BENCANA 2

5
 TUGAS PENGELOLAAN BENCANA PENGELOLAAN BENCANA PADA SIKLUS RESPON BENCANA OLEH : SRI PUSPITA SARI 14066650014 Pengelolaan pada Siklus Respon Benana Pada sa at benca na te rj adi hal yan !er l" di !erhat i#an adalah !enyela$atan dan $e$ini$alisasi da$!a# dari bencana bai# te#nis% s&sial% e#&n&$i% b"daya dan lin#"nan' Ta ha! bencana $el i!"ti d"a #&ndis i yai t" !ra benc ana (sa at di!red i#s i a#an ter jadi  bencana teta!i bel"$ benar)benar terjadi* dan #&ndisi bencana ( +, !"#"l !erta$a setelah terjadinya bencana*% #ara#teristi# -ase ini adalah tanda)tanda a.al terjadinya bencana se!erti air yan $enini% "a! !anas dan b"tiran deb" ata" bat" dari "n"n $era!i% hina !"#"l +,

Transcript of BENCANA 2

TUGAS PENGELOLAAN BENCANAPENGELOLAAN BENCANA PADA SIKLUS RESPON BENCANA

OLEH :SRI PUSPITA SARI

14066650014

Pengelolaan pada Siklus Respon Bencana

Pada saat bencana terjadi hal yang perlu diperhatikan adalah penyelamatan dan meminimalisasi dampak dari bencana baik teknis, sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. Tahap bencana meliputi dua kondisi yaitu prabencana (saat diprediksi akan terjadi bencana tetapi belum benar-benar terjadi) dan kondisi bencana ( 24 pukul pertama setelah terjadinya bencana), karakteristik fase ini adalah tanda-tanda awal terjadinya bencana seperti air yang meninggi, uap panas dan butiran debu atau batu dari gunung merapi, hingga pukul 24 setelah bencana (Keliat, 2011). Yang dilakukan yaitu mengingatkan masyarakat (peringatan siaga I-III), mobilisasi dan evakuasi jika perlu. Segera setelah terjadinya bencana individu atau masyarakat pada area yang terkena akan mengalami trauma dan berada pada situasi krisis akibat perubahan yang terjadi secara tiba-tiba pada kehidupannya. Beberapa kondisi yang menyebabkan penderitaan pada individu yang terkena diantaranya kematian, kerusakan dan kehilangan harta benda, dan perpisahan dengan seseorang yang dicintai (Langan & James, 2005).Dampak bencana yaitu pengaruh atau segala sesuatu yang terjadi akibat terjadinya bencana. Berbagai dampak yang ditimbulkan oleh terjadinya bencana (Kodoatie & Sjarief, 2006): Kematian Luka-luka Kerusakan dan kehancuran harta benda Kerusakan dan kehancuran sumber mata pencaharian dan pertanian Gangguan proses produksi Gangguan gaya hidup Kehilangan tempat tinggal Gangguan pelayanan khusus Kerusakan infrastruktur Gangguan system pemerintahan Kerugian ekonomi Dampak sosiologi dan psikologi

Respon dan pertolongan (Relief) Respon merupakan suatu tindakan yang segera dilakukan pada saat bencana terjadi, dapat juga dikatakan merupakan tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan korban, perlinduangan / proteksi harta benda, dan juga tindakan-tindakan yang berkaitan dengan kerusakan (damage) dan dampak negative lain yang disebabkan oleh bencana. Tujuan dari respon untuk meminimalkan korban baik jiwa maupun benda (Kodoatie & Sjarief, 2006). Tindakan respon biasanya diperoleh setelah mendapatkan persetujuan dan sesuai dengan dampak bencana. Tindakan harus sesuai dengan SOP (standart operation procedure) yang telah ditetapkan. Tindakan respon biasanya terjadi saat kondisi tidak normal, misalnya lokasi yang sulit dijangkau, kebutuhan alat berat yang besar namun dengan transportasi jalan yang tidak memadai atau akses jalan sulit, cuaca yang tidak menguntungkan, kondisi lahan bencana yang bisa saja belum stabil, trauma dan kepanikan masyarakat yang terkena bencana yang bisa menjadi potensi gangguan tindakan respon. Tetapi disisi lain tindakan respon harus dilakukan secara cepat, tepat, benar dan extensif. Tindakan respon juga mempertimbangkan dan memperhitungkan konsekuensi selanjutnya yaitu tidakan pemulihan (recovery) jadi respon harus dapat hasil yang optimal sehingga menjadi pendukung untuk tindakan pemulihan, harus berdasarkan perencanaan yang matang walaupun harus cepat, organisasi yang sistematis walaupun dari berbagai institusi dan stakeholders lainnya, tindakan yang dilakukan bisa berubah-ubah (Kodoatie &bSjarief, 2006). Salah satu cara yang tepat untuk melakukan tindakan respon adalah melakukan pelatihan-pelatihan tindakan respon, koordinasi setiap waktu dari organisasi daerah bencana harus terus menerus dilakukan. Karakteristik penting dalam aplikasi tindakan respon adalah : Jenis bencana Besarnya kerusakan (severity) Kemampuan untuk melakukan aksi pradampak Kapasitas untuk operasi yang berlanjut Identivikasi kebutuhan-kebutuhan responMacam-macam tindakan repon : Rencana pelaksanaan Aktivitas system pertolongan bencana Pencarian dan penemuan Perlengkapan makan darurat, tempat penampungan, bantuan medis dll. Survey dan penaksiran kerugian Tindakan evakuasi, pencarian dan penyelamatanProsedur tetap untuk korban saat bencana (kedaruratan) adalah : Masyarakat harus dapat makan dan minum Masyarakat harus dapat tempat tinggal sementara Masyarakat harus dapat pelayanan kesehatan

