Berbagi ilmu taktis fotografi

26
BERBAGI ILMU Taktis Fotografi Pengetahuan-pengetahuan fotografi yang mudah dimengerti dan diaplikasikan, dijelaskan dengan sederhana sehingga cocok untuk dipelajari siapa saja

Transcript of Berbagi ilmu taktis fotografi

Page 1: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Taktis Fotografi Pengetahuan-pengetahuan fotografi yang mudah dimengerti dan diaplikasikan, dijelaskan

dengan sederhana sehingga cocok untuk dipelajari siapa saja

Page 2: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 1

BERBAGI ILMU

Taktis Fotografi

I.Perlengkapan harus mahal dan seri

terbaru? Seringkali banyak yang mengira bahwa untuk belajar fotografi

harus mempunyai kamera DSLR dahulu, juga banyak yang

menganggap bahwa harus memilih kamera seri atas yang mahal…

II.Memahami kamera Fitur Manual, Av/A, S, P, exposur, diafragma perlu dipahami agar

bisa digunakan dengan tepat tanpa membebani fotografer dengan

lamanya waktu untuk menyetel exposure…

III.Komposisi Banyak yang mengingat macam-macam komposisi tetapi tidak

banyak yang menerapkan…

IV. Background, Foreground dan Object Background, foreground dan objek foto merupakan unsur paling

dasar…

V.Warna dan Cahaya Colour and Lighting sering kali menjadi faktor penentu suatu karya

foto menjadi menakjubkan ataupun sebaliknya…

VI. Do Photograph Fotografi bukan cuma saat memotret, banyak yang perlu dilakukan

sebelumnya dan lebih banyak setelahnya…

Berbagi Ilmu

Ilmu bisa didapatkan

kapan saja.

Ilmu bisa diperoleh dari

siapa saja.

Ilmu bisa diambil

dimana saja.

Tidak peduli kapan,

dari siapa, dan dari

mana suatu ilmu

berasal, tidak akan

sempurna bila tidak

dibagikan ke orang lain.

Page 3: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 2

I.Perlengkapan harus mahal dan

seri terbaru?

Seni fotografi semakin popular dan diminati banyak orang, dengan mudah kita menemui orang-orang

menenteng kamera ditempat-tempat seperti kota tua terutama pada hari libur. Perkembangan dan

kepopuleran fotografi saat ini membuat setiap orang untuk juga menikmati menjadi fotografer,

memang tidak semua orang bisa menjadi fotografer profesional, tetapi semua orang bisa menjadi

fotografer.

Seringkali banyak yang mengira bahwa untuk belajar fotografi harus mempunyai kamera DSLR

dahulu, juga banyak yang menganggap bahwa harus memilih kamera seri atas yang mahal dan

bemerek terkenal, pendapat seperti itu tidaklah salah tetapi jelas bukan yang paling benar. Coba

bayangkan jika kita masih awam dalam fotografi dan penggunaan kamera DSLR, tetapi kita membeli

kamera DSLR kelas menengah dengan harga diatas 15 jt…, paling yang bisa kita lakukan hanyalah

pergi ke kota tua rame-rame dengan teman se-geng plus teman

cewek yang cantik (seringkali yang jadi sasaran untuk dijadiin

pacar :-p ), menggantungkan kamera dileher agar keliatan

keren, memotret menggunakan mode Auto, membidik

menggunakan live view, lalu apa bedanya dengan kamera

poket ?, kita tidak punya pilihan selain menggunakannya

sebisa mungkin karena uang belasan juta telah melayang. Kita

semua pernah mengalami hal seperti ini, setidaknya

menemukan orang yang seperti ini, seiring waktu kita akan belajar tentang seperti apa fotografi yang

benar baik itu melalui komunitas-komunitas fotografi, teman, ebook, “mbah google” ataupun sumber-

sumber lainnya, tetapi itu akan menjadi sebuah ke-mubaziran waktu dan alat, toh bisa saja kamera

Page 4: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 3

tersebut malah rusak, hilang, atau telah jauh tergantikan oleh seri yang lebih baru dan lebih canggih

saat kita telah memahami fotografi.

