Berat Badan Lahir Rendah

35
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat berfariasi dan harus digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang berat badannya diatas presentil 90 dinamakan besar untuk umur kehamilan dan yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan untuk umur krhamilan. Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir di namakan berat badan lahir rendah Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir rendah di bedakan: Bayi berat lahir rendah , berat lahir 1500 – 2500 gram Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram 2.2 ETIOLOGI Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga cukup bulan ( dismatur ). 2.2.1 PREMATUR MURNI 7

Transcript of Berat Badan Lahir Rendah

Page 1: Berat Badan Lahir Rendah

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir

kurang dari 2500 gram ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus

apapun sangat berfariasi dan harus digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang

berat badannya diatas presentil 90 dinamakan besar untuk umur kehamilan dan

yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan untuk umur krhamilan. Berdasarkan

itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi yang berat

badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir di namakan berat badan lahir rendah

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir

rendah di bedakan:

Bayi berat lahir rendah , berat lahir 1500 – 2500 gram

Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram

Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram

2.2 ETIOLOGI

Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga cukup

bulan ( dismatur ).

2.2.1 PREMATUR MURNI

Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37

minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau

disebut juga neonatus preterm / BBLR / SMK.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Persalinan Prematur atau

BBLR adalah

1. Faktor Ibu

Riwayat kelahiran prematur sebelumnya

Gizi saat hamil kurang

Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

7

Page 2: Berat Badan Lahir Rendah

Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah

(perokok)

Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion

Faktor pekerja terlalu berat

Primigravida

Ibu muda (<20 tahun)

2. Faktor kehamilan

Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi

hamil seprti preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini

3. Faktor janin

Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali kongenital

4. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok

5. Faktor yang masih belum diketahui.

Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :

1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,

lingkar

kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm

2. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis

3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

4. Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus

5. Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar

6. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana

7. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil

8. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu

9. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi

dan pelipis dahi dan lengan

10. Lemak subkutan kurang

11. Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh

labia mayora

12. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah

Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh

masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi

Page 3: Berat Badan Lahir Rendah

belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak

antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)

2.2.2 DISMATUR

Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan

pertumbuhan dalam kandungan .

Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu

1. Proportionate IUGR

Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi

berminggu-minggu sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga

berat,panjang dada lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi

keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak

menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum

terbentuknya adipose tissue

2. Disporpotionate IUGR

Trejadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai

beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala

normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted

dengan tanda tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering

keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang

Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur

1. Faktor ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit

diabetes militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah

pegunungan , hemoglobinopati, penyakit paru kronik ) gizi buruk, Drug

abbuse, peminum alkohol

1. Faktor utery dan plasenta : Kelainan pembuluh darah, (hemangioma)

insersi tali pusat yang tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari

kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas

3. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam

kandungan, (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis)

4. Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui

Page 4: Berat Badan Lahir Rendah

2.4 PENATALAKSANAN

Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinanan

yang dapat terjadi pada bayi prematuritas maka perawatan dan pengawasan

ditujukan pada pengaturan suhu , pemebrian makanan bayi, Ikterus , pernapasan,

hipoglikemi dan menghindari infeksi

1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas /BBLR.

Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi

hipotermi karena pusat pengaturasn panas belum berfungsi dengan baik

metabolisme rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi

prematuritas harus dirawat dalam inkubator sehingga panas badannya

mendekati dalam rahim , apabila tidak ada inkubator bayi dapat dibungkus

dengan kain dan disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingga panas

badannya dapat dipertahhankan.

2. Makanan bayi premtur.

Alat pencernaan bayi belum sempurna lambung kecil enzim pencrnaan belum

matang sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal;/kgBB

sehingga pertumbuhan dapat meningkat. Pemberian minumbayi sekitar 3 jam

setelahn lahir dan didahului derngan menghisap cairan lambung , reflek masih

lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sesikit dengan

frekwensi yang lebih sering. Asi merupakan makanan yasng paling utama

sehingga ASI lah ynag paling dahulu diberikan, bila faktor menghisapnya

kurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok perlahan lahan

atau dengan memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan 50- 60

cc/kgBB/hari terus dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kfBB/hari

3. Ikterus

Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum

matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien

sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar

hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan

kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila

ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat

4. pernapasan

Page 5: Berat Badan Lahir Rendah

Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini

tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat

terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan

untuk mengobserfasi usaha pernapasan

5. Hipoglikemi

Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir

rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula

darah secara teratur

6. Menghindari Infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh

masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi

belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak

antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)

