Bentang Alam Fluvial2

27
1. BENTANG ALAM FLUVIAL Satuan geomorfologi yang pembentukannya erat hubungannya dengan proses fluviatil. Proses fluviatil : semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi ( sheet water). proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan. Proses fluviatil ini bervariasi intensitasnya. Macam-macam Proses Fluviatil a) Proses erosi Erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : Quarrying, yaitu pendongkelan batuan yang dilaluinya. Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya. Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada Meander. Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya. b) Proses Transportasi adalah proses perpindahan / pengangkutan material oleh suatu tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya gravitasi. kimia. c) Proses sedimentasi Proses sedimentasi terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang diendapkan berbanding

Transcript of Bentang Alam Fluvial2

Page 1: Bentang Alam Fluvial2

1. BENTANG ALAM FLUVIAL

Satuan geomorfologi yang pembentukannya erat hubungannya dengan proses fluviatil. Proses fluviatil : semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi ( sheet water).proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan.Proses fluviatil ini bervariasi intensitasnya.

Macam-macam Proses Fluviatil a) Proses erosiErosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

Quarrying, yaitu pendongkelan batuan yang dilaluinya. Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya. Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada

daerah cut off slope pada Meander. Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.

b) Proses Transportasi adalah proses perpindahan / pengangkutan material oleh suatu tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya gravitasi.kimia.

c) Proses sedimentasiProses sedimentasi terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke arah hillir ukuran butir material yang diendapkan semakin halus.

Macam-macam Bentang Alam Fluviatil

a) Sungai Teranyam (Braided Stream)terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar, alurnya luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk endapan gosong tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka alirannya memberikan kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga anastomosis( Fairbridge, 1968).

b) Bar depositadalah endapan sungai yang terdapat pada tepi atau tengah dari alur sungai. Endapan pada tengah alur sungai disebut gosong tengah (channel bar) dan endapan pada tepi disebut gosong tepi (point bar).Bar deposit ini bisa berupa kerakal, berangkal, pasir, dll.

Page 2: Bentang Alam Fluvial2

c) Dataran banjir ( Floodplain) dan Tanggul alam (Natural levee)Sungai stadia dewasa mengendapkan sebagian material yang terangkut saat banjir pada sisi kanan maupun kiri sungai, seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.

d) Kipas Aluvial (alluvial fan)Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan pembawa air yang baik.

e) Meander bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah.

f) Danau tapal kuda terbentuk jika lengkung meander terpotong oleh pelurusan air.

g) Deltaadalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk pada daerah base level.

2. BENTANG ALAM VOLKANIK

Bentang alam volkanik adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh proses keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang alam volkanik umumnya dihubungkan dengan gerak tektonik, gunungapi-gunungapi sebagian besar dijumpai di depan zona penunjaman (subduction zone)

Gunungapi

Menurut MacDonald (1972), gunungapi adalah tempat atau lubang keluarnya bahan pijar atau gas yang berasal dari dalam bumi ke permukaan bumi.

Matahelemual (1982, pada Azwar, dkk, 1987) mengartikan gunungapi sebagai bentuk timbulan kumpulan bahan bahan letusan di muka bumi yang berasal dari magma yang tersebar secara mandiri, berkelompok atau berantai.

Montgomery (1989, pada Azwar, dkk, 1987), menyatakan bahwa gunung api adalah tempat keluarnya magma, abu dan gas hasil erupsi atau struktur yang dibentuk disekitar pusat lubang volkan karena aktivitas erupsi.

Gunungapi memiliki ciri yang khas meliputi bentuk, tipe erupsi dan material yang dihasilkan. Perbedaan ini berhubungan erat dengan komposisi magma dan letak gunungapi tersebut terhadap kedudukan tektonik lempeng.Tipe Erupsi Gunungapi

Page 3: Bentang Alam Fluvial2

Escher (1952, pada Azwar, dkk, 1987) membuat suatu klasifikasi letusan gunungapi berdasarkan tekanan gas, derajat kecairan magma dan kedalaman wadah magma itu sendiri. Klasifikasi itu uraiannya adalah sebagai berikut :

Tipe HawaiiTipe gunungapi ini dicirikan oleh lava cair dan tipis yang dalam perkembangannya akan membentuk tubuh gunungapi tipe perisai. Sifat magma yang sangat cair memungkinkan terbentuk lava pijar yang disebabkan oleh arus konveksi pada danau lava dan akan mancur, dimana lava banyak mengandung gas, sehingga yang ringan akan terlempar ke atas sedangkan yang berat setelah gas hilang akan tenggelam lagi. Tipe ini banyak ditemukan di Hawaii, seperti di Gunung Kilauea dan Gunung Maunaloa.

Tipe StromboliTipe ini sangat khas untuk Gunung Stromboli dan beberapa gunungapi lainnya yang sedang meningkat kegiatan volkanismenya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapili dan setengah padatan bongkah lava.

Tipe VolkanoTipe ini dicirikan oleh awan debu membentuk bunga kol karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini memiliki tekanan gas relatif sedang dan lavanya tidak begitu cair. Berdasarkan kekuatan letusannya, tipe ini dibedakan menjadi tipe volkano kuat, contohnya Gunung Vesusius dan Gunung Etna dan tipe volkano lemah, sebagai contohnya Gunung Raung dan Gunung Bromo.