Mari kita jadikan diri anda sendiri sebagai contoh penggambaran maksud saya, apakah merek kamera

DSLR anda, apakah Canon, Nikon, Sony atau merek lain?, kemudian tanyakan lagi, kenapa anda

memilih merek tersebut, apakah karena anda tahu kualitas produknya?, apakah karena rekomendasi

fotografer lain?, ataukah hanya karena teman-teman anda memakai merek tersebut?. Yakinkah jika itu

adalah kamera yang tepat bagi anda sendiri…

Jangan jadikan fotografi menjadi aktifitas yang mahal, karena uang puluhan juta sudah pasti akan

melayang, proper gun sangat dibutuhkan tapi man behind the gun yang menentukan hasil akhirnya.

Banyak karya foto yang menakjubkan adalah hasil “tembakan” kamera poket atau HP, jika anda

melihat film Superman Return ada adegan saat

superman menghentikan sebuah mobil dan

moment tersebut diabadikan oleh seorang bocah

dengan kamera ala kadarnya, kemudian foto

tersebut akhirnya terpampang di Koran. Kita bisa

mempelajari fotografi dengan DSLR entry level yang

berharga terjangkau atau bahkan kita belajar

dengan menggunakan kamera poket, melalui

kamera poket yang tidak begitu mahal kita bisa

lebih fokus belajar tentang komposisi atau menangkap moment, jadi kita TIDAK PERLU terburu-buru

menggunakan kamera seri atas yang mahal.

Page 5: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 4

II.Memahami kamera

Banyak fitur dan setelan di kamera DSLR yang perlu pahami, semua itu bisa dengan sangat mudah

dipelajari penggunaannya, yang diperlukan untuk diketahui adalah apa pengaruhnya pada hasil foto.

Saya hanya akan membahas sebagian dari fitur dan setelan kamera, “sebagian” yang bersifat teknis

dan akan sering kita digunakan yaitu mode program kamera, exposure/speed, ISO, dan

diafragma/bukaan lensa.

MODE PROGRAM

LUPAKAN AUTO! (O_o), mode auto, landscape dan mode-mode lain yang disimbolkan dengan

icon/gambar merupakan mode yang digunakan pada kamera poket, untuk menggunakan DSLR secara

optimal pilih mode P, A/Av, S, dan M

1. Mode P

Program (P) bisa dibilang adalah mode autonya DSLR…lho trus apa bedanya dengan mode

AUTO?, perbedaannya adalah di mode auto adalah otomatis total termasuk pada

penggunaan flash dan ISO sedangkan pada mode P kamera hanya mengatur exposure dan

diafragma, fotografer masih mengontrol ISO kamera dan pada seri kamera saat ini mode P

masih bisa dimodifikasi melalui shift program (tergantung seri dan merek kamera).

Mode P sangat cocok digunakan saat fotografer tidak ingin direpotkan dengan setelan

kamera tetapi ingin menghasilkan foto yang prima, seperti saat menangkap moment

spontan, atau memotret kegiatan / acara resmi.

2. Mode A/Av

Aperture priority (A atau Av pada Canon) merupakan mode dimana fotografer menentukan

nilai diafragma lensa sedangkan nilai exposure akan menyesuaikan secara otomatis.

Mode A/Av digunakan saat fotografer ingin menentukan Depth of Field pada hasil foto

apakah dengan background yang blur atau background yang tajam dan jelas.

Page 6: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 5

3. Mode S

Speed priority (S) merupakan mode dimana fotografer menentukan speed/exposure

sedangkan nilai diafragma disesuaikan secara otomatis oleh kamera.

Mode P kebanyakan digunakan oleh fotografer olahraga, mode ini digunakan untuk object

yang bergerak agar tetap menghasilkan gambar yang tajam.

4. Mode M

Manual (M) merupakan mode dimana fotografer menentukan sendiri nilai exposure dan

diafragma, banyak kesalahpahaman yang menganggap bahwa real fotografer hanya

menggunakan mode M, sah-sah saja jika ada fotografer yang hanya menggunakan mode

manual tetapi saya tidak bisa membayangkan kesulitannya jika fotografer tersebut memotret

objek yang terus bergerak, saya selalu menggunakan mode manual sebagai mode default

tetapi jika keadaan tidak memungkinkan saya beralih ke mode S, A atau P.

Mode M membutuhkan keakuratan dalam menentukan nilai exposure dan diafragma

sehingga membutuhkan waktu, pengamatan dan perkiraan yang tepat agar foto yang

dihasilkan tetap prima, mode ini sangat cocok untuk memotret di studio atau setidaknya

saat fotografer mempunyai control penuh pada objek.

