Bencana Alam Di Indonesia

23
BENCANA ALAM DI INDONESIA: BANJIR 04.58 SOSIAL No comments Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air, peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering, banjir pada umumnya disebabkan oleh air air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi, kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Bangsa Indonesia tidak perlu saling menyalahkan siapa pun dalam masalah bencana yang berturut-turut terjadi di tanah air, karena untuk memperbaikinya harus datang dari diri sendiri yang terwujud dalam kesadaran kolektif, kata KH Hasyim Muzadi. "Kita tak bisa menentukan, mengapa bencana itu terjadi, tetapi yang terbaik mengacu kepada Al Quran dan hadist," ujarnya selaku naib atau wakil Amirul Haj pada khutbah wukuf di Arafah, Senin. Berpegang kepada Al Quran dan hadist bertujuan mengetahui gambaran, mengapa bencana tersebut terjadi, karena di balik bencana tersebut diberikan khusnul khatimah. La LATAR BELAKANG MASALAH CRA MENANGGULANGI BANJIR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banjir yang terjadi belakangan ini sudah merupakan hal yang tiap waktu terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Seperti banjir di Ibu Kota Jakarta yang tiap tahun terjadi ketika musim penghujan tiba, khususnya di bulan Januari sampai bulan Februari. Masih hangat dalam ingatan kita kejadian banjir besar pada tahun 2002 yang menenggelamkan 40 % wilayah Jakarta dan tahun 2007 yang menenggelamkan 60 persen wilayahnya. Hujan yang turun di wilayah Jabodetabek serta di wilayah hulu (misalnya daerah Cibodas) dengan curah yang tinggi sejak 1 Februari 2007 selama tiga hari berturut–turut, bahkan berlanjut hingga satu minggu, telah menyebabkan bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah Jabodetabek. Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian banjir terlihat adanya peningkatan yang cukup berarti. Selain kejadian ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan menghambat roda perekonomian juga terganggunya kelancaran transportasi maupun aktivitas masyarakat, antara lain kegiatan belajar- mengajar dan bekerja. Menjadi suatu pertanyaan bagi kita bagaimana bencana

description

bencana alam

Transcript of Bencana Alam Di Indonesia

BENCANA ALAM DI INDONESIA: BANJIR04.58 SOSIAL No comments Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air, peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering, banjir pada umumnya disebabkan oleh air air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi, kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya.

Bangsa Indonesia tidak perlu saling menyalahkan siapa pun dalam masalah bencana yang berturut-turut terjadi di tanah air, karena untuk memperbaikinya harus datang dari diri sendiri yang terwujud dalam kesadaran kolektif, kata KH Hasyim Muzadi. "Kita tak bisa menentukan, mengapa bencana itu terjadi, tetapi yang terbaik mengacu kepada Al Quran dan hadist," ujarnya selaku naib atau wakil Amirul Haj pada khutbah wukuf di Arafah, Senin. Berpegang kepada Al Quran dan hadist bertujuan mengetahui gambaran, mengapa bencana tersebut terjadi, karena di balik bencana tersebut diberikan khusnul khatimah.

LaLATAR BELAKANG MASALAH CRA MENANGGULANGI BANJIR

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banjir yang terjadi belakangan ini sudah merupakan hal yang tiap waktu terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Seperti banjir di Ibu Kota Jakarta yang tiap tahun terjadi ketika musim penghujan tiba, khususnya di bulan Januari sampai bulan Februari. Masih hangat dalam ingatan kita kejadian banjir besar pada tahun 2002 yang menenggelamkan 40 % wilayah Jakarta dan tahun 2007 yang menenggelamkan 60 persen wilayahnya. Hujan yang turun di wilayah Jabodetabek serta di wilayah hulu (misalnya daerah Cibodas) dengan curah yang tinggi sejak 1 Februari 2007 selama tiga hari berturutturut, bahkan berlanjut hingga satu minggu, telah menyebabkan bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah Jabodetabek. Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian banjir terlihat adanya peningkatan yang cukup berarti. Selain kejadian ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan menghambat roda perekonomian juga terganggunya kelancaran transportasi maupun aktivitas masyarakat, antara lain kegiatan belajar-mengajar dan bekerja. Menjadi suatu pertanyaan bagi kita bagaimana bencana banjir tersebut terjadi apa penyebabnya, apakah karena manusia atau karena alam. Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir, mengapa bisa dikatakan alamiah? Karena dataran banjir terbentuk akibat dari perisiwa banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah-tanah yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertenuan-pertemuan sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yang subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.Ini faktor penyebab yang alami, sedangkan faktor penyebab yang tidak alami atau akibat dari perubahan ada dua faktor. Pertama itu perubahan lingkungan yang didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri.Pada makalah ini penulis mencoba menjabarkan apa pengertian dari banjir, faktor penyebab, dampaknya serta bagaimana cara penanggulangan banjir. Dikarenakan terdapat beberapa faktor penyebab banjir, masih kurangnya informasi dampak serta bagaimana cara penanggulangan banjir maka dalam makalah ini penulis mencoba membatasi masalah pada materi faktor penyebab banjir diperkotaan khususnya wilayah Jakarta dan sekitarnya, dampak banjir dan cara penanggulangan banjir yang efektif.