2.5 PROGNOSA

Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah

perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat

bayi , makin tinggi angka kematian ) , asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan

pernapasan , perdarahan interafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental

fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemi,

hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi,

pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan pos natal

(pengaturan suhun lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi

gangguan pernapasan, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain )

Pengamatan Lebih Lanjut

Bila bayi berat lahir rendah dapat mengatasi problematik yang dideritanya

perlu diamati selanjutnya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami

gangguan pendengaran, penglihatan, kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat

dan penyakit penyakit seperti Hidrosefalus, Cerebral palsy dan sebagainya

Page 6: Berat Badan Lahir Rendah

2.6 Asuhan Keperawatan Pada Neonatus dengan BBLR

2.6.1 Pengkajian

1. Data Subyektif

Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan

(Allen Carol V. 1993 : 28).

Data subyektif terdiri dari

Biodata atau identitas pasien :

Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin

Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,

pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat (Talbott Laura A, 1997 : 6).

Riwayat kesehatan

Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada

kasus BBLR yaitu:

Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok

ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,

kardiovaskuler dan paru.

Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple,

kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.

Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak

teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.

Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan

postdate atau preterm).

Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat

dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :

Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.

Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat

penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.

Riwayat post natal

Yang perlu dikaji antara lain :

Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3)

asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.

Page 7: Berat Badan Lahir Rendah

Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm 2500 gram

lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).

Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.

Pola nutrisi

Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi

gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu

diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk

mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi

dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat

intravena.

Kebutuhan parenteral

Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%

Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%

Kebutuhan nutrisi enteral

BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam

BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam

BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam

Kebutuhan minum pada neonatus :

Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari

Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari

Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari

Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari

Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari

(Iskandar Wahidiyat, 1991 :1)

Pola eliminasi

Yang perlu dikaji pada neonatus adalah

BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.

BAK : frekwensi, jumlah

Latar belakang sosial budaya

Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,

ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika

Page 8: Berat Badan Lahir Rendah

Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan

diet ketat atau pantang makanan tertentu.

Hubungan psikologis

Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu

jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan

mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan

psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena

memerlukan perawatan yang intensif

2. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan

pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku (Effendi

Nasrul, 1995)

Keadaan umum

Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih.

Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis

keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.

Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada

pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.

Tanda-tanda Vital

Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia

benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi

bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37

C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara

120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering

pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur (Potter Patricia A,

1996 : 87).

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk

menentukan kesehatan pasien (Effendi Nasrul, 1995).

Kulit

Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi

preterm terdapat lanugo dan verniks.

Page 9: Berat Badan Lahir Rendah

Kepala

Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-

ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan

intrakranial.

Mata

Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva,

warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.

Hidung

terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.

Mulut

Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.

Telinga

Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan

Leher

Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek

Thorax

Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan

ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.

Abdomen

Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae pada

garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau

tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2

jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract

belum sempurna.

Umbilikus

Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda

infeksi pada tali pusat.

Genitalia

Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara

uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan

labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.

Page 10: Berat Badan Lahir Rendah

Anus

Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna

dari faeses.

Ekstremitas

Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau

adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.

Refleks

Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah.

Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf

pusat atau adanya patah tulang (Iskandar Wahidiyat, 1991 : 155 dan Potter

Patricia A, 1996 : 109-356).

3. Data Penunjang

Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan

diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang

tepat pula.

Pemeriksaan yang diperlukan adalah :

Darah : GDA > 20 mg/dl, test kematangan paru, CRP, Hb dan Bilirubin : > 10

mg/dl

Page 11: Berat Badan Lahir Rendah

2.6.2 Analisa Data dan Perumusan Masalah

Sign / SymptornKemungkinan

PenyebabMasalah

1. Pernafasan tidak teratur,

pernafasan cuping hidung,

cyanosis, ada lendir pada

hidung dan mulut, tarikan

inter-costal, abnormalitas

gas darah arteri.