EXPOSURE

Secara sederhana exposure merupakan kecepatan kamera dalam mengambil gambar, ada yang

menyebutnya sebagai shuter speed (saya tidak akan menjelaskan kenapa disebut seperti itu, anda bisa

mengeceknya di google) atau kecepatan rana. Tampilan di kamera baik jendela bidik atau live view

akan seperti gambar disamping, titik-titik pengukuran dengan

parameter plus (+) yang berarti lebih lambat, minus (-) yang berarti

lebih cepat dan nol (0) di tengah yang menjadi patokan kecepatan

ideal, ideal maksudnya bahwa berdasarkan pengukuran cahaya oleh kamera exposur yang tepat

berada di garis nol (0), dan berapa detik exposure tersebut tergantung pada pencahayaan objek yang

difoto. Dalam mode manual fotografer harus menset exposure tepat di tengah menggunakan scroll

yang ada di kamera.

0

Page 7: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 6

Exposure mempengaruhi kecepatan atau lama cepatnya kamera mengambil gambar seperberapa detik,

beberapa detik atau bahkan beberapa menit. Jika terlalu cepat (parameter pada arah minus) maka foto

akan cenderung gelap tetapi mampu menangkap objek yang bergerak cepat, jika terlalu lama

(parameter pada arah plus) maka foto akan menjadi lebih terang dan tidak mampu menangkap objek

yang bergerak cepat (akan terlihat blur

atau membayang) seperti hasil foto

berikut.

Setidaknya diperlukan kecepatan

minimum 1/250 detik dan 1/500 detik

untuk kamera dengan lensa tele atau

lebih cepat lagi agar mampu menangkap

objek yang bergerak, dan untuk

mengindari blur akibat getaran tangan fotografer sebaiknya kecepatan paling lambar tanpa

tripod/monopod adalah 1/60 detik dan 1/125 detik untuk lensa tele. Fotografer juga bisa dengan

sengaja melambatkan kecepatan

exposure untuk menciptakan efek yang

berbeda.

Gambar disamping merupakan lampu

mobil yang sedang melintas, saya

ambil dengan exposure selama 13

detik sehingga cahaya lampu tersebut

terekam menjadi garis cahaya.

Page 8: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 7

Foto disamping diambil pada malam hari,…HAH!?...,

Saya ulangi ; foto disamping diambil pada malam hari

dengan exposure yang sangat panjang (181 detik)

sehingga cukup banyak cahaya yang didapatkan

untuk membuat foto tersebut cukup terang, serta

membuat efek gerakan awan dan air menjadi halus.

DIAFRAGMA

Diafragma atau bukaan lensa, yang dimaksud bukaan

lensa adalah seberapa lebar lensa terbuka untuk

mengambil foto dan cahaya, pengukurannya

menggunakan nilai f =fraction (satu per) dan ukurannya

biasanya f 2.8-f 4-f 5-f 8-f 11-f 16, gampangnya semakin

kecil angkanya berarti semakin besar bukaan lensa, lho kok

terbalik?...memang terbalik, karena nilai sebenarnya adalah

1/2.8-1/4-1/5-1/8-1/8-1/11-1/16.

“Diawal saya mempelajari fotografi saya

membayangkan diafragma/bukaan lensa sebagai

pupil mata sehingga dapat lebih memahami.”

“Semakin besar bukaan lensa akan mengakibatkan

background blur dan cahaya semakin banyak yang masuk

(sehingga bisa menggunakan exposur yang cepat),

sedangkan semakin kecil bukaan lensa menciptakan ketajaman hingga titik terjauh (bukaan kecil cocok

untuk landscape) dan lebih lebih sedikit cahaya yang masuk (sehingga membutuhkan exposur yang

lebih lambat).”

Page 9: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 8

ISO

ISO sama dengan ASA di kamera film, penggunaan dan fungsinya pun sama hanya saja di kamera

DSLR kita bisa dengan mudah melakukan penyetelan sesuai dengan nilai yang kita inginkan, nilai iso

umumnya 100, 200, 400, 800, 1600, 3200 semakin tinggi nilai iso maka semakin tinggi sensifitas cahaya.

Menggunakan iso yang rendah akan membuat hasil foto menjadi tajam dan rapat tetapi memerlukan

waktu exposure yang cukup untuk mengambil cahaya, jadi iso rendah cocok digunakan dikondisi

terang atau jika menggunakan exposure yang panjang.

