek, tangan kanannya justru memegang kawat listrik," kata saksi Supriyatno. Melihat kejadian itu, Suwarno yang berada paling dekat, bermaksud memberikan pertolongan dengan memegang tanan kiri Ilud. Namun yang terjadi, Suwarno pun ikut kesetru Dalam waktu lima menit, kedua pekerja bangunan itu langsung jatuh terkulai ke bangunan lantai dua berupa lembaran seng dan besi yang akan dicor. Melihat kejadian itu, belasan pekerja bangunan yang saat itu sedang ada di lantai dua da bagian bawah ketakutan dan berhamburan keluar sambil teriak ada orang kesetrum. Mereka tak berani dekat-dekat karena takut. Begitu mandor datang, kedua korban pun l diturunkan dan dibawa ke RS Sinar Kasih Purwokerto. Sudah Diperingatkan Supriyanto selaku mandor sudah berulang kali mengingatkan para pekerjanya untuk hati-hat saat mengerjakan bangunan lantai dua yang ada di bagian depan karena ada kawat listrik P yang bertegangan tinggi. "Setiap mereka kerja di bagian lantai dua bagian depan, selalu diingatkan unt karena ada kawat listrik. Peringatan disampaikan agar tidak menyentuh kawat tersebut," k dia. Tapi dari hasil pemeriksaan dokter, Ilud yang baru kerja tiga hari di banghu penyimpanan pakan ayam dan Suwarno yang sudah kerja di proyek itu empat bulan, ternyata sudah tidak bernyawa. Peristiwa dua pekerja kesetrum tersebut kemudian dilaporkan ke Polsek Purwokerto Timur. Wakapolsek AKP IGN Partama dan Kanit Reskrim AKP Sambas BW bersama anggotanya langsung

description

Materi K3

Transcript of berita kecelakaan kerja

Kesetrum, Dua Pekerja Bangunan TewasPurwokerto, CyberNews.Dua orang pekerja bangunan tewas kesetrum saat sedang bekerja memindahkan batu bata di bangunan lantai dua yang ada di Jl HM Bachroen, Purwokerto Wetan, Purwokerto Timur, Kamis (17/3) pagi sekitar pukul 08.05.Kedua korban adalah Tasiran alias Ilud (25) warga Desa Karangnanas, Kecamatan Sokraja, dan Suwarno (30) asal Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Banyumas. Keduanya merupakan buruh yang ikut kerja pada proyek bangunan gudang untuk pakan ternak milik Hendi yang beralamat di Jl Martadireja, Purwokerto.Menurut Supriyatno (40), salah seorang pengawas bangunan, sekitar pukul 08.00, Ilud kerja melangsir (memindah) batu bata. Dia berada di lantai dua bangunan gudang yang ada di bagian depan. Tugasnya adalah menerima batu bata yang dilempar dari bawah. Setelah terkumpul, oleh Ilud dipindahkan ke tempat tukang batu yang sedang memasang batu bata di tangga menuju lantai dua."Saat membawa batu bata menuju ke tukang batu, ia melewati kabel listrik PLN yang ada di atas bagunan lantai dua. Karena posisi kawat rendah, kepalanya menyentuh kawat listrik. Secara reflek, tangan kanannya justru memegang kawat listrik," kata saksi Supriyatno.Melihat kejadian itu, Suwarno yang berada paling dekat, bermaksud memberikan pertolongan dengan memegang tanan kiri Ilud. Namun yang terjadi, Suwarno pun ikut kesetrum juga. Dalam waktu lima menit, kedua pekerja bangunan itu langsung jatuh terkulai ke dasar bangunan lantai dua berupa lembaran seng dan besi yang akan dicor.Melihat kejadian itu, belasan pekerja bangunan yang saat itu sedang ada di lantai dua dan bagian bawah ketakutan dan berhamburan keluar sambil teriak ada orang kesetrum. Mereka tak berani dekat-dekat karena takut. Begitu mandor datang, kedua korban pun langsung diturunkan dan dibawa ke RS Sinar Kasih Purwokerto.