Tipe MerapiTipe ini dicirikan oleh lavanya yang kental, dapur magma relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Karena sifat magmanya tersebut, maka terbentuk sumbat atau kubah lava, sementara bagian bawah dari sumbat lava tersebut akan cenderung dalam keadaan masih cair. Kubah lava yang gugur akan menyebabkan terjadinya awan panas guguran. Jika semakin tinggi tekanan gas karena pipa kepundan tersumbat, maka akan menyebabkan terjadinya letusan dan akan membentuk awan panas letusan.

Tipe PeleeTipe ini memiliki kekentalan magma hampir sama dengan tipe Merapi, tetapi memiliki tekanan gas yang cukup besar. Ciri khasnya adalah adanya letusan gas ke arah lateral.

Tipe VincentTipe Vincent ini memiliki lava yang agak kental, tekanan gas sedang dan terdapat danau kawah yang pada waktu meletus akan dimuntahkan membentuk lahar letusan dengan suhu sekitar 100o C kemudian akan disusul oleh pelontaran bahan lepas berupa bom, lapili dan awan pijar.

Tipe Perret atau PlinianTipe ini dicirikan oleh tekanan gas yang sangat kuat dan lava cair. Sifat letusannya merusak diduga ada kaitannya dengan perkembangan pembentukan kaldera.

Morfologi Gunung ApiMorfologi gunung api dapat dibedakan menjadi 3 zone dengan ciri-ciri jenis litologi dan asosiasi morfologi yang berlainan. Ketiga zone tersebut adalah :

Zona pusat erupsi (Central Zone). Zona ini dicirikan oleh :

Page 4: Bentang Alam Fluvial2

Banyak radial dike / sill. Adanya sumbat kawah (plug) dan crumble breccia. Adanya zona hydrothermal Sifat piroklastiknya kasar. Bentuk morfologi kubah dengan pusat erupsi.

Zona proksimal , zona ini dicirikan oleh : Material piroklastik agak terorientasi. Terjadi pelapukan pada lava dan material piroklastik yang dicirikan oleh soil yang

tipis. Sering dijumpai parasitic cone. Banyak dijumpai ignimbrite dan welded tuff.

Zona Distal, dicirikan oleh : Material piroklastik berukuran halus. Banyak dijumpai lahar.

Macam-Macam Bentang Alam Volkanik Bentang alam volkanik dibedakan menjadi beberapa macam dengan dasar klasifikasi kenampakan morfologinya. Srijono (1984, dalam Widagdo, 1984), menggambarkan klasifikasi bentang alam volkanik berdasarkan bentuk morfologinya. Klasifikasi tersebut dapat diuraikan menjadi :Kubah Volkanik Merupakan morfologi gunung api yang mempunyai bentuk cembung ke atas. Morfologi ini dibedakan atas dasar asal kejadiannya menjadi Kerucut semburan dan kerucut perisai Morfologi ini terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat encer basaltis. Sedang lava yang bersifat granitis menghasilkan morfologi kubah sumbat (plug dome). Kerucut parasit (Parasitic Cone)Morfologi ini terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api yang berada pada lereng gunung api yang lebih besar.Kerucut sinder (Cinder Cone)Merupakan kubah yang terbentuk oleh letusan kecil yang terjadi pada kaki gunung api, berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar.Depresi VolkanikDepresi volkanik adalah morfologi bagian volkan yang secara umum berupa cekungan. Berdasarkan material pengisinya, depresi volkanik dibedakan menjadi :Danau Volkanik, yaitu depresi volkanik yang terisi oleh air sehingga membentuk danau Kawah, depresi volkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan. Kaldera, yaitu depresi volkanik terbentuknya belum tentu oleh letusan, tetapi didahului oleh amblesan pada kompleks volkan, dengan ukuran lebih dari 1,5 km. Pada kaldera ini sering muncul gunung api baru. Dataran VolkanikSecara relatif, dataran volkanik dicirikan oleh topografi yang datar, dengan variasi beda tinggi (relief) tidak menyolok. Macam-macam dataran volkanik diantaranya adalah : dataran rendah basal, plato basal, dan dataran kaki volkan Volkan Semu Volkan semu adalah morfologi mirip kerucut gunung api, bahan pembentuknya berasal dari

