berfikir ilmiah

download berfikir ilmiah

of 3

description

berfikir ilmiah merupah salah satu metode

Transcript of berfikir ilmiah

  • BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBerpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian, pembentukan pendapat, dan kesimpulan atau keputusan dari sesuatu yagn dikehendaki. Menurut J.S Suriasumantri, manusia-homo sapiens, makhluk yang berpikir. Setiap saat dari hidupnya, sejak dia lahir sampai masuk liang lahat, dia tak pernah berhenti berpikir. Hampir tak ada masalah yang menyangkut dengan perikehidupan yang terlepas dari jangkauan pikirannya, dari soal paling remeh sampai soal paling asasi.Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, meemutuskan, mengembangkan dan sebagainya. Secara ilmu pengtahuan (berdasarkan prinsip prinsip ilmu pengetahuan. Atau menggunakan prinsip prinsip logis terhadap penemuan, pegnesahan dan penjelasan kebenaran).Untuk memperoleh pengetahuan ilmuiah dapat digunakan dua jenis pendekatan, yaitu Pendekatan Deduktif dan Pendekatan Induktif. Pendekatan Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrument dan operasionalisassi. Dengan kata lain untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks pendekatan deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.Berdasarkan uraian diatas nampak bahwa berpikir ilmiah, merupakan kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan hidupnnya di muka bumi. Manusia diberi akal untuk berpikir, bahkan untuk memikirkan dirinya sendiri. Namun demikian, berpikir yang benar adalah berpikir melalui metode ilmiah, sehingga hasil akan benar pula. Oleh karena itu penting untuk dikaji sejauh mana berpikir ilmiah melalui pendekatan alternatif ditinjau dari pendekatan ontology, epistemology dan aksiologi sebagai bahan dari telaahan filsafat ilmu.

    B. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memberikan perumusan masalah khususnya yang berkenaan dengan kajian berpikir ilmiah. Untuk itu penulis merumuskan masalah, sebagai berikut :1. Bagaimna pengertian metode berpikir ilmiah ?2. Bagaimana konsep pendekatan alternatif.3. Bagaimana pendekatan alternatif dari sudut pandang ontologi, epistemologi dan aksiologi ?C. Tujuan dan Kegunaan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini untuk mendapatkan gambaran tentang sudut pandang ontology, Epistemologi dan Aksiologi terhadap Pendekata Alternatif sebagai metode Berpikir Ilmiah yang merupakan salah satu kajian mata kuliah Filsafat Ilmu. Sedangkan kegunaan dari penulisan makalah ini adalah (I) untuk dapat lebih menetahui dan memahami pendekatan atlternatif sebagai metode berpikir ilmiah khususnya tentang sejauh mana sudut pandang ontologi, epistemologi dan aksiologi terhadap berpikir ilmiah dalam pendekatan alternative, (2) sebagai bahan kajian lebih lanjut tentang berpikir ilmiah.

    BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Metode Berpikir ILmiahBerpikir merupakan proses bekerjanya akal, manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan manusia untuk mencapi kebenrann disamping rasa dan kehendak untuk mencapai kebaikan . Dengan demikian, ciri utama dari berpikir adalah adanya abstraksi.

