Belajarlah Dari Pohon Kelapa

21
Belajarlah dari pohon kelapa, begitu banyak manfaat yang bisa diambil darinya. Mulai dari akar sampai ujung daunnya sekalipun. Pohon kelapa memberikan manfaat keberadaannya bagi manusia. Tapi, jika kita perhatikan lebih dekat, pohon kelapa, bahkan pohon lainnya yang mempunyai buah, mengandung pelajaran tentang kehidupan. Buah kelapa, yang semakin hari semakin besar, semakin matang semakin berat, tetapi hanya ditopang oleh tangkai buah yang kecil. Hal ini menyebabkan buah kelapa dapat jatuh sewaktu-waktu karena angin kencang atau goncangan. Seperti kita hidup sebagai manusia, tidak ada yang tahu kapan hari kematian kita tiba. Kita dilahirkan, menjalani hidup dan kemudian mati. Tidak ada seorang pun tahu kapan seorang anak akan dilahirkan, kepastian masa depannya, dan kapan mati serta bagaimana kita mati. Di sinilah kita bisa mengambil pelajaran dari pohon kelapa tadi. Kita hanya ditugaskan untuk tumbuh dan berkembang, mengembangkan kemampuan dan keterampilan kita. Tapi sebagai manusia, kita juga harus tahu bagaimana seharusnya kita tumbuh, dalam arti kita harus memperhatikan arahan dari Allah S.W.T dalam membentuk diri kita. Sama seperti buah kelapa itu bukan? Dia tidak akan tumbuh keluar dari kodratnya sebagai buah kelapa kecuali dengan kehendak Allah dan kehendak Allah pasti ada maslahatnya.

Transcript of Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Page 1: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Belajarlah dari pohon kelapa, begitu banyak manfaat yang bisa diambil

darinya. Mulai dari akar sampai ujung daunnya sekalipun. Pohon kelapa

memberikan manfaat keberadaannya bagi manusia. Tapi, jika kita perhatikan lebih

dekat, pohon kelapa, bahkan pohon lainnya yang mempunyai buah, mengandung

pelajaran tentang kehidupan.

Buah kelapa, yang semakin hari semakin besar, semakin matang semakin

berat, tetapi hanya ditopang oleh tangkai buah yang kecil. Hal ini menyebabkan

buah kelapa dapat jatuh sewaktu-waktu karena angin kencang atau goncangan.

Seperti kita hidup sebagai manusia, tidak ada yang tahu kapan hari kematian kita

tiba. Kita dilahirkan, menjalani hidup dan kemudian mati. Tidak ada seorang pun

tahu kapan seorang anak akan dilahirkan, kepastian masa depannya, dan kapan

mati serta bagaimana kita mati. Di sinilah kita bisa mengambil pelajaran dari pohon

kelapa tadi. Kita hanya ditugaskan untuk tumbuh dan berkembang,

mengembangkan kemampuan dan keterampilan kita.

Tapi sebagai manusia, kita juga harus tahu bagaimana seharusnya kita

tumbuh, dalam arti kita harus memperhatikan arahan dari Allah S.W.T dalam

membentuk diri kita. Sama seperti buah kelapa itu bukan? Dia tidak akan tumbuh

keluar dari kodratnya sebagai buah kelapa kecuali dengan kehendak Allah dan

kehendak Allah pasti ada maslahatnya.

Buah kelapa itu terus berkembang. Semakin matang dari hari ke hari sampai

akhirnya dia dipetik ataupun jatuh. Perhatikanlah! entah mereka dipetik ataupun

jatuh, mereka tetap berguna, menjadi makanan manusia ataupun hewan lainnya.

Bahkan, setelah dagingnya habis, airnya habis terminum, kulit buah kelapa masih

bisa diolah sebagai sabut. Bayangkan, jika saja buah kelapa itu berhenti

berkembang karena kekurangan nutrisi. Buah itu tak akan berguna ataupun kurang

Page 2: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

berguna bagi sekitarnya. Tak ada yang ingin memetik buah yang belum masak,

jatuh pun tidak begitu dihiraukan binatang-binatang. Singkat kata, kurang berarti.

Sama seperti manusia, tugas kita adalah mencari "nutrisi" untuk memenuhi 

perkembangan kita. Mencari nutrisi yang kita butuhkan agar diri kita tidak tersia-

siakan akibat kemampuan kita tidak dapat menjawab tantangan yang ada. Nutrisi

yang dibutuhkan kita adalah ilmu dan iman.  Lalu, bagaimana kita bisa memperoleh

"nutrisi" yang kita butuhkan itu? Jawabannya dapat beragam jika pertanyaan ini kita

tanyakan kepada setiap orang.