Page 5: Bentang Alam Fluvial2

volkan yang berdekatan. Dapat pula terbentuk oleh erosi lanjut terhadap suatu volkan yang sudah lama tidak menunjukkan kegiatannya (mati/dorman). Contoh morfologi volkan semu ini adalah Gunung Gendol di daerah Muntilan, Jawa Tengah pada dataran kaki volkan gunungapi Merapi. Volkan semu jenis lain adalah leher volkanik (volcanic neck), yaitu morfologi yang terbentuk bila suatu kubah volkanik tererosi sehinggga tinggal berbentuk kolom. Biasanya, di sekitar lajuran volkanik tersebut sering dijumpai retas yang memanjang (radial dike) Dampak Lingkungan Gunungapi Gunung api dapat mempengaruhi lingkungan, baik pengaruh baik (sesumber), maupun pengaruh buruk (bencana) bagi manusia. Dampak positif dengan adanya gunung api adalah :Panas bumi, sebagai sumber listrik dari proses hidrotermal yang terjadi di daerah gunung api seperti yang diusahakan di pegunungan Dieng dan Lahendong.Sebagai taman wisata, dikembangkan dari potensi keindahan alam dan suasana alam yang masih asri dan sejuk seperti di Kaliurang, Puncak dan Sarangan.Sebagai daerah pertanian yang subur seperti banyak dijumpai di seluruh Indonesia. Contohnya : Batu, Kaliurang, Dieng, Wonosobo.Sebagai daerah pengisian (recharge) air tanah bagi daerah-daerah sekitar gunung api seperti gunung Merapi untuk daerah sekitarYogyakarta.sebagai daerah penyeimbang / pembagi hujan di daerah sekitarnya. Selain berpotensi sebagai daerah yang menguntungkan, gunung api juga berpotensi sebagai sumber bencana. Secara garis besar bahaya akibat erupsi gunung api dapat dibagi menjadi 2 yaitu ; bahaya langsung (primer) dan bahaya setelah terjadinya letusan (sekunder). Bahaya primer akibat erupsi gunung api meliputi : Aliran lavaAliran lava yaitu terjadinya aliran batu cair yang pijar dan bersuhu tinggi (sampai 1200 0 C ). Alirannya menuruni lereng yang terjal dan dapat mencapai beberapa kilometer. Semua benda yang dilaluinya akan hangus dan terbakar. Apabila melongsor akan menimbulkan awan panas.Bom gunung apiBom gunung api berujud batuan yang panas dan pijar berukuran 10 cm – 2 m. batuan ini dapat terlempar dari pusat erupsi sejauh hingga 10 km. Bom ini dapat menimbulkan kebakaran hutan, pemukiman dan lahan pertanaian. Bila tiba di tanah bom ini akan mengeluarkan letusan dan akan hancur.Pasir lapilliPasir dan lapilli adalah campuran material letusan yang ukurannya lebih kecil dari bom ( lebih besar 2 mm).Sedangkan lapilli lebih besar daripada pasir hingga mencapai beberapa cm. Apabila terjadi letusan pasir dan lapilli ini dapat terlempar hingga puluhan km. Pasir dan lapilli ini dapat menghancurkan atap rumah, karena bebannya juga dapat merusak lahan pertanian hingga dapat membunuh tanaman. Awan PijarAwan pijar adalah suspensi dari material halus yang dihasilkan oleh erupsi gunungapi dan dihembus oleh angin hingga mencapai beberapa kilometer. Awan pijar ini merupakan campuran yang pekat dari gas, uap dan material halus yang bersuhu tinggi (hingga 1200 0C). Suspensi ini berat sehingga mengalir menuruni lereng gunungapi dan seolah-olah meluncur, luncurannya dapat mencapai 10 – 20 km dan membakar apa yang dilaluinya seperti yang terjadi pada Gunungapi Merapi pada tanggal 22 November 1994 yang memakan korban 60 orang terbakar hidup-hidup dan tak terhitung lagi ternak yang mati terpanggang akibat letusan awan panas ini.

Page 6: Bentang Alam Fluvial2

Abu GunungapiAbu ini merupakan campuran material yang paling halus dari suatu letusan gunungapi. Suhunya bisa tidak panas lagi. Ukurannya kurang dari 1 mikron – 0,2 mm. Bahaya yang ditimbulkan antara lain bisa mengganggu penerbangan seperti yang terjadi pada saat letusan Gunungapi Galunggung, dapat menimbulkan sesak napas apabila terlalu banyak menghisap abu gunung api dan menimbulkan penyakit silikosis. Yaitu penyakit yang diakibatkan oleh penggumpalan silika bebas pada paru-paru yang diakibatkan oleh terisapnya abu gunungapi yang mengandung silika bebas.Gas beracunKadar gas yang tinggi dapat menimbulkan kematian. Gunungapi biasanya mengeluarkan gas CO, CO2, H2S, HCN, H3As, NO2, Cl2, dan gas lain yang jumlahnya sedikit. Nilai batas ambang untuk gas CO 50 ppm (part per milion), CO2 5,00 ppm, sedangkan gas H3S yang sangat mematikan pada 0,05 ppm. Gas yang dikeluarkan saat erupsi tidak begitu berbahaya karena gas tersebut langsung terbakar pada saat terjadi letusan gunungapi. Yang paling berbahaya adalah apabila gas tersebut dikeluarkan pada sisa-sisa gunungapi seperti yang terjadi di Pegunungan Dieng. Gas tersebut BJ-nya lebih besar dari udara bebas sehingga letaknya berada pada daerah-daerah yang rendah seperti di lembah-lembah, dekat permukaan tanah.Bahaya yang tidak kalah berbahayanya adalah bahaya setelah terjadi letusan yaitu bahaya sekunder. Bahaya tersebut berupa bahaya aliran lahar. Lahar terbentuk dari batuan yang dilemparkan dari pusat erupsi baik block, bom, lapilli, tuff, abu, maupun longsoran kubah lava, apabila terjadi hujan lebat yang turun bersamaan atau setelah erupsi maka endapan material hasil erupsi tersebut akan terangkut oleh aliran air membentuk aliran bahan rombakan yang biasa disebut aliran lahar. Aliran lahar ini mempunyai kekuatan merusak yang besar dan akan melalui apa saja yang ada di depannya tanpa kecuali baik pemukiman, hutan, tanah pertanian maupun tanggul sungai yang dilaluinya.Untuk menghindari bencana yang diakibatkan oleh letusan gunungapi ini maka di setiap daerah gunungapi dibuat peta daerah bahaya yang didasarkan pada potensi bencana yang ada baik primer maupun sekunder. Seperti yang dilakukan oleh Dinas Volkanologi pada G. Merapi.

3. BENTANG ALAM STRUKTURAL

adalah bentang alam yang pembentukkannya dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi yang paling banyak berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada. Biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yaitu proses tektonik yang mengakibatkan adanya pengangkatan, patahan, dan lipatan, yang tercermin dalam bentuk topografi dan relief yang khas.

Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian. Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintegrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran, rayapan atau slump).Kenampakan yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam strukturalPola pengaliran. Variasinya biasanya dikontrol oleh variasi struktur geologi dan litologi pada daerah tersebut.Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain.

Page 7: Bentang Alam Fluvial2

Bentuk – bentuk bukit, lembah dll.Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan.Macam-macam Bentang Alam Struktural Bentang Alam dengan Struktur Mendatar (Lapisan Horizontal) Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0 – 500 kaki dari muka air laut.Dataran tinggi (plateau), adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari 500 kaki di atas muka air laut, berlereng sangat landai atau datar berkedudukan lebih tinggi daripada bentanglahan di sekitarnyaBentang Alam dengan Struktur Miring Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan kurang dari 30o (Tjia, 1987). Hogback : sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan lebih dari 30o (Tjia, 1987). Hogback memiliki kelerengan scarp slope dan dip slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri

Bentang Alam Dengan Struktur Lipatan Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut dengan sinklin. Struktur antiklin dan sinklin menunjamStruktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila tiga back slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam KubahBentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).Mempunyai pola kontur tertutup.Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda.Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.CekunganBentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam).Mempunyai pola kontur tertutup.Pada stadia muda pola penyalurannya annular.Bentang Alam dengan Struktur PatahanPatahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya tekan yang bekerja pada kulit bumi, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Ada 3 jenis sesar (berdasarkan arah gerak relatifnya ), yaitu sesar geser, sesar naik dan sesar turun.Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan jenis patahannya secara langsung. Ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :Beda tinggi yang relatif menyolok pada daerah yang sempit.Mempunyai resisitensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir sama.Adanya kenampakan dataran / depresi yang sempit memanjang.Dijumpai sistem gawir yang lurus (pola kontur yang panjang lurus dan rapat).

Page 8: Bentang Alam Fluvial2

Adanya batas yang curam antara perbukitan / pegunungan dengan dataran yang rendah.Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok dengan tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.Sering dijumpai (kelurusan) mata air pada bagian yang naik / terangkat.Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, dan contorted, serta modifikasi dari ketiganya.

4. BENTANG ALAM KARS

Pengertian tentang topografi kars yaitu : suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di tempat lain sebagai mata air yang besar.Faktor-faktor yang mempengaruhi Bentang Alam Karst1. Faktor FisikFaktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi :a.Ketebalan batugamping, yang baik untuk perkembangan karst adalah batu gamping yang tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum habis terlarutkan. Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada batugamping berlapis biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh lapisan.b.Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif.c.Intensitas struktur (kekar), zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan berlangsung intensif.Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena kekar tsb berpasangan sehingga mempertinggi porositas dan permeabilitas. Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi batuan akan mudah tererosi atau hancur sehingga proses karstifikasi terhambat.2. Faktor Kimiawia.Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit.b.Kondisi kimia media pelarut, dalam proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam. Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3). Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.3. Faktor BiologisAktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus yang menutup batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic sehingga air permukaan masuk ke zona anaerobic, tekanan parsial CO2 akan meninggkat sehingga kemampuan melarutkannya juga meningkat.4. Faktor Iklim dan LingkunganKondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.

Page 9: Bentang Alam Fluvial2

Proses Pembentukan Topografi KarstKondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu:a.Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan.b.Masif, tebal dan terkekarkan.c.Berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.d.Dikelilingi lembahProses pelarutan pada batugamping, meninggalkan morfologi sisa pelarutan, perkembangan Bentang Alam Hasil Proses KarstifikasiBentuk morfologi yang menyusun suatu bentang alam karst dapat dibedakan menjadi 2, yaitu bentuk-bentuk konstruksional dan bentuk-bentuk sisa pelarutan1. Bentuk-bentuk KonstruksionalBentuk-bentuk konstriksional adalah topografi yang dibentuk oleh proses pelarutan batugamping atau pengendapan mineral karbonat yang dibawa oleh air. Berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :Bentuk-bentuk minorBentuk-bentuk mayorBentang alam karst minor adalah bentang alam yang tidak dapat diamati pada peta topografi atau foto udara. Sedangkan bentang alam mayor adalah yang dapat diamati dari peta topografi atau foto udara.Bentuk-bentuk bentang alam minor antara :1.Lapies, yaitu bentuk yang tidak rata pada batugamping akibat adanya proses pelarutan dan penggerusan.2.Karst split, adalah celah pelarutan yang terbentuk di permukaan.3.Parit karst, yaitu alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit, yang juga sering dianggap karst split yang memanjang sehingga membentuk parit.4.Palung karst, adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, terbentuk karena proses pelarutan, kedalaman lebih dari 50 cm. biasanya pada permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur yang memanjang.5.Speleotherms, adalah hiasan pada gua yang merupakan endapan CaCO3 yang mengalami presipitasi pada air tanah yang membawanya masuk ke dalam gua. (Stalaktit, stalakmit)6.Fitokarst, adalah permukaan yang berlekuk-lekuk dengan lubang-lubang yang saling berhubungan, terbentuk karena adanya pengaruh aktivitas biologis yaitu algae yang tumbuh di dalam batugamping. Algae menutup di permukaan dan masuk sedalam 0,1 – 0,2 mm dan menghasilkan larutan asam sehingga melarutkan batugamping.Sedangkan bentuk-bentuk topgrafi karst mayor antara lain :1.Surupan (doline), yaitu depresi tertutup hasil pelarutan dengan diameter mulai dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalaman bisa sampai ratusan meter dan mempunyai bentuk bundar atau lonjong. 2.Uvala, adalah gabungan dari beberapa doline.3.Polje, adalah depresisi tertutup yang besar dengan lantai datar dan dinding curam, bentuknya tidak teratur dan biasanya memanjang searah jurus perlapisan, pembentukannya dikontrol oleh litologi dan struktur, dan mengalami pelebaran saat terisi oleh air.4.Jendela karst, adalah lubang pada atap gua yang menghubungkan dengan udara luar, terbentuk karena atap gua runtuh.5.Lembah karst, adalah lembah atau alur yang besar, terbentuk oleh aliran permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya. Ada 4 macam lembah karst, yaitu :

