berhavionstik yulius hasun
-
Upload
yulius-hasun -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of berhavionstik yulius hasun
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
1/53
Edward Lee Thorndike ialah seorang fungsionalis. Thorndike (1874-1949) mendapat gelar
saranan!a dari "esle!an #ni$ersit! di %onne&ti&ut pada tahun 189' dan master dari ard$ard
pada tahun 1897. *etika di sana Thorndike mengikuti kelasn!a "illi!ams +ames dan mereka pun menadi akra,. Thorndike menerima ,easiswa di %olom,ia dan dapat men!elesaikan gelar
h-n!a tahun 1898. *emudian dia tinggal dan mengaar di %olom,iaa sampai pensiun tahun
194/. Thorndike ,erhasil mener,itkan suatu ,uku !ang ,erudul 0 Animal intelligence, Anexperimental study of associationprocess in Animal . 2uku terse,ut merupakan hasil penelitian
Thorndike terhadap tingkah ,e,erapa enis hewan seperti ku&ing aning dan ,urung !ang
men&erminkan prinsip dasar dari proses ,elaar !ang dianut oleh Thorndike !aitu ,ahwa dasar dari ,elaar (learning ) tidak lain se,enarn!a adalah asosiasi.
Teori !ang dikemukakan Thorndike dikenal dengan teori stimulus-respon (3-). alam teori 3-
dikatakan ,ahwa dalam proses ,elaar pertama kali organisme (hewan orang) ,elaar dengan
&ara &o,a salah (trial end error ). 5pa,ila suatu organisme ,erada dalam suatu situasi !angmengandung masalah maka organisme itu akan mengeluarkan tingkah laku !ang serentak dari
kumpulan tingkah laku !ang ada padan!a untuk meme&ahkan masalah itu. 2erdasarkan
pengalaman itulah maka pada saat menghadapi masalah !ang serupa organisme sudah tahu
tingkah laku mana !ang harus dikeluarkann!a untuk meme&ahkan masalah. 6a mengasosiasikansuatu masalah tertentu dengan suatu tingkah laku tertentu. 3e,agai &ontoh seekor ku&ing !ang
dimasukkan dalam kandang !ang terkun&i akan ,ergerak ,eralan melon&at men&akar danse,again!a sampai suatu ketika se&ara ke,etulan ia menginak suatu pedal dalam kandang itu
sehingga kandang itu ter,uka dan ku&ing pun ,isa keluar. 3eak saat itulah ku&ing akan langsung
menginak pedal kalau ia dimasukkan dalam kandang !ang sama.
1. Definisi Belajar Menurut Thorndike
enurut Thorndike (2udiningsih //' 1) ,elaar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon. 3timulus !aitu apa saa !ang dapat merangsang teradin!a kegiatan ,elaar
seperti pikiran perasaan atau hal-hal lain !ang dapat ditangkap melalui alat indera. 3edangkanrespon !aitu reaksi !ang dimun&ulkan peserta didik ketika ,elaar !ang uga dapat ,erupa
pikiran perasaan atau gerakan:tindakan. Thorndike dalam teori ,elaarn!a mengungkapkan ,ahwasan!a setiap tingkah laku makhluk hidup itu merupakan hu,ungan antara stimulus danrespon adapun teori Thorndike ini dise,ut teori konesionisme. 2elaar adalah pem,entukan
hu,ungan stimulus dan respon se,an!ak-,an!akn!a. engan artian dengan adan!a stimulus itu
maka diharapkan tim,ul respon !ang maksimal. Teori ini sering uga dise,ut dengan teori trial dan error dalam teori ini orang !ang ,isa menguasai hu,ungan stimulus dan respon se,an!ak-
,an!akn!a maka dapat dikatakan orang ini merupakan orang !ang ,erhasil dalam ,elaar.
5dapun &ara untuk mem,entuk hu,ungan stimulus dan respon ini dilakukan dengan ulangan-
ulangan.alam teori trial dan error ini ,erlaku ,agi semua organisme dan apa,ila organisme ini
dihadapkan dengan keadaan atau situasi !ang ,aru maka se&ara otomatis organisme ini
mem,erikan respon atau tindakan-tindakan !ang ,ersifat &o,a-&o,a atau ,isa uga ,erdasarkannaluri karena pada dasarn!a disetiap stimulus itu pasti ditemui respon. 5pa,ila dalam tindakan-
tindakan !ang dilakukan itu menim,ulkan per,uatan atau tindakan !ang &o&ok atau memuaskan
maka tindakan ini akan disimpan dalam ,enak seseorang atau organisme lainn!a karena dirasadiantara tindakan-tindakan !ang paling &o&ok adalah tindakan itu selama !ang telah dilakukan
dalam menanggapi stimulus adalah situasi ,aru. +adi dalam teori ini pengulangan-pengulangan
respon atau tindakan dalam menanggapi stimulus atau stimulus ,aru itu sangat penting sehingga
seseorang atau organisme mampu menemukan tindakan !ang tepat dan dilakukan se&ara terus-
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
2/53
menerus agar le,ih taam dan tidak teradi kemunduran dalam tindakan atau respon terhadap
stimulus.
alam mem,uktikan teorin!a Thorndike melakukan per&o,aan terhadap seekor ku&ing!ang lapar dan ku&ing itu ditaruh di kandang !ang mana kandang terse,ut terdapat &elah-&elah
!ang ke&il sehingga seekor ku&ing itu ,isa melihat makanan !ang ,erada di luar kandang dan
kandang itu ,isa ter,uka dengan sendiri apa,ila seekor ku&ing tadi men!entuh salah satu erui!ang terdapat dalam kandang terse,ut. ula-mula ku&ing terse,ut mengitari kandang ,e,erapa
kali sampai ia menemukan erui !ang ,isa mem,uka pintu kandang ku&ing ini melakukan
respon atau tindakan dengan &ara &o,a-&o,a ia tidak mengetahui alan keluar dari kandangterse,ut ku&ing tadi melakukan respon !ang se,an!ak-,an!akn!a sehingga menemukan
tindakan !ang &o&ok dalam situasi ,aru atau stimulus !ang ada. Thorndike melakukan per&o,aan
ini ,erkali-kali pada ku&ing !ang sama dan situasi !ang sama pula. emang pertama kali ku&ing
terse,ut dalam menemukan alan keluar memerlukan waktu !ang lama dan pastin!a mengitarikandang dengan umlah !ang ,an!ak pula akan tetapi karena sifat dari setiap organisme itu
selalu memegang tindakan !ang &o&ok dalam menghadapi situasi atau stimulus !ang ada maka
ku&ing tadi dalam menemukan erui !ang men!e,a,kan ku&ing tadi ,isa keluar dari kandang ia
pegang tindakan ini sehingga ku&ing ini dapat keluar untuk mendapatkan makanan dan tidak perlu lagi mengitari kandang karena tindakan ini dirasa tidak &o&ok. 5kan tetapi ku&ing tadi
langsung memegang erui !ang men!e,a,kann!a ,isa keluar untuk makan.
2. Ciri-ciri Belajar Menurut Thorndike
5dapun ,e,erapa &iri-&iri ,elaar menurut Thorndike (*artika /1;
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
3/53
i samping hukum-hukum ,elaar seperti !ang telah dikemukakan di atas konsep
penting dari teori ,elaar koneksionisme Thorndike adalah !ang dinamakan transfer of training .
*onsep ini menelaskan ,ahwa apa !ang pernah dipelaari oleh anak sekarang harus dapatdigunakan untuk hal lain di masa !ang akan datang. alam konteks pem,elaaran konsep
transfer of training merupakan hal !ang sangat penting se,a, seandain!a konsep ini tidak ada
maka apa !ang akan dipelaari tidak akan ,ermakna.'. Hukum "atihan % Law of Exercise&#ntuk menghasilkan tindakan !ang &o&ok dan memuaskan untuk merespon suatu
stimulus maka seseorang harus mengadakan per&o,aan dan latihan !ang ,erulang-ulang adapunlatihan atau pengulangan perilaku !ang &o&ok !ang telah ditemukan dalam ,elaar maka ini
merupakan ,entuk peningkatan e=istensi dari perilaku !ang &o&ok terse,ut semakin kuat (Law of
Use). alam suatu teknik agar seseorang dapat mentransfer pesan !ang telah ia dapat dari sort
time memory ke long time memory ini di,utuhkan pengulangan se,an!ak-,an!akn!a denganharapan pesan !ang telah didapat tidak mudah hilang dari ,enakn!a.
c. Hukum (ki'at % Law of Effect &
ukum aki,at Thorndike mengemukakan (ahar /11 18) ika suatu tindakan diikuti
oleh suatu peru,ahan !ang memuaskan dalam lingkungan kemungkinan tindakan itu diulangidalam situasi !ang mirip akan meningkat. 5kan tetapi ,ila suatu perilaku diikuti oleh suatu
peru,ahan !ang tidak memuaskan dalam lingkungan kemungkinan perilaku itu diulangi akanmenurun. +adi konsekuensi perilaku seseorang pada suatu waktu memegang peranan penting
dalam menentukan perilaku orang itu selanutn!a.
Thorndike mengungkapkan ,ahwa organisme itu se,agai mekanismus !ang han!a ,ertindak ika ada perangsang dan situasi !ang mempengaruhin!a. alam dunia pendidikan Lawof Effect ini teradi pada tindakan seseorang dalam mem,erikan punishment atau reward. 5kan
tetapi dalam dunia pendidikan menurut Thorndike !ang le,ih memegang peranan adalah
pem,erian reward dan inilah !ang le,ih dianurkan. Teori Thorndike ini ,iasan!a uga dise,utteori koneksionisme karena dalam hukum ,elaarn!a ada 0 Law of Effect !ang mana di sini
teradi hu,ungan antara tingkah laku atau respon !ang dipengaruhi oleh stimulus dan situasi dan
tingkah laku terse,ut mendatangkan hasiln!a (effect ).3elain hukum pokok ,elaar terse,ut di atas masih terdapat hukum subside atau hukum-
hukum minor lainn!a !aitu a. Law of Multiple Response
3upa!a sesuatu respons itu memperoleh hadiah atau ,erhasil maka respons itu harus
teradi. 5pa,ila indi$idu dihadapkan pada sesuatu soal maka dia akan men&o,a-&o,a ,er,agai
&ara apa,ila tingkah laku !ang tepat (!akni !ang mem,awa pen!elesaian atau ,erhasil)
dilakukan maka sukses teradi dan proses ,elaar pun teradi. al terse,ut akan ,erlakuse,alikn!a.
b. Law of Attitude (Law of Set, Law of Disposition)
espons-respons apa !ang dilakukan oleh indi$idu itu ditentukan oleh &ara pen!elesaianindi$idu !ang khas dalam menghadapi lingkungan ke,uda!aan tertentu. 3ikap (attitude) tidak
han!a menentukan apa !ang akan dikerakan oleh seseorang tetapi uga &ara !ang kiran!a akan
memuaskan atau tidak memuaskan ,agin!a. roses ,elaar ini dapat ,erlangsung ,ila adakesiapan mental !ang positif pada siswa
c. Law of Partial Activit (Law of Prepotenc Ele!ent)
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
4/53
elaar dapat ,ereaksi se&ara selektif terhadap kemungkinan-kemungkinan !ang ada
dalam situasi tertentu. anusia dapat memilih hal-hal !ang pokok dan mendasarkan tingkah
lakun!a kepada hal-hal !ang pokok itu serta meninggalkan hal-hal !ang ke&il.d. Law of Response b Analo" (Law of Assi!ilation)
>rang ,ereaksi terhadap situasi !ang ,aru se,agaimana dia ,ereaksi terhadap situasi !ang
mirip dengan itu !ang dihadapin!a diwaktu !ang lalu atau dia ,ereaksi terhadap hal atau unsur tertentu dalam situasi !ang telah ,erulang kali dihadapin!a. +adi respons-respons selalu dapat
diterangkan dengan apa !ang telah pernah dikenaln!a dengan ke&enderungan asli !ang
,erespons.e. Law of Assosiative S#iftin"
2ila suatu respons dapat dipertahankan ,erlaku dalam serangkaian peru,ahan -peru,ahan
,ahan dalam situasi !ang merangsang maka respons itu akhirn!a dapat di,erikan kepada situasi
!ang sama sekali ,aru.