Sudah DiperingatkanSupriyanto selaku mandor sudah berulang kali mengingatkan para pekerjanya untuk hati-hati saat mengerjakan bangunan lantai dua yang ada di bagian depan karena ada kawat listrik PLN yang bertegangan tinggi."Setiap mereka kerja di bagian lantai dua bagian depan, selalu diingatkan untuk hati-hati karena ada kawat listrik. Peringatan disampaikan agar tidak menyentuh kawat tersebut," kata dia.Tapi dari hasil pemeriksaan dokter, Ilud yang baru kerja tiga hari di banghunan gudang penyimpanan pakan ayam dan Suwarno yang sudah kerja di proyek itu empat bulan, ternyata sudah tidak bernyawa.Peristiwa dua pekerja kesetrum tersebut kemudian dilaporkan ke Polsek Purwokerto Timur. Wakapolsek AKP IGN Partama dan Kanit Reskrim AKP Sambas BW bersama anggotanya langsung mendatangi tempat kejadian dan mengecek kondisi korban yang sudah dibawa ke RS Sinar Kasih.Wakapolsek yang ada di lokasi kejadian bersama petugas identifikasi Polres Banyumas mengecek ketinggian kawat listrik yang tepat ada di bagian atas bangunan lantai dua yang sedang dikerjakan. Kawat listrik yang membentang arah selatan-utara itu ketinggian dari lantai dasar bangunan lantai dua bagian depan hanya sekitar 140 cm.Sementara pekerja yang sedang menggarap lantau dua, seperti korban Ilud, tinggi badannya sekitar 160 cm. Saat membawa batu bata dia harus membungkuk ketika melewati kawat listrik."Jarak lantai dasar bangunan yang sedang digarap dengan kawat listrik yang lebih rendah dari tinggi orang saat berdiri sangat membahayakan para pekerja. Warga yang ada di samping bangunan gudang sudah pernah ada yang mengingatkan jaraknya terlalu dekat dengan kawat. Tetapi peringatan itu tak diperhatikan," kata dia.(Sigit Oediarto / CN26 / JBSM )http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/03/17/80468/Kesetrum-Dua-Pekerja-Bangunan-Tewas-Kesetrum, Dua Pekerja Bangunan Tewas

Purwokerto, CyberNews.Dua orang pekerja bangunan tewas kesetrum saat sedang bekerja memindahkan batu bata di bangunan lantai dua yang ada di Jl HM Bachroen, Purwokerto Wetan, Purwokerto Timur, Kamis (17/3) pagi sekitar pukul 08.05.Kedua korban adalah Tasiran alias Ilud (25) warga Desa Karangnanas, Kecamatan Sokraja, dan Suwarno (30) asal Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Banyumas. Keduanya merupakan buruh yang ikut kerja pada proyek bangunan gudang untuk pakan ternak milik Hendi yang beralamat di Jl Martadireja, Purwokerto.Menurut Supriyatno (40), salah seorang pengawas bangunan, sekitar pukul 08.00, Ilud kerja melangsir (memindah) batu bata. Dia berada di lantai dua bangunan gudang yang ada di bagian depan. Tugasnya adalah menerima batu bata yang dilempar dari bawah. Setelah terkumpul, oleh Ilud dipindahkan ke tempat tukang batu yang sedang memasang batu bata di tangga menuju lantai dua."Saat membawa batu bata menuju ke tukang batu, ia melewati kabel listrik PLN yang ada di atas bagunan lantai dua. Karena posisi kawat rendah, kepalanya menyentuh kawat listrik. Secara reflek, tangan kanannya justru memegang kawat listrik," kata saksi Supriyatno.Melihat kejadian itu, Suwarno yang berada paling dekat, bermaksud memberikan pertolongan dengan memegang tanan kiri Ilud. Namun yang terjadi, Suwarno pun ikut kesetrum juga. Dalam waktu lima menit, kedua pekerja bangunan itu langsung jatuh terkulai ke dasar bangunan lantai dua berupa lembaran seng dan besi yang akan dicor.Melihat kejadian itu, belasan pekerja bangunan yang saat itu sedang ada di lantai dua dan bagian bawah ketakutan dan berhamburan keluar sambil teriak ada orang kesetrum. Mereka tak berani dekat-dekat karena takut. Begitu mandor datang, kedua korban pun langsung diturunkan dan dibawa ke RS Sinar Kasih Purwokerto.Wakapolsek yang ada di lokasi kejadian bersama petugas identifikasi Polres Banyumas mengecek ketinggian kawat listrik yang tepat ada di bagian atas bangunan lantai dua yang sedang dikerjakan. Kawat listrik yang membentang arah selatan-utara itu ketinggian dari lantai dasar bangunan lantai dua bagian depan hanya sekitar 140 cm.Sementara pekerja yang sedang menggarap lantau dua, seperti korban Ilud, tinggi badannya sekitar 160 cm. Saat membawa batu bata dia harus membungkuk ketika melewati kawat listrik."Jarak lantai dasar bangunan yang sedang digarap dengan kawat listrik yang lebih rendah dari tinggi orang saat berdiri sangat membahayakan para pekerja. Warga yang ada di samping bangunan gudang sudah pernah ada yang mengingatkan jaraknya terlalu dekat dengan kawat. Tetapi peringatan itu tak diperhatikan," kata dia.(Sigit Oediarto / CN26 / JBSM /Suara Merdeka)