Akan Tetapi menurut saya ada beberapa yang sering dipakai seseorang, entah

dia melakukannya dalam keadaan sadar ataupun tidak. Cara-cara tersebut antara

lain:  Pertama, Imitasi. Ya, orang-orang yang sukses (berhasil berkembang dengan

baik) bukan selalu dia menemukan cara baru untuknya sendiri, melainkan dengan

mengefektifkan cara-cara yang sudah ada lalu sedikit modifikasi sesuai keadaan

dirinya. Proses imitasi ini pun punya beberapa tahap, mulai dari seseorang

mendengar dan melihat orang lain yang sudah lebih dulu sukses, kemudian men-

simulasikan, hingga  mengimitasi secara utuh.

Kedua, Belajar dari buku-buku. Pasti semua orang yang mencari ilmu dan

iman melakukan ini. Membaca buku memang cara yang sangat baik, dengan

catatan kita harus bisa menyeleksi mana buku yang isinya baik. Tentu saja, bacaan

yang paling baik bagi kita (muslim), adalah bacaan Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah

ibarat manual bagi manusia. Baru kemudian Al-Hadits. Kemudian ilmu-ilmu

kehidupan atau kemaslahatan kehidupan. Untuk bisa menyeleksi mana buku-buku

yang sesuai dengan pencipta kita, kita bisa menanyakan ke orang yang lebih dulu

sukses dari kita, ataupun mencari dari berbagai sudut pandang tentang suatu buku

hingga timbul keyakinan kita pada suatu buku yang ingin kita baca.

Page 3: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Ketiga, Belajar dari orang yang disebut guru. Seperti yang kita lakukan, yang

terdahulu juga melakukan, dan generasi di bawah kita juga akan melakukan, belajar

formal di sekolah dari SD sampai tingkat perguruan tinggi. Kita belajar dari mereka

yang menguasai suatu ilmu, menguasai bagaimana caranya mentransfer ilmu yang

mereka miliki. Setelah kita mendapat pengarahan dari guru, kita pahami,

melatihnya dengan contoh-contoh, kemudian menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari, dan akhirnya menjadi nilai hidup kita. Guru bisa juga didapat di tempat

selain yang bernama sekolah atau perguruan, teman sebaya atau kakak tingkat kita

pun dapat menjadi guru bagi kita jika mereka telah mengajarkan suatu ilmu yang

telah menjadi nilai di kehidupan kita. Karena guru kita adalah yang menjadikan

nilai-nilai kehidupan yang kita anut, sudah seharusnya kita memilih guru yang

dapat menanamkan nilai kehidupan yang sesuai kehendak pencipta kita untuk ada

di diri kita. Maka dari itu, pandai-pandailah memilih gurumu dan banyak-banyaklah

belajar dari berbagai guru.

Guru yang paling pertama kita temui adalah orang tua kita ataupun orang

yang telah merawat kita dari bayi. Merekalah yang paling bertanggung jawab

tentang nilai-nilai dasar yang tertempel di kehidupan kita, nilai dasar seperti

agama, tata krama, bahasa ibu, adalah beberapa contoh nilai-nilai dasar kehidupan

kita. Sebenarnya, secara sadar, tidak ada orang tua yang mau anaknya tidak

berkembang dengan baik, tetapi mungkin dikarenakan kekurangan ilmu dan

pengalaman dari orangtua kita, menjadikan kita mempunyai nilai dasar yang tidak

kokoh. Karena itu, sebaiknya kita belajar menjadi orang tua justru sebelum menikah

atau setidaknya sebelum mempunyai anak agar kita bisa membuat generasi yang

lebih kuat dari generasi yang ada sekarang.

Page 4: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Dari pohon kelapa hingga menjadi orang tua. Itulah beberapa pelajaran yang

dapat kita ambil dari alam yang amat kaya, yang dibentangkan oleh Allah SWT,

agar kita bersyukur dan mengambil pelajaran darinya.