Produksi surfactan yang

belum optimal

Gangguan pertukaran gas

2.Akral dingin, cyanosis pada

ekstremmitas, keadaan umum

lemah, suhu tubuh dibawah

normal

- lapisan lemak dalam kulit

tipis

Resiko terjadinya hipotermia

3.Keadaan umum lemah, reflek

menghisap lemah, masih

terdapat retensi pada sonde

- Reflek menghisap lemah Resiko gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

4.Suhu tubuh diatas normal, tali

pusat layu, ada tanda-tanda

infeksi, abnormal kadar

leukosit, kulit kuning, riwayat

persalinan dengan ketuban

mekoncal

- Sistem Imunitas yang

belum sempurna

- Ketuban mekonial

- Adanya tali pusat yang

belum kering

Resiko terjadinya infeksi

5.Akral dingin

Ekstremitas pucat, cyanosis,

hipotermi, distrostik rendah

atau dibawah harga normal.

- Metabolisme meningkat

- Intake yang kurang.

Resiko terjadinya

hipoglikemia

6.Bayi dirawat di dalam inkubator

di ruang intensif, belum ada

kontak antara ibu dan bayi

Perawatan intensif Gangguan hubungan

interpersonal antara ibu dan

bayi.

2.6.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada neonatus dengan BBLR antara

lain:

Page 12: Berat Badan Lahir Rendah

1. Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan produksi surfactan yang

belum optimal.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek

menghisap lemah.

3. Resiko terjadinya hipoglikemia b/d meningkatnya metabolisme tubuh

neonatus

4. Resiko terjadinya hipotermia b/d lapisan lemak kulit yang tipis

5. Resiko terjadinya infeksi b/d tali pusat yang belum kering, imunitasyang

belum sempurna, ketuban meconial

6. Gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi sehubungan dengan

rawat terpisah.

Page 13: Berat Badan Lahir Rendah
Page 14: Berat Badan Lahir Rendah

2.6.4 Asuhan Keperawatan pada Neonatus dengan BBLR

No Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional

1 Gangguan pertukaran gasb/d

produksi surfactan yang

belum optimal

Tujuan:

Kebutuhan O2 bayi terpenuhi

Kriteria:

- Pernafasan normal 40-60 kali

permenit.

- Pernafasan teratur.

- Tidak cyanosis.

- Wajah dan seluruh tubuh

1. Letakkan bayi terlentang dengan alas yang data,

kepala lurus, dan leher sedikit tengadah/ekstensi

dengan meletakkan bantal atau selimut diatas

bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm

1. Memberi rasa nyaman dan

mengantisipasi flexi leher yang dapat

mengurangi kelancaran jalan nafas.

Berwarna kemerahan (pink

variable).

- Gas darah normal

PH = 7,35 – 7,45

PCO2 = 35 mm Hg

PO2 = 50 – 90 mmHg

2. Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu. 2. Jalan nafas harus tetap dipertahankan

bebas dari lendir untuk menjamin

pertukaran gas yang sempurna.

3. Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda

cyanosis tiap 4 jam

3. Deteksi dini adanya kelainan.

3. Kolaborasi dengan team medis

dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar

4. Mencegah terjadinya hipoglikemia

Page 15: Berat Badan Lahir Rendah

gas darah arteri

2. Resiko terjadinya hipotermi

b/d lapisan lemak pada kulit

yang masih tipis

Tujuan

Tidak terjadi hipotermia

Kriteria

Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C

Akral hangat

Warna seluruh tubuh kemerahan

. Letakkan bayi terlentang diatas pemancar panas

(infant warmer

1. Mengurangi kehilangan panas pada

suhu lingkungan sehingga

meletakkan bayi menjadi hangat

2. Singkirkan kain yang sudah dipakai untuk

mengeringkan tubuh, letakkan bayi diatas

tubuh, letakkan bayi diatas handuk / kain yang

kering dan hangat.

. Mencegah kehilangan tubuh melalui

konduksi.

3.Observasi suhu bayi tiap 6 jam. 3. Perubahan suhu tubuh bayi dapat

menentukan tingkat hipotermia

4. Kolaborasi dengan team medis untuk

pemberian Infus Glukosa 5% bila ASI tidak

mungkin diberikan.

4. Mencegah terjadinya hipoglikemia

3. Resiko gangguan penemuan

kebutuhan nutrisi

sehubungan dengan reflek

menghisap lemah.

Tujuan:Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria

- Bayi dapat minum pespeen /

personde dengan baik.

1. Lakukan observasi BAB dan BAK jumlah dan

frekuensi serta konsistensi.

1. Deteksi adanya kelainan pada

eliminasi bayi dan segera mendapat

tindakan / perawatan yang tepat.

Page 16: Berat Badan Lahir Rendah

- Berat badan tidak turun lebih dari

10%.