ANALISISDua orang pekerja bangunan tewas kesetrum saat sedang bekerja memindahkan batu bata di bangunan lantai dua yang ada di Jl HM Bachroen, Purwokerto Wetan, Purwokerto Timur, Kamis (17/3) pagi

KRONOLOGI :Sekitar pukul 08.00, Ilud kerja melangsir (memindah) batu bata. Dia berada di lantai dua bangunan gudang yang ada di bagian depan.Tugasnya adalah menerima batu bata yang dilempar dari bawah. Setelah terkumpul, oleh Ilud dipindahkan ke tempat tukang batu yang sedang memasang batu bata di tangga menuju lantai dua.Melewatikabel listrik PLN yang ada di atas bagunan lantai dua. Karena posisi kawat rendah, kepalanya menyentuh kawat listrik.Akibatnya, keduapegawaitersebutikutkesetrum.Dalam waktu lima menit, kedua pekerja bangunan itu langsung jatuh terkulai ke dasar bangunan lantai dua berupa lembaran seng dan besi yang akan dicor.SEBAB-SEBAB KECELAKAAN:Dikarenakan kelalaian dari pekerja yang tidak mengetahui letak kabel listrik.Letak kabel listrik PLN yang tidak strategis.Posisi kawat rendah sehingga kepala korban langsung mengenai kawat listrik tersebut.PASAL YANG DILANGGARTerjadinya kecelakaan ini disebabkan adanya pelanggaran terhadap UU NO.1 TAHUN 1970 tentang keselamatan kerja.Yaitu pelanggaran pada pasal :1.Pelanggaran pada pasal 3ayat 1q yang berbunyi mencegah terkena aliranl istrik yang berbahaya.2.Pelanggaranpadapasal 3 ayat 1r yang berbunyi menyesuaikandan menyempurnakan pengamanan pada pekerja yang berbahaya kecelakaanya menjadi bertambah tinggi .3.Dan adanya pelanggaranpada pasal 9 yang berbunyi pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :a.Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;b.Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya;c.Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;d.Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.4.Dan diketahui juga terjadi pelanggaran pada pasal 3 ayat1fyang berbunyi memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.UU no 13 tahun 2003Pasal 86 ayat 1A yang berbunyi: Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerjaPasal 87 ayat 1 yang berbunyi: Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen kesehatan.