Menggunakan iso yang tinggi (800 keatas) memberikan fotografer kesempatan untuk menggunakan

shutter speed yang cepat karena sensifitas cahaya yang tinggi, iso tinggi cocok untuk pemotretan

malam hari atau kondisi kurang cahaya tanpa exposure yang lambat. ISO yang terlalu tinggi

(tergantung seri kamera anda) akan menimbulkan hasil foto terpecah atau memunculkan grain berupa

bintik-bintik kecil. Sebaiknya gunakan iso serendah mungkin agar kualitas tetap terjaga, kenali kamera

anda agar mengetahui batasan iso tertinggi yang tidak menimbulkan grain pada hasil foto.

Fotografer perlu mempertimbangkan nilai iso terlebih dahulu sebelum melakukan sesi pemotretan,

cara yang cukup baik adalah mencoba memotret daun atau langit biru, apakah telah memberikan

ketajaman warna yang sesuai keinginan fotografer.

“Fitur Manual, Av/A, S, P, exposure, diafragma perlu dipahami agar bisa digunakan dengan tepat

tanpa membebani fotografer dengan lamanya waktu untuk menyetel exposure dan diafragma.”

Page 10: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 9

III.Komposisi

Komposisi adalah susunan objek foto secara keseluruhan pada bidang gambar agar objek

menjadi pusat perhatian (POI=Point of Interest). Dengan mengatur komposisi foto kita juga

dapat dan akan membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek. Komposisi

dianggap sebagai rule utama dalam pengambilan foto melalui aturan komposisi karya foto akan

menjadi seimbang dan lebih “enak dipandang”, dengan mengikuti aturan komposisi fotografer bisa

lebih mudah untuk mencari objek yang menarik saat hunting dan dalam menentukan penempatan

objek saat di studio.

“foto yang gagal sering kali bisa diperbaiki dengan cropping atau twisting(rotating), dengan

menerapkan aturan komposisi sederhana”

Terkadang fotografer dengan sengaja tidak mengikuti aturan komposisi untuk menciptakan karya foto

yang unik, dengan konsep yang tepat hal ini bisa menjadi karya yang mencengangkan tentunya perlu

sebuah pengalaman dari fotografer. Foto disamping

mengindahkan aturan dengan kamera mengarah ke

cahaya dan objek cenderung di tengah, tetapi tetap

menghasilkan foto yang indah.

Banyak juga fotografer yang belum memahami

komposisi tetapi telah berani untuk breaking the rule,

memang hal yang sah tetapi tanpa dasar pemahaman yang kuat akan lebih bergantung pada

keberuntungan, biasanya “salah kaprah” ini dilakukan para fotografer yang masih baru. Sebaiknya

kita mengikuti aturan komposisi terlebih dahulu agar bisa mengetahui unsur-unsur didalam foto yang

membuatnya menjadi menarik.

Page 11: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 10

“Banyak yang mengingat macam-macam komposisi tetapi tidak banyak yang menerapkannya”

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya:

Rule of Thirds

Rule of Thirds atau sepertiga bagian didasari bahwa secara alami mata manusia tertarik pada sepertiga

bagian atau duapertiga bagian dari suatu yang dilihatnya, prinsipnya panduan ini adalah

menempatkan objek utama tidak berada di tengah tetapi pada salah satu dari sepertiga bagian foto.

Dua gambar diatas menerapkan aturan rule of thirds dengan menempatkan objek pada sepertiga

bagian, aturannya adalah membagi bidang foto menjadi sembilan bagian persegi dengan garis

imaginer yang saling berpotongan, fotografer dapat menggunakan titik perpotongan garis atau

menggunakan bidang persegi untuk menempatkan objek utama foto. Fotografer bisa memanfaatkan

titik fokus pada jendela bidik kamera atau fitur grid pada live view kamera sebagai pengganti garis

imaginer agar dapat dengan mudah menerapkan aturan rule of thirds.

Page 12: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 11

Tampilan grid pada Live View kamera Titik fokus pada jendela bidik kamera

Spiral

Aturan spiral menggunakan pola melingkar cocok untuk foto yang mempunyai galis lengkung yang

dominan seperti rumah keong, bunga, pakis dll. Garis lengkung imaginer digunakan sebagai acuan

untuk mengarahkan pandangan mata ke point of interest (objek utama).