). *rinsi$-$rinsi$ Belajar yang Dikemukakan oleh Thorndike
a. ada saat ,erhadapan dengan situasi !ang ,aru ,er,agai respon ia lakukan. 5dapun respon-
respon tiap-tiap indi$idu ,er,eda-,eda tidak sama walaupun menghadapi situasi !ang sama
hingga akhirn!a tiap indi$idu mendapatlan respon atau tindakan !ang &o&ok dan memuaskan.3eperti &ontoh seseorang !ang sedang dihadapkan dengan pro,lema keluarga maka seseorang
pasti akan menghadapi dengan respon !ang ,er,eda-,eda walaupun enis situasin!a samamisaln!a orang tua dihadapkan dengan perilaku anak !ang kurang waar.
,. alam diri setiap orang se,enarn!a sudah tertanam potensi untuk mengadakan seleksi terhadap
unsur-unsur !ang penting dan kurang penting hingga akhirn!a menemukan respon !ang tepat.3eperti orang !ang dalam masa perkem,angan dan men!ongsong masa depan maka se,enarn!a
dalam diri orang terse,ut sudah mengetahui unsur !ang penting !ang harus dilakukan demi
mendapatkan hasil !ang sesuai dengan !ang diinginkan.
&. 5pa !ang ada pada diri seseorang ,aik itu ,erupa pengalaman keper&a!aan sikap dan hal-hallain !ang telah ada pada dirin!a turut menentukan ter&apain!a tuuan !ang ingin di&apai.
d. >rang &enderung mem,eri respon !ang sama terhadap situasi !ang sama. 3eperti apa,ila
seseorang dalam keadaan stress karena diputus oleh pa&arn!a dan ia mengalami ini ,ukan han!akali ini melainkan ia pernah mengalami keadian !ang sama karena hal !ang sama maka tentu ia
akan merespon situasi terse,ut seperti !ang ia lakuan seperti dahulu ia lakukan.
e. >rang &enderung menghu,ungkan respon !ang ia kuasai dengan situasi tertentu tatkalamen!adari ,ahwa respon !ang ia kuasai dengan situasi terse,ut mempun!ai hu,ungan.
f. anakala suatu respon &o&ok dengan situasin!a maka relatif le,ih mudah untuk dipelaari.
+. #eunggulan-keunggulan Teori Belajar #oneksionisme Thorndike
1. Teori ini sering uga dise,ut dengan teori trial dan error dalam teori ini orang ,isa menguasaihu,ungan stimulus dan respon se,an!ak-,an!akn!a sehingga orang akan ter,iasa ,erpikir dan
ter,iasa mengem,angkan pikirann!a.
. engan sering melakukan pengulangan dalam meme&ahkan suatu permasalahan anak didik akan memiliki se,uah pengalaman !ang ,erharga. 3elain itu dengan adan!a sistem pem,erian
hadiah akan mem,uat anak didik menadi le,ih memiliki kemauan dalam meme&ahkan
permasalahan !ang dihadapin!a.
,. #elemahan-kelemahan Teori Belajar #oneksionisme Thorndike
1. Terlalu memandang manusia se,agai mekanismus dan otomatisme ,elaka disamakan dengan
hewan. eskipun ,an!ak tingkah laku manusia !ang otomatis tetapi tidak selalu ,ahwa tingkah
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
5/53
laku manusia itu dapat dipengaruhi se&ara trial and error . Trial and error tidak ,erlaku mutlak
,agi manusia.
. emandang ,elaar han!a merupakan asosiasi ,elaka antara stimulus dan respon. 3ehingga !angdipentingkan dalam ,elaar ialah memperkuat asosiasi terse,ut dengan latihan-latihan atau
ulangan-ulangan !ang terus-menerus.
;. *arena ,elaar ,erlangsung se&ara mekanistis maka pengertian tidak dipandangn!a se,agaisuatu !ang pokok dalam ,elaar. ereka menga,aikan pengertian se,agai unsur !ang pokok
dalam ,elaar.
6mplikasi dari teori ,eha$ioristik dalam proses pem,elaaran dirasakan kurangmem,erikan ruang gerak !ang ,e,as ,agi pelaar untuk ,erkreasi ,ereksperimentasi dan
mengem,angkan kemempuann!a sendiri. *arena sistem pem,elaaran terse,ut ,ersifat otomatis-
mekanis dalam menghu,ungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinera mesin
atau ro,ot. 5ki,atn!a pelaar kurang mampu untuk ,erkem,ang sesuai dengan potensi !ang ada pada diri mereka.
2. Teori Belajar Menurut Thorndike
enurut Thorndike ,elaar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. 3timulus !aitu
apa saa !ang dapat merangsang teradin!a kegiatan ,elaar seperti pikiran perasaan atau hal-hallain !ang dapat ditangkap melalui alat indera. 3edangkan respon !aitu reaksi !ang dimun&ulkan
peserta didik ketika ,elaar !ang uga dapat ,erupa pikiran perasaan atau gerakan:tindakan.ari definisi ,elaar terse,ut maka menurut Thorndike peru,ahan tingkah laku aki,at dari
kegiatan ,elaar itu dapat ,eruud kongkrit !aitu !ang dapat diamati atau tidak kongkrit !aitu
!ang tidak dapat diamati. eskipun aliran ,eha$iorisme sangat mengutamakan pengukurannamun ia tidak dapat menelaskan ,agaimana &ara mengukur tingkah laku-tingkah laku !ang
tidak dapat diamati. ?amun demikian teorin!a telah ,an!ak mem,erikan pemikiran dan
inspirasi kepada tokoh-tokoh lain !ang datang kemudian. Teori Thorndike ini dise,ut uga
se,agai aliran *oneksionisme (%onne&tionism).
3. Teori Belajar Menurut atson
"atson adalah seorang tokoh aliran ,eha$ioristik !ang datang sesudah Thorndike. enurutn!a ,elaar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon namun stimulus dan respon !ang
dimaksud harus ,er,entuk tingkah laku !ang dapat diamati (o,ser$a,el) dan dapat diukur.
engan kata lain walaupun ia mengakui adan!a peru,ahan-peru,ahan mental dalam diriseseorang selama proses ,elaar namun ia menganggap hal-hal terse,ut se,agai faktor !ang tak
perlu diperhitungkan. 6a tetap mengakui ,ahwa peru,ahan-peru,ahan mental dalam ,enak siswa
itu penting namun semua itu tidak dapat menelaskan apakah seseorang telah ,elaar atau ,elum
karena tidak dapat diamati.
"atson adalah seorang ,eha$ioris murni karena kaiann!a tentang ,elaar diseaarkan dengan
ilmu-ilmu lain seperti fisika atau ,iologi !ang sangat ,erorientasi pada pengalaman empirik semata !aitu seauh dapat diamati dan dapat diukur. 5sumsin!a ,ahwa han!a dengan &ara
demikianlah maka akan dapat diramalkan peru,ahan-peru,ahan apa !ang ,akal teradi setelah
seseorang melakukan tindak ,elaar. ara tokoh aliran ,eha$ioristik &underung untuk tidak memperhatikan hal-hal !ang tidak dapat diukur dan tidak dapat diamati seperti peru,ahan-
peru,ahan mental !ang teradi ketika ,elaar walaupun demikian mereka tetap mengakui hal itu
penting.
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
6/53
). Teori Belajar Menurut Clark Hull
%lark ull uga menggunakan $aria,el hu,ungan antara stimulus dan respon untuk menelaskan
pengrtian tentang ,elaar. ?amun ia sangat terpengaruh oleh teori e$olusi !ang dikem,angkanoleh %harles arwin. 2agi ull seperti haln!a teori e$olusi semua fungsi tingkah laku
,ermanfaat terutama untuk menaga kelangsungan hidup manusia. >leh se,a, itu teori ull
mengatakan ,ahwa ke,utuhan ,iologis dan pemuasan ke,utuhan ,iologis adalah penting danmenempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia sehingga stimulus dalam ,elaarpun
hampir selalu dikaitkan dengan ke,utuhan ,iologis walaupun respon !ang akan mun&ul
mungkin dapat ,erma&am-ma&am ,entukn!a. alam ken!ataann!a teori-teori demikian tidak ,an!ak digunakan dalam kehidupan praktis terutama setelah 3kinner memperkenalkan teorin!a.
?amun teori ini masih sering dipergunakan dalam ,er,agai eksperimen di la,oratorium.
+. Teori Belajar Menurut d!in uthrie
emikian uga dengan Edwin @uthrie ia uga menggunakan $aria,el hu,ungan stimulus dan
respon untuk menelaskan teradin!a proses ,elaar. ?amun ia mengemukakan ,ahwa stimulus
tidak harus ,erhu,ungan dengan ke,utuhan atau pemuasan ,iologis se,agaimana !ang dielaskan
oleh %lark dan ull. ielaskann!a ,ahwa hu,ungan antara stimulus dan respon &enderunghan!a ,ersifat sementara oleh se,a, itu dalam kegiatan ,elaar peserta didik perlu sesering
mungkin di,erikan stimulus agar hu,ungan antara stimulus dan respon ,ersifat le,ih tetap. 6a uga mengemukakan agar respon !ang mun&ul sifatn!a le,ih kuat dan ,ahkan menetap maka
diperlukan ,er,agai ma&am stimulus !ang ,erhu,ungan dengan respon terse,ut. @uthrie uga
per&a!a ,ahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses ,elaar.ukuman !ang di,erikan pada saat !ang tepat akan mampu meru,ah ke,iasaan dan perilaku
seseorang. ?amun setelah 3kinner mengemukakan dan mempopulerkan akan pentingn!a
penguatan (reinfor&emant) dalam teori ,elaarn!a maka hukuman tidak lagi dipentingkan dalam
,elaar.
,.Teori Belajar Menurut /kinner
*onsep-konsep !ang dikemukakan oleh 3kinner tentang ,elaar mampu meng-ungguli konsep-konsep lain !ang dikemukakan oleh para tokoh se,elumn!a. 6a mampu menelaskan konsep
,elaar se&ara sederhana namun dapat menunukkan konsepn!a tentang ,elaar se&ara le,ih
komprehensif. enurut 3kinner hu,ungan antara stimulus dan respon !ang teradi melaluiinteraksi dalam lingkungann!a !ang kemudian akan menim,ulkan peru,ahan tingkah laku
tidaklah sesederhana !ang digam,arkan oleh para tokoh se,elumn!a. ikatakann!a ,ahwa
respon !ang di,erikan oleh seseorang:siswa tidaklah sesederhana itu. 3e,a, pada dasarn!a
stimulus-stimulus !ang di,erikan kepada seseorang akan saling ,erinteraksi dan interaksi antarastimulus-stimulus terse,ut akan mempengaruhi ,entuk respon !ang akan di,erikan. emikian
uga dengan respon !ang dimun&ulkan inipun akan mempun!ai konsekuensi-konsekuensi.