Pertolongan (relief)Pertolongan adalah tindakan berupa bantuan dan pertolongan yang diambil segera setelah terjadinya suatu bencana (Unesco, 1995). Termasuk dalam tindakan pertolongan yaitu tindakan pencarian dan penyelamatan (search and rescue/ SAR) baik yang meninggal maupun yang luka-luka dan mendapat kebutuhan dasar (basic medis) bagi para korban seperti penampungan-penampungan-penampuan (shelter) sementara, air, bahan makanan dan kesehatan.Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu keluarga dan masyarakat mengenai dampak bencana (krisis yang dihadapi). Faktor penyeimbang terhadap individu mempuyai system pendukung dari lingkungan dan mempunyai mekanisme koping yang adekuat. Prinsip tindakan untuk mengatasi krisi sesuai dengan tiga factor penyeimbang tersebut yaitu membina hubungan saling percaya yang erat dengan pasien, menggali permasalahan yang dialami pasien dan mengembangkan alternative pemecahan masalah (Keliat, 2011).Segera setelah bencana 24 jam :1. Diperlukan penilaian dengan cermat : Kerusakan lingkungan yang terjadi Jenis cidera yang dialami Penderita yang dialami Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi segera2. Pada tahap ini yang perlu dilakukan segera adalah : Pertolongan kedaruratan untuk masalah-maslah fisik Memenuhi kebutuhan dasar Untuk membantu individu melalui fase krisis perawat perlu memfasilitasi kondisi yang dapat menyeimbangkan krisis seperti menjadi sumber koping (system pendukung) bagi klien.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam BAB III Tanggap Darurat diantaranya :Pasal 21 1) Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi :a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian dan sumber dayab. Penentuan status keadaan darurat bencanac. Pemenuhan kebutuhan dasard. Perlindungan terhadap kelompok rentan dane. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.Contoh dari bencana yang dialami dampak kejadian bencana banjir pada bulan januari dan februari 2014 mengakibatkan pengungsian penduduk. Berdasarkan pendataan petugas matra puskesmas di lokasi bencana, terdapat pengungsi sebanyak 13.719 KK / 43.454 jiwa. Distribusi kelompok rentan pada pengungsi yaitu: 3.278 balita, 367 ibu hamil dan 3.278 lansia, dengan kurang lebih 30 titik pengungsian. Puncak pengungsian terjadi pada tanggal 15 januari s/d 18 januari2013dengan 5 wilayah puskesmas terbanyak yaitu: Puskesmas Tanjungpura, Pakisjaya, Cikampek, Batujaya, Wadas. Korban akibat kejadian bencana banjir yang ditangani pos kesehatan bencana pada bulan Januari dan Februari 2014 yaitu sebanyak 102 jiwa, dengan korban luka ringan sebanyak: 81 orang, luka sedang sebanyak 16 orang dan luka berat sebanyak 5 orang. Korban luka terjadi pada kejadian bencana banjir periode Januari 2014, yaitu sebanyak 102 orang sedangkan pada bulan Februari tidak ada korban luka (PromKes, DinKes Karawang. 2014). Setiap bencana membawa dampak atau masalah, sehingga pada pelaksanaan penanggulangan bencana di pertimbangkan permasalahan yang dapat terjadi tetapi dengan mengutamakan keselamatan baik penolong maupun korban yang akan ditolong dan meminimalkan kerugian.Daftar Pustakahttp://promkes.dinkeskarawang.com/penanggulangan-bencana-banjir-bidang-kesehatan-kabupaten-karawang-pada-periode-januari-pebruari-2014/Kondoatie, R.J. & Sjarief, R. (2006). Pengelolaan bencana terpadu. Jakarta : Yarsif Watampone.Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan kesehatan jiwa komunitas. Jakarta : EGC.Peraturan pemerintah Republik Indonesia. (2008). BAB III Penanggulangan Bencana. Republic Indonesia.