Page 10: Bentang Alam Fluvial2

a.Allogenic valley, lembah karst dengan hulu pada batuan kedap air (bukan batugamping) yang kemudian masuk ke dalam daerah karst.b.Blind valley, lembah karst yang alirannya tiba-tiba hilang karena masuk ke dalam batuan.c.Pocket valley, yaitu lembah yang berasosiasi dengan mata air yang besar dan keluar dari batuan kedap air (bukan batugamping) yang berada di bawah lapisan batugamping.d.Dry valley, lembah yang mirip dengan lembah fluviatil tetapi bukan sebagai penyaluran air permukaan karena air yang masuk langsung meresap ke batuan dasarnya (karena banyak rekahan)6.Gua, adalah ruang bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan cukup besar bila dilalui oleh manusia.7.Terowongan dan jembatan alam, adalah lorong di bawah permukaan yang terbentuk oleh pelarutan dan penggerusan air tanah. Bentuk-bentuk Sisa PelarutanYang dimaksud dengan sisa pelarutan adalah morfologi yang terbentuk karena pelarutan dan erosi sudah berjalan sangat lanjut sehingga meninggalkan sisa erosi yang khas pada daerah karst.

Macam-macam morfologi sisa antara lain :1.Kerucut karst, adalah bukit karst yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi.2.Menara karst, adalah bukit sisa pelarutan dan erosi yang berbentuk menara dengan lereng yang terjal tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang lainnya dan dikelilingi dataran aluvial.

BENTANG ALAM EOLIAN

Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi dan abrasi atau korasi.

Deflasi adalah proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin. Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.

Transportasi oleh Angin

Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan cara transportasi oleh air, yaitu secara melayang (suspesion) dan menggeser di permukaan (traction).

Secara umum partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa secara menggeser di permukaan (traction). Pengangkutan secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).

Pengendapan oleh Angin

Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.

Page 11: Bentang Alam Fluvial2

Dilihat dari proses pembentukannya, bentang alam eolian dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1. bentang alam akibat proses erosi oleh angin2. bentang alam akibat proses pengendapan oleh angin.

Proses erosi oleh angin dibedakan menjadi 2, yaitu deflasi dan abrasi. Bentang alam yang disebabkan oleh proses erosi ini juga dibedakan menjadi 2, yaitu bentang alam hasil proses deflasi dan bentang alam hasil proses abrasi.

Bentang alam hasil proses deflasi dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Cekungan deflasi (deflation basin) 2. Lag gravel

3. Desert varnish

a. Cekungan deflasi (deflation basin)

Cekungan deflasi merupakan suatu cekungan yang diakibatkan oleh angin pada daerah yang lunak dan tidak terkonsolidasi atau material-material yang tersemen jelek. Cekungan terbentuk akibat material yang ada dipindahkan oleh angin ke tempat lain. Contoh cekungan ini terdapat di Gurun Gobi, yang terbentuk karena batuan telah diurai oleh adanya pelapukan. Cekungan ini mempunyai ukuran antara 300 meter sampai lebih dari 45 kilometer panjangnya, dan dari 15 meter sampai 150 meter dalamnya.

b. Lag gravel

Deflasi terhadap debu dan pasir yang ditinggalkan merupakan material yang kasar (granule, pebble, dan fragmen-fragmen yang besar), disebut lagstone. Akumulasi seperti itu dalam waktu yang lama bisa menjadi banyak dan menjadi lag-gravel atau bahkan sebagai desert pavement, dimana sisa-sisa fragmennya berhubungan satu sama lain saling berdekatan.

c. Desert varnish

Beberapa lagstone yang tipis, mengkilat, berwarna hitam atau coklat dan permukaannya tertutup oleh oksida besi, dikenal sebagai desert varnish.

Fenomena hasil proses abrasi atau korasi :

1. Bevelad stone 2. Polish

3. Grooves

4. Sculpturing (Penghiasan)

a. Bevelad stone

Page 12: Bentang Alam Fluvial2

Beberapa sisa batuan yang dihasilkan oleh abrasi angin yang mengandung pasir akan membentuk einkanter atau dreikanter yang dalam Bahasa Inggris disebut single edge atau three edge. Einkanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang mempunyai kedudukan tetap dengan arah angin yang tetap (konstan). Dreikanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang posisinya overturned akibat perusakan pada bagian bawah dengan arah angin yang tetap atau dapat juga disebabkan oleh arah angin yang berganti-ganti terhadap pebble yang mempunyai kedudukan tetap sehingga membentuk bidang permukaan yang banyak.

b. Polish

Polish ini terbentuk pada batuan yang mempunyai ukuran butir halus digosok oleh angin yang mengandung pasir (sand blast) atau yang mengandung silt (silt blast), yang mempunyai kekuatan lemah, sehingga hasilnya akan lebih mengkilat, misalnya pada kuarsit, akibat erosi secara abrasi akan lebih mengkilat.

