Berbaring terlentang

6
B.1 Berbaring terlentang 1. Menyuruh op berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit. 2. Selama menunggu, memasan manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas op. 3. Mencari dengan palpasi denyut arteri brakhialis pada fossa cubiti dan denyut arteri radialis pada pergelangan tangan op. 4. Setelah op berbaring 10 menit, menetapkan kelima fase korotkof dalam pengukuran tekanan darah op tersebut. 5. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali. B.2 Duduk 1. Tanpa melepas manset, op disuruh duduk. 2. Menunggu 3 menit. 3. Kemudian mengukur lagi tekanan darah pada saat op duduk. 4. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali. B.3 Berdiri 1. Tanpa melepaskan manset op diminta berdiri. 2. Setelah ditunggu 3 menit ukur kembali tekanan darah dengan cara yang sama. 3. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali. 4. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah op pada ketiga sikap yang berbeda di atas. A. Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot

description

r

Transcript of Berbaring terlentang

Page 1: Berbaring terlentang

B.1 Berbaring terlentang

1. Menyuruh op berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit.

2. Selama menunggu, memasan manset sfigmomanometer pada lengan

kanan atas op.

3. Mencari dengan palpasi denyut arteri brakhialis pada fossa cubiti dan

denyut arteri radialis pada pergelangan tangan op.

4. Setelah op berbaring 10 menit, menetapkan kelima fase korotkof

dalam pengukuran tekanan darah op tersebut.

5. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali.

B.2 Duduk

1. Tanpa melepas manset, op disuruh duduk.

2. Menunggu 3 menit.

3. Kemudian mengukur lagi tekanan darah pada saat op duduk.

4. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali.

B.3 Berdiri

1. Tanpa melepaskan manset op diminta berdiri.

2. Setelah ditunggu 3 menit ukur kembali tekanan darah dengan cara

yang sama.

3. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali.

4. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah op pada ketiga

sikap yang berbeda di atas.

A. Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot

1. Mengukur tekanan darah arteri brankhialis o.p. dengan penilaian menurut

metode baru pada sikap duduk (o.p. tak perlu yang sama seperti pada B)

2. Tanpa melepaskan manset suruhlah o.p. berlari ditempat dengan

frekuensi ±120 loncatan/ menit selama 2 menit. Segera setelah selesai o.p.

disuruh duduk dan ukurlah tekanan darahnya.

3. Mengulangi pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai tekanan

darahnya kembali seperti semula.

4. Mencatat hasil pengukuran tersebut.

I. HASIL PENGAMATAN :

Page 2: Berbaring terlentang

A. Cara palpasi

Tabel 1 : pengukuran dengan cara palpasi

No Nama PasienCara Palpasi (Sistol)