B. Identifikasi Masalah

Banjir adalah suatu kejadian dimana air menggenangi suatu daerah, baik volume air yang sedikit maupun sangat banyak. Bahkan suatu daerah dapat menghilang akibat terjadi banjir. Menurut SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam www.mbojo.wordpress.com, banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Menurut ahli hidrologi banjir-banjir di Indonesia dibagi menjadi 3 jenis:1. Akibat dari peluapan sungai, biasanya terjadi akibat dari sungai tidak mampu lagi menampung aliran air yang ada disungai itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Akibatnya air itu akan meluap keluar dari sungai dan biasanya merupakan daerah dataran banjir. Bila curah hujan tinggi dan sistem DAS dari sungai tersebut rusak, maka luapan airnya akan terjadi di hilir sungai.2. Banjir lokal. Banjir ini merupakan banjir yang terjadi akibat air yang berlebihan di tempat tersebut. Pada saat curah hujan tinggi dilokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi tersebut sulit dalam melakukan penyerapan air, maka kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.3. Banjir akibat pasang surut air laut. Saat air pasang, ketinggian permukaan air laut akan meningkat, otomatis aliran air di bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan pada saat laut surut. Selain melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat yang datar atau cekungan) maka air tersebut akan menyebar ke segala arah dan terjadilah banjir.

Berdasarkan pantauan UNESCO (2007) besarnya banjir dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Jumlah air (hujan), luas daerah, dan periode waktu terjadinya hujan.Di daerah tangkapan hujan yang relatif kecil, hujan singkat tetapi deras telah dapat meningkatkan risiko banjir. Sedangkan di daerah tangkapan hujan yang relatif besar, risiko banjir lebih rendah. Risiko banjir dapat meningkat apabila hujan tersebut turun dalam periode waktu yang cukup lama. Namun hujan yang sangat deras atau sangat lama tidak selalu menyebabkan banjir karena sebagian air hujan mungkin menguap, terserap ke dalam tanah, atau mengalir di atas tanah. Kemampuan tanah untuk menahan air.Hujan yang jatuh di atas tanah dapat diserap dan mengalir di dalam tanah melalui lapisan-lapisan tanah sampai ke kedalaman tertentu di mana tanah akan dipenuhi oleh air tanah (muka air tanah). Selain itu, air hujan juga dapat diserap oleh tumbuhan dan mengembalikannya ke udara dalam bentuk uap air. Proses ini disebut proses transpirasi.Perubahan lingkungan tidak bisa kita pungkiri, dengan semakin meningkatnya populasi manusia telah menyebabkan semakin terdesaknya kondisi lingkungan. Yang paling hangat dibicarakan belakangan ini yaitu terjadinya pemanasan global, selain itu kita juga sudah merubah penggunaan lahan yang merupakan perubahan lingkungan yang berakibat pada berkurangnya tutupan lahan. Semakin lama jumlah vegetasi semakin berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Berdasarkan penelitian Diarniti (2007) dalam www.mbojo.wordpress.com jumlah vegetasi di Denpasar pada tahun 1994 adalah 45.31% dan pada tahun 17.86% yaitu berkurang 27.45%Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yang akhirnya merubah pola curah hujan, yang mengakibatkan sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah. Banjir yang terjadi di Jakarta tahun 2002, Juni 2004 dan Februari 2007 bertepatan dengan fenomena La Nina dan MJO (Madden-Julian oscillation), kedua fenomena tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan diatas normal. Memang, berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan terjadinya banjir, tetapi juga disebabkan perubahan penggunaan lahan dan penyempitan drainase (sungai).Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan (penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dan lain-lain sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi) meyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah. Menurut Castro (1959) dalam www.mbojo.wordpress.com tingkat aliran permukaan pada hutan adalah 2,5%, tanaman kopi 3%, rumput 18% sedangkan tanah kosong sekitar 60%. Sedangkan berdasarkan penelitian Onrizal (2005) dalam www.mbojo.wordpress.com di DAS Ciwulan, penebangan hutan menyebabkan terjadinya kenaikan aliran permukaan sebesar 624 mm/th. Itu baru perhitungan yang dilakukan pada daerah hutan yang ditebang dimana masih ada tanah yang bisa meresapkan air, terus seandainya kalau tanah-tanah sudah tetutup beton pasti lebih tinggi lagi permukaannya.Kembali ke hutan yang dugunakan sebagai sampel apabila tidak ada vegetasi dan pengaruhnya terhadap aliran permukaan dari debit sungai. Onrizal (2005) dalam www.mbojo.wordpress.com juga mengungkapkan bahwa penebangan hutan menyebabkan berkurangnya air tanah rata-rata sebesar 53,2 mm/bln. Sedangkan kemampuan peresapan air pada DAS berhutan lebih besar 24,9 mm/bln dibandingkan dengan DAS tidak berhutan. Selain itu hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa apabila tanaman dibawah pohon hutan itu hilang akan menyebabkan perningkatan aliran permukaan yang mencapai 6,7 m3/ha/bln. Hasil penelitian Brujnzeel (1982) dalam Onrizal (2005) yang dilakukan pada areal DAS Kali Mondoh pada tanaman hutan memperlihatkan bahwa debit sungai pada bulan Mei, Juli, Agustus, dan September lebih tinggi dari curah hujan yang terjadi pada saat bulan-bulan tersebut, hal ini membuktikan bahwa vegetasi sebagai pengatur tata air bahwa dimana pada saat hujan tanaman membantu proses infiltrasi sehingga air disimpan sebagai air bawah tanah dan dikeluarkan saat musim kemarau. Menurut Suroso dan Santoso (2006) dalam www.mbojo.wordpress.com perubahan penggunaan lahan sangat berpengaruh terhadap peningkatan debit sungai.Hasil penelitian Fakhrudin (2003) dalam www.mbojo.wordpress.com menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan di DAS Ciliwung tahun 1990-1996 akan meningkatkan debit puncak dari 280 m3/det menjadi 383 m3/det, dan juga meningkatkan persentase hujan menjadi direct run-off dari 53% menjadi 63%. Dalam makalah yang sama Yuwono (2005) dalam www.mbojo.wordpress.com juga mengungkapkan pengurangan luas hutan dari 36% menjari 25%, 15% dan 0% akan menaikkan puncak banjir berturut-turut 12,7%, 58,7%, dan 90,4%.Bila dihubungkan dengan erosi dan sedimentasi saat terjadi perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi tegalan, maka kemungkinan erosi akan semakin tinggi. Menurut Yuwono (2005) dalam (www.mbojo.wordpress.com) pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan meningkatkan laju erosi sebesar 10%, 60% dan 90%. Akibat dari erosi ini tanah menjadi padat, proses infiltrasi terganggu, banyak lapisan atas tanah yang hilang dan terangkut ke tempat-tempat yang lebih rendah, tanah yang hilang dan terangkut inilah yang menjadi sedimentasi yang dapat mendangkalkan waduk-waduk, bendungan-bendungan, dan sungai-sungai. Setelah terjadi seperti itu, kapasitas daya tampung dari saluran irigasi tersebut mendaji lebih kecil yang akhirnya dapat menyebabkan banjir walaupun dalam kondisi curah hujan normal. Menurut Priatna (2001) dalam www.mbojo.wordpress.com kerusakan tanah akibat terjadinya erosi dapat menyebabkan bahaya banjir pada musim hujan, pendangkalan sungai atau waduk-waduk serta makin meluasnya lahan-lahan kritis.Pada kondisi tertentu, banjir bandang yang disebabkan oleh hujan yang sangat deras dan biasanya diiringi dengan badai dapat terjadi. Hujan yang jatuh di daerah yang lebih tinggi mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah sehingga tidak sempat terserap oleh tanah. Banjir ini terjadi sangat cepat (kurang dari 6 jam) di daerah yang relatif lebih rendah. Pembangunan dan perubahan lingkungan pada daerah tangkapan hujan, khususnya pada dataran banjir menyebabkan terganggunya proses alamiah banjir dan menyebabkan banjir yang berbahaya dan merusak.Banjir yang besar memiliki dampak-dampak yang tidak diinginkan antara lain dampak fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan. Dampak fisik adalah kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan publik yang disebabkan oleh banjir. Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah), terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik, kekurangan makanan, energi, air , dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya. Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan lain-lain). Dampak lingkungan mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir.