Page 5: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Suburkan “Kelapa” dalam Hati KitaOPINI | 19 March 2012 | 17:41 Dibaca: 89   Komentar: 0   Nihil

Setiap kita diciptakan dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangan. Kelebihan untuk membuat kita semakin rendah hati dan memberi manfaat bagi yang lain. Kelemahan untuk membuat kita semakin mawas diri bahwa kita adalah makhluk yang lemah penuh alfa dan kekurangan sehingga membutuhkan yang lain. Karena sesungguhnya tak ada makhluk yang sempurna didunia ini tanpa kehendak dari Tuhan. Lalu apakah yang patut untuk kita sombongkan didunia ini?

Pohon kelapa adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan sebagai tumbuhan yang penuh dengan manfaat. Mulai dari akar, batang, daun, tulang daun, bahkan buahnya juga tidak ada yang dibuang sedikitpun. Manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh makhluk di alam ini, baik manusia, hewan ataupun tumbuhan yang lain. Sungguh luar biasa peran si buah kelapa ini. Apakah kita dapat menandinginya???

Manusia adalah makhluk hidup sempurna yang Tuhan ciptakan paling akhir sebagai pengisi alam semesta ini. Dia memiliki tugas yang sangat penting dan mulia, yaitu memimpin seluruh makhluk serta mengolah alam semesta ini agar bermanfaat bagi seluruh makhluk yang ada. Oleh karenanya, Tuhan pun meniupkan sifat-sifat yang dimilikinya kepada diri manusia. Salah satu sifat tersebut adalah  “kelapa” dalam hati kita. Apakah maksudnya???

Seperti telah diulas diatas bahwa kelapa adalah buah dengan pohon yang penuh manfaat tanpa sedikitpun terbuang. Maka kelapa dalam hati kita secara makna adalah bagaimana kita sebenarnya memiliki potensi bermanfaat bagi orang lain dan selalu ingin memberi manfaat bagi yang lain. Kelapa tidak pernah sombong atau menagih upah serta janji bagi yang memanfaatkannya. Dia selalu merunduk menandakan kepatuhannya dan syukur pada Tuhannya.Tapi yang namanya pohon, bila tidak disiram lambat laun pasti akan mati. Jangankan berbuah, daun pun akan menguning serta rontok terus secara perlahan. Lalu pada posisi manakah kelapa dalam hati kita? Sudahkah kita siram dengan terus beribadah dekatkan diri pada Tuhan yang kuasa? Ataukah justru kita telah matikan secara perlahan dengan berbuat maksiat dan

Page 6: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

kemungkaran dengan penuh kesombongan serta kebanggaan di dunia ini terus menerus tanpa

jemu.

RENUNGKANLAH …

Memaafkan adalah perbuatan yang sulit untuk dilakukan, namun meminta maaf merupakan perbuatan yang jauh lebih sulit untuk dilakukan. Memberi dan berbagi saat lapang adalah sulit dilakukan, namun memberi dan berbagi saat sempit jauh lebih sulit untuk dilakukan. Bersyukur saat senang sangat sulit untuk dilakukan, namun bersyukur saat kesulitan datang jauh lebih sulit untuk dilakukan. Berdo’a saat sulit kadang sering dilupakan, namun berdo’a saat bahagia jauh lebih sulit untuk dilakukan.Menerima kenyataan adalah hal yang sulit dilakukan, tapi melarikan diri dari kenyataan adalah perbuatan yang jauh lebih sulit untuk dilakukan. Mengapa? Karena dengan lari dari kenyataan, banyak hal yang kita rugikan. Baik diri kita maupun orang lain. Inilah sekilas gambaran kita dalam kehidupan ini, tanpa mau menyuburkan kelapa dalam hati kita? Lalu mengapa kita semakin nyaman dengan hal ini? Ataukah memang telah mati hati kita yang begitu mulia Tuhan ciptakan dengan disiram sifat-Nya yang mulia? Marilah kita renungkan bersama!!!Semoga kelak kita akan selamat pada hari yang telah dijanjikan. Pada hari yang telah menanti dengan pasti. Insyaflah wahai saudaraku…

Page 7: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Wa Iman Cakrabuana

Kehidupan itu ibarat buah kelapa’, tergantung kesanggupan kita membedahnya sehingga mampu menikmati hasilnya setelah dibedah. ada yang tidak sanggup mengupasnya sehingga tertipu ia menyangka intipati buah kelapa itu ya serabutnya saja…., ada yang sudah mau berpayah payah mengupasnya, hanya tidak tuntas sehingga beranggapan bahwa intipati dari buah kelapa adalah “batoknya”….,  ada yang mengupasnya tuntas hingga membuka batoknya dan menemukan daging dan airnya…., yang ketiga inilah yang sebenarnya berhasil mengupas intipati dari buah kelapa,

Kehidupan tidak jauh dari buah kelapa, ada yang tidak mau mengurai makna kehidupan sehingga ia tertipu oleh “kulit / cangkang”-nya kehidupan,…..pergerakannya hanya berputar putar diseputar perut (ekonomi), kemaluan (seksual) dan wajah (popularitas)…. dari pagi hingga malam (24jam) ngulibek’ (berputar) diseputar itu. Hidup “ananiyyah” (egois) hanya diri dan keluarganya yang diurus dan diperhatikan serta diutamakan dari segala hal…. Inilah HIDUP HISSI….