  • Maka dalam arti yang luas kita dapat mengatakan berpikir adalah bergaul dengan abstraksi-abstraksi. Sedangkan dalam arti yang sempit berpikir adalah meletakkan atau mencarai hubungan atau pertalian antara abstraksi abstaksi. secara garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : bepikir alamiah dan berpikir ilmiah.Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka bepikir penelitian ilmiah. Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tak dapat dilakukan.1. Sarana Berpikir IlmiahSarana berpikir ilmiah merupakan alat yang membentuk kegiatan dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya juga diperlukan saranan tertentu pula. Tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegitaan berpikir ilmiah yang baik. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah berupa : (1) Bahasa Ilmiah, (2) Logika matematika, (3) Logika Statistika. Bahasa Ilmiah merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah kepada orang lain. Logika matematika mempunyai peran penting dalam berpikir Deduktif sehingga mudah di ikuti dan dilacak kembali kebenarnnya. Sedangkan logika Statistika mempunyai peran penting dalam berpikir Induktif untuk mencari konsep konsep yang berlaku umum.2. Metode Berpikir IlmiahPada hakikatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan induktif. Masing masing penalaran ini berkaitan erat dengan rasionalisme atau empirisme. Memang terdapat beberapa kelemahan berpikir secara rasionalisme dan empirisme, karena kebenaran dengan cara bepikir ini bersifat relative atau tidak mutlak. Oleh karena itu, seorang sarjanaa atau ilmuwan haruslah bersifat rendah hati dan mengakui adanya kebenaran mutlak tidak bisa dijangkau oleh cara berpikir mutlak yang bisa dijangkau oleh cara berpikir ilmiah.Untuk sampai kepada kebenaran yang dituju diperlukan adanya jalan atu cara. Jalan atau cara itulah yang disebut metode. Dalam kamus Paedagogik disebutkan bahwa Metode ialah cara bekerja yang tetap dipikirkan dengan seksama guna mencapai suatu tujuan.Afanasyev, seorang filosof Rusia , dalam bukunya The Maxist Pholosphyy, menulis bahwa Method in the road for a goal, the sun of definities priciples and ways of theoretical study and practical activity. Metode atau cara yang dilalui oleh proses ilmu sehingga mencapai kebenaran (ilmiah) bermacam-macam, tergantung kepada obyek atau sifat dan jenis ilmu itu sendiri. Tetapi secara garis besar metode ilmiah biasanya terbagi kepada dua macam, yaitu : Metode Induksi dan Metode Deduksi.a. Metode InduksiMetode Induksi adalah suatu cara penganalisaan ilmiah yang bergerak dari hal hal yang bersifat khusus (individu) menuju kepada hal yang besifat umum(universal).Jadi cara induksi dimulai dari penelitian tehadap kenyataan khusus satu demi satu kemudian diadakan generalisasi dan abstraksi lalu diakhiri dengan kesimpulan umu.Metode induksi ini memang paling banyak digunakan oleh ilmu pengetahaun, utamanya ilmu pengetahuan alam, yang dijalankan dengan cara observasidan eksperimentasi. Jadi metode ini berdasarkan kepada fakta fakta yagn dapat diuji kebenarannya.b. Metode DeduksiMetode deduksi adalah dkebalikan dari induksi. Kalau induksi bergerak dari hal hal yang bersifat khusus ke umum, maka metode deduksi sebaliknya, yaitu : bergerak dari hal hal yang bersifat umum (universal) kemudian atas dasar itu ditetapkan hal hal yang bersifat khusus.Cara deduksi ini banyak dipakai dalam logika klasik Aristoteles, yaitu dalam membentuk Syllogismeyang menarik kesimpulan berdasarkan atas dua premis mayor dan minor sebelumnya. Contohnya yang paling klasik :

  • - Semua manusia bisa mati- Socrates adalah manusia- Jadi, Socrates bisa matiDari apa yang diuraikan diatas terlihat bahwa antara Induksi dan Deduksi ( meskipun kelihataanya bertentangan) mempunyai kaitan yang erat. Kaitan itu dapat dilihat pada kenyataan bahwa kesimpulan umum yang diperoleh dengan jalan Induksi (misalnya semua logam dapat memulai bila dipanasi) dapat dijadikan sebagai titik tolak bagi analisa deduktif. Seperti yang dikatakan oleh John Stuart Mill, dalam bukunya A system of logic , bahwa setiap tangga besar didalam deduksi memerlukan deduksi bagi penyususn pikiran mengenai hasil hasil eksperimen dan penyelidikan. Jadi kedua duanya bukan merupakan baigan yang saling tepisah sebetulnya saling menyokong seperti aur dengan tebing.Memang terdapat kritikan terhadap metode ilmiah ini, khususnya pada apa yang disebut general truth, yaitu kesimpulan umum yang terdapat dari hasil penyelidikan atu metode berpikir induktif. David Home, seorang filosof skotlandia, menekankan bahwa dari sejumlah fakta betapun banyaknya dan betapun besarnya secara logis tidak pernah diperoleh atau disimpulkan suatu kebenaran umu (general truth). Alasannya, karena tidak pernah ada keharusan logis bahwa fakta-fakta yang sampai sekarang selalu berlangsugn dengan cara yagn sama, besok juga akan terjadi dengan sama pula. Misalnya, tidak ada kepastian logis bahwa besok pagi matahari akan terbit dari timur. Sehingga dari kejadian kejadian masa lampau tidak pernah dapat disimpulkan sesuatu pun tentang masa depan.Kritikan ini pernah dijawab oleh Karl R. Popper, seorang filosof inggris abad XX ini, dengan mengatakan bahwa sesuatu ucapan atau teori tidak bersifat ilmiah karena sudah dibuktikan, melainkan karena dapat diuji (testable). Ucapan semua logam akan memuai kalau dipanasi dapat dianggap ilmiah kalau dpat diuji dengan percobaan percobaan sistematis untuk menyangkalnya. Dan kalau suatu toeri tetap tahan setelah diuji, maka berarti bahwa kebenarannya diperkokoh (corroborasion). Makin besar kemungkinan