Terjadinya serangkaian banjir dalam waktu relatif pendek dan terulang tiap tahun, menuntut upaya lebih besar mengantisipasinya, sehingga kerugian dapat diminimalkan. Berbagai upaya pemerintah yang bersifat struktural, ternyata belum sepenuhnya mampu menanggulangi masalah banjir di Indonesia. Penanggulangan banjir, selama ini lebih terfokus pada penyediaan bangunan fisik pengendali banjir untuk mengurangi dampak bencana.Selain itu, meskipun kebijakan non fisik --yang umumnya mencakup partisipasi masyarakat-- dalam penanggulangan banjir sudah dibuat, namun belum diimplementasikan secara baik, bahkan tidak sesuai kebutuhan masyarakat, sehingga efektifitasnya dipertanyakan. Kebijakan sektoral, sentralistik, dan top-down tanpa melibatkan masyarakat sudah tidak sesuai dengan perkembangan global yang menuntut desentralisasi, demokrasi, dan partisipasi stakeholder, terutama masyarakat yang terkena bencana. Pertanyaannya adalah siapa yang disebut masyarakat? Seberapa jauh masyarakat dapat berpartisipasi? Dan pada tahapan mana masyarakat dapat berpartisipasi? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, harus menjadi pertimbangan dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir.