Diagonal Rule

Diagonal rule atau komposisi garis diagonal biasanya berguna untuk mengarahkan pandangan mata ke

objek utama foto, aturan ini menciptakan perspektif dimensi yang dalam dengan membuat point of

interest yang memotong garis atau alur diagonal. Selain itu juga bisa digunakan untuk membagi

tampilan foto menjadi dua bagian atau lebih untuk menciptakan efek dimensi ruang, hal ini bisa

Page 13: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 12

diterpakan pada foto landscape, cityscape, arsitektur dan foto-foto abstrak, atau sekedar membuat view

yang berbeda terhadap objek foto.

Framing

Sesuai dengan namanya aturan komposisi framing adalah membingkai objek utama dengan objek lain

agar membuat kesan dimensi dan agar pandangan lebih terfokus pada objek utama, objek untuk

membingkai bisa berupa frame foto , pintu, jendela, pepohonan hingga lubang di tembok.

Page 14: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 13

Repetisi

Repetisi atau pengulangan adalah menggunakan pola

yang berulang untuk memperkuat dan memperindah

foto terutama jika digunakan sebagai background,

pola tersebut bisa berupa garis, bulatan, persegi atau

lingk

aran.

Kita

bisa

mene

muka

n

bany

ak

pola yang

berulang baik

di perkotaan

ataupun di

pedesaan,

pola tersebut

bisa berupa

tembok bata

merah, pagar,

sawah, pepohonan jati, bebatuan sungai bahkan marka jalan,

kita bisa memanfaatkan pola tersebut untuk memperkuat

dimensi foto atau menggunakannya sebagai foreground yang

mengarahkan pandangan mata ke objek utama.

Selama mata kita jeli untuk mengamati sekitar lingkungan, kita akan banyak sekali menemukan pola-

pola repetisi yang bisa diabadikan sebagai foto.

Page 15: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 14

Kurva

Komposisi kurva seringkali digunakan untuk memperkuat bentuk objek utama atau untuk membuat

kedalaman yang nyata pada foto, bentuk kurva yang biasa digunakan adalah bentuk kurva “S” bentuk

kurva ini bisa digunakan untuk menggambarkan situasi untuk memperkuat cerita atau digunakan

pada foto dengan subjek wanita untuk memperkuat lekuk tubuh.

Page 16: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 15

IV. Background, Foreground dan

Object

Background, foreground dan objek/subjek foto merupakan unsur paling dasar yang perlu diperhatikan

dalam membuat karya foto, salah satu master fotografi Rob Heyman menerapkan empat aturan dalam

membuat karya foto yaitu: 1. Background, 2. Foreground, 3. Subjek/Objek, 4. Lighting; di sub-topik ini kita

akan membahas tiga aturan pertama.

Background

Penentuan background menjadi yang pertama karena menjadi unsur penting untuk menentukan tema

foto, background bisa terlihat rumit, simple, berpola atau polos seperti langit biru tanpa awan atau

tembok putih. Banyak hal bisa menjadi background yang

bagus mulai dari padang rerumputan hingga langit yang

mendung, tinggal bagaimana fotografer menentukan

untuk menggunakannya, karena background tertentu bisa

menimbulkan efek dramatis atau bahkan

suasana yang cerah dan fun.

Pada fotografi jurnalistik atau candid

background digunakan untuk

menggambarkan atau memperkuat cerita.

Hal yang sama berlaku untuk foto suatu acara wedding atau acara ulang tahun, dengan menjadikan

Page 17: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 16

gedung tempat acara berlangsung atau keriuhan para undangan sebagai background bisa menunjukkan

situasi cerita/kejadian yang berlangsung didalam karya foto serutama jika subjek foto terlalu

sederhana.

Page 18: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 17

Foreground

Foreground memiliki beberapa fungsi, yang pertama adalah

sebagai tuntunan visual ke subjek foto seperti pagar atau jalan

yang menuju subjek foto seperti gambar di samping, yang

kedua adalah untuk memperkuat background seperti gambar

dibawah, gambar tersebut menggunakan pantulan air untuk

memperkuat background

menara Eiffel dan langit.

yang ketiga adalah untuk

meperkuat subjek, pada

gambar ketiga

menggunakan kerudung

pengantin wanita untuk

memperkuat kesan wedding

dari subjek. Banyak hal yang bisa dijadikan foreground seperti

semak-semak didepan subjek, mengunakan jendela saat memotret

subjek di

balik

jendela atau sekedar tangan yang dilipat

didepan dada untuk memberikan kesan

tangguh pada subjek.