*onsekuensi-konsekuensi inilah !ang pada gilirann!a akan mempengaruhi atau menadi pertim,angan mun&uln!a perilaku. >leh se,a, itu untuk memahami tingkah laku seseorang
se&ara ,enar perlu terle,ih dahulu memahami hu,ungan antara stimulus satu dengan lainn!a
serta memahami respon !ang mungkin dimun&ulkan dan ,er,agai konsekuensi !ang mungkinakan tim,ul se,agai aki,at dari respon terse,ut. 3kinner uga mengemukakan ,ahwa dengan
menggunakan peru,ahan-peru,ahan mental se,agai alat untuk menelaskan tingkah laku han!a
akan menam,ah rumitn!a masalah. 3e,a, setiap alat !ang digunakan perlu penelasan lagi
demikian dan seterusn!a
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
7/53
Teori Belajar /kinner %Burrhus
0rederick /kinner&
5. iwa!at idup 2urrhus Arederi&k 3kinner 3kiner dilahirkan pada / ei 19/4 di 3usBuehanna enns!l$ania 5merika 3erikat. asa
kanak-kanakn!a dilalui dengan kehidupan !ang penuh kehangatan namun &ukup ketat dalamdisiplin. eraih sarana muda di hamilton %ollege ?ew Cork dalam ,idang sastra 6nggris. ada
tahun 198 3kinner mulai memasuki kuliah psikologi di #ni$ersitas ar$ard dengan
mengkhususkan diri pada ,idang tingkah laku hewan dan meraih doktor pada tahun 19;1.ari tahun 19;1 hingga 19;
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
8/53
er,edaan antara operant &onditioning dengan &lassi&al &onditioning adalah ,ahwa pada
&lassi&al ter,entukn!a suatu tingkah laku !ang diharapkan tidak memerlukan adan!a reinfor&er
karena stimulusn!a sendiri sudah menim,ulkan respons !ang diharapkan. 3edangkan padaoperant &onditioning suatu respons atau tingkah laku di,uat menadi ,le,ih kuat dengan
mem,erikan reinfor&er (stimulus !ang memperkuat renspons).
alam salah satu eksperimenn!a 3kinner menggunakan seekor tikus !ang ditempatkan dalamse,uah peti !ang dise,ut dengan 3kinner 2o=. *otak 3kinner ini ,erisi dua ma&am komponen
pokok !aitu manipulandum dan alat pem,eri reinfor&ement !ang antara lain ,erupa wadah
makanan. anipulandum adalah komponen !ang dapat dimanipulasi dan gerakann!a ,erhu,ungan dengan reinfor&ement. *omponen ini terdiri dari tom,ol ,atang erui dan
pengungkit.
alam eksperimen tadi mula-mula tikus itu mengeksplorasi peti sangkar dengan &ara lari kesana
kemari men&ium ,enda-,enda !ang ada disekitarn!a men&akar dinding dan se,again!a.Tingkah laku tikus !ang demikian dise,ut dengan F emmited ,eha$ior (tingkah laku !ang
terpan&ar) !akni tingkah laku !ang terpan&ar dari organism tanpa memedulikan stimulus
tertentu. *emudian salah satu tingkah laku tikus (seperti &akaran kaki sentuhan mon&ong) dapat
menekan pengungkit. Tekanan pengungkit ini mengaki,atkan mun&uln!a ,utir-,utir makanan kedalam wadahn!a.
2utir-,utir makanan !ang mun&ul merupakan reinfor&e ,agi tikus !ang dise,ut dengan tingkahlaku operant !ang akan terus meningkat apa,ila diiringi reinfor&ement !aitu penguatan ,erupa
,utiran-,utiran makanan kedalam wadah makanan.
Teori ,elaar operant &onditioning ini uga tunduk pada dua hukum operant !ang ,er,edalainn!a !aitu law operant &onditioning dan law e=tin&tion. enurut hukum operant
&onditioning ika suatu tingkah diriingi oleh se,uah penguat (reinfor&ement) maka tingkah laku
terse,ut meningkat. 3edangkan menurut hukum law e=tin&tion ika suatu tingkah laku !ang
diperkuat dengan stimulus penguat dalam kondisioning tidak diiringi stimulus penguat makatingkah laku terse,ut akan menurun atau ,ahkan musnah. *edua hukum ini pada dasarn!a uga
memiliki kesamaan dengan hukum pem,iasaan klasik (&lassi&al &onditioning).
. rinsip-prinsip ,elaar menurut 3kinner asil eksperimen !ang dilakukan oleh 3kinner menghasilkan ,e,erapa prinsip-prinsip ,elaar
!ang menghasilkan peru,ahan perilaku !aitu
a. einfor&ementeinfoe&emen didefinisikan se,agai se,agai se,uah konsekuen ang menguatkan tingkah laku
(atau frekuensi tingkah laku). *eefektifan se,uah reinfor&emen dalam proses ,elaar perlu
ditunukkan. *arena kita tidak dapat mengasumsikan se,uah konsekuen adalah reinfor&er sampai
ter,ukti ,ahwa konsekuen terse,ut dapat menguatkan perilaku. isaln!a pemen pada umumn!adapat menadi reinfor&e ,agi perilaku anak ke&il tetapi ketika mereka ,eranak dewasa permen
,ukan lagi sesuatu !ang men!enangkan ,ahkan ,e,erapa anak ke&il uga tidak men!ukai
permen.3e&ara umum reinfor&emen di,edakan menadi tiga !aitu
a) ari segi enisn!a reinfor&emen di,agi menadi dua kategori !aitu reinfor&emen primer dan
reinfor&emen sekunder. einfor&emen primer adalah reinfor&emen ,erupa ke,utuhan dasarmanusia seperti makanan air keamanan kehangatan dan lain se,again!a. 3edangkan
reinfor&emen sekunder adalah reinfor&emen !ang diasosiakan dengan reinfor&emen primer.
,) ari segi ,entukn!a reinfor&emen di,agi menadi dua !aitu reinfor&emen positif dan
reinfor&emen negati$e. einfor&emen positif adalah konsekuen !ang di,erikan untuk
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
9/53
menguatkan atau meningkatkan perilaku seperti hadiah puian kelulusan dan lain se,again!a.
3edangkan reinfor&emen negati$e adalah menarik diri dari situasi !ang tidak men!enangkan
untuk menguatkan tingkah laku. isaln!a guru !ang mem,e,askan muridn!a dari tugasmem,ersihkan kamar mandi ika muridn!a dapat men!elesaikan rumahn!a.
&) "aktu pem,erian reinfor&ement keefektifan reinfor&emen dalam perilaku tergantung pada
,er,agai fa&tor salah satu diantaran!a adalah frekuensi atau adwal pem,erian reinfor&ement.5da empat ma&am pem,erian adwal reinfor&emen !aitu
Ai=ed atio
Daria,el- atio
Ai=ed 6nter$al
Daria,el 6nter$al ,. unishment
unishment adalah menghadirkan atau mem,erikan se,uah situasi !ang tidak men!enangkan
atau situasi !ang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku.&. 3haping
6stilah shaping digunakan dalam teori ,elaar ,eha$iorisme untuk menunukkan pengaaran
keterampilan-keterampilan ,aru atau perilaku-perilaku ,aru dengan mem,erikan penguatankepada siswa untuk menguasai keterampilan atau perilaku terse,ut dengan ,aik.5dapun langkah-langkah dalam pem,erian shaping adalah
1. emilih tuuan !ang ingin di&apaiG
. engetahui kesiapan ,elaar siswaG;. engem,angkan seumlah langkah !ang akan mem,erikan ,im,ingan kepada siswa untuk
melalui tahap demi tahap tuuann!a dengan men!esuaikan kemampuan siswaG
4. em,eri feed,a&k terhadap hasil ,elaar siswa.d. E=tin&tion
E=tin&tion adalah mengurangi atau menurunkan tingkah laku dengan menarik reinfor&ement
!ang men!e,a,kan perilaku terse,ut teradi. E=tin&tion ini teradi melalui proses perlahan-lahan.
2iasan!a ketika reinfor&ement ditarik atau dihentikan perilaku indi$idu sering meningkatseketika
e. 5nteseden dan peru,ahan perilaku
alam operant &onditioning anteseden dapat mem,erikan petunuk apakah se,uah perilaku akanmendapatkan konsekuen !ang positif atau negatif.
enurut 3kinner untuk menghasilkan peru,ahan perilaku pada diri indi$idu selain dengan
memerhatikan konsekuen (&onse&uens) dapat uga digunakan anteseden-anteseden. *arenase,agaimana telah dise,utkan see,elumn!a perilaku manusia seperti se,uah sandwi&h atau
serangkaian antesedents-,eha$ior-&onseBuens (5-2-%). alam hal ini ada dua &ara untuk
mengontrol anteseden agar menghasilkan perilaku ,aru atau peru,ahan perilaku !aitu dengan&ueing dan prompting.
E. *ritik Terhadap Teori Tingkah Laku
?amun sudah terang ,ahwa teori tingkah laku ini tidak ,e,as dari kritik. Teori tingkah laku ini
dikritik karena sering tidak mampu menelaskan situasi ,elaar !ang kompleks se,a, ,an!ak haldi dunia pendidikan !ang tidak dapat diu,ah menadi sekedar hu,ungan stimulus dan respon.
*ita am,il &ontoh suatu saat seorang mahasiswa mau ,eelaaar giat setelah di,eri stimulus
tertentu. Tetapi karena satu dan lain hal mahasiswa terse,ut ti,a-ti,a tidak mau ,elaar lagi
padahal kepadan!a sudah di,erikan stimulus !ang sama atau !ang le,ih ,aik dari itu. isinilah
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
10/53
persoalann!a tern!ata teori tingkah laku ini dianggap tidak mampu menelaskan alasan-alasan
!ang menga&aukan hu,ungan antara stimulus dan respons terse,ut. Tentu saa kita dapat
mengganti stimulus dengan stimulus lain sampai kita mendapatkan respon !ang kita inginkan.Tetapi kita tahu hal ini ,elum menawa, pertan!aan !ang se,enarn!a.
isamping itu teori ,elaar ini dianggap &enderung mengarahkan mahasiswa untuk ,erpikir
linier kon$ergen dan tidak kreatif. engan prosesn!a !ang dise,ut 0pem,entukanFF (shaping).3kinner dan ahli-ahli lain pen!okong teori ini memang tidak meenganurkan adan!a 0hukumanFF
digunakan dalam proses ,elaar. Tetapi apa !ang mereka se,ut 0 penguat negatifFF (negati$e
reinfor&ement) &enderung mem,atasi keleluasaan mahasiswa untuk ,erimainasi dan ,erpikir.3kinner tidak per&a!a terhadap asumsi @uthrie !aitu 0hukumanFF memegang peranan penting
dalam proses ,elaar. 3kinner le,ih per&a!a kepada apa !ang dise,ut se,agai penguat negatif. 6ni
tidak sama dengan hukuman. *etidaksamaan terse,ut adalah ,ila hukuman harus 0di,erikanFF
(se,agai stimulus) agar respons !ang tim,ul ,er,eda dari ,iasan!a ada sedangkan 0 penguatnegatifFF (se,agai stimulus) harus 0dikurangiFF agar espon !ang sama menadi semakin kuat.
isaln!a seorang mahasiswa perlu 0dihukumFF untuk suatu kesalahan !ang di,uatn!a (teori
@uthrie). +ika mahasiswa masih ,andel maka hukuman harus ditam,ah. Tetapi ika sesuatu
!ang tidak mengenakkan si mahasiswa itu dikurangi (,ukan malah ditam,ah) dan penguranganini mendorong mahasiswa itu untuk memper,aiki kesalahann!a maka inilah !ang dise,ut
0penguat negatifFF (teori 3kinner)
(. /((H M4C"45( T67 #64D7/76474 6*(4 B.0 /#744
5sas pengkondisian operan 2.A 3kinner dimulai
awal tahun 19;/-an pada waktu keluarn!a teori 3-. ada waktu keluarn!a teori-teori 3-. pada
waktu itu model kondisian klasik dari a$lo$ telah mem,erikan pengaruh !ang kuat pada pelaksanaan penelitian. 6stilah-istilah seperti cues (pengis!ratan) purposive behavior (tingkah
laku purposi$e) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunukkan da!a
suatu stimulus untuk memun&ulkan atau memi&u suatu respon tertentu.
3kinner tidak sependapat dengan pandangan 3- dan penelasan refle= ,ers!arat dimana
stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan !ang tidak mengendur. enurut 3kinner penelasan3- tentang teradin!a peru,ahan tingkah laku tidak lengkap untuk menelaskan ,agaimana
organisme ,erinteraksi dengan lingkungann!a. 2ukan ,egitu ,an!ak tingkah laku menghasilkan peru,ahan atau konsekuensi pada lingkungan !ang mempun!ai pengaruh terhadap organisme
dan dengan ,egitu mengu,ah kemungkinan organisme itu merespon nanti.