REKOMENDASI/SARAN1.Perusahaan memberialat-alat perlindungan diri pada para pekerja.2.Pada kasus ini terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh letak kabel listrik yang tidak strategis, oleh karena itu sebaiknya kabel tersebut diberi pelindung atau pengaman.3.Kasus ini terjadi karena kurangnya pelatihan K3 pada pekerja sehingga para pekerja tidak mengetahui tentang masalah-masalah jika mengahadapi kecelakaan. Oleh karena itu, seharusnya pihak perusahaan memberikan pelatihan K3 kepada para pekerjanya.4.Seharusnya perusahaan juga memberikan dan mewajibkan pekerjanya untuk menggunakan alat pelindung diri.5.Seharusnya perusahaan memberi tanda peringatan/ bahaya di sekitar kabel tersebut.

Pria terkubur hidup-hidup tanah galian RS SiloamNyawa Zainudin alias Yudi (25) tidak tertolong akibat tertimbun reruntuhan galian tanah proyek pembangunan Rumah Sakit Siloam, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, siang tadi. Pekerja itu tewas setelah dilarikan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.

"Tadi masih hidup, dalam kondisi kritis. Tapi setelah sempat dibawa ke IGD RS Fatmawati, nyawanya ternyata tak tertolong," kata Kapolsek Cilandak, Kompol Nuredy, Jumat (19/10).

Nuredy menjelaskan, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB siang tadi. Saat itu, korban bersama tiga rekannya ditugaskan memasang coran besi beton di dasar galian yang berketinggian 6-8 meter di atas permukaan tanah. Namun tiba-tiba, dinding tanah yang di atasnya ditumpuki galian langsung ambrol.

Tiga orang pekerja berhasil menyelamatkan diri dalam insiden itu. Namun nahas bagi Yudi, saat hendak menyelamatkan diri, kakinya tersangkut besi beton dan langsung terjatuh dan tertimbun longsoran tanah.

"Tiga temannya berhasil lari menyelamatkan diri. Sedangkan, korban saat lari kakinya tersangkut besi beton dan terjatuh. Korban akhirnya tertimbun runtuhan tanah," papar Nuredy.

Petugas yang datang ke lokasi kejadian, kemudian mengevakuasi korban dan membawanya ke RS Fatmawati. Namun nahas, setelah menjalani perawatan Yudi akhirnya tewas.

Nuredy mengatakan kejadian ini tidak bisa langsung dianggap sebagai kecelakaan kerja biasa. Unsur kesengajaan atau pun keteledoran manusia akan diselidiki.

"Kita akan tetap lakukan pemeriksaan. Tiga saksi telah kita bawa untuk dimintai keterangan lebih lanjut," kata dia.http://www.merdeka.com/peristiwa/pria-terkubur-hidup-hidup-galian-rs-siloam.html

Tabung Meledak di Semen Indonesia, 1 Orang Tewas

TEMPO.CO,Tuban -Satu orang meninggal dan enam mengalami luka bakar saat bekerja di proyek pengembangan PT Semen Indonesia di Desa Sumber Arum Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa 23 Juli 2013.Menyusul meledaknya tabung las yang dipakai pekerja sub-kontraktor untuk perluasan pabrik semen.

Satu orang yang meninggal, atas nama Cipto Joyo, asal Desa Karang Lo, Kecamatan Kerek, Tuban. Pria naas ini, sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Koesmo, Tuban. Tetapi kondisinya terus menurun akibat luka bakar yang mencapai lebih dari 70 persen. Oleh tim medis kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya. Tetapi, dalam perjalanan dari Tuban menuju ke Surabaya, pria naas ini menghembuskan nafas terakhir.

Sedangkan, enam orang yang mengalami luka bakar kini di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Koesmo, Tuban. Mereka itu, , atas nama Sriyono, dan Darmuji pekerja yang beralamat di desa Karang Lo, Kecamatan Kerek, Tuban. Kemudian, Darman, warga Desa Padasan, Kecamatan Kerek Tuban. Jaswarno, warga Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Kerek Tuban. Kemudian Kayin warga Desa Margorejo Kecamatan Kerek, Tuban dan Drajat Prayogi, warga Desa Dawar, Mojokerto. Tujuh orang ini, mengalami luka bakar antara 40 hingga 70 persen akibat terbakar api dari ledakan tabung las.