c. Grooves

Angin yang mengandung pasir dapat juga menggosok dan menyapu permukaan batuan membentuk suatu alur yang dikenal sebagai grooves. Pada daerah kering, alur yang demikian itu sangat jelas. Alur-alur tersebut memperlihatkan kenampakan yang sejajar dengan sisi sangat jelas.

d. Sculpturing (Penghiasan)

Banyak perbedaan bentuk topografi diakibatkan oleh kombinasi pelapukan dan abrasi angin. Termasuk disini adalah batujamur (mushroom rock), yaitu batu yang tererosi oleh angin yang mengandung pasir, sehingga bentuknya menyerupai jamur (mushroom)

Bentang Alam Hasil Pengendapan Angin

Dune adalah suatu timbunan yang dapat bergerak atau berpindah, bentuknya tidak dipengaruhi oleh bentuk permukaan ataupun rintangan (badhold, 1923, dalam Thornbury, 1964).

Tipe-tipe dune ini menurut Hace (1941, dalam Thornbury, 1964), digolongkan menjadi 3, yaitu :

a. Tranversal dune

Tranversal dune merupakan punggungan-punggungan pasir yang berbentuk memanjang tegak lurus dengan arah angin yang dominan. Bentuk ini tidak dipengarahi oleh faktor tumbuh-tumbuhan.

b. Parabollic dune

Parabollic dune merupakan dune yang berbentuk sekop / sendok atau berbentuk parabola. Bentuk ini karena dipengaruhi oleh adanya tumbuh-tumbuhan.

Page 13: Bentang Alam Fluvial2

c. Longitudinal dune

Longitudinal dune merupakan punggungan-punggungan pasir yang terbentuk memanjang sejajar dengan arah angin yang dominan. Material pasir diangkut secara cepat oleh angin yang relatif tetap.

Klasifikasi dune menurut Emmon’s (1960)

Menurut Emmon’s (1960), bentuk-bentuk dune dapat bermacam-macam, tergantung pada banyaknya pertambahan pasir, pengendapan di tanah, tumbuh-tumbuhan yang menghalangi dan juga arah angin yang tetap.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka tipe-tipe dune digolongkan menjadi :

a. Lee dune (sand drift)

Lee dune atau sand driff adalah dune yang berkembang memanjang, merupakan punggungan pasir yang sempit berada di belakang batuan batuan atau tumbuh-tumbuhan. Dune ini mempunyai kedudukan tetap, tetapi dengan adanya penambahan jumlah pasir yang banyak maka dapat juga menjadi jenis dune yang bergerak dari ujung sand driff.

b. Longitudinal dune

Longitudinal dune mempunyai arah memanjang searah dengan arah angin yang efektif dan dominan. Terbentuknya karena angin tertahan oleh rumput atau pohon-pohon kecil. Kadang-kadang berbentuk seperti lereng dari suatu lembah.

c. Barchan

Barchan terbentuk pada daerah yang terbuka, tak dibatasi oleh topografi atau tumbuh-tumbuhan dimana arah angin selalu tetap dan penambahan pasir terbatas dan berada di atas batuan dasar yang padat. Barchan ini berbentuk koma, dengan lereng yang landai pada bagian luar, serta mempunyai puncak dan sayap.

d. Seif

Seif adalah longitudinal dune yang berbentuk barchan dengan salah satu lengannya jauh lebih panjang akibat kecepatan angin yang lebih kuat pada lengan yang panjang. Misalnya di Arabian Sword, seif berassosiasi dengan barchan dan berkebalikan antara barchan menjadi seif. Perubahan yang lain misalnya dari seif menjadi lee dune.

e. Tranversal Dune

Tranversal dune terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak dan kering, angin bertiup secara tetap, misalnya pada sepanjang pantai. Pasir yang banyak itu akan menjadi suatu

Page 14: Bentang Alam Fluvial2

timbunan pasir yang berupa punggungan atau deretan punggungan yang melintang terhadap arah angin.

f. Complex dune

Conplek dune terbentuk pada daerah dengan angin berubah-ubah, pasir dan vegetasinya agak banyak. Barchan, seif dan tranversal dumne yang berada setempat-setempat akan berkembang sehingga menjadi penuh dan akan terjadi saling overlap sehingga akan kehilangan bentuk-bentuk aslinya dan akan mempunyai lereng yang bermacam-macam. Keadaan ini disebut sebagai complex dune.

Menurut Emmons (1960, dalam Thornbury, 1969), dune ini biasanya mempunyai ketinggian antara 6 m sampai 20 m, tetapi beberapa dune dapat mencapai ketinggian beberapa puluh meter. Sedangkan kecepatan bergerak atau berpindahnya berbeda-beda tergantung pada kondisi daerahnya. Biasanya tidak lebih dari beberapa meter per tahun, tetapi ada juga yang samp0ai 30 m per tahun.

Loess

Daerah yang luas yang tertutup material-material halus dan lepas disebut Loess. Beberapa endapan Loess yang dijumpai di Cina barat mempunyai ketebalan sampai beberapa ratus meter. Sedangkan di tempat lain kebanyakan endapan loess ini hanya mencapai beberapa meter saja. Beberapa endapan loess menutupi daerah yang sangat subur. Penyelidikan secara mikroskopis memperlihatkan bahwa loess berkomposisi partikel-partikel angular, dengan diameter kurang dari 0,5 mm. Terdiri dari kuarsa, feldspar, hornblende, dan mika. Kebanyakan butiran-butiran tersebut dalam keadaan segar atau baru terkena pelapukan sedikit. Kenampakan ini menunjukkan bahwa loess tersebut merupakan hasil endapan dari debu dan lanau yang diangkut dan diendapkan oleh angin.