C. Pembatasan MasalahFaktor penyebab banjir dapat disebabkan secara alami juga dikarenakan oleh perubahan. Didaerah perkotaan dominan penyebab banjir adalah akibat dari kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang dan berdampak pada perubahan alam. Degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan sebagainya juga dapat disebabkan akibat tindakan manusia.Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat dipanen dan meluluhlantakkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana publik , bahkan menelan korban jiwa baik di pedesaan maupun diperkotaan. Kerugian semakin besar jika kegiatan ekonomi dan pemerintahan terganggu, bahkan terhenti. Meskipun partisipasi masyarakat dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada aktivitas tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan beban keuangan negara, terutama untuk merehabilitasi dan memulihkan fungsi prasarana publik yang rusak. Banjir tidak sepenuhnya dapat dihindari. Perlindungan total terhadap banjir adalah sesuatu yang tidak mungkin namun dampak banjir dapat dikurangi. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menyikapi kemungkinan terjadinya banjir secara efektif di daerah perkotaan dan bagaimana mengatasi ketidakpastian. Untuk itu perlu dicermati suatu tatanan dan kebijakan dalam penanggulangan banjir dengan perencanaan dalam kesiapsiagaan dan tanggap darurat melalui penanggulangan banjir berbasis masyarakat dapat mengurangi potensi dampak banjir terhadap masyarakat, lingkungan dan ekonomi.D. Perumusan Masalah

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan banjir dapat terjadi di daerah perkotaan?2. Dampak yang timbul akibat banjir?3. Bagaimana cara untuk penanggulangan banjir yang efektif?

E. Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :(1) Memberi pengetahuan dan wawasan mengenai banjir, faktor penyebab, serta cara penanggulangan banjir kepada masyarakat awam pada umumnya dan kaum intelektual (mahasiswa) pada khususnya.(2) Memberi masukan tindakan apa saja dan bagaimana tujuan dari penanggulangan banjir berbasis masyarakatF. Manfaat PenulisanPembaca dapat memahami sebab dan akibat banjir sehingga dapat tergerak menindaklanjuti penanggulangannya untuk mengurangi resiko yang dapat terjadi.tar Belakang Masalah Terjadinya Banjir Banjir adalah bencana alam yang terjadi secara alami maupun oleh ulah manusia. Sekarang ini banjir sering terjadi disebabkan ulah manusia yang mulai tidak menghiraukan keseimbangan alam. Mulai dari membuang sampah di sungai, penggundulan hutan oleh manusia, penggalian material pasir dan batu alam secara liaBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahBanjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana saja. Dan air itu keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut banjir.Banjir terbesar yang sudah menjadi tradisi ini biasaya terjadi setiap 5 tahun sekali. Mengingat keadaan ini selalu terulang dan terulang, maka muncullah pertanyaan yang menggelitik penulis. Pertama, apakah keadaan ini tidak ditanggulangi, atau tidak tertanggulangi? Kedua, apakah karena sudah menjadi tradisi yang selalu berulang setiap tahun maka kejadian ini dianggap sebagai hal biasa? Benarkah bahwa banjir fantastik yang terjadi setiap lima tahun sekali itu sebuah kebiasaan alam (ritual) yang memang pasti terjadi? Untuk mencoba menjawab pertanyaan di atas maka dibuatlah makalah ini. B. Perumusan Masalaha. Apa yang menyebabkan banjir terjadi ?b. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat memicu terjadinya banjir ?c. Bagaimana cara menngantisipasi banjir ?d. Bagaimana cara menanggulangi banjir ?e. Dampak terjadinya banjir ?f. Benarkah siklus banjir tahunan dan dahsyatnya banjir lima tahunan memang sebuah tradisi yang pasti terjadi ?g. Usaha-usaha apa saja yang sudah dilakukan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk mengantisipasi dan mencegah banjir tahunan tersebut ?

C. Tujuan PenelitianPenulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menyebabkan banjir tahunan sering kali terjadi agar kita mengetahui cara-cara mengantisipasi dan menanggulangi banjir tahunan tersebut.Dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan masyarakat mampu mengantisipasi atau mencegah agar banjir yang sering kali terjadi di kemudian hari.BAB IIISI

Banjir adalah sebuah bencana yang di akibatkan oleh air. Air yang menggenang atau bahkan mengalir deras pada tidak tempatnya. Inilah yang sering terjadi pada akhir-akhir ini sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Terutama pada beberpa tahun terakhir ini. Banyak masyarakat yang kehilangan harta benda mereka. Bahkan, nyawa mereka akibat banjir. Oleh karena itu alangkah bijaksananya jika kita mencari cara agar banjir itu tidak lagi di alami oleh masyarakat Indonesia.

1. Jenis-jenis banjir yang terjadi di Indonesia:a. Banjir karena sungainya meluapBanjir ini biasanya terjadi akibat dari sungai tidak mampu lagi menampung aliran air yang ada di sungai itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Kalo sudah seperti ini, airnya itu akan mencari tempat lain, tempat itu ada di kanan kiri sungai yang biasanya merupakan daerah dataran banjir. air ini bisa juga terjadi akibat kiriman, bila curah hujan tinggi di hulu sungai dan sistem DAS dari sungai itu rusak maka luapan airnya akan terjadi di hilir sungai.b. Banjir lokal.Banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan di tempat itu dan meluap juga di tempat itu. Pada saat curah hujan tinggi di lokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi itu sulit dalam melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga karena kondisinya lembab, dan bisa juga karena daerah resapan airnya tinggal sedikit) maka kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.c. Banjir akibat pasang surut air lautSaat air laut pasang, ketinggian muka air laut akan meningkat, otomatis aliran air di bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila saat laut surut. Selain melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat yang datar atau cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan terjadilah banjir.