Sumber di lapangan menyebutkan, sebelum terjadi ledakan dari tabung las, para pekerja itu sedang memperbaiki tannki yang berisi batu bara. Tangki berisi batu bara itu, ada sebagian dindingnya yang dibenahi. Beberapa orang dari sub-kontraktor melakukan pengelasan, dari pagi hingga siang.Tetapi, saat para pekerja mengelas tangki, tiba-tiba saja ada suara mirip gas bocor. Dan dalam beberapa detik, tiba-tiba terjadi ledakan. Tujuh orang langsung terkena jilatan api dari tabung las.

Mereka sempat berteriak-teriak minta tolong akibat kepanasan. Hingga kemudian datang pertolongan dimana para pekerja lainnya langsung mematikan api dan mengevakuasi para pekerja. Selanjutnya, tim kesehatan PT Semen Indonesia langsung membawa ke RSUD Dr Koesmo di Kota Tuban.

Sementara itu, pihak PT Semen Indonesia menyatakan bertanggung jawab atas musibah kecelakaan kerja yang terjadi sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Ke tujuh pekerja itu, terlibat untuk proyek pengembangan Pabrik Tuban IV PT Semen Indonesia. "Kami bertanggung jawab atas musibah ini," ujar Kepala Biro Humas PT Semen Indonesia Harry Subagyo pada Tempo Selasa 23 Juli 2013.

Menurut Harry, bahwa tangki berisi batu bara tidak meledak. Terbukti, batu bara yang ada di dalam tangki tidak keluar. Dia menyebutkan, timnya tengah melakukan pengecekan penyebab terjadinya kebakaran.

Tuban- Tujuh pekerja sub kontraktor CV Relasi mengalami kecelakaan kerja saat mengelas proyek konstruksi bangunan Pabrik Tuban IV PT Semen Indonesia di Desa Sumber Arum Kecamatan Kerek Tuban. Tiba-tiba tabung yang digunakan mengelas meledak dan membakar tujuh pekerja, Selasa (23/7/2013).

Ke-7 korban yakni, Cipto Joyo (22), Sriyono (40), dan Darmuji yang merupakan warga Desa Karang Lo, Kecamatan Kerek Tuban. Lainnya, Jaswarno (40) adalah warga Desa Tuwiri Wetan Kecamatan Merakurak. Darwan (30) warga Desa Padasan, Kecamatan Kerek Tuban, Drajat Prayogi (28) Desa Dawar Biandong Mojokerto, dan Kayin warga Desa Margorejo Kecamatan Kerek Tuban.

"Kejadian terjadi sekitar pukul 2 siang," kata salah satu rekan kerja para korban yang enggan disebut namanya saat ditemuidetikcomdi UGD RSUD dr R Koesma.

Sekitar 30 menit kemudian, para korban segera dilarikan ke rumah sakit. Kelima korban harus menjalani perawatan di UGD RSUD dr R Koesma Tuban. Sedangkan 2 lainnya ditangani di UGD RS Medika Tuban.

"Luka bakar para korban rata-rata diatas 50 persen," kata dr. Abdul Khamdi, dokter yag menangani para korban di RSUD dr R Soekma.

Bahkan, salah satu korban, Cipto Joyo (22) harus dirujuk ke RSU dr. Soetomo Surabaya karena mengalami luka bakar paling parah dibanding lainya. Luka bakar Cipto, kata Abdul, mencapai 80 persen.

"Kulit di tubuh korban nyaris habis terbakar. Luka bakar mencapai 80 persen," imbuh Abdul.