5sas-asas kondisioning operan adalah kelanutan dari tradisi !ang didirikan oleh +ohn "atson.
5rtin!a agar psikologi ,isa menadi suatu ilmu maka studi tingkah laku harus diadikan fokus
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
11/53
penelitian psikologi. Tidak seperti haln!a teoritikus-teoritikus 3- lainn!a 3kinner menghindari
kontradiksi !ang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari a$lo$ dan kondisioning
instrumental dari Thorndike. 6a mengaukan suatu paradigma !ang men&akup kedua enis responitu dan ,erlanut dengan mengupas kondisi-kondisi !ang ,ertanggung awa, atas mun&uln!a
respons atau tingkah laku operan.
B. #(7(4 MM T67 B.0 /#744
6nti dari teori ,eha$iorisme 3kinner adalah engkondisian operan (kondisioning operan).engkondisian operan adalah se,entuk pem,elaaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari
prilaku menghasilkan peru,ahan dalam pro,a,ilitas prilaku itu akan diulangi. 5da < asumsi !ang
mem,entuk landasan untuk kondisioning operan (argaret E. 2ell @redler hlm 1). 5sumsi-asumsi itu adalah se,agai ,erikut
1. 2elaar itu adalah tingkah laku.
. eru,ahan tingkah-laku (,elaar) se&ara fungsional ,erkaitan dengan adan!a peru,ahandalam keadian-keadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
;. u,ungan !ang ,erhukum antara tingkah-laku dan lingkungan han!a dapat di tentukankalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimenn!a di de$inisikan menurut fisikn!a
dan di o,ser$asi di ,awah kondisi-kondisi !ang di &ontrol se&ara seksama.
4. ata dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satun!a sum,er informasi
!ang dapat di terima tentang pen!e,a, teradin!a tingkah laku.
Ta,el er,andingan espons Elisit dan Tingkah-Laku >peran
es$ons lisit % efleks & es$ons misi atau 6$eran
5da korelasi !ang dapat diamati antara
stimulus dan responsG espons !ang
terpan&ing keluar terutama untuk menagakeseahteraan organisme.
5da respons ,ertindak mengenai
lingkungan !ang menim,ulkan
konsekuensi !ang ,erpengaruh padaorganisasi dan dengan demikian mengu,ah
tingkah-laku !ang akan datangG Tidak ada
korelasi n!a dengan stimulus se,elumn!a.
i kondisikan dengan su,stitusi stimulusG*ondisioning Tipe 3
i kondisikan melalui konsekuensi respons!ang memper,esar peluang meresponsG
*ondisioning Tipe .
1. Tingkah-laku organisme se&ara indi$idual merupakan sum,er data !ang &o&ok.
. inamika interaksi organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua enis mahkluk
hidup.
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
12/53
2erdasarkan asumsi dasar terse,ut menurut 3kinner (+.". 3antro&k 7) unsur !ang terpenting
dalam ,elaar adalah adan!a penguatan (reinforcement ) dan hukuman ( punishment).
*enguatan dan Hukuman . *enguatan (reinforcement ) adalah konsekuensi !ang meningkatkan pro,a,ilitas ,ahwa suatu perilaku akan teradi. 3e,alikn!a hukuman ( punishment ) adalah
konsekuensi !ang menurunkan pro,a,ilitas teradin!a suatu perilaku. (baca $eori pen"uatandan #u%u!an an" lebi# len"%ap di sini )
enguatan ,oleh adi kompleks. enguatan ,erarti memperkuat. 3kinner mem,agi penguatan inimenadi dua ,agian
H *enguatan $ositif adalah penguatan ,erdasarkan prinsif ,ahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan stimulus !ang mendukung (rewarding). 2entuk-,entuk
penguatan positif adalah ,erupa hadiah (permen kado makanan dll) perilaku (sen!ummenganggukkan kepala untuk men!etuui ,ertepuk tangan menga&ungkan empol) atau
penghargaan (nilai 5 +uara 1 ds,).
H *enguatan negatif8 adalah penguatan ,erdasarkan prinsif ,ahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus !ang merugikan (tidak men!enangkan).2entuk-,entuk penguatan negatif antara lain menunda:tidak mem,eri penghargaan mem,erikan
tugas tam,ahan atau menunukkan perilaku tidak senang (menggeleng kening ,erkerut muka
ke&ewa dll).
3atu &ara untuk mengingat per,edaan antara $enguatan $ositif dan $enguatan negatif adalahdalam penguatan positif ada sesuatu !ang ditam,ahkan atau diperoleh. alam penguatan negatif
ada sesuatu !ang dikurangi atau di hilangkan. 5dalah mudah menga&aukan penguatan negatif
dengan hukuman. 5gar istilah ini tidak ran&u ingat ,ahwa penguatan negatif meningkatkan
pro,a,ilitas teradin!a suatu prilaku sedangkan hukuman menurunkan pro,a,ilitas teradin!a perilaku. 2erikut ini disaikan &ontoh dari konsep penguatan positif negatif dan hukuman (+."
3antro&k 74).
Pen"uatan positif
*erilaku
urid mengaukan
pertan!aan !ang ,agus
#onsekuensi
@uru mengui murid
*rilaku kede$an
urid mengaukan le,ih
,an!ak pertan!aan
Pen"uatan ne"atif
*erilaku #onsekuensi *rilaku kede$an
https://made82math.wordpress.com/2013/11/09/wahai-guru-gunakan-berbagai-strategi-penguatan-sebelum-memikirkan-memberikan-hukuman/https://made82math.wordpress.com/2013/11/09/wahai-guru-gunakan-berbagai-strategi-penguatan-sebelum-memikirkan-memberikan-hukuman/
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
13/53
urid men!erahkan
tepat waktu
@uru ,erhenti menegur
muridurid makin sering
men!erahkan tepat
waktu
&u%u!an
*erilaku
urid men!ela guru
#onsekuensi
@uru mengaar muridlangsung
*rilaku kede$an
urid ,erhenti men!elaguru
ngat bahwa penguatan bisa berbentu! postif dan negatif. "alam !edua bentu! itu,
!onse!uensi mening!at!an prila!u. "alam hu!uman, perila!unya ber!urang.
*upasan !ang dilakukan 3kinner menghasilkan suatu sistem ringkas !ang dapat diterapkan pada
dinamika peru,ahan tingkah laku ,aik di la,oratorium maupun di dalam kelas. 2elaar !angdigam,arkan oleh makin tinggin!a angka keseringan respons di,erikan se,agai fungsi urutan
ketiga unsure (3)-()-( einsf ). 3kinner men!e,utkan praktek khas menempatkan ,inatang
per&o,aan dalam 0kontigensi terminal. aksudn!a ,inatang itu harus ,erusaha penuh resiko ,erhasil atau gagal dalam men&ari alan lepas dari kurungan atau makanan. 2ukann!a demikian
itu prosedur !ang mengena ialah mem,entuk tingkah-laku ,inatang itu melalui urutan 3itimulus-
respon-penguatan !ang diatur se&ara seksama.
ikelas 3kinner menggam,arkan praktek 0tugas dan uian se,agai suatu &ontoh menempatkan pelaar !ang manusia itu dalam kontigensi terminal uga. 3kinner men!arankan penerapan &ara
pem,erian penguatan komponen tingkah laku seperti menunukkan perhatian pada stimulus dan
melakukan studi !ang &o&ok terhadap tingkah laku. ukuman harus dihindari karena adan!ahasil sampingan !ang ,ersifat emosional dan tidak menamin tim,uln!a tingkah laku positif !ang
diinginkan. 5nalisa !ang dilakukan 3kinner terse,ut diatas meliputi peran penguat ,erkondisi
dan alami penguat positif dan negati$e dan penguat umum.
engan demikian ,e,erapa prinsip ,elaar !ang dikem,angkan oleh 3kinner antara lain
H asil ,elaar harus segera di,eritahukan kepada siswa ika salah di,etulkan ika ,enar
di,eri penguat.
H roses ,elaar harus mengikuti irama dari !ang ,elaar.
H ateri pelaaran digunakan sistem modul.
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
14/53
H alam proses pem,elaaran le,ih dipentingkan akti$itas sendiri.
H alam proses pem,elaaran tidak digunakan hukuman. ?amun ini lingkungan perlu
diu,ah untuk menghindari adan!a hukuman.
H Tingkah laku !ang diinginkan pendidik di,eri hadiah dan se,again!a. adiah di,erikandengan digunakann!a adwal $aria,le rasio reinfor&er.
H alam pem,elaaran digunakan shaping.
isamping itu pula dari eksperimen !ang dilakukan 2.A. 3kinner terhadap tikus dan selanutn!a
terhadap ,urung merpati menghasilkan hukum-hukum ,elaar diantaran!a
1. Law of operant conditining !aitu ika tim,uln!a perilaku diiringi dengan stimulus penguat maka kekuatan perilaku terse,ut akan meningkat.
,. Law of operant extinction !aitu ika tim,uln!a perilaku operant telah diperkuat melalui proses&onditioning itu tidak diiringi stimulus penguat maka kekuatan perilaku terse,ut akan menurun
,ahkan musnah.
C. (*"7#(/7 T67 /#744 TH(D(* *MB"(((4.
2e,erapa aplikasi teori ,elaar 3kinner dalam pem,elaaran adalah se,agai ,erikut
H 2ahan !ang dipelaari dianalisis sampai pada unit-unit se&ara organis.
H asil ,erlaar harus segera di,eritahukan kepada siswa ika salah di,etulkan dan ika ,enar
diperkuat.
H roses ,elaar harus mengikuti irama dari !ang ,elaar.
H ateri pelaaran digunakan sistem modul.
H Tes le,ih ditekankan untuk kepentingan diagnosti&.
H alam proses pem,elaaran le,ih dipentingkan akti$itas sendiri.
H alam proses pem,elaaran tidak dikenakan hukuman.
H alam pendidikan mengutamakan mengu,ah lingkungan untuk mengindari pelanggaran
agar tidak menghukum.
H Tingkah laku !ang diinginkan pendidik di,eri hadiah.
H adiah di,erikan kadang-kadang (ika perlu)
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
15/53
H Tingkah laku !ang diinginkan dianalisis ke&il-ke&il semakin meningkat men&apai tuuan.
H alam pem,elaaran se,aikn!a digunakan shaping .
H ementingkan ke,utuhan !ang akan menim,ulkan tingkah laku operan.
H alam ,elaar mengaar menggunakan tea&hing ma&hine.
H elaksanakan mastery learning !aitu mempelaari ,ahan se&ara tuntas menurut waktun!amasing-masing karena tiap anak ,er,eda-,eda iraman!a. 3ehingga naik atau tamat sekolah
dalam waktu !ang ,er,eda-,eda. Tugas guru ,erat administrasi kompleks.
D. (4("7/7/ *7"(# T(*(4 D("(M *4D7D7#(4
2an!ak aplikasi engkondisian operan telah dilakukan diluar riset la,oratorium antara laindikelas rumah setting ,isnis rumah sakit dan tempat lain di dunia n!ata.
(nalisis *erilaku tera$an adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengu,ah
perilaku manusia. 5da tiga penggunaan analisis perilaku !ang penting dalam ,idang pendidikan
!aitu
1. eningkatkan perilaku !ang diinginkan.
. enggunakan dorongan (prompt) dan pem,entukkan (shaping).
;. engurangi perilaku !ang tidak diharapkan.
Meningkatkan $erilaku yang dihara$kan
Lima strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku anak !ang
diharapkan !aitu
H Me!ili# Pen"uatan an" efe%tif # tidak semua penguatan akan sama efekn!a ,agi anak.5nalisis perilaku terapan menganurkan agar guru men&ari tahu penguat apa !ang paling ,aik
untuk anak !akni mengindi$idualisasikan penggunaan penguat tertentu. #ntuk men&ari
penguatan !ang efektif ,agi seorang anak disarankan untuk meneliti apa !ang memoti$asi anak dimasa lalu apa !ang dilakukan murid tapi tidak mudah diperolehn!a dan persepsi anak
terhadap manfaat dan nilai penguatan. enguatan alamiah seperti puian le,ih dianurkan
ketim,ang penguat im,alan materi seperti permen mainan dan uang.