2. Faktor-Faktor Penyebab BanjirPada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi ditempat yang tinggi maupun tempat yang rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk / meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap ke udara (evapotranspirasi).Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir, mengapa bisa alami? Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah- tanah yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan- pertemuan sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yang subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan. Itu faktor penyebab banjir yang alami, sekarang kita lihat yang tidak alami atau akibat dari perubahan.Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi. Pertama itu perubahan lingkungan dimana di dalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri. Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjdi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini saluran-saluran yang ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran permukaan dan tanah-tanah cepat mengalami penjenuhan.Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan . Penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dll. Sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah.

3. Cara Mengantisipasi Bencana BanjirKita tidak mengharapkan bencana banjir datang ke lingkungan ataupun rumah kita tetapi sebagai manusiakita harus waspada dan sigap bila banjir ternyata datang menghampiri kita. Cara mengantisipasi banjir antara lain :a. Bila hujan deras turun cukup lama, pantau terus keadaan melalui media elektronik seperti televisi dan terutama radio, sebab ada beberapa radio lokal yang akan terus mengabarkan kondisi / banjir yang akan terjadi.b. Siapkan barang-barang seperti: Handphone dengan charger, senter dan baterai cadangan, makanan dan minuman (menggunakan kemasan anti air atau dibungkus plastik), Surat-surat berharga atau dokumen penting seperti sertifikat rumah, tanah, ijasah, dll (dibungkus plastik), Radio kecil, bila handphone anda tidak memiliki fasilitas Radio FM / televisi, Obat-obatan untuk dalam darurat, termasuk obat-obatan untuk rawat jalan, Uang tunai, Selimut dan sarung , Pakaian secukupnya agar tidak menjadi beban berat (bungkus dengan plastik agar tidak basah). c. Isi bak / drum / torn penampung air hingga penuh terutama untuk yang berada / ditempatkan pada lantai atas / tinggi. Hal ini untuk mengantisipasi kekurangan air bersih di saat sumber air milik anda tercemar oleh air banjir. Untuk yang praktis, anda dapat mengisi air bersih pada kantung plastik, mengikatnya dengan kuat dan meletakkannya pada tmpat yang aman. d. Saat tanda-tanda banjir mulai muncul di rumah / lingkungan anda, siapkan barang bawaan untuk mengungsi dan pantau terus ketinggian air.e. Sebelum air mulai meninggi, pindahkan barang-barang ke tempat atau lantai yang lebih tinggi. Untuk barang-barang yang kecil atau ringan sebaiknya di ikat terlebih dahulu pada arang yang lebih bert / besar agar tidak hanyut terseret banjir. f. Bila diperkirakan air akan menggenang lebih tinggi lagi, lakukan evakuasi selagi mudah untuk dilakukan (sebelum air lebih tinggi), jangan menunggu air benar-benar tinggi. g. Tutup keran utama air bersih (terutama jika menggunakan air ledeng / PDAM) bila ketinggian air hendak mencapai keran air.h. Matikan / putuskan aliran listrik rumah melalui saklar / sikring utama bila ketinggian air hendak mndekati sikring utama atau bila terlihat mengkhawatirkan / dapat berbahaya.i. Bila mengungsi, cobalah cari informasi mengenai tempat penampungan sementara / posko banjir terdekat. j. Bila tidak ada posko banjir, cari dan pergilah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi tetapi lokasinya dekat dengan tempat yang lebih tinggi lagi bila dibandingkan dengan tempat tersebut. Hal ini untuk mencegah bila ternyata air banjir terus meluap / semakin tinggi.k. Sebelum air terlalu tinggi, ungsikan terlebih dahulu orang tua / lanjut usia, anak-anak, wanita dan ibu hamil, dan sisakan dua atau tiga orang pria dewasa yang menjaga rumah bila anda khawatir akan keselamatan harta benda.l. Bila anda terlambat mengungsi dan ketinggian air sudah cukup tinggi, pergilah mengungsi secara berkelompok, agar bila terjadi sesuatu dapat saling tolong-menolong.m. Saat mengungsi, jauhi dari saluran air agar tidak terjatuh dan hanyut terseret arus banjir yang lebih deras.n. Ketika berjalan menuju tempat pengungsian, pertimbangkan untuk menggunakan tali tambang untuk mempermudah evakuasi.o. Siapkan jerigen bekas yang kosong, gabus, perahu, atau alat pelampung lainnya sehingga bila anda terjebak di atap rumah dengan air yang semakin meninggi, anda dapat berusaha untuk menyelamatkan diri anda secara darurat.