Hingga kini belum ada keterangan resmi dari PT Semen Indonesia. Dari pantauan detikcom di UGD RSUD dr R Soekma juga belum tampak kehadiran pihak perusahaan yang mendampingi para korban.Penyebab Kecelakaan Kerja di PT Semen Indonesia Belum DiketahuiDion Fajar- detikNews

Tuban- Penyebab kecelakaan kerja di pabrik Tuban IV PT Semen Indonesia belum bisa diketahui. Polres Tuban yang hari ini melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama tim Labfor Mabes Polri cabang Surabaya belum bisa memberi kepastian penyebabnya.

"Penyebab ledakan belum bisa diketahui," kata Kabiro Keselamatan kerja dan Lingkungan (K2L) PT Semen Indonesia, Slamet Mursidiarso, kepada detikcom, Rabu (24/7/2013).

"Polres Tuban bersama tim Labfor Polda Jatim hari ini tadi juga datang untuk melakukan identifikasi. Tapi belum keluar hasilnya," sambung Slamet saat ditemui di Queen Resto Tuban.

Slamet menjelaskan, saat kejadian para pekerja sedang melakukan penggantian load cell. Namun ketika melakukan pengelasan tiba-tiba terjadi ledakan pada hopper.

"Sisi selatan lancar dan selesai pukul 11.00 WIB. Pukul 14.30 WIB para pekerja langsung mengerjakan yang sebelah barat tanpa menunggu pengawas. Kami datang melihat sudah terjadi ledakan," terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tujuh pekerja sub kontraktor CV Relasi mengalami kecelakaan kerja di Pabrik Tuban IV PT Semen Indonesia di Desa Sumber Arum Kecamatan Kerek Tuban. Semua korban langsung dibawa ke rumah sakit seusai insiden.

Ke-7 korban yakni, Cipto Joyo (22), Sriyono (40), dan Darmuji yang merupakan warga Desa Karang Lo, Kecamatan Kerek Tuban. Lainnya, Jaswarno (40) adalah warga Desa Tuwiri Wetan Kecamatan Merakurak. Darwan (30) warga Desa Padasan, Kecamatan Kerek Tuban, Drajat Prayogi (28) Desa Dawar Biandong Mojokerto, dan Kayin warga Desa Margorejo Kecamatan Kerek Tuban.

Satu korban tewas yaitu Cipto Joyo saat dalam perjalanan rujuk menuju RS Dr Soetomo Surabaya. Sementara 6 korban lain telah dirujuk ke 2 rumah sakit yaitu RS Semen Gresik dan RS Husada Utama Surabaya.

Tuban- PT Semen Indonesia menegaskan bahwa kecelakaan kerja yang menyebabkan tujuh pekerja terluka bukan dikarenakan tabung las yang meledak. Insiden tersebut terjadi pada saat para pekerja tengah melakukan maintenance (pemeliharaan) rutin pada cool bin batubara.

"Bukan tabung las yang meledak. Ini tadi mereka sedang melakukan maintenance rutin ke mesin cool bin batubara. Kemungkinan besar karena debu halus batubara yang terprecik api," ujar Agung Wiharto saat dihubungi detikcom, Selasa (23/7/13).

Agung menjelaskan, ruangan yang menjadi lokasi kecelakaan kerja tersebut adalah ruangan khusus. Terdapat banyak jendela dan ventilasi di dalamnya. Sehingga memungkinkan debu batubara halus masuk ke ruangan.

"Kemungkinan memang ada debu batubara halus dari dalam atau luar ruangan. Atau mungkin saat maitenance sebelumnya kurang bersih membersihkan debu batubara yang ada di sekitar alat. Nah ketika mereka sedang mengelas, debu halusnya terpercik api dan mengenai mereka," terangnya.

Serbuk halus itu kemudian memunculkan letupan dan menimbulkan semacam jilatan api yang sekejap saja mengenai tubuh mereka. Setelah itu segera dilakukan evakuasi kepada tujuh korban. Pencegahan pun segera dilakukan dengan menyiramkan air untuk menghentikan panas yang terjadi.