Objek/Subjek Foto

Menentukan subjek yang tepat seringkali

terlupa saat memotret manusia, pada dasarnya semua orang akan tampak bagus di foto asalkan

ditampilkan dengan baik, pakaian, expresi dan aksesoris bisa menjadi penentu bagus tidaknya

seseorang di foto.

Page 19: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 18

Pakaian yang digunakan oleh subjek foto bisa membuat semakin menarik dan memperkuat kesan,

seringkali pakaian yang terlalu rumit malah bisa menjadi

penggangu.

Subjek pada foto disamping menggunakan pakaian serba putih

yang senada sehingga tidak mengganggu, dengan expresi yang

ceria dan background yang simple dan cerah memunculkan

suasana yang fun pada foto ini.

Berbeda saat kita memotret sebuah objek (benda mati) pada foto

objek kita tidak perlu memikirkan faktor-faktor diatas, selama

objek tersebut menarik dan dengan background yang tepat besar

kemungkinan akan menjadi karya foto yang bagus.

Pada saat memotret objek biasanya pada foto still life, ada beberapa hal yang bisa menjadi acuan yaitu

warna dan bentuk objek, walaupun objek foto sangat sederhana selama bisa menjadi Point of Interest

maka akan menjadi karya yang bagus.

Page 20: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 19

V.Warna dan Cahaya

Colour and Lighting sering kali menjadi faktor penentu suatu karya foto menjadi menakjubkan ataupun

sebaliknya. Saya tidak akan membahas teori warna atau teknik-teknik pencahayaan karena akan

membutuhkan waktu berhari-hari untuk penjelasan dan berbulan-bulan untuk pemahaman (teknik-

teknik pencahayaan dan teori warna bisa dengan mudah anda dapatkan dengan browsing di internet), di

subtopic ini saya akan sedikit menjabarkan tentang pentingnya cahaya dan prinsip-prinsip pemakaian

warna.

Cahaya

Cahaya adalah faktor keempat setelah background, foreground, dan subjek/objek, bisa dibilang cahaya

akan menjadi sentuhan akhir untuk membuat karya foto menjadi sempurna. Cahaya dalam fotografi

bukanlah mengenai terang atau gelapnya sebuah foto, bukan mengenai perlunya penggunaan flash

atau tidak, unsur cahaya pada foto bermanfaat menerikan efek dramatis baik berupa kesan suram atau

glamor, coba perhatikan foto-foto dibawah ini

Page 21: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 20

Foto-foto diatas menggunakan cahaya dengan cara berbeda, daripada mengarahkan cahaya kepada

objek fotografer lebih mengarahkan ke background atau melakukan backlighting dengan cahaya yang

kuat agar memunculkan aura cahaya.

Teknik-teknik pencahayaan memang perlu diketahui oleh tiap fotografer tetapi yang jauh lebih penting

adalah memahami cahaya itu sendiri, bagaimana cahaya mengarah dan bagaimana efek yang

ditimbulkan oleh cahaya pada karya foto.

Page 22: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 21

Sedikit tips dari saya adalah usahakan selalu menggunakan cahaya yang alami daripada

menggunakan flash, jika cahaya terlalu kuat maka bisa dikurangi dengan membiarkan cahaya

menembus dedaunan sehingga cahaya yang mengarah pada objek menjadi berkurang dan bahkan bisa

memberikan efek tertentu yang unik.

Warna

Warna merupakan unsur dasar untuk karya foto, melalui warna foto akan menjadi good looking, simple

atau menjadi complicated, saya buat gambaran sederhana seperti ini; karya foto dengan teksture yang

rumit tetapi jika tektur tersebut terdiri dari satu warna maka karya foto tersebut akan terlihat

sederhana, begitu juga sebaliknya.

Pada ilustrasi diatas merupakan dua pola gambar yang sama, pada gambar sebelah kiri terdiri dari

berbagai macam warna sehingga gambar tersebut menjadi perpaduan pola warna, sedangkan pada

gambar di sisi kiri menggunakan warna yang sederhana sehingga gambar terlihat sebagai tektur

bidang berpola.

Page 23: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 22

Secara teknis warna terdiri dari hue, value dan saturation, hue mengatur temperature warna atau warna

apa yang akan muncul, value mengatur gelap atau terang, sedangkan saturation menetukan seberapa

kuat warna akan muncul, atau bisa disebut sebagai cerah tidaknya warna.