4. Cara Menanggulangi Bencana BanjirCara-cara menanggulangi bencana banjir antara lain:a. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan merupakan tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.b. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan tetapi malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota. c. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba.d. Larangan membuang sembarangan.Sering kita lihat spanduk besar yang bergambarkan orang nomor 1 di DKI Jakarta yaitu Bp. Fauzi Bowo yang sedang membuang sampah di tempat sampah dan ada kata yang bertuliskan inilah cara membebaskan Jakarta dari banjir. Inilah salah satu jargon gubernur kita dalam upayanya mensosialisasikan larangan untuk membuang sampah sembarangan.Suatu kenyataan bahwa sampah yang menggunung merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir. Sampah yang di buang di jalanan biasanya akan berakhir di selokan jalan yang mengakibatkan selokan tersumbat, dan tidak lanjar. Belum lagi jika di tambah dengan sampah-sampah yang sengaja di buang ke selokan.Kebanyakan orang berfikir kalau yang penting sampah itu tidak ada di kamar atau rumah mereka. Karenanya banyak orang ambil cara yang mudah yaitu membuang samapah ke selokan karena setelah itu sampah sudah tidak terlihat lagi.Miris, tapi ini adalah fenomena yang terjadi di Ibu Kota. Misal, seorang ibu yang mencuci piring, lalu membuang sampah non organiknya ke selokan, seorang pelajar yang membuang plastik bekas jajanannya ke selokan dan masih banyak contoh kongkrit lainnya.Begitu pula nasib sungai-sungai Akhir-akhir ini pemerintah pun bergerak secara langsung untuk mengantisipasi fenomena tersebut dengan cara memfasilitasi pembuangan sampah memberikan tempat sampah di tempat-tempat umum. 5. Adapun dampak akibat banjir:Dengan melihat segala sesuatu dari dua sisi secara objektif, sekalipun banjir memiliki dampak negatif yang besar, banjir juga memiliki dampak positif.a. Dampak positif akibat banjir antara lain:1) Banjir memberikan kesempatan kepada manusiaBila banjir yang menimpa kita tidak terlalu parah, maka sebenarnya kita telah diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani hidup kita lebih lanjut dan lebih baik.2) Banjir membuat kita berpikir kreatifKetika dilanda banjir, otak kita akan berikir spontan dan kreatif untuk mencari jalan alternatif untuk menyelamatkan alat, perlengkapan, harta benda dan terutama jiwa kita dan keluarga atau orang terdekat kita.3) Banjir membuat manusia untuk berpikir mengatasi banjirSetelah mengalami banjir, kita akan sibuk untuk memikirkan antisipasi ataupun pencegahan banjir.4) Banjir memberikan pekerjaanSaat banjir akan banyak muncul kuli angkut / ojeg perahu dadakan, yang siap membantu anda dengan imbalan tentunya.5) Banjir membuat manusia untuk bersahabat dengan lingkunganSetelah mengetahui penyebab, akibat dan dampak banjir, manusia akan berpikir untuk peduli, bersahabat dan menjaga alam sekitarnya.6) Banjir membuat manusia untuk peduli kepada sesamaPada saat terjadi banjir, manusia umumnya akan lebih peduli kepada sesamanya dan berlomba-lomba untuk memberikan bantuan dan mendapatkan pahala.7) Banjir membuat kita hemat energiBila banjir yang cukup parah, aliran listrik kadang perlu dimatikan PLN untuk mengantisipasi bahaya tersengat / tersetrum listrik. Sebenarnya saat itulah kita menghemat energi listrik walaupun terpaksa. Setidaknya tidak terlalu banyak menonton sinetron atau tayangan yang tidak mendidik.8) Banjir memutar roda perekonomianSelain banjir dapat memberikan pekerjaan, sebenarnya banjir juga dapat memutar roda perekonomian. Pembangunan, pembersihan, perawatan dan prasarana seperti rumah, gedung, jalan dan jembatan yang rusak saat banjir akan menjadi proyek tersendiri bagi para kontraktor. Selain itu, bahan makanan, minuman serta selimut akan lebih laris/ laku terjual . 9) Banjir bagaikan musim panen bagi para pemulungBila terjadi banjir, pemulung akan mendapat panen barang-barang yang rusak atau hanyut terbawa banjir. b. Dampak negatif akibat banjir:a. Banjir dapat merusak sarana dan prasaranaBanjir dapat menghancurkan rumah, gedung, jembatan, jalan dan masih banyak lagi.b. Banjir memutuskan jalur transportasiDampak paling umum dari banjir adalah memutuskan jalur transportasi darat. Akibat genangan air pada jalan yang cukup tinggi, motor, mobil atau bahkan truk puso / container tidak bisa melewati jalan tersebut. Selain motor dan mobil, lalu lintas kereta api pun dapat terganggu.c. Banjir merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya atau bahkan jiwa manusia. Kerugian yang disebabkan banjir diantaranya adalah kerusakan benda, alat elektronik, mesin, surat-surat berharga (sertifikat, ijazah, dll), perlengkapan rumah tangga, rumah, gedung, dan yang paling berharga: jiwa manusia. d. Banjir dapat mengakibatkan pemadaman listrikListrik sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Karena tingginya air / luapan banjir, listrik harus kita padamkan atau bahkan dipadamkan oleh pihak PLN. Bayangkan betapa terbatasnya aktifitas keseharian kita bila aliran listrik padam.e. Banjir mengganggu aktivitas sehari-hariDengan adanya banjir, otomatis akan menganggu aktifitas sehari-hari. Sekolah terganggu, kerja terganggu, bersantai pun terganggu. Karena air banjir, semua aktifitas pun terganggu atau bahkan harus dihentikan untuk sementara waktu.f. Banjir dapat mengganggu atau bahkan merusak perekonomianPerekonomian terganggu karena banjir merendam sawah sehingga panen/ produksi padi terganggu, karena transportasi terputus bahan makanan yang diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin membutuhkan biaya tambahan karena harus mencari jalan alternatif walaupun lebih jauh.g. Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar kitaSaat banjir datang tidak hanya air, tetapi juga membawa serta sampah, kotoran, limbah pabrik / kimia, minyak (oli, bensin, solar, minyak ), dan masih banyak lagi. Selain dapat mencemari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori, halaman atau bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak hiegienis.h. Banjir dapat mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit)Banjir menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak bersih, sehingga nyamuk dan bibit kuman penyakit mudah berkembang biak. Selain itu umumnya makanan dan minuman yang sehat akan lebih susah ditemukan (terjadi kerawanan pangan) dan juga karena terlalu sering kena air maka dapat menyebabkan kondisi tubuh menurun.i. Banjir dapat menyebabkan erosi atau bahkan longsorSemakin deras air banjir, kemungkinan untuk mengiikis pinggiran aliran banjir akan semakin tinggi sehingga erosi atau bahkan longsor akan semakin mungkin terjadi.j. Banjir dapat merubah, mengganggu, atau bahkan menghapus / menghilangkan masa depan.Bila banjir melanda cukup lama atau cukup besar, seiring dengan bertambahnya pengalaman disaat banjir, roda kehidupan juga bisa dapat berubah dengan drastis. Kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian, hutang yang semakin menumpuk, kesehatan yang terganggu, atau bahkan kehilangan jiwa.