H Men'adi%an pen"uat %ontin"en dan tepat wa%tu# agar penguatan dapat efektif guru harusmem,erikan han!a setelah murid melakukan perilaku tertentu. 5nalisis perilaku terapan
seringkali menganurkan agar guru mem,uat pern!ataan ikaImaka. penguatan akan le,ih
efektif ika di,erikan tepat pada waktun!a sesegera mungkin setelah murid menalankantindakan !ang diharapkan. 6ni akan mem,antu anak melihat hu,ungan kontingensi antar-im,alan
dan perilaku mereka. +ika anak men!elesaikan perilaku sasaran (seperti mengerakan sepuluh
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
16/53
soal matematika) tapi guru tidak mem,erikan waktu ,ermain pada anak maka anak itu mungkin
akan kesulitan mem,uat hu,ungan kontingensi.
H Me!ili# 'adwal pen"uatan terbai% men!usun adwal penguatan menentukan kapan suaturespons akan diperkuat. Empat adwal penguatan utama adalah
a) $adwal rasio tetap# suatu perila!u diper!uat setelah se%umlah respon.
b) $adwal rasio variabel # suatu perilaku diperkuat setelah teradi seumlah respon akan tetapi
tidak ,erdasarkan ,asis !ang dapat diperidiksi.
c) $adwal interval & tetap # respons tepat pertama setelah ,e,erapa waktu akan diperkuat.
d) $adwal interval & variabel # suatu respons diperkuat setelah seumlah $aria,el waktu ,erlalu.
H Men""una%an Per'an'ian. *erjanjian (contractin") adalah menempatkan kontigensi
penguatan dalam tulisan. +ika mun&ul pro,lem dan anak tidak ,ertindak sesuai harapan gurudapat meruuk anak pada peranian !ang mereka sepakati. 5nalisis perilaku terapan men!atakan
,ahwa peranian kelas harus ,erisi masukan dari guru dan murid. *ontrak kelas mengandung pern!ataan ikaI maka dan di tandatangani oleh guru dan murid dan kemudian di,eri
tanggal.
H Men""una%an pen"uatan ne"atif secara efe%tif dalam pengutan negatif frekuensi
respons meningkat karena respon terse,ut menghilangkan stimulus !ang dihindari.seorang gurumengatakanepeng kamu harus men!elesaikan mu dulu diluar kelas se,elum kamu ,oleh
masuk kelas ikut pem,elaaran ini ,erarti seorang guru menggunakan penguatan negatif.
Menggunakan dorongan (pro!pt) dan $em'entukan (s#appin")
Pro!pt (dorongan) adalah stimulus tam,ahan atau is!arat tam,ahan !ang di,erikan se,elumrespons dan meningkatkan kemungkinan respon terse,ut akan teradi. S#appin" (pem,entukan)
adalah mengaari perilaku ,aru dengan memperkuat perilaku sasaran.
Mengurangi $erilaku yang tidak dihara$kan
*etika guru ingin mengurangi perilaku !ang tidak diharapkan (seperti mengeek mengganggudiskusi kelas atau sok pintar) !ang harus dilakukan ,erdasarkan analisis perilaku terapan adalah
H enggunakan enguatan iferensial.
H enghentikan penguatan (pelen!apan)
H enghilangkan stimuli !ang diinginkan.
H em,erikan stimuli !ang tidak disukai (hukuman)
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
17/53
. #"B7H(4 D(4 ##(4(4 T67 /#744
#ele'ihan
ada teori ini pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didikn!a. hal ini ditunukkan
dengan dihilangkann!a sistem hukuman. al itu didukung dengan adan!a pem,entukanlingkungan !ang ,aik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan teradin!a kesalahan.
#ekurangan
2e,erapa kelemahan dari teori ini ,erdasarkan analisa teknologi (argaret E. 2. @. 1994)
adalah ,ahwa (i) teknologi untuk situasi !ang kompleks tidak ,isa lengkapG analisa !ang ,erhasil ,ergantung pada keterampilan teknologis (ii) keseringan respon sukar diterapkan pada
tingkah laku kompleks se,agai ukuran peluang keadian. isamping itu pula tanpa adan!a
sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat mem,uat anak didik menadi kurang mengerti
tentang se,uah kedisiplinan. hal terse,uat akan men!ulitkan lan&arn!a kegiatan ,elaar-
mengaar. engan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menadi semakin ,erat.
2e,erapa *ekeliruan dalam penerapan teori 3kinner adalah penggunaan hukuman se,agai salah
satu &ara untuk mendisiplinkan siswa. enurut 3kinner hukuman !ang ,aik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari per,uatann!a. isaln!a anak perlu mengalami sendiri
kesalahan dan merasakan aki,at dari kesalahan. enggunaan hukuman $er,al maupun fisik
seperti kata-kata kasar eekan &u,itan eweran ustru ,eraki,at ,uruk pada siswa
TEORI BELAJAR BEHAVIORISME CLARK LEONARD HULL
TEORI BELAJAR BEHAVIORISMECLARK LEONARD HULL
Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi manusia. Belajar telah dimulai dari
dalam kandungan hingga akhir hayat. Belajar merupakan suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil
proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya,
kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek
yang ada pada individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan,
proses berbuat melalui berbagai pengalaman (Sudjana, 2000. !enurut Parwira
(20"2 belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman. #adi, belajar merupakan sebuah proses
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
18/53
perubahan pada diri manusia yang dapat dapat dilihat dari tingkah lakunya yang
merupakan hasil dari pengalaman.
$egiatan pembelajaran memiliki berbagai masalah%masalah yang
memerlukan solusi. Permasalahan belajar ini dapat diselesaikan dengan pendekatan
secara psikologi. Psikologi merupakan analisis ilmiah mengenai proses mental dan
struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia (&hmad ' Supriyono, 200.
!enurut )skandar (20"2, psikologi adalah *ilmu mengenai perilaku+, tetapi hal yang
menarik pengertian *perilaku+ yang telah mengalami perkembangan sehingga
sekarang ikut menangani hal yang pada masa lampau disebut pengalaman. #adi,
psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang nampak.
abang psikologi yang memgkaji belajar adalah psikologi pendidikan. psikologi
pendidikan memiliki beberapa pendekatan behaviorisme, kogniti-sme, dan
humanisme. $ajian pada makalah ini hanya berokus pada pendekatan
behaviorisme. Pendekatan behavior menitik%beratkan pandangannya pada aspek
tingkah laku lahiriah manusia dan hewan, pendekatan ini melahirkan beberapa
teori/teori belajar. Salah satu teori belajar behaviorisme adalah Systematic
behavior theory yang diperkenalkan oleh lark eonard 1ull.
Permasalahan yang diangkat dalam makalah ini adalah apa saja teori
behaviorisme menurut 1ull dan bagaimana aplikasinya dalam pendidikan 3ujuannya adalah untuk mengetahui teori behaviorisme menurut 1ull dan
aplikasinya dalam pendidikan.
Biograf Clark Leonard Hull
lark eonard 1ull dilahirkan di &kron, 4ew 5ork pada 26 !ei "6. )a
dibesarkan di !ichigan, dan mendiami satu kelas selama bertahun%tahun. 1ull
mempunyai masalah kesehatan di mata, mempunyai orang tua yang miskin, dan
pernah menderita polio. Pendidikan yang ditempuhnya beberapa kali terputus
karena sakit dan masalah keuangan. 3etapi setelah lulus, dia memenuhi syarat
sebagai guru dan menghabiskan banyak waktunya untuk mengajar di sekolah yang
kecil (herry, 20"".
Setelah memperoleh bachelor dan gelar master di 7niversitas !ichigan, ia
beralih ke psikologi, dan menerima Ph.8. psikologi di tahun "9" dari 7niversity o
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
19/53
:isconsin, dimana dia tinggal selama sepuluh tahun sebagai instruktur. Penelitian
doktornya pada ;&spek kuantitati dari einorcement adalah aktor penting dalam belajar yang harus ada. 4amun ungsi
reinorcement bagi 1ull lebih sebagai drive reduction daripada satis-ed actor.
2. 8alam mempelajari hubungan S % > yang diperlu dikaji adalah peranan dari
intervening variable (atau yang juga dikenal sebagai unsur @ (organisma. Aaktor @
adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan ( inferred, eeknya dapat
dilihat pada aktor > yang berupa output.
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
20/53
. Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. 8i sini tampak
pengaruh teori 8arwin yang mementingkan adaptasi biologis organisma.
Hypothetico- deductive theory adalah teori belajar yang dikembangkan 1ull
dengan menggunakan metode dedukti. 1ull percaya bahwa pengembangan ilmu
psikologi harus didasarkan pada teori dan tidak semata%mata berdasarkan
enomena individual (indukti. 3eori ini terdiri dari beberapa postulat yang
menjelaskan pemikirannya tentang aktivitas otak, reinforcement , habit , reaksi
potensial, dan lain sebagainya ()skandar, 20"2.
3eori 1ull mengandung struktur postulat dan teorema yang logis mirip seperti
geometri diubah menjadi S%
s%> atau S%s%r%>. Simbol s adalah impuls atau stimulus trace dalam sara sensoris,
dan simbol r adalah impuls respon yang masih dalam sara aCerent. Postulat 2? )nteraksi sara aCerent
)mpuls dalam suatu sara aCerent dapat diteruskan ke satu atau lebih sara aCerent
lainnya. > timbul tidak hanya karena satu stimulus, tetapi lebih dari satu S yang lalu
terjadi kombinasi berbagai stimulus. >umusnya akan berubah menjadi S%r%>.
2. >espon terhadap kebutuhan, hadiah, dan kekuatan kebiasaan Postulat ? >espon%respon bawaan terhadap kebutuhan (tingkah laku yang tidak
dipelajari
Sejak lahir organisme mempunyai hierarki respon penentu kebutuhannya yang
timbul karena ada rangsangan%rangsangan dan dorongan. >espon terhadap
kebutuhan tertentu bukan merupakan respon pilihan secara random, tetapi respon
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
21/53
yang memang ditentukan oleh kebutuhannya, misalnya mata kena debu maka
secara otomatis mata berkedip dan keluar air mata. #ika pola respons bawaan
pertama tidak memenuhi kebutuhan, maka akan muncul pola lainnya. #ika tidak ada
satupun pola%pola perilaku bawaan itu yang eekti dalam memenuhi kebutuhan,
maka organisme harus mempelajari pola respons baru.
Postulat 6? 1adiah dan kekuatan kebiasaanD kontiguitas dan reduksi dorongan
sebagai kondisi%kondisi untuk belajar
$ekuatan kebiasaan akan bertambah jika kegiatan%kegiatan reseptor dan eektor
terjadi dalam persamaan waktu yang menyebabkan hubungan kontiguiti dengan
hadiah pertama dan hadiah kedua. #ika satu stimulus diikuti dengan satu respons
yang kemudian diikuti dengan penguatan, maka asosiasi antara stimulus dan
respons itu akan semakin kuat yang disebut dengan habit strength (kekuatan
kebiasaan ES1>F. >umusan matematis yang mendeskripsikan hubungan antara S1>
dan jumlah pasangan S dan > yang diperkuat adalah ?
S1> G " / "0 %0.00=4
4 adalah jumlah pemasangan antara S dan > yag diperkuat. >umusan ini
menghasilkan kurva belajar yang terakselerasi secara negati, yang berarti bahwa
pasangan yang lebih dahulu diperkuat memiliki lebih banyak eek terhadap belajar
ketimbang pasangan selanjutnya.