- Retensi tidak ada.

2. Monitor turgor dan mukosa mulut. 2. Menentukan derajat dehidrasi dari

turgor dan mukosa mulut.

3. Monitor intake dan out put. 3. Mengetahui keseimbangan cairan

tubuh (balance)

4. Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan. 4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara

adekuat.

5. Lakukan control berat badan setiap hari. 5. Penambahan dan penurunan berat

badan dapat di monito

5. Lakukan control berat badan setiap hari. 5. Penambahan dan penurunan berat

badan dapat di monito

4. Resiko terjadinya infeksi Tujuan:

Selama perawatan tidak terjadi

komplikasi (infeksi)

Kriteria

1. Lakukan teknik aseptik dan antiseptik dalam

memberikan asuhan keperawatan

1. Pada bayi baru lahir daya tahan

tubuhnya kurang / rendah.

- Tidak ada tanda-tanda infeksi.

- Tidak ada gangguan fungsi

tubuh.

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

tindakan.

2. Mencegah penyebaran infeksi

nosokomial.

3. Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang

isolasi (kamar bayi)

3. Mencegah masuknya bakteri dari

baju petugas ke bayi

4. Lakukan perawatan tali pusat dengan triple dye

2 kali sehari.

4. Mencegah terjadinya infeksi dan

memper-cepat pengeringan tali pusat

karena mengan-dung anti biotik, anti

Page 17: Berat Badan Lahir Rendah

jamur, desinfektan.

5. Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan

lingkungan bayi.

5. Mengurangi media untuk

pertumbuhan kuman.

6. Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala

kardinal

6. Deteksi dini adanya kelainan

7. Hindarkan bayi kontak dengan sakit. 7. Mencegah terjadinya penularan

infeksi.

8. Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian

antibiotik.

8. Mencegah infeksi dari pneumonia

9. Siapkan pemeriksaan laboratorat sesuai advis

dokter yaitu pemeriksaan DL, CRP.

9. Sebagai pemeriksaan penunjang

5. Resiko terjadinya

hipoglikemia sehubungan

dengan metabolisme yang

meningkat

Tujuan:

Tidak terjadi hipoglikemia selama

masa perawatan.

Kriteria

- Akral hangat

- Tidak cyanosis

- Tidak apnea

- Suhu normal (36,5°C -37,5°C)

1. Berikan nutrisi secara adekuat dan catat serta

monitor setiap pemberian nutrisi.

1. Mencega pembakaran glikogen

dalam tubuh dan untuk pemantauan

intake dan out put.

- Distrostik normal

(> 40 mg)

2. beri selimut dan bungkus bayi serta perhatikan

suhu lingkungan

2. Menjaga kehangatan agar tidak

terjadi proses pengeluaran suhu yang

berlebihan sedangkan suhu

lingkungan berpengaruh pada suhu

Page 18: Berat Badan Lahir Rendah

bayi.

3. Observasi gejala kardinal (suhu, nadi, respirasi) 3. Deteksi dini adanya kelainan.

4. Kolaborasi dengan team medis untuk

pemeriksaan laborat yaitu distrostik.

4. Untuk mencegah terjadinya

hipoglikemia lebih lanjut dan

kompli-kasi yang ditimbulkan pada

organ - organ tubuh yang lain.

6. Gangguan hubungan

interpersonal antara bayi dan

ibu sehubungan dengan

perawatan intensif.

Tujuan :

Terjadinya hubungan batin antara

bayi dan ibu.

1. Jelaskan para ibu / keluarga tentang keadaan

bayinya sekarang.

1. Ibu mengerti keadaan bayinya dan

mengura-ngi kecemasan serta untuk

kooperatifan ibu/keluarga.

Kriteria:

- Ibu dapat segera menggendong

dan meneteki bayi.

2. Bantu orang tua / ibu mengungkapkan

perasaannya.

2. Membantu memecah-kan

permasalahan yang dihadapi.

- Bayi segera pulang dan ibu dapat

merawat bayinya sendiri.

3. Orientasi ibu pada lingkungan rumah sakit. 3. Ketidaktahuan memperbesar stressor.

4. Tunjukkan bayi pada saat ibu berkunjung

(batasi oleh kaca pembatas).

4. Menjalin kontak batin antara ibu dan

bayi walaupun hanya melalui kaca

pembatas.

5. Lakukan rawat gabung jika keadaan ibu dan

bayi jika keadaan bayi memungkinkan.