6. Sekilas tentang tradisi banjir tahunan dan 5 tahunanDi Jakarta tempat-tempat resapan air telah berubah fungsi menjadi bangunan bertingkat. DAS kini tak berfungsi dengan baik karena tertimbun oleh limbah pabrik dan banyak pula tangan-tangan jahil warrga yang dengan sadar membuang sampah ke Sungai. Kurangnya daerah hijau (tempat resapan air) dan DAS yang kini tidak dapat berfungsi secara baik yang menjadi sedikit penyebab terjadinya banjir tahunan di Jakarta. Belum lagi jika ada air kiriman dari Bogor, karena tidak jarang, warga Jakarta mengalami banjir dadakan bahkan bukan pada saat musim penghujan.Banjir yang sudah menradisi, menjadi tamu yang dari tahun ke tahun selalu hadir. Tamu tahunan yang tidak diundang dan tentunya sangat tidak diharapkan kehadirannya.Konon, tamu tahunan itu berubah wajah menjadi lebih menyeramkan pada periode lima tahunan. Banjir yang lebih parahpun terjadi pada lima tahun sekali itu. Pada Febuari 2007 lalu memang terjadi banjir bandang yang menggenangi sebagian besar ibu kota, bahkan sempat memutus akses dan mengakibatkan kemacetan di mana-mana.Kalau kita hitung maju 5 tahun dari tahun 2007 adalah tahun 2012 (tahun ini). Wajar saja jika sebagian masyarakat mulai gelisah takut kalau-kalau bencana itu terulang kembali karena, disebagian daerah mungkin masyarakatnya memiliki rasa trauamatik tersendiri.Namun, menurut kepala badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (Kepala BMKG) Dr. Sri Woro B Harijono. BMKG tidak mengenal banjir lima tahunan.Banjir tidak mengenal siklus. Sebenarnya, salah satu faktor pemicu banjir dipengaruhi oleh tiga hal, yakni penguapan, serta aktivitas di Samudra Pasifik dan di Samudra Hindia.Suhu di Indonesia serta di Pasifik dan Hindia tidak selalu sama. Perbedaan suhu tersebut akan berpengaruh pada pergerakan angin yang muaranya akan berpengaruh pada kecepatan pembentukan massa uap air di udara, dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya curah hujan. Jika suhu di Indonesia lebih hangat, maka suhu di Pasifik lebih dingin. Suhu yang lebih dingin membuat tekanan lebih tinggi. Angin akan bergerak ke Indonesia, sesuai hukum bahwa udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke rendah. Angin akan memicu pembentukan massa uap air di udara, meningkatkan potensi curah hujan.Pada tahun 2007, aktivitas di Pasifik memang meningkat secara signifikan. Peningkatan aktivitas itulah yang menyebabkan curah hujan lebih tinggi. Karena peningkatan cukup signifikan, kenaikan curah hujan juga signifikan, mengakibatkan banjir lebih besar.Suhu muka laut di Indonesia memang saat ini lebih hangat, sementara Pasifik lebih dingin. Namun, perbedaan ini tidak terlalu besar sehingga tidak memicu peningkatan aktivitas secara signifikan di Indonesia. Pada Desember 2011 hingga Maret 2012, pembentukan massa uap air dan curah hujan memang meningkat. Puncak musim hujan terjadi pada Desember 2011 dan Januari 2012. Namun, peningkatannya tidak signifikan.Dari hal tersebut, bisa diketahui potensi banjir tahun 2012. Peningkatan aktivitas memang terjadi, tetapi tidak sebesar tahun 2007. Jadi, secara meteorologi, potensi banjir tahun 2012 tidak akan sebesar tahun 2007.Aktivitas Samudra Pasifik dan Hindia secara signifikan inilah yang tidak bisa dipastikan apakah akan terjadi dalam periode tertentu, misalnya lima tahun. Karenanya, tidak bisa dipastikan pula banjir besar akan terjadi di Indonesia, dalam hal ini Jakarta, sebagai wilayah yang dipengaruhi tiap lima tahun.