. Stimulus pengganti (ekuaivalen Postulat =? Heneralisasi (penyamarataan
$ekuatan kebiasaan yang eekti timbul karena stimulus lain daripada stimulus
pertama yang menjadi persyaratan bergantung kepada penindakan stimulus kedua
dari yang pertama dalam kesatuan yang terus menerus dari ambang perbedaan,
dengan kata lain yang ingin dibentuk merupakan hasil rata%rata persyaratan
stimulus berikutnya. Heneralisasi stimulus ini juga mengindikasikan bahwa
pengalaman sebelumnya akan mempengaruhi proses belajar yang sekarang. 1ull
menyebutnya sebagai generaliIed habit strength (kekuatan kebiasaan yang
digeneralisasikan.
6. 8orongan%dorongan sebagai akitivator respon Postulat J? Stimulus dorongan
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
22/53
1ubungan dengan tiap%tiap dorongan adalah stimulus dorongan karakteristik yang
intensitasnya meningkat dengan kekuatan dorongan. ontohnya bibir dan
tenggorokan kering yang mengiringi dorongan haus.
Postulat K? Potensi reaksi yang ditimbulkan oleh dorongan
$ekuatan kebiasaan disintesiskan kedalam potensi reaksi dengan dorongan%
dorongan primer yang timbul pada saat tertentu. >umusannya adalah ?
Potensi reaksi G S G S1> L 8
#adi, potensi reaksi adalah ungsi dari seberapa sering respons diperkuat dalam
situasi itu dan sejauh mana dorongannya ada.
=. Aaktor%aktor yang melawan respon%respon Postulat ? Pengekangan reaksi
>espon memerlukan kerja, dan kerja menyebabkan keletihan yang pada akhirnya
akan menghambat respons. >eactive inhibiton (hambatan reakti E)>F disebabkan
kelelahan, tetapi secara otomatis akan hilang jika organisme berhenti beraktivitas.
3imbulnya suatu reaksi menyebabkan pengekangan reaksi yang lain. Suatu
kejemuan untuk mengulangi respon. Pengekangan reaksi adalah penghamburan
waktu yang spontan.
Postulat 9? Pengekangan yang dikondisikan (diisyaratkan
Stimuli yang dihubungkan dengan penghentian respon menjadi pengekangan yang
dikondisikan. >espon untuk tidak merespon dinamakan conditioned inhibition (S)>
(hambatan yang dikondisikan. Baik itu )> maupun S)> beroperasi melawan
munculnya respons yang telah dipelajari dan karenanya merupakan pengurangan
dari potensi reaksi (S. $etika )> dan S)> dikurangkan dari S, hasilnya adalah
potensi reaksi eekti (S.
Potensi reaksi eekti G S G S1> L 8 / ()>M S)>
Postulat "0? @silasi pengekangan
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
23/53
Potensial pengekangan dihubungkan dengan potensial reaksi yang bergoyang terus
menerus pada waktu itu. Potensi penghambat itu dinamakan eek guncangan (S@>
yang membahas siat probabilistik dan prediksi perilaku.
Potensi reaksi eekti sementara G S G (S1> L 8 / E)> M S)>F % S@>
J. Bangkitnya respon Postulat ""? >eaksi ambang perangsang
Potensi reaksi eekti yang momentum harus melampaui reaksi ambang perangsang
sebelum stimulus membangkitkan reaksi.
Postulat "2? $emungkinan reaksi diatas ambang perangsang
$emungkinan respon adalah ungsi normal dari potensi reaksi eekti melampaui
reaksi ambang perangsang.
Postulat "? atensi (keadaan diam atau berhenti
atensi ES 3>F adalah waktu antara presentasi stimulus ke organisme dan respon
yang dipelajarinya. !akin potensi reaksi eekti melampaui reaksi ambang
perangsang makin pendek latensi respon, artinya respon makin cepat timbul.
Postulat "6? 1ambatan berhenti (ekstingsi
!akin besar potensi reaksi eekti, makin besar respon yang timbul tanpa
perkuatan, sebelum berhenti atau ekstingsi.
Postulat "=? &mplitudo respon (besarnya respon
Besarnya dorongan dilantari atau disebabkan oleh peningkatan kekuatan potensi
eekti reaksi dalam sistem sara otonom.
Postulat "J? >espon%respon yang bertentangan
#ika potensi%potensi reaksi kepada dua atau lebih respon%respon yang bertentangan
terjadi dalam organisme pada waktu yang sama, maka hanya reaksi yang
mempunyai potensi reaksi yang lebih besar akan terjadi responnya (Parwira, 20"2.
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
24/53
A$lika"i Teori Bea!iori"#ik Menuru# Hull dala% &endidikan
&plikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari
beberapa hal seperti? tujuan pembelajaran, siat materi pelajaran, karakteristik
pebelajar, media dan asilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang
dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan
adalah obyekti, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan
rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transer o knowledge ke orang yang belajar atau
pebelajar (#arvis, 20"2.
3eori belajar 1ull adalah teori reduksi dorongan atau reduksi stimulus
dorngan. !engenai soal spesia-bilitas tujuan, keterlibatan kelas, dan proses belajar
dari yang sederhana ke yang kompleks, 1ull sepakat dengan 3horndike. !enurutnya
belajar melibatkan dorongan yang dapat direduksi. Sulit membayangkan bagaimana
reduksi dorongan primer dapat berperan dalam belajar di kelas, tetapi, beberapa
pangikut 1ull (misalnya, #anet 3aylor Spence menekankan kecemasan sebagai
sebentuk dorongan dalam proses belajar manusia. Berdasarkan penalaran ini, maka
mereduksi kecemasan murid adalah syarat yang diperlukan untuk belajar di kelas.
3etapi, terlalu sedikit kecemasan tidak akan menimbulkan proses (karena tidak ada
dorongan yang akan direduksi, dan terlalu banyak kecemasan akan mengganggu.
$arenanya, siswa yang merasakan kecemasan ringan ada dalam posisi terbaik
untuk belajar dan karenanya lebih mudah untuk diajari.
atihan harus didistribusikan dengan cermat agar hambatan tidak muncul.
Huru 1ullian akan membagi topik/topik yang diajarkan sehingga pembelajaran
(siswa tidak akan kelelahan yang bisa mengganggu proses belajar. 3opik / topik itu
juga diaturkan sedemikian rupa sehingga topik yang berbeda / beda akan saling
berurutan. !isalnya, urutan pelajaran yang baik adalah matematika, pendidikan
olahraga, bahasa )nggris, seni, dan sejarah (#arvis, 20"2.
!iller dan 8ollard ("96" meringkaskan aplikasi teori 1ull untuk pendidikan
sebagai berikut? Driver ? Pembelajaran harus menginginkan sesuatu. Cue?
Pembelajaran harus memerhatikan sesuatu.Response? Pembelajaran harus
melakukan sesuatu. Reinforcement ? >espons pembelajaran harus membuatnya
mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
25/53
!enurut teori 1ull, kondisi yang disusun secara optimal akan mempermudah
siswa untuk belajar. Belajar di kelas dapat diklasi-kasikan dalam tiga tipe yaitu?
stimulus discrimination, respon diCerentions, dan rewardNpunishment
konseOuences. Proses belajar dibedakan menjadi belajar tentang kebiasaan dan
belajar tentang incentiv (Parwira, 20"2.
3erdapat dua motivasi terhadap belajar siswa yaitu dorongan atau kebutuhan
siswa terhadap situasi belajar dan harapan murid terhadap konsekuensi belajar.
&danya dorongan belajar, maka belajar merupakan penguatan. !akin banyak
belajar, makin banyak reinorcement (penguatan menjuadi makin besar motivasi
untuk menggunakan respon yang menuju keberhasilan belajar. @leh karena itu guru
atau kepala sekolah harus merencanakan kegiatan belajar berdasarkan pengamatan
yang dilakukan terhadap dorongan yang mendasari siswa.
Belajar dipandang sangat erat dengan adaptasi survival. Beberapa
pertanyaan dasar yang menurut teori 1ull sangat berperan dalam proses
pembelajaran di kelas adalah?
Bagaimana menyediakan stimuli di kelas dalam usaha membantu kegiatan belajar
siswa ke arah pencapaian tujuan pendidikan dan tujuan%tujuan pengajaran &pa kebutuhan yang paling penting dari setiap siswa Penghargaan apa yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan%kebutuhan
siswa Bagaimana cara untuk meningkatkan dorongan belajar pada siswa Bagaimana merencanakan kegiatan belajar dengan memperhitungkan kebutuhan%
kebutuhan siswa dan penghargaan%penghargaan yang diperlukan Bagaimana cara meningkatkan kebutuhan membuat kegiatan di kelas agar lebih
sesuai dan lebih tepat dengan kebutuhan siswa (&hmad ' Supriyono, 200
Pertanyaan%pertanyaan tersebut apabila dikaji secara seksama akan
memberikan arah dan rambu%rambu bagaimana pengajaran di kelas harus
dilakukan. &rah dan rambu%rambu tersebut adalah ?
Pentingnya tujuan bagi siswa, yang dirumuskan melalui tujuan%tujuan pembelajaran Pemberian stimulus oleh guru ditujukan pada pencapaian tujuan pengajaran $eberhasilan belajar dipengaruhi oleh ada tidaknya kebutuhan belajar pada diri siswa !otivasi sangat penting dalam pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Program belajar%mengajar harus dirancang sedemikian rupa sesuai dengan
kebutuhan siswa.
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
26/53
Prinsip%prinsip tersebut hendaknya dijadikan dasar dalam menyusun teori
pengajaran.
Ke"i%$ulan
3eori behaviorisme menurut 1ull dikelompokkan dalam enam kategori dan "J
postulat. (" 3anda%tanda luar yang mendorong atau membimbing tingkah laku dan
representasi neuralnya atau sara, (2 >espon terhadap kebutuhan, hadiah, dan
kekuatan kebiasaan, ( Stimulus pengganti (ekuaivalen, (6 8orongan%dorongan
sebagai akitivator respon, (= Aaktor%aktor yang melawan respon%respon, (J
Bangkitnya respon. &plikasi teori 1ull dalam pendidikan yaitu? Driver ? Pembelajaran
harus menginginkan sesuatu. Cue? Pembelajaran harus memerhatikan
sesuatu.Response? Pembelajaran harus melakukan sesuatu. Reinforcement ?
>espons pembelajaran harus membuatnya mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya.