BENTANG ALAM GLASIAL

Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil

pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat

musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau

tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang

semula berbentuk V menjadi berbentuk U.

Page 15: Bentang Alam Fluvial2

Morfogenesa glasial adalah morfogensa yang diageni oleh gletser sehingga tidak di semua

permukaan bumi dapat dijumpai morfologi glasial. Morfologi ini hanya dijumpai pada daerah

dengan lintang kutub atau dengan evelasi di atas 4000 m di atas permukaan laut.

Gletser sebagai media erosi, dan sedimentasi, atau agen pembentu morfologi, memiliki densitas

yang tinggi. Sifat inilah yang membuat gletser sanggup untuk merasuk dalam celah-celah batuan,

sambil terus bergerak menggerus dinding yang dilewatinya.

Topografi akibat proses glasial mempunyai kenampakan khusus, yaitu tebing-tebing yang

ditinggalkan nyaris tegak, bahkan tidak sedikit ada tebing yang menggantung. Tebing ini mirip

dengan tebing yang dihasilkan oleh aktifitas volkanik. Kenampakan lembah atau pasangannya

(perbukitan kecil) yang sejajar akan terlihat pada morfologi glasial disebabkan arah gletser yang

tertentu.

Ditinjau dari sisi positif, morfologi glasial dapat menjadi tempat wisata dan arena olahraga es.

Karena bayak terdapat es dan salju, morfologi glasial dapat menjadi sumber air tawar. Namun,

jika kita tinjau dari sisi negatif, morfologi ini dapat menjadi sumber bencana, khususnya guguran

avalansi.

BENTANG ALAM LAUT & PANTAI

Delta adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai (seperti huruf D), terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya suplai sedimen yang dibawa air sungai lebih cepat dibanding proses pendistribusian oleh proses-proses di pantai.Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta 1. IklimIklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi dalam semua komponen sistem sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume air permukaan besar. Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap tingkat sedimentasi. 2. Debit SungaiDebit sungai tergantung dari faktor iklim, mempengaruhi bentuk geometri delta. Delta dengan debit air dan sedimennnya tinggi dan konstan tiap tahunnya menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan lurus serta umumnya membentuk sudut yang besar terhadap garis pantai. Sebaliknya bila produk sedimen serta variasi debit air setiap tahunnya berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir yang tadinya diendapkan oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh delta yang sejajar dengan garis pantai.3. Produk Sedimen

Page 16: Bentang Alam Fluvial2

Delta tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil.4. Energi gelombangEnergi gelombang merupakan mekanisme penting dalam merubah dan mencetak sedimen delta yang berada di laut menjadi suatu bentuk tubuh pasir di daerah pantai.5. Proses Pasang SurutBeberapa delta mayor di dunia didominasi oleh aktivitas pasang yang kuat. Diantaranya adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh, dan delta Ord di Australia.6. Arus pantaiArus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga membentuk sejajar atau hampir sejajar dengan arah aliran sungai.7. Kelerengan paparanKelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola perpindahan delta, yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.8. Bentuk Cekungan Penerima dan proses TektonikBentuk cekungan penerima merupakan pengontrol terhadap konfigurasi delta serta pola perubahannya. Daerah dengan tektonik yang aktif dengan akumulasi sedimen yang sedikit, sulit terbentuk delta . sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi sedimen yang banyak akan terbentuk delta yang baik. Syarat-Syarat terbentuknya Delta 1.Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum.2.Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak3.Laut pada daerah muara sungai cukup tenang.4.Pantainya relatif landai.5.Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut.6.Tidak ada gangguan tektonik, kecuali penurunan dasar laut seimbang dengan pengendapan sungaiUnsur-unsur Dasar Delta1.Sungai : sebagai sarana pengangkut material2.Distributary Channel3.Delta Plain : Bagian delta yang berada di daratan, umumnya merupakan rawa-rawa.4.Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada di depan delta plain, dan merupakan laut dangkal.5.Pro delta : bagian terdepan dari delta yang menuju ke laut lepas.Klasifikasi Delta 1. Menurut Fisher, dkk. (1969) Dasar klasifikasi :Proses fluvial dan influks sedimen. Proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan).Dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :Cuspate Delta. Lobate Delta.Elongate Delta / Bird Food Delta

2. Menurut Galloway (1975) :Dasar : dominasi proses fluvial, gelombang dan pasang surut, yaitu :Bird foot delta : jika pengaruh fluvial paling dominan.

Page 17: Bentang Alam Fluvial2

Cuspate delta : jika pengaruh gelombang paling dominan. Estuarine delta : jika pengaruh pasang surut paling dominan.

Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya dipengaruhi oleh pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan lautan (Thombury, 1969). Faktor-faktor yang mempengaruhi morfologi pantai : pengaruh diatropisme, tipe batuan, struktur geologi, perubahan naik turunnya muka air laut, serta pengendapan sedimen asal daratan/sungai, erosi daratan dan angin. Daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang surut.Shore line (garis pantai), yaitu jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan relatif merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa. Coast (pantai), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh dari air laut.Klasifikasi Pantai 1. Klasifikasi Pantai Secara Klasik, Johnson (1919), dibagi menjadi :a. Pantai tenggelam (submergence coast)dibentuk karena penenggelaman daratan atau naiknya muka laut, ciri : garis pantai tidak teratur, ada pulau-pulau di depan pantai, teluk yang dalam, dan lembah- lembah yang turun. Contoh pantai ini adalah :Pantai Ria : pantai yang sebelum teggelam telah mengalami erosi darat, terutama erosi fluvial.Pantai Fyord : pantai yang sebelum tenggelam mengalami proses glasiasi (lihat gambar VII.6.).Kenampakan pada peta topografi :Garis pantainya tidak teratur.Garis kontur berkelok-kelok tidak beraturan.Pantainya relatif curam, ditandai dengan adanya garis kontur yang relatif rapat.Perkampungan di sekitar pantai umumnya tidak sejajar dengan garis pantai.b. Pantai Naik (emergence coast)Pantai yang dibentuk oleh majunya garis pantai atau turunnya muka laut, ciri : garis pantai relatif lurus, relief-relief rendah, terbentuknya undak-undakan pantai dan gosong pantai atau tanggul-tanggul dimuka pantai.Kenampakan pada peta topografi :Garis pantai relatif lurus, ditandai dengan kontur yang lurus.Pantai relatif landai, ditunjukkan oleh garis kontur yang renggang.Jika dijumpai perkampungan umumnya relatif sejajar dengan garis pantai.c. Pantai NetralPantai yang tidak mengalami penenggelaman ataupun penaikkan dan biasanya dicirikan oleh adanya garis pantai yang relatif lurus, pantainya landai dan ombak tidak besar. Beberapa contoh pantai ini antara lain :Pantai deltaPantai dataran aluvialPantai gunung apiPantai terumbu karangPantai sesarKenampakan pada peta topografi :

Page 18: Bentang Alam Fluvial2

Adanya delta plain, alluvial plain, dllBiasanya garis kontur renggangBentuk garis pantainya relatif lurus melengkungSungai dibagian muara mempunyai banyak cabang, yang seolah-olah mempunyai pola sungai berbentuk pohon (dendritik).d. Pantai CampuranPantai yang mempunyai kenampakan lebih dahulu terbentuk daripada yang lain. Seperti kanampakan undak pantai, lembah yang tenggelam, yang merupakan hasil dari naik turunnya permukaan air laut.Klasifikasi Pantai Secara Genetik dan Deskriptif, Valentine (1952)3. Klasifikasi Pantai Berdasarkan Tenaga Geomorfik Shepard (1963) dikutip Sunarto (1991) mengelompokkan pantai menjadi 2 (dua), yaitu :a. Pantai primer (muda). Pantai primer terbentuk oleh tenaga-tenaga dari darat (erosi, deposisi darat, gunung api, sesar dan lipatan).b. Pantai sekunder (dewasa).Pantai sekunder terjadi dari hasil proses laut, meliputi erosi laut, deposisi laut dan bentukan organik. Macam-macam Pantai PrimerPantai karena erosi dari daratan. Erosi baik oleh sungai maupun glasial sebelum mengalami pengangkatan.Pantai yang dibentuk oleh pengendapan asal darat.Pantai hasil pengendapan fluvial, misalnya pantai delta, pantai daratan aluvial yang turun (Pantai semarang).Pantai pengendapan glasial, misalnya sebagai morena yang tenggelam atau sebagai drumline yang tenggelamPantai yang karena pengendapan pasir oleh angin (prograding sand dune).Meluasnya tumbuh-tumbuhan pada pantai atau rawa bakau yang luas (contohnya pantai di dekat Townsvill, timur laut Queensland, australia).Bentuk pantai akibat aktivitas volkanismePantai yang dipengaruhi oleh aliran lava masa kini. Cirinya jika lavanya basa bentuk pantai tak teratur, kalau asam bentuk pantai lebih teratur.Pantai amblesan volkanik dan pantai kaldera.Pantai yang terbentuk akibat adanya pengaruh diatrophism atau tektonik Pantai yang terbentuk karena patahan.Pantai yang terbentuk karena lipatanMacam-macam Pantai SekunderBentuk pantai karena erosi lautPantai yang berliku-liku karena erosi gelombangPantai terjal yang lurus karena erosi gelombangBentuk pantai karena pengendapan lautPantai yang lurus karena pengendapan gosong pasir (bars) yang memotong teluk.Pantai yang maju karena pengendapan laut.Pantai dengan gosong pasir lepas pantai (offshore bars and longshore spit)4. Klasifikasi Pantai secara Klimato- genetikDasar : hubungan antara energi gelombang dengan morfologi pantai, serta memperhatikan

Page 19: Bentang Alam Fluvial2

signifikasi peninggalan sejarah dan aspek-aspek geologis dalam evolusi pantai. Dibagi menjadi : a. Pantai Lintang RendahCiri : energi gelombang rendah dan lingkungan angin pasat. Sedimen pantai banyak, terdapat hubungan antara variasi morfologi pantai dan wilayah hujan. Mangrove tumbuh di daerah beriklim tropis panas-basah, sedangkan gumuk pantai terdapat di lingkungan yang beriklim tropik panas-kering.b. Pantai Lintang tengahTerdapat di lingkungan gelombang berenergi tinggi. Karena aktivitas gelombang dan abrasi bertenaga tinggi itu, maka cliff dan bentukan yang berasosiasi dapat berkembang dengan baik.c. Pantai Lintang TinggiPantai ini dicirikan dengan gelombang berenergi rendah. Kebanyakan merupakan sisa-sisa pembekuan. Perkembangan morfologi cliff dipengaruhi kuat oleh gerakan massa batuan dalam skala besar.