Melalui mengatur warna kita bisa mengatur emosi atau mood dalam foto, mengatur POI dalam foto,

dan membuat pola didalam foto. Perhatikan foto di bawah ini…akan menunjukkan bagaimana warna

mengatur komposisi dan fokus mata.

Page 24: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 23

Penggunaan warna yang berlebihan bisa berdampak negative mengaburkan POI, dengan proporsi

bidang warna yang tepat bisa membuat karya foto mempunyai POI yang jelas dan enak untuk

dipandang. Sebaiknya jumlah bidang warna dalam foto tidak terlalu banyak dan perlu dibatasi, saya

sarankan untuk menggunakan 2 atau maksimal 3 bidang warna.

Page 25: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 24

VI. Do Photograph

Fotografi bukan cuma saat memotret, banyak yang perlu dilakukan sebelumnya dan lebih banyak

setelahnya. Kita perlu merencanakan dan mempersiapkan jika akan melakukan sesi fotografi baik

berupa foto di satu atau beberapa tempat seperti prewedding dan model, atau sambil berjalan-jalan

seperti jurnalistik dan street/candid.

Langkah-langkah yang perlu direncanakan dan dilakukan adalah:

1. Menentukan konsep atau jenis foto apa yang akan diambil

2. Mencari lokasi

a. Melakukan survey langsung di lokasi, menyangkut waktu, akses, pencahayaan alami.

b. Mengumpulkan info dari orang-orang setempat

c. Mengumpulkan info dari fotografer yang pernah kesana

d. Mencari spot terbaik

e. Menentukan rute perjalanan bila menggunakan beberapa lokasi

3. Mempersiapkan peralatan

4. Mempersiapkan subjek foto

5. Melakukan pemotretan

6. Me-manage hasil foto

a. Menempatkan pada folder tertentu

b. Melakukan sortir

c. Memilih/menseleksi foto

d. Editing

e. Menentukan foto-foto terbaik dan foto yang akan dicetak

7. Mencetak foto

a. Melakukan penyimpanan (album/bingkai)

b. Publish foto/menyerahkan foto pada pelanggan

Melalui 7 langkah diatas diharapkan mendapatkan hasil yang optimal dengan proses yang mudah.

Page 26: Berbagi ilmu taktis fotografi

BERBAGI ILMU

Halaman 25

EBOOK TAKTIS FOTOGRAFI INIBerbagi ilmu, melalui saya berharap dapat

MEMBANTU anda untuk memotret dengan hasil memuaskan tanpa dibebani dengan

SAYAaturan-aturan dan teknis-teknis yang rumit. juga berharap akan bisa terus ”Berbagi

DANIlmu” dengan membuat tulisan-tulisan yang lain termasuk seri lanjutan dari ebook ini.

SANGAT BERMANFAAT BAGI DIRIApabila ebook Taktis Fotografi ini dirasa anda,

mentransfer SAYA Rp. 10.000 di rekening Bank CIMB anda bisa ke selaku penulis sejumlah

NIAGA No. 034-01-62461-12-8 dengan menuliskan nama ebook ini pada catatan transfer.

Sejumlah kecil tersebut adalah agar saya tahu bahwa ebook yang saya tulis telah bermanfaat

MAKA bagi anda, dengan mengetahui bahwa tulisan saya telah bermanfaat bagi anda,

SAYA akan lebih bersemangat untuk menulis ebook ”Berbagi Ilmu” seri-seri lainnya.

AKANSelain “Taktis Fotografi” masih ada seri Berbagi Ilmu yang lain, saya menulis ebook

MENTRANSER SEJUMLAHdengan harapan bisa ilmu, pengetahuan dan sedikit

pengalaman saya kepada anda. Saya sangat berharap dengan ebook saya dapat membantu

anda menjadi bersemangat untuk menjadi fotografer yang baik, entah itu bertujuan untuk

UANGhobi atau untuk mencari , atau setidaknya menjadi lebih enjoy dan terus membuat

DENGAN SEMANGATkarya foto .

KEPADA PENULIS Anda juga bisa memberikan saran dan ide dengan menirimkan email

ke [email protected] SEBAGAI dengan subjek “Ide/Saran Berbagi Ilmu”

UCAP AN TERIMA KASIHkontribusi….Akhirnya saya k banyak telah bersedia

mendownload, dan belajar bersama saya.

Berbagi Ilmu

Taktis Fotografi