3) P&4 !73 &5 H731>)<
by admin brow 2KN0N20"6 Q "2?6= 0 Posted in Pendidikan
!!!.rangkumanmakalah.com
(. *endahuluan
(rang!uman) Teori ,elaar 'eha9ioristik adalah se,uah teori !ang di&etuskan oleh @agedan 2erliner tentang peru,ahan tingkah laku se,agai hasil dari pengalaman.J1K2eha$iorisme
merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku indi$idu. 2eha$iorisme memandang
indi$idu han!a dari sisi fenomena asmaniah dan menga,aikan aspek-aspek mental. engan
kata lain ,eha$iorisme tidak mengakui adan!a ke&erdasan ,akat minat dan perasaan indi$idu
dalam suatu ,elaar. eristiwa ,elaar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa
sehingga menadi ke,iasaan !ang dikuasai indi$idu. (ma!alah)
http://www.rangkumanmakalah.com/author/fenditeguh/http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#commentshttp://www.rangkumanmakalah.com/category/pendidikan/http://www.rangkumanmakalah.com/teori-belajar-edward-c-tolman/http://www.rangkumanmakalah.com/teori-belajar-edward-c-tolman/http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gage&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Berlinerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Berlinerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengalamanhttp://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn1http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn1http://www.rangkumanmakalah.com/author/fenditeguh/http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#commentshttp://www.rangkumanmakalah.com/category/pendidikan/http://www.rangkumanmakalah.com/teori-belajar-edward-c-tolman/http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gage&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Berlinerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengalamanhttp://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn1
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
27/53
(rang!uman)andangan tentang ,elaar menurut menurut aliran tingkah laku tidak
lain adalah peru,ahan dalam tingkah laku se,agai aki,at dari interaksi antara stimulus dan
respons. 5tau dengan kata lain ,elaar adalah peru,ahan !ang dialami siswa dalam hal
kemampuann!a untuk ,ertingkah laku dengan &ara !ang ,aru se,agai hasil interaksi antara
stimulus dan respons. (ma!alah)
(rang!uman)iantara para penerus tradisi ,eha$ioristik !akni Erwin . @uthrie ia
tergolong generasi !ang le,ih muda se&ra intelektual dan @uthrie tidak termasuk generasi !ang
mun&ul sesudahn!a dan menadi penerus ide para perintis terse,ut. (ma!alah)
(rang!uman)endidikan ,eha$iorisme merupakan kun&i dalam mengem,angkan
keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua ,idang su,ek dan manaemen
kelas. 5da ahli !ang men!e,utkan ,ahwa teori ,elaar ,eha$ioristik adalah peru,ahan perilaku
!ang dapat diamati diukur dan dinilai se&ara konkret(ma!alah)
(rang!uman)Teori 2elaar adalah deskriptif karena tuuan utama teori ,elaar
menelaskan proses ,elaar teori ,elaar menaruh perhatian pada hu,ungan diantara $aria,le-
$aria,el !ang menentukan hasil ,elaar. 2eha$ior adalah prilaku manusia sehingga teori ,elaar
,eha$ioristik adalah ,elaar !ang diartikan se,agai proses peru,ahan prilaku se,agai interaksi
antara stimulus dan respon ,elaar menurut psikologi ,eha$ioristik suatu &ontrol instrumental
!ang ,erasal dari lingkungan. (ma!alah)
B. #onse$ Dasar Teori Beha9ioristik
(rang!uman)2eha$iorisme merupakan salah satu aliran psikologi !ang memandang indi$idu
han!a dari sisi fenomena asmaniah dan menga,aikan aspek-aspek mental !ang dengan kata
lain ,eha$iorisme tidak mengakui adan!a ke&erdasan ,akat minat dan perasaan indi$idu dalam
suatu ,elaar. eristiwa ,elaar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga
menadi ke,iasaan !ang dikuasai indi$idu. alam konsep 2eha$ioral perilaku manusia
merupakan hasil ,elaar sehingga dapat di u,ah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-
kondisi ,elaar .JK (ma!alah)
(rang!uman)2e,erapa prinsip dalam teori ,elaar ,eha$ioristik meliputi (1) einfor&ement and
unishmentG () rimar! and 3e&ondar! einfor&ementG (;) 3&hedules of einfor&ementG (4)
%ontingen&! anagementG (') 3timulus %ontrol in >perant LearningG (
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
28/53
(rang!uman)5da ,e,erapa &iri dari rumpun teori ini !aitu
". !engutamakan unsur%unsur atau bagian%bagian terkecil
2. Bersiat mekanistik
. !enekankan peranan lingkungan
6. !ementingkan pembentukan reaksi atau respon
=. !enekankan pentingnya latihan
(rang!uman)Teori ,elaar ,eha$ioristik menelaskan ,elaar itu adalah peru,ahan perilaku !ang
dapat diamati diukur dan dinilai se&ara konkret. eru,ahan teradi melalui rangsangan
(stimulans) !ang menim,ulkan hu,ungan perilaku reaktif (respon) ,erdasarkan hukum-hukum
mekanistik. 3timulans tidak lain adalah lingkungan ,elaar anak ,aik !ang internal maupun
eksternal !ang menadi pen!e,a, ,elaar. 3edangkan respons adalah aki,at atau dampak ,erupareaksi fisik terhadap stimulans. 2elaar ,erarti penguatan ikatan asosiasi sifat dan
ke&enderungan perilaku 3- (stimulus-espon). (ma!alah)
(rang!uman)5liran psikologi ,elaar !ang sangat ,esar pengaruhn!a terhadap arah
pengem,angan teori dan praktik pendidikan dan pem,elaaran hingga kini adalah aliran
,eha$ioristik. 5liran ini menekankan pada ter,entukn!a perilaku !ang tampak se,agai hasil
,elaar. Teori ,eha$ioristik dengan model hu,ungan stimulus responn!a mendudukkan orang
!ang ,elaar se,agai indi$idu !ang pasif. espon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode drill atau pem,iasaan semata. un&uln!a perilaku akan semakin kuat ,ila di,erikan
reinfor&ement dan akan menghilang ,ila dikenai hukuman. (ma!alah)
(rang!uman)2eha$iorisme ,an!ak menentukan $erkem'angan $sikologi terutama dalam
ekperimen-eksperimen dan ini diakui se&ara luas se,agai asa ,esar para ,eha$ioris dalam
penelitian tentang prilaku manusia termasuk uga ilmu komunikasi !ang mengkai manusia dan
prilakun!a ,an!ak dipengaruhi oleh konsepsi ,eha$ioris(ma!alah)
(rang!uman)Lahirn!a paham ini merupakan reaksi terhadap introspeksionisme (!ang
menganalisis iwa manusia ,erdasarkan laporan-laporan su,ektif) dan uga psikoanalisis (!ang
,er,i&ara tentang alam ,awah sadar !ang tidak tampak) !ang sangat sulit diamati diukur dan
diramalkan. *aum 2eha$ioris men&oret dari kamus ilmiah mereka semua peristilahan !ang
,ersifat su,ektif seperti sensasi persepsi hasrat tuuan ,ahkan termasuk ,erpikir dan emosi
seauh kedua pengertian terse,ut dirumuskan se&ara su,ektif. (ma!alah)
(rang!uman)2elakangan teori kaum ,eha$ioris le,ih dikenal dengan nama teori ,elaar karena
menurut mereka seluruh perilaku manusia ke&uali instin! adalah hasil ,elaar. 2elaar artin!a
peru,ahan perilaku organisme se,agai pengaruh lingkungan. 2eha$iorisme tidak mau
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_perkembanganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_perkembangan
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
29/53
mempersoalkan apakah manusia ,aik atau elek rasional atau emosionalG ,eha$iorisme han!a
ingin mengetahui ,agaimana perilakun!a dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. ari
sinilah tim,ul konsep 0manusia mesin ('omo echanicus). (ma!alah)
C' Biograf Ed(in Ra) *u#rie
(rang!uman)uthrie lahir di Lin&oln ?e,raka tanggal 9 anuari pada tahun 188< dan
meninggal pada tahun 19'9 . setelah 35 kemudian meneruskan studin!a ke uni$ersitas
?e,raska dan lulus dengan sarana matematika dan kemudian mengaar matematika di ,e,erapa
sekolah menengah sam,il memperdalam filsafat di #ni$ersitas enns!l$ania dan lulus se,agai
doktor. *emudian menadi instruktur filsafat di #ni$ersitas "ashington. 3etelah lima tahun ia
pindah ke epartemen sikologi sampai karirn!a ,erakhir. @uthrie adalah profesor psikologi di
#ni$ersit! of "ashington dari tahun 1914 sampai pensiun pada tahun 19'. @a!a tulisan @utrie
le,ih mudah untuk dipelaari karena penuh humor dan menggunakan ,an!ak kisah untuk
menunukkan &ontoh ide-iden!a supa!a mudah dipahami oleh mahasiswan!a. 2ersama dengan
orton ia melakukan satu per&o,aan !ang tekait dengan teori ,elaarn!a.J4K (ma!alah)
(rang!uman)ada usia ;; tahun @uthrie pemenang no,el !ang di,erikan asosiasi psikologi
5merika dalam kontri,usi terakhir. *ar!a dasarn!a adalah The s!&holo! of Learning !ang
dipu,likasikan pada 19;' dan dire$isi pada 19'. (ma!alah)
(rang!uman)ada pu,likasi terahirn!a se,elum meninggal @uthrie sempat mere$isi hukum
kontiguitasn!a menadi apa-apa !ang dilihat akan menadi sin!al terhadap apa- apa !ang
dilakukan. 5lasann!a karena terdapat ,er,agai ma&am stimuli !ang dihadapi oleh organisme
pada satu waktu tertentu dan organisme tidak mungkin mem,entuk asosiasi dengan semua
stimuli itu. >rganisme han!a akan memproses se&ara efektif pada se,agian ke&il dari stimuli!ang dihadapin!a dan selanutn!a proporsi inilah !ang akan diasosiasikan dengan respons.
(ma!alah)
(rang!uman)eskipun @uthrie menekankan ke!akinann!a pada hukum kontiguitas di sepanang
karirn!a dia menganggap akan keliru ika kita menganggap asosiasi !ang dipelaari se,agaian
han!a asosiasi antara stimuli lingkungan dengan prilaku n!ata. isaln!a keadian di lingkungan
dan responsn!a terkadang dipisahkan oleh satu inter$al waktu dan karenan!a sulit untuk
menganggap keduan!a se,agai keadian !ang ,ersamaan. (ma!alah)
(rang!uman)@uthrie selanutn!a mengatasi pro,lem terse,ut dengan mengemukakan adan!amo$ement-produ&t stimuli (stimuli !ang dihasilkan oleh gerakan) !akni dise,a,kan oleh
gerakan tu,uh. %ontohn!a ketika mendengar telepon ,erdering kita ,erdiri dan ,eralan
mendekati pesawat telepon. 3e,elum kita sampai ke pesawat telepon suara deringan terse,ut
sudah tidak lagi ,ertindak se,agai stimulus. *ita tetap ,ergerak karena ada stimuli dari gerakan
kita sendiri menuu pesawat telepon. (ma!alah)
http://www.muskingum.edu/~psych/psycweb/history/guthrie.htmhttp://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn4http://www.muskingum.edu/~psych/psycweb/history/guthrie.htmhttp://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn4
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
30/53
D. ks$erience uthrie dan Horton
(rang!uman)@uthrie dan orton (194
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
31/53
agar hu,ungan itu menadi le,ih langgeng. 3elain itu suatu respon akan le,ih kuat (dan ,ahkan
menadi ke,iasaan) ,ila respon terse,ut ,erhu,ungan dengan ,er,agai ma&am stimulus.
(ma!alah)
(rang!uman)ukum terse,ut diusulkan oleh @uthrie karena menganggap kaidah !ang
dikemukakan oleh Thorndike dan a$lo$ terlalu rumit dan ,erle,ihan. Thorndike
mengemukakan ,ahwa ika respons menemukan kondisi !ang memuaskan maka koneksi 3-
akan menguat. isisi lain a$lo$ mengemukakan dengan hukum ,elaarn!a dengan model
kondisional ,erupa %-%3-#3-#. #nsur- unsur itulah !ang dianggap oleh guthrie
,erle,ihan. (ma!alah)
(rang!uman)3timulus dan respon &endrung ,ersifat sementara persetuuan umum di kalangan
psikolog ,ahwa kontiguitas stimulus dan respon merupakan kondisi !ang penting ,agi proses
,elaar maka dari itu diperlukan pem,erian stimulus !ang sering agar hu,ungan itu menadi
le,ih langgeng suatu respon akan le,ih kuat dan menadi ke,iasaan ,ila respon terse,ut
,erhu,ungan dengan ,er,agaima&am stimulus situasi ,elaar merupakan ga,ungan stimulus dan
respon akan tetapi asosiasi ini ,isa ,enar dan ,isa salah. (ma!alah)
(rang!uman)eskipun @uthrie menekankan ke!akinann!a pada hukum kontiguitas di sepanang
karirn!a dia menganggap akan keliru ika kita menganggap asosiasi !ang dipelaari se,agaian
han!a asosiasi antara stimuli lingkungan dengan prilaku n!ata. isaln!a keadian di lingkungan
dan responsn!a terkadang dipisahkan oleh satu inter$al waktu dan karenan!a sulit untuk
menganggap keduan!a se,agai keadian !ang ,ersamaan. (ma!alah)
(rang!uman)@uthrie selanutn!a mengatasi pro,lem terse,ut dengan mengemukakan adan!amo$ement-produ&t stimuli (stimuli !ang dihasilkan oleh gerakan) !akni dise,a,kan oleh
gerakan tu,uh. %ontohn!a ketika mendengar telepon ,erdering kita ,erdiri dan ,eralan
mendekati pesawat telepon. 3e,elum kita sampai ke pesawat telepon suara deringan terse,ut
sudah tidak lagi ,ertindak se,agai stimulus. *ita tetap ,ergerak karena ada stimuli dari gerakan
kita sendiri menuu pesawat telepon. (ma!alah)
Hukuman menurut uthrie
(rang!uman)@uthrie uga per&a!a ,ahwa hukuman ( punishment ) memegang peranan penting
dalam proses ,elaar. ukuman !ang di,erikan pada saat !ang tepat akan mampu mengu,ahtingkah laku seseorang. 3aran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus
respon se&ara tepat. e,elaar harus di,im,ing melakukan apa !ang harus dipelaari. ukuman
!ang di,erikan dalam proses pem,elaaran harus sesuai dengan asumsi dan ideologi !ang ada
dalam diri siswa. (ma!alah)
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
32/53
(rang!uman)eskipun menurut sekolah hukuman itu tidak edukatif dan tidak efektif ,isa saa
menurut sekolah !ang lain sangat efektif. al ini dise,a,kan oleh asusmi ideologis !ang di!akini
di kalangan siswa. %ontoh enis hukuman di pondok pesantren tidak sesuai ika diterapkan di
sekolah formal !ang auh dari ,uda!a pondok pesantren.J8K (ma!alah)
(rang!uman)3e,agai &ontoh seseorang !ang memiliki ke,iasaan merokok sulit ditinggalkan.