7. Usaha-Usaha Pemerintah dalam Menanggulangi BanjirDewan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui keterlibatan dalam proyek rehabilitasi sejumlah kanal dan waduk untuk mendukung sistem manajemen banjir DKI Jakarta.Studi menunjukkan bahwa langkah yang paling membawa manfaat bagi mitigasi banjir di Jakarta adalah merehabilitasi sistem manajemen banjir kota, agar kembali pada kapasitas semula. Selain pengerukan, perawatan rutin juga akan membantu mitigasi banjir. Proyek Mitigasi Banjir Darurat Jakarta akan melakukan pengerukan pada sebelas saluran air sepanjang 67,5 km serta empat waduk seluas 65 hektar, untuk membantu mengembalikan kapasitas aliran air.Rencana yang disebut juga " Jakarta Emergency Dredging Initiative " ini akan merehabilitasi sekitar 42 km bantaran sungai dan semua kegiatan akan dilakukan pada titik-titik prioritas sistem manajemen banjir Jakarta.Proyek ini akan semaksimal mungkin mengurangi jumlah penduduk yang terkena dampak banjir, sedangkan relokasi sebagai dampak kegiatan ini akan mengikuti Kerangka Kebijakan Permukiman Kembali dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Kerangka Kebijakan ini konsisten dengan praktik terbaik internasional untuk proses permukiman kembali dan mereka yang akan direlokasi oleh proyek ini akan memperoleh akses perumahan yang memadai.Proyek Mitigasi Banjir Darurat Jakarta atau "Jakarta Urgent Flood Mitigation Project" akan didanai melalui pinjaman sebesar 139,64 juta dolar AS dan pemerintah Pusat serta Pemda DKI Jakarta akan memberikan kontribusi dana pendamping sebesar 49,71 juta dolar AS. Saat ini, Jakarta telah menderita kerugian akibat banjir yang berulang terutama yang terjadi pada bulan Januari 1996, Februari 2001, dan Februari 2007. Banjir pada 2007 menggenangi sekitar 36 persen kota, berdampak kepada lebih dari 2,6 juta penduduk dan memaksa 340 ribu orang untuk mengungsi dari rumah. Saat itu, lebih dari 70 orang meninggal dan penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh banjir berakibat kepada lebih dari 200 ribu penduduk dengan total kerugian mencapai 900 juta dolar AS.

BAB III PENUTUP

A.KesimpulanBanjir rutin tahunan yang menjadi tradisi warga kota jakarta bukanlah hal yang baru kita alami. Sudah sejak bertahun-tahun lalu keadaan ini terjadi. Dan makin kini makin parah, namun warga kota dapat bernapas lega karena ternyata, banjir 5 tahunan tidaklah benar-benar ada. Karena banjir bukanlah sebuah siklus.Banjir tersebut bukan karena tidak adanya tindakan antisipasi oleh warga juga tidak adanya gerakan oleh pemerintah. Banyak cara sudah dilakukan warga dan pemerintah untuk dapat mencagah datangnya bencana tahunan tersebut seperti, kerjabakti secara berkala dan di buatnya gorong-gorong, namun semua itu tidak akan optimal karena semakin sedikitnya daerah resapan air.

B. SaranSebagai warga yang baik maka hendaknya kita menjaga ligkungan sekitar seperti, tidak membuang sampah ke kali atau selokan, menjaga kebersihan lingkungan dan tidak menyemen halaman luar kita agar ada tempat untuk air meresap.r tidak terkendali. Sebagai contoh nyata, pada tanggal 9 Februari 2010 terjadi banjir bandang di Kampung Landeuh Desa Karang Tengah Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor. Yang mengakibatkan 60 rumah penduduk terendam air dan 2 rumah lainnya rusak parah namun tidak menelan korban jiwa.

Setelah dilakukan pengamatan, di daerah tersebut masyarakatnya belum menyadari bagaimana pentingnya memelihara keseimbangan alam. Pada umumnya masyarakat setempat menggantungkan hidupnya dari hasil alam baik berupa batu belah yang digali dari perbukitan serta penambangan pasir si sungai juga terjadi penggundulan hutan disekitar Gunung Pancar. Hal ini menyebabkan terjadinya banjir bandang yang pada sebelumnya belum pernah terjadi di tempat tersebut. Berdasarkan informasi masyarakat sekitar, banjir bandang tersebut terjadi karena adanya pendangkalan pada alur sungai Cipancar yang bertemu dengan beberapa anak sungai lainnya.

Perlu disadari bahwa keseimbangan alam sangatlah penting bagi kelangsungan hidup manusia di bumi ini. Hutan sebagai daerah resapan air kini tidak lagi mampu menahan laju debit air hujan yang turun dari daerah dataran tinggi. Juga penggalian batu alam dan pasir yang tidak terkendali sehingga menyebabkan pendangkalan sungai akibat erosi tanah dari pebukitan. Hal ini pada akhirnya dapat menyebakan bencana bagi kehirupan manusia.

Dengan demikian peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan sangatlah penting untuk menyelamatkan kehidupan manusia dan ekosistem lain yang ada di dalamnya.