Rata-rataUji I Uji II Uji III

1 Dinny Chairunisa 100 90 90 90

2 Exaudi Ebennezer

P

120 110 110 110

3 Fadhli

Izzaturrahma

120 120 120 120

B.Cara Auskultasi

Tabel 2 Pengukuran Tekanan Darah Cara Auskultasi

Orang Percobaan

Fase Korotkov

Pengukuran (mmHg)Rata-Rata

1 2 3

Dinny

I 90 94 90 91.33II 80 81 80 80.33III 76 76 76 76IV 73 73 74 73.33V 70 70 70 70

Exaudi

I 110 110 110 110II 108 108 106 107.33III 94 96 94 94.66IV 88 92 86 88,67V 82 82 82 82

Fadhli

I 120 120 120 120II 109 108 108 108.33III 98 100 98 98,67IV 92 93 92 92,33V 80 80 80 80

Tabel 3 Pengukuran Tekanan Darah pada Sikap Berbaring Terlentang

Page 3: Berbaring terlentang

Orang Percobaan

Fase Korotkov

Pengukuran (mmHg)Rata-Rata

1 2 3

Dinny

I 85 85 85 85II 80 82 82 81,33III 75 76 77 76IV 72 73 72 72,33V 69 70 68 69

Exaudi

I 105 104 107 105,33II 100 103 101 101,33III 94 95 92 93,67IV 85 85 85 85V 78 76 78 77,33

Fadhli

I 117 115 118 116,67II 103 103 107 104,33III 95 95 95 95IV 90 87 88 88,33V 79 77 79 78,33

Tabel 4 Pengukuran Tekanan Darah pada Sikap Duduk

Orang Percobaan

Fase Korotkov

Pengukuran (mmHg)Rata-Rata

1 2 3

Dinny

I 90 89 92 90.33II 82 80 80 80.66III 77 76 75 76IV 70 69 72 70.33V 65 63 63 63.66

Exaudi

I 112 108 110 110II 94 96 96 95.33III 86 90 90 88.66IV 80 82 82 81.33V 72 70 72 71.33

Fadhli

I 121 118 122 120.33II 109 106 108 107.66III 102 98 102 100.66IV 94 88 96 92.66V 84 82 80 82

Tabel 5 Pengukuran Tekanan Darah pada Sikap Berdiri

Orang Percobaan

Fase Korotkov

Pengukuran (mmHg)Rata-Rata

1 2 3Dinny I 89 87 85 87

Page 4: Berbaring terlentang

II 83 80 80 81III 77 76 76 76,33IV 71 70 70 70,33V 68 67 65 66,67

Exaudi

I 108 108 108 108II 98 98 96 97,33III 92 92 88 90,67IV 85 86 82 84,33V 81 80 78 79,67

Fadhli

I 117 115 116 116II 109 108 111 109.33III 99 100 102 100.33IV 88 89 89 88.66V 79 77 77 77.66

Tabel 6 Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot

Orang Percobaan

Fase Korotkov

Pengukuran (mmHg)Rata-Rata

1 2 3

Dinny

I 110 115 113 112.66II 100 103 105 102.66III 93 93 95 93.66IV 85 83 83 83.66V 77 75 75 75.66

Exaudi

I 130 133 130 131II 120 119 122 120.33III 107 105 105 105.66IV 99 96 95 96.66V 82 82 85 83

Fadhli

I 140 136 130 135,33II 120 116 112 116III 112 110 104 108,67IV 106 104 98 102,67V 80 80 80 80

II. PEMBAHASAN :

Tekanan darah arteri dapat diukur dengan 2 cara, yaitu cara palpasi dan cara

auskultasi. Manset dipasang pada di atas fosa cubiti. Dengan cara palpasi (perabaan), orang

percobaan dapat diukur tekanan darah dengan meraba arteri radialis. Pengukuran tekanan

darah dengan cara palpasi tersebut hanya dapat mengetahui tekanan darah sistol. Pada saat

memasangkan alat manset usahakan tidak terlalu kencang atau terlalu longgar. Apabila

Page 5: Berbaring terlentang

terlalu kencang, maka hasil pengukuran tekanan darah akan berkurang dari yang

seharusnya. Sebaliknya, apabila manset terlalu longgar, maka hasil pengukuran tekanan

darah akan bertambah dari yang seharusnya, sehingga menjadi tidak akurat

Dengan cara auskultasi, dapat dilakukan pengukuran tekanan darah sistole dan

diastol dengan menggunakan stetoskop untuk mendengar aliran darah pada arteri brakialis.

Pengukuran dilakukan berdasarkan fase korotkof, dimana terdapat 5 fase yaitu:

1. Terdengar bunyi

2. Bising

3. Bunyi mulai teratur

4. Melemah

5. Bunyi hilang

Tekanan sistol ada pada fase pertama (mulai terdengar bunyi), dan tekanan diastol pada fase

ke 5 (bunyi menghilang).

III. KESIMPULAN :

Tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara, yaitu cara palpasi dan cara auskultasi. Cara palpasi hanya dapat mengukur tekanan sistol, sedangkan cara auskultasi dapat mengukur tekanan sistol dan diastol. Tekanan pada arteri dapat berubah-ubah sesuai dengan aktifitas kita