Manusia yang hidup dengan filosofis HIDUP HISSI …hanya berani, jika lapar; Hanya bergerak, untuk memuaskan nafsu syahwatnya;  hanya beraktifitas, untuk mengejar popularitas; … tapi jika ISLAM terjajah, ia tidak peduli;…. jika UMMAT ISLAM terdzalimi, ia acuh tak acuh; Jika program dan amanah kerisalahan terabaikan, ia tidak mau tahu. Sama sekali tidak ada agenda JIHAD Fisabilillah… tidak ada jadwal DAKWAH Ilallah

Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. [[QS 45/24 ]]

 Hadits Rasulullah SAW: “Siapa yang tidak memperhatikan urusan umat Islam maka bukan termasuk mereka. Dan siapa yang pagi dan siangnya tidak menyampaikan nasihat kepada Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya, imam dan umumnya umat Islam maka bukan termasuk mereka” (HR At-Tabrani)

 Ada yang sudah mampu mengupas makna kehidupan dan menemukan intisarinya tetapi tidak tuntas ,… seperti mengupas buah kelapa baru sampai “batok” (tempurung) nya ia sudah berhenti dan mengatakan inilah intinya.

Page 8: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Manusia seperti ini adalah manusia yang sudah ada di dalam sabilillah (Islam) dan sudah melakukan pengabdian (ibadah) hanya sayang tidak totalitas, belum punya kesadaran yang cukup, belum memiliki keyakinan yang kuat dan belum punya tekad yang membaja.

Sehingga sering mudah berubah karena “coba” dan “goda” Masih suka pilih pilih dalam menunaikan Darma bakti kerap ragu dalam melakukan kebaikan Selalu perlu motifasi dari orang lain dalam pergerakannya Kadang suka merekayasa “keadaan” agar diijinkan untuk tidak melakukan tugas Masih angin anginan, bagaimana kondisi, atawa kumaha “mood”-na, kadang mawa karep

sorangan tidak mau terpimpin dalam hidup berbaris

 Inilah Hidup Maknawi…. filosofis hidup maknawi.

 Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. [[ QS 22/11 ]]

 Ada yang sudah mampu mengupas makna kehidupan dan menemukan intisarinya serta mampu menikmatinya dengan kepuasan, seperti pengupas buah kelapa yang sudah sanggup mengupasnya hingga menemukan daging dan air kelapanya.

Manusia seperti ini adalah manusia yang sudah ada Fi Sabilillah (Islam) dan sudah mendarmabaktikan seluruh kehidupannya dalam pengabdian yang totalitas… inilah filosofis hidup Ma’any

 Hidupnya sudah dipergunakan untuk melakukan amal bakti sebanyakbanyaknya dan sesempurna sempurnanya

Amal bakti yang timbul dari keyakinan yang kuat dan Iman yang teguh. Amal yang dilakukannya hanya karena mengharapkan Rahmat dan Ridho Allah semata

Page 9: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Orang yang hidup dengan filosofis hidup Ma’any ini sudah tidak mengenal sukar dan sulit, berat dan susah, takut dan was was dan lain lain yang akan mencegah manusia melakukan amal yang sempurna…. tentu filosofis hidup Ma’any ini tidak akan diraih tanpa kemurahan dan karunia Allah

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya

Page 10: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Manusia diciptakan dengan segala kasihnya, Allahpun memberikan kelebihan dan kekurangan pada setiap makhluk yang diciptakannya, seperti salah satu hewan ini yang bernama LEBAH ,hewan yang diciptakan dengan kesempurnaannya, hewan yang sebenarnya bisa kita jadikan pembelajaran dalam kehidupan bila kita tau, mau merenungi semua ciptaan makhluk Tuhan, dengan cara mereka berkembang biak,

.

dan lebah salah satu hewan yang sangat nyata mempunyai berbagai kelebihan yang bisa diambil faedahnya oleh kita sebagai manusia menjadikan kita lebih cerdas jua mengambil pembelajaran dari setiap petunjuk untuk merenungi segala kebesaran Sang Maha Pencipta,

.

lebah termasuk hewan yang tidak pernah mau merusak lingkungan tempat dimana dia tinggal,lebah merupakan jua hewan yang cerdas walaupun hinggap diranting-ranting pohon-pohon dan tempat yang dibuatkan manusia untuknya,tidak seperti manusia semangkin kecerdasan dimilki maka semangkin kuat keinginan merusak lingkungan yang ada dengan penggundulan hutan dan lain-lain hanya untuk meraup keuntungan yang besar tanpa memikirkan akibat dari pengundulan dan pengurasan kekayaan alam dengan sewenang-wenang,

lebah juga menyukai makanan yang baik yang akan bermanfaat buat dirinya dan manusia yang membutuhkannya, lebah memilih makanan yang sarat dengan gizi yang alami Tuhan sediakan makanannya dan mencari yang ada dialam bebas,memilih sari-sari bunga yang ada dimuka bumi,

tapi terkadang manusia baik halal maupun haram bila ada kesempatan main sikat,tanpa memikirkan akibat terhadap perkembangan jiwanya dan keturunannya yang dapat mempengaruhi darah-darah yang mengalir pada tubuh,

.

seperti kata para ulama apabila baik yang kita makan maka tubuh dan jiwa kita akan baik pun bila tidak baik yang kita makan maka jua akan berakibat tidak baik pada tubuh dan jiwa tanpa kita sadari,baik itu seperti manipulasi,korupsi halal, maupun haram kita sikat yang penting perut terisi dan kantong penuh keuntungan,

banyak hal yang bisa kita pelajari untuk kehidupan kita sebenarnya dari hewan bernama LEBAH , hewan yang jua memiliki beberapa sifat seperti manusia yang jua mau bermasyarakat,memiliki kelompok-kelompok, memilki rasa demokratis dan penuh persahabatan,kekeluargaan juga mereka memiliki pemimpin yang sama seperti manusia,

tapi lebah tidak memiliki sifat egois,keangkuhan dan kesombongan yang ada pada manusia, bahkan lebah lebih mau mengarah dalam hidup bermasyarakat,mereka selalu rukun diantara sesamanya, jua memiliki sifat solidaritas yang tinggi,penuh kedamaian menjauhi sifat permusuhan apa lagi saling membunuh demi untuk sesuatu keinginan yang bisa dicapai,

Page 11: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

serta toleransi dalam menyelesaikan masalah  dengan kompak dalam satu kelompok atau satu komando untuk memperjuangkan sesuatu demi kesejahteraan kehidupan mereka bersama,sebenranya jua bisa dilakukan pada manusia tanpa saling tuding, merasa saling benar dengan segala perdebatan dan pertikaian untuk keuntungan sendiri tanpa mau berbagi agar bisa sejahtera bersama-sama,

kalau saja kita yang diciptakan sebagai manusia yang memilii kelebihan yang tidak seluruhnya ada pada setiap hewan ciptaan Tuhan, maka kehidupan kita dan masyarakat akan sejahtera dan damai tanpa menempatkan ego pada urutan pertama dalam berfikir dan bertindak, tapi itulah sifat manusia tanpa pernah mau mempelajari misteri-misteri keILLAHIANNYA, yang sesunguhnya tanda-tanda alam yang harus manusia pelajari dan diterapkan dalam kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara,

padahal jelas kita tau ada banyak firman ALLAH yang kita pelajari tapi tidak kita pahami dan kita jalani atau kita fikirkan maksud Allah memberikan firman-firman dalam kitabNya yang kita junjung tinggi,

seperti dalam surat  AN-NAHL (Lebah)

(Q.s surat ke: 16 An-nahl ayat :68-69) yang berbunyi : “Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah “buatlah sarang-sarang dibukit-bukit,dipohon-pohon kayu dan ditempat-tempat yang dibikin manusia”

.

“kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu) yang bermacam-macam warna, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

.dan juga terdapat dalam surat ke 16 An-Nahl ayat : 90

” Sesunguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,kemungkaran dan permusuhan, Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.

.dua surat diatas menjelasan bahwa dari lebah yang diciptaanNya kita dapat mengambil pelajaran dan memikirkan maksud-maksud ayat tersebut diturunkan.

selain itu Allah mengilhamkan kepada lebah memakan -makanan yang baik karna akan dibutuhkan untuk kesehatan manusia sebagai obat alami dariNya, setelah ada yang berani melakukan penelitian terhadap hewan lebah ini, madu yang dihasilkannya mengandung zat yang berfungsi sebagai tonikum alami,membangkitkan sel-sel tubuh dan juga mengandung zat-zat vitamin tertentu seperti kalsium,magnesium,pospor,silicon,natrium besi  zat kapur dan zat-zat lainnya lagi yang sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Page 12: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

.mudah-mudahan apa yang tersampaikan ini bisa bermanfaat dan menjadikan kita sebagai manusia yang cerdas menjadi lebih cerdas serta bijak dalam berbuat dan bertindal dengan keadilan yang merata,jua tanda-tanda alam agar dapat kita renungi bahwa ALLAH itu Maha berkehendak dalam segala yang diciptakanNya dan tidak ada satupun yang dapat menghitung kenikmatan yang dianugrahkan kepada makhluk ciptaanNya…

Ada 4 buah karakteristik filosofi hidup lebah.

Pertama, senantiasa memakan sari bunga.

Tentu filosofi ini maknanya sangat dalam dan esensial bagi kita umat manusia. Lebah mengajarkan kepada makhluk berakal - padahal lebah tidak punya akal, yang seharusnya kita malu sama lebah - untuk senantiasa memakan dari barang yang halalan tayyiban. Tidak mencuri, merampok, merampas, pengkorupsi, dan berbagai macam perbuatan jahat dan keji. Ini filosofi pertama lebah yang menjadi pedoman dan lentera hidup kita. Wajib seperti itu.

Kedua, senantiasa yang dikeluarkan adalah madu.

Dari pantat lebah saja yang dikeluarkan adalah madu. Sesuatu yang menyehatkan dan sangat berguna bagi kesembuhan. Padahal keluarnya dari pantat. Makna filosofinya juga, kita seharusnya malu kalau mulut kita justru yang keluar hal-hal yang kotor. Kalau yang keluar dari pantat manusia pasti sesuatu yang menjijikkan. Oleh karena itu, kita juga harus malu sama lebah, padahal dia gak punya akal. Moso yang berakal dari mulutnya yang baik, keluar hal-hal yang jahat dan keji (menjijikkan). Apalagi pantatnya.

Ketiga, selalu tidak merusak tempat pijak. Ketika berada di dahan, tidak patah.

Lebah, biar bagaimanapun dia menambatkan diri di dahan, dahan itu tidak rusak dan patah. Artinya, tidak merusak lingkungan hidupnya, padahal dia tidak punya akal. Manusia yang katanya punya akal justru berlomba-lomba merusak lingkungan hidupnya sendiri demi keserakahan diri sendiri dan keturunannya. Egoistis tidak memikirkan orang lain menderita nantinya atau tidak. Tentunya sebagai makhluk yang berakal kita malu sama lebah.

Keempat, ketika diganggu dia meradang dan menyerang.

Coba saja ganggu lebah itu. Kalau tidak diserang, dioyok-oyok dan dauber-uber, kata Orang Betawi, jewer kuping saya. Gak percaya coba saja. Dalam hal ini filosofinya adalah dalam soal akidah lebah akan meradang dan menyerang bila diusik dan diganggu. Soal ini saya ibaratkan sebagaimana dalam pemilihan caleg pemimpin kita, seperti yang saat ini ramai pada Pemilukada DKI putaran kedua yang jadi perdebatan diantara banyak orang, termasuk juga para Kompasianer. Moso, yang katanya berakal gak malu sama lebah, hehehe.Saya sih sudah malu sama lebah, maka saya tulis tautannya dibawah.

Page 13: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Kupu2..

makna kupu kupu dalam kehidupan

Karir dan Metamorfosis Kehidupan

 Karir ibarat sebuah perjalanan, sebuah urutan dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain, dari satu tugas ke tugas yang lain, dari satu jabatan ke jabatan yang lain. Lintasan yang telah dilalui merupakan esensi dari perjalanan karir.

Perjalanan karir tak lepas dari skenario yang lebih besar: perjalanan hidup. Perjalanan karir adalah bagian dari perjalanan hidup. Titik-titik kritis dalam pembentukan karir, acap tak ditentukan oleh masalah internal dalam pekerjaan itu sendiri, namun ditentukan oleh keputusan-keputusan strategis dalam hidupnya. Seorang ibu yang mempunyai karir kemilau, dapat saja mengorbankan karir demi mendampingi anaknya yang mengalami autisme. Baginya membesarkan anaknya dengan limpahan kasih sayang jauh lebih bernilai daripada gemerlap dunia karir. Ini adalah sebuah pilihan hidup, yang diputuskan berdasarkan visi dan tujuan hidup seseorang. Tatkala seseorang sudah cukup lama menyusuri lorong karir, akan terbersit seungkap tanya: dimanakah ujung lorong ini. Dan jawabnya bukan diperoleh dari lingkup pekerjaannya, tetapi berada pada lingkup yang lebih luas: apakah tujuan hidupnya.

Metamorfosis dalam Kehidupan Dalam lintasan perjalanan hidup, terdapat tonggak-tonggak kehidupan. Ada tahapan-tahapan yang berubah. Dalam perkembangan psikologis kita kenal masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Terdapat berbagai perspektif untuk memilah dan mengklasifikasikan tahapan-tahapan ini.

Pentahapan yang diikuti perubahan pada setiap tahapnya ini, dapat diandaikan dengan proses metamorfosis pada lintasan kehidupan kupu-kupu. Agar sampai pada tahap kehidupan kupu-kupu, sebutir telur kupu-kupu melewati sebuah proses yang cukup panjang dan perubahan secara bertahap yang kita kenal sebagai metamorfosis. Dari sebutir telur kemudian berubah menjadi seekor ulat yang rakus, yang dilanjutkan oleh terbentuknya kepompong sebelum menjadi kupu-kupu. Mari kita dalami masing-masing fase kehidupan kupu-kupu sebagai perlambang upaya pencarian kesempurnaan hidup.

Telur : Ketergantungan dan Ketidakberdayaan Telur melambangkan ketergantungan dan ketidakberdayaan. Butiran-butiran telur yang keluar dari rahim sang kupu-kupu, tergeletak tak berdaya di dedaunan yang dipilih oleh sang bunda untuk meletakkannya. Sang bunda dengan segala penuh kasih sayang memilihkan tempat yang dianggap paling aman dan nyaman bagi sang telur. Telur hanya bersifat pasif, nasibnya sangat tergantung kepada pihak lain dan lingkungannya.

Page 14: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Demikian pula dalam kehidupan kita ketika kita dilahirkan kita dalam kondisi tidak berdaya, pasif, dan ”kelangsungan” hidup kita tergantung kasih sayang pihak lain, dalam hal ini orang tua kita. Kita hanya pasif dan sangat tergantung kepada orang-orang yang mengasuh kita.

Ulat : Hidup untuk MakanTatkala telur pecah dan menjadi ulat, mulai ada aktivitas dan bersikap aktif untuk mencari makan. Sayang sekali aktivitasnya terbatas dan menjadi parasit bagi tetumbuhan yang didiaminya. Aktivitasnya adalah makan, makan dan makan. Gerakannya lambat, makannya banyak. Dedaunan yang menjadi makanannya berlubang-lubang dan menjadi rusak. Dedaunan yang rusak akan mengganggu proses metabolisme tumbuhan. Aktivitasnya ini merugikan pihak lain yang sebenarnya justru menghidupinya dan merusak lingkungan.

Fase ulat (larva) ini merupakan pencerminan dari sikap hedonik yang bertujuan hanya menyenangkan diri sendiri tanpa mengindahkan kepentingan pihak lain. Menjadi parasit bagi pihak yang menghidupinya, mengeksploitasi pihak lain tanpa memberi timbal balik. Juga berdampak destruktif bagi lingkungan sekitarnya. Warna tubuhnya juga menyesuaikan diri dengan dedaunan, terutama menyamarkan keberadaannya untuk mengamankan dari para predator.

Kepompong : Komtemplasi Setelah melewati fase kehidupan menjadi ulat, fase berikutnya adalah fase menjadi kepompong. Ulat membungkus dirinya dengan tabung yang menjadi tabir bagi dirinya dalam berhubungan dengan lingkungannya. Tabung ini sekaligus sebagai kamuflase dari para predator. Sang ulat bersembunyi di bawah sehelai daun dan ”bertapa”. Ulat berhenti makan daun yang merugikan pihak lain dan membatasi komunikasinya dengan pihak luar.

Dalam kehidupan kita, inilah fase kontemplasi. Tatkala kita mulai merenungi perjalanan hidup kita, dan mencoba menjaga jarak dengan kesenangan. Merenungi sebuah makna mengenai jati dirinya. Esensi hidupnya. Sebuah langkah untuk menjadi kupu-kupu yang menebarkan keindahan dan manfaat bagi sesama. Sebauh upaya mencari kearifan.

Kupu-kupu : Keindahan dan Manfaat Kehidupan kupu-kupu merupakan fenomena yang sangat menarik. Seekor kupu-kupu akan menebarkan pesona keindahan. Dalam upayanya mencari makan (madu), kupu-kupu masih memberi manfaat kepada bunga yang dihisap madunya. Kupu-kupu berjasa dalam menebarkan serbuk sari sehingga terjadi perkawinan.

Intinya dalam mengambil manfaat dari pihak lain, kupu-kupu juga memberi manfaat. Sehingga terjadi hubungan simbiosis mutualisme. Jadi kupu-kupu tidak hanya sekedar mengeksploitasi sumber daya secara sepihak tetapi juga memberi manfaat kepada pihak lain dan lingkungan.

Kupu-kupu yang memiliki sayap yang indah melambangkan harmonisasi dengan alam sehingga tercipta keindahan. Juga melambangkan penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pihak lain yang diajak bekerja sama karena menyesuaikan dengan warna-warni bunga.

Page 15: Belajarlah Dari Pohon Kelapa

Kupu-kupu ternyata adalah pekerja keras. Dibalik kelembutan dan keindahannya, dalam upayanya mencari makan seekor kupu-kupu terbang sejauh 60 mil. Tekad kerja kerasnya terbungkus oleh kelembutan, keindahan, dan care terhadap pihak lain.

Perjalanan hidup sang kupu-kupu sangat layak untuk kita renungkan dalam rangka mencari kearifan sebagai navigator dalam perjalanan hidup, yang tentu saja sangat berpengaruh dalam perjalanan karir.

Pertama  adalah model hidupnya Ulat. Seperti yang kita ketahui, Ulat dalam hidupnya selalu makan dan terus makan tanpa berhenti sampai daun-daunan habis. Kotorannya tercecer dimana. Bila kita pegang/disenggol maka dampaknya bagi kita akan menimbulkan rasa gatal dan bengkak. Bentuknya pun secara fisik menurut sebagian orang adalah “Nggilani”.

Makna yang bisa kita petik adalah bahwa model hidup Ulat adalah bahwa hidupnya hanya digunakan untuk makan saja, mengejar materi tanpa henti. Hidupnya untuk menumpuk kekayaan dan tanpa kenal henti sampai yang dimakannya habis, kalau habis maka biasanya akan mencari lahan lain. Hidupnya tidak merasa puas dan tidak pernah bersyukur.

Kedua adalah sifat dan karakter Kepompong mencerminkan hidupnya sudah meningkat pada tataran menahan hawa nafsu, bertapa, ngeposne roso atau berpuasa. Hidupnya hanya berada di dalam daun untuk berlindung. Mereka hanya bergela-gelo saja. Namun tubuhnya justru gemuk, dan akan aman jika terus berada didalam perlindungannya.

Maknanya adalah bahwa orang yang polanya seperti hidupnya Kepompong, maka mereka termasuk sudah meningkat . Hidupnya merasa ikhlas dan dalam kesehariannya selalu ingat kepa Yang Maha Kuasa untuk selalu berdzikir dan merasa cukup.

Ketiga adalah model hidupnya Kupu-Kupu. Kalau Kepompong sudah menjadi kupu-kupu, maka mereka akan berubah menjadi bentuk yang sangat indah. Baik anak-anak maupun orang dewasa pun banyak yang suka melihat keindahan Kupu-kupu. Kupu-kupu pun hanya mau makanan dari sari-sari bunga saja.

Maknanya adalah hidupnya menyenangkan orang, dari berbagai kalangan manapun. Bentuknya sangat indah dan menyenangkan orang yang memandang. Maksudnya tindak-tanduknya, perilakunya sangat bermanfaat bagi orang lain, sikapnya sangat menawan pantas menjadi tauladan umat di dunia ini. Perkataannya menyejukkan, nasehatnya sangat meneduhkan hati. Pikiran dan cara pandangnya sangat jauh ke depan. Orang lain tidak ada yang merasa benci dan dendam kepadanya, karena kalau kita berada di dekatnya kita akan merasa nyaman, menyenangkan dan memberi rasa nyaman.