5. Rawat gabung merupakan upaya

mempererat hubungan ibu dan

bayi/setelah bayi diperbolehkan

pulang.

Page 19: Berat Badan Lahir Rendah
Page 20: Berat Badan Lahir Rendah

2.6.5 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang

merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap

perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal

(Santosa NI, 1995).

2.6.6 Tahap Evaluasi

Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu

proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak

serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan (Santosa NI, 1995). Evaluasi

dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas

kesehatan yang lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan

keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria

evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil

bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.

Page 21: Berat Badan Lahir Rendah

BAB 4

PEMBAHASAN

Bab ini akan disajikan tentang kesenjangan antara bab 2 dan bab 3, dengan prinsip

pendekatan proses perawatan antara lain:

Pengkajian

Pada bab tinjauan teori penkajian ditekankan pada adanya perubahan suhu,

nutrisi, interitas kulit, dan resiko infeksi. Sedangkan pada tinjauan kasus

pengkajian yang didapat adalah adanya perubahan resiko perubahan suhu,

kurangnya kebutuhan nutrisi, infeksi dan keadaan integritas kulit.

Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan teori di dapatkan enam diagnosa keperawatan yakni :gangguan

pertukaran gas, gangguan pemenuhan nutrisi, resiko terjadi hipoglikemia,

resiko terjadi hipotermia, resiko terjadi infeksi dan gangguan hubungan

interpersonal antara ibu dan bayi. Sedangkan pada kasus nyata penyusun

hanya mendapatkan 4 diagnosa dari klien yakni : gangguan nutrisi, gangguan

integritas kulit, resiko hipotermia, dan resiko terjadi infeksi.

Rencana Keperawatan

Pada tinjauan teori rencana keperawatan ditekankan pada nutrisi ,

termoregulator / lingkungan yang nyaman, dan pelasanaan tindakan septik

dan aseptik. Pada tinjauan kasus rencana keperawatan juga ditekankan pada

hal tersebut di atas.

Tindakan Keperawatan

Seperti halnya dengan intervensi yang direncanakan pada tinjauan teori,

tindakan keperawatan yang dilakukan baik dalan tinjauan teori dan tinjauan

kasus adalah nutrisi , termoregulator / lingkungan yang nyaman, dan

pelasanaan tindakan septik dan aseptik.

Page 22: Berat Badan Lahir Rendah

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi pada tinjauan kasus ditekankan pada tiap – tiap diagnosa sehingga

dapat mencapai tujuan yang diharapkan yangtercantum pada tujuan rencana

keperawatan. Memang pencapaian tujuan pada bayi dengan BBLR ini harus

benar- benar prosedural .

Page 23: Berat Badan Lahir Rendah

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah membahas mengenai uraian asuhan keperawatan pada neonatus dengan

BBLR, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melakukan pengkajian pada neonatus dengan BBLR ditekankan

pada ditekankan pada adanya perubahan suhu, nutrisi, interitas kulit, dan

resiko infeksi

2. Dalam perencanaan perlu dituliskan target waktu target waktu yang

digunakan dalam pelaksanan intervensi disesuaikan dengan keadaan

tempat praktek yakni di ruang neonatus sehingga kurang maksimal.

3. Dalam melakukan pengkajian dan implementasi keperawatan, perawat

harus benar-benar prosedural dan menciptakan lingkungan yang aman dan

nyaman bagi neonatus mengingat bayi BBLR terjadi imaturitas organ.

4. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada adanya perubahan suhu,

nutrisi, interitas kulit, dan resiko infeksi

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas kami memberanikan diri untuk memberikan saran

sebagai berikut:

1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak boleh membeda-bedakan

status klien.

2. Dalam melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses

keperawatan perlu adanya pendekatan dengan klien yaitu; menjalin

hubungan saling percaya sehingga klien mau mengungkapkan apa yang

dirasakan dan masalah keperawatan yang dihadapi dapat teratasi.

3. Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan khususnya pada kasus

Bronchitis alergia diruang neonatus hendaknya perawat meningkatkan

pengetahuan tentang masalah BBLR

Page 24: Berat Badan Lahir Rendah

4. Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan neonatus dengan BBLR

perawat diharuskan memiliki sikap sabar, sopan, teliti, cermat, mempunyai

pengetahuan, wawasan yang luas dan ketrampilan yang memadai.

4.

Page 25: Berat Badan Lahir Rendah