"Begitu terjadi langsung kami evakuasi para korbannya, pencegahan yang pertama dengan menyiramkan air juga sudah kami lakukan," terang Agung.

Agung menambahkan, para pekerja sudah melakukan pekerjaannya sesuai dengan SOP yang ada. Namun memang, tempat yang menjadi sumber petaka tersebut kerap menimbulkan insiden serupa sebelum-sebelumnyaKecelakaan Kerja Buat PT Semen Indonesia Rugi Rp 3,6 Miliar per HariTuban- Kecelakaan kerja yang menimpa tujuh pekerja sub kontraktor di Pabrik Tuban IV Desa Sumber Arum Kecamatan Kerek, Tuban menyebabkan PT Semen Indonesia harus merugi sebesar Rp 3,6 milyar perhari.

Kerugian itu dialami karena tempat penyimpanan batubara (bin) yang menjadi penyebab malapetaka kecelakaan kerja, dilarang beroperasi oleh polisi. Terhentinya bin menyebabkan alat-alat produksi semen yang lain juga terdampak dan ikut berhenti beroperasi.

"Kerugian kesempatan produksi sehari kalau tidak beroperasi mencapai Rp 3,6 milyar per hari," terang Kabiro Keselamatan kerja dan Lingkungan (K2L) PT Semen Indonesia Slamet Mursidiarso kepada detikcom, Rabu (24/7/2013).

Slamet menjelaskan, proses produksi pabrik Tuban IV memang terhenti. Namun produksi semen tidak terganggu karena PT Semen Indonesia memiliki stok semen yang sudah tersimpan dalam silo.

"Sementara tidak mengganggu produksi semen karena ada 16 silo dengan kapasitas masing-masing 20 ribu ton yang menampung semen," jelasnya saat ditemui di Queen Resto Tuban.

Pelarangan beroperasi alat-alat produksi itu bisa berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Pasalnya, pelarangan dilakukan untuk mempermudah proses penyelidikan kecelakaan kerja yang dilakukan pihak kepolisian.

"Kita menunggu izin polda jatim, infonya 2-3 hari," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tujuh pekerja sub kontraktor CV Relasi mengalami kecelakaan kerja di Pabrik Tuban IV PT Semen Indonesia di Desa Sumber Arum Kecamatan Kerek Tuban. Semua korban langsung dibawa ke rumah sakit seusai insiden.

Ke-7 korban yakni, Cipto Joyo (22), Sriyono (40), dan Darmuji yang merupakan warga Desa Karang Lo, Kecamatan Kerek Tuban. Lainnya, Jaswarno (40) adalah warga Desa Tuwiri Wetan Kecamatan Merakurak. Darwan (30) warga Desa Padasan, Kecamatan Kerek Tuban, Drajat Prayogi (28) Desa Dawar Biandong Mojokerto, dan Kayin warga Desa Margorejo Kecamatan Kerek Tuban.

Satu korban tewas yaitu Cipto Joyo saat dalam perjalanan rujuk menuju RS Dr Soetomo Surabaya. Sementara 6 korban lain telah dirujuk ke 2 rumah sakit yaitu RS Semen Gresik Tuban dan RS Husada Utama Surabaya.http://news.detik.com/surabaya/read/2013/07/23/212634/2312150/475/pt-semen-indonesia-kecelakaan-kerja-bukan-karena-ledakan-tabung-lashttp://news.detik.com/surabaya/read/2013/07/24/215443/2313539/475/penyebab-kecelakaan-kerja-di-pt-semen-indonesia-belum-diketahuihttp://news.detik.com/surabaya/read/2013/07/23/212634/2312150/475/pt-semen-indonesia-kecelakaan-kerja-bukan-karena-ledakan-tabung-lashttp://www.tempo.co/read/news/2013/07/23/058499083/Tabung-Meledak-di-Semen-Indonesia-1-Orang-Tewashttp://news.detik.com/read/2013/07/24/222310/2313544/475/