al ini dapat teradi karena per,uatan merokok tidak han!a ,erhu,ungan dengan satu ma&am
stimulus (misaln!a kenikmatan merokok) tetapi uga dengan stimulus lain seperti minum kopi
,erkumpul dengan teman-teman ingin tampak gagah dan lain-lain. (ma!alah)
(rang!uman)enurutn!a suatu hukuman !ang di,erikan pada saat !ang tepat akan mampu
mengu,ah ke,iasaan seseorang. 3e,agai &ontoh seorang anak perempuan !ang setiap kali
pulang dari sekolah selalu men&akkan ,au dan topin!a di lantai. *emudian i,un!a
men!uruh agar ,au dan topik dipakai kem,ali oleh anakn!a lalu kem,ali keluar dan masuk
rumah kem,ali sam,il menggantungkan topi dan ,aun!a di tempat gantungann!a. 3etelah
,e,erapa kali melakukan hal itu respons menggantung topi dan ,au menadi terasosiasi dengan
stimulus memasuki rumah. eskipun demikian nantin!a faktor hukuman ini tidak dominan
dalam teori-teori tingkah laku. Terutama setelah 3kinner makin mempopulerkan ide tentang
penguatan (reinfor&ement). (ma!alah)
(rang!uman)enurut @uthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses ,elaar.
?amun ada ,e,erapa alasan mengapa 3kinner tidak sependapat dengan @uthrie !aitu (ma!alah)
". Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersiatsementara. (makalah)
2. 8ampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa si terhukum bila hukuman berlangsung lama. (makalah)
. 1ukuman yang mendorong si terhukum untuk mencari cara lain (meskipunsalah dan buruk agar ia terbebas dari hukuman. 8engan kata lain, hukumandapat mendorong si terhukum melakukan hal%hal lain yang kadangkala lebihburuk daripada kesalahan yang diperbuatnya.Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negati.Penguat negati tidak sama dengan hukuman. (makalah)
(rang!uman)*etidak samaann!a terletak pada ,ila hukuman harus di,erikan (se,agai stimulus)agar respon !ang mun&ul ,er,eda dengan respon !ang sudah ada sedangkan penguat negatif
(se,agai stimulus) harus dikurangi agar respon !ang sama menadi semakin kuat. (ma!alah)
(rang!uman)isaln!a seorang siswa perlu dihukum karena melakukan kesalahan. +ika siswa
terse,ut masih saa melakukan kesalahan maka hukuman harus ditam,ahkan. Tetapi ika sesuatu
tidak mengenakkan siswa (sehingga ia melakukan kesalahan) dikurangi (,ukan malah ditam,ah)
http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn8http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn8
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
33/53
dan pengurangan ini mendorong siswa untuk memper,aiki kesalahann!a maka inilah !ang
dise,ut penguatan negatif. Lawan dari penguatan negatif adalah penguatan positif (positi$e
reinfor&ement). *eduan!a ,ertuuan untuk memperkuat respon. ?amun ,edan!a adalah penguat
positif menam,ah sedangkan penguat negatif adalah mengurangi agar memperkuat respon.
(ma!alah)
(rang!uman)Efektifitas hukuman ditentukan oleh apa pen!e,a, apa pen!e,a, tindakan !ang
dilakukan oleh organisme !ang dihukum itu. ukuman ,ekera dengan ,aik ,ukan kerena rasa
sakit !ang dialami oleh indi$idu !ang terhukum akan tetapi karena hukuman mengu,ah &ara
indi$iu merespons stimuli !ang sama. ukuman dikatakan ,erhasil ketika hukuman ,erhasil
mengu,ah perilaku !ang tidak diinginkan karena hukuman menim,ulkan perilaku !ang tidak
kompati,el dengan perilaku !ang dihukum. an hukuman dikatakan gagal apa,ila perilaku !ang
dise,a,kan oleh hukuman selaras dengan perilaku !ang dihukum.J9K (ma!alah)
(rang!uman)*arena pandangan @uthrie tentang asosiasi tergantung pada stimulus dan respon
peran penguatan memiliki interpretasi unik. @uthrie per&a!a pada pem,elaaran satu kali
men&o,a dengan kata lain kedekatan hu,ungan antara elemen-elemen stimulus dan respon
langsung menghasilkan ikatan asosiatif penuh.J1/K (ma!alah)
Dorongan Menurut uthrie
(rang!uman)ri$es (dorongan) fisiologis merupkan apa !ang oleh @uthrie dikatakan
maintaining stimuli (stimuli !ang mempertahankan) !ang menaga organisme tetap aktif sampai
tuuan ter&apai. isaln!a rasa lapar menghasilkan stimuli internal !ang terus ada sampai
makanan dikonsumsi. *etika makan diperoleh maintaining stimuli akan hilang dan karenan!akondisi !ang menstimulasi telah ,eru,ah.J11K (ma!alah)
"u$a Menurut uthrie
(rang!uman)enurut @uthrie lupa dise,a,kan oleh mun&uln!a respons alternatif dalam
satu pola stimulus. 3etelah pola stimulus menghasilkan respons alternatif pola stimulus itu
kemudian akan &enderung menghasilkan respons ,aru. +adi menurut @uthrie lupa pasti
meli,atkan proses ,elaar ,aru. 6ni adalah ,entuk retroa&ti$e inhi,ition (ham,atan retroaktif)
!ang ekstrem !akni fakta ,ahwa proses ,elaar lama diinter$ensi oleh proses ,elaar ,aru.
(ma!alah)
(rang!uman)#ntuk menunukkan ham,atan retroaktif &ontohn!a se,agai ,erikut 3eseorang
!ang ,elaar tugas 5 dan kemudian ,elaar tugas 2 lalu diui untuk tugas 5. satu orang lainn!a
,elaar tugas 5 tetapi tidak ,elaar tugas 2 dan kemudian diui pada tugas 5. se&ara umum akan
ditemukan ,ahwa orang pertama mengingat tugas 5 le,ih sedikit ketim,ang orang kedua. +adi
http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn9http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn10http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn10http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn11http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn11http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn9http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn10http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn11
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
34/53
tampak ,ahwa mempelaari hal ,aru (tugas 2) telah men&uri retensi dari apa !ang dipelaari
se,elumn!a (tugas 5). (ma!alah)
(rang!uman)@uthrie menerima ,entuk ham,atan retroaktif ektrim ini. endapatn!a adalah
,ahwa setiap kali mempelaari hal !ang ,aru maka proses itu akan mengham,at sesuatu !ang
lama. engan kata lain lupa dise,a,kan oleh inter$ensi. Tak ada inter$ensi maka lupa tidak
akan teradi. (ma!alah)
Transfer Training Menurut uthrie
(rang!uman)@utrhrie dalam hal ini kurang terlalu ,erharap. *arena pada dasarn!a seseorang
akan menunukkan respons !ang sesuai dengan stimuli ika pada kondisi !ang sama. @uthrie
selalu mengatakan pada mahasiswa uni$ersitasn!a ika anda ingin mendapat manfaat ter,esar
dari studi anda anda harus ,erlatih dalam situasi !ang persis sama-dalam kursi !ang sama-di
mana anda akan diui. +ika anda ,elaar sesuatu di kamar tidak ada aminan pengetahuan !ang
diperoleh disitu akan ditransfer ke kelas. (ma!alah)
(rang!uman)3aran @uthrie adalah selalu mempraktikkan perilaku !ang persis sama !ang akan
diminta kita lakukan nanti selain itu kita harus melatihn!a dalam kondisi !ang persis sama
dengan kondisi ketika nanti kita diui. @agasan mengenai pemahaman wawasan dan pemikiran
han!a sedikit atau tidak ada maknan!a ,agi @uthrie. 3atu-satun!a hukum ,elaar adalah hokum
kontiguitas !ang men!atakan ,ahwa ketika dua keadian teradi ,ersamaan keduan!a akan
dipelaari.J1K (ma!alah)
0. Teori Conditioning dari uthrie
(rang!uman)@uthrie mengemukakan ,ahwa tingkah laku manusia itu se&ara keseluruhan dapat
dipandang se,agai deretan-deretan tingkah laku !ang terdiri dari unit-unit. #nit-unit tingkah laku
ini merupakan reaksi atau respons dari perangsang atau stimulus se,elumn!a dan kemudian unit
terse,ut menadi pula stimulus !ang kemudian menim,ulkan response ,agi unit tingkah laku
!ang ,erikutn!a. emikianlah seterusn!a sehingga merupakan deretan-deretan unit tingkah laku
!ang terus-menerus. +adi pada proses &onditioning ini pada umumn!a teradi proses asosiasi
antara unit-unit tingkah laku satu sama lain !ang ,erurutan. #langan-ulangan atau latihan !ang
,erkali-kali memperkuat asosiasi !ang terdapat antara unit tingkah laku !ang satu dengan unit
tingkah laku !ang ,erikutn!a. (ma!alah)
(rang!uman)3e,agai penelasan dari per&o,aan a$lo$ se,agai ,erikut ada mulan!a aning
per&o,aan keluar air liur ketika disodorkan makanan. 3etelah ,erkali-kali sam,il men!odorkan
makanan dilakukan uga men!orotkan sinar merah kepada aning ituG pada suatu ketika han!a
dengan men!orotkan sinar merah aning itu keluar uga air liurn!a. +adi dalam hal ini teradi
asosiasi !ang makin kuat antara sinar merah (stimulus) dengan keluarn!a air liur (respons). Cang
http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn12http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn12http://www.rangkumanmakalah.com/teori-pembelajaran-menurut-edwin-ray-guthrie/#_ftn12
-
8/16/2019 berhavionstik yulius hasun
35/53
penting pula diperhatikan dalam per&o,aan itu ialahG dapat diu,ahn!a suatu stimulus (unit)
tertentu dengan stimulus !ang lain. *arena itu menurut @uthrie untuk mengu,ah
ke,iasaan-ke,iasaan !ang tidak ,aik harus dilihat dalam rentetan deretan unit-unit tingkah
lakun!a kemudian kita usahakan untuk menghilangkan unit !ang tidak ,aik itu atau
menggantin!a dengan !ang lain !ang seharusn!a. (ma!alah)
(rang!uman)2erikut ini se,uah &ontoh se,agai penelasan. 3eorang i,u datang menan!akan
kepada @uthrie ,ahwa anak perempuann!a setiap pulang dari sekolah selalu melemparkan tas
dan pakaiann!a ke sudut kamarn!a kemudian ganti pakaian dan terus makan tanpa meletakkan
tas dan pakaiann!a pada gantungan !a