Belajar EKG

18
Menentukan Sumbu Jantung Secara Cepat Apa sih yang dimaksud dengan sumbu atau aksis jantung? Sumbu jantung merupakan arah depolarisasi yang menyebar ke seluruh jantung untuk merangsang kontraksi miokard. Arah depolarisasi menunjukkan besar dan arah gaya listrik jantung. Besar dan arah gaya listrik jantung itu sendiri dinamakan vektor jantung. Vektor digambarkan sebagai anak panah yang menunjukkan arah listrik jantung dan panjangnya anak panah yang menunjukkan besar gaya listrik jantung. Vektor berdasarkan gaya listrik yang terbentuk akibat depolarisasi atrium dan ventrikel dapat dibagi menjadi vektor gelombang P, vektor komplek QRS dan vektor gelombang T. Vektor jantung dapat menggambarkan bentuk ruang tiga dimensi yang terdiri dari Bidang Frontal (F) membagi jantung menjadi superior dan inferior Bidang Horisontal (H) membagi jantung menjadi anterior dan posterior Bidang Sagital (S) membagi jantung menjadi kanan/dekstra dan kiri/sinistra Elektrokardiografi (EKG) yang rutin kita lakukan adalah 12 lead yaitu lead I,II,III,aVR,aVL.aVF dan V1-V6. Dari 12 lead ini untuk kepentingan praktis biasanya kita hanya menggunakan dua bidang saja yaitu bidang Frontal dan bidang Horisontal. Karena otot jantung sebagian besar terdapat pada ventrikel, maka yang hanya kita bahas kali ini adalah vector kompleks QRS Menentukan sumbu jantung pada bidang Frontal Sumbu jantung bidang frontal yang normal adalah antara +110 o sampai -30 o . kepustakaan lain menyebutnya antara +90 o sampai – 30 o . Ada beberapa cara dalam menentukannya yaitu : 1. Untuk dapat mengetahui sumbu jantung bidang frontal, kita harus mengetahui lead-lead mana saja yang menggambarkan bidang frontal. Antara lain lead I,II,III,aVR,aVL.dan aVF. Kemudian cari vector yang saling tegak lurus satu sama lain. Dalam hal ini lead I (0 o ) dan aVF (+90 o ) saling tegak lurus. Kemudian hitung selisih kotak kecil pada gelombang R dan S di lead I dan aVF. Contoh : Lead I tinggi R 9 mm, dalam S 2 mm, selisihnya 9 mm – 2 mm = 7 mm Lead aVF tinggi R 8 mm, dalam S 3 mm, selisihnya 8 mm – 3 mm = 5 mm Kemudian kita masukkan angka tersebut sesuai arah leadnya. Perpotongan kedua arah tersebut kita dapatkan titik vector sebagaimana gambar, letaknya sekitar 60 o sehingga dapat dikatakan sumbu jantung normal (normal axis).

description

ekggggg

Transcript of Belajar EKG

Menentukan Sumbu Jantung Secara CepatApa sih yang dimaksud dengan sumbu atau aksis jantung? Sumbu jantung merupakan arah depolarisasi yang menyebar ke seluruh jantung untuk merangsang kontraksi miokard. Arah depolarisasi menunjukkan besar dan arah gaya listrik jantung. Besar dan arah gaya listrik jantung itu sendiri dinamakan vektor jantung. Vektor digambarkan sebagai anak panah yang menunjukkan arah listrik jantung dan panjangnya anak panah yang menunjukkan besar gaya listrik jantung.Vektor berdasarkan gaya listrik yang terbentuk akibat depolarisasi atrium dan ventrikel dapat dibagi menjadi vektor gelombang P, vektor komplek QRS dan vektor gelombang T. Vektor jantung dapat menggambarkan bentuk ruang tiga dimensi yang terdiri dariBidang Frontal (F) membagi jantung menjadi superior dan inferiorBidang Horisontal (H) membagi jantung menjadi anterior dan posteriorBidang Sagital (S) membagi jantung menjadi kanan/dekstra dan kiri/sinistra

Elektrokardiografi (EKG) yang rutin kita lakukan adalah 12 lead yaitu lead I,II,III,aVR,aVL.aVF dan V1-V6. Dari 12 lead ini untuk kepentingan praktis biasanya kita hanya menggunakan dua bidang saja yaitu bidang Frontal dan bidang Horisontal. Karena otot jantung sebagian besar terdapat pada ventrikel, maka yang hanya kita bahas kali ini adalah vector kompleks QRS

Menentukan sumbu jantung pada bidang FrontalSumbu jantung bidang frontal yang normal adalah antara +110osampai -30o. kepustakaan lain menyebutnya antara +90osampai 30o.

Ada beberapa cara dalam menentukannya yaitu :1. Untuk dapat mengetahui sumbu jantung bidang frontal, kita harus mengetahui lead-lead mana saja yang menggambarkan bidang frontal. Antara lain lead I,II,III,aVR,aVL.dan aVF. Kemudian cari vector yang saling tegak lurus satu sama lain. Dalam hal ini lead I (0o) dan aVF (+90o) saling tegak lurus. Kemudian hitung selisih kotak kecil pada gelombang R dan S di lead I dan aVF. Contoh :

Lead I tinggi R 9 mm, dalam S 2 mm, selisihnya 9 mm 2 mm = 7 mmLead aVF tinggi R 8 mm, dalam S 3 mm, selisihnya 8 mm 3 mm = 5 mmKemudian kita masukkan angka tersebut sesuai arah leadnya. Perpotongan kedua arah tersebut kita dapatkan titik vector sebagaimana gambar, letaknya sekitar 60osehingga dapat dikatakan sumbu jantung normal (normal axis).Bagaimana kalau salah satu lead I atau aVF selisihnya = 0 ? maka kita tidak menggunakan tingginya gelombang tetapi menggunakan lebar atau luasnya gelombang. Karena berbentuk segitiga kita menggunakan rumus luas segitiga yaitu x panjang x tinggi. Contoh :

Lead I R + 4 mm, lebar 1 mm, jadi luasnya x 4 x 1 = + 2 mm S -4 mm, lebar 2 mm, jadi luasnya x 4 x 2 = - 4 mm Selisih = - 2 mmLead aVF R + 7 mm, lebar 1 mm, jadi luasnya x 7 x 1 = + 7 mm (dibulatkan) S 3 mm lebar 1 mm, jadi luasnya x 3 x 1 = - 3 mm (dibulatkan) Selisih = + 4 mmJadi lokasi vektornya mendekati 120osehingga sumbu jantung deviasi ke kanan atau right axis deviation (RAD)

2. Cari lead yang selisih gelombang R dan S adalah nol, selain lead I dan aVF, maka vektornya tegak lurus dengan lead tersebut. Contohnya pada lead aVL

3. Dua cara tersebut di atas memerlukan ketelitian dalam menghitung tinggi R dan S sehingga memakan waktu yang lama. Adakah cara cepatnya? Tentu ada! Selain kriteria yang telah disebutkan di atas anda tinggal melihat tinggi pada gelombang R di lead I dan aVF serta dibandingkan dengan lead II. Jika gelombang R lebih tinggi dibandingkan S di lead I dan aVF, maka dapat dipastikan sumbu jantung dalam batas normal.Jika gelombang R lebih tinggi dibandingkan S di lead I dan sebaliknya gelombang R lebih rendah dibandingkan S di lead aVF, maka anda harus melihat lead II. Jika lead II gelombang R lebih tinggi dibandingkan S maka sumbu jantung dalam batas normal.Jika gelombang R lebih tinggi dibandingkan S di lead I dan sebaliknya gelombang R lebih rendah dibandingkan S di lead aVF, serta pada lead II gelombang R lebih rendah dibandingkan S maka sumbu jantung deviasi ke kiri / Left Axis Deviation (LAD).Jika gelombang R lebih tinggi dibandingkan S di lead aVF dan sebaliknya gelombang R lebih rendah dibandingkan S di lead I, serta pada lead II gelombang R lebih tinggi dibandingkan S maka sumbu jantung deviasi ke kanan (RAD).Jika gelombang R lebih rendah dibandingkan S di lead I, aVF dan II, maka kita harus melihat aVR dan biasanya pada aVR tampak gelombang R lebih tinggi dibandingkan S. ini dinamakan sumbu superior atau sumbu intermediate

Menentukan sumbu jantung pada bidang HorisontalLead pada bidang horizontal adalah V1, V2, V3, V4, V5 dan V6. Untuk menentukan sumbunya carilah yang lead selisih gelombang R dan S adalah nol. Sumbu jantung bidang horizontal akan tegak lurus dengan lead tersebut. Sumbu jantung bidang horizontal normal terletak antara V3 dan V4 (disebut juga daerah transisi normal). Di sini kita tidak menyebutkan derajatnya. Jika sumbu jantung bidang horizontal bergeser ke V5 maka kita katakan sumbu jantung searah jarum jam (dilihat dari arah tungkai), jika bergeser ke V2 maka berlawanan dengan arah jarum jam.

Kegunaan menentukan sumbu jantung1. Dengan menentukan sumbu jantung, kita dapat memperkirakan jantung terletak normal atau bergeser. Left Axis Deviation (LAD) merupakan salah satu criteria dari pembesaran ventrikel kiri (hipertropi atau dilatasi) begitu juga dengan Right Axis Deviation (RAD) yang merupakan criteria pembesaran ventrikel kanan.2. Adanya suatu hambatan konduksi (block), seperti LAD pada Left Bundle Branch Block (LBBB) dan hemiblok kiri atau RAD pada Right Bundle Branch Block (RBBB) dan hemiblok kanan.Diposkan oleh/posting byiman haryanadi6:03:00 PMCommentsLabel:Elektrokardiografi (EKG)Reaksi:

05 JANUARY 2014

Menghitung Denyut Jantung (Heart Rate) pada Elektrokardiografi (EKG)Dengan elektrokardiografi (EKG), kita bisa menghitung denyut jantung (heart rate) berdasarkan kecepatan kertas saat mesin EKG merekam listrik jantung. kecepatan standar adalah 25 mm/detik. Jadi dalam satu menit kita akan dapatkan 25 mm kali 60 detik = 1500 mm/menit. Sehingga untuk mengetahui heart rate kita tinggal membagi saja 1500 dengan jarak siklus jantung dalam mm. jarak siklus jantung yang dimaksud ini adalah jarak dari satu siklus ke siklus berikutnya. Atau mudahnya jarak depolarisasi atrium dengan depolarisasi atrium berikutnya ( jarak gelombang P-P) atau jarak depolarisasi ventrikel dengan depolarisasi ventrikel berikutnya (jarak R-R).karena pada kertas EKG terdapat kotak besar yang terdiri dari lima kotak kecil, maka kita juga bisa gunakan rumus 300 dibagi jarak P-P atau R-R. Angka 300 didapat dari 1500 dibagi 5 kotak kecil. Sehingga didapat rumus :300 : jarak kotak besar P-P atau R-Ratau1500 : jarak kotak kecil P-P atau R-R.contoh :

Pada EKG strip ini tampak jarak antara P-P dan R-R yang sama, yaitu 3,2 kotak besar atau 16 kotak kecil. jadi heart rate yang didapat adalah300 : 3,2 = 93,75 ~ 90 kali/menitatau1500 : 16 = 93,75 ~ 90 kali/menit.untuk memudahkan kita dalam menentukan heart rate, ada baiknya menggunakan rumus 300 : kotak besar R-R oleh karena lebih cepat membaca dan menghitungnya.contoh soal berapa heart rate pada EKG strip ini :

jawaban ada dibawahnya.

Apakah rumus diatas bisa diterapkan pada semua EKG? tidak. rumus di atas hanya berlaku untuk irama yang teratur. untuk irama yang tidak teratur, kita harus membuat lead II panjang dengan mode manual pada mesin EKG.Mengapa harus lead II? dan berapa panjangnya?karena lead II merupakan lead yang paling searah dengan arah konduksi listrik jantung sehingga gelombang P akan paling jelas terlihat. Panjang yang kita butuhkan lebih dari 30 kotak besar.Pada prinsipnya menghitung heart rate harus dalam satu menit. Tapi kita tidak mungkin merekam EKG selama itu, akan sangat memboroskan kertas. jadi kita bisa bagi satu menit (60 detik) menjadi 6 detik kali 10. untuk membuat EKG 6 detik kita harus buat rekaman sepanjang 30 kotak besar. atau kalau satu menit dijadikan 12 detik kali 5, kita harus buat rekaman sepanjang 60 kotak besarCatatan : satu kotak besar = 0,2 detik.langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah gelombang R yang tercakup dalam 30 kotak besar tersebut kemudian dikalikan 10. Mudah bukan?jadi rumusnya : jumlah R dalam 30 kotak besar x 10 = heart ratecontoh :

EKG strip pada pasien dengan irama sinus aritmia. Dalam 30 kotak besar, didapatkan jumlah R sebanyak 5. jadi heart ratenya 5 x 10 = 50 kali/menit.

sekian, semoga bermanfaat. terima kasih telah berkunjung!

jawaban1. 300 : 6 kotak besar R-R = 50 kali/menit (bradikardi)

Diposkan oleh/posting byiman haryanadi12:27:00 AMCommentsLabel:Elektrokardiografi (EKG)Reaksi:

27 FEBRUARY 2012Kegawatdaruratan ElektrokardiografiTechnorati Tags:gawat,darurat,ekg,gawat darurat ekg,henti jantung,asistol,pea,ventrikel takikardi,ventrikel fibrilasi,sinus takikardi,atrial takikardi,sinus bradikardi,av blok,ima,infark miokard,iskemik miokard,ektrasistolGangguan hemodinamika dapat disebabkan gangguan pada irama jantung, gangguan pada pompa jantung dan gangguan pada volume darah / cairan yang mengisi pembuluh darah. Gangguan hemodinamika dapat bermanifestasi klinis berupa hipotensi, sianosis, kesadaran menurun dan lain-lain. Pada topik ini akan kita bahas mengenai gangguan irama jantung dan gangguan pompa jantung yang dapat kita ketahui dari gambaran elektrokardiografi (EKG).Dari Advance Cardiac Life Supports (ACLS), kegawatan irama jantung (aritmia / disritmia) dibagi menjadi tiga yaitu henti jantung, bradikardi dan takikardi.

1.Henti Jantung, tidak ada nadi atau heart rate. gambaran EKG yang mungkin terlihat pada henti jantung antara lain :AsistolKriteria : tidak ada aktivitas listrik, paling sering ditemukan pada kasus henti jantung. Sering timbul setelah Ventrikel Fibrilasi (VF) dan Pulseless Electrical Actifity (PEA)

Pulseless Electrical Actifity (PEA)Kriteria : ada aktvitas listrik jantung tetapi tidak terdeteksi pada saat pemeriksaan arteri (nadi tidak teraba)

Ventrikel takikardi (VT)tanpa nadiKriteria :Irama : Ventrike Takikardi,Heart Rate : > 100 kali/menit (250-300 kali/menit)Gelombang P : tidak terlihatInterval PR : tidak terukurGelombang QRS : lebar > 0,12 detik

Ventrikel Fibrilasi (VF)Kriteria :Irama : ventrikel fibrilasiHeart Rate : tidak dapat dihitungGelombang P : tidak terlihatInterval PR : tidak terukurGelombang QRS : tidak teratur, tidak dapat dihitung2.Takikardi,yaituheart rate lebih dari 150 kali /menit. Gambaran EKG dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu QRS sempit dan QRS lebarQRS sempit, gambaran EKG-nya bisa berupaSinus takikardi

Kriteria :Irama : sinus takikardiHeart Rate : > 100 kali/menitGelombang P : 0,04Interval PR : 0,12Gelombang QRS : 0,04-0,08 detikAtrial takikardi

Kriteria :Irama : atrial takikardia/supraventrikel takikardiHeart Rate : > 150 kali/menitGelombang P : kecil atau tidak terlihatInterval PR : tidak dapat dihitungGelombang QRS : 0,04-0,08 detik

Atrial Flutter (gelepar atrial)Kriteria :Irama : atrial flutterHeart Rate : bervariasiGelombang P : banyak bentuk seperti gergaji,perbandingan dengan komplek QRS bisa 3 atau 4 atau 5 dan seterusnya : 1Interval PR : tidak dapat dihitungGelombang QRS : 0,04-0,08 detik

Atrial Fibrilasi(AF)Kriteria :Irama : tidak teraturHeart Rate : bervariasi, dapat dibagi respon ventrikel cepat (HR > 100),, respon ventrikel normal (HR 60 100), respon ventrikel lambat (< 60)Gelombang P : tidak dapat diidentifikasikanInterval PR : tidak dapat dihitungGelombang QRS : 0,04-0,08 detikQRS lebar, gambaran EKG-nya bisa berupa :Ventrikel Takikardi atau Atrial Fibrilasi dengan aberan. Kedua gambarannya sama dengan di atas (henti jantung), hanya saja secara klinis pasien tampak sadar dan nadi atau heart rate masih dapat diperiksa.3.Bradikardi, yaitu heart rate < 60 kali/ menit, dapat berupa :sinus bradikardia

Kriteria :Irama : sinusHeart Rate : < 60 kali/menitGelombang P : 0,04 detikInterval PR : 0,12-0,20 detikGelombang QRS : 0,04-0,08 detik

Atrio-Ventrikuler (AV) blok derajat 1

Kriteria :Irama : sinusHeart Rate : biasanya 60-100 kali/menitGelombang P : normal (0,04 detik)Interval PR : memanjang > 0,20 detikGelombang QRS : normal (0,04-0,08 detik)

AV blok derajat 2 tipe Mobitz 1 (Wenchenbach)

Kriteria :Irama : sinusHeart Rate : biasanya < 60 kali/menitGelombang P : normal, ada gelombang P yang tidak diikuti QRSInterval PR : semakin lama semakin panjang kemudian blokGelombang QRS : normal

AV blok derajat 2 tipe Mobitz 2

Kriteria :Irama : sinusHeart Rate : biasanya < 60 kali/menitGelombang P : normal, ada gelombang P yang tidak diikuti QRSInterval PR : normal atau memanjang secara konstan diikuti blokGelombang QRS : normal

Total AV blok

Kriteria :Irama : sinusHeart Rate : biasanya < 60 kali/menit, dibedakan heart rate gelombang P dan kompleks QRSGelombang P : normal, tapi gelombang P dan QRS berdiri sendiriInterval PR : berubah-ubah/tidak adaGelombang QRS : normaldari bradikardi, yang biasanya menimbulkan kegawatan adalah AV blok derajat 2 dan 3

Gangguan pompa jantungdapat diakibatkan oleh gangguan pada otot jantung. Salah satu yang menyebabkan otot jantung terganggu adalah iskemik miokardium atau infark miokardium akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner. Berikut ini gambaran perubahan/evolusi infark miokardium :

Iskemik Miokard ditandai dengan adanya depresi ST atau gelombang T terbalik, injuri ditandai dengan adanya ST elevasi. Infark miokard ditandai adanya gelombang Q patologis.Pada fase awal terjadinya infark ditandai gelombang T yang tinggi sekali (hiperakut T) kemudian pada fase sub akut ditandai T terbalik lalu pada fase akut ditandai ST elevasi. Pada fase lanjut (old) ditandai dengan terbentuknya gelombang Q patologisLokasi infark :Anterior : V2 V4Anteroseptal : V1 V3Anterolateral : V5, V6, I dan aVLEkstensive anterior : V1 V6, I dan aVLInferior : II, III, aVFPosterior : V1, V2 (resiprokal/seperti cermin)Contoh infark miokardInfark miokard (IM) akut inferior (ST elevasi di II, III, aVF) + iskemik ekstensif anterior (ST depresi di I, aVL, V1 s/d V6)Ventrikel kanan : V1, V3R, V4RGambaran EKG yang harus diwaspadaiVentrikel ekstrasistol

Diposkan oleh/posting byiman haryanadi2:14:00 PM6 komentar/commentsLabel:Elektrokardiografi (EKG)Reaksi:

25 JULY 2009Elektrokardiografi (EKG)Technorati Tags:jantung,elektrokardiografi,ekg,electrocardiography,ecg,leadDefinisiEKG : Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung. Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantungCara Menggunakan EKG untuk merekam listrik jantung:PersiapanA. AlatMesin EKG, yang dilengkapi :kabel untuk sumber listrikkabel untuk bumi (alat yang baru sudah tidak menggunakan lagi)Kabel elektroda ekstremitas dan dadaPlat elektroda ekstremitas beserta karet pengikatBalon penghisap elektroda dadaJellyKertas tissueKapas AlkoholKertas EKGSpidol (sebagai penanda tempat pemasangan EKG, khusus pada pasien yang memerlukan observasi ketat EKG)Mesin EKG terbaru sudah dilengkapi monitor.B. PasienPenjelasan(informed consent)- Tujuan pemeriksaan- Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perekamanDinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam yang melekat.Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKGCara memasang EKG1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG2. Nyalakan mesin EKG3. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan4. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)5. Keempat electrode ektremitas diberi jelly.6. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning, kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.7. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.- V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah- V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning-V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau- V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat- V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam- V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu8. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.9. Buat kalibrasi, saat ini sudah bersifat otomatis dengan pilihan auto dan manual10. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal panjang 30 kotak besar) jika ada aritmia, pakai pilihan manual untuk alat baru.11. Semua electrode dilepas12. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien13. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai14. Matikan mesin EKG15. Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang merekam16.Bersihkan dan rapikan alatPerhatian:Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10 mm. Jika kertas tidak cukup kaliberasi voltase diperkecil menjadi kali atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil, kaliberasi voltase diperbesar menjadi 2 kali atau 20 mm.Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekamanSaat merekam, operator harus menghadap pasien

Lead EKGTerdapat 2 jenis lead :A. Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektrodeLead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)

B. Lead unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektodeDibagi 2 : lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordialLead unipolar ekstremitasLead aVR : merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+)Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)

Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6

Kertas EKGKertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan vertikal berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal (kotak besar) terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal menggambarkan waktu (detik) yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.

Kurva EKGKurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang U.EKG 12 LeadLead I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantungLead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantungLead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantungLead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benarAksis jantung

Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan bidang horisontal dengan melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4. Normal aksis jantung frontal berkisar -30 s/d +110 derajat.Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90 derajat, deviasi ke kanan antara +110 s/d -180 derajat.Sekilas mengenai EKG Normal

Gelombang PNilai normal :Lebar 0,12 detikTinggi 0,3 mVSelalu (+) di lead IISelau (-) di lead aVRInterval PRDiukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar 0,12-0,20 detik.Gelombang QRS (kompleks QRS)Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRSNilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R berartiQ patologis.Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau berkurang dalamnya.Gelombang TMerupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T positif, di hampir semua lead kecuali di aVRGelombang UAdalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.Interval PRInterval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi VentrikulerSegmen STSegmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari 0,5 sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah garis isoelektris disebutST depresiCara menilai EKGTentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidakTentukan irama jantung ( Rhytm)Tentukan frekwensi (Heart rate)Tentukan sumbu jantung (Axis)Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium / ventrikel)Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang terpasang pacu jantung)1.MENENTUKAN FREKWENSI JANTUNGCara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :a. 300 dibagi jumlah kotak besar antara R Rb. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R Rc. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik tsb kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik, kalikan 52.MENENTUKAN IRAMA JANTUNGDalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai berikut- Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak- Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)- Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak- Tentukan interval PR normal atau tidak- Tentukan gelombang QRS normal atau tidakIrama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus SA, maka irmanya disebut denganIrama Sinus(Sinus Rhytem)Kriteria Irama Sinus adalah :- Iramanya teratur- frekwensi jantung (HR) 60 100 x/menit-Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T- Gelombang